penerapan model pembelajaran flipped classroom dengan ......penerapan model pembelajaran flipped...

25
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X (studikasus : SMA N 1 SALATIGA) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas teknologi informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Peneliti : Andika Bagus Wicaksono (702012607) Krismiyati, S. Pd, M.A George J.L. Nikijuluw, S.Pd Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga April 2015

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM

DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK

MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

(studikasus : SMA N 1 SALATIGA)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas teknologi informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Peneliti :

Andika Bagus Wicaksono (702012607)

Krismiyati, S. Pd, M.A

George J.L. Nikijuluw, S.Pd

Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

April 2015

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

2

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

3

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

4

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

5

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

6

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM

DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK

MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

(studikasus : SMA N 1 SALATIGA)

1)Andika Bagus Wicaksono,

2)Krismiyati, S. Pd, M.A,

3) George J.L. Nikijuluw, S.Pd

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl.Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia

1)[email protected],

2)[email protected],

3) [email protected]

Abstract

The development of today's technology is penetrating various sectors, particularly education

that has changed old learning patterns into new ones. Based on this phenomenon, the

research is conducted in order to identify the strengths and constraints in the implementation

of flipped-classroom learning model during Biology lessons in the 10th grade. The samples

are taken from SMAN 1 in Salatiga. The problem that is found is that the high school students

at SMAN 1 Salatiga always spend time with their gadgets but that is not for educational

purposes. This study uses an experimental method. The researcher applies the flipped

classroom model in combination with project-based learning approach to Biology lessons for

10th

grade of SMAN 1 Salatiga. From the observations and interviews with students and

teachers, it can be concluded that this model is very helpful to teachers to teach materials in

line with the national curriculum 2013. The constraint of the implementation of the flipped

classroom model is the lack of the Internet connectivity both on the school premises and at

the students’ home.

Key word : flipped classroom, projec based learning, technology, learning model, LMS

Abstraksi

Perkembangan teknologi saat ini merambah berbagai sektor, khususnya pendidikan yang telah

berubah pola pembelajaran lama ke yang baru. Berdasarkan fenomena ini, penelitian dilakukan untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran flipped classroom

pada pelajaran Biologi di kelas X. Sampel diambil dari SMAN 1 di Salatiga. Masalah yang ditemukan

adalah bahwa siswa SMA di SMAN 1 Salatiga selalu menghabiskan waktu dengan gadget mereka

tapi itu tidak untuk tujuan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Peneliti

mengimplementasikan model pembelajaran fliped classroom dikombinasikan dengan pendekatan

project based learning untuk pelajaran Biologi untuk kelas X SMAN 1 Salatiga. Dari pengamatan dan

wawancara dengan siswa dan guru, maka dapat disimpulkan bahwa model ini sangat membantu guru

untuk mengajar materi sesuai dengan kurikulum nasional 2013. Kendala penerapan model kelas

membalik adalah kurangnya koneksi Internet baik di lingkungan sekolah dan di rumah siswa.

Kata Kunci : flipped classroom, project based learning, teknologi, model pembelajaran, LMS

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

7

1. Pendahuluan

SMA N 1 Salatiga merupakan sekolah favorit di Salatiga. Sekolah ini menjadi

tujuan para siswa-siswi yang ingin melanjutkan ke jenjang SMA setelah lulus SMP. Dari

pengamatan lapangan yagn dilakukan sebalum penelitian, para siswa yang pintar dan rata-

rata dari orang yang mampu, membuat gaya hidup para siswa SMA N 1 Salatiga, tidak

lepas perngaruh perkembangan tehnologi. Kebanyakan para siswa sudah membawa gadget

ke sekolah, baik itu smartphone, tablet, maupun laptop. Begitupun dengan kegiatan di luar

sekolah. Mereka lebih menghabiskan banyak waktu untuk online menikmati hal yang

mereka sukai melalui interet dan mengakses situs jejaring sosial.

Berdasarkan wawancara awal dengan guru mata pelajaran biologi, biologi

merupakan matapelajaran yang menjadi beban bagi siswa. Sebenarnya, biologi mudah

dipelajari namun materinya sangat banyak. Untuk Kelas X banyak materi berupa hafalan.

Para siswa cenderung kurang menyukai hafalan. Semester II mulai terjun pengamatan,

meliputi pengamatan sel, jaringan, sistem, dan bergagai hal yang berkaitan dengan

manusia.

Sedikitnya jam pelajaran biologi dan banyaknya materi harus disampaikan oleh

guru, membuat siswa terkadang belum menguasai materi yang akan di ujikan. Sehingga

perlu adanya model pembelajaran yang membantu guru dalam menyampakan materi, dan

sebisa mungkin menyesuaikan dengan gaya hidup siwa SMA N 1 salatiga yang selalu

menghabiskan waktu untuk mengakes duna maya. Model pembelajaran ini, sebaiknya

memanfaatkan tehnologi, dan berkaitan dengan aktivitas siswa di dunia maya.

Pemanfaatan tehnologi dalam dunia pendidikan yang bisa dilakukan secara sikron dan

asinkron disebut dengan e-learning.

Perkembangan teknologi saat ini telah merambah ke berbagai sektor dan

mempengaruhi bidang kehidupan salah satunya pendidikan yang merubah pola pendidikan

yang lama menjadi baru. Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia

pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih

terbuka[1]. Prediksi penggunaan Computer-based Multimedia Comunication (CMC) yang

bersifat sinkron (dalam waktu yang bersamaan antara pengajar dan murid) dan

asinkron(tidak dalam waktu yang bersamaan)[2]. Pemanfaatan teknologi dalam

pembelajaran ini disebut E-learning.

Istilah E-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar

yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. E-learning

merupakan suatu jenis metode belajar yang memungkinkan penyampaian materi melalui

media internet, intranet atau media jaringan lain.[3] Salah satu bentuk penggunaan e-

learning dan pemanfaatan perkembangan teknologi adalah metode pembelajaran flipped

classroom. Flipped classroom adalah model pembelajaran yang memadukan berbagai

metode belajar dengan memberikan materi secara on-line di luar kelas dan mengerjakan

tugas di dalam kelas.[4]

Flipped classroom adalah sebuah active learning yang menggabungkan

keterlibatan siswa, kombinasi berbagai desain belajar dan penyebaran materi belajar secara

prodcast (video, suara, gambar maupun dokumen berupa pdf, doc, dll). The “flipped

classroom” instructional model was developed by Jonathan Bergmann and Aaron Sams in

2007 to provide instruction to secondary students who were missing class and therefore

missing instruction. [4]

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

8

Penerapan metode belajar ini perlu dicoba mengingat hasil penelitian Yahoo dan

Taylor Nelson Sofres (TNS) Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia

adalah mereka yang berusia 15-19 tahum. Berdasarkan survei tersebut usia pelajar

pengguna internet di Indonesia sangat tinggi. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan

bahwa waktu luang lebih digunakan siswa untuk mengakses internet. Hal inilah yang dapat

dimanfaatkan untuk melihat video on line, membaca materi dan mengerjakan kuis di

rumah untuk membantu proses belajar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model

pembelajaran flipped classroom. Dari penelitian ini diharapkan, perkembangan tehnologi

dapat digunakan sebaiknya untuk dunia pendidikan, terutama mempermudah proses

pembelajaran. Secara spesifik, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui proses penerapan

flipped classroom untuk mata pelajaran biologi di kelas X MIA 1, SMA N 1 Salatiga.

