penerapan tehnik halaqah dalam upaya …

206
PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA MENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH TARBIYATUS SIBYAN BEKASI (Penelitian Quasi Eksperiment) Oleh: MUHAMMAD ALVIN SUDINATA NIM: 1110011000109 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

PENERAPAN TEHNIK HALAQAH

DALAM UPAYA MENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

DI MADRASAH TSANAWIYAH TARBIYATUS SIBYAN BEKASI

(Penelitian Quasi Eksperiment)

Oleh:

MUHAMMAD ALVIN SUDINATA

NIM: 1110011000109

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 3: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 4: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 5: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 6: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

ABSTRAK

Muhammad Alvin Sudinata (1110011000109). Penerapan Tehnik Halaqah

dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa Penerapan Tehnik Halaqah

dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan tentang Perkembangan Sejarah dan

Kebudayaan Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode quasi eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi

subyek penelitian adalah siswa kelas VII-A dan kelas VII-B. Kelas VII-A sebagai

kelas Eksperimen dengan menggunakan tehnik halaqah dan siswa kelas VII-B

sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. Instrument yang

digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang digunakan sebanyak

30 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui uji validitas, terdapat 21 soal

yang termasuk ke dalam kategori valid dengan reliabilitas 0,87 dan termasuk

kategori tinggi atau dengan kata lain instrument ini layak digunakan dalam

penelitian. Teknik analisis data menggunakan uji t (uji beda), untuk menguji

hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf

signifikansi 0,05%.

Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan tehnik

halaqah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Hal ini ditunjukkan

dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh ˃

(3,80 ˃ 2,042) dengan taraf signifikansi 0,05%. Selain itu dilihat dari hasil

perhitungan post-test kelas eksperimen yang menggunakan tehnik halaqah (nilai

rata-rata 86) menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol yang menggunakan metode ceramah (niai rata-rata 78). Dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa metode mengajar halaqah berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran SKI.

Kata kunci: Tehnik Halaqah, Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam

Page 7: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

i

ABSTRACT

Muhammad Alvin Sudinata (1110011000109). The Implementation of Halaqa

Tehnical to Improve Student Learning Out Comes The Course of Islamic

Culture History at MTS Tarbiyatus Sibyan. Thesis. Department of Islamic

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training University of state

Islamic Syarif hidayatullah. 2017.

The Purpose of this research is to analyze the effect of Halaqa type

stategy to the study result of student in Islamic Culture History lesson at MTS

Tarbiyatus Sibyan Bekasi. Research method was used is quasi eksperimen

method. Subject of this research are student of VII A class and VII B class.

Student in VII A class as the eksperiment class used Halaqa method and student in

VII B class as the control used speach method. Instrument was used is test result

of study. The test used 30 problems of multiple choice and after the validity test

showed that 21 problems were valid with the reliability 0,87 and include the high

category this conclude that this instrument is suitable to used in research. The

data analyst by “t” test (differential test), is to test the hypothesis of experiment

uring t distribution at 0,05% signification.

Invention of this research is there are The Implementation of Halaqa

Tehnical to Improve Student Learning Out Comes The Course of Islamic Culture

History at MTS Tarbiyatus Sibyan. This thing showed from the result of

hypothesis test used “t” test are tcount ˃ t table ie 3,80 ˃ 2,042 with a

significance level of 0,05% in addition, in view of the result of post-test

calculations using the experimental class were Halaqa Tehnical (average 86)

showed higher values than control class that used speech method (average 78).

From this research can be concluded that the method of teaching in halaqa efeect

on student learning outcome Islamic Culture History

Keyword: Halaqa Tehnical, Islamic Culture History

Page 8: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

i

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حيم

Puji serta Syukur kita curahkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan jalan yang lurus kepada hamba Nya, sehingga dalam kesempatan ini

dengan kehendak Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul

“Penerapan Metode Halaqah Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan

Bekasi”.

Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang memberikan petunjuk dari zaman jahiliyah hingga zaman

terang menderang ini dan memberikan pula suatu pengajaran serta suri tauladan

kepada para umatnya melalui sunah-sunahnya yang luar biasa sehingga

menjadikan kami umat paling tinggi derajatnya dari umat lain di muka bumi ini.

Juga kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya yang selalu membantu

perjuangan dalam menegakkan agama Islam di dunia ini.

Dalam skripsi ini, pastinya mengalami berbagai rintangan dan kesulitan.

Namun alhamdulillah dengan tekad yang kuat skripsi ini akhirnya bisa selesai

juga. Oleh karena itu, apa yang telah disampaikan dalam skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna. Namun, meskipun besar harapan, skripsi ini dapat menjadi

sumbangsih tersendiri yang melengkapi pustaka tentang khazanah ilmu

pendidikan di Indonesia. Sehingga dapat bermanfaat dan nantinya memberi

referensi kepada para peneliti lainnya untuk meneliti tentang pendidikan di

Indonesia lebih lanjut sesuai denngan berjalannya zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penulisan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa bantuan, bimbingan, do’a, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dengan kesadaran hati penulis sampaikan jazakumullah khairan katsira

kepada:

Page 9: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

ii

1. Orang tua tercinta, Sudin Sidik, SE dan Tri Martatik, SE dan Keluarga

Besar H. Achyani atas segala do’a, nasehat, kesabaran, luapan kasih

sayang, pengorbanan dorongan moral maupun material, dan spritual yang

senantiasa selalu diberikan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Drs. H. Masan AF, M. Pd. Selaku dosen pembimbing akademik dan

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan saran, motivasi,

kritik kepada penulis dari semester awal hingga selesainya tugas penulisan

skripsi ini.

5. Wahdi Sayuti, MA Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan saran, motivasi, kritik kepada penulis dari

semester awal hingga selesainya tugas penulisan skripsi ini.

6. Marhamah Saleh, M.Pd. Lc selaku sekertaris jurusan PAI yang juga selalu

memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi.

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, dan

Perpustakaan FITK serta perpustakaan lainnya di Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.

8. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis,

semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

9. Ketua Yayasan Pendidikan Islam El-Hurriyah Bpk. Dr. H. Endang

Hidayat, MM, Kepala SDIT El-Hurriyah Ibu DR. Hj. Neneng Hulliyah,

MM, M.Pd, Wakil Kepala Sekolah SDIT EL-Hurriyah Bpk. Dede

Sulaeman, S.Pd.I beserta keluarga besar dan segenap dewan guru di

Yayasan Pendidikan Islam di El-Hurriyah yang telah memberikan

semangat kepada penulis.

Page 10: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

iii

10. Ketua Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatus Sibyan Bpk. Drs. H Adang

Maryadi, Bpk Bada, S.Pd.I dan Bpk Rokib, S.Pd.I selaku pembimbing

dalam melalukan penelitian dan penulisan skripsi.

11. Semua Sahabat MOLOSE angkatan 2010 Jurusan Pendidikan Agama

Islam, yang telah menemani penulis dari awal kuliah hingga sekarang dan

terima kasih atas segala masukan, motivasi dan dukungan kalian semua.

12. Sahabat dekat yang tidak pernah bosan memberikan, menemani,

menghibur dan memberikan kritik dan sarannya, Chairul Anwar, S.Pd.I,

Marjuki, M. Rizka Saomi, M.Pd.I, Afwillah, M.Pd.I, dan Muhammad

Rasis Najwan, M.Pd Terima Kasih atas dukungannya.

Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT, mudah-

mudahan dapat balasan yang lebih baik. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis bagi siapa yang membacanya untuk menambah khazanah

ilmu pengetahuan. Aamiin.

Jakarta, 22 Juni 2017

Muhammad Alvin Sudinata

Page 11: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK …………………………………………………………… i

ABSTRACT………………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. iii

DAFTAR ISI …………………………………………….…………… vi

DAFTAR TABEL …………………………………..……………….. ix

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………….. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………... 9

C. Pembatasan Masalah ……………………………………….. 9

D. Perumusan Masalah ………………… …………………….. 10

E. Tujuan Penelitian …………………………………………… 10

F. Manfaat Penelitian ……………………………………….... 11

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teoritik

1. Halaqah

a. Pengertian Metode Halaqah …………………………… 12

b. Gambararan Metode Halaqah………………………...... 13

c. Sejarah Penerapan Metode Halaqah…………………… 15

1) Penerapan Metode Halaqah pada Masa Rasulullah

SAW…………………………………………………… 15

2) Penerapan Metode Halaqah pada Masa Khulafa

ar-Rasyidin……………………………………………. 18

3) Penerapan Metode Halaqah pada Masa Daulah

Page 12: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

vii

Bani Abbasiyyah…………………………………..….... 18

4) Penerapan Metode Halaqah di Pesantren………….. .. 19

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar …………………………………. .. 23

b. Ciri-ciri Belajar ……………………………………... 24

c. Prinsip Belajar ………………………………………. 25

d. Pengertian Hasil Belajar …………………………….. 27

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar ……………………………………………….. 28

B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam …………………… 32

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam……………………….. 34

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ………………………. 35

C. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………………. 36

D. Kerangka Berpikir …………………………………………… 37

E. Hipotesis Penelitian …………………………………………. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………. 40

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian …………….…….. 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………. 41

D. Variabel Penelitian ………………………,………………… 41

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………… ………… 42

F. Intrumen Penelitian ………………………………………….. 43

G. Uji Coba Instrumen ………………………………………….. 46

1. Uji Validitas ……………………………………………... 47

2. Uji Reliabilitas ………………………………………….. 47

3. Uji Taraf Kesukaran Soal ……………………………….. 48

4. Daya Pembeda ………………………………………….. 49

H. Teknik Analisis Data ………………………………………… 49

1. Uji Normalitas …………………………………………… 50

2. Uji Homogenitas ………………………………………… 50

Page 13: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

viii

3. Uji Hipotesis …………………………………………….. 51

I. Hipotesis Statistik …………………………………………… 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil MTS Tarbiyatus Sibyan Kabupaten Bekasi

1. Sejarah Singkat Sekolah …….…………………………. 53

2. Visi, Misi dan Tujuan …………….……………………. 53

3. Kegiatan Belajar……………..………………………….. 53

4. Kegiatan Ekstrakulikuler..……………………………… 54

5. Sarana dan Prasarana……………………………………. 54

B. Hasil Uji Coba Instrumen ………………………………..… 56

1. Uji Validitas …………………………………………….. 56

2. Uji Reliabilitas …………………………………………. 56

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal ……………………………. 56

4. Uji Daya Pembeda ………………………………………. 56

C. Deskriftip Data ……………………………………………… 57

1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada

Kelas Eksperimen Metode halaqah……………………. 57

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas

Kontrol Metode Ceramah ……………………………… 58

3. Data Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam

Siswa ………….. ………………………………………. 58

a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen (halaqah) dan

Pre-test Kelas Kontrol (Ceramah)……………………. 58

b. Perkembangan hasil belajar siswa selama empat

(4) kali pertemuan sejak pemberian soal Pre-test……… 61

c. Hasil Perkembangan Kelas Eksperimen (halaqah)

dalam empat kali Pertemuan………………………….. 68

d. Hasil Post-test Kelas Eksperimen (halaqah) dan

Post-test Kelas Kontrol (Ceramah)………………… … 72

e. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ………….…………… 72

Page 14: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

ix

D. Pengujian Persyaratan Analisis …………………………… … 76

1. Uji Normalitas ………………………………………….. 76

2. Uji Homogenitas …………………………..…………… 77

E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ……………………... ... 77

1. Uji Hipotesis Penelitian ………………………………… 78

2. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………... 79

F. Keterbatasan Penelitian …………………………………….. 79

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 80

B. Implikasi ……………………………………………………... 81

C. Saran …………………………………………………………. 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Instrumen SKI………………………………............. 43

Tabel 3.2 Kriteria Reabilitas Soal……………………………………………... 48

Tabel 4.1 Tingkat Kesukaran Soal…………………………………………….. 56

Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Daya Pembeda…………………………………. 57

Tabel 4.3 Nilai pre-test Kelas Eksperimen VII-A…………………………….. 59

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil pre-test Kelas Eksperimen…………….. 61

Tabel 4.5 Nilai pre-test Kelas Kontrol VII-B………………………………… 61

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil pre-test Kelas Kontrol………………… 61

Tabel 4.7 Perkembangan Hasil Belajar siswa pada pertemuan Pertama……… 61

Tabel 4.8 Perkembangan Hasil Belajar siswa pada pertemuan Ke dua………. 62

Tabel 4.9 Perkembangan Hasil Belajar siswa pada pertemuan Ke tiga …….. 64

Tabel 4.10 Perkembangan Hasil Belajar siswa pada pertemuan Ke empat…. 67

Tabel 4.11 Nilai post-test Kelas Eksperimen………………………………….. 68

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Hasil post-test Kelas Eksperimen…………… 70

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil post-test Kelas Kontrol……………….. 72

Tabel 4.14 Keterangan Diagram Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol………………………………………………………………… 73

Tabel 4.15 Keterangan Diagram Hasil post-test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol………………………………………………………………... 74

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol.... 76

Page 16: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Table 4.17 Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen…. 76

Table 4.18 Hasil Uji Homogenitas Pretest…………………………………… 77

Table 4.19 Uji Homogenitas Post-test……………………………………….. 77

Page 17: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen……………. 60

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas Kontrol………………… 63

Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Nilai Post-Test Pada kelas Eksperimen……… 64

Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai posttest kelas kontrol……………………. 66

Gambar 4.5 Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas control………………… 67

Gambar 4.6 Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas control……………….. 69

Page 18: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan segala nikmat Iman, Islam dan

Ihsan serta nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Dan juga yang telah

menciptakan segala sesuatu dalam bentuk yang sangat sempurna. Shalawat serta

salam kita kita tujukan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang merupakan

rahmat bagi seluruh alam. Allahlah yang menciptakan segala yang ada. Termasuk

Manusia, sejak Adam dan Hawa hingga Keturunannya-kita semua. Allah

menciptakan semua itu dengan kekuasaan-Nya yang tiada terbatas. Mengikuti

cara-cara dan mekanisme yang ditentukan-Nya sendiri. Tanpa campur tangan

kekuatan lain, selain diri-Nya, selain tangan-Nya dan selain kekuasaan-Nya.1

Ilmu menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Penekanan kepada

Ilmu dalam ajaran Islam sangat jelas terlihat dalam Al-Qur’an, Sunnah Nabi

SAW, dan ajaran semua tokoh Islam dari dulu sampai sekarang. Diantara yang

paling utama adalah Al-Qur’an Surat al-Alaq: 1-5 yang memberikan tekanan pada

pembacaan segbagai wahana penting dalam keilmuan, dan pegukuhan kedudukan

Allah SWT sebagai sumber tertinggi ilmu pengetahuan manusia.2

Sebagaimana yang dikutip oleh Ardian Husaini, Ibnu katsir menulis “dalam

ayat-ayat ini terdapat peringatan bahwasanya manusia diciptakan dari segumpal

darah. Dan diantara bentuk anugerah Allah Ta’ala adalah mengajarkan manusia

apa yang semula tidak diketahuinya. Maka kemuliaan dan keagungan manusia

terletak pada ilmu. Dan inilah kemampuan yang membuat bapak manusia, Adam

lebih istimewa kepada Malaikat”.3

Ilmu pengetahuan dapat mengarahkan cara berpikir seseorang dalam

mengambil suatu keputusan untuk bertindak, yaitu mengarahkan manusia untuk

membedakan hal-hal yang baik dan tidak baik. Pendidikan sangat penting dan

1 Agus Mustofa, Adam Tak Diusir dari Surga, ( Jakarta: Padma Press. Tahun 2007). h. 26

2 Ardian Husaini, Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, (Depok: Gema Insani, Tahun

2013). h. 51

3 Ibid,. h. 51-52

Page 19: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

2

merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Bahkan pendidikan

dapat menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang dan juga mutu pendidikan yang

baik, berkualitas dan terjamin merupakan tolak ukur majunya suatu bangsa dalam

memintarkan warga negaranya.4

Pendidikan dalam maknanya yang luas tidak hanya dibatasi oleh formalitas

dalam bentuk transfer ilmu pengetahuan dalam ruang kelas yang diakukan guru

kepada murid tetapi termanifestasi dalam beragam aktivitas, beragam metode,

beragam media. Dalam konteks ini, segala hal yang memberikan manfaat dan

makna hidup dapat dikategorikan sebagai kegiatan pendidikan. 5

Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian anak yang

didik yang kuat jasmani, rohani, dan nafsani/jiwa, yakni kepribadian yang dewasa.

Sesuai dengan pengertian Pengertian Agama Islam itu sendiri yaitu bimbingan

atau pertolongan secara sadar yang dilakukan oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik kearah kedewasaan menuju

terbentuknya kepribadian Muslim.6

Bahkan secara khusus Al-Qur’an mengingatkan mendidik anak keturunan

masa depan yang kuat dan berkualitas. Sebagaimana firman Allah Swt dalam

Pentingnya pendidikan dan pembelajaran agama Islam tertuang dalam firman

Allah SWT, dalam surat An-Nisa: 9

م فليتقا ا علي ية ضعافا خاف م رس ا مه خلف تشك ليخش الزيه ل

لا سذيذا ا ق ل ليق .الله

Yang artinya: “Dan hendakalah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar. (QS: An-Nisa:9)”.7

4 Abdul Majid Khon, Hadist Tarbawi, (Jakarta:Kencana Media Group. Tahun 2012). Hal 167

5 Asril Muhajir, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Tahun

2011). h. 26

6 Abdul Majid Khon. Op. Cit. h. 167

7 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemahan, (Jakarta: Al-Huda, 2002). h. 344

Page 20: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

3

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa umat Islam, kita hendaknya tidak

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah atau anak-anak yang

tidak mempunyai dasar pendidikan Islam, pendidikan tersebut diharapkan menjadi

bekal atau dasar seorang pribadi muslim yang taat dan bertaqwa kepada Allah

SWT.

Menurut Slameto Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Yang termasuk faktor-faktor intern adalah:

1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, dan cacat tubuh.

2. Faktor psikologis meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan.

Sedangkan yang termasuk faktor-faktor ekstern adalah:

1. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.8

Kurikulum harus dipandang sebagai suatu program pendidikan yang

direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidkan dan pengajaran.

Merencanakan kurikulum yang baik hanya bias dilakukan apabila didasarkan pada

kebutuhan anak juga kebutuhan masyarakat. Anak harus dipandang dalam

hubungan masyarakatnya, dan membimbing anak menjadi makhluk social,

manusia yang cakap, dan warga Negara yang demokratis adalah fungsi sekolah

yang sangat penting. Manusia tidak hidup dalan vacum tanpa arti karena karena ia

8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010), Cet. V, h. 54-72.

Page 21: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

4

adalah hasil masa lalu yang sedang menuju masa yang akan datang. Ini

mengandung arti bahwa masyarakat bersifat dinamis.9

Kompetensi Guru dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan

tugas-tugas ditempat kerja sesuain dengan standar yang ditetapkan meliputi

kemampuan profesi, sosial dan individu. Selain itu kemampuan untuk

melaksanakan tugas tersebut disesuaikan degan standar yang ditetapkan dengan

menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang meliputi

kemampuan khusus, sosial dan individu.10

Tugas guru tidak hanya menyampaikan

informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih sebagai fasilitator yang

bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate or learning) kepada seluruh

peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menenangkan,

gembira, penuh semmangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat

secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan

berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi.11

Dalam menghadapi

berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh dengan

berbagai tantangan.12

Ibnu Sina sebagaimana yang telah dikutip oleh Najib Sulhan lebih memberikan

penekanan khusus sebagai kriteria guru yang baik. Menurutnya, guru yang baik

itu memiliki kompetensi atau kecakapan dalam mengajar, memiliki kepribadian

yang baik. Dengan kompetensi itu, seorang guru akan dapat mencerdaskan anak

didiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan dengan kepribadian yang baik, ia

dapat membina mental dan akhlak anak.13

Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti yang

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Tidak berlebihan dalam mempertahankan pendapat dan keyakinannya,

atau kurang terbuka.

9 Ismanjah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional,

Tahun ). h 118

10

Armai Arief. Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press. Tahun 2005). h. 33

11 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya tahun

2004)h. 25

12

Ibid.,h. 25-26

13 Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: Jaring Pena Tahun 2011). h. 5

Page 22: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

5

2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi aspirasi

dan perasaannya.

3. Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif,

bahkan yang sulit sekalipun.

4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungannya dengan peserta

didik, seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.

5. Dapat menerima balikan/feed back, baik yang sifatnya positif maupun

negative, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap

diri dan perilakunya.

6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama peroses

pembelajaran.

7. Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu

prestasi yang dicapainya.14

Untuk memahami betapa beratnya profesi guru, bahwa guru harus memiliki

keahlian ganda berupa keahlian dalam bidang pendidikan dan keahlian dalam

bidang studi yang diajarkannya, berbeda dari profesi lainnya yang hanya menuntut

satu keahlian dibidangnya.15

Berapa hal yang harus dipahami guru dari peserta

didik antara lain: kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan,

catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya disekolah. Agar

implemetasi Kurikulum 2004 berhasil memperhatikan perbedaan individual

peserta didik guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Mengurangi metode ceramah.

2. Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik.

3. Mengelompokkan peserta didik sesuai dengan kemampuannya.

4. Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran.

5. Menghubungi spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan.

6. Menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dalam

laporan.

14 Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya tahun 2004)

,h. 25-26

15 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta. Tahun

2013). h. 57

Page 23: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

6

7. Memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang

sama.

8. Mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja

dengan kemampuannya masing-masing pada setiap pelajaran

9. Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.16

Berdasarkan Hasil Observasi yang peneliti laksanakan di MTS Tarbiyatus

Sibyan pada tanggal 16 sampai 18 Januari 2017, diketahui bahwa Pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam kurang menarik perhatian siswa, sehingga hasil belajar

Sejarah Kebudayaan Islam siswa sebagian kurang maksimal. Banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa di MTS Tarbiyatus Sibyan Beberapa faktor

yang mempengaruhi dari hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa tersebut

diantaranya kemampuan berpikir siswa yang rendah. Kemampuan berpikir siswa

merupakan faktor internal siswa. Faktor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

intelegensi otak atau kemampuan kognitif siswa. Kemampuan ini bisa

ditingkatkan dengan meningkatkan proses belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester yang belum sesuai

dengan harapan guru dan siswa, sedangkan KKM yang ditetapkan untuk mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah 70.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa MTS Tarbiyatus Sibyan

yaitu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar

mengajar masih monoton. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan

oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa yang

akan dipelajari dalam proses belajar mengajar di kelas. Antusias atau tidaknya

siswa dalam mengikuti pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dipengaruhi oleh

metode yang digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar tersebut.

Oleh karena itu, salah satu pembelajaran yang bisa diterapkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode Halaqah.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi hasil belajar siswa di MTS Tarbiyatus

Sibyan adalah sarana dan prasarana yang kurang lengkap. Salah satunya

16 Mulyasa, Op Cit ., h. 25-26

Page 24: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

7

penyediaan LCD atau proyektor disetiap kelas belum ada sebagai media untuk

guru bisa menggunakan media audio visual.

Sejarah Kebudayaan Islam dianggap sulit dipahami siswa dikarenakan

kurangnya variasi guru dalam menyajikan materi sehingga bersifat monoton.

Selain itu siswa menjadi kurang berpartisipasi dalam belajar. Penerapan strategi,

model dan media pembelajaran kurang memotivasi siswa untuk belajar Sejarah

Kebudayaan Islam, sehingga suasana pembelajaran semakin membosankan dan

siswa kurang gembira dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam. Oleh karena itu,

untuk menarik minat siswa dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam, guru harus

mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil analisa, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sulitnya Mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan disebabkan beberapa faktor diantaranya:

1. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran yang membutuhkan

daya ingat, dan daya ingat itu berkaitan dengan minat baca siswa.

2. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran yang berisikan cerita-

cerita dan peristiwa penting dalam perkembangan kebudayaan Islam.

Tentu banyak sekali materi yang harus dingat oleh siswsa, sedangkan

kekuatan daya ingat siswa sangat berbeda.

3. Sangat sulit mengingat tahun, bulan, tanggal bahkan hari dalam pelajaran

Sejarah Kebudayaan Siswa.

4. Tidak banyak tersedianya media pembelajaran seperti baik visual dan

audio visual .

