penetapan target yang tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk

41
PENETAPAN TARGET YANG TIDAK TERCAPAI AKIBAT PENGARUH KUANTITAS PRODUK PADA PONDOK BAKSO X Paper ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Oleh : Atriz Vina Aprila Santi Asmarani Siska Tri Wulandari Tanti Febriza Kelas: 1 ANA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

Upload: tanti-febriza

Post on 21-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penetapan target yang tidak tercapai

TRANSCRIPT

Page 1: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

PENETAPAN TARGET YANG TIDAK TERCAPAI AKIBAT PENGARUH KUANTITAS PRODUK

PADA PONDOK BAKSO X

Paper ini disusun untuk memenuhitugas perkuliahan

Oleh :

Atriz Vina Aprila

Santi Asmarani

Siska Tri Wulandari

Tanti Febriza

Kelas: 1 ANA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2011

Page 2: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim…

Dengan memanjatkan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas

segala rahmat dan bimbingannya, akhirnya kami dapat menyelesaikan paper ini

dengan judul “Peranan Strategi Harga Terhadap Upaya Peningkatan Volume

Penjualan pada Pondok Bakso X”. Paper ini kami susun dalam rangka untuk

memenuhi tugas perkuliahan pada mata kulliah Manajemen.

Sepenuhnya kami menyadari di dalam penulisan palper ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kejanggalan baik materi maupun cara

mengemukakannyamengingat kemampluan dan pengetahuan kami sangat terbatas,

namun plenulis bergarap paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dorongan ,

bimbingan dan doa restu dari semua plihak, skripsi ini sulit sekali diselesaikan. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini kami sampaikan dengan segala kerendahan hati kami

ucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua yang telah membantu kami

dalam menyelesaikan paper ini .

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian paper ini, dan semoga paper ini dapat berguna bagi kita

semua, Aamiin.

Palembang, 4 Januari 2012

Page 3: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................i

Kata pengantar.............................................................................................................................ii

Daftar isi ..................................................................................................................................... iv

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang pemilihan Judul..............................................................................1

1.2 Rumusan masalah....................................................................................................2

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………..…………....…..3

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan …………………………………….…..………...4

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pemasaraan ………………………………………………..….…....…7

3.2 Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix] ………………..……..........7

3.3 Pengertian Produk ………..…………………………………………..…...11

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peranan Kuantitas Produk terhadap pencapaian target ………........…15

4.2 Data realisasi dan target Pondok bakso X dan pesaing …………….….16

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………..…..……19

5.2 Saran ………………………………………………………....…………..19

Page 4: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi modern tidak menutup kemungkinan timbulnya perusahaan-perusahaan

baru luntuk membuka usahanya. Hal ini mengakibatkan tingkat persaingan antar

perusahaan sejenis semakin kompetitif dan dihadapkan pada konsumen yang semakin

selektif dalam memilih produk dari satu perusahaan. Dalam persaingan yang demikian .

manajemen dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif . sehingga tujuan perusahaan

akan dapat lebih mudah dicapai. Salah satu tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh

laba. Hambatan-hambatan yang banyak dihadapi perusahaan pada umumnya adalah

persaingan antara perusahaan sejenis akan menciptakan pasar pembeli dimana pembeli

lebih banyak kekuasaannya dari pada penjual.

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup. Berkembang, dan mampu

bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan

menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Pengarahan kegiatan

pemasaran tersebut hanya mungkin dapat dilakukan dengan menetapkan garis-garis besar

pedoman atau panduan umum perusahaan dalam bidang pemasaran, yang menekankan

pemberian pelayanan yang memuaskan kepada konsumen.

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah produk. Pondok Bakso X adalah salah

satu dari banyak warung- warung bakso yang berada di daerah Palembang . Tingginya

kebutuhan konsumen akan makanan bakso ini juga ikut mendorong berdirinya usaha –

usaha bakso yang lain yang mendorong kepada persaingan dalam menarik minat

konsumen . Melihat dari keadaan tersebut puhak Pondok Bakso X harus memikirkan

beberapa solusi terbaik didalam mengatasi masalah tersebut sehingga diperlukan strategi

pemasaran.

