pengantar farmakologi

49
PENGANTAR FARMAKOLOGI Oleh : drg. Pudji Astuti, M.Kes

Upload: adlyfaris

Post on 03-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR FARMAKOLOGI

PENGANTAR FARMAKOLOGI

Oleh :

drg. Pudji Astuti, M.Kes

Page 2: PENGANTAR FARMAKOLOGI

PENGERTIAN

FARMAKOLOGI : Suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang obat, yaitu mulai obat diberikan sampai dikeluarkan dari dalam tubuh

FARMAKOKINETIK: Bagian farmakologi yang mempelajari tentang perjalanan dan

nasib obat di dalam tubuh (absorpsi, distribusi, metabolisme/biotransformasi, ekskresi)

FARMAKODINAMIK: Bagian farmakologi yang mempelajari efek-efek obat dan mekanisme kerja obat

Page 3: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FARMASI : Ilmu yang mempelajari cara membuat, memformulasikan, menyimpan dan menyediakan obat

FARMAKOGNOSI: Cabang farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan

bahan lain yang merupakan sumber obat

FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL: Cabang farmakologi yang mempelajari efek obat

pada hewan coba yang perlu dilakukan dulu sebelum mempelajari efek obat tersebut pada manusia

Page 4: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FARMAKOTERAPI: Bagian farmakologi yang mempelajari tentang penggunaan obat

untuk tujuan pencegahan/penyembuhan penyakit terapi)

FARMAKOLOGI KLINIK: Cabang farmakologi ini khusus mempelajari efek pada manusia ( The science of drug on patient )

TOKSIKOLOGI: Bagian farmakologi yang mempelajari tentang racun dan

keracunan

OBAT: Substansi kimia yang mempengaruhi proses kehidupan sel

Page 5: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIKFARMAKOKINETIK

Obat masuk ke dalam tubuh melalui Obat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian, umumnya berbagai cara pemberian, umumnya mengalami absorpsi, distribusi dan mengalami absorpsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di tempat pengikatan untuk sampai di tempat kerja (titik tangkap kerja) kemudian kerja (titik tangkap kerja) kemudian menimbulkan efek, selanjutnya menimbulkan efek, selanjutnya dengan atau tanpa dengan atau tanpa biotransformasi/metabolisme obat biotransformasi/metabolisme obat diekskresi dari dalam tubuhdiekskresi dari dalam tubuh

Page 6: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIKFARMAKOKINETIK

SIRKULASI SISTEMIKOBAT BEBAS

TEMPAT KERJA RESEPTOR

ABSORPSIOBAT

BIOTRANSFORMASI

EKSKRESI

DEPOT JARINGAN

PROTEIN (dalam plasma) METABOLIT

Page 7: PENGANTAR FARMAKOLOGI

SAWAR (BARRIER) BIOLOGIKSAWAR (BARRIER) BIOLOGIK Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar

(barrier) sel di berbagai jaringan. Obat menembus (barrier) sel di berbagai jaringan. Obat menembus membran sel melewati kanal dan pada membran membran sel melewati kanal dan pada membran kapiler (endotel kapiler) melewati celah antar sel kapiler (endotel kapiler) melewati celah antar sel (fenestra), kecuali pada kapiler otak(fenestra), kecuali pada kapiler otak

Beberapa sawar biologik terdapat pada:Beberapa sawar biologik terdapat pada: Saluran cernaSaluran cerna Paru, bronkhioli, alveoliParu, bronkhioli, alveoli Dinding pembuluh darah kapilerDinding pembuluh darah kapiler Sawar darah otak (‘blood brain barrier’)Sawar darah otak (‘blood brain barrier’) Sawar uriSawar uri Sawar pada ginjalSawar pada ginjal

Page 8: PENGANTAR FARMAKOLOGI

MEMBRAN SEL, terdiri dari dua lapis lemak yang MEMBRAN SEL, terdiri dari dua lapis lemak yang membentuk fase hidrofilik di kedua sisi membentuk fase hidrofilik di kedua sisi

membran membran dan fase hidrofobik diantaranya. dan fase hidrofobik diantaranya. Molekul-molekul Molekul-molekul protein di kedua sisi membran protein di kedua sisi membran membentuk kanal membentuk kanal hidrofilik untuk transport air hidrofilik untuk transport air dan molekul kecil dan molekul kecil lainnya.lainnya.

