asuhan keperawatan anak ask arias is

4
Asuhan Keperawatan Anak Askariasis (Cacing) Bagikan Keteman Lewat:  Share 0digg Share Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit. Hospes dan distribusi Hospes atau inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva Ascaris akan berkembang menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta akhirnya bertelur. Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis sekitar 70-80%. Morfologi Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing  jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia. Siklus hidup Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.

Upload: linda-yang-nyeebliin

Post on 20-Jul-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Ask Arias Is

5/17/2018 Asuhan Keperawatan Anak Ask Arias Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-ask-arias-is 1/3

 

Asuhan Keperawatan Anak Askariasis (Cacing)

Bagikan Keteman Lewat: Share 

0digg

Share  Askariasis  adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris

lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.

Hospes dan distribusi Hospes atau inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva Ascaris akan

berkembang menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta akhirnya bertelur.

Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis

sekitar 70-80%.

Morfologi 

Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior).

Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang

kopulasi.

Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar

200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan

telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah

dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia.

Siklus hidup 

Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandungtelur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat

orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci

tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris.

Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan

menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran,

yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Ask Arias Is

5/17/2018 Asuhan Keperawatan Anak Ask Arias Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-ask-arias-is 2/3

 

 Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea,

kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva

akan menjadi cacing dewasa.

Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya

akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini

membuang tinjanya tidak pada tempatnya.

Patologi klinik Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.

Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan

menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti

demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan

hilang selama 3 minggu.

Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti

tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke

saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian

masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.

Cara diagnosis Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan

cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

Pengobatan Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol,

albendazol, piperasin.

Prognosis Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis mencapai

70 hingga 99%.

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Ask Arias Is

5/17/2018 Asuhan Keperawatan Anak Ask Arias Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-ask-arias-is 3/3

 

 

Epidemiologi Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini dapat

dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian jamban

keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini. 

Read more: http://belajaraskep.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-anak-

 

askariasis.html#ixzz1unzU7RLO