makalah tehnik kewirausahaan

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perkembangan ekonomi dunia dan adanya era pasar bebas menuntut Indonesia untuk dapat menyejajarkan posisinya dengan dunia luar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan pembangunan ekonomi negeri serta mengurangi ketergantungan terhadap bangsa lain. Hal ini dapat tercapai salah satunya dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesa. Dengan melahirkan banyak wirausaha sukses, ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain diharapkan dapat berkurang karena telah mampu menciptakan lapangan baru sendiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu, dengan hadirnya wirausaha yang sukses mengembangkan usahanya, baik di kancah nasinal maupun internasional akan mengurangi beban pemerintah pula dalam rangka mengurangi angka pengangguran. Dewasa ini, wirausaha-wirausaha sukses telah mewarnai dunia perekonomian Indonesia. Sebut saja Aburizal Bakrie, Bob Sadino, Cahirul Tanjung, danmasih banyak lainnya. Selain itu, usaha-usaha kecil pun semakin banyak berdiri di lingkungan masyarakat. Jelas, kehadiran wirausaha-wirausaha tersebut di Indonesia dapat memengaruhi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memenuhi kebutuhan, mengurangi angka pengangguran, dll. Namun, tak serta-merta semua orang yang menciptakan sebuah usaha pasti

Upload: septian-muna-barakati

Post on 15-Feb-2017

137 views

Category:

Devices & Hardware


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah tehnik kewirausahaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Kondisi perkembangan ekonomi dunia dan adanya era pasar bebas menuntut

Indonesia untuk dapat menyejajarkan posisinya dengan dunia luar. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan pembangunan ekonomi

negeri serta mengurangi ketergantungan terhadap bangsa lain. Hal ini dapat tercapai salah

satunya dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesa. Dengan melahirkan banyak

wirausaha sukses, ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain diharapkan dapat berkurang

karena telah mampu menciptakan lapangan baru sendiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Selain itu, dengan hadirnya wirausaha yang sukses mengembangkan usahanya, baik di

kancah nasinal maupun internasional akan mengurangi beban pemerintah pula dalam rangka

mengurangi angka pengangguran.

Dewasa ini, wirausaha-wirausaha sukses telah mewarnai dunia perekonomian Indonesia.

Sebut saja Aburizal Bakrie, Bob Sadino, Cahirul Tanjung, danmasih banyak lainnya. Selain

itu, usaha-usaha kecil pun semakin banyak berdiri di lingkungan masyarakat. Jelas, kehadiran

wirausaha-wirausaha tersebut di Indonesia dapat memengaruhi serta meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memenuhi kebutuhan,

mengurangi angka pengangguran, dll. Namun, tak serta-merta semua orang yang

menciptakan sebuah usaha pasti menjadi wirausaha sukses yang mampu meringankan beban

pemerintah.

Tentu saja tak mudah menjadi seorang wirausaha sukses. Berbagai halangan dan masalah

selalu mewarnai kisah-kisah perjalanan bisnis mereka dan mereka dituntut untuk dapat

menangani masalah tersebut dengan cerdas atau menyerah pada masalah dan kalah menjadi

wirausaha. Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana menjadi seorang

wirusaha yang baik yang dapat berperan dalam membangun perekonomian Indonesia.

Page 2: Makalah tehnik kewirausahaan

1.2   Rumusan Masalah

1. Bagaimana menjadi wirausaha yang baik?

2. Apa faktor yang memacu dan menghambat suksesnya suatu usaha?

3. Apa peran wirausaha dalam peningkatan perekonomian Indonesia?

1.3   Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara menjadi wirausaha yang baik

2. Mengetahui faktor pemacu dan penghambat suksesnya suatu usaha

3. Mengetahui peran wirausaha dalam peningkatan perekonomian Indonesia

1.4   Manfaat Penulisan

1. Memberikan gambaran kisah sukses wirausaha, sehingga para calon pengusaha dapat

mempelajarinya

2. Meningkatkan keinginan masyarakat untuk menjadi wirausaha

1.5   Landasan Teori

1.5.1     Pengertian Kewirausahaan

Beberapa pengertian kewirausahaan adalah sebagai berikut.

1. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber

daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).

2. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan

hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.

3. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan

waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta menerima balas jasa,

kepuasan, dan kebebasan pribadi.

4. Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Gerakan Nasional

Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan

adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha

atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru

dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik

dan keuntungan yang lebih besar.

Sedangkan yang dimaksud dengan wirausaha adalah sebagai berikut.

1. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang

lain (Gede Prama, SWP, 09/XI/1996).

Page 3: Makalah tehnik kewirausahaan

2. Pandangan menurut seorang businessman, wirausaha adalah ancaman, pesaing baru

atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen, atau seorang yang bisa diajak

kerja sama.

3. Pandangan menurut seorang pemodal, wirausaha adalah seorang yang menciptakan

kesejahteraan untuk orang lain yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan

resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi

oleh masyarakat.

4. Pandangan menurut seorang ekonom, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok

orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal, dan skill untuk

tujuan berproduksi.

5. Pandangan menurut seorang psychologis, wirausaha adalah seorang yang memiliki

dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan

eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

6. Menurut Schumpeter, wirausaha merupakan pengusaha yang melaksanakan

kombinasi-kombinasi baru dalam bidangteknik dan komersial.

7. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yg pandai atau

berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi

untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan

operasinya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wirausaha adalah orang-

orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,

mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan

tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan.

1.5.2     Ciri-Ciri Wirausaha

1. Percaya diri

Percaya diri berarti memiliki keyakinan kuat dan optimisme yang tinggi.

1. Berorientasi pada tugas dan hasil

Berorientasi pada tugas berarti memiliki tekad kerja keras, tekun, enerjik, serta memiliki

semangat dan kemauan dalam menghadapi kesulitan. Berorientasi pada hasil berarti haus

akan prestasi serta mengejar keuntungan.

1. Pengambilan risiko

Memiliki keberanian untuk mengambil risiko yang wajar dalam menjalankan usahanya dan

menyukai tantangan.

1. Kepemimpinan

Page 4: Makalah tehnik kewirausahaan

Kepemimpinan berarti memiliki perilaku sebagai pemimpin yang baik.

1. Keorisinalan dan kreativitas

Memiliki daya kreasi dan imajinasi tinggi serta inovatif dalam membuat sesuatu yang baru,

menyesuaikan dengan keadaan, dan memanfaatkan kesempatan yang ada.

1. Berorientasi pada masa depan

2. Efisien

Selalu mengutamakan efisiensi, penghematan biaya, dan tidak konsumtif, selalu menanamkan

kembali keuntungan yang diperoleh

1. Cerdas

Mempunyai cara analisis yang tepat, sistematis, dan metodologis.

Menurut Bygrave, ciri-ciri wirausahawan dikenal dengan istilah 10 D sebagai berikut.

1. Dream (Visi ke Depan)

Mempunyai pandangan ke masa depan untuk mengembangkan usahanya serta mempunyai

kemampuan untuk mewujudkan visinya.

1. Decisiveness (Keputusan dengan Cepat)

Dapat bekerja dengan cepat dalam menghasilkan sesuatu, membuat suatu keputusan dengan

cepat, tepat dan penuh perhitungan.

1. Doers (Melaksanakan Keputusan)

Langsung menindaklanjuti keputusan dalam menjalankan bisnisnya.

1. Determination (Penentuan/Kebulatan Tekad)

Melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab, dan tidak mudah

menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan yang sulit diatasi.

1. Dedication (Pengabdian)

Mempunyai dedikasi (mengutamakan pekerjaan) yang tinggi terhadap bisnisnya.

1. Devotion (Mencintai Pekerjaan)

Mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya.

1. Details (Dapat Memerinci)

Memerhatikan faktor-faktor yang sangat rinci terhadap apa yang terjadi selama menjalankan

kegiatan usahanya dan tidak mengabaikan faktor-faktor yang kecil yang dapat menghambat

kegiatan usahanya.

1. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)

Bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.

1. Dollars (Kekayaan)

Page 5: Makalah tehnik kewirausahaan

Tidak mengutamakan pada pencapaian kekayaan. Dia berasumsi jika berhasil dalam

bisnisnya, maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.

