pedoman umum proyek penanggulangan kemiskinan di … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan...

86
PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN

(P2KP) - II

Page 2: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

Bab 1. Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Masalah kemiskinan di Indonesia saat ini dirasakansudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnyadi wilayah perkotaan, salah satu ciri umum darikondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memilikiakses ke prasarana dan sarana dasar lingkunganyang memadai, dengan kualitas perumahan danpermukiman yang jauh dibawah standar kelayakan,dan mata pencaharian yang tidak menentu.

Disadari bahwa kemiskinan adalah persoalanstruktural dan multi dimensional, yang mencakuppolitik, sosial, ekonomi, aset, dan lain-lain. Dalamkehidupan sehari-hari dimensi-dimensi kemiskinanmuncul dalam berbagai bentuknya, seperti antaralain :

• Dimensi politik, sering muncul dalam bentuk tidakdimilikinya wadah organisasi yang mampumemperjuangkan aspirasi dan kebutuhanmasyarakat miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilankeputusan penting yang menyangkut diri mereka.Akibatnya, mereka juga tidak memiliki aksesyang memadai ke berbagai sumber daya kunciyang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidupmereka secara layak, termasuk akses informasi;

• Dimensi sosial sering muncul dalam bentuk tidakterintegrasikannya masyarakat miskin ke dalam

institusi sosial yang ada danterinternalisasikannya budaya kemiskinan yangmerusak kualitas manusia dan etos kerjamereka;

• Dimensi ekonomi muncul dalam bentukrendahnya penghasilan sehingga tidak mampuuntuk memenuhi kebutuhan hidup merekasampai batas yang layak; dan

• Dimensi aset ini ditandai dengan rendahnyakepemilikan masyarakat miskin ke berbagai halyang mampu menjadi modal hidup mereka,termasuk aset kualitas sumberdaya manusia(human capital), peralatan kerja, modal dana,hunian atau perumahan dan permukiman, dansebagainya.

Karakteristik kemiskinan seperti tersebut di atas dankrisis ekonomi yang terjadi telah menyadarkansemua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilihdalam penanggulangan kemiskinan selama ini perludiperbaiki, yaitu ke arah pengokohan kelembagaanmasyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakatini dibutuhkan dalam rangka membangunkepemimpinan kolektif dari organisasi masyarakatwarga yang benar-benar mampu menjadi wadahperjuangan kaum miskin, yang mandiri danberkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi sertakebutuhan mereka dan mampu mempengaruhiproses pengambilan keputusan yang berkaitan

Page 3: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

P2KP-II merupakan pengembangan dari P2KP-I dengan memperluas orientasi dari “gerakan masyarakat” menjadi“gerakan kemitraan” dalam upaya penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan. Gerakan kemitraan hanyadapat dicapai, apabila: 1) adanya upaya penguatan peran masing-masing pelaku sesuai proporsinya; 2) adanyakontribusi peran pemerintah serta kelompok peduli dalam rangka mendukung pemampuan peran dankeberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan; serta 3) adanya sinergi kebersamaanberlandasan kepentingan yang sama, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan demikian, indikator keberhasilan pelaksanaan P2KP untuk sebagian besar ditentukan pada konsistensidari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, sertaterbangunnya kerjasama dan kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah daerah dan kelompok pedulisetempat !

dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspeksosial, ekonomi maupun lingkungan, termasukperumahan dan permukiman.

Penguatan kelembagaan masyarakat yangdimaksud terutama juga dititikberatkan pada upayapenguatan perannya sebagai motor penggerak dalam‘melembagakan’ dan ‘membudayakan’ kembali nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan (nilai-nilaidan prinsip-prinsip di P2KP), sebagai nilai-nilai utamayang melandasi aktivitas penanggulangankemiskinan oleh masyarakat setempat. Melaluikelembagaan masyarakat tersebut diharapkan tidakada lagi kelompok masyarakat yang masih terjebakpada lingkaran kemiskinan, yang pada gilirannyaantara lain diharapkan juga dapat tercipta lingkungankota dengan perumahan yang lebih layak huni didalam permukiman yang lebih responsif, dan dengansistem sosial masyarakat yang lebih mandirimelaksanakan prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan.

Kepada kelembagaan masyarakat tersebut yangdibangun oleh dan untuk masyarakat, selanjutnyadipercaya mengendalikan pengelolaan dana abadiP2KP secara partisipatif, transparan, dan akuntabel.Dana tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untukmembiayai kegiatan-kegiatan penanggulangankemiskinan, yang diputuskan oleh masyarakatsendiri melalui rembug warga, baik dalam bentukpinjaman bergulir maupun dana waqaf bagi stimulanatas keswadayaan masyarakat untuk kegiatan yangbermanfaat langsung bagi masyarakat, misalnyaperbaikan prasarana serta sarana dasar perumahandan permukiman.

Model tersebut diharapkan mampu memberikankontribusi untuk penyelesaian persoalan kemiskinanyang bersifat multi dimensional dan struktural,khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensipolitik, sosial, dan ekonomi, serta dalam jangkapanjang mampu menyediakan aset yang lebih baikbagi masyarakat miskin dalam meningkatkanpendapatannya, meningkatkan kualitas perumahandan permukiman mereka maupun menyuarakanaspirasinya dalam proses pengambilan keputusan.Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, maka dilakukanproses pemberdayaan masyarakat, yakni dengankegiatan pendampingan intensif di tiap kelurahansasaran.

Melalui pendekatan kelembagaan masyarakat danpenyediaan dana bantuan langsung ke masyarakatkelurahan sasaran, P2KP-I cukup mampu mendorongdan memperkuat partisipasi serta kepedulianmasyarakat setempat secara terorganisasi dalampenanggulangan kemiskinan. Artinya, Programpenanggulangan kemiskinan berpotensial sebagai“gerakan masyarakat”, yakni; dari, oleh dan untukmasyarakat.

Pengalaman P2KP tahap pertama menunjukkanbahwa keberhasilan P2KP untuk menumbuhkanpartisipasi dan mengembangkan kapasitaskelembagaan masyarakat setempat, ternyata belumdiimbangi dengan pengakaran kelembagaan lokaltersebut serta belum tumbuhnya prakarsa dandukungan yang memadai dari pelaku-pelakupembangunan lokal lainnya, seperti pemerintahdaerah, pengusaha dan kelompok peduli/ahli (LSM,profesional, perguruan tinggi, ulama dan lain-lain),

Page 4: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

sehingga belum terwujud kerjasama dan gerakansinergis yang optimal antara pelaku-pelakupembangunan lokal tersebut dalam penanggulangankemiskinan.

Oleh karena itu, dibutuhkan beberapapenyempurnaan yang mampu mendorong danmemperkuat peran kelembagaan masyarakat lokalserta membangun sinergi dan kepedulian bersamaantara masyarakat, pemerintah daerah, dankelompok peduli.

Penyempurnaan-penyempurnaan pada P2KP-IIterutama ditekankan pada orientasi yang lebihberbobot muatan pada upaya-upaya untuk menggalidan melembagakan nilai-nilai kemanusiaan yanguniversal sebagai wujud nyata penerapan prinsip dannilai P2KP, mendorong dan memperkokohpendekatan TRIDAYA, serta membangun danmelembagakan kemitraan sinergis antaramasyarakat dengan pemerintah daerah sertakelompok peduli setempat.

Pelaksanaan P2KP yang dilandasi dengan nilai-nilaikemanusiaan (kejujuran, dapat dipercaya, keadilan,kerelawanan, kesederhanaan, dan lain-lain) sertadilandasi pula dengan nilai-nilai kemasyarakatan(partisipasi, demokrasi, transparasi, danakuntabilitas, serta desentralisasi) diyakini akanmampu membangun kesadaran kritis dan perilakuindividu ke arah yang lebih baik. Perubahan perilakuinilah menjiwai dan melandasi pendekatan TRIDAYA,yakni proses pemberdayaan sosial kemasyarakatan,pendayagunaan prasarana dan sarana, sertapemberdayaan kegiatan usaha ekonomi. Padaakhirnya, tumbuh berkembangnya kesadaran kritisserta perilaku kolektif (masyarakat) akan dapatmendukung bagi proses membangun danmelembagakan “gerakan kemitraan” antaramasyarakat, pemerintah daerah, dan kelompok pedulisetempat.

1.2. VISI, MISI, PRINSIP DAN NILAI DIP2KP

Mengingat bahwa Proyek PenanggulanganKemiskinan di Perkotaan (P2KP) adalah landasandan pemicu tumbuhnya sinergi gerakan kemitraandalam program penanggulangan kemiskinan di

perkotaan dari, oleh dan untuk masyarakat, makadiperlukan rumusan visi, misi, prinsip dan nilai yangjelas sehingga dapat dipakai sebagai acuan perilakudan arah bagi semua pelaku P2KP maupun bagilembaga-lembaga masyarakat dalammengembangkan program-program kemiskinan

1.2.1. Visi

Masyarakat yang berdaya yang mampu menjalinsinergi dengan pemerintah daerah serta kelompokpeduli setempat dalam rangka menanggulangikemiskinan dengan efektif, secara mandiri danberkelanjutan.

1.2.2. Misi

Memberdayakan masyarakat perkotaan, terutamamasyarakat miskin, untuk menjalin kerjasamasinergis dengan pemerintah daerah dan kelompokpeduli lokal dalam upaya penanggulangankemiskinan, melalui pengembangan kapasitas,penyediaan sumber daya, dan melembagakanbudaya kemitraan antar pelaku pembangunan.

1.2.3. Prinsip

Prinsip-prinsip yang harus dijunjung tinggi,ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semuapelaku P2KP (baik masyarakat, konsultan, maupunpemerintah), dalam melaksanakan P2KP adalah :

a) Demokrasi; dalam setiap proses pengambilankeputusan yang menyangkut kepentinganmasyarakat banyak, terutama kepentinganmasyarakat miskin, maka mekanismepengambilan keputusan (dalam pelaksanaanP2KP) dilakukan secara kolektif dan demokratis.Untuk itu, masyarakat didorong agar mampumembangun dan memperkuat organisasimasyarakat warga dengan representasi, yangakseptabel, insklusif, transparan, demokratis danakuntabel;

b) Partisipasi; dalam tiap langkah kegiatan P2KPharus dilakukan secara partisipatif sehinggamampu membangun rasa kepemilikan danproses belajar melalui bekerja bersama.Partisipasi dibangun dengan menekankan prosespengambilan keputusan oleh warga, mulai dari

Page 5: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

tataran ide/gagasan, perencanaan,pengorganisasian, pemupukan sumber daya,pelaksanaan hingga evaluasi dan pemeliharaan.Partisipasi juga berarti upaya melibatkansegenap komponen masyarakat, khususnyakelompok masyarakat yang rentan (vulnerablegroups) yang selama ini tidak memiliki peluang/akses dalam program/kegiatan setempat;

c) Transparansi dan Akuntabilitas; dalam prosesmanajemen proyek maupun manajemenorganisasi masyarakat harus menerapkan prinsiptransparansi dan akuntabilitas, sehinggamasyarakat belajar dan “melembagakan” sikapbertanggung jawab serta tanggung gugatterhadap pilihan keputusan dan kegiatan yangdilaksanakannya. Termasuk terbuka untukdiperiksa oleh BPKP, auditor atau pemeriksaanoleh masyarakat sendiri dan pihak terkait lainnya,serta menyebarluaskan hasil pemeriksaan danaudit tersebut ke masyarakat, pemerintah,lembaga donor, serta pihak-pihak lainnya; dan

d) Desentralisasi; dalam proses pengambilankeputusan yang langsung menyangkut kehidupandan penghidupan masyarakat agar dilakukansedekat mungkin dengan pemanfaat ataudiserahkan pada masyarakat sendiri, sehinggakeputusan yang dibuat benar-benar bermanfaatbagi masyarakat banyak.

1.2.4. Nilai

Nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi,ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semuapelaku P2KP (baik masyarakat, konsultan,pemerintah, maupun kelompok peduli), dalammelaksanakan P2KP adalah :

a) Dapat dipercaya; semua pihak yang terkaitdengan pelaksanaan P2KP-II harus benar-benardapat menjaga kepercayaan yang diberimasyarakat maupun pemerintah untukmenerapkan aturan main P2KP dengan baik danbenar. Dengan demikian, pemilihan pelaku-pelakuP2KP di tingkat masyarakat pun, harusmenghasilkan figur-figur yang benar-benardipercaya masyarakat sendiri, bukan sematamempertimbangkan status sosial, pengalamanserta jabatan;

b) Ikhlas/kerelawanan; dalam melaksanakan

kegiatan yang berkaitan dengan P2KP benar-benar berlandaskan niat ikhlas untuk turutmemberikan kontribusi bagi peningkatankesejahteraan masyarakat miskin yang ada diwilayahnya, dan tidak mengharapkan imbalanmateri, jasa, maupun mengutamakankepentingan pribadi serta golongan ataukelompoknya;

c) Kejujuran; dalam proses pengambilankeputusan, pengelolaan dana serta pelaksanaankegiatan P2KP harus dilakukan dengan jujur,sehingga tidak dibenarkan adanya upaya-upayauntuk merekayasa, memanipulasi maupunmenutup-nutupi sesuatu, yang dapat merugikanmasyarakat miskin serta menyimpang dari visi,misi dan tujuan P2KP;

d) Keadilan; dalam menetapkan kebijakan danmelaksanakan P2KP harus menekankan asaskeadilan (fairness), kebutuhan nyata dankepentingan masyarakat miskin. Keadilan dalamhal ini tidak berarti sekedar pemerataan;

e) Kesetaraan; dalam pelibatan masyarakat padapelaksanaan dan pemanfaatan P2KP, tidakmembeda-bedakan latar belakang, asal usul,agama, status, maupun jenis kelamin dan lain-lainnya. Semua pihak diberi kesempatan yangsama untuk terlibat dan/atau menerima manfaatP2KP, termasuk dalam proses pengambilankeputusan; serta

f) Kebersamaan dalam keragaman; dalammelaksanakan kegiatan penanggulangankemiskinan perlu dioptimalkan gerakanmasyarakat, melalui kebersamaan dan kesatuanmasyarakat, sehingga kemiskinan benar-benarmenjadi urusan semua warga masyarakat dariberbagai latar belakang, suku, agama, matapencaharian, budaya, pendidikan dansebagainya, dan bukan hanya menjadi urusandari masyarakat miskin atau pelaku P2KP atausekelompok elit saja.

Page 6: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

1Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Bab 2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi

2.1. TUJUAN

• Membangun atau mengukuhkan kelembagaanmasyarakat yang representatif dan akuntabelyang mampu memberikan pelayanan kepadamasyarakat miskin perkotaan serta memperkuatsuara masyarakat miskin dalam prosespengambilan keputusan lokal;

• Mendorong pemerintah daerah untuk makinmampu memenuhi kebutuhan masyarakatmiskin, melalui peningkatan kemitraan dengankelembagaan masyarakat (organisasimasyarakat warga); dan

• Meningkatkan akses bagi masyarakat miskinperkotaan, ke pelayanan sosial, prasarana dansarana, pendanaan dan lain-lain.

2.2. SASARAN

2.2.1. Masyarakat

Kelompok sasaran penerima manfaat P2KP adalahwarga masyarakat miskin perkotaan, sesuai denganrumusan kriteria kemiskinan setempat yangdisepakati oleh warga, termasuk di dalamnyaadalah masyarakat yang telah lama miskin, yang

penghasilannya merosot dan tidak berarti akibatinflasi, serta yang kehilangan sumber nafkahnyadikarenakan krisis ekonomi, dan lain-lainnya.

2.2.2. Pemerintah daerah (Dinas) bersamakelembagaan masyarakat kelurahan

Pemerintah kota/kabupaten yang terpilih sebagaipeserta, melalui dinas terkait bersama kelembagaanmasyarakat warga yang mengakar (BKM),merupakan sasaran penerima manfaat komponenBantuan Penanggulangan Kemiskinan Terpadu(PAKET) P2KP.

2.2.3. Proses Penetapan Lokasi Sasaran

Lokasi sasaran P2KP meliputi sekitar 2.227kelurahan/desa di perkotaan yang tersebar di sekitar79 Kota/Kabupaten. Lokasi sasaran tersebut terletakdi Pulau Jawa (bagian Selatan), Kalimantan,Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat.

Proyek dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tahapI dengan lokasi sasaran meliputi kelurahan/desa diperkotaan yang tersebar di sekitar 53 Kota/Kabupaten dari wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa,yakni; Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa TenggaraBarat. Sedangkan tahap-II dilaksanakan di kelurahan/

Page 7: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

2 Pedoman Umum

desa di perkotaan yang tersebar di sekitar 26 Kota/Kabupaten di Pulau Jawa Bagian Selatan.

Sebagaimana disebutkan bahwa P2KP sebagaiproyek penanggulangan kemiskinan di perkotaanpada dasarnya akan menjangkau keluarga-keluargamiskin di lebih dari 2.000 kelurahan dari berbagaimacam kawasan pusat perkotaan, yang dipilih melaluihasil evaluasi berdasarkan prosedur dan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1:

Dipilih kecamatan urban/perkotaan (denganmenggunakan kriteria BPS; Kecamatan yangmemiliki jumlah kelurahan lebih banyak dari padajumlah desa) dan ditambah dengan kecamatan diibukota kabupaten, serta keduanya bukan lokasisasaran dari Program Pengembangan Kecamatan(PPK) dan bukan lokasi P2KP-I. Wilayah-wilayahyang memenuhi kriteria di atas, masuk dalam daftarcalon kecamatan sasaran P2KP-II;

Langkah 2:

Berdasarkan skor kemiskinan dengan variabelPODES dan dengan jumlah penduduk kelurahan ..1.000 jiwa, maka disusun peringkat kemiskinan antarkecamatan per kota/kabupaten. Setelah itu, 20 %kecamatan terkaya dikeluarkan dari daftar calonkecamatan sasaran untuk kota/kabupaten yangmemiliki 4 atau lebih kecamatan;

Langkah 3:

Dilakukan konfirmasi daftar calon kecamatansasaran yang sudah dikeluarkan 20% kecamatanterkaya seperti tersebut di atas dengan surat DirekturBina Teknik, Direktorat Jenderal Perumahan danPermukiman, Departemen Kimpraswil kepadaseluruh Ketua Bappeda Propinsi yang akan menjadiwilayah P2KP-II;

Langkah 4:

Masukan yang diperoleh dari kota / kabupaten,melalui propinsi, diolah kembali denganmenggunakan kriteria bahwa kecamatan yangdiusulkan/ditambahkan tidak merupakan wilayahsasaran Program Pengembangan Kecamatan(berdasarkan long list lokasi PPK), serta dibuat

peringkat kemiskinan berdasarkan variabel PODES,dan dilakukan penyaringan, yaitu 20 % kecamatanterkaya dikeluarkan dari daftar kecamatan sasaranproyek untuk kota/kabupaten yang memiliki 4 ataulebih kecamatan;

Langkah 5:

Daftar kecamatan ini kemudian dalam lokakaryakonsultasi dengan Daerah yang dilaksanakan di 13lokasi di propinsi wilayah P2KP II pada tanggal 4 –14 Maret 2002, dilakukan konfirmasi kembali secaralangsung dengan seluruh calon kota/ kabupaten yangakan mengikuti P2KP II;

Langkah 6:

Dari hasil masukan daerah (kota/kabupaten)diperoleh tambahan usulan kecamatan yangdiharapkan dapat dimasukkan dalam daftarkecamatan calon sasaran, yang kemudian dilakukanproses seleksi sebagaimana yang sudah dilakukandalam proses seleksi sebelumnya, yaitu; bukanmerupakan kecamatan yang menjadi wilayah kerjaPPK, mengeluarkan 20 % kecamatan terkaya perkota/kabupaten yang memiliki 4 atau lebihkecamatan, dan dari jumlah kecamatan yangdiperoleh dikeluarkan kecamatan yang jumlahkeluarga Pra-KS dan KS-I kurang dari 30 % jumlahkeluarga yang ada; dan

Langkah 7:

Akhirnya diperoleh daftar kecamatan / kelurahansasaran P2KP-II yang definitif setelah dilakukanberbagai penyaringan tersebut di atas (hinggalangkah ke-7). Meskipun demikian, apabila kota/kabupaten memutuskan untuk berpartisipasi dalampelaksanaan P2KP, mereka harus memenuhibeberapa kondisi sebagai berikut:

• Menjamin bahwa penanggulangan kemiskinanadalah prioritas kota/kabupaten (administrasi dankebijakan atau peraturan);

• Setuju untuk melaksanakan secara konsistenketentuan dan aturan P2KP;

• Menjamin transparansi dan akuntabilitas dalampelaksanaan proyek, termasuk bersedia sertamenjamin pelaksanaan audit independen danpemeriksaan oleh BPKP terhadap pelaku-pelakuP2KP di wilayahnya;

Page 8: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

3Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

BAGAN 2.1. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN LOKASI SASARAN

4

Evaluasi Data PODES (2000)

Daftar II Kecamatan Calon Lokasi Sasaran

Daftar I Kec Calon Lokasi Sasaran dengan

mengeluarkan 20% kecamatan terkaya

Konfirmasi ke Pemda

Masukan dari Pemda Tambahan dan

Perubahan Lokasi

Daftar Final Kec/Kel Calon Lokasi Sasaran

Drop

Drop

Kriteria: Tidak termasuk

20% kec. terkaya dan memiliki Pra-KS dan

KS-I > 30%

ya

ya

tidak

tidak

Kriteria :Kec. urban / Ibu

kota Kab. Non-PPK dan Non P2KP-I

1

3

5

6

2

7

Evaluasi Data PODES (2000)

Daftar II Kecamatan Calon Lokasi Sasaran

Daftar I Kec Calon Lokasi Sasaran dengan

mengeluarkan 20% kecamatan terkaya

Konfirmasi ke Pemda

Masukan dari Pemda Tambahan dan

Perubahan Lokasi

Daftar Final Kec/Kel Calon Lokasi Sasaran

Drop

Drop

Kriteria: Tidak termasuk

20% kec. terkaya dan memiliki Pra-KS dan

KS-I > 30%

ya

ya

tidak

tidak

Kriteria :Kec. urban / Ibu

kota Kab. Non-PPK dan Non P2KP-I

1

3

5

6

2

7

Page 9: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

4 Pedoman Umum

• Menjamin dan menyediakan staf-staf proyekyang dibutuhkan bagi koordinasi proyek sertapencairan dana bantuan; dan

• Menyediakan dana operasional dan pendampingsesuai kebutuhan.

