penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

11
I. Hari/ tanggal : Sabtu / 15 Februari 2014 II. Pertemuan : Pertemuan Kedua (2) III. Judul Praktikum : PENETAPAN KERAPATAN BOBOT JENIS IV. Tujuan Praktikum : 1. Mengenal alat penentuan kerapatan dan bobot jenis 2. Menentukan kerapatan dan bobot jenis beberapa zat V. Alat dan Bahan a. Alat 1. Piknometer 2. Neraca timbangan 3. Gelas kimia 4. Pipet b. Bahan 1. Air 2. Etanol 3. Aseton 4. Kloroform VI. Prosedur Percobaan A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan

Upload: dudi-nurmalik

Post on 26-Dec-2015

182 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan farmasi fisika

TRANSCRIPT

Page 1: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

I. Hari/ tanggal :

Sabtu / 15 Februari 2014

II. Pertemuan :

Pertemuan Kedua (2)

III. Judul Praktikum :

PENETAPAN KERAPATAN BOBOT JENIS

IV. Tujuan Praktikum :

1. Mengenal alat penentuan kerapatan dan bobot jenis

2. Menentukan kerapatan dan bobot jenis beberapa zat

V. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Piknometer

2. Neraca timbangan

3. Gelas kimia

4. Pipet

b. Bahan

1. Air

2. Etanol

3. Aseton

4. Kloroform

VI. Prosedur Percobaan

A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan

Piknometer bersih kering Timbang isi air hingga penuh

rendam dalam es hingga suhunya berkurang 2º C

pipa pikno terbuka sampai suhu naik

mencapai suhu ruangan, pipa pikno diutup

timbang dengan seksama

Page 2: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

B. Penentuan kerapatan zat cair X (etanol, aseton, kloroform)

C. Penentuan kerapan zat padat yang kerapatannya lebih besar dari pada air

D. Penentuan kerpatan zat padat yang kerapatannya lebih kecil dari pada air

VII. Data Percobaan & Perhitungan

zat x masukkan pada piknometer

rendam dalam es hingga suhunya berkurang 2º C

pipa pikno terbuka sampai suhu naik mencapai suhu

ruangan, pipa pikno diutup

timbang dengan

seksama

zat padat timbang masukkan

pada poiknometer

isi penuh dengan zat

cairtimbang

zat padat timbang piknometer

masukkan suatu pemberat yg

kerapatan dan masanya sudah

diketahui

di isi penuh dengan zat cair timbang

Page 3: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

Suhu percobaan 27ºC

1. Bobot piknometer kosong = 12,5448 gram

2. Bobot piknometer + air = 23,4183 gram

3. Bobot piknometer + etanol = 21,5235 gram

4. Bobot piknometer + aseton = 21,0726 gram

5. Bobot piknometer + kloroform = 28,4215 gram

6. Bobot zat padat (peluru) = 0,52 gram

A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan

1. Bobot Piknometer Kosong = 12,5448 g (a)

2. Bobot Piknometer + air = 23,4183 g

3. Bobot air = (Bobot Piknometer + air) – (Bobot Piknometer Kosong)

= 23,4183 - 12,5448

= 10,8735 g (b)

4. ρ air=0,998 g/ml

V = mρ

V = 10,8735

0,998

V = 10, 89529058 ml (Vp)

B. Penentuan kerapatan zat cair X (etanol, aseton, kloroform)

Kerapatan Etanol

1. Bobot Piknometer + Etanol = 21,5235 g

2. Bobot Piknometer Kosong = 12,5448 g (a)

3. Bobot Etanol = 8,9787 g

4. Vp (Volume Piknometer) = 10,89529058 ml

ρ Etanol = mVp

ρ Etanol = 8,9787

10,89529058

ρ Etanol = 0,824089998 g/ml

Page 4: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

Kerapatan Aseton

1. Bobot Piknometer + Aseton = 21,0726 g

2. Bobot Piknometer Kosong = 12,5448 g (a)

3. Bobot Aseton = 8,5278 g

4. Vp (Volume Piknometer) = 10,89529058 ml

ρ Aseton = mVp

ρ Aseton = 8,5278

10,89529058

ρ Aseton = 0,782705145 g/ml

Kerapatan Kloroform

1. Bobot Piknometer + Kloroform = 28,4215 g

2. Bobot Piknometer Kosong = 12,5448 g (a)

3. Bobot Kloroform = 15,8767 g

4. Vp (Volume Piknometer) = 10,89529058 ml

ρ Kloroform = mVp

ρ Kloroform = 15,8767

10,89529058

ρ Kloroform = 1,457207578 g/ml

C. Penentuan kerapan zat padat yang kerapatannya lebih besar dari pada air

Bobot pikno + peluru + air = 23,5687 gram (d)

Bobot zat padat (peluru) = 0,52 gram (x)

Bobot pikno + air = (d – x)

= 23,5687 – 0,52

= 23,0487 g

Bobot air = (d – x – a )

= 23,5687 – 0,52 – 12,5448

= 23,0487 g

Bobot air ditumpahkan =b−d+ x+a

φ air

= 10,8735−23,5687+0,52+12,5448

0,998

= 0,370340681 gram (v)

Page 5: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

ρ Peluru = mV

= 0,52

0,370340681 = 1,404112555 g/ml

D. Penentuan kerpatan zat padat yang kerapatannya lebih kecil dari pada air

Bobot pikno + Lilin + air = 23,5081 g (d)

Bobot zat padat (lilin) = 0,20 gram (x)

Bobot pikno + air = (d – x)

= 23,5081 – 0,20

= 23,3081 g

Bobot air = (d – x – a )

= 23,5081 – 0,20 – 12,5448

= 10,7633 g

Bobot air ditumpahkan =b−d+ x+a

φ air

= 10,8735−23,5081+0,20+12,5448

0,998

= 0,110420841 gram (v)

ρ lilin = mV

= 0,20

0,110420841 = 1,814743539 g/ml

VIII. Pembahasan

Praktikum kali ini dilakukan agar praktikan dapat mengenal alat penentuan

kerapatan dan bobot jenis serta dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis dari

beberapa zat. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku

yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. 

Penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah

massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu

mililiter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL.

Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis

merupakan bilangan abstrak. (Ansel, 2006)

Untuk menghitung bobot jenis dari suatu zat maka harus dilakukan terlebih

dahulu penentuan volume piknometer yang digunakan pada suhu percobaan. Alat

yang digunakan untuk menentukan bobot jenis ada beberapa jenis. Namun yang

akan digunakan pada praktikum ini adalah piknometer. Sebelum diguanakan

piknometer harus dipastikan dalam keadaan bersih karena apabila piknometer

Page 6: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

tidak bersih maka akan mempengaruhi pada hasil penimbangan. Dalam

penggunaan piknometer tidak boleh menggunakan tangan secara langsung namun

harus dilapisi kain atau tissue yang bersih agar tidak terjadi kesalahan dalam

penimbangan. Piknometer kemudian ditimbang dalam keadaan kosong dan bersih

kemudian dicatat berat dari piknometer tersebut, berat dari piknometer yang

didapat adalah 12,5448 gram. Kemudian kedalam piknometer tersebut dimasukkan

air hingga penuh dan diperiksa suhu dari piknometer dan air tersebut, suhu yang

didapat adalah 27oC. piknometer tersebut selanjutnya direndam didalam air es

hingga suhunya turun 2oC atau hingga suhunya menjadi 25oC lalu suhunya

dibiarkan naik kembali hingga mencapai suhu kamar. Hal tersebut dilakukan agar

pengukuran dari suhu percobaan tidak mengalami kesalahan, apabila suhu

percobaan diukur secara langsung setelah dimasukkan kedalam piknometer maka

ada kemungkinan suhu yang didapat telah bercampur dari suhu tubuh atau

pengaruh lainnya. Namun apabila pengukuran dilakukan dengan menurunkan

suhunya terlebih dahulu maka suhu yang akan didapat merupakan suhu yang

sebenarnya. Kemudian dilakukan penimbangan dan dilakukan perhitungan untuk

mencari volume dari piknometer yang digunakan. Maka didapat Vp (volume

piknometer) adalah 10,89529058 ml. Setelah voume piknometer pada suhu

percobaan didapat, dilanjutkan dengan menentukan kerapatan dari zat cair. Zat cair

yang akan ditentukan kerapatannya adalah etanol, aseton dan kloroform. Langkah

langkah yang dilakukan untuk menentukan kerapatan dari zat-zat cair tersebut

adalaha sama dengan prosedur pertama yang telah dijelaskan diatas. Didapat

kerapatan dari aseton adalah 0,782705145 g/ml, etanol adalah 0,824089998 g/ml

dan kloroform adalah 1,457207578 g/ml. Perbedaan dari berbagai kerapatan

tersebut terjadi karena adanya perbedaan pada berat molekul, ukuran partikel dan

susunan partikelnya. Sehingga apabila BM dari senyawa tersebut besar maka akan

semakin besar pula BJ dari senyawa tersebut.

Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kerapatan zat padat yang

kerpatannya lebih besar dari pada air. Zat padat yang akan ditentukan

kerapatannya adalah peluru. Peluru ditimbang dan dimasukkan kedalam

piknometer. Piknometer yang digunakan adalah piknometer yang sama ketika

percobaan pertama dilakukan. Prosedur yang dilakukan untuk menentukan

kerpatannya sama denga prosedur sebelumnya. Didapat data bahwa berat

piknometer + zat padat (peluru) + air adalah 23,5687 g. Kemudian dilakukan

perhitungan untuk mencari bobot jenis dari peluru tersebut. BJ peluru yang didapat

Page 7: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)

setelah dilakukan perhitungan adalah 1,404112555 g/ml. Dapat dilihat bahwa BJ

dari peluru tersebut lebih besar dari pada air yaitu 0,998 g/ml. Hal tersebut dapat

terjadi karena peluru terdiri dari partikel partikel yang tersusun sangat teratur dan

rapat, sehingga ketika dibandingkan dengan air yang tersusun dari molekul atau

partikel yang tersusun tidak teratur dan tidak rapat maka BJ dari peluru akan

menjadi lebih besar.

Kemudian dilakukan prosedur untuk menentukan karapatan zat padat yang

kerapatannya libih kecil dari pada air. Zat padat yang akan ditentukan kerpatannya

adalah lilin. Lilin ditimbang dan dilakukan prosedur yang sama seperti

sebelumnya. didapat data bahwa berat piknometer + zat padat (lilin) + air adalah

23,5081 g. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan kerapatan dari

lilin. Didapat kerapatan dari lilin adalah 1,814743539 g/ml. Dari kerapatan lilin

yang didapat tersebut dapat dilihat bahwa kerapatannya lebih besar dibandingkan

dengan air. Seharusnya untuk lilin harus memiliki kerapatan atau BJ yang lebih

kecil dari pada air. Hal tersebut dapat terjadi karena lilin yang digunakan

merupakan lilin yang telah dimodifikasi kerapatannya.

IX. Simpulan

Dari praktikum yang telah dilkukan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

menentukan kerapatan dapat digunakan sebuah alat yang bernama piknometer.

Kerapatan dari aseton adalah 0,782705145 g/ml, kerapatan etanol adalah

0,824089998 g/ml, kerapatan kloroform adalah 1,457207578 g/ml, kerapatan

peluru adalah 1,404112555 g/ml dan kerapatan lilin adalah 1,814743539 g/ml.

X. Daftar Pustaka

Ansel, C Howard. (2006). Kalkulasi Farmasetik. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Lachman,Leon.1994.’’Teori Dan Praktek Farmasi Industri’’.Jakarta : Universitas

Indonesia.

Martin,Alfred.(1990). Farmasi Fisika I. Jakarta Penerbit universitas Indonesia

Voigt, R. (1994) .Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V:Yogyakarta.UGM

press

Page 8: penetapan kerapatan bobot jenis (wafie)