penerapan teknik akrostik dalam meningkatkan hasil belajar menulis puisi … · 2020. 12. 5. ·...
TRANSCRIPT
PENERAPAN TEKNIK AKROSTIK DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN 58
SALOLO KECAMATAN PONRANG KABUPATEN LUWU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
NOVITA SARI ARIFIN
NIM 10540 11057 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iv
iv
v
vi
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Lebih baik ribuan kali masuk akal tanpa Pendidikan
daripada Pendidikan tanpa masuk akal. (Robert G. Ingersoll)
Kupersembahakan karya ini untuk:
1. Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan
dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan
menjadi kenyataan.
2. Almamater Tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar
vii
ABSTRAK
Novita Sari Arifin. 2020. Penerapan Teknik Akrostik dalam meningkatkan
Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Ummu Khaltsum.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa
dengan teknik akrostik pada siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch)
yang terdiri dari dua siklus yang dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan. Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelas V SD Negeri 58
Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu sebanyak 27 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas secara
individual dari 27 siswa hanya 13 siswa atau 48% yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) atau berada pada kategori rendah. Secara klasikal
belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 71,40%. Sedangkan pada
siklus II dimana dari 27 siswa terdapat 27 siswa atau 100% telah memenuhi KKM
dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
82,51% atau berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar menulis puisi siswa pada siswa kelas V SDN 58 Salolo Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu melalui penerapan teknik akrostik mengalami peningkatan.
Kata kunci: hasil belajar, teknik akrostik, menulis puisi.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim, segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan
berkah-Mu. Salam dan shalawat yang melimpah semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang
istiqomah dan setia di jalan Allah, hingga akhir zaman nanti. Amin, ya rabbal
alamin!
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
ayahanda Arifin dan ibunda Haryawati Mahir yang telah mencurahkan cinta dan
kasih sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini
tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. pembimbing I dan
Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd. pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan dengan penuh kesabaran dan
ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag.
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah membina, membimbing
dan memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
Begitu pula ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan para dosen Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan dan
jasa-jasa beliau selama penulis mengikuti perkuliahan dengan serangkaian ilmu
pengetahuan semoga bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Sekolah, guru
dan staf SDN 58 Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, yang telah
memberikan izin dan bantuan dalam melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman penulis, Marwa Amalia Sara,
Nurul Anita Fitri, Islamiah, Nanda Eka Putri, Eka Bahita, Danriati Fadilah dan
Arman Pratama atas dukungan serta menemani penulis dalam suka dan duka dan
seluruh rekan kelas B Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2016 atas segala
kasih, motivasi, saran, bantuan, dan segala kebersamaan selama ini yang berwarna.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis harapkan saran dan
kritikan dari berbagai pihak, sebagai bahan acuan untuk perbaikan dan
penyempurnaan bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Mudah-
mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi
penulis. Amin.
Makassar, 28 Oktober 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Kajian Teori .............................................................................. 7
1. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 7
2. Menulis ............................................................................... 9
3. Puisi .................................................................................... 14
4. Akrostik .............................................................................. 23
B. Kerangka Pikir ......................................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 29
xi
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 30
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 30
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................... 30
C. Fokus Penelitian ....................................................................... 30
D. Prosedur Penelitian ................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 34
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 36
H. Indikator Keberhasilan ............................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 39
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 39
B. Pembahasan .............................................................................. 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64
A. Simpulan ................................................................................... 64
B. Saran ......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Instrumen Aspek Penilaian Menulis Puisi ....................................................... 34
3.2 Persentase Aktivitas Siswa ............................................................................... 37
3.3 Kategori Ketuntasan Belajar Siswa .................................................................. 37
4.1 Hasil Belajar Praktik Awal Menulis Puisi Siswa Kelas V (Pratindakan) ........ 40
4.2 Hasil Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V (Pratindakan) ........... 43
4.3 Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V dengan menggunakan Teknik
Akrostik (Siklus I) ........................................................................................... 49
4.4 Hasil Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V (Siklus I) .................. 51
4.5 Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V dengan menggunakan Teknik
Akrostik (Siklus II) ......................................................................................... 57
4.6 Hasil Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V (Siklus II) ................. 59
4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V ................................ 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir. ................................................................................... 28
3.1 Siklus PTK. .................................................................................................... 31
4.1 Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Menulis Puisi
Siswa Didalam Kelas (Pratindakan). ............................................................. 44
4.2 Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Menulis Puisi
Siswa Didalam Kelas (Siklus I). .................................................................... 48
4.3 Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Menulis Puisi
Siswa Didalam Kelas (Siklus II). ................................................................... 55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penilaian Menulis Puisi ................................................................ 70
2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa (Pratindakan) .......................................... 71
3. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus I) ................................................ 72
4. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus II) ............................................... 73
5. Hasil Belajar Menulis Puisi Tiap Aspek (Pratindakan) ................................. 74
6. Hasil Belajar Menulis Puisi Tiap Aspek (Siklus I) ........................................ 75
7. Hasil Belajar Menulis Puisi Tiap Aspek (Siklus II) ....................................... 76
8. Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Puisi (Pratindakan) .................................. 77
9. Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Puisi (Siklus I) ........................................ 78
10. Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Puisi (Siklus II) ....................................... 79
11. Rekapitulasi Hasil Belajar Menulis Menulis Puisi Siswa pada Pratindakan,
Siklus I, Siklus II ............................................................................................ 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa ada empat macam yaitu, mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Seperti yang diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2009: 162)
yang menerangkan bahwa penguasaan terhadap suatu bahasa yang dipelajari
dibedakan menjadi penguasaan terhadap aspek-aspek bahasa atau elemen-elemen
linguistik, dan penguasaan bahasa untuk kegiatan komunikasi.
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa
paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan,
berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga kompetensi berbahasa yang lain,
kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai
(Nurgiyantoro, 2012: 423). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa
untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Menulis sebagai wujud kemahiran
berbahasa mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, khususnya
para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasan
secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Aktivitas
tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata, dan
mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa
Indonesia tingkat sekolah dasar, menulis merupakan salah satu keterampilan yang
ditekankan pembinaannya. Hal tersebut terjabarkan dalam standar kompetensi
2
menulis khususnya kemampuan bersastra, yakni siswa diharapkan dapat
mengekspresikan karya sastra yang diminati misalnya puisi, prosa, dan drama
dalam bentuk sastra tulis yang kreatif serta dapat menulis kritik dan esai sastra
berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca (Depdiknas, 2006: 22).
Pembelajaran sastra khususnya puisi sangat penting bagi siswa mulai sekolah
dasar hingga sekolah menengah. Karena itu pembelajaran sastra menduduki
peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Secara awam,
puisi adalah karangan yang berisi kalimat-kalimat yang padat, ringkas, dan pendek.
Ia adalah inti sari dari kata-kata. Sepanjang zaman, puisi selalu mengalami
perubahan atau perkembangan. Hal ini mengingatkan hakikat sebagai karya seni
yang selalu menjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan inovasi Teeuw
(dalam Komaidi, 2011: 161). Puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Sering
kali puisi disamakan dengan sajak. Akan tetapi, sebenarnya tidak sama, puisi itu
merupakan jenis sastra yang melengkapi sajak, sedangkan sajak adalah bagian atau
individu puisi.
Begitu tinggi nilai suatu puisi dalam kehidupan manusia, Robert C Lado
dalam Tarigan (2008: 143), menyatakan “orang yang menutup telinga terhadap
puisi akan terpencil dari suatu dunia yang penuh dengan harta kekayaan berupa
pengertian manusia, pandangan perseorangan dan sensivitas.”
Hal tersebut senada dengan pernyataan Pesu (2004) sebagai berikut: antara
puisi dan hidup tidak ada jarak yang menceraikan. Tidak ada puisi tanpa kehidupan.
Masalah puisi adalah masalah hidup dan kehidupan. Puisi mengalir dalam hidup,
bergerak dalam hidup dan membuka, mengembang, bersama keakuan kita lahir
3
batin. Hidup manusia adalah manifestasi puitis. Puisi adalah bagian dari kehidupan
manusia itu sendiri dan tanpa puisi manusia tak dapat hidup.
Berdasarkan kenyataan yang ada, maka wajar jika sejak dini puisi dijadikan
salah satu aspek pengajaran berbahasa mulai dari SD hingga SLTA. Namun,
kenyataannya pada pendidikan formal tersebut pengajaran puisi juga mengalami
berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi
juga tidak tercapai dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu dikelas V dengan jumlah siswa sebanyak 27 (laki-
laki=12 orang siswa, dan perempuan=15 orang siswa), menunjukkan bahwa hasil
belajar menulis puisi terdapat yakni 17 siswa yang tidak mencapai nilai ketuntasan
dengan presentase sebesar 48,87%, sedangkan terdapat 10 siswa yang mencapai
nilai ketuntasan dengan presentase sebesar 51,12%. Siswa yang belum mencapai
nilai ketuntasan (KKM 75) akan diberi tugas tambahan dari guru agar dapat
mencapai nilai ketuntasan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dari hasil
observasi tersebut dapat diperolah bahwa penyebab rendahnya hasil belajar menulis
puisi siswa terdapat beberapa faktor, yaitu; (1) siswa kesulitan menemukan ide, (2)
siswa kesulitan menemukan kata-kata dalam menulis puisi, (3) siswa kesulitan
dalam memulai menulis, (4) minimnya penguasaan kosakata siswa, dan (5) siswa
kesulitan menulis puisi karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran,
imajinasinya serta kurang mampu menghubungkan antara dunia khayal dan dunia
nyata ke dalam puisi.
4
Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
disekolah dasar tidak meggunakan teknik pembelajaran. Sehingga hasil belajar
menulis puisi siswa kurang maksimal atau belum mencapai nilai KKM. Oleh karena
itu, peneliti bermaksud untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan
melakukan suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Teknik Akrostik dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan teknik akrostik dalam
meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan teknik akrostik dalam meningkatkan
hasil belajar menulis puisi siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD
Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini tentang peningkatan hasil belajar menulis puisi
siswa melalui teknik akrostik kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu diharapkan dapat memberi manfaat secara teoretis dan praktis
yaitu:
5
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan kajian penelitian lanjutan mengenai pembelajaran puisi.
b. Sebagai bahan kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian masalah
kesastraan khususnya yang berkaitan dengan penelitian pembelajaran puisi.
c. Memperkaya khasanah teknik pembelajaran puisi di sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, yaitu dapat mengurangi rasa cemas terhadap pelajaran menulis
puisi, dapat memotivasi siswa dalam belajar dan memahami menulis puisi
serta meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa sesuai dengan
perkembangan berfikirnya sehingga hasil belajar meningkat.
b. Bagi guru, yaitu sebagai bahan refleksi tentang pentingnya kreativitas
menggunakan teknik pembelajaran dalam proses pengajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
c. Bagi sekolah, yaitu sebagai sumber informasi kajian didalam pengambilan
keputusan menyangkut peningkatan profesionalisme guru dan pencapain
kualitas pendidikan sekolah.
d. Bagi peneliti, yaitu untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan studi S1 di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
e. Bagi pembaca, yaitu menjadi sumber referensi dan informasi bagi orang
yang membaca.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Ehrick (2014), dengan judul “Kemampuan Mengapresiasi Puisi
Siswa Kelas V SD Negeri 231 Padang Assompereng Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu” mengungkapkan bahwa kemampuan mengapresiasi puisi karya
Taufik Ismail belum memadai, dimana kecenderungan siswa dalam hal menulis
puisi masih rendah.
Adapun hasil studi yang dilakukan mengenai keterampilan menulis puisi
dengan metode akrostik, terdapat penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan.
Hasil penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan oleh Ina Diana dan Nasihudin
(2018: 20) dengan judul “Penerapan Metode Akrostik untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Menulis Puisi Siswa Madrasah Ibtidaiyah”. Berdasarkan hasil penelitian
sebelum diterapkan metode akrostik nilai rata-rata siswa dalam keterampilan
menulis puisi yaitu 46,87%. Kemudian pada saat diterapkan metode akrostik sesuai
tahapannya dengan baik, aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan. Pada
siklus I aktivitas guru memperoleh persentase sebanyak 64,15% lalu pada siklus II
aktivitas guru meningkat menjadi 89,1% sedangkan aktivitas belajar siswa pada
siklus I mencapai 61,65%, lalu pada siklus II naik sebesar 87,5%. Pada siklus II
rata-rata siswa meningkat sebesar 89,37 dan persentase sebesar 91%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
8
telah selesai dengan tujuan yang diharapkan yakni dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian pada sekolah yang berbeda juga dilakukan oleh Abduh (2018: 40)
dengan judul “Pemanfaatan Teknik Akrostik untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP”. Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1)
ketuntasan pembelajaran menunjukkan peningkatan kualitas sebesar 14,18% dan
(2) hasil pembelajaran menulis puisi siswa menunjukkan peningkatan dari nilai
rata-rata 74,54 pada siklus I menjadi 80,05 pada siklus II. Berdasarkan hasil
tersebut, teknik akrostik direkomendasikan untuk pembelajaran menulis puisi di
SMP.
Kemudian penelitian pada sekolah yang berbeda pula juga dilakukan oleh
Azis (2015: 73) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan
Menggunakan Teknik Akrostik pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP Negeri
Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar”. Dari hasil
penelitian pada siklus I memperoleh presentase 33,3% dengan kategori sedang oleh
13 siswa dari 39 siswa yang ada, dimana 1 siswa pada kategori rendah atau sebesar
2,6%, 13 siswa pada kategori sedang atau sebesar 33,3%, 23 siswa pada kategori
tinggi atau sebesar 58,9% dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 2 siswa atau
sebesar 5,2%. Kemudian meningkat pada siklus II, dimana diketahui terdapat 3
siswa pada kategori sedang atau sebesar 7,7%, 33 siswa pada kategori tinggi atau
sebesar 84,6%, dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 2 siswa atau sebesar
77,7%. Berdasarkan penelitian diatas bahwa adanya peningkatan dari siklus I ke
siklus II.
9
Berdasarkan penelitian terdahulu mencakup kegiatan menulis puisi siswa.
Pada penelitian yang berjudul “Penerapan Teknik Akrostik dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu” memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu dalam
menulis puisi siswa dengan menggunakan teknik akrostik. Namun, penelitian ini
lebih fokus pada hasil belajar menulis puisi siswa dengan teknik akrostik
menggunakan tema yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk memudahkan
siswa dalam mengembangkan larik-larik puisi nantinya.
2. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis
ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafelogi, struktur bahasa, dan
kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2008: 3-4).
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan, 2008: 22).
Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat
dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa orang yang
terpelajar atau bangsa terpelajar. Sehubungan dengan hal ini seorang penulis yang
10
mengatakan bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan
memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai oleh orang-
orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,
kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur
kalimat” Wahluyo (dalam Tarigan, 2008: 4).
Menurut Doyin (2009: 12) menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Adapun
juga pengertian aktivitas menulis menurut Iskandarwassid (2008: 248) merupakan
suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling
akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan,
berbicara, dan membaca.
b. Tujuan Menulis
Tujuan penulisan menurut Hipple (dalam Tarigan, 2008: 25-26) dapat
dirangkumkan sebagai berikut:
1) Assignment purpose (tujuan penugasan), yaitu tujuan penugasan ini sebenarnya
tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas
merangkum buku; sekertaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen
rapat).
2) Altruistic purpose (tujuan alruistik), yaitu penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah da lebih menyenangkan
11
dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna
kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca
atau penikmat karya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah
kunci keterbacaan suatu tulisan.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif), yaitu tujuan yang bersifat meyakinkan
para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Informational purpose (tujuan infomasi), yaitu tujuan penerangan. Tujuan
yang bertujuan memberi informasi atau keterampilan penerangan kepada
pembaca.
5) Self-expressive purpose (tujuan penyataan diri), yaitu tujuan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan rasa sang pengarang kepada para pembaca.
6) Creative purpose (ujuan kreatif), yaitu tujuan ini erat berhubungan dengan
tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri,
dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni
yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik,
nilai-nilai kesenian.
7) Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah), yaitu penulis ingin
memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dari
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para
pembaca.
12
c. Manfaat Menulis
Percy (dalam Nurudin, 2010: 19) menyebutkan manfaat menulis adalah
sebagai berikut:
1) Sarana untuk mengungkapkan diri (a tool for self expression);
2) Sarana untuk pemahaman (a tool for understanding);
3) Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggan, perasaan harga diri
(a tool help developing personal satisfaction, pride of self worth);
4) Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan (a tool for
increassing awareness and perception of enviroment);
5) Keterampilan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a
tool for active involvement, not passive acceptence);
6) Mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan
bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the
language);
d. Unsur-unsur Menulis
Menurut Gie (dalam Nurudin, 2010: 5), unsur-unsur dalam menulis terdiri
dari:
1) Gagasan, yaitu dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada
didalam pikiran seseorang. Gagasan seseorang akan sangat tergantung pada
pengalaman masa lalu, pengetahuan yang dimilikinya, latar belakang
hidupnya, kecenderungan personal dan untuk tujuan apa gagasan itu
dikemukakan.