Melihat kondisi tersebut, hendaknya guru menerapkan metode pembelajaran

yang lebih variatif dan menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

belajar untuk meningkatkan hasilnya. Salah satu metode yang dapat digunakan

adalah metode halaqah Nabi Muhammad SAW bersabda:

جا لس سلم بيىما ل الله صل الله علي اقذ الليشي أن سس عه أبي

الىاس مع ا ل الله صل في المسجذ ر أقبل ثلثة وفش فأقبل اثىان ال سس

سلم ل الله صل الله علي قف عل سس احذ قال ف رب سلم الله علي

Page 25: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

8

ا أحذما فشأ فشجة في الحلقة فجلس في ا الا خش فجلس خلفم فأم أم ا

سلم قال ألا ل الله صل الله علي ا فشغ سس با فلم ا الثالث فأدبش را أم

أم ال الله فأاي الله ا أحذم فأ ا الا خش أخبشكم عه الىفش الثلثة أم

ا الا خش فأعشض فأعشض الله عى أم فاستحيا فاستحيا الله مى

Yang artinya: “Dari Abu Waqid al-Laitsiy (al-Harits bin „Awf) r.a.

bahwasanya Rasulullah SAW pada suatu ketika duduk bersama para

sahabat di dalam masjid. Tiba-tiba datang tiga orang, dua diantaranya

menuju Rasulullah SAW dan yang seorang lagi pergi begitusaja. Kedua

orang itu berhenti di hadapan Rasulullah SAW, salah satu dari mereka

melihat tempat kosong di majelis halaqah (majelis membentuk melingkar

dari depan), yang lain duduk dibelakang mereka dan yang ketiga berpaling

pergi meninggalkan majelis tersebut. Setelah selesai majelis Rasulullah

SAW bersabda: “ maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang

tersebut? Adapun salah satu diantara mereka berlindung (mendekat)

kepada Allah, maka Allah akan memberikan tempat kepadanya. Adapun

yang kedua merasa malu, maka Allah pun menghargai malunya dan yang

lain berpaling, maka Allah akan berpaling daripadanya.” (HR. Muttafaq

Alayh)17

Metode pengajaran yang dilakukan Nabi dalam Hadist adalah halakah

(lingkaran) Jemaah berbentuk melingkar. Ternyata beberapa temuan psikolog

mutakhir menunjukkan bahwa cara ini sangat efektif kalau digunakan membahas

topik seperti kita lihat dalam konferensi-konferensi, seminar, stadion olahraga.

Sebab dengan bentuk halakah setiap peserta merasa setara dengan peserta lain dan

semua peserta dapat saling memandang tanpa adanya penghalang.18

Mengingat motivasi dan minat merupakan salah satu faktor keberhasilan

belajar maka dengan penerapan Halaqah dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam itu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam

siswa pula.

Oleh karena itulah dari latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian mengenai

Penerapan Metode Halaqah dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

17 Abdul Majid Khon, Hadist Tarbawi, (Jakarta:Kencana Media Group. Tahun 2012)h. 100-

101. Liat jugaHR Bukhari; Muslim, no. 2176

18 Ibid., h. 102

Page 26: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

9

Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan

Kabupaten Bekasi.

Dengan demikian penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk penulisan

Skripsi dengan judul Penerapan Metode Halaqah dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di

MTS Tarbiyatus Sibyan Kabupaten Bekasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagian

besar masih rendah karena belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70.

2. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam bersifat monoton. yakni kurang bervariasi hanya terpaku

pada metode ceramah, dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

3. Tidak adanya media pembelajaran yang cukup dalam proses belajar

mengajar. Media yang tersedia hanyalah buku pegangan guru dan juga

pegangan siswa.

4. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luas dan banyaknya permasalahan. maka penelitian ini di

batasi pada masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagian

besar masih rendah karena belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70.

2. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam bersifat monoton. yakni kurang bervariasi hanya terpaku

pada metode ceramah, dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

3. Tidak adanya media pembelajaran yang cukup dalam proses belajar

mengajar. Media yang tersedia hanyalah buku pegangan guru dan juga

pegangan siswa.

Page 27: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

10

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam?

2. Bagaimana penerapan tehnik halaqah dalam pembelajaran mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam?

3. Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran tehnik halaqah dalam

peningkatan hasil belajar siswa di MTS Tarbiyatus Sibyan Kebupaten

Bekasi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tentang Penerapan Halaqah dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk

menganalisis pengaruh penggunaan metode halaqah terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang

bermanfaat dalam dunia pendidikan, terutama pada metode pembelajaran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat menjadi informasi awal mengenai pentingnya

penggunaan halaqah dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam.

b. Bagi Guru

1) hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam perumusan

perencanaan pembelajaran selanjutnya.

Page 28: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

11

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan dalam rangka

perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu pembelajaran,

khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

c. Bagi Peneliti.

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapat dijadikan informasi

data atau informasi awal dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Page 29: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

12

BAB II

KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teoritik

1. Halaqah

a. Pengertian Halaqah

Halaqah atau halaqah artinya lingkaran. Kalimat halqah min al-nas

artinya kumpulan orang yang duduk (حلقة من الناس)1. Halaqah atau halaqah

dapat diartikan sebagai putaran, bulatan, lingkaran.2 Menurut istilah

halaqah diberi definisi sebagai berikut:

1) Sebagaimana yang dikutip oleh Zuhraini, Hanun Ashrohah

menyatakan bahwa “Halaqah adalah proses belajar mengajar yang

dilaksanakan murid-murid dengan melingkari guru yang

bersangkutan. Biasanya duduk dilantai serta berlangsung secara

kontinu untuk mendengarkan seorang guru membacakan dan

menerangkan kitab karangannya atau memberi komentar atas karya

orang lain”.3

2) Halaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan

yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan ramai.4

3) Halaqah adalah sebuah istilah yang ada hubungannya dengan dunia

pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran Islam (Tarbiyah

Islamiyyah) istilah halaqah (lingkaran) biasanya digunakan untuk

menggambarkan sekelompok Kecil Muslim yang secara Rutin

mengkaji ajaran Islam. Jumlah peserta mereka dalam kelompok kecil

tersebut berkisar antara 3-12 orang.5

1 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif. Tahun 1997), cet ke-14. h. 290

2 Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak. Tahun 1996). h. 791

3 Zuhraini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara/Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam. Tahun 1997. Cet ke lima). h. 100

4 Ibid., h. 100

5 Ibid., h. 100

Page 30: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

13

b. Gambaran Halaqah

Halaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang

didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan ramai.6 Halaqah adalah

seorang syaikh yang sambil duduk memimpin sebuah pertemuan dan

murid-murid yang duduk dilantai setengah lingkaran disekitarnya, murid-

murid itu mendengarkan dengan baik apa yang dibaca dari tulisannya

maupun komentar terhadap terhadap catatan-catatan orang lain.7

Dalam sistem pembelajaran halaqah para pelajar yang lebih tua, lebih

dewasa dan berbakat, mengambil posisi yang semakin mendekat dengan

seorang guru dan menerima perhatian yang lebih besar dari forum diskusi

dan pertemuan pribadi. Para murid menyalin kembali catatan yang telah

dibacakan oleh pembimbing dihadapan mereka, mencatat ucapan dan

komentar mereka disisi salinan manuskrip itu.8

Secara garis besar sistem pengajaran yang dilaksanakan di pesantren,

dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, salah satunya yang akan dibahas

adalah Sistem Bandungan. Ini sering disebut dengan halaqah, dimana dalam

pengajian, kitab yang dioleh kiai hanya satu. Sedangkan para santri

membawa kitab yang sama., lalu santri mendengarkan dan menyimak

bacaan kiai.9

Adapun yang menjadi peserta kajian di lembaga pendidikan masjid

tersebut, menurut Fazlur Rahman adalah orang dewasa karena diberikan

kepada orang banyak, yang tujuannya terutama untuk mengajarkan tentang

Al-qur-an dan ajaran agama, bukan keterampilan baca tulis. Dari jenis

pendidikan ini tumbuh sekolah-sekolah tinggi yang muncul melalui

6 Zuhraini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara/Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam. Tahun 1997. Cet ke lima). h. 100

7 Charles Michael Stantom, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, (Jakarta: PT. Logos Publishing

House. Tahun 1994). h. 156

8 Ibid., h. 157

9 Hasbullah, Kapita selekta Pendidikan Islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tahun

1996). Cet ke-1. h. 50-51

Page 31: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

14

halaqah-halaqah (kelompok murid yang berkumpul mengelilingi seorang

guru/syaikh tertentu).10

Sebagaimana yang dikutip oleh Badaruddin, Seperti

yang dinyatakan oleh azyumardi Azra, bahwa pendidikan tinggi di dunia

Islam di mulai dari halaqah-halaqah.

”Halaqah disebut juga lingkaran studi yang ada dirumah-rumah para

ilmuan dengan berbagai bidang ilmu telah menjadi lembaga tersendiri dalam

mentransmisikan ”ilmu-ilmu non agama”. Para penuntut ilmu belajar

dengan guru senior dalam forum diskusi atau dalam pertemuan pribadi. Para

peserta didik menyalin kembali catatan yang telah yang telah dibacakan oleh

pembimbing dihadapan mereka, mencatat ucapan dan komentarnya.11

yang

berlangsung dimasjid adalah pendidikan yang unik karena memakai system

halaqah (lingkaran). Sang Syekh biasanya duduk didekat dinding atau pilar

masjid, sementara siswa duduk didepannya membentuk lingkaran, dan lutut

para peserta didik bersentuhan. Bila ditinjau lebih lanjut bahwa system

Halaqah seperti demikian adalah bentuk pendidikan yang tidak hanya

meyentuh perkembangan dimensi intelektual akan tetapi lebih menyentuh

dimensi emosional dan spiritual peserta didik.12

Adalah merupakan kebiasaan dalam halaqah bahwa siswa yang lebih

tinggi pengetahuannya duduk didekat Syekh. Siswa yang lebih rendah

pengetahuannya akan duduk lebih jauh, sementara berjuang lebih keras agar

dapat mengubah posisinya dalamkonfigurasi halaqah. Sebab dengan

sendirinya posisi dalam halaqah menjadi sangat signifikan meskipun tidak

ada batasan resmi, sebuah halaqah terdiri dari 20 orang siswa.13

Meskipun tidak terorganisir kelompok belajar yang disebut halaqah ini

sering kali menjadi formal. Pada awalnya seseorang menjadi syaikh halaqah

10

Badaruddin,. Umiarso, Sri Minarti, Dikotomi Pendidikan Islam, (Bandung: P.T Remaja

Rosdakarya. Tahun 2011). Cet ke-1. Hal…..215

11

Ibid., h. 215-216 12

Ibid., h. 216

13

Ibid., h. 216.

Page 32: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

15

secara alami dan statusnya ditentukan olah muridnya sendiri dan belakangan

seorang syaikh bisa diangkat menjadi pengurus masjid.14

c. Sejarah Penerapan Halaqah

1) Penerapan Halaqah Pada Masa Rasulullah SAW

a) Dakwah Rasulullah Saw Secara Sembunyi-Sembunyi

Setelah Surat Al-Mudatsir diturunkan, Nabi Muhammad SAW

mulai berdakwah. Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya

dengan mengajak orang-orang terdekat yang beliau kenal dan mereka

pun mengenal beliau.15

Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah

kepada keluarga dan teman dekat beliau. Mereka adalah Istrinya (Siti

Khadijah), Zaid bin Haritsah, saudara sepupunya yang masih kecil

(Ali bin Abi Thalib), dan sahabat dekat beliau (Abu Bakar). Mereka

semua langsung masuk Islam.16

Ketika jumlah pengikut Nabi Muhamamd SAW mencapai sekitar

tiga puluh orang, Nabi SAW memilih kediaman Arqam bin Abil

Arqam, yang juga telah memeluk Islam, sebagai tempat pertemuan

guna memperoleh bimbingan beliau dan juga tempat bagi mereka

yang berminat memeluk Islam untuk menyampaikan niatnya kepada

Nabi Nabi SAW.17

Rumah Al-Arqam bin Abil Arqam berada di balik

bukit Shafa.18

Nabi Muhmamad SAW juga menjadikan Rumah al-Arqam sebagai

tempat mengajarkan Al-Qur’’an kepada para sahabatnya serta

menyampaikan wahyu-wahyu yang turun kepadanya. Selanjutnya,

ketika Malaikat Jibril mengajarkan kepada beliau tata cara berwudhu

14 Badaruddin, Umiarso, Sri Minarti,op. cit. h. 216

15

Qasim. A dkk, Sejarah Islam. (Jakarta: Penerbit Zaman. Tahun 2014) cet. Ke-4. h. 26

16

Tim Diyaunna Djib, Kreatif Belajar Sejarah Kebudayan Islam. (Jakarta: Penerbit Duta.

Tahun 2015). h. 3

17

M. Quraish Shihab, Membaca Shirah Nabi Muhamad SAW. ( Tangerang: Lentera Hati.

Tahun 2011). Cet ke-1. h. 338

18 Tim Diyaunna Djib, Kreatif Belajar Sejarah Kebudayan Islam. (Jakarta: Penerbit Duta.

Tahun 2015). h. 3

Page 33: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

16

dan shalat, para sahabat juga memfungsikan rumah ini19

sebagai

masjid. Dengan berbagai fungsi tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa pada masa-masa awal dakwah, rumah al-Arqam merupakan

sentra pengajaran segala sesuatu yang berkenaan dengan Islam.20

b) Masjid dan Majlis Rasulullah SAW

Secara historis, kemunculan masjid sebagai “lembaga pendidikan”

disamping fungsi utama sebagai tempt beribadah telah ada sejak masa

Rasulullah SAW. Bahkan masjid pada saat itu berfungsi sebagai pusat

kegiatan sosial dan politik umat Islam. Rasulullah SAW menjadikan

Masjid Nabawi sebagai tempat belajar mengenai urusan dunia dan

agama disamping beribadah. Situasi dimasjid menjadikannya lebih

bebas dan sesuai sebagai tempat belajar daripada dirumah, karena

dimasjid seseorang tidak perlu meminta izin untuk memasukinya.21

Rasulullah SAW bersabda:

نما ىو جا عن أب واقد الليشي أن رسول الله صلى الله عليو وسلم ب ي لس ف المسجد والناس معو اذ أق بل ثلثة ن فر فأق بل اث نان الى رسول

الله صلى الله عليو وسلم وذىب واحد قال ف وقف على رسول الله صلى ا ال ها وأم ا أحدها ف رأى ف رجة ف اللقة فجلس في الله عليو وسلم فأما ف رغ رسول الله صلى ا الثالث فأدب ر ذاىبا ف لم خر فجلس خلفهم وأم

ا أحدىم فأوى الى فر الثلثة أم الله عليو وسلم قال أل أخبكم عن الن

19

Rumah yang dimaksud adalah rumah Arqam bin Abil Arqam. Baca juga Hanafi

Muhallawi, Tempat-tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah. ( Jakarta: Gema Insani Press.

Tahun 2005). h. 136

20 Hanafi Muhallawi, Tempat-tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah. ( Jakarta:

Gema Insani Press. Tahun 2005). h. 136

21 Abdullah Syukri Zarkasyi. Gontor dan Pebaharuan pendidikan Pesantren. ( Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada. Tahun 2005). h. 38-39

Page 34: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

17

ا ال خر فاستحيا فاستحيا الله منو وأم ا ال خر فأعرض الله فأواه الله وأم فأعرض الله عنو

Yang artinya: “Dari Abu Waqid al-Laitsiy (al-Harits bin „Awf) r.a.

bahwasanya Rasulullah SAW pada suatu ketika duduk bersama para

sahabat di dalam masjid. Tiba-tiba datang tiga orang, dua diantaranya

menuju Rasulullah SAW dan yang seorang lagi pergi begitusaja. Kedua

orang itu berhenti di hadapan Rasulullah SAW, salah satu dari mereka

melihat tempat kosong di majelis halaqah (majelis membentuk

melingkar dari depan), yang lain duduk dibelakang mereka dan yang

ketiga berpaling pergi meninggalkan majelis tersebut. Setelah selesai

majelis Rasulullah SAW bersabda: “ maukah kalian aku beritahu

tentang ketiga orang tersebut? Adapun salah satu diantara mereka

berlindung (mendekat) kepada Allah, maka Allah akan memberikan

fgrtempat kepadanya. Adapun yang kedua merasa malu, maka Allah

pun menghargai malunya dan yang lain berpaling, maka Allah akan

berpaling daripadanya.” (HR. Muttafaq Alayh)22

Pada hadist tersebut mejelaskan bahwa Rasulullah mempunyai

halaqah atau majelis di Masjid Nabawi untuk menyampaikan ilmu.

Majelis Beliau berbentuk halakah, yakni majelis yang berbentuk

melingkar seperti lingkaran yang kosong tengahnya, perkembangan

bentuk majelis halakah ini ternyata sangat relevan pada era Modern

sekarang. Bentuk majelis yang berhalakah disukai banyak orang karena

sesuai dengan fitrah manusia yang mencintai berhadap hadapan dalam

berkomunikasi. Lihatlah bentuk kelas yang menerapakan active

learning, ruang siding, ruang diskusi, ruang mudzakarah, stadion

olahraga, dan lain-lain semua perkembangannya berbentuk halaqah.23

22 Abdul Majid Khon, , Hadist Tarbawi, (Jakarta:Kencana Media Group. Tahun 2012)h. 100-

101. Liat juga HR Bukhari; Muslim, no. 2176

23

Ibid., h. 101-102

Page 35: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

18

Metode pengajaran yang dilakukan Nabi dalam Hadist adalah metode

halaqah (lingkaran) Jemaah berbentuk melingkar. Ternyata beberapa

temuan psikolog mutakhir menunjukkan bahwa cara ini sangat efektif

kalau digunakan membahas topic seperti kita lihat dalam konferensi-

konferensi, seminar, stadion olahraga. Sebab dengan bentuk halakah

setiap peserta merasa setara dengan peserta lain dan semua peserta

dapat saling memandang tanpa adanya penghalang.24

2) Penerapan Halaqah pada Masa Khulafa ar-Rasyidin

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab telah ada sejumlah tenaga

pengajar yang secara resmi telah diangkat oleh khalifah untuk mengajar

dimasjid-masjid Kufah, Basrah, dan Damaskus. Fakta ini setidaknya

mengindikasikan bahwa fungsi akademis masjid sudah berkembang pada

masa awal-awal Islam. Pada masa ini pendidikan dimasjid terbatas pada Al-

Qur’am dan Hadis. Namun perkembangan selanjutnya memberagam

mencakup Tafsir, Fiqh, Kalam, Bahasa Arab, Sastra, Astronomi dan Ilmu

Kedokteran. 25

3) Penerapan Halaqah Pada Masa Daulah Bani Abbasiyyah

Dimasa Kekhilafahan Abbasiyyah di Baghdad tersebar majlis-majlis

ta’lim yang diadakan dirumah-rumah, gedung-gedung pemerintahan,

masjid-masjid yang diisi oleh para ulama yang senantiasa mendiskusikan

ilmu pengetahuan. Bahkan Khalifah dan dan pejabat tinggi Negara

senantiasa mengadakan dan hadir dalam kegiatan-kegiatan tersebut.26

Pada Masa Bani Abbas dan perkembangan kebudayaan Islam, Masjid-

masjid yang didirikan oleh para pengusaha pada umumnya diperlengkapi

dengan berbagai maacam sarana dan fasilitas untuk pendidikan. Tempat

24

Abdul Majid Khon, , Hadist Tarbawi, (Jakarta:Kencana Media Group. Tahun 2012) h. 102

25

Abdullah Syukri Zarkasyi. Gontor dan Pebaharuan pendidikan Pesantren. ( Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada. Tahun 2005). h. 39-40 26

Abdurrhaman al-Baghdadi, Sistem Pendidikan Islam di Masa Khilafah Islam. ( Bangil: al-

Izzah. Tahun 1996). h. 75

Page 36: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

19

pendidikan kelompok-kelompok, tempat berdiskusi dan bermunazarah

dalam berbagai ilmun pengetahuan. Dan juga dilengkapi perpustakaan

dengan berbagai buku-buku dari berbagai macam ilmu pengetahuan yang

cukup banyak.27

Pada permulaan masa Daulah Bani Abbasiyyah dimana Ilmu

pengetahuan dan kebudayaan Islam sudah tumbuh, berkembang dan dan

diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan

maka berdirilah took-toko kitab. Dengan demikian took kitab tersebut telah

berkembang fungsinya bukan hanya saja sebagai tempat berjual beli kitab-

kitab saja, tetapi juga tempat berkumpulnya para Ulama, pujangga, dan ahli

pengetahuan lainnya, untuk berdiskusi, berdebat, dan bertukar pikiran dalam

berbagai masalah ilmiah.28

4) Penerapan Halaqah/Bandungan Di Pesantren

adapun halaqah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti lingkaran-

adalah metode kolektif. Dalam metode ini dasarnya adalah metode kuliah,

para santri duduk melingkar mengelilingi kiainya yang sedang memberikan

pengajaran.29

Halaqah adalah “kerumunan para pendengar yang duduk

memutar mengelilingi seorang guru pada sebuah masjid. Istilah ini pada

umumnya dipahami sebagai para sahabat yang hadir dalam pengajaran Nabi

Muhammad SAW. Kata halaqah juga sering diartikan sebagai kumpulan

penonton yang sedang menyaksikan pertunjukan atau sedang mendengarkan

pembawa cerita.30

Secara garis besar sistem pengajaran yang dilaksanakan di pesantren,

dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, salah satunya yang akan dibahas

adalah Sistem Bandungan. Ini sering disebut dengan halaqah, dimana dalam

27 Zuhraini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara/Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam. Tahun 1997. Cet ke lima). h. 98

28 Ibid., h. 94-95

29

Disusun oleh Tim Penulis IAIN SYARIF HIDAYATULLAH/ Harun Nasution (Jakarta:

Djambatan tahun 1992). Hal 290-291

30

Cryil Glasse/ Huston Smith Ensiklopedia Islam Ringkas (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.

Tahun 1996). h 123

Page 37: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

20

pengajian, kitab yang dioleh kiai hanya satu. Sedangkan para santri

membawa kitab yang sama., lalu santri mendengarkan dan menyimak

bacaan kiai.

Adapun penerapan dan gambaran sistem penerapan Halaqah-Bandungan

di Pesantren yaitu:

1) Teknik Pembelajaran

Sebelum proses pembelajaran berlangsung, Kiai atau Ustadz

mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Santri yang mengikuti kegiatan pembelajaran adalah santri yang

sudah bisa membaca.

b) Penentuan mata pelajaran, kitab, bab, bagian dan topic yang

dipelajari disesuaikan dengan urutan dan jadwal yang telah

ditentukan serta tetap memperhatikan tingkat kemampuan santri.

c) Walaupun yang lebih aktif dalam pembelajaran adalah kyai atau

ustadz, tetapi santri juga dilibatkan dengan berbagai macam cara,

seperti Tanya jawab dan lain sebagainya.

d) Untuk membantu pemahaman santri, kyai atau ustadz dapat

mempergunakan alat peraga, alat bantu, atau media pengajaran

seperti, papan tulis, pengeras suara, peta dan lainnya.31

2) Tahap Persiapan

Sebelum pelajaran berjalan kyai atau ustadz mempersiapkan hal

yang diperlukan sesuai dengan pemilihan metode pembelajaran,

yaitu:

a) Memiliki gambaran mengenai tingkat kemempuan santri guna

menyesuaikan dengan bahasa dan penjelasan yang akan

disampaikan.

b) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dari kitab, dan tujuan padaa

setiap pertemuan.

31

Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, ( Tangerang: Media Nusantara. Tahun

2006). Cet ke-1. h. 61-62

Page 38: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

21

c) Menetapkan waktu untuk pembacaan dan penjelasan, memberikan

kesempatan kepada santri bertanya, dan waktu untuk evaluasi pada

setiap kali pertemuan.

d) Mempersiapkan alat bantu atau alat peraga yang diperlukan.

e) Mempersiapkan catatan-catatan khusus tentang batas-batas materi

yang akan disajikannya dan tentang penilaian kepada santri.

f) Mempersiapkan bahan yang dapat digunakan untuk perluasan

pembahasan atau penambahan wawasan santri.

g) Melakukan persiapan fisik yang memadai. 32

3) Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran bandongan

mengikuti langkah-langkah berikut:

a) Kyai atau ustadz menciptakan situasi yang baik dengan santri.

b) Memperhatikan situasi dan kondisi serta sikap santri apakah sudah

siap untuk belajar atau belum.

c) Kyai atau ustadz dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan

penjelasan dan keterangan-keterangan atau dengan menunjuk santri

secara bergiliran untuk membaca dan menerangkan suatu teks

tertentu. Disini kyai atau ustadz berperan sebagai pembimbing yang

membetulkan kesalahan dan menjelaskan bila ada hal-hal yang

dipandang santri sebagai sesuatun yang sulit untuk dipahami.

d) Setelah menyelesaikan penjelasan pada batasan tertentu, kyai atau

ustadz memberi kesempatan kepada santri untuk menanyakan hal-

hal yang belum jelas. Kyai atau ustadz dapat memberikan jawaban

langsung, atau dapat juga memberi kesempatan terlebih dahulu

kepada santri yang lain untuk menjawabnya.