Terlampir dalam Buku Pedoman Umum P2KP,adalah daftar lokasi sasaran P2KP per tanggal15 Mei 2002. Apabila selama pelaksanaan P2KPterdapat kebijakan untuk menyesuaikan danmerevisi daftar lokasi sasaran tersebut (jumlahwilayah, nama lokasi, maupun besaran jumlahbantuan dana P2KP), maka PMU/Pimpro P2KPakan menerbitkan Surat Edaran sebagai ralatterhadap daftar lokasi sasaran tersebut.

2.3. STRATEGI DAN PENDEKATAN

2.3.1. Strategi

Memberdayakan pelaku-pelaku pembangunanstrategis dan masyarakat agar mampu membangundan menanggulangi kemiskinan secara mandiri,melalui:

• Membangun kapasitas masyarakat miskinperkotaan untuk mampu membentuk sertamelembagakan kelembagaan representatifmasyarakat yang akuntabel terhadapmasyarakat. Kelembagaan masyarakat ini yangselanjutnya diperkuat kapasitasnya agar mampumenjadi motor penggerak penggalian sertapelembagaan nilai-nilai kemanusiaan dankemasyarakatan (prinsip dan nilai P2KP);

• Penyediaan akses secara langsung ke sumberdaya kunci yang dibutuhkan masyarakat miskin,dalam bentuk Dana Bantuan LangsungMasyarakat (BLM) yang dikelola kelembagaanmasyarakat, yakni organisasi masyarakat warga(BKM) secara transparan serta akuntabel; dan

• Meningkatkan kapasitas pemerintah daerahuntuk bermitra dengan organisasi masyarakatwarga dalam penyediaan pelayanan umum,melalui penyediaan serta pengembangan

bantuan Penanggulangan Kemiskinan Terpadu(PAKET).

2.3.2. Pendekatan

a) Pendekatan TRIDAYA

Pendekatan TRIDAYA pada hakekatnya merupakanpendekatan yang menekankan proses pemberdayaansejati mendukung pembangunan berkelanjutan, yaitupemberdayaan manusia seutuhnya agar mampumembangkitkan ketiga daya yang telah dimilikimanusia yaitu daya sosial agar tercipta masyarakatefektif secara sosial, daya ekonomi agar terciptamasyarakat produktif secara ekonomi dan dayapembangunan agar tercipta masyarakat yang pedulidengan pembangunan agar tercipta lingkungan yanglestari.

Gambaran umum mengenai pendekatan TRIDAYA inidapat dilihat pada Gambar 2.1. di halaman berikut.

Diyakini bahwa pelaksanaan P2KP sebagian besarakan sangat ditentukan oleh individu-individu daripelaksana, pemanfaat, maupun pelaku-pelaku P2KPlainnya. Oleh karena itu, dengan memberdayakanindividu-individu tersebut diharapkan dapatmembangun kesadaran kritis dan perubahan perilakuyang positif, mandiri dan merdeka berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Perubahanperilaku individu inilah yang menjadi pilar bagiperubahan perilaku kolektif, sehingga pada akhirnyamasyarakat (kumpulan-kumpulan individu yangmemiliki kesadaran kritis) mampu membangun danmenumbuhkembangkan keberdayaan sosialkemasyarakatan, keberdayaan prasarana dansarana serta keberdayaan kegiatan usaha ekonomi.

b) Pendekatan Pembangunan BertumpuPada Kelompok

Pelaksanaan strategi-strategi P2KP sebagaimanadigambarkan di atas juga didasarkan padapendekatan “pembangunan bertumpu padakelompok” (community based developmentapproach), dimana kelompok-kelompok dapatdibangun atas dasar berbagai ikatan pemersatu antaralain sebagai berikut: kesamaan tujuan, kesamaankegiatan, kesamaan domisili yang pada dasarnya

Page 10: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

5Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

mengarah kepada efisiensi, efektivitas sertamendorong tumbuh dan berkembangnya kapitalsosial.

Dengan demikian kelompok dalam konteks P2KPadalah kelompok masyarakat yang “sudah ada”(existing groups) dan atau kelompok-kelompok yang“dibangun baru” dalam rangka pelaksanaan P2KP,yang dapat memenuhi syarat-syarat sebagaikelompok masyarakat sebagaimana ditetapkanP2KP.

Beberapa pertimbangan digunakannya pendekatanbertumpu pada kelompok ialah :

• Dalam kelompok, warga masyarakat diharapkandapat lebih dinamis dalam mengembangkankegiatan dan nilai-nilai kemanusiaan sertakemasyarakatan, misalnya; kejujuran,keikhlasan, dapat dipercaya, pengorbanan,kebersamaan, menjalin kesatuan, gotong royong,solidaritas antar sesama, dan sebagainya;

• Proses pemberdayaan (empowerment) dapatberjalan lebih efektif dan efisien;

• Terjadi proses saling asah-saling asuh antar

sesama warga atau anggota;• Terjadi konsolidasi kekuatan bersama baik antar

yang lemah maupun antar yang kuat dan lemahdi dalam suatu kelompok masyarakat (konsepsapu lidi); dan

• Kelompok dapat berfungsi untukmengembangkan dan melembagakan tanggungrenteng, membangun jaminan karakter antaranggota, wadah proses belajar/ interaksi antaranggota, menggerakkan keswadayaan danmodal, meningkatkan dan menertibkan angsuranpinjaman, menguatkan dan mengembangkanusaha anggota dan banyak lagi fungsi sertamanfaat lainnya.

Pendekatan bertumpu pada kelompok harusdilakukan secara konsisten oleh semua pelakuP2KP. Bahkan dalam menangani persoalan-persoalanyang sifatnya amat khusus dan mendesak (musibah,perlakuan terhadap orang jompo, anak terlantar dll),yang menuntut penanganan kasus demi kasus yangseringkali juga individual, tetap harus berbasis padakekuatan kelompok, dimana semua keputusanpenggunaan dana harus melalui berbagaipertimbangan dan rembug warga yang difasilitasiBKM dengan memperoleh persetujuan KMW.

Page 11: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

1Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Bab 3. Komponen Proyek dan Bantuan Teknik

3.1. KOMPONEN PROYEK

3.1.1. Pengembangan Masyarakat danPengembangan Kapasitas PemerintahDaerah

a) Uraian

Proyek menyediakan dukungan bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembanganmasyarakat dan pengembangan kapasitaspemerintah kota/ kabupaten agar mampubekerjasama lebih efektif dengan kelembagaanmasyarakat dalam penanggulangan kemiskinan.

Kegiatan-kegiatan komponen pengembanganmasyarakat meliputi serangkaian kegiatan yangdiawali dengan membangun kesadaran kritis

Untuk dapat mendukung kegiatan proyek agar tercapai tujuan P2KP seperti tersebut di atas, maka P2KPdibagi menjadi 3 komponen proyek sebagai berikut:A. Pengembangan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah;B. Penyediaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM); danC. Penyediaan Dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET).

masyarakat, pengorganisasian masyarakat,pemilihan pimpinan kolektif masyarakat (BKM) yangrepresentatif, hingga perencanaan partisipatif untukpenyusunan program jangka menengahpenanggulangan kemiskinan (PJM Pronangkis) dari,oleh dan untuk masyarakat, serta upaya-upaya nyatayang diarahkan untuk memperbaiki kondisikesejahteraan hidup masyarakat miskin.

Pada dasarnya, dukungan pembiayaan komponenini mencakup biaya fasilitator untuk melaksanakanpendampingan masyarakat dan mediasi sosial, biayapelatihan dan sosialisasi, termasuk penyiapan materi-materi sosialisasi dan pelatihan tertentu yangberkaitan dengan pelaksanaan proyek P2KP. Secarasingkat, komponen ini akan mendukung empataktivitas utama sebagai berikut:

Page 12: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

2 Pedoman Umum

1) Pengorganisasian Masyarakat

Kegiatan pengorganisasian masyarakat diawalidengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan denganpembangunan kesadaran kritis masyarakat, melaluiserangkaian kegiatan diskusi kelompok terarah atauFocussed Group Discussion (FGD) dan pemetaanswadaya atau Community Self Survey (CSS),sebagai upaya mendorong masyarakat membahasbersama persoalan riil kemiskinan yang dihadapi danbagaimana menyelesaikannya, serta apa yangdibutuhkan untuk menanggulangi kemiskinan secaraefektif dalam bentuk antara lain; komitmen (individudan kelompok), keahlian, sumberdaya, kelembagaan,organisasi dan lain-lainnya.

Proses pengorganisasian masyarakat ini akanmengarah pada terbentuknya kader masyarakatyang kemudian bersama fasilitator mendorong peranaktif masyarakat dalam proses pembentukan ataupengukuhan lembaga representasi masyarakat yangsudah ada, yang selanjutnya akan berperan sebagaimotor penggerak masyarakat dalam menanggulangikemiskinan di wilayahnya.

Apabila masyarakat memutuskan untuk membentuklembaga baru, fasilitator bertugas memfasilitasiproses pemilihan anggota lembaga tersebut agarterlaksana secara demokratis, partisipatif, akuntabeldan inklusif.

Sebaliknya, apabila masyarakat memilih untukmemanfaatkan lembaga yang sudah ada, makafasilitator akan memfasilitasi masyarakat untukmemutuskan apakah anggota-anggota lembagatersebut telah dipilih melalui proses yang demokratis,partisipatif, akuntabel dan inklusif atau apakahstruktur lembaga tersebut harus direvisi/dimodifikasisebelum masyarakat benar-benar sepakatmenetapkan untuk memanfaatkan lembaga yang adatersebut sebagai BKM.

Istilah BKM, Badan Keswadayaan Masyarakat, padadasarnya merujuk baik pada kelembagaan yangdibentuk baru ataupun pemanfaatan lembaga yangada, yang telah melalui proses konfirmasi ulang olehmasyarakat setempat.

2) Perencanaan Partisipatif Untuk MenyusunProgram Jangka Menengah DalamPenanggulangan Kemiskinan (PJMPronangkis)

Kegiatan ini akan mendukung BKM dalammengkoordinasi masyarakat untuk melakukanperencanaan secara partisipatif dalam menyusunPJM Pronangkis di masing-masing kelurahannya.Tim fasilitator bersama kader-kader masyarakatmemfasilitasi proses pelaksanaan di masyarakat,untuk menjamin bahwa proses penyusunan PJMPronangkis dilakukan secara partisipatif serta benar-benar didasarkan kebutuhan riil masyarakat sesuaihasil pemetaan swadaya yang telah dilakukan olehmasyarakat sendiri sebelumnya.

Ruang lingkup kegiatan dalam PJM Pronangkis padadasarnya adalah kegiatan yang benar-benarmerupakan kebutuhan dan prioritas masyarakat, baikitu santunan bagi masyarakat rentan/lemah,penciptaan lapangan kerja baru, pinjaman berguliruntuk usaha kecil, pembangunan infrastruktur/prasarana, hingga pelayanan sosial, dan lain-lainnya.

PJM Pronangkis disusun sebagai rencana jangkamenengah penanggulangan kemiskinan, yakni dalamjangka waktu 3 tahun, berisikan indikasi kegiatan-kegiatan yang diusulkan sebagai prioritas kegiatanmasyarakat dan jenis sumber dana untukpembiayaan kegiatan-kegiatan yang diusulkantersebut. Termasuk juga dalam hal tersebut adalahsumber dana dari P2KP, swadaya masyarakat,APBD, sektor swasta, sumbangan dan sebagainya.Selanjutnya, rencana detail investasi tahunan padatahun pertama akan diidentifikasi yang dapatdiusulkan untuk dibiayai sebagian dan/ataukeseluruhan dari alokasi dana P2KP, termasukkegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk memperolehbantuan dana PAKET.

3) Jaringan Kerjasama dan Forum BKM

Komponen pengembangan masyarakat jugamemberikan pendampingan serta pelatihan untukmendukung BKM dalam membentuk asosiasi atauforum antar BKM di tingkat kota/kabupaten, sebagaisarana kerjasama secara kolektif, sarana komunikasidan informasi.

Page 13: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

3Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Forum BKM akan berfungsi sebagai jaringan tukarmenukar pengalaman, melaksanakan kegiatanbersama, mengkombinasikan sumber daya yang adauntuk membantu masyarakat yang membutuhkan,serta menyuarakan aspirasi masyarakat miskindalam proses pengambilan keputusan lokal yangberkaitan dengan kebijakan publik. Selain itu,kegiatan ini juga mendorong jaringan kerjasama, baikantar KSM, antar BKM maupun Forum BKM dengandengan pihak terkait lainnya, untuk kepentingan dankemanfaatan masyarakat miskin, antara lain; desainproduk, perencanaan, pemasaran, advokasimasyarakat miskin, pusat informasi, jaringan bisnisdan sebagainya.

4) Pengembangan Kapasitas PemerintahDaerah

Kegiatan ini difokuskan pada pengembangankapasitas pemerintah daerah untuk menjalinkemitraan dan bekerjasama dengan masyarakat padaumumnya dan khususnya dengan BKM-BKM sertaForum BKM melalui sosialisasi dan pelatihan,utamanya pada pelaksanaan kegiatan PAKET.

Dalam pelaksanaan komponen ini, PemerintahDaerah (Pemda) akan terlibat secara intensif bersamamasyarakat dan kelompok peduli sejak tahap awalkegiatan hingga tahap paska proyek P2KP.Keterlibatan pemda akan dilakukan melalui koordinasidengan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) yangditugaskan oleh PMU/Pimpro P2KP di satuan wilayahkerja setempat. Pada tahap awal, staf pemda sertadinas tekait akan mengikuti pelatihan mengenaisubstansi dan siklus proyek P2KP.

Selanjutnya berkoordinasi dengan KMW, Pemda jugaakan memfasilitasi serangkaian lokakarya yangberkaitan dengan sosialisasi P2KP, pelaksanaanbeberapa pelatihan tertentu dan lain-lainnya. Dalamhal ini, KMW serta Pemda dapat melakukan sharingpendanaan.

Selain itu, bentuk keterlibatan pemda lainnya adalahdalam hal kontribusi pendanaan (baik untuk biayaoperasional maupun lainnya), monitoring, penyiapanexit strategy dan lain-lain.

b) Ketentuan Umum

1) Siapa yang dimaksud masyarakat

Pengertian masyarakat dalam P2KP adalah seluruhwarga kelurahan peserta P2KP - baik yang kayamaupun yang miskin, kaum minoritas, pendatang danpenduduk asli setempat -, yang setelah melaluiproses pemberdayaan dapat menyadari danmemahami kondisi kelurahan mereka serta persoalankemiskinan yang masih dihadapi dan sepakatperlunya mengorganisasi diri untuk menanggulangipersoalan kemiskinan tersebut secara sistematik.

2) Kelembagaan masyarakat yang harusdibangun warga dalam P2KP

Warga yang sadar akan potensi dan persoalan yangmasih harus diselesaikan tersebut, harus mampumembentuk organisasi masyarakat warga (civilsociety organization), dengan rumusan sebagaiberikut :

“Organisasi masyarakat warga ialah organisasi yangdiprakarsai dan dikelola secara mandiri oleh warga,yang berupaya memenuhi kebutuhan ataumemperjuangkan kepentingan bersama,memecahkan persoalan bersama atau menyatakankepedulian bersama dengan tetap menghargai hakorang lain untuk berbuat yang sama. Sifat organisasimasyarakat warga adalah terbuka (inklusif),mengakar, demokratis, dengan tetapmempertahankan sifat independen dan otonomterhadap institusi pemerintah, politik, militer, keluarga,agama dan usaha”.

Dengan demikian, organisasi masyarakat warga yangingin dibangun dalam P2KP adalah organisasi yangdidasarkan pada ciri-ciri sukarela, kesetaraan,kemitraan, inklusif, demokrasi, kemandirian, otonomi,proaktif, semangat saling membantu, menghargaikeragaman dan kedamaian.

Masyarakat di kelurahan sasaran dapat membentukBadan Keswadayaan Masyarakat (BKM), maupunmemampukan lembaga-lembaga yang telah adamelalui peningkatan peran dan fungsinya, selamalembaga tersebut sebagai bagian integral dariorganisasi masyarakat warga juga telah memenuhikriteria ciri dan sifat organisasi masyarakat dalamP2KP.

Page 14: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

4 Pedoman Umum

Lembaga masyarakat tersebut dilegalisasi secarahukum melalui pencatatan ke notaris dan dapatberbadan hukum dalam bentuk peguyuban/perkumpulan warga.

Untuk memimpin organisasi masyarakat warga ini,dipilih pimpinan kolektif yang terdiri dari pribadi-pribadiyang dipercaya warga berdasarkan kriteriakemanusiaan yang disepakati bersama dan dapatmewakili warga dalam berbagai kepentingan.Pimpinan kolektif warga ini kemudian secara jenerikdisebut BKM. Tidak ada satupun anggota BKM yangmemiliki hak istimewa (privilege) dan semua hasilkeputusan BKM dilaksanakan secara kolektif, melaluimekanisme Rapat Anggota BKM.

3) Peran apa yang harus dilakukan oleh BKM

• BKM mengorganisasikan warga secara partisipatifuntuk merumuskan program jangka menengah(3 tahun) penanggulangan kemiskinan maupunrencana tahunan (PJM dan Rencana TahunanPronangkis) serta diajukan ke PJOK untukmencairkan dana BLM P2KP;

• Bertindak sebagai forum pengambilan keputusanuntuk hal-hal yang menyangkut pelaksanaanP2KP pada khususnya dan penanggulangankemiskinan pada umumnya;

• Bertindak sebagai motor penggerak untukmenggali dan melembagakan nilai-nilaikemanusiaan yang bersifat universal dan nilai-nilai lokal kemasyarakatan setempat;

• Menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaanmasyarakat miskin agar mampu meningkatkankesejahteraan mereka

• Mengembangkan jaringan BKM di tingkat kota/kabupaten sebagai mitra kerja Pemda danwahana untuk menyuarakan aspirasi masyarakatwarga yang diwakilinya

• Menetapkan kebijakan dan mengawasi prosespemanfaatan dana bantuan langsung masyarakat(BLM), yang sehari-hari dikelola oleh UPK

4) Pendamping masyarakat dalam prosespemberdayaan

• Tim Fasilitator sebagai input proyek, secaraintensif memfasilitasi Kader Masyarakat, BKM,UPK, Kelompok Swadaya Masyarakat serta

masyarakat miskin secara umum dalam upayapenanggulangan kemiskinan. Tim Fasilitatormerupakan bagian dari perangkat KonsultanManajemen Wilayah (KMW).

