penerapan keselamatan dan kesehatan · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma k3 sebagai...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN KHUSUS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN STANDAR WISE SAFETY DANONE DI PT. SARI HUSADA UNIT I YOGYAKARTA Estryastuti Nugraheni R0008107 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duongthu

Post on 08-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN KHUSUS

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DENGAN STANDAR WISE SAFETY

DANONE DI PT. SARI HUSADA

UNIT I YOGYAKARTA

Estryastuti Nugraheni

R0008107

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul : Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan Standar WISE Safety Danone di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta

Estryastuti Nugraheni, NIM : R.0008107, Tahun : 2011

Telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

Penguji Tugas Akhir

Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari ………….Tanggal ……………. 20 …….

Pembimbing I Pembimbing II

Sumardiyono, SKM., M.Kes Seviana Rinawati, SKM

NIP. 19650706 198803 1 002

Ketua Program

D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sumardiyono, SKM., M.Kes

NIP. 19650706 198803 1 002

Page 3: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN

STANDAR WISE SAFETY DANONE DI PT. SARI HUSADA UNIT I

YOGYAKARTA

Estryastuti Nugraheni1, Sumardiyono

2, Seviana Rinawati

3

Tujuan : Kegiatan industri sebagian besar memanfatkan tenaga kerja, disisi lain

di dalam industri terdapat unsafe condition dan unsafe action untuk itu

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting. Penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan di PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta yaitu berdasarkan standar WISE safety Danone. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dari penerapan standar WISE safety

Danone di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

Metode : Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah tempat kerja terdapat

potensi dan faktor bahaya yang sebagian besar disebabkan oleh perilaku tidak

aman. Perilaku tidak aman diubah menjadi safety behavior atau disebut BBS

(Behavior Based Safety) yang merupakan penerapan dari standar WISE safety

Danone yang terdiri dari 13 elemen.

Hasil : Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang

memberikan gambaran tentang penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

berdasarkan standar WISE safety Danone di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

Pengambilan data mengenai standar WISE safety Danone dilakukan melalui

observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada sumber yang berkompeten

serta studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian dibahas dengan

membandingkan dengan Standar WISE Safety Danone yang berlaku.

Simpulan : PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta telah menerapkan standar WISE

safety Danone, dengan menerapkan 13 elemen WISE sesuai dengan standar WISE

safety Danone yang berlaku secara internasional dalam group Danone. Saran yang

diberikan adalah supaya dalam penerapan WISE Safety Danone semakin

ditingkatkan dan diharapkan mencapai target world class.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, standar WISE Safety

Danone

1 Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,

Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Magister Ilmu Kesehatan Kerja, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

3 Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang

Page 6: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis melalui kekuatan, kesabaran, kesehatan

dan cinta kasih dalam pelaksanaan magang di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja

Lapangan dengan judul “Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan Standar WISE Safety Danone di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta”.

Penulisan laporan ini dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan ini disusun berdasarakn pengamatan dan pengalaman penulis selama

melakukan praktek kerja lapangan dengan data dan informasi yang didapa dari

karyawan, pembimbing lapangan, dosen dan literatur yang menunjang.

Atas terlaksananya kegiatan kerja praktek lapangan ini, penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati penulis,

sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Sari

Husada Unit I Yogyakarta dan menyelesaikan laporan ini.

2. Bapak Prof., Dr. dr. AA. Subiyanto, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak dr. Putu Suriyasa, MS SpOk selaku Ketua Program Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja sekaligus Dosen.

4. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

ini.

5. Ibu Seviana Rinawati, SKM selaku pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

ini.

6. Ibu Alloysia L. Bandaransari selaku HRD Manager PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan praktek kerja

lapangan.

7. Bapak Soleh dan Mbak Yanti selaku HRD PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam proses praktek kerja

lapangan.

8. Bapak M. Sukaelan selaku Health and Safety Manager PT. Sari Husada Unit I

Yoyakarta.

9. Bapak Amri Cahyono selaku Health and Safety Professional PT. Sari Husada

serta pembimbing penulis dalam Praktek Kerja Lapangan.

10. Bapak, ibu yang tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, kasih

sayang, perhatian dengn ikhlas baik material maupun imaterial.

Page 7: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11. Kakak-kakak yang tersayang Mas Harry, Mas Iwan, Mbak Alvia, Mbak Dian

dan juga ponakan tercinta Daniel terimakasih atas support dan kasih

sayangnya bagi penulis.

12. Mas Daimatus Pito Banugroho tersayang, terima kasih telah memberikan

kasih sayang, dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan praktek kerja lapangan dan laporan ini dengan penuh

semangat. I love You.

13. Keluarga besar Ciptowardoyo yang selalu memberikan dukungan, doa dan

kasih sayang kepada penulis.

14. Keluarga besar Prawirowiyoto yang selalu mendukung dan memberi kasih

sayang kepada penulis.

15. Sahabat-sahabat tercinta Priskila, Lafina, Meylinda dan Zahra terimakasih

atas persahabatan, pengalaman bersama penulis dan yang selalu menemani

penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

16. Teman-teman gereja Tia, Cih, Desy, Rossy yang selalu memberi semangat

penulis.

17. Rekan-rekan mahasiswa Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008

yang selalu kompak dan penuh semangat kebersamaan.

18. Keluarga besar Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan tentang K3 bagi penulis.

19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga bantuan dan

perhatiannya mendapat rahmat cinta kasih dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis oleh semua pihak dan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas

semua kebaikan dari semua pihak. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan

laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu untuk

mencapai hasil yang baik penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi sempurnanya laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan

berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya untuk

menambah wawasan dalam mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan dan demi kemajuan program

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Maret 2011

Penulis,

Estryastuti Nugraheni

Page 8: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ......................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................ 6

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 6

B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 46

BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 47

A. Metode Penelitian .................................................................. 47

B. Lokasi Penelitian .................................................................... 47

Page 9: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian .................................... 47

D. Sumber Data .......................................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 48

F. Pelaksanaan ............................................................................ 49

G. Analisa Data ........................................................................... 49

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 50

A. Hasil ....................................................................................... 50

B. Pembahasan ........................................................................... 68

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 82

A. Simpulan ............................................................................... 82

B. Saran ..................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 84

LAMPIRAN

Page 10: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ......................................................... 46

Gambar 2. 13 Elemen WISE .......................................................................... 53

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keselamatan ......................... 57

Gambar 4. Puncak Gunung Es Insiden PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

Tahun 2010 .................................................................................. 63

Gambar 5. Grafik Insiden saat Bekerja .......................................................... 64

Gambar 6. Model Bradley .............................................................................. 69

Gambar 7. Model Bradley yang telah dicapai PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta ................................................................................... 70

Page 11: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang

Lampiran 2. Tabel Hasil Observasi dan Wawancara

Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Sari Husada Surat Ijin Magang

Lampiran 4. Safety Info

Lampiran 5. Safety & Environmment News (SEN) No. 22/XII/2010

Lampiran 6. Safety & Environmment News (SEN) No. 25/XII/2010

Lampiran 7. Form Audit Behaviour

Lampiran 8. Near Miss Card

Lampiran 9. Kebijakan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan

Lampiran 10. Cardinal Rules

Lampiran 11. Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja (LK3)

Lampiran 12. Sertifikat Requirements for a HACCP based Food Safety System

Lampiran 13. Sertifikat ISO 14001 : 2004

Lampiran 14. Sertifikat ISO 9001 : 2000

Lampiran 15. Sertifikat HALAL

Lampiran 16. Sertifikat Audit

Lampiran 17. Safety Performance Report 2011

Lampiran 18. Surat Ijin Magang

Page 12: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini sedang giat

melaksanakan pembangunan di segala bidang, satu diantaranya adalah

pembangunan di sektor industri sehingga muncul perusahaan-perusahaan di

beberapa daerah baik di kota besar maupun di kota kecil. Di era globalisasi

ini setiap proses kerja diikuti dengan adanya peningkatan K3 dan dunia

persaingan yang sangat pesat.

Dalam dunia persaingan terbuka pada era globalisasi ini, masyarakat

nasional dan internasional perlu memperhatikan seperti kualitas, manajemen

kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja.

Suatu industri senantiasa terdapat kegiatan-kegiatan teknik yang terlibat juga,

berbagai peralatan teknik dan sumber daya manusia, maka secara keseluruhan

beban tanggung jawab atas operasi perusahaan akan berada pada pimpinan

perusahaan. Penerapan SMK3 dapat menjamin keselamatan dan kesehatan

kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja. Setiap karyawan harus

berpartisipasi dalam setiap kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, serta

bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan dirinya masing-masing di

lingkungan kerjanya, untuk mengetahui keselamatan kerja perusahaan dan

menemukan bahaya potensial yang masih tersembunyi, serta mencari

Page 13: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

alternatif yang tepat guna upaya pengendalian bahaya-bahaya potensial

tersebut, perusahaan perlu melakukan safety audit. Untuk menjalankan

perusahaan secara produktif dan efisien sangat tergantung pada manajemen

perusahaan tersebut. Manajemen K3 mengelola tenaga kerja sebagai sumber

daya manusia dan infrastruktur serta alat-alat produksi sebagai sumber daya

fisik perusahaan. Tenaga kerja yang sehat dan sarana kerja yang terpelihara

dengan baik merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung

produktivitas perusahaan. Di sisi lain, pelaksanaan sistem manajemen K3

merupakan tuntutan global untuk memenuhi standar-standar nasional maupun

internasional yang berlaku.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia

industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas

dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin komplek. Makin

kompleknya peralatan yang digunakan, makin besar pula potensi bahaya yang

mungkin terjadi dan makin besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan

apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin

(Dewi, 2009).

Kecelakaan kerja merupakan kejadian atau peristiwa yang tidak

diharapkan atau diduga sama sekali yang terjadi di tempat kerja. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kesalahan

manusia (unsafe act) yaitu sebesar 96% dan kondisi berbahaya yang

disebabkan oleh peralatan (unsafe condition) sebesar 4%. Hal tersebut dapat

Page 14: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikatakan bahwa perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya

kecelakaan di tempat kerja. (Cooper,1999)

Kualitas pekerja mempunyai korelasi yang erat dengan kecelakaan kerja

sedangkan kecelakaan kerja erat kaitannya dengan produktivitas sehingga

program K3 sangat mempengaruhi program pengembangan sumber daya

manusia.

Lahirnya tatanan baru dalam masyarakat yang ditandai dengan

menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari

pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

dan demokrasi maka pelaksanaan penerapan K3 mutlak harus dilaksanakan

secara fair dan seimbang di semua tempat kerja.

Hal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) tidak lepas dari kegiatan dalam industri secara keseluruhan, maka

pola-pola yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan

pengendalian potensi bahaya harus mengikuti pendekatan sistem yaitu dengan

menerapakan sistem manajemen K3.

Guna mengetahui keefektifan penerapan SMK3 dan mengukur kinerja

pelaksanaan SMK3, serta untuk membuat perbaikan-perbaikan maka

diperlukan pelaksanaan audit SMK3. Selain itu melalui audit SMK3 akan

diketahui program K3 apakah telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan K3

yang telah ditetapkan pada suatu perusahaan.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di

Sari Husada Unit I Yogyakarta selain SMK3 berdasarkan Permenaker

Page 15: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No.Per-05/MEN/1996 dan OHSAS 18001, juga menerapkan standar WISE

Safety Danone. Standar WISE Safety Danone berlaku di untuk semua group

Danone, yang fokus penerapannya diimplementasikan atas dasar perilaku atau

kebiasaan. Jika SMK3 auditornya PT. Sucofindo yang ditunjuk oleh

Depnakertrans RI, OHSAS auditornya SGS atau lembaga lain, sedangkan

untuk WISE safety Danone, auditornya Dupont dan Danone.

WISE safety Danone mengutamakan penerapan perilaku safety pada

semua karyawan, yang biasa disebut dengan Behavior Based Safety atau

disingkat BBS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dibuat rumusan masalah

sebagai berikut : “Bagaimana penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

berdasarkan standar WISE Safety Danone di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dalam standar WISE Safety Danone.

2. Untuk mengetahui aplikasi standar WISE Safety Danone yang diterapkan

di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

Page 16: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat mengetahui, mengenal, dan menambah wawasan tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di PT.

Sari Husada Unit I Yogyakarta yaitu Standar WISE safety Danone.

2. Bagi Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Penelitian yang dilakukan dapat menambah wawasan kepustakaan tentang

standar WISE safety Danone yang diterapkan di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian dilakukan untuk mengenal lebih dalam penerapan standar

WISE safety Danone di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, sehingga

manfaat penelitian bagi perusahaan yaitu dapat mengenalkan standar

WISE safety Danone dan menunjukkan kemampuan PT. Sari Husada

dalam meningkatkan dan menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja ke

masyarakat luas.