32 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, ( Tangerang: Media Nusantara. Tahun

2006). Cet ke-1. h. 62-63

Page 39: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

22

e) Sebagai penutup, kyai atau ustadz menyebutkan kesimpulan-

kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan pembelajaran yang

telah berlangsung.33

Terkait dengan bentuk lingkaran dalam kegiatan pembelajaran

dengan metode bandongan, itu bersifat variatif. Ada yang membentuk

lingkaran penuh seperti huruf O, membentuk setengah lingkaran

seperti huruf U, atau berjejer lurus dan berbanjar ke belakang

menghadap berlawanan arah dengan dengan kyai atau ustadz. Dari

beragam bentuk ini yang tetap adalah posisi santri dengan duduk

bersila mengelilingi kyai ayau ustadz.34

4) Evaluasi

Untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan metode

bandongan dapat dilakukan dengan dua hal, yaitu: Pertama, pada

setiap tatap muka atau pada tatap muka tertentu; Kedua, pada saat

telah dikhatamkannya pengkajian sebuah kitab. Dalam kaitan ini,

kyai atau ustadz menilai berbagai aspek yang ada pada santri, baik

aspek penguasaan materi pada kitab, prilaku yang mesti ditunjukkan

dari pengkajian materi kitab, ataupun keterampilan/praktiktertentu

yang diajarkan dalam kitab.

a) Aspek pengetahuan (kognitif) dilakukan dengan menilai

kemampuan santri dalam membaca, dan menjelaskan materi kitab.

b) Aspek sikap (afektif) dapat dilihat dari sikap dan kepribadian

santri dalam kehidupan keseharian.

c) Aspek keterampilan (skill) yang dikuasai oleh para santri dapat

dilihat melalui praktik kehidupan sehari-hari dalam bidang ibada,

33

Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, ( Tangerang: Media Nusantara.

Tahun 2006). Cet ke-1. h. 63-64

34

Ibid,. h. 63

Page 40: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

23

Akhlakul karimah dan praktik kegiatan keterampilan bermata

pencaharian.35

Untuk lebih memudahkan kegiatan penilaian, kyai atau ustadz

membuat catan- catatan khusus atau perhatian khusus sehingga santri

menuntut ilmu secara bersungguh-sungguh karena merasa diawasi dan

dimonitor perkembangaan kemampuannya.36

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Belajar merupakan berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu.37

Menurut pengertian psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek

tingkah laku.38

Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang

berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar.39

Menurut psikologi pengajaran, belajar merupakan proses perubahan dari

belum mampu kearah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi dalam

waktu tertentu.40

Menurut Brown sebagaimana yang dikutip oleh M. Thobroni merinci

karakteristik pembelajaran sebagai berikut:

1) Belajar adalah menguasai atau memperoleh.

2) Belajar adalah mengingat-ingat informasi atau keterampilan.

3) Proses mengingat-ingat melibatkan system penyimpanan, memori,

dan organisai kognitif.

35 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, ( Tangerang: Media Nusantara. Tahun

2006). Cet ke-1h. 64-65

36

Ibid., h. 65

37

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, Tahun 2008), cet ke-8. h. 23

38 Slameto, belajar dan factor-faktor mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tahun

2010).. hal . 2

39

Mulyono Abdurrohman, Anak Berkesulitan Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta. 2012). h.

19

40 W.S Winkell, Psikologi Pengajaran, (Jakarta:PT Gramedia, 1989). Hal.34

Page 41: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

24

4) Belajar melibatkan perhatian aktif sadar dan bertindak menurut

peristiwa-peristiwa di luar serta didalam organisme.

5) Belajar itu bersifat permanen, tetapi tunduk pada lupa.

6) Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan, mungkin latihan yang

di topang dengan imbalan dan hokum.

7) Belajar adalah suatu perubahan prilaku.41

Menurut Slameto menyatakan bahwa:

belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperolehsuatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan”.42

Menurut Gagne, Berliner dan Hilgard sebagaimana yang dikutip oleh

Slameto menyatakan bahwa“ belajar adalah suatu proses perubahan

prilaku yang muncul karena pengalaman.43

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan diatas, menurut

Slameto dapat disimpulkan bahwa:

pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang

dan menyebabkan adanya prubahan prilaku yang disadari dan

cenderung bersifat tetap.44

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan dari

tidak tahu menjadi tahu, dari yang belum bisa menjadi bisa, perubahan

tingkah laku karena adanya pengalaman dan latihan-latihan. Perubahan

tingkah laku tersebut berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap,

pengetahuan, pemahaman, dan apersepsi.

b. Ciri-ciri Belajar

Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut:

1) Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu

perkembangan tertentu.

41 Muhammad Thobroni, Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011). H 18-19

42

Slameto, belajar dan factor-faktor mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tahun

2010). h. 7

43

Ibid,. h. 7

44

Thobroni, Arif Mustofa, op. cit. h. 21

Page 42: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

25

2) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah metode dan teknik

yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

3) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik, adanya aktivitas

anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegitan

belajar mengajar.

4) Aktor guru yang cermat dan tepat.

5) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi

masing-masing.

6) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.45

c. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Slameto prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

intruksional.

b) Belajar harus menimbulkan renforcement dan motivasi yang kuat

untuk mencapai tujuan intruksional.

c) Belajar perlu lingkunngan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif

d) Belajar perlu adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan

respose yang diharapkan.

3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

45 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007).hal 11.

Page 43: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

26

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu berulang kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.46

Menurut Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, menjelaskan bahwa,

belajar sebagai kegiatan sistematis dan kontinu memiliki prinsip-prinsip

sebagai berikut:Belajar berlangsung seumur hidup

a) Belajar adalah kompleks, tetapi terorganisir

b) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks

c) Belajar dari yang factual menuju konseptual

d) Belajar dari yang kongkret menuju abstrak

e) Belajar merupakan bagian dari perkembangan

f) Keberhasilan belajar diperoleh oleh factor bawaan.

g) Belajar mencakup semua aspek kehidupan.

h) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.

i) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru.

j) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang

tinggi.

k) Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang

lain.47

d. Pengertian Hasil Belajar

Dalam buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu

yang diadakan. hasil merupakan akibat, kesudahan, pendapatan, perolehan,

buah. 48

Menurut Suprijono sebagaimana yang dikutip oleh Ananda Santoso,

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk kepada pemikiran Gagne

sebagaimana yang dikutip oleh M. Thobroni, hasil belajar berupa hal-hal

berikut:

46 Slameto, belajar dan factor-faktor mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tahun

2010).. h. 27-28

47 Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2009). h. 18-19

48 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, Tahun 2008), cet ke-8. h. 23 lihat juga Ananda Santoso, A.R.AL Hanif, Kamus

Lengkap bahasa Indonesia, (Jakarta: Alumni). h. 172

Page 44: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

27

1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah

maupun penetapan aturan.

2) Keterampilan intelaktual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari keterampilan

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis sintetis, fakta

konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan

intelaktual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif

bersifat khas.

3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep

dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

meninternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku49

.

Menurut Romiszowski sebagaimana yang dikutip oleh Mulyono

Abdurrahman, perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah

terjadi, dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja

yaitu pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan terdiri dari empat

kategori, yaitu:

a. Pengetahuan tentang fakta.

b. Pengetahuan tentang prosedur.

49

Muhammad Thobroni, Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011). h. 22-23

Page 45: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

28

c. Pengetahuan tentang konsep.

d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu:

a. Keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif.

b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik.

c. Kemampuan bereaksi atau bersikap, dan

d. Keterampilan berinteraksi.50

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

1. Faktor Intern

a. Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan

Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing mengantuk jika badannya lemah kurang darah

ataupun ada gangguan-gangguan kelainan-kelainan fungsi alat

inderanya serta tubuhnya.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurag baik atau

kurang sempurnanya mengenai tubuh/badan.

b. Faktor Psikologis

a) Inteligensi

Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat

inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang memiliki

tingkat inteligensi rendah.

b) Perhatian

50

Mulyono Abdurrohman, Anak Berkesulitan Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta. 2012).

h. 26-27

Page 46: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

29

Untuk mendapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika

pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.

c) Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya.

d) Motif

Dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan

tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang

menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya

penggerak atau pendorongnya.

e) Bakat

Bakat itu mempengruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya

lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih

giat lagi dalam belajarnya itu.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak

melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu

diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau

bereaksi.51

c. Faktor Kelelahan

51

Slameto, belajar dan factor-faktor mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tahun 2010).. h. . 54-58

Page 47: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

30

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan

rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu

hilang.52

2. Faktor Ekstern

a. Faktor keluarga

1) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap

belajar anaknya. Hal ini jelas oleh Sutjipto Wirowidjojo

sebagaimana yang telah dikutip oleh Slameto, dengan

pertanyaannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertma dan utama.

2) Suasana Rumah

Suasana juga merupakan faktor yang penting yang tidak

termasuk faktor yang disengaja. Suasana yang gaduh/ramai dan

semerawut tidak akan memberi ketenangan pada anak yang

belajar.

3) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar

anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan

lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

belajar, meja, kursi, alat penerangan, alat tulis-menulis, buku-

buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya terpenuhi jika

keluarga mempunyai cukup uang.

4) Latar belakang Kebudayaan

52

Ibid., h. 59

Page 48: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

31

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak

untuk belajar.53

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.54

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan factor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya

siswa dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan dalam

tahap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagia

dalam kegiatan masyarakat terlalu banyak, misalnya berorganisasi,

kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan

terganggu, lebih-lebih tidak bijaksana dalam mengatur

waktunya.55

B. Ruang Lingkup Pembelajaran PAI

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Berbicara tentang pendidikan agama Islam tidak ubahnya ketika

berbicara tentang pendidikan secara umum, yakin adanya proses transfer

nilai dan pengetahuan. Hanya saja pendidikan agama Islam mendasarkan

pendidikanya pada konsep-konsep dasar agama Islam dan bertujuan untuk

53 Slameto, belajar dan factor-faktor mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tahun

2010).. h. 60-64

54 Ibid., h. 64

55

Slameto, belajar dan factor-faktor mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tahun

2010).. h. 69-70

Page 49: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

32

membentuk karakteristik manusia lebih bersifat islami. Hal ini sejalan

dengan apa yang ditetapkan oleh Ahmad D. Marimba bahwa Pendidikan

Islam adalah bimbingan jasmani, rohoni berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam. Dalam arti menciptakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama

Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islma

dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.56

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk menegenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

ajaran agama Islam dari sumber utamanya, yaitu kitab suci Al-Quran dan

Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta

penggunaan pengalaman.57

Istilah Pendidikan Agama Islam berarti “upaya membimbing,

mengarahkan, membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan

terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama dengan nilai-nilai

ajaran Islam”58

.

Menurut A. Tafsir sebagaimana yang telah dikutip oleh Abul Majid dan

Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam adalah “bimbingan yang diberikan

seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam”.59

HAMKA sebagaimana yang telah dikutip oleh Samsul Nizar,

berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah “serangkaian upaya

yang dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi akhlak,

dan kepribadian peserta didik, sehingga ia tahu membedakan mana yang

baik dan mana yang buruk”.60

56 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’rifat, 1962),

h.23

57

Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2012), Cet. 2, h. 250

58 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 340

59

Abul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agma Islam berbasis Kompetensi, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet 3, h. 130

60

Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang

Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 11

Page 50: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

33

Muhaimin sebagaimana yang telah dikutip oleh m Abul Majid dan Dian

Andayani, menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah “sistem

pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat

untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan

pendidikannya”.61

Mengenai pengertian pendidikan Islam menyatakan bahwa:

proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, ususlan) oleh subyek didik

terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, keamanan, intuisi, dan

sebagainya) dan raga obyek didik dengan materi-materi tertentu, dan dengan

alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai

evaluasi sesuai dengan ajaran islam”.

Dari beberapa paparan diatas, jika diamati secara cermat, maka dapat

diambil suatu pemahaman tentang pendidikan Islam yang memandang

bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi (fitrah) untuk

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik yang

dikaruniai Tuhan. Dengan berbagai potensi semacam itu, manusia dapat

menyempurnakan kemanusiannya sehingga menjadi pribadi yang dekat

dengan Tuhan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Armai Arief

menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

a. Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

b. Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagian hidup, baik

di dunia maupun di akhirat.62

Menurut. Hasan Langgulung Sebagaimana yang telah dikutip oleh

Armai Arief, tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan agama Islam,

yaitu:

61 Abul Majid dan Dian Andayani, Op Cit,. h.132

62

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), h. 26

Page 51: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

34

a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan

tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini

berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat itu sendiri.

b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan

peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan

kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan

hidup masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai

keutuhan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik

yang pada akhirnya akan kesudahan dengan kehancuran masyarakat

itu sendiri.63

Dari beberapa pendapat diatas mengenai tujuan pendidikan Islam,

dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik

tentang agama Islam, Sehingga menjadi manusia muslim yang

berkembang.

Sementara itu penulis menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama

Islam adalah menanamkan, menumbuhkan serta meningkatkan keimanan

dan keislaman melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, serta

pemberian pengalaman mengenai agama Islam.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Di dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani, menjelaskan

beberapa fungsi dari Pendidikan Agama Islam:

a. Pengembangan; yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan

lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajran dan

63 Ibid, 71

Page 52: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

35

pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang

secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai; sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

c. Penyesuaian mental; yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

d. Perbaikan; yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan; yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran; yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan non nyata) system dan fungsional

g. Penyaluran; yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan bagi

orang lain.64

Jadi pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai peneneman,

pengajaran penyesuaian mental dan Pengembangan dalam meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang telah

ditanamkan dalam lingkungan keluarga, serta perbaikan dan pencegahan

untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari budaya

lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya, dan juga sebagai

Penyaluran untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di

bidang Agama Islam.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini membahas mengenai Penerapan Metode Halaqah Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan Kabupaten Bekasi. dan berdasarkan hasil

64 Abul Majid dan Dian Andayani, Op.Cit. h. 134-135.

Page 53: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

36

kajian pustaka yang dilakukan peneliti didapatkan hasil penelitian yang relevan

dengan beberapa guru di beberapa sekolah yang menerapkan metode halaqah

yaitu yang dilakukan oleh:

1. Lu’lu Shohibah

Lu’lu Shohibah dalam Skripsinya yang berjudul Penerapan Metode

Halaqah dalam pembelajaran Fiqh di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambak

Sari Cilacap. Program Studi Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto Tahun 2014. Menyimpulkan bahwa

dengan metode halaqah kegiatan belajar mengajar jadi lebih efisien, siswa

pun lebih terpantau, “siswa juga lebih termotivasi”.

2. Zulfikri

Zulfikri dalam Skripsinya yang berjudul Penarapan Metode Halaqah

dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantran Nurul Huda Al-

Islami Pekanbaru. Program Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Tahun 2012. Zulfikri menyimpulkan bahwa penerapan metode halaqah

dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren al-Huda sangat

cocok diterapkan. Karena kebanyakan pembelajaran kitab kuning di

pesantren menggunakan metode halaqah.

3. Didi Sumardi

Didi Sumardi dalam Skripsinya yang berjudul Implemenrasi Penerapan

Metode Halaqah dalam Pembelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Surabaya tahun 2010 , menyimpulkan bahwa“ metode

halaqah yang saya terapkan di SMAN 11 Surabaya, SMP 3 Cikarang Utara

dan di SDIT El-Hurriyah sangat simple diterapkan, selain siswa lebih

terfokus pada kegiatan belajar-mengajar, interaksi antara guru dengan siswa

terhubung dengan baik.

Page 54: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

37

Persamaan antara Penelitian dan penulisan Skripsi yang dilakukan dengan

beberapa Skripsi diatas diantaranya:

a. Terdapat persamaan penggunaan metode dalam penelitian ini dengan skripsi

yang telah ditulis oleh Lu’lu’ Shohibah, Zulfikri dan Didi Sumardi. Yakni

penggunaan metode halaqah dalam proses pembelajaran.

b. Persamaan yang signifikan antara skripsi ini dengan Skripsi Zulfikri adalah

memposisikan peserta didik dalam lingkaran besar. Sedangkan perbedaanya

terletak pada mata pelajaran. Dalam skripsinya halaqah diterapkan pada

pembelajaran Kitab Kuning, sedangkan dalam penulisan Skripsi ini halaqah

diterapkan pada pelajaran SKI

c. Perbedaan antara penulisan Skripsi ini dengan Skripsi Lu’lu Shohibah

adalah pada mata pelajaran. Lu’lu’ Shohibah menggunakan metode halaqah

pada mata pelajaran Fiqh. Sedangkan dalam penulisan Skripsi ini palajaran

yang diajarkan menggunakan metode halaqah adalah pelajaran SKI.

d. Perbedaan lainnya antara penelitian penulisan skripsi ini dengan skripsi

Lu’lu Shohibah, Zulfikri dan Didi Sumardi adalah dalam penerapan metode

halaqah dalam penelitian ini adalah penggunaan alat bantu seperti media

gambar atau media visual dan media audio visual.

D. Kerangka Berfikir

Upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam. Proses pembelajaran harus bisa mengupayakan siswa untuk berfikir kreatif,

aktif, mampu memecahkan permasalahan dan memungkinkan siswa untuk

mengorganisasikan belajarnya sendiri, sehingga pada akhirnya siswa dapat

memahami konsep Sejarah Kebudayaan Islam secara benar dan utuh, serta dapat

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pengajaran di kelas, cara seorang guru menyampaikan materi

pelajaran sangat mempengaruhi proses pengajaran tersebut. Untuk itu guru

dituntut kreatif dan inofatif agar tercipta suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu metode

Page 55: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

38

pembelajaran yang dapat menciptakan suasana tersebut adalah metode halaqah.

Dalam pembelajaran ini siswa belajar bersama-sama dalam kelompok kecil dan

saling membantu satu sama lain aktif untuk mengemukakan pendapat dan

mengembangkan pemikirannya.

Metode pembelajaran halaqah yang diterapkan, diharapkan dapat

meningkatkan motivasi siswa secara aktif dan efektif. Karena pembelajaran

kooperatif memiliki beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi siswa,

seperti terjadinya hubungan saling ketergantungan positif, mengembangkan

semangat kerja kelompok, serta memupuk komunikasi yang efektif dan kompetisi

yang sehat antara anggota kelompok. Atas dasar inilah metode halaqah diajukan

sebagai permasalahan penelitian untuk diterapkan di dalam kegiatan pembelajaran

dengan tujuan kejenuhan siswa dalam belajar ke arah pembelajaran yang interaktif

dan menyenangkan. Di mana siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar,

tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran. Dengan

demikian siswa dapat terdorong minat dan motivasinya untuk belajar yang pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tujuan pembelajaran akan

tercapai.

Sedangkan pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol adalah metode

ceramah. Metode ini seakan menjadi favorit guru-guru di sekolah dalam proses

belajar mengajar. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bukan hanya

mempelajari konsep-konsep semata yang mengharuskan siswa untuk

mendengarkan dan melihat keterangan guru di papan tulis selama 40 menit atau

bahkan 80 menit.

Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan antara metode halaqah

pada kelas eksperimen dengan metode ceramah pada kelas kontrol, antara lain:

1. Terjadinya interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

2. Suasana pembelajaran lebih efektif.

3. Metode halaqah lebih mendorong motivasi belajar siswa yang

berdampak pada hasil belajar siswa.

Page 56: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

39

Setelah mengkaji teori-teori metode halaqah dan hasil belajar serta

keterkaitan teoritis keduanya, peneliti berasumsi bahwa “diduga terdapat

perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan metode

halaqah dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah pada mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam”.

E. Hipotesis tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu masalah sampai

terbukti kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan dari lapangan.65

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa hipotesis merupakan pernyataan

atau jawaban sementara yang kebenarannya belum dapat dipastikan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Maka hipotesis yang didapat dari penelitian yaitu

adanya pengaruh penggunaan metode halaqah terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaranSejarah Kebudayaan Islam di MTS Tarbiyatus Sibyan di Sukatani

Bekasi.

65 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006), h. 71.

Page 57: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran

2016-2017, yaitu dimulai dari Selasa, 12 Januari 2017 sampai dengan Selasa, 22

Maret 2017. sedangkan untuk tempat penelitian yaitu Madrasah Tsanawiyah

(MTS) Tarbiyatus Sibyan yang beralamat di Jl. Pilar Utama, Desa Sukaraya,

Kecamatan Sukatani. Kabupten Bekasi.

B. Metode dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliatian ini adalah jenis penelitian

Kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Metode ini

dilaksanakan dengan memberikan perlakuan kepada subyek penelitian kemudian

memberikan tes pada subyek penelitian. Desain ini mempunyai kelompok kontrol

tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Desain penellitian yang digunakan adalah salah satu kelompok eksperimen

dengan pre-test dan post test (pretest-postest control group design). Pada desain

ini, menggunakan satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen mendapatkan pre-test, perlakuan (treatment) dengan

pembelajaran dan setelah itu diberi pos test. Kelompok kontrol diberikan pre-test,

perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang berbeda dengan kelas

eksperimen dan setelah itu diberi post test.

Desain penelitian pre-test dan post test control group design

Keterangan:

: pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapat perlakuan)

: post test (tes hasil belajar sesudah mendapat perlakuan)

: treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu penggunaan metode

Halaqah dalam proses pembelajaran

: treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode

ceramah dalam proses pembelajaran

Page 58: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

41

C. Populasi dan Pengambilan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga dibedakan antara

populasi target dengan populasi terukur atau “accessible population”.1

Populasi seluruh siswa MTS Tarbiyatus Sibyan yang berjumlah 188 anak.

Dengan komposisi data penelitian ini adalah 109 anak laki-laki dan 79 anak

perempuan, sedangkan populasi terukurnya adalah siswa MTS Tarbiyatus Sibyan

Kelas VII A yang berjumlah 30 siswa , terdiri dari 17 anak laki-laki dan 13 anak

perempuan. Kelas VII B terdiri dari 30 Siswa yang terdiri dari 19 anak laki-laki

dan 11 anak perempuan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Untuk pengambilan sampel penelitian ini ditentukan dengan

teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan dengan

tujuan penelitian.2 Dan yang menjadi sampel untuk kelas kontrol adalah kelas VII

A yang berjumlah 30 siswa , terdiri dari 11 anak laki-laki dan 19 anak perempuan

dan kelas eksperimen adalah kelas Kelas VII B terdiri dari 30 Siswa yang terdiri

dari 12 anak laki-laki dan 17 anak perempuan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.3

Ada dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel metode

Halaqah sebagai variabel bebas yang dilambangkan dengan (X) dan variabel hasil

belajar siswa sebagai variabel terikat yang dilambangkan dengan (Y).

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), cet VII,h. 251

2 Ibid., h.254

3 Ibid., h.254

Page 59: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

42

berikut ini table variabel beserta lambangnya:

-

Keterangan:

: metode halaqah

: Hasil belajar siswa

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pemberian Tes

Tes diberikan pada kedua kelompok sampel dengan pemberian tes yang

sama, yang dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post test) pokok

bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus.

Bentuk soal dapat berupa pilihan ganda dan uraian yang memuat aspek-

aspek kemampuan siswa. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Untuk

mengetahui kualitas pelaksanaan metode digunakan teknik observasi.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk menambah dan melengkapi data penelitian.

.Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan peneliti yang tidak dibatasi

jawabannya. Artinya pertanyaan yang mengundang jawaban terbuka4

Berikut yang menjadi sumber informasi wawacara dalam penelitian ini

adalah:

a. Siswa

Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap

penerapan metode halaqah pada mata pelajaran Sejarah Kebudyaan

Islam.

b. Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudaayaan Islam.

4. Ezmir Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: P.T Grafindo Raja Persada. Tahun 2011

Page 60: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

43

Wawancara dilakukan untuk mengetahui komentar mengenai

penerapan metode halaqah pada mata pelajaran Sejarah Kebudyaan

Islam.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

pemahaman materi peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Bentuk tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes obyektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item

pada soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang

benar. Soal yang digunakan dalam penelitian berjumlah 30 soal.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrument penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan untuk tingkat

MTS.

2. Membuat soal-soal instrument sesuai dengan kisi-kisi instrument.

3. Melaksanakan uji coba Instrumen penelitian.

4. Analisis validitas dan reabilitas.

5. Melakukan wawancara secara acak kepada siswa mengenai penerapan

metode Halaqah pada mata pelajaran SKI di MTS Tarbiyatus Sibyan.

Tes hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam. diberikan setelah seluruh peserta

didik mempelajari materi Sejarah Kebudayaan Islam. menggunakan metode

halaqah dengan kisi-kisi tes terlampir.

G. Uji Penilaian Instrumen

Sebelum diberikan kepada subyek penelitian, soal terlebih dahulu diujicobakan

pada peserta didik kelas MTS Tarbiyatus Sibyan Uji coba ini bertujuan untuk

mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda.

Page 61: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

44

1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata valid yang artinya cocok atau sah, atau benar.5

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti.6 Untuk mengetahui

setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka setiap item dihitung

validitasnya. Untuk mengukur validitas tes obyektif dalam pilihan ganda,

yaitu dengan menggunakan rumus korelasi poin biseral:7

=

= Angka indeks korelasi poin biseral

= Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai pada mata

pelajaran SKI oleh peserta tes (testee) yang menjawab betul, yang

sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

= Deviasi standar total (Deviasi standar dari skor total).