BERBAGAI CARA TRANSPORT OBAT LINTAS BERBAGAI CARA TRANSPORT OBAT LINTAS MEMBRAN:MEMBRAN:

FILTRASIFILTRASI DIFUSI PASIFDIFUSI PASIF DIFUSI YANG DIFASILITASIDIFUSI YANG DIFASILITASI TRANSPORT AKTIFTRANSPORT AKTIF PINOSITOSISPINOSITOSIS ION-PAIRION-PAIR

Page 9: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FILTRASI1. Melalui kanal hidrofilik

Molekul2 kecil yg larut dalam air, transport mel. Kanal hidrofilik

2. Melalui kanal selektifuntuk ion anorganik (Na, K, Ca, Cl)

3. Melalui celah antar seluntuk semua molekul baik yg larut dalam lemak maupun tidak, kec. Albumin.Transport obat mel. celah antar sel berperan pada ekskresi obat mel. Glomerulus di ginjal dan absorpsi pada pemberian parenteral

Page 10: PENGANTAR FARMAKOLOGI

• DIFUSI PASIFMolekul bergerak menembus sel dari kadar tinggi ke kadar rendah shg tidak memerlukan energi.Obat harus laru dalam lemak.Kec. Difusi pasif ditentukan oleh koefisien partisi lemak.

• TRANSPORT AKTIFProses transport dg bantuan zat pembawa (karier) dan molekul bergerak dari kadar rendah ke kadar tinggi, shg dibutuhkan energi.Bersifat selektif

Page 11: PENGANTAR FARMAKOLOGI

• Transport aktif dibutuhkan untuk zat2 endogen (transmiter, glukosa dan asam amino) dan obat2 yg struktur kimianya mirip zat endogen (metildopa, levodopa)

• Transport obat sec. aktif terjadi di sel-sel syaraf, hati dan tubuli ginjal

• Absorpsi sec. transport aktif dalam sal cerna (usus halus) dialami oleh zat2 makanan, asam amino, basa2 purin dan pirimidin, mineral dan vitamin ( Vit. B1, B6 dan B12)

Page 12: PENGANTAR FARMAKOLOGI

• DIFUSI YG DIFASILITASIProses transport dg bantuan karier, tapi tidak membutuhkan energi.Bergerak dari kadar tinggi ke rendah.Bersifat selektif, mis. Glukosa masuk dlm sel2 perifer

• PINOSITOSISCara transport dengan membentuk vesikel mis. Untuk makromolekul (protein).

• ION - PAIR• Untuk senyawa2 berbentuk ion dg daya

larut lemak rendah dpt menembus membran krn bergandengan dg ion zat endogen secara difusi pasif.

Page 13: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Sifat-sifat fisikokimia obat yang Sifat-sifat fisikokimia obat yang menentukan cara transport obatmenentukan cara transport obat

Bentuk dan ukuran molekulBentuk dan ukuran molekul

Kelarutan dalam lemak dan airKelarutan dalam lemak dan air

kelarutan dalam lemak dan air menentukan kelarutan dalam lemak dan air menentukan koefisien partisi lemak-air, bila rendah lambat koefisien partisi lemak-air, bila rendah lambat menembus membran selmenembus membran sel

Derajat ionisasiDerajat ionisasi

bentuk yang non-ion adalah larut dalam lemak dan bentuk yang non-ion adalah larut dalam lemak dan dapat menembus membran, bentuk ion tidak dapat menembus membran, bentuk ion tidak menembus membranmenembus membran

Page 14: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Pengaruh pH terhadap Ionisasi dan Kemampuan Pengaruh pH terhadap Ionisasi dan Kemampuan Obat Melewati Membran selObat Melewati Membran sel

Kebanyakan obat adalah elektrolit lemah, yaitu asam Kebanyakan obat adalah elektrolit lemah, yaitu asam lemah atau basa lemah. Dalam larutan elektrolit akan lemah atau basa lemah. Dalam larutan elektrolit akan terionisasi dari bentuk non ion menjadi bentuk ion.terionisasi dari bentuk non ion menjadi bentuk ion.

Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat ionisasi adalah pH larutanionisasi adalah pH larutan

Bentuk non ion larut dalam lemak shg dapat berdifusi Bentuk non ion larut dalam lemak shg dapat berdifusi melintasi membran, sedangkan bentuk ion tidak melintasi membran, sedangkan bentuk ion tidak dapat melintasi membran karena lebih larut dalam dapat melintasi membran karena lebih larut dalam airair

Contoh obat yg bersifat asam: gol NSAID dan gol. Contoh obat yg bersifat asam: gol NSAID dan gol. BarbituratBarbiturat

Contoh obat yg bersifat basa: gol. Anestesi lokal dan Contoh obat yg bersifat basa: gol. Anestesi lokal dan anti histaminanti histamin

Page 15: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Lingkungan asam (pH rendah)

Lingkungan basa

(pH tinggi)

Tipe obat Bentuk predominan

Kemampuan melewati membran

Bentuk predominan

Kemampuan melewati membran

Asam Lemah

Basa lemah

Non – ion

Ion

Tinggi

Rendah

Ion

Non ion

Rendah

Tinggi

Page 16: PENGANTAR FARMAKOLOGI

ABSORPSI

Absorpsi ialah proses penyerapan obat dari tempat pemberian sampai di sirkulasi sistemik, ( menyangkut jumlah obat dlm persentase baik dalam bentuk utuh/asal/aktif maupun metabolitnya), untuk mencapai tempat kerjanya (titik tangkap kerja), dan obat baru memberi efek setelah memcapai titik tangkap kerja tersebut.

Bioavailabilitas ialah jumlah persentase obat dari bentuk sediaan yang dapat memcapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/asal/aktif saja.

Page 17: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavalabilitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat yang ditentukan oleh faktor karakteristik obat dan faktor karakteristik penderita

Adanya metabolisme lintas pertama (first pass metabolism), yaitu metabolisme yang dialami oleh obat setelah mengalami absorpsi, tetapi sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Metab. Lintas pertama ini dapat terjadi di dinding usus dan/atau di hepar (hati).Terjadi setelah pemberian per oral, akibatnya bioavailabilitas obat berkurang, walau absorpsi sempurna.Pd pemberian intravena, obat tidak mengalami met. Lintas pertama

Page 18: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI ABSORPSI

Karakteristik obat:- kecepatan disintegrasi dan disolusi- Bahan pembantu formulasi yg dapat mempercepat disintegrasi dan disolusi- Kelarutan dalam air dan lemak

Karakteristik penderita:- pH saluran cerna- Waktu pengosongan lambung- Pergerakan usus- Penyakit sal.cerna akan mengganggu absorpsi- Interaksi dengan obat lain atau dg. makanan

Page 19: PENGANTAR FARMAKOLOGI

CARA PEMBERIAN OBAT DAN ABSORPSINYA

1. Pemberian per oral ( difusi pasif)2. Pemberian secara sub lingual (tdk met lin I)3. Pemberian per rektal4. Pemberian secara suntikan (parenteral)

a. intravena (iv)b. subkutan (sk)c. intramuskular (im)d. intratekal

5. Pemberian melalui paru-paru (inhalasi) (tdk met lin I)

6. Pemberian Topikal (kulit dan mata)

Page 20: PENGANTAR FARMAKOLOGI
Page 21: PENGANTAR FARMAKOLOGI

DISTRIBUSI

Sesudah diabsorpsi, obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh mel. sirkulasi darah. Jadi distribusi terjadi mulai saat obat mencapai plasma darah sampai obat mencapai tempat atau titik tangkap kerja.

