Download - Penerpan Model Arias
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING TOURNAMENT SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN GAMBAR BETON PADA SISWA
KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
SINTANI FAHMI KHASANAH
K 1507025
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MendapatkanGelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING TOURNAMENT SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN GAMBAR BETON PADA SISWA
KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh:
SINTANI FAHMI KHASANAH
K 1507025
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MendapatkanGelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2011
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik
Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 7 April 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I,
Drs Sutrisno, ST., M.Pd.NIP. 19530727 198003 1 002
Pembimbing II,
Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST.,MTNIP. 19760618 200003 1 001
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari : Kamis
Tanggal : 7 April 2011
Tim Penguji Sripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Ir. Chundakus Habsya, M.SA. ...............................
Sekretaris : Eko Supri Murtiono, ST., MT. ...............................
Anggota I : Drs. Sutrisno, ST.,M.Pd. ...............................
Anggota II : Taufiq Lilo Adi Sucipto ST., MT. ...............................
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. DR. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Sintani Fahmi Khasanah. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIASMELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF LEARNINGTOURNAMENT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITASPROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBARBETON PADA SISWA KELAS XI TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA.Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas SebelasMaret, April 2011.
Tujuan penelitian adalah : (1) Mengetahui peningkatan kualitas prosespembelajaran Gambar Beton siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahunajaran 2010/2011 ; (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGBSMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran GambarBeton.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Dimulai denganidentifikasi permasalahan dalam kelas, siklus I: perencanaan berupa penyusunanlangkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS melaluistrategi pembelajaran aktif Learning Tournament, pelaksanaan tindakan,observasi, analisis, dan refleksi untuk tindakan pada siklus II. Subyek penelitianadalah siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahunajaran 2010/2011. Data diperoleh melalui observasi kejenuhan belajar, afektif danpsikomotor siswa, wawancara, tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II.Triangulasi data digunakan untuk menjaga validitas data, sedangkan untuk analisadata digunakan teknik analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modelpembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournamentdapat memperbaiki atau meningkatkan : (1) Kualitas proses pembelajaran yaitudengan menurunnya kejenuhan belajar dan meningkatnya keaktifan siswa kelasXI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaranGambar Beton dengan kompetensi dasar merencanakan perhitungan penulangandan gambar rencana plat lantai satu arah struktur gedung beton bertulang ; (2)Hasil belajar (nilai kompetensi) siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakartatahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Gambar Beton dengan kompetensidasar merencanakan perhitungan penulangan dan gambar rencana plat lantai satuarah struktur gedung beton bertulang.
Kata Kunci : ARIAS, Learning Tournament, Proses Belajar, Hasil Belajar
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain)
~ (QS. Al Insyiroh : 5-7) ~
Jangan hanya jadi PEMIMPI, tapi jadilah PELAKU yang sebenarnya, taklukkan rasa
takut, selama itu tidak melanggar atau dosa
~ (Cyntani Hasana) ~
Jika KAU tak bisa menjadi MATAHARI, jadilah sebuah BINTANG
~ (Douglas Malloch) ~
Jangan, jangan, jangan pernah menyerah
~ (Winston Churchill) ~
Ketika Pemberi Skor Terbesar (Tuhan) mulai menulis mengenai nama anda, Dia menandai,
bukan apakah anda menang atau kalah, tetapi bagaimana anda memainkan permainan-Nya
~ (Grantland Rice) ~
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dedikasiku, senarai cinta dan terima kasih kepada.....
Allmighty Allah Subhanahu Wa Taala, Sang Pemilik Luasan Ilmu, yang memberi
perlindungan, kemudahan, inspirasi, dan membelahkan ide-ide sehingga mengerakkan jasad,
ruh dan akal ini untuk berkarya, Dzat yang memilih hamba ini untuk mendapatkan hidayah
yang diperantarakan melalui Nabi Agung Muhammad SAW.....
Cahaya kehidupanku, Ibu dan Bapak ku, untuk
setiap cinta kasih, panjatan doa, serta tempaan
pendidikan tentang kehidupan yang tercurah
padaku. However, I always need you
Especialy my sisters and little brother,
Pipit move, Anis move, Fanum Roy, Fahmi Roy, Misky Aziz, Zen Zain,
Dawud mas Gantheng, untuk setiap persaudaraan dan kasih yang
selalu kalian suguhkan, I love U all.
Rekan-rekan PTS/B 2007, terima kasih atas kegilaan dan
kebersamaan selama ini, FIGHTING!!! certainly, Ill Miss U all.
Kawan-kawan ku yang telah mengukirkan kisah
cantik untuk kehidupanku sekarang dan mendatang,
tentang solidaritas dan persahabatan.
Untuk seseorang yang dijanjikan Alloh untukku
di saat yang tepat berdampingan denganku,
bersama meraih SURGA.
Almamaterku UNS.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Melalui Strategi
Pembelajaran Aktif Learning Tournament Sebagai Upaya Meningkatkan Proses
dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Gambar Beton Pada Siswa Kelas XI TGB SMK
Negeri 2 Surakarta yang disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta seluruh
jajarannya yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
2. Bapak Drs. H. Suwachid, M.Pd., MT., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik dan Kejuruan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. AG.Thamrin, M.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Sutrisno, ST., M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Ir. Chundakus Habsya, M.SA., sebagai Ketua Penguji.
6. Bapak Eko Supri Murtiono, ST., MT., sebagai Sekretaris Penguji.
7. Bapak Drs. Sutrisno, ST., M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I.
8. Bapak Tufiq Lilo Adi Sucipto, ST., MT., sebagai Dosen Pembimbing II.
9. Bapak Drs. Susanta, MM., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta
beserta jajarannya yang telah memberikan ijin penelitian di SMK tersebut.
10. Bapak Didik Purwanto, ST., selaku guru pada mata pelajaran Gambar Beton
pada Program Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
11. Siswa XI TGB 2010/2011, yang bersedia menjadi subyek pengamatanku.
12. Orang tuaku terkasih, Ibu-ku Nur Cholifah dan Bapak-ku Dwi Suharno, yang
telah menempaku menjadi seorang yang menemukan jati diri, dengan
kesabaran, cinta kasih, doa-doa yang selalu dilantunkan, serta banyak hal yang
takkan pernah dapat kusebut & kubalas. Jazakumullohu Khoiro with Paradise.
13. Saudara-saudariku: mbak Pipit, Anis, Fanum, Mimi, Misky, Zain, dan Dawud.
Juga mbak Etik, mas Giri, dek Riyan, dek Arieck, untuk keceriaan dan
kebersamaan selama ini. Aku sayang kalian.
14. Vica, Amira, dan Nining untuk kamar kos yang selalu aku singgahi, Tika
untuk camdignya, Depe yang telah menjadi kameramen penelitianku, Won
Satoru rekan PI dan skripsi, Muky dan Dayat Suya untuk PPL Gambar
bersama, Fryta, Jumanto, Nia Niyul, Bes, Ides, Didik Rahma, Dita Leni, Mail,
Joni Marta, Jumadi Swarosceky, ukhti Fajar, Oshinta, Pororo, Adi Gaman,
Ipin. Rekan-rekan PTS/B 07 terima kasih untuk persahabatan dan
kebersamaan selama ini.
