varietas sintetik

14
VARIETAS SINTETIK Hukum Hardy-Weinberg dasar pembentukan V. Sintetik: 1. populasi kawin acak yg mencapai equilibrium (keseimbangan populasi), 2. frekuensi gen & genotipe akan konstan (tidak berubah) dari generasi ke generasi bila tidak ada faktor luar (seleksi, migrasi & mutasi) yang berpengaruh. Ika Dyah Saraswati

Upload: leena

Post on 04-Jan-2016

171 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

VARIETAS SINTETIK. Ika Dyah Saraswati. Hukum Hardy-Weinberg dasar pembentukan V. Sintetik: populasi kawin acak yg mencapai equilibrium ( keseimbangan populasi ), - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: VARIETAS SINTETIK

VARIETAS SINTETIK

Hukum Hardy-Weinberg dasar pembentukan V. Sintetik:

1. populasi kawin acak yg mencapai equilibrium (keseimbangan populasi),

2. frekuensi gen & genotipe akan konstan (tidak berubah) dari generasi ke generasi bila tidak ada faktor luar (seleksi, migrasi & mutasi) yang berpengaruh.

Ika Dyah Saraswati

Page 2: VARIETAS SINTETIK

Ciri Varietas SintetikVarietas Sintetik

Genetikdalam populasi alami terdapat individu-individu

yang secara genetik heterozigot untuk kebanyakan lokus.

Genotipberbeda diantara individu, sehingga keragaman

genetik dalam populasi sangat besar.

Fenotipesama / hampir sama sehingga populasi itu memperlihatkan ciri

varietas tertentu.

Page 3: VARIETAS SINTETIK

Keungglan V. Sintetik

Benih dapat digunakan pada musim tanam selanjutnya

Variabilitas luas sehingga memiliki kemampuan adaptasi lebih baik

Kelemahan V. Sintetik

Pada kondisi optimum, varietas hibrida mampu berproduksi lebih tinggi

Lebih mudah diperoleh daya gabung umum dengan jumlah galur sedikit

Keunggulan dan kelemahan V. Sintetik

Page 4: VARIETAS SINTETIK

Tahapan pembentukan varietas baru jagung sintetik adalah sebagai berikut:

Tahap 1. Pembentukan Famili (Populasi

dasar)

(Target varietas

yang akan dibentuk sebagai bahan

evaluasi)Bahan hasil

Silang dalam dan

seleksi (inbred),

Tahap 2. Evaluasi

dan seleksi Famili

(Populasi dasar)

(famili yang telah

dibentuk diseleksi

berdasarkan karakter harapan)

Dilakukan Uji DGU

pada famili pilihan

Tahap 3. Rekombinasi (8-10 generasi)

Inter-cross dilakukan dengan

menyilangkan famili terbaik dengan

DGU baik dengan

persilangan dialel

Seleksi secara visual

dilakukan.

Tahap 4. Uji Daya

Hasil

Calon varietas

dilakukan uji daya

hasil pendahuluan, uji daya

hasil lanjutan dan uji

multi lokasi

Page 5: VARIETAS SINTETIK

Syukur et al., 2012 juga menjelaskan mengenai

seleksi yang khusus dapat digunakan dalam pengujian daya gabung

umum yaitu Seleksi Berulang untuk Daya

Gabung Umum (Recurrent Selection for

General Combining Ability)

Populasi dasar

Seleksi populasi dasar

Selfing S1

S1 untuk silang puncak tetua penguji

Hasil silang puncak didapatkan nilai Uji DGU

Didapatkan tetua untuk rekombinasi

Penanaman hasil rekombinasi sampai seragam

Page 6: VARIETAS SINTETIK

Misalkan untuk penentuan pembentukan varietas dengan mendasarkan ada hasil

tongkol segar, maka nilai Uji DGU diambil yang paling tinggi

Page 7: VARIETAS SINTETIK

membentuk populasi rekombinasiRekombinasi dapat dilakukan dengan rancangan pola persilangan dialel

X P1 P2 P3 P4

P1

P2 C

P3 C C

P4 C C C

X P1 P2 P3 P4

P1 S

P2 C S

P3 C C S

P4 C C C S

X P1 P2 P3 P4

P1 S R R R

P2 C S R R

P3 C C S R

P4 C C C S

Single crossSingle cross and

selfingSingle cross, selfing

and resiproc

Hasil Uji Daya Gabung Umum (DGU) dapat digunakan sebagai patokan untuk mengetahui tetua yang akan digunakan dalam rekombinasi

persilangan dialel mating design dalam pembentukan var sintetik.