• Kader Masyarakat yang dipilih dari, oleh danuntuk masyarakat dan berperan bekerja sebagaiagen pembangunan masyarakat setempatsecara sukarela. Kader masyarakat merupakanbagian dari perangkat masyarakat di kelurahansasaran. Kader Masyarakat ini akanmendapatkan pelatihan yang diselenggarakanoleh KMW.

Dalam hal terdapat penduduk asli atauminoritas pada satu kelurahan yangmembutuhkan pendekatan dan dukunganproses pengorganisasian masyarakat yangberbeda, maka harus dijamin keterlibatanmereka dalam lembaga masyarakat tersebut,sebagaimana diatur dalam lampiran 1 BukuPedoman Umum ini mengenai ketentuanperlakuan terhadap penduduk asli.

5) Peran yang diharapkan dapat dilakukanoleh Pemerintah Daerah

• Pemda mengorganisasikan dinas-dinas setempatuntuk menjalin kemitraan sinergis denganmasyarakat, melalui BKM, serta kelompok pedulisetempat dalam rangka keterpaduan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan;

• Bertindak sebagai fasilitator, dinamisator danpendukung untuk hal-hal yang menyangkutpelaksanaan P2KP pada khususnya danpenanggulangan kemiskinan pada umumnya;

• Bertindak sebagai dinamisator prosespembangunan partisipatif yang dilakukan melaluipelaksanaan P2KP pada umumnya, maupunpelaksanaan komponen PAKET P2KP secarakhusus;

• Menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaanmasyarakat serta pengembangan kapasitaspemerintah daerah dan kelompok pedulisetempat agar mampu meningkatkankesejahteraan masyarakat miskin;

• Memfasilitasi permasalahan, pengaduan dankonflik yang timbul dalam pelaksanaan P2KP

Page 15: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

5Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

dengan menyiapkan sarana dan pranata yangdibutuhkan, berkoordinasi dengan KMW;

• Memfasilitasi fase terminasi maupun exit strategy,agar masyarakat mampu mandiri danberkelanjutan dalam pengelolaan kelembagaan,kegiatan dan dana berlandaskan nilai-nilaikemanusiaan serta kemasyarakatan (nilai danprinsip di P2KP).

3.1.2. Penyediaan Dana Bantuan LangsungMasyarakat (BLM)

a) Uraian

Komponen dana BLM (Bantuan LangsungMasyarakat) secara nyata diadakan dengan tujuanmembuka akses bagi masyarakat miskin ke sumberdaya kapital, yang dapat langsung digunakan olehmasyarakat miskin untuk upaya-upayapenanggulangan kemiskinan. Jenis-jenis kegiatandapat ditentukan sendiri oleh masyarakat melaluisuatu rembug warga, berdasarkan ketentuan P2KP.

Dana BLM bersifat dana “waqaf” dari pemerintah kemasyarakat kelurahan penerima, yang pengendalianpengelolaannya dipercayakan ke BKM yang dibentuksecara demokratis, partisipatif, transparan danakuntabel. Dana BLM harus dimanfaatkan hanyauntuk kepentingan masyarakat miskin.

Untuk mengelola dana BLM, BKM membentuk gugustugas, yakni Unit Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lainnya sesuai kebutuhan dankemampuan. Fungsi utama UPK adalah manajemendana BLM dan dana-dana lain yang diperolehorganisasi masyarakat warga melalui BKM (danaPAKET, sumbangan dll), termasuk mengawasi danmengadministrasi penyaluran, pengembalian sertapenggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpinseorang manajer dan beberapa staf yang dipilihmelalui Rapat Anggota BKM, berdasarkan kriteriakemampuan di bidang keuangan dan pengelolaanpinjaman bergulir.

b) Ketentuan Umum

1) Alokasi Dana BLM

Besarnya dana BLM ditentukan berdasarkan jumlahpenduduk dan jumlah keluarga miskin (Pra KS danKS1) di kelurahan penerima proyek (sesuai hasil dataPODES 2000), sehingga distribusi alokasi dana BLMadalah sebagaimana tampak pada Tabel 3.1.

Jumlah alokasi dana BLM untuk masing-masingkelurahan sasaran akan diinformasikan secaraterbuka, sehingga dapat diketahui oleh seluruh lapisanmasyarakat secara transparan. Namun perludipahami, bahwa jumlah dana BLM yang telah

Tabel 3.1 Distribusi Alokasi Dana BLM

KategoriUkuran Kelurahan

Kecil Sedang Besar

< 3.000jiwa

3.000 s/d 10.000jiwa

< 300KK

> 300KK

Rp 150juta

Rp 250juta

Rp 250juta

Rp 450juta

Rp 450juta

< 1.000KK

> 1.000KK

> 1.000KK

> 10.000jiwa

Rp 30 juta

5 orang

Jumlah pendudukKelurahan Tahun 2000

Jumlah KK Miskin(Pra KS dan KS1)

Jumlah Alokasi Dana BLM

Plafon maksimal dana BLMuntuk tiap usulan pinjamanbergulir per KSM

Minimal jumlah anggotaper KSM

Plafon maksimal pinjamanper anggota KSM

Pinjaman pertama sebesar Rp 500 ribu danpinjaman selanjutnya sebesar Rp 2 juta

Page 16: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

6 Pedoman Umum

dialokasikan untuk masing-masing kelurahansasaran tersebut merupakan jumlah maksimum yangdapat dimanfaatkan. Sedangkan jumlah pencairanyang sesungguhnya akan didasarkan padakemampuan pengelolaan dan kesiapanmelaksanakan program pemberdayaan masyarakat,sesuai dengan tujuan dan ketentuan P2KP.

Apabila dalam waktu yang telah ditentukanmasyarakat di suatu kelurahan sasaran dinilai tidakdapat menunjukkan kemampuan dan kesiapanmelaksanakan program P2KP, maka alokasi danayang ada - sebagian atau seluruhnya - dapatditangguhkan atau dibatalkan. Demikian pula halnya,apabila masyarakat tidak mampu mencairkan seluruhalokasi dana BLM hingga masa proyek P2KPberakhir, maka sisa alokasi dana BLM harusdikembalikan ke kas negara. Dana BLM harusdiartikan sebagai waqaf (titipan) yang bermaknabahwa penggunaan dana BLM oleh masyarakathanya bagi kepentingan penanggulangan kemiskinandan bukan hadiah atau dana tak bertuan yang dapatdigunakan sekehendak hati.

Selain itu harus disadari pula bahwa sumber danaP2KP adalah hutang luar negeri yang harus dibayarkembali di kemudian hari.

Diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan danatersebut secara tepat, benar, efesien, efektif dandapat menanggulangi permasalahan kemiskinannya,yang pada gilirannya akan memiliki tingkatproduktifitas yang tinggi, sehingga dapat menjadibagian dari sumber pendapatan untuk dapatmembayar kembali hutang luar negerinya.

2) Penyaluran dan pencairan dana BLM keBKM

Pencairan Dana BLM ke BKM/masyarakat dilakukansecara bertahap, yakni Tahap 1 sebesar 20% danTahap 2 sebesar 50% dan Tahap 3 sebesar 30% daritotal alokasi dana BLM untuk kelurahan peserta,melalui rekening Bank yang ditunjuk oleh BKM

Pencairan dana BLM tahap 1 merupakan insentifterhadap proses pembelajaran masyarakat dalammenyusun PJM dan rencana tahunan Pronangkis,Pencairan dana BLM tahap 2 adalah insentif untukproses pembelajaran masyarakat dalam menyusun

usulan-usulan kegiatan sesuai Pronangkis yang telahdisepakati bersama, sedangkan Pencairan danaBLM tahap 3 merupakan insentif untuk prosespembelajaran masyarakat dalam memperkuatpotensi keberlanjutan kegiatan, kelembagaan, danaserta penerapan prinsip dan nilai P2KP.

Catatan

• Pencairan dana tahap 1 sebesar 20% dari totalalokasi BLM dapat dilakukan apabila BKM telahterbentuk dan dilegalisasi (melalui akta notaris),serta menyerahkan PJM dan Rencana TahunanPronangkis (termasuk rencana penyerapanBLM), yang telah disepakati masyarakat dandiverifikasi KMW, kepada PJOK. BKM kemudianmenandatangani Surat Perjanjian PenyaluranBantuan (SPPB) bersama dengan pihakpemerintah, yang diwakili PJOK. SPBB akanmemuat dan mengatur peran serta tanggungjawab dari masing-masing pihak, persyaratan danketentuan pencairan dana BLM, serta perjanjian-perjanjian lain yang harus disepakati berkenaandengan penggunaan dana bantuan BLM selamamasa proyek P2KP.

Dana tahap 1 diutamakan untuk membiayaiusulan kegiatan yang sifat kemanfaatannya bagikepentingan umum masyarakat miskin ataupengelolaan usulan kegiatannya dilakukansecara kolektif. Termasuk kategori ini adalahusulan perbaikan dan pembangunan pelayananprasarana, pelatihan untuk organisasimasyarakat, pelatihan penciptaan peluang usahabaru oleh kelompok masyarakat miskin yangbelajar mengelola satu usaha secara bersama-sama dan pelayanan sosial bagi masyarakattermiskin, orang jompo, anak yatim piatu,musibah, penyandang cacat dan lainnya.

Usulan kegiatan harus secara arif mencerminkankonsep TRIDAYA secara seimbang(lingkungan,sosial, dan ekonomi) berdasarkankondisi setempat.

Hal ini dimaksudkan bahwa pada tahap awalperlu upaya-upaya untuk mendorong tumbuhnyakebersamaan, solidaritas dan kesatuan sosialdi masyarakat kelurahan tersebut.

Page 17: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

7Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

• Pencairan tahap 2 sebesar 50 % ke rekeningBKM hanya dapat dilaksanakan apabila: 1)Berdasarkan verifikasi KMW terhadap kinerja,transparansi dan efesiensi pengelolaan danatahap 1 menunjukkan hasil yang memuaskan,2) 95% dana tahap 1 telah dimanfaatkan, 3)Proposal/usulan KSM untuk dana tahap 2 telahdisetujui oleh Rapat Prioritas BKM, serta 4)Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yangdiusulkan telah diverifikasi oleh Fasilitator danKMW.

Apabila berdasarkan hasil evaluasi kinerja KMWternyata kinerja BKM maupun masyarakatkelurahan dinilai tidak memuaskan, maka KMWdapat “mengusulkan” penundaan pencairan BLMtahap 2 dalam batas waktu yang ditetapkanKMW. Dalam kurun waktu yang ditetapkantersebut, BKM dan masyarakat harus dapatmemperbaiki kinerjanya sesuai denganketentuan P2KP.

Apabila setelah batas waktu yang ditetapkan,BKM dan masyarakat kelurahan tidak dapatmemperbaiki kinerjanya dan dinilai tidak mampuuntuk melaksanakan P2KP sesuai BukuPedoman, maka KMW dapat “mengajukan”pertemuan dengan Tim Koordinasi Kota/Kabupaten untuk membahas “rekomendasi”pembatalan seluruh sisa dana BLM bagikelurahan tersebut kepada PMU/Pimpro P2KP.

PMU/Pimpro P2KP berwenang memutuskanbentuk rekomendasi berdasarkan usulan darisalah satu atau kedua belah pihak (KMW danatau Tim Koordinasi Kota/Kabupaten) untukmembatalkan atau menunda pencairan sisadana BLM untuk kelurahan tersebut.

Pencairan dana tahap 2 selain dapat digunakanuntuk pendanaan usulan kegiatan sebagaimanatahap 1 di atas, dapat juga untuk pendanaanusulan kegiatan yang sifat kemanfaatannya bagikepentingan individu warga miskin (prasarana,pelatihan, dan usaha) yang tergabung dalamKelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan tetapdalam konteks keseimbangan aktualisasi konsepTRIDAYA.

Pencairan dana tahap 2 hanya dapat dilakukansekurang-kurangnya 4 (empat) bulan setelahpenandatanganan SPPB atau pencairan tahap 1.

• Pencairan tahap 3 sebesar 30 % ke rekeningBKM hanya dapat dilaksanakan apabila: 1)berdasarkan hasil verifikasi KMW terhadapindikator keberlanjutan (sustainability) telah adapotensi kemandirian BKM; keberlanjutanprogram, dana dan kelembagaan di kelurahantersebut, 2) kinerja pengelolaan dana dankegiatan pada tahap sebelumnya cukupmemuaskan, 3) 95% dana tahap sebelumnyatelah dimanfaatkan, 4) proposal/ usulan kegiatanKSM untuk dana tahap 3 telah disetujui dalamRapat Prioritas BKM, serta 5) kegiatan-kegiatanyang dilaksanakan dan yang diusulkan telahdiverifikasi oleh Tim Fasilitator dan KMW.

Pencairan dana tahap 3 dapat digunakan untukmembiayai usulan-usulan kegiatan sebagaimanapada tahap 1 dan 2 di atas.

Apabila berdasarkan hasil evaluasi kinerja KMWternyata kinerja/potensi keberlanjutan P2KP dikelurahan tersebut dinilai tidak memuaskan,maka KMW dapat mengusulkan penundaanpencairan BLM tahap 3 dalam batas waktu yangditetapkan KMW. Dalam kurun waktu yangditetapkan tersebut, BKM dan masyarakat harusdapat memperbaiki kinerja/potensikeberlanjutannya sesuai dengan ketentuanP2KP.

Apabila setelah batas waktu yang ditetapkan,BKM dan masyarakat kelurahan tidak dapatmemperbaiki kinerja/potensi keberlanjutannya,maka KMW dapat “mengajukan” adanyapertemuan dengan Tim Koordinasi Kota/Kab.untuk membahas “rekomendasi” pembatalan sisaalokasi dana BLM bagi kelurahan tersebutkepada PMU/Pimpro P2KP.

PMU/Pimpro P2KP berwenang memutuskanbentuk rekomendasi berdasarkan usulan darisalah satu atau kedua belah pihak (KMW dan

Page 18: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

8 Pedoman Umum

atau Tim Koordinasi Kota/Kabupaten) untukmembatalkan atau menunda pencairan sisadana BLM untuk kelurahan tersebut.

Pencairan dana tahap 2 hanya dapat dilakukansekurang-kurangnya 6 (enam) bulan setelahpencairan dana BLM tahap 2.

• Pembatalan Penyaluran Dana BLM.Selain berkaitan dengan persyaratan pencairanDana BLM pada setiap tahapnya, KMW besertaTim Koordinasi Kota/Kabupaten jugadimungkinkan untuk mengajukan rekomendasipembatalan penyaluran dana BLM, sebagian atauseluruhnya, kepada PMU/Pimpro P2KP apabilaterdapat salah satu atau lebih indikator sebagaiberikut:

Tidak terdapat atau dipilih kader-kadermasyarakat di kelurahan setelah 6 bulanTim Fasilitator bertugas di kelurahantersebut.

BKM tidak terbentuk dan/atau kinerjanyatidak efektif setelah satu tahunpelaksanaan P2KP di kelurahan tersebut.

Diketemukan indikasi penyalahgunaandana bantuan.

Tidak terdapat indikasi potensikeberlanjutan (sustainability) program,dana dan kelembagaan di kelurahantertentu tidak tercapai.

Terdapat indikasi bahwa visi, misi, tujuan,prinsip dan nilai-nilai P2KP tidak dapatdilaksanakan secara konsisten.

Dalam hal tidak terjadi kesepakatan antara KMWdengan Tim Koordinasi Kota/Kabupatenmengenai rekomendasi pembatalan penyalurandana BLM pada kelurahan tertentu, maka PMU/Pimpro P2KP berwewenang untuk mengambilkeputusan mengenai hal tersebut, setelahmemperoleh pertimbangan dari salah satu ataukedua belah pihak.

• Pembekuan Kegiatan Pinjaman Bergulir.Dalam hal pencapaian kinerja kegiatan pinjamanbergulir yang dikelola oleh UPK-BKM tidakmemuaskan (misalnya: tingkat pengembalian

pinjaman yang sangat rendah dan menyebabkanakumulasi dana BLM P2KP di masyarakatsemakin berkurang tajam, dll), KMW bersamadengan Tim Koordinasi Kota/Kabupaten dapatmengambil keputusan Pembekuan KegiatanPinjaman Bergulir.

Melalui ketentuan ini, maka alokasi dana BLMyang belum dicairkan untuk kelurahan tersebut,hanya dapat dicairkan kembali apabila saldo danaBLM untuk kegiatan pinjaman bergulir yang adadi BKM ditambah dengan saldo dana BLM yangbelum dicairkan, digunakan untuk usulankegiatan pembangunan prasarana.Usulan kegiatan prasarana/infrastruktur harussesuai dengan PJM Pronangkis dan disepakatimasyarakat melalui serangkaian rembug warga,serta telah diverifikasi dan direkomendasi olehKMW, berdasarkan ketentuan P2KP.

3) Penggunaan Dana BLM

Apa yang tidak boleh dibiayai oleh BLM

Pada dasarnya dana BLM ini dapat digunakan secaracukup luwes dengan berpedoman kepada PJMPronangkis dan kesepakatan serta kearifan wargasehingga hasilnya dapat benar-benar memberikanmanfaat berkurangnya kemiskinan di kelurahanbersangkutan. Meskipun demikian beberapa kegiatanyang tidak boleh dibiayai dengan dana BLM ini, yaitu:

Pembelian atau usaha narkoba;Pembiayaan kegiatan yang berkaitan denganpolitik (kampanye dll)Kegiatan militer atau semi-militer (pembeliansenjata dan sejenisnya);Deposito atau yang berkaitan dengan upayamemupuk bunga bank;Pembebasan lahan dan penampungan;Pembangunan rumah ibadah;Pembangunan gedung kantor pemerintah ataukantor BKM;Produk-produk yang merugikan lingkungan;Usaha perjudian dan usaha yang bertentangandengan susila serta moral dan nilai-nilai agama;Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatifterhadap lingkungan, penduduk asli dankelestarian budaya lokal; dan.

Page 19: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

9Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Kegiatan yang bertentangan dengan hukum dankemanusiaan serta tidak sejalan dengan visi,misi, tujuan dan nilai-nilai P2KP.

Apa yang boleh dibiayai oleh BLM

Stimulan Keswadayaan Masyarakat (InsentifHibah) :

• Kegiatan santunan sosial untuk fakir miskin,orang jompo, anak yatim piatu dan lain-lainnya, yang bertujuan untuk meningkatkankesejahteraan mereka yang termiskin darimasyarakat miskin di kelurahan tersebut(termasuk dimungkinkan penggunaan untukbea siswa, perbaikan rumah kumuh,pelayanan kesehatan dan lainnya).

Mengingat masyarakat termiskin darikelompok masyarakat miskin adalahkelompok sasaran utama P2KP, makasebagian dana BLM harus dialokasikan untukkegiatan santunan dan kesejahteraan sosial

lingkungan/setapak, perbaikan sekolahdasar, fasilitas sosial, fasilitas umum, fasilitaskesehatan sanitasi dan lainnya yang telahdiidentifikasi terlebih dulu melalui Pronangkis.

• Usulan kegiatan di bidang pendidikan dankesehatan harus sesuai dengan RencanaInduk (Master Plan) Pendidikan danKesehatan di kota/ kabupaten bersangkutan,bila Master Plan itu telah ada.

• Kegiatan yang sifatnya membangunkapasitas dan daya saing kelompok-kelompok masyarakat (pelatihan kelompokdll)

Pinjaman Bergulir :

• Pinjaman untuk Kelompok SwadayaMasyarakat (KSM) yang membutuhkan danauntuk kegiatan yang terkait usaha produktif.

• Batas maksimal pinjaman pertama kali bagisetiap anggota KSM adalah Rp 500 ribu.Sedangkan batas maksimal pinjaman untuktahap berikutnya adalah Rp 2 juta. Hal inidimaksudkan sebagai proses pembelajaranmasyarakat sekaligus memperkuat orientasisasaran P2KP, yakni masyarakat miskin.

Secara singkat dapat diuraikan ketentuan sifatpenggunaan dana BLM seperti dijelaskan pada tabel3.2.