Faktor yang mempengaruhi distribusi adalah:

1. Sawar (barier) biologik dan sifat fisiko kimia obat ( obat tdk

larut lemak distribusi terbatas pd cairan ekstra sel

2. Aliran darah (fase 1 dan fase 2)3. Ikatan protein (protein binding)

Page 22: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Akibat ikatan protein:

Bagian yg terikat tdk dap mengalami filtrasi, maupun melewati endotil kapilerBagian yg terikat tidak mengalami metabolisme maupun ekskresi, berarti hanya obat bentuk bebas yg dapat mencapai tempat kerja dan berkhasiatBagian yg terikat merupakan cadangan ( depot/reservoir) dan tidak aktifDerajat ikatan menurun pada malnutrisi, menagkibatkan keracunanBl ada 2 obat bersamaan, obat dg afinitas lebih besar menggeser obat lain dr ikatan proteinnya (ponstan dg warfarin)

Page 23: PENGANTAR FARMAKOLOGI

REDISTRIBUSI

IALAH DISTRIBUSI OBAT DARI TEMPAT KERJANYA ( TITIK TANGKAP KERJA) KE JARINGAN LAIN.

REDISTRIBUSI AKAN MENGHENTIKAN EFEK OBAT

REDISTRIBUSI HANYA TERJADI PADA OBAT-OBAT YANG SANGAT LARUT DALAM LEMAK, mis. tiopental

Page 24: PENGANTAR FARMAKOLOGI

RUTE PEMBERIAN OBAT

A. ENTERAL: B. PARENTERAL:1. Oral 1. Intravaskular2. Sublingual 2. Intramuskular3. Rektal 3. Subkutan

C. LAIN-LAIN:1. Inhalasi2. Intranasal3. Intratekal/Intraventrikular4. Topikal5. Transdermal

Page 25: PENGANTAR FARMAKOLOGI

BIOTRANSFORMASI (METABOLISME)

Ialah Proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh, oleh enzim-enzim yang pada umumnya menghasilkan bentuk bersifat:

1. Inaktif dan tidak/kurang toksik2. Mudah larut dalam air (polar) dan

kurang larut dalam lemak sehingga mudah/cepat diekskresi melalui ginjal

Dibedakan menjadi :1. Reaksi fase I ( oksidasi, reduksi dan

hidrolisis)2. Reaksi fase II ( konjugasi dg zat

endogen, spt : asam glukoronat, sulfat, asetat, glutation)

Page 26: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Faktor-faktor yg mempengaruhi biotransformasi obat:

1. Ikatan dg protein2. Penyakit hepar atau belum

sempurnanya pembentukan enzim ygmelakukan biotransformasi (masa

neonatal)3. Obat-obat tertentu dapat

menghambat atau mempercepat biotransformasi (metabolisme) obat lain.

Enzim-enzim yang berperan pd biotransformasi:

1. Enzim mikrosom2. Enzim non mikrosom

Page 27: PENGANTAR FARMAKOLOGI

EKSKRESIObat diekskresi dari tubuh dalam bentuk metabolit hasil biotansformasi atau dalam bentuk asalnya.Organ yang berperan dalam ekskresi obat:

GinjalEmpedu usus (faeces), ttp lebih sering diserap kembali melalui usus halus yang akhirnya diekskresi melalui ginjalParu, pada obat berupa gas atau cairan yg mudah menguapAir susu ibuLudah, unt. Anti mikroba tertentu penting dlm tx infeksi RMKeringatRambut, dpt digunakan tuk menemukan logam-logam toksik, mis arsen pada ked. Forensik.

Page 28: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Beberapa faktor yang mempengaruhi ekskresi:

1. pH Urine dalam tubuh. Hal ini menentukan derajat ionisasi.