2. Kajian Pustaka

Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai

suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan

pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan

satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia [5]. Ada tiga kategori utama atau kerangka

filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar

kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya

berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui

perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme

belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide

baru atau konsep.

Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat

generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari [6]. Teori

kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau

menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan

pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena

setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan

pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi

untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru.

Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar

konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut

teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut

berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan

intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang

dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.

Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan[7].

Ciri-ciri pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivisme 1.Tahap persepsi

(mengungkapkan konsepsi awal dan membangkitkan motivasi belajar siswa); 2.Tahap

eksplorasi; 3.Tahap perbincangan dan penjelasan konsep; 4.Tahap pengembangan dan

aplikasi konsep[8]. Dalam konstruktivis, ada dua prinsip asas yang memperngaruhi corak

pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah yaitu :1. Pengetahuian bukan hanya diterima

secara pasif, tetapi diterima oleh siswa secara aktif.; 2. Fungsi kognisi adalah untuk

menyesuikan dan memberi pengalaman, bikan menemukan realitas secara ontologi.[9]

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

9

Fitur penting dari flipped classroom bukan cara hal yang baru, atau pergeseran

pembelajaran tradisional, atau pemanfaatan tehnologi[4]. Namun, pendekatan flipped

classroom adalah menggabungkan pedagogi dan pembelajaran teknologi dengan cara

memberikan peluang yang besar bagi siswa untuk belajar dari berbagai aplikasi dan

diskusi.

Flipped classroom adalah model atau pendekatan pembelajaran yang menyajikan

metode belajar terkini dengan memberikan materi secara on-line di luar kelas dan

mengerjakan tugas di dalam kelas. Siswa diberi materi berupa video maupun presentasi

secara on-line yang dapat diakses dari manapun. Video on–line dijadikan media belajar

utama dari metode flipped classroom dengan posting video ke portal on-line yang

digunakan sebagai media oleh pengajar. Yang penting untuk dipahami bersama adalah

flipped classroom merupakan model belajar active learning yang mengkombinasikan

keterlibatan siswa, menggabungkan berbagai metode belajar, dan penyebaran sumber

belajar secara prodcast (video, suara, gambar, maupun dokumen berupa pdf, doc, dll). [4]

Flipped classroom memiliki banyak variasi dalam menggabungkan metode belajar

di antaranya, siswa mempelajari materi ataupun melihat video berdurasi 10-15 menit yang

dibuat pengajar lalu mengerjakan tes di portal web. Dari hasil tes tersebut, pengajar

mempelajari poin mana yang perlu dijelaskan di dalam kelas. Kemudian, pengajar

memimpin diskusi di dalam kelas serta mendampingi siswa selama belajar di kelas.[4]

Dalam pendekatan belajar yang bersifat teacher centered siswa berusaha

menangkap apa yang dijelaskan oleh pengajar saat itu juga. Siswa tidak dapat

menghentikan apa yang diucapkan guru untuk direnungkan / diingat, dan terkadang siswa

kehilangan point penting dari penjelasan pengajar. Berbeda dengan model flipped

classroom, penggunaan vido dalam belajar memungkinkan siswa untuk mengontrol

jalannya video. [4]

Pemanfaatan tehnologi adalah fitur penting dari flipped classroom karena mereka

dapat digunakan untuk: 1) menangkap konten utama bagi siswa untuk diakses kapanpun

dan manapun serta untuk memenuhi langkah mereka belajar (misalnya materi kuliah,

bacaan, multimedia interaktif), ; 2) bahan belajar hadir dalam berbagai format sesuai

dengan gaya belajar yang berbeda dan belajar multimodal (misalnya teks, video, audio,

multimedia); 3) memberikan kesempatan bagi wacana dan interaksi dalam dan keluar dari

kelas (misalnya alat pemungutan suara, alat diskusi, alat penciptaan konten), 4)

menyampaikan informasi yang tepat waktu, update dan pengingat bagi siswa (misalnya

micro-blogging, alat pengumuman), 5) memberikan umpan balik segera dan anonim untuk

guru dan siswa (misalnya kuis, polling) untuk sinyal poin revisi; Data capture tentang

siswa untuk menganalisis kemajuan mereka dan mengidentifikasi siswa 'beresiko'

(misalnya analisis).

Secara singkat, proses yang terjadi di dalam flipped classroom sebagai berikut ;

NO Waktu Kegiatan

1. Sebelum kelas

dimulai

Siswa mempelajari materi pelajaran baik

bideo maupun berbagai materi yang telah

di berikan dan mengumpulkan beberapa

pertanyaan yang dia temukan

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

10

Guru menyiapkan materi pembelajaran

dan diunggah ke website yang telah

disiapkan.

2. Awal kelas

Siswa telah menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan tertentu setelah mempelajari

materi yang diberikan.

Guru menyipakan segala pertanyaan yang

munkin diajukan oleh siswa dan

mempersiapkan ruang diskusi untuk

menyelesaikan pertanyaan yang mungkin

muncul

3. Saat kelas

berlangsung

Siswa berdiskusi di kelas bersama teman

dan guru serta berlatih untuk

meningkatkan kemampuan mereka sesuai

dengan kemampuan yang diharapkan

Guru membimbing siswa selama proses

pembelajaran dengan memberikan

klarifikasi materi pembelajaran dari

pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari

siswa

4. Setelah kelas

Siswa melanjutkan menerapkan

keterampilan pengetahuan mereka setelah

klarifikasi dan umpan balik dari guru.

Guru memposting materi pelajaran

tambahan di web yang sudah disiapkan

untuk meningkatkan pengetahuan siswa.

5. Diluar jam pelajaran

Siswa didorong untuk selalu mencari tahu

hal-hal apa saja yang belum mereka

pahami

Guru selalu membimbing siswa untuk

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

11

pendalaman pemahaman siswa.

Tabel 2.1 : Proses penerapan flipped classroom

Pada dasarnya flipped clasroom memanfaatkan perkembangan dunia tehnologi

informasi untuk pendidikan. Perkembangan tersebut membantu dalam dunia pendidikan

yang baik. Dengan pola ini, maka akan teracipta sebuah lingkungan belajar aktif yang

melibatkan teknologi informasi. Sehingga teknologi informasi menjadi hal utama dan sarat

mutlak penggunaan flipped classroom.