Prasarana dan sarana yang didanaioleh sumber dana hibah BLM padaprinsipnya adalah prasarana dansarana skala kecil. Akan tetapi apabilamasyarakat memutuskan untukmembangun prasarana dan saranayang memiliki tingkat kesulitan cukuptinggi dengan bekerja sama denganpihak lainnya, serta mungkin akanmenimbulkan dampak yang cukupsignifikan terhadap lingkungan,misalnya: pompa sumur dalam,pompa irigasi dan lainnya, makapelaksanaannya harus mengacusecara konsisten pada pedomanlingkungan (lampiran 2).

dimaksud, yang besarnya sesuaikesepakatan masyarakat.

• Kegiatan pembangunan prasarana yangbermanfaat langsung dan dapat dinikmatikhususnya oleh masyarakat miskin dansebagian warga kelurahan pada umumnya,seperti jembatan penghubung, jalan

Dalam hal masyarakat telah menyepakatidan menetapkan sebagian dana BLMdialokasikan untuk kegiatan pinjamanbergulir, maka pengelolaannya harusdilakukan secara profesional sesuaidengan kaidah-kaidah pengelolaanpinjaman bergulir. Pedoman khusus harusdibuat untuk menjamin bahwa danadigunakan sesuai contoh yang terbaik, danmenerapkan prinsip-prinsip yangsedemikian rupa tidak sampai distorsidengan pasar keuangan mikro. Lihat lebihlanjut pada Pedoman Teknis TentangKegiatan Pinjaman Bergulir dan PedomanKhusus tentang Pengelolaan PinjamanBergulir oleh UPK.

Page 20: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

10 Pedoman Umum

4) Siapa yang berhak menggunakan

Pada dasarnya semua warga miskin di kelurahanyang bersangkutan berhak menggunakan dana BLMini melalui sistem pinjaman atau stimulan/hibah.

Untuk lebih menjamin dana BLM dapat menjangkaukelompok sasaran secara tepat, maka kriteria miskinsebaiknya disusun dan disepakati bersama olehwarga melalui mekanisme pemetaan swadaya.Sebagai langkah awal identifikasi warga miskin, dapatdigunakan data BKKBN atau daftar penerima zakatfitrah dari mesjid setempat atau daftar fakir dariorganisasi agama lain.

3.1.3. Penyediaan Dana PenanggulanganKemiskinan Terpadu (PAKET)

a) Uraian

Dana PAKET adalah dana yang dialokasikan untukmemperkuat kemitraan antara pemerintah daerahdengan masyarakat dalam penanggulangankemiskinan serta melembagakan proses konsultatifantara keduanya pada tingkatan kota.

Dana PAKET ini hanya dapat digunakan untukkeperluan membiayai kegiatan yang direncanakansecara partisipatif serta diusulkan oleh organisasimasyarakat warga bekerjasama dengan dinaspemerintah kota/kabupaten atau sebaliknya. DanaPAKET bersifat “stimulan” sebesar setengahpendanaan dari kegiatan yang diusulkan dan dikelolaoleh panitia kemitraan. Panitia kemitraan dibentukdari gabungan satu organisasi masyarakat warga(BKM) dengan Dinas terkait.

Dana PAKET hanya dialokasikan untuk 30 kotasasaran, termasuk 4 kota di lokasi P2KP I tahap 1sebagai lokasi proyek percontohan. Lokasi targetPAKET P2KP dipilih dan ditetapkan melalui kompetisisehat oleh PMU serta Tim Inter Departemen,difasilitasi oleh KMP, berdasarkan kriteria sebagaiberikut:

• Komitmen pemerintah kota berpartisipasi dalamPAKET (aturan dan prosedur, fasilitasi komitePAKET serta biaya operasional dll);

• Forum BKM telah berfungsi baik dan mengakar;

• Terbentuk Komite PAKET yang bersifatad-hoc;

Tabel 3.2 Ketentuan Sifat Penggunaan Dana BLM

Sifat KemanfaatanKegiatan

Contoh Jenis Kegiatanyang dibiayai P2KP

Status PemanfaatanDana BLM

Pembangunan prasarana sertasarana perumahan dan permu-kiman, pelatihan pengembanganSDM bagi anggota UPK-BKM-KSMdalam pengembangan kapasitas danpenguatan organisasi/kelompokmasyarakat.

Sebagai dana stimulan/ hibah yangharus gunakan secara arif dancermat. Diharapkan adanya dana inidapat menggugah keswadayaanmasyarakat untuk mampu memberikontribusi agar kegiatan ini menjadilebih besar manfaatnya.

Kegiatan yang bersifatpenyantunan. Hal ini harus sesuaimenurut kesepakatan forum wargadan disetujui oleh KMW

Penyantunan kepada warga yangsangat miskin, anak yatim piatumiskin, warga terkena musibah danbencana yang benar-benarmembutuhkan santunan.

Pengembangan ekonomi, pen-ciptaanpeluang usaha atau pekerjaan, dankegiatan lainnya yang berkaitan denganusaha produktif yang bermanfaat langsungbagi perbaikan pendapatan masyarakat

Sebagai dana stimulan/ hibah dandiharapkan dapat menggugahpartisipasi warga lainnya dalam ikutmenyumbang atau memberikankontribusi bagi masyarakat miskin

Sebagai pinjaman KSM dan harusdikembalikan kepada UPK – BKMsebagai dana pinjaman bergulir

Kegiatan yang secara langsungmemberikan manfaat kepada wargamiskin dan warga masyarakat padaumumnya.

Kegiatan yang secara langsungmemberikan manfaat hanyakepada sekelompok orang saja

Page 21: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

11Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Tabel 3.3 Tahapan Pelaksanaan PAKET

Jumlah BKM yang Sedang

Alokasi PAKET

Kecil Besar

Tahun 1Tahun 2Tahun 3

Rp. 1 milyarRp. 1,5 milyarRp. 2 milyar

Rp. 1,5 milyarRp. 2 milyarRp. 2,5 milyar

Rp. 2 milyarRp. 2,5 milyarRp. 3 milyar

Total Rp. 4,5 milyar Rp. 6 milyar Rp. 7,5 milyar

Plafon usulan PAKET persubproyek/kelompok kemitraan

Minimal Rp. 30 juta dan maksimal Rp. 200 juta

Tabel 3.4 Alokasi PAKET

Pilot Proyek di Lokasi P2KP I Tahap 1

2003 2004 2005 2006 2007

4 4 4

10 10Fase 2 di Lokasi P2KP II Tahap 1

• Komitmen membangun dan mengembangkanproposal bersama oleh Dinas kota/kabupatenbersama organisasi masyarakat (BKM), denganpenyediaan dana pendamping dari kedua belahpihak (matching funds); dan

• Kapasitas dalam melaksanakan programpenanggulangan kemiskinan (dilihat dari indikatorAPBD minimal 1 tahun terakhir).

Pada tahun pertama pelaksanaan proyek P2KP,ketika kegiatan pengembangan masyarakat sedangberlangsung dan BKM tengah dibentuk, proyekpercontohan PAKET akan dilaksanakan di 4 kota dilokasi P2KP tahap 1.

b) Ketentuan Umum

1) Alokasi Dana PAKET

Untuk kota-kota terpilih, Dana PAKET ini akandialokasikan tiap tahun selama tiga tahunberturutan yang dibagi dalam tiga fase (LihatTabel 3.3. dan 3.4.)

Alokasi dana PAKET P2KP kepada pemerintahkota/kabupaten akan dilakukan melalui

mekanisme penganggaran yang biasa dilakukanpemerintah kepada Bappeda kota/kabupatenyang terseleksi. Bappeda akan menunjuk PJOK(Penanggung jawab Operasional Kegiatan) ditingkat kota/ kabupaten yang akanmengadministrasi alokasi dana PAKET itu.

Alokasi dana PAKET tahun pertama adalah padatahun kedua pelaksanaan proyek P2KP, setelahforum BKM dan komite PAKET berfungsi.

2) Pembentukan Komite PAKET

Masing-masing kota/kabupaten terpilih akanmembentuk Komite PAKET. Komite PAKET padaintinya bersifat ad-hoc, yang legalisasinyaditetapkan melalui Surat Keputusan (SK)Walikota/Bupati, setelah sebelumnyadilaksanakan pemilihan anggota-anggota komitePAKET melalui serangkaian pertemuan di tingkatkota/kabupaten.

Prinsip dasar Komite PAKET adalah sebagaibadan kolektif dan tidak ada satupun anggotayang memiliki hak istimewa (privilege). Jumlahanggota Komite PAKET adalah 11 orang, terdiri

Fase 3 di Lokasi P2KP II Tahap 2 10 10

* Ketentuan dan alokasi dana PAKET diatas bersifat sementara dan dapat disesuaikan berdasarkan keputusan yang ditetapkan oleh PMU/Pimpro P2KP

Fase 1 di Lokasi P2KP I Tahap 2 6 6 6

10

10

2008

Page 22: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

12 Pedoman Umum

dari 4 anggota dari forum BKM, 4 anggota dariunsur pemerintah kota/kabupaten dan 3 lainnyadari unsur LSM, lembaga pendidikan atau tokohmasyarakat lainnya yang peduli terhadapmasalah penanggulangan kemiskinan.

Komite PAKET bekerja atas dasar sukarela,namun biaya operasional kegiatan mereka akandipenuhi dari kontribusi pemerintah kota/kabupaten dalam proyek P2KP. SekretariatPAKET yang akan memfasilitasi kegiatan danpekerjaan komite PAKET, dibentuk di Bappedaselaku Ketua Tim Koordinasi P2KP di masing-masing kota/kabupaten.

Peran-peran yang akan dilaksanakan olehKomite PAKET adalah:

• Sosialisasi dan diseminasi PAKET;

• Merumuskan dan menyepakati kriteriaprioritas proposal kegiatan PAKET;

• Menetapkan rangking prioritas proposal danjumlah pendanaannya;

• Mengevaluasi usulan kegiatan yang terbaik,namun komite PAKET tidak boleh terlibatdalam verifikasi proposal, penyaluran danadan pelaksanaan usulan/proposal kegiatanPAKET.

3) Penyaluran dan pencairan dana PAKET

• Bagi proposal yang telah diverifikasi oleh KMWdan telah diprioritaskan oleh komite PAKET ,maka dibuat Surat Perjanjian PenyaluranBantuan PAKET (SPPB-PAKET) yangditandatangani antara PJOK dengan wakilpengusul kegiatan (panitia kemitraan), yakni BKMbersama dinas/instansi pemerintah kota/kabupaten. Selanjutnya Dinas dan BKM tersebutharus membuka rekening yang ditandatanganibersama (rekening panitia kemitraan).

• Penyaluran dana PAKET dari rekening khususproyek akan dibuat berdasarkan permintaanPJOK ke rekening bersama tersebut dalam duatahap yang sama (50% dan 50%).

• Pencairan dana PAKET pada tahun-tahunberikutnya mengikuti prosedur pencairan danaPAKET tahap I, dengan ditambah keharusanaudit independen (BPKP dan auditor lainnya)

serta telah diverifikasi kinerja pelaksanaankegiatan tahun sebelumnya oleh KMW.

• KMW beserta Bappeda propinsi dimungkinkanuntuk mengajukan pembatalan dana PAKETkepada PMU/Pimpro P2KP, apabila:

Dalam waktu satu tahun pelaksanaan P2KPdi kota/kabupaten tersebut dinilai gagalmembentuk atau mengefektifkan kerjaKomite PAKET; atau

Komite PAKET dinilai tidak dapat atau tidakmampu mengembangkan prosespembangunan partisipatif dan berbasismasyarakat;

Terdapat indikasi penyalahgunaan danaPAKET tahun sebelumnya;

Tidak dilakukan audit independen; atau

Terdapat indikasi visi, misi, tujuan, prinsip dannilai P2KP tidak dapat dilaksanakan secarakonsisten.

c) Penggunaan Dana PAKET

1) Kriteria Kegiatan yang boleh dibiayai olehPAKET

PAKET merupakan stimulan untuk memperkuatupaya-upaya kemitraan antara BKM dan dinaspemerintah kota/kabupaten. Usulan kegiatan/subproyek dapat berkaitan dengan pembangunanatau rehabilitasi infrastruktur, perbaikanlingkungan, fasilitas umum dan sosial, termasukfasilitas kesehatan anak dan pendidikan dasar,kegiatan sosial dan lain-lainnya, yang merupakanketerpaduan rencana masyarakat denganprogram dinas/instansi kota/kab.

Usulan kegiatan/sub proyek yang berkaitandengan sektor pendidikan dasar dan kesehatananak yang diajukan untuk PAKET P2KP, harussesuai dan selaras dengan rencana induk (masterplan) pendidikan dan kesehatan di kota/kabupaten bersangkutan.

Kegiatan-kegiatan yang diusulkan melaluimekanisme PAKET harus memenuhi kriteriayang ditetapkan sesuai tujuan PAKET P2KP,yakni:

Page 23: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

13Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

• Kontribusi keswadayaan kegiatan dari pihakpengusul (BKM bersama dinas) minimal 50%(natura dan tunai) dari jumlah total kebutuhandana.

• Melibatkan masyarakat miskin, perempuandan kelompok masyarakat rentan lainnya,baik dalam pengelolaan maupunpemanfaatan kegiatan

• Jangkauan wilayah atau penerima manfaatkegiatan diutamakan meliputi lebih dari satukelurahan. Dalam hal hanya meliputi wilayahsatu kelurahan, maka kegiatan diprioritaskanpada skala kegiatan yang tidak dimungkinkanuntuk dibiayai melalui sumber dana BLM

pelestarian serta pengembangan kegiatan,dll)

• Tingkat kontribusi keswadayaan kedua belahpihak pengusul dalam usulan kegiatan yangdiajukan (diharapkan minimal 50% darijumlah dana yang diusulkan). Artinya sumberdana PAKET hanya dialokasikan sebesar50% dari total kebutuhan biaya yangdiusulkan Kelompok Kemitraan.

• Hasil yang diharapkan dari usulan kegiatantersebut berkaitan langsung denganpenanggulangan kemiskinan

2) Apa yang tidak boleh dibiayai oleh PAKET

Pada dasarnya dana PAKET ini dapat digunakansecara cukup luwes dengan berpedoman kepadaketerpaduan PJM Pronangkis yang disusun BKMdengan Program Dinas/Instansi terkait, sehinggahasilnya dapat benar-benar memberikan manfaatlangsung dalam mendukung gerakan masyarakatmengurangi kemiskinan di wilayahnya. Meskipundemikian ada beberapa kegiatan yang tidak bolehdibiayai dengan dana PAKET ini, yaitu :

• Pengadaan senjata api dan sejenisnya;

• Pembiayaan kegiatan yang berkaitan denganpolitik (kampanye dll);

• Pembelian atau usaha narkoba;

• Deposito atau yang berkaitan dengan upayamemupuk bunga bank;

• Pembebasan lahan dan/atau Pemukimankembali secara paksa;

• Pembangunan rumah ibadah;

• Pembangunan gedung kantor pemerintahatau gaji pegawai pemerintah;

• Produk-produk yang merugikan lingkungan;

• Usaha perjudian dan usaha yangbertentangan dengan susila serta moral dannilai-nilai agama;

• Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatifterhadap lingkungan, penduduk asli dankelestarian budaya lokal;

Apabila masyarakat yang bekerjasamadengan dinas pemerintah kota/ kabupatenmemutuskan untuk memilih kegiatan yangmungkin menimbulkan dampak lingkunganatau memerlukan pembebasan lahan, makaharus melaksanakan ketentuansebagaimana tercantum pada Lampiran 2:Pedoman Lingkungan dan Lampiran 3:Kerangka kebijakan pembebasan lahan sertapermukiman kembali/penampungan.

• Menjamin kebersamaan dan kesetaraan yangsinergi antara BKM dengan dinas/instansiterkait, yang tercermin dalam kegiatan yangdiusulkan (mulai tahap gagasan,perencanaan, pelaksanaan, monitoring danevaluasi, pelestarian kegiatan, dll)

• Kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh KomitePAKET secara partisipatif, demokratis,transparan dan akuntabel.

Seleksi usulan-usulan kegiatan oleh KomitePAKET sekurang-kurangnya didasarkan pada 3kriteria utama:

• Tingkat kemitraan yang diukur dari proseskebersamaan dan kerjasama sinergi antaraBKM dengan dinas pemerintah kota/kabupaten yang tercermin dari prosespengajuan usulan tersebut (mulai dari tahapgagasan, perencanaan, pelaksanaan dan

Page 24: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

14 Pedoman Umum

• Kegiatan yang bertentangan dengan hukumdan kemanusiaan serta tidak sejalan denganvisi, misi, tujuan dan sasaran P2KP;

• Kegiatan yang tidak termasuk kegiatan pokokdari dinas/instansi pengusul;

• Kegiatan perkreditan atau dana bergulir olehpengusul; dan

• Jangka waktu pelaksanaan kegiatandiperkirakan lebih dari satu tahun.

d) Siapa yang berhak mengusulkan danmemanfaatkan dana PAKET?

1) Penyusunan Usulan Kegiatan

• Proposal kegiatan yang diusulkan terdiri darisatu jenis kegiatan spesifik.

• BKM mengajukan usulan kegiatan PAKETberdasarkan PJM Pronangkis berkolaborasidengan dinas terkait setempat, dansebaliknya.

• BKM diperkenankan berkolaborasi denganbeberapa dinas terkait yang berbeda untukmengusulkan beberapa proposal sub proyekyang berbeda dan sebaliknya.

• Kolaborasi antara BKM dengan dinas/instansi terkait harus berlandaskan kemitraandan kesetaraan yang tercermin pada seluruhproses kegiatan, sesuai dengan prinsip dannilai P2KP

2) Pihak Penilai dan Pemutus PersetujuanUsulan Kegiatan PAKET

• KMW memverifikasi dan menilai kelayakanproposal yang disusun oleh pihak pengusul(panitia kemitraan)

• Prioritasi proposal usulan kegiatan(penentuan rangking berdasarkan skalaprioritas) ditetapkan di dalam Rapat AnggotaKomite Penanggulangan Kemiskinan Kota/Kab. (Komite PAKET).

• Keputusan final pendanaan proposal kegiatanditetapkan oleh Rapat Anggota KomitePAKET.

3) Pelaksanaan Usulan Kegiatan PAKET

BKM dan dinas pemerintah kota/kabupaten(Panitia Kemitraan) yang usulan kegiatannyadiprioritaskan oleh Komite PAKET harusmenyepakati perjanjian bahwa dalampelaksanaan kegiatan tersebut akan didasarkanpada prinsip kemitraan dalam kesetaraan antarakedua belah pihak, sebagai aktivitas yang dikelolasecara partisipatif dan mandiri.

3.2. DUKUNGAN PELAKSANAANPROYEK

Untuk melaksanakan proyek P2KP tersebut danmencapai tujuan yang diharapkan, PMU/Pimpro akanmengontrak seperangkat konsultan dan fasilitatoruntuk mengelola pelaksanaan proyek, terutamadikarenakan P2KP membutuhkan kehadiran danpendampingan lapangan yang aktif dan intensif ditingkat masyarakat kelurahan hingga tingkat kota/kabupaten.

Pada dasarnya dukungan pelaksanaan proyekmencakup pembiayaan seluruh manajemen proyekyang dapat memampukan PMU/Pimpro untukmempunyai (i) Kualitas kinerja proyek yang lebihbaik; (ii) Dukungan teknis di lapangan bagimasyarakat dan pemerintah kota/kabupaten; serta(iii) Evaluasi dan monitoring dampak proyek yang lebihbaik.

Dengan demikian, dukungan pelaksanaan proyekmencakup didalamnya hal-hal yang berkenaandengan:

a) Bantuan Teknis bagi Pelaksanaan danMonitoring, yang akan meliputi:

• Pengadaan konsultan manajemen di tingkatpusat, propinsi dan juga kota/kabupaten sertafasilitator pada tingkat masyarakat

Page 25: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

15Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

• Sosialisasi tingkat nasional, lokal dan tingkatmasyarakat, termasuk didalamnyapembuatan web-site , komunikasi media(audio visual), publikasi, lokakarya sertaDiskusi Kelompok Terarah atau FGD

• Pengembangan kapasitas bagi pemerintahkota/kabupaten, konsultan dan masyarakatdalam subyek yang bervariasi.

b) Bantuan Teknis untuk Evaluasi

Pengadaan konsultan evaluasi untuk melakukanbaseline survey (survey dasar), survey tindaklanjut, studi evaluasi dan studi khusus sesuaikebutuhan.

