pengantar ilmu hubungan internasional part i : epistemologi

15
PENGANTAR ILMU HUBUNGAN PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI PART I : EPISTEMOLOGI Tonny D Effendi Tonny D Effendi [email protected] UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Upload: jud

Post on 21-Jan-2016

138 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI. Tonny D Effendi [email protected] UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG. EPISTEMOLOGI Apa yang kita tahu? Bagaimana kita tahu? Dengan cara apa kita tahu itu?. Teori hubungan internasional Metodologi hubungan internasional - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALINTERNASIONAL

PART I : EPISTEMOLOGIPART I : EPISTEMOLOGI

Tonny D EffendiTonny D [email protected]

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Page 2: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

EPISTEMOLOGIEPISTEMOLOGIApa yang kita tahu?Apa yang kita tahu?

Bagaimana kita tahu?Bagaimana kita tahu?Dengan cara apa kita tahu itu?Dengan cara apa kita tahu itu?

Teori hubungan internasionalTeori hubungan internasional

Metodologi hubungan internasionalMetodologi hubungan internasional

Teknik dan Metode penelitianTeknik dan Metode penelitian

Page 3: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Perkembangan Paradigma Perkembangan Paradigma KeilmuanKeilmuan

Thomas KuhnThomas Kuhn

-kegiatan keilmuan diawali dengan -kegiatan keilmuan diawali dengan penelitian sederhana dan pengumpulan penelitian sederhana dan pengumpulan fakta secara acakfakta secara acak

--normal sciencenormal science ketika tidak ada lagi ketika tidak ada lagi perbedaan yang mendasarperbedaan yang mendasar

- - normal science normal science seperti seperti jigsaw puzzlejigsaw puzzle atau teka-teki silangatau teka-teki silang

Page 4: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Karl PopperKarl Popper

- ilmu berkembang secara rasional dan - ilmu berkembang secara rasional dan akumulatifakumulatif

- ada proses falsifikasi dan penemuan - ada proses falsifikasi dan penemuan barubaru

Conclusion :Conclusion :Ilmu HI berkembang dalam tahap-tahap dan setiap tahap didominasi Ilmu HI berkembang dalam tahap-tahap dan setiap tahap didominasi

oleh semacam “paradigma”. Tema yang utama adalah oleh semacam “paradigma”. Tema yang utama adalah “keanekaragaman dan ketidaksepakatan”“keanekaragaman dan ketidaksepakatan”

Page 5: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Perkembangan Ilmu HIPerkembangan Ilmu HI

Sonderman : Perkembangan suatu bidang Sonderman : Perkembangan suatu bidang studi berkaitan erat dengan studi berkaitan erat dengan perkembangan bidang studi lainperkembangan bidang studi lain

Kuhn : perkembangan suatu disiplin ilmu Kuhn : perkembangan suatu disiplin ilmu tidak berjalan secara ajegtidak berjalan secara ajeg

Page 6: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Studi HI sebelum Perang Dunia IIStudi HI sebelum Perang Dunia II

Studi HI adalah bagian dari studi SejarahStudi HI adalah bagian dari studi Sejarah

Untuk mempelajari konflik antar negara Untuk mempelajari konflik antar negara pada PD I dan penciptaan perdamaian pada PD I dan penciptaan perdamaian Studi HI muncul di Eropa dan ASStudi HI muncul di Eropa dan AS

Paradigma yang berkembang adalah Paradigma yang berkembang adalah idealis, dimana perdamaian dunia dapat idealis, dimana perdamaian dunia dapat dijaga dengan membentuk aturan main dijaga dengan membentuk aturan main (LBB)(LBB)

Page 7: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Lanjutan...Lanjutan...

1920-1930 studi HI berjalan menurut 3 alur :1920-1930 studi HI berjalan menurut 3 alur :

1.1. HI dipelajari melalui penelaahan kejadian HI dipelajari melalui penelaahan kejadian yang sedang menjadi berita utama dan yang sedang menjadi berita utama dan dari bahan itu dicoba dibuat semacam dari bahan itu dicoba dibuat semacam pola umum kejadianpola umum kejadian

2.2. HI dipelajari melalui studi tentang HI dipelajari melalui studi tentang organisasi internasionalorganisasi internasional

3.3. Studi HI adalah model yang menekankan Studi HI adalah model yang menekankan pada ekonomi internasionalpada ekonomi internasional

Page 8: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Lanjutan...Lanjutan...

Realitas tahun 1930an :Realitas tahun 1930an :invasi Italia ke Ethiopia (1935), invasi Jerman ke invasi Italia ke Ethiopia (1935), invasi Jerman ke Cekoslovakia, Austria dan Polandia (1930), Cekoslovakia, Austria dan Polandia (1930), invasi Jepang ke Manchuria (1931)invasi Jepang ke Manchuria (1931)

Muncul pendekatan baru :Muncul pendekatan baru :Frederick Schuman : konsep kekuasaan dalam Frederick Schuman : konsep kekuasaan dalam

fenomena HI secara realistisfenomena HI secara realistisLewis F Richardson : statistik dan model Lewis F Richardson : statistik dan model

matematika untuk mempelajari hubungan matematika untuk mempelajari hubungan perlombaan senjata dan perangperlombaan senjata dan perang

Quncy Wright : teori perang dan konflikQuncy Wright : teori perang dan konflikHarold Lasswell : hubungan politik dunia dan Harold Lasswell : hubungan politik dunia dan

psikologi dengan menekankan pada persepsi, psikologi dengan menekankan pada persepsi, simbol dan citrasimbol dan citra

Page 9: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Studi HI Pasca Perang Dunia IIStudi HI Pasca Perang Dunia II

Pergeseran paradigma utopian ke realisPergeseran paradigma utopian ke realisParadigma Realis mendominasi, Hans J Paradigma Realis mendominasi, Hans J Morgenthou, Morgenthou, Politics Among Nations : the Politics Among Nations : the Struggle for Power and PeaceStruggle for Power and PeacePerubahan tradisi normatif-utopian ke pada Perubahan tradisi normatif-utopian ke pada dunia apa adanyadunia apa adanyaMotif yang paling utama adalah mencari Motif yang paling utama adalah mencari kekuasaankekuasaanDunia Anarkhi, bebas nilai, konsep power Dunia Anarkhi, bebas nilai, konsep power menjadi yang utamamenjadi yang utama

Page 10: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Lanjutan...Lanjutan...