Dalam hal ini kami mengambil strategi produk untuk mencapai target penjualan yang di

tetapkan pada pondok Bakso X. Produk merupakan unsure yang penting dalam strategi

pemasaran karena produk mempengaruhi minatbeli konsumen. Tetapi walaupun produk

merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam

menangani masalah produk tersebut.

Page 5: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Apabila dilihat dari sudut pandang konsumen, produk sering kali menjadi pertimbangan

konsumen untuk membeli barang tersebut, oleh karena itu Pondok Bakso X harus

mempertimbangkan produk yang dijual. Tetapi dalam hal ini Pondok Bakso x kurang

cermat memperhatikan kualitas produk yang di tawarkannya.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa Pondok Bakso X kurang memperhatikan kuantitas

produk , padahal kuantitas produk sangat penting dalam sebuah pemasaran. Berdasarkan latar

belakang diatas. Kami tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan judul “ penetapan

target yang tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk

pada pondok bakso x”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka kami merumuskan permasalahan yang ada pada Pondok Bakso X yang berhubungan dengan penetapan target yang tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk pada pondok bakso x.

Page 6: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Pondok Bakso X adalah salah satu industri yang memproduksi dan melakukan penjualan

bakso. Sejarah Pondok Bakso X pertama kali di dirirkan di Jalan …. No. 23. Sebelum

berinisiatif untuk mendirikan Pondok Bakso X Bapak SS merupakan pemilik sekaligus

pendiri Pondok Bakso X ini terlebih dahulu bekerja sebagai pedangan empek-empek

keliling kurang lebih selama enam tahun (1977-1983). Setelah menurut beliau

penghasilannya dirasa kurang beliau berinisiatif untuk mencoba berjualan bakso dengan

dana yang diperoleh dari uang tabungan beliau yaitu sebesar Rp. 300.000,- . dengan

pengetahuan dan dana yang seadanya beliau memberanikan diri untuk berjualan bakso

dengan harapan dapat mendapatkan penghasilan yang lebih daripada berjualan empek-

empek. Di dalam kegiatannya menjalankan Pondok Bakso X telah melewati dua periode

berbeda. Periode pertama yaitu dimana yang dalam penjualannya hanya berorientasi pada

satu jenis produk dan periode kedua yaitu dimana yang dalam kegiatan penjualannya telah

menambahkan variasi penjualannya ke dalam berbagai jenis produk.

1. Periode tahun 1983

Pondok bakso x adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1983 yang

berkedudukan di jalan ….. No. 23 Palembang. Pondok Bakso X berdiri pada awal tahun

1983 dimana Pondok Bakso X yang pada awalnya berjualan menggunakan gerobak

keliling kampung. Seperti yang telah dibahas sebelumnya alasan pemilihan bidang

penjualan bakso ini berdasarkan kurangnya penghasilan Bapak SS sebagai pedagang

empek-empek keliling dan didorongnya rasa keinginan yang tinggi untuk

menggembangkan karir. Pada saat pertama kali didirikan, Bapak H.M. SS memberi nama

“Pondok Bakso X” yang artinya bakso jadi-jadi. Yang menjad dasar pertimbangan pemilik

memilih menggunakan nama “X” pada usahanya adalah karena mengingat tekadnya untuk

membuat bakso yang bisa dibilang asal jadi oleh karena itu beliau menamai usahanya

dengan Pondok Bakso X dengan pertimbangan agar usahanya dapat menarik dan lebih

muda diingat konsumennya dan untuk mengingat perjuangan Bapak H.M. SS dalam

membuka usahanya.