Untuk menjamin kelancaran dan keberhasilanproyek, pelaksanaan proyek di lapangan akandipercayakan kepada tim konsultan yang akanbekerja di bawah manajemen PMU. Konsultan-konsultan tersebut adalah Konsultan ManajemenPusat (KMP), dan Konsultan ManajemenWilayah (KMW). Demikian pula SedangkanKonsultan Evaluasi (KE) akan membantu PMUserta Depkimpraswil, untuk melakukan base linesurvey, mid-term review dan studi dampak.

Pada tingkat kecamatan dan kelurahan terdapatTim Fasilitator P2KP, yang terdiri 4 fasilitator,yakni satu fasilitator senior dan 3 fasilitator. Timfasilitator tersebut bertanggungjawab dalampelaksanaan kegiatan P2KP dan pendampinganmasyarakat di 10 kelurahan sasaran serta akanmelakukan pendampingan dan pembinaanintensif kepada masyarakat. Jumlah TimFasilitator tersebut mungkin akan bertambahbesar disesuaikan dengan besarnya jumlahkelurahan yang didampingi dan faktorketerpencilan wilayah sasaran, berdasarkanketetapan PMU.

Page 26: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

1Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Langkah-langkah pelaksanaan P2KP pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan di berbagai tataran;

pusat, daerah dan masyarakat, yang dapat bersifat urutan (sequential), bersamaan (paralel) atau bahkan

ada yang menerus, seperti kegiatan pemantauan dan pendampingan. Di samping itu kelompok kegiatan

tersebut dapat juga dipilah ke dalam tahap persiapan --dalam arti tidak langsung terkait dengan

pelaksanaan-- dan tahap pelaksanaan (actual implementation). Untuk menghindarkan terjadinya

anggapan yang salah mengenai kemungkinan adanya urutan baku yang menerus dari awal sampai

akhir, maka sengaja dalam Pedoman Umum ini berbagai jenis kegiatan dikelompokkan ke dalam tahap

persiapan dan pelaksanaan.

Khusus di tahap pelaksanaan, kumpulan kegiatan di kelompokkan dengan berorientasi pada komponen

proyek Pengembangan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah, Penyediaan

Dana BLM dan Penyediaan Dana PAKET.

Perlu diperhatikan bahwa daftar kegiatan yang tertulis dalam Pedoman Umum ini adalah jenis kegiatan

utama saja sedangkan untuk kegiatan pendukung, sepert i: pelatihan dan sosialisasi, dapat dibaca

lebih rinci dalam pedoman khusus pelatihan dan pedoman khusus sosialisasi.

Bab 4. Langkah-langkah Pelaksanaan Proyek

Page 27: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

2 Pedoman Umum

4.1 TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan ini pada dasarnya adalahmenyiapkan para pelaku terkait agar lebih memahami

Kegiatan dan Pelaku pada Tahap Persiapan

P2KP dan mendorong integrasi serta sinkronisasikegiatan-kegiatan terkait di pusat maupun di daerah.

KEGIATAN

Orientasi P2KPuntuk internal DitjenPerumahan danPermukiman Dept.Kimpraswil

Lokakarya OrientasiP2KP Tingkat Pusat

Pencanangan P2KPmulai dilaksanakan

Pelatihan P2KPbagi KonsultanManajemen Pusat(KMP)

Pelatihan P2KPbagi KonsultanManajemen Wilayah(KMW)

Pelatihan P2KPbagi Tim PelatihP2KP

Lokakarya OrientasiP2KP TingkatNasional

Lokakarya OrientasiP2KP TingkatPropinsi

Lokakarya OrientasiP2KP Tingkat Kota/Kabupaten

Lokakarya OrientasiP2KP TingkatKecamatan

PELAKU

Penyelenggara: PMUPeserta: Eselon 3 dan 4 sertafungsional Ditjen Perkim, Dept.KimpraswilFasilitator: Tim Persiapan

Penyelenggara: DepkimpraswilPeserta: Staf proyek, PMU dan TimKoordinasi Nasional P2KPFasilitator: Tim Persiapan

Penyelenggara: PMUFasilitator: Menteri Permukiman danPrasarana Wilayah

Penyelenggara: PMUPeserta: Seluruh Staf KMP (TimLeader, Co-Tim Leader, Tenaga Ahlidan lainnya)Fasilitator: Tim Persiapan

Penyelenggara: KMPPeserta: Seluruh Staf KMW (TimLeader, Co-Tim Leader, Tenaga Ahlidan lainnyaFasilitator: Tim Persiapan dan KMP

Penyelenggara: PMUPeserta: Tenaga Pelatih yang dipilihsecara khususFasilitator: Tim Persiapan

Penyelenggara: PMUPeserta: Dirjen & wakil-wakil instansipusat terkait, Gubernur, Ketua DPRDProp., Ketua Bappeda Prop. wilayahsasaran P2KPFasilitator: KMP, Tim Pelatih dan TimPersiapan

Penyelenggara: Bappeda. PropinsiPeserta: Walikota/Bupati, KepalaBeppeda Kota/Kab & ketua komisiDPRD terkait, & kelompok strategisFasilitator: KMW & Tim Pelatih

Penyelenggara: Bappeda Kota/KabupatenPeserta: Camat, PJOK, Lurah/Kades,Dinas/Instansi terkait & Tokoh-tokohmasyarakat/kelompok strategisFasilitator: KMW & Tim Pelatih

Penyelenggara: PJOKPeserta: Wakil-wakil kelurahan/desa:DK atau BPD, Ka.Dusun, RW, RT,wakil organisasi masyarakat, dantokoh-tokoh masyarakat dari seluruhcalon lokasi kelurahan sasaran dikecamatan bersangkutanFasilitator: KMW

HASIL

Seluruh staf eselon 3 & 4 serta tenagafungsional di Ditjen Perkim memilikipemahaman yang sama tentang P2KP

Seluruh staf Proyek, PMU dan wakilintansi terkait dalam Tim KoordinasiNasional P2KP memiliki pemahaman yangsama tentang P2KP.

Momentum P2KP dimulai

• Konsultan pelaksana P2KP paham danterjadi persamaan pemahaman tentangP2KP

• Rencana tindak pelaksanaan P2KP dilapangan disetujui PMU

• Konsultan pelaksana paham dan terjadipersamaan pemahaman mengenaiP2KP

• Rencana tindak pelaksanaan P2KP dilapangan disetujui KMP

Tersedianya Tim Pelatih khusus

Eselon 1 & 2 instansi pusat terkait,Gubernur, Ketua DPRD Prop., KepalaBappeda Prop, wilayah sasaran P2KPpaham dan terjadi persamaan persepsimengenai P2KP.

Walikota, Bupati, Kepala Bappeda Kota/Kab, ketua komisi DPRD terkait dankelompok strategis di lokasi propinsipenerima P2KP paham dan terjadipersamaan persepsi mengenai P2KP sertarencana pelaksanaan P2KP disepakatibersama

Camat, Lurah, Kades, Dinas/Instansiterkait & Tokoh Masyarakat/ KelompokStrategis paham dan terjadi persamaanpersepsi, integrasi & sinkronisasi kegiatanP2KP di daerah dengan proyek lain.

• RT, RW, Ka-Dusun, BPD/DK, tokohmasyarakat setempat pahamsubstansi, prinsip, nilai dasar danmekanisme pelaksanaan P2KP

• Kesepakatan Rencana Tindak Lanjutuntuk meneruskan informasi kepadamasyarakat dan mengadakan rembugwarga untuk menerima atau menolakpelaksanaan P2KP dan memilih kadermasyarakat

KETERANGAN

Lihat kerangka acuanlokakarya

Lihat kerangka acuanlokakarya

Lihat TOR, GBPP danmodul pelatihan.

Lihat TOR, GBPP danmodul pelatihan.

Lihat GBPP Training ofTrainer (TOT)

Lihat kerangka acuanlokakarya.

Lihat kerangka acuanlokakarya

• Lihat kerangkaacuan lokakarya

• Sebelum lokakarya,dilakukan dengar-pendapat antaraDPRD-Bappeda yangdifasilitasi KMW

Kerangka acuanlokakarya orientasitingkat Kecamatanlokakarya orientasitingkat kecamatan

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Page 28: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

3Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

4.2 TAHAP PERSIAPAN

Prinsip dasar keseluruhan pelaksanaan kegiatan dimasyarakat tidak boleh hanya dipahami sebagaisuatu proses yang secara administratif formal harusdilakukan, namun yang lebih penting adalah“dinamika proses” dari pelaksanaan kegiatan itusendiri guna mencapai keberhasilan proyek.Pembobotan substansi pada dinamika prosesmenuntut kondisi tumbuhnya kesadaran kritismasyarakat dalam melakukan setiap langkahkegiatan, yakni pemahaman mengapa, apa, danbagaimana kegiatan tersebut dilakukan.

Hal ini sesuai dengan hakekat partisipasi masyarakatyang tidak berarti hanya menyerahkan keputusan dan

segala sesuatunya kepada masyarakat, namun jugamendorong masyarakat paham terhadap resiko,tanggungjawab dan hak serta kewajiban yang timbuldari segala konsekuensi atas keputusan yang akandiambilnya.

Pada dasarnya tahap pelaksanaan kegiatan dimasyarakat terdiri dari kegiatan-kegiatan yangdikelompokkan berdasarkan komponen proyek P2KP,yakni: Pengembangan Masyarakat danPengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah,Penyediaan Dana BLM, serta Penyediaan DanaPAKET.

(a) Pengembangan Masyarakat dan Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah

KEGIATAN

Serangkaian rembugwarga untuk memutuskanberminat mengikuti P2KP,dan ditindaklanjuti denganpemilihan kadermasyarakat sertapengajuan suratpermohonan bantuanteknik

Pelatihan KaderMasyarakat

Focused Group Discussion(FGD) refleksi kemiskinanuntuk mendorong agarmasyarakat mampumerefleksi masalahkemiskinan di kelurahan/desa masing-masing

Pemasyarakatan awal/sosialisasi P2KP & hasilrefleksi kemiskinan keseluruh lapisanmasyarakat secaraintensif (pemasyarakatanawal sebagai pintu prosessosialisasi selama masaP2KP berlangsung).

PELAKU

Penyelenggara: Lurah/Kades.Peserta: Ketua RW,RT, Dusun, TokohMasyarakat, perwakilanorganisasi masyarakatsetempat, dan warga miskinsetempat.Fasilitator: Tim Fasilitator

Pelaksana: Tim FasilitatorPeserta: Kader-kaderMasyarakatFasilitator: Tim Fasilitator &Tim Pelatih

Pelaksana: KadermasyarakatPeserta: sebanyak mungkinwargaFasilitator: Tim Fasilitator

Pelaksana: Tim Fasilitator &Kader MasyarakatPeserta:Seluruh masyarakatKelurahan/DesaFasilitator: Tim Fasilitator &Kader Masyarakat

HASIL

• Kesepakatan warga untuk menerimaatau tidak melaksanakan P2KP.

• Surat permintaan bantuan teknik ke TimKoord.Kota/ Kabupaten.

• Warga memilih 3-5 kader yang dianggappaling dapat dipercaya serta memilikisifat-sifat kerelawanan dan komitmenyang tinggi untuk membantumasyarakat dalam pelaksanaan P2KPdi kelurahannya.

• Kader masyarakat paham prinsip, nilai,substansi & mekanisme P2KP

• Kader masyarakat paham dasarpendampingan, peran dan fungsi sertatugas yang akan dilaksanakan untukmembantu masyarakatnya.

• Teridentifikasi faktor penyebabkemiskinan menurut persepsimasyarakat lokal/setempat.

• Masyarakat sadar bahwa kemiskinanbukan sekedar takdir tanpa ikhtiar/usaha.

• Kesadaran bahwa upaya penang-gulangan kemiskinan harus dimulai daridiri sendiri melalui perubahan mental &perilaku serta kerja keras

• Perumusan apa saja (sumber daya)yang dibutuhkan untuk penanggulangankemiskinan (komitmen, keahlian,sumberdaya, organisasi dan lain-lain).

• Kesepakatan langkah/rencana untukpenanggulangan kemiskinan

• Masyarakat paham esensi P2KP danaturan mainnya.

• Kesepakatan untuk menerapkanpembangunan bertumpu pada kelompokdan nilai-nilai luhur

• Kesepakatan masyarakat melibatkansecara aktif dan intensif masyarakatmiskin serta perempuan, atau kelompokrentan lainnya.

KETERANGAN

• KMW dan Tim Fasilitatormemfasilitasi prosesrembug warga dari tingkatRT, RW, Dusun, Desa/Kelurahan

• Sebelum rembug wargasebaiknya dilakukan prosessilaturahmi antar tokohmasyarakat setempat•

• Dianjurkan agar sepertigakader masyarakat adalahwanita

• GBPP & modul pelatihanKader Masyarakat

• KMW menyiapkanPedomanFGD refleksikemiskinan.

• Sebelum FGD, harusdilakukan pelatihan metodaFGD untuk kadermasyarakat dan fasilitator.

• Lihat PedomanSosialisasi.• KMW menyusun panduan

dan rencana detailsosialisasi di tingkat lokal(jadwal, media dan lain-lain.)disesuai dengan kondisisetempat

No.

11.

12.

13.

14.

Page 29: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

4 Pedoman Umum

Tabel Lanjutan Pengembangan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah

KEGIATAN

Pemilihan utusan wargasebagai calon pesertauntuk mela-kukanpemetaan swadayaserta peren-canaanpartisipatif.

Pelatihan dasarPemetaan Swadayaserta Pembentukan TimPemetaan Swadaya

Pelaksanaan kegiatanPemetaan Swadaya olehwarga masyarakatKelurahan sasaran

Serangkaian FGDmerumuskan kebutuhanorganisasi masyarakatwarga yang menanganiP2KP.

Rembug warga untukmenentukan lembagayang menangani P2KP(pilihan: memfungsikanyang ada, meremajakanyang ada ataumembangun baru)

Pelatihan dasarPerencanaan Partisipatif(PP)

Penyusunan ProgramJangka Menengah (PJM)serta TahunanPenanggulanganKemiskinan olehMasyarakat setempat(PJM Pronangkis danProgram Tahunan)

HASIL

• Ditetapkannya 25-30 orang dari kelurahansetempat sebagai calon pelaksanaPemetaan Swadaya dan PerencanaanPartisipatif.

• Kader Masyarakat & Tim Pemetaan mampumelakukan pemetaan swadaya

• Tim Pemetaan Swadaya terbentuk &tersusun rencana kerja serta jadwalpelaksanaan yang disepakati.

• Peta dan profil keluarga miskin (untukmenetapkan kriteria dan daftar keluargamiskin penerima P2KP)

• Peta dan profil potensi SDM yangdipercaya serta “relawan” (Untuk menetap-kan kriteria dan daftar anggota masyarakatyang dinilai paling jujur & dipercaya, adilserta bersifat ikhlas, dan berkomitmentinggi)

• Peta dan profil persoalan dan potensisetempat (ekonomi, sosial, lingkungan,sarana-prasarana lingkungan danpermukiman)

• Peta dan profil lembaga yang ada (potensidan kendalanya) untuk menangani P2KP.

• Peta dan profil “kebutuhan pembangunan”

• Kesepakatan bersama mengenai bentukorganisasi masyarakat warga yang benar-benar mencerminkan kedaulatan rakyat•Rumusan kriteria organisasi masyarakatyang cocok utk P2KP (inklusif, partisipatif,akuntabel, aspiratif & mengakar dimasyarakat)•

• Kesepakatan masyarakat untukmemanfaatkan organisasi yang ada ataumembentuk organisasi baru sebagai “BKM”

• Lembaga masyarakat tingkat kelurahanyang menangani P2KP terbentuk dandisepakati seluruh warga.

• Rumusan kriteria anggota BKM disepakatiwarga.

• Terpilih 11 sampai 17 anggota BKM dengansistem pemilihan sesuai/mengikuti panduanP2KP.

• AD/ART BKM telah dibahas dan disepakatimasyarakat sebelum MusyawarahPembentukan BKM.

• Legalisasi BKM

• BKM, kader masyarakat & tim PemetaanSwadaya mampu melakukan PP

• Tersusun rencana kerja serta jadwalpelaksanaan

PJM Pronangkis (3 tahun):• Indikasi program jangka menengah

penanggulangan kemiskinan setempat

Program Tahunan (1 tahun):• Rumusan jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan tahun 1 (20% dana BLM).• Klasifikasi & kesepakatan rencana kegiatan

dengan sumber dananya(a) swadaya murni warga(b) BLM P2KP(c) swadaya + BLM P2KP(d) swadya + PAKET(e) swadaya + APBD

KETERANGAN

• Kriteria: paling dipercayamasyarakat & kerelawanantinggi, atau yang disepakatiwarga sendiri

• Setengah dari kader danutusan terpilih diutamakanwanita dan warga miskin

Pedoman Pelatihan PemetaanSwadaya

• Pedoman teknik pelaksanaanPemetaan Swadaya.

• Format-format PemetaanSwadaya

• Hasil Pemetaan Swadayaakan digunakan sebagaidasar penyusunan PJM (3tahun) dan Rencana TahunanPronangkis di kelurahanmasing-masing.

• Pedoman penilaian kelayakanorganisasi masyarakat &kriteria kepemimpinan yangberorientasi pelayanan sertanilai-nilai

• Pedoman pembentukanBKM (Pedoman AD/ ART dancontoh AD/ART BKM, sertaPedoman pemilihan anggotaBKM dan lain-lain)

• Minimal setengah pesertarembug adalah masyarakatmiskin dan perempuan.

TOR & Pedoman PelatihanPerencanaan Partisipatif

• Pedoman teknis pembuatanPJM Pronangkis

• Format-format PJMPronangkis

• Format Program Tahunan• Tahun pertama diutamakan

usulan kegiatan yangdilakukan secara kolektifuntuk mendukung tumbuhnyasolidaritas sosial danpemecahan masalah yangbersifat kolektif

PELAKU

Pelaksana: KaderMasyarakatPeserta: MasyarakatFasilitator: TimFasilitator

Pelaksana: TimFasilitator Peserta: TimPemetaan Swadaya danKader-kader MasyarakatFasilitator: KMW

Pelaksana: KaderMasyarakat dan TimPemetaanSwadayaPeserta:sebanyak mungkinwarga Fasilitator: TimFasilitator

Pelaksana: KaderMasyarakatPeserta: WargamasyarakatFasilitator: TimFasilitator

Pelaksana: KaderMasyarakatPeserta: Seluruh WargaFasilitator: TimFasilitator, Lurah/Kades

Penanggungjawab &pelaksana: KMWPeserta: BKM, TimPemetaan dan Kader-kader Masyarakat

Pelaksana: BKM danKader MasyarakatPeserta: Sebanyakmungkin wargamasyarakat melaluirembug secaraberjenjang dari tingkatRT, RW, Dusun hinggake Kelurahan/DesaFasilitator: TimFasilitator

No.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Page 30: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

5Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Tabel Lanjutan Pengembangan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah

KEGIATAN

Penyebarluasan PJMPronangkis danRencana Tahunan kewarga & kelompok/organisasi setempat

Pelatihan untuk BKMmaupun UPK

Pembangunan KSMatau pemanfaatankelompok masyarakatyang ada sebagai KSMuntuk P2KP.

Konsultasi usulan PJMPronangkis denganDinas/Instansi Kab./Kota dan PJMPronangkis Kelurahan/Desa lainnya untukkeserasian danketerpaduanpembangunan daerah

Pelatihan Dinas/Instansi Kabupaten/Kota

HASIL

• PJM Pronangkis dan tahunan diketahuiseluruh warga di kelurahan

• PJM Pronangkis didukung oleh seluruh wargakelurahan

• Seluruh pengelola organisasi masyarakat(BKM) dan UPK paham peran serta fungsiyang harus dilakukan

• BKM & UPK memahami aturan-aturan P2KP.

• Tumbuh kesadaran kritis masyarakat tentangmengapa, untuk apa, dan bagaimanaberkelompok

• KSM dibangun atas dasar komitmen,kepentingan dan kebutuhan bersama

• Ada atau terbentuk KSM yang bercirikanvisi,misi, prinsip, dan nilai P2KP

• Aturan main KSM terumuskan dan disepakatiseluruh anggotanya

Terjadi integrasi dan sinkronisasi seluruh PJMPronangkis Kelurahan/Desa dengan rencanaatau program lain.