Menurut Jonathan Brigman dan Aoron Sam dalam bukunya Flipped Your

Classroom mereka menuliskan kelebihan model pembelajaran flipped classroom

diantaranya [4] :

• Fliped classroom dapat membantu siswa meninkatkan kemampuannya

• Fliped classroom memungkinkan siswa mem-pause dan me-rewind guru

• Fliped classroom meningkatkan interaksi guru dan siswa

• Fliped classroom memungkinkan guru untuk mengetahui kelebihan siswa

• Fliped classroom meningakatkan interaksi antar sesama siswa

• Fliped classroom memungkinkan semua variasi yang ada di dalam kelas

• Fliped classroom mengubah mananejem kelas yang digunakan

• Fliped classroom mengubah cara berbicara kepada orang tua

• Fliped classroom mendidik orang tua

• Fliped classroom membuat kelas menjadi lebih transparan dan terbuka

• Fliped classroom adalah tehnik terbaik untuk guru yang tidak dapat menghadiri

kelas

Menurut Buck Institute for Education dalam Khamdi, “Project Based Learning

adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah

dan tmemberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka

sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik”.[10]

Kegiatan pembelajaran PBL berjangka waktu lama, antardisiplin, berpusat pada

siswa dan terintegrasi dengan masalah dunia nyata. Jadi, project based learning merupakan

pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru

sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom

mengkonstruksi belajarnya. project based learning sangat cocok dipadukan dengan materi

koloid. Berdasarkan kegiatan pembelajaran dalam silabus, materi koloid menuntut siswa

untuk aktif (student centered) sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator.

Siswa bekerja sama dengan berbagai percobaan seperti percobaan pengelompokan

berbagai sistem koloid, percobaan sifat-sifat koloid secara kelompok dan percobaan

pembuatan koloid. Selain itu materi koloid juga sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari sehingga banyak peluang untuk mengajak siswa berpikir kritis dan kreatif mengenai

masalah nyata yang akan diangkat dalam Project Based Learning .

Ciri-ciri Project Based Learning diantaranya adalah: isi, kondisi, aktivitas dan hasil.

Keempat ciri-ciri itu adalah sebagai berikut[11]; Difokuskan pada ide-ide siswa yaitu

dalam membentuk gambaran sendiri bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa

yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.Pada materi koloid masalah nyata

yang diangkat haruslah difokuskan pada pengalaman siswa sehari-hari. Maksudnya adalah

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

12

kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar.

Sehingga dalam belajar materi koloid siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari

berbagai referensi seperti buku maupun intenet.

Dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan

masalahmasalah menggunakan kecakapan adalah suatu strategi yang efektif dan menarik.

Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam

mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah. Pada materi koloid, siswa dituntut

untuk aktif, menggunakan kecakapan untuk memecahkan masalah dan berbagai tujuan

belajar yang ingin dicapai. Dilihat dari kegiatan pembelajaran dalam silabus, materi koloid

sangat menekankan aktifitas siswa.

Hasil disini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa

mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna,

termasuk strategi dan kemampuan untuk mempergunakan kognitif strategi pemecahan

masalah. Juga termasuk kecakapan tertentu, disposisi, sikap dan kepercayaan yang

dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat menyempurnakan

tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model-model pengajaran yang lain.

Komponen-komponen Project Based Learning meliputi beberapa hal:

a) Isi kurikulum

Guru dan siswa bertanggung jawab atas dasar standar dan tujuan yang jelas serta

mendukung proses belajar.

b) Komponen multimedia

Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi secara efektif sebagai

alat dalam perencanaan, perkembangan atau penyajian proyek.

c) Komponen petunjuk siswa

Dirancang untuk siswa dalam membuat keputusan, berinisiatif dan memberi

materi untuk mengembangkan dan menilai pekerjaannya.

d) Bekerja sama

Memberi siswa kesempatan bekerjasama diantara siswa maupun dengan guru

serta anggota kelompok yang lain.

e) Komponen hubungan dengan dunia nyata

Project Based Learning dihubungkan dengan dunia nyata menuju persoalan

yang relevan untuk kehidupan siswa atau kelompok dan juga komunikasi dengan

dunia luar kelas melalui internet, serta bekerjasama dengan anggota kelompok.

f) Kerangka waktu

Memberi siswa kesempatan merencanakan, merevisi, membayangkan

pembelajarannya dalam kerangka waktu berpikir untuk materi dan waktu yang

mendukung pembelajaran tersebut.

g) Penilaian

Proses penilaian dilakukan secara terus menerus dalam setiap pembelajaran,

seperti menilai guru, teman, menilai dan merefleksi diri.

Secara teoritis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh

teori aktivitas. Activity theory menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas:

(a) tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks, (c) suatu masarakat

dimana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, (d) alat-alat, dan (e) peraturan kerja

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

13

dan pembagian tugas. Dalam penerapannya dikelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif

dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif menerima transfer

pengetahuan dari guru [12]. Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori

belajar.

PBL juga mendapat dukungan teoritis yang bersumber dari konstruktivisme sosial

Vygotsky yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan

intensitas interaksi antarpersonal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide,

mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu

bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu proses

konstruksi pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat

membantu siswa meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif

[12].

Ada enam strategi dalam mendesain suatu proyek yangh disebut dengan The Six

A’s of Designing Project, yaitu sebagai berikut [12]:

a) Authenticity(keautentikan)

b) Academic Rigor (ketaatan terhadap nilai akademik)

c) Applied Learning (belajar pada dunia nyata)

d) Active Exploration (aktif meneliti)

e) Adult relationship (hubungan dengan ahli)

f) Assesment (Penilaian)

Keenam langkah evaluatif tersebut dapat dijadikan pedoman dalam merancang

suatu bentuk pembelajaran berbasis proyek. Dengan mengacupada standar tersebut,

pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan oleh siswa lebih bermakna bagi

pengembangan dirinya [13].

3. Metode Penelitian

“Metode Penelitian adalah strategi umum yang di anut dalam pengumpulan dan

analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi” [14]. Dalam

penelitian ini, akan mencari tahu seperti apa proses yang terjadi di dalam kelas yang

menrapkan pembelajaran Flipped Classroom.

Dalam rancangan ini, guru menyiapkan satu portal LMS (Learning Mangemen

System), yaitu suatu situs khusus yang akan menyediakan sistem pembelajaran terintegrasi.

Dalam web tersebut, guru dapat berinteraksi dengan siswanya, memberikan video

pembelajaran, kuis, tes kecil, dan tugas proyek, maupun tempat untuk mengumpulkan

tugas yang telah dikerjakan oleh sisiwa. Sementara itu, kegiatan didalam kelas lebih

ditekankan pada pelaksanaan PBL (Problem Based Learning), yang akan membuat siswa

untuk berfikir kritis sehingga terbangun ruang diskusi di dalam kelas.

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini di gunakan untuk mendapatkan

gambaran secara jelas dan nyata tentang proses penerapan flipped clasroom terhadap

perilaku siswa yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Proses

pengamatan didukung dengan lembar observasi dan angket. Melalui lembar observasi,

akan diperoleh gambaran tentang kondisi kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Sedangkan melalui angket, akan diperoleh tanggapan siswa tentang penerapan flipped

clasroom dalam proses belajar mengajar.

