pengantar perpajakan-etik ps

Powerpoint Templates


PENGANTAR PERPAJAKAN

ETIK PS,ST.MTPOLINEMA


Sistem Perpajakan di Indonesia

• Reformasi perpajakan di Indonesia sudah dimulai sejak 1984, pada waktu itulah pajak yang dipungut menganut sistem Self Assessment, dimana setiap Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk mendaftarkan diri, menghitung hutang pajaknya sendiri, dan melaporkan hasil perhitungan pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak.

Sehingga aparat pajak hanya mengawasi saja, melakukan pelayanan, dan penyuluhan kepada Wajib Pajak.



SISTEM KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

SESUAI UNDANG-UNDANG TERBARU

Diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2008 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi.



KARAKTERISTIK PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT PP RI NO. 51 TAHUN 2008

• Jasa Konstruksi : layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

• Pekerjaan Konstruksi : Keseluruhan/sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yg mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing2 beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan/bentuk fisik lain.

• Perencanaan Konstruksi : pemberian jasa oleh orang pribadi/badan yang dinyatakan ahli yg profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain.

• Pengawasan Konstruksi : pemberian jasa oleh orang pribadi/badan yg dinyatakan ahli yg profesional dibidang pengawasan jasa konstruksi, yg mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan



KARAKTERISTIK PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT PP RI NO. 51 TAHUN 2008

• Pelaksanaan Konstruksi : pemberian jasa oleh orang pribadi/badan yang dinyatakan ahli yg profesional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi yg mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan mjd bentuk bangunan/bentuk fisik lain, termasuk didalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement, and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build).



FUNGSI YANG TERKAIT DALAM SISTEM KEWAJIBAN PERPAJAKAN UNTUK PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

• Fungsi Penjualan/Tender : bertangggung jawab untuk penerimaan tender dan pembuatan kontrak. dalam struktur organisasi perusahaan jasa konstruksi yaitu bagian tender dan administrasi termin.

• Fungsi Pembelian : bertanggung jawab mengorder dan membeli barang yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan jasa konstruksi. bagian pembelian. Yg dicatat adalah PPN masukan.

• Fungsi Aktiva Tetap : bertanggung jawab thd pengelolaan aktiva tetap perusahaan. Bag. Accounting.

• Fungsi Proyek : bertanggung jawab merealisasi proyek dan membuat laporan fisik lapangan yg akan dipergunakan untuk penagihan kpd pembeli jasa konstruksi. bag. Proyek / Proyek Manager.

• Fungsi Akuntansi : bertanggung jawab mencatat transaksi yg terjadi seperti mencatat pelunasan termin dan mencatat pajak2 yg harus dikeluarkan bag. Accounting.

• Fungsi Fiskal : bertanggung jawab mengurus segala sesuatu mengenai fiskal. bag. Fiskal.

• Fungsi Penggajian : bertanggung jawab menghitung gaji pokok dan tunjangan2, membuat summary gaji. bag. Penggajian.



Terminologi

• SSP : Surat Setoran Pajak

(bukti pembayaran pajak)• SPT : Surat Pemberitahuan Tahunan

(bukti pelaporan pajak)• PPN : Pajak Pertambahan Nilai• PPh : Pajak Penghasilan• KPP : Kantor Pelayanan Pajak• PKP : Pengusaha Kena Pajak• BKP : Barang Kena Pajak• JKP : Jasa Kena Pajak



Jenis Pajak pada Usaha Jasa Konstruksi


KEWAJIBAN PERPAJAKAN YANG HARUS DIPENUHI OLEH PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2

3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21/26


5. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25



1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Tarif PPN menurut pasal 7 UU no: 18 Th 2000 :1. Tarif PPN sebesar 10%. (max 15% dan min 5%)

2. Tarif PPN sebesar 0% ( dikenakan atas ekspor BKP untuk mendorong pengusaha bersaing dgn pasar luar negeri)

Pada Perusahaan Jasa Konstruksi menggunakan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) berdasarkan harga jual dari proyek yg terdiri dari uang muka dan termin. PPN yg dikenakan 10% dari DPP yg dipungut dari pembeli jasa konstruksi. PPN ini dihitung 10% dari jumlah uang muka ataupun termin yg disetorkan pembeli jasa konstruksi.