Aparat pemerintah Kab./ Kota lebih tanggap danmampu bekerja sama dengan masyarakat

KETERANGAN

Melalui rembug/pertemuan warga,papan informasi, danmedia lainnya

Pedoman pelatihanBKM/UP

Pedoman mengenaiKSM

Tim Koordinasi/ Bapedamengorganisasiserangkaian lokakaryaekspose PJMPronangkis

Lihat GBPP dan modulpelatihan

PELAKU

Pelaksana: BKM & KaderMasyarakat dibantu tokoh-tokoh masyarakat setempatFasilitator: Tim Fasilitator

Pelaksana: KMW/TimFasilitatorPeserta: Anggota BKM & UPKFasilitator: Tim Fasilitator &Tim Pelatih

Pelaksana: BKM & KaderMasyarakatPeserta: Masyarakat miskinFasilitator: Tim Fasilitator

Pelaksana: Bappeda/ TimKoordinasi Kota/KabupatenPeserta: Dinas/ Instansi kota/kabupaten, DPRD, LSM,Pers, Perguruan Tinggi, BKM-BKM dan masyarakat luasFasilitator: KMW

Pelaksana: KMWPartisipan: staf Bappeda &Dinas Kab./ KotaFasilitator: KMW dan Tenagapelatih

No.

22.

23.

24.

25.

26.

Page 31: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

6 Pedoman Umum

(b) Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

KEGIATAN

Pengajuan pencairanBLM tahap I ke PJOK

Pencairan dana BLMtahap I ke rekeningBKM dan pemanfaatan-nya untuk kegiatanyang bersifat kolektif

Proses penyusunanusulan kegiatan olehKSM berdasarkan PJMPronangkis danProgram Tahunan untukpengajuan pencairandana BLM tahap II atautahap III

Proses analisiskelayakan usulan KSM

Proses penetapanprioritas usulan yanglayak melalui rembugwarga dimana yangberkepentingandiundang

Verifikasi KMW terha-dap kinerja tahap sebe-lumnya untuk rekomen-dasi pencairan BLMtahap 2 (50%) ataupotensi keberlanjutan(kelembagaan, dana,dan kegiatan sertapenerapan prinsip dannilai P2KP oleh BKM)untuk rekomendasipencairan BLM tahapIII (30%)

Pengajuan pencairanBLM tahap II atautahap III ke PJOK

Pencairan dana BLMtahap II atau tahap IIIke rekening BKM

Pencairan dana ke KSM

Pemanfaatan dana olehKSM/anggota sesuaiusulan

PELAKU

Pelaksana : BKM & UPKFasilitator : KMW/TimFasilitator

Pelaksana: KPKNFasilitator: KMW & PJOK

Pelaksana: BKM dan KaderMasyarakatPeserta : KSM-KSMFasilitator : Tim Fasilitator

Pelaksana: BKM & UPKFasilitator : Tim Fasilitatordan Kader Masyarakat

Pelaksana: BKMPeserta: Tim Verifikasi, KSM-KSM dan masyarakatFasilitator : Tim Fasilitatordan Kader Masyarakat

Pelaksana: KMWFasilitator : Tenaga Ahli danTim Fasilitator

Pelaksana : BKM & UPKFasilitator : KMW/TimFasilitator

Pelaksana: KPKNFasilitator: KMW & PJOK

Penanggungjawab: BKMPelaksana : UPKPeserta: KSM-KSMFasilitator : Tim Fasilitatordan Kader

Penanggungjawab: BKM &UPKPelaksana : KSM-KSMFasilitator: Tim Fasilitatordan Kader Masyarakat

HASIL

Permintaan pencairan dana oleh BKM ke PJOKdilampiri PJM dan rencana tahunan Pronangkis

Dana BLM Tahap I tersedia di rekening BKM

Usulan KSM baik untuk kegiatan usaha (kredit/perguliran) maupun pembangunan/pemeliharaansarana-prasarana.

Daftar usulan KSM yang layak, yang perluperbaikan dan yang tidak layak

Daftar urutan prioritas usulan kegiatan

• BKM dan masyarakat telah memenuhipersyaratan untuk memperoleh dana BLM tahapberikutnya

• Menjamin kinerja BKM sesuai ketentuan(termasuk telah melaksanakan auditindependen dan entry data Sistem InformasiManajemen P2KP)

• Menjamin aspek sustainability kegiatan,lembaga dan keuangan

Permintaan pencairan dana oleh BKM ke PJOKdilampiri: Verifikasi KMW mengenai kinerjatahap sebelumnya (untuk BLM tahap II) atauPotensi keberlanjutan dari organisasi, kegiatandan dana (untuk BLM tahap III), proposal-proposal KSM, dan lampiran-lampiran lainnya.

Dana BLM Tahap II atau tahap III tersedia direkening BKM

Dana diterima oleh KSM

Dana dimanfaatkan untuk penanggulangankemiskinan dan dikelola secara transparan,partisipatif dan akuntabel oleh masing-masingKSM

KETERANGAN

Lihat format–formatpencairan dana (SPPBdan lampirannya)

Tahap I, yakni sebesar20% dari pagu alokasiBLM

Lihat pedomanpenyusunan usulansederhana oleh KSM

Lihat Pedoman UPKdan pinjaman bergulirtentang analisiskelayakan usulansederhana

Pedoman prioritasiusulan secarasederhana disusunKMW

Atas persetujuan KMP,KMW perlu menyusunPedoman VerifikasiKinerja, kegiatan,Kelembagaan,Keuangan serta Prinsipdan Nilai P2KP

Lihat format–formatpencairan dana BLMpada Buku PedomanTeknis

Tahap II, yakni 50%,dan tahap III sebesar30% (lihat bab III).

Format-format SuratPerjanjian antara BKMdengan KSM diPedoman UPK &pinjaman bergulir

Lihat format supervisikegiatan oleh BKM/UPK di Buku PedomanTeknis

No.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

Page 32: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

7Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

KEGIATAN

Pembentukan ForumBKM Kota/Kabupaten

Diseminasi PAKETdan Kriteria pesertaPAKET ke seluruhPemda dan kelompokstrategis kota/ kab.sasaran P2KP

Seleksi kota/kab.peserta PAKET P2KP

Focussed GroupDiscussion (FGD)Refleksi Kemiskinanbagi kelompokstrategis kota untukmasukan PAKET

Pembentukan KomitePAKET di tingkat kotadengan keanggotaansesuai pedoman

PemasyarakatanPAKET ke seluruhkelurahan di kotapeserta PAKET

Pembentukan PanitiaKemitraan oleh BKM/organisasimasyarakat dandinas pengusul yangusulan kegiatannyasudah disetujuiKomite PAKET

Penyusunan Proposalbersama yangdilakukan melaluiPerencanaanpartisipatif antaradinas kota/kabdengan BKM atauorganisasimasyarakat

Penilaian kelayakanproposal oleh KMW

PELAKU

Pelaksana: KMWPartisipan: BKM-BKM se-kota/kabupatenFasilitator: Tim KoordinasiKab./Kota

Pelaksana: KMWPeserta : Kota/kabupatenlokasi sasaran P2KPFasilitator : KMP

Pelaksana : PMU danTim Koordinasi NasionalFasilitator : KMP

Pelaksana: Tim KoordinasiKab./Kota atau BappedaPeserta: para stakeholder(Forum BKM, Dinas/Instansi, DPRD, LSM,Perguruan Tinggi,Organisasi lainnya, TokohMasyarkat)Fasilitator : KMW

Pelaksana: Tim KoordinasiKota/Bappeda Peserta :Forum BKM, Dinas/Instansi, LSM, perguruantinggi, ulama, pers danstakeholders/ kelompokahli lainnya.Fasilitator : KMW

Pelaksana: Komite PAKETPeserta : Forum BKM,wakil-wakil kecamatan,kelurahan/desa, LSM,perguruan tinggi,profesional, pers danpeduli lainnyaFasilitator : KMW

Pelaksana: BKM atauorganisasi masyarakatdengan dinas pengusulFasilitator: KMW

Pelaksana: Dinas/ Instansibersama BKM atauorganisasi masyarakatlainnyaFasilitator : KMW

Pelaksana: KMW

HASIL

Terbentuk Forum BKM Kota/ Kabupaten secarapartisipatif dan didasarkan kerelawanan

Kota/Kabupaten peserta P2KP pahamsubstansi PAKET P2KP dan kriteria sertamekanisme penetapan lokasi sasaran PAKETP2KP

Kota-kota peserta PAKET terpilih

• Kesepakatan mengenai akar masalahKemiskinan dan kemiskinan adalah perkarakepemerintahan (governance issues)

• Kesepakatan bahwa penanggulangankemiskinan hanya akan efektif biladilaksanakan melalui pendekatan partisipatif

• Disepakatinya aturan dasar, prinsip,rencana dan mekanisme kerja KomitePAKET.

• Terpilih anggota-anggota Komite PAKETberdasar kriteria dan mekanisme pemilihanyang telah disepakati bersama.

• Komite PAKET terbentuk beranggotakanpara profesional dari pemerintah daerah(dinas/instansi), Forum BKM, LSM,profesional, pengusaha, universitas, tokohmasyarakat dll

• Peserta paham mengenai tujuan, konsepdan mekanisme PAKET (apa, mengapa &bagaimana mekanisme dana PAKET)

• Tumbuh niat kerjasama antara pemerintahdan masyarakat dengan dukungan paraprofesional, LSM, dsb

• Job description dan tata kerja panitiakemitraan telah disepakati

• Usulan-usulan bersama pembangunanprasarana dan atau pengembanganpelayanan masyarakat yang terkait denganpenanggulangan kemiskinan

• Usulan yg telah disepakati bersamadiajukan ke Komite PAKET

• Komite Paket menyerahkan proposal keKMW untuk dinilai kelayakannya

• Usulan-usulan yang telah diverifikasi olehKMW (layak secara teknis dan biaya)diserahkan ke komite Paket

KETERANGAN

Lihat Pedoman Teknistentang PelaksanaBKM

Lihat buku pedomankhusus tentang PAKET

Idem

FGD ini sebaiknyadilakukan sebelumpembentukan KomitePAKET & dapatdilakukan beberapakali sesuaikebutuhan.Biladiperlukan dilakukansilaturahmi antar tokohstrategis

• Pedoman khusustentang PAKET

• Hanya dapatdilaksanakansetelah Forum BKMtingkat Kota/Kab.terbentuk

• Lihat pedomanteknis tentangPAKET dan BukuPedoman khususPAKET

Idem

Idem

Idem

(c) Penyediaan Dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET)

No.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

Page 33: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

8 Pedoman Umum

KEGIATAN

Penetapan prioritasusulan & persetujuanpendanaan proposaloleh komite PAKET

Penyiapan detaildesain teknis (biladiperlukan)

Pencairan danaPAKET ke rekeningpanitia kemitraan

Kerjasamapelaksanaanpembangunan sesuaidengan proposalyang disetujui

PELAKU

Pelaksana: Komite PAKETFasilitator : KMW

Pelaksana: Panitiakemitraan yangmengajukan proposalFasilitator : KMW

Pelaksana: PJOK kota/kabFasilitator: KMW

Pelaksana: Masing-masingpanitia kemitraan yangmengajukan proposalFasilitator : KMWFasilitator: KMW

HASIL

• Usulan-usulan yang layak diajukan ke PJOKPAKET untuk dicairkan dananya

• Penyiapan detail desain (DED, pendanaandll) dari masing-masing pihak

• Detail desain teknis diverifikasi dan disetujuiKMW

• Dana tersedia di rekening bersama

• Prasarana dan/atau pelayanan publik terkaitdengan penanggulangan kemiskinan,terbangun dan atau tersedia

• Prasarana dan/atau pelayanan publik terkaitdengan penanggulangan kemiskinan,terbangun dan atau tersedia

KETERANGAN

Idem

Dapat memanfaatkantenaga ahli dari dinasterkait atau kelompokpeduli

Idem

Lihat buku PedomanTeknis

(c) Lanjutan Penyediaan Dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET)

No.

46.

47.

48.

49.

Page 34: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

9Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

4.3 TAHAP-TAHAP YANG MENERUS ATAU BERKALA

KEGIATAN

Monitoring (pemantauan)

Evaluasi

Penanganan pengaduandan manajemen konflik

Inventarisasi danpenyebarluasan contohkasus sukses (BestPractice) P2KP

Penyiapan tahap terminasi(Penghentian hubungankerja proyek)

Sosialisasi P2KP secaraterus menerus selamamasa proyek ke berbagaikelompok sasaran diberbagai tataran.

Pelatihan

Pendampingan sertaPenguatan Forum danLembaga Masyarakatdalam P2KP (KaderMasyarakat, Tim PemetaanSwadaya, BKM, UPK,Forum BKM dll) &pengembangan jaringandiantara mereka danberbagai lembaga/kelompoklainnya.

PELAKU

Pelaksana: KMP danKMW, Tim Fasilitator danKader Masyarakat

Pelaksana: KonsultanEvaluasi (KE)

Pelaksana : PMU, KMP,KMW & BKM sesuaidengan tingkatannya

Pelaksana : KMPPeserta : BKM, KSM danpihak terkaitFasilitator: KMW

Pelaksana : KMWPeserta : BKM, UPK,KSM, Kader Masyarakat,Forum BKM, KomitePAKET dan stakeholderFasilitator: PMU & KMP

Pelaksana: KMP, KMWdan Tim Fasilitator sesuaidengan wilayah kerjanya.Fasilitator: PMU

Pelaksana: KMP, KMWdan Tim Fasilitator sesuaidengan wilayah kerjanyaFasilitator: PMU, TimPelatih

Pelaksana: KMP, KMWdan Tim Fasilitator sesuaidengan wilayah kerjanyaPeserta : KaderMasyarakat, TimPemetaan Swadaya,BKM,UPK, Forum BKM,kelompok peduli,kelompok usaha,pemda, dllBKM,UPK, Forum BKM,kelompok pemeduli,kelompok usaha, Pemda,dan lain-lain

HASIL

Perbaikan kualitas kinerja proyekP2KP

• Data status pencapaian tujuanproyek

• Saran perbaikan dan masukankebijakan bagi pemerintah

• Pengaduan masyarakatteridentifikasi dan tertangani

• Konflik terselesaikan

• Proses inventarisasi dilakukansecara partisipatif, transparan danakuntabel

Keberlanjutan dari:·• kelembagaan masyarakat• dana bergulir (BLM)• budaya kerjasama antara

pemerintah dan masyarakat

Meningkatnya kesadaran dan fungsikontrol sosial masyarakat terhadapprogram penanggulangan kemiskinanpada umumnya dan khususnyaterhadap BKM, UP, KSM

Meningkatnya kemampuan dankapasitas para pelaku pembangunandalam menanggulangi kemiskinanpada umumnya dan menerapkanP2KP pada khususnya

• BKM berfungsi dan dikelola sesuaiprinsip dan nilai P2KP

• UPK berfungsi dan dipersiapkandikelola sebagai LembagaKeuangan Mikro non bank

• Terbangun jaringan kerjasama antarorganisasi masyarakat & antaralembaga masyarakat dengan pihakterkait/lain

• Kader Masyarakat & Tim PemetaanSwadaya menjadi kelompokpengawal prinsip dan nilai-nilaiP2KP (safe-guard)

KETERANGAN

Dilakukan atas dasarindikator kinerja P2KP &sebagai bagian darifungsi manajemenproyek

Survai awal (baselinesurvey) diikutiserangkaian studidampak

Pedoman penangananpengaduan oleh KMP

Pedoman inventarisasikasus-kasus suksesoleh KMP

• Pedoman ExitStrategy & TerminasiP2KP

• Pengenaan sanksikepada BKM yangtidak mampumengelola danabergulir denganmelikuidasi danabergulir untukdigunakan dalampembangunanprasarana

Buku Pedoman Teknisdan Pedoman KhususSosialisasi

Buku Pedoman Teknisdan Pedoman khususPelatihan

Pedoman TeknikPenguatan KelembagaanMasyarakat oleh KMP

No

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 35: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

1Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Bab 5. Manajemen Proyek

Pada dasarnya Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) adalah proyek PemerintahIndonesia dalam rangka penanggulangan kemiskinan masyarakat di perkotaan. Untuk menyelenggarakanproyek tersebut, maka ditunjuk Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah yang dalampelaksanaannya bekerja sama dengan berbagai instansi di tingkat pusat maupun daerah. Untuk pelaksanaharian proyek di lapangan, maka dikontrak seperangkat konsultan (contracting out) yang bekerja di tingkatpusat maupun daerah. Konsultan ini bertanggung jawab langsung ke Departemen Permukiman danPrasarana Wilayah, melalui Project Manajemen Unit (PMU).

Lebih dari itu, Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) ini dirancang sebagai gerakanbersama yang terpadu dalam penanggulangan kemiskinan melalui proses pemberdayaan masyarakat danpemerintah daerah. Pemberdayaan ini memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah,swasta, dan warga masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik dalam memampukan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan

5.1. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATAPERAN

5.1.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi proyek menggambarkan polapenanganan proyek secara menyeluruh dari pusatsampai dengan daerah yang akan dijelaskan di bawahini.

Menteri Negara Perencanaan PembangunanNasional/Kepala Bappenas menetapkan SuratKeputusan Tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksanainter Departemen Program PenanggulanganKemiskinan di Perkotaan (P2KP). Tim PengarahP2KP diketuai oleh Deputi Bidang Otonomi Daerah

dan pengembangan Regional Bappenas, sertawakilnya adalah Direktur Jenderal Perumahan danPermukiman Dept. Kimpraswil. Tim pengarahberanggotakan unsur-unsur seperti dari Bappenas,Depkimpraswil, Depdagri, Departemen Keuangan,Departemen Koperasi dan UKM, Deperindag, dan BiroPusat Statistik.

Tim Pengarah Inter Departemen akan didukung TimPelaksana Inter Departemen, yang diketuai olehDirektur Perkotaan dan Pedesaan Bappenas sertaDirektur Bina teknik Ditjen Perkim Depkimpraswilselaku wakil ketua. Tim Pelaksana Inter departemenP2KP beranggotakan unsur-unsur dari Bappenas,Depkimpraswil, Depdagri, Dep. Koperasi & UKM,

Page 36: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

2 Panduan Umum

Dept. Keuangan, Deperindag, Kantor Menko Kesradan Biro Pusat Statistik.

Secara operasional, tim pengarah dan tim pelaksanainter departemen akan dibantu oleh Kelompok KerjaP2KP Nasional (Pokja P2KP nasional) yangberanggotakan eselon III dari departemen-departementerkait. Pembentukan Pokja P2KP Nasionalditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur JenderalPerumahan dan Permukiman (Dirjen Perkim)Departemen Kimpraswil.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah(Depkimpraswil) adalah lembaga penyelenggaraproyek (Executing Agency) P2KP ini. Oleh sebabitu, Depkimpraswil melalui Direktorat JenderalPerumahan dan Permukiman (Ditjen Perkim)bertanggung jawab terhadap keseluruhanpenyelenggaraan proyek P2KP. Sebagai lembagapenyelenggara proyek P2KP, Depkimpraswil dibawah arahan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana InterDepartemen.

Direktorat Jenderal Perumahan dan PermukimanDepkimpraswil membentuk unit manajemen proyekatau lebih dikenal sebagai PMU (Project ManagementUnit) yang dipimpin oleh seorang Kepala yangmembawahi beberapa staf. Kepala PMU sekaligusPemimpin Proyek (Pimpro) mendapat mandat penuhserta bertanggung jawab langsung kepada DirjenPerkim dalam melaksanakan tugas-tugaskeproyekan P2KP.

Untuk pelaksanaan lapangan, PMU/Pimpromengontrak Konsultan Manajemen Pusat (KMP)yang akan bertindak atas nama PMU/Pimpro sesuaidan kewenangan yang diberikan PMU/Pimpro, untukmengatur manajemen proyek secara menyeluruhtermasuk Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)yang akan bertugas di tiap satuan wilayah kerja(SWK).

Setiap SWK, akan ditangani oleh satu KMW yangberkantor di wilayah bersangkutan dan dipimpin olehseorang Team Leader, yang bertindak sebagaiKoordinator SWK dengan dibantu oleh beberapatenaga ahli.