= Proporsi siswa yang menjawab benar

= Proporsi siswa yang menjawab salah

Adapun criteria pengujiannya ialah:

Antara 0,800 samSKI dengan 1,00 : sangat tinggi

Antara 0,600 samSKI dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,200 samSKI dengan 0,400 : rendah

Antara 0,00 samSKI dengan 0,200 : sangat rendah8

5 Harianto dan Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),

cet I, h. 23.

6 Sugiyono, Op. cit., h.267.

7 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014),

XXIII h. 258.

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h.89

Page 62: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

45

2. Uji Reliabilitas

Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrument penelitian yang

digunakan harus reliabel. Reliabilitas adalah instrument cukup dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah

baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20

sebagai berikut:

=

Keterangan:

= Reliabilitas soal secara keseluruhan (reliabilitas instrumen)

= Banyaknya butiran pertanyaan

= Varians total

= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butiran pertanyaan

= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butiran pertanyaan

Adapun criteria pengujiannya adalah:9

Tabel 3.2

Kriteria Reabilitas Soal

Reabilitas Kriteria

0,90-1,00 Sangat tinggi

0,70-0,90 Tinggi

0,40-0,70 Sedang

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah,

sedang, atau sukar, maka digunakan rumus sebagai berikut:10

9 Sugiyono, op.cit., h.102

10

Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 223

Page 63: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

46

P =

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : Jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 samSKI 0,30 adalah sukar

Soal dengan P 0,31 samSKI 0,70 adalah sedang

Soal dengan P 0,71 samSKI 1,00 adalah mudah

4. Daya Pembeda

Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah “kemampuan soal untuk

membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan peserta

didik yang berkemampuan tinggi”. Rumus yang digunakan untuk daya

pembeda adalah:11

=

D : Daya pembeda

: jumlah skor maksimal kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

: Jumlah skor maksimal kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

: jumlah skor maksimal kelompok atas

: Jumlah skor maksimal kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda:

D : 0,00 ˂ D ≤ 0,020 = jelek (poor)

D : 0,20 ˂ D ≤ 0,040 = cukup (satisfactory)

D : 0,40 ˂ D ≤ 0,070 = baik (good)

D : 0,70 ˂ D ≤ 1,00 = baik sekali (excellent)

11 Ibid, h. 226

Page 64: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

47

H. Teknik Analisis data

Setelah data terkumpul, data dianalisa dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan

yaitu uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur pengujian adalah

sebagai berikut:

a. Perumusan hipotesis

b. Menentukan rata-rata

c. Menentukan standar deviasi

d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi

1) Rumus Banyak Kelas

1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya kelas

2) Rentang (R)= skor terbesar – skor terkecil

3) Panjang kelas (P) =

4) Cari hitung dengan menggunakan rumus:

12

∑( )

Keterangan:

: Harga kai kuadrat (chi square)

: Frekuensi observasi

: Frekuensi ekspektasi

5) Cari dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) –

3 dan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi (ɑ) = 5%

6) Kriteria pengujian:

Jika ≤ , maka diterima.

Jika ≤ , maka ditolak dan diterima.

12 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,

2010), h. 190

Page 65: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

48

2. Uji Homogenitas

Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi

dengan varians yang homogen.13

Uji homogenitas dilakukan dengan

menggunakan uji Fhiser, menurut Sugiyono rumus uji Fhiser adalah sebagai

berikut:

;

Keterangan:

= Homogenitas.

= Varians terbesar.

= Varians terkecil.14

Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Mencari statistik hitung

b. Mencari statistik table

c. Membandingkan statistik hitung dengan statistik table

Jika ˂ : maka diterima

Jika ˃ : maka diterima

Hipotesis uji homogenitas:

= kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen

= kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan

uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan

menggunakan uji t. Rumus uji “t” yang digunakan ada lah:15

13 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h. 249

14

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2007), h. 140. 15

Ibid., h. 238-239

Page 66: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

49

dengan S = √( ) ( )

( )

Kriteria pengujian tolak jika ˃ dan diterima jika

˂

Keterangan:

= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

= rata-rata hasil belajar kelas control

= jumlah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas control

= varians kelas eksprimen

= varians kelas control

Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian nilai dalam statistik

tabel dengan taraf signifikansi ɑ = 0,05. Selanjutnya membandingkan

statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t

tabel maka ditolak dan diterima. Jika t hitung lebih kecil daripada

t tabel maka diterima dan ditolak.16

I. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

:

:

= tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam siswa dengan menggunakan metode Halaqah

= terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam siswa dengan menggunakan Halaqah.

Keterangan:

= nilai rata-rata hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang telah

diajarkan dengan metode halaqah.

16 Husaini, usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), h. 141-142.

Page 67: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

50

= nilai rata-rata hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang diajarkan

dengan metode ceramah

Page 68: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah MTS Tarbiyatus Sibyan

1. Sejarah Singkat Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan didirikan oleh Drs. H. Adang

Maryadi pada tahun 1985. Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan

berlokasi di Jl. Pilar-Sukatani. Desa Sukaraya. Kecamatan Karang

Bahagia. Kabupaten Bekasi. No. Telp (021) 8910 7176.

Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan diselenggarakan dan dikelola

oleh sebuah yayasan besar bernama Yayasan Tarbiyatus Sibyan yang

memiliki beberapa jenjang pendidikan seperti Raudhatul Athfal (RA)

Tarbiyatus Sibyan, Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan , Madrasah

Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan dan SMA Islam Karang Bahagia.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Unggul dalam Prestasi IMTAQ dan IPTEK

b. Misi

1) Membentuk Insan yang berilmu dan berwawasan luas.

2) Membentuk generasi bangsa yang unggul dalam prestasi akademis.

3) Membsentuk peserta didik yang berakhlah mulia.

4) Mendorong siswa dalam menguasai teknologi Informatika.

5) Mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kegiatan Belajar

Sesuai dengan visi dan misi Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan

yaitu “unggul dalam prestasi IMTAQ dan IPTEK”, kami terus-menerus

mengembangkan Model Pembelajaran yang dinamis dengan didukung

oleh materi-materi Muatan Lokal yang disesuaikan dengan Lembaga-

lembaga setingkat.

Page 69: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

52

4. Kegiatan Ekstrakulikuler

a. School’s Band

b. Pramuka

c. Marawis, dan

d. Leadership

5. Sarana dan Prasarana

Suasana yang jauh dari kebisingan membuat siswa dalam proses

pembelajaran menjadi lebih tenang dan nyaman serta didukung sarana dan

prasarana sebagai berikut:

a. Gedung dua lantai

b. Sarana ibadah

c. Laboraturium komputer dan multimedia

d. Sarana olahraga

e. Lokal area network atau hotspot area

f. Lapangan futsal, basket dan voli

B. Hasil Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil anates butir soal dengan menggunakan program

ANATES, dari 30 butir soal yang diujikan kepada siswa, terdapat 21 soal

yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22,

23, 25, 27, 28, 29, dan 30.Sedangkan untuk nomor soal yang tidak valid

terdapat 9 butir soal, yaitu nomor 4, 7, 9, 10, 15, 17, 21, 24, dan 26.

Berikut beberapa soal yang tidak valid diantaranya:

2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, diperoleh hasil bahwa niai

reliabilitas instrument tes adalah 0,87. Nilai ini sudah termasuk kategori

tinggi atau dengan kata lain instrument ini termasuk kategori layak

digunakan dalam penelitian.

Page 70: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

53

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Berdasarkan perhitungan melalui program ANATES, dapat dilihat

tingkat kesukaran soal-soal instrument pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

K

4. Uji Daya Pembeda

Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat

dilihat daya pembeda pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Klasifikasi Tingkat Daya Pembeda

Kategori Nomor Soal Jumlah

Soal

Jelek 2,3,5,8,9,11,12,13,17,18,22,23,27,29 14

Cukup 7,16,20,30 4

Baik 4,6,10,19,21,25,28 7

Kategori

Nomor Soal

Jumlah

Soal

Sangat Sukar - -

Sukar 5 1

Sedang 2,3,8,9,11,12,13,18,19,20,21,26,29 13

Mudah 1,6,10,16,17,22,23,24,27,28,30 12

Sangat

Mudah

4,7,14,25 4

Jumlah item 30

Page 71: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

54

Baik Sekali 1,14,15,24,26 5

Jumlah item 30

C. Deskriptif Data

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan pada kelas

VII yang terdiri dari tiga kelas yaitu VII-A dan VII-B,. VII-A sebagai kelas

eksperimen yang diajarkan dengan metode poster halaqah dan kelas VII-B

sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan metode Ceramah.

Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang diajarkan pada penelitian ini

adalah Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa Daulah Bani Umayah

dengan dua kali treatment. Untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok,

setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa post-test.

Sebelum tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada kelas VII-A. Setelah

dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas dari 30 butir soal pilihan ganda

yang diberikan terdapat 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid.

1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen

Metode Halaqah.

Untuk kelas eksperimen yang menggunakan metode halaqah peneliti

mengambil kelas VII-A yang jumlah siswanya 30 siswa, terdiri dari 19

siswa dan 11 siswi. Tingkat kecerdasan kelas ini cukup merata, ini

dibuktikan dengan nilai individu siswa hasil pre-test atau tes di awal

pertemuan sebelum diberikannya materi. Hasil tersebut dapat dilihat pada

diagram frekuensi 4.1.

Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode halaqah Guru

mengatur posisi tempat duduk seperti halaqah, kemudian melaksanakan

kegiatan pembelajaran, Guru menerangkan materi pembelajaran SKI dan

siswa menyimak keterangan-keterangan yang disampaikan doleh guru.

Guru juga memerintahkan siswa untuk mencatat beberapa keterangan-

keterangan yang dianggap penting.

Page 72: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

55

Alat peraga berupa media gambar digunakan. Kemudian siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya dan terakhir siswa dibagi ke dalam

kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa yang ditugaskan untuk

mengomentari maksud dari gambar-gambar yang telah ditampilkan tadi

dalam proses pembelajaran.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Kontrol Metode

Ceramah

Untuk kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, peneliti

menunjuk kelas VII-B yang jumlah siswanya 30 anak, terdiri dari 17

siswa dan 13 siswi. Tingkat kecerdasan siswa-siswi di kelas ini dapat

dikatakan cukup merata, hal ini dapat dibuktikan melalui nilai

individu masing-masing siswa hasil pre-test atau tes di awal

pertemuan sebelum diberikan materi. Data hasil pre-test bisa dilihat di

lampiran.

Pada kelas kontrol, guru menyampaikan seluruh materi melalui

metode ceramah. Dimana seluruh siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan yang guru berikan.

3. Data Hasil Belajar SKI siswa

a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen (halaqah) dan Pre-test Kelas

Kontrol (Ceramah)

Hasil nilai yang diperoleh siswa dari pre-test yang dilakukan

pada kelas eksperimen (halaqah) dan pre-test kelas control

(ceramah) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:

Page 73: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

56

Tabel 4.3

Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen (VII-A)

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 30

2. Aditya Surya Hartawan 50

3. Al Fatthah 40

4. Angga Maulia Putra 70

5. Ari Bahari 45

6. Bunga Novianti 50

7. Dea Siti Khumaeroh 40

8. Dewi Safira 65

9. Dierul Hasanah 55

10. Fajar Eka Saputra 60

11. Faris Abiyyu Akram 70

12. Gilang Ramadhan 60

13. Hasbiyallah 70

14. Ines Julianti 65

15. Luthfiyah khaisah nasution 80

16. Marsella Zalianti 35

17. Muhammad Abdul Hafid 80

18. Nur Arif 70

19. Nursalsabillah maulina Farid 70

20. Pajar Maulana 55

21. Popon Nuramaliyah 75

22. Rabiah Fajriah 75

23. Rahma Dita Octari 80

Page 74: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

57

1

3

1

7

8

10

0

2

4

6

8

10

12

30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83

Nilai yang diperoleh siswa dari Pre-test yang dilakukan pada kelas

eksperimen (halaqah) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 4.1

Diagram Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen

24. Raja Pangestu 75

25. Rendi Setiawan 80

26. Ridho Fadil Mubarok 65

27. Ripki Febrian 80

28. Rizky wijaya 75

29. Sabila Dwi Istiqomah 80

30. Siti Annisa Herawati 60

Page 75: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

58

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen

No. Kelas Interval Nilai tengah f f kum

1. 30-38 34 1 1

2. 39-47 43 3 4

3. 48-56 52 1 5

4. 57-65 61 7 12

5. 66-74 70 8 20

6. 75-83 79 10 30

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa ada 1 orang siswa yang

berkemampuan rendah, memperoleh nilai dengan interval 30-38. Sedangkan siswa

yang berkemampuan sedang yang mendapatkan rentang nilai 57-65 berjumlah 7

siswa.Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 10 siswa yaitu memperoleh

rentang nilai 75-83.

Tabel 4.5

Nilai Pre-test Kelas Kontrol

No. Nama Nilai

1. Adelia Marcheli Nur Saa'dah 45

2. Alvin Prayoga Ihsan 30

3. Anggoro Dwi Darsono 35

4. Arifah Rahmah 35

5. Arkhan Radia 30

6. Azam Fauzan 45

7. Bimo Nara Fadilah 40

8. Bunga Nada Afifah 45

Page 76: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

59

Nilai yang diperoleh siswa dari pre-test yang dilakukan pada kelas kontrol

dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

9. Cinta Jolista Putri 45

10. Dirgariegza Ibnu Zaky Annasar 50

11. Diva Meiza Luna Sevilla 45

12. Fachri zaki Nur Ihsan 50

13. Haidir Ali 75

14. Haykal Masyhuri Al Muharammi 45

15. Hurriyah Rahmawati 75

16. Ibnu Al Hiksun 50

17. Kaisar Ali 70

18. Khanza Dhobithoh Azzahra 65

19. Mahesa Dzakwan 70

20. Mochammad Dzaki Rizki R 70

21. Muhammad Dzulqaida Ba'lawi 60

22. Muhammad Rizal 70

23. Nadya Halwa Muchlis 75

24. Naya Arsal 70

25. Panji Armansyah 70

26. Putri Arasy aprilia 75

27. Raffi Atalla zaki 55

28. Rifqi Adrian Adinata 75

29. Rifqi Putra 50

30. Rifqi Rizalah 70

Page 77: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

60

Gambar 4.2

Diagram Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas Kontrol

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelas Kontrol

No. Kelas interval Nilai tengah f f kum

1. 30-37 33,5 3 3

2. 38-45 41,5 4 7

3. 46-53 49,5 2 9

4. 54-61 57,5 5 14

5. 62-69 65,5 7 21

6. 70-77 73,5 9 30

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang

berkemampuan sedang berjumlah 5 siswa, memperoleh nilai interval 54-

61. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah berjumlah 3 siswa,

memperoleh nilali pada interval 30-37. Dan siswa yang berkemampuan

tinggi berjumlah 9 siswa, memperoleh nilai interval 70-77.

3 4

2

5

7

9

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

30-37 38-45 46-53 54-61 62-69 70-77

Page 78: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

61

b. Perkembangan hasil belajar siswa selama empat (4) kali pertemuan

sejak pemberian soal Pre-tset .

Tabel 4.7

Perkembangan Nilai Kelas Eksperimen (VII-A)

Pada Pertemuan Pertama

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 40

2. Aditya Surya Hartawan 55

3. Al Fatthah 45

4. Angga Maulia Putra 74

5. Ari Bahari 48

6. Bunga Novianti 55

7. Dea Siti Khumaeroh 45

8. Dewi Safira 68

9. Dierul Hasanah 50

10. Fajar Eka Saputra 65

11. Faris Abiyyu Akram 75

12. Gilang Ramadhan 65

13. Hasbiyallah 75

14. Ines Julianti 65

15. Luthfiyah khaisah nasution 85

16. Marsella Zalianti 45

17. Muhammad Abdul Hafid 80

18. Nur Arif 73

19. Nursalsabillah maulina Farid 72

20. Pajar Maulana 60

Page 79: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

62

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

H

Terdapat peningkatan pada rata-rata hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen yang sebelumnya nilai rata-ratanya 61 menjadi 64.

Tabel 4.8

Perkembangan Nilai Kelas Eksperimen (VII-A)

Pada Pertemuan ke-2

21. Popon Nuramaliyah 75

22. Rabiah Fajriah 75

23. Rahma Dita Octari 80

24. Raja Pangestu 75

25. Rendi Setiawan 80

26. Ridho Fadil Mubarok 65

27. Ripki Febrian 80

28. Rizky wijaya 75

29. Sabila Dwi Istiqomah 80

30. Siti Annisa Herawati 60

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 55

2. Aditya Surya Hartawan 60

3. Al Fatthah 60

4. Angga Maulia Putra 75

5. Ari Bahari 60

6. Bunga Novianti 60

7. Dea Siti Khumaeroh 65

8. Dewi Safira 70

Page 80: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

63

Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua yang

sebelumnya nilai rata-rata 64 menjadi 68

9. Dierul Hasanah 55

10. Fajar Eka Saputra 75

11. Faris Abiyyu Akram 75

12. Gilang Ramadhan 70

13. Hasbiyallah 75

14. Ines Julianti 70

15. Luthfiyah khaisah nasution 85

16. Marsella Zalianti 60

17. Muhammad Abdul Hafid 80

18. Nur Arif 73

19. Nursalsabillah maulina Farid 72

20. Pajar Maulana 65

21. Popon Nuramaliyah 75

22. Rabiah Fajriah 75

23. Rahma Dita Octari 80

24. Raja Pangestu 75

25. Rendi Setiawan 80

26. Ridho Fadil Mubarok 70

27. Ripki Febrian 80

28. Rizky wijaya 75

29. Sabila Dwi Istiqomah 80

30. Siti Annisa Herawati 60

Page 81: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

64

Tabel 4.9

Perkembangan Nilai Kelas Eksperimen (VII-A)

Pada Pertemuan ke-3

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 68

2. Aditya Surya Hartawan 70

3. Al Fatthah 65

4. Angga Maulia Putra 75

5. Ari Bahari 70

6. Bunga Novianti 70

7. Dea Siti Khumaeroh 75

8. Dewi Safira 75

9. Dierul Hasanah 65

10. Fajar Eka Saputra 80

11. Faris Abiyyu Akram 77

12. Gilang Ramadhan 78

13. Hasbiyallah 80

14. Ines Julianti 75

15. Luthfiyah khaisah nasution 85

16. Marsella Zalianti 65

17. Muhammad Abdul Hafid 85

18. Nur Arif 75

19. Nursalsabillah maulina Farid 75

20. Pajar Maulana 75

21. Popon Nuramaliyah 75

22. Rabiah Fajriah 85

Page 82: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

65

Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua yang

sebelumnya nilai rata-rata 68 menjadi 72.

Tabel 4.10

Perkembangan Nilai Kelas Eksperimen (VII-A)

Pada Pertemuan ke-3

23. Rahma Dita Octari 85

24. Raja Pangestu 80

25. Rendi Setiawan 80

26. Ridho Fadil Mubarok 70

27. Ripki Febrian 80

28. Rizky wijaya 75

29. Sabila Dwi Istiqomah 80

30. Siti Annisa Herawati 65

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 55

2. Aditya Surya Hartawan 60

3. Al Fatthah 60

4. Angga Maulia Putra 75

5. Ari Bahari 60

6. Bunga Novianti 60

7. Dea Siti Khumaeroh 65

8. Dewi Safira 70

9. Dierul Hasanah 55

10. Fajar Eka Saputra 75

Page 83: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

66

Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua yang

sebelumnya nilai rata-rata 64 menjadi 68

11. Faris Abiyyu Akram 75

12. Gilang Ramadhan 70

13. Hasbiyallah 75

14. Ines Julianti 70

15. Luthfiyah khaisah nasution 85

16. Marsella Zalianti 60

17. Muhammad Abdul Hafid 80

18. Nur Arif 73

19. Nursalsabillah maulina Farid 72

20. Pajar Maulana 65

21. Popon Nuramaliyah 75

22. Rabiah Fajriah 75

23. Rahma Dita Octari 80

24. Raja Pangestu 75

25. Rendi Setiawan 80

26. Ridho Fadil Mubarok 70

27. Ripki Febrian 80

28. Rizky wijaya 75

29. Sabila Dwi Istiqomah 80

30. Siti Annisa Herawati 60

Page 84: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

67

Tabel 4.10

Perkembangan Nilai Kelas Eksperimen (VII-A)

Pada Pertemuan ke-4

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 78

2. Aditya Surya Hartawan 80

3. Al Fatthah 78

4. Angga Maulia Putra 80

5. Ari Bahari 75

6. Bunga Novianti 75

7. Dea Siti Khumaeroh 85

8. Dewi Safira 85

9. Dierul Hasanah 75

10. Fajar Eka Saputra 85

11. Faris Abiyyu Akram 80

12. Gilang Ramadhan 85

13. Hasbiyallah 85

14. Ines Julianti 80

15. Luthfiyah khaisah nasution 85

16. Marsella Zalianti 78

17. Muhammad Abdul Hafid 85

18. Nur Arif 85

19. Nursalsabillah maulina Farid 88

20. Pajar Maulana 88

21. Popon Nuramaliyah 85

22. Rabiah Fajriah 90

Page 85: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

68

Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua yang

sebelumnya nilai rata-rata 72 menjadi 80

c. hasil Post-test Kelas Eksperimen (halaqah) dan Post-test Kelas

Kontrol (Ceramah)

Hasil nilai yang diperoleh siswa dari Post-Test yang dilakukan pada

kelas eksperimen dan Post-Test kelas kontrol dapat ditunjukkan pada tabel

dan gambar berikut:

Tabel 4.11

Niai Post-Test Kelas Eksperimen

No. Nama Nilai

1. Ade Fahmi Rijal 95

2. Aditya Surya Hartawan 75

3. Al Fatthah 90

4. Angga Maulia Putra 85

5. Ari Bahari 75

6. Bunga Novianti 60

7. Dea Siti Khumaeroh 90

23. Rahma Dita Octari 90

24. Raja Pangestu 85

25. Rendi Setiawan 85

26. Ridho Fadil Mubarok 75

27. Ripki Febrian 85

28. Rizky wijaya 80

29. Sabila Dwi Istiqomah 85

30. Siti Annisa Herawati 75

Page 86: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

69

8. Dewi Safira 80

9. Dierul Hasanah 85

10. Fajar Eka Saputra 95

11. Faris Abiyyu Akram 100

12. Gilang Ramadhan 85

13. Hasbiyallah 85

14. Ines Julianti 70

15. Luthfiyah khaisah nasution 90

16. Marsella Zalianti 80

17. Muhammad Abdul Hafid 65

18. Nur Arif 95

19. Nursalsabillah maulina Farid 100

20. Pajar Maulana 95

21. Popon Nuramaliyah 60

22. Rabiah Fajriah 95

23. Rahma Dita Octari 95

24. Raja Pangestu 85

25. Rendi Setiawan 100

26. Ridho Fadil Mubarok 95

27. Ripki Febrian 85

28. Rizky wijaya 100

29. Sabila Dwi Istiqomah 95

30. Siti Annisa Herawati 95

Nilai yang diperoleh siswa dari Post-Test yang dilakukan pada kelas

eksperimen dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Page 87: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

70

Gambar 4.3

Diagram Frekuensi Nilai Post-Test Pada kelas Eksperimen

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Eksperimen

No. Kelas Interval Nilai Tengah f f.kum

1. 60-66 62 2 2

2. 67-73 69 2 4

3. 74-80 76 4 8

4. 81-87 83 6 14

5. 88-94 90 3 17

6. 94-100 97 13 30

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 6 orang siswa yang

memperoleh nilai interval 81-87. Sedangkan siswa yang berkemampuan

rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 60-66.

2 2

4

6

3

13

0

2

4

6

8

10

12

14

60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 94-100

Page 88: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

71

Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 13 orang siswa yaitu

memperoleh niali interval 95-100.

Gambar 4.4

Diagram frekuensi nilai posttest kelas kontrol

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Kontrol

No. Kelas Interval Nilai Tengah f f.kum

1. 50-58 53,5 2 2

2. 59-67 62,5 3 5

3. 68-76 71,5 5 10

4. 77-85 80,5 4 14

5. 86-94 89,5 10 24

6. 95-103 98,5 6 30

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah siswa yang

berkemampuan sedang ada 4 siswa dengan nilai interval 76-84.

Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 2 orang siswa

2

3

5 4

10

6

0

2

4

6

8

10

12

50-58 59-67 68-76 77-85 86-94 95-103

Page 89: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

72

dengan nilai interval 50-58. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada

6 orang, dengan nilai interval 94-103.

d. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

1) Hasil Pre-test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil skor pre-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor pre-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:

Gambar 4.5

Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas control

Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis

horizontal menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai

berikut:

Keterangan:

Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis

horizontal menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai

berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

eksperimen kontrol

Page 90: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

73

Tabel 4.14

Keterangan Diagram Hasil pre-test

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai Pre Test Eksperimen Pre Test Kontrol

5-10 - -

11-20 - -

21-30 1 2

31-40 3 3

41-50 3 10

51-60 5 2

61-70 8 8

71-80 10 5

Jumlah 30 30

Dari diagram diatas, terlihat bahwa nilai pre-test sebagian besar

siswa kelas eksperimen memperoleh nilai antara 71-80 sebanyak 10

siswa atau sebesar 33%, begitu juga pada kelas control sebagian

besar siswa memperoleh nilai antara 41-50 sebanyak 10 siswa atau

sebesar 33%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan sebagian

besar nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh

berbeda.

2) Hasil Post-test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil skor post-test kelas eksperimen dan kelas

control dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor post-test kelas

ekperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut

Page 91: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

74

Gambar 4.6

Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas control

Keterangan:

Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis

horizontal menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Keterangan Diagram Hasil Post-Test

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai Post-test Eksperimen Post-test

Kontrol

40-60 2 5

60-80 6 10

80-100 22 15

Jumlah 30 30

Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai post-test sebagian

besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 80-

60 60 65

70 75 75

80 80 85 85 85 85 85 85

90 90 90 95 95 95 95 95 95 95 95 95

100 100 100 100

50 50 55 55

60 65 65

70 70 70 70 75 75 75

80 85 85 85 85 85 85

90 90 90 90 95 95 95

100 100

0

20

40

60

80

100

120

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

eksperimen kontrol

Page 92: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

75

100, sebanyak 22 siswa atau sebesar 66%. Untuk kelas kontrol

sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 60-80 sebanyak 10

siswa atau sebesar 45%. Berdasarkan hasil analisis distribusi

frekuensi nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan distribusi frekuensi nilai post-test kelas

kontrol.

3) Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu responden di

MTS Tarbiyatus Sibyan mengungkapkan bahwa “penerapan

metode halaqah memberikan suasana baru dalam pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di kelas. Tak hanya itu dalam proses

kegiatan belajar mengajar berlangsung, terdapat media

pembelajaran berupa gambar-gambar yang menarik mengenai

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Perkembangan

Kebudayaan Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah”.

Responden lain mengungkapkan “saya bersemangat sekali

dengan adanya penerapan metode halaqah. Apalagi dalam proses

belajar mengajar ditampilkan gambar-gambar yang berkaitan

dengan materi pelajaran. Kegiatan pembelajaran sebelumnya

hanya mengandalkan pemahaman dari metode ceramah.”

D. Pengajuan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu data

dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung < L

tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan chi-

square sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Page 93: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

76

Tabel 4.15

Hasil Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Variabel Jumlah

Sampel

Taraf

Signifikan

Lhitung

( )

Ltabel

(L t)

Keterangan

Pre-test

Eksperimen

30 0,05 9,78 15,1 Normal

Pre-test

Kontrol

30 0,05 12,1 15,1 Normal

Tabel 4.16

Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen

Variabel Jumlah

Sampel

Taraf

Signifikan

Lhitung

( )

Ltabel

(L t)

Keterangan

Post-test

Eksperimen

30 0,05 7,51 15,1 Normal

Post-test

Kontrol

30 0,05 13,7 15,1 Normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai varians pre-test kelas eksperimen adalah 12,69 dan varians

pre-test kelas kontrol adalah 12,06. Sehingga diperoleh F hitung: 1,05

dengan taraf signifikan ɑ = 0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30, maka

didapat F tabel: 1,84 karena F hitung pretest kelas eksperimen dan control

lebih kecil dari F tabel, 1,05 < 1,84, maka Ho diterima, dimana kedua

distribusi populasi adalah Homogen. Sedangkan varians posttest untuk kelas

kontrol adalah 14,71 dan varians posttest kelas eksperimen adalah 1,60,

dengan taraf signifikan ɑ = 0,05 untuk dk 30 dan dk 30 maka didapat F tabel

Page 94: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

77

1,84, maka karena F hitung posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen 1,60

< 1,84 dari F tabel, maka Ho diterima. Jadi kedua distribusi populasi adalah

mempunyai varians yang sama atau Homogen.

Tabel 4.17

Hasil Uji Homogenitas Pretest

Varians Taraf

Signifikan

F

hitung

F

tabel

Keterangan

Eksperimen Kontrol

0,05

1,05

1,84

Homogen 12,69 12,06

Tabel 4.18

Uji Homogenitas Post-test

Varians Taraf

Signifikan

F hitung F tabel Keterangan

Eksperimen Kontrol

0,05

1,60

1,84

Homogen 11,62 14,71

E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas

berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah

pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai

rata-rata posttest kelas eksperimen 1 = 86,7 dengan varians ² = 12,

sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata 2 = 78

dengan varians ² = 15. Ho menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara metode dengan hasil belajar dengan menggunakan uji t.

Page 95: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

78

Berdasrkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar SKI dengan

menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 10,23. Dengan taraf signifikan

ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (db=60) diperoleh nilai t tabel=2,042.

Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho

ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran halaqah lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan

metode ceramah.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh

bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang

menyatakan hasil belajar SKI siswa yang diajarkan dengan menggunakan

metode pembelajaran halaqah lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan

menggunakan metode pembelajaran ceramah pada taraf signifikan 0,05.

Artinya, pembelajaran terfokus hanya pada guru saja sebelum diterapkan

metode pembelajaran halaqah Setelah diterapkannya metode halaqah untuk

kelas eksperimen proses belajar-mengajar menjadi lebih aktif dibandingkan

dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Dimana siswa

lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil diatas, Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap hasil belajar SKI dengan menggunakan metode

halaqah dengan metode ceramah pada materi Sejarah Perkembangan Islam

pada Masa Daulah Bani Umayyah.

F. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, karena

peneliti mempunyai beberapa keterbatasan, yakni:

1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran SKI pada pokok

bahasan Sejarah Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa Daulah

Bani Umayyah.

2. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan

pengaturan yang baik.

Page 96: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

79

3. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung, karena peneliti tidak menggunakan alat

perekam dan hanya menggunakan foto untuk mengabadikan proses

tersebut.

Page 97: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

80

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Halaqah adalah sebuah istilah yang ada hubungannya dengan dunia

pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran Islam (Tarbiyah

Islamiyyah) istilah halaqah (lingkaran) biasanya digunakan untuk

menggambarkan sekelompok Kecil Muslim yang secara Rutin mengkaji

ajaran Islam. Jumlah peserta mereka dalam kelompok kecil tersebut

berkisar antara 3-12 orang.

2. Berdasarkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam bahwa, penggunaan metode halaqah berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil perolehan pengujian

hipotesis menggunakan uji t, diperoleh harga t hitung = 10,23 dan t tabel

= 2,042. Dengan demikian, karena t hitung (10,23) ˃ t tabel (2,042),

maka ditolak. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan posttest kelas

eksperimen yang menggunakan metode halaqah (rata-rata 87),

menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol

yang menggunakan metode ceramah (rata-rata 78), dengan demikian nilai

rata-rata hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang diajar

dengan metode halaqah secara signifikan lebih tinggi daripada siswa

yang diajarkan menggunakan metode ceramah.

3. Terdapat pengaruh signifikan hasil belajar antara kelompok yang

diajarkan dengan metode halaqah dengan kelompok siswa yang

diajarkan dengan metode ceramah pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam materi Perkembangan peradaban Islam pada Masa

Daulah Bani Umayyah. Dapat dilihat dari hasil perhitungan posttest kelas

eksperimen yang menggunakan halaqah (rata-rata 87), menunjukkan

nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah (rata-rata 78).

Page 98: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

81

B. Implikasi

Secara keseluruhan metode halaqah memberikan pengaruh lebih besar

dari pada pembelajaran dengan metode ceramah. Oleh karena pentingnya

metode halaqah sangat membantu dalam meningkatkan hasil belajar, maka

diharapkan dalam pelaksanaan metode halaqah dapat dijadikan rujukan

dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah selain mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam. Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa

nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai

rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan mempunyai implikasi sebagai

berikut. Pertama, bahwa keterampilan seorang guru dalam menggunakan

metode ketika proses pembelajaran perlu dikembanngkan tidak hanya pada

mata pelajaran umum akan tetapi juga pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam. Kedua, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan oleh

sekolah seharusnya dimanfaatkan secara optimal agar penerapan metode

dalam proses pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan dalam proses belajar mengajar yang

terjadi selama penelitian, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran halaqah, dan

adanya buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran, adanya

fasilitas untuk dokumentasi, dan disediakan fasilitas media

pembelajaran baik media audio, visual dan audio visual untuk

mempermudah guru menjelaskan materi kepada siswa.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang

pembelajaran halaqah harus lebih jelas dan guru harus lebih

memperhatikan kondisi kelas.

Page 99: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

82

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran

metode halaqah, ketika melakukan tugas kelompok tidak saling

mengandalkan satu sama lain.

4. Bagi Peneliti Lain

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode

halaqah dalam indikator yang berbeda. Misalnya dikaitkan antara

tehnik pembelajaran halaqah terhadap motivasi belajar siswa atau

terhadap peubahan perilaku siswa.

Page 100: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

DAFTAR PUSTAKA

Marimba, D Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’rifat,

1962.

Al-Baghdadi, Abdurrahman. Sistem Pendidikan Islam di Masa Khilafah Islam.

Bangil: al- Izzah. Tahun 1996.

Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak. 1996.

Alipandie, Ismanjah. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha

Nasional. 1994.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat

Press. 2002.

Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika

Aditama. 2010.

Beni, Ahmad Saebani dan Hendra, Akhdiyat. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:

CV. Pustaka Setia. 2012.

Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

2013.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka. 1988.

-----. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1996.

-----, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, .

2008. Cet ke-8.

Ezmir. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: P.T Grafindo Raja Persada. 2011

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

2007.

Hanafiah, Nanang, dan Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:

PT. Refika Aditama. 2009.

Page 101: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Hasbullah. Kapita selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

1996.

Husaini, usman dan Purnomo. Setiady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: PT

Bumi Aksara. 2008.

Husaini, Ardian. Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam. Depok: Gema Insani.

2013.

Kamarulzaman dan Dahlan, M. Y. Albarry. Kamus Ilmiah Serapan. 2004

Majid, Abul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agma Islam berbasis Kompetensi,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004.

Madjid, Abdul Khon. Hadist Tarbawi Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2012.

Mahmud. Model-Model Pembelajaran di Pesantren. Tangerang: Media

Nusantara. 2006. Muhallawi Muhallawi, Tempat-tempat Bersejarah dalam

Kehidupan Rasulullah. Jakarta: Gema Insani Press. 2005.

Muhajir, Asril. Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media. 2011.

Mustofa, Agus. Adam Tak Diusir dari Surga, Jakarta: Padma Press. 2007.

Michael, Charles Stantom. Pendidikan Tinggi Dalam Islam. Jakarta: PT. Logos

Publishing House. 1994.

Mulyasa. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

2004.

Mulyono, Abdurrohman. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

2012.

Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Nasution. Asas-Asas Kurikulum. Bumi Aksara: Jakarta. 1994.

Nizar, Samsul. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka

tentang Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana, 2008.

Qasim, A dan dkk, Sejarah Islam. Jakarta: Penerbit Zaman. 2014.

Quraish, M. Shihab, Membaca Shirah Nabi Muhamad SAW. Tangerang: Lentera

Hati. 2011.

Page 102: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Redja, Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

2012.

S. W. Winkell. Psikologi Pengajaran. Jakarta:PT Gramedia. 1989.

Saefuddin, Endang Anshari. Pokok-pokok Pikiran tentang Islam. Jakarta: Usaha

Interprise. 1976.

Sanjaya,Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. 2008.

Slameto. belajar dan factor-faktor mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

2010.

Suharsimi, Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2012.

Santoso, Ananda dan Hanif, A.R.AL. Kamus Lengkap bahasa Indonesia.

Jakarta: Alumni. 2011

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta. 2009.

Syaodih, Nana Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2011.

Syukri, Abdullah Zarkasyi. Gontor dan Pebaharuan pendidikan Pesantren.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005.

Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. 2011.

Tim Bina Karya Guru. Syaein, Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah

Ibtidaiyyah Kelas VI. Jakarta: Erlangga. 2008.

Tim Diyaunna Djib. Kreatif Belajar Sejarah Kebudayan Islam. Jakarta: Penerbit

Duta. 2015.

Warson, Ahmad Munawwir. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progressif. 1997.

Zuhraini, dan dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi

Aksara/Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 1997.

Page 103: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 104: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 105: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 106: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 107: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 108: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 109: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 110: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 111: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 1

Data Siswa Kelas VII-A dan VII-B di Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatus Sibyan

a. Data Siswa Kelas VII-A

No. Nama Jenis Kelamin

1. Ade Fahmi Rijal Laki-laki

2. Aditya Surya Hartawan Laki-laki

3. Al Fatthah Laki-laki

4. Angga Maulia Putra Laki-laki

5. Ari Bahari Laki-laki

6. Bunga Novianti Perempuan

7. Dea Siti Khumaeroh Perempuan

8. Dewi Safira Perempuan

9. Dierul Hasanah Perempuan

10. Fajar Eka Saputra Laki-laki

11. Faris Abiyyu Akram Laki-laki

12. Gilang Ramadhan Laki-laki

13. Hasbiyallah Laki-laki

14. Ines Julianti Perempuan

15. Luthfiyah khaisah nasution Perempuan

16. Marsella Zalianti Perempuan

17. Muhammad Abdul Hafid Laki-laki

18. Nur Arif Laki-laki

19. Nursalsabillah maulina Farid Perempuan

20. Pajar Maulana Laki-laki

21. Popon Nuramaliyah Perempuan

Page 112: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

b. Data Siswa Kelas VII-B

22. Rabiah Fajriah Perempuan

23. Rahma Dita Octari Perempuan

24. Raja Pangestu Laki-laki

25. Rendi Setiawan Laki-laki

26. Ridho Fadil Mubarok Laki-laki

27. Ripki Febrian Laki-laki

28. Rizky wijaya Laki-laki

29. Sabila Dwi Istiqomah Perempuan

30. Siti Annisa Herawati Perempuan

No. Nama Nilai

1. Adelia Marcheli Nur Saa'dah Perempuan

2. Alvin Prayoga Ihsan Laki-laki

3. Anggoro Dwi Darsono Laki-laki

4. Arifah Rahmah Perempuan

5. Arkhan Radia Perempuan

6. Azam Fauzan Laki-laki

7. Bimo Nara Fadilah Laki-laki

8. Bunga Nada Afifah Perempuan

9. Cinta Jolista Putri Perempuan

10. Dirgariegza Ibnu Zaky Annasar Laki-laki

11. Diva Meiza Luna Sevilla Perempuan

12. Fachri zaki Nur Ihsan Laki-laki

Page 113: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

13. Haidir Ali Laki-laki

14. Haykal Masyhuri Al Muharammi Laki-laki

15. Hurriyah Rahmawati Perempuan

16. Ibnu Al Hiksun Laki-laki

17. Kaisar Ali Laki-laki

18. Khanza Dhobithoh Azzahra Perempuan

19. Mahesa Dzakwan Laki-laki

20. Mochammad Dzaki Rizki R Laki-laki

21. Muhammad Dzulqaida Ba'lawi Laki-laki

22. Muhammad Rizal Laki-laki

23. Nadya Halwa Muchlis Perempuan

24. Naya Arsal Perempuan

25. Panji Armansyah Laki-laki

26. Putri Arasy aprilia Perempuan

27. Raffi Atalla zaki Laki-laki

28. Rifqi Adrian Adinata Laki-laki

29. Rifqi Putra Laki-laki

30. Rifqi Rizalah Laki-laki

Page 114: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 2

Pedoman Wawancara Terhadap Siswa

(Pra Tindakan)

1. Bagaimana antusiasme anda terhadap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

2. Kesulitan-kesulitan apa saja yang anda temui ketika belajar?

3. Menurut anda sudah cukupkah media dan alat bantu yang tersedia dalam proses

mengajar sejarah kebudayaan Islam?

4. Berikan komentar mengenai bagaimana penerapan metode halaqah terhadap

pembelajaran mata pelajaran SKI di kelas anda?

Page 115: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 3

Kisi-Kisi Instrumen Soal SKI

No. Kompetensi

Dasar

Materi Indikator No. Butir Soal

1. Menceritakan

Sejarah

berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

Perkembangan

Kebudayaan/Peradaban

Islam Pada Masa

Daulah Bani Umayyah

1. Siswa mampu

Menjelaskan Sejarah

berdirinya Daulah Bani

Umayyah

1,2,3

2. Siswa mampu

Menyebutkan Tokoh-

tokoh yang Berperan

Penting dalam Proses

berdirinya Daulah Bani

Umayyah

4,5

2. Menjelaskan

sistem

Pemerintahan

Daulah Bani

Umayyah

Perkembangan

Kebudayaan/Peradaban

Islam Pada Masa

Daulah Bani Umayyah

1. Siswa mampu

Menjelaskan Sistem

pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

6,7,8,9

3. Menjelaskan

prestasi yang

dicapai pada

Kekhalifahan

Daulah Bani

Umayyah

Perkembangan

Kebudayaan/Peradaban

Islam Pada Masa

Daulah Bani Umayyah

1. Siswa mampu

menyebutkan prestasi

yang dicapai pada

Kekhalifahan Daulah

Bani Umayyah

10,11,12,13,14,

15,16,17,18

2. Siswa mampu

mengambil pelajaran

dari prestasi yang

dicapai pada

Kekhalifahan Daulah

Bani Umayyah

19,20

4 Menjelaskan

faktor-faktor

yang menjadi

penyebab

kemunduran

Daulah Bani

Umayyah

Perkembangan

Kebudayaan/Peradaban

Islam Pada Masa

Daulah Bani Umayyah

1. Siswa mampu

Menjelaskan faktor-

faktor yang menjadi

penyebab

kemunduran Daulah

Bani Umayyah

21,22,

23,24,25,

2. Siswa mampu

Page 116: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

menngambil pelajaran

berharga dari

peristiwa kemunduran

Daulah Bani

Umayyah

5

Meneladani

kesederhanaan

dan keshalehan

Umar bin Abdul

Aziz

Kisah kesederhanaan

dan keshalehan Umar

bin Abdul Aziz

1. Siswa mampu

menceritakan kisah

kesederhanaan

Khalifah Umar bin

Abdu Aziz

26,27,28,29.30

2. Siswa mampu

menceritakan

keshalehan Khalifah

Umar bin Abdul Aziz

3. Siswa mampu

mengambil pelajaran

yang berharga dari

Kisah kesederhanaan

dan keshalehan Umar

bin Abdul Aziz

4. Siswa mampu

mengaitkan Kisah

kesederhanaan dan

keshalehan Umar bin

Abdul Aziz dengan

kehidupan sehari-hari

Page 117: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 4

SOAL INSTRUMEN SKI

MADRASAH TSANAWIYAH : TARBIYATUS SIBYAN No. Absen: ….…………………

KECAMATAN : SUKATANI N a m a : …….…..……..…..

ULANGAN HARIAN MADRASAH TSANAWIYAH

Tahun Pelajaran 2016/2017

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas : VII(TUJUH) ……

Hari/Tanggal : ………………, …… ,…………….., 2017

Waktu : 60 menit

Berilah Tanda Silang (X) Pada Huruf a, b, c, atau d yang Merupakan Jawaban

yang Paling Tepat.

1. Nama Dinasti Bani Umayyah diambil dari Nama….

a. Umayyah bin Abdi Manaf bin Abdi Syams

b. Umar bin Hisyam bin Abdi Manaf

c. Abbas bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib

d. Abu Bakar as-Shiddiq bin Abu Quhafah

2. Bani Umayyah Masuk Islam pada peristiwa….

a. Kenabian Nabi Muhammad SAW c. Perjanjian Hudaibiyah

b. Perang Badar d. Fathul Makkah

3. Puncak dari pertikaian dalam tubuh umat Islam adalah terjadinya peristiwa….

a. Munculnya kelompok Khawarij c. Munculnya Nabi palsu

b. Perekonomian memburuk d. Terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib

4. Jabatan yang diterima Mu’awiyah bin Abi Sufyan ketika masa pemeritahan Khalifah

Umar bin Khattab adalah…

a. Hakim c. Sekertaris Negara

b. Gubernur Syam d. Ketua penulisan Al-Qut’an

5. Pendiri dari kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah….

a. Mu’awiyah bin Abi Sufyan c. Abu Sufyan bin Harb

b. Marwan bin al-Hakam d. Abdul Malik bin Marwan

6. Khalifah pertama dalam Kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah….

a. Yazid bin Mu’awiyah c. Mu’awiyah bin Abi Sufyan

b. Utsman bin Affan d. Al-Walid

Page 118: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

7. Dua departemen yang dibentuk oleh Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan ialah….

a. Diwanul Khatam dan Diwanul Barid c. Diwanul Amd dan Baitul Mal

b. Diwanul Ahkam dan Diwanul al-Din d. Diwanul Ahkam dan Wazir

8. Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan mengganti sistem pemerintahan yang sebelumnya

bersifat demokrasi menjadi….

a. Sistem multi partai c. Sistem Monarki atau Kerajaan

b. Sistem Eksekutif dan Legislatif d. Sistem Oligarki atau golongan

9. Putra yang ditunjuk oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan untuk menjadi penerusnya kelak

adalah….

a. Abdul Malik bin Marwan c. Marwan bin Hakam

b. Hisyam bin Abdul Malik d. Yazid bin Mu’awiyah

10. Mu’awiyah lahir di kota….

a. Madinah c. Thaif

b. Mekah d. Hudaibiyah

11. Nama ayah Mu’awiyah adalah….

a. Abu Jahal c. Abu Lahah

b. Abu Sufyan d. Abu Muslim

12. Salah satu kebijakan Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah….

a. Membentuk dua Departemen dalam pemerintahan

b. Membangun hubungan diplomasi dengan kerajaan Romawi dan Persia

c. Membangun sekolah sekolah militer

d. Membangun akses jalan dan fasilitas Komunikasi surat-menyurat

13. Salah satu prestasi yang dicapai oleh Khalifah Yazib bin Mu’awiyah adalah….

a. Merebut Pulau Siprus sebagai batu pijakan untuk menyerang Byzantium

b. Membuat perjanjian damai dengan kerajaan Romawi-Byzantium

c. Membuka hubungan dagang dengan kerajaan Romawi

d. Mengundang para delegasi Negara-negara sekitar untuk bernegoisasi

14. Perselisihan antara Khalifah Marwan bin Hakam dengan Abdullah bin Zubair

menyebabkan terjadinya perang….

a. Badar c. Marju Rahith

b. Riddah dan Yamamah d. Hunain

15. Kebijakan Khalifah Abdul Malik bin Marwan dalam bidang Ekonomi adalah….

a. Mengganti standar mata uang Kerajaan Romawi dan Persia dengan mata Uang

kerajaan Bani Umayyah

b. Memperindah kota Damaskus, dan membangun perpustakaan-perpustakaan

c. Merapikan sistem administrasi dalam perbendaharaan pemerintahan

d. Mengangkat pejabat penting dalam bidang pemerintahan dari golongan Arab saja

Page 119: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

16. Peristiwa besar yang dicapai oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik adalah….

a. Kemajuan industry dan perekonomian c. Perluasan Dakwah Islam ke Andalusia

b. Penemuan rute ke tanah Asia Timur d. Membangun Jalur Sutera

17. Dua panglima pasukan kaum Muslimin yang berperan penting dalam penaklukan

penyebaran agama Islam di Spanyol ialah….

a. Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair c. Zaid bin Tsabit dan Abdurrahman

b. Abdurrahman dan Abu Muslim d. Abdul Malik dan Musa bin Umar

18. Khalifah terakhir dalam Kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah Terbunuh di….

a. Al fayyun c. Damaskus

b. Irak d. Iran

19. Pelajaran yang dapat kita ambil dari sosok Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan

adalah….

a. Kecerdikannya dalam bernegosiasi c. Strategi dalam perang

b. Mengatur administrasi Negara d. Mengelola ekonomi Negara

20. Alasan Hasan bin Hasan bin Ali menyerahkan jabatan Khalifah kepada Mu’awiyah bin

Abi Sufyan adalah….

a. Tidak ingin adanya perpecahan dalam Umat Islam

b. Keluarga Hasan bin Ali merasa keselamatannya terancam

c. Merasa Hasan lebih lemah dan Tidak ingin adanya lagi jatuh korban di kedua belah

pihak

d. Semangat juang kaum Mawalli menurun

21. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran Daulah Bani Umayyah adalah….

a. Perang yang berkepanjangan dengan kerajaan Romawi

b. Perpecahan dalam keluarga kerajaan

c. Banyaknya pemberontakan dan protes dari Mawalli

d. Terputusnya silsilah keluarga Bani Umayyah

22. Yang menjadi Alasan tidak puasnya kaum Mawalli terhadap pemerintahan Daulah Bani

Umayyah adalah….

a. Merasa di nomorduakan karena kaum Mawalli tidak memperoleh hak yang sama

dengan warga asli keturunan Arab

b. Tidak terpantaunya daerah di Irak karena letaknya dari ibu kota terlalu jauh

c. Kaum Mawalli dibebani pajak yang sangat tinggi

d. Kurangnya dukungan pemerintah terhadap warga Irak dan Persia

23. Berikut dibawah ini yang merupakan gerakan-gerakan oposisi yang muncul ketika masa

Akhir pemerintahan Daulah Bani Umayyah ialah….

a. Kaum Syi’ah dan Khawarij c. Kaum Mawalli dan Bani Abbas

b. Kaum Muhajirin dan Anshar d. Golongan Riddah dan Munafiqin

Page 120: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

24. Sesuatu yang baru dalam kehidupan umat Muslim disebut….

a. Haram c. Makruh

b. Bid’ah d. Subhat

25. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya

kekuatan baru yang di pelopori oleh keturunan….

a. Bani Abbas dan Bani Hasyim c. Bani Asad dan Bani Tamimi

b. Bani Amar dan Bani Yasir d. Bani Buwaihiyah dan Bani Qainuqa

26. Khalifah Umar bin Abdul Aziz terkenal karena….

a. Kesederhanaannya c. Ketegasannya

b. Keberaniannya d. Kecerdasannya

27. Salah satu upaya Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar menyelesaikan Perselisihan orang

Arab dengan Kaum Mawalli adalah….

a. Menyamakan status sosial antara Golongan Arab dan Kaum Mawalli

b. Memecat semua pejabat dan menggantinya dari kaum Mawalli

c. Menghapus pajak dan menggratiskan pendidikan

d. Memindahkan ibu kota ke Kufah

28. Salah satu kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam bidang agama adalah….

a. Menghidupkan kembali Baitul Mal c. Memperindah Masjid

b. Membentuk seni kaligrafi d. Mengubah Geraja-geraja menjadi Masjid

29. Bukti dari kecintaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz terhadap Rasulullah SAW dan Ilmu

pengetahuan adalah….

a. Mengumpulkan Hadist c. Meneliti daerah terpencil

b. Membangun tempat pelatihan d. Membuka buku percetakan

30. Bukti kesederhanaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Khalifah-khalifah dari Bani

Umayyah sebelumnya adalah….

a. Menolak semua fasilitas yang diberikan untuk seorang Khalifah

b. Menyerahkan semua tunjangan-tunjangan Khalifah kepada fakir miskin

c. Menghapus sistem pengawalan ketat Khalifah agar dekat dengan rakyat

d. Hidup biasa-biasa saja

Page 121: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MTS Tarbiyatus Sibyan

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VII/2

Pertemuan ke : Ke-1

Alokasi Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Memahami Perkembangan Kebudayaan Islam

Pada Masa Daulah Bani Umayyah

A. Kompetensi Dasar

1. Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Bani Umayyah

B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran

1. Menjelaskan Sejarah berdirinya Daulah Bani Umayyah

2. Menyebutkan Tokoh-tokoh yang Berperan Penting dalam Proses

berdirinya Daulah Bani Umayyah

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan dapat memahami sejarah berdirinya Daulah Bani

Umayyah.