15. Senior 2006 : Rosalina, Anggita, Wahyu, Arina. Terima kasih untuk ilmu
yang dibagi denganku, semoga sukses selalu.
16. Nadzori PTM 05, tempat keluhan dan kesedihan di kampus hutan (pabelan)
terima kasih untuk motivasi hidupnya. Topa PTM 06, untuk rapido set nya.
17. My best friend Devi R Nurfalach, friendship never ends meski direntang jarak.
Aku sayang kamu kawan.
18. Kos Ngasinan, tempat peraduan di rantau Kentingan. Terima kasih untuk
penghuninya yang selalu mau berbagi dengan senang hati.
19. Motor KARISMA ku, bersama kita selalu bersama, terima kasih sobat telah
menemaniku setiap saat.
20. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu karena
keterbatasan. Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmah pada kita semua.
Surakarta, April 2011
Penulis
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ivABSTRAK ........................................................................................................... vMOTTO .............................................................................................................. viPERSEMBAHAN............................................................................................... viiKATA PENGANTAR ........................................................................................ viiiDAFTAR ISI........................................................................................................ xDAFTAR TABEL............................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvBAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4D. Perumusan Masalah ............................................................................. 4E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5F. Manfaat Peneltian................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7A. Kajian Pustaka...................................................................................... 7B. Penelitian Relevan................................................................................ 29C. Kerangka Berpikir................................................................................ 30D. Hipotesis Tindakan............................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34B. Subyek Penelitian................................................................................. 35C. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ...................................... 35D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 37E. Validitas Data....................................................................................... 39F. Teknik Analisis Data............................................................................ 40G. Tolok Ukur Keberhasilan..................................................................... 41H. Prosedur Penelitian............................................................................... 41
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 48A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian................................................. 48B. Kondisi Awal Pembelajaran Sebelum Tindakan Kelas ....................... 50C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I....................................................... 51D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ..................................................... 65E. Pembahasan Antar Siklus..................................................................... 76
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.............................................. 88A. Simpulan .............................................................................................. 88B. Implikasi............................................................................................... 89C. Saran..................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91LAMPIRAN
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Perbedaan Tahapan Pelaksanaan TGT dan Learning
Tournament............................................................................................16
Tabel 2. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan...................... 28
Tabel 3. Jadwal Penelitian................................................................................... 34
Tabel 4. Tolok Ukur Keberhasilan Proses dan Hasil Belajar Siswa ................... 41
Tabel 5. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus I ........................................... 59
Tabel 6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ............................................ 60
Tabel 7. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus II.......................................... 71
Tabel 8. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ........................................... 72
Tabel 9. Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa ............................................ 76
Tabel 10. Capaian Ketuntasan Nilai Afektif Siswa .............................................. 78
Tabel 11. Capaian Ketuntasan Nilai Psikomotor Siswa........................................ 79
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Kejenuhan Belajar Siswa....................... 81
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa..................................... 82
Tabel 14. Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Gambar Beton ........................ 85
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir............................................................................... 32
Gambar 2. Skema Triangulasi Data ..................................................................... 39
Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................................... 40
Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral....................................................... 47
Gambar 5. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta..................................................... 49
Gambar 6. Siswa berdiskusi dalam kelompok ..................................................... 54
Gambar 7. Pelaksanaan Permainan Tanya Jawab Berebut .................................. 54
Gambar 8. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 55
Gambar 9. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus I
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 57
Gambar 10. Diagram Prosentase Nilai Psikomotor Siswa Siklus I
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 58
Gambar 11. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus I
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 61
Gambar 12. Siswa bermain pomsel dan tertidur saat pelajaran ............................ 62
Gambar 13. Siswa berebut menjawab pertanyaan hafalan.................................... 64
Gambar 14. Seorang Siswa mencoba menjawab pertanyaan hitungan ................ 64
Gambar 15. Siswa kelompok mengerjakan tugas undian ..................................... 67
Gambar 16. Siswa menyampaikan (mempresentasikan) hasil pekerjaan ............ 67
Gambar 17. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus II
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 68
Gambar 18. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus II
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 69
Gambar 19. Diagram Prosentase Nilai Psikomotor Siswa Siklus II
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 70
Gambar 20. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus II
(Ketuntasan Kelas) ............................................................................ 73
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar 21. Siswa aktif dalam kelompok ............................................................. 75
Gambar 22. Siswa sportif berkompetisi ................................................................ 75
Gambar 23. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa.......................... 77
Gambar 24. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Afektif Siswa............................ 78
Gambar 25. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Psikomotor Siswa..................... 80
Gambar 26. Diagram Kejenuhan Belajar Siswa ................................................... 81
Gambar 27. Diagram Keaktifan Belajar Siswa ..................................................... 83
Gambar 25. Diagram Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Siswa.................... 86
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Penelitian............................................... 93Lampiran 2. Daftar Kelompok Belajar dan Team Games.................................... 95Lampiran 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru .............................................. 96Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru ............................................... 97Lampiran 5. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ................................................... 99Lampiran 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa ............................................101Lampiran 7. Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa..............................................102Lampiran 8. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa ..................................................104Lampiran 9. Silabus .............................................................................................106Lampiran 10. RPP Siklus I...................................................................................108Lampiran 11. RPP Siklus II .................................................................................114Lampiran 12. Skenario Pembelajaran Siklus I.....................................................120Lampiran 13. Skenario Pembelajaran Siklus II....................................................122Lampiran 14. Soal dan Kunci Jawaban Games Siklus I ......................................124Lampiran 15. Soal dan Kunci Jawaban Games Siklus II .....................................128Lampiran 16. Soal Kompetisi Individu ( Evaluasi Siklus I ) ...............................133Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Kompetisi Individu ( Evaluasi Siklus I )......138Lampiran 18. Soal Kompetisi (Evaluasi) Siklus II ..............................................139Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Kompetisi Individu Siklus II........................140Lampiran 20. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Pra Siklus................................145Lampiran 21. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus I....................................146Lampiran 22. Hasil Observasi Kejenuhan Siswa Siklus II ..................................147Lampiran 23. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif ...................148Lampiran 24. Butir-butir Indikator Penilaian Sikap/Ranah Afektif ....................149Lampiran 25. Hasil Observasi Penilaian Sikap/Ranah Afektif Siswa Pra Siklus150Lampiran 26. Hasil Observasi Penilaian Sikap/Ranah Afektif Siswa Siklus I ...152Lampiran 27. Hasil Observasi Penilaian Sikap/Ranah Afektif Siswa Siklus II..154Lampiran 28. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotor ............156Lampiran 29. Butir-butir Indikator Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor...157Lampiran 30. Hasil Observasi Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor Pra
Siklus ............................................................................................................158
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 31. Hasil Observasi Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor Siklus I.......................................................................................................................160
Lampiran 32. Hasil Observasi Penilaian Ketrampilan/Ranah Psikomotor Siklus II ........................................................................................................................162
Lampiran 33. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus .................................164Lampiran 34. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I .....................................165Lampiran 35. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II....................................166Lampiran 36. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus....................167Lampiran 37. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I........................168Lampiran 38. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ......................169Lampiran 39. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus......................170Lampiran 40. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I..........................171Lampiran 41. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ........................172Lampiran 42. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pra Siklus...............173Lampiran 43. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I...................174Lampiran 44. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II .................175Lampiran 45. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Pra Siklus....................................176Lampiran 46. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Siklus I........................................177Lampiran 47. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Siklus II ......................................178Lampiran 48. Dokumentasi Wawancara Guru.....................................................175Lampiran 49. Dokumentasi Wawancara Siswa ...................................................178Lampiran 50. Dokumentasi Kelompok................................................................175Lampiran 51. Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus .................................................178Lampiran 52. Dokumentasi Kegiatan Siklus I .....................................................175Lampiran 53. Dokumentasi Kegiatan Siklus II....................................................175Lampiran 54. Surat Pengajuan Judul Sripsi ........................................................ 188Lampiran 55. Daftar Hadir Kegiatan Seminar Skripsi.........................................189Lampiran 56. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi (Pembantu Dekan I) ...191Lampiran 57. Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Ijin Menyusun Skripsi....192Lampiran 58. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out (Rektor).....................193Lampiran 59. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out (DIKPORA) ..............194Lampiran 60. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out (Kepsek)....................195Lampiran 61. Surat Ijin Penelitian DIKPORA ke Kepsek...................................196Lampiran 62. Surat Keterangan dari Kepsek SMK Negeri 2 Surakarta ..............197
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang bermutu terlahir dari proses pembelajaran yang
berkualitas. Salah satu faktor terlaksananya proses pembelajaran berkualitas
adalah pembelajaran siswa yang aktif. Dalam hal ini, peran guru sangat
diharapkan bisa menciptakan situasi pendidikan atau pengajaran yang
menstimulasi siswa aktif belajar, bukan hanya sekedar menjadi pihak pasif
(penerima) belajar saja. Perbaikan metode yang digunakan juga mendukung
terciptanya proses pembelajaran yang bermutu dengan siswanya yang aktif. Maka
dari itu, guru juga harus mampu menyesuaikan metode dengan proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fenomena ini mendorong tampilnya sosok
dan wajah pekerjaan guru yang profesional. Hadirnya guru yang profesional dan
berdedikasi serta penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang aktif dan berkualitas.
Sistem pembelajaran di SMK Negeri 2 Surakarta saat ini telah menerapkan
semi-block system dengan kurikulum spektrum pada mata pelajaran yang bersifat
produktif salah satunya adalah mata pelajaran Gambar Beton. Namun, pada
pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala. Kendala itu antara lain adalah
rentang waktu proses pembelajaran yang cukup lama (5 jam pelajaran dalam satu
kali pertemuan). Selain itu, kegiatan pembelajaran mata pelajaran Gambar Beton
kelas XI TGB saat ini masih menggunakan metode konvensional dan bersifat
transaksional yang berarti guru merupakan pusat kegiatan belajar mengajar
sedangkan siswa, pada umumnya, hanya memperoleh informasi dari guru dan
menghafal atau mencatatnya tanpa memahami makna dari pembelajaran tersebut.
Kedua hal ini menyebabkan kebanyakan siswa jenuh dan tidak tertarik dengan
kegiatan yang sedang berlangsung, siswa mudah lupa pada apa yang telah
diajarkan, dan menghadapi kesulitan jika dialihkan dengan soal yang berbeda
namun pada dasarnya memiliki konsep sama, terutama pada kompetensi
merencanakan yang menggunakan perhitungan yang cukup rumit. Keaktifan dan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
potensi siswa juga kurang terlihat dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga
siswa mudah putus asa dan bosan mengikuti kegiatan pembelajaran.
Diperoleh dari hasil pengamatan kondisi awal, bahwa sekitar 33,33% atau
hanya 11 orang dari jumlah 33 siswa yang memperhatikan saat guru mengajar,
sedangkan sebanyak 66,67% atau 22 siswa, tidak menghiraukan pembelajaran.
Umumnya mereka lebih suka berbicara sendiri dengan teman, bermalas-malasan
di meja, mengantuk, dan bahkan tidur. Data penilaian pra siklus pada mata
pelajaran produktif untuk pelajaran Gambar Beton pada standar kompetensi
membuat gambar rencana balok beton bertulang tunggal, menunjukkan bahwa
siswa yang nilainya kurang dari batas nilai minimal 75 sebanyak 63,64%,
sedangkan siswa yang nilainya lebih dari batas nilai minimal 75 hanya sebanyak
36,36% saja. Adapun batas nilai kelulusan mata pelajaran produktif untuk Gambar
Beton SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah 75 ( nilai KKM ).
Berdasar permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode dan strategi
mengajar yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dalam upaya
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Langkah pertama ialah membuat
siswa percaya akan kemampuannya, tertarik dan terpelihara minatnya selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga munculnya kejenuhan siswa dapat
diminimalkan. Dengan minimalnya kejenuhan, diharapkan siswa dapat lebih
antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar serta dapat aktif menemukan
dan membangun sendiri pemahaman mereka. Melalui metode ini pula, siswa
diharapkan dapat menemukan makna pembelajaran yang diterimanya di dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat menerapkannya secara profesional saat bekerja,
sehingga dengan kebermaknaan yang diperoleh itu, siswa dapat menanamkan
pemahaman konsep yang lebih kuat, terutama pada mata pelajaran Gambar Beton.
Variasi proses belajar yang dapat dilakukan antara lain adalah Model
Pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournament.
ARIAS merupakan singkatan dari Assurance, Relevance, Interest, Assesment,
dan Satisfaction yaitu suatu model pembelajaran yang berhubungan dengan
pengembangan sikap mental dan emosi siswa (afektif). Dalam pembelajaran ini,
guru dituntut aktif untuk memberikan motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diri siswa dalam menyelesaikan tugas atau latihan selama proses pembelajaran
berlangsung. Guru juga harus menunjukkan relevansi materi yang disampaikanya
terhadap kenyataan yang mudah ditemui dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Assesment atau evaluasi diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Selain itu guru supaya tidak segan memberi penghargaan atas hasil usaha siswa
untuk menumbuhkan rasa puas/bangga siswa atas hasil yang dicapainya.
Pembelajaran aktif Learning Tournament ditujukan untuk mengatasi
ketidaktertarikan/kejenuhan siswa atas pembelajaran dan lamanya waktu. Selain
itu, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan/aktivitas siswa dalam pembelajaran,
karena pada pelaksanaannya terdapat kegiatan belajar/diskusi kelompok untuk
memahami suatu bahan pelajaran dan menyelesaikan soal latihan. Sebagai variasi
proses belajar yang menyenangkan dan menarik (interest) adalah diadakannya
games (permainan) antar kelompok dan tournament (kompetisi) secara individu
sebagai tes evaluasi siswa/assesment. Di akhir kegiatan diadakannya penghargaan
bagi siswa dan kelompok yang memperoleh skor terbaik.