Team leader KMW juga dibantu oleh koordinator kotayang bertanggungjawab untuk menangani kurang

lebih 50 kelurahan sasaran atau 5 tim fasilitator.Koordinator kota berkedudukan di kota/kabupatenyang ditetapkan KMW sesuai dengan kebutuhankapasitas pendampingan kelurahan sasaran dandapat dibantu oleh beberapa tenaga sub-proffesional.

Di tingkat kecamatan, tiap 10 kelurahan akandidampingi oleh Tim Fasilitator yang terdiri dariseorang Fasilitator Senior dan 3 Fasilitator. Jumlahanggota tim fasilitator akan disesuaikan untuk lokasiyang jumlah kelurahannya lebih banyak dan lokasiyang dianggap cukup terpencil, sesuai ketetapanPMU/proyek. Tim Fasilitator ini akan dikontrak olehKMW dan bertanggung jawab langsung ke KMW.

Disamping itu di tiap kelurahan, warga masyarakatharus memilih 3 s/d 5 orang relawan, yang nantinyaakan dilatih secara khusus oleh KMW, akan menjadiKader Masyarakat.

Kader Masyarakat akan berperan sebagai agenpembangunan dan bekerja bersama warga sebagairelawan untuk meningkatkan kesejahteraan wargadi kelurahan masing-masing, terutama warga miskindan kelompok masyarakat rentan lainnya.

Secara rinci hubungan kerja antar unsur pelaksanaproyek dari tingkat pusat sampai dengan tingkatmasyarakat dapat dilihat pada Bagan 5.1.

5.1.2. Tata Peran

a) Pemerintah

Secara umum, partisipasi dan peran aktifpemerintah yang diharapkan dalam pelaksanaanP2KP adalah: (a) menumbuhkan iklimmendukung bagi upaya pemberdayaanmasyarakat. khususnya masyarakat miskin, dan(b) "melembagakan" mekanisme yang menjaminterwujudnya komunikasi, koordinasi danketerpaduan antara pemerintah dengan aspirasidan kebutuhan masyarakat.

Perangkat pemerintah khususnya pemerintahdaerah didorong untuk mampu mengalihkanperan dari pelaksana menjadi pemampu, dariperan birokrasi menjadi fasilitator ataupendamping warga, dan selalu beorientasi padapengembangan masyarakat dengan

Page 37: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

3Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Tim Pengarah/Tim Pelaksana Interdep : Terdiri dari perwakilan Bappenas, Dept Keuangan, Kantor Menko Kesra, Depdagri,

Dept. Koperasi & UKM, Deperindag,BPS, dan Depkimpraswil sebagai "Executing Agency"Pokja P2KP Nasional : Terdiri dari pejabat setingkat Eselon III dari perwakilan departemen-departemen terkait, yang ditetapkan melalui SK- Dirjen Perkim DepkimpraswilPAKET : Penanggulangan Kemiskinan Terpadu tingkat kota/kabupatenPJOK PAKET : Penanggungjawab Operasional Kegiatan PAKET di tingkat kota/kabupatenPJOK : Penanggungjawab Operasional Kegiatan BLM di tingkat kecamatanPMU/Pimpro : Project Management Unit/Pemimpin Proyek P2KPKMP : Konsultan Manajemen PusatKMW : Konsultan Manajemen WilayahBKM : Badan Keswadayaan MasyarakatUPK : Unit Pengelola KeuanganKSM : Kelompok Swadaya MasyarakatKader : Kader Masyarakat

BAGAN 5.1 STRUKTUR ORGANISASI P2KP

Page 38: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

4 Pedoman Umum

mengedepankan prakarsa masyarakat.

Secara khusus perangkat pemerintah dituntutuntuk mampu berperan sebagai katalispembangunan dalam rangka mendorongterjadinya proses transformasi dan bukantransplantasi.

Di Tingkat Pusat

Secara nasional, lembaga penyelenggara (executingagency) proyek P2KP adalah DepartemenPermukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil),yang untuk kelancaran tugas membentuk PMU(Project Management Unit).

Departemen Kimpraswil dibawah arahan TimPengarah Inter Departemen, yang terdiri dari unsur-unsur terkait, antara lain : Bappenas, DeptKimpraswil, Depdagri, DepKeu, Kantor Menko Kesra,BPS, Deperindag serta Departemen Koperasi danUKM. Tim Pengarah Inter Departemen (Inter Dept.)akan didukung Tim Pelaksana Inter departemen, yangberanggotakan unsur-unsur terkait yang sama.Keberadaan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana InterDept. dibentuk melalui Surat Keputusan MenteriNegara/Kepala Bappenas.

Adapun tugas-tugas dari Tim Inter Departemen sesuaiSurat Keputusan Menteri Negara dan KepalaBappenas No.300/M.PPN/10/2002, adalah:

1) Tim Pengarah Inter Departemen

• Menetapkan dan memberikan dasar-dasarkebijakan, perencanaan, koordinasi,pemantauan dan evaluasi pelaksanaan P2KP

• Melakukan sinkronisasi pelaksanaan P2KPdengan program lainnya dalam upaya untukmeningkatkan efektivitas penanggulangankemiskinan secara menyeluruh

• Memberikan laporan perkembangan kerjasecara triwulanan dan laporan hasil kerjakepada Menteri Negara/Kepala Bappenas

2) Tim Pelaksana Inter Departemen

• Menyusun kebijakan umum dan pedoman-pedoman umum P2KP.

• Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatandengan mengacu pada kebijakan yang telahditentukan

• Memberikan masukan kepada Tim Pengarahuntuk penyempurnaan pelaksanaan program

• Melaporkan hasil pelaksanaan P2KP kepadaTim Pengarah

Untuk memperlancar koordinasi, sinkronisasi dankomunikasi antara executing agency dengan TimPengarah dan Tim Pelaksana Inter Departemen,Dirjen Perkim Departemen Kimpraswil menetapkanSurat Keputusan tentang Pokja P2KP Nasional, yangberanggotakan eselon III dari departemen-departementerkait. Perincian tugas-tugas dari Pokja P2KPNasional ditetapkan dalam SK Dirjen Perkim tersebut.

3) Project Management Unit/PemimpinProyek

Kepala PMU/Pemimpin proyek berperan sebagaipenanggungjawab umum pelaksanaan P2KP danberkedudukan di pusat.

PMU/Pimpro adalah penyelenggara dan sekaligusmewakili Departemen Kimpraswil sebagai instansipelaksana dan bertindak atas nama proyek di tingkatpusat (executing agency).

Untuk pelaksanaan substansi proyek, termasuksebagian tanggung jawab kualitas pelaksanaanP2KP, PMU/Pimpro menugasi KMP (KonsultanManajemen Pusat) yang bertindak untuk atas namaPMU/pimpro di lapangan -- sesuai dengan batasankewenangan yang diberikan -- dan bertanggung jawablangsung ke Kepala PMU/Pimpro. Kedudukan, perandan fungsi PMU diatur melalui surat keputusanMenteri Kimpraswil.

Tanggung jawab dan pokok-pokok tugas PMU/PimproP2KP :

• Bertanggung jawab terhadap kelancaranpelaksanaan teknis dan administrasi proyekP2KP secara umum kepada DepartemenKimpraswil

• Menetapkan jumlah dan nama kelurahan sasaran

• Menyiapkan Manual P2KP

Page 39: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

5Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

• Menyiapkan Term of Reference (TOR) konsultanpelaksana

• Mengarahkan, memonitor dan menilai kinerjakonsultan pelaksana

• Melaksanakan sosialisasi secara nasional

• Menyiapkan dan bertanggung jawab terhadapsistem penanggulangan pengaduan masyarakat(resolusi konflik)

• Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadapreplenishment IDA Credit No.3658-IND danIBRD- Loan No. 4664.

• Melakukan proses pengadaan dan pembayarankonsultan pelaksana

Di Tingkat Propinsi

Pemerintah Propinsi berperan memberikan dukungandan jaminan atas kelancaran pelaksanaan P2KP diwilayah kerjanya. Penanggung jawab pelaksanaanP2KP di tingkat propinsi adalah PemerintahProponsi, yang untuk kelancaran tugasnya dapatmembentuk Tim Koordinasi P2KP di tingkat propinsi,melalui Surat Keputusan Gubernur. Tim KoordinasiP2KP tingkat Propinsi terdiri dari Bappeprop sebagaiketua serta Dinas yang menangani perumahan danpermukiman sebagai wakil ketua, sertaberanggotakan dinas-dinas terkait lainnya.

Bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalahsebagai berikut:

• Pemasyarakatan program P2KP kepada instansipemerintah di tingkat propinsi dan kepadaPemerintah Kota/Kabupaten di wilayahnya;

• Memfasilitasi terjadinya koordinasi pelaksanaanP2KP di wilayahnya;

• Memantau kegiatan pelaksanaan P2KP danmenerima laporan tahunan dari Pemerintah Kota/Kabupaten;

• Mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten untukmenumbuh-kembangkan pola-polapembangunan partisipatif dengan cara

membangun sinergi dan memadukan programyang disusun masyarakat dengan programpembangunan pemerintah dan tercermin dalamAPBD Kota/Kabupaten;

• Mengalokasikan anggaran Biaya OperasionalProyek P2KP yang diperlukan untuk tingkatPropinsi; dan

• Berkoordinasi dengan KMW, menyelesaikanpersoalan dan konflik yang muncul sertamenangani pengaduan-pengaduan, yang tidakdapat diselesaikan di tingkat kota/kabupaten.

Di Tingkat Kota/Kabupaten

1) Pemerintah Kota/Kabupaten

Pemerintah Kota/Kabupaten berperan menjaminkelancaran pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya.Penanggung jawab pelaksanaan P2KP di tingkatkota/kabupaten adalah Pemerintah kota/kabupaten,yang untuk kelancaran tugasnya dapat membentukTim Koordinasi P2KP di tingkat kota/kabupaten,melalui Surat Keputusan Walikota/Bupati. TimKoordinasi P2KP Kota/Kabupaten terdiri dariBappeko/kab sebagai ketua serta Dinas yangmenangani perumahan sebagai wakil ketua, danberanggotakan dinas-dinas terkait lainnya.

Tugas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam rangkaP2KP, antara lain adalah :

• Mengajukan usulan lokasi sasaran P2KPkepada PMU/Pimpro

• Memverifikasi daftar lokasi sasaran P2KP sertamenyampaikan hasilnya dalam bentukrekomendasi lokasi sasaran definitif kepada PMU/Pimpro.

• Menjamin bahwa lokasi-lokasi sasaran P2KP diwilayahnya tidak tumpang tindih dengan lokasiproyek sejenis lainnya, terutama ProyekPengembangan Kecamatan (PPK).

• Mengangkat Penanggung Jawab OperasionalKegiatan (PJOK) di tingkat kecamatan untukkelancaran administrasi BLM. Selain itu, untuk

Page 40: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

6 Pedoman Umum

pelaksanaan P2KP serta menerima sertamengevaluasi laporan kegiatan dari PJOK BLMdan PJOK PAKET;

• Berkoordinasi dengan Koordinator Kota KMW,menyelesaikan persoalan dan konflik yangmuncul serta menangani pengaduan, yang tidakdapat diselesaikan di tingkat BKM/kelurahan; dan

• Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan P2KPdan memberi masukan-masukan kepada KMW,KMP maupun PMU/Pimpro P2KP.

2) Komite Penanggulangan KemiskinanTerpadu (Komite PAKET)

Komite PAKET dibentuk sebagai persyaratan bagipemerintah kota/kabupaten yang terpilih sebagailokasi peserta Program Penanggulangan KemiskinanTerpadu (PAKET) P2KP.

Komite PAKET pada dasarnya bersifat ad-hoc, yangdilegalisasi oleh Surat Keputusan Walikota/Bupati,setelah dilakukan proses pemilihan anggota-anggotakomite PAKET, melalui serangkaian pertemuan ditingkat kota.

Komite PAKET berfungsi serta beroperasi sebagaisuatu pimpinan kolektif dan tidak ada satupunanggota komite PAKET yang memiliki hak istimewa(privilege). Anggota Komite PAKET terdiri dari wakilForum BKM tingkat kota ditambah dengan wakilpemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.Jumlah anggota Komite PAKET adalah 11 orang,yakni 4 anggota berasal dari Forum BKM, 4 anggotaberasal dari unsur pemerintah kota/kabupaten, dan3 anggota lainnya berasal dari LSM, kelompok pedulimaupun tokoh masyarakat lainnya, yang komit danpeduli terhadap penanggulangan kemiskinan.

Komite PAKET bekerja dan melaksanakan kegiatanatas dasar kerelawanan, namun biaya operasionalkegiatannya ditanggung oleh pemerintah kota/kabupaten sebagai kontribusi pendanaan dalamproyek. Tim koordinasi kota/ kabupaten membentuksekretariat untuk memfasilitasi kegiatan KomitePAKET.

kota/ kabupaten peserta PAKET, jugamengangkat PJOK PAKET di tingkat kota/kabupaten (Bappeda) untuk membantuadministrasi pencairan dana PAKET;

• Mendukung koordinasi dan kerjasama antar parapelaksana P2KP, baik pelaksana dari instansipemerintah, konsultan maupun masyarakat.

• Mengalokasikan Biaya Operasional Proyek(BOP) secara tepat waktu dan tepat kebutuhan,baik untuk BOP-Tim Koordinasi, BOP-PJOK(termasuk PJOK PAKET bagi kota pesertaPAKET), BOP-Kelurahan, maupun biaya-biayalain yang terkait dengan pelaksanaan P2KP yangtidak disediakan oleh APBN, APBD Propinsi,dan pinjaman Bank Dunia;

• Pemasyarakatan program/sosialisasi P2KPkepada instansi pemerintah di tingkat kota/kabupaten termasuk kecamatan dan kelurahandi wilayahnya, berkoordinasi dengan KMW,termasuk dimungkinkan sharing pendanaankegiatan sosialisasi;

• Mendorong pelibatan masyarakat, KSM, BKMdan Forum BKM dalam proses perencanaanpembangunan partisipatif, mulai dari tingkatkelurahan/desa, kecamatan hingga kota/kabupaten, antara lain dalam bentuk keikut-sertaan organisasi masyarakat tersebut dalamkegiatan Rakorbang;

• Memadukan kebutuhan, rencana, dan programpenanggulangan kemiskinan masyarakat (PJMPronangkis) melalui penetapan kebijakanprogram pemerintah kota/kabupaten, khususnyayang dibiayai APBD Kota/Kabupaten;

• Mendorong terbentuknya KomitePenanggulangan Kemiskinan Terpadu (KomitePAKET) dan mengalokasikan biaya operasionalPAKET P2KP, bagi kota/kabupaten pesertaPAKET P2KP;

• Memfasilitasi pelatihan-pelatihan dan lokakarya-lokakarya tertentu bekerjasama dengan KMW,termasuk kemungkinan dalam hal sharingpendanaannya;

• Melakukan koordinasi dan kerjasama denganForum BKM kota/kabupaten;

• Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

Page 41: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

7Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Pembentukan Komite PAKET difasilitasi oleh KMWberkoordinasi dengan Tim Koordinasi kota/kabupatensetempat.

Ruang lingkup tugas utama Komite PAKET antaralain adalah sebagai berikut :

• Menyebarluaskan PAKET di seluruh kelurahandi kota/kabupaten peserta;

• Mendorong dan mempromosikan kemitraan/kerjasama antara masyarakat dan pemerintahdaerah dalam penyediaan pelayanan publik;

• Merumuskan dan menetapkan kriteria prioritasproposal/usulan kegiatan bersama;

• Menetapkan prioritas proposal/usulan kegiatanbersama dan menetapkan alokasi dana PAKET;

• Mengevaluasi dan menyebarluaskan contoh baik(best practice) kegiatan PAKET P2KP kepadapihak-pihak terkait; serta

• Menjaga keutuhan dan konsistensi pelaksanaanprinsip dan nilai P2KP dalam pelaksanaanPAKET.

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian adalah:

• Komite tidak menjadi kekuatan yang dapatdimanfaatkan untuk kepentingan yangbertentangan dengan tujuan, prinsip dan nilaiP2KP;

• Komite tidak dapat dipergunakan sebagai wadahkegiatan yang bersifat politis dan harusmengedepankan prinsip kemitraan, kesetaraandan kebersamaan;

• Organisasi-organisasi masyarakat atau BadanKeswadayaan Masyarakat (BKM) bukanmerupakan sub-ordinat komite PAKET; dan

• Anggota komite bukan dari organisasi politik.

3) Penanggung Jawab Operasional KegiatanPAKET (PJOK-PAKET)

Peran Penanggung Jawab Operasional KegiatanPAKET (PJOK-PAKET) adalah sebagai pelaksanaproyek P2KP, khususnya untuk kegiatan PAKET ditingkat kota/kabupaten dan bertanggung jawab atasaspek administrasi pelaksanaan proyek di dalam

wilayah kerjanya. PJOK diangkat oleh Walikota/Bupati dari perangkat Bappeda Kota/Kabupatenterkait, dengan tugas sebagai berikut:

• Berkoordinasi dengan KMW, Memantau prosespelaksanaan Dana PAKET di wilayah kerjanyasesuai dengan pentahapan yang sudahditentukan;

• Melaksanakan pengadministrasian proyek yangmeliputi: menandatangani SPPB, memprosesSPP ke KPKN dan lain-lain;

• Membuat laporan bulanan pelaksanaan tugassetiap bulan. Laporan bulanan dibuat rangkapempat untuk diserahkan sebelum tanggal 15setiap bulan kepada Walikota/Bupati dantembusannya kepada Bappeda serta KomitePAKET di wilayah kerjanya;

• Membuat laporan pertanggungjawaban padaakhir masa jabatannya dan menyerahkannyakepada Walikota/Bupati paling lambat satu bulansetelah masa tugasnya sebagai PJOK berakhir.Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu makaPJOK sebelumnya harus menyerahkan satu copylaporan kepada PJOK penggantinya; dan

• Melakukan pengecekan terhadap penggunaandana yang telah disalurkan kepada kelompokkemitraan agar sesuai dengan usulan yangdiajukan.

Di Tingkat Kecamatan

Di tingkat Kecamatan, unsur yang masuk dalampelaksanaan P2KP adalah (1) Camat danperangkatnya, dan (2) Penanggung JawabOperasional Kegiatan (PJOK) untuk BLM denganperan dan tugas masing-masing unsur adalahsebagai berikut:

1) Camat

Peran pokok Camat adalah memberikan dukungandan jaminan atas kelancaran pelaksanaan P2KP diwilayah kerjanya, dengan rincian tugas sebagaiberikut:

• Melakukan pemasyarakatan program P2KP

Page 42: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

8 Pedoman Umum

• Melaksanakan pengadministrasian proyek yangmeliputi: menandatangani SPPB, memprosesSPP ke KPKN dll;

• Membuat laporan bulanan pelaksanaan tugassetiap bulan. Laporan bulanan dibuat rangkapempat untuk diserahkan sebelum tanggal 15setiap bulan kepada bupati/walikota. Laporantersebut dikirim sebagai tembusan kepadaCamat, Lurah dan BKM-BKM di wilayahkerjanya;

• Membuat laporan pertanggungjawaban padaakhir masa jabatannya dan menyerahkannyakepada bupati/walikota paling lambat satu bulansetelah masa tugasnya sebagai PJOK berakhir.Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu, makaPJOK sebelumnya harus menyerahkan satu copylaporan kepada PJOK penggantinya. Laporanpertanggung-jawaban PJOK memuatpelaksanaan tugas, hasil-hasil kegiatan, hasilmonitoring dan evaluasi serta dilengkapi denganuraian dan penjelasan penggunaan dana BOP-PJOK;

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatanP2KP dengan konsultan dan atau Tim Fasilitatorserta bersama-sama menangani penyelesaianpersoalan/ konflik dan pengaduan mengenaipelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya; dan

• Melakukan pengecekan terhadap penggunaandana yang telah disalurkan kepada BKM/UPKmaupun KSM dan masyarakat agar sesuaidengan usulan yang diajukan.

Di Tingkat Kelurahan

1) Lurah atau Kepala Desa

Secara umum peran utama Lurah atau Kepala Desaadalah memberikan dukungan dan jaminan agarpelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya dapatberjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yangberlaku sehingga tujuan yang diharapkan melaluiP2KP dapat tercapai dengan baik. Untuk Itu Lurah/Kepala Desa dapat mengerahkan perangkatkelurahan atau desa sesuai dengan fungsi masing-masing.

kepada lurah dan perangkat kelurahan di wilayahkerjanya;

• Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dankonsolidasi dalam pelaksanaan P2KP di wilayahkerjanya;

• Melakukan pemantauan pelaksanaan P2KP diwilayah kerjanya dan menerima sertamemverifikasi laporan para Lurah;

• Mendorong dan mendukung tumbuhnya prakarsadan partisipasi warga masyarakat di wilayahnya.