Page 17: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Industri merupakan salah satu aktivitas manusia yang memberikan banyak

manfaat diantaranya yaitu menyerap tenaga kerja, menghasilkan produk-

produk yang dibutuhkan oleh manusia, dan sebagainya. Namun di sisi lain

proses produksi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi dan bahan

kimia dapat membahayakan kehidupan. Apabila hal tersebut tidak dikelola

dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan gangguan,

penurunan kualitas kehidupan sampai terjadinya bencana atau disaster.

Bencana industri ini secara garis besar memiliki dampak yang merugikan

pada industrial system seperti kerusakan yang mungkin terjadi pada mesin

atau peralatan dan bangunan, serta dampak terhadap orang di sekitar industri

seperti trauma, terluka hingga terbunuh. Selain itu bencana juga berdampak

pada lingkungan seperti kontaminasi udara, air dan tanah. Sejalan dengan hal

itu, permasalahan yang kemudian timbul dalam dunia industri juga

berkembang semakin kompleks khususnya mengenai masalah Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) para tenaga kerja di dunia industri yang secara

langsung memberi efek pada efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu bagian dalam suatu

Page 18: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

industri yang sangat penting untuk diperhatikan. Kesehatan dan keselamatan

pekerja merupakan hal terpenting dari setiap aktivitas industri. Manusia

merupakan titik sentral dalam setiap pelaksanaan kegiatan industri, mulai dari

pengadaan bahan baku, proses produksi, sampai dengan menghasilkan produk

yang siap pakai. Dapat dipastikan tanpa keterlibatan manusia proses produksi

tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, keselamatan dan kesehatan

pekerja sangat diperhitungkan demi mencapai produktivitas kerja yang

setinggi-tingginya.

1. Tempat Kerja

Menurut Permenaker No. Per-05/MEN/1996 menyatakan bahwa

tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,

bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki

tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber

atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan

air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah

kekuasaan hukum Republik Indonesia.

2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat

kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur,

1993).

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan

mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja,

Page 19: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

produksi. Keselamatan kerja sebagai salah satu unsur perlindungan tenaga

kerja yang bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para

tenaga kerja, orang lain yang berada di tempat kerja dan menjamin agar

sumber-sumber produksi digunakan secara aman dan efisien serta

menjamin kelancaran proses produksi yang merupakan faktor penting

dalam meningkatkan produksi dan produktivitas, sebagaimana

diterangkan dalam Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja. Sehingga Keselamatan Kerja merupakan sarana

utama untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan

sejahtera bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat

menimbulkan kerugian yang berupa luka atau cidera, cacat atau kematian,

kerugian harta benda, dan kerusakan peralatan atau mesin dan lingkungan

kerja secara luas, serta bebas dari pencemaran lingkungan menuju

peningkatan produktivitas (Tarwaka, 2008).

Tujuan keselamatan kerja :

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya, dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta

produktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efisien

(Suma’mur, 1993).

Page 20: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada pasal 3 ayat 1

Undang-undang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan.

d. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

e. Memberi alat pelindung diri pada para pekerja.

f. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar

radiasi, kebisingan dan getaran.

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

h. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

i. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.

j. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

k. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

l. Menerapkan ergonomi di tempat kerja.

m. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang.

n. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

o. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakukan dan penyimpanan barang.

p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

Page 21: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Disamping syarat-syarat seperti tersebut di atas, juga ditetapkan

syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,

pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk

teknis dan aparat produksi yang mengadung dan dapat menimbulkan

bahaya kecelakaan (Tarwaka, 2008).

3. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan atau kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental

maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap

penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan

oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-

penyakit umum (Sumamur, 1996).

Kesehatan Kerja (Occupational Health) sebagai suatu aspek atau

unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan lingkungan kerja dan

pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Tarwaka, 2008).

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Secara filosofi K3 didefinisikan sebagai upaya dan pemikiran untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah

Page 22: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diri manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya beserta

hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan

sejahtera. Secara keilmuan K3 didefinisikan sebagai ilmu dan

penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan

terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap

pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan dari sudut ilmu hukum, K3

didefinisikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja

dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan

yang sehat dan selamat serta sumber-sumber proses produksi dapat

dijalankan secara aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2008).

5. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

a. Definisi Manajemen

Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas

prencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengukuran dan tindak

lanjut yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diterapkan dengan

menggunakan manusia dan sumber daya manusia yang ada.

b. Definisi Sistem Manajemen

Sistem Manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan

saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dengan menggunakan manusia dengan sumber daya yang

ada.

c. Definisi Manajemen K3

Page 23: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Manajemen K3 merupakan suatu ilmu perilaku yang mencakup

aspek sosial dan tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan

kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan, maupun pengambilan

keputusan dan organisasi. (Bennet Silalahi dan Rumondang B.

Silalahi, 1995)

d. Definisi SMK3

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan

yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan

K3 dalam rangka pengambilan risiko yang berkaitan dengan kegiatan

kerja guna tercapainya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

(Permenaker No. Per-05/MEN/1996). Secara garis besar definisi

SMK3 yaitu suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang berdasarkan Permenaker No. Per-05/MEN/1996.

e. Tujuan penerapan SMK3

Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem

K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,

kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka :

1) Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang

setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri

atau pekerja-pekerja bebas.

Page 24: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan

kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga kerja, merawat dan

meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia,

memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta

kenikmatan bekerja (Suardi, 2005).

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

memiliki pedoman dalam pelaksanaannya yang merupakan siklus

berkesinambungan dengan peningkatan yang berkelanjutan.

f. Manfaat Penerapan SMK3

Manfaat utama diambil dari implementasi SMK3 secara garis

besar adalah sebagai berikut :

1) Perlindungan tenaga kerja.

2) Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan Undang-undang.

3) Mengurangi biaya

4) Membuat Sistem Manajemen yang efektif.

5) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

6) Penurunan kecelakaan dan kerugian akibat kecelakaan.

7) Peningkatan perhatian manajemen puncak.

g. Penerapan SMK3

Di dalam pasal 87 ayat 1 Undang-undang No.13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa setiap perusahaan wajib

menerapkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem

Page 25: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

manajemen perusahaan. Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan

Sistem Manajemen K3 diatur di dalam Permenaker RI. No. Per-

05/MEN/1966 tentang Sistem Manajemen K3. Pada pasal 3 ayat 1 dan

2 dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga

kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi

bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan

produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti

peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan, dan penyakit akibat

kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

Selanjutnya untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 seperti

yang tertuang dalam pasal 4 Permenaker RI. No.Per.05/MEN/1996

beserta pedoman penerapan pada Lampiran I, maka organisasi

perusahaan diwajibkan untuk melaksanakan lima ketentuan pokok

yaitu :

1) Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap

penerapan Sistem Manajemen K3.

a) Adanya kebijakan K3 yang dinyatakan secara tertulis dan

ditandatangani oleh pengurus yang memuat keseluruhan visi

dan tujuan perusahaan komitmen dan tekad melaksanakan K3,

kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan

perusahaan secara menyeluruh. Di dalam membuat kebijakan

K3 harus dikonsultasikan dengan perwakilan pekerja dan

disebarluaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok,

Page 26: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelanggan, dan kontraktor. Kebijakan perusahaan harus selalu

ditinjau ulang atau direview untuk peningkatan kinerja K3.

b) Adanya komitmen dari puncak pimpinan (Top Manajemen)

terhadap K3 dengan menyediakan sumber daya yang memadai

yang diwujudkan dalam bentuk :

(1) Penempatan organisasi K3 pada posisi strategis.

(2) Penyediaan anggaran biaya, tenaga kerja dan sarana

pendukung lainnya dalam bidang K3.

(3) Menempatkan personil dengan tanggung jawab, wewenang

dan kewajiban secara jelas dalam menangani K3.

(4) Perencanaan K3 yang terkoordinasi.

(5) Penilaian kinerja dan tindak lanjut K3.

c) Adanya tinjauan awal (initial review) kondisi K3 di

perusahaan yang dilakukan dengan cara :

(1) Identifikasi kondisi yang ada, selanjutnya dibandingkan

dengan ketentuan yang berlaku (Pedoman Sistem

Manajemen K3) sebagai bentuk pemenuhan terhadap

peraturan perundangan.

(2) Identifikasi sumber bahaya di tempat kerja.

(3) Penilaian terhadap pemenuhan peraturan perundangan dan

standar K3.

(4) Meninjau sebab akibat kejadian yang membahayakan,

kompensasi kecelakaan, dan gangguan yang terjadi.

Page 27: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5) Meninjau hasil penilaian K3 sebelumnya.

(6) Menilai efisiensi dan efektivitas sumber daya yang

disediakan.

2) Merencanakan pemantauan kebijakan, tujuan, dan sasaran

penerapan Sistem Manajemen K3

a) Adanya perencanaan tentang identifikasi bahaya, penilaian dan

pengendalian risiko.

b) Adanya pemahaman terhadap peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3.

c) Adanya penetapan tujuan dan sasaran kebijakan perusahaan

dalam bidang K3 yang mencakup kriteria kebijakan sebagai

berikut :

(1) Dapat diukur

(2) Satuan atau indikator pengukuran

(3) Sasaran pencapaian

(4) Jangka waktu pencapaian.

d) Adanya indikator kinerja K3 yang dapat diukur.

e) Adanya perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang

sedang berlangsung.

3) Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan

kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk

mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3. Dalam hal ini

Page 28: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengurus harus menunjuk personil-personil yang mempunyai

kualifikasi dengan kriteria :

a) Adanya jaminan kemampuan

(1) Sumber daya berupa manusia, sarana dan dana. Penyediaan

sumber daya tersebut, harus dibuat prosedur untuk

memantau manfaat yang didapat dan biaya yang

dikeluarkan.

(2) Sistem Manajemen K3 harus terintegrasi dengan sistem

manajemen perusahaan secara komprehensif.

(3) Pendelegasian tanggung jawab dan tanggung gugat secara

tegas sesuai penugasan masing-masing.

(4) Komitmen K3 dibangun berdasarkan hasil konsultasi

dengan tenaga kerja dan pihak-pihak lain yang terkait,

sehingga semua pihak merasa ikut berpartisipasi di

dalamnya.

(5) Kesadaran semua pihak untuk mendukung tujuan dan

sasaran Sistem Manajemen K3 yang telah ditetapkan untuk

meningkatkan kinerja pencapaian K3 di tempat kerja.

(6) Pelatihan harus diselenggarakan untuk meningkatkan

kompetensi kerja di dalam penerapan Sistem Manajemen

K3.

b) Adanya kegiatan pendukung yang meliputi :

Page 29: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(1) Komunikasi antara manajemen dengan tenaga kerja dan

pihak-pihak terkait.

(2) Pelaporan sistem manajemen K3 di tempat kerja.

(3) Pendokumentasian sistem dan pengendalian dokumen.

(4) Pencatatan dan manajemen informasi.

c) Adanya manajemen risiko dan manajemen tanggap darurat,

yang meliputi :

(1) Identifikasi sumber bahaya

(2) Penilaian terhadap risiko

(3) Tindakan pengendalian risiko dengan mengikuti hirarki

pengendalian risiko yang dimulai sejak tahap perancangan

dan perekayasaan.

(4) Prosedur menghadapi insiden, keadaan tanggap darurat dan

pemulihan keadaan darurat.

4) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta

melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang mencakup

hal-hal sebagai berikut :

a) Adanya inspeksi, pengujian, dan pemantauan yang berkaitan

dengan tujuan dan sasaran K3 di tempat kerja.

b) Adanya audit sistem manajemen K3 secara berkala untuk

mengetahui efektivitas penerapan sistem manajemen K3.

c) Tindakan pencegahan dan perbaikan secara sistematik dan

efektif yang dilaksanakan oleh pihak manajemen.

Page 30: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Meninjau ulang secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan

Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan

meningkatkan kinerja K3 yang meliputi :

a) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3.

b) Tujuan, sasaran dan kinerja K3.

c) Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3.

d) Evaluasi efektif penerapan Sistem Manajemen K3 dan

kebutuhan untuk mengubahnya yang disesuaikan dengan

adanya :

(1) Perubahan Peraturan Perundangan.

(2) Tuntutan pihak-pihak terkait dan tuntutan pasar

(3) Perubahan produk, kegiatan dan perubahan struktur

organisasi perusahaan.

(4) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(5) Pengalaman kecelakaan dan insiden di tempat kerja.

(6) Pelaporan serta feedback dari tenaga kerja.

Secara formal, ketentuan-ketentuan pokok tentang penerapan

Sistem Manajemen K3 di suatu perusahaan, seperti tersebut di atas

harus dibuktikan secara nyata melalui pencapaian sertifikasi audit.

Dengan dilaksanakannya audit, maka akan dapat diketahui apakah

penerapan Sistem Manajemen K3 telah berfungsi dan dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku di

bidang K3.