1. Distribute (Membagi-bagi)

Mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-

orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bisnisnya.

1.5.3     Syarat-Syarat Wirausaha

1. Semangat kerja, kemauan, dan ketekunan

Berhasilnya usaha di segala bidang tergantung besarnya semangat kerja seseorang, kemauan,

ketelitian,dan ketekunannya.

1. Pengetahuan

Memiliki tingkat pengalaman yang cukup baik yang merupakan hasil belajar sendiri atau

turun-menurun dari keluarga atau melalui pendidikan formal. Pada hakikatnya keberhasilan

ditentukan oleh nilai-nilai yang didapat dari pendidikan sejak masa kanak-kanak hingga

dewasa.

1. Kemampuan dan keahlian

Calon wirausaha perlu memiliki kemampuan untuk mendapatkan gagasan-gagasan yang

orisinil atau memilih orang yang tepat dalam bidangnya.

1. Kesempatan yang ada dan digunakan

Untuk menyalurkan gagasan, keinginan, dan kemampuan diperlukan kesempatan, baik

diciptakan sendiri maupundiberikan oleh orang lain sehingga seorang wirausaha dapat

menentukan pilihan dan cara yang tepat untuk menyalurkan kemampuannya.

1. Disiplin, keteraturan dan kecepatan kerja

Disiplin merupakan faktor yang membentuk seorang wirausaha yang tangguh. Dengan

disiplin yang tinggi, efisiensi dan produktifitas kerja dapat meningkat.

1. Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian

Keberanian maerupakan semangat kepeloporan berdasarkan perhitungan yang matang unuk

membuka gagasan-gagasan baru dan mengambil satu keputusan dalam situasi apa pun. Untuk

itu, diperlukan pendekatan

1. Merdeka lahir batin

Manusia merdeka lahir batin adalah seseorang yang mampu untuk tidak menggantungkan

nasibnya pada siapapun.

1. Inovatif dan kreatif

Page 6: Makalah tehnik kewirausahaan

Kreatif dan inovatif merupakan sifat-sifat dasar yang harus dimiliki. Seorang yang kreatif

akan menciptakan gagasan-gagasan baru, sedangkan seorang yang inovaif selalu menerapkan

gagasan baru untuk terus berkembang.

1. Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa

Meningkatkan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa akan mendorong pada perbuatan-

perbuatan yang positif dan melatih diri agar menghindarkan diri dari perbuatan tercela,

sehingga menumbuhkan sifat jujur dan tanggung jawab.

10. Modal dan keuangan

Modal memang sesuatu yang penting tapi bukan nomor satu. Hanya sebagai pelengkap dalam

kegiatan wirausaha.namun perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan

modal menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.

1.5.4     Langkah-Langkah Menjadi Wirausaha

1. Sumber ide usaha

Sumber ide untuk memulai sebuah usaha dapat diperoleh dari pekerjaan dan keterampilan,

minat dan hobi, pengalaman, serta dari pengamatan.

1. Melihat peluang usaha

Sebelum menentukan bidang usaha apa yang akan dijalankan, maka terlebih dahulu

dianalisisi apakah bidang usaha yang dipilih tersebut telah ada atau belum serta bagaimana

prospeknya. Tiga alternatif yang dapat dijadikan dasar untuk melihat peluang usaha adalah

menghasilkan barang baru, menghasilkan barang yang sama jenisnya tapi berbeda model,

atau menghasilkan barang tiruan yang baru, memodifikasi barang tersebut.

1. Analisis peluang usaha

Untuk dapat memeroleh gambaran sejauh mana peluang usaha yang dipilih dapat meenuhi

persyarata, ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu:

1. Tingkat keuntungan yang akan diperoleh

2. Penyediaan barang yang akan menunjang kelancaran kegiatan produksi

3. Penyediaan tenaga kerja

4. Penguasaan teknik

5. Prospek produksi

6. Penyediaan dana

7. Ekspansi usaha

8. Risiko

9. Kecenderungan perkembangan permintaan

10. Persaingan yang akan dihadapi

Page 7: Makalah tehnik kewirausahaan

11. Peranan pemerintah dalam menunjang perkembangan produk

12. Perencanaan usaha

Sebelum melangkah dalam kegiatan usaha, terlebih dahulu dibuat perencanaan usaha yang

meliputi masalah diri pribadi, permodalah, organisasi dan manajemen, peluang usaha, hukum

dan perundang-undangan, serta masalah lingkungan.