Kritik terhadap Realis :Kritik terhadap Realis :

- RIchard Falk : realis terlalu - RIchard Falk : realis terlalu mengagungkan kekuasaan dan mengagungkan kekuasaan dan mengesampingkan moralmengesampingkan moral

- motivasi tidak hanya kekuasaan- motivasi tidak hanya kekuasaan

- tidak adanya disiplindan ketepatan dalam - tidak adanya disiplindan ketepatan dalam pendefinisian konsep realis seperti pendefinisian konsep realis seperti kekuasaan, kepentingan nasional dan kekuasaan, kepentingan nasional dan perimbangan kekuasaanperimbangan kekuasaan

Page 11: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Revolusi Behavioral dan Revolusi Behavioral dan Pendekatan SaintifikPendekatan Saintifik

Penciptaan teori yang eksplanatori dan prediktifPenciptaan teori yang eksplanatori dan prediktifPenolakan tradisi tradisional tentang generalisasi Penolakan tradisi tradisional tentang generalisasi kejadian atau fenomena internasionalkejadian atau fenomena internasionalTradisi behavioralis mengacu pada penelitian kasus Tradisi behavioralis mengacu pada penelitian kasus sebanyak mungkin untuk mencari pola berulangsebanyak mungkin untuk mencari pola berulangIlmuwan harus mengarahkan kepada variabel kunci, Ilmuwan harus mengarahkan kepada variabel kunci, merumuskan teori dan membuat hipotesa yang merumuskan teori dan membuat hipotesa yang operasional, dengan membuat indikator untuk fenomena operasional, dengan membuat indikator untuk fenomena yang diteliti.yang diteliti.Penerapan metode kuantitatif seperti analisa isi dan Penerapan metode kuantitatif seperti analisa isi dan penelitian surveypenelitian surveyPenekanan pada metode penelitian dan pada Penekanan pada metode penelitian dan pada pengumpulan dan analisa datapengumpulan dan analisa data

Page 12: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Konsepsi BehavioralisKonsepsi Behavioralis

Teori HI sebagai suatu bentukan simbolis, terdiri Teori HI sebagai suatu bentukan simbolis, terdiri serangkaian konsep, didasarkan pada definisi, serangkaian konsep, didasarkan pada definisi, teorem dan aksioma tertentu. Teori merupakan teorem dan aksioma tertentu. Teori merupakan kumpulan hukum yang saling berkait. Morton kumpulan hukum yang saling berkait. Morton Kaplan : metode deduktifKaplan : metode deduktif

Teori HI diciptakan secara induktif, membentuk Teori HI diciptakan secara induktif, membentuk generalisasi tentang perilaku politik yang ditarik generalisasi tentang perilaku politik yang ditarik induktif dari fakta empiris masa lalu dan induktif dari fakta empiris masa lalu dan sekarang dengan metode kuantitatif maupun sekarang dengan metode kuantitatif maupun perbandingan kasusperbandingan kasus

Page 13: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Lanjutan...Lanjutan...

Teori HI dibentuk melalui pengembangan Teori HI dibentuk melalui pengembangan proposisi atau statemen. Teori ini proposisi atau statemen. Teori ini menggambarkan perilaku politik aktor menggambarkan perilaku politik aktor rasional. Contoh : rasional. Contoh : detterensdetterens, , game theorygame theory, , dan dan decision making theorydecision making theory

Teori HI merupakan pengembangan dan Teori HI merupakan pengembangan dan analisa tentang norma atau nilai dalam analisa tentang norma atau nilai dalam hubungan internasionalhubungan internasional

Page 14: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

Studi HI Pasca BehavioralisStudi HI Pasca Behavioralis

Penekanan pada motode oleh kaum behavioralis kadang Penekanan pada motode oleh kaum behavioralis kadang mengabaikan substansimengabaikan substansiDavid Easton : studi HI bisa ikut memecahkan persoalan David Easton : studi HI bisa ikut memecahkan persoalan sosial dan politik umat manusia masa kinisosial dan politik umat manusia masa kiniKaum pasca behavioralis tidak mengakui pembedaan Kaum pasca behavioralis tidak mengakui pembedaan antara fakta dan nilai, ilmuwan harus menilai baik-antara fakta dan nilai, ilmuwan harus menilai baik-buruknya sistem politik domestik maupun intenasioal buruknya sistem politik domestik maupun intenasioal dan dan harus memihakharus memihakNilai sangat mempengaruhi proses keilmuan. Perspektif Nilai sangat mempengaruhi proses keilmuan. Perspektif teoritis ilmuwan sangat terkait dengan nilai yang teoritis ilmuwan sangat terkait dengan nilai yang dianutnyadianutnya

Page 15: PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL PART I : EPISTEMOLOGI

KesimpulanKesimpulanParadigma Utopian

Paradigma Realis

Pendekatan Tradisionalis

Behavioralis

Pendekatan Saintifik

PostPositivis

POsitivis

Post Modernis, Teori Kritis, Kunstrutivis, dll

Post Behavioralis