13
2) Tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi), yaitu
pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
3) Tatanan, yaitu tata tertib pengaturan dan penyusuanan bahsa dengan
mengindahkan berbagai asas, aturan, teknik, sampai merencanakan rangkah
dan langkah.
4) Wahana, sering disebut juga dengan alat. Wahan dalam menulisberarti sarana
pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata,
gramatika, dan retorika (seni memakai bahasa).
e. Tahap-tahap dalam Proses Menulis
Tahap-tahap dalam menulis menurut Imron Rosidi (2009: 14-15) adalah
sebagai berikut:
1) Pramenulis (prewriting), yaitu kaegiatan yang meliputi segala hal yang terjadi
saat prose penulisan. Kegaiatan dalam proses pramenulis meliputi; a) menggali
ide, b) mengingat dan memunculkan ide, (c) menghubungkan ide-ide.
2) Draft/buram (drafting), yaitu usaha mengkreasi atau mengontruksi tulisan secara
utuh dan merupakan pengalaman spontan dalam memproduksi wacana.
3) Revisi (revising), yaitu merupakan kesempatan untuk berfikir kembali
mengontruksi kembali teks yang telah disusun.
4) Publikasi (publishing), yaitu kegaiatn ini dilakukan secara tukar pikiran dalam
rangkah memperoleh masukan teks buram yang telah disusun.
f. Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Mc Mahan dan Day (dalam Tarigan, 2008: 7), secara singkat menjelaskan
ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu; (1) jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau
14
ide anda; (2) jelas: jangan membingungkan para pembaca; (3) singkat: jangan
memboroskan waktu para pembaca; dan (4) usahakan keanekaragaman: panjang
kalimat yang beraneka ragam, berkarya dengan penuh kegembiraan.
g. Nilai-nilai dalam Menulis
Nurudin (2010: 27), menyebutkan nilai-nilai ideal yang didapatkan dari
menulis antara lain, yaitu (1) nilai kecerdasan; (2) nilai kependidikan; (3) nilai
kejiwaan; (4) nilai kemasyarakatan; (5) nilai keuangan; (6) nilai kefilsafatan; dan
(7) nilai popularitas.
3. Puisi
a. Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani pocima
“membuat” atau poesis “pembuatan” dan dalam Bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yakni mungkin berisi pesan,
atau gambaran suasana-suasana tertentu baik fisik maupun batiniah Ketut (2018:
77).
Puisi adalah karya tulis hasil perenungan seorang penyair atas suatu keadaan
atau peristiwa yang diamati, dihayati atau dialami oleh seorang penyair. Cetusan
ide yang berasal dari peristiwa yang dialami tersebut dikemas oleh seorang penyair
kedalam bahasa yang padat dan indah. Pembaca atau penikmatnya lalu
merasakannya sebagai sebuah karya tulis yang mengandung keindahan dan pesan.
Puisi dapat dinikmati melalui membaca atau mendengarkannya Pratiwi (2010: 1).
15
Menurut Wahyuni (2014: 12-14), puisi merupakan salah satu bentuk karya
sastra yang diwujudkan dengan kata-kata indah dan bermakna dalam.
Dibandingkan karya-karya sastra yang lain, puisi termasuk dalam kategori karya
sastra paling tua. Sebab kemunculannya sudah lebih dulu daripada karya-karya
sastra yang lain, seperti cerpen, dongeng, novel, hikayat, dan sebagainya. Oleh
karena itu, tidak heran apabila puisi juga banyak melahirkan sastrawan-sastrawan
terkemuka, seperti Chairil Anwar, Sutadji Calzoum Bachri, W.S Rendra, Ajib
Rosidi, dan sebagainya.
b. Jenis-jenis Puisi
Menurut Wahyuni (2014: 35-68), jenis-jenis puisi terbagi atas 2 yaitu puisi
lama dan puisi baru. Puisi lama adalah jenis puisi yang terikat oleh aturan-aturan,
diantaranya jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan
(rima), banyak suku kata dalam setiap baris, dan irama. Puisi lama terbagi menjadi
tujuh macam yaitu sebagai berikut:
1) Mantra, yaitu sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan
gaib sebagaimana doa,
2) Pantun, yaitu puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat
baris yang berpola ab-ab. Kedua, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga,
dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi.
3) Karmina, yaitu jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris
pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi.
4) Gurindam, yaitu puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, setiap bait terdiri
dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c-). Kedua, jumlah
16
suku kata dalam setiap baris antara 10-14 suku kata. Ketiga hubungan anatara
baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang mempunyai hubungan
sebab-akibat.
5) Syair, yaitu jenis puisi berirama yang berasal dari daerah Arab dan mempunyai
empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris dan bersajak a-a-a-a.
Kedua, setiap bait mempunyai makna yang saling berkaitan dengan baris-baris
sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair menceritakan kisah yang mengandung
nasihat/petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
6) Seloka, yaitu jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun
dan mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahakan ejekan.
7) Talibun, yaitu jenis pantun panjang yang terdiri lebih dari empat baris yang
kesemuanya berjumlah genap.
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang
umum. Struktur untuk puisi baru lebih bebas, baik dalam segi suku kata, jumlah
baris maupun rimanya. Puisi baru menurut isi terbagi menjadi tujuh macam, yakni
ode, epigram, romance, elegi, satire, himne, dan balada.
1) Ode, yaitu puisi yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan terhadap orang-
orang yang berjasa.
2) Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan kerarah
kebenaran.
3) Romance, yaitu puisi yang berisi kisah-kisah percintaan.
4) Elegi, yaitu puisi yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan.
17
5) Satire, yaitu puisi yang bersisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang
yang memiliki kedudukan (jabatan).
6) Himne, yaitu puisi yang berupa pujian-pujian untuk Tuhan atau pujaan-pujaan
untuk tanah air tercinta serta pahlawan yang telah ikut membela kemerdekaan.
7) Balada, yaitu puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan
pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini keberadaannya dimasyarakat.
Puisi baru menurut bentuk terbagi menjadi delapan macam, yakni distikon,
triplet, quatrains, kuint, sektett, septime, oktaf, dan soneta.
1) Distikon, yaitu jenis puisi baru yang masing-masing baitnya hanya terdiri dari
dua baris.
2) Triplet, yaitu jenis puisi baru dengan masing-masing baitnya hanya terdiri dari
tiga baris.
3) Quatrains, yaitu jenis puisi baru yang masing-masing baitnya hanya terdiri dari
4 baris.
4) Kuint, yaitu jenis puisi baru yang masing-masing baitnya hanya terdiri dari 5
baris.
5) Sektett, yaitu jenis puisi baru yang baitnya terdiri dari 6 baris.
6) Septime, yaitu jenis puisi baru yang baitnya terdiri dari 7 baris.
7) Oktaf, jenis puisi baru yang baitnya terdiri dari 8 baris.
8) Soneta, yaitu jenis puisi baru, yang terdiri dari 14 baris dan dibagi kedalam dua
bentuk, yaitu pada 8 baris pertama membentuk dua bait dengan 4 baris dari
setiap baitnya, sedangkan untuk 6 baris yang berikutnya membentuk dua bait
dengan 3 baris dimasing-masing baitnya.
18
c. Unsur-unsur Puisi
Menurut Salam (dalam I Ketut, 2018: 106), unsur-unsur puisi terbagi atas
unsur lahiriah (struktur fisik puisi) dan unsur batiniah (struktur batin). Unsur
lahiriah yaitu diantaranya; rima atau irama, imajinary, diksi, kata konkret, gaya
bahasa, dan tipografi. Sedangkan unsur batiniah yaitu diantaranya; tema atau
makna, rasa, nada, dan amanat.
Hal senada juga dijelaskan oleh Pratiwi (2010: 8-9) unsur puisi terbagi atas
dua yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.
1) unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat didalam karya sastra. Adapun
unsur intrinsik antara lain yaitu:
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara,
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca,
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi,
d. ritme adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur,
e. diksi adalah pilihan kata/ungkapan,
f. metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh
persamaan jumlah suku kata tiap baris,
g. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun
maksimalisasi ekspresi,
h. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi,
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi;
19
2) unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur dari luar karya sastra yang mempengaruhi
isi karya. Contoh unsur ekstrinsik adalah psikologi, sosial, agama, sejarah,
filsafat, ideologi, politik, dan sebagaimana.
d. Peranan Puisi
Menurut Wahyuni (2014: 27-28), puisi memiliki peranan-peranan penting
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Peranan-peranan tersebut yaitu: 1) puisi
dapat memberikan rasa senang, sejuk, dan gembira bagi pembacanya, 2) puisi
mampu mendorong pembacanya untuk berfikir lebih dalam mengenai pesan yang
terkandung didalamnya, 3) puisi dapat melatih imajinasi pendengarnya untuk
membayangkan latar dari puisi yang sedang dibaca, 4) puisi mampu mendorong
pembacanya untuk mengintropeksi diri jika di dalam puisi tersebut terkandung
makna yang sekiranya dapat mmebuat para pembaca teringat akan sesuatu yang
sebenarnya tidak baik, dan 5) puisi mampu mengarahkan dan mendidik
pembacanya untuk menjalankan nilai-nilai kebenaran yang terkandung didalamnya.
e. Langkah-langkah Menulis Puisi
Menurut Zulela (2012: 75), menyebutkan beberapa langkah-langkah dalam
menulis puisi yaitu; (1) menentukan tema; (2) merenung/menghayati tentang pesan
apa yang disampaikan; (3) memilih kata kunci yang pas untuk menggambarkan
pesan; (4) perhatikan tone/nada/permainan bunyi bahasa, dan (6) baca dengan
cermat, ungkapan.
f. Apresiasi Puisi
Menurut Ketut (2018: 125-127), apresiasi puisi merupakan bagian dari
kegiatan apresiasi sastra secara umum. Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang
20
pertama kali harus dipahami bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu
diletakkan sebagai bagian dari peristiwa atau fenomena keilmuan, sosial, politik,
ekonomi dan lain sebagainya.
Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan
puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi
puisi. Kegiatan ini menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam
(penuh penghayatan), merasakan apa yang ditulis oleh penyair, mampu menyerap
nilai-nilai yang terkandung didalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya seni
dengan keindahan dan kelemahannya.
Untuk melakukan apresiasi khususnya apresiasi puisi, pemahaman
mendalam tentang apresiasi puisi memang perlu dilakukan. Agar tidak salah dalam
melalukan apresiasi puisi, konsep apresiasi perlu dipahami dengan cermat.
Apresiasi puisi terkait dengan sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan puisi.
Aktivitas yang dimaksud dapat berupa kegaiatan membaca dan mendengarkan
pembacaan puisi melalui penghayatan sungguh-sungguh Waluyo (dalam I ketut,
2018: 125). Kegiatan mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan memahami
struktur teks yang membangun puisi. Dengan demikian untuk mengenal,
memahami, dan menghargai puisi dapat dilakukan dengan mengenal struktur
bagian puisi tersebut baik menyangkut unsur isi maupun bentuk.
Pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menurut Mahayana (I Ketut (2018:
126) adalah agar siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa. Selain itu para siswa lebih dapat menghargai dan
21
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia. Dalam kegiatan apresiasi sastra, termasuk apresiais puisi akan terjadi
interaksi yang intens antara manusia (pembaca/apresiator) dan sastra.
Pembelajaran menulis puisi di SD sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa
secara tepat dan kreatif, meningkatkan kemampuan berfikir logis dan bernalar, serta
meningkatkan kepekaan perasaan dan kemampuan siswa untuk memahami dan
menikmati karya sastra. Selain itu, pembelajaran menulis puisi dimaksudkan agar
siswa terdidik menjadi manusia yang berkepribadian, sopan, beradab, berbudi
pekerti yang baik, memiliki rasa kemanusiaan, berkepribadian sosial, memiliki
apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, berimajinasi, berekspresi secara kreatif
baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran puisi juga dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati dan memahami
puisi.
Materi menulis puisi merupakan salah satu materi yang disajikan dalam
pembelajaran sastra di SD. Secara tegas dikemukakan dalam KTSP 2006 bahwa
kegiatan menulis puisi bertujuan menggali dan mengembangkan kompetensi dasar
siswa, yakni kompetensi menulis kreatif puisi. Pencapaian kompetensi menulis
puisi dapat diukur berdasarkan indikator pembelajarannya, yakni siswa mampu
menulis puisi berisi gagasan sendiri dengan menyampaikan maksud atau ide
(Depdiknas, 2006).
Kompetensi menulis puisi itu mempunyai dua tujuan utama. Pertama, siswa
menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
22
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berintegrasi dengan orang
lain. Kedua, para siswa juga diharapkan dapat memahami dan berpartisipasi dalam
kegiatan menulis agar mereka dapat menghargai karya artistik, budaya, intelektual,
serta menerapkan nilai-nilai luhur dan meningkatkan kematangan pribadi menuju
masyarakat beradab.
Adapun manfaat dari apresiasi puisi di SD, yaitu: (a) Siswa dapat melatih
diri berimajinasi, (b) Menambahkan wawasan dan memberi pengetahuan baru
sehingga siswa sadar akan kehidupan disekelilingnya, (c) Manfaat psikologi yang
dimana isi karya yang diapresiasikan dapat membantu menyelesaikan atau
meringkan masalah yang dihadapinya. Ketiga manfaat itu dapat tercapai sekaligus
dapat juga satu persatu, tergantung puisi yang dibacanya dan kemampuan membuat
dan membacakan karyanya.
Dalam kurikulum tahun 2006 (BSNP, 2006) disekolah dasar sudah mulai
memberi peluang ke arah yang lebih baik. Aspek kognitif sudah mulai diimbangi
dengan aspek nilai dan keterampilan dengan penekanan pada apresiasi isi karya
sastra meskipun masih dalam batas keterpaduan seluruh aspek, misalnya sebagai
berikut:
1) Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung
2) Mendeskripsikan isi puisi
3) Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca
4) Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar
5) Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
6) Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
23
7) Mengubah puisi kedalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan maknanya
8) Membacakan puisi karya sendiri dengan eksperimen yang tepat
Contoh diatas memberi peluang terwujudnya pengajaran sastra yang di
harapkan. Namun, kendalanya adalah alokasi waktu yang disediakan masih sangat
minim dan porsi pembelajaran sastra dalam bahasa Indonesia sangat sedikit, hanya
berkisar 8% dari jumlah jam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4. Akrostik
a. Pengertian Akrostik
Akrostik berasal dari bahasa Perancis “acrostiche” dan Yunani
“akrostichsi” yang artinya sebuah sajak yang menempati huruf awal pada setiap
barisnya, menyusun sebuah atau beberapa kata (Nur, 2010). Kata Akrostik ialah
puisi yang huruf awal pada setiap barisnya membentuk sebuah kata ketika dibaca
secara vertikal (Magee, 2008). Sedangkan menurut Rose Colin (Taoziri, 2013)
mengemukakan bahwa akrostik merupakan sajak atau susunan kata-kata yang
seluruh awal atau akhir pada setiap baris-barisnya merupakan sebauah kata/nama
yang digunakan untuk mengingat hal lain.
Dengan merajuk pada penjelasan, maka dapat disimpulkan bahwa menulis
akrostik adalah kegiatan menulis yang dibangun oleh setiap huruf nama diri atau
nama objek, yang setiap baris kata ketika dibaca secara vertikal. Dengan
berdasarkan pada pengertian itu maka menulis puisi akrostik sebenarnya adalah
kegiatan menulis puisi menggunakan permainan-permainan kata secara kreatif
yang bertolak dari nama diri atau nama suatu objek yang ada.
24
Di dalam menulis akrostik, digunakan huruf dalam menyusun kata untuk
memulai tiap-tiap baris dalam puisi, semua baris dalam puisi menceritakan atau
mendeskripsikan topik kata yang penting. Kegiatan menulis puisi dengan metode
akrostik berbeda dengan menulis puisi-puisi lain karena huruf-huruf pertama tiap
baris mengeja nama diri atau nama objek yang dapat dibaca secara vertikal. Menulis
puisi dengan metode akrostik bagi penulis pemula paling sukses digunakan karena
memberikan kemudahan dalam menyusun kata-kata karena sudah ada rangsangan
sebelumnya dari setiap huruf nama diri atau nama objek langsung disusun secara
vertikal (Sudibyo, 2010).
Menurut Salam (2009) kegiatan menulis puisi dengan metode akrostik dapat
dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
1) Menentukan judul puisi
2) Mengurutkan judul puisi secara vertikal
3) Menulis diksi kedalam huruf-huruf yang telah disusun secara vertikal
4) Tahap penyuntingan
Adapun manfaat dari teknik akrostik menurut Salam (2009) yaitu sebagai
berikut: 1) Mengarahkan siswa dalam menemukan ide dari sesuatu yang dikenal
dan berada disekitarnya, 2) Membantu siswa dalam memperkaya pembendaharaan
kosakata, 3) Membantu siswa menemukan kata pertama dalam puisinya, 4)
Membimbing siswa melakukan tahap-tahap menulis puisi, 5) Dapat membantu
siswa mengingat informasi lebih cepat dan mempertahankan lebih lama.