Page 31: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sesuai yang tertuang di dalam pasal 5 ayat 1 Permenaker RI

No.Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3 dinyatakan

bahwa untuk pembuktian penerapan sistem manajemen K3

perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk

oleh Menteri yaitu Menteri Tenaga Kerja. Dengan demikian untuk

efektifitas pencapaian audit Sistem Manajemen K3 di suatu

perusahaan, audit harus dilakukan oleh badan audit Sistem

Manajemen K3 di suatu perusahaan, audit harus dilakukan oleh badan

audit independen atau eksternal audit. Selanjutnya, pada pasal 5 ayat 2

dinyatakan bahwa audit Sistem Manajemen K3 meliputi 12 (dua

belas) unsur atau elemen audit yaitu :

1) Komitmen pembangunan dan pemeliharaan

2) Strategi pendokumentasian

3) Peninjauan ulang desain dan kontrak

4) Pengendalian dokumen

5) Pembelian

6) Keamanan bekerja berdasarkan SMK3

7) Standar pemantauan

8) Pelaporan dan perbaikan kekurangan

9) Pengelolaan material dan pemindahannya

10) Pengumpulan dan penggunaan data

11) Pemerikasaan sistem manajemen K3

12) Pengembangan keterampilan dan kemampuan (Tarwaka, 2008).

Page 32: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. OHSAS 18001 : 2007

OHSAS 18001 merupakan standar sistem internasional tentang

keselamatan dan kesehatan kerja. OHSAS 18001 sesuai untuk berbagai

organisasi yang berkeinginan untuk :

a. Membuat sebuah Sistem Manajemen K3 yang berguna untuk

mengurangi atau menghilangkan tingkat risiko yang menimpa

karyawan atau pihak terkait yang terkena dampak aktivitas organisasi.

b. Menerapkan, memelihara dan melakukan perbaikan berkelanjutan

sebuah SMK3.

c. Melakukan sertifikasi atau melakukan penilaian sendiri.

Perbedaan OHSAS 18001 dan Permenaker 05/MEN/1996 adalah

Permenaker 05/MEN/1996 memiliki pembagian jumlah atau jenis elemen

untuk jenis perusahaan tergantung pada besar kecil perusahaan yang

bersangkutan. Sedang persyaratan untuk OHSAS 18001 berlaku untuk

semua jenis organisasi tanpa memperhatikan besar kecilnya perusahaan

itu. (Suardi, 2005)

a. OHSAS 18001 terdiri dari 18 elemen, yaitu sebagai berikut :

1) 4. 1 Persyaratan Umum

Organisasi harus membuat, mendokumentasikan, memelihara dan

meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen K3 sesuai

Page 33: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan persyaratan standar OHSAS ini dan menetapkan

bagaimana memenuhi persyaratan-persyaratan ini. Organisasi

harus menentukan dan mendokumentasikan ruang lingkup SMK3.

2) 4. 2 Kebijakan K3

Manajemen puncak harus mendefinisikan dan menyetujui

kebijakan K3 dan memastikan bahwa di dalam ruang lingkup dari

sistem manajemen K3.

3) 4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur

untuk mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan

penetapan pengendalian yang diperlukan.

4) 4.3.2 Peraturan Perundangan dan Persyaratan lain.

Organisasi harus membuat, menerangkan dan memelihara suatu

prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan

perundangan dan persyaratan K3 lainnya yang diaplikasikan untuk

K3.

5) 4.3.3 Tujuan dan Program

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara tujuan

dan sasaran K3 yang terdokumentasi, pada setiap fungsi dan

tingkat yang relevan di dalam organisasi.

6) 4.3.4 Programer Manajemen K3

7) 4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas, dan

Wewenang

Page 34: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Manajemen puncak harus menjadi penanggung jawab tertinggi

untuk sistem manajemen K3. Organisasi harus menunjuk seorang

anggota manajemen puncak dengan tanggung jawab khusus, diluar

tanggung jawabnya dan menetapkan peran-peran dan wewenang

8) 4.4.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang dalam

pengendaliannya yang melakukan tugas-tugas yang mempunyai

dampak pada K3 harus kompeten sesuai dengan tingkat

pendidikan, pelatihan, dan atau pengalaman dan menyimpan

catatan-catatannya.

9) 4.4.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi

10) 4.4.4 Dokumentasi

11) 4.4.5 Pengendalian Dokumen

Dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk sistem manajemen K3

dan standar OHSAS ini harus terkendalikan.

12) 4.4.6 Pengendalian Operasional

Organisasi harus mengidentifikasi operasi-operasi dan kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang

teridentifikasi dimana kendali pengukuran perlu dilakukan untuk

mengendalikan risiko-risiko K3.

13) 4.4.7 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur:

a) Untuk mengidentifikasi potensi keadaan darurat.

Page 35: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Untuk menanggapi keadaan darurat.

Organisasi harus menanggapi keadaan darurat aktual dan

mencegah atau mengurangi akibat-akibat penyimpangan terkait

dengan dampak-dampak K3.

14) 4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur

untuk memantau mengukur kinerja K3 secara teratur.

15) 4.5.2 Evaluasi Kesesuaian

Konsisten dengan komitmen organisasi untuk kepatuhan,

organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara

prosedur untuk secara periodik mengevaluasi kepatuhannya pada

peraturan perundangan yang relevan.

16) 4.5.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan

dan Pencegahan

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur

untuk mencatat, menyelidiki dan menganalisis insiden-insiden.

17) 4.5.4 Pengendalian Catatan

Organisasi harus membuat dan memelihara catatan sesuai

keperluan untuk memperlihatkan kesesuaian dengan persyaratan

sistem manajemen K3 organisasi dan standar OHSAS ini, serta

hasil-hasil yang dicapai.

18) 4.5.5 Audit Internal

Page 36: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Organisasi harus membuat dan memelihara program dan prosedur

untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3 secara berkala.

7. Sistem WISE Safety Danone

WISE Safety Danone merupakan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja yang diterapkan di seluruh perusahaan yang bernaung di

dalam Danone Group.

a. 5 prinsip WISE Safety Danone

1) Zero accidents bisa dicapai, semua kecelakaan bisa dicegah.

2) Merubah perilaku (sikap) sangat penting karena perilaku tidak

aman berdampak utama (96%) pada penyebab kejadian.

3) Keterlibatan aktif dan kerjasama setiap orang merupakan

komponen fundamental dalam budaya selamat.

4) Manajemen bertanggung jawab atas keselamatan.

5) Good safety merupakan good performance.

WISE Audit adalah penilaian pada budaya health and safety (sehat

dan selamat) di suatu perusahaan. Penilaian ini memberikan informasi

tentang performa keselamatan, kekuatan, kelemahan, dan

pengembangan apa yang masih harus diupayakan.

b. Elemen-elemen penting dalam WISE ada 13 elemen yaitu sebagai

berikut :

1) 3.1 Komitmen Manajemen yang Kuat

Untuk mencapai hasil terbaik bagi organisasi secara

menyeluruh, top manajemen mesti yakni bahwa keselamatan

Page 37: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah sama pentingnya dengan biaya, produktivitas, tingkat

kualitas dan jasa. Tanpa komitmen jelas, tidak ada perbaikan

keselamatan. Komitmen ini harus ada dari tingkat atas hingga

tingkat bawah (pelaksana) pada semua level.

Peran top manajemen adalah sebagai berikut :

a) Menjadikan safety sebagai nilai individual (pribadi), dan

sebagai nilai bisnis atau corporate.

b) Menyediakan semua sumber keperluan, waktu, uang dan

tenaga kerja, untuk melakukan safety program. Komitmen ini

harus teguh bahkan di saat sumber tersebut terbatas.

c) Menyediakan perencanaan keuangan untuk proyek perbaikan

tentang safety.

d) Mengalokasikan waktu pelatihan safety bagi management dan

karyawan produksi.

e) Memastikan bahwa semua safety action plan dilaksanakan dan

organisasi keselamatan (safety Organization) berjalan efisien.

2) 3.2 Kebijakan dan Prinsip Keselamatan

Prinsipnya untuk mengembangkan safety, kebijakan safety

harus dibangun dan diterapkan setiap hari oleh semua anggota

“work force” (penanggung jawab kerja) baik manager ataupun

supervisor. Top manajemen harus membangun kebijakan

perusahaan, yang menguraikan prinsip-prinsip yang mengarahkan

Page 38: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semua keputusan pada safety. Tanpa kebijakan demikian, safety

akan terjauhkan ketika perhatian bisnis meninggi.

Safety police (Kebijakan Keselamatan) harus mencakup bahwa :

a) Semua kecelakaan bisa dicegah.

b) Manajemen bertanggung jawab terhadap keselamatan tempat

kerja.

c) Safety adalah kondisi kerja bagi semua karyawan.

d) Kebijakan safety adalah prioritas dalam keputusan.

e) Safety sangat pentingnya dengan kualitas, performa kerja,

tingkat layanan dan lain-lain.

3) 3.3 Standar Safety Tinggi

Prinsipnya adalah leadership (kepemimpinan) harus menerima

atau mengakui bahwa standar kerja yang ada dalam kegiatan

operasional akan menentukan tingkat kecelakaan yang terjadi.

Standar kerja diatur oleh proses formal dan informal. Proses formal

seperti aturan, prosedur dan lain-lain harus ditulis, harus beralasan

untuk diterima, diketahui, diikuti dan didukung atau dijalankan.

Keputusan pada standar harus dijalankan, bahkan sampai pada

keadaan dimana kepatuhan menjadi diri karyawan atau

terkondisikan. Proses informal juga penting, seperti contoh diri

keteladanan dan tidak toleransi terhadap kerusakan atau

kecelakaan.

Page 39: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Isi standar : praktek kerja resmi (formal) berdasar penilaian

risiko pekerjaan

a) Aktivitas berisiko tinggi yaitu aktivitas yang memiliki risiko

kecelakaan tinggi seperti material beracun dan berbahaya,

pembersihan dan perawatan mesin, dan bekerja pada

ketinggian, bekerja pada scaffold (tangga bergantung) dan

bekerja pada tangga.

b) Praktek kerja resmi (formal) dimanfaatkan juga untuk pelatihan

karyawan, audit keselamatan (safety audit).

c) Standar tinggi diperuntukkan bagi perawatan struktur

bangunan, perawatan lantai dan tangga, perawatan daya listrik,

panas lingkungan dan sistem udara.

d) Standar tinggi juga diperuntukkan bagi organisasi atau tatanan

penyimpanan material dan housekeeping, pengiriman

(shipping) dan kegiatan penerimaan, produksi, limbah dan

pembuangannya.

4) 3.4 Tantangan pada Perencanaan dan Tujuan Keselamatan

Prinsipnya adalah memanage safety, seperti memanage aspek

usaha lain, mencakup penyusunan tujuan dan sasaran. Tujuan

(goal), menuntun pada seluruh arah program, sasaran (objective),

menjabarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai

tujuan. Melalui goal dan objective, suatu perusahaan bisa

Page 40: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memotivasi performa atau kinerja, merencanakan dan

mengarahkan perbaikan, dan mengevaluasi kemajuan (progress).

Goal dan objective harus disampaikan sampai tingkat bawah

organisasi :

a) Objective harus ada untuk setiap bagian di perusahaan.

b) Semua manajemen harus memiliki sasaran safety secara

individual, pada PDR mereka.

c) Objective harus SMART (Spesific = khusus atau spesifik,

Measurable = terukur, Achievable = bisa dijangkau,

Reasonable = beralasan, Time = waktu)

5) 3.5 Sokongan terhadap Keselamatan Pribadi (Dukungan dari Safety

Professional)

Misi personel safety adalah :

a) Memberi fasilitas pada semua upaya safety, secara sering

mengaudit praktek kerja di lapangan dan menganalisa hasilnya.

b) Memberi saran pada manajemen tentang masalah safety dan

menjabarkan legal dan peraturan corporate.

c) Mengkonsultasikan melalui jalur organisasi, tentang naiknya

kesadaran pada semua perilaku keselamatan dan menjaga

komitmen manajemen.

Pekerjaan ini tidak termasuk tentang pelaksanaan safety atau

penerapan peraturan atau kebijakan, yang mana ini adalah bagian

dari tanggung jawab manajemen.

Page 41: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Jumlah tenaga profesional safety berdasarkan jumlah

karyawan, dan jumlah fasilitas.

b) Tenaga profesional safety memiliki standar tinggi pelatihan

dalam manajemen safety, pencegahan atas kejadian, investigasi

kejadian, ergonomis, material berbahaya, dan memiliki

pelatihan khusus tentang higienitas industri, kesehatan kerja,

dan bidang lain yang diperlukan untuk mengungkap risiko dan

bahaya.

Tenaga profesional safety dikenal sebagai penasehat bagi

manajemen.

6) 3.6 Safety sebagai Tanggung Jawab Line Management

Prinsipnya anggota line management bertanggung jawab

terhadap keselamatan orang yang melapor kepada mereka.