1. Menjalankan usaha

Menurut Sutarno, dalam menjalankan usaha perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Tujuan usaha

2. Rencana bentuk produk

3. Sarana usaha, meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan, permodalan, dan pertimbangan

ekonomi

4.  Proses rencana

1.5.5     Peran Wirausaha Dalam Perekonomian

Secara umum, peran wirausaha dapat dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.

Peran internal:

1. Mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain

2. Meningkatkan kepercayaan diri

3. Meningkatkan daya beli

Peran eksternal:

1. Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran

2. Meningkatkan pendapatan masyarakat

3. Meningkatkan produktivitas nasional

4. Meningkatan pertumbuhan ekonomi

Menurut Suryana, dilihat dari ruang lingkupnya wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi

makro dan mikro. Secara makro wirausaha berfungsi sebagai penggerak, pengendali, dan

pemacu perekonomian suatu bangsa. Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko

dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda

untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.

Werner Sombart membagi peranan atau fungsi wirausaha menjadi tiga hal penting.

1. Sebagai captain of industry, yang mulai sebagai teknisi dalam suatu bidang keahlian

kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru.

2. Sebagai pedagang, yaiu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,

merangsang kebutuhan baru, dan perhatian utamanya adalah penjualan.

Page 8: Makalah tehnik kewirausahaan

3. Sebagai pemimpin keuangan, yaitu orang yang sejak muda menekuni keuangan,

mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.

BAB 2

PENGUSAHA DENGAN PRODUK KELAS DUNIA

Kisah Sukses Ronny Lukito

Siapa yang tak pernah mendengar produk EIGER? Bagi kita, orang Indonesia, khususnya

para pecinta alam, tentu EIGER bukan menjadi sesuatu yang asing lagi di telinga kita. Sebuah

produk peralatan outdor dan tas yang banyak digemari pecinta alam maupun anak muda

karena kualitas dan ketahanannya. EIGER, sepintas orang-orang ak an menyangka bahwa

EIGER adalah merek luar negeri, padahal EIGER merupakan merek asli Indonesia.

EIGER didirikan oleh Ronny Lukito seorang pengusaha tas yang lahir pada tanggal 15

Januari 1962 di Bandung. Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara, satu-satunya anak laki-

laki pasangan Lukman Lukito-Kumiasih. Ronny yang berdarah campuran Buton, Sumatera

dan Jakarta itu mempunyai orang tua yang menyambung hidup dengan cara berjualan tas. Ia

adalah seorang anak dari keluarga yang memprihatinkan. Orangtuanya bukanlah dari kaum

berada. Di masa remajanya, Ronny tinggal di Bandung. Ia adalah sosok pemuda yang rajin

dan tekun. Ia bukan seorang lulusan perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta

favorit, ia hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi Menengah).

Sebenarnya ia sangat ingin melanjutkan studinya di salah satu perguruan tinggi di Bandung,

namun keinginannya susut karena terbentur masalah keuangan. Semenjak bersekolah di

STM, Ronny terbiasa berjualan susu yang dibungkus dengan plastik kecil ke rumah-rumah

tetangg. Masa remaja Ronny di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan dan kerja

keras yang jauh dari kehidupan serba ada. Namun keadaan tersebut tak mengubur semangat

Ronny.

Orang tuanya yang memiliki toko kecil khusus menjual tas, membuat Ronny terbiasa melihat

secara langsung proses produksi sebuah tas. Bahkan ia beserta saudaranya sering terjun

langsung membantu orangtuanya dalam menjalankan bisnis tersebut. Dari mulai proses

packing tas, merapikan tas-tas yang di display, serta menjadi kasir ketika ada pembeli yang

membayar. Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal Ronny untuk membuka peluang

bisnis tas, mengikuti jejak kedua orang tuanya. Saat masih remaja Ronny tak berpikiran

untuk menjadi pengusaha. Namun setamat STM, ia harus berpikir realistis dalam melihat

perekonomian keluarga. Ia akan memprioritaskan membantu orangtuanya berjualan.

Sejak tahun 1976, ketika Ronny duduk di bangku STM, toko ayahnya tersebut mulai menjual

tas hasil karya sendiri. Saat itu merek tas produknya bernama Butterfly. Nama ini diambil

Page 9: Makalah tehnik kewirausahaan

dari merek mesin jahit buatan China yang mereka pakai. Ronny sendiri membantu membeli

bahan ke toko tertentu atau mengantarkan barang dagangan ke pelanggan mereka. Sebelum

berangkat sekolah Ronny jualan susu, sepulang sekolah Ronny kerja di bengkel motor

sebagai montir. Jiwa entrepreneur yang dimilikinya sejak duduk di bangku sekolah

membuatnya mudah menyerap ilmu dari ayahnya. Tak lama setelah bekerja di toko milik

sang ayah, ia pun memulai peluang bisnis pembuatan tas sendiri.

Tahun 1979, Ronny mulai mengembangkan bisnis orang tuanya dengan memasukkan produk

tasnya ke Matahari. Meski hanya mendapatkan order sedikit, Ronny terus mengembangkan

usahanya. Setelah itu, dengan modal kurang dari satu juta, Ronny membeli dua mesin jahit,

peralatan jahit, dan sedikit bahan baku pembuatan tas. Dibantu dengan satu orang pegawai

bernama Mang Uwon, Ronny memproduksi tas sendiri. Sekitar tahun 1983-1984 Ronny

berkeinginan memasukkan produknya ke Matahari. Awalnya, ketika ia mengajukan diri

sebagai pemasok itu Ronny ditolak oleh bagian pembelian. Permohonan Ronny diterima pada

permintaannya yang ke-13. Saat itu pun nilai tas yang dijual tidak sampai 300 ribu.

Ronny terjun sendiri ke daerah-daerah untuk mencari mitra-mitra pengecer baru guna

membuka pasar baru. Dia membuang kemalasan dan sadar bahwa masa depannya ditentukan

pada momen itu. Dia berangkat ke kota-kota lain untuk mempromosikan dan membangun

jaringan pemasaran. Karena masih dalam tahap awal memulai usaha, ia merasa tidak begitu

menguasai pengetahuan dunia usaha dan pemasaran sehingga ia putuskan untuk

menggunakan jasa seorang konsultan. Ronny banyak belajar secara privat mengenai

pengetahuan manajemen dan juga mengambil kursus manajemen keuangan. Bila ada seminar

atau kursus yang menurutnya bagus, Ronny juga berusaha untuk menghadirinya. Membaca

buku-buku yang relevan untuk pengembangan diri juga terus dilakukan.

Pada tahun 1984, akhirnya Ronny membeli rumah tambahan seluas 600 m2 untuk menambah

ruang produksinya. Dua tahun kemudian Ronny membeli tanah seluas 6000 m2 untuk

menambah lagi ruang produksi. Setelah menikah tahun 1986, ia merekrut marketing

professional. Dengan perjuangan yang gigih dan tak mengenal lelah, ia mengetahui peluang

pasar karena tahu persis luar-dalam bisnis tas ini, termasuk hal-hal di lapangan.

Cita-cita Ronny untuk menjadi pemain terbesar di dalam bisnis tas tercapai. Mulai dari

Matahari, Ramayana, Gunung Agung, Gramedia, dan departement store besar lainnya

menjual produk Ronny seperti Eiger, Export atau Bodypack. Kalangan praktisi bisnis tas

pasti tahu bahwa kini B&B Inc. milik Ronny merupakan salah satu perusahaan nasional

terbesar. Ronny berhasil membawahi empat anak perusahaan besar antara lain PT. Eksonindo

Page 10: Makalah tehnik kewirausahaan

Multi Product Industry (EMPI), PT. Eigerindo MPI, PT. EMPI Senajaya dan CV Persada

Abadi.

Sederet merek tas ternekal pun, menjadi bukti nyata keberhasilan Ronny Lukito dalam

menguasai pasar tas baik lokal maupun internasional. Membidik berbagai segmen pasar,

Ronny pun mengembangkan sayapnya dengan memasarkan merek Eiger, Exsport, Neosack,

Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica serta

Broklyn.

Tak berhenti di situ, sekarang perusahaan Ronny juga sudah memproduksi jenis lain seperti

dompet, sarung handphone, dan berbagai jenis produk lain. Salah satu kebiasaan Ronny yang

baik adalah kemauannya untuk belajar dan mengembangkan diri. Ia tak merasa malu atau

gengsi untuk bertanya bila memang ia tidak tahu. Dengan cara inilah ia bisa berkembang dan

sukses sampai sekarang.

BAB 3

YANG UTAMA ADALAH IKHLAS

Kisah Gudeg Basah Dewi

3.1   Profil dan Bidang Usaha

Gudeg Basah Dewi  terletak di Ruko Kakap Raya Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Usaha

ini bergerak di bidang pangan. Gudeg basah bukan merupakan sebuah makanan biasa. Pada

umumnya, gudeg yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat adalah gudeg kering, gudeg

tanpa kuah. Usaha ini telah berjalan dengan lancar selama sembilan tahun. Pendiri, pemilik,

sekaligus penjualnya adalah Pak Nawang dan Bu Dewi. Pasangan paruh baya yang telah

memiliki tiga anak dan satu cucu ini tinggal di ruko tempat mereka berjualan. Warung ini tak

terlalu besar memang, bisa saya sebut kecil. Hanya ada dua kursi panjang, empat kursi

plastik, dan dua meja untuk tempat makan pembeli dan satu etalase untuk memamerkan

barang penjualan. Tak bersekat, antara warung dengan ruang tamu. Namun tetap saja,

pelayanan dan keramahan yang disuguhkan sangat mengesankan dan patut diacungi jempol.

3.2   Kisah Perjalan Usaha

Gudeg Basah Dewi bukan usaha pertama yang dijalankan oleh pasangan Pak Nawang dan Bu

Dewi. Sebelumnya, pasangan dengan tiga anak dan satu cucu ini telah melakukan usaha lain.

Menurut penuturan Bu Dewi, usaha-usaha yang mereka lakukan sangat fleksibel. Karena

mereka sering berpindah tempat tinggal – menyesuaikan tugas dinas Pak Nawang, usaha

yang mereka tekuni pun sering berubah, menyesuaikan lingkungan tempat tinggal mereka.

“Kita lihat situasi saja, sekiranya ada peluang apa yang cocok untuk bisnis,” tutur Bu Dewi.

Page 11: Makalah tehnik kewirausahaan

Sebelumnya, Bu Dewi pernah membuka kantin di SMP 2 Yogyakarta yang terletak di depan

Taman Pintar selama kurang lebih lima tahun. Selain itu beliau juga pernah membuat snack

rumahan, yaitu dadar pisang raja cokelat. Usaha snack rumahan ini berjalan sekitar dua tahun.

Awalnya, pada suatu waktu Bu Dewi pergi ke pasar dan melihat banyak pisang raja yang

masih baik terbuang karena tidak laku. Beliau sangat menyayangkan hal tersebut. “Ini bisa

jadi uang,” pikir Bu Dewi ketika itu. Akhirnya beliau berinisiatif untuk memanfaatkan

pisang-pisang tersebut dan diolah menjadi dadar pisang cokelat.

Sembilan tahun terakhir, Pak Nawang dan Bu Dewi menetap di Ruko Kakap Minomartani

dan membuka sebuah warung gudeg basah. Mengapa harus gudeg? Karena Jogja merupakan

kota yang identik dengan gudeg. Masyarakatnya menyukai gudeg. Selain itu, bahan baku

yang digunakan untuk membuat gudeg dapat ditemukan dengan mudah, hanya via telepon.

Oleh karena itulah Pak Nawang dan Bu Dewi memutuskan untuk membuat sebuah usaha di

bidang pangan, yaitu gudeg. Tak sampai di situ saja pola pikir mereka. Pada masyarakat

Yogyakarta khususnya, yang sering dikonsumsi adalah gudeg kering. Sudah banyak usaha

gudeg kering yang berdiri dan menyebar di daerah Yogyakarta. Mereka merasa bahwa harus

ada yang berbeda dengan usaha gudeg yang akan mereka jalankan, dan usaha gudeg basah

lah jawabannya.

Gudeg Basah Dewi ini pernah membuka cabang di Condong Catur, tak jauh dari

Minomartani sekitar tahun tahun yang lalu. Cabang ini mulanya diurus oleh anak dari Pak

Nawang dan Bu Dewi namun karena semakin sibuk anak tersebut, cabang ini jadi kurang

terurus. Tak berlangsung lama cabang ini berdiri, hanya sekitar satu tahun Akhirnya,

keputusan mereka adalah menutup cabang dan fokus kepada usaha yang ada di Minomartani.

Bu Dewi dan Pak Nawang kini menjalankan usaha hanya berdua, tanpa karyawan.

Sebelumnya, pada masa awal menjalankan usaha keduanya memang sempat mempekerjakan

tiga karyawan. Namun karena kecewa dengan kerja ketiganya, Pak Nawang dan Bu Dewi

memutuskan untuk tidak lagi menggunakan karyawan karena semakin hari mereka semakin

merasa mampu untuk menjalankan usahanya tanpa karyawan. Selain itu, karena beberapa

pengalaman dan cerita yang didengar, Bu Dewi meyakini bahwa usaha yang ditangani

langsung oleh pemiliknya tak akan berhasil karena memang susah untuk menemukan

karyawan yang dapat dipercaya.

Usaha yang dijalankan sejak awal memang gudeg basah, namun dalam perjalanannya Pak

Nawang dan Bu Dewi mengembangkan usahanya dengan memperbanyak menu. Yang

awalnya hanya gudeg basah, kemudian ditambah dengan telur, bacem, ayam, dan bubur..

Sejak dua tahun terakhir mereka menambah nasi kuning dalam menu penjualan. Hal ini

Page 12: Makalah tehnik kewirausahaan

didasari oleh pengamatan mereka terhadap masyarakat yang sebagian besar anak kecilnya

menyukai nasi kuning, baik untuk makan sehari-hari maupun untuk hidangan saat acara-acara

besar. Usaha tersebut pun kini tak hanya melayani penjualan di warung saja melainkan juga

menerima pesanan dari pelanggan.

Mengenai rencana pengembangan bisnis ke depannya, Bu Dewi mengaku bahwa tak ada

rencana apa pun yang terpikirkan. Hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

sekitar. Usaha tersebut pun dijalankan sekadar mengisi waktu sembari menunggu anak-

anaknya sukses. Setelah itu mereka akan memutuskan untuk berhenti menjalankan usaha

tersebut dan fokus untuk urusan akhirat.

3.3   Manfaat Usaha

Bagi lingkup internal keluarga Pak Nawang dan Bu Dewi:

1. Dapat meningkatkan pendapatan keluarga serta memberikan pekerjaan pada mereka.

2. Menjadikan Pak Nawang dan Bu Dewi lebih lihai dalam beberapa hal, seperti

berbisnis dan memasak.

3. Sarana untuk menambah kenalan dan memperat tali silaturahim.

4. Meningkatkan rasa cinta pada Allah.

5. Mengasah jiwa entrepeneur.

Bagi lingkup eksternal, lingkungan sekitar:

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Memberikan pengetahuan baru mengenai resep gudeg basah.

3. Memberikan keuntungan bagi orang lain, terutama para pengirim bahan baku gudeg.

3.4   Hambatan Selama Berusaha

Tidak ada hambatan berarti yang dialami oleh Pak Nawang dan Bu Dewi selama

menjalankan usaha gudeg basah ini. Memang, modal awal yang mereka butuhkan ketika

membangun usaha ini terbilang tak besar, hanya Rp75.000. Namun dengan modal yang

sedikit itu mereka mampu menjalankan usaha tersebut. Pada awalnya Bu Dewi merasa bahwa

akan butuh waktu lama bagi usaha mereka untuk dapat ditengok oleh masyarakat, tapi

faktanya? Sejak awal berjalannya usaha ini, pembeli satu per satu datang dan menjadi

pelanggan. Selama sembilan tahun, tak pernah sekali pun mereka merasa putus asa, meskipun

beberapa kali menerima protes dan amarah dari pelanggan akibat pelayanan yang kurang

memuaskan.

3.5   Tips Menjalankan Usaha

Dalam berbisnis, Pak Nawang dan Bu Dewi memiliki beberapa tips yang dapat dibagi, di

antaranya adalah sebagai berikut.

Page 13: Makalah tehnik kewirausahaan

1. Fokus dan konsisten. Konsentrasi kita dalam berbisnis tak bisa terbagi-bagi. Setiap

usaha pasti ada triknya. Ketika kita terlalu sering berpindah-pindah bidang usaha,

maka tak akan ketemu triknya.

2. Jangan pernah putus asa dan tidak pantang menyerah.

3. Siap mental dalam menghadapi masalah yang beraneka ragam.

4. Tidak perlu iri dengan usaha orang lain.

5. Harus cerdas dan tepat dalam menilai lingkungan.

6. Mengembangkan kreatifitas, harus berbeda dengan usaha yang lain.

7. Tekun dan disiplin.

8. Jangan terlalu cepat menaikkan harga barang penjualan meskipun kenaikan harga di

Indonesia sedang terjadi

Rahasia yang paling utama dari usaha Gudeg Basah Dewi ini adalah ikhlas dan bersyukur.

Menurut penuturan keduanya, usaha apa pun dengan berlandaskan keikhlasan dan keridhoan

Allah insya Allah akan berjalan lancar. Cukup mengamalkan apa yang telah diajarkan al

Quran.

BAB 4

PENUTUP

4.1   Simpulan

1. Untuk membawa sebuah usaha pada kesuksesan, seorang wirausaha harus memiliki

beberapa syarat sebagaimana yang telah tercantum dalam landasan teori.

2. Wirausaha berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik secara

langsung maupun tidak langsung sesuai dengan besarnya usaha yang dijalankan.

3. Setiap usaha memiliki rintangannya sendiri dan cara penyelesaian yang berbeda.

4.2   Saran

Untuk Gudeg Basah Dewi:

1. Meningkatkan optimisme dan berorientasi pada masa depan dalam menjalankan usaha

sehingga rencana-rencana pengembangan usaha dapat terpetakan dengan baik untuk

kemudian direalisasikan.

2. Untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan memeroleh laba yang lebih besar,

kenyamanan dan daya tarik warung harus ditingkatkan. Misalnya dengan menambah

meja dan kursi makan untuk memberikan kenyamanan pada pembeli atau

memperindah penampilan warung dengan dekorasi dan kerapian.

3. Mampu mencari dan mempercayakan pekerjaan pada orang lain.

Untuk calon wirausaha:

Page 14: Makalah tehnik kewirausahaan

1. Memiliki jiwa wirausaha yang kuat sehingga perencanaan hingga pelaksanaan usaha

dapat terlaksana dengan baik dan usaha dapat berkembang.

2. Menyeimbangkan antara dunia dan akhirat sehingga terhindar dari hal-hal kotor

seperti korupsi.

3. Berwirausaha tidak harus dengan modal keuangan yang besar. Modal yang

dibutuhkan adalah semangat, ketekunan, dan keikhlasan.

DAFTAR PUSTAKA

Sukwiaty, dkk. 2007. Ekonomi SMA Kelas XII. Bandung: Yudhistira.

http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-ronny-lukito-pengusaha-tas.html

(diakses pada 1 Januari 2014)

http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup.html (diakses

pada 2 Januari 2014)

http://www.ekonomi-holic.com/2012/11/kewirausahaan-definisi-peran_17.html (diakses pada

3 Januari 2014)

http://duniaichuul.blogspot.com/2012/10/peran-wirausaha-dalam-perekonomian_17.html

(diakses pada 3 Januari 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/

Kewirausahaan#Peran_Wirausaha_Dalam_Perekonomian_Nasional (diakses pada 3 Januari

2014)