Bertitik tolak pada teori tersebut, maka guru dapat mengkombinasikan
beberapa model pembelajaran dengan teknik akrostik agar pembelajaran puisi
25
menggunakan teknik akrostik dapat meningkatkan keterampilan siswa-siswi untuk
memperbanyak pembendaharaan kata, mengasah keindahan dalam merangkai kata
pada sebuah bait, dan mengetahui makna yang akan disampaikan pembacanya serta
agar pembelajaran dapat terlihat lebih menarik untuk diikuti oleh siswa (Diana &
Nasihuddin, 2018: 22)
b. Metode Pembelajaran Menulis Puisi Akrostik
Metode pembelajaran adalah seperangkat kompenen yang telah
dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran Riyanto (dalam
Taniredja dkk, 2017: 1). Dalam proses pembelajaran ada bebrapa faktor yang sangat
menetukan keberhasilan suatu pembelajaran. Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan sebuah pembelajaran adalah sebuah metode. Teknik merupakan
penjabaran dari metode pembelajaran. Menurut Hamruni (2012: 7), Teknik adalah
cara yang dilakukan oleh orang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode,
agar metode yang dilakukan efektif dan efisien.
Menurut Jabrohim (2009: 55), ada beberapa teknik dalam pembelajaran
menulis puisi sebagai berikut:
1) Carmen figuratum, yakni puisi yang baitnya disusun menyerupai suatu benda,
misalnya corong, biola, dan mesin tik.
2) Calligramme (kaligram), yaitu pola puisi yang sama seperti carmen figuratum
tetapi bentuknya lebih rumit lagi karena kata-kata dalam puisi tersebut tidak
selalu tersusun horizontal.
3) Puisi omong kosong, yakni puisi yang diciptakan oleh penyairnya dengan
tujuan utama untuk kelucuan atau humor.
26
4) Letrisme, yaitu puisi yang dicipta dengan dasar pikiran bahwa huruf
mempunyai hidup sendiri, kepribadian sendiri.
5) Acrostichon, yaitu yang huruf awal bait-baitnya merupakan sebuah nama.
6) Puisi rhopalis, yaitu puisi yang kata-kata dalam suatu baris jumlah suku
katanya satu lebihnya dari kata yang mendahuluinya.
Dari macam teknik maka dipilih salah satunya yaitu teknik acrostichon
(akrostik). Puisi akrostik berbeda dengan puisi-puisi lainnya karena huruf-huruf
pertama tiap barisnya mengeja sebuah kata yang dapat dibaca secara vertikal. Dari
penjelasan tersebut, siswa akan lebih mudah menyusun kata-kata karena sudah ada
rangsangan sebelumnya dari huruf awal yang disusun secara vertikal dan
membentuk kata.
c. Tahap-tahap Pembelajaran Puisi dengan Teknik Akrostik
Penerapan teknik akrostik dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
dilakukan dengan beberapa tahap. Pada setiap tahap guru akan membimbing dan
mengarahkan siswa dalam menulis puisi. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Penggalian ide, yaitu tahap yang berupa kegiatan pengumpulan data dan
informasi yang akan dijadikan bahan dan ide yang akan ditulis. Prapenulisan atau
pramenulis adalah tahap persiapan. Tahap ini sangat penting dan menentukan
tahap-tahap selanjutnya. Tahap ini biasanya sangat menyita waktu. Hal-hal yang
dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan ide dan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan ide tersebut.
27
2. Penentuan ide, yaitu setelah melakukan pertimbangan dengan matang yakni
maksud puisi, pembaca dan kemenarikan idenya.
3. Penulisan puisi, yaitu ide yang sudah matang dilakukan penulisan puisi sesuai
dengan tenik yang digunakan.
4. Penyajian, yaitu puisi yang telah ditulis dilakukan penyajian yang berupa
pembacaan dan publikasi apresiasi dari pihak pembaca (Ridwan dan Alasruddin,
2008).
Adapun cara mengenai pelaksanaan teknik akrostik menurut Fleisher (2013:
171-174) adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi, yaitu sebelum dilakukan teknik akrostik ini,
terlebih dahulu guru menerangkan materi-materi secara keseluruhan yang
diajarkan kepada peserta didik dikelas. Kemudian pada saat pengenalan
kosakata-kosakata baru, guru memberikan penejelasan tentang teknik akrostik
untuk mempermudah siswa menulis puisi yang diajarkan tersebut.
b. Guru menjelaskan bahwa teknik akrostik yang dimaksud adalah sebuah teknik
menulis puisi dengan cara mengambil huruf depan, tengah, atau akhir dalam
sebuah kata yang disusun secara vertikal dan dijadikan sebuah puisi. Namun
biasanya untuk mempermudah yaitu dengan mengambil huruf depan.
c. Menyusun menjadi puisi akrostik, yaitu untuk mempermudah dalam menyusun
puisi dan menambha keindahan puisi. Teknik akrostik dilakukan dengan cara
mengambil huruf awal, tengah atau akhir sebuah kata kemudian dikembangkan
menjadi susunan kalimat dalam puisi.
28
d. Evaluasi, yaitu setelah guru selesai mengajarkan materinya ajarnya, pada tahap
evaluasi ini guru memberikan sebuah soal atau tes menulis puisi pada materi hal
tersebut. Soal atau tes tersebut juga bertujuan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh teknik akrostik dalam pembelajaran menulis puisi siswa.
B. Kerangka Pikir
Penelitian ini dilandasi oleh hasil belajar menulis puisi siswa kelas V SD
Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, belum maksimal atau
belum mencapai nilai KKM (75). Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan
teknik akrostik yang dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa. Sebelum
diterapkan teknik akrostik, peneliti melakukan pratindakan kemudian pada siklus I
dan siklus II diterapkan teknik akrostik. Untuk melihat hasil belajar siswa pada
pembelajaran menulis puisi maka akan diberi tes setiap akhir pembelajaran . Tujuan
akhir dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar
menulis puisi siswa. Secara skematis, kerangka penelitian ini dapat digambarkan
dalam bagan berikut ini:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Hasil belajar menulis puisi belum maksimal atau tidak mencapai
nilai KKM Kondisi
Awal
Pratindakan
Siklus I
Temuan Akhir
Siklus II
Guru menerapkan teknik akrostik
Hasil belajar menulis puisi meningkat
29
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan berdasarkan kerangka pikir adalah jika teknik
akrostik diterapkan, maka hasil belajar menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 58
Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dapat meningkat.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses atau
hasil, yang melakukan PTK dikelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Arikunto, dkk (2019: 2).
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu yang berlokasi di Desa Muladimeng. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2020.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu, dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang yang terdiri
dari 17 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini terkait dengan faktor-faktor yang diteliti yaitu:
1. Penggunaan Penerapan Teknik Akrostik
Penerapan teknik akrostik dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa
kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, yaitu menulis
puisi yang susunan larik-lariknya pada awal kata menggunakan kata setiap huruf
31
pertama nama yang disusun secara vertikal, baik berupa nama diri, objek, pulau dan
lainnya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu diperoleh dari hasil tes setiap akhir pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah yaitu penelitian tindakan kelas
dalam bentuk proses yang terdiri atas empat langkah-langkah kegiatan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan teknik yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan oleh Arikunto, dkk (2019: 145-146).
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1 Siklus PTK Arikunto (2019: 42)
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
32
Berikut ini adalah uraian secara jelas rincian kegiatan yang akan dilakukan.
Mulai dari kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yaitu
diantaranya:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (planning), mencakup:
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah.
3. Merancang pembelajaran menggunakan teknik akrostik.
4. Menyiapkan instrumen (tes dan lembar observasi) dan lks
b. Tahap Melakukan Tindakan (action), mencakup:
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.
2. Menerapkan teknik pembelajaran akrostik.
3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai
rencana.
c. Tahap Pengamatan (observation), mencakup:
1. Melakukan pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada penerapan
teknik akrostik yang dilakukan.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
d. Tahap Refleksi (Reflection), mencakup :
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan saat menerapkan teknik
akrostik dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.
33
1. Siklus II
a. Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:
1. Mengevaluasi hasil refleksi dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
3. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.
b. Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:
1. Melakukan analisis pemecahan masalah.
2. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan
teknik akrostik.
c. Tahap Mengamati (observavtion), mencakup:
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan teknik akrostik.
2. Mencatat perubahan yang terjadi.
d. Tahap Refleksi (Reflection), mencakup:
1. Merefleksikan proses pembelajaran teknik akrostik.
2. Merefleksikan hasil belajar siswa dengan penerapan teknik akrostik.
3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II dengan proses pembelajaran secara
tatap muka dengan siswa, maka hasil yang diharapkan yaitu: 1) hasil belajar
menulis puisi siswa dengan menggunakan teknik akrostik dapat meningkat, dan 2)
aktivitas belajar siswa didalam kelas meningkat.
34
E. Intrumen Penelitian
Menurut Sanjaya (2011:84), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data atau informasi penelitian. Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dalam penelitian ini menggunakan instrumen aspek
penilaian puisi yang berdasarkan aspek diksi, imaji, gaya bahasa, sajak (rima atau
irama), dan amanat. Berikut ini tabel 3.1 instrumen aspek penilaian puisi.
Tabel 3.1. Instrumen Aspek Penilaian Puisi
No Aspek Skor Kategori Keterangan
1. Diksi
5 Sangat Baik Sangat mampu memilih kata-kata yang tepat
4 Baik Mampu memilih kata-kata yang tepat
3 Cukup Cukup mampu memilih kata-kata yang tepat
2 Kurang Kurang mampu memilih kata-kata yang tepat
1 Sangat
Kurang Sangat kurang mampu memilih kata-kata yang tepat
2. Imaji
5 Sangat Baik Sangat mampu menggunakan citraan dengan baik
4 Baik Mampu menggunakan citraan dengan baik
3 Cukup Cukup mampu menggunakan citraan dengan baik
2 Kurang Kurang mampu menggunakan citraan dengan baik
1 Sangat
Kurang
Sangat kurang mampu menggunakan citraan dengan
baik
3. Gaya
Bahasa
5 Sangat Baik Sangat mampu menggunakan teknik kias dengan baik
4 Baik Mampu menggunakan teknik kias dengan baik
3 Cukup Cukup mampu menggunakan teknik kias dengan baik
2 Kurang Kurang mampu menggunakan teknik kias dengan
baik
1 Sangat
Kurang
Sangat kurang mampu menggunakan teknik kias
dengan baik
4.
Sajak
(rima atau
irama)
5 Sangat Baik Sangat mampu menimbulkan sajak yang merdu
melalui kata-kata yang digunakan
4 Baik Mampu menimbulkan sajak yang merdu melalui kata-
kata yang digunakan
3 Cukup Cukup mampu menimbulkan sajak yang merdu
melalui kata-kata yang digunakan
35
Sumber: Instrumen Penilaian Guru SD Negeri 58 Salolo
2. Lembaran Tes Hasil Belajar
Lembaran yang dimaksud adalah LKS, ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran interaktif setiap akhir
siklus. Tes hasil belajar yang disusun adalah berbentuk tes menulis puisi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan melakukan tes
untuk melihat pemahaman siswa mengenai menulis puisi yang telah dipelajari
menggunakan teknik akrostik. Peneliti juga menggunakan lembar observasi untuk
melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan
tes. Berikut penjelasannya:
1. Observasi Kelas
Observasi digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa sebelum
adanya penelitian. Observasi juga digunakan ketika tindakan dilaksanakan. Melalui
2 Kurang Kurang mampu menimbulkan sajak yang merdu
melalui kata-kata yang digunakan
1 Sangat
Kurang
Sangat kurang mampu menimbulkan sajak yang
merdu melalui kata-kata yang digunakan
5. Amanat
5 Sangat Baik Sangat mampu menyampaikan pesan atau nasehat
dengan baik
4 Baik Mampu menyampaikan pesan atau nasehat dengan
baik
3 Cukup Cukup mampu menyampaikan pesan atau nasehat
dengan baik
2 Kurang Kurang mampu menyampaikan pesan atau nasehat
dengan baik
1 Sangat
Kurang
Sangat kurang mampu menyampaikan pesan atau
nasehat dengan baik
Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100%
Skor Maksimum (25)
36
observasi dapat diketahui bagaimana keaktifan, perhatian dan konsentrasi siswa,
minat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan siswa
dalam kegiatan menulis puisi.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya teknik akrostik dalam pembelajaran menulis puisi.
G. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganilisis data penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif. Teknik deskriptif digunakan untuk melihat data hasil
observasi proses pembelajaran yang berupa data aktivitas siswa dan yang kedua
data hasil belajar siswa dari hasil tes setiap akhir siklus. Berdasarkan kedua jenis
data di atas, maka analisis data yang akan dilakukan adalah :
1. Analisis Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Data hasil observasi yang didapat melalui lembar observasi aktivitas siswa
digunakan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung. Data jumlah siswa yang terlibat dalam masing-masing
aktivitas dan dipersentasekan dengan rumus :
Keterangan:
P = Angka Persentase Aktivitas
F = Jumlah Aktivitas Siswa
N = Jumlah Siswa
P = 𝑭 X 100%
37
Interpretasi aktivitas siswa dilakukan sebagaimana yang dikemukakan
Arikunto (2010:272), sebagai berikut:
Tabel 3.2. Persentase Aktivitas Siswa Persentase Aktivitas Siswa
Kategori
0 % ≤ P < 20 % Kurang Sekali
20 % ≤ P < 40 % Kurang
40 % ≤ P < 60 % Cukup
60 % ≤ P < 80 % Baik
80 % ≤ P < 100 % Baik Sekali
Sumber: Diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, (2010:272)
2. Analisis Data Ketuntasan Belajar
Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes yang akan dilaksanakan
setelah berakhir satu siklus akan dianalisis untuk melihat ketuntasan belajar siswa
telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.
Menurut Arikunto (2001), ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Tabel 3.3 Persentase Aktivitas Siswa
Tingkat Ketuntasan Kategori
86-100% Sangat Baik
76-85% Baik
60-75% Cukup
0-59% Kurang
Sumber: SD Negeri 58 Salolo
Ketuntasan Belajar = Jumlah Siswa Tuntas Belajar x 100%
Jumlah Seluruh Siswa
38
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil
belajar menulis puisi siswa. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai menulis
puisi dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan. Indikator
keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dikelompokkan menjadi dua
aspek, yaitu:
1. Indikator Keberhasilan Pengamatan Proses Belajar Mengajar
Indikator keberhasilan ini dapat dilihat dari: a) proses pembelajaran menarik
dan menyenangkan, b) siswa dapat mengerti yang dimaksud dengan menulis puisi
menggunakan teknik akrostik, c) siswa berperan aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
2. Indikator Keberhasilan Hasil
Indikator keberhasilan ini dideskripsikan dari hasil belajar menulis puisi
dengan menggunakan teknik akrostik. Keberhasilan diperoleh jika terjadi
peningkatan antara prestasi subjek penelitian sebelum diberi tindakan dan sesudah
diberi tindakan. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini adalah siswa
mampu menulis puisi berdasarkan tema yang ditentukan. Peningkatan hasil belajar
siswa apabila berhasil mencapai nilai rata-rata 75.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik akrostik dalam
pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap. Kegiatan dimulai dengan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan dengan pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal-hal yang diperoleh sebagai hasil tindakan
kelas diungkapkan dibawah ini:
1. Pra Tindakan
Tahap pratindakan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal yang ada
dilapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Penelitian ini dilakukan
dengan cara pengambilan data hasil belajar praktik awal menulis puisi siswa,
mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung di dalam kelas,
peneliti menemukan beberapa kendala selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa ketika diberi materi terkesan tidak fokus dan bermain bersama
temannya.
2. Tidak semua siswa memahami materi yang diajarkan guru.
3. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas
V yaitu Pak Sarunan. Menurut beliau, pembelajaran dilakukan seperti biasa, yaitu
setelah materi diajarkan guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. Ini
40
dikarenakan waktu mengajar guru terbatas akibat pandemi covid-19 sehingga
menyebabkan pembatasan aktivitas mengajar guru yang mengharuskan jam pulang
siswa lebih cepat dari biasanya.
Kegiatan awal dilakukan dengan praktik menulis puisi siswa. Sebelum
siswa melakukan praktik menulis puisi, guru peneliti (mahasiswa) memberikan
materi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan menulis puisi,
diantaranya definisi puisi, jenis-jenis puisi, unsur-unsur puisi dan langkah-langkah
penulisan puisi.
Adapun penilaian pada praktik menulis puisi menggunakan pedoman
penilaian menulis puisi yang mencakup beberapa aspek diantaranya aspek diksi
dengan skor maksimum 5, aspek pengimajian dengan skor maksimum 5, aspek gaya
bahasa dengan skor maksimum 5, sajak (rima atau irama) dengan skor maksimum
5, dan aspek amanat dengan skor maksimum 5.