RUMUS :

DPP + PPN (10%xDPP) Pembeli Jasa Konstruksi ke Perusahaan Perusahaan ke Pajak.



1. Contoh Perhitungan (PPN)

Perusahaan Jasa Konstruksi mendapatkan tender berdasarkan kontrak untuk membuat suatu proyek membangun Apartemen dengan nilai kontrak Rp. 10 miliar. Sebagai Uang muka pembeli jasa konstruksi membayar Rp. 2 miliar. Maka perhitungan PPN yg harus dibayarkan oleh pembeli jasa konstruksi adalah sbb:

PPN = 10 % x Rp. 2 miliar

= Rp. 200 juta

Jadi pembeli jasa konstruksi harus membayar Rp. 2,2 miliar pd perusahaan jasa konstruksi. Selanjutnya PPN akan dibayarkan ke kantor pajak.

catatan :

Perhitungan untuk termin selanjutnya adalah sama pd saat membayar uang muka yaitu PPN 10 %



2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2

Penghasilan tertentu yang pengenaan pajaknya diatur dengan peraturan pemerintah. Pada PPh pasal 4 (2) ini mengatur tentang penghasilan yang diterima/diperoleh orang pribadi/badan dari persewaan tanah dan atau bangunan berupa tanah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, gudang, dan industri dikenakan PPh Final, yaitu PPh pasal 4(2)

dengan tarif 10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan.

Mengenai tarif yg berlaku pd usaha jasa konstruksi akan dijelaskan pd bagian PPh pasal 23 dan PPh Pasal 4 (2).




Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Pada perusahaan jasa konstruksi PPh pasal 21 dikenakan kpd semua karyawannya sesuai dgn peraturan pajak yg berlaku.

Karyawan yg gajinya dibawah PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) tidak dikenakan PPH pasal 21.

Pajak dikumpulkan secara kolektif kemudian disetor ke kantor pajak.



3. Contoh Perhitungan

Bapak Adi menjabat sbg manajer di perusahaan jasa konstruksi dengan penghasilan Rp 4 juta/bln. Selain itu memperoleh tunjangan total Rp 800 ribu dan premi asuransi Rp. 200 rb. Bpk Adi berstatus kawin dgn anak tiga. Perusahaan menetapkan biaya jabatan sebesar 5%. Maka perhitungan PPh pasal 21 Bapak Adi :Gaji per bulan Rp. 4.000.000

Tunjangan-Tunjangan Rp. 800.000

Premi Asuransi Rp. 200.000

Penghasilan Bruto Rp. 5.000.000

Biaya Jabatan 5% x Rp.5.000.000 (Rp. 250.000)

Penghasilan bersih per bulan Rp. 4.750.000

Penghasilan bersih pertahun Rp. 57.000.000

PTKP K/2:• Wajib Pajak Rp. 15.840.000• Istri Rp. 1.320.000• Anak 3 Rp. 3.960.000

(Rp. 21.120.000)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 35.880.000




Pajak yang dibayarkan Bapak Adi :

= 10% x Rp. 35.880.000

= Rp. 3.588.000 (per tahun)

= Rp. 299.000 (per bulan)



4. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 dan pasal 4(2)

Merupakan PPh yang dipotong atas penghasilan yang diterima/diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal dan penyerahan jasa.

PPh pasal 23 bila pengguna jasa adalah badan pemerintah, Subyek Pajak dalam negeri, bentuk usaha tetap atau wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk oleh Jenderal Pajak.

Dipotong pada saat pembayaran uang muka, termin dan tidak final. Bila pengguna jasanya selain diatas maka pajaknya berdasarkan PPh pasal 25.

Wajib pajak dalam negeri dgn kualifikasi usaha kecil berdasarkan sertifikasi yg dikeluarkan lembaga yg berwenang dan nilai pengadaan sampai dgn Rp. 1 miliar, dikenakan PPh Final.



4. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 dan pasal 4(2)

Tarif PPh untuk jasa konstruksi sbb:1. 2% dari pelaksanaan konstruksi yg dilakukan penyedia jasa yg memiliki kualifikasi usaha kecil.

2. 4% untuk pelaksanaan konstruksi yg dilakukan oleh penyedia jasa yg tdk memiliki kualifikasi usaha

3. 3% untuk pelaksanaan konstruksi yg dilakukan oleh penyedia jasa selain dalam no 1 dan 2.

4.4% untuk perencanaan konstruksi/pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yg memiliki kualifikasi usaha.

5. 6% untuk perencanaan konstruksi/pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yg tidak memiliki kualifikasi usaha.



• Perusahaan Jasa konstruksi mendapatkan tender berdasarkan kontrak untuk membuat suatu proyek pembangunan Apartemen dengan nilai kontrak Rp. 10 Miliar. Sbg uang muka pembeli jasa konstruksi membayar Rp. 2 miliar. Maka perhitungan PPh pasal 23 yg harus dibayarkan oleh perusahaan jasa konstruksi sbb:

PPh pasal 23 = 3% x Rp. 2 miliar

= Rp. 60.000.000,00

Jadi, perusahaan jasa konstruksi membayar PPh pasal 23 sebesar Rp.60.000.000,00 yang disetorkan oleh pembeli ke kantor pajak.

SSP dan Bukti Potong diberikan pada perusahaan jasa konstruksi sbg bukti telah membayar PPh pasal 23.




Ketentuan PPh pasal 25 mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran bulanan yg harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun berjalan.

Angsuran PPh pasal 25 dapat dijadikan sbg kredit pajak thd pajak yg terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak yang diaporkan dalam surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan.


5. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25


1. Surat Setoran Pajak (SSP) : surat yg oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran/penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui kantor penerimaan pembayaran. (pembayaran bisa secara elektronik (e-payment).

Pada perusahaan jasa konstruksi yang digunakan adalah SSP Standart sebagaimana ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

2. Faktur Pajak : Bukti pungutan pajak yg dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yg melakukan penyerahan BKP / JKP atau bukti pungutan pajak krn impor BKP yg digunakan oleh Dirjen Bea dan Cukai(BJBC).

Pada perusahaan jasa konstruksi yang digunakan adalah Faktur Pajak Standart.


Formulir yang digunakan dalam sistem kewajiban perpajakan perusahaan jasa konstruksi


3. Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) : surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak, dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut perundang-undangan perpajakan.

Pada perusahaan jasa konstruksi tdp 2 macam SPT,

1. SPT Masa (SPM) untuk suatu masa pajak

- PPh pasal 21/26 - PPh pasal 25 - PPN

- PPh pasal 23/26 - PPh pasal 4 (2)

2. SPT Tahunan untuk suatu Tahun Pajak / bagian Tahun Pajak.

- SPT Tahunan WP Badan

- SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi

- SPT Tahunan PPH Pasal 21


Formulir yang digunakan dalam sistem kewajiban perpajakan perusahaan jasa konstruksi


1. Bila pengguna jasa adalah Badan Pemerintah, Subyek pajak badan dalam negeri, bentuk usaha tetap/wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk oeh Dirjen Pajak, dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran.

2. Bila pengguna jasa adalah selain no 1, disetor sendiri oleh penerima penghasilan pd saat pembayaran.

Wajib pajak telah memenuhi kualifikasi usaha kecil tetapi nilai pengadaannya > Rp. 1 miliar. Maka atas penghasilan yg diterima dikenakan PPh.

Tata Cara Pemotongan Pajak



1. Pembayaran/penyetoran pajak, baik atas pemotongan maupun atas penyetoran sendiri dilakukan ke bank persepsi / PT Pos paling lambat tgl 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

2. WP wajib menyampaikan laporan pemotongan, dan atau penyetoran pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Tata Cara Pembayaran & Pelaporan Pajak



1. Carilah contoh-contoh kasus perpajakan bagi industri konstruksi, baik yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Lakukan analisis singkat.

TUGAS



TERIMA KASIHTERIMA KASIH


pengantar perpajakan-etik ps

Documents