2. Periode tahun 1990 Memasuki masa penjualan variasi bakso hingga sekarang

Page 7: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Memasuki awal tahun 1990 Bapak SS berinisiatif untuk menambah variasi produk yang

lain. Tujuan utama dari penambahan variasi produk ini yang semula hanya berupa bakso

daging hingan membuat variasi bakso telur, nakso urat, dan bakso super didasarkan atas

peluang yang sangat menjanjikan karena belum banyak bakso-bakso lain yang berdiri saat

itu. Namun pada pertengahan tahun 1994 persaingan di dalam menjual produk bakso

menjadi sangat tinggi hal ini dikarenakan sudah banyak pesaing-pesaing yang juga ikut

mendirikan perusahaan yang bergerak didalam penjualan produk bakso. Pada saat itulah

beliau melakukan strategi di dalam menyiasati persaingan yang sudah semakin tinggi

tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan strategi harga. Namun dalam hal ini

kami membahas cabang Bakso X yang berlokasi di Jln. ... . Pemilik dari cabang pondok

Bakso X Tersebut adalah Nonindom . Cabang Pondok Bakso X yang berada di Jln. ...

tersebut sudah berdiri sejak tahun 2005. Pemilik tersebut meruapakn anak dari H.M. SS

yang merupakan pendiri Bakso X. Beliau mendapatkan kehalian tersebut melalui sang

ayah. Ibu Nonindom memutuskan untuk membuka cabang setelah melihat kakak nya yang

juga membuka cabang Pondok Bakso X ini. Memang Pondok Bakso X ini dibuat turun

temurun agar Pndok Bakso X selalu ada dan di kenal di mata masyarakat.

2.2 Stuktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah gambaran dimana mengenai pembagian kerja di suatu

perusahaan dan berfungsi sebagai ladasan di dalam pembagian tugas di dalam tubuh

perusahaan. Dalam hal ini Pondok Bakso X menggunakan organisasi lini yaitu dalam

organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal terpendek dari

seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawaha kepada

atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal terpendek. Perintah-perintah hanya

diberrikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan

bersangkutan, Pada pokoknya organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang di

dalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan yang menghubungkan langsung

secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Adapun gambaran mengenai struktur

organisasi dari Pondok Bakso X dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini:

Page 8: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Gambar 1

STRUKTUR ORGANISASI PONDOK BAKSO X

Sumber: Pondok Bakso X

Didalam menjalankan aktibitas kesehariannya pemilik Pondok Bakso X tentu juga memerlikan pihak-pihak pendukung di dalam menjalankan perusahaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan hasil pekerjaan di setiap bagian agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Adapun pembagian tugas tersebut dapat diklasifikasikan sebagi berikut:

1. Pemilika. Bertugas memeriksa keadaan perusahaan tiap bulannya apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.b. Mengawasi dan menilai kinerja setiap bagian di dalam perusahaan apakah sudah berjalan secara efektif dan efisien.c. Bertugas mengolah atau membuat bakso.

2. Bagian Penjualan a. Bertugas melayani pembelib. Membeli bahan baku pembuatan bakso

3. Bagian Administrasi a. Melakukan segala pembukuan/adminstrasi perusahaan.b. Bertanggung jawab terhadap bagian keuangan sebagai atasannya.

4. Bagian Keuangana. Mengkoordinasikan segala kegiatan keuangan yang dilakukan bawahannya . b. Mengatur dan mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan pembukuan.c. Mengatur perhitungan pemberian gaji seluruh karyawan.d. Bertanggung jawab terhadap atasanya.

PEMILIKPERUSAHAAN

BAGIAN PENJUALAN

BAGIAN ADMINISTRASI

BAGIANKEUANGAN

Page 9: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

2. Harga

Harga merupakan salah satu variable penting yang berperan terhadap minat beli konsumen. Tinggi rendahnya garga dari suatu produk akan mempengaruhi konsumennya di dalam membeli produk tersebur. Dan di dalam proses penetapan harga jual produknya Pokok Bakso X melakukan perhitungan sebagai berikut:

Harga Jual = Harga Beli + Biaya-biaya + Persentase keuntunganDimana:

1. Harga beli adalah sejumlah harga yang dikeluarkan di dalam membeli barang yang ingin dipasarkan.2. Biaya-biaya adalah segala biaya yang dikeluarkan pada saat barang dibeli dari produsen (dalam hal ini yaitu pasar sebagai produsen) hingga sampai di tangan konsumen, seperti biaya angkut, biaya iklan, pajak dan lain-lain.3. Persentase keuntungan adalah besarnya persentase keuntungan yang diingikan oleh perusahaan dan merupakan keuntungan bersih dari produk yang dipasarkan. Dalam hal ini Pondok Bakso X menetapkan persentase keuntungan sebesar 5% - 8% dari harga beli bahan-bahan tersebut.