• Mendorong dan mendukung tumbuhnya forumBKM tingkat kecamatan;

• Memadukan dan mensinergikan kebutuhan danrencana program penanggulangan kemiskinanoleh masyarakat melalui penetapan kebijakandalam program pembangunan kelurahan/desa;

• Mendorong proses pembangunan partisipatifdalam penanggulangan kemiskinan di wilayahkerjanya, termasuk perumusan programpenanggulangan kemiskinan yang berbasismasyarakat;

• Melakukan koordinasi dan kerjasama denganForum Komunikasi BKM di tingkat kota/kabupaten, KSM, dan kelompok peduli lainnyauntuk meningkatkan keberhasilan P2KP diwilayah kerjanya; serta

• Berkoordinasi dengan PJOK dan tim fasilitatordalam penyelesaian persoalan, konflik danpenanganan pengaduan mengenai pelaksanaanP2KP di wilayahnya.

2) Penanggung Jawab Operasional KegiatanBLM (PJOK-BLM)

Peran Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BLM(PJOK-BLM) adalah sebagai pelaksana proyekP2KP di tingkat kecamatan dan bertanggung jawabatas aspek administrasi dan substansi pelaksanaanproyek di dalam wilayah kerjanya. PJOK diangkatoleh Bupati/Walikota dari perangkat Kecamatanterkait, dengan tugas.

• Memantau proses pelaksanaan P2KP di wilayahkerjanya sesuai dengan pentahapan yang sudahditentukan;

Page 43: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

9Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Secara rinci tugas dan tanggung jawab Lurah/KepalaDesa dalam pelaksanaan P2KP adalah sebagaiberikut:

• Membantu sosialisasi awal P2KP ke seluruhmasyarakat di wilayahnya;

• Memfasilitasi proses pemahaman masyarakatmengenai P2KP, dan atas nama wargamengajukan surat ke KMW dan Bappeda Kota/Kabupaten, yang menyatakan kesiapan wargamasyarakat melaksanakan P2KP;

• Memfasilitasi terpilihnya kader-kader masyarakatsecara demokratis, transparan dan akuntabel;

• Memfasilitasi terselenggaranya pertemuanpengurus RT/RW dan masyarakat dengan KMW/fasilitator, dan kader masyarakat dalam upayapenyebarluasan informasi dan pelaksanaanP2KP;

• Memfasilitasi proses pengorganisasianmasyarakat warga dan pembentukankelembagaan masyarakat di wilayah kerjanya.(Bentuk-bentuk dukungan perlu disesuaikandengan kebutuhan masyarakat setempat, sertaketentuan P2KP);

• Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasikegiatan yang terkait dengan penanggulangankemiskinan termasuk peninjauan lapangan olehberbagai pihak berkepentingan;

• Memfasilitasi pelaksanaan pemetaan swadaya(Community Self Survey) dalam rangka pemetaankemiskinan dan potensi sumberdaya masyarakatyang dilaksanakan secara swadaya olehmasyarakat;

• Memfasilitasi dan mendukung penyusunanProgram Jangka Menengah PenanggulanganKemiskinan dan program tahunannya olehmasyarakat yang diorganisasikan oleh lembagamasyarakat setempat (BKM);

• Mendorong tumbuh-berkembangnya prosespembangunan partisipatif di desa/kelurahannya;

• Memberi laporan bulanan kegiatan P2KP diwilayahnya kepada Camat; dan

• Berkoordinasi dengan fasilitator, kadermasyarakat dan BKM, memfasilitasipenyelesaian persoalan dan konflik serta

penanganan pengaduan yang muncul dalampelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya.

b) Konsultan Pelaksana

1) Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

Konsultan Manajemen Pusat (KMP)berkedudukan di pusat dengan tugas utamamelaksanakan tugas-tugas dan kewenanganyang diberikan PMU dalam pelaksanaan P2KP,terutama dalam pengendalian mutu pelaksanaanproyek dan bertanggungjawab kepada PMU.Dengan demikian, KMP melakukan koordinasi,supervisi dan pengendalian terhadap tugas yangdilaksanakan oleh seluruh Konsultan ManajemenWilayah (KMW) sehingga kualitas kinerjanyaterjamin.

Secara umum tugas KMP meliputi perencanaan,koordinasi, monitoring dan supervisi(pengendalian), pelaporan dan melakukantindakan penanggulangan terhadap berbagaipersoalan yang muncul dalam pelaksanaanP2KP. KMP juga bertugas membangun danmengembangkan sistem penanganan persoalandan penanggulangan konflik secara berjenjang,dimulai dari tingkat komunitas/ masyarakatsampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti KMWdan KMP.

KMP juga bertanggung jawab untuk mengelolaTim Pelatih Ahli (Training Specialist Team), yangterdiri dari individu terpilih yang menguasaipelatihan partisipatif untuk menjamin standarkualitas pelatihan, terutama pelatihan yang khasdengan P2KP, seperti; pelatihan siklus proyekP2KP, pelatihan dasar dan pelatihankepemimpinan. Sedangkan untuk pelatihanketrampilan khusus bagi pelaku terkait P2KP,KMP dapat menyewa training provider. Selain ituuntuk menangani sosialisasi yang berperansangat strategis bagi kesuksesan P2KP, KMPwajib mengalokasikan anggaran serta tenaga ahlikhusus di bidang sosialisasi. Demikian pulahalnya dengan kebutuhan personal di bidangPAKET.

Page 44: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

10 Pedoman Umum

• Mengkondisikan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat serta kekuatan-kekuatan sosial yang ada, termasuk didalamnya perangkat pemerintah kota/kabupaten, agar memahami esensi dansubstansi "P2KP", sehingga dapatmemberikan dukungan maupun kontrol yangmemadai;

• Membangun dan mengembangkan kapasitaspemerintah lokal dan stakeholders lainnyauntuk bekerja lebih efektif denganmasyarakat dalam menanggulangikemiskinan;

• Mendorong dan mengembangkanterbentuknya kelompok independen yangberfungsi sebagai sosial kontrol bagi proyekP2KP khususnya dan proyek-proyek lainnyayang disponsori pemerintah pada umumnya;

• Menumbuhkembangkan dan melembagakankembali nilai-nilai dan prinsip P2KP, sebagaibagian organik proses pembangunan lokal,khususnya dalam penanggulangankemiskinan;

• Menjamin berfungsinya Sistem InformasiManajemen (SIM) P2KP, melalui pengelolaandan penyediaan input data yang akurat; serta

• Berkoordinasi dengan pemerintah propinsidan kota kabupaten dalam rangkamenyelesaikan berbagai masalah dan konflikyang ada, penanganan pengaduan sertamendukung kelancaran pelaksanaan P2KP.

3) Tim Fasilitator

Tugas utama Tim fasilitator adalahmelaksanakan tugas KMW di tingkat komunitas/masyarakat :

• Sebagai pelaksana proyek termasukmencatat setiap perkembangan proyek danmelaporkannya ke KMW sebagai masukanuntuk data SIM (Sistem InformasiManajemen); dan

• Sebagai pemberdaya masyarakat termasukmensosialisasikan masyarakat tentangP2KP, melakukan intervensi dalam rangkapemberdayaan masyarakat dan membantu

2) Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)

Tugas utama KMW secara umum adalahsebagai pelaksana proyek di tingkat SatuanWilayah Kerja (SWK) masing-masing dansebagai pemberdaya pelaku P2KP di daerah.Untuk itu, KMW akan melakukan persiapan,perencanaan, pelaksanaan, koordinasi,monitoring, supervise, dan pelaporan seluruhkegiatan pelaksanaan P2KP di SWK-nya Dalammelaksanakan tugasnya KMWbertanggungjawab langsung dan berada di bawahkoordinasi serta kendali Konsultan ManajemenPusat (KMP).

Team Leader KMW akan berperan sebagaikoordinator propinsi dan KMW jugamenempatkan satu orang koordinator kota diseluruh kota sasaran yang ada dalam satuanwilayah kerjanya. Koordinator kota tersebutselain mengkoordinir, memfasilitasi danmengendalikan kegiatan Tim fasilitator, jugamenangani kegiatan PAKET di beberapa kotayang terseleksi. Tim fasilitator sendiriberkedudukan di kecamatan dan terdiri dari satuorang fasilitator senior dibantu oleh 3-4 fasilitator.

KMW juga menyewa training provider untukkegiatan pelatihan yang berkaitan denganpeningkatan ketrampilan bagi BKM, UPK, KaderMasyarakat dan KSM. Dengan demikian secarakhas KMW berperan :

• Sebagai pelaksana lapangan proyek P2KPdi wilayah kerja masing-masing;

• Menjamin realisasi pemberdayaanmasyarakat dilakukan secara tepat melaluimanajemen dan fasilitasi yang benar kepadaTim fasilitator;

• Menjamin visi, misi, tujuan, strategi, sasarandan pendekatan P2KP dapat dilaksanakansecara konsisten sesuai Pedoman P2KP;

• Memfasilitasi, mengkoordinasi danmendukung pembentukan Forum BKMtingkat kota/kabupaten dan menghubungkandengan stakeholders lainnya, termasuk dinaspemerintah kota/kabupaten, dalam rangkamembangun kemitraan serta jejaring kerjayang saling menguntungkan di antaramereka;

Page 45: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

11Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

masyarakat merumuskan sertamelaksanakan kegiatan penanggulangankemiskinan.

Fasilitator ini akan bekerja dalam satu Tim dandipimpin oleh seorang fasilitator senior. Rinciantugas-tugas tim fasilitator sebagai pelaksanaproyek dari tugas-tugas KMW di tingkatmasyarakat adalah sebagai berikut :

• Melaksanakan P2KP sesuai denganketentuan yang telah ditetapkan dalamPedoman umum P2KP, Pedoman Teknis danBuku Pegangan Fasilitator;

• Menjaga proyek dari terjadinya salah sasarandan salah penanganan;

• Mencatat semua kemajuan proyek dilapangan sesuai dengan format SIM yangdisediakan KMW; dan

• Melaporkan data kemajuan proyek kepadaKMW melalui koordinator kota sebagai inputdata SIM.

Rincian tugas-tugas tim fasilitator sebagai agenpemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :

Melaksanakan kegiatan - kegiatan sosialisasi

Termasuk didalamnya adalah:

Menyebarluaskan informasi mengenai P2KPsebagai Program Pemberdayaan Masyarakatdalam penanggulangan kemiskinan kepadaseluruh lapisan masyarakat dimana merekabertugas

Menyebarluaskan Visi, Misi, Tujuan,Strategi, Prinsip dan Nilai P2KP

Bersama Kader Masyarakat, melaluiserangkaian Focussed Group Discussion(FGD), membangun kesadaran kritismasyarakat agar mampumengidentifikasikan masalah kemiskinannyadan perlunya menanggulangi masalahkemiskinan mereka secara terorganisasi dansistematis

Mendorong peran serta dan keterlibatanseluruh komponen masyarakat umumnya

dan masyarakat miskin khususnya, diseluruh kegiatan P2KP

Membangkitkan tumbuhberkembangnyakesadaran masyarakat untuk melakukansosial kontrol pelaksanaan P2KP dikelurahannyaMemfasilitasi pembangunan danpengembangan sosial kapital (nilai-nilaikemanusiaan dan kemasyarakatan) sebagaikondisi yang dibutuhkan bagi upayapenanggulangan kemiskinan.

Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan

Termasuk didalamnya adalah:

Memperkuat dan Mengembangkan kapasitaskader-kader masyarakat sebagai agenpemberdayaan masyarakat. Termasukdiantaranya pelatihan dasar dan lanjutandalam bentuk pelatihan kelas, praktek atauon the job training dan latihan sertapendampingan intensif;

Memperkuat dan mengembangkan kapasitasBKM sebagai badan perwakilan masyarakatterpilih. Dalam hal ini difokuskan padapelatihan dasar serta pendampingan dan onthe job training intensif; dan

Memperkuat dan mengembangkan kapasitasKSM sebagai kelompok dinamik. Termasukdiantaranya membangun tim, mengenalipeluang usaha atau mengembangkan usahayang ada, menyusun proposol usaha, danpengelolaan keuangan secara sederhana.Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk kelasmaupun praktek dalam kelompok

Melaksanakan kegiatan-kegiatan pember-dayaan masyarakat

Termasuk didalamnya adalah:

Pengorganisasian Masyarakat. BersamaKader Masyarakat, memfasilitasi prosespenilaian organisasi masyarakat yang adadan/atau membentuk baru organisasimasyarakat sebagai BKM, sesuaikesepakatan bersama masyarakat. BKM

Page 46: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

12 Pedoman Umum

menjadi tanggung jawab selama masa kontrak.

• Memilki komitmen dan keberpihakan yang tinggiterhadap masyarakat miskin.

• Memiliki wawasan dan pengetahuan yangmemadai tentang Community BasedDevelopment.

• Syarat pendidikan minimal untuk Fasilitatoradalah sarjana atau sarjana muda, denganpengalaman bekerja minimal 3 tahun, dan lebihdiutamakan yang telah memiliki pengalaman dibidang pemberdayaan masyarakat dan dapatmengoperasikan komputer (spreadsheet danword processor).

• Khusus untuk Fasilitator senior, maka perlutambahan persyaratan sebagai berikut:

Diutamakan pernah menjadi Fasilitator P2KPdengan penilaian kinerja berprestasi ataumemiliki pengalaman kerja minimal 5 tahundalam kegiatan pengembangan masyarakat

Syarat pendidikan minimal adalah sarjanaatau sarjana muda.

5.2. PENDANAAN PROYEK

5.2.1. Sumber Dana

Sumber Dana P2KP ini berasal dari:

• Pinjaman Bank Dunia, melalui IDA-Credit danIBRD-Loan ; dan

• APBN, APBD Propinsi dan APBD Kota/Kabupaten

5.2.2. Peruntukan Dana

Sumber-sumber dana P2KP di atas digunakan untukkeperluan komponen-komponen proyek sebagaiberikut :

a) Pemberdayaan Masyarakat danPengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah

Biaya-biaya kegiatan pemberdayaan dalamrangka pengembangan masyarakat dan

harus merupakan badan perwakilanmasyarakat terpilih yang dibentuk dandikelola secara partisipatif dan demokratis.Demikian pula halnya dalam pembentukanUnit Pengelola Keuangan (UPK) dan gugustugas BKM lainnya. Termasuk fasilitasipengorganisasian masyarakat adalahpembentukan KSM-KSM dalam rangkamenggalang potensi masyarakat sertamemanfaatkan peluang yang ditawarkanP2KP;

Memfasilitasi Penyusunan PJM Pronangkis(perencanaan partisipatif dalampenanggulangan kemiskinan). Bersamadengan kader masyarakat, memfasilitasiBKM untuk mengkoordinir pelaksanaanperencanaan partisipatif dengan masyarakatuntuk menyusun Rencana Program JangkaMenengah Program PenanggulanganKemiskinan (PJM Pronangkis);

Bersama dengan kader masyarakat,memfasilitasi KSM untuk mengidentifikasipeluang usaha, kebutuhan pembangunaninfrastruktur dan pelayanan lingkungan dasar,serta menyiapkan mereka agar mampumemformulasikannya dalam bentuk proposalyang layak;

Memperkenalkan berbagai inovasi sederhanadalam manajemen organisasi dan lembagapinjaman bergulir, termasuk sistem audit,transparansi, proses pengambilan keputusanyang demokratis, tata buku, dan lain-lain;

Memfasilitasi dan membimbing masyarakatsecara intensif agar mampu mengikutiketentuan Pedoman P2KP dalam seluruhtahapan kegiatan pelaksanaan P2KP; serta

Advokasi, mediasi dan membangun jalinankemitraan strategis (networking) antar semuapelaku yang bermanfaat bagi masyarakatdan pihak lainnya.

Spesifikasi Persyaratan Fasilitator dalam P2KPsetidaknya memenuhi harapan dan kualifikasiberikut :

• Wajib bertempat tinggal di lokasi yang strategisuntuk menjangkau kelurahan sasaran yang

Page 47: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

13Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

pengembangan kapasitas pemerintah daerahpada dasarnya didanai dari sumber dana pinjamanBank Dunia, yaitu berupa pendampingan timfasilitator, lokakarya dan pelatihan masyarakat.

b) Penyediaan Dana Bantuan Langsung keMasyarakat (BLM)

Dana Bantuan Langsung ke Masyarakat (BLM)bersumber pada dana pinjaman dari Bank Dunia,sementara pemerintah Indonesia (Pusat, propinsidan kota/kabupaten) mengalokasikan dana untukBiaya Operasional Proyek, termasuk BOP PJOKdan BOP kelurahan.

c) Penyediaan Dana PenanggulanganKemiskinan Terpadu (PAKET)

Dana PAKET bersumber dari dana pinjamanBank Dunia, sementara pemerintah kota/kabupaten peserta PAKET, mengalokasikandana untuk Biaya Operasional Proyek, termasuksosialisasi, koordinasi, BOP PJOK PAKET,Komite PAKET dll.

Dana PAKET untuk satu usulan kegiatan/subproyek hanya untuk memenuhi 50% darikebutuhan biaya yang diusulkan. Oleh karenaitu, pihak pengusul kegiatan PAKET, khususnyadinas/instansi terkait bersama organisasimasyarakat (BKM), harus menyediakankontribusi keswadayaan (dana dan natura)sebesar 50% dari total kebutuhan biaya yangdisetujui Komite PAKET.

d) Dukungan Pelaksanaan atau Bantuan Teknis

Dukungan pelaksanaan proyek atau bantuanteknis proyek akan sepenuhnya dibiayai olehsumber dana pinjaman Bank Dunia, khususnyadialokasikan untuk keperluan biaya langsungpersonil, biaya langsung non personil, Kegiatansosialisasi dan pelatihan serta kegiatanpeningkatan kapasitas, baik konsultan,masyarakat, maupun pemerintah lokal.

Untuk mengelola dana ini, Pemerintah pusatmengalokasikan dana untuk biaya operasionalbantuan teknis, yang besarnya ditentukan sesuaikebutuhan.

Sedangkan peruntukan dana yang bersumberdari dana APBN dan APBD dialokasikan untukBiaya Operasional Proyek (BOP) bagi pelaksana

instansi pemerintah dan lainnya.

5.2.3. Pengelolaan Keuangan Proyek

a) Arus Pendanaan

Kepala PMU/Pimpro bertanggungjawab padaaktivitas tingkat pusat. PJOK Kecamatanbertanggungjawab dalam proses administrasipencairan BLM, seperti halnya PJOK Kota/Kab.bertanggungjawab dalam administrasi danaPAKET.

PJOK akan mengajukan surat permintaanpembayaran (SPP) kepada kantor KPKNsetempat, yang selanjutnya menerbitkan SuratPerintah Membayar (SPM) kepada BankIndonesia setempat. Bank Indonesia akanmenyalurkan dana BLM ke masing-masingrekening BKM di Bank yang ditunjuk BKM, danmenyalurkan dana PAKET ke masing-masingrekening kelompok kemitraan (BKM dan dinas)di Bank yang ditunjuk mereka sendiri.

SPP dilengkapi dengan berbagai dokumensebagai syarat penyaluran dana tahap awalsebagaimana dijelaskan dalam manual proyek(misalnya; akte notaris, SPPB, nomor rekeningbank, PJM Pronangkis, dan lainnya). Untukpenyaluran tahap II, diperlukan dokumenpersyaratan tambahan seperti invoice sertalaporan kemajuan dan lainnya. Prosedurpendanaan dan persyaratan dokumen yangdibutuhkan akan diuraikan dalam Buku PedomanProyek dan Surat Edaran Direktorat JenderalAnggaran (SE-DJA) Depkeu.

Bagan 5.2. memperlihatkan arus pendanaan danmekanisme pelaporan pada tingkat nasional,sedangkan Bagan 5.3. dan Bagan 5.4.menunjukkan arus dan mekanisme penyalurandana BLM dan Dana PAKET P2KP.

b) Tata Cara Pencairan Dana

Pemerintah Indonesia membuka RekeningKhusus (RK) di Bank Indonesia dalam mata uang

Page 48: