penerpan model arias

195
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING TOURNAMENT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR BETON PADA SISWA KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: SINTANI FAHMI KHASANAH K 1507025 Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: alamsyah-wicaksono

Post on 07-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

ptk

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS MELALUI STRATEGI

    PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING TOURNAMENT SEBAGAI UPAYA

    MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

    MATA PELAJARAN GAMBAR BETON PADA SISWA

    KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

    SKRIPSI

    Oleh:

    SINTANI FAHMI KHASANAH

    K 1507025

    Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MendapatkanGelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan

    Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS MELALUI STRATEGI

    PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING TOURNAMENT SEBAGAI UPAYA

    MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

    MATA PELAJARAN GAMBAR BETON PADA SISWA

    KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

    Oleh:

    SINTANI FAHMI KHASANAH

    K 1507025

    Skripsi

    Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MendapatkanGelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan

    Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji

    Skripsi Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik

    Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

    Surakarta, pada:

    Hari : Kamis

    Tanggal : 7 April 2011

    Persetujuan Pembimbing

    Pembimbing I,

    Drs Sutrisno, ST., M.Pd.NIP. 19530727 198003 1 002

    Pembimbing II,

    Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST.,MTNIP. 19760618 200003 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

    untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

    Pada hari : Kamis

    Tanggal : 7 April 2011

    Tim Penguji Sripsi :

    Nama Terang Tanda Tangan

    Ketua : Ir. Chundakus Habsya, M.SA. ...............................

    Sekretaris : Eko Supri Murtiono, ST., MT. ...............................

    Anggota I : Drs. Sutrisno, ST.,M.Pd. ...............................

    Anggota II : Taufiq Lilo Adi Sucipto ST., MT. ...............................

    Disahkan Oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret

    Dekan

    Prof. DR. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    ABSTRAK

    Sintani Fahmi Khasanah. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIASMELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF LEARNINGTOURNAMENT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITASPROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBARBETON PADA SISWA KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA.Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas SebelasMaret, April 2011.

    Tujuan penelitian adalah : (1) Mengetahui peningkatan kualitas prosespembelajaran Gambar Beton siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahunajaran 2010/2011 ; (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGBSMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran GambarBeton.

    Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Dimulai denganidentifikasi permasalahan dalam kelas, siklus I: perencanaan berupa penyusunanlangkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS melaluistrategi pembelajaran aktif Learning Tournament, pelaksanaan tindakan,observasi, analisis, dan refleksi untuk tindakan pada siklus II. Subyek penelitianadalah siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahunajaran 2010/2011. Data diperoleh melalui observasi kejenuhan belajar, afektif danpsikomotor siswa, wawancara, tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II.Triangulasi data digunakan untuk menjaga validitas data, sedangkan untuk analisadata digunakan teknik analisis interaktif.

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modelpembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournamentdapat memperbaiki atau meningkatkan : (1) Kualitas proses pembelajaran yaitudengan menurunnya kejenuhan belajar dan meningkatnya keaktifan siswa kelasXI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaranGambar Beton dengan kompetensi dasar merencanakan perhitungan penulangandan gambar rencana plat lantai satu arah struktur gedung beton bertulang ; (2)Hasil belajar (nilai kompetensi) siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakartatahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Gambar Beton dengan kompetensidasar merencanakan perhitungan penulangan dan gambar rencana plat lantai satuarah struktur gedung beton bertulang.

    Kata Kunci : ARIAS, Learning Tournament, Proses Belajar, Hasil Belajar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    MOTTO

    Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan

    ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras

    (untuk urusan yang lain)

    ~ (QS. Al Insyiroh : 5-7) ~

    Jangan hanya jadi PEMIMPI, tapi jadilah PELAKU yang sebenarnya, taklukkan rasa

    takut, selama itu tidak melanggar atau dosa

    ~ (Cyntani Hasana) ~

    Jika KAU tak bisa menjadi MATAHARI, jadilah sebuah BINTANG

    ~ (Douglas Malloch) ~

    Jangan, jangan, jangan pernah menyerah

    ~ (Winston Churchill) ~

    Ketika Pemberi Skor Terbesar (Tuhan) mulai menulis mengenai nama anda, Dia menandai,

    bukan apakah anda menang atau kalah, tetapi bagaimana anda memainkan permainan-Nya

    ~ (Grantland Rice) ~

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    PERSEMBAHAN

    Dedikasiku, senarai cinta dan terima kasih kepada.....

    Allmighty Allah Subhanahu Wa Taala, Sang Pemilik Luasan Ilmu, yang memberi

    perlindungan, kemudahan, inspirasi, dan membelahkan ide-ide sehingga mengerakkan jasad,

    ruh dan akal ini untuk berkarya, Dzat yang memilih hamba ini untuk mendapatkan hidayah

    yang diperantarakan melalui Nabi Agung Muhammad SAW.....

    Cahaya kehidupanku, Ibu dan Bapak ku, untuk

    setiap cinta kasih, panjatan doa, serta tempaan

    pendidikan tentang kehidupan yang tercurah

    padaku. However, I always need you

    Especialy my sisters and little brother,

    Pipit move, Anis move, Fanum Roy, Fahmi Roy, Misky Aziz, Zen Zain,

    Dawud mas Gantheng, untuk setiap persaudaraan dan kasih yang

    selalu kalian suguhkan, I love U all.

    Rekan-rekan PTS/B 2007, terima kasih atas kegilaan dan

    kebersamaan selama ini, FIGHTING!!! certainly, Ill Miss U all.

    Kawan-kawan ku yang telah mengukirkan kisah

    cantik untuk kehidupanku sekarang dan mendatang,

    tentang solidaritas dan persahabatan.

    Untuk seseorang yang dijanjikan Alloh untukku

    di saat yang tepat berdampingan denganku,

    bersama meraih SURGA.

    Almamaterku UNS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

    limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Melalui Strategi

    Pembelajaran Aktif Learning Tournament Sebagai Upaya Meningkatkan Proses

    dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Gambar Beton Pada Siswa Kelas XI TGB SMK

    Negeri 2 Surakarta yang disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan

    gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan

    Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

    banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta seluruh

    jajarannya yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

    2. Bapak Drs. H. Suwachid, M.Pd., MT., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

    Teknik dan Kejuruan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. Bapak Drs. AG.Thamrin, M.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Pendidikan

    Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    4. Bapak Drs. Sutrisno, ST., M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Pendidikan

    Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    5. Bapak Ir. Chundakus Habsya, M.SA., sebagai Ketua Penguji.

    6. Bapak Eko Supri Murtiono, ST., MT., sebagai Sekretaris Penguji.

    7. Bapak Drs. Sutrisno, ST., M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I.

    8. Bapak Tufiq Lilo Adi Sucipto, ST., MT., sebagai Dosen Pembimbing II.

    9. Bapak Drs. Susanta, MM., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta

    beserta jajarannya yang telah memberikan ijin penelitian di SMK tersebut.

    10. Bapak Didik Purwanto, ST., selaku guru pada mata pelajaran Gambar Beton

    pada Program Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    11. Siswa XI TGB 2010/2011, yang bersedia menjadi subyek pengamatanku.

    12. Orang tuaku terkasih, Ibu-ku Nur Cholifah dan Bapak-ku Dwi Suharno, yang

    telah menempaku menjadi seorang yang menemukan jati diri, dengan

    kesabaran, cinta kasih, doa-doa yang selalu dilantunkan, serta banyak hal yang

    takkan pernah dapat kusebut & kubalas. Jazakumullohu Khoiro with Paradise.

    13. Saudara-saudariku: mbak Pipit, Anis, Fanum, Mimi, Misky, Zain, dan Dawud.

    Juga mbak Etik, mas Giri, dek Riyan, dek Arieck, untuk keceriaan dan

    kebersamaan selama ini. Aku sayang kalian.

    14. Vica, Amira, dan Nining untuk kamar kos yang selalu aku singgahi, Tika

    untuk camdignya, Depe yang telah menjadi kameramen penelitianku, Won

    Satoru rekan PI dan skripsi, Muky dan Dayat Suya untuk PPL Gambar

    bersama, Fryta, Jumanto, Nia Niyul, Bes, Ides, Didik Rahma, Dita Leni, Mail,

    Joni Marta, Jumadi Swarosceky, ukhti Fajar, Oshinta, Pororo, Adi Gaman,

    Ipin. Rekan-rekan PTS/B 07 terima kasih untuk persahabatan dan

    kebersamaan selama ini.

    15. Senior 2006 : Rosalina, Anggita, Wahyu, Arina. Terima kasih untuk ilmu

    yang dibagi denganku, semoga sukses selalu.

    16. Nadzori PTM 05, tempat keluhan dan kesedihan di kampus hutan (pabelan)

    terima kasih untuk motivasi hidupnya. Topa PTM 06, untuk rapido set nya.

    17. My best friend Devi R Nurfalach, friendship never ends meski direntang jarak.

    Aku sayang kamu kawan.

    18. Kos Ngasinan, tempat peraduan di rantau Kentingan. Terima kasih untuk

    penghuninya yang selalu mau berbagi dengan senang hati.

    19. Motor KARISMA ku, bersama kita selalu bersama, terima kasih sobat telah

    menemaniku setiap saat.

    20. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu karena

    keterbatasan. Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmah pada kita semua.

    Surakarta, April 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ivABSTRAK ........................................................................................................... vMOTTO .............................................................................................................. viPERSEMBAHAN............................................................................................... viiKATA PENGANTAR ........................................................................................ viiiDAFTAR ISI........................................................................................................ xDAFTAR TABEL............................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvBAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4D. Perumusan Masalah ............................................................................. 4E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5F. Manfaat Peneltian................................................................................. 5

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7A. Kajian Pustaka...................................................................................... 7B. Penelitian Relevan................................................................................ 29C. Kerangka Berpikir................................................................................ 30D. Hipotesis Tindakan............................................................................... 33

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34B. Subyek Penelitian................................................................................. 35C. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ...................................... 35D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 37E. Validitas Data....................................................................................... 39F. Teknik Analisis Data............................................................................ 40G. Tolok Ukur Keberhasilan..................................................................... 41H. Prosedur Penelitian............................................................................... 41

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 48A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian................................................. 48B. Kondisi Awal Pembelajaran Sebelum Tindakan Kelas ....................... 50C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I....................................................... 51D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ..................................................... 65E. Pembahasan Antar Siklus..................................................................... 76

    BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.............................................. 88A. Simpulan .............................................................................................. 88B. Implikasi............................................................................................... 89C. Saran..................................................................................................... 89

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Perbandingan Perbedaan Tahapan Pelaksanaan TGT dan Learning

    Tournament............................................................................................16

    Tabel 2. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan...................... 28

    Tabel 3. Jadwal Penelitian................................................................................... 34

    Tabel 4. Tolok Ukur Keberhasilan Proses dan Hasil Belajar Siswa ................... 41

    Tabel 5. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus I ........................................... 59

    Tabel 6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ............................................ 60

    Tabel 7. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus II.......................................... 71

    Tabel 8. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ........................................... 72

    Tabel 9. Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa ............................................ 76

    Tabel 10. Capaian Ketuntasan Nilai Afektif Siswa .............................................. 78

    Tabel 11. Capaian Ketuntasan Nilai Psikomotor Siswa........................................ 79

    Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Kejenuhan Belajar Siswa....................... 81

    Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa..................................... 82

    Tabel 14. Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Gambar Beton ........................ 85

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka Berfikir............................................................................... 32

    Gambar 2. Skema Triangulasi Data ..................................................................... 39

    Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................................... 40

    Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral....................................................... 47

    Gambar 5. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta..................................................... 49

    Gambar 6. Siswa berdiskusi dalam kelompok ..................................................... 54

    Gambar 7. Pelaksanaan Permainan Tanya Jawab Berebut .................................. 54

    Gambar 8. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 55

    Gambar 9. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus I

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 57

    Gambar 10. Diagram Prosentase Nilai Psikomotor Siswa Siklus I

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 58

    Gambar 11. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus I

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 61

    Gambar 12. Siswa bermain pomsel dan tertidur saat pelajaran ............................ 62

    Gambar 13. Siswa berebut menjawab pertanyaan hafalan.................................... 64

    Gambar 14. Seorang Siswa mencoba menjawab pertanyaan hitungan ................ 64

    Gambar 15. Siswa kelompok mengerjakan tugas undian ..................................... 67

    Gambar 16. Siswa menyampaikan (mempresentasikan) hasil pekerjaan ............ 67

    Gambar 17. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus II

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 68

    Gambar 18. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus II

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 69

    Gambar 19. Diagram Prosentase Nilai Psikomotor Siswa Siklus II

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 70

    Gambar 20. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus II

    (Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 73

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    Gambar 21. Siswa aktif dalam kelompok ............................................................. 75

    Gambar 22. Siswa sportif berkompetisi ................................................................ 75

    Gambar 23. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa.......................... 77

    Gambar 24. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Afektif Siswa............................ 78

    Gambar 25. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Psikomotor Siswa..................... 80

    Gambar 26. Diagram Kejenuhan Belajar Siswa ................................................... 81

    Gambar 27. Diagram Keaktifan Belajar Siswa ..................................................... 83

    Gambar 25. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Siswa.................... 86

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Penelitian............................................... 93Lampiran 2. Daftar Kelompok Belajar dan Team Games.................................... 95Lampiran 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru .............................................. 96Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru ............................................... 97Lampiran 5. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ................................................... 99Lampiran 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa ............................................101Lampiran 7. Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa..............................................102Lampiran 8. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa ..................................................104Lampiran 9. Silabus .............................................................................................106Lampiran 10. RPP Siklus I...................................................................................108Lampiran 11. RPP Siklus II .................................................................................114Lampiran 12. Skenario Pembelajaran Siklus I.....................................................120Lampiran 13. Skenario Pembelajaran Siklus II....................................................122Lampiran 14. Soal dan Kunci Jawaban Games Siklus I ......................................124Lampiran 15. Soal dan Kunci Jawaban Games Siklus II .....................................128Lampiran 16. Soal Kompetisi Individu ( Evaluasi Siklus I ) ...............................133Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Kompetisi Individu ( Evaluasi Siklus I )......138Lampiran 18. Soal Kompetisi (Evaluasi) Siklus II ..............................................139Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Kompetisi Individu Siklus II........................140Lampiran 20. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Pra Siklus................................145Lampiran 21. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus I....................................146Lampiran 22. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus II ..................................147Lampiran 23. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif ...................148Lampiran 24. Butir-butir Indikator Penilaian Sikap/Ranah Afektif ....................149Lampiran 25. Hasil Observasi Penilaian Sikap/Ranah Afektif Siswa Pra Siklus150Lampiran 26. Hasil Observasi Penilaian Sikap/Ranah Afektif Siswa Siklus I ...152Lampiran 27. Hasil Observasi Penilaian Sikap/Ranah Afektif Siswa Siklus II..154Lampiran 28. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotor ............156Lampiran 29. Butir-butir Indikator Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor...157Lampiran 30. Hasil Observasi Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor Pra

    Siklus ............................................................................................................158

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    Lampiran 31. Hasil Observasi Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor Siklus I.......................................................................................................................160

    Lampiran 32. Hasil Observasi Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor Siklus II ........................................................................................................................162