Secara umum dapat diartikan bahwa populasi adalah keseluruhan dari objek yang

menjadi sasaran penelitian. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

SMA N 1 Salatiga. SMA N 1 Salatiga pada tahun ajaran 2014-2015 memiliki 3 pembagian

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

14

kelas untuk kelas X. Pembagian pertama kelas reguler (UMUM) yang kemudian dibagi

menjadi 3 kelas yaitu MIA untuk IPA, IS untuk Ilmu Sosial, dan IB Ilmu Bahasa. Kedua

kelas askelerasi, yang mana kelas ini mempercepat kelulusan dengan ditempuh dalam

waktu 2 tahun, yang juga dibagi menjadi tiga kelas konsentrasi yaitu MIA untuk IPA, IS

untuk Ilmu Sosial, dan IB Ilmu Bahasa. Ketiga, kelas minat dan bakat yang

mengakomodasi siswa berdasarkan minat dan bakat siswanya, yang saat ini masih

dijadikan dalam satu kelas.

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti[15]. Hal ini

dilakukan karena populasinya terlalu besar. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut[16]. Sehingga dari definisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling.

Sampel ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random

atau daerah, tapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan

karena beberapa pertimbangan (purposive sampling). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kelas X MIA 1. Kelas ini dipilih karena menurut guru mapel, kelas ini

memiliki siswa yang aktif dan dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas dan dinilai

dapat mengikuti penelitian ini.

Lembar observasi digunakan untuk mencatat proses pengamatan terhapad proses

penerapan flipped classroom, dan mencatat fenomena dan dinamika apa saja yang terjadi

selama berada didalam kelas maupun diluar kelas. Kuisioner digunakan untuk mencaritahu

bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan model flipped classroom.

Dokumentasi sebagai data penghubung yang berguna untuk mengetahui proses

pembelajaran. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran

berbasis masalah berlangsung. Masalah yang ditemukan oleh penulis ketika mengawali

penelitian ini adalah gaya hidup dari siswa yang lebih banyak waktu yang dihabiskan

untuk mengakses internet. Berdasarkan itu, penulis mencoba membangun pertanyaan

bagaiman jika waktu untuk membuka internet tersebut digunakan untuk belajar atau

mempelajari materi pelajaran dengan memanfaatkan internet. Dari berbagai model

pembelajaran dengan internet, salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah flipped classroom.

Penulis mencoba untuk mengangkat pertanyaan “Bagaimana proses penerapan model

pembelajaran flipped classroom untuk mata pelajaran biologi kelas X, di SMA N 1

Salatiga ?”. Alasan SMAN 1 Salatiga dipilih untuk menjadi tempat penelitian ini karena

dilihat dari sarana dan prasarana yang mendukung di sekolah ini untuk penelitian ini.

Dalam tahap Tinjauan pustaka, peneliti mencari refrensi melalui studi pustaka

yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran flipped classroom diantaranya teori

belajar, E-learning, project based learning dan flipped classroom itu sendiri. Berikutnya,

peneliti mulai untuk mencoba menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk

melaksanakan penelitian ini. Hal hal yang diperlukan adalah ; Pertama, kelas sebagai

media penerapan model pembelajaran flipped classroom. Kedua, topik pembahasan

pembelajaran. Ketiga, video pembelajaran. Keempat, LMS ( menggunakan Schoology).

Schoology dipilih karena memiliki fitur terlengkap diantara berbagai LMS yang

mendukung penerapan flipped classroom. Kelima, strategi penerapan pembelajaran.

Keenam, soal soal kuis. Ketuju, tugas (project) siswa. Kedelapan, soal ulangan.

Instrumen penelitian meliputi ; a) Lembar observasi digunakan untuk pencatatan

hasil observasi lapangan untuk mengetahui bagaimana proses penerapan model

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

15

pembelajaran flipped classroom berjalan. b) Pertanyaan wawancara bagi guru unutk

mengetahui bagaimana guru memberikan penilaian terhadap model pembelajaran flipped

classroom. c) Kuisioner terbuka bagi siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

proses penerapan flipped classroom.

Observasi dan pengumpulan data dilakukan dari tangga 16 November 2014 sampai

tanggal 28 November 2014. Pengumpulan data berupa observasi lapangan, mengajukan

pertanyaan terbuka bagi siswa, dan indepth interview kepada guru mata pelajaran. Analisa

data dilakukan dengan mereduksi beberapa informasi yang tidak diperlukan. Kemudian

data-data yang sudah ada, dibandingkan dengan teori-teori yang sudah ada. Penulisan

laporan penelitian dilakukan setelah semua proses pengumpulan data selsai.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi ; 1) proses penerapan metode

pembelajaran Flipped Classroom, 2) perilaku siswa, 3) tanggapan guru dan siswa terhadap

penerapan Flipped Classroom.

Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dari data primer (data mentah)

hasil penelitian yang dilakukan yaitu: 1) data tentang penerapan langkah-langkah model

pembelajaran Flipped Classroom oleh guru diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru

yang telah diisi oleh observer pada saat proses belajar mengajar berlangsung baik di dalam

maupun diluar kelas. 2) data tentang kegiatan siswa selama proses belajar mengajar dan

selama diskusi berlangsung diperoleh dari lembar observasi kegiatan siswa dan lembar

hasil diskusi yang telah didisi oleh observer pada saat proses belajar mengajar berlangsung

di kelas. 3) data tentang tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran

flipped classroom diperoleh dari wawancara dan angket/kuisioner yang diperoleh setelah

proses belajar mengajar selesai dilaksanakan.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data kualitatif,

yaitu (1) Meringkaskan data hasil kontak dengan sumber, (2) Pengkodean dengan

menggunakan simbol atau ringkasan, (3) Pembuatan Catatan objektif, klasifikasi dan

mengedit data, (4) membuat catatan reflektif, (5) membuat catatan marginal untuk

komentar, (6) penyimpanan data, (7) membuat analisis dalam proses pengumpulan data,

(8) analisis antar lokasi. [17].

4. Pembahasan dan Analisa

Persiapan awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari tempat

penelitian. Ketika awal berdiskusi dengan dosen pembimbing, beberapa sekolah sempat

direkomendasikan. Dari beberapa sekolah tersebut, peneliti memilih SMA N 1 Salatiga

sebagi tempat penelitian. Salah satu alasanya adalah lokasi yang dekat, dan siswa disana

kebanyakan sudah memiliki gaya hidup yang tidak pernah lepas dari gadget.

Setelah memilih sekolah, langkah berikutnya adalah mengurus ijin penelitian, dan

akhirnya pihak sekolah melalui kurikulum mengijinkan peneliti untuk melakukan

penelitian di SMA N 1 Salatiga. Sekolah memberikan pilihan kepada peneliti untuk

menggunakan mata pelajaran apa yang akan digunakan. Peneliti membebaskan kepada

pihak sekolah untuk mengajukan mata pelajaran apa saja untuk diteliti karena memang

fokus dari penelitian ini adalah proses dan tidak bergantung pad mata pelajaran tertentu.