Keselamatan merupakan bagian performa manajerial.

Line manajemen :

a) Mengetahui banyak tentang prosedur kerja aman untuk

aktivitas di departemennya.

b) Memberi kontribusi terhadap pembangunan standar dan aturan.

c) Menjalankan aturan safety dan standar.

d) Menjadwalkan aktivitas safety.

e) Berpartisipasi dalam audit (diskusi keselamatan), investigasi

kejadian, analisa risiko, pertemuan dan sebagainya.

Page 42: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f) Mencari daerah kerja berkait dengan bahaya keselamatan.

Memeriksa peralatan yang berisiko dan memeriksa kendali

keselamatan.

g) Memotivasi pegawai.

h) Menjamin bahwa karyawan dilatih prosedur kerja dan perilaku

aman.

i) Mengobservasi perilaku karyawan, mengkoreksi perilaku dan

kondisi tidak aman.

Line manajement harus walk the talk yang berarti menjalankan

hasil pembicaraan.

a) Mengikuti aturan safety departemen tentang kondisi aman,

praktek kerja (dirinya menjadi contoh).

b) Menghindari penggunaan jalur pintas yang belum terbukti atau

menghindari sistem safety yang by pass atau tidak diindahkan.

c) Mempertunjukkan pentingnya keselamatan dengan

menghentikan produksi sampai risiko bahaya dihilangkan atau

dikorelsi.

Line manajement bertanggung jawab dan tidak boleh melepas

tanggung jawab atas keselamatan sumber daya manusia atau orang

lain.

7) 3.7 Organisasi Safety Terpadu

Prinsipnya adalah setiap tempat kerja harus menyediakan

organisasi keselamatan mulai dari tingkat atas hingga tingkat

Page 43: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbawah. Organisasi keselamatan menjamin bahwa semua

permasalahan safety memiliki jalur untuk diangkat ke manajemen

dan bahwa semua keputusan memiliki cara untuk dilaksanakan di

lapangan, dengan keterlibatan nyata karyawan.

Safety Steering Committee harus ada dalam semua organisasi.

Perannya adalah untuk :

a) Pencetus dan memimpin aktivitas keselamatan di tempat kerja.

b) Memvalidasi rekomendasi dan menata prioritas.

c) Mampu melancarkan komunikasi pada area yang berbeda.

Komite bertemu secara teratur dengan agenda formal, dan

notulen dikomunikasikan ke semua orang terkait.

Anggota Safety Steering Committee adalah :

a) Senior manager, harus menjadi ketua panitia (komite).

b) Kelompok karyawan dan atau perwakilannya.

c) Tenaga safety berkualitas, menyediakan kecakapan tentang

safety dan dikonsultasikan teknis, dan sebagai sekretaris panitia

(komite).

d) Departemen-departemen utama dan perwakilan yang

mendukung misalnya maintenance

Sub-komite (sub-panitia) dibuat bila perlu :

a) Anggota managemen juga anggota tim managemen setempat

(lokal).

Page 44: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Perwakilan departemen merupakan anggota utama dalam

komite (panitia) departemen.

c) Kelompok kerja dibuat, pada saat mana proyek tertentu atau

aktivitas khusus diperlukan, seperti standar, investigasi

kejadian dan lain-lain.

Keterlibatan karyawan adalah utama yakni :

a) Karyawan memahami dan menerima tanggung jawab untuk

bekerja dengan aman dan mematuhi aturan keselamatan dan

prosedur kerja aman.

b) Karyawan berpartisipasi dalam program keselamatan dengan

partisipasi dalam komite keselamatan.

c) Karyawan menerima pelatihan keselamatan sebagai tugas

khusus atau pekerjaan.

d) Karyawan dengan suka rela membantu proses investigasi

kejadian.

e) Karyawan dengan aktif mengidentifikasi risiko (bahaya) dan

perilaku tidak aman, juga melaporkan risiko (bahaya) kepada

atasan mereka (supervisor).

f) Karyawan melaporkan semua kecelakaan dan hal-hal yang

nyaris celaka.

8) 3.8 Motivasi Progresif

Prinsipnya adalah motivasi berkaitan dengan pengakuan usaha

karyawan yang dikontribusikan pada perbaikan safety dan

Page 45: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkaitan dengan kedisiplinan untuk menjamin kesesuaian dengan

standar. Metode motivasi terbaik adalah dengan mendapatkan

keterlibatan karyawan dalam upaya safety.

Pengakuan yang berkaitan dengan motivasi dapat berupa :

a) Sistem hadiah (reward) merupakan pengakuan yang baik.

b) Sistem hadiah tidak dirancang untuk menghalangi pelaporan

kecelakaan.

c) Sistem hadiah harus mencakup saran perbaikan keselamatan

yang terukur dan harus mempromosikan tim kerja.

Sistem hadiah harus :

a) Menjalankan kebijakan keselamatan.

b) Mendorong perilaku dan sikap aman, yang merupakan dampak

dari praktek kerja aman dan mapan.

c) Mendorong pelaporan semua kejadian.

d) Mendorong keterlibatan karyawan dalam komite, pertemuan,

dan pemberian saran perbaikan.

e) Menjalankan program safety di daerah tertentu seperti material

berbahaya, kesehatan kerja, ergonomis, perlindungan

pendengaran, dermatitis dan lain-lain.

f) Mencakup bahaya dan risiko sesaat.

Penggunaan disiplin dapat dilakukan di dalam :

Page 46: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Menyelenggarakan program pelatihan berkaitan kedisiplinan,

ditujukan pada perilaku tidak aman dan pelanggaran aturan dan

kebijakan keselamatan.

b) Menyelenggarakan program resmi menindaklanjuti peringatan

lisan, peringatan tertulis, dan teriminasi.

c) Masukan dokumentasi resmi dalam file karyawan.

9) 3.9 Komunikasi Efektif

Komunikasi merupakan hal penting. Komunikasi tingkat tinggi

memfasilitasi program efektif. Managemen senior atau yang

berpengalaman memainkan peranan penting dalam pembangunan

pesan, seluruh jalur organisasi menyampaikan pesan dan menjamin

bahwa pesan tersebut dipahami. Untuk kelengkapan, komunikasi

harus mengalir dalam 3 arah : dari managemen ke karyawan, dari

karyawan kembali ke managemen dan secara menyamping

melintasi jaringan fungsional.

Sistem formal guna mengkomunikasikan keselamatan (safety)

a) Melaksanakan safety sebagai tanggung jawab managemen

adalah dengan cara memasukkan review performa safety dalam

pertemuan staff dan pertemuan bisnis.

b) Selain kecelakaan khusus atau pelaporan kejadian, adanya

trend atau perhatian yang mencolok harus dijadikan bahan

diskusi.

Page 47: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Pertemuan bulanan staff departemen, yang dengan

berkelompok membahas, performa safety departemen, risiko

dan bahaya, program safety baru.

d) Sistem formal ditujukan untuk secara regular menyampaikan

statistik performa keselamatan bagi tiap departemen,

menyampaikan statistik (angka) kumulatif kepada senior dan

eksekutif managemen.

e) Selain berkait dengan perhitungan kecelakaan aktual, statistik

harus dibuat atas dasar satuan produksi atau jam kerja.

f) Statistik harus mengidentifikasikan performa versus tujuan

(goal), mengidentifikasi trend dan adanya faktor komparatif

yang mencolok.

Komunikasi informal sehari-hari dapat dilakukan dengan cara :

a) Para manager lapis depan harus memanfaatkan interaksi

keseharian dengan karyawan untuk membicarakan safety.

b) Senior manager harus membahas trend atau kecenderungan dan

isu keselamatan (safety) bersama anggota staff dikaitkan pada

keadaan sehari-hari.

Komunikasi jaringan kerja :

a) Topik-topik keselamatan dibahas oleh kelompok ahli.

b) Ide-ide dan peluang memiliki pengaruh pada jalur validasi dan

tindakan.

Page 48: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10) 3.10 Pengembangan dan Pelatihan Keselamatan yang

Berkelanjutan

Pelatihan keselamatan (safety) dan berkesinambungan adalah

penting bagi semua karyawan. Perhatian khusus harus diberikan

kepada karyawan baru, karyawan yang baru pindah dari tempat

kerja lain, karyawan yang telah pindah dari area lain ke tempat

kerja yang sama, supervisi (pengawasan), karyawan kontraktor

atau pemborong, dan kedatangan peralatan baru. Melalui pelatihan

yang berkesinambungan, manajemen bisa menyampaikan

informasi, keterampilan terkini dan mendorong serta melaksanakan

perilaku positif terhadap safety.

Rencana pelatihan formal :

a) Fungsi pelatihan ditetapkan oleh ahli HR managemen guna

dokumentasi dan penjadwalan.

b) Rencana pelatihan harus mencakup :

(1) Training keselamatan seperti yang dipersyaratkan oleh kode

hukum.

(2) Orientasi safety karyawan baru.

(3) Pelatihan kepemimpinan safety bagi senior managemen.

(4) Pelatihan kepemimpinan safety bagi supervisor.

(5) Pelatihan safety bagi karyawan.

(6) Pelatihan safety berkait dengan ergonomi.

(7) Penjadwalan training penyegaran.

Page 49: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kebutuhan pelatihan direview berkesinambungan dan

disesuaikan dengan perubahan di operasional, disesuaikan dengan

adanya risiko dan bahaya baru. Harus ada pertanggungjawaban

khusus guna mengevaluasi perubahan kebutuhan pelatihan safety,

perencanaa, penyelenggaraan perogram pelatihan, pembuatan dan

penjagaan sistem pendokumentasian pelatihan.

11) 3. 11 Laporan dan Investigasi Kejadian dan Kecelakaan

Tujuan utama investigasi kejadian dan kecelakaan adalah untuk

mencegah kecelakaan serupa terjadi kembali. Dengan melakukan

investigasi manajemen bisa menentukan penyebab kecelakaan dan

selanjutnya menunjukkan komitmen mereka. Dengan melibatkan

karyawan, karyawan akan meningkatkan kesadarannya terhadap

risiko dan menjamin bahwa mereka mengikuti rekomendasi dan

mereka akan tetap mendapat informasi tentang tindakan perbaikan.

Tanggung jawab terhadap investigasi :

a) Managemen menggunakan kepemimpinannya dalam

investigasi kejadian, dibantu oleh tenaga profesional safety.

Investigasi seperti menginterview saksi, menginterview

karyawan yang terluka, mencatat pekerjaan yang dilakukan di

lokasi saat kejadian, faktor tempat dan kondisi.

b) Senior managemen mereview semua laporan investigasi

kejadian.

Page 50: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Line management harus dilatih oleh ahli safety dalam hal

teknik investigasi kejadian, mencari kasus utama, kasus

sekunder, akar penyebab kejadian atau hal ini juga dilatihkan

kepada anggota komite atau panitia.

Investigasi kejadian dibuat menjadi resmi dengan suatu formulir

yang mencakup :

a) Uraian singkat tentang kondisi yang ada.

b) Analisa penyebab, tidak hanya penyebab utama tetapi juga akar

penyebab, termasuk penyebab oleh perilaku.

c) Rekomendasi tindakan perbaikan dengan jadwal atau agenda

yang ditugaskan pada orang atau pegawai tertentu.

d) Daftar anggota staff.

Proses dalam menginvestigasi kejadian :

a) Menyusun tim investigasi yan dipimpin oleh line management

dan mencakup karyawan dan tenaga spesialis atau ahli.

b) Mengumpulkan informasi seperti interview, observasi dan

sebagainya.

c) Mengisi formulir dengan analisis penyebab dan

rekomendasinya dan menyampaikan kepada staff departemen

yang sesuai.

d) Mengkomunikasikan hasilnya secara luas.

e) Mengambil tindakan segera dan menindaklanjutinya.

Page 51: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f) Formulir laporan investigasi direview oleh tenaga profensional

safety guna kepentingan kelengkapan, perbaikan, penilaian, dan

rekomendasi.

g) Investigasi melaporkan tentang kejadian-kejadian yang

melibatkan luka serius atau kerusakan nyata dan dikopikan

untuk senior managemen untuk mendapatkan perhatian dan

informasi atau komentar mereka.

12) 3.12 Audit dan Evaluasi Ulang yang Efektif

Audit dan evaluasi ulang merupakan bagian penting untuk

menjaga dan memperbaiki performa keselamatan. Audit lapangan

dan diskusi yang memfokuskan pada orang-orang yang sedang

bekerja bisa mencegah kejadian (insiden) dengan menyiagakan

pekerja dan manager terhadap kebiasaan kerja tidak aman atau

perilaku yang tidak aman sebelum hal ini menimbulkan celaka.

Proses audit lengkap terdiri dari diskusi keselamatan, sistem audit,

dan inspeksi perlengkapan dan fasilitas.