2. Gangguan fungsi ginjal

ELIMINASIBerbeda dengan ekskresi, pada eliminasi terjadi penurunan kadar obat bebas/aktif dalam tubuh akibat ekskresi maupun biotransformasi

Page 29: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FARMAKODINAMIK FARMAKODINAMIK

Page 30: PENGANTAR FARMAKOLOGI

FARMAKODINAMIKFARMAKODINAMIK

Mempelajari :Mempelajari :

1.1. EFEK OBATEFEK OBAT

2.2. MEKANISME / CARA KERJA OBATMEKANISME / CARA KERJA OBAT

Page 31: PENGANTAR FARMAKOLOGI

1.1. EFEK OBAT EFEK OBAT

a.a. Efek utama (main effect)Efek utama (main effect)

merupakan efek yang diharapkan merupakan efek yang diharapkan

b.b. Efek samping (side effect)Efek samping (side effect)

merupakan efek yang tidak diharapkan, yang merupakan efek yang tidak diharapkan, yang terjadi di samping efek utama pada dosis terapi terjadi di samping efek utama pada dosis terapi merugikan, tapi bisa menguntungkan merugikan, tapi bisa menguntungkan

c.c. Reaksi alergi Reaksi alergi

terjadi oleh karena adanya pelepasan bahan terjadi oleh karena adanya pelepasan bahan alergen (nistanin, seretonin, bradikinin) sebagai alergen (nistanin, seretonin, bradikinin) sebagai akibat reaksi antigen-antibodi & terjadi pada px akibat reaksi antigen-antibodi & terjadi pada px tertentu tertentu

Page 32: PENGANTAR FARMAKOLOGI

d.d. Efek toksiEfek toksikk

efek yang terjadi ok. Dosis yang berlebihan efek yang terjadi ok. Dosis yang berlebihan

e.e. Idiosinkronisasi Idiosinkronisasi

Suatu keadaan dimana obat menimbulkan efek Suatu keadaan dimana obat menimbulkan efek yang berbeda dengan efek yang semestinya, yang berbeda dengan efek yang semestinya, merupakan reaksi yang abnormal terhadap obat merupakan reaksi yang abnormal terhadap obat atas dasar kelainan genetikatas dasar kelainan genetik

f.f. Toleran & TakhifilaksisToleran & Takhifilaksis

- Toleran adalah keadaan dimana terjadi - Toleran adalah keadaan dimana terjadi penurunan efek obat walaupun dosis yang penurunan efek obat walaupun dosis yang diberikan sama besarnya dengan dosis yang diberikan sama besarnya dengan dosis yang terdahulu, tolerans ini terjadi apabila obat terdahulu, tolerans ini terjadi apabila obat diberikan terus menerus dalam jangka waktu diberikan terus menerus dalam jangka waktu yang yang panjang panjang

Page 33: PENGANTAR FARMAKOLOGI

- Takhifilaksis : toleran yang terjadi dalam - Takhifilaksis : toleran yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek 9beberapa jangka waktu yang pendek 9beberapa menit). Misalnya : tolerans terjadi sesudah menit). Misalnya : tolerans terjadi sesudah pemberian terus menerus selama 14 hari. pemberian terus menerus selama 14 hari. Takhifilaksis terjadi sesudah 2-3 hari.Takhifilaksis terjadi sesudah 2-3 hari.

Contoh : Contoh : Tolerans akibat pemberian/minum morfin Tolerans akibat pemberian/minum morfin

atau petidin terus menerusatau petidin terus menerus Takhifilaksis akibat pemberian efedrin Takhifilaksis akibat pemberian efedrin

(obat asma bronkhial kronis).(obat asma bronkhial kronis).

Page 34: PENGANTAR FARMAKOLOGI

g.g. Adikasi Adikasi Ditandai dengan adanya gejala :Ditandai dengan adanya gejala :- habitasi- habitasi- tolerans- tolerans- ketergantungan, keadaan dimana akan timbul - ketergantungan, keadaan dimana akan timbul

“ “with drawal symptom” bila obat dihentikan with drawal symptom” bila obat dihentikan

Gejala with drawal symptom :Gejala with drawal symptom :- mual- mual- muntah - muntah - diare- diare- gelisah- gelisah- insomnia- insomnia- kolaps - kolaps

Page 35: PENGANTAR FARMAKOLOGI

2.2. MEKANISME KERJA OBAT :MEKANISME KERJA OBAT :

a. Melalui interaksi dengan reseptora. Melalui interaksi dengan reseptor

b. Tidak diperantarai reseptorb. Tidak diperantarai reseptor

a. Melalui interaksi dengan reseptora. Melalui interaksi dengan reseptor Kebanyakan obat bekerja melalui interaksi Kebanyakan obat bekerja melalui interaksi

dengan reseptornya yang berupa dengan reseptornya yang berupa makromolekul spesifik pada membran sel. makromolekul spesifik pada membran sel. Ikatannya bersifat reversible.Ikatannya bersifat reversible.

Page 36: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Kebanyakan reseptor obat adalah reseptor Kebanyakan reseptor obat adalah reseptor untuk zat zat endogen (reseptor fisiologi)untuk zat zat endogen (reseptor fisiologi)Mis : # Reseptor otonomik :Mis : # Reseptor otonomik :

- Reseptor asetikolin - Reseptor asetikolin

(parasimpatis / muskerinik / (parasimpatis / muskerinik /

kholinergik)kholinergik)

- Reseptor adrenergik (simpatis)- Reseptor adrenergik (simpatis)

Page 37: PENGANTAR FARMAKOLOGI

# Reseptor GABA (Gama-amino butiric acid)# Reseptor GABA (Gama-amino butiric acid)# Reseptor Opioid (kapa, mu, sigma)# Reseptor Opioid (kapa, mu, sigma)# Reseptor untuk hormon (resp. steroid, tiroid, # Reseptor untuk hormon (resp. steroid, tiroid,

insulin)insulin)# Reseptor autokoid (hormon lokal) – histamin # Reseptor autokoid (hormon lokal) – histamin

(H(H11+H+H22))

Interaksi obat dengan reseptor fisidogikInteraksi obat dengan reseptor fisidogik Menimbulkan efek serupa dengan zat endogen Menimbulkan efek serupa dengan zat endogen

(AGONIS)(AGONIS) Menimbulkan efek tidak serupa dengan zat Menimbulkan efek tidak serupa dengan zat

endogen (ANTAGONIS)endogen (ANTAGONIS)

Page 38: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Secara farmakodinamik dapat dibedakan 2 Secara farmakodinamik dapat dibedakan 2 antagonisme :antagonisme :

1. Antagonis fisiologik1. Antagonis fisiologik

2. Antagonis pada reseptor yang sama dapat 2. Antagonis pada reseptor yang sama dapat dibagi :dibagi :

a. Antagonis kompetitifa. Antagonis kompetitif

b. Antagonis non kompetitifb. Antagonis non kompetitif

Page 39: PENGANTAR FARMAKOLOGI

1.1. Antagonis fisiologikAntagonis fisiologik

yaitu antagonisme melalui sistem fisiologik yaitu antagonisme melalui sistem fisiologik yang sama, tetapi pada sistem reseptor yang sama, tetapi pada sistem reseptor yang berlainan.yang berlainan.

misalnya efek histamin yang dilepaskan misalnya efek histamin yang dilepaskan tubuh sewaktu terjadi syok anafilaktif dapat tubuh sewaktu terjadi syok anafilaktif dapat diantagonisir dengan pemberian adrenalin diantagonisir dengan pemberian adrenalin (epenefrin).(epenefrin).

Page 40: PENGANTAR FARMAKOLOGI

2.2. Antagonis pada reseptor yang samaAntagonis pada reseptor yang sama a. Antagonis kompetitifa. Antagonis kompetitifdalam hal ini agonis dan antagonis bersaing dalam hal ini agonis dan antagonis bersaing untuk berinteraksi dengan reseptor yang sama untuk berinteraksi dengan reseptor yang sama contoh :contoh :- Histamin (agonis) >< antihistamin- Histamin (agonis) >< antihistamin- Asetilkholin agonis) >< atropin (antagonis)- Asetilkholin agonis) >< atropin (antagonis)Sifat antagonisme kompetitif :Sifat antagonisme kompetitif :- Antagonis menduduki reseptor agonisnya - Antagonis menduduki reseptor agonisnya secara reversiblesecara reversible- Keberhasilan mengantagonisir efek agonis - Keberhasilan mengantagonisir efek agonis tergantung besarnya dosis/kadar antagonis dan tergantung besarnya dosis/kadar antagonis dan

agonis masing masingagonis masing masing- Struktur kimia antara agonis dan antagonis - Struktur kimia antara agonis dan antagonis miripmirip