2. Siswa diharapkan dapat mengetahui tokoh-tokoh dibalik sejarah

berdirinya Daulah Bani Umayyah.

3. Siswa diharapkan dapat mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari

peristiwa proses berdirinya Daulah Bani Umayyah.

D. Materi Pembelajaran

A. Sejarah Dinasti Umayyah

Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah bin

„Abdul Syams bin Abdul Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah

Quraisy pada zaman jahiliyah. Bani Umayyah baru masuk agama Islam pada

Page 122: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

fathul Makkah. Memasuki tahun ke 40 H/660 M, Pertikaian politik terjadi

dikalangan umat Islam, puncaknya adalah ketika terbunuhnya Khalifah Ali

bin Abi Thalib. Setelah khalifah terbunuh, umat Islam di wilayah Iraq

mengangkat al-Hasan putra tertua Ali sebagai khalifah yang sah. Sementara

itu Mu‟awiyah bin Abi Sufyan sebagi gubernur propinsi Suriah (Damaskus)

juga menobatkan dirinya sebagai Khalifah.

Namun karena Hasan ternyata lemah sementara Mu‟awiyah bin Abi

Sufyan bertambah kuat, maka Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahannya

kepada Mu‟awiyyah bin Abi Sufyan. Mu'awiyah merupakan pendiri dinasti

Bani Umayyah. Karier politik Mu'awiyah mulai meningkat pada masa

pemerintahan Umar bin Khattab. Setelah kematian Yazid bin Abu Sufyan

pada peperangan Yarmuk, Mu'awiyah diangkat menjadi kepala di sebuah kota

di Syria. Karena sukses memimpinya, menjadi gubernur Syria oleh khalifah

Umar. Mu'awiyah selama menjabat sebagai gubernur Syria, giat melancarkan

perluasan wilayah kekuasaan Islam sampai perbatasan wilayah kekuasaan

Bizantine. Pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Abu Thalib, Mu'awiyah

terlibat konflik dengan khalifah Ali untuk mempertahankan kedudukannya

sebagai gubernur Syria. Sejak saat itu Mu'awiyah mulai berambisi untuk

menjadi khalifah dengan mendirikan dinasti Umayyah. Setelah menurunkan

Hasan Ibn Ali, Mu'awiyah menjadi penguasa seluruh imperium Islam,dan

menaklukan Afrika Utara merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama

masa kekuasaannya.

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Halaqah

2. Metode Tanya Jawab

3. Metode Diskusi Kelompok

4. Penugasan

F. Pelaksanaan Pembeajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Page 123: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru membimbing

siswa berdoa dan

Mengabsen siswa

Siswa berdoa dengan

seksama dan Siswa

menyatakan bahwa

dirinya hadir dalam

proses pembelajaran

1. Disiplin

2. Religius

Mengulas sedikit

materi yang telah

dipelajari

sebelumnya

“Khulafaur

Rasyidin-Khalifah

Ali bin Abi Thalib”

dengan memberikan

beberapa pertanyaan

yang berkaitan

dengan topic

bahasan tersebut

1. Siswa menyimak

2. Siswa menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

1. Kreatif

2. Mandiri

3. Kegiatan inti

a) Eksplorasi (30 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menjelaskan topik

materi yang akan

dipelajari

1. Disiplin

2. Kreaatif

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

mengenai Sejarah

Page 124: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

berdirinya Daulah

Bani Umayyah

Siswa menyimak dan

mencatat hal-hal yang

penting terkait dengan

materi sejarah Proses

berdirinya Daulah Bani

Umayyah

Guru menjelaskan

materi “Sejarah

berdirinya Daulah

Bani Umayyah”

menampilkan peta

Timur Tengah dan

Silsilah Mu‟awiyah

bin Abi Sufyan

b) Elaborasi (20 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menanyakan

kepada siswa

mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

Siswa bertanya kepada

guru mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

5. Bertanggung jawab

Membuat diskusi

kelompok siswa

yang terdiri dari 5-6

siswa/kelompok

Siswa berdiskusi

mengenai Sejarah

berdirinya Daulah Bani

Umayyah dan diberikan

kesempatan untuk

memberikan satu

pertanyaan kepada

kelompok lainnya. Jika

kelompok yang tertuju

Page 125: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

tidak dapat memberikan

jawaban, maka

pertanyaan tersebut

dapat di jawab oleh

kelompok lain.

c) Konfirmasi (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru meluruskan

kesalahpahaman

hasil diskusi dan

tanya jawab siswa

Siswa menyimak

d) Penutup(10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

yang diberikan oleh guru

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

Memberikan sedikit

gambaran mengenai

tema bahasan

berikutnya

Memberikan

motivasi betapa

pentingnya belajar

dan meningkatkan

minat baca pada

siswa

Page 126: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

4. Alat dan Sumber Belajar

a. Buku sejarah Kebudayaan Islam KTSP

b. Buku Sejarah Kebudayaan Islam K-13

c. Buku Pegangan Siswa

d. Peta Timur Tengah

G. Evaluasi Pembelajaran

a. Penilaian

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor Soal

Skoring

Menceritakan

Proses

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

1. Pre-test awal

pembelajaran

2. Postest Akhir

Pembelajaran

PG

1,2,3,4,5,6,7,8,9

10

10

Jumlah 10 100

Keterangan:

1) Nilai maksimal merupakan nilai tertinggi yang di peroleh oleh

siswa

2) Nilai perolehan merupakan nilai yang didaapat oleh siswa setiap

menjawab dengan benar 1 dari 10 soal SKI. Dan setiap 1 soal

mendapat skor 10

Page 127: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

a. Analisis Butir Soal

Nomor

Soal

Bentuk

Soal

Point Soal Tingkat

Kesukaran

1 PG Pendiri Dinasti Bani Umayyah

adala…

Sedang

2 PG Nama Daulah Bani Umayyah

diambil dari Nama…

Sedang

3 PG Bani Umayyah masuk Agama

Islam ketika peristiwa…

Mudah

4 PG Karir politik Mu‟awiyah bin Abi

Sufyan meningkat pada masa

pemerintahan…

Mudah

5 PG Jabatan yang dipegang oleh

Mu‟awiyah bin Abu Sufyan pada

Masa Khalifah Umar bin Khattab

adalah…

Mudah

6 PG Prestasi yang diperoleh Mu‟awiyah

ketika menjabat Gubernur Syria

adalah…

Mudah

7 PG Perselisihan dalam tubuh Umat

Islam terjadi ketika masa

pemerintahan Khalifah…

Mudah

8 PG Perselisihan antara golongan Ali

dan golongan Mu‟awiyah

menyebabkan pecahnya perang

yang disebut

Sedang

9 PG Setelah terbunuhnya Ali bin abi

Thalib, warga Irak mengangkat

Putranya yang tertua untuk menjadi

Sedang

Page 128: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Khalifah bernama

10 PG Alasan Hasan bin Ali menyerahkan

kekuasaan kepada Mu‟awiyah bin

Abu Sufyan Adalah

Sulit

Guru Mata Pelajaran SKI Mengetahui: Kepala Sekolah MTS

Tarbiyatus Sibyan

Muhammad Alvin Sudinata Drs. H. Adang Maryadi

Page 129: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : MTS Tarbiyatus Sibyan

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VII/2

Pertemuan ke : Ke-1

Alokasi Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Memahami Perkembangan Kebudayaan Islam

Pada Masa Daulah Bani Umayyah

A. Kompetensi Dasar

1. Menceritakan Sejarah Berdirinya Daulah Bani Umayyah

B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran

1. Menjelaskan Sejarah berdirinya Daulah Bani Umayyah

2. Menyebutkan Tokoh-tokoh yang Berperan Penting dalam Sejarah

berdirinya Daulah Bani Umayyah

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan dapat memahami Sejarah berdirinya Daulah Bani

Umayyah.

2. Siswa diharapkan dapat mengetahui tokoh-tokoh dibalik Sejarah

berdirinya Daulah Bani Umayyah.

3. Siswa diharapkan dapat mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari

peristiwa Sejarah berdirinya Daulah Bani Umayyah.

D. Materi Pembelajaran

A. Sejarah Dinasti Umayyah

Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah bin

„Abdul Syams bin Abdul Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah

Quraisy pada zaman jahiliyah. Bani Umayyah baru masuk agama Islam pada

Page 130: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

fathul Makkah. Memasuki tahun ke 40 H/660 M, Pertikaian politik terjadi

dikalangan umat Islam, puncaknya adalah ketika terbunuhnya Khalifah Ali

bin Abi Thalib. Setelah khalifah terbunuh, umat Islam di wilayah Iraq

mengangkat al-Hasan putra tertua Ali sebagai khalifah yang sah. Sementara

itu Mu‟awiyah bin Abi Sufyan sebagi gubernur propinsi Suriah (Damaskus)

juga menobatkan dirinya sebagai Khalifah.

Namun karena Hasan ternyata lemah sementara Mu‟awiyah bin Abi

Sufyan bertambah kuat, maka Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahannya

kepada Mu‟awiyyah bin Abi Sufyan. Mu'awiyah merupakan pendiri dinasti

Bani Umayyah. Karier politik Mu'awiyah mulai meningkat pada masa

pemerintahan Umar bin Khattab. Setelah kematian Yazid bin Abu Sufyan

pada peperangan Yarmuk, Mu'awiyah diangkat menjadi kepala di sebuah kota

di Syria. Karena sukses memimpinya, menjadi gubernur Syria oleh khalifah

Umar. Mu'awiyah selama menjabat sebagai gubernur Syria, giat melancarkan

perluasan wilayah kekuasaan Islam sampai perbatasan wilayah kekuasaan

Bizantine. Pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Abu Thalib, Mu'awiyah

terlibat konflik dengan khalifah Ali untuk mempertahankan kedudukannya

sebagai gubernur Syria. Sejak saat itu Mu'awiyah mulai berambisi untuk

menjadi khalifah dengan mendirikan dinasti Umayyah. Setelah menurunkan

Hasan Ibn Ali, Mu'awiyah menjadi penguasa seluruh imperium Islam,dan

menaklukan Afrika Utara merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama

masa kekuasaannya.

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya Jawab

3. Penugasan

F. Pelaksanaan Pembeajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Page 131: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru membimbing

siswa berdoa dan

Mengabsen siswa

Siswa berdoa dengan

seksama dan Siswa

menyatakan bahwa

dirinya hadir dalam

proses pembelajaran

1. Disiplin

2. Religius

Mengulas sedikit

materi yang telah

dipelajari

sebelumnya

“Khulafaur

Rasyidin-Khalifah

Ali bin Abi Thalib”

dengan memberikan

beberapa pertanyaan

yang berkaitan

dengan topic

bahasan tersebut

5. Siswa menyimak

6. Siswa menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

1. Kreatif

2. Mandiri

7. Kegiatan inti

e) Eksplorasi (50 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menjelaskan topik

materi yang akan

dipelajari

1. Disiplin

2. Kreaatif

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

mengenai Sejarah

Page 132: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

berdirinya Daulah

Bani Umayyah

Siswa menyimak dan

mencatat hal-hal yang

penting terkait dengan

materi sejarah Sejarah

berdirinya Daulah Bani

Umayyah

Guru menjelaskan

materi “ Sejarah

berdirinya Daulah

Bani Umayyah”

menampilkan peta

Timur Tengah dan

Silsilah Mu‟awiyah

bin Abi Sufyan

f) Konfirmasi (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru meluruskan

kesalahpahaman

tanya jawab siswa

Siswa menyimak

g) Penutup(10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

yang diberikan oleh guru

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

Memberikan sedikit

gambaran mengenai

tema bahasan

berikutnya

Page 133: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Memberikan

motivasi betapa

pentingnya belajar

dan meningkatkan

minat baca pada

siswa

8. Alat dan Sumber Belajar

a. Buku sejarah Kebudayaan Islam KTSP

b. Buku Pegangan Siswa

c. Peta Timur Tengah

G. Evaluasi Pembelajaran

A. Penilaian

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor Soal

Skoring

Menceritakan

Proses

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

1. Pre-test awal

pembelajaran

2. Postest Akhir

Pembelajaran

PG

1,2,3,4,5,6,7,8,9

10

10

Jumlah 10 100

Page 134: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Keterangan:

3) Nilai maksimal merupakan nilai tertinggi yang di peroleh oleh

siswa

4) Nilai perolehan merupakan nilai yang didaapat oleh siswa setiap

menjawab dengan benar 1 dari 10 soal SKI. Dan setiap 1 soal

mendapat skor 10

b. Analisis Butir Soal

Nomor

Soal

Bentuk

Soal

Point Soal Tingkat

Kesukaran

1 PG Pendiri Dinasti Bani Umayyah

adalah…

Sedang

2 PG Nama Daulah Bani Umayyah

diambil dari Nama…

Sedang

3 PG Bani Umayyah masuk Agama

Islam ketika peristiwa…

Mudah

4 PG Karir politik Mu‟awiyah bin Abi

Sufyan meningkat pada masa

pemerintahan…

Mudah

5 PG Jabatan yang dipegang oleh

Mu‟awiyah bin Abu Sufyan pada

Masa Khalifah Umar bin Khattab

adalah…

Mudah

6 PG Prestasi yang diperoleh Mu‟awiyah

ketika menjabat Gubernur Syria

adalah…

Mudah

7 PG Perselisihan dalam tubuh Umat

Page 135: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Islam terjadi ketika masa

pemerintahan Khalifah…

Mudah

8 PG Perselisihan antara golongan Ali

dan golongan Mu‟awiyah

menyebabkan pecahnya perang

yang disebut

Sedang

9 PG Setelah terbunuhnya Ali bin abi

Thalib, warga Irak mengangkat

Putranya yang tertua untuk menjadi

Khalifah bernama

Sedang

10 PG Alasan Hasan bin Ali menyerahkan

kekuasaan kepada Mu‟awiyah bin

Abu Sufyan Adalah

Sulit

Guru Mata Pelajaran SKI Mengetahui: Kepala Sekolah MTS

Tarbiyatus Sibyan

Muhammad Alvin Sudinata Drs. H. Adang Maryadi

Page 136: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MTS Tarbiyatus Sibyan

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VII/2

Pertemuan ke : Ke-2

Alokasi Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Memahami Perkembangan Kebudayaan Islam

pada Masa Daulah Bani Umayyah

A. Kompetensi Dasar

1. Menjelaskan Sejarah Berdirinya Daulah Bani Umayyah

B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran

1. Menjelaskan Sistem pemerintahan Daulah Bani Umayyah

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan dapat memahami proses berdirinya Daulah Bani

Umayyah.

2. Siswa diharapkan dapat mengetahui Sistem pemerintahan Daulah Bani

Umayyah.

3. Siswa diharapkan dapat mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari

Sistem pemerintahan Daulah Bani Umayyah.

D. Materi Pembelajaran

B. Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah

Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi khalifah pertama dinasti Bani

Umayah setelah Hasan bin Ali bin Abu Thalib menyerahkan kekhalifahannya

kepada Muawiyah. Sebelumnya, Muawiyah menjabat sebagai gubernur syiria.

Selama berkuasa di Syiria, Muawiyah mengandalkan orang-orang Syiria

dalam mempeluas batas wilayah Islam. Ia mampu membentuk pasukan Syria

Page 137: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

menjadi satu kekuatan militer Islam yang terorganisir dan berdisiplin tinggi.

ia membangun sebuah Negara yang stabil dan terorganisir.

Dalam pengelolaan pemerintahan, Muawiyah mendirikan du departemen

yaitu pertama, diwanulkhatam yang fungsinya adalah mencatat semua

peraturan yang dikeluarkan oleh khalifah. Kedua, diwanulbarid yang

fungsinya adalah memberi tahu pemerintah pusat tentang perkembangan yang

terjadi di semua provinsi.

Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan inilah suksesi kekuasaan bersifat

Monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun temurun) mulai

diperkenalkan, dimana ketika dia mewajibkan seluruh rakyatnya untuk

menyatakan setia terhadap anaknya, yaitu Yazid bin Muawiyah. Pada 679 M,

Mu‟awiyah menunjuk puteranya Yazid untuk menjadi penerusnya. Muawiyah

bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarki dipengaruhi oleh sistem monarki

yang ada di Persia dan Bizantium. Dalam perkembangan selanjutnya, setiap

Khalifah menobatkan salah seorang anak atau kerabat sukunya yang

dipandang sesuai untuk menjadi penerusnya. Sistem yang diterapkan

Mu‟awiyah mengakhiri bentuk demokrasi. Kekhalifahan menjadi monarchi

heridetis (kerajaan turun temurun), yang di peroleh tidak dengan pemilihan

atau suara terbanyak..

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Halaqah

2. Metode Tanya Jawab

3. Mengomentari gambar-gambar yang berkaitan

4. Metode Diskusi Kelompok

F. Pelaksanaan Pembeajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru Siswa berdoa 1. Disiplin

Page 138: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

membimbing

siswa berdoa

dan Mengabsen

siswa

dengan seksama

dan Siswa

menyatakan

bahwa dirinya

hadir dalam proses

pembelajaran

1. Religius

Mengulas

sedikit materi

yang telah

dipelajari

sebelumnya

“Sejarah

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah”

dengan

memberikan

beberapa

pertanyaan yang

berkaitan

dengan topic

bahasan tersebut

9. Siswa

menyimak

10. Siswa

menjawab

pertanyaan-

pertanyaan

yang diberikan

oleh guru

1. Kreatif

2. Mandiri

2. Kegiatan inti

a) Eksplorasi (30 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menjelaskan topik

materi yang akan

1. Disiplin

2. Kreaatif

Page 139: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

dipelajari

Siswa menyimak dan

mencatat hal-hal yang

penting terkait dengan

materi sejarah Proses

berdirinya Daulah Bani

Umayyah

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

mengenai system

pemerintahan

Daulah Bani

Umayyah

Guru menjelaskan

materi “ Sistem

Pemerintahan

Daulah Bani

Umayah”

menampilkan peta

Timur Tengah dan

Peta konsep Siklus

Pemerintahan

b) Elaborasi (20 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menanyakan

kepada siswa

mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

Siswa bertanya kepada

guru mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

5. Bertanggung jawab

Menugaskan Siswa

untuk

mengomentari

bentuk

Siswa langsung

menjawab pertanyaan

tersebut dan

membacakan hasil

Page 140: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

pemerintahan yang

diterapkan oleh

Daulah Bani

Umayyah dan

membandingkannya

dengan sistem

pemerintahan di

Indonesia

analisanya di depan

teman-temannya.

c) Konfirmasi (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru meluruskan

kesalahpahaman

hasil diskusi dan

tanya jawab siswa

Siswa menyimak

d) Penutup(10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

yang diberikan oleh guru

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

Memberikan sedikit

gambaran mengenai

tema bahasan

berikutnya

Memberikan

motivasi betapa

pentingnya belajar

Page 141: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

dan meningkatkan

minat baca pada

siswa

3. Alat dan Sumber Belajar

a. Buku Sejarah Kebudayaan pegangan guru

b. Buku Pegangan Siswa

c. Peta Timur Tengah

d. Peta konsep Siklus Sistem Pemerintahan

G. Evaluasi Pembelajaran

B. Penilaian

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor Soal

Skoring

Menceritakan

Proses

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

1. Pre-test awal

pembelajaran

2. Postest Akhir

Pembelajaran

Essay

Jumlah 10 100

Page 142: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Keterangan:

1) Nilai maksimal merupakan nilai tertinggi yang di peroleh oleh

siswa

2) Nilai perolehan merupakan nilai yang didaapat oleh siswa setiap

menjawab dengan benar 1 dari 10 soal SKI. Dan setiap 1 soal

mendapat skor 10

Guru Mata Pelajaran SKI Mengetahui: Kepala Sekolah MTS

Tarbiyatus Sibyan

Muhammad Alvin Sudinata Drs. H. Adang Maryadi

Page 143: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MTS Tarbiyatus Sibyan

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VII/2

Pertemuan ke : Ke-3

Alokasi Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Memahami perkembangan masyarakat Islam

pada masa Daulah Bani Umayyah

A. Kompetensi Dasar

1. Mendeskripsikan Prestasi-prestasi yang dicapai Kekhalifahan Daulah Bani

Umayyah

B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran

1. Menyebutkan Khalifah dalam pemerintahan Daulah Bani Umayyah

2. Menjelaskan kebijakan-kebijakan Khalifah dalam pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan dapat mengetahui Khalifah dalam pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

2. Diharapkan siswa dapat menjelaskan kebijakan-kebijakan Khalifah dalam

Pemerintahan Daulah Bani Umayah

3. Siswa diharapkan dapat mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari

Khalifah dalam pemerintahan Daulah Bani Umayyah.

D. Materi Pembelajaran

Dinasti Bani Umayah berkuasa selama 90 tahun dari tahun 41 H s.d 132

H atau 661 M s.d 750 M. Selama dinasti Bani Umayah terdapat 14 khalifah

antara lain:

1. Muawiyah bin Abu Sufyan (41-60 H / 661-680 M)

Page 144: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Nama lengkapnya Mu‟awiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd

Syams bin Abdul Manaf, biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Ia masyhur

dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia lahir di Makkah tahun 20 sebelum

hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan, dan ibunya adalah hindun binti Utbah. Ia

adalah sosok yang terkenal fasih, penyabar, berwibawa, cerdas, cerdik,

badanya tinggi besar, dan kulitnya putih. Ia masuk Islam bersama ayah, ibu,

dan saudaranya Yazid pada saat pembukaan kota Makkah tahun 8 H. Ia

pernah ikut perang Hunain dan ia adalah seorang juru tulis Al Qur‟an.

Karir politiknya diawali ketika Umar bin Khattab pernah menugaskan

sebagai gubernur Yordania. Dan pada masa Utsman bin Affan , dia ditugaskan

menjadi gubernur Syiria.

Muawiyah menjadi Khalifah pada tahun 41 H setelah Hasan bin Ali

menyerahkan khilafah kepadanya. Muawiyah bin Abi Sufyan mendirikan

dinasti Bani Umayyah dan sebagai khalifah pertama. Ia memindahkan ibukota

dari Madinah al Munawarah ke kota Damaskus dalam wilayah Syiria. Pada

masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan Islam

yang terhenti pada masa Khalifah Ustman dan Ali. Disamping itu ia juga

mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh

tentara di Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga

menetapkan aturan kiriman pos.

Muawiyah bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarchiheridetis

(kepemimpinan secara turun temurun). Ia menunjuk anaknya, Yazid bin

Muawiyah sebagai penerusnya. Ia mengadopsi dari sistem monarki yang ada

di Persia dan Bizantium.

Muawiyah bin Abu Sufyan berkuasa selama 20 tahun. Ia meninggal Dunia

dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-

Shagier.

Page 145: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

2. Yazid bin Muawiyah (60-64 H / 680-683 M)

Nama lengkapnya Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia dilahirkan pada

tanggal 23 Juli 645. Pada masa kekhalifahan ayahnya, beliau menjadi seorang

pangglima yang cukup penting. Pada tahun 668, Khalifah Muawiyah

mengirim pasukan dibawah pimpinan Yazid bin Muawiyah untuk melawan

Kekaisaran Bizantium. Yazid mencapai Chalcedon dan mengambil alih kota

penting Bizantium, Amorion. Meskipun kota tersebut direbut kembali,

pasukan arab kemudian menyerang Chartago dan Sisilia pada tabun 669. Pada

tahun 670, pasukan Arab mencapai Siprus dan mendirikan pertahanan disana

untuk menyerang jantung Bizantium. Armada Yazid menaklukan Smyrna dan

kota pesisisr lainnya pada tahun 672.

Khalifah Muawiyah wafat pada tanggal 6 Mei 680. Yazid bin Muawiyah

menjadi Khalifah selanjutnya. Yazid menjabat sebagai Khalifah dalam usia 34

tahun. Pengangkatnyan berdasarkan kebijakan Khalifah Muawiyah

menerapkan sistem monarki. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di

Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat

kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk

mengambil sumpah setia kepadanya.

Selama berkuasa, Yazid bin Muawiyah mencoba melanjutkan kebijakan

ayahnya dan menggaji banyak orang yang membantunya. Ia memperkuat

struktur administrasi khilafah dan memperbaiki pertahanan militer Syiria,

basis kekuatan Bani Umayyah. Sistem keuangan diperbaiki. Ia mengurangi

pajak beberapa kelompok Kristen dan menghapuskan konsesi pajak yang

ditanggung orang-orang Samara sebagai hadiah untuk pertolongan yang telah

disumbangkan di hari-hari awal penaklukan Arab. Ia juga membayar

perhatian berarti pada pertanian dan memperbaiki sistem irigasi di oasis

Damaskus.

Page 146: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Ia meninggal pada tahun 64 H/683 M dalam usia 38 tahun dan masa

pemerintahannya ialah tiga tahun dan enam bulan. Kemudian kekhalifahan

turun kepada anaknya, Muawiyah Bin Yazid.

3. Muawiyah bin Yazid (64-64 H / 683-683 M)

Nama lengkapnya Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia

adalah seorang pemuda yang tampan.Dia disebut juga Abu Abdurrahman, ada

juga yang menyebutnya Abu Yazid dan Abu Laila. Beliau anak Yazid yang

lemah dan sakit-sakitan,disamping itu dia adalah seorang ahli Kimia pada

masa pemerintahan Kakeknya Muawiyah bin Abu Sufyan.

Muawiyah bin Yazid menjadi Khalifah atas dasar wasiat ayahnya pada bulan

Rabiul Awal tahun 64 Hijriah atau berkenaan tahun 683 M. Muawiyah bin

Yazid diangkat menjadi Khalifah pada usia 23 tahun. Dia adalah seorang

pemuda yang shalih. Ketika dia diangkat menjadi khalifah dia sedang

menderita sakit. Sakitnya semakin keras, akhirnya dia meninggal dunia. Dia

bahkan tidak pernah keluar pintu sejak dia diangkat menjadi khalifah. Dia

belum sempat melakukan apa-apa,dan belum pernah menjadi imam sholat

untuk rakyatnya. Ada yang mengatakan bahwa masa kekhalifahannya sekitar

40 hari ada pula yang mengatakan dia menjadi khalifah selama 2 bulan,ada

yang mengatakan juga 3 bulan dan ada juga 6 bulan.

4. Marwan bin Hakam (64-65 H / 684-685 M)

Nama lengkapnya Marwan bin Hakam bin Abul „Ash. Ia merupakan

Khalifah keempat dari Dinasti Bani Umaiyyah setelah Muawiyyah bin Yazid

wafat. menurut silsilah, dia merupakan cucu dari Abul „Ash yang juga

merupakan kakek dari Ustman bin Affan. Setelah terputusnya keturunan

Muawiyyah di kekuasaan Muawiyyah bin Yazid maka kursi kekuasaan

beralih ke Bani Marwan setelah keluarga besar Umayyah mengangkatnya

Page 147: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

sebagai khalifah. Karena mereka menganggap Marwan bin Hakam adalah

orang yang tepat untuk mengendalikan kekuasaan karena pengalamanya.

ketika itu kondisi tidak stabil dan banyak terjadi perecahan ditubuh bangsa

Arab.

Pada Masa Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan, Marwan bin Hakam

diangkat menjadi gubernur di Madinah. Pada masa inilah, Marwan diserahi

jabatan gubernur untuk wilayah Hijaz yang berkedudukan di Madinah. Ketika

penduduk Madinah menyatakan dukungan kepada Abdullah bin Zubair,

Marwan melarikan diri ke Damaskus.

Pertentangan antara pihak Abdullah bin Zubair dan Marwan bin Hakam

mencapai puncaknya pada Perang Marju Rahith yang terjadi pada 65 H. Pada

peperangan ini pasukann Abdullah bin Zubair mengalami kekalahan cukup

telak. Penduduk wilayah Mesir dan Libya yang semula berpihak padanya,

mengangkat baiat atas Marwan. Namun wilayah Hijaz, Irak dan Iran tetap

tunduk kepada Abdullah bin Zubair.

Dengan demikian, pada masa itu wilayah Islam terpecah menjadi dua

khilafah. Daerah Hijaz dan sekitarnya termasuk Makkah dan Madinah tunduk

kepada Abdullah bin Zubair. Sedangkan wilayah Syria berada dalam

kekuasaan Marwan bin Hakam.

Untuk mengukuhkan jabatan khilafahnya itu, Marwan bin Hakam yang

sudah berusia 63 tahun itu mengawini Ummu Khalid, janda Yazid bin

Muawiyah. Perkawinan yang tidak seimbang itu sangat kental aroma politik.

Dengan mengawini janda Yazid, Marwan bermaksud menyingkirkan Khalid,

putra termuda Yazid dari tuntutan khilafah.

Marwan bin Hakam meninggal pada usia 63 tahun. Ia hanya menjabat sebagai

khalifah selama 9 bulan 18 hari.

5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H / 685-705 M)

Page 148: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Nama lengkapnya Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul „Ash. Ia

dilantik sebagai Khalifah setelah kematian ayahnya, pada tahun 685 M.

Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai kekuasaan

dan kemulian. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan

yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para

pemberontak.

Dalam ekspansi ke timur ini, khalifah Abdul Malik bin Marwan

melanjutkan peninggalan ayahnya. Ia mengirim tentara menyeberangi sungai

Oxus dan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara, Khwarezmia,

Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai

Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan.

Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang

dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang

tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.

Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-

pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab

sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.

Pada masa Abdul Malik bin Marwan, Dinasti bani Umayyah dapat

mencapai puncak kejayaannya. Ia meninggal pada tahun 705 M dalam usia

yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-karya terbesar didalam sejarah

Islam. Masa pemerintahannya berlangsung selama 21 tahun, 8 bulan.

6. Walid bin Abdul Malik (86-96 H / 705-715 M)

Nama lengkapnya Walid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin

Abul „Ash. Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman,

kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa

pemerintahannya tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah

kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua Eropa pada

tahun 711 M. Perluasan ke arah Barat dipimpin oleh panglima Islam, Thariq

Page 149: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

bin Ziyad. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad

dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko

(magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang

dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat

dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya.

Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul

setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu

kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordoba. Kemudian pasukan Islam

dibawah pimpinan Musa bin Nushair juga berhasil menaklukkan Sidonia,

Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Goth,

Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya,

keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk

bagian utaranya, mulai dari Zaragoza sampai Navarre. Pasukan Islam

memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari

rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan

pembangunan besar-besaran selama masa pemerintahannya untuk

kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin Abdul Malik meninggalkan nama

yang sangat harum dalam sejarah Dinasti Bani Umayyah dan merupakan

puncak kebesaran Daulah tersebut.

7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H / 715-717 M)

Nama lengkapnya Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin

Ash, panggilanya Abu Ayub. Lahir di Madinah pada tahun 54 H. Ia

merupakan saudara dari Walid bin Abdul Malik, khalifah sebelumnya. Dia

diangkat sebagai khalifah pada tahun 96 H pada usia 42 tahun. Menjelang saat

terakhir pemerintahannya, ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, yaitu Umar

bin Abdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya dengan

memegang jabatan wazir besar.

Page 150: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Ia menunjuk umar bin Abdul Azis sebagai penerusnya. Dan menjadikan

Yazid bin Abdul Malik sebagai khalifah setelah Umar bin abdul azis

Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan.

8. Umar bin Abdul-Aziz (99-101 H / 717-720 M)

Nama lengkapnya Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin Abul

„Ash. Ia merupakan sepupuh khalifah sebelumnya, Sulaeman bin Abdul

Malik. Ia menjabat sebagai Khalifah pada usia 37 tahun . Ia terkenal adil dan

sederhana. Ia ingin mengembalikan corak pemerintahan seperti pada zaman

khulafaur rasyidin. Pemerintahan Umar meninggalkan semua kemegahan

Dunia yang selalu ditunjukkan oleh orang Bani Umayyah.

Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, ia berhasil menjalin

hubungan baik dengan Syi‟ah. Ia juga memberi kebebasan kepada penganut

agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.

Kedudukan mawali (orang Islam yang bukan dari Arab) disejajarkan dengan

Muslim Arab. Pemerintahannya membuka suatu pertanda yang

membahagiakan bagi rakyat. Ketakwaan dan keshalehannya patut menjadi

teladan. Ia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ia

meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39 tahun, dimakamkan di Deir

Simon.

9. Yazid bin Abdul-Malik (101-105 H / 720-724 M)

Nama lengkapnya Yazid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin

Abul „Ash. Ia merupakan sepupu khalifah sebelumnya, Umar bin Abdul Azis.

Ia menjabat khalifah kesembilan Daulah Umayyah pada usia 36 tahun.

Khalifah yang sering dipanggil dengan sebutan Abu Khalid ini lahir pada 71

H. Ia menjabat khalifah atas wasiat saudaranya, Sulaiman bin Abdul Malik. Ia

dilantik pada bulan Rajab 101 H.

Page 151: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Ia mewarisi Dinasti Bani Umayyah dalam keadaan aman dan tenteram.

Pada masa awal pemerintahannya, Yazid bertindak menuruti kebijakan

Khalifah Umar bin Abdul Azis sebelumnya. Namun hal itu tidak berlangsung

lama. Setelah itu terjadi perubahan. Karena banyak penasihat yang tidak

setuju dengan kebijakan positif yang diterapkan Umar bin Abdul Azis.

Sebelum Yazid meninggal, sempat terjadi konflik antara dirinya dan

saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik. Namun hubungan keduanya baik

kembali setelah Hisyam lebih banyak mendampingi sang khalifah hingga

wafat. Ia meninggal dunia pada usia 40 tahun. Masa pemerintahannya hanya

berkisar 4 tahun satu bulan

10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H / 724-743 M)

Nama lengkapnya Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin

Abul „Ash. Ia merupakan saudara kandung khalifah sebelumnya, Yazid bin

Abdul Malik. Ia menjabat sebagai Khalifah pada usia yang ke 35 tahun. Ia

terkenal negarawan yang cakap dan ahli strategi militer. Pada masa

pemerintahannya muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat

bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan ini berasal dari kalangan Bani

Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang

sangat serius. Dalam perkembangan selanjutnya, kekuatan baru ini mampu

menggulingkan Dinasti Umayyah dan menggantikannya dengan Dinasti baru,

Bani Abbas.

Pemerintahan Hisyam yang lunak dan jujur menyumbangkan jasa yang

banyak untuk pemulihan keamanan dan kemakmuran, tetapi semua

kebajikannya tidak bisa membayar kesalahan-kesalahan para pendahulunya,

kerana gerakan oposisi terlalu kuat, sehingga Khalifah tidak mampu

mematahkannya.

Meskipun demikian, pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam

kebudayaan dan kesusastraan Arab serta lalu lintas dagang mengalami

Page 152: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

kemajuan. Dua tahun sesudah penaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia

wafat dalam usia 55 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 19

tahun, 9 bulan. Sepeninggal Hisyam, Khalifah-Khalifah yang tampil bukan

hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin mempercepat

runtuhnya Daulah Bani Ummayyah.

11. Walid bin Yazid bin Abdul Malik (125-126 H / 743-744 M)

Nama lengkap Walid bin Yazid bin Abdul Malik. Ia adalah keponakan

Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, khalifah sebelumnya. Ia adalah anak dari

Yazid bin Abdul Malik, Khalifah kesembilan dinasti Bani Umayah. Pada

masa pemerintahnya, Dinasti Umayah menDinasti Umayah mengalami

kemunduran. Ia memiliki prilaku buruk dan suka melanggar norma agama.

Kalangan keluarga sendiri benci padanya. Dan ia mati terbunuh.

Adapun kebijakan yang paling utama yang dilakukan oleh Walid bin Yazid

ialah melipatkan jumlah bantuan sosial bagi pemeliharaan orang-orang buta

dan orang-orang lanjut usia yang tidak mempunyai famili untuk merawatnya.

Ia menetapkan anggaran khusus untuk pembiayaan tersebut dan menyediakan

perawat untuk masing-masing orang.

Masa pemerintahannya berlangsung selama 1 tahun, 2 bulan. Dia wafat

dalam usia 40 tahun.

12 Yazid bin Walid bin Abdul Malik (126-127 H/ 744 M)

Nama lengkap Yazid bin Walik bin Abdul Malik, sepupuh dari khalifah

sebelumnya, Walid bin Yazid bin Abdul Malik. Ia adalah anak dari Walid bin

Abdul Malik, Khalifah keenam dinasti Bani Umayah. Pemerintahan Yazid bin

Walid tidak mendapat dukungan dari rakyat, karena kebijakannya suka

mengurangi anggaran belanja negara. Masa pemerintahannya tidak stabil dan

banyak pemberontakan. Masa pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan.

Dia wafat dalam usia 46 tahun.

Page 153: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

13 Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik (127 H / 744 M)

Nama Lengkap Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik, saudara kandung

Yazid bin Walid bin Abdul Malik, Khalifah sebelumnya. Dia diangkat

menjadi Khalifah tidak memperoleh suara bulat di dalam lingkungan keluarga

Bani Umayyah dan rakyatnya. Kerana itu, keadaan negara semakin kacau

dengan munculnya beberapa pemberontak. Ia menggerakkan pasukan besar

berkekuatan 80.000 orang dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan suka rela

mengundurkan dirinya dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat terhadap

Marwan ibn Muhammad. Dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada

tahun 132 H.

14. Marwan bin Muhammad (127-133 H / 744-750 M)

Nama lengkap Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Ia adalah

cucu dari khalifah keempat bani Umayah, Marwan bin Hakam dan

keponakan Khalifah kelima, Abdul Malik bin Marwan. Beliau seorang ahli

negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak dapat

ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan Bani Abbasiyah

dengan pendukung yang kuat.

Marwan bin Muhammad melarikan diri ke Hurah, terus ke Damaskus.

Namun Abdullah bin Ali yang ditugaskan membunuh Marwan oleh Abbas As

Syaffah selalu mengejarnya. akhirnya sampailah Marwan di Mesir. Di

Bushair, daerah al Fayyun Mesir, dia mati terbunuh oleh Shalih bin Ali, orang

yang menerima penyerahan tugas dari Abdullah. Marwan terbunuh pada

tanggal 27 Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750 M. Dengan demikian berakhirlah

dinasti Bani Umayyah, dan kekuasaan selanjutnya dipegang oleh Bani

Abbasiyah.

Page 154: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Halaqah

2. Metode Tanya Jawab

3. Mengomentari gambar-gambar yang berkaitan/poster Coment

4. Metode Diskusi Kelompok

F. Pelaksanaan Pembeajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru

membimbing

siswa berdoa

dan Mengabsen

siswa

Siswa berdoa dengan

seksama dan Siswa

menyatakan bahwa

dirinya hadir dalam

proses pembelajaran

1. Disiplin

2. Religius

Mengulas

sedikit materi

yang telah

dipelajari

sebelumnya

“Sistem

Pemerintahan

Daulah Bani

Umayyah”

dengan

memberikan

beberapa

pertanyaan yang

berkaitan

dengan topic

1. Siswa menyimak

2. Siswa menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

1. Kreatif

2. Mandiri

Page 155: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

bahasan tersebut

b. Kegiatan inti

a) Eksplorasi (30 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menjelaskan topik

materi yang akan

dipelajari

Siswa menyimak dan

mencatat hal-hal yang

penting terkait dengan

materi sejarah Proses

berdirinya Daulah Bani

Umayyah

1. Disiplin

2. Kreaatif

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

Guru menjelaskan

materi

menampilkan peta

Timur Tengah,

masjid Umayyah-

Damaskus, gambar-

gambar bentuk

pasukan Romawi

beserta atributnya.

b) Elaborasi (20 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menanyakan

kepada siswa

Siswa bertanya kepada

guru mengenai materi-

1. Disiplin

Page 156: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

materi yang belum

dipahami

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

5. Bertanggung jawab

Menugaskan Siswa

untuk

mengomentari

bagaimana menurut

kalian Prestasi-

prestasi yang

dicapai oleh

Khalifah-Khalifah

pada masa Daulah

Bani Umayyahndan

gambar-gambar

yang ditampilkan

Siswa langsung

menjawab pertanyaan

tersebut dan

membacakan hasil

analisanya di depan

teman-temannya.

c) Konfirmasi (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru meluruskan

kesalahpahaman

hasil diskusi dan

tanya jawab siswa

Siswa menyimak

d) Penutup(10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

1. Disiplin

2. Kreatif

Page 157: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Memberikan sedikit

gambaran mengenai

tema bahasan

berikutnya

Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

yang diberikan oleh guru

3. Komunikatif

4. Mandiri

Memberikan

motivasi betapa

pentingnya belajar

dan meningkatkan

minat baca pada

siswa

c. Alat dan Sumber Belajar

a. Buku sejarah Kebudayaan Islam KTSP

b. Buku Sejarah Kebudayaan Islam K-13

c. Buku Pegangan Siswa

d. Peta Timur Tengah

e. Peta dan Poster yang berkaitan dengan materi pembelajaran

G. Evaluasi Pembelajaran

Penilaian

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor Soal

Skoring

Menceritakan

Proses

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

1. Pre-test

awal

pembelajaran

2. Postest Akhir

Pembelajaran

Essay

Page 158: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Jumlah 10 100

Guru Mata Pelajaran SKI Mengetahui: Kepala Sekolah MTS

Tarbiyatus Sibyan

Muhammad Alvin Sudinata Drs. H. Adang Maryadi

Page 159: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MTS Tarbiyatus Sibyan

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VII/2

Pertemuan ke : Ke-4

Alokasi Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Mendeskripsikan Perkembangan Kebudayaan

Islam Pada Masa Daulah Bani Umayyah

A. Kompetensi Dasar

1. Proses Kemunduran Daulah Bani Umayyah

B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran

1. Menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran

pemerintahan Daulah Bani Umayyah

2. Dapat mengambil Pelajaran dari peristiwa kemunduran pemerintahan

Daulah Bani Umayyah

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan dapat memahami faktor-faktor yang menjadi penyebab

kemunduran Daulah Bani Umayyah.

2. Siswa diharapkan dapat menyebutkan faktor-faktor yang menjadi

penyebab pemerintahan Daulah Bani Umayyah.

3. Siswa diharapkan dapat mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari

peristiwa kemunduran Daulah Bani Umayyah.

D. Materi Pembelajaran

. Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Dinasti Umayyah

Page 160: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Kebesaran yang dibangun oleh Daulah Bani Umayyah ternyata tidak dapat

menahan kemunduran dinasti yang berkuasa hampir satu abad ini, hal tersebut

diakibatkan oleh beberapa faktor yang kemudian mengantarkan pada titik

kehancuran. Diantara fakto-faktor tersebut adalah:

1. Terjadinya pertentangan keras antara kelompok suku Arab Utara (Irak)

yang disebut Mudariyah dan suku Arab Selatan (Suriah) Himyariyah,

pertentangan antara kedua kelompok tersebut mencapai puncaknya

pada masa Dinasti Umayyah karena para khalifah cenderung berpihak

pada satu etnis kelompok.

2. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab. Mereka yang

merupakan pendatang baru dari kalangan bangsa-bangsa yang

dikalahkan mendapat sebutan “Mawali”, suatu status yang

menggambarakan inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang-

orang Arab yang mendapat fasilitas dari penguasa Umayyah. Mereka

bersama-sama orang Arab mengalami beratnya peperangan dan

bahkan diatas rata-rata orang Arab, tetapi harapan mereka untuk

mendapatkan tunjangan dan hak-hak bernegara tidak dikabulkan.

Seperti tunjangan tahunan yang diberikan kepada Mawali ini

jumlahnya jauh lebih kecil dibanding tunjangan yang dibayarkan

kepada orang Arab.

3. Konfllik-konflik politik yang melatar belakangi terbentuknya Daulah

Umayyah. Kaum syi`ah dan khawarij terus berkembang menjadi

gerakan oposisi yang kuat dan sewaktu-waktu dapat mengancam

keutuhan kekuasaan Umayyah. Disamping menguatnya kaum

Abbasiyah pada masa akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah yang

semula tidak berambisi untuk merebut kekuasaan, bahkan dapat

menggeser kedudukan Bani Umayyah dalam memimpin umat.

4. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu

yang baru (bid‟ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek

Page 161: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem

pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak

sehat di kalangan anggota keluarga istana.

5. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh

sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah

tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka

mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa

karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat

kurang.

6. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah

adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan

Abbas bin Abdul Mutholib.. Gerakan ini mendapat dukungan penuh

dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh

pemerintahan Bani Umayyah.

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Halaqah

2. Metode Tanya Jawab

3. Mengomentari gambar-gambar yang berkaitan

4. Metode Diskusi Kelompok

F. Pelaksanaan Pembeajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru

membimbing

siswa berdoa

dan Mengabsen

siswa

Siswa berdoa dengan

seksama dan Siswa

menyatakan bahwa dirinya

hadir dalam proses

pembelajaran

1. Disiplin

2. Religius

Mengulas 3. Siswa menyimak 1. Kreatif

Page 162: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

sedikit materi

yang telah

dipelajari

sebelumnya

dengan

memberikan

beberapa

pertanyaan yang

berkaitan

dengan topic

bahasan tersebut

1. Siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan oleh

guru

2. Mandiri

2. Kegiatan inti

e) Eksplorasi (30 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menjelaskan topik

materi yang akan

dipelajari

Siswa menyimak dan

mencatat hal-hal yang

penting terkait dengan

materi faktor-faktor yang

menjadi penyebab

Kemunduran

pemerintahan Daulah

1. Disiplin

2. Kreaatif

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

mengenai faktor-

faktor yang menjadi

penyebab

Kemunduran

pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

Guru menjelaskan

materi “faktor-faktor

Page 163: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

yang menjadi

penyebab

Kemunduran

pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

menampilkan peta

Timur Tengah dan

Peta konsep Siklus

Pemerintahan

Bani Umayyah

f) Elaborasi (20 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menanyakan

kepada siswa

mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

Siswa bertanya kepada

guru mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

5. Bertanggung jawab

Menugaskan Siswa

untuk

mengomentari

faktor-faktor yang

menjadi penyebab

Kemunduran

pemerintahan

Daulah Bani

Umayyah

Siswa langsung

menjawab pertanyaan

tersebut dan

membacakan hasil

analisanya di depan

teman-temannya.

g) Konfirmasi (10 menit)

Page 164: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru meluruskan

kesalahpahaman

hasil diskusi dan

tanya jawab siswa

Siswa menyimak

h) Penutup(10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

yang diberikan oleh guru

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

Memberikan sedikit

gambaran mengenai

tema bahasan

berikutnya

Memberikan

motivasi betapa

pentingnya belajar

dan meningkatkan

minat baca pada

siswa

3. Alat dan Sumber Belajar

e. Buku Sejarah Kebudayaan pegangan guru

f. Buku Pegangan Siswa

g. Peta Timur Tengah

Page 165: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

h. Peta daerah Pendukung Daulah Bani Umayyah dan Peta Para

Pendukung Kekuatan Daulah Bani Abbasiyyah dan Kaum

Mawalli.