Line manager bertanggung jawab atas penyusunan jadwal audit

reguler dan diskusi keselamatan. Tenaga safety memberi

pengarahan pada manajemen dan menganalisa hasil audit. Senior

manajemen berpartisipasi dalam audit dan mereview hasilnya dan

safety steering committee.

Audit perilaku safety adalah satu dari metode efisien untuk

memperbaiki perilaku di dalam setiap organisasi yaitu dengan

Page 52: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggunaan audit keselamatan perilaku. Jika metode ini secara

reguler diterapkan oleh para manager, perilaku aman akan terjadi

dan berhasil dan masing-masing individu akan menerapkan standar

keselamatan dengan hati-hati. Kebiasaan yang patut dicontoh

kemudian akan menjadi bagian dari budaya perusahaan. Agar

berhasil, penerapan aturan dasar berikut direkomendasikan :

a) Audit keselamatan perilaku tidak boleh memakan waktu lebih

dari 10 menit. Audit ini tidak boleh digabungkan dengan isu

lain seperti kualitas atau lingkungan.

b) Audit keselamatan perilaku paling baik dilakukan oleh sebuah

tim yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki kewenangan.

c) Audit keselamatan perilaku harus diikuti laporan tertulis

singkat, dengan copy ditujukan kepada coordinator

keselamatan dan manager departemen yang sedang diaudit.

d) Perencanaan terpusat adalah penting untuk menjamin

keberhasilan. Coordinator keselamatan bertanggung jawab atas

kegiatan monitor performa dari audit keselamatan perilaku.

e) Identitas orang yang ditanyai atau diminta keterangan selama

audit tidak disebutkan dalam laporan.

f) Idealnya, semua karyawan harus memiliki minimum dua

ceramah keselamatan per tahun yang dipandu oleh supervisor

langsung mereka.

13) 3.13Kotraktor

Page 53: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kontraktor yang bekerja untuk Danone harus menerapkan

standar keselamatan kerja yang sama sebagaimana yang terapkan

oleh Danone.

Tanggung jawab :

a) Kriteria keselamatan harus menjadi bagian dari kontrak yang

ditandatangani oleh Danone dan kontraktor.

b) Pimpinan atau pemilik perusahaan kontraktor bertanggung

jawab atas keselamatan kontraktor yang bekerja di Danone.

c) Kontraktor melaporkan segala bentuk insiden ke Danone.

Kriteria untuk dapat ikut ambil bagian yaitu :

a) Karyawan kontrak ditraining dasar-dasar keselamatan kerja.

b) Kontraktor yakin bahwa karyawan kontrak memenuhi syarat

untuk bekerja secara aman.

c) Ada sebuah pertemuan sebelum kontrak untuk mendiskusikan

persyaratan keselamatan.

d) Karyawan kontrak diberikan informasi terhadap berbagai

macam bahaya seperti api, ledakan, dan produk-produk kimia.

e) Data kecelakaan kontraktor dikumpulkan, dikelompokkan dan

dilaporkan ke Danone.

f) Ada sebuah proses induksi kontraktor yang efektif yang

berlaku untuk semua kontraktor (adanya record training, terdiri

Page 54: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari tanggal training, materi, bukti bahwa peserta mengerti

training).

g) Kesesuaian audit dikaitkan dengan keamanan kontraktor.

h) Adanya pertemuan reguler untuk mengevaluasi implementasi

program safety.

i) Kontraktor menulis program safety yang secara berkala

dievaluasi oleh manajemen kontraktor.

j) Pertemuan reguler dengan kontraktor untuk mendiskusikan

kecenderungan keselamatan dan aksi. Kontraktor yang bekerja

dalam jangka waktu yang panjang juga terlibat dalam audit,

investigasi dan program pengembangan.

8. Behavior Based Safety

Behavior Based Safety yang disingkat BBS adalah aplikasi dari riset

perilaku manusia terhadap kinerja K3 untuk mengatasi masalah K3 di

tempat kerja. BBS berfokus pada perilaku tidak aman tenaga kerja,

menganalisis mengapa perilaku tersebut dilakukan, selanjutnya

mengaplikasikan hasil penelitian yang berhubungan dengan perilaku

sebagai dasar untuk memperbaiki perilaku tidak aman tersebut.

Penyusunan program K3 perusahaan dengan label BBS harus didasarkan

atas penelitian perilaku tenaga kerjanya yang diaplikasikan di tempat

kerja. Program BBS yang baik terdiri dari penetapan tujuan yang spesifik,

pendefinisian dan spesifikasi target perilaku yang hendak diperbaiki

Page 55: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berdasarkan pengkajian, pengumpulan data, kesimpulan atas data yang

telah terkumpul, umpan balik atas hasil observasi dan telaah ulang.

Pada tahun 1930 Heinrich melaporkan bahwa 90% kecelakaan kerja

termasuk kejadian fatal, major and minor injuries disebabkan oleh

perilaku tidak aman tenaga kerja, selanjutnya pendapat ini dikonfirmasi

oleh Dupont Company tahun 1956. Penelitian yang dilakukan oleh

Dupont Company menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96% disebabkan

oleh unsafe behavior dan 4% disebabkan oleh unsafe condition. Unsafe

behavior adalah tipe perilaku yang mengarah pada kecelakaan seperti

bekerja tanpa menghiraukan keselamatan, melakukan pekerjaan tanpa ijin,

menyingkirkan peralatan keselamatan, operasi tenaga kerjaan pada

kecepatan yang berbahaya, menggunakan peralatan yang tidak standar,

bertindak kasar, kurang pengetahuan, cacat tubuh atau keadaan emosi

terganggu (Miner,1994).

Dari berbagai kajian penelitian luar negeri di atas jelas terlihat bahwa

yang melatarbekangi munculnya pendekatan BBS (Behavior Based

Safety) adalah adanya kesimpulan bahwa penyebab utama kejadian

kecelakaan kerja adalah faktor perilaku tenaga kerja (unsafe behavior).

Ada tujuh kriteria yang sangat penting bagi pelaksanaan program

behavioral safety yaitu :

a. Melibatkan partisipasi karyawan yang bersangkutan.

b. Memusatkan perhatian pada perilaku unsafe yang spesifik.

c. Didasarkan pada data hasil observasi.

Page 56: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Proses pembuatan keputusan berdasarkan data.

e. Melibatkan intervensi secara sistematis dan observasional.

f. Menitikberatkan pada umpan balik terhadap perilaku kerja.

g. Membutuhkan dukungan dari manager.

Hasil yang diharapkan dari penerapan BBS adalah sebagai berikut :

a. Angka kecelakaan kerja yang rendah.

b. Meningkatnya jumlah safety behavior.

c. Menurunnya accident cost.

d. Program tetap bertahan dalam waktu lama.

e. Penerimaan sistem oleh semua pihak.

f. Generalisasi behavior safety pada sistem lain (contoh : sistem

manajemen).

g. Follow up yang cepat dan reguler.

h. Peningkatan laporan tentang kecelakaan kerja yang terjadi.

(Cooper,1999)

Page 57: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Page 58: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

BAB III

Page 59: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah jenis

penelitian deskriptif, yang memaparkan dan menggambarkan atau melukiskan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 1988). Dalam

penelitian ini khususnya tentang bagaimana Penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan Standar WISE Safety Danone yang telah diterapkan

dan dijalankan oleh PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, Jalan

Kusumanegara No. 173 Yogyakarta.

C. Obyek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian dalam penyusunan laporan ini adalah mengetahui

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Standar WISE Safety

Danone di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

D. Sumber Data

Page 60: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada penelitian ini, sumber data yang didapatkan penulis dari data primer,

data sekunder serta studi kepustakaan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

E. Teknik Pengambilan Data

1. Data Primer

Sesuai dengan jenis penelitian yang bersifat deskriptif, maka penulis

mencari dan mengumpulkan data yang didapat dari :

a. Observasi

Dalam teknik ini penulis mencoba melakukan pengamatan

langsung terhadap lokasi yang telah ditentukan untuk pengambilan

data objek penelitian.

b. Wawancara

Sebagai pelengkap dalam pengambilan data untuk objek

penelitian, penulis juga mengadakan wawancara dengan orang-orang

yang penulis anggap berkompeten dalam masalah keselamatan dan

kesehatan kerja terutama tentang WISE Safety standar yang dipakai

oleh PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data yang berhubungan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya dalam WISE Safety Danone

yang diterapkan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta. Data-data tersebut

berupa dokumen mengenai standar WISE Safety Danone, dokumentasi

Page 61: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelaksanaan training dan pelatihan kepada semua karyawan mengenai

WISE Safety yang dilakukan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta.

F. Pelaksanaan

Penelitian ini penulis laksanakan selama 1 bulan yang terhitung mulai

tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 25 Maret 2011.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara akan dianalisis

dan dibandingkan dengan standar WISE Safety Danone yang telah diterapkan

di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dan standar WISE yang ditetapkan oleh

Dupont.

Page 62: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang industri pangan khususnya makanan dan minuman bayi. Proses

produksi yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas,

digunakan peralatan dan mesin-mesin produksi yang modern dan higienis.

Dari situ dapat diketahui bahwa di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

terdapat potensi bahaya dan juga faktor bahaya yang dapat mempengaruhi

kinerja serta produktivitas karyawan. Potensi bahaya yang ada berupa

kebakaran, ledakan, tertabrak, terjepit, dan adanya bahan berbahaya.

Sedangkan untuk faktor bahaya yang terdapat di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta antara lain karena adanya kebisingan, penerangan, iklim kerja,

gas, dan getaran mekanis.

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta potensi dan faktor bahaya

menyebabkan timbulnya perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman yang

dikendalikan dengan penerapan HIRAC (Hazard Identifications Risk

Assessment and Control) yang terdiri dari eliminasi, substitusi, engineering

control, administrasi control dan Alat Pelindung Diri (APD).

Perilaku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dupont company menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96%

Page 63: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disebabkan oleh unsafe behavior (perilaku tidak aman) dan 4% disebabkan

oleh unsafe condition. PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta juga selalu

memperhatikan perilaku karyawan agar tidak timbul kecelakaan kerja, dengan

cara merubah perilaku karyawan menjadi safety behavior (perilaku aman)

melalui BBS (Behavior Based Safety) dan mempunyai semboyan Safety In

My Soul. Untuk mencapai hal tersebut PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

menerapkan standar WISE Safety Danone. WISE Safety merupakan standar

keselamatan dan kesehatan kerja yang mengutamakan perubahan perilaku

safety, standar ini hanya berlaku dalam group Danone. Dalam prinsip WISE

yang diterapkan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta juga diadakan

klasifikasi rating sebagai berikut :

1. < 30 : unsatisfactory

2. 30-40 : satisfactory

3. 40-50 : excellent

4. > 50 : world class

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta menerapakan standar WISE Safety

Danone sejak tahun 2009. Pada tanggal 9 Oktober 2008 Sari Husada audit

pertama kali oleh Dupont untuk menerapkan prinsip-prinsip WISE. Saat itu di

tubuh Sari Husada tidak ada seorangpun yang mengetahui apa maksud dari

standar WISE. Hasil audit yang dilakukan diperoleh hasil 6,3, yang

merupakan skor terendah di antara kelompok Danone di dunia.

Pada tahun 2009 setelah audit tersebut, PT. Sari Husada mengadakan

pelatihan kepemimpinan WISE yang dilaksanakan selama satu hari untuk tim

Page 64: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

manajemen senior dan 2 hari pelatihan kepemimpinan WISE untuk

keselamatan DBN (Danone Baby Nutrition) Asia Pasifik profesional di

Yogyakarta. Pelatihan Kepemimpinan ini sangat membantu Sari Husada akan

pentingnya penerapan keselamatan yaitu totalitas di area kerja. Untuk

menyatukan langkah, PT. Sari Husada menerapkan sistem OHSAS, membuat

komite keamanan sentral yang dipimpin oleh direktur operasi dengan anggota

orang-orang penting, dan kemudian melakukan deklarasi keselamatan yang

ikut oleh semua karyawan, semua direktur Sari Husada dan dihadiri oleh Mr

Kay Gorgus, Direktur Operasional Asia Pasifik.

Tahun 2010, PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta lebih intensif dalam

kegiatan keselamatan. Dimulai dengan mengevaluasi kebijakan keselamatan

dan prinsip keselamatan. Evaluasi tersebut seperti dalam DOR (Daily

Operation Review) merupakan tinjauan operasi harian dalam hal SQCDME

(Safety, Quality, Cost, Delivery, Motivation, Environment) atau dapat

diartikan keamanan, kualitas, biaya, pengiriman, motivasi, dan lingkungan,

kemudian IPM (Indivudual Performance Manajement) atau manajemen

kinerja individu harus ada di seluruh aspek keselamatan bagi seluruh

karyawan. Selain itu juga dengan membuat dan menerapkan dokumen (Six

Basic Rules) Enam Aturan Dasar, penyelesaian lingkungan, dan keamanan

terintegrasi. PT. Sari Husada membuat, mensosialisasi dan melaksanakan

Cardinal Rules. Untuk memastikan semua karyawan mendapatkan

pengetahuan yang baik tentang keselamatan dan lingkungan PT. Sari Husada

melakukan WISE Academy. Selain itu KPK (Komite Pencegahan

Page 65: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecelakaan) dikembangkan sebagai pelaksanaan keselamatan dalam kegiatan

sehari-hari. Semua orang mengambil bagian dalam program ini, mulai dari

manajemen senior sebagai pemberi contoh kepada karyawan sampai

karyawan terendah yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku keselamatan

dalam segala kegiatan. Superior harus melakukan audit perilaku keselamatan.

Materi dari pelaksanaan WISE adalah pentingnya keamanan dan karyawan

perlu menjaga perilaku dalam semua kegiatan, keamanan merupakan nilai

dalam kehidupan. Menurut hasil audit WISE yang dilakukan oleh Dupont

pada tanggal 12 Mei 2010, PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta mendapatkan

nilai 41 yang berarti PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta memiliki jangkauan

tahap Independen. Sejak menerapkan standar WISE Safety Danone, PT. Sari

Husada Unit I Yogyakarta telah mencapai zero accident. WISE terdiri dari

13 elemen seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. 13 Elemen WISE

Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada, 2009

Page 66: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penerapan 13 elemen standar WISE Safety PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta yaitu sebagai berikut :

1. Komitmen Manajemen yang Kuat.

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta Komitmen manajemen ditandai

dengan penerapan program keselamatan di segala bidang. Dalam

menunjukkan komitmennya demi keunggulan Keselamatan dan Kesehatan

kerja, Manajemen menerapkan komitmen :

a. Mengintegrasikan pertimbangan keselamatan dan kesehatan kerja

dalam semua evaluasi personil dan bisnis.

b. Manajemen holding kontraktor dan pengawas bertanggung jawab

menerapkan sistem keselamatan dan kinerja keselamatan mereka.

c. Manajemen menjadi orang yang bersangkutan dalam penyelidikan

insiden yang berpotensi tinggi dan serius.

d. Manajemen menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

masalah K3 selama kunjungan dan perjalanan.

e. Pemimpin komite dalam hal K3, kehadirannya dalam pertemuan K3

dianggap menjadi prioritas tertinggi.

f. Belajar memimpin audit keselamatan dan berpartisipasi secara teratur.

2. Kebijakan dan Prinsip Keselamatan.

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta Kebijakan Keselamatan

memuat prinsip-prinsip keselamatan, kebijakan tersebut dimuat dalam

Kebijakan K3LH yang bertujuan bagi keselamatan dan kesehatan kerja

semua orang secara individu.

Page 67: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup

(K3LH) PT. Sari Husada yaitu sebagai berikut :

Segenap Direksi dan karyawan percaya bahwa K3LH merupakan hak

dasar setiap orang dan meyakini zero accident bisa dicapai serta

kecelakaan kerja bisa dicegah, dengan usaha aktif meniadakan

pencemaran, insiden, kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja. Dengan

dasar kepercayaan dan keyakinan tersebut diatas, segenap Direksi dan

karyawan berkomitmen dan bersikap proaktif dan kooperatif yang tinggi

terhadap K3LH dengan :

a. Memenuhi persyaratan hukum K3LH dan persyaratan terkait lain

yang berlaku.

b. Menjadikan K3LH sebagai tanggung jawab serta merupakan bagian

dari pekerjaan seluruh karyawan beserta karyawan pihak ketiga yang

masuk dan bekerja di lingkungan Sari Husada.

c. Menetapkan dan meninjau tujuan dan sasaran K3LH, serta melakukan

perbaikan berkesinambungan.

d. Menempatkan K3LH sama pentingnya dengan kualitas, produktivitas

dan kinerja yang lain.

e. Menjadikan kebijakan K3LH ini sebagai prioritas dalam pengambilan

keputusan.

Page 68: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prinsip-prinsip keselamatan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta adalah

sebagai berikut :

a. Semua luka, penyakit kerja, keselamatan dan insiden lingkungan

dapat dicegah.

b. Manajemen bertanggung jawab untuk keamanan.

c. Keselamatan adalah tanggung jawab individu dan kondisi kerja.

d. Pelatihan merupakan elemen penting bagi tempat kerja yang aman.

e. Audit harus dilakukan.

f. Semua kekurangan harus diperbaiki segera.

g. Prinsip safety penting untuk menyelidiki semua cedera dan insiden

dengan potensi cedera.

h. Off The Job safety merupakan bagian penting dari upaya pencegahan

kecelakaan.

i. Orang-orang adalah elemen yang paling penting dari Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3. Standar Safety Tinggi

Standar safety PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta mempunyai prinsip

harus tertulis, dikomunikasikan, mudah dimengerti, bersifat mewajibkan

dan harus selalu ditinjau ulang sesuai dengan situasi dan kondisi.

4. Tantangan pada Perencanaan dan Tujuan keselamatan.

Tujuan keselamatan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta yang utama

adalah untuk mencapai zero accident dan mencapai skor nilai dari WISE

audit lebih dari 50 atau yang disebut world class.

Page 69: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Dukungan atau Support Safety Professional

Peran dari dukungan atau support dari safety Professional adalah

untuk menasehati, meyakinkan dan memberi bantuan. Namun tidak

bertanggung jawab atas pelaksanaan, mengontrol dan mengatur kerja

standar dan prosedur.

6. Safety sebagai Tanggung Jawab Line Management.

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta peran dari line management

adalah menentukan peraturan keamanan, menerapkannya, mengaudit,

menyelidiki semua insiden, berbicara tentang keselamatan, memberi

motivasi dan latihan.

7. Organisasi Safety Terpadu.

Struktur organisasi Pusat Komite Keselamatan di PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta sebagai berikut :

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keselamatan

Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada, 2009

Page 70: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam organisasi safety di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta,

keterlibatan karyawan sangatlah penting, karena karyawan berpartisipasi

dalam setiap program keselamatan, mengikuti setiap pelatihan

keselamatan, membantu investigasi kejadian dengan sekarela, dan

karyawan ikut aktif dalam SBA (Safety Behavior Audit).

8. Motivasi Progresif

Seorang pemimpin harus mengenali dan mendukung perilaku yang

konsisten dengan visi dan tujuan mencegah perilaku yang mengurangi

atau tidak konsisten dengan visi.

Untuk menumbuhkan motivasi PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

melaksanakan beberapa acara seperti :

a. Contractor award, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari

2011.

b. Safety award 2011, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari

2011.

c. Safety competition

d. SGIA (Small Group Improvement Activity) yang diselenggarakan

pada tanggal 15 Januari 2011.

e. Selain itu juga dengan Cardinal Rule.

f. Safety Audit Mingguan diadakan dengan berbagi pengalaman dari

Pemimpin Dupont Company. Sehingga dapat mendorong operator

untuk menjadi pemimpin. Kesadaran dan kepemilikan menjadi

berkembang.

Page 71: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Komunikasi Efektif

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dalam menciptakan komunikasi

yang efektif dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah :

a. Safety info, yang biasa berisi tentang SOP bekerja di ketinggian, safe

action, unsafe action, dan APD yang harus digunakan.

b. SEN (Safety & Environment News), misalnya berisi tentang

keselamatan berkendara. Yang terbit setiap hari Rabu.

c. DOR : Daily Operation Review

DOR (Daily Operation Review) yaitu kegiatan yang membahas

tentang rencana kerja selama sehari yang diikuti perwakilan dari

masing-masing instansi yaitu diwakili oleh Pusat Tanggung Jawab

(PTJ). Yaitu membahas target-target yang telah maupun akan dicapai

dan jumlah near miss.

d. SIM ( Shift Interval Meeting)

e. Safety Desk

f. Safety Campaign (Kampanye Keselamatan Kerja)

Kampanye Keselamatan berupa lomba-lomba safety, poster,

spanduk dan baliho tentang program dan kegiatan safety di PT. Sari

Husada Unit I Yogyakarta.

g. Safety Score Board

Sebuah papan yang menggambarkan tentang data NLTI (Non Lose

Time Injuries) atau Hari Kerja Tanpa Kecelakaan yang menunjukkan

angka 484, ini membuktikan bahwa PT. Sari Husada Unit I

Page 72: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yogyakarta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap safety yang

harus sama-sama dipertahankan oleh seluruh komponen PT. Sari

Husada Unit I Yogyakarta.

h. Safety Talk Contractor yang dilaksanakan setiap hari sebelum

dilaksanakan kegiatan.

i. Safety Contact

Seorang pemimpin harus mempunyai perilaku keselamatan yang

baik dalam artian harus dapat menjadi contoh dan panutan atau role

model bagi seluruh karyawan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta agar

tercipta lingkungan kerja yang aman dan selamat. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh komitmen manajemen puncak yang mengelola

segala bentuk kebijakan yang berkaitan dengan K3. Begitu pula

sebaliknya, seorang karyawan juga harus mengikuti segala peraturan

yang ada dan peduli terhadap keselamatan baik dirinya sendiri, orang

lain maupun lingkungan sekitarnya.

10. Pengembangan dan Pelatihan Keselamatan yang Berkelanjutan.

Dalam pengembangan dan pelatihan di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta dilakukan dengan adanya Sari Husada WISE Academy yang

dilakukan secara rutin. Materi yang diberikan pada saat WISE Academy

adalah :

a. Safety management

Berisi tentang safety management yang diterapkan di PT. Sari

Husada yaitu OHSAS 18001, SMK3 berdasarkan Permenaker No.

Page 73: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Per-05/MEN/1996 dan diharapkan semua peserta mampu

mengaplikasikan safety management dalam kehidupan sehari-hari.

b. WISE Safety standard

Berisi tentang standar WISE safety dan 13 elemen prinsip WISE.

c. Basic Safety Rule

Berisi tentang basic safety rule yang memberikan pengetahuan

saat bekerja di ketinggian, Prosedur Loto, bekerja dengan third party

atau kontraktor, bekerja di area terbatas, dan mengendarai kendaraan

bermotor yang bertujuan agar peserta mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

d. HIRAC

Bertujuan agar peserta dapat mengidentifikasi, mengklarifikasi,

dan mengendalikan bahaya risiko dari setiap kegiatan operasional dan

produksi perusahaan serta peserta dapat mengetahui dan memahami

unsafe action dan unsafe condition di area kerja masing-masing.

e. Behavior Audit

Berisi tentang tata cara audit behavior.

f. Environmental management.

Berisi tentang Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001,

Proper dan Green Danone.

Selain itu juga diadakannya pelatihan-pelatihan lainnya seperti :

a. Pelatihan pemadam kebakaran secara rutin dan reguler

Page 74: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Safety Induction untuk pegawai baru atau kontraktor baru, setiap ada

karyawan baru dan kontraktor yang akan melakukan pekerjaan.

c. Pelatihan tim Tanggap Darurat.

d. Fire Fighting Drill

e. Pelatihan keselamatan berkendara untuk para karyawan.

f. Pelatihan keahlian bagi tenaga kerja (pelatihan operator forklift,

operator pesawat uap, pelatihan dasar pencegahan kecelakaan)

11. Laporan dan Investigasi Kejadian dan Kecelakaan.

Dalam pelaporan dan investigasi kejadian dan kecelakaan yang

bertanggung jawab adalah line manajement. Di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta pelaporan dan investigasi dilakukan adalah tentang

a. Lost Time Injury (LTI) adalah hari hilang karena kecelakaan kerja

yang menimpa karyawan Sari Husada.

b. Non Lost Time Injury (NLTI) adalah hari yang tidak hilang karena

kecelakaan kerja, yang menimpa karyawan Sari Husada serta

karyawan kontraktor. Syarat NLTI yang pertama yaitu kecelakaan

yang menimpa karyawan Sari Husada memerlukan perawatan dokter

dan diberikan antibiotik akan tetapi masih bisa bekerja dan syarat

kedua jika kecelakaan menimpa karyawan kontraktor.

c. Off Job Incident adalah kecelakaan yang terjadi di luar pabrik saat

berangkat dan pulang kerja atau dalam tugas perusahaan.

Page 75: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. First Aid adalah kecelakaan yang menyebabkan luka ringan dimana

dalam perawatannya hanya memerlukan obat-obatan luar dan tidak

memerlukan perawatan dokter.

e. Near Miss adalah nyaris kecelakaan atau nyaris celaka.

f. Property Damage merupakan kecelakaan yang menyebabkan

kerusakan properti perusahaan (misalnya kebakaran, peledakan,

tertabrak forklift)

g. Unsafe Conditions merupakan potensi bahaya yang disebabkan

karena kondisi tidak aman.

Berikut merupakan data insiden yang terjadi di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta pada tahun 2010.