Untuk maksud tersebut, maka akan diaplikasikan model pembelajaran
ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournament. Diharapkan
dengan adanya penelitian penerapan ini dapat membantu mendorong kepercayaan
diri siswa, membimbing siswa mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata,
menciptakan ketertarikan siswa, mengetahui sejauh mana penerimaan siswa
terhadap pelajaran dan menumbuhkan kabanggaan siswa atas hasil belajarnya,
sehingga upaya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Gambar Beton pada siswa kelas XI TGB diharapkan dapat tercapai.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Metode dan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran Gambar Beton
yang masih kurang bervariasi (konvensional dan transaksional).
2. Penerapan semi-block system mengakibatkan durasi pembelajaran yang cukup
lama (5 jam dalam satu kali pertemuan)
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3. Munculnya kejenuhan siswa selama mengikuti pelajaran Gambar Beton.
4. Rendahnya ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran Gambar Beton
sehingga keaktifan siswa tidak terasah.
5. Hasil belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata
pelajaran Gambar Beton yang belum tuntas.
6. Metode pembelajaran ARIAS dengan strategi pembelajaran aktif Learning
Tournament sebagai bagian dari pembelajaran aktif berkelompok diduga
dapat memperbaiki proses dan meningkatkan hasil belajar secara maksimal
siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta mata pelajaran Gambar Beton.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses penelitian ini, peneliti membatasi masalah
yang dikaji pada beberapa hal, yaitu :
1. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran
ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif Learning Tournament.
2. Sasaran penelitian diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran
aktif Learning Tournament, pada siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2
Surakarta, dengan jumlah kapasitas siswa 33 orang yang terdiri dari 31 siswa
laki-laki dan 2 siswa perempuan.
3. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk pembelajaran bidang produktif
Gambar Beton. Dengan materi pokok yang disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari siswa kelas XI TGB SMK
Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
dirumuskan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif
Learning Tournament dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Gambar Beton siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran
2010/2011 ?
2. Apakah model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif
Learning Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Gambar Beton siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah pertama menentukan langkah-langkah
dalam kegiatan penelitian. Agar penelitian itu dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan yang diinginkan, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran Gambar Beton siswa
kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, setelah
diterapkannya model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran
aktif Learning Tournament.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2
Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Gambar Beton, setelah
diterapkannya model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran
aktif Learning Tournament.
F. Manfaat Peneltian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Membantu mempermudah siswa menerima dan memahami materi pada
pembelajaran Gambar Beton.
2) Memelihara ketertarikan dan meminimalkan kejenuhan siswa selama
pembelajaran Gambar Beton berlangsung dengan adanya permainan dan
kompetisi.
3) Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Gambar
Beton.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Bagi Guru
1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini, guru mampu meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran Gambar Beton di
kelasnya.
2) Sebagai bahan masukan atau referensi tentang model pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Gambar Beton.
c. Bagi Sekolah
1) Memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran Gambar Beton
SMK Negeri 2 Surakarta.
2) Penelitian yang dilaksanakan diharapakan menjadi sumbangan pemikiran
untuk meningkatakan prestasi SMK Negeri 2 Surakarta dan memperbaiki
kualitas pendidikan di program keahlian bangunan khususnya pada
pembelajaran Gambar Beton, yang selanjutnya model pembelajaran
ARIAS ini diharapkan dapat diterapkan dengan berbagai variasi strategi
pembelajaran di kelas-kelas lain yang disinyalir mempunyai permasalahan
yang sama.
d. Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti, khususnya
terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan strategi pembelajaran aktif Learning Tournament yang berorientasi
pada proses dan hasil belajar siswa.
2) Memperoleh pengalaman pelaksanaan strategi pembelajaran, melakukan
seleksi materi, dan mengembangkan instrumen pembelajaran.
3) Memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru Teknik Bangunan yang
siap melaksanakan tugas di lapangan.
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan pembaca terhadap dunia pendidikan.
b. Sebagai masukan atau bahan pustaka bagi peneliti-peneliti lain untuk
mengadakan penelitian serupa dan relevan di masa yang akan datang.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kajian tentang Model Pembelajaran ARIAS
a. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS.
Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan
oleh Keller dan Kopp seperti dikutip Sopah (2001: 458) sebagai jawaban
bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi
berprestasi dan hasil belajar.
Djamaah Sopah mengungkapkan bahwa model pembelajaran ini menarik
karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para
instruktur. Namun demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi
(assessment), padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai
sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa.
Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi
dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan
mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance
(relevansi); confidence (percaya/yakin); satisfaction (kepuasan/bangga), dan
assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama
confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Dalam kegiatan
pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil,
melainkan juga penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka
merasa mampu dan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention
menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian
attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik
minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara
minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
7
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan lebih bermakna maka
urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment
dan satisfaction. Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan
pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan
pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan
memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan
menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan
(reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen
menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh karena itu, model pembelajaran
yang sudah dimodifikasi ini disebut model pembelajaran ARIAS.
Dapat diperinci bahwa ARIAS merupakan singkatan dari Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, dan Satisfaction yaitu suatu model pembelajaran
yang berhubungan dengan pengembangan sikap mental dan emosi siswa (afektif).
Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut aktif untuk memberikan motivasi
untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan tugas atau
latihan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga harus menunjukkan
relevansi materi yang disampaikanya terhadap kenyataan yang mudah ditemui
dalam kehidupan siswa sehari-hari. Assesment atau evaluasi diadakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa. Selain itu guru supaya tidak segan
memberi penghargaan atas hasil usaha siswa untuk menumbuhkan rasa
puas/bangga siswa atas prestasi atau hasil belajar yang telah diraih.
b. Komponen Model Pembelajaran ARIAS
1) Assurance (percaya diri)
Ialah sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan
harapan untuk berhasil ( Keller, 1987: 2-9 ). Menurut Bandura seperti dikutip oleh
D.Sopah (2001:458), seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung
akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang ia miliki. Sikap ini mempengaruhi
kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan
perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan
maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal.
Disimpulkan, bahwa assurance dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan guru
untuk menumbuhkan motivasi dan sikap percaya diri dalam diri siswa. Dengan
sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu
dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya
atau dapat melebihi orang lain
2) Relevance (kebermaknaan)
Yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman
sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan
karir sekarang atau yang akan datang ( Keller, 1987: 2-9 ). Siswa merasa kegiatan
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi
kehidupan mereka. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas
serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui
kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat.
Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur
relevansi ini. Menurut Sopah, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan relevansi dalam pembelajara, yaitu :
- Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai
- Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa
- Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya
dengan pengalaman nyata atau nilai- nilai yang dimiliki siswa
- Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang
cocok untuk pencapaian tujuan.
Dari pendapat yang dikemukakan Keller dan Sopah di atas, dapat ditarik
pengertian dari relevance ialah kebermaknaan atau arti dari pelajaran yang
diperoleh siswa serta keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa akan
terdorong mempelajari sesuatu kalau hal yang akan dipelajari ada relevansinya
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Maka dari itu, guru
hendaknya selalu menunjukkan relevansi atau contoh nyata bagi siswa dengan
beberapa cara yang mudah dimengerti siswa.
3) Interest (minat atau perhatian siswa)
Dalam kegiatan pembelajaran, minat/perhatian tidak hanya harus
dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan
memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran.
Adanya minat/perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat
mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan
sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan
memelihara minat/perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Kesimpulan arti interest dalam komponen ini adalah suatu upaya untuk
membangkitkan minat dan memelihara ketertarikan siswa terhadap pelajaran yang
akan disampaikan, karena minat/perhatian siswa merupakan alat yang sangat
berguna dalam usaha mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
4) Assessment (evaluasi/penilaian)
Assessment berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Menurut Hopkins
dan Antens seperti yang dikutip Sopah, evaluasi merupakan umpan balik tentang
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki siswa, dapat mendorong belajar lebih baik
dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai yaitu apakah
siswa telah memiliki kemampuan seperti yang dinyatakan dalam tujuan
pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157 dalam Sopah)
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi, yaitu:
Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan
hasil evaluasi kepada siswa.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Memberi kesempatan siswa untuk mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.
Dapat diartikan bahwa evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah
yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan
siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah
siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar dalam usaha meningkatkan
prestasi belajar.
5) Satisfaction (rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai)
Dalam teori belajar, satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa
yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas
keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi
siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Sopah, 2001: 462).
Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari
dalam diri individu sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu
merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat
sesuatu. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari
luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan
ekstrinsik. Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan
dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari
orang lain atau lingkungan.
Memberikan penghargaan (reward) menurut Thorndike seperti dikutip oleh
Gagne dan Briggs dalam Sopah, merupakan suatu penguatan (reinforcement)
dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, satisfaction merupakan usaha guru untuk menumbuhkan
rasa bangga siswa atas hasil belajarnya melalui penguatan atau memberi
penghargaan. Rasa bangga dan memberikan penghargaan merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu,
hal ini perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pada dasarnya, semua komponen tersebut di atas saling mendukung untuk
menghasilkan suatu model pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian
siswa yang lebih baik. Dalam penelitian kali ini, semua komponen ARIAS
diusahakan dimunculkan, namun yang lebih diperlihatkan adalah pada komponen
Interest, Assesment dan Satisfaction. Hal ini dikarenakan, pada kelas penelitian,
siswa dinilai telah memiliki kepercayaan diri (assurance) yang cukup sehingga
guru hanya perlu mengingatkan dan memberikan sedikit dorongan pada siswa
ketika rasa enggan mulai muncul. Relevansi juga telah diterapkan guru dalam
kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya, sehingga siswa, pada umumnya
telah dapat mengetahui makna atau arti pelajaran yang mereka dapatkan serta
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Guru cukup menyampaikan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu dan sedikit contoh nyata, untuk
membantu siswa merekonstruksi tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan.
Pemasalahan yang dihadapi di kelas ini adalah kejenuhan siswa yang muncul
akibat dari metode yang diterapkan guru kurang bervariasi dan durasi pelajaran
yang cukup lama, sehingga perlu diberikannya suatu variasai untuk
membangkitkan minat siswa belajar (interest). Assesment atau evaluasi
sebenarnya telah dilaksanakan guru, namun hasil dari evaluasi tersebut tidak
dikembalikan lagi pada siswa, sehingga siswa tidak tahu sejauh mana kemampuan
mereka dalam belajar ( kelebihan dan kelemahan/kesalahan siswa ). Mereka hanya
tahu hasil belajar mereka tanpa dapat mempelajari dari kesalahan-kesalahan yang
ada, sehingga seringkali siswa mengulangi kesalahan pada evaluasi berikutnya.
Satisfaction atau memberikan penghargaan diharapkan dapat membantu menarik
perhatian dan mendorong semangat siswa dalam belajar, sehingga komponen ini
perlu diterapkan.
2. Kajian tentang Strategi Pembelajaran Aktif Learning Tournament
Hamzah B. Uno (2009:1-2) mengungkapkan beberapa pendapat tentang
strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli pembelajaran, diantaranya
sebagai berikut :
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kozna (1989) : strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiapkegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuankepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely (1980) : strategi pembelajaran merupakan cara-cara yangdipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkunganpembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifatlingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikanpengalaman belajar peserta didik.
Dick dan Carey (1990) : strategi pembelajaran terdiri atas seluruhkomponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajaryang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didikmencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Gropper (1990) : strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagaijenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingindicapai.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang
pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran aktif Learning Tournament. Pembelajaran aktif Learning
Tournament adalah salah satu bentuk strategi pembelajaran aktif yang diciptakan
oleh Melvin L. Silberman yang merupakan penyederhanaan dari pembelajaran
Teams Games Tournment (TGT) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dkk
(Mel Silberman, 2001:151). Learning Tournament merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang termasuk dalam kategori model pembelajaran aktif. Tujuan
Learning Tournament ialah meminimalkan kejenuhan siswa dengan adanya
games dan tournament, serta mendorong siswa dapat belajar secara aktif baik
secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Sedangkan Teams Games Tournment (TGT) yang merupakan salah satu strategi
pembelajaran kooperatif, lebih mengedepankan adanya sistem kooperatif atau
kerja sama dalam proses belajarnya sehingga didapatkan hasil belajar siswa yang
meningkat/baik.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Adapun penyederhanaan yang dilakukan yaitu pada prosedur atau tahapan
pelaksanaan pembelajaran tersebut. Dalam Learning Tournament, langkah-
langkah pada komponen permainan/game dan kompetisi/tournament dilaksanakan
secara lebih praktis dibandingkan pada pelaksanaan TGT.
Menurut Slavin (1995: 84-86), komponen-komponen dan langkah-langkah
pelaksanaan dalam TGT yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Presentasi Kelas
Dalam presentasi kelas guru memperkenalkan materi pembelajaran yang
diberikan secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Dalam hal ini, guru
berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa yang disampaikan
oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti game dan
turnament.
b. Kelompok
Kelompok terdiri empat sampai lima orang yang heterogen misalnya
berdasar kemampuan akademik dan jenis kelamin, jika memungkinkan suku, ras
atau kelas sosial. Tujuan utama pembentukan kelompok adalah untuk
menyakinkan siswa bahwa semua anggota kelompok belajar dan semua anggota
mempersiapkan diri untuk mengikuti game dan turnamen dengan sebaik-baiknya.
Diharapkan tiap anggota kelompok melakukan hal yang terbaik bagi
kelompoknya dan adanya usaha kelompok melakukan untuk membantu anggota
kelompoknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan akademik dan
menumbuhkan pentingnya kerjasama diantara siswa serta meningkatkan rasa
percaya diri.
c. Game (permainan)
Permainan (game) dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes
pengetahuan siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan kelompok.
Game dimainkan dengan meja yang berisi tiga murid yang diwakili tiga kelompok
yang berbeda. Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan sesuai dengan nomor. Aturannya membolehkan pemain untuk
menantang jawaban yang lain.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Tournament (kompetisi)
Biasanya turnamen diselenggarakan akhir minggu, setelah guru membuat
presentasi kelas dan kelompok-kelompok mempraktikan tugas-tugasnya. Untuk
turnamen pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan serupa yang
mewakili tiap timnya. Kompetisi ini merupakan sistem penilaian kemampuan
perorangan seperti dalam model pembelajaran STAD. Kompetisi ini juga
memungkinkan bagi siswa dari semua level di penampilan sebelumnya untuk
memaksimalkan nilai kelompok mereka menjadi terbaik.
e. Penghargaan Kelompok (Rekognisi Tim)
Setelah mengikuti game dan turnamen, setiap kelompok akan memperoleh
poin. Rata-rata poin kelompok yang diperoleh dari game dan turnamen akan
digunakan sebagai penentu penghargaan kelompok. Jenis penghargaan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Penghargaan kelompok dapat berupa
hadiah, sertifikat, dan sebagainya.
Pada Learning Tournament, Melvin L. Silberman (2001: 151-152)
menyusun langkah-langkah pembelajaran yang lebih praktis dan mudah, yaitu:
a. Guru mengenalkan / memberikan materi, menyampaikan sedikit ulasan dan
menjelaskan sistem belajar.
b. Pembagian peserta didik dalam suatu kelompok (team) secara heterogen
untuk belajar bersama.
c. Guru memberikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik dalam
kelompok. Pada tahap ini disebut permainan/game babak pertama, kemudian
meminta masing-masing tim menyebutkan skor yang diperoleh.
Tahap ini dapat diulang pada sesi materi selanjutnya yang disebut
permainan/game babak kedua dan seterusnya.
d. Mengadakan kompetisi/Tournament yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab peserta didik secara individu. Meminta peserta didik
menyatakan skor mereka pada anggota lain dalam tim untuk mendapatkan
tambahan skor dalam tim.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Tahap ini dapat diulang pada sesi materi selanjutnya yang dapat dilaksanakan
setalah belajar dalam kelompok dan permainan/game dilaksanakan.
e. Mengumumkan skor masing-masing tim dan memberikan penghargaan sesuai
kriteria yang ditentukan.
Berdasarkan pendapat R. Slavin dan Mel Silberman di atas, maka dapat
dilihat secara lebih rinci penyederhanaan yang dilakukan dalam Learning
Tournament dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Perbandingan Perbedaan Tahapan Pelaksanaan TGT dan Learning
Tournament
NoTahapan /
KomponenTGT Learning Tournament
1 Presentasi Kelas Mengenalkan materi atau
memberikan ulasan
Mengenalkan materi atau
memberikan ulasan
2 Kelompok/Team Heterogen Heterogen
3 Permainan/
Game
Dimainkan di meja yang
berisi 3 murid yang diwakili
3 kelompok yang berbeda.
Dilaksanakan secara
serentak diikuti seluruh
kelompok yang ada.
4 Kompetisi/
Tournament
Mengelompokkan siswa
dengan kemampuan serupa
yang mewakili tiap timnya.
Diikuti oleh seluruh siswa
anggota tim tanpa ada
pengelompokan lagi.
5 Penilaian Diambil dari rata-rata skor
game kelompok dan skor dari
turnamen tiap anggota
kelompok
Diambil dari rata-rata skor
game kelompok dan skor
dari turnamen tiap anggota
kelompok
6 Penghargaan Sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan
Sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan
Keterangan :
Yang dicetak tebal adalah perbedaan antara TGT dengan Learning Tournament.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3. Kajian tentang Proses, Kejenuhan, dan Hasil Belajar
a. Belajar
Dalam bukunya, Nana Syaodih Sukmadinata (2005:155-156)
menyebutkan bahwa sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui
kegiatan belajar. Selain itu, disampaikan pula pengertian belajar dari para ahli :
Witherington (1952:165) : belajar merupakan perubahan dalamkepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baruberbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Crow & Crow dan Hilgard (1958:225) : belajar adalah diperolehnyakebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
Hilgard (1962:252) : belajar adalah proses dimana suatu perilaku munculperilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatusituasi.
Di Vesta dan Thompson (1970:112) : belajar adalah perubahan perilakuyang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Gage & Berliner (1970:256) : belajar adalah suatu proses perubahanperilaku yang yang muncul karena pengalaman
Moh. Surya (1997) : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yangdilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secarakeseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi dengan lingkungannya.
W.S.Winkel (2005) : belajar pada manusia adalah suatu aktivitasmental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,keterampian dan nilai sikap, yang mana perubahan itu bersifat secararelatif konstan dan berbekas.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diambil kesimpulan
mengenai pengertian belajar yaitu belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku secara aktif, merespon terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu, melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari serta
berbuat melalui berbagai pengalaman yang diarahkan pada suatu tujuan.
b. Proses Belajar
Dalam Joesafira dijelaskan bahwa, proses adalah kata yang berasal dari
bahasa latin processus yang berarti berjalan kedepan . Kata ini mempunyai
konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau
tujuan. Menurut Chaplin, proses adalah suatu perubahan khususnya yang
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan. Dalam psikologi,
proses belajar berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa
perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988).
Beberapa fase proses belajar yang dikemukakan Joesafira antara lain :
1) Mendengarkan
Adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sekolah pasti ada
aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah,
maka setiap siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
2) Memandang
Yang dimaksud di sini adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di
kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru
saja ditulis guru, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan
selanjutnya tersimpan dalam otak.
3) Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mengecap
Aktivitas indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan
belajar adalah aktivitas meraba dan membau. Adapun mengecap juga dapat
memberikan kesempatan bagi orang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus
disadari oleh suatu tujuan.
4) Menulis atau mencatat
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya
bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan.
5) Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di lakukan selama belajar
di sekolah. Jika belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka
membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan
mengabaikan membaca berarti kebodohan.
6) Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi,
7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram atau bagan-bagan,
8) Menyusun paper atau kertas kerja,
9) Mengingat,
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
10) Berfikir,
11) Latihan atau praktek.
Jerome S. Bruner dalam Joesafira, menyatakan bahwa dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :
Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Menurut Wittig (1981) dalam setiap proses belajar selalu berlangsung
dalam 3 tahapan, antara lain :
Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
Storage (tahap penyimpanan informasi)
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa yang melalui
beberapa fase atau tahapan yaitu penerimaan, penyimpanan, pengolahan, dan
penilaian informasi tersebut. Dalam penelitian ini, proses belajar diamati melalui
lembar observasi diambilkan dari prosentase keaktifan siswa melalui ranah afektif
dan psikomotor.
c. Kejenuhan Belajar
Kejenuhan belajar merupakan suatu bentuk kesulitan belajar yang tak
selalu mudah diatasi. Gejala-gejala yang sering dialami adalah timbulnya rasa
enggan, malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar, padahal individu yang
bersangkutan masih memiliki kemauan untuk belajar.
