penetapan varietas lain secara vertikultur

14
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “Penetapan Varietas Lain Secara Laboratories” Oleh : Nama : Cindra Alimran NIM : D1B1 13 005 Kelas : B Kelompok : I (Satu) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2015

Upload: cindraalimran

Post on 03-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIHPenetapan Varietas Lain Secara Laboratories

Oleh :

Nama

: Cindra Alimran

NIM

: D1B1 13 005

Kelas

: B

Kelompok: I (Satu)PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2015

1. PENDAHULUAN

Benihsecara umum adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaantanamanatauhewan. Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa).

Dalam UU Sistem Budi Daya Tanaman, benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan untuk mengembangbiakkan tanaman tersebut. Dalam budi daya tanaman, benih dapat berupabijimaupuntumbuhankecil hasil perkecambahan,pendederan, atauperbanyakan aseksualdan disebut jugabahan tanam. Benih atau bahan tanam yang bukan berupa biji atau yang telah disemaikan dapat disebut sebagaibibit. Benih diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi. Bidangperikananjuga memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa.Dalam penggunaan sehari-hari, benih dipakai juga untuk menyebutsel sperma, karena sperma berasal dari bahasa Yunani kuno, , yang berarti benih. Untuk mendapatkan benih yang baik haruslah dilakukan pengujian mutu benih.Pengujian mutu benih sendiri merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) . Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salahsatunyayaituanalisiskemurnian.Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Benih tanaman lain sendiri, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.Agar lebih memahami tentang pegujian dan penetapan varietas lain, maka dilakukanlah praktikum penetapan varietas lain secara laboratories.

2. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penetapan varietas lain sesuai dengan ketetapan yang berlaku, serta mengetahui persentase campuran benih varietas lain yang terdapat dalam suatu kelompok benih.Kegunaan dari praktikum ini adalah mahasiswa/praktikan dapat memahami dan melakukan penetapan varietas lain serta mengetahui persentase campuran benih varietas lain yang terdapat dalam suatu kelompok benih.

3. TINJAUAN PUSTAKABenih merupakan salah satu factor produksi pertanian yang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di tingkat lahan (on-farm). Pemilihan benih yang baik dan benar akan mampu mengeliminasi kesenjangan antara produktifitas rill saat panen dan produktifitas potensial komoditas pertanaman. Benih juga dapat menjamin peningkatan kualitas hasil panen, yang dapat meningkatkan daya saing produk dalam pemasaran selanjutnya (Wiliam, 2013)Dalam menentukan benih yang baik dan berproduksi tinggi dapat dilakukan pengujian benih. Pengujian benih merupakan analisis beberapa parameter fisik dan kualitas fisiologis sekumpulan benih yang biasanya didasarkan pada perwakilan sejumlah contoh benih. Pengujian dilakukan untuk mengetahui mutu kualitas kelompok benih. Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih (Haryadi, 2006)Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :

a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :

1. Benih masak utuh

2. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak

3. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji

4. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud

5. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali

b) Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.

c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:1. Benih dan bagian benih

2. Benih tanpa kulit benih

3. Benih yang terlihat bukan benih sejati

4. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih 0,5 ukuran normal

5. Cangkang benih

6. Kulit benih

7. Bahan lain (Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll) (Nasrudin 2009)

Kemurnian benih adalah persentase berat benih yang terdapat dari suatu contoh benih. Kemurnian benih merupakan sebagai indikator seberapa besar campuran bahan yang terikut selain benih. Pengujian kemurnian benih sebaiknya dilakukan pertama kali sebelum dilakukan pengujian berikutnya. Contoh benih yang akan diuji pada dasarnya terdiri daari 3 komponen yaitu: 1.Benih murni; 2.Benih spesies lain; 3.Bahan lain (kotoran benih) (Sutopo, 2009).Pengujian kemurnian benih bertujuan untuk:1.Konsumen mengetahui kebenaran benih yang dibeli sesuai dengan sertifikatnya.2.Mengetahui komposisi benih, yaitu mengetahui apa saja yang tercampur didalam benih3.Mengetahui persentase kemurnian yang sesuai dengan persyaratann benih.Pecahanbenihdenganukuranlebihbesardariukuransemula.KhususuntukfamilyFabaceae(Leguminoceae),barassicaceae(Cruciferae),Cupressacea, Pinaceae,TexaceaedanTaxodiaceaeyang terkelupas kulit benihnya, termasuk kriteria kotoran benih. Padaleguminoceae,jika kotiledon terpisah, termasuk kriteria kotoran benih (Kuswanto, 2008)4. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengujian Kemurnian Fisik Benih dilaksanakan pada hari Jumat, Tanggal 13 Maret 2015. Pukul 13:30 WITA-selesai, di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

B. Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih kedelai, kacang tanah, jagung, kacang panjang, kacang hijau, padi sawah dan buncis. Sedangkan alat yang digunakan yaitu wadah (tempat plastik), pinset, kaca pembesar dan timbangan.

C. Pelaksanaan

1. Menimbang contoh kerja, dan contoh kerja ditimbang dengan satuan gram dengan tingkat ketelitian sebagai berikut :

Bobot contoh kerja (Gram)Jumlah decimal

< 14

1,0 9,9993

10 99,992

100 999,91

1000 atau lebih0

2. Menganalisis benih dengan memisahkan benih varietas lain sesuai dengan kriteria spesifik untuk masing-masing jenis tanaman.3. Menimbang bobot masing-masing komponen dalam satuan gram, dengan tingkat ketelitian sesuai dengan pada contoh kerja dan menghitung jumlah butirnya.4. Menghitung persentase masing-masing komponen, dengan menggunakan rumus varietas murni =

varietas tanaman lain I = 5. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Hasil yang didapatkan dari praktikum dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. hasil analisis masing-masing komponenJenis benihBobot contoh kerjaHasil analisis masing-masing komponen

VarietasMorfologiBobotJumlah butir%

Kacang panjang92,64Varietas murniVarietas lain 1

Varietas lain 2Kusam, hilum pinggirMengkilap, hilum tgh86, 206, 555711893,047,07

Padi sawah74,48Varietas murniVarietas lain 1

Varietas lain 2Bulat

Malai

Lonjong 60,50

2,02

3,082687

78

20281,22

2,75

7,13

Sorgum104,3Varietas murniVarietas lain 1Hitam

Cokelat 94,35

9,982257

36390,43

9,57

Kedelai228,8Varietas murniVarietas lain 1

Varietas lain 2

Varietas lain 3BulatGigih

Muntiara

Warna59,72

32,89

41,83

15,18

262

151

219

6039,62

21,82

27,77

10,07

B. PembahasanBenih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau untuk mengembangbiakan tanaman dan juga merupakan hasil dari perkembangbiakan secara generativ maupun vegetatif yang akan dipakai untuk memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha tani.

Untuk mengetahui kualitas suatu benih, kita dapat menggunakan teknologi pengujian benih, yaitu dengan memperhatikan struktur fisik dan bagian-bagiannya. Hasil pengujian fisik dapat memberikan gambaran tentang mutu benih secara fisik. Metode selanjutnya yang harus dilakukan untuk menentukan varietas murni adalah dengan penetapan varietas lain.Penetapan varietas lain merupakan pengujian standar yang seringkali dilakukan untuk keperluan pengisian data label benih. Benih varietas lain adalah semua biji/benih yang tidak termaksud dalam varietas yang dimaksud oleh pengirim, tetapi masih termaksud dalam satu spesies.

Penetapan varietas lain dilakukan dengan cara memisahkan/menghitung benih varietas lain secara visual berdasarkan tanda-tanda morfologi varietas-varietas bersangkutan. Tanda-tanda morfologi yang digunakan adalah bentuk biji, warna biji, ukuran biji, kilap kulit biji, bentuk biji, letak dan warna hilum.

Dalam menghitung persentase benih varietas lain digunakan rumus :

Varietas murni = berat varietas murni/ berat contoh kerja dan dikali dengan 100 %. varietas lain yaitu berat varietas lain 1 / berat contoh kerja dan dikali 100 % dan untuk mengetahui varietas lain II, varietas lain II / bobot contoh kerja dan dikali 100 %.

berdasarkan rumusan tersebut didapatkan hasil pada kacang panjang, persentase untuk varietas murni (warna kusam, hilum di pinggir) adalah 93, 04 %. Sedangkan pada varietas lain (warna mengkilap, hilum di tengah) 7, 07 %. Pada benih tanaman padi didapatkan persentase untuk varietas murni (bulat) 81,22%, pada varietas lain I (malai) 2,75 % dan pada varietas II (lonjong) 7,13 %. Pada benih tanaman sorgum didapatkan persentase untuk varietas murni (hitam) 90,43 %, varietas lain I (cokelat) 9,57%. Pada benih jagung didapatkan persentase varietas murni (bulat) 39,62 % , varietas lain I (gigih) 21,82%, varietas lain II (muntiara) 27,77% dan varietas lain III (warna) 10,07%.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disumpulkan :1. Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau untuk mengembangbiakan tanaman2. Tanda-tanda morfologi yang menjadi pembanding antara varietas murni dan varietas lain adalah bentuk biji, warna biji, ukuran biji, kilap kulit biji, bentuk biji, letak dan warna hilum.B. Saran

Perlu dilakukan lagi pengujian terhadap benih dengan menggunakan metode-metode lain untuk mengetahui kualitas suatu benih.DAFTAR PUSTAKAHaryadi Dwi. Juni 2006. Pengaruh Ukuran Benih TerhadapPerkecambahan Benih Gmelina Arborea ( Gmelina arborea. L ) Asal Kebun Percobaan CikampekdanNagrak.Volume6.No.1.http://ejournal.kopertis4.or.id/file/Pengaruh%20Ukuran_Benih.pdf. Diakses tanggl 16 Maret 2015

Kuswanto. 2008. Kemurnian Benih Panduan Pengelolaan Tanaman Budidaya. https://www.google.com/search?q=Kemurnian+Benih+Panduan+Pengelolaan+Tanaman+Budidaya&oq=Kemurnian+Benih+Panduan+Pengelolaan+Tanaman+Budidaya&aqs=chrome..69i57.861j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8. Diakses tanggl 16 Maret 2015Nasrudin. Maret 2009. Pengaruh pupuk organik terhadap Peningkatan hasil produksitanamankakao.Volume3.No2.https://www.google.com/search?q=Pengaruh+pupuk+organik+terhadap+Peningkatan+hasil+produksi+tanaman+kakao%20_benih.pdf. Diakses tanggl 16 Maret 2015Sutopo, 2009. Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Universitas Hassanudin. Makasar.Wiliam Herri. Maret 2013. Viabilitas Benih Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Pada Berbagai Kadar Air Awal Dan Kemasan Benih. Volume 1. No 2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15541/1/kpt-apr2006-%20(5).pdf. Diakses tanggl 16 Maret 2015