Dengan penetapan harga yang dilakukan Pondok Bakso X tersebut maka harga yang ditawarkan menjadi lebih rendah dibandingkan harga bakso lainnya .

Produk

Produk yang di tawarkan pondok bakso x yaitu bakso dengan berbagai macam variasi seperti bakso special, bakso super, bakso daging, dan bakso telur.

Tabel 1

PERBANDINGAN HARGA PRODUK PONDOK BAKSO X,

BAKSO Y, DAN WARUNG Z

No. Produk Bakso X BaksoY

WarungZ

1 Bakso Spesial Rp. 10.000,- Rp. 13.000,- Rp. 11.000,-2 Bakso Super Rp. 10.000,- Rp. 10.000,- Rp. 9.000,-3 Bakso Telur Rp. 8.000,- Rp. 9.000,- Rp. 8.000,-4 Bakso Daging Rp. 8.000,- Rp. 8.000,- Rp. 7.000,-

Page 10: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Tabel 2

PENJUALAN BAKSO PONDOK BAKSO X

TAHUN 2008-2010 (Porsi)

NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 16320 18950 187202 Bakso super 15230 17080 168603 Bakso telur 14070 15670 164504 Bakso daging 13970 14890 15220REALISASI 59590 66590 67250TARGET 65000 70000 72000

Page 11: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam

menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa.

Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan

konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan

sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan

karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran.

Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran

merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang

atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi

kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan

tujuan tersebut adalah :

Pemasaran memiliki arti yang berbeda-beda:

1. Menurut Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan melalui proses pertukaran.

2. Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan

kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan

mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang

aktual maupun potensial.

3. Menurut American Marketing Asociation, pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan

usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),

keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus menemukan kebutuhannya

terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut

dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran

bia juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta,

1996).

Page 12: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses perpindahan barang

dan/atau jasa dari produsen ke konsumen, atau semua kegiatan yang berhubungan dengan

arus barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen

3.2 Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix]

“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing

objectives in the market.”(Marketing Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti

bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat

dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran

dalam pasar sasaran.

Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses

to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti

bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya

dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004)

merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).

Product (Produk).

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan

melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja

(baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan

potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua

yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi

untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi

dan ide.

Page 13: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,

struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai

kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan

seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat

terjangkau oleh konsumen.

Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan

Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang

ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.

Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :

1. Advertising (Periklanan)

Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang

diketahui.

2. Personal selling (Penjualan perorangan)

Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk

untuk melakukan penjualan sekaligus.

3. Sales promotion (Promosi penjualan)

Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia

membeli produk atau jasa suatu perusahaan.

4. Public relation (Publisitas)

Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu

perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.

Page 14: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Saluran Distribusi (Place)

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para

pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet

yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada

pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau

menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus

dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat

dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat

dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang

terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau

dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi

untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.

Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang

sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari

distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

3.3. Pengertian Strategi Harga

Harga selalu dianggap sebagai hal penting dalam strategi marketing, seperti fokus pada

promosi atau iklan. Namun, strategi harga, bisa memberikan dampak yang besar pada

sales dan (yang lebih penting) profit.

Harga adalah apa yang dibayar oleh kustomer dan/atau apa yang dibayar oleh konsumen

akhir atas produk atau jasa. Dalam hal produk tidak langsung terjual ke end user, harga

selalu dianggap sebagai "grosir" dan "retail". Jika alur distribusi tersebut panjang (seperti

ada manufaktur, broker/distributor, retailer, dan end user), mark-up ganda bisa terjadi

antara harga grosir dan ritel.

Strategi harga yang optimal akah tergantung lebih dari sekedar biaya Anda. Faktor-faktor

dalam bisnis Anda seperti kompetitor, supplier, dan ketersediaan barang pengganti, serta

Page 15: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

kustomer juga turut andil. Positioning (bagaimana Anda ingin diterima oleh target audien)

juga merupakan pertimbangan.