Berdasarkan pratindakan yang dilakukan pada tanggal 29 Juli 2020, maka
dapat dilihat pada tabel 4 hasil belajar praktik awal menulis puisi siswa adalah
sebagai berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Praktik Awal Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 58
Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Akumulasi
Aspek
Nilai
Akhir Diksi Imaji Gaya
Bahasa
Sajak
(rima atau
irama)
Amanat
1 S1 1 1 2 1 2 7 28
2 S2 3 3 3 3 4 16 64
3 S3 1 3 1 2 2 9 36
4 S4 2 1 2 3 2 10 40
5 S5 3 3 2 4 3 15 60
6 S6 1 2 2 1 2 8 32
7 S7 1 2 2 1 1 7 28
8 S8 3 4 3 4 3 17 68
9 S9 5 3 4 5 2 19 76
41
10 S10 5 3 4 5 3 20 80
11 S11 1 2 2 3 2 10 40
12 S12 2 3 3 4 2 14 56
13 S13 4 3 4 4 2 17 68
14 S14 1 1 3 2 2 9 36
15 S15 2 2 3 3 1 11 44
16 S16 3 3 2 2 3 13 52
17 S17 4 2 4 3 2 15 60
18 S18 3 3 5 5 3 19 76
19 S19 2 2 4 2 2 12 48
20 S20 3 4 3 4 2 16 64
21 S21 5 4 5 5 3 22 88
22 S22 4 3 2 2 2 13 52
23 S23 5 4 4 4 2 19 76
24 S24 4 4 4 3 4 19 76
25 S25 4 2 2 2 2 12 48
26 S26 2 3 3 4 3 15 60
27 S27 3 4 5 4 4 20 80
Jumlah 77 74 83 85 65 384 1536
Rata-rata 2,85 2,74 3,07 3,15 2,41 14,22 56,88
Persentase (%) 57 54,8 61,4 62,9 48,1 - -
Berdasarkan tabel 4.1 dari aspek-aspek yang dinilai dalam penelitian hasil
kerja siswa yang masing-masing aspek memiliki skor maksimum 5. Jika ditotal,
skor maksimal praktik menulis siswa dalam penelitian ini adalah 25. Namun dalam
pratindakan ini dapat dilihat bahwa siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu belum mencapai skor maksimal dalam hasil belajar
menulis puisi. Oleh karena itu, data hasil menulis puisi siswa ini akan menjadi
bahan pertimbangan tindakan perbaikan yang akan dilakukan dalam dua siklus.
Berikut ini dijabarkan mengenai hasil belajar menulis puisi siswa tiap aspek
penilaian pada saat kegiatan pratindakan. Diantaranya sebagai berikut:
a. Diksi
Dari data tersebut menunjukkan bahwa diksi merupakan aspek terendah
ketiga dari aspek imaji dan amanat ini dikarenakan pemilihan kosakata cenderung
tidak variatif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata, yaitu 2,85 atau dengan
42
persentase 57%.
b. Imaji
Aspek pengimajian berkaitan dengan penggunaan kata dalam memunculkan
imajinasi, daya khayal, dan daya kreatif sehingga dapat menghasilkan puisi yang
indah. Pada aspek pengimajian ini, hasil belajar menulis puisi siswa tergolong
masih dalam kategori kurang yaitu dengan nilai rata-rata 2,74 atau dengan
persentase 54,8%.
c. Gaya Bahasa
Pada aspek ini, peneliti memperoleh nilai rata-rata siswa 3,07 atau dengan
persentase 61,4%. Hal ini juga menandakan bahwa pada aspek gaya bahasa siswa
dalam menulis puisi masih kurang.
d. Sajak (rima atau irama)
Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata yaitu 3,15 atau dengan persentase
62,9% yang menunjukkan sajak merupakan aspek tertinggi dari aspek-aspek
lainnya.
e. Amanat
Aspek amanat memperoleh nilai rata-rata paling rendah dengan nilai rat-rata
2,41 atau dengan persentase 48,1%. Hal ini menandakan siswa masih belum bisa
menyampaikan pesan apa dalam puisi yang mereka kerjakan.
Dilihat dari permasalahan yang muncul pada saat pelaksanaan pratindakan,
maka tindakan penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1) Untuk membantu siswa memilih diksi yang tepat, menimbulkan imajinasi
dalam puisi, penggunaan gaya bahasa yang menarik, menimbulkan sajak dan
43
penyampaian pesan dalam puisi diperlukan teknik pembelajaran yang mampu
menarik minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi sesuai tema, maka
teknik pembelajaran yang akan digunakan adalah teknik akrostik.
2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa lebih lanjut maka teknik akrostik ini
diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi.
3) Mengadakan tindakan akhir, yaitu dengan mengadakan tes menulis puisi
menggunakan teknik akrostik.
Dari tabel 4.1 didapatkan nilai akhir dari hasil belajar menulis puisi siswa
sehingga ditemukan siswa tuntas dan siswa tidak tuntas. Adapun ketuntasan siswa
dapat kita lihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Hasil Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 58
Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu (Pra tindakan)
No.
Nama Siswa
Nilai Akhir
Ketuntasan
Ya Tidak
1. S1 28 - √
2. S2 64 - √
3. S3 36 - √
4. S4 40 - √
5. S5 60 - √
6. S6 32 - √
7. S7 28 - √
8. S8 68 - √
9. S9 76 √ -
10. S10 80 √ -
11. S11 40 - √
12. S12 56 - √
13. S13 68 - √
14. S14 36 - √
15. S15 44 - √
16. S16 52 - √
17. S17 60 - √
18. S18 76 √ -
19. S19 48 - √
20. S20 64 - √
21. S21 88 √ -
44
22. S22 52 - √
23. S23 76 √ -
24. S24 76 √ -
25 S25 48 - √
26 S26 60 - √
27 S27 80 √ -
Jumlah 1536 7 20
Persentase (%) - 25 75
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan siswa dalam menulis
puisi adalah 25% dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 7 orang dan yang tidak
tuntas 75% dengan jumlah siswa 20 orang. Hal ini menandakan ketuntasan belajar
siswa berada pada kategori kurang.
Selain mengamati hasil belajar menulis puisi siswa, peneliti juga melakukan
pengamatan aktivitas siswa. Berikut ini grafik pengamatan terhadap kegiatan
menulis puisi siswa di dalam kelas pada tahap pratindakan dalam gambar 4.1
berikut ini.
Gambar 4.1. Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Menulis Puisi
Didalam Kelas (Pratindakan)
Pada pratindakan peneliti mengamati 4 aspek pengamatan terhadap 27 siswa
dalam kegiatan menulis puisi yang terdiri dari: aspek keaktifan dengan jumlah
siswa aktif 12 orang atau persentase 45% dengan kategori cukup, aspek perhatian
Jumlah Siswa Aktif
Keaktifan Perhatian dan
Konsentrasi Siswa
Minat Siswa
dalam
Pembelajaran
Keseriusan Siswa
Dalam Kegiatan
Menulis Puisi
45
dan konsentrasi dengan jumlah siswa aktif 9 orang atau persentase 34% dengan
kategori kurang, aspek minat siswa dalam pembelajaran dengan jumlah siswa aktif
7 orang atau persentase 26% dengan kategori kurang, dan aspek keseriusan siswa
saat kegiatan menulis puisi dengan jumlah siswa aktif 10 orang atau persentase 37%
dengan kategori kurang.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Persiklus
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut ini diuraikan hasil dari pelaksanaan penelitian peningkatan kemampuan
menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik siklus I dan siklus II.
a. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Penelitian tindakan siklus I pada siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dilaksanakan pada hari Rabu, 05 Agustus
2020 dan 12 Agustus 2020. Siklus I ini dilakukan sebanyak dua pertemuan. Berikut
diuraikan pelaksanaan tindakan siklus I.
1) Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian ini dilakukan oleh guru peneliti (mahasiswa).
Perencanaan dalam siklus I ini meliputi persiapan hal-hal yang dibutuhkan saat
pelaksanaan penelitian. Persiapan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
b) Persiapan materi tentang puisi.
c) Persiapan materi tentang teknik akrostik.
d) Mempersiapkan alat-alat pengumpul data seperti format observasi
46
(pengamatan aktivitas siswa) dan lks.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu penggunaan teknik akrostik dengan
tujuan agar peningkatan hasil belajar menulis puisi dengan teknik akrostik siswa
dapat mencapai hasil yang maksimal. Teknik akrostik juga diharapkan mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Siklus I
pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu 05 Agustus 2020 dan pertemuan kedua
hari Rabu 12 Agustus 2020.
a) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama tindakan siklus I, guru peneliti memasuki ruang
kelas dan memberikan salam kemudian mengabsen kehadiran siswa, selanjutnya
guru peneliti melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada hari tersebut. Guru peneliti menggali pengetahuan siswa
tentang puisi, kemudian guru peneliti menjelaskan materi mengenai akrostik dan
penulisan puisi dengan menggunakan teknik akrostik.
Kemudian guru peneliti menuliskan contoh puisi akrostik. Kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang
menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik. Pertemuan pertama tindakan
siklus I ini juga memiliki kendala pada siswa yaitu masih siswa belum memahami
materi yang telah diajarkan.
Tahap selanjutnya guru peneliti membagikan lembar menulis puisi dan
menjelaskan tahap selanjutnya. Kemudian guru peneliti memantau kegiatan
47
pembelajaran menulis puisi siswa.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua tindakan siklus I dilakukan pada hari Rabu, 12 Agustus
2020. Pada pertemuan kedua tindakan siklus I, guru peneliti memulai pembelajaran
seperti yang dilakukan di pertemuan pertama siklus I dan kembali menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menjelaskan lagi tentang materi
akrostik dan contohnya. Selanjutnya guru peneliti memberi penjelasan lagi
mengenai menulis puisi dengan teknik akrostik.
Setelah guru peneliti memberi penjelasan kepada siswa, guru peneliti
menugaskan siswa untuk merevisi hasil puisi yang telah dibuat pada pertemuan
sebelumnya. Siswa diberikan waktu untuk merevisi puisinya kemudian
dipublikasikan hasilnya di depan kelas, kemudian guru peneliti mengumpulkan
hasil menulis puisi siswa dengan menggunakan teknik akrostik.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi
(pengamatan aktivitas siswa). Kemudian peneliti melakukan pengamatan terhadap
hasil karya puisi siswa. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari dua aspek, yaitu
pengamatan proses dan pengamatan hasil. Pengamatan proses berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dan pengamatan hasil
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar menulis puisi siswa.
a) Pengamatan Proses
Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran. Hasil
pengamatan pelaksanaan tindakan siklus I menunjukkan adanya peningkatan
48
dibandingkan dengan pembelajaran menulis puisi pada tahap pratindakan.
Pelaksanan pembelajaran tindakan siklus I berlangsung cukup baik. Siswa cukup
aktif dalam pembelajaran, perhatian dan konsentrasi siswa, minat siswa dalam
pembelajaran, dan keseriusan siswa juga cukup baik.
Berikut ini hasil dari lembar observasi dalam bentuk grafik terhadap aktivitas
siswa pada saat tindakan siklus I dalam gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Menulis Puisi
di dalam Kelas (Siklus I)
Pada siklus I pengamatan aktivitas siswa terhadap dalam kegiatan menulis
puisi mengalami sejumlah peningkatan terhadap 4 aspek pengamatan antara lain:
aspek keaktifan dengan jumlah siswa aktif 19 orang dengan persentase 71%, aspek
perhatian dan konsentrasi dengan jumlah siswa aktif 14 orang dengan persentase
52%, aspek minat siswa dalam pembelajaran dengan jumlah siswa aktif 12 orang
dengan persentase 45%, dan aspek keseriusan siswa saat kegiatan menulis puisi
dengan jumlah siswa aktif 15 orang dengan persentase 56%.
Keaktifan Perhatian dan
Konsentrasi Siswa
Minat Siswa
dalam
Pembelajaran
Keseriusan Siswa
dalam Kegiatan
Menulis Puisi
Jumlah Siswa Aktif
49
b) Pengamatan Hasil
Diketahui keberhasilan dari hasil proses pembelajaran menulis puisi dapat
dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar menulis puisi siswa dibandingkan
sebelum adanya tindakan pada siklus I dengan menggunakan teknik akrostik.
Pengamatan hasil dilakukan setelah siswa diberi evaluasi.
Berikut ini dijabarkan pada tabel 4.3 hasil belajar menulis puisi yang
dilakukan pada tindakan siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu dengan Menggunakan Teknik Akrostik
(Siklus I)
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Akumulasi
Aspek Diksi Imaji
Gaya
Bahasa
Sajak
Amanat (rima atau
irama)
1 S1 3 4 2 2 3 14
2 S2 5 4 4 4 4 21
3 S3 4 3 3 4 2 16
4 S4 4 3 3 3 4 17
5 S5 3 3 2 4 3 15
6 S6 3 4 4 2 2 15
7 S7 3 3 1 3 2 12
8 S8 5 3 4 5 3 20
9 S9 5 3 4 5 2 19
10 S10 5 4 5 5 3 22
11 S11 3 2 2 4 2 13
12 S12 4 4 5 4 3 20
13 S13 4 4 5 4 3 20
14 S14 3 2 3 3 2 13
15 S15 4 3 3 4 2 16
16 S16 4 4 3 4 3 18
17 S17 3 4 5 3 4 19
18 S18 4 4 5 5 3 21
19 S19 3 4 5 4 3 19
20 S20 4 4 4 4 2 18
21 S21 4 4 5 5 4 22
22 S22 4 3 2 4 3 16
23 S23 5 4 4 4 4 21
24 S24 4 4 5 3 4 20
25 S25 5 3 3 2 3 16
26 S26 4 3 4 4 3 18
50
27 S27 4 3 5 5 4 21
Jumlah 106 93 100 103 80 482
Rata-rata 3,92 3,44 3,7 3,81 2,96 17,85
Persentase% 78,5 68,8 74 76,2 59,2 -
Berikut ini dijabarkan mengenai hasil belajar menulis puisi siswa dengan
menggunakan teknik akrostik tiap aspek pada siklus I. Diantaranya sebagai berikut:
a. Diksi
Dari data tersebut nilai rata-rata pada siklus I yaitu 3,92 atau dengan
persentase 78,5% yang menunjukkan diksi merupakan aspek tertinggi dari aspek-
aspek lainnya. Hal ini menandakan adanya peningkatan nilai dari hasil belajar awal
praktik menulis puisi siswa pada pratindakan sebelum diterapkannya teknik
akrostik.
b. Imaji
Pada aspek pengimajian ini kemampuan menulis puisi siswa sudah
meningkat yaitu dengan nilai rata-rata 3,44 atau dengan persentse 68,8%
dibandingkan skor awal pada pratindakan.
c. Gaya Bahasa
Pada aspek ini peneliti memperoleh nilai rata-rata siswa 3,7 atau dengan
persentase 74%. Hal ini menandakan bahwa pada aspek gaya bahasa siswa dalam
menulis puisi cukup baik.
d. Sajak (rima atau irama)
Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata yaitu 3,81 atau dengan persentase
76,2%. Hal ini menandakan adanya peningkatan nilai dari hasil belajar praktik awal
menulis puisi siswa di pratindakan
51
e. Amanat
Aspek amanat memperoleh nilai rata-rata paling rendah dengan skor 2,96
atau dengan persentase 59,2%. Hal ini menandakan siswa masih belum bisa
menyampaikan pesan apa dalam puisi yang mereka kerjakan.
Berdasarkan hasil tabel 4.3 yang didapat diuraikan siswa yang tuntas dan
tidak tuntas. Adapun siswa yang tuntas sebanyak 13 orang dan tidak tuntas
sebanyak 14 orang dalam tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dengan Menggunakan
Teknik Akrostik (Siklus I)
No.
Nama Siswa
Nilai Akhir
Ketuntasan
Ya Tidak
1. S1 56 - √
2. S2 84 √ -
3. S3 64 - √
4. S4 68 - √
5. S5 60 - √
6. S6 60 - √
7. S7 48 - √
8. S8 80 √ -
9. S9 76 √ -
10. S10 88 √ -
11. S11 52 - √
12. S12 80 √ -
13. S13 80 √ -
14. S14 52 - √
15. S15 64 - √
16. S16 72 - √
17. S17 76 √ -
18. S18 84 √ -
19. S19 76 √ -
20. S20 72 - √
21. S21 88 √ -
22. S22 64 - √
23. S23 84 √ -
24. S24 80 √ -
52
25 S25 64 - √
26 S26 72 - √
27 S27 84 √ -
Jumlah 1928 13 14
Persentase (%) - 48 52
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan siswa dalam menulis
puisi sebesar 48% dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 13 orang dan yang tidak
tuntas 52% dengan jumlah siswa 14 orang. Hal ini menandakan ketuntasan belajar
siswa berada pada kategori cukup.
4) Refleksi
Selama tindakan siklus I proses kegiatan belajar mengajar berlangsung baik.
Namun ada beberapa permasalahan yang muncul selama pembelajaran menulis
puisi yaitu antara lain: beberapa siswa masih kurang antusias dan aktif mengikuti
pembelajaran menulis puisi, siswa masih belum bisa memilih kata-kata yang
mampu membangkitkan imajinasi pembaca dan penyampain pesan dalam puisi
yang mereka buat, beberapa siswa tidak memeriksa ulang hasil pekerjaannya
sehingga tidak mengetahui kekurangan-kekurangan tulisan puisinya.
Oleh karena itu, peneliti perlu mengadakan tindakan menulis puisi pada
siklus II dengan menggunakan teknik akrostik lagi. Hal ini dilakukan agar aspek
yang diamati dalam menulis puisi dapat lebih meningkat. Selain itu juga perlu
dilakukan pembelajaran yang lebih intensif kepada siswa yang nilainya belum
memenuhi KKM.
b. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
Pada penelitian tindakan siklus II pada siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dilaksanakan setiap hari Rabu, 26 Agustus
53
2020 dan 02 September 2020. Siklus II ini dilaksanakan dalam dua pertemuan.
Berikut diuraikan pelaksanaan tindakan siklus II.
1) Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian ini dilakukan oleh guru peneliti (mahasiswa).
Perencanaan dalam siklus II ini meliputi persiapan hal-hal yang dibutuhkan saat
pelaksanaan penelitian. Persiapan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
b) Persiapan materi tentang menulis puisi.
c) Penerapan teknik akrostik lebih maksimal.
d) Peneliti mempersiapkan alat-alat pengumpul data seperti format observasi
(pengamatan) dan lks.
2) Implementasi Tindakan
Dalam siklus II apa yang telah direncanakan dalam tahap perencanaan
diterapkan dalam proses pembelajaran. Implementasi tindakannya yaitu hampir
sama dengan siklus I namun dilakukan juga perbaikan terhadap keterampilan
menulis puisi. Implementasi tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan yaitu Rabu, 26 Agustus 2020 dan 02 September 2020.
a) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama tindakan siklus II, guru peneliti memasuki ruang
kelas dan memberikan salam kemudian mengabsen kehadiran siswa, selanjutnya
guru peneliti melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang puisi. Guru
peneliti memberi penegasan pada beberapa aspek yang masih dianggap kurang pada
54
siklus I. Guru kembali memberi contoh puisi dengan teknik akrostik kemudian guru
peneliti membagikan lembar kerja siswa siklus II dan menugaskan siswa menulis
puisi dengan menggunakan teknik akrostik supaya lebih baik dari hasil pertemuan
tindakan siklus I.
Setelah siswa menulis puisi dan waktu untuk pertemuan pertama siklus II
hampir habis, guru peneliti bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran pada hari tersebut.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua tindakan siklus II hampir sama dengan pertemuan pertama
siklus II. Guru peneliti melakukan apersepsi dengan membuka pelajaran dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru peneliti kembali menggali pengetahuan
siswa tentang puisi akrostik. Dalam tindakan siklus II ini siswa merevisi puisi yang
telah dibuat pada pertemuan pertama tindakan siklus II sebelumnya. Pembelajaran
pada pertemuan kedua tindakan siklus II berjalan lancar dan menyenangkan.
Setelah pembelajaran hampir selesai, siswa mempublikasikan dan
mengumpulkan hasil puisi yang telah dibuat. Selanjutnya guru peneliti menutup
pembelajaran dan memberi penghargaan terhadap siswa.
3) Pengamatan
Dari hasil penelitian, hasil belajar menulis puisi siswa pada siklus II
menunjukkan adanya sikap positif. Hal ini dapat dilihat dari tindakan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada siklus II yang
dijabarkan sebagai berikut.
55
a) Pengamatan Proses
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti,
pelaksanaan tindakan kelas siklus II sudah berjalan sesuai dengan rencana. Proses
pembelajaran pada siklus II ini sudah terlihat banyak peningkatan jika
dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Pada lembar pengamatan
terhadap kegiatan menulis puisi, terlihat bahwa semua aspek pengamatan
mengalami peningkatan. Adapun grafik hasil pengamatan terhadap aktivitas
menulis puisi siswa pada tindakan siklus II dalam gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3 Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Menulis Puisi
di Didalam Kelas (Siklus II)
Pada grafik gambar 4.3 dapat dilihat peningkatan yang signifikan. Aspek
keaktifan, perhatian dan konsentrasi siswa, minat dalam pembelajaran dan
keseriusan siswa saat kegiatan menulis puisi pada siklus II tersebut membuktikan
bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Antusias siswa dalam
pembelajaran dapat dikatakan baik.
Keaktifan
Jumlah Siswa Aktif
Perhatian dan
Konsentrasi
Siswa
Minat Siswa
dalam
Pembelajaran
Keseriusan Siswa
dalam Kegiatan
Menulis Puisi
56
Pada keempat aspek pengamatan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kegiatan siswa di dalam kelas semakin meningkat dari pratindakan, siklus I
dan siklus II ini. Pada siklus II setelah dilakukannya tindakan di dalam kelas,
peneliti mendapatkan data sebagai berikut. Aspek keaktifan menjadi 24 siswa atau
dengan persentase 89%, aspek perhatian dan konsentrasi berjumlah 19 siswa atau
dengan persentase 71% , aspek minat siswa dalam pembelajaran berjumlah 22
siswa atau dengan persentase 82%, dan aspek keseriusan siswa saat kegiatan
menulis puisi terdapat 20 siswa atau dengan persentase 74%.
b) Pengamatan Hasil
Keberhasilan hasil belajar menulis puisi dengan teknik akrostik siswa pada
siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pratindakan dan siklus I.
Hal ini dibuktikan pada hasil belajar menulis puisi siswa setelah semua siswa
mengumpulkan puisinya. Berikut ini nilai yang didapatkan siswa dari hasil belajar
menulis puisi yang dilakukan pada tindakan siklus II dalam tabel 4.5 sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri 58 Salolo
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dengan Menggunakan
Teknik Akrostik (Siklus II)
No Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Akumulasi
Aspek Diksi Imaji Gaya
Bahasa
Sajak (rima
atau irama) Amanat
1 S1 4 4 3 4 4 19
2 S2 5 4 5 4 4 22
3 S3 4 4 3 4 4 19
4 S4 5 4 4 4 3 20
5 S5 5 3 4 4 4 20
6 S6 4 5 5 4 4 21
7 S7 3 3 5 4 4 19
57
8 S8 5 4 4 5 4 22
9 S9 5 4 5 4 3 21
10 S10 5 5 4 5 4 23
11 S11 5 3 4 3 4 19
12 S12 4 4 5 4 5 22
13 S13 5 5 4 4 4 22
14 S14 4 5 3 4 4 20
15 S15 3 4 3 4 5 19
16 S16 5 4 4 4 4 21
17 S17 4 4 4 4 4 20
18 S18 5 4 5 5 3 22
19 S19 4 5 3 4 4 20
20 S20 5 4 3 4 3 19
21 S21 5 4 4 5 5 23
22 S22 4 4 4 4 3 19
23 S23 5 4 5 4 4 22
24 S24 5 4 5 3 4 22
25 S25 4 4 4 4 3 19
26 S26 4 4 4 4 4 20
27 S27 5 4 5 4 4 22
Jumlah 121 110 111 110 105 557
Rata-rata 4,48 4,07 4,11 4,07 3,88 20,62
Persentase % 89,6 81,4 82,2 81,4 77,7 -
Berikut ini uraian hasil data dari siklus II yaitu sebagai berikut:
a. Diksi
Hasil belajar menulis puisi yang terjadi pada aspek diksi yaitu nilai rata-
ratanya 4,48 atau dengan persentase 89,6%. Ini menandakan adanya peningkatan
yang terjadi dari pratindakan, siklus I sampai siklus II ini. Kategori pada aspek diksi
ini dapat dikatakan baik atau siswa telah mampu memilih kata-kata yang tepat
dalam menulis puisi setelah dilakukannya teknik akrostik dalam pembelajaran.
b. Imaji
Nilai rata-rata pada aspek pengimajian siklus II adalah 4,07 atau dengan
persentase 81,4%. Apabila dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata pratindakan
58
dengan siklus II ini peningkatannya mencapai 26,6%. Kategori aspek pengimajian
pada siklus II ini menjadi baik atau siswa telah mampu menggunakan citraan
dengan baik dalam menulis puisi setelah dilakukan tindakan dalam pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik.
c. Gaya Bahasa
Kategori yang dapat dicapai pada siklus II ini meningkat menjadi baik
daripada pratindakan. Dapat ditunjukkan dari hasil data nilai rata- rata pada
pratindakan 3,07 atau sama dengan 61,4% menjadi 4,11 atau dengan persentase
82,2%. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 20,8% setelah dilakukannya teknik
akrostik pada pembelajaran menulis puisi siklus I dan II.
d. Sajak (Rima atau Irama)
Nilai rata-rata aspek persajakan yang diperoleh pada siklus II yaitu 4,07 atau
dengan persentase 81,4%. Hal ini berarti nilai rata-rata menulis puisi siswa pada
aspek sajak telah mengalami peningkatan 18,5% dibandingkan dari hasil nilai rata-
rata pratindakan.
e. Amanat
Pada aspek amanat siklus II diperoleh nilai rata-rata dengan nilai 3,88 atau
dengan persentase 77,7%. Hal ini menandakan adanya peningkatan yang terjadi
dari pratindakan ke siklus II.
Berdasarkan hasil tabel 4.5 dapat diuraikan siswa yang memiliki nilai tuntas
dan tidak tuntas. dalam tabel 4.6 berikut ini.
59
Tabel 4.6 Hasil Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 58
Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dengan
Menggunakan Teknik Akrostik (Siklus II)
No.
Nama Siswa
Nilai Akhir
Ketuntasan
Ya Tidak
1. S1 76 √ -
2. S2 88 √ -
3. S3 76 √ -
4. S4 80 √ -
5. S5 80 √ -
6. S6 84 √ -
7. S7 76 √ -
8. S8 88 √ -
9. S9 84 √ -
10. S10 92 √ -
11. S11 76 √ -
12. S12 88 √ -
13. S13 88 √ -
14. S14 80 √ -
15. S15 76 √ -
16. S16 84 √ -
17. S17 80 √ -
18. S18 88 √ -
19. S19 80 √ -
20. S20 76 √ -
21. S21 92 √ -
22. S22 76 √ -
23. S23 88 √ -
24. S24 88 √ -
25 S25 76 √ -
26 S26 80 √ -
27 S27 88 √ -
Jumlah 2228 20 0
Persentase (%) - 100 0
Peningkatan hasil belajar menulis puisi siswa pada silus II semakin terlihat.
Hal ini dapat kita buktikan dari hasil data siklus II yaitu ketuntasan belajar siswa
mencapai 100% dengan kategori ketuntasan sangat baik.
Berikut ini disajikan rekapitulasi hasil belajar menulis puisi siswa pada
pratindakan, siklus I, dan siklus II.
60
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Pada Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II Kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu
No Nama Siswa Pratindakan
Keterangan
Siklus I
Keterangan
Siklus II
Keterangan
T TT T TT T TT
1 S1 28 - √ 56 - √ 76 √ -
2 S2 64 - √ 84 √ 88 √ -
3 S3 36 - √ 64 - √ 76 √ -
4 S4 40 - √ 68 - √ 80 √ -
5 S5 60 - √ 60 - √ 80 √ -
6 S6 32 - √ 60 - √ 84 √ -
7 S7 28 - √ 48 - √ 76 √ -
8 S8 68 - √ 80 √ - 88 √ -
9 S9 76 √ - 76 √ - 84 √ -
10 S10 80 √ - 88 √ - 92 √ -
11 S11 40 - √ 52 - √ 76 √ -
12 S12 56 - √ 80 √ - 88 √ -
13 S13 68 - √ 80 √ - 88 √ -
14 S14 36 - √ 52 - √ 80 √ -
15 S15 44 - √ 64 - √ 76 √ -
16 S16 52 - √ 72 - √ 84 √ -
17 S17 60 - √ 76 √ - 80 √ -
18 S18 76 √ - 84 √ - 88 √ -
19 S19 48 - √ 76 √ - 80 √ -
20 S20 64 - √ 72 - √ 76 √ -
21 S21 88 √ - 88 √ - 92 √ -
22 S22 52 - √ 64 - √ 76 √ -
23 S23 76 √ - 84 √ - 88 √ -
24 S24 76 √ - 80 √ - 88 √ -
25 S25 48 - √ 64 - √ 76 √ -
26 S26 60 - √ 72 - √ 80 √ -
27 S27 80 √ - 84 √ - 88 √ - Jumlah 1536 7 20 1928 13 14 2228 27 0 Rata-rata 56,88 - - 71,4 - - 82,51 - - Persentase (%) - 25 75 - 48 52 - 100 0
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar
menulis puisi siswa pada pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pratindakan nilai
rata-rata menulis puisi siswa 56,88 dengan jumlah siswa tuntas 7 orang atau dengan
persentase 25% dan jumlah siswa yang tidak tuntas 20 orang atau dengan persentase
61
74%. Kemudian setelah dilakukan siklus I nilai rata-rata menulis puisi siswa
menjadi 71,4 dengan jumlah siswa tuntas 13 orang atau dengan persentase 48% dan
jumlah siswa yang tidak tuntas 14 orang atau dengan persentase 51% dan pada
siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 82,51 dengan keseluruhan siswa tuntas atau
dengan persentase 100%.
c) Refleksi
Pelaksanaan tindakan siklus II dalam proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung semakin baik jika dibandingkan dengan tahap pratindakan dan siklus
I. Refleksi siklus II jika dilihat dari pengamatan hasil dan pengamatan proses
mengalami peningkatan. Dari pengamatan proses, siswa menjadi antusias untuk
mengikuti pembelajaran menulis puisi. siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, dan berkurangnya kesulitan dalam menemukan kata-kata dalam
puisi mereka. Perubahan tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknik akrostik
dalam upaya meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa. Hasil yang didapatkan
dari siklus II, baik secara proses maupun hasil, telah menunjukkan peningkatan
yang sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa peneliti menghentikan
tindakan dikarenakan peningkatan yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang
diharapkan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pada penelitian awal hasil belajar menulis puisi siswa sebelum
dikenai tindakan, dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar menulis puisi siswa
pada tahap pratindakan (tabel 4.1 halaman 42).
Dari hasil pratindakan ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar menulis puisi
62
siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dalam
menulis puisi masih dikategorikan kurang. Selain dilihat dari nilai rata-rata menulis
puisi siswa sebelum dikenai tindakan, hasil pengamatan proses juga dapat
disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi siswa ketika melakukan kegiatan
menulis puisi adalah siswa kurang antusias dan kurang berminat dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi.
Melihat kondisi tersebut, hasil belajar menulis puisi dikelas tersebut perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan, salah satu langkah yang dapat diambil oleh guru
adalah pengembangan teknik pembelajaran yang tepat agar apresisasi siswa
meningkat. Dengan adanya pembelajaran menulis puisi siswa dengan
menggunakan teknik akrostik hasil belajar menulis puisi siswa dapat meningkat.
Pada kegiatan menulis puisi siswa yang telah dilaksanakan dalam dua siklus
dapat dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi
pengamatan proses dan hasil. Dalam pengamatan proses menunjukkan suasana
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan siswa lebih antusias dalam
pembelajaran sedangkan dalam pengamatan menunjukkan nilai rata-rata hasil
belajar menulis puisi dari pratindakan, siklus I dan siklus II menjadi meningkat.
Berdasarkan penelitian terhadap hasil belajar menulis puisi siswa dari
pratindakan sampai dengan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar menulis
puisi siswa mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata pada
tahap pratindakan adalah 56,88 dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 7 orang
atau dengan persentase 25% berada pada kategori ketuntasan kurang dalam
ketuntasan belajar. Kemudian pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 71,40
63
dengan jumlah siswa tuntas berjumlah 13 orang atau dengan persentase 48% berada
pada kategori cukup dalam ketuntasan belajar dan nilai rata-rata meningkat lagi
pada siklus II menjadi 82,51 dengan jumlah siswa tuntas semua 27 orang atau
dengan persentase 100% yang berada pada kategori ketuntasan belajar sangat baik.
64
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan teknik akrostik dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan
hasil belajar menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata siswa dalam
pratindakan, siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar pada pratindakan
adalah 56,88 dengan persentase 25% dan siklus I nilai rata- rata siswa meningkat
menjadi 71,40 dengan persentase 48% kemudian pada siklus II juga menunjukkan
peningkatan yang baik yaitu nilai rata-rata menjadi 82,51 atau dengan
persentase 100%. Sebelum diterapkannya teknik akrostik dalam pembelajaran
menulis puisi, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi
dikategorikan kurang. Hal ini dikarenakan tidak adanya teknik yang mampu
meningkatkan hasil belajar dalam menulis puisi. Setelah diterapkannya teknik
akrostik, teknik tersebut mampu memberikan kesenangan siswa dalam proses
menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 58 Salolo Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu. Siswa terlihat aktif dan lebih bersemangat dalam proses
pembelajaran menulis puisi.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tentang penggunaan teknik akrostik
dalam pembelajaran menulis puisi siswa, maka saran untuk penelitian ini adalah
65
sebagai berikut:
1. Bagi guru, yaitu diharapkan mampu menggunakan teknik pembelajaran yang
menarik supaya suasana pembelajaran didalam kelas lebih menyenangkan dan
mampu mengembangkan ide siswa dalam menulis puisi. Salah satu teknik
pembelajaran yang menarik adalah teknik akrostik.
2. Bagi siswa, yaitu hasil belajar menulis puisi yang sudah baik harus
dipertahankan dan ditingkatkan terus menerus serta senantiasa mengembangkan
motivasinya dalam belajar menulis puisi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, yaitu diharapkan untuk mengkaji lebih banyak
sumber dan referensi yang terkait dengan penerapan teknik aksrostik dalam
meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa agar hasil penelitiannya lebih baik
dan lebih lengkap lagi.
4. Bagi sekolah, yaitu mengupayakan adanya kegiatan ekstrakulikuler mengenai
puisi atau menciptakan lingkungan belajar yang nyaman demi menunjang proses
belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena
dengan adanya kegiatan tersebut maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga hasil belajar menulis puisi siswa dapat terus meningkat dan pengupayaan
perataan K13 diseluruh kelas.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Nurul Khairani. 2018. Pemanfaatan Teknik Akrostik untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP, 40-84. (Online ) http://media.neliti.com?media/publications/256808-pemanfaatan-
teknikakrostik-untuk-mening-de1c86a5.pdf (diakses 28 Januari 2020)
Ade, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Afnan, Dinata. 2011. Menulis Puisi Itu Indah. Yogjakarta: Analisia
Aftaruddin, Pesu. 2004. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi. 2001a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi dkk. 2019c. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Azis, Sulihin. 2015. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi untuk Menggunakan
Teknik Akrostik pada Peserta Didik Kelas VII B SMP Negeri 1
Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, 68-
81. (Online) https://media.neliti.com/m3edia/publications/283624-peningkatan-
kemampuan-menulis-puisi-deng-dcb28692.pdf (diakses 28 Januari 2020)
BNSP, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) Pemerintah Nomor
22 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Diana, Ina dan Nasihuddin. 2018. Penerapan Teknik Akrostik Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Puisi Madrasah Ibtidaiyah, 20-29. (Online) http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/alaulad/.article/download/3521/213
9 (diakses 28 Januari 2020)
Dibia, I Ketut. 2018. Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Dibia, I Ketut & I Putu Mas Dewantara. 2018. Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Depok: PT Rajagrafindo Persada
67
Doyin, Mukh. 2009. Bahasa Indonesia. Semarang. Universitas Negeri Semarang
Ehrick, Efriyanti. 2014. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas V SD
Negeri 231 Padang Assompereng Kecamatan Ponrang Kabupaten
Luwu” (Skripsi) Universitas Cokroaminoto Palopo
Fleisher, Paul. 2013. Nutrisi Otak 100+ Permainan yang Mengajarkan Anak-anak
Berfikir. Jakarta: PT. Indeks.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya
Jaborohim, dkk. 2009. Cara Menulis Kreatif Puisi. Jakarta: Erlangga
Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Sabda Media
Magee, W. 2008. Asyiknya Menulis Puisi Wujudkan Ide-ide Cemerlangmu. Solo:
Tiga Serangkai
Nurgiantoro, Burhan. 2009a. Penilaian Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:BPEF.
Cahyani
Nurgiantoro, Burhan. 2012b. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Nurudin. 2010. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press
Nur, D. 2010. Pengertian, Pelaksanaan, dan Manfaat Teknik Akrostik.
http://dewi-nur.blogspot.co.id/2010/12/pengertian-pelaksaan-dan-
manfaat.html,5.
Pratiwi, Nisrina. 2010. Mengenal Puisi Lebih Dekat. Jakarta Timur: PT Multazam
Mulia Utama
Putri, Dwi Ratna. 2012. Pintar Pantun dan Puisi (Peribahasa dan Kata-kata
Mutiara). Surabaya: Palito Media
Ridwan dan Alasruddin 2008. “Membangun Budaya Menulis Puisi bagi Siswa
SMA Melalui Model Pembelajaran Akrostik.” Makalah. Makassar:
PPS UNM.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanikus (Anggota Ikapi)
68
Salam. 2009. Apresiasi Seni “Makalah Mata Kuliah Apresiasi”. Semarang: FPBS
UNNES.
Sudibyo, Arief. 2010. Teknik Menulis Puisi Akrostik. (Online).
http://republikpuisi-reeve.blogspot.com. (Diakses 06 Februari 2020)
Sugiono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Taniredja, Tukiran dkk. 2017. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar
Taoziri, A. 2013. Penggunaan Teknik Akrostik Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi Bebas Kelas VIII C SMP Pasundan 4. Bandung. Tidak
Diterbitkan.
http://ejournal.upi.edu/index.php/PSPBSI/article/download/413/292,3
Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Jogjakarta:
Saufa
Yuliantoro, Agus (Ed) 2018. Pengantar Apresiasi Puisi. Yogyakarta: CV Andi
Offset
Zulela (Ed). 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah
Dasar. Bandung: PT Remaja Ro
69
70
INSTRUMEN PENILAIAN MENULIS PUISI
No Aspek Skor Kategori Keterangan
1. Diksi
5 Sangat
Baik Sangat mampu memilih kata-kata yang tepat
4 Baik Mampu memilih kata-kata yang tepat
3 Cukup Cukup mampu memilih kata-kata yang tepat
2 Kurang Kurang mampu memilih kata-kata yang tepat
1 Sangat
Kurang Sangat kurang mampu memilih kata-kata yang tepat
2. Imaji
5 Sangat
Baik Sangat mampu menggunakan citraan dengan baik
4 Baik Mampu menggunakan citraan dengan baik
3 Cukup Cukup mampu menggunakan citraan dengan baik
2 Kurang Kurang mampu menggunakan citraan dengan baik
1 Sangat
Kurang Sangat kurang mampu menggunakan citraan dengan baik
3. Gaya Bahasa
5 Sangat
Baik Sangat mampu menggunakan bahasa kias dengan baik
4 Baik Mampu menggunakan bahasa kias dengan baik
3 Cukup Cukup mampu menggunakan bahasa kias dengan baik
2 Kurang Kurang mampu menggunakan bahasa kias dengan baik
1 Sangat
Kurang Sangat kurang mampu menggunakan bahasa kias dengan baik
4. Sajak (Rima atau
Irama)
5 Sangat
Baik
Sangat mampu menimbulkan sajak yang merdu melalui kata-
kata yang digunakan
4 Baik Mampu menimbulkan sajak yang merdu melalui kata-kata yang
digunakan
3 Cukup Cukup mampu menimbulkan sajak yang merdu melalui kata-
kata yang digunakan
2 Kurang Kurang mampu menimbulkan sajak yang merdu melalui kata-
kata yang digunakan
1 Sangat
Kurang
Sangat kurang mampu menimbulkan sajak yang merdu melalui
kata-kata yang digunakan
5. Amanat
5 Sangat
Baik Sangat mampu menyampaikan pesan atau nasehat dengan baik
4 Baik Mampu menyampaikan pesan atau nasehat dengan baik
3 Cukup Cukup mampu menyampaikan pesan atau nasehat dengan baik
2 Kurang Kurang mampu menyampaikan pesan atau nasehat dengan baik
1 Sangat
Kurang
Sangat kurang mampu menyampaikan pesan atau nasehat
dengan baik
71
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DI DALAM KELAS
(PRATINDAKAN)
No Nama Siswa
Aspek yang diamati
Keaktifan
Perhatian dan
Konsentrasi
Siswa
Minat Siswa
dalam
Pembelajaran
Keseriusan Siswa
dalam Kegiatan
Menulis Puisi
1 Ajeng Safitri
2 Akmal √ √
3 Alfianzah
4 Almira Fauziyah
5 Alya Humairoh √ √ √
6 Anwar Ibrahim √
7 Apri
8 Aqifah Naila L. √ √ √
9 Arham Saputra √ √
10 Arman √ √ √
11 Divha Azzahra
12 Dwi Saputra
13 Fatah Purnama
14 Muh. Asyraf M.
15 Muh. Athafariz S. √ √ √
16 Muh. Fauzan √ √ √
17 Muh. Iqra
18 Muh. Nuralamsyah √ √
19 Muh. Suryansyah
20 Nurazizah
21 Nurainun √ √ √ √
22 Nuraisyah
23 Nurul Amila √ √ √ √
24 Raidan √ √ √ √
25 Rizal Alamsyah
26 Siti Fahyumi
27 Zahra Zakira A. √ √ √ √
Jumlah 12 9 7 10
Persentase (%) 45 34 26 37
72
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DI DALAM KELAS
(SIKLUS I)
No Nama Siswa
Aspek yang diamati
Keaktifan
Perhatian dan
Konsentrasi
Siswa
Minat Siswa
dalam
Pembelajaran
Keseriusan Siswa
dalam Kegiatan
Menulis Puisi
1 Ajeng Safitri √ √
2 Akmal √ √ √
3 Alfianzah √
4 Almira Fauziyah √
5 Alya Humairoh √ √
6 Anwar Ibrahim √ √
7 Apri √ √
8 Aqifah Naila L. √ √ √ √
9 Arham Saputra √ √
10 Arman √ √ √
11 Divha Azzahra √
12 Dwi Saputra √ √
13 Fatah Purnama √ √
14 Muh. Asyraf M.
15 Muh. Athafariz S. √ √ √
16 Muh. Fauzan √ √ √ √
17 Muh. Iqra √
18 Muh. Nuralamsyah √ √ √
19 Muh. Suryansyah √ √
20 Nurazizah √ √
21 Nurainun √ √ √ √
22 Nuraisyah
23 Nurul Amila √ √ √ √
24 Raidan √ √ √ √
25 Rizal Alamsyah
26 Siti Fahyumi √ √
27 Zahra Zakira A. √ √ √ √
Jumlah 19 14 12 15
Persentase (%) 71 52 45 56
73
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DI DALAM KELAS
(SIKLUS II)
No Nama Siswa
Aspek yang diamati
Keaktifan
Perhatian dan
Konsentrasi
Siswa
Minat Siswa
dalam
Pembelajaran
Keseriusan Siswa
dalam Kegiatan
Menulis Puisi
1 Ajeng Safitri √ √ √
2 Akmal √ √ √
3 Alfianzah √ √
4 Almira Fauziyah √ √ √ √
5 Alya Humairoh √ √ √
6 Anwar Ibrahim √ √ √
7 Apri √ √
8 Aqifah Naila L. √ √ √ √
9 Arham Saputra √ √
10 Arman √ √ √ √
11 Divha Azzahra √ √
12 Dwi Saputra √ √ √ √
13 Fatah Purnama √ √ √
14 Muh. Asyraf M. √ √
15 Muh. Athafariz S. √ √ √ √
16 Muh. Fauzan √ √ √ √
17 Muh. Iqra √ √ √
18 Muh. Nuralamsyah √ √ √
19 Muh. Suryansyah √ √ √ √
20 Nurazizah √ √ √
21 Nurainun √ √ √ √
22 Nuraisyah √
23 Nurul Amila √ √ √ √
24 Raidan √ √ √ √
25 Rizal Alamsyah √ √ √
26 Siti Fahyumi √ √
27 Zahra Zakira A. √ √ √ √
Jumlah 24 19 22 20
Persentase (%) 89 71 82 74
74
HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA TIAP ASPEK
(PRATINDAKAN)
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Akumulasi
Aspek Jumlah
Diksi Imaji Gaya
Bahasa
Sajak
(rima atau
irama)
Amanat
1 Ajeng Safitri 1 1 2 1 2 7 28
2 Akmal 3 3 3 3 4 16 64
3 Alfianzah 1 3 1 2 2 9 36
4 Almira Fauziyah 2 1 2 3 2 10 40
5 Alya Humairoh 3 3 2 4 3 15 60
6 Anwar Ibrahim 1 2 2 1 2 8 32
7 Apri 1 2 2 1 1 7 28
8 Aqifah Naila L. 3 4 3 4 3 17 68
9 Arham Saputra 5 3 4 5 2 19 76
10 Arman 5 3 4 5 3 20 80
11 Divha Azzahra 1 2 2 3 2 10 40
12 Dwi Saputra 2 3 3 4 2 14 56
13 Fatah Purnama 4 3 4 4 2 17 68
14 Muh. Asyraf M. 1 1 3 2 2 9 36
15 Muh. Athafariz S. 2 2 3 3 1 11 44
16 Muh. Fauzan 3 3 2 2 3 13 52
17 Muh. Iqra 4 2 4 3 2 15 60
18 Muh. Nuralamsyah 3 3 5 5 3 19 76
19 Muh. Suryansyah 2 2 4 2 2 12 48
20 Nur Azizah 3 4 3 4 2 16 64
21 Nurainun 5 4 5 5 3 22 88
22 Nuraisyah 4 3 2 2 2 13 52
23 Nurul Amila 5 4 4 4 2 19 76
24 Raidan 4 4 4 3 4 19 76
25 Rizal Alamsyah 4 2 2 2 2 12 48
26 Siti Fahyumi 2 3 3 4 3 15 60
27 Zahra Zakira Ashar 3 4 5 4 4 20 80
Jumlah 77 74 83 85 65 384 1536
Rata-rata 2,85 2,74 3,07 3,15 2,41 14,22 56,88
Persentase (%) 57 54,8 61,4 62,9 48,1 57 -
75
HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA TIAP ASPEK (SIKLUS I)
No Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Akumulasi
Aspek Diksi Imaji
Gaya
Bahasa
Sajak
Amanat (rima atau
irama)
1 Ajeng Safitri 3 4 2 2 3 14
2 Akmal 5 4 4 4 4 21
3 Alfianzah 4 3 3 4 2 16
4 Almirah Fauziyah 4 3 3 3 4 17
5 Alya Humairoh 3 3 2 4 3 15
6 Anwar Ibrahim 3 4 4 2 2 15
7 Apri 3 3 1 3 2 12
8 Aqifah Naila L. 5 3 4 5 3 20
9 Arham Saputra 5 3 4 5 2 19
10 Arman 5 4 5 5 3 22
11 Divha Azzahra 3 2 2 4 2 13
12 Dwi Saputra 4 4 5 4 3 20
13 Fatah Purnama 4 4 5 4 3 20
14 Muh. Asyraaf M. 3 2 3 3 2 13
15 Muh. Athafaris S. 4 3 3 4 2 16
16 Muh. Fauzan 4 4 3 4 3 18
17 Muh. Iqra 3 4 5 3 4 19
18 Muh. Nuralamsah 4 4 5 5 3 21
19 Muh. Suryansah 3 4 5 4 3 19
20 Nur Azizah 4 4 4 4 2 18
21 Nurainun 4 4 5 5 4 22
22 Nuraisyah 4 3 2 4 3 16
23 Nurul Amila 5 4 4 4 4 21
24 Raidan 4 4 5 3 4 20
25 Rizal Alamsyah 5 3 3 2 3 16
26 Siti Fahyumi 4 3 4 4 3 18
27 Zahra Zakira A. 4 3 5 5 4 21
Jumlah 106 93 100 103 80 482
Rata-rata 3,92 3,44 3,7 3,81 2,96 17,85
Persentase % 78,5 68,8 74 76,2 59,2 72
76
HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA TIAP ASPEK (SIKLUS II)
No Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Akumulasi
Aspek Diksi Imaji Gaya
Bahasa
Sajak (rima
atau irama) Amanat
1 Ajeng Safitri 4 4 3 4 4 19
2 Akmal 5 4 5 4 4 22
3 Alfianzah 4 4 3 4 4 19
4 Almira Fauziyah 5 4 4 4 3 20
5 Alya Humairoh 5 3 4 4 4 20
6 Anwar Ibrahim 4 5 5 4 4 21
7 Apri 3 3 5 4 4 19
8 Aqifah Naila L. 5 4 4 5 4 22
9 Arham Saputra 5 4 5 4 3 21
10 Arman 5 5 4 5 4 23
11 Divha Azzahra 5 3 4 3 4 19
12 Dwi Saputra 4 4 5 4 5 22
13 Fatah Purnama 5 5 4 4 4 22
14 Muh. Asyraf M. 4 5 3 4 4 20
15 Muh. Athafariz S. 3 4 3 4 5 19
16 Muh. Fauzan 5 4 4 4 4 21
17 Muh. Iqra 4 4 4 4 4 20
18 Muh. Nuralamsyah 5 4 5 5 3 22
19 Muh. Suryansyah 4 5 3 4 4 20
20 Nurazizah 5 4 3 4 3 19
21 Nurainun 5 4 4 5 5 23
22 Nuraisyah 4 4 4 4 3 19
23 Nurul Amila 5 4 5 4 4 22
24 Raidan 5 4 5 3 4 22
25 Rizal Alamsyah 4 4 4 4 3 19
26 Siti Fahyumi 4 4 4 4 4 20
27 Zahra Zakira A. 5 4 5 4 4 22
Jumlah 121 110 111 110 105 557
Rata-rata 4,48 4,07 4,11 4,07 3,88 20,62
Persentase (%) 89,6 81,4 82,2 81,4 77,7 83
77
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA
(PRATINDAKAN)
No.
Nama Siswa
Nilai Hasil
Ketuntasan
Ya Tidak
1. Ajeng Safitri 28 - √
2. Akmal 64 - √
3. Alfianzah 36 - √
4. Almira Fauziyah 40 - √
5. Alya Humairoh 60 - √
6. Anwar Ibrahim 32 - √
7. Apri 28 - √
8. Aqifah Naila L. 68 - √
9. Arham Saputra 76 √ -
10. Arman 80 √ -
11. Divha Azzahra 40 - √
12. Dwi Saputra 56 - √
13. Fatah Purnama 68 - √
14. Muh. Asyraaf M. 36 - √
15. Muh. Athafariz 44 - √
16. Muh. Fauzan 52 - √
17. Muh. Iqra 60 - √
18. Muh. Nuralamsyah 76 √ -
19. Muh. Suryansah 48 - √
20. Nur Azizah 64 - √
21. Nurainun 88 √ -
22. Nuraisyah 52 - √
23. Nurul Amila 76 √ -
24. Raidan 76 √ -
25 Rizal Alamsyah 48 - √
26 Siti Fahyumi 60 - √
27 Zahra Zakira Ashar 80 √ -
Jumlah 1536 7 20
Persentase (%) - 25 75
78
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA (SIKLUS I)
No.
Nama Siswa
Nilai Hasil
Ketuntasan
Ya Tidak
1. Ajeng Safitri 56 √
2. Akmal 84 √
3. Alfianzah 64 √
4. Almira Fauziyah 68 √
5. Alya Humairoh 60 √
6. Anwar Ibrahim 60 √
7. Apri 48 √
8. Aqifah Naila L. 80 √
9. Arham Saputra 76 √
10. Arman 88 √
11. Divha Azzahra 52 √
12. Dwi Saputra 80 √
13. Fatah Purnama 80 √
14. Muh. Asyraaf M. 52 √
15. Muh. Athafariz 64 √
16. Muh. Fauzan 72 √
17. Muh. Iqra 76 √
18. Muh. Nuralamsyah 84 √
19. Muh. Suryansah 76 √
20. Nur Azizah 72 √
21. Nurainun 88 √
22. Nuraisyah 64 √
23. Nurul Amila 84 √
24. Raidan 80 √
25 Rizal Alamsyah 64 √
26 Siti Fahyumi 72 √
27 Zahra Zakira Ashar 84 √
Jumlah 1928 13 14
Persentase (%) - 48 52
79
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA (SIKLUS II)
No.
Nama Siswa
Nilai Hasil
Ketuntasan
Ya Tidak
1. Ajeng Safitri 76 √ -
2. Akmal 88 √ -
3. Alfianzah 76 √ -
4. Almira Fauziyah 80 √ -
5. Alya Humairoh 80 √ -
6. Anwar Ibrahim 84 √ -
7. Apri 76 √ -
8. Aqifah Naila L. 88 √ -
9. Arham Saputra 84 √ -
10. Arman 92 √ -
11. Divha Azzahra 76 √ -
12. Dwi Saputra 88 √ -
13. Fatah Purnama 88 √ -
14. Muh. Asyraaf M. 80 √ -
15. Muh. Athafariz 76 √ -
16. Muh. Fauzan 84 √ -
17. Muh. Iqra 80 √ -
18. Muh. Nuralamsyah 88 √ -
19. Muh. Suryansah 80 √ -
20. Nur Azizah 76 √ -
21. Nurainun 92 √ -
22. Nuraisyah 76 √ -
23. Nurul Amila 88 √ -
24. Raidan 88 √ -
25 Rizal Alamsyah 76 √ -
26 Siti Fahyumi 80 √ -
27 Zahra Zakira Ashar 88 √ -
Jumlah 2228 20 0
Persentase (%) - 20 0
80
REKAPITULASI HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA PADA
PRATINDAKAN, SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Nama Siswa Pratindakan
Keterangan
Siklus
I
Keterangan
Siklus II
Keterangan
T TT T TT T TT
1 S1 28 - √ 56 - √ 76 √ -
2 S2 64 - √ 84 √ 88 √ -
3 S3 36 - √ 64 - √ 76 √ -
4 S4 40 - √ 68 - √ 80 √ -
5 S5 60 - √ 60 - √ 80 √ -
6 S6 32 - √ 60 - √ 84 √ -
7 S7 28 - √ 48 - √ 76 √ -
8 S8 68 - √ 80 √ - 88 √ -
9 S9 76 √ - 76 √ - 84 √ -
10 S10 80 √ - 88 √ - 92 √ -
11 S11 40 - √ 52 - √ 76 √ -
12 S12 56 - √ 80 √ - 88 √ -
13 S13 68 - √ 80 √ - 88 √ -
14 S14 36 - √ 52 - √ 80 √ -
15 S15 44 - √ 64 - √ 76 √ -
16 S16 52 - √ 72 - √ 84 √ -
17 S17 60 - √ 76 √ - 80 √ -
18 S18 76 √ - 84 √ - 88 √ -
19 S19 48 - √ 76 √ - 80 √ -
20 S20 64 - √ 72 - √ 76 √ -
21 S21 88 √ - 88 √ - 92 √ -
22 S22 52 - √ 64 - √ 76 √ -
23 S23 76 √ - 84 √ - 88 √ -
24 S24 76 √ - 80 √ - 88 √ -
25 S25 48 - √ 64 - √ 76 √ -
26 S26 60 - √ 72 - √ 80 √ -
27 S27 80 √ - 84 √ - 88 √ - Jumlah 1536 7 20 1928 13 14 2228 27 0 Rata-rata 56,88 - - 71,4 - - 82,51 - - Persentase (%) - 25 75 - 48 52 - 100 0
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
Satuan Pendidikan : SDN 58 SALOLO
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
C. INDIKATOR
a. Kognitif
• Produk
1. Menentukan tema puisi yang menarik.
2. Menulis puisi dengan nama sendiri dengan tema lingkungan
• Proses
1. Menjelaskan apa yang dimaksud puisi akrostik beserta contohnya
2. Menjelaskan langkah-langkah penulisan puisi dengan menggunakan teknik
akrostik.
b. Psikomotorik
1. Menyusun kata-kata puisi berdasarkan nama sendiri.
2. Menulis puisi dengan teknik akrostik.
c. Afektif
• Karakter
1. Mengembangkan sikap menunggu giliran dalam tanya jawab.
2. Mengembangkan dan menyampaikan pertanyaan dengan bahasa yang baik
dan beretika.
3. Mengembangkan sikap mendengarkan dan menghargai hasil karya orang lain.
• Keterampilan
1. Bekerja keras dalam menghasilkan puisi yang terbaik.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Kognitif
• Produk
1. Melalui tanya jawab siswa dapat menentukan tema puisi yang menarik.
2. Melalui penjelasan singkat dari guru siswa dapat membuat puisi dengan tema
lingkungan.
• Proses
1. Melalui penjelasan singkat dari guru siswa dapat mengerti pengertian dari
puisi akrostik.
2. Melalui penjelasan singkat dari guru siswa dapat mengetahui langkah-
langkah penulisan puisi dengan menggunakan teknik akrostik.
b. Psikomotorik
1. Melalui latihan siswa dapat menyusun kata-kata puisi berdasarkan nama atau
benda disekelilingnya.
2. Melalui latihan siswa dapat menulis puisi dengan metode akrostik
c. Afektif
• Karakter
1. Melalui tanya jawab siswa dapat mengembangkan sikap menunggu giliran
2. Melalui diskusi atau tanya jawab siswa dapat mengembangkan dan
menyampaikan pertanyaan dengan bahasa yang baik dan beretika.
3. Melalui diskusi atau tanya jawab siswa dapat mengembangkan sikap
mendengarkan dan menghargai hasil karya orang lain.
• Keterampilan
1. Melalui diskusi atau jawab siswa dapat bekerja keras dalam menghasilkan
puisi yang terbaik.
E. MATERI AJAR
1. Puisi dan Akrostik
F. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Metode : ceramah, tanya jawab, pengamatan, latihan, penugasan
2. Metode khusus: teknik akrostik dalam menulis puisi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan
• Guru memasuki ruang kelas dengan
mengucapkan salam kemudian siswa
menjawab salam.
• Guru meminta ketua kelas untuk memimpin
doa, seluruh siswa berdoa dengan khidmat.
• Guru mengabsen kehadiran siswa.
• Guru melakukan apersepsi.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
• Guru menulis pokok materi di papan tulis
• Guru menggali pengetahuan siswa tentang
puisi
• Guru memberikan pemahaman tentang
akrostik dan contoh puisi akrostik.
• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang menulis puisi menggunakan teknik
akrostik.
• Guru membagikan lembar tes menulis puisi
• Guru membimbing siswa menulis puisi
akrostik menggunakan nama mereka dengan
tema lingkungan yang ada disekitar halaman
sekolah. Misalnya taman, kantin,
perpustakaan, dan sebagainya.
• Guru mengawasi jalannya pembelajaran
• Siswa membuat larik-larik puisi yang
mengandung diksi, imajinasi, gaya Bahasa,
sajak, dan amanat.
• Guru memberikan waktu siswa untuk merevisi
hasil menulis puisinya.
• Siswa membacakan puisinya dan
mengumpulkannya di guru
Kegiatan
Penutup
• Merefleksi kegiatan belajar bersama siswa
• Guru dan siswa menyimpulkan materi
• Guru menutup pembelajaran
H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Lingkungan Sekolah
2. Sumber : Buku Cetak Bahasa Indonesia Kelas V SD dan Rujukan Internet
(https://ruangsekolah.net/cara-mudah-memperlajari-puisi-akrostik-beserta-
contohnya-141)
I. PENILAIAN
1. Prosedur penilaian : tes hasil belajar
2. Jenis penilaian : puisi
3. Bentuk penilaian : tertulis
4. Alat penilaian : Instrumen penilaian puisi dan LKS
Luwu, 05 Agustus 2020
Mahasiswa
Novita Sari Arifin
MATERI AJAR
A. Puisi
1. Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani pocima
“membuat” atau poesis “pembuatan” dan dalam Bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yakni mungkin berisi pesan,
atau gambaran suasana-suasana tertentu baik fisik maupun batiniah
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang diwujudkan dengan
kata-kata indah dan bermakna dalam. Dibandingkan karya-karya sastra yang lain,
puisi termasuk dalam kategori karya sastra paling tua. Sebab kemunculannya sudah
lebih dulu daripada karya-karya sastra yang lain, seperti cerpen, dongeng, novel,
hikayat, dan sebagainya. Oleh karena itu, tidak heran apabila puisi juga banyak
melahirkan sastrawan-sastrawan terkemuka, seperti Chairil Anwar, Sutadji
Calzoum Bachri, W.S Rendra, Ajib Rosidi, dan sebagainya.
2. Jenis-jenis Puisi
Jenis-jenis puisi terbagi atas 2 yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama
adalah jenis puisi yang terikat oleh aturan-aturan, diantaranya jumlah kata dalam
satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata dalam
setiap baris, dan irama. Puisi lama terbagi menjadi tujuh macam yaitu sa) Mantra,
b) Pantun, c) Karmina d) Gurindam, e) Syair, f) Seloka, dan g) Talibun,.
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang
umum berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur untuk puisi baru lebih bebas, baik
dalam segi suku kata, jumlah baris maupun rimanya. Puisi baru ini terbagi menjadi
tujuh macam, yakni ode, epigram, romance, elegi, satire, himne, dan balada.
3. Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur puisi terbagi atas unsur lahiriah (struktur fisik puisi) dan unsur
batiniah (struktur batin). Unsur lahiriah yaitu diantaranya; rima atau irama,
imajinary, diksi, kata konkret, gaya bahasa, dan tipografi. Sedangkan unsur batiniah
yaitu diantaranya; tema atau makna, rasa, nada, dan amanat.
Hal senada juga dijelaskan bahwa unsur puisi terbagi atas dua yaitu unsur
instrinsik dan unsur ekstrinsik.
1) unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat didalam karya sastra. Adapun
unsur intrinsik antara lain yaitu:
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara,
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca,
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi,
d. ritme adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur,
e. diksi adalah pilihan kata/ungkapan,
f. metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh
persamaan jumlah suku kata tiap baris,
g. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun
maksimalisasi ekspresi,
h. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi,
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi;
2) unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur dari luar karya sastra yang mempengaruhi
isi karya. Contoh unsur ekstrinsik adalah psikologi, sosial, agama, sejarah, filsafat,
ideologi, politik, dan sebagaimana.
4. Langkah-langkah Menulis Puisi
Adapun Langkah-langkah menulis puisi yaitu:
a. Pilihlah tema yang menarik.
b. Carilah sumber tema yang sesuai dengan pilihan.
c. Cermati objek kemudian datalah objek-objek yang dijadikan bahan penulisan
puisi.
d. Diskripsikan objek-objek yang diamati menjadi larik-larik puisi yang sesuai
bentuknya.
e. Gunakan diksi atau pilihan kata, rima, majas yang tepat.
f. Tulislah puisi secara runtut.
g. Suntinglah puisi yang kamu tulis agar menjadi lebih sempurna.
B. Akrostik
1. Pengertian Akrostik
Akrostik berasal dari bahasa Perancis “acrostiche” dan Yunani “akrostichsi”
yang artinya sebuah sajak yang menempati huruf awal pada setiap barisnya,
menyusun sebuah atau beberapa kata. Kata Akrostik ialah puisi yang huruf awal
pada setiap barisnya membentuk sebuah kata ketika dibaca secara vertikal.
2. Puisi Akrostik
Puisi Akrostik adalah sajak atau puisi yang huruf awal dari setiap baris
menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah. Puisi
Akrostik biasanya membicarakan apa yang menjadi susunan huruf yang
membentuk sebuah kalimat di awal baris. Yang paling penting dalam membuat
Puisi Akrostik adalah mengait-ngaitkan huruf awal dengan gagasan yang akan kita
kemukakan. Puisi ini bisa kita gunakan sebagai latihan menulis puisi sambil belajar
memilih diksi yang tepat untuk menyampaikan pesan.
Huruf dan kata berbeda. Jika huruf seperti A, B, C, D, E, ... sementara kata
adalah kumpulan dari beberapa huruf, seperti aku, kamu, anda dan sebagainya.
Biasanya yang sering ditemukan, puisi akrostik dibuat hanya untuk namanya
sendiri. Berikut ini contoh puisi akrostik sebagai berikut:
Laila
Lama kita tak bertemu
Asaku semakin membara
Isakan tangis setiap malam
Luangkan kerinduan bercucuran
Abdi dibelenggu rasa sayang.
Adapun kegiatan menulis puisi dengan metode akrostik dapat dilakukan
dengan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a. Menentukan judul puisi
b. Mengurutkan judul puisi secara vertikal
c. Menulis diksi kedalam huruf-huruf yang telah disusun secara vertikal
d. Tahap penyuntingan
Adapun manfaat dari teknik akrostik yaitu sebagai berikut: 1) Mengarahkan
siswa dalam menemukan ide dari sesuatu yang dikenal dan berada disekitarnya, 2)
Membantu siswa dalam memperkaya pembendaharaan kosakata, 3) Membantu
siswa menemukan kata pertama dalam puisinya, 4) Membimbing siswa melakukan
tahap-tahap menulis puisi, 5) Dapat membantu siswa mengingat informasi lebih
cepat dan mempertahankan lebih lama.
Bertitik tolak pada teori tersebut, maka guru dapat mengkombinasikan
beberapa model pembelajaran dengan teknik akrostik agar pembelajaran puisi
menggunakan metode akrostik dapat meningkatkan keterampilan siswa-siswi untuk
memperbanyak pembendaharaan kata, mengasah keindahan dalam merangkai kata
pada sebuah bait, dan mengetahui makna yang akan disampaikan pembacanya.
Serta agar pembelajaran dapat terlihat lebih menarik untuk diikuti oleh siswa.
3. Tahap-tahap Pembelajaran Puisi dengan Metode Akrostik
Penerapan metode akrostik dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
dilakukan dengan beberapa tahap. Pada setiap tahap guru akan membimbing dan
mengarahkan siswa dalam menulis puisi. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Penggalian ide, yaitu tahap yang berupa kegiatan pengumpulan data dan
informasi yang akan dijadikan bahan dan ide yang akan ditulis. Prapenulisan atau
pramenulis adalah tahap persiapan. Tahap ini sangat penting dan menentukan
tahap-tahap selanjutnya. Tahap ini biasanya sangat menyita waktu. Hal-hal yang
dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan ide dan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan ide tersebut.