Gambar 4. Puncak Gunung Es Insiden PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta 2010

Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, 2010

Page 76: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar tersebut menunjukkan pelaporan insiden di PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta tahun 2010 tidak terjadi accident bahkan fatality. Hal

tersebut menunjukkan bahwa komitmen PT. Sari Husada dalam

menciptakan budaya safety telah diterapkan oleh semua karyawan. Setiap

terjadi SBA baik positif maupun negatif selalu dibudayakan untuk

dilaporkan oleh setiap karyawan, sehingga hal tersebut meminimalisir

timbulnya unsafe condition, near miss bahkan first aid. Jika dalam

pelaksanaanya terdapat SBA yang tidak dilaporkan maka dapat

mengakibatkan timbulnya unsafe condition kemudian akan ada tindak

lanjut agar tidak menimbulkan near miss dan first aid.

Hal tersebut merupakan budaya safety yang tidak semua perusahaan

mampu melakukannya.

Gambar 5. Grafik Insiden saat Bekerja

Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, 2010

2

1

0

3

1

00

1

2

3

4

5

2008 YTD* 2009 YTD* 2010 (YTD-Nov)

Unsafe Human Act Unsafe Condition

Page 77: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari gambar tersebut, dapat dilihat, bahwa insiden di PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta sangatlah kecil bahkan zero accident pada tahun 2010.

Pelaporan dan investigasi dilakukan untuk menentukan penyebab

kecelakaan dan menentukan cara perbaikan agar tidak timbul kecelakaan.

Dalam proses investigasi kejadian dimulai dengan pembentukan tim

investigasi oleh departemen keselamatan yang dipimpin oleh line

management, selanjutnya tim investigasi mengumpulkan informasi

dengan menginvestigasi tempat kejadian, mengisi formulir laporan

investigasi kecelakaan dan menindaklanjutinya. Tujuan dari pelaporan

dan investigasi ini adalah untuk mencegah kembali timbulnya

kecelakaan, mengenali kelemahan sistem keselamatan yang ada di PT.

Sari Husada Unit I Yogyakarta, menunjukkan komitmen keselamatan dan

melibatkan karyawan dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan

safety.

12. Audit dan Evaluasi Ulang yang Efektif.

Audit yang dilakukan bernama SBA ( Safety Behavior Audit ) yaitu

audit perilaku karyawan baik yang bersifat negatif maupun positif. Audit

perilaku safety ini dilakukan oleh semua karyawan setiap hari di

lingkungan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta. Langkah-langkah

behavior audit adalah pengamatan, pendekatan, analisa, menyakinkan,

dan mengkoordinasikan hasil audit. Dan hal-hal yang perlu diamati

dalam behavior audit adalah reaksi, posisi, Alat Pelindung Diri (APD),

peralatan dan perlengkapan kerja dan prosedur kerja dan kebersihan

Page 78: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tempat kerja. Ketika seseorang bekerja secara safety maka diberikan

penghargaan dengan komentar yang positif, diskusi aspek safety lainnya

di area kerja, dan ditutup dengan ucapan terima kasih. Namun sebaliknya

ketika seseorang bekerja unsafe maka dilakukan observasi, disampaikan

fakta budaya safety, didiskusikan konsekuensi dan cara bekerja yang

aman, didiskusikan issue safety lainnya dan ditutup dengan ucapan

terima kasih. Selain dari pada itu dilakukan internal dan eksternal audit

yang mengacu kepada standar OHSAS dan SMK3 berdasarkan

Permenaker No. Per-05/MEN/1996.

13. Kontraktor

Sari Husada menerapkan CSMS (Contractor Safety Manajement

Standart) dimana terdapat beberapa langkah dalam implementasinya

yaitu:

a. Tahap Kualifikasi

1) Penilaian risiko, yang bertujuan untuk menentukan langkah-

langkah manual K3LH Kontraktor dan Subkontraktor selanjutnya

sesuai dengan tingkat risiko pekerjaan yaitu risiko tinggi, sedang

dan rendah. Pekerjaan yang risiko tinggi harus melalui proses

prakualifikasi mutlak.

2) Pra-kualifikasi adalah suatu langkah untuk menyaring kontraktor-

kontraktor maupun subkontraktor-subkontraktornya yang

potensial untuk memastikan bahwa mereka mempunyai

pengalaman dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan

Page 79: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tertentu denan cara yang aman, peduli lingkungan dan mempunyai

kesadaran akan dampak sosialnya terhadap masyarakat setempat.

Hal ini termasuk inspeksi dan audit K3LH.

3) Seleksi adalah suatu langkah untuk menilai apakah program K3LH

yang spesifik untuk tingkat risiko pekerjaan dan kriteria evaluasi

lelalng sudah dipenuhi dan untuk memilih pemenang lelang, bila

perlu dengan dasar rapat-rapat klarifikasi dan inspeksi. Tujuannya

adalah untuk mengukur kinerja rencana peserta lelang yang akan

diajukan untuk persyaratan lelang yang spesifik.

b. Tahap pelaksanaan lapangan

Tahap pelaksanaan di lapangan ditujukan untuk memastikan

kepatuhan kontraktor terhadap standar-standar K3LH perusahaan

sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan. Tahap ini terdiri

dari langkah-langkah berikut ini :

1) Aktivitas Awal Pekerjaan, dimana semua aspek yang relevan

dengan penilaian risiko kontrak dan semua aspek K3LH kontrak

dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak sebelum kontrak

dilaksanakan.

2) Pekerjaan Sedang Berlangsung, dimana pelaksanaan pekerjaan

yang sebenarnya diperiksa dan dinilai. Termasuk dalam tahap ini

adalah persyaratan mutlak untuk Senior Manajemen, yang

bertanggung jawab dalam pekerjaan untuk melakukan kunjungan-

Page 80: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kunjungan ke lokasi-lokasi yang dikelola Kontrkator dan

Subkontraktor dalam waktu tujuh hari setelah start-up.

3) Penilaian Akhir, adalah langkah untuk menyelesaikan keseluruhan

penilaian kinerja K3LH Kontraktor dan Subkontraktor selama

tahap pelaksanaan. Hasilnya akan digunakan sebagai

pertimbangan untuk menggunakan Kontrkator dan Subkontraktor

yang bersangkutan untuk proyek-proyek di masa datang.

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan tentang penerapan WISE safety Danone di PT. Sari

Husada Unit I Yogyakarta dapat dibahas sebagai berikut :

PT. Sari Husada menerapkan WISE Safety Danone sejak tahun 2009. Dari

hasil penilaian yang dilakukan oleh Dupont pada tahun 2008, PT. Sari

Husada Unit I Yogyakarta hanya mendapat skor 6,3 itu menunjukkan skor

terendah di dalam grup Danone. Hal tersebut disebabkan karena di dalam

tubuh PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta belum ada seorangpun yang

mengetahui tentang standar WISE safety Danone. Setelah diadakanya audit

tersebut, PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta lebih mengintensifkan penerapan

WISE Safety Danone pada seluruh karyawan. Sehingga pada tahun 2010 PT.

Sari Husada Unit I Yogyakarta mendapatkan skor 41 yang masuk dalam

rating excellent.

Untuk masing-masing elemen, tingkat keberhasilan di skor menurut

kesiapan manjerial yang dibandingkan pada model Bradley seperti pada

gambar berikut.

Page 81: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 6. Model Bradley

Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, 2009

Keterangan dari Gambar model Bradley adalah

1. Level 0-2 adalah perilaku safety hanya disebabkan karena motivasi

eksternal dan konsekuensi eksplisit.

2. Level 3 adalah perilaku safety yang ditandai dengan kompetensi pribadi

dan motivasi diri.

3. Level 4-5 adalah perilaku safety yang ditandai dengan upaya kerja sama

tim dan saling membantu.

Page 82: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan untuk PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 7. Model Bradley yang telah dicapai PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada, 2010

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta telah mencapai rating independent yang berarti PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta telah mandiri dan safety merupakan tanggung jawab diri

sendiri. Tahun 2011 PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta bertekad mencapai

level 5 rating interindependent. Karena dalam rating tersebut safety menjadi

sebuah nilai, safety diterapkan di setiap tempat, semua orang berfikir tentang

pentingnya safety dan segala sesuatu yang berhubungan dengan safety

menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Prinsip ini bertujuan untuk

mencapai zero accident.

Page 83: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penerapan 13 elemen WISE Safety Danone merupakan hal terpenting

dalam mencapai tingkat keberhasilan tersebut.

1. Komitmen Manajemen yang kuat.

Dari hasil pengamatan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta,

komitmen manajemen sangat kuat, ini dibuktikan dengan penerapan

program keselamatan di segala bidang dan selalu mengutamakan safety.

dan Top Mangement menjadi prioritas tertinggi dalam menangani masalah

K3 dan selalu menunjukkan perhatian dalam masalah K3. Ini telah sesuai

dengan standar WISE safety Danone yang berlaku di dalam Group Danone

yaitu untuk mencapai hasil yang terbaik dalam organisasi secara

menyeluruh, top manajemen mesti yakin bahwa keselamatan adalah sama

pentingnya dengan biaya, produktivitas, tingkat kualitas dan jasa.

Komitmen ini harus ada dari tingkat atas hingga tingkat bawah (pelaksana)

pada semua level.

2. Kebijakan dan Prinsip Keselamatan

Kebijakan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dimuat dalam

Kebijakan K3LH yang memuat prinsip-prinsip keselamatan, tujuan untuk

semua orang secara individu. Sedangkan prinsip-prinsip keselamatan di

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta telah sesuai dengan standar WISE

safety Danone ini dibuktikan dengan adanya prinsip-prinsip keselamatan

yang mencakup semua kecelakaan bisa dicegah, manajemen bertanggung

jawab terhadap keselamatan, menempatkan K3LH sama pentingnya

Page 84: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan kualitas, produktivitas dan kinerja yang lain, dan menjadikan

kebijakan K3LH ini sebagai prioritas dalam pengambilan keputusan.

3. Standar safety tinggi

Standar safety PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta mempunyai prinsip

harus tertulis, dikomunikasikan, mudah dimengerti, bersifat mewajibkan

dan harus selalu ditinjau ulang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Hal tersebut sesuai dengan standar WISE safety Danone dalam

standar kerja proses formal yaitu harus tertulis, harus beralasan untuk

diterima, diketahui, diikuti dan didukung atau dijalankan.

4. Tantangan pada Perencanaan dan Tujuan Keselamatan

Tujuan keselamatan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta yang utama

adalah untuk mencapai zero accident dan target tahun 2011 mencapai

skor nilai WISE audit lebih dari 50 atau yang disebut world class. Pada

standar WISE safety Danone poin 3.4 berisi prinsip dari Tantangan pada

Perencanaan dan Tujuan Keselamatan adalah me-manage safety, seperti

me-manage aspek usaha lain mencakup penyusunan tujuan dan sasaran.

Ini menunjukkan bahwa penerapan WISE safety di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta telah sesuai dengan standar WISE.

5. Dukungan Safety Professional terhadap Keselamatan Pribadi

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta Peran dari dukungan atau

support dari Safety Professional adalah untuk menasehati, meyakinkkan

dan memberi bantuan. Namun tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan,

mengontrol dan mengatur kerja standar dan prosedur.

Page 85: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal tersebut sudah sesuai dengan standar WISE safety Danone pada poin

3.5 yaitu bahwa misi personal safety adalah memberi saran pada

manajemen tentang masalah safety dan menjabarkan legal dan peraturan

corporate. Dan pekerjaan yang tidak termasuk tanggung jawab personal

safety adalah tentang pelaksanaan safety atau penetrapan peraturan atau

kebijakan yang mana ini adalah bagian dari tanggung jawab manajemen.

6. Safety sebagai Tanggung Jawab Line Management

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta peran dari line manajement

adalah menentukan peraturan keamanan, menerapkannya, mengaudit,

menyelidiki semua insiden, bicara tentang keselamatan, memberi

motivasi dan latihan.

Sedangkan dalam standar WISE peran line management adalah :

j) Mengetahui banyak tentang prosedur kerja aman untuk aktivitas di

departemennya.

k) Memberi kontribusi terhadap pembangunan standar dan aturan.

l) Menjalankan aturan safety dan standar.

m) Menjadwalkan aktivitas safety.

n) Berpartisipasi dalam audit (diskusi keselamatan), investigasi

kejadian, analisa risiko, pertemuan dan sebagainya.

o) Mencari daerah kerja berkait dengan bahaya keselamatan.

Memeriksa peralatan yang berisiko dan memeriksa kendali

keselamatan.

p) Memotivasi pegawai.

Page 86: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

q) Menjamin bahwa karyawan dilatih prosedur kerja dan perilaku

aman.

r) Mengobservasi perilaku karyawan, mengkoreksi perilaku dan

kondisi tidak aman.

Hal tersebut telah sesuai dengan standar WISE safety Danone.

7. Organisasi Safety Terpadu

Struktur organisasi safety di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dapat

dilihat pada Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keselamatan.

Hal tersebut sesuai dengan standar WISE Safety poin 3.7 yaitu setiap

tempat kerja harus menyediakan organisasi keselamatan mulai dari

tingkat atas hingga tingkat terbawah. Organisasi keselamatan menjamin

bahwa semua permasalahan safety memiliki jalur untuk diangkat ke

manajement dan bahwa semua keputusan memiliki cara untuk

dilaksanakan di lapangan dengan keterlibatan nyata karyawan.

Keterlibatan karyawan adalah utama, karyawan memahami dan menerima

tanggung jawab untuk bekerja dengan aman dan mematuhi aturan

keselamatan dan prosedur kerja aman, karyawan berpartisipasi dalam

program keselamatan, karyawan menerima pelatihan keselamatan,

karyawan dengan sukarela membantu proses investigasi kejadian,

karyawan dengan aktif mengidentifikasi risiko dan perilaku tidak aman

dan melaporkan semua kecelakaan.

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta selalu melibatkan karyawan

dalam setiap program keselamatan, mengikuti setiap pelatihan

Page 87: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keselamatan, membantu investigasi kejadian dengan sekarela, dan

karyawan ikut aktif dalam SBA (Safety Behavior Audit).

8. Motivasi Progresif

Untuk menumbuhkan motivasi PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta

melaksanakan beberapa acara seperti :

g. Contractor award, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari

2011.

h. Safety award 2011, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari

2011.

i. Safety competition

j. SGIA (Small Group Improvement Activity) yang diselenggarakan

pada tanggal 15 Januari 2011.

k. Selain itu juga dengan Cardinal Rule.

l. Safety Audit Mingguan diadakan dengan berbagi pengalaman dari

Pemimpin DuPont Company. Sehingga dapat mendorong operator

untuk menjadi Pemimpin. Kesadaran dan kepemilikan menjadi

berkembang.

Hal tersebut sesuai dengan standar WISE safety Danone poin 3.8

prinsip motivasi progresif adalah motivasi berkaitan dengan pengakuan

usaha karyawan yang dikontribusikan pada perbaikan safety yang

berkaitan dengan kedisiplinan untuk menjamin kesesuaian dengan

standar. Metode motivasi terbaik adalah dengan mendapatkan keterlibatan

karyawan dalam upaya safety. Selain itu dalam pengakuan diterapkan

Page 88: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sistem hadiah (reward) dan penggunaan disiplin dengan penyelenggaraan

program pelatihan berkait kedisiplinan, ditujukan pada perilaku tidak

aman dan pelanggaran aturan dan kebijakan keselamatan.

9. Komunikasi Efektif

Dalam standar WISE safety Danone komunikasi efektif bahwa

manajemen senior atau berpengalaman memainkan peranan penting

dalam pengembangan peran, seluruh jalur organisasi menyampaikan

pesan dan menjamin bahwa pesan tersebut dipahami. Sistem formal guna

mengkomunikasikan safety adalah melaksanakan safety sebagai tanggung

jawab manajemen adalah dengan cara memasukkan review performa

safety dalam pertemuan staff dan pertemuan bisnis, selain kecelakaan

khusus atau laporan kejadian, adanya trend atau perhatian yang mencolok

harus dijadikan bahan diskusi, pertemuan bulanan staff departemen, yang

berkelompok membahas performa safety departemen, risiko dan bahaya

dan program safety baru. Sedangkan di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta komunikasi efektif dilakukan dalam bentuk Safety info, yang

biasa berisi tentang SOP bekerja di ketinggian, safe action, unsafe action,

dan APD yang harus digunakan, SEN (Safety & Environment News),

misalnya berisi tentang keselamatan berkendara. Yang terbit setiap hari

Rabu, DOR (Daily Operation Review) yaitu kegiatan yang membahas

tentang rencana kerja selama sehari yang diikuti perwakilan dari masing-

masing instansi yaitu diwakili oleh Pusat Tanggung Jawab (PTJ). Yaitu

membahas target-target yang telah maupun akan dicapai dan jumlah near

Page 89: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

miss, SIM ( Shift Interval Meeting), Safety Desk, Safety Campaign, Safety

Score Board yaitu sebuah papan yang menggambarkan tentang data NLTI

(Non Lose Time Injuries) atau Hari Kerja Tanpa Kecelakaan yang

menunjukkan angka 484, ini membuktikan bahwa PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap safety yang harus

sama-sama dipertahankan oleh seluruh komponen PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta, Safety Talk Contractor yang dilaksanakan setiap hari

sebelum dilaksanakan kegiatan dan Safety contact seorang pemimpin

harus mempunyai perilaku keselamatan yang baik dalam artian harus

dapat menjadi contoh dan panutan atau role model bagi seluruh karyawan

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta agar tercipta lingkungan kerja yang

aman dan selamat. Hal tersebut telah sesuai dengan standar WISE safety

Danone.

10. Pengembangan dan Pelatihan Keselamatan yang Berkelanjutan

Dalam pengembangan dan pelatihan di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta dilakukan dengan adanya Sari Husada WISE Academy yang

dilakukan secara rutin. Selain itu juga diadakannya pelatihan-pelatihan

lainnya seperti Pelatihan pemadam kebakaran secara rutin dan reguler,

Safety Induction untuk pegawai baru atau kontraktor baru, setiap ada

karyawan baru dan kontraktor yang akan melakukan pekerjaan, Pelatihan

tim Tanggap Darurat, Fire Fighting Drill, Pelatihan keselamatan

berkendara untuk para karyawan, Pelatihan keahlian bagi tenaga kerja

Page 90: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(pelatihan operator forklift, operator pesawat uap, pelatihan dasar

pencegahan kecelakaan).

Pelatihan yang diterapkan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta telah

sesuai dengan standar WISE safety Danone, karena memuat pelatihan

keselamatan yang berkesinambungan penting bagi semua karyawan,

pelatihan khusus harus diberikan kepada karyawan baru, karyawan yang

baru pindah dari tempat kerja lain, pengawas, karyawan kontraktor, dan

kedatangan peralatan baru. Selain itu kebutuhan pelatiahan direview

berkesinambungan dan disesuaikan dengan perubahan di operasional,

disesuaikan dengan adanya risiko dan bahaya baru.

11. Laporan dan Investigasi Kejadian Kecelakaan

Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dalam pelaporan dan

investigasi kejadian dan kecelakaan yang bertanggung jawab adalah line

management. Pelaporan dan investigasi dilakukan untuk menentukan

penyebab kecelakaan dan menentukan cara perbaikan agar tidak timbul

kecelakaan. Pelaporan dan investigasi kejadian telah menjadi budaya di

PT. Sari Husada, dapat dilihat pada gambar 4. Puncak Gunung Es

Insiden. Mulai dari SBA(Safety Behavior Audit) baik positif maupun

negatif, semua karyawan secara langsung melaporkan kejadian yang ada,

hal tersebut dilakukan karena karyawan merasa sadar akan safety,

menjaga kejujuran dan bertanggung jawab dalam melaksanakan aturan

safety yang ada. Pelaporan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya

unsafe condition, near miss, first aid, bahkan accident dan fatality.

Page 91: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karena jika pelaporan SBA, unsafe condition, near miss dan first aid

tidak dibiasakan maka akan timbul accident. Budaya pelaporan insiden di

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta akan ditingkatkan dengan aturan

setiap orang harus melaporkan SBA minimal empat kali dalam satu

bulan, agar tidak timbul accident atau menjadikan zero accident.

Hal tersebut sesuai dengan Standar WISE safety Danone karena

dalam poin 3.11 Tujuan utama investigasi kejadian dan kecelakaan

adalah untuk mencegah kecelakaan serupa terjadi kembali. Dengan

melakukan investigasi manajemen bisa menentukan penyebab

kecelakaan dan selanjutnya menunjukkan komitmen mereka. Manajeman

menggunakan kepemimpinannya dalam investigasi kejadian, dibantu

oleh tenaga professional safety, senior manajemen mereview semua

laporan investigasi kejadian dan line management harus dilatih oleh ahli

safety dalam hal teknis investigasi kejadian, mencari kasus utama, kasus

sekunder, akar penyebab kejadian.

12. Audit dan Evaluasi Ulang yang Efektif

Audit yang dilakukan bernama SBA ( Safety Behavior Audit ) yaitu

audit perilaku karyawan baik yang bersifat negatif maupun positif. Audit

perilaku safety ini dilakukan oleh semua karyawan setiap hari di

lingkungan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta. Langkah-langkah

behavior audit adalah pengamatan, pendekatan, analisa, menyakinkan,

dan mengkoordinasikan hasil audit.

Page 92: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain dari pada itu dilakukan inernal dan eksternal audit yang mengacu

kepada standar OHSAS dan SMK3.

Menurut Standar WISE Safety Danone prinsip audit dan evaluasi

ulang merupakan bagian penting untuk menjaga dan memperbaiki

performa keselamatan. Audit lapangan dan diskusi memfokuskan pada

orang-orang yang sedang bekerja bisa mencegah kejadian insiden dengan

menyiagakan pekerja dan manajer terhadap kebiasaan kerja tidak aman

atau perilaku tidak aman sebelum hal ini menimbulkan celaka. Dalam

audit keselamatan perilaku jika diterapkan secara reguler oleh para

manager, perilaku aman akan terjadi dan berhasil, dan masing-masing

individu akan menerapkan standar keselamatan dengan hati-hati.

Kebiasaan yang patut dicontoh kemudian akan menjadi bagian dari

budaya perusahaan. Agar berhasil, penerapan aturan dasar berikut

direkomendasikan :

g) Audit keselamatan perilaku tidak boleh memakan waktu lebih dari

10 menit. Audit ini tidak boleh digabungkan dengan isu lain seperti

kualitas atau lingkungan.

h) Audit keselamatan perilaku paling baik dilakukan oleh sebuah tim

yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki kewenangan.

i) Audit keselamatan perilaku harus diikuti laporan tertulis singkat,

dengan copy ditujukan kepada coordinator keselamatan dan manager

departemen yang sedang diaudit.

Page 93: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j) Perencanaan terpusat adalah penting untuk menjamin keberhasilan.

Coordinator keselamatan bertanggung jawab atas kegiatan monitor

performa dari audit keselamatan perilaku.

k) Identitas orang yang ditanyai atau diminta keterangan selama audit

tidak disebutkan dalam laporan.

l) Idealnya, semua karyawan harus memiliki minimum dua ceramah

keselamatan per tahun yang dipandu oleh supervisor langsung

mereka.

13. Kontraktor

Kontraktor yang bekerja untuk Danone harus menerapkan standar

keselamatan kerja yang sama sebagaimana yang telah ditentukan Danone.

PT. Sari Husada menerapkan CSMS (Contractor Safety Manajement

Standart) dimana terdapat beberapa langkah dalam implementasinya

yaitu:

a. Tahap Kualifikasi yang meliputi penilaian risiko, pra-kualifikasi, dan

seleksi.

b. Tahap pelaksanaan lapangan yaitu meliputi aktivitas awal pekerjaan,

pekerjaan sedang berlangsung, dan penilaian akhir.

Page 94: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang khusus di dalam anggota group

Danone yaitu WISE Safety Danone. Sistem ini mengutamakan perubahan

perilaku menjadi perilaku safety. Penerapannya sejak tahun 2009. Audit

WISE safety Danone yang dilaksanakan pada tahun 2010 PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta telah mencapai rating independent atau excellent.

2. WISE safety Danone terdiri dari 13 elemen, penerapan 13 elemen di PT.

Sari Husada Unit I Yogyakarta telah sesuai dengan standar WISE safety

Danone yang meliputi Komitmen Manajemen yang Kuat, Kebijakan dan

Prinsip Keselamatan, Standar safety Tinggi, Tantangan pada Perencanaan

dan Tujuan keselamatan, Dukungan atau Support Safety Professional,

Safety sebagai Tanggung Jawab Line Management, Organisasi Safety

Terpadu, Motivasi Progresif, Komunikasi Efektif, Pengembangan dan

Pelatihan Keselamatan yang Berkelanjutan, Laporan dan Investigasi

Kejadian dan Kecelakaan, Audit dan Evaluasi Ulang yang Efektif,

Kontraktor.

Page 95: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN · menguatnya tuntutan terhadap pelaksanaan norma K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Saran

1. Sebaiknya penerapan WISE safety Danone di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta semakin ditingkatkan dengan selalu diperhatikan penerapan

setiap 13 elemen WISE dalam penerapannya di lapangan.

2. Sebaiknya setiap karyawan selalu memahami dan melaksanakan safety

behavior untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta

zero accident.

3. Sebaiknya di PT. Sari Husada lebih giat dalam mengenalkan Standar

WISE dengan memasang poster-poster di lingkungan perusahaan.