G. Evaluasi Pembelajaran

C. Penilaian

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor Soal

Skoring

Menceritakan

Proses

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

3. Pre-test awal

pembelajaran

4. Postest Akhir

Pembelajaran

Essay

Jumlah 10 100

Keterangan:

3) Nilai maksimal merupakan nilai tertinggi yang di peroleh oleh

siswa

4) Nilai perolehan merupakan nilai yang didaapat oleh siswa setiap

menjawab dengan benar 1 dari 10 soal SKI. Dan setiap 1 soal

mendapat skor 10

Page 166: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Guru Mata Pelajaran SKI Mengetahui: Kepala Sekolah MTS

Tarbiyatus Sibyan

Muhammad Alvin Sudinata Drs. H. Adang Maryadi

Page 167: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MTS Tarbiyatus Sibyan

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VII/2

Pertemuan ke : Ke-4

Alokasi Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Mendeskripsikan Perkembangan Kebudayaan

Islam Pada Masa Daulah Bani Umayyah

H. Kompetensi Dasar

2. Proses Kemunduran Daulah Bani Umayyah

I. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran

3. Menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran

pemerintahan Daulah Bani Umayyah

4. Dapat mengambil Pelajaran dari peristiwa kemunduran pemerintahan

Daulah Bani Umayyah

J. Tujuan Pembelajaran

4. Siswa diharapkan dapat memahami faktor-faktor yang menjadi penyebab

kemunduran Daulah Bani Umayyah.

5. Siswa diharapkan dapat menyebutkan faktor-faktor yang menjadi

penyebab pemerintahan Daulah Bani Umayyah.

6. Siswa diharapkan dapat mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari

peristiwa kemunduran Daulah Bani Umayyah.

K. Materi Pembelajaran

. Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Dinasti Umayyah

Page 168: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Kebesaran yang dibangun oleh Daulah Bani Umayyah ternyata tidak dapat

menahan kemunduran dinasti yang berkuasa hampir satu abad ini, hal tersebut

diakibatkan oleh beberapa faktor yang kemudian mengantarkan pada titik

kehancuran. Diantara fakto-faktor tersebut adalah:

7. Terjadinya pertentangan keras antara kelompok suku Arab Utara (Irak)

yang disebut Mudariyah dan suku Arab Selatan (Suriah) Himyariyah,

pertentangan antara kedua kelompok tersebut mencapai puncaknya

pada masa Dinasti Umayyah karena para khalifah cenderung berpihak

pada satu etnis kelompok.

8. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab. Mereka yang

merupakan pendatang baru dari kalangan bangsa-bangsa yang

dikalahkan mendapat sebutan “Mawali”, suatu status yang

menggambarakan inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang-

orang Arab yang mendapat fasilitas dari penguasa Umayyah. Mereka

bersama-sama orang Arab mengalami beratnya peperangan dan

bahkan diatas rata-rata orang Arab, tetapi harapan mereka untuk

mendapatkan tunjangan dan hak-hak bernegara tidak dikabulkan.

Seperti tunjangan tahunan yang diberikan kepada Mawali ini

jumlahnya jauh lebih kecil dibanding tunjangan yang dibayarkan

kepada orang Arab.

9. Konfllik-konflik politik yang melatar belakangi terbentuknya Daulah

Umayyah. Kaum syi`ah dan khawarij terus berkembang menjadi

gerakan oposisi yang kuat dan sewaktu-waktu dapat mengancam

keutuhan kekuasaan Umayyah. Disamping menguatnya kaum

Abbasiyah pada masa akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah yang

semula tidak berambisi untuk merebut kekuasaan, bahkan dapat

menggeser kedudukan Bani Umayyah dalam memimpin umat.

10. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu

yang baru (bid‟ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek

Page 169: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem

pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak

sehat di kalangan anggota keluarga istana.

11. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh

sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah

tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka

mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa

karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat

kurang.

12. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah

adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan

Abbas bin Abdul Mutholib.. Gerakan ini mendapat dukungan penuh

dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh

pemerintahan Bani Umayyah.

L. Metode Pembelajaran

5. Metode Halaqah

6. Metode Tanya Jawab

7. Mengomentari gambar-gambar yang berkaitan

8. Metode Diskusi Kelompok

M. Pelaksanaan Pembeajaran

4. Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru

membimbing

siswa berdoa

dan Mengabsen

siswa

Siswa berdoa dengan

seksama dan Siswa

menyatakan bahwa dirinya

hadir dalam proses

pembelajaran

1. Disipli

2. Religius

Mengulas 4. Siswa menyimak 1. Kreatif

Page 170: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

sedikit materi

yang telah

dipelajari

sebelumnya

dengan

memberikan

beberapa

pertanyaan yang

berkaitan

dengan topic

bahasan tersebut

2. Siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan oleh

guru

2. Mandiri

5. Kegiatan inti

i) Eksplorasi (30 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menjelaskan topik

materi yang akan

dipelajari

Siswa menyimak dan

mencatat hal-hal yang

penting terkait dengan

materi faktor-faktor yang

menjadi penyebab

Kemunduran

pemerintahan Daulah

1. Disiplin

2. Kreaatif

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

mengenai faktor-

faktor yang menjadi

penyebab

Kemunduran

pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

Guru menjelaskan

materi “faktor-faktor

Page 171: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

yang menjadi

penyebab

Kemunduran

pemerintahan Daulah

Bani Umayyah

menampilkan peta

Timur Tengah dan

Peta konsep Siklus

Pemerintahan

Bani Umayyah

j) Elaborasi (20 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Menanyakan

kepada siswa

mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

Siswa bertanya kepada

guru mengenai materi-

materi yang belum

dipahami

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

5. Bertanggung jawab

Menugaskan Siswa

untuk

mengomentari

faktor-faktor yang

menjadi penyebab

Kemunduran

pemerintahan

Daulah Bani

Umayyah

Siswa langsung

menjawab pertanyaan

tersebut dan

membacakan hasil

analisanya di depan

teman-temannya.

k) Konfirmasi (10 menit)

Page 172: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

Guru meluruskan

kesalahpahaman

hasil diskusi dan

tanya jawab siswa

Siswa menyimak

l) Penutup(10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai karakter

menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

yang diberikan oleh guru

1. Disiplin

2. Kreatif

3. Komunikatif

4. Mandiri

Memberikan sedikit

gambaran mengenai

tema bahasan

berikutnya

Memberikan

motivasi betapa

pentingnya belajar

dan meningkatkan

minat baca pada

siswa

6. Alat dan Sumber Belajar

a. Buku Sejarah Kebudayaan pegangan guru

b. Buku Pegangan Siswa

c. Peta Timur Tengah

Page 173: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

d. Peta daerah Pendukung Daulah Bani Umayyah dan Peta Para

Pendukung Kekuatan Daulah Bani Abbasiyyah dan Kaum

Mawalli.

N. Evaluasi Pembelajaran

D. Penilaian

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor Soal

Skoring

Menceritakan

Proses

Berdirinya

Daulah Bani

Umayyah

1. Pre-test awal

pembelajaran

2. Postest Akhir

Pembelajaran

-

Jumlah 10 100

Keterangan:

5) Nilai maksimal merupakan nilai tertinggi yang di peroleh oleh

siswa

6) Nilai perolehan merupakan nilai yang didaapat oleh siswa setiap

menjawab dengan benar 1 dari 10 soal SKI. Dan setiap 1 soal

mendapat skor 10

Page 174: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 175: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 176: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 177: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 178: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 179: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …
Page 180: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 8

Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen (Halaqah)

A. Banyak Data

30 35 40 40 45 50

50 55 55 60 60 60

65 65 65 70 70 70

70 70 75 75 75 75

80 80 80 80 80 80

Modus = 80

n = 30

B. RentangKelas

R = Nilai terbesar – Nilai terkecil

= 80-30

= 50

C. Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 5,87 dibulatkan 6

D. Panjang Kelas

Panjang kelas = R : K

= 50 : 6

= 9

Page 181: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

E. Tabel Distribusi Frekuensi

No. Kelas

Interval

Batas

Kelas

Fi fk xi xi² Fi.xi Fi.xi

1 30-38 29,5-38,5 1 1 34 1156 34 1156

2 39-47 38,5-47,5 3 4 43 1849 129 5547

3 48-56 47,5-56,5 1 5 52 2704 52 2704

4 57-65 56,5-65,5 7 12 61 3721 427 26947

5 66-74 65,5-74,5 8 20 70 4900 560 39200

6 75-84 74,5-84,5 10 30 79 6241 790 62410

Mean =

=

= 66

Median = b + p (

)

= 65,5 + 9 (

)

= 65,5 + 9 . 0,34

= 69

Varians =

=

=

=

= 165,4 dibulatkan 165

Page 182: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Simpangan baku = √

= √

= 12,85 dibulatkan 13

Page 183: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 9

Distribusi frekuensi Pre-test Kelas Kontrol (Ceramah)

A. Banyak Data

30 30 35 35 40 45

45 45 45 45 45 50

50 50 50 55 60 65

70 70 70 70 70 70

70 75 75 75 75 75

Modus = 70

N = 30

B. Rentang Kelas

Rentang Kelas

R = Nilai terbesar – Nilai terkecil

= 75-30

= 45

C. Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 5,87 dibulatkan 6

D. Panjang Kelas

Panjang kelas = R : K

= 45 : 6

= 7,5dibulatkan 8

Page 184: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

E. Tabel data frekuensi

No. Kelas

Interval

Batas

Kelas

fi fk xi xi² Fi.xi Fi.xi

1 30-37 29,5-

37,5

2 2 33,5 1122,25 67 2244,5

2 38-45 37,5-

45,5

3 5 41,5 1722,25 124,5 5166,75

3 46-53 45,5-

53,5

6 11 49,5 2450,25 297 14701,5

4 54-61 53,5-

61,5

6 17 57,5 3306,25 345 19837,5

5 62-69 61,5-

69,5

1 18 65,5 4290,25 65,5 4290,25

6 70-77 69,5-

77,5

12 30 73,5 5402,25 882 64827

Mean =

=

= 59

Median = b + p (

)

= 45,5 + 8 (

)

= 45,5 + 2

= 47,5

Varians =

=

Page 185: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

=

=

= 183,9 dibulatkan 184

Simpangan baku = √

= √

= 13,56 dibulatkan 14

Page 186: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 9

Distribusi Frekuensi Post-test Kelas Eksperimen (Halaqah)

A. Banyak data

60 60 65 70 75 75

80 80 85 85 85 85

85 85 90 90 90 95

95 95 95 95 95 95

95 95 100 100 100 100

Modus = 95

N = 30

B. Rentang Kelas

R = Nilai terbesar – Nilai terkecil

= 100-60

= 40

C. Banyak kelas

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 5,87dibulatkan 6

D. Panjang Kelas

Panjang kelas = R : K

= 40 : 6

= 7

Page 187: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

E. Tabel data frekuensi

No. Kelas

Interval

Batas

Kelas

fi fk xi xi² Fi.xi Fi.xi

1 60-66 59,5-66,5 5 5 63 3969 315 19845

2 67-73 66,5-73,5 4 9 70 4900 280 19600

3 74-80 73,5-80,5 8 17 77 5929 616 47432

4 81-87 80,5-87,5 6 23 84 7056 504 42336

5 88-94 87,5-94,5 2 25 91 8281 182 16562

6 95-101 94,5-

101,5

5 30 98 9604 490 48020

Mean =

=

= 86

Median = b + p (

)

= 73,5 + 7 (

)

= 73,5 + 5,25

= 79

Varians =

=

=

=

= 130,94 dibulatkan 131

Page 188: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Simpangan baku = √

= √

= 11

Page 189: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 10

Distibusi Frekuensi Post-test Kelas Kontrol (Ceramah)

A. Banyak Data

50 50 55 55 60 65

65 70 70 70 70 75

75 75 80 85 85 85

85 85 85 90 90 90

90 95 95 95 100 100

Modus = 85

N = 30

B. Rentang Kelas

R = Nilai terbesar – Nilai terkecil

= 100-50

= 50

C. Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 5,87 dibulatkan 6

D. Panjang Kelas

Panjang kelas = R : K

= 50 : 6

= 8

Page 190: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

E. Tabel data frekuensi

No. Kelas

Interval

Batas

Kelas

fi fk Xi xi² Fi.xi Fi.xi

1 50-57 49,5-

57,5

3 3 53,5 2862,25 160,5 8586,75

2 58-66 57,5-

66,5

4 7 62,5 3906,25 250 15625

3 67-75 66,5-

75,5

2 9 71,5 5112,25 143 10224,5

4 76-84 75,5-

84,5

5 14 80,5 6480,25 402,5 32401,25

5 85-93 84,5-

93,5

7 21 89,5 8010,25 626,5 56071,75

6 94-100 93,5-

100,5

9 30 98,5 9702,25 886,5 87320,25

Mean =

=

= 78

Median = b + p (

)

= 66,5 + 8 (

)

= 66,5 + 4

= 71

Varians =

=

=

Page 191: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

=

= 242,4 dibulatkan 242

Simpangan baku = √

= √

= 15,57 dibulatkan 16

Page 192: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 11

Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen (Halaqah)

A. Menentukan Batas Kelas

29,5 38,5 47,5 56,5 65,5 74,5 83,5

B. Mencari Nilai Z-score

Z₁ = -2,8696 Z₄ = -0,76989 Z₇ = 1,32982

Z₂ = -2,1697 Z₅ = -0,06999

Z₃ = -1, 4698 Z₆ = 0,62991

C. Mencari Luas Tiap Kelas Interval

Z₁ Z₂ Z₃ Z₄ Z₅ Z₆ Z₇

Z -2,8696 -2,1697 -

1,4698

-

0,76989

-

0,06999

0,62991 1,32982

0

-

Z

49,79

48,46

42,79

27,64

2,39

23,24

41,92

D. Mencari Luas Kelas Interval

1. 49,79 – 48,46 = 1,33

2. 48,46 – 42,79 = 5,67

3. 42,79 – 27,64 = 15,15

4. 27,64 + 2,39 = 30,03

5. 2,39 + 23,24 = 25,63

6. 23,24 + 41,92 = 65,16

Page 193: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

E. Mencari Frekuensi yang Diharapkan (fe)

1. 1,33 x 30 = 0,399

2. 5,67 x 30 = 1,701

3. 15,15 x 30 = 4,545

4. 30,03 x 30 = 9,009

5. 25,63 x 30 = 7,689

6. 65,16 x 30 = 19,548

Tabel Pengujian Normalitas

KelasInterval Fo Fe Fo-fe (fo-fe)² T hitung

30-38 1 0,399 0,601 0,361201 0,905266

39-47 3 1,701 1,299 1,687401 0,992005

48-56 1 4,545 -3,545 12,567025 2,765022

57-65 7 9,009 -2,009 4,036081 0,448005

66-74 8 7,689 0,311 0,096721 0,012579

75-83 10 19,548 -9,548 91,164304 4,663613

Chi kuadrat 9,78649

F. Membandingkan X² hitung dengan X² tabel

Jika ≥ , artinya distribusi data tidak normal

Jika ≤ , artinya distribusi data normal

1. Perhitungan menggunakan kelas interval

Db= k-1 = 5, taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Jika ≤

yaitu 9,78 ≤ 15,1, maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal

2. Perhitungan menggunakan sampel

Page 194: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Untuk ɑ = 0,05dan derajat kebebasan (dk)= n-1= 30-1 = 29

Berdasarkan data diatas didapatkan ≤ yaitu 9,78 ≤

42.557 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi

normal

Page 195: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 12

Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Kontrol (Ceramah)

A. Menentukan Batas Kelas

29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5

B. Mencari Nilai Z-score

Z₁ = -2,20191 Z₄ = -0,43252 Z₇ = 1,336874

Z₂ = -1,61211 Z₅ = -0,157279

Z₃ = -1,02232 Z₆ = 0,747077

C. Mencari Luas Tiap Kelas Interval

Z₁ Z₂ Z₃ Z₄ Z₅ Z₆ Z₇

Z -

2,2019

1

-

1,6121

1

-

1,0223

2

-

0,4325

2

-

0,15727

9

0,74707

7

1,33687

4

0

-

Z

48,61

44,63

34,61

16,64

5,96

27,03

40,82

D. Mencari Luas Kelas Interval

1. 48,61 - 44,63 = 3,98

2. 44,63 - 34,6 = 10,02

3. 34,61 – 16,64 = 17,97

4. 16,64 + 5,96 = 22,6

5. 5,96 + 27,03 = 32,99

6. 27,03 + 40,82 = 67,85

E. Mencari Frekuensi yang diharapkan (fe)

Page 196: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

1. 3,98 x 30 = 119,4

2. 10,02 x 30 = 300,6

3. 17,97 x 30 = 539,1

4. 22,6 x 30 = 678

5. 32,99 x 30 = 989,7

6. 67,85 x 30 = 2035,5

Tabel Pengujian Normalitas

Kelas

Interval

Fo Fe Fo-fe (fo-fe)² T hitung

30-37 2 1,194 0,806 0,649636 0,544084

38-45 3 3,006 -0,006 0,000036 1,205

46-53 6 5,391 0,609 0,370881 0,068796

54-61 6 6,78 0,78 0,6084 0,089735

62-69 1 9,897 -8,897 79,15661 7,998041

70-77 12 20,355 -8,355 69,80602 3,429429

Chi kuadrat 12,1301

F. Membandingkan X² hitung dengan X² tabel

Jika ≥ , artinya distribusi data tidak normal

Jika ≤ , artinya distribusi data normal

1. Perhitungan menggunakan kelas interval

Db= k-1 = 5, taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Jika ≤

yaitu 12,1 ≤ 15,1, maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal

2. Perhitungan menggunakan sampel

Untuk ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= n-1= 30-1 = 29

Page 197: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Berdasarkan data diatas didapatkan ≤ yaitu 12,1 ≤

42,557 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi

normal

Page 198: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 13

Perhitungan Normalitas Post-test Kelas Eksperimen

(halaqah)

A. Menentukan Batas Kelas

59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 94,5 101,5

B. Mencari Nilai Z-score

Z₁ = -2,359 Z₄ = -0,524 Z₇ = 1,3108

Z₂ = -1,748 Z₅ = 0,0874

Z₃ = -1,136 Z₆ = 0,6991

C. Mencari Luas Tiap Kelas Interval

Z₁ Z₂ Z₃ Z₄ Z₅ Z₆ Z₇

Z -2,359 -1,748 -1,136 -0,524 0,0874 0,6991 1,3108

0

-

Z

49,06

45,91

37,08

19,85

3,19

25,49

38,88

D. Mencari Luas Kelas Interval

1. 49,06 – 45,91 = 3,15

2. 45,91 – 37,08 = 8,83

3. 37,08 – 19,85 = 17,23

4. 19,85 – 3,19 = 16,66

5. 3,19 + 25,49 = 28,68

6. 25,49 + 38,88 = 64,37

E. Mencari Frekuensi yang diharapkan (fe)

Page 199: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

1. 3,15 x 30 = 0,945

2. 8,83 x 30 = 2,649

3. 17,23 x 30 = 5,169

4. 16,66 x 30 = 4,998

5. 28,68 x 30 = 8,604

6. 64,37 x 30 = 19,311

Tabel Pengujian Normalitas

Kelas

Interval

Fo Fe Fo-fe (fo-fe)² T hitung

60-66 2 0,945 1,055 1,113025 1,177804

67-73 2 2,649 -0,649 0,421201 0,159004

74-80 4 5,169 -1,169 1,366561 0,264376

81-87 6 4,998 1,002 1,004004 0,200881

88-94 3 8,604 -5,604 31,40482 3,650025

95-100 13 19,311 -6,311 39,82872 2,062489

Chi kuadrat 7,51

F. Membandingkan X² hitung dengan X² tabel

Jika ≥ , artinya distribusi data tidak normal

Jika ≤ , artinya distribusi data normal

1. Perhitungan menggunakan kelas interval

Db= k-1 = 6-1 =5, taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Jika ≤

yaitu 7,51 ≤ 15,1, maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal

2. Perhitungan menggunakan sampel

Page 200: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Untuk ɑ = 0,05danderajat kebebasan (dk)= n-1= 30-1 = 29

Berdasarkan data diatas didapatkan ≤ yaitu 7,78 ≤

42,557 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi

normal

Page 201: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 14

Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen (Halaqah)

A. Menentukan Batas Kelas

49,5 58,5 67,5 76,5 85,5 94,5 103,5

B. Mencari Nilai Z-score

Z₁ = -2,392 Z₄ = -0,435 Z₇ = 1,5219

Z₂ = -1,739 Z₅ = -0,2174

Z₃ = -1, 087 Z₆ = 0,8697

C. Mencari Luas Tiap Kelas Interval

Z₁ Z₂ Z₃ Z₄ Z₅ Z₆ Z₇

Z -2,392 -1,739 -1,087 -0,435 -0,2174 0,8697 1,5219

0

-

Z

49,16

45,82

35,99

16,64

8,32

30,51

43,57

D. Mencari Luas Kelas Interval

1. 49,16 – 45,82 = 3,34

2. 45,82 – 35,99 = 9,83

3. 35,99 – 16,64 = 19,35

4. 16,64 - 8,32 = 8,32

5. 8,32 + 30,51 = 38,38

6. 30,51 + 43,57 = 65,16

E. Mencari Frekuensi yang diharapkan (fe)

1. 3,34 x 30 = 1,002

2. 9,83 x 30 = 2,949

Page 202: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

3. 19,35 x 30 = 5,805

4. 8,32 x 30 = 2,496

5. 38,38 x 30 = 11,65

6. 74,08 x 30 = 22,22

Tabel PengujianNormalitas

Kelas Interval fo Fe Fo-fe (fo-fe)² T hitung

50-58 2 1,002 0,998 0,996 0,994

59-67 3 2,949 0,051 0,0026 0,0009

68-76 5 5,805 -0,805 0,648 0,1116

77-85 4 2,496 1,504 2,262 0,9063

86-94 10 11,65 -1,649 2,7192 0,2334

95-103 6 22,22 -16,224 263,22 11,844

Chi kuadrat 14,009

F. Membandingkan X² hitung dengan X² tabel

Jika ≥ , artinya distribusi data tidak normal

Jika ≤ , artinya distribusi data normal

1. Perhitungan menggunakan kelas interval

Db= k-1 = 5, taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Jika ≤

yaitu 14,009 ≤ 15,1, maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal

2. Perhitungan menggunakan sampel

Untuk ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= n-1= 30-1 = 29

Berdasarkan data diatas didapatkan ≤ yaitu 14,009

≤ 42.557 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi

normal

Page 203: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 15

Perhitungan Uji Homogenitas

Uji homogenitas dihitung menggunakan uji Fisher dengan rumus:

,

dimana S² =

Langkah-langkah perhitungannya adalah:

1. Menentukan hipotesis

= data memiliki varians homogen

= data tidak memiliki varians homogen

2. Menentukan kriteria pengujian

diterima apabila ˂

ditolak apabila ˃

3. Menentukan varians terbesar (db pembilang) dan varians terkecil

(db penyebut)

db pembilang = n-1 = 30-1 = 29

db penyebut = n-1 = 30-1 = 29

4. Menentukan F hitung

Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh = 12,06

dan

= 12,67 pada pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Sehinggadiperoleh:

= 1,05

Dan diperoleh = 14,227 dan

= 12,101 pada posttest kelas

kontrol dan eksperimen, sehingga diperoleh:

= 1,176

5. Menetukan F tabel

Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,743

Page 204: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Karena tabel ˂ (1,05 ˂ 2,042) untuk hasil pretest

eksperimen dan kontrol, tabel ˂ (1,176 ˂ 2,042) untuk

hasil posttest eksperimen dan kontrol, maka Ho diterima. Untuk itu

dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki varians yang

homogen.

Page 205: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 16

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

:

:

= tidak terdapat perbedaan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam

siswa yang diajarkan metode halaqah dengan metode ceramah

= terdapat perbedaan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa

yang diajarkan metode poster comment dengan metode ceramah

Keterangan:

= nilai rata-rata hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang telah

diajarkan dengan metode halaqah

= nilai rata-rata hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang

diajarkan dengan metode ceramah

2. Menetukan kriteria pengujian

Karena hipotesisnya berbentuk satu ekor maka kriteria pengujiannya:

Terima jika ˂ , untuk sebaliknya ditolak.

3. Menentukan uji statistik

= √

= √

= √

= 13, 16

S = √

= 3,62

Page 206: PENERAPAN TEHNIK HALAQAH DALAM UPAYA …

Lampiran 17

Perhitungan Uji t

t=

=

=

=

=

= 3,80

Maka nilai adalah 3,80

Untuk mencari karena hipotesisnya 1 ekor, maka menentukan

= t (1-ɑ) (db), dengan (db) (n₁ + n₂-2)= (30 + 30 - 2)= 58. Dan

taraf signifikan ɑ = 0,05. Maka nilai adalah 2,042.

4. Pengambilan Kesimpulan

Karena didapat ˃ ( 3,80 ˃ 2,042) maka ditolak atau

diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa

menggunakan metode halaqah dengan siswa yang diajarkan

menggunakan metode ceramah.