Page 41: PENGANTAR FARMAKOLOGI

b. Antagonis non kompetitifb. Antagonis non kompetitif Dalam keadaan ini antagonis merusak struktur Dalam keadaan ini antagonis merusak struktur

kimia reseptor agonisnya, sehingga agonis tidak kimia reseptor agonisnya, sehingga agonis tidak dapat berinteraksi dengan reseptornyadapat berinteraksi dengan reseptornya

Irreversible Irreversible

Page 42: PENGANTAR FARMAKOLOGI

b. Tidak diperantarai reseptorb. Tidak diperantarai reseptor 1. Obat bekerja/berpengaruh pada enzim1. Obat bekerja/berpengaruh pada enzim

mis : NSAIDmis : NSAID 2. Chelating agents 2. Chelating agents

Golongan obat ini mampu berinteraksi dengan Golongan obat ini mampu berinteraksi dengan ion logam berat. Obat obat ini digunakan untuk ion logam berat. Obat obat ini digunakan untuk pengobatan keracunan logam berat. pengobatan keracunan logam berat.

contoh :contoh : - dimekaprol untuk keracunan arsen dan - dimekaprol untuk keracunan arsen dan merkuri merkuri (Hg) (Hg)

Contoh penggunaan “Chelating agents” di Contoh penggunaan “Chelating agents” di bidang bidang Kedokteran Gigi Kedokteran Gigi

- EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)- EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) karena mampu mengikat Cakarena mampu mengikat Ca++++ maka dapat maka dapat digunakan untuk pelebaran saluran akar gigi digunakan untuk pelebaran saluran akar gigi

Page 43: PENGANTAR FARMAKOLOGI

3. Anti Metabolit :3. Anti Metabolit :

contoh :contoh :

- Obat golongan sulfonamida menghambat - Obat golongan sulfonamida menghambat penggunaan pada amino benzoic acid penggunaan pada amino benzoic acid

(PABA) oleh bakteri.(PABA) oleh bakteri.

PABA adalah suatu metabolit essensial PABA adalah suatu metabolit essensial bagi bakteribagi bakteri

- Contoh lain yang bekerja sebagai anti - Contoh lain yang bekerja sebagai anti metabolit ialah suatu antikanker, misalnya metabolit ialah suatu antikanker, misalnya methotrexate.methotrexate.

Page 44: PENGANTAR FARMAKOLOGI

4. Obat bekerja Non-Spesifik4. Obat bekerja Non-SpesifikTerdapat obat yang bekerja sebagai zat perusak Terdapat obat yang bekerja sebagai zat perusak yang non spesifik. Obat obat golongan antiseptik yang non spesifik. Obat obat golongan antiseptik dan disinfektan, bekerja sebagai “protoplasmatic dan disinfektan, bekerja sebagai “protoplasmatic poisons”, yang meracuni protoplasma pada semua poisons”, yang meracuni protoplasma pada semua sel baik sel bakteri maupun manusia/hewan yang sel baik sel bakteri maupun manusia/hewan yang berkontak dengan obat iniberkontak dengan obat ini

5.Obat yang bekerja berdasarkan sifat asam basa5.Obat yang bekerja berdasarkan sifat asam basacontoh :contoh :- Antasid (kalsium hidroksid, magnesion hidroksid) - Antasid (kalsium hidroksid, magnesion hidroksid) menetralkan asam lambungmenetralkan asam lambung- Na-bikarbonat membuat urina menjadi basa- Na-bikarbonat membuat urina menjadi basa- Amonium khlorida membuat pH urina menjadi - Amonium khlorida membuat pH urina menjadi asamasam

Page 45: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Interaksi Obat Interaksi Obat Interaksi obat dapat terjadi bila lebih dari Interaksi obat dapat terjadi bila lebih dari

satu macam obat diberikan secara bersama satu macam obat diberikan secara bersama atau dalam jarak waktu yang tak terlalu atau dalam jarak waktu yang tak terlalu panjang panjang