Page 8: VARIETAS SINTETIK

Inter-cross

Mr4/SC/BC4-2-1B

Mr4/SC/BC4-6-1B

Mr11/SC/BC4-6-2B

Mr12/SC/BC4-6-1B

Mr12/SC/BC3-3-2B

Mr4/SC/BC4-2-1B

Mr4/SC/BC4-6-1B

cross

Mr11/SC/BC4-6-2B

cross cross

Mr12/SC/BC4-6-1B

cross cross cross

Mr12/SC/BC3-3-2B

cross cross cross cross

Sintetik-0

Di tanam dan dibiarkan open mating membentuk generasi Syn-1, Syn-2 dst sampai seragam secara

fenotipDilakukan pengujian daya hasil dan multilokasi

sebelum dilepas sebagai var baru sintetik

Page 9: VARIETAS SINTETIK

Terima Kasih

Page 10: VARIETAS SINTETIK

Sintetik dan komposit 30-40% dari pasarDominasi oleh hibrida Kebutuhan agroniomis hibrida>sintetik dan

komposit. Karena utk mendapatkan optimum hasil/ ekspresi sepenuhnya gen2 yg dimiliki oleh hibrida maka asupan juga harus optimal!

Hasil hibrida lebih tinggi namun asupan agronomi harus lebih besar. Berbeda dg sintetik dan komposit, asupan agronomi dapat lebih rendah. Jadi kalau dihitung2 antara input dan output sebenarnya seimbang antara hibrida dan sintetik/komposit

Page 11: VARIETAS SINTETIK
Page 12: VARIETAS SINTETIK

1. Memiliki beberapa galur inbred atau beberapa nomor generasi pertama dari hasil selfing (penyerbukan sendiri ).

2. Melakukan pengujian daya berkombinasi dari breeding material dengan melakukan testcross ,terutama untuk daya gabung umum. Dari hasil uji ini dipilihlah nomor atau galur yang memenuhi kriteria seleksi yg ditetapkan.

3. Melakukan persilangan campuran (intercross) dari galur atau nomor-nomor terpilih tersebut. Biji hasil persilangan ini dinamakan generasi Sintetik-0 (Sin-0)

4. Menanam kembali biji-biji dari Sin-0 dan dibiarkan terjadi random mating di antara individu dalam populasi tersebut. Hasil biji yg diperoleh disebut sbg biji varietas Sin-1 ( Sintetik-1 ).

Page 13: VARIETAS SINTETIK

Varietas sintetik dibentuk dari beberapa galur inbrida yang memiliki daya gabung umum yang baik,

Varietas sintetik adalah populasi bersari bebas yang berasal dari silang sesamanya (intercross) antargalur inbrida, yang diikuti oleh perbaikan melalui seleksi.

Pembentukan varietas sintetik diawali dengan pengujian silang puncak (persilangan galur dengan penguji) untuk menguji galur, terutama untuk menentukan daya gabung umum galur-galur yang jumlahnya banyak. Oleh karena itu varietas sintetik merupakan hasil sementara dari program pembentukan hibrida.

Page 14: VARIETAS SINTETIK

Silang puncak dapat dibuat di dalam petak terisolasi, di mana semua bunga jantan dari galur-galur yang akan diuji dicabut dan penguji berfungsi sebagai induk jantan. Jenis penguji yang dipakai bergantung pada evaluasi yang diinginkan, yaitu untuk daya gabung umum (DGU) atau daya gabung khusus (DGK). Nilai daya gabung memberi informasi tentang galur-galur yang dapat membentuk hibrida-hibrida yang baik, bila disilangkan dengan galur yang lain.

Galur-galur yang daya gabungnya baik juga dapat digunakan dalam perakitan varietas sintetik. Produksi benih varietas sintetik lebih mudah dan petani dapat menggunakan benih dari hasil pertanamannya sendiri. Untuk varietas hibrida, petani harus membeli benih setiap kali tanam, sehingga menambah biaya produksi.