Strategi Harga

Ada berbagai ragam strategi harga. Masing-masing strategi digunakan di situasi yang

berbeda. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih strategi terbaik adalah

biaya Anda; sales jangka pendek dan panjang serta target profit; aktfitas kompetitorl dan

nilai life time kustomer. Beberapa strategi harga adalah:

a. Cost plus mark-up. Disinis, Anda menentukan profit yang ingin Anda dapatkan

sebelum menentapkan harga. Pahami biaya Anda dan nilai jual Anda adalah biaya

ditambah dengan angka profit yang sudah ditetapkan.  Pendekatan ini membantu Anda

untuk fokus pada profit, tapi juga bisa menyebabkan harga diluar harapan kustomer dan

harga kompetitor.

b. Competitive pricing. Dalam competitive pricing, Anda melihat harga yang dikenakan

kompetitor dan menggunakannya sebagai benchmark untuk menetapkan harga produk

Anda. Strategi positioning Anda dan kompetitor akan menentukan apakah harga Anda

setara, sedikit dibawahnya, atau sedikit diatas pesaing.

c. Price skimming. Teknik ini digunakan jika Anda menawarkan produk yang unik

dengan sedikit atau tanpa pengganti.  Harga yang ditentukan tinggi, sehingga memberikan

margin yang tinggi bagi penjual. Pembelinya adalah mereka yang mau membayar karena

prestise atau keunikan produk tersebut. Dalam hal produk kebutuhan pokok, kustomer

tidak memiliki pilihan lain. Seringkali, price skimming adalah strategi jangka pendek saat

kompetitor membawa produknya, harganya diturunkan. Dalam kasus kebutuhan sehari,

apakah kebutuhan tersebut berlebih (garam saat badai es, misalnya) atau kekurangan

bersifat sementara. Sebelum mempertimbangkan teknik ini, sadari jika kustomer merasa

Anda memanfaatkan mereka, Anda membangun "niat buruk" bagi usaha Anda.

d. Penetration pricing. Ini lawan dari price skimming. Harga ditentukan dibawah biaya

dengan tujuan mendapatkan market share yang besar. Karena penetrasion price tidak

Page 16: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

mencakup biaya, ini juga strategi sementara. Karena strategi ini menguntungkan, kustomer

harus bersedia membayar harga normal, harga yang lebih tinggi.

e. Loss leader. Disini, harga satu atau lebih produk dibawah biaya untuk menarik

kustomer. Anda berharap kustomer akan membeli produk lain yang menguntungkan dari

Anda. Strategi ini biasanya diterapkan sabagai bagian dari promosi jangka pendek.

f. Close out. Ini adalah langkah cerdik untuk menghabiskan produk yang bergerak lambat

atau kelebihan produk di inventori. Anda menjual inventori dengan diskon besar untuk

menghindari penyimpanan atau kelangkaan produk. Barang-barang akhir musim, makanan

yang hampir kadaluwarsa, dan software versi lama atau buku cetakan adalah contoh

barang-barang close out.

g. Multiple unit pricing. Disebut juga dengan diskon kuantitas. Kustomer mendapatkan

potongan harga atas pembelian dalam jumlah besar.

h. Membership atau  trade discounting. Disini, beberapa pelanggan (yang Anda kenal

sebagai pelanggan setia) diberikan status elit, memberikan mereka hak istimewa untuk

mendapatkan diskon pembelian mereka.  Status ini bisa berdasarkan kedudukan,

kenggotaan dalam organisasi, atau kriteria lainnya.

i. Variable pricing. Strategi ini, kustomer yang berbeda membayar harga yang berbeda.

Seringkali strategi ini digunakan untuk pekerjaan proyek. Masing-masing proyek memiliki

karakter yang unik, begitu juga harga pekerjaannya. Dalam kasus lain, harga dinego

dengan masing-masing kustomer (contohnya mobil).

j. Versioning. Menawarkan produk yang sama dengan tingkat fungsi yang berbeda.