Akibat interaksi obat dapat terjadi keadaan :Akibat interaksi obat dapat terjadi keadaan : Sumasi (adiktif)Sumasi (adiktif) SinergismeSinergisme AntagonismeAntagonisme Potensiasi Potensiasi

Menurut terjadinya interaksi dapat dibagi :Menurut terjadinya interaksi dapat dibagi :1. Interaksi farmakokinetik1. Interaksi farmakokinetik2. Interaksi farmakodinamik 2. Interaksi farmakodinamik

Page 46: PENGANTAR FARMAKOLOGI

1.1. Interaksi farmakokinetikInteraksi farmakokinetik Interaksi obat pada proses absorpsi Interaksi obat pada proses absorpsi

contoh :contoh : Tetrasilin diberikan bersama sama dengan obat yang Tetrasilin diberikan bersama sama dengan obat yang

mengandung Ca, Mg, Al, atau Fe, misalnya tetrasiklin mengandung Ca, Mg, Al, atau Fe, misalnya tetrasiklin diberikan bersama sama dengan antasid atau diberikan bersama sama dengan antasid atau bersama sama dengan minum susu akan terbentuk bersama sama dengan minum susu akan terbentuk suatu ikatan yang tidak larut, sehingga tidak suatu ikatan yang tidak larut, sehingga tidak diabsorpsidiabsorpsi

Obat yang mempercepat pengosongan lambung Obat yang mempercepat pengosongan lambung dapat mempercepat absorpsi obat lain karena obat dapat mempercepat absorpsi obat lain karena obat tersebut akan dapat dengan cepat menuju usus halus tersebut akan dapat dengan cepat menuju usus halus di mana terjadi absorpsi yang baikdi mana terjadi absorpsi yang baik

Obat yang dapat mempengaruhi pH cairan saluran Obat yang dapat mempengaruhi pH cairan saluran cerna dapat mempengaruhi absorpsi obat laincerna dapat mempengaruhi absorpsi obat lain

Page 47: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Interaksi obat pada ikatan protein plasmaInteraksi obat pada ikatan protein plasmacontoh : asam mefenamat diberikan bersama contoh : asam mefenamat diberikan bersama dengan warfarin dengan warfarin

Interaksi obat pada proses metabolismeInteraksi obat pada proses metabolismea. merangsang enzim (enzyme inducers)a. merangsang enzim (enzyme inducers) melalui peningkatan sistesa protein mikrosomal, melalui peningkatan sistesa protein mikrosomal,

obat dapat meningkatkan jumlah enzim metabolik.obat dapat meningkatkan jumlah enzim metabolik. contoh : fenobarbital (suatu sedatif-hipnotik)contoh : fenobarbital (suatu sedatif-hipnotik)b. menghambat enzim (enzyme inhibitors), misalnya b. menghambat enzim (enzyme inhibitors), misalnya simetidin simetidin contoh : Fenobarbital bila diberikan bersama contoh : Fenobarbital bila diberikan bersama

sama dengan warfarin. Akibatnya efek sama dengan warfarin. Akibatnya efek warfarin sebagai antikoagulan menurun, warfarin sebagai antikoagulan menurun, dan masa kerjanya diperpendek dan masa kerjanya diperpendek

Page 48: PENGANTAR FARMAKOLOGI

Interaksi obat pada proses ekskresi Interaksi obat pada proses ekskresi

contoh :contoh :

Probenishid bila diberikan bersama sama Probenishid bila diberikan bersama sama dengan penisilin, akan memperlambat dengan penisilin, akan memperlambat ekskresi penisilin melalui ginjal, sehingga ekskresi penisilin melalui ginjal, sehingga efek penisilin dapat diperpanjangefek penisilin dapat diperpanjang

Page 49: PENGANTAR FARMAKOLOGI

2. Interaksi farmakodinamik 2. Interaksi farmakodinamik Antagonis fisiologisAntagonis fisiologis Antagonis kompetitifAntagonis kompetitif Antagonis non kompetitif Antagonis non kompetitif