    Lampiran 33. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus .................................164Lampiran 34. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I .....................................165Lampiran 35. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II....................................166Lampiran 36. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus....................167Lampiran 37. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I........................168Lampiran 38. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ......................169Lampiran 39. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus......................170Lampiran 40. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I..........................171Lampiran 41. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ........................172Lampiran 42. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pra Siklus...............173Lampiran 43. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I...................174Lampiran 44. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II .................175Lampiran 45. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Pra Siklus....................................176Lampiran 46. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Siklus I........................................177Lampiran 47. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Siklus II ......................................178Lampiran 48. Dokumentasi Wawancara Guru.....................................................175Lampiran 49. Dokumentasi Wawancara Siswa ...................................................178Lampiran 50. Dokumentasi Kelompok................................................................175Lampiran 51. Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus .................................................178Lampiran 52. Dokumentasi Kegiatan Siklus I .....................................................175Lampiran 53. Dokumentasi Kegiatan Siklus II....................................................175Lampiran 54. Surat Pengajuan Judul Sripsi ........................................................ 188Lampiran 55. Daftar Hadir Kegiatan Seminar Skripsi.........................................189Lampiran 56. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi (Pembantu Dekan I) ...191Lampiran 57. Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Ijin Menyusun Skripsi....192Lampiran 58. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out (Rektor).....................193Lampiran 59. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out (DIKPORA) ..............194Lampiran 60. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out (Kepsek)....................195Lampiran 61. Surat Ijin Penelitian DIKPORA ke Kepsek...................................196Lampiran 62. Surat Keterangan dari Kepsek SMK Negeri 2 Surakarta ..............197

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan yang bermutu terlahir dari proses pembelajaran yang

    berkualitas. Salah satu faktor terlaksananya proses pembelajaran berkualitas

    adalah pembelajaran siswa yang aktif. Dalam hal ini, peran guru sangat

    diharapkan bisa menciptakan situasi pendidikan atau pengajaran yang

    menstimulasi siswa aktif belajar, bukan hanya sekedar menjadi pihak pasif

    (penerima) belajar saja. Perbaikan metode yang digunakan juga mendukung

    terciptanya proses pembelajaran yang bermutu dengan siswanya yang aktif. Maka

    dari itu, guru juga harus mampu menyesuaikan metode dengan proses

    pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fenomena ini mendorong tampilnya sosok

    dan wajah pekerjaan guru yang profesional. Hadirnya guru yang profesional dan

    berdedikasi serta penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan

    kegiatan belajar mengajar yang aktif dan berkualitas.

    Sistem pembelajaran di SMK Negeri 2 Surakarta saat ini telah menerapkan

    semi-block system dengan kurikulum spektrum pada mata pelajaran yang bersifat

    produktif salah satunya adalah mata pelajaran Gambar Beton. Namun, pada

    pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala. Kendala itu antara lain adalah

    rentang waktu proses pembelajaran yang cukup lama (5 jam pelajaran dalam satu

    kali pertemuan). Selain itu, kegiatan pembelajaran mata pelajaran Gambar Beton

    kelas XI TGB saat ini masih menggunakan metode konvensional dan bersifat

    transaksional yang berarti guru merupakan pusat kegiatan belajar mengajar

    sedangkan siswa, pada umumnya, hanya memperoleh informasi dari guru dan

    menghafal atau mencatatnya tanpa memahami makna dari pembelajaran tersebut.

    Kedua hal ini menyebabkan kebanyakan siswa jenuh dan tidak tertarik dengan

    kegiatan yang sedang berlangsung, siswa mudah lupa pada apa yang telah

    diajarkan, dan menghadapi kesulitan jika dialihkan dengan soal yang berbeda

    namun pada dasarnya memiliki konsep sama, terutama pada kompetensi

    merencanakan yang menggunakan perhitungan yang cukup rumit. Keaktifan dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    potensi siswa juga kurang terlihat dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga

    siswa mudah putus asa dan bosan mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Diperoleh dari hasil pengamatan kondisi awal, bahwa sekitar 33,33% atau

    hanya 11 orang dari jumlah 33 siswa yang memperhatikan saat guru mengajar,

    sedangkan sebanyak 66,67% atau 22 siswa, tidak menghiraukan pembelajaran.

    Umumnya mereka lebih suka berbicara sendiri dengan teman, bermalas-malasan

    di meja, mengantuk, dan bahkan tidur. Data penilaian pra siklus pada mata

    pelajaran produktif untuk pelajaran Gambar Beton pada standar kompetensi

    membuat gambar rencana balok beton bertulang tunggal, menunjukkan bahwa

    siswa yang nilainya kurang dari batas nilai minimal 75 sebanyak 63,64%,

    sedangkan siswa yang nilainya lebih dari batas nilai minimal 75 hanya sebanyak

    36,36% saja. Adapun batas nilai kelulusan mata pelajaran produktif untuk Gambar

    Beton SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah 75 ( nilai KKM ).

    Berdasar permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode dan strategi

    mengajar yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dalam upaya

    meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Langkah pertama ialah membuat

    siswa percaya akan kemampuannya, tertarik dan terpelihara minatnya selama

    kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga munculnya kejenuhan siswa dapat

    diminimalkan. Dengan minimalnya kejenuhan, diharapkan siswa dapat lebih

    antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar serta dapat aktif menemukan

    dan membangun sendiri pemahaman mereka. Melalui metode ini pula, siswa

    diharapkan dapat menemukan makna pembelajaran yang diterimanya di dalam

    kehidupan sehari-hari dan dapat menerapkannya secara profesional saat bekerja,

    sehingga dengan kebermaknaan yang diperoleh itu, siswa dapat menanamkan

    pemahaman konsep yang lebih kuat, terutama pada mata pelajaran Gambar Beton.

    Variasi proses belajar yang dapat dilakukan antara lain adalah Model

    Pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournament.

    ARIAS merupakan singkatan dari Assurance, Relevance, Interest, Assesment,

    dan Satisfaction yaitu suatu model pembelajaran yang berhubungan dengan

    pengembangan sikap mental dan emosi siswa (afektif). Dalam pembelajaran ini,

    guru dituntut aktif untuk memberikan motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    diri siswa dalam menyelesaikan tugas atau latihan selama proses pembelajaran

    berlangsung. Guru juga harus menunjukkan relevansi materi yang disampaikanya

    terhadap kenyataan yang mudah ditemui dalam kehidupan siswa sehari-hari.

    Assesment atau evaluasi diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

    Selain itu guru supaya tidak segan memberi penghargaan atas hasil usaha siswa

    untuk menumbuhkan rasa puas/bangga siswa atas hasil yang dicapainya.

    Pembelajaran aktif Learning Tournament ditujukan untuk mengatasi

    ketidaktertarikan/kejenuhan siswa atas pembelajaran dan lamanya waktu. Selain

    itu, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan/aktivitas siswa dalam pembelajaran,

    karena pada pelaksanaannya terdapat kegiatan belajar/diskusi kelompok untuk

    memahami suatu bahan pelajaran dan menyelesaikan soal latihan. Sebagai variasi

    proses belajar yang menyenangkan dan menarik (interest) adalah diadakannya

    games (permainan) antar kelompok dan tournament (kompetisi) secara individu

    sebagai tes evaluasi siswa/assesment. Di akhir kegiatan diadakannya penghargaan

    bagi siswa dan kelompok yang memperoleh skor terbaik.

    Untuk maksud tersebut, maka akan diaplikasikan model pembelajaran

    ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournament. Diharapkan

    dengan adanya penelitian penerapan ini dapat membantu mendorong kepercayaan

    diri siswa, membimbing siswa mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata,

    menciptakan ketertarikan siswa, mengetahui sejauh mana penerimaan siswa

    terhadap pelajaran dan menumbuhkan kabanggaan siswa atas hasil belajarnya,

    sehingga upaya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran Gambar Beton pada siswa kelas XI TGB diharapkan dapat tercapai.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

    beberapa permasalahan sebagai berikut :

    1. Metode dan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran Gambar Beton

    yang masih kurang bervariasi (konvensional dan transaksional).

    2. Penerapan semi-block system mengakibatkan durasi pembelajaran yang cukup

    lama (5 jam dalam satu kali pertemuan)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    3. Munculnya kejenuhan siswa selama mengikuti pelajaran Gambar Beton.

    4. Rendahnya ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran Gambar Beton

    sehingga keaktifan siswa tidak terasah.

    5. Hasil belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata

    pelajaran Gambar Beton yang belum tuntas.

    6. Metode pembelajaran ARIAS dengan strategi pembelajaran aktif Learning

    Tournament sebagai bagian dari pembelajaran aktif berkelompok diduga

    dapat memperbaiki proses dan meningkatkan hasil belajar secara maksimal

    siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta mata pelajaran Gambar Beton.

    C. Pembatasan Masalah

    Untuk mengefektifkan proses penelitian ini, peneliti membatasi masalah

    yang dikaji pada beberapa hal, yaitu :

    1. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran

    ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournament.

    2. Sasaran penelitian diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa dengan

    menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran

    aktif Learning Tournament, pada siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2

    Surakarta, dengan jumlah kapasitas siswa 33 orang yang terdiri dari 31 siswa

    laki-laki dan 2 siswa perempuan.

    3. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk pembelajaran bidang produktif

    Gambar Beton. Dengan materi pokok yang disesuaikan dengan standar

    kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari siswa kelas XI TGB SMK

    Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

    dirumuskan masalah penelitian ini adalah :

    1. Apakah model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif

    Learning Tournament dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    Gambar Beton siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran

    2010/2011 ?

    2. Apakah model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif

    Learning Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran Gambar Beton siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun

    ajaran 2010/2011?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian merupakan arah pertama menentukan langkah-langkah

    dalam kegiatan penelitian. Agar penelitian itu dapat terlaksana dengan baik sesuai

    dengan yang diinginkan, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

    1. Mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran Gambar Beton siswa

    kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, setelah

    diterapkannya model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran

    aktif Learning Tournament.

    2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2

    Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Gambar Beton, setelah

    diterapkannya model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran

    aktif Learning Tournament.

    F. Manfaat Peneltian

    Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

    1. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    1) Membantu mempermudah siswa menerima dan memahami materi pada

    pembelajaran Gambar Beton.

    2) Memelihara ketertarikan dan meminimalkan kejenuhan siswa selama

    pembelajaran Gambar Beton berlangsung dengan adanya permainan dan

    kompetisi.

    3) Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Gambar

    Beton.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    b. Bagi Guru

    1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini, guru mampu meningkatkan

    kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran Gambar Beton di

    kelasnya.

    2) Sebagai bahan masukan atau referensi tentang model pembelajaran yang

    efektif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada

    pembelajaran Gambar Beton.

    c. Bagi Sekolah

    1) Memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran Gambar Beton

    SMK Negeri 2 Surakarta.

    2) Penelitian yang dilaksanakan diharapakan menjadi sumbangan pemikiran

    untuk meningkatakan prestasi SMK Negeri 2 Surakarta dan memperbaiki

    kualitas pendidikan di program keahlian bangunan khususnya pada

    pembelajaran Gambar Beton, yang selanjutnya model pembelajaran

    ARIAS ini diharapkan dapat diterapkan dengan berbagai variasi strategi

    pembelajaran di kelas-kelas lain yang disinyalir mempunyai permasalahan

    yang sama.

    d. Bagi Peneliti

    1) Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti, khususnya

    terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran ARIAS

    dengan strategi pembelajaran aktif Learning Tournament yang berorientasi

    pada proses dan hasil belajar siswa.

    2) Memperoleh pengalaman pelaksanaan strategi pembelajaran, melakukan

    seleksi materi, dan mengembangkan instrumen pembelajaran.

    3) Memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru Teknik Bangunan yang

    siap melaksanakan tugas di lapangan.

    2. Manfaat Teoritis

    a. Menambah pengetahuan pembaca terhadap dunia pendidikan.

    b. Sebagai masukan atau bahan pustaka bagi peneliti-peneliti lain untuk

    mengadakan penelitian serupa dan relevan di masa yang akan datang.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka

    1. Kajian tentang Model Pembelajaran ARIAS

    a. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS

    Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS.

    Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan

    oleh Keller dan Kopp seperti dikutip Sopah (2001: 458) sebagai jawaban

    bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi

    berprestasi dan hasil belajar.

    Djamaah Sopah mengungkapkan bahwa model pembelajaran ini menarik

    karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para

    instruktur. Namun demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi

    (assessment), padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan

    dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai

    sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa.

    Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi

    dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.

    Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan

    mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance

    (relevansi); confidence (percaya/yakin); satisfaction (kepuasan/bangga), dan

    assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama

    confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Dalam kegiatan

    pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil,

    melainkan juga penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka

    merasa mampu dan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention

    menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian

    attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik

    minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara

    minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

    7

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan lebih bermakna maka

    urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment

    dan satisfaction. Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan

    pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan

    pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan

    memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan

    menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan

    (reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen

    menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh karena itu, model pembelajaran

    yang sudah dimodifikasi ini disebut model pembelajaran ARIAS.

    Dapat diperinci bahwa ARIAS merupakan singkatan dari Assurance,

    Relevance, Interest, Assesment, dan Satisfaction yaitu suatu model pembelajaran

    yang berhubungan dengan pengembangan sikap mental dan emosi siswa (afektif).

    Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut aktif untuk memberikan motivasi

    untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan tugas atau

    latihan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga harus menunjukkan

    relevansi materi yang disampaikanya terhadap kenyataan yang mudah ditemui

    dalam kehidupan siswa sehari-hari. Assesment atau evaluasi diadakan untuk

    mengetahui tingkat pemahaman siswa. Selain itu guru supaya tidak segan

    memberi penghargaan atas hasil usaha siswa untuk menumbuhkan rasa

    puas/bangga siswa atas prestasi atau hasil belajar yang telah diraih.

    b. Komponen Model Pembelajaran ARIAS

    1) Assurance (percaya diri)

    Ialah sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan

    harapan untuk berhasil ( Keller, 1987: 2-9 ). Menurut Bandura seperti dikutip oleh

    D.Sopah (2001:458), seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung

    akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang ia miliki. Sikap ini mempengaruhi

    kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan

    perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan

    maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal.

    Disimpulkan, bahwa assurance dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan guru

    untuk menumbuhkan motivasi dan sikap percaya diri dalam diri siswa. Dengan

    sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu

    dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan

    sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya

    atau dapat melebihi orang lain

    2) Relevance (kebermaknaan)

    Yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman

    sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan

    karir sekarang atau yang akan datang ( Keller, 1987: 2-9 ). Siswa merasa kegiatan

    pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi

    kehidupan mereka. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas

    serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk

    mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui

    kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat.

    Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur

    relevansi ini. Menurut Sopah, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

    meningkatkan relevansi dalam pembelajara, yaitu :

    - Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai

    - Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa

    - Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya

    dengan pengalaman nyata atau nilai- nilai yang dimiliki siswa

    - Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang

    cocok untuk pencapaian tujuan.

    Dari pendapat yang dikemukakan Keller dan Sopah di atas, dapat ditarik

    pengertian dari relevance ialah kebermaknaan atau arti dari pelajaran yang

    diperoleh siswa serta keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa akan

    terdorong mempelajari sesuatu kalau hal yang akan dipelajari ada relevansinya

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Maka dari itu, guru

    hendaknya selalu menunjukkan relevansi atau contoh nyata bagi siswa dengan

    beberapa cara yang mudah dimengerti siswa.

    3) Interest (minat atau perhatian siswa)

    Dalam kegiatan pembelajaran, minat/perhatian tidak hanya harus

    dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran

    berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan

    memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran.

    Adanya minat/perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat

    mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan

    sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan

    memelihara minat/perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa

    yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

    Kesimpulan arti interest dalam komponen ini adalah suatu upaya untuk

    membangkitkan minat dan memelihara ketertarikan siswa terhadap pelajaran yang

    akan disampaikan, karena minat/perhatian siswa merupakan alat yang sangat

    berguna dalam usaha mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

    4) Assessment (evaluasi/penilaian)

    Assessment berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Menurut Hopkins

    dan Antens seperti yang dikutip Sopah, evaluasi merupakan umpan balik tentang

    kelebihan dan kelemahan yang dimiliki siswa, dapat mendorong belajar lebih baik

    dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk

    mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai yaitu apakah

    siswa telah memiliki kemampuan seperti yang dinyatakan dalam tujuan

    pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157 dalam Sopah)

    Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi, yaitu:

    Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.

    Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan

    hasil evaluasi kepada siswa.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    Memberi kesempatan siswa untuk mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.

    Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.

    Dapat diartikan bahwa evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah

    yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan

    siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah

    siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar dalam usaha meningkatkan

    prestasi belajar.

    5) Satisfaction (rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai)

    Dalam teori belajar, satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa

    yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas

    keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi

    siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Sopah, 2001: 462).

    Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari

    dalam diri individu sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu

    merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat

    sesuatu. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari

    luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan

    ekstrinsik. Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan

    dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari

    orang lain atau lingkungan.

    Memberikan penghargaan (reward) menurut Thorndike seperti dikutip oleh

    Gagne dan Briggs dalam Sopah, merupakan suatu penguatan (reinforcement)

    dalam kegiatan pembelajaran.

    Dengan demikian, satisfaction merupakan usaha guru untuk menumbuhkan

    rasa bangga siswa atas hasil belajarnya melalui penguatan atau memberi

    penghargaan. Rasa bangga dan memberikan penghargaan merupakan salah satu

    cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu,

    hal ini perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    Pada dasarnya, semua komponen tersebut di atas saling mendukung untuk

    menghasilkan suatu model pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian

    siswa yang lebih baik. Dalam penelitian kali ini, semua komponen ARIAS

    diusahakan dimunculkan, namun yang lebih diperlihatkan adalah pada komponen

    Interest, Assesment dan Satisfaction. Hal ini dikarenakan, pada kelas penelitian,

    siswa dinilai telah memiliki kepercayaan diri (assurance) yang cukup sehingga

    guru hanya perlu mengingatkan dan memberikan sedikit dorongan pada siswa

    ketika rasa enggan mulai muncul. Relevansi juga telah diterapkan guru dalam

    kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya, sehingga siswa, pada umumnya

    telah dapat mengetahui makna atau arti pelajaran yang mereka dapatkan serta

    mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Guru cukup menyampaikan

    kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu dan sedikit contoh nyata, untuk

    membantu siswa merekonstruksi tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan.

    Pemasalahan yang dihadapi di kelas ini adalah kejenuhan siswa yang muncul

    akibat dari metode yang diterapkan guru kurang bervariasi dan durasi pelajaran

    yang cukup lama, sehingga perlu diberikannya suatu variasai untuk

    membangkitkan minat siswa belajar (interest). Assesment atau evaluasi

    sebenarnya telah dilaksanakan guru, namun hasil dari evaluasi tersebut tidak

    dikembalikan lagi pada siswa, sehingga siswa tidak tahu sejauh mana kemampuan

    mereka dalam belajar ( kelebihan dan kelemahan/kesalahan siswa ). Mereka hanya

    tahu hasil belajar mereka tanpa dapat mempelajari dari kesalahan-kesalahan yang

    ada, sehingga seringkali siswa mengulangi kesalahan pada evaluasi berikutnya.

    Satisfaction atau memberikan penghargaan diharapkan dapat membantu menarik

    perhatian dan mendorong semangat siswa dalam belajar, sehingga komponen ini

    perlu diterapkan.

    2. Kajian tentang Strategi Pembelajaran Aktif Learning Tournament

    Hamzah B. Uno (2009:1-2) mengungkapkan beberapa pendapat tentang

    strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli pembelajaran, diantaranya

    sebagai berikut :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    Kozna (1989) : strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiapkegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuankepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

    Gerlach dan Ely (1980) : strategi pembelajaran merupakan cara-cara yangdipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkunganpembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifatlingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikanpengalaman belajar peserta didik.

    Dick dan Carey (1990) : strategi pembelajaran terdiri atas seluruhkomponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajaryang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didikmencapai tujuan pembelajaran tertentu.

    Gropper (1990) : strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagaijenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingindicapai.

    Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

    pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh

    seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan

    memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang

    pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

    Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    pembelajaran aktif Learning Tournament. Pembelajaran aktif Learning

    Tournament adalah salah satu bentuk strategi pembelajaran aktif yang diciptakan

    oleh Melvin L. Silberman yang merupakan penyederhanaan dari pembelajaran

    Teams Games Tournment (TGT) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dkk

    (Mel Silberman, 2001:151). Learning Tournament merupakan salah satu strategi

    pembelajaran yang termasuk dalam kategori model pembelajaran aktif. Tujuan

    Learning Tournament ialah meminimalkan kejenuhan siswa dengan adanya

    games dan tournament, serta mendorong siswa dapat belajar secara aktif baik

    secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan hasil belajarnya.

    Sedangkan Teams Games Tournment (TGT) yang merupakan salah satu strategi

    pembelajaran kooperatif, lebih mengedepankan adanya sistem kooperatif atau

    kerja sama dalam proses belajarnya sehingga didapatkan hasil belajar siswa yang

    meningkat/baik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    Adapun penyederhanaan yang dilakukan yaitu pada prosedur atau tahapan

    pelaksanaan pembelajaran tersebut. Dalam Learning Tournament, langkah-

    langkah pada komponen permainan/game dan kompetisi/tournament dilaksanakan

    secara lebih praktis dibandingkan pada pelaksanaan TGT.

    Menurut Slavin (1995: 84-86), komponen-komponen dan langkah-langkah

    pelaksanaan dalam TGT yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

    a. Presentasi Kelas

    Dalam presentasi kelas guru memperkenalkan materi pembelajaran yang

    diberikan secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Dalam hal ini, guru

    berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa yang disampaikan

    oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti game dan

    turnament.

    b. Kelompok

    Kelompok terdiri empat sampai lima orang yang heterogen misalnya

    berdasar kemampuan akademik dan jenis kelamin, jika memungkinkan suku, ras

    atau kelas sosial. Tujuan utama pembentukan kelompok adalah untuk

    menyakinkan siswa bahwa semua anggota kelompok belajar dan semua anggota

    mempersiapkan diri untuk mengikuti game dan turnamen dengan sebaik-baiknya.

    Diharapkan tiap anggota kelompok melakukan hal yang terbaik bagi

    kelompoknya dan adanya usaha kelompok melakukan untuk membantu anggota

    kelompoknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan akademik dan

    menumbuhkan pentingnya kerjasama diantara siswa serta meningkatkan rasa

    percaya diri.

    c. Game (permainan)

    Permainan (game) dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes

    pengetahuan siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan kelompok.

    Game dimainkan dengan meja yang berisi tiga murid yang diwakili tiga kelompok

    yang berbeda. Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha untuk menjawab

    pertanyaan sesuai dengan nomor. Aturannya membolehkan pemain untuk

    menantang jawaban yang lain.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    d. Tournament (kompetisi)

    Biasanya turnamen diselenggarakan akhir minggu, setelah guru membuat

    presentasi kelas dan kelompok-kelompok mempraktikan tugas-tugasnya. Untuk

    turnamen pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan serupa yang

    mewakili tiap timnya. Kompetisi ini merupakan sistem penilaian kemampuan

    perorangan seperti dalam model pembelajaran STAD. Kompetisi ini juga

    memungkinkan bagi siswa dari semua level di penampilan sebelumnya untuk

    memaksimalkan nilai kelompok mereka menjadi terbaik.

    e. Penghargaan Kelompok (Rekognisi Tim)

    Setelah mengikuti game dan turnamen, setiap kelompok akan memperoleh

    poin. Rata-rata poin kelompok yang diperoleh dari game dan turnamen akan

    digunakan sebagai penentu penghargaan kelompok. Jenis penghargaan sesuai

    dengan kriteria yang telah ditentukan. Penghargaan kelompok dapat berupa

    hadiah, sertifikat, dan sebagainya.

    Pada Learning Tournament, Melvin L. Silberman (2001: 151-152)

    menyusun langkah-langkah pembelajaran yang lebih praktis dan mudah, yaitu:

    a. Guru mengenalkan / memberikan materi, menyampaikan sedikit ulasan dan

    menjelaskan sistem belajar.

    b. Pembagian peserta didik dalam suatu kelompok (team) secara heterogen

    untuk belajar bersama.

    c. Guru memberikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik dalam

    kelompok. Pada tahap ini disebut permainan/game babak pertama, kemudian

    meminta masing-masing tim menyebutkan skor yang diperoleh.

    Tahap ini dapat diulang pada sesi materi selanjutnya yang disebut

    permainan/game babak kedua dan seterusnya.

    d. Mengadakan kompetisi/Tournament yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

    harus dijawab peserta didik secara individu. Meminta peserta didik

    menyatakan skor mereka pada anggota lain dalam tim untuk mendapatkan

    tambahan skor dalam tim.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    Tahap ini dapat diulang pada sesi materi selanjutnya yang dapat dilaksanakan

    setalah belajar dalam kelompok dan permainan/game dilaksanakan.

    e. Mengumumkan skor masing-masing tim dan memberikan penghargaan sesuai

    kriteria yang ditentukan.

    Berdasarkan pendapat R. Slavin dan Mel Silberman di atas, maka dapat

    dilihat secara lebih rinci penyederhanaan yang dilakukan dalam Learning

    Tournament dalam tabel di bawah ini.

    Tabel 1. Perbandingan Perbedaan Tahapan Pelaksanaan TGT dan Learning

    Tournament

    NoTahapan /

    KomponenTGT Learning Tournament

    1 Presentasi Kelas Mengenalkan materi atau

    memberikan ulasan

    Mengenalkan materi atau

    memberikan ulasan

    2 Kelompok/Team Heterogen Heterogen

    3 Permainan/

    Game

    Dimainkan di meja yang

    berisi 3 murid yang diwakili

    3 kelompok yang berbeda.

    Dilaksanakan secara

    serentak diikuti seluruh

    kelompok yang ada.

    4 Kompetisi/

    Tournament

    Mengelompokkan siswa

    dengan kemampuan serupa

    yang mewakili tiap timnya.

    Diikuti oleh seluruh siswa

    anggota tim tanpa ada

    pengelompokan lagi.

    5 Penilaian Diambil dari rata-rata skor

    game kelompok dan skor dari

    turnamen tiap anggota

    kelompok

    Diambil dari rata-rata skor

    game kelompok dan skor

    dari turnamen tiap anggota

    kelompok

    6 Penghargaan Sesuai dengan kriteria yang

    telah ditentukan

    Sesuai dengan kriteria yang

    telah ditentukan

    Keterangan :

    Yang dicetak tebal adalah perbedaan antara TGT dengan Learning Tournament.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    3. Kajian tentang Proses, Kejenuhan, dan Hasil Belajar

    a. Belajar

    Dalam bukunya, Nana Syaodih Sukmadinata (2005:155-156)

    menyebutkan bahwa sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui

    kegiatan belajar. Selain itu, disampaikan pula pengertian belajar dari para ahli :

    Witherington (1952:165) : belajar merupakan perubahan dalamkepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baruberbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

    Crow & Crow dan Hilgard (1958:225) : belajar adalah diperolehnyakebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.

    Hilgard (1962:252) : belajar adalah proses dimana suatu perilaku munculperilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatusituasi.

    Di Vesta dan Thompson (1970:112) : belajar adalah perubahan perilakuyang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

    Gage & Berliner (1970:256) : belajar adalah suatu proses perubahanperilaku yang yang muncul karena pengalaman

    Moh. Surya (1997) : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yangdilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secarakeseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi dengan lingkungannya.

    W.S.Winkel (2005) : belajar pada manusia adalah suatu aktivitasmental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,keterampian dan nilai sikap, yang mana perubahan itu bersifat secararelatif konstan dan berbekas.

    Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diambil kesimpulan

    mengenai pengertian belajar yaitu belajar adalah suatu proses perubahan

    perilaku secara aktif, merespon terhadap semua situasi yang ada di sekitar

    individu, melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari serta

    berbuat melalui berbagai pengalaman yang diarahkan pada suatu tujuan.

    b. Proses Belajar

    Dalam Joesafira dijelaskan bahwa, proses adalah kata yang berasal dari

    bahasa latin processus yang berarti berjalan kedepan . Kata ini mempunyai

    konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau

    tujuan. Menurut Chaplin, proses adalah suatu perubahan khususnya yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan. Dalam psikologi,

    proses belajar berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa

    perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988).

    Beberapa fase proses belajar yang dikemukakan Joesafira antara lain :

    1) Mendengarkan

    Adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sekolah pasti ada

    aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah,

    maka setiap siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

    2) Memandang

    Yang dimaksud di sini adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di

    kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru

    saja ditulis guru, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan

    selanjutnya tersimpan dalam otak.

    3) Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mengecap

    Aktivitas indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan

    belajar adalah aktivitas meraba dan membau. Adapun mengecap juga dapat

    memberikan kesempatan bagi orang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus

    disadari oleh suatu tujuan.

    4) Menulis atau mencatat

    Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya

    bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan.

    5) Membaca

    Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di lakukan selama belajar

    di sekolah. Jika belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka

    membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan. Dengan demikian,

    membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan

    mengabaikan membaca berarti kebodohan.

    6) Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi,

    7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram atau bagan-bagan,

    8) Menyusun paper atau kertas kerja,

    9) Mengingat,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    10) Berfikir,

    11) Latihan atau praktek.

    Jerome S. Bruner dalam Joesafira, menyatakan bahwa dalam proses

    pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :

    Fase informasi (tahap penerimaan materi)

    Fase transformasi (tahap pengubahan materi)

    Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

    Menurut Wittig (1981) dalam setiap proses belajar selalu berlangsung

    dalam 3 tahapan, antara lain :

    Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)

    Storage (tahap penyimpanan informasi)

    Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

    Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku

    kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa yang melalui

    beberapa fase atau tahapan yaitu penerimaan, penyimpanan, pengolahan, dan

    penilaian informasi tersebut. Dalam penelitian ini, proses belajar diamati melalui

    lembar observasi diambilkan dari prosentase keaktifan siswa melalui ranah afektif

    dan psikomotor.

    c. Kejenuhan Belajar

    Kejenuhan belajar merupakan suatu bentuk kesulitan belajar yang tak

    selalu mudah diatasi. Gejala-gejala yang sering dialami adalah timbulnya rasa

    enggan, malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar, padahal individu yang

    bersangkutan masih memiliki kemauan untuk belajar.

    Kata kejenuhan berarti padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi

    memuat apapun. Oleh Reber (1988) dalam Psycologi Education dijelaskan bahwa

    kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar

    tetapi tidak mendatangkan hasil. Kejenuhan pada umumnya disebabkan suatu

    proses yang berlangsung secara monoton (tidak bervariasi) dan telah berlangsung

    sejak lama. Kejenuhan belajar dapat dimaknai pula sebagai suatu kondisi mental

    seseorang, saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sehingga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, dan tidak bersemangat atau tidak

    bergairah untuk melakukan aktivitas belajar (Thursan Hakim, 2008 : 62-64).

    Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain yaitu :

    1) Cara atau metode belajar tidak bervariasi

    2) Belajar hanya di tempat tertentu,

    3) Suasana belajar tidak berubah,

    4) Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan,

    5) Siswa yang telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu

    tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat

    keterampilan berikutnya,

    6) Proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya

    karena bosan (borring) dan keletihan (fatigue).

    Menurut Cross (1974) dalam Psycology Education, keletihan siswa dapat

    diketegorikan menjadi tiga, yaitu:

    1) Keletihan indra siswa

    2) Keletihan fisik siswa

    3) Keletihan mental siswa

    Keletihan indra dan fisik siswa dapat dihilangkan dengan mudah dengan

    beristirahat dengan cukup. Kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental yang

    menyebabkan kejenuhan belajar, antara lain sebagai berikut :

    - Melakukan istirahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi

    dengan takaran yang cukup.

    - Pengubahan atau penjadwalan kembal jam-jam dari hari-hari belajar yang

    dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.

    - Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa

    - Memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong untuk

    belajar lebih giat daripada sebelumnya.

    - Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara

    mencoba belajar dan belajar lagi.

    Dapat diambil kesimpulan bahwa Kejenuhan Belajar adalah suatu

    kondisi mental seseorang yang mengalami rasa enggan, bosan, lelah, dan tidak

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar, yang ditimbulkan akibat adanya

    suatu proses yang berlangsung secara monoton dalam rentang waktu yang cukup

    lama sehingga tidak mendatangkan hasil.

    d. Hasil Belajar

    Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

    Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

    tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui

    kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

    membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

    maupun individu.

    Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku

    yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :

    1) Informasi verbal ; yaitu penguasaan informasi bentuk verbal (tertulis atau lisan)

    2) Kecakapan intelektual ; yaitu kecakapan dalam membedakan, memahami

    konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat

    dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah dan menitikberatkan pada

    hasil pembelajaran.

    3) Strategi kognitif ; yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara

    berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Strategi kognitif lebih menekankan

    pada pada proses pemikiran.

    4) Sikap ; yaitu keadaan dalam diri individu yang akan memberikan

    kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa,

    didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan

    kesiapan untuk bertindak.

    5) Kecakapan motorik ; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan

    yang dikontrol oleh otot dan fisik.

    Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Bloom mengungkapkan tiga

    kawasan (domain) perilaku individu hasil belajar beserta sub kawasan dari

    masing-masing kawasan, yakni : (1) kawasan kognitif / pengetahuan dan

    pengertian; (2) kawasan afektif / sikap dan cita-cita; dan (3) kawasan psikomotor /

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    keterampilan dan kebiasaan. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Nana Sudjana

    ( 2004 : 22 ) yang mengemukakan bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga macam

    hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan

    pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi

    dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

    Dari pendapat Abin Syamsudin Makmun, Bloom dan Nana Sudjana di

    atas, dapat disimpulkan mengenai pengertian hasil belajar, yaitu kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang membentuk

    perubahan perilaku individu baik berupa penguasaan informasi verbal, kecakapan

    kognitif, afektif atau sikap serta psikomotor atau keterampilan.

    Pada penelitian ini, hasil belajar yang ingin diperbaikai atau ditingkatkan

    mengacu pada pendapat Bloom dkk., yaitu pada kawasan kognitif, afektif, dan

    psikomotor siswa.

    Di bawah ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil belajar siswa

    berdasarkan pendapat Bloom pada kawasan kognitif, afektif dan psikomotor

    melalui pendapat beberapa ahli pendidikan.

    1) Hasil Belajar Kognitif

    Hasil belajar kognitif berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar.

    Bloom dkk., ( W.S.Winkel, 2005:45 ) membagi aspek ini menjadi 6 tahap, yaitu :

    a) Pengetahuan (knowledge)

    Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling

    mendasar. Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan

    yaitu : (1) Mengetahui sesuatu secara khusus, (2) Mengetahui tentang cara untuk

    memproses atau melakukan sesuatu.

    b) Pemahaman (comprehension)

    Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti, merupakan

    kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui.

    Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi,

    peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-

    temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru. Tingkatan dalam

    pemahaman ini meliputi :

    - Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa

    perubahan makna.

    - Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik

    dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal.

    - Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan suatu temuan.

    c) Penerapan (application)

    Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan

    pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai

    kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan,

    memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama.

    d) Penguraian (analysis)

    Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-

    bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi

    argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.

    Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :

    - Menganalisis unsur

    - Menganalisis hubungan

    - Menganalisis prinsip-prinsip organisasi

    e) Memadukan (synthesis)

    Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu

    kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan

    konvergen merupakan ciri kemampuan ini.

    f) Penilaian (evaluation)

    Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk,

    atau bermanfaat-tak bermanfaat berdasarkan kriteria tertentu, baik kualitatif

    maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    - Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan

    memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur

    yang ada di dalam objek yang diamati.

    - Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan

    kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati.

    Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa hanya digunakan

    tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan

    penerapan. Pengukuran hasil belajar kognitif menggunakan tes tertulis pada tiap

    siklus.

    2) Hasil Belajar Afektif

    Aspek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sikap hati yang

    menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, apresiasi

    (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tujuan pengajaran yang

    diarahkan pada kawasan afektif ini berorientasi pada faktor-faktor emosional,

    seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya.

    Kratwohl (W.S.Winkel, 2005 : 245) memberikan batasan orientasi dan

    penggolongan aspek afektif sebagai berikut :

    a) Penerimaan (Receiving)

    Menurut Hamzah, dkk (2001 : 9) kemauan menerima merupakan keinginan

    untuk memerhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan

    membaca buku, mendengar musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai

    ras berbeda. Gulo (2002 : 66) merinci penerimaan ini dalam tiga tahap :

    (1) Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu kesiapan untuk berinteraksi

    dengan stimulus yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi

    perhatian pada stimulus yang bersangkutan.

    (2) Kemauan untuk menerima (willingness to receives), yaitu usaha untuk

    mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.

    (3) Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention) pada bagian

    tertentu dari stimulus yang diperhatikan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    b) Partisipasi (Responding)

    Partisipasi atau penanggapan merupakan kegiatan yang menunjuk pada

    partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur,

    mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium

    atau menolong orang lain. Proses ini menurut Gulo (2002 : 67) terdiri dari tiga

    tahap, yaitu:

    (1) Kesiapan menanggapi (acquiescence of responding)

    (2) Kemauan menanggapi (willingness to respond) yaitu usaha untuk melihat hal-

    hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan.

    (3) Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya kegiatan yang

    berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui.

    c) Penilaian (Valuing)

    Penilaian adalah suatu sikap yang berkenaan dengan kemauan menerima

    sistem nilai tertentu pada diri individu, seperti menunjukkan kepercayaan terhadap

    sesuatu, kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial (Hamzah, dkk,

    2001: 9). Dalam Gulo (2002:6), penilaian terbagi atas empat tahap yaitu:

    (1) Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha memuaskan

    diri untuk menanggapi secara lebih intensif.

    (2) Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value) yang

    dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuaskan

    perilaku menikmati.

    (3) Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasan-alasan tertentu

    yang muncul dari rangkaian pengalaman.

    d) Pengorganisasian (Organization)

    Hamzah, dkk, (2001: 10) menjelaskan sebagai berikut : Pengorganisasian

    berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda

    berdasarkan suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya

    keselarasan antara hak dan kewajiban, bertanggung jawab terhadap hal yang telah

    dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau

    menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    Proses pengorganisasian terjadi dalam dua tahapan:

    (1) Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain,

    atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu moral atau kebiasaan.

    (2) Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu

    sistem nilai berdasar tingkat preferensinya (Gulo, 2002 : 68).

    e) Pembentukan Pola Hidup (Characterization)

    Pembentukan pola hidup atau karakterisasi merupakan tingkatan afeksi yang

    tertinggi. Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu

    menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti

    bersikap objektif terhadap segala hal (Hamzah, dkk, 2001: 10).

    Menurut Gulo (2002 : 69), proses karakterisasi terdiri atas dua tahap, yaitu:

    (1) Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut

    pandang tertentu.

    (2) Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi

    corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan.

    Kawasan afektif yang hendak diperbaiki pada penelitian tindakan kelas ini,

    mencakup seluruh pendapat Kratwohl yang terdiri atas lima aspek yaitu

    penerimaan, partisipasi, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola

    hidup. Tiap aspek akan diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya

    masing-masing aspek pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan

    hasil belajar siswa.

    3) Hasil Belajar Psikomotor

    Kawasan ini berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan

    fungsi sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis. Oleh Simpson (W.S.Winkel, 2005

    : 245), kawasan ini diklasifikasikan menjadi tujuh hal, yaitu :

    a) Persepsi/perception

    b) Kesipan/set

    c) Gerakan Terbimbing/guided response

    d) Gerakan Terbiasa/mechanical response

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    e) Gerakan Kompleks/complex response

    f) Penyesuaian Pola Gerakan/adjustment

    g) Kreatifitas/creativity.

    Dalam W. Gulo (2002 : 69-70), dikemukakan bahwa persepsi merupakan

    taksonomi yang pada umumnya tampak pada semua kawasan, baik kognitif

    maupun afektif. Taksonomi Gerakan Terbimbing/guided response dapat diartikan

    pula sebagai peniruan. Pada taksonomi Gerakan Terbiasa/mechanical response

    dan Gerakan Kompleks/complex response dapat digabung menjadi satu taksonomi

    yaitu membiasakan atau memahirkan. Adapun taksonomi Penyesuaian Pola

    Gerakan/adjustment, di dalamnya mencakup penyesuaian dengan kondisi

    setempat, dengan kata lain dinamakan taksonomi adaptasi, sedangkan kreatifitas

    mencakup kemampuan melahirkan atau menciptakan gerak-gerik baru sehingga

    dapat disebut juga taksonomi menciptakan (organition). Dengan demikian, pada

    aspek psikomotorik dapat disederhanakan menjadi lima tahap, yaitu :

    a) Kesiapan/set

    b) Peniruan/imitation

    c) Membiasakan/habitual

    d) Menyesuaikan/adaptation

    e) Menciptakan/organitation

    Penjelasannya adalah sebagai berikut :

    a) Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang

    keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan

    kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi,

    menjawab pertanyaan.

    b) Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang

    diamatinya walaupun belum mengerti makna dari keterampilan itu.

    c) Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa

    harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya.

    d) Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk

    disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu

    dilaksanakan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    e) Menciptakan (origination) yaitu di mana seseorang sudah mampu

    menciptakan sendiri suatu karya.

    Pada penelitian ini digunakan pendapat Simpson untuk mengukur hasil

    belajar peserta didik pada ranah psikomotor, yaitu terdapat tujuh klasifikasi. Tiap

    aspek akan dijabarkan melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing

    pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa.

    4. Kajian tentang Materi Pembelajaran Gambar Beton

    Gambar Beton merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

    siswa kelas XI TGB Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. Pada

    mata pelajaran Gambar Beton siswa harus mampu memahami perencanaan beton

    baik pada desain gambar maupun perhitungannya. Guru dituntut mampu

    menyampaikan materi dan memberikan proses pembelajaran yang tepat untuk

    menumbuhkan minat dan hasil yang baik bagi siswa.

    Mata pelajaran Gambar Beton merupakan dasar dari perhitungan Struktur

    Beton yang ada pada perkuliahan jurusan bangunan, sehingga hambatan yang ada

    pada proses belajar mengajar untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

    hendaknya dapat dipecahkan. Untuk memperoleh hasil dan tujuan yang ingin

    dicapai pada proses pembelajaran guru dituntut dapat memberikan model

    pembelajaran yang tepat salah satu alternatif adalah dengan menggunakan model

    pembelajaran ARIAS dengan strategi pembelajaran aktif Learning Tournament.

    Dasar kompetensi kejuruan pada program keahlian bangunan, mata

    pelajaran Gambar Beton dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar BangunanSMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011

    MATADIKLAT

    STNDARKOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

    GambarBeton

    1. Membuat GambarRencana BalokBeton Bertulang

    1.1. Mendiskripsikan balok strukturgedung beton bertulang.

    1.2. Merancang rencana balok strukturgedung beton bertulang.

    1.3. Menggambar denah perletakan balokstruktur gedung beton bertulang.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    MATADIKLAT

    STANDARKOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

    GambarBeton

    1.4. Menggambar tulangan balok strukturgedung beton bertulang.

    1.5. Membuat daftar tulangan balokstruktur beton bertulang pada gambar.

    2. Membuat GambarRencana Pelat Lantai

    2.1. Mendiskripsikan pelat lantai strukturgedung beton bertulang.

    2.2. Merancang rencana pelat lantaistruktur gedung beton bertulang.

    2.3. Menggambar denah perletakan pelatlantai struktur gedung betonbertulang.

    2.4. Menggambar tulangan pelat lantaistruktur gedung beton bertulang.

    2.5. Membuat daftar tulangan pelat lantaistruktur beton bertulang pada gambar.

    3. Membuat GambarRencana KolomBeton Bertulang

    3.1. Mendiskripsikan kolom strukturgedung beton bertulang

    3.2. Merancang rencana kolom strukturgedung beton bertulang.

    3.3. Menggambar denah perletakan kolomstruktur gedung beton bertulang.

    3.4. Menggambar tulangan kolom strukturgedung beton bertulang kontruksistatis tertentu.

    3.5. Membuat daftar tulangan kolomstruktur beton bertulang pada gambar.

    Sumber : Silabus Spektrum Kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta

    B. Penelitian Relevan

    Adapun hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Penelitian yang dilakukan Ita Agustin, 2006, berkesimpulan bahwa penerapan

    Model Pembelajaran ARIAS mempengaruhi peningkatan motivasi berprestasi

    siswa kelas II semester II SMA MTA Surakarta Tahun Pelajaran 2004/2005,

    pada mata pelajaran Kimia Sub Pokok Bahasan Larutan Asam Basa.

    2. Penelitian yang serupa dilaksanakan oleh Dewi Agustina, 2009, hasil

    penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi

    belajar siswa kelas IV semester II SD Negeri Serengan II Surakarta Tahun

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Ajaran 2008/ 2009, pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan Kubus

    dan Balok, setelah diterapkannya Model Pembelajaran ARIAS.

    C. Kerangka Berpikir

    1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Gambar Beton

    Pada dasarnya proses pembelajaran yang berkualitas sangat diharapkan

    terlaksana pada setiap mata pelajaran. Namun, hal ini masih menjadi kendala pada

    mata pelajaran Gambar Beton kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Kegiatan belajar

    mengajar yang diselenggarakan masih menggunakan metode konvensional dan

    transaksional. Metode ini lebih menitikberatkan pada peran guru sebagai sumber

    belajar. Guru lebih banyak berbicara sedangkan murid hanya mendengarkan atau

    mencatat hal-hal yang dianggap penting. Dengan keadaan seperti ini akan

    membentuk kepribadian siswa yang kurang baik dan membentuk sikap siswa yang

    pasif. Permasalahan juga timbul dari durasi pembelajaran yang cukup lama yaitu 5

    jam dalam satu k