Masing-masing level diberi harga yang berbeda dan didalamnya termasuk serangkaian

atribut yang berbeda. Perusahaan software dan Web hosting seing menggunakan strategi

ini. Versi trial atau basic biasanya ditawarkan dengan harga yang sangat murah bahkan

gratis. Versi upgrade tersedia dengan harga yang lebih tinggi.

k. Bundling. Disini, beberapa item dijual bersamaan dengan harga dibawah jika dibeli

secara terpisah. Dengan bundling item populer dengan produk yang kurang dikenal, Anda

bisa meningkatkan penjualan. Sebagai tambahan, dalam hal penyimpanan barang, Anda

bisa menghindari closeout.

Page 17: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

PENGERTIAN PRODUK

Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can

be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy

a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan konsumen.

Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes,

including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the

seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun

tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah

dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan

organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan

kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product,

expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima

tingkatan produk adalah :

a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)

yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.

b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu

produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally

expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut

produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu

produk.

d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that

distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan

antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh

Page 18: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

pesaing.

e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this

product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan

bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

Klasifikasi Produk

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat

yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,

yaitu :

a) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau

disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

b) Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual

(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan

sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah

setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.

Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam

satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi

pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng

dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan

banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).

Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu

Page 19: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer’s goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui

pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b) Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih

lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang

industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk

kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan

bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

a) Convenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering

dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum

(sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk

tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

b) Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh

konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga,

pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.

c) Specialty goods

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana

sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya

mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

d) Unsought goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui,

tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa,

ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk.

Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features

and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”,

Page 20: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang

menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini

merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan

bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual

telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual

mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu

perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan

produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan

penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk

dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability

of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability,

reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang

artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk

keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi

produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk

Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin

mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti

aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang

dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut

terdiri dari :

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah

produk

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan

bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian

konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana

karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari

konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan

Page 21: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan

memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan

terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat

dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan

pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa

konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi,

persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan

Negara asal.

Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :

1) Kinerja (performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya

kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan

dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.

2) Keistimewaan tambahan (features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior

seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.

3) Keandalan (reliability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil

tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as

roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

5) Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini

mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.

Page 22: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

6) Estetika (asthethic)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik,

model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

Page 23: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, data yang telah diperoleh dari Pondok Bakso x akan dianalisis

berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan berbagai aspek untuk mengembangkan

perusahaan, tentunya hal ini juga berdasarkan pengetahuan yang didapat oleh penulis

selama mengikuti perkuliahan, khususnya mata kuliah pemasaran.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu factor penting yang turut menentukan

suksesnya aktivitas pemasaran ialah produk yang ditawarkan. Produk yang berkualitas dan

berkuantitas baik akan menarik minat beli komsumen sehingga akan memberikan banyak

keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam proses pemasarannya guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tersebut yaitu memperoleh laba.

Seperti yang telah dikemukakan penulis pada pembahasan sebelumnya yang menjadi

permasalahan pada Pondok Bakso X adalah tidak tercapainya target penjualan bakso

sedangkan harga yang ditetapkan sudah lebih rendah dibandingkan dengan harga pesaing

lainnya tetapi produk yang ditawarkan pada bakso x lebih sedikit dibanding pesaing.

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis akan menganalisis penetapan target yang

tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk pada pondok bakso x.

4.1 Peranan Kuantitas Produk terhadap pencapaian target

Keadaan atau kondisi pasar dimana terdapat beberapa perusahaan yang bersaing

untuk menjual suatu jenis produk yang sejenis dapat dikatakan sebagai pasar persaingan

sempurna. Hal tersebut apabila terjadi dapat menimbulkan persaingan yang sangat tinggi

diantara perusahaan-perusahaan tersebut. Keadaan ini terbentuk karena tingginya minat

konsumen terhadap produk makanan dalam hal ini yaitu bakso sehingga plada akhirnya

akan memicu banyak pengusaha untuk membangun bakso sebagai usahanya.

Pondok Bakso X adalah salah satu dari banyak usaha bakso yang berdiri di kota

Palembang seperti Bakso Y, Bakso Z dan lain-lain. Persaingan antar perusahaan yang

menjual bakso sangatlah tinggi. Oleh karena itu, menyiasati keadaan tersebut Pondok

Bakso X harus menetapkan strategi-strategi yang tepat dalam permasalahan tersebut salah

satunya adalah kuantitas dan kualitas produk karena hal tersebut sangatlah penting dalam

menyiasati banyaknya persaingan bakso, dengan bakso yang sebanding dengan kualitas

dan kuantitas bakso yang dihasilkan diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen.

Page 24: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Di sini kami menemukan bahwa terdapat kurang lebih 1000 konsumen potensial yang

berada di sekitaran atau daerah pondok bakso x. maka dari itu, para penjual bakso

berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen lebih banyak sehingga di buatnya target

penjualan pertahun. Disini kami mendapatkan bahwa pondok bakso x termasuk penjual

bakso yang sangat percaya diri, karena terlihat dari target-target yang di tetapkannya.

Mereka selalu meningkatkan target pertahunnya. Hal ini di karenakan bahwa, mereka

yakin bahwa mereka akan mendapatkan konsumen lebih banyak setiap tahunnya karena

peluang pasar yang cukup besar.

Namun yang menjadi permasalahannya adalah, setelah di lihat realisasi penjualan, ternyata

target yang selama ini di yakini akan tercapai. Nyatanya tidak dapat tercapai.

Maka untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi yang mengakibatkan tidak

tercapainya target tersebut maka kami pun memberikan beberapa pertanyaan kepada 50

orang yang berada di sekitar Pondok Bakso X tersebut. Adapun pertanyaan yang kami

berikan adalah :

1. Apakah harga yang ditawarkan Bakso X lebih murah dibandingkan Bakso

lainnya ?

Jawaban : 89% mengatakan “Ya”

11% mengatakan “Tidak”

2. Apakah harga yang ditawarkan Pondok Bakso X terjangkau dengan konsumen

atau pembeli?

Jawaban : 89% mengatakan “Ya”

11% mengatakan “Tidak”

3. Apakah produk yang ditawarkan bakso x sebanding dengan harga atau kepuasan

yang didapatkan konsumen atau pembeli?

Jawaban : 63% mengatakan “Ya”

37% mengatakan “Tidak”

Page 25: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

4.2 Data realisasi dan target Pondok bakso x dan pesaing

PENJUALAN BAKSO PONDOK BAKSO X

TAHUN 2008-2010 (Porsi)

PENJUALAN BAKSO Y

TAHUN 2008-2012 (Porsi)

PENJUALAN BAKSO WARUNG ZTAHUN 2008-2010 (Porsi)

NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 16320 18950 187202 Bakso super 15230 17080 168603 Bakso telur 14070 15670 164504 Bakso daging 13970 14890 15220REALISASI 59590 66590 67250TARGET 65000 70000 72000

NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 18000 19080 198002 Bakso super 18000 19800 205203 Bakso telur 16200 18000 190804 Bakso daging 14400 16200 17280REALISASI 66600 73080 76680TARGET 63000 67000 70000

NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 14400 10800 126002 Bakso super 10080 10800 108003 Bakso telur 7200 7200 90004 Bakso daging 7200 9000 9000

REALISASI 38800 37800 41400TARGET 40000 40000 40000

Page 26: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

Dari data-data yang kami dapatkan terutama dari target penjualan, kami mendapati bahwa

Pondok Bakso X selalu meningkatkan target penjualan setiap tahunnya walaupun target

sebelumnya tidak tercapai. Alasan dari Pondok bakso X dalam menentukan targetnya

yang semakin tahun semakin meningkat adalah mereka melihat bahwa adanya peluang

pasar yang mereka yakini setiap tahun akan meningkat, sehingga mereka berani

meninggkatkan target setiap tahunnya. Disini kami melihat peluang pasar tersebut

memang ada karena dari data yang kami dapatkan terdapat kurang lebih 1.000 konsumen

potensial. Sehingga kemungkinan Pondok bakso x untuk mencapai targetnya cukup

tinggi.

Namun ternyata dugaan pondok bakso X salah karena pada kenyataannya target yang

selama ini mereka yakini akan tercapai trnyata tidak tercapai. Dari analisa yang kami

dapatkan termasuk juga dari pertanyaan – pertanyaan yang kami berikan kepada

konsumen pondok bakso x kami mendapatkan yang menjadi permasalahan adalah tentang

kuantitas produk. Sebenarnya harga yang di tawarkan pondok bakso sidodai sudah murah

dibandingkan dengan harga produk lain namun karena harganya lebih murah maka

kuantitas produk yang di tawarkan lebih sedikit dari pada pesaing. Berbeda dengan

pesaingnya yang menawarkan harga lebih mahal namun dengan jumlah kauantitas yang

banyak. Nah, hal ini yang menajdi permasalah menurut kami.

Dari uraian di atas, kami menyimpulkan bahwa , yang menjadi permasalahan adalah

tentang kuantitas produk pondok bakso x. Yang lebih sedikit dibandingkan

dengankuantitas produk pondok bakso pesaingnya. Sebaiknya, pondok bakso sisdodadi

harus lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya karena konsumen akan merasa

puas jika dia mendapatkan produk yang sesuai dengan kepuasan yang dia inginkan. Kita

contohkan saja seperti bakso Y yang menawarkan kuantitas produk yang banyak namun

dengan harga yang terbilang cukup mahal bagi konsumen namun nyatanya walaupun

harga yang ditawarkannya lebih mahal tetapi tidak mempengaruhi pvolume penjualannya,

bahkan target yang ia tetapkan selalu tercapai. Maka disiniah kami melihat bahwa tidak

apa-apa harga mahal namun kualitas dan kuantitas produklah yang harus di tingkatkan.

Dengan demikian kami menyarankan pada pondok bakso x agar menambah kuantitas

produk (porsi produk) dan menaikkan harga sebanding dengan harga pesaing.

Contohnya, bakso special yang dijual oleh pondok bakso x yang semula harganya Rp.

10.000,- dinaikkan menjadi Rp. 13.000,- . Kenaikkan harga yang dilakukan ialah semata-

Page 27: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

mata untuk menambah porsi yang kami sarankan karena apabila kita ingin menambah

kuantitas prosduk tersebut maka otomatis biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk

menambah kuantitas produk bakso tersebut akan meningkat dari yang sebelumny. Maka

dari itulah kami pun menyarankan agar harga tersebut di naikkan setara dengan pesaing.

Page 28: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah kami kemukakan pada bab-bab sebelumnya maka pada bab ini kami akan menarik kesimpulan dan memberikan saran atau masukan untuk Pondok Bakso X sehingga dapat memperlancar dan menambah volume penjualan usahanya.

4.1 Kesimpulan

1. Pondok Bakso X menetapkan kuantitas produk lebih sedikit dari pada pesaing

2. Karena menetapkan kuantitas produk di bawah pesaing maka Pondok bakso x menetapkan harga di bawah pesaing karena biaya bahan bahan baku yang di keluarkan lebih sedikit

3. Pondok Bakso X tidak mencapai target yang telah ditetapkan walaupun Mereka yakin bahwa target tersebut akan tercapai

4. Porsi bakso yang ditawarkan terlalu sedikit

4.2 Saran

1. Sebaiknya Pondok Bakso X meningkatkan kuantitas produk yang ditawarkan kepada konsumen dengan cara menambah jumlah porsi yang akan ditawarkan guna menarik minta konsumen dalam membeli produk.

2. Sebaiknya harga sedikit dinaikkan dari harga sebelumnya karena hal tersebut dikarenakan akibat penambahan porsi yang diberikan sehingga akan menambah biaya bahan baku dan juga hal tersebut bertujuan agar tidak mempertipis keuntungan penjualan. Dan juga pertimbangan kami dalam munyarankan kepada Pondok Bakso Sodidadi untuk menaikkan harganya karena.

3. Dalam penetapan harga sebaiknya disamakan dengan harga pesaing. Contohnya, harga bakso special yang tadinya Rp. 10.000,- di naikkan menjadi Rp. 13.000,-

4. Sebaiknya apa bila ingin menetapkan target yang tinggi, maka Pondok bakso X harus lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang mereka tawarkan. Agar mereka dapat meraih peluang pasar dan tercapainya target yang telah mereka tetapkan.

Page 29: Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk

DAFTAR PUSTAKA

Kotler (2000)., definisi bauran pemasaran

Menurut Kotler (1997:92),, definisi Marketing Mix

Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).

www.google.com