Kata kejenuhan berarti padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun. Oleh Reber (1988) dalam Psycologi Education dijelaskan bahwa
kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar
tetapi tidak mendatangkan hasil. Kejenuhan pada umumnya disebabkan suatu
proses yang berlangsung secara monoton (tidak bervariasi) dan telah berlangsung
sejak lama. Kejenuhan belajar dapat dimaknai pula sebagai suatu kondisi mental
seseorang, saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sehingga
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, dan tidak bersemangat atau tidak
bergairah untuk melakukan aktivitas belajar (Thursan Hakim, 2008 : 62-64).
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain yaitu :
1) Cara atau metode belajar tidak bervariasi
2) Belajar hanya di tempat tertentu,
3) Suasana belajar tidak berubah,
4) Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan,
5) Siswa yang telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu
tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya,
6) Proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya
karena bosan (borring) dan keletihan (fatigue).
Menurut Cross (1974) dalam Psycology Education, keletihan siswa dapat
diketegorikan menjadi tiga, yaitu:
1) Keletihan indra siswa
2) Keletihan fisik siswa
3) Keletihan mental siswa
Keletihan indra dan fisik siswa dapat dihilangkan dengan mudah dengan
beristirahat dengan cukup. Kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental yang
menyebabkan kejenuhan belajar, antara lain sebagai berikut :
- Melakukan istirahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cukup.
- Pengubahan atau penjadwalan kembal jam-jam dari hari-hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
- Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa
- Memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat daripada sebelumnya.
- Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara
mencoba belajar dan belajar lagi.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Kejenuhan Belajar adalah suatu
kondisi mental seseorang yang mengalami rasa enggan, bosan, lelah, dan tidak
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar, yang ditimbulkan akibat adanya
suatu proses yang berlangsung secara monoton dalam rentang waktu yang cukup
lama sehingga tidak mendatangkan hasil.
d. Hasil Belajar
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas
maupun individu.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku
yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1) Informasi verbal ; yaitu penguasaan informasi bentuk verbal (tertulis atau lisan)
2) Kecakapan intelektual ; yaitu kecakapan dalam membedakan, memahami
konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat
dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah dan menitikberatkan pada
hasil pembelajaran.
3) Strategi kognitif ; yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara
berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Strategi kognitif lebih menekankan
pada pada proses pemikiran.
4) Sikap ; yaitu keadaan dalam diri individu yang akan memberikan
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa,
didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan
kesiapan untuk bertindak.
5) Kecakapan motorik ; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan
yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Bloom mengungkapkan tiga
kawasan (domain) perilaku individu hasil belajar beserta sub kawasan dari
masing-masing kawasan, yakni : (1) kawasan kognitif / pengetahuan dan
pengertian; (2) kawasan afektif / sikap dan cita-cita; dan (3) kawasan psikomotor /
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
keterampilan dan kebiasaan. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Nana Sudjana
( 2004 : 22 ) yang mengemukakan bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga macam
hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan
pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi
dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Dari pendapat Abin Syamsudin Makmun, Bloom dan Nana Sudjana di
atas, dapat disimpulkan mengenai pengertian hasil belajar, yaitu kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang membentuk
perubahan perilaku individu baik berupa penguasaan informasi verbal, kecakapan
kognitif, afektif atau sikap serta psikomotor atau keterampilan.
Pada penelitian ini, hasil belajar yang ingin diperbaikai atau ditingkatkan
mengacu pada pendapat Bloom dkk., yaitu pada kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa.
Di bawah ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil belajar siswa
berdasarkan pendapat Bloom pada kawasan kognitif, afektif dan psikomotor
melalui pendapat beberapa ahli pendidikan.
1) Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar.
Bloom dkk., ( W.S.Winkel, 2005:45 ) membagi aspek ini menjadi 6 tahap, yaitu :
a) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling
mendasar. Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan
yaitu : (1) Mengetahui sesuatu secara khusus, (2) Mengetahui tentang cara untuk
memproses atau melakukan sesuatu.
b) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti, merupakan
kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui.
Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi,
peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-
temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru. Tingkatan dalam
pemahaman ini meliputi :
- Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa
perubahan makna.
- Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik
dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal.
- Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan suatu temuan.
c) Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai
kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan,
memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama.
d) Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-
bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi
argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
- Menganalisis unsur
- Menganalisis hubungan
- Menganalisis prinsip-prinsip organisasi
e) Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu
kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan
konvergen merupakan ciri kemampuan ini.
f) Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk,
atau bermanfaat-tak bermanfaat berdasarkan kriteria tertentu, baik kualitatif
maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu :
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
- Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan
memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur
yang ada di dalam objek yang diamati.
- Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan
kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati.
Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa hanya digunakan
tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan. Pengukuran hasil belajar kognitif menggunakan tes tertulis pada tiap
siklus.
2) Hasil Belajar Afektif
Aspek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sikap hati yang
menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, apresiasi
(penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tujuan pengajaran yang
diarahkan pada kawasan afektif ini berorientasi pada faktor-faktor emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya.
Kratwohl (W.S.Winkel, 2005 : 245) memberikan batasan orientasi dan
penggolongan aspek afektif sebagai berikut :
a) Penerimaan (Receiving)
Menurut Hamzah, dkk (2001 : 9) kemauan menerima merupakan keinginan
untuk memerhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan
membaca buku, mendengar musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai
ras berbeda. Gulo (2002 : 66) merinci penerimaan ini dalam tiga tahap :
(1) Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu kesiapan untuk berinteraksi
dengan stimulus yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi
perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
(2) Kemauan untuk menerima (willingness to receives), yaitu usaha untuk
mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
(3) Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention) pada bagian
tertentu dari stimulus yang diperhatikan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b) Partisipasi (Responding)
Partisipasi atau penanggapan merupakan kegiatan yang menunjuk pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur,
mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium
atau menolong orang lain. Proses ini menurut Gulo (2002 : 67) terdiri dari tiga
tahap, yaitu:
(1) Kesiapan menanggapi (acquiescence of responding)
(2) Kemauan menanggapi (willingness to respond) yaitu usaha untuk melihat hal-
hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan.
(3) Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya kegiatan yang
berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui.
c) Penilaian (Valuing)
Penilaian adalah suatu sikap yang berkenaan dengan kemauan menerima
sistem nilai tertentu pada diri individu, seperti menunjukkan kepercayaan terhadap
sesuatu, kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial (Hamzah, dkk,
2001: 9). Dalam Gulo (2002:6), penilaian terbagi atas empat tahap yaitu:
(1) Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha memuaskan
diri untuk menanggapi secara lebih intensif.
(2) Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value) yang
dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuaskan
perilaku menikmati.
(3) Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasan-alasan tertentu
yang muncul dari rangkaian pengalaman.
d) Pengorganisasian (Organization)
Hamzah, dkk, (2001: 10) menjelaskan sebagai berikut : Pengorganisasian
berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda
berdasarkan suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya
keselarasan antara hak dan kewajiban, bertanggung jawab terhadap hal yang telah
dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau
menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Proses pengorganisasian terjadi dalam dua tahapan:
(1) Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain,
atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu moral atau kebiasaan.
(2) Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu
sistem nilai berdasar tingkat preferensinya (Gulo, 2002 : 68).
e) Pembentukan Pola Hidup (Characterization)
Pembentukan pola hidup atau karakterisasi merupakan tingkatan afeksi yang
tertinggi. Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu
menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti
bersikap objektif terhadap segala hal (Hamzah, dkk, 2001: 10).
Menurut Gulo (2002 : 69), proses karakterisasi terdiri atas dua tahap, yaitu:
(1) Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut
pandang tertentu.
(2) Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi
corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan.
Kawasan afektif yang hendak diperbaiki pada penelitian tindakan kelas ini,
mencakup seluruh pendapat Kratwohl yang terdiri atas lima aspek yaitu
penerimaan, partisipasi, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola
hidup. Tiap aspek akan diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya
masing-masing aspek pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan
hasil belajar siswa.
3) Hasil Belajar Psikomotor
Kawasan ini berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan
fungsi sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis. Oleh Simpson (W.S.Winkel, 2005
: 245), kawasan ini diklasifikasikan menjadi tujuh hal, yaitu :
a) Persepsi/perception
b) Kesipan/set
c) Gerakan Terbimbing/guided response
d) Gerakan Terbiasa/mechanical response
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
e) Gerakan Kompleks/complex response
f) Penyesuaian Pola Gerakan/adjustment
g) Kreatifitas/creativity.
Dalam W. Gulo (2002 : 69-70), dikemukakan bahwa persepsi merupakan
taksonomi yang pada umumnya tampak pada semua kawasan, baik kognitif
maupun afektif. Taksonomi Gerakan Terbimbing/guided response dapat diartikan
pula sebagai peniruan. Pada taksonomi Gerakan Terbiasa/mechanical response
dan Gerakan Kompleks/complex response dapat digabung menjadi satu taksonomi
yaitu membiasakan atau memahirkan. Adapun taksonomi Penyesuaian Pola
Gerakan/adjustment, di dalamnya mencakup penyesuaian dengan kondisi
setempat, dengan kata lain dinamakan taksonomi adaptasi, sedangkan kreatifitas
mencakup kemampuan melahirkan atau menciptakan gerak-gerik baru sehingga
dapat disebut juga taksonomi menciptakan (organition). Dengan demikian, pada
aspek psikomotorik dapat disederhanakan menjadi lima tahap, yaitu :
a) Kesiapan/set
b) Peniruan/imitation
c) Membiasakan/habitual
d) Menyesuaikan/adaptation
e) Menciptakan/organitation
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang
keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan
kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi,
menjawab pertanyaan.
b) Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum mengerti makna dari keterampilan itu.
c) Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa
harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya.
d) Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk
disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu
dilaksanakan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
e) Menciptakan (origination) yaitu di mana seseorang sudah mampu
menciptakan sendiri suatu karya.
Pada penelitian ini digunakan pendapat Simpson untuk mengukur hasil
belajar peserta didik pada ranah psikomotor, yaitu terdapat tujuh klasifikasi. Tiap
aspek akan dijabarkan melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing
pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa.
4. Kajian tentang Materi Pembelajaran Gambar Beton
Gambar Beton merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada
siswa kelas XI TGB Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. Pada
mata pelajaran Gambar Beton siswa harus mampu memahami perencanaan beton
baik pada desain gambar maupun perhitungannya. Guru dituntut mampu
menyampaikan materi dan memberikan proses pembelajaran yang tepat untuk
menumbuhkan minat dan hasil yang baik bagi siswa.
Mata pelajaran Gambar Beton merupakan dasar dari perhitungan Struktur
Beton yang ada pada perkuliahan jurusan bangunan, sehingga hambatan yang ada
pada proses belajar mengajar untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
hendaknya dapat dipecahkan. Untuk memperoleh hasil dan tujuan yang ingin
dicapai pada proses pembelajaran guru dituntut dapat memberikan model
pembelajaran yang tepat salah satu alternatif adalah dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan strategi pembelajaran aktif Learning Tournament.
Dasar kompetensi kejuruan pada program keahlian bangunan, mata
pelajaran Gambar Beton dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar BangunanSMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
MATADIKLAT
STNDARKOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
GambarBeton
1. Membuat GambarRencana BalokBeton Bertulang
1.1. Mendiskripsikan balok strukturgedung beton bertulang.
1.2. Merancang rencana balok strukturgedung beton bertulang.
1.3. Menggambar denah perletakan balokstruktur gedung beton bertulang.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
MATADIKLAT
STANDARKOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
GambarBeton
1.4. Menggambar tulangan balok strukturgedung beton bertulang.
1.5. Membuat daftar tulangan balokstruktur beton bertulang pada gambar.
2. Membuat GambarRencana Pelat Lantai
2.1. Mendiskripsikan pelat lantai strukturgedung beton bertulang.
2.2. Merancang rencana pelat lantaistruktur gedung beton bertulang.
2.3. Menggambar denah perletakan pelatlantai struktur gedung betonbertulang.
2.4. Menggambar tulangan pelat lantaistruktur gedung beton bertulang.
2.5. Membuat daftar tulangan pelat lantaistruktur beton bertulang pada gambar.
3. Membuat GambarRencana KolomBeton Bertulang
3.1. Mendiskripsikan kolom strukturgedung beton bertulang
3.2. Merancang rencana kolom strukturgedung beton bertulang.
3.3. Menggambar denah perletakan kolomstruktur gedung beton bertulang.
3.4. Menggambar tulangan kolom strukturgedung beton bertulang kontruksistatis tertentu.
3.5. Membuat daftar tulangan kolomstruktur beton bertulang pada gambar.
Sumber : Silabus Spektrum Kelas XI TGB SMK Negeri 2 Surakarta
B. Penelitian Relevan
Adapun hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan Ita Agustin, 2006, berkesimpulan bahwa penerapan
Model Pembelajaran ARIAS mempengaruhi peningkatan motivasi berprestasi
siswa kelas II semester II SMA MTA Surakarta Tahun Pelajaran 2004/2005,
pada mata pelajaran Kimia Sub Pokok Bahasan Larutan Asam Basa.
2. Penelitian yang serupa dilaksanakan oleh Dewi Agustina, 2009, hasil
penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar siswa kelas IV semester II SD Negeri Serengan II Surakarta Tahun
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Ajaran 2008/ 2009, pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan Kubus
dan Balok, setelah diterapkannya Model Pembelajaran ARIAS.
C. Kerangka Berpikir
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Gambar Beton
Pada dasarnya proses pembelajaran yang berkualitas sangat diharapkan
terlaksana pada setiap mata pelajaran. Namun, hal ini masih menjadi kendala pada
mata pelajaran Gambar Beton kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Kegiatan belajar
mengajar yang diselenggarakan masih menggunakan metode konvensional dan
transaksional. Metode ini lebih menitikberatkan pada peran guru sebagai sumber
belajar. Guru lebih banyak berbicara sedangkan murid hanya mendengarkan atau
mencatat hal-hal yang dianggap penting. Dengan keadaan seperti ini akan
membentuk kepribadian siswa yang kurang baik dan membentuk sikap siswa yang
pasif. Permasalahan juga timbul dari durasi pembelajaran yang cukup lama yaitu 5
jam dalam satu k