Hingga akhirnya, mata pelajaran biologi melalui guru pengamapu bersedia menemani

peneliti untuk melakukan penelitian model pembelajaran flipped classroom.

Langkah berikutnya adalah menghentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian

ini. Peneliti dan guru mapel biologi berdiskusi untuk menentukan kelas mana yang akan

digunakan sebagai objek penelitian. Beberapa kelas dipertimbangkan oleh guru

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

16

penngampu mata pelajaran. Akhirnya, dengan metode purposive sampling, peneliti dan

guru sepakat untuk memilih kelas X MIA 1. Alsaan pemilihan kelas ini diantaranya karena

kelas ini memiliki tanggung jawab yang baik dalam menyelesaikan tugas kelas. Keaktifan

dari para siswa dipercaya oleh guru untuk bisa dijadikan objek penelitian ini.

Kemudian, peneliti dan guru membahas mengenai perencanaan pelaksanaan

penelitian. Pembehasan berikutnya adalah berkaitan dengan waktu pelaksanaan penelitian.

Peneliti dan guru bersepakat untuk mulai melaksanakan penelitian penerapan model

pembelajaran flipped classroom dimulai pada tanggal 16 November 2014. Kebetulan saat

tanggal tersebut, pelajaran biologi di kelas itu sedag membahas mengenai protista mirip

tumbuhan. Sehingga penelitian ini menyesuaikan dengan materi pertemuan di kelas.

Setelah kesepakatan itu, peneliti menyiapkan semua yang diperlukan oleh guru dalam

penerapan model pembelajaran ini, mulai dari pembuatan LMS, video pembelajaran, dan

mengenalkan LMS kepada para siswa. Selain meyiapkan berbagai keperluan untuk

pembelajaran, peneliti juga menyiapkan instrumen yang diperlukan untuk penelitian

diantaranya daftar pertanyaan wawancara untuk siswa dan guru, lembar obserasi, catatan

lapangan, dan dokumentasi.

Untuk keperluan wawancara, peneliti melakukan wawawancara setelah penerapan

model pembelajaran flipped classroom dilakukan. Bentuk wawancara yang dilakukan

adalah wawancara yang tidak terstruktur. Meskipun tidak terstruktur, namun peneliti sudah

menentukan beberapa hal yang akan ditanyakan kepada guru diantaranya mengenai latar

belakang guru, karakteristik khusus mata pelajaran biologi, kesibukan guru diluar kegiatan

belajar mengajar, kurikulum K-13, penerapan model pembelajaran flipped classroom, dan

apakah flipeed clasroom sangat efektif untuk menjawab kebutuhan k-13 untuk mata

pelajaran biologi. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui respon dari guru

mata pelajaran biologi terhadap model pembelajaran flipped classroom, apa saja kendala

dan keuntungan dari penerapan model flipped classroom.

Untuk para siswa, peneliti juga menjukan beberapa pertanyaan terbuka yang harus

mereka jawab melalui LMS. Pertanyaan itu meliputi apa kendala penerapan model

pembelajaran flipped classroom, keuntungan model pembelajaran flipped classroom, dan

tanggapan mereka mengenai pembelajaran dari video pembelajaran. Disamping semua itu,

peneliti juga meminta guru untuk menyiapakan RPP, kuis on-line, ulangan on-line, dan

juga tugas kelas sebagai project based learning.

Desain model pembelajaran flipped classroom dengan pendekatan PBL dibuat

dengan model pembelajaran flipped classroom yang menitik beratkan pembelajaran

mandiri melalui video pembelajaran yang menggantikan sesi ceramah guru di depan kelas,

yang dilakukan di rumah sebelum kelas dimulai. Isi dari video pembelajaran anatarlain

memuat tujuan pembelajaran, motivasi belajar, hasil yang ingin di capai, materi

pembelajaran, pembahasan contoh soal (jika ada). Setelah siswa mempelajari materi

pembelajaran melalui video pembelajaran, siswa diminta untuk mengerjakan kuis yang

sudah disediakan di LMS.

Setelah menyipakan materi belajar sendiri di rumah, kegiatan siswa di kelas adalah

berdiskusi bersama siswa dan guru mengenai materi pembelajaran yang sudah dipelajari

dirumah. Diskusi dapat mencakup konfirmasi, afirmasi, penguatan pemahaman siswa.

Diskusi dapat dilakukan secara meneyluruh seluruh kelas, atau pembagian kelas dalam

kelompok-kelompok kecil. Selain berdiskusi, kegiatan di dalam kelas berupa pemberian

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

17

tugas yang memiliki karakter project based learning. Pemberian tugas juga dapat dilakukan

secara individu maupun kelompok.

Tugas yang diberikan memiliki karakteristik project based learning, yang sesuai

dengan materi, dekat dengan kehidupan siswa, membebaskan siswa untuk

mengambangkan ide dan gagasanya, sesuai dengan teori yang sudah ada, dan dilaporkan

dalam bentuk E-portofolio atau presentasi di depan kelas. Nilai yang diberikan kepada

siswa didapat dari pengerjaan kuis online, keaktifan dalam proses diskusi di kelas,

pengerjaan tugas / proyek, pengerjaan ulangan online, dan keaktifan diskusi di LMS.

Pertemuan pertama, guru tidak bisa mendampingi siswa ketika belajar karena harus

mengikuti dinas dari sekolah. Dengan penerapan model pembelajaran flipped clasroom ini,

guru mengakui bahwa kelas tetap bisa berjalan meskipun tidak ada guru yang mengajar.

Hal tersebut disampaikan ketika wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Fakta ini sesuai

bahwa flipping adalah tehnik terbaik untuk guru yang tidak dapat mengadiri kelas [4].

Menurut guru, model ini sangat membantu siswa dan guru dalam kegiatan belajar dan

mengajar. Guru merasa terbantu, karena siswa sudah belajar terlebih dahulu sehingga

setidaknya siswa sudah memahami materi pelajaran dan guru hanya tinggal memberi

penguatan terhadap pemahaman-pemahaman siswa yang dirasa kurang. (data diambil dari

wawancara). Sedangkan bagi siswa, hal ini dirasa memberatkan karena mereka harus

meluangkan waktu untuk menyiapkan terlebih dahulu, sedangkan siswa memiliki banyak

tugas selain matapelajaran biologi dan kegiatan diluar kelas.

Pertemuan kedua, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Kemudian dinilai oleh kelompok yang mendengarkanya. Masing-masing kelompok yang

presentasi diwakili oleh dua orang saja. Setelah presentasi hasil diskusi kelompok selesai,

kelompok yang lain dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan.

Kemudian kelompok secara bergatian mempresentasikan hasil diskusinya masing-

masing. Ditengah presentasi hasil diskusi, ada kelompok yang ketinggalan flashdisk,

namun peneliti mengingatkan bahwa masing-masing kelompok sudah meng-upload

presentasinya di LMS, sehingga dapat di-download langsung dan presentasi dapat

dilanjutkan.

Kelebihan dari flipped classroom yang diakui baik oleh siswa maupun oleh guru

adalah mereka terbantu ketika mereka lupa membawa tugas mereka. Hal inipun diakui oleh

guru seperti yang diucapkanya ketika peneliti melakukan wawancara dengan guru. “karena

anak sudah upload tugas yang saya berikan, sehingga kalau toh flasdisk ketinggalan,

sehingga siswa bisa download” (transkrip wawancara).

Pertemuan ketiga ini, guru bersama siswa mengamati jamur di lab.biologi.

pengamatan dilakukan dengna menggunakan microscope. Jamur yang diamati diperoleh

dari jamur tempe, jamur dari roti, dan jamur tape. Guru membimging siswa tentang cara

penggunaan microscope yang benar. Para siswa secara mandiri dan aktif mengamati jamur

yang mereka bawa. Sesekali siswa bertanya kepada guru mengenai cara penggunaan dan

apakah gambar yang mereka temukan ini sudah benar dan sesuai.

Setelah berhasil mengamati jamur yang mereka bawa, siswa diminta untuk menuliskan

laporan pengamatannya yang isinya terdiri dari judul pengamatan, alat dan bahan, cara

kerja, dan kesimpulan. Kesimpulan berisi gambar dari jamur-jamur yang mereka amati.

Dari pengamatan di pertemuan III ini aktifitas dikelas lebih banyak diskusi dan

aktivitas siswa yang secara langsung meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun

pengetahuanya sesuai dengan karakteristik dari teori belajar konstruktivisme. Sementara

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

18

jika dilihat dari sisi flipped clasroom hal ini menunjukan bahwa guru menjadi pendamping

siswa belajar di kelas. Guru memainkan peran yang penting bagi siswa. Mereka menjadi

mentor, teman, dan seorang ahli. Interaksi tatap muka dengan guru adalah pengalaman

yang berharga [4].

Analisa Karakteristik Flipped Classroom. Penggunaan video pembelajaran salah

satu hal yang menguntungkan dari penggunaan video pembelajaran sebelum materi

pelajaran dimulai, guru dan siswa tidak memerlukan banyak waktu untuk membahas

materi pelajaran. Konfirmasi hanya berupa penguatan dan untuk melakukan kroscek materi

mana yang belum dikuasai oleh siswa. Dengan penggunaan model ini juga dapat

menginternalisasi pengetahuan siswa sehingga nilai yang mereka dapatkan tidak hanya

semata-mata dari guru namun juga merupakan hasil kerja keras siswa dalam memahami

materi pelajaran. Dengan menggunakan video, siswa dapat mem-pause dan me-rewind

guru mereka yang berada dalam video [4]. Sehingga siswa dapat mencatat dan mengingat

point yang penting yang disampaikan guru.

Penggunaan schoology mutlak diperlukan dalam model pembelajaran flipped

classroom. Dengan pemanfaatan schoology, siswa mendapatkan sumber materi

pembelajaran selain dari buku yang sudah dimiliki. schoology yang digunakan dalam

penelitian ini adalah schoology. Fitur-fitur yang digunakan dalam schoology diantaranya,

podcasting file (video), kuis online, ulangan online, dan diskusi, baik melalui inbox (pesan

masuk) serta posting pada panel update yang dapat memungkinkan siswa bertanya ataupun

mengupload tugas dan project. Selain itu, fitur lain schoology yang digunakan dalam

penelitian ini adalah absensi. Ftur ini memastikan bahwa siswa mengakses schoology

sebelum kelas dimulai. Dengan menggunakan schoology, guru dan siswa dapat saling

berbagi sharing materi dengan mudah dan cepat dengan cara meng-upload materi

pembelejaran dan tugas ke schoology Penggunaan tehnologi ini, sangat membantu ketika

siswa lupa membawa flasdisk, maka tugas dapat langsung diunduh dari schoology di

sekolah. Meskipun memiliki banyak keuntungan, beberapa kendaala juga ditemui dari

pemanfaatan schoology dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom ini.

Terutama dari sisi sarana dan prasarana. Beberpa diantaranya jaringan internet yang kurang

memadai (lemot), terbatasya kuota internet yang dimiliki oleh siswa membuat siswa tidak

dapat mengakses schoology untuk menyiapkan pembelajaran

Kuis online digunakan oleh guru untuk menjadi indikator bahwa siswa sudah

mempersiapkan dan mempelajari materi pembelajaran sebelum pembelajaran di kelas

dilakukan. Dari sudut pandang siswa, siswa mendapat banyak soal untuk latihan. Dengan

adanya soal yag diberikan, siswa jadi terlatih untuk disiplin karena ada batas waktu

pengerjaan kuis (dateline). Beberpa kendala yang dialami siswa dalam mengerjakan kuis

online, selain terbatasnya sarana dan prasarana, banyaknya tugas mata pelajaran yang lain,

sehingga serinya para siswa lupa untuk mengerjakan kuis yang diberikan. Ketika batas

waktu pengerjaan sudah habis, siswa belum mampu menyelesaikan semua soal. Rasa

malas siswa yang selalu mengganggu siswa dalam belajar dan memepersiapkan materi

pelajaran dengan baik. Siswa merasa harus menambahkan waktu untuk belajar dan

mengurangi waktu luang. Sedagkan tugas dari sekolah tidak hanya dari satu mata

pelajaran, namun ada mata pelajaran yang lain juga. Sehingga siswa merasa terbebani

dengan adanya kuis online ini yang memaksa siswa harus mempersiapkan diri dalam

pembelajaran terlebih dahulu.

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

19

Ulangan online juga dicoba diterapkan dalam model pembelajaran flipped classroom

kali ini. Ulangan online kali ini menggunakan 30 soal dengan tipe multipel choiches.

Masing-masing soal diberi waktu pengerjaan 1-2 menit. Untuk menghindari kerjasama

dengan teman lainya mestipun mereka mengerjakanya bersama-sama karena soal dan

jawaban diacak sehingga masing-masing siswa mendapat urutan soal yang berbeda-beda.

Dengan penerapan ulangan online ini, melatih siswa jadi lebih cekatan dan berfikir dapat

berfikir dengan cepat. Siswa mengaku mereka melatih kecepatan berfikir otak mereka.

Siswapun akan belajar dengan lebih serius untuk menghindari remid, dan dengan waktu

pengerjaan yang sangat singkat, membuat siswa harus berkonsentrasi dalam pengerjaanya.

Peran guru dalam flipped classroom berperan sebagai sebagai pendamping proses

belajar, bukan sebagai narasumber di kelas. Guru akan lebih menghabiskan waktu mereka

untuk mendampingi siswa berlatih dan mendiskusikan hasil pembelajarn siswa. Guru lebih

terlibat dalam pembelajaran siswa dengan berdiskusi bersama daripada mengajar di depan

kelas. Dalam proses pendampingan belajar, guru dapat mendampingi anak satu persatu

ataupun melalui kelompok-kelompok kecil. Guru akan selalu menjadi teman belajar siswa

dimanapun dan kapanpun baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

Kelebihan flippped classroom diantaranya ; membantu meningkatkan kemapuan

siswa, memungkinkan siswa mem-pause dan me-rewind materi yang disampaikan oleh

guru, meningkatkan interaksi guru dan siswa, memungkinkan guru mengetahui kelebihan

siswa, meningkatkan interaksi sesama siswa, membuat kelas menjadi transparan, menjadi

metode yang membantu guru ketika tidak dapat menghadiri kelas [4]. Selain itu, kelebihan

flipped classroom diantaranya ;

• Fliped Classroom dapat membantu siswa meninkatkan kemampuannya

Penerapan model pembelajaran flipped classroom dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam berbagai bidang, baik itu psikomotorik, kognitif, maupun afektif.

Kemampuan ini dapat dilihat dari cara mereka mengerjakan.

• Flipped classroom memungkinkan siswa mem-pause dan me-rewind guru (video

pembelajaran )

Salah satu kelemahan dari model pembelajaran konvensional adalah siswa harus

mengikuti pembelajaran secara menyeluruh, dan bila siswa ketinggalaan / belum

memahami suatu bagian tertentu dalam pembelajaran, siswa tidak dapat mengulang

waktu. Berbeda dengan flipped classroom dimana pembelajaran disampaikan

melalui video, siswa dapat mengulang (rewind) dan menghentikan sementara

(pause) video pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa dapat mengulang

berulang-ulang kali sesuai dengan keinginannya sampai siswa tersebut memahami

apa maksud yang ingin disampaikan oleh guru. Dalam penelitian di lapangan,

didapati sebagian siswa menikmati pembelajaran melalui video pembelajaran.

Namun ada pula beberapa dari mereka kurang begitu nyaman karena tidak bertatap

muka secara langsung oleh guru.

• Flipped classroom meningkatkan interaksi guru dan siswa

Flipped classroom memungkinkan adanya interaksi antara guru dengan murid yang

lebih dibanding dengan sistem pembelajaran konvensional. Interaksi tersebut

terjadi di dalam kelas ataupun diluar kelas. Ketika di dalam kelas, guru akan

berinteraksi ketika diskusi kelas, ketika guru membimbing siswa dalam

mengerjakan proyek. Sedangkan interaksi di luar kelas ketika guru memberikan

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

20

kuis, mengadakan pembelajaran online, dan menjawab pertanyaan yang diajukan

siswa ketika diluar jam pelajaran.

• Flipped classroom memungkinkan guru untuk mengetahui kelebihan siswa

Adanya interaksi yang lebih banyak antara guru dan siswa ini, memungkinkan guru

untuk lebih memahami kelebihan yang dimiliki oleh siswanya. Hal ini juga diakui

oleh guru ketika interview. Guru mengakui bahwa dengan model seperti ini, guru

lebih mengenal murid-muridnya yang beragam itu dengan lebih dekat dan seksama.

Termasuk mengetahui kelebihan yang dimiliki oleh siswanya.

• Flipped classroom meningakatkan interaksi antar sesama siswa

Penerapan model pembelajaran flipped classroom selain meningkatkan interaksi

anatara guru dan siswa, model pembelajaran ini juga meningkatkan interaksi antara

sesama siswa. Mereka akan lebih banyak berinteraksi untuk membahas materi

pembelajaran. Mereka akan lebih banyak berdiskusi di kelas ataupun diluar kelas.

Penelitian yang dilakuka oleh penulis, interaksi ini dapat dilihat dari cara mereka

memberikan komentar melalui web yang sudah disiapkan (schoology).

• Flipped classroom adalah tehnik terbaik untuk bagi yang tidak dapat menghadiri

kelas

Kelebihan yang lain dari penerapan flipped classroom adalah kelas tetap dapat

berjalan meskipun guru tidak dapat datang ke kelas.

Kendala penerapan model pembelajran flipped classroom yang memanfaatkan

LMS sebagi media pembantu belajar siswa ini memiliki beberapa kendala. Terkait dengan

sarana dan prasarana. Beberapa diantaranya disebutkan oleh siswa dan guru bahwa

jaringan internet menjadi kendala yang mendasar dari model pembelajaran ini. Ada juga

diantara siswa yang harus ke warnet untuk mengerjakan tugas yang diberikan, ataupun

sekedar mengerjakan kuis ataupun ulangan online. Beberapa siswa juga mengaku

ketinggalan mengerjakan kuis online karena tidak memiliki kuota internet dan jaringan

yang lambat.

Kendala dari sisi siswa; Secara umum, ketika siswa dimintai pendapat mereka

tentang penerapan model pembelajaran flipped classroom ini, siswa mengaku merepotkan

dan ribet. Mereka merasa harus meluangkan waktu lebih banyak untuk belajar, dan

mengurangi waktu luang mereka. Siswa menganggap dengan penerapan model semacam

ini, waktu sekolah menjadi bertambah, karena tidak hanya disekolah, namun dirumah juga

mesti menyiapkan materi belajar. Siswa merasa malas, karena padatnya kegiatan mereka,

belum lagi ditambah banyaknya penugasan dari matapelajaran lain dalam waktu yang

bersamaan. Rasa malas juga muncul ketika mereka harus membawa laptop ke sekolah,

karena barang-barang yang mereka bawa sudah banyak untuk kegiatan ekstra kulikuler.

Para siswa mengaku ketakutan dan bingung dengan nilai yang muncul di hasil ulangan

yang tidak baik karena waktu pengerjaan yang sangat terbatas. Para siswa takut jika nilai

rapot mereka jadi jelek karena hasil belajar yang belum mereka pahami dengan baik.

Siswa juga mengaku penerapan moel ini cukup ribet, dan memerlukan waktu yang lebih

banyak bagi siswa untuk belajar. Rasa malas yang selalu mengganggu menjadi alasan bagi

para siswa untuk membuka video pembelajaran. Terlebih ketika besok harus ada ulangan,

membuat siswa merasa terbebani jika harus memperlajari video pembelajaran yang sudah

diupload melalui Schoology.

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

21

Tabel 3 Tahapan perencanaan pelaksanaan proyek

No Unsur unsur pembelajaran

Project based Learning

Uraian

1.

Authenticity (keautentikan) Siswa diminta untuk mempersiapkan penelitian

tentang jamur, dengan menyiapakan 3 jamur dari

jenis yang berbeda yaitu jamur tempe, janmur roti,

dan jamur ragi.

2. Academic Rigor (ketaatan terhadap

nilai akademik)

Siswa diberi pengarahan tentang penelitian yang

No Komponen Project based Learning Uraian

1. Isi kurikulum Guru menjelaskan tujuan pembelajaran di awal

pembelajaran suatu topik sesuai dengan

Rencana Program Pembelajaran

2. Komponen Multimedia Siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan

berbagai media dan sarana dan prasarana yang

ada. Mulai dari internet, gadget (laptop /

handphone), LCD, dan sarana lainya.