2. Penentuan ide, yaitu setelah melakukan pertimbangan dengan matang yakni
maksud puisi, pembaca dan kemenarikan idenya.
3. Penulisan puisi, yaitu ide yang sudah matang dilakukan penulisan puisi sesuai
dengan metode yang digunakan.
4. Penyajian, yaitu puisi yang telah ditulis dilakukan penyajian yang berupa
pembacaan dan publikasi apresiasi dari pihak pembaca
Adapun cara mengenai pelaksanaan teknik akrostik adalah sebagai berikut:
e. Guru menyampaikan materi, yaitu sebelum dilakukan teknik akrostik ini,
terlebih dahulu guru menerangkan materi-materi secara keseluruhan yang
diajarkan kepada peserta didik dikelas. Kemudian pada saat pengenalan
kosakata-kosakata baru, guru memberikan penejelasan tentang teknik akrostik
untuk mempermudah siswa menulis puisi yang diajarkan tersebut.
f. Guru menjelaskan bahwa teknik akrostik yang dimaksud adalah sebuah teknik
menulis puisi dengan cara mengambil huruf depan, tengah, atau akhir dalam
sebuah kata yang disusun secara vertikal dan dijadikan sebuah puisi. Namun
biasanya untuk mempermudah yaitu dengan mengambil huruf depan.
g. Menyusun menjadi puisi akrostik, yaitu untuk mempermudah dalam menyusun
puisi dan menambha keindahan puisi. Teknik akrostik dilakukan dengan cara
mengambil huruf awal, tengah atau akhir sebuah kata kemudian dikembangkan
menjadi susunan kalimat dalam puisi.
h. Evaluasi, yaitu setelah guru selesai mengajarkan materinya ajarnya, pada tahap
evaluasi ini guru memberikan sebuah soal atau tes menulis puisi pada materi hal
tersebut. Soal atau tes tersebut juga bertujuan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh teknik akrostik dalam pembelajaran menulis puisi siswa
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menulis Puisi
Tema : Lingkungan
Nama Siswa :
Kerjakanlah!
1. Tulislah namamu masing-masing secara vertikal dengan mengisi kotak-
kotak dibawah ini (kotak dapat ditambah atau dikurangi sesuai nama) dan
dapat disingkat apabila nama terlalu panjang minimal 4 kotak!
Tema Lingkungan
2. Buatlah baris-baris puisi yang menggunakan huruf awal nama yang telah
kamu tulis dengan menggambarkan diksi yang tepat, pengimajian, gaya
bahasa, sajak dan amanat sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)
Satuan Pendidikan : SDN 58 SALOLO
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
J. INDIKATOR
d. Kognitif
• Produk
3. Menentukan tema puisi yang menarik.
4. Menulis puisi dengan nama sendiri menggunakan tema keluarga
• Proses
3. Menjelaskan apa yang dimaksud puisi akrostik beserta contohnya
4. Menjelaskan langkah-langkah penulisan puisi dengan menggunakan teknik
akrostik.
e. Psikomotorik
3. Menyusun kata-kata puisi berdasarkan nama sendiri.
4. Menulis puisi dengan teknik akrostik.
5. Menulis larik-larik puisi dengan penggunaan diksi, pengimajian, sajak, gaya
bahasa dan amanat.
f. Afektif
• Karakter
4. Mengembangkan sikap menunggu giliran dalam tanya jawab.
5. Mengembangkan dan menyampaikan pertanyaan dengan bahasa yang baik
dan beretika.
6. Mengembangkan sikap mendengarkan dan menghargai hasil karya orang lain.
• Keterampilan
2. Bekerja keras dalam menghasilkan puisi yang terbaik.
K. TUJUAN PEMBELAJARAN
d. Kognitif
• Produk
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menentukan tema puisi yang menarik.
4. Melalui penjelasan singkat dari guru siswa dapat membuat puisi dengan tema
keluarga.
• Proses
3. Melalui penjelasan singkat dari guru siswa dapat mengerti pengertian dari
puisi akrostik.
4. Melalui penjelasan singkat dari guru siswa dapat mengetahui langkah-
langkah penulisan puisi dengan menggunakan teknik akrostik.
e. Psikomotorik
3. Melalui latihan siswa dapat menyusun kata-kata puisi berdasarkan nama atau
benda disekelilingnya.
4. Melalui latihan siswa dapat menulis puisi dengan metode akrostik
f. Afektif
• Karakter
4. Melalui tanya jawab siswa dapat mengembangkan sikap menunggu giliran
5. Melalui diskusi atau tanya jawab siswa dapat mengembangkan dan
menyampaikan pertanyaan dengan bahasa yang baik dan beretika.
6. Melalui diskusi atau tanya jawab siswa dapat mengembangkan sikap
mendengarkan dan menghargai hasil karya orang lain.
• Keterampilan
2. Melalui diskusi atau jawab siswa dapat bekerja keras dalam menghasilkan
puisi yang terbaik.
L. MATERI AJAR
2. Puisi dan Akrostik
M. STRATEGI PEMBELAJARAN
3. Metode : ceramah, tanya jawab, pengamatan, latihan, penugasan
4. Metode khusus: teknik akrostik dalam menulis puisi
N. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan
• Guru memasuki ruang kelas dengan
mengucapkan salam kemudian siswa
menjawab salam.
• Guru meminta ketua kelas untuk memimpin
doa, seluruh siswa berdoa dengan khidmat.
• Guru mengabsen kehadiran siswa.
• Guru melakukan apersepsi.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
• Guru menggali pengetahuan siswa tentang
puisi
• Guru memberikan penegasan kepada siswa
tentang apek puisi yang dianggap kurang di
siklus I.
• Guru memberikan contoh puisi akrostik.
• Guru membagikan lembar tes menulis puisi
• Guru membimbing siswa menulis puisi
akrostik menggunakan nama mereka dengan
tema keluarga seperti ayah, ibu, kakak, adik
dan sebagainya.
• Guru mengawasi jalannya pembelajaran
• Guru memberikan waktu siswa untuk merevisi
hasil menulis puisinya.
• Siswa membacakan puisinya dan
mengumpulkannya di guru
Kegiatan
Penutup
• Guru dan siswa merefleksi kegiatan belajar
• Guru dan siswa menyimpulkan materi
• Guru menutup pembelajaran
• Guru memberikan penghargaan kepada siswa
O. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
3. Media : Lingkungan Sekolah
4. Sumber : Buku Cetak Bahasa Indonesia Kelas V SD dan Rujukan Internet
(https://ruangsekolah.net/cara-mudah-memperlajari-puisi-akrostik-beserta-
contohnya-141)
P. PENILAIAN
5. Prosedur penilaian : tes hasil belajar
6. Jenis penilaian : puisi
7. Bentuk penilaian : tertulis
8. Alat penilaian : Instrumen penilaian puisi dan LKS
Luwu, 26 Agustus 2020
Mahasiswa
Novita Sari Arifin
NIM. 105401105716
MATERI AJAR
A. Puisi
1. Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani pocima
“membuat” atau poesis “pembuatan” dan dalam Bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yakni mungkin berisi pesan,
atau gambaran suasana-suasana tertentu baik fisik maupun batiniah
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang diwujudkan dengan
kata-kata indah dan bermakna dalam. Dibandingkan karya-karya sastra yang lain,
puisi termasuk dalam kategori karya sastra paling tua. Sebab kemunculannya sudah
lebih dulu daripada karya-karya sastra yang lain, seperti cerpen, dongeng, novel,
hikayat, dan sebagainya. Oleh karena itu, tidak heran apabila puisi juga banyak
melahirkan sastrawan-sastrawan terkemuka, seperti Chairil Anwar, Sutadji
Calzoum Bachri, W.S Rendra, Ajib Rosidi, dan sebagainya.
2. Jenis-jenis Puisi
Jenis-jenis puisi terbagi atas 2 yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama
adalah jenis puisi yang terikat oleh aturan-aturan, diantaranya jumlah kata dalam
satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata dalam
setiap baris, dan irama. Puisi lama terbagi menjadi tujuh macam yaitu sa) Mantra,
b) Pantun, c) Karmina d) Gurindam, e) Syair, f) Seloka, dan g) Talibun,.
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang
umum berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur untuk puisi baru lebih bebas, baik
dalam segi suku kata, jumlah baris maupun rimanya. Puisi baru ini terbagi menjadi
tujuh macam, yakni ode, epigram, romance, elegi, satire, himne, dan balada.
3. Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur puisi terbagi atas unsur lahiriah (struktur fisik puisi) dan unsur
batiniah (struktur batin). Unsur lahiriah yaitu diantaranya; rima atau irama,
imajinary, diksi, kata konkret, gaya bahasa, dan tipografi. Sedangkan unsur batiniah
yaitu diantaranya; tema atau makna, rasa, nada, dan amanat.
Hal senada juga dijelaskan bahwa unsur puisi terbagi atas dua yaitu unsur
instrinsik dan unsur ekstrinsik.
1) unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat didalam karya sastra. Adapun
unsur intrinsik antara lain yaitu:
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara,
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca,
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi,
d. ritme adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur,
e. diksi adalah pilihan kata/ungkapan,
f. metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh
persamaan jumlah suku kata tiap baris,
g. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun
maksimalisasi ekspresi,
h. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi,
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi;
2) unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur dari luar karya sastra yang mempengaruhi
isi karya. Contoh unsur ekstrinsik adalah psikologi, sosial, agama, sejarah, filsafat,
ideologi, politik, dan sebagaimana.
4. Langkah-langkah Menulis Puisi
Adapun Langkah-langkah menulis puisi yaitu:
a. Pilihlah tema yang menarik.
b. Carilah sumber tema yang sesuai dengan pilihan.
c. Cermati objek kemudian datalah objek-objek yang dijadikan bahan penulisan
puisi.
d. Diskripsikan objek-objek yang diamati menjadi larik-larik puisi yang sesuai
bentuknya.
e. Gunakan diksi atau pilihan kata, rima, majas yang tepat.
f. Tulislah puisi secara runtut.
g. Suntinglah puisi yang kamu tulis agar menjadi lebih sempurna.
B. Akrostik
1. Pengertian Akrostik
Akrostik berasal dari bahasa Perancis “acrostiche” dan Yunani “akrostichsi”
yang artinya sebuah sajak yang menempati huruf awal pada setiap barisnya,
menyusun sebuah atau beberapa kata. Kata Akrostik ialah puisi yang huruf awal
pada setiap barisnya membentuk sebuah kata ketika dibaca secara vertikal.
3. Puisi Akrostik
Puisi Akrostik adalah sajak atau puisi yang huruf awal dari setiap baris
menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah. Puisi
Akrostik biasanya membicarakan apa yang menjadi susunan huruf yang
membentuk sebuah kalimat di awal baris. Yang paling penting dalam membuat
Puisi Akrostik adalah mengait-ngaitkan huruf awal dengan gagasan yang akan kita
kemukakan. Puisi ini bisa kita gunakan sebagai latihan menulis puisi sambil belajar
memilih diksi yang tepat untuk menyampaikan pesan.
Huruf dan kata berbeda. Jika huruf seperti A, B, C, D, E, ... sementara kata
adalah kumpulan dari beberapa huruf, seperti aku, kamu, anda dan sebagainya.
Biasanya yang sering ditemukan, puisi akrostik dibuat hanya untuk namanya
sendiri. Berikut ini contoh puisi akrostik sebagai berikut:
ASILAH
Adikku yang manis
Semoga tuhan selalu melindungimu
Ingatlah kakakmu ini yang selalu menyayangimu
Lebih baik mari bernyanyi bersama
Adikku yang lucu
Hapuslah air matamu itu
Adapun kegiatan menulis puisi dengan metode akrostik dapat dilakukan
dengan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a. Menentukan judul puisi
b. Mengurutkan judul puisi secara vertikal
c. Menulis diksi kedalam huruf-huruf yang telah disusun secara vertikal
d. Tahap penyuntingan
Adapun manfaat dari teknik akrostik yaitu sebagai berikut: 1) Mengarahkan
siswa dalam menemukan ide dari sesuatu yang dikenal dan berada disekitarnya, 2)
Membantu siswa dalam memperkaya pembendaharaan kosakata, 3) Membantu
siswa menemukan kata pertama dalam puisinya, 4) Membimbing siswa melakukan
tahap-tahap menulis puisi, 5) Dapat membantu siswa mengingat informasi lebih
cepat dan mempertahankan lebih lama.
Bertitik tolak pada teori tersebut, maka guru dapat mengkombinasikan
beberapa model pembelajaran dengan teknik akrostik agar pembelajaran puisi
menggunakan metode akrostik dapat meningkatkan keterampilan siswa-siswi untuk
memperbanyak pembendaharaan kata, mengasah keindahan dalam merangkai kata
pada sebuah bait, dan mengetahui makna yang akan disampaikan pembacanya.
Serta agar pembelajaran dapat terlihat lebih menarik untuk diikuti oleh siswa.
3. Tahap-tahap Pembelajaran Puisi dengan Metode Akrostik
Penerapan metode akrostik dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
dilakukan dengan beberapa tahap. Pada setiap tahap guru akan membimbing dan
mengarahkan siswa dalam menulis puisi. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Penggalian ide, yaitu tahap yang berupa kegiatan pengumpulan data dan
informasi yang akan dijadikan bahan dan ide yang akan ditulis. Prapenulisan atau
pramenulis adalah tahap persiapan. Tahap ini sangat penting dan menentukan
tahap-tahap selanjutnya. Tahap ini biasanya sangat menyita waktu. Hal-hal yang
dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan ide dan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan ide tersebut.
2. Penentuan ide, yaitu setelah melakukan pertimbangan dengan matang yakni
maksud puisi, pembaca dan kemenarikan idenya.
3. Penulisan puisi, yaitu ide yang sudah matang dilakukan penulisan puisi sesuai
dengan metode yang digunakan.
4. Penyajian, yaitu puisi yang telah ditulis dilakukan penyajian yang berupa
pembacaan dan publikasi apresiasi dari pihak pembaca
Adapun cara mengenai pelaksanaan teknik akrostik adalah sebagai berikut:
i. Guru menyampaikan materi, yaitu sebelum dilakukan teknik akrostik ini,
terlebih dahulu guru menerangkan materi-materi secara keseluruhan yang
diajarkan kepada peserta didik dikelas. Kemudian pada saat pengenalan
kosakata-kosakata baru, guru memberikan penejelasan tentang teknik akrostik
untuk mempermudah siswa menulis puisi yang diajarkan tersebut.
j. Guru menjelaskan bahwa teknik akrostik yang dimaksud adalah sebuah teknik
menulis puisi dengan cara mengambil huruf depan, tengah, atau akhir dalam
sebuah kata yang disusun secara vertikal dan dijadikan sebuah puisi. Namun
biasanya untuk mempermudah yaitu dengan mengambil huruf depan.
k. Menyusun menjadi puisi akrostik, yaitu untuk mempermudah dalam menyusun
puisi dan menambha keindahan puisi. Teknik akrostik dilakukan dengan cara
mengambil huruf awal, tengah atau akhir sebuah kata kemudian dikembangkan
menjadi susunan kalimat dalam puisi.
l. Evaluasi, yaitu setelah guru selesai mengajarkan materinya ajarnya, pada tahap
evaluasi ini guru memberikan sebuah soal atau tes menulis puisi pada materi hal
tersebut. Soal atau tes tersebut juga bertujuan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh teknik akrostik dalam pembelajaran menulis puisi siswa
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menulis Puisi
Tema : Keluarga
Nama Siswa :
Kerjakanlah!
3. Tulislah namamu masing-masing secara vertikal dengan mengisi kotak-kotak
dibawah ini (kotak dapat ditambah atau dikurangi sesuai nama) dan dapat
disingkat apabila nama terlalu panjang minimal 4 kotak!
Tema Keluarga
4. Buatlah baris-baris puisi yang menggunakan huruf awal nama yang telah kamu
tulis dengan menggambarkan diksi yang tepat, pengimajian, gaya bahasa, sajak
dan amanat sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
DOKUMENTASI
Lokasi Penelitian SDN 58 Salolo
RIWAYAT HIDUP
Novita Sari Arifin. Lahir di Padang Sappa Kabupaten Luwu
pada tanggal 19 Februari 1998. Anak pertama dari dua
bersaudara, yang merupakan anugerah dari Sang Pencipta, buah
kasih sayang dan cinta pasangan Ayahanda Arifin dan Ibunda
Haryawati Mahir. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar
di SDN 57 Padang Sappa pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bua Ponrang dan tamat pada
tahun 2013. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Bua Ponrang dan tamat pada tahun 2016. Berkat usaha dan kerja keras disertai
doa, pada tahun yang sama (2016) penulis dinyatakan lulus sebagai mahasiswa pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Strata Satu (S1), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis sangat
bersyukur diberi kesempatan oleh Allah SWT, untuk menimbah ilmu yang merupakan
bekal dimasa depan. Saat ini penulis berharap dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh
dengan baik dan membahagiakan kedua orangtua serta berusaha menjadi manusia yang
berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.