varietas potensial untuk perakitan varietas unggul baru...

4
iptek hortikultura 9 Mawar ( Rosa hybrida L.) digemari masyarakat karena keindahan, keanggunan, dan keharumannya. Domestikasi mawar memiliki sejarah panjang dan kompleks. Spesies mawar telah dihibridisasi pada wilayah geografis yang luas seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Proses domestikasi bertujuan untuk memilih beberapa karakter bunga yang berpengaruh terhadap kualitas bunga, antara lain bunga ganda, warna kelopak, aroma bunga, dan diameter bunga (Nurmalinda & Hayati 2014). Bunga mawar tumbuh subur di Indonesia, dengan warna yang beragam, merah, putih, kuning, pink, oranye, dan lainnya. Mawar merupakan salah satu jenis bunga yang memiliki pasar yang cukup besar di Indonesia . Nilai ekonomi bunga mawar ditentukan oleh kualitas bunga seperti tangkai bunga panjang, aroma bunga wangi, diameter bunga besar, dan warna bunga. Kualitas bunga mawar potong bergantung pada karakteristik eksternal tanaman seperti warna, panjang, volume, kesegaran, dan aroma serta daya tahannya terhadap serangan hama dan penyakit (Horibe & Yamada 2017). Kualitas bunga yang bagus akan meningkatkan nilai jual bunga mawar, umumnya konsumen lebih menyukai mawar yang mempunyai ukuran bunga besar dan warna yang cerah (Soundararajan et al. 2017). Mawar digunakan sebagai bunga potong untuk karangan bunga, bunga tabur ritual keagamaan, pernikahan, serta bahan baku produk olahan minyak esensial industri parfum dan kosmetik. Mawar mempunyai peran penting dalam pembuatan berbagai produk obat (Panwar et al. 2012). Di Indonesia, produksi bunga mawar pada tahun 2016 mencapai 196 juta tangkai, menempati posisi kedua dalam kelas bunga setelah bunga krisan. Pemasok bunga mawar di Indonesia berasal dari perkebunan bunga mawar dan hanya sebagian kecil dari kebun rumahan. Direktorat Jenderal Hortikultura (2017) mencatat bahwa produksi mawar di Indonesia tahun 2015 sebesar 198.302.152 tangkai dan tahun 2016 meningkat menjadi 199.884.630 tangkai. Mawar yang ditanam petani atau pengusaha di Cipanas, Lembang, dan Malang umumnya merupakan hasil introduksi. Dengan demikian, benih kultivar baru selalu didatangkan dari luar negeri, terutama Belanda. Dalam upaya mengurangi impor benih dan mendapatkan benih dengan harga yang lebih ekonomis, diperlukan benih hasil pemuliaan di dalam negeri. Varietas Potensial untuk Perakitan Varietas Unggul Baru Mawar

Upload: hoangcong

Post on 10-Jun-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

iptek hortikultura

9

Mawar (Rosa hybrida L.) digemari masyarakat karena keindahan, keanggunan, dan keharumannya. Domestikasi mawar memiliki sejarah panjang dan kompleks. Spesies mawar telah dihibridisasi pada wilayah geografis yang luas seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Proses domestikasi bertujuan untuk memilih beberapa karakter bunga yang berpengaruh terhadap kualitas bunga, antara lain bunga ganda, warna kelopak, aroma bunga, dan diameter bunga (Nurmalinda & Hayati 2014). Bunga mawar tumbuh subur di Indonesia, dengan warna yang beragam, merah, putih, kuning, pink, oranye, dan lainnya.

Mawar merupakan salah satu jenis bunga yang memiliki pasar yang cukup besar di Indonesia. Nilai ekonomi bunga mawar ditentukan oleh kualitas bunga seperti tangkai bunga panjang, aroma bunga wangi, diameter bunga besar, dan warna bunga. Kualitas bunga mawar potong bergantung pada karakteristik eksternal tanaman seperti warna, panjang, volume, kesegaran, dan aroma serta daya tahannya terhadap serangan hama dan penyakit (Horibe & Yamada 2017). Kualitas bunga yang bagus akan meningkatkan nilai jual bunga mawar, umumnya konsumen lebih menyukai

mawar yang mempunyai ukuran bunga besar dan warna yang cerah (Soundararajan et al. 2017). Mawar digunakan sebagai bunga potong untuk karangan bunga, bunga tabur ritual keagamaan, pernikahan, serta bahan baku produk olahan minyak esensial industri parfum dan kosmetik. Mawar mempunyai peran penting dalam pembuatan berbagai produk obat (Panwar et al. 2012).

Di Indonesia, produksi bunga mawar pada tahun 2016 mencapai 196 juta tangkai, menempati posisi kedua dalam kelas bunga setelah bunga krisan. Pemasok bunga mawar di Indonesia berasal dari perkebunan bunga mawar dan hanya sebagian kecil dari kebun rumahan. Direktorat Jenderal Hortikultura (2017) mencatat bahwa produksi mawar di Indonesia tahun 2015 sebesar 198.302.152 tangkai dan tahun 2016 meningkat menjadi 199.884.630 tangkai.

Mawar yang ditanam petani atau pengusaha di Cipanas, Lembang, dan Malang umumnya merupakan hasil introduksi. Dengan demikian, benih kultivar baru selalu didatangkan dari luar negeri, terutama Belanda. Dalam upaya mengurangi impor benih dan mendapatkan benih dengan harga yang lebih ekonomis, diperlukan benih hasil pemuliaan di dalam negeri.

Varietas Potensial untuk Perakitan Varietas Unggul Baru Mawar

No. 14 - November 2018

10

Pembentukan kultivar unggul baru mawar dapat ditempuh dengan melakukan manipulasi variabilitas genetik melalui kegiatan seleksi tetua, hibridisasi, dan seleksi tanaman F1. Pengembangan kultivar mawar baru melalui pemuliaan diorientasikan pada perluasan keragaman genetik bunga mawar dan perbaikan kualitasnya untuk mendukung pengembangan industri florikultura berbasis keunggulan nasional. Hibridisasi berkontribusi cukup besar dalam menghasilkan varian fenotipik yang baru (Gaskin, Birken & Cooper 2012). Pertimbangan metode pemuliaan yang digunakan sangat penting untuk memperkirakan perkembangan genetik, karena ada metode yang secara langsung membandingkan kultivar sebelumnya dengan kultivar yang baru (Rodrigues et al. 2007; Souza et al. 2007).

Morfologi batang kokohWarna bunga kuning cerahPetal bunga kaku dan tebal ( 0,49 mm)Diameter bunga mekar ± 8,5 cmTangkai bunga panjang (± 8,2 cm)Polen/serbuk sari banyakKepala putik tersusun rapiJumlah duri pada batang sedikit

Mahona

Pemilihan induk jantan dan betina yang akan disilangkan harus disertai dengan penguasaan sifat kedua induk tersebut, termasuk sifat yang dominan, seperti ukuran bunga, warna dan bentuk bunga, yang akan diwariskan ke generasi selanjutnya. Pemilihan karakter atau sifat tetua betina dan tetua jantan akan menentukan keberhasilan persilangan dan kualitas tanaman turunannya. Beberapa varietas mawar introduksi yang digunakan sebagai tetua dalam persilangan mawar antara lain varietas Mohana, Sweet Avalan, Luna, Avalan, Austin, Sexy red, Peach Avalan, Big red, Candy, dan Cold water (Charles & Brigid 2011).

Varietas mawar potensial yang memiliki karakter unggul sebagai tetua persilangan antara lain :

Warna bunga merah mudaDiameter bunga mekar 9 cmPetal bunga cukup tebal (0,48 mm)Tangkai bunga panjang (8,1 cm)Permukaan daun hijau mengkilapWarna benang sari putih

Sweet Avalan

Warna bunga merah cerahPosisi petal bunga tegak, kaku, dan rapiTangkai bunga panjang (8,3 cm)Jumlah duri pada batang sedikitVase life cukup lama ( > 7 hari)Polen/serbuk sari banyakWarna benang sari merah

Luna

Warna batang hijau tuaSusunan daun berselang selingTangkai bunga vigor dan panjang (9,7 cm)Warna bunga putih bersih (polos)Diameter bunga mekar 11–12 cmCukup tahan terhadap serangan penyakit

Avalan

iptek hortikultura

11

Warna bunga kombinasi merah putihPostur tanaman kokoh dan tegakPetal bunga tersusun simetrisDiameter batang 6,7 mmSusunan daun selang selingDiameter bunga mekar 8,8 cm

Austin

Warna bunga merah cerahDiameter bunga mekar 8,5 – 9 cmAroma bunga cukup wangiPolen/serbuk sari banyakPetal bunga mengkilapCukup tahan terhadap serangan hama dan penyakit

Sexy Red

Diameter batang besar (5,4 mm)Tanaman tegak dan vigorPermukaan daun hijau mengkilapWarna petal bunga peach softTangkai bunga panjang (8,3 cm)Cukup toleran terhadap serangan hama dan penyakit

Peach Avalan

Diameter bunga mekar penuh 12,4 cmJumlah helai petal banyakVase life lebih lama (>7 hari)Warna bunga merah cerahAdaptasi baik di dataran tinggiMorfologi tanaman tegak dan kokoh Tangkai bunga panjang (8,6 cm)

Big Red

Susunan petal simetrisWarna bunga merah muda cerahDiameter bunga mekar 10 cmMemiliki petal bunga yang kaku dan tebal ( 0,42 mm)Vase life bunga lebih lama (lebih dari seminggu)Karakteristik kelopak bunga yang tersusun rapat dan rapiPetal bunga bagian bawah ada degradasi warna sehingga menjadi paduan warna yang sepadan

Candy

Morfologi tanaman yang tinggi dan kekarDiameter batang utama 8 mmDiameter bunga mekar berkisar 8,6 cmWarna daun hijau mengkilapWarna bunga unguMenghasilkan serbuk sari yang banyakPosisi kepala putik tersusun rapi

Cold Water

No. 14 - November 2018

12

Keragaman warna, bentuk, dan corak mawar akan bertambah dengan kegiatan hibridisasi. Pemilihan dan pemanfaatan tetua yang berkualitas akan menciptakan varian unggul baru.

KESIMPULAN

Mawar memegang peranan penting dalam industri florikultura, kebaruan kultivar, dan keunggulan karakteristik dapat menggantikan varietas lama yang kurang diminati lagi oleh konsumen. Varietas unggul baru mawar yang dihasilkan dari kegiatan hibridisasi ini diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan varietas bagi para petani dalam pengembangan usaha budidaya mawar potong di dalam negeri sesuai preferensi konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charles & Brigid, QR 2011, Book of encyclopedia of roses, DK Publishing 375 Hudson street, New York.

2. Direktorat Jenderal Hortikultura 2017, Ekspor impor benih tanaman hias, diakses 4 Januari 2018, <http://agribisnis.deptan.go.id>.

3. Gaskin, JF, Birken, AS & Cooper, DJ 2012, ‘Levels of novel hybridization in the saltcedar invasion compared over seven decades’, Biological Invasions, vol. 14, pp. 693–699.

4. Horibe, T & Yamada, K 2017, ‘Petal growth physiology of cut rose flowers: progress and future prospects’, Journal of Horticultural Research, vol. 25, no. 1, pp. 5–18.

5. Nurmalinda & Hayati, NQ 2014, ‘Preferensi konsumen terhadap krisan bunga potong dan pot’, J. Hort., vol. 24, no. 4, pp. 363–372.

6. Panwar, S, Singh, KP, Prasad, KV, Satyavathi, CT & Namita 2012, ‘Character association and path coefficient analysis in rose (Rosa x hybrida)’, Indian Journal of Horticulture, vol. 69, no. 2, pp. 231- 238.

7. Rodrigues, O, Lhamby, JCB, Didonet, AD & Marchese, JA 2007, ‘Cinquentaanos de melhoramento de trigo no Sul do Brasil: melhoramentonaprodução e mudançasassociadas’, Pesquisa. Agropecuária Brasileira, vol. 42, pp. 817–825.

8. Soundararajan, P, Manivannan A, Ho Ko C, Muneer, S & Jeong, BR 2017, ‘Leaf physiological and proteomic analysis to elucidate silicon induced adaptive response under salt stress in Rosa hybrida ‘Rock Fire’, Molecular Sciences, vol. 18, pp. 1–20.

9. Souza MA, Morai OP, Herán REC, Cargnin A & Pimentel, AJB 2007, ‘Progresso genético do melhoramento de arroz de terrasaltas no período de 1950 a 2001’, Pesquisa Agropecuária Brasileira, vol. 42, pp. 371-376.

Eka Fibrianty

Balai Penelitian Tanaman HiasJln. Raya Ciherang- Segunung, Pacet,Cianjur, Jawa Barat, Indonesia 43253

E-mail : [email protected]