Penggunan perangkat multimedia ini digunakan

untuk mengakses schoology

3. Komponen petunjuk siswa Guru memberikan petunjuk dan arahan kepada

siswa sebelum siswa melakukan /

melaksanaakan project yang diberikan melalui

schoology, sehingga siswa harus mengakses

schoology untuk mengetahui tugas/proyek yang

diberikan. Para siswa diajak untuk

merencanakan dan mendesain proyek mereka,

baik itu berupa pengamatan atau pembuatan

papper.

4. Bekerja sama Siswa diijinkan untuk bekerja dalam kelompok

dimana satu kelompok terdiri dari 2 – 5 orang.

Mereka diharuskan bekerja sama dan

menyelesaikan tugas merka dalam kelompok.

5. Komponen berhubungan dengan dunia

nyata

siswa diajak untuk mengamati segala sesuatu

yang berada di sekitar mereka. Misalnya

mengamati jamur yang ada pada tempe, roti

basi, dan tape. Selain itu, dalam proyek yang

lain, siswa diminta untuk memberikan contoh

gangang yang ada di sekitar mereka

6. Kerangka waktu Para siswa diberi batas waktu dalam

menyelesaikan proye yang mereka kerjakan.

Rata-rata, waktu penyelesaian proyek antara 1 –

2 minggu. Pengumpulan dalam bentuk E-

papper atau E-portofolio, diunggah melalui

Schoology.

7. Penilaian Penialaian yang diberikan guru melalui rubrik

yang memuat indilator-indikator penilaian

proyek. Dilihat dari hasil yang telah di upload

siswa ke schoology

Page 23: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

22

akan dilakukan, termasuk indikator-indikator

penilaian diantaranya penulisan laporan dalam

bentuk E-Portoforlio

3.

Applied Learning (belajar pada

dunia nyata)

Siswa mengamati jamur dari hal-hal yang mudah

didapatkan. Jamur tempe, jamur roti dan jamur ragi,

untuk berikutnya diamati melalui microscope, dan

digambar di laporan penelitian

4.

Active Exploration (aktif meneliti)

Masing-masing siswa mengamati jamur yang sudah

dibawa. Hal-hal yang diamati diantaranya bentuk,

warna, ukuran, funsi, dan struktur jamur.

5.

Adult relationship (hubungan

dengan ahli)

Siswa kemudian mencocokan hasil pengamatanya

dengan sumber belajar maupun melakukan

konfirmasi dengan guru, apakah yang diamati sudah

sesuai atau belum.

6.

Assesment (Penilaian)

Siswa membuat laporan dan mempresentasikan

proyeknya kepada guru dan siswa lainya di kelas.

7

Authenticity(keautentikan)

Laporan yang ditulis harus sesuai dengan fakta dan

temuan lapangan, tidak direkayasa.

Siswa menulis laporan sesuai dengan fakta dan

temuan di lapangan.

Tabel 4 . Unsur unsur pembelajaran Project Based Learning

5. Kesimpulan

Secara umum, flipped classroom hanya membalik model pelajaran konvensional,

dimana ceramah guru yang dilakukan didepan kelas, diganti dengan video pembelajaran.

Siswa mempelajari dan mempersiapkan pemahaman materi pembelajaran itu dirumah.

Kemudian kegiatan dikelas, siswa lebih banyak berdiskusi sepanjang kelas.

Dengan model pembelajaran ini, guru dan siswa lebih banyak berinteraksi baik

didala kelas maupun diluar kelas. Sehingga interaksi ini membuat guru lebih mengenal

siswa-siswanya, dibanding dengan guru menggunakan model ceramah yang konvensional.

Proses diskusi dikelas, secara alami sangat relevan dengan active learning,

konstructivisme, dan secara otomatis penerapan project based learning. Pola-pola

pembelajaranya dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru, tujuan pembelajaran, materi,

dan sumber pelajaran yang ada.

Page 24: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

23

Flipped classroom secara sederhana terbagi oleh 5 tahapan, yaitu before class,

begining of class, during class, after class, officials hour. Dari masing-masing pembagian

tahapan tersebut, ada beberapa kendala yang ditemui. Ditahap pertama, siswa mengalami

kesulitan untuk mempersiapkan diri dengan mengakses schoology dan mempelajari video

karena keterbatasan jaringan internet, dan mereka belum mampu membagi waktu dengan

baik dikarenakan banyaknya tugas dari matapelaran yang lain.

Tahapan berikutnya dari flipped classroom (begining of class) guru bisa melakukan

dengan baik, karena hanya melakukan konfirmasi dan penguatan hasil belajar siswa

dirumah. Tahap selanjutnya, siswa berdiskusi. Di tahap inilah, inti pembelajaran

berlangsung. Guru dan siswa mendalami apa yang sudah didapat dari pembelajaran di

rumah. Tahapan ini tidak ada kendala yang berati. Justru guru merasa sangat terbantu

karena tahapan ini membuat siswa lebih aktif, dan sesuai dengan constructive learning.

Ditahapan selanjutnya, siswa memberikan feedback melalui LMS di rumah.

Ditahapan inipun sangat memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dan guru.

Namun, kendala kesibukan siswa dan guru, interaksi yang diharapkan ditahap ini tidak

berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mukhopadhyay, M (1955) Multichanel learning : The case of the National Opn

School, India’, in S. Anzalone (ed.), Washington DC :

education Development Center.

[2] Romisky, A.J & Mason (1996), Computer mediated communication. In D. Jonassen

(ed.) Handbook of research for educational

communications and technology. New york : simon &

Schuster macmilan

[3] Hatley , V. Century-National insurance co., No VC. 2000-006719 (ariz super. 2011)

[4] Brigman, Jonathan, & Aoron Sam (2012).Flip your classroom : reach every studetn in

every class every day.US: ASCD.

[5] Illeris, Knud. 2009. Contemporery of Learning. New York : Rouledge

[6] Santoso, Budi. Skema dan Skenario Penelitian.Jakarta: Yayasan Terumbu Karang

Indonesia (TERANGI), eBook

[7] Ruseffendi, E.T (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP

Bandung Press

Page 25: Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan ......PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS

24

[8] Hamzah, (2001). Pembelajaran matematika Menurut Teori Belajar Konstruktivisme.

Bandung : IKIP bandung Press

[9] Nik Aziz, (1999). Pendekatan kontruktuvisme radikal dalam pendidikan metematik.

Kuala Lumpur. Penerbit University Malaya

[10] Khamdi, W., (2007), Pembelajaran Berbasis Proyek , Model Potensial untuk

Peningkatan Mutu pembelajaran, http://lubisgrafura.wordpress.com

[11] Susanti, E., (2008), Pendekatan Project Based Learning untuk Pembelajaran Kimia

Koloid di SMA, Jurnal Pendidikan atematika dan Sains 3:106-112

[12] Wena M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

[13] Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu(Teori,

Konsep dan Implementasinya). Yogyakarta: Familia

[14] Arief Furchan, 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya, Usaha

Nasional

[15] Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta

:Rineka Cipta.

[16] Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian Bandung : ALFABETA

[17] kholil, Syukur, 2006 Kholil, Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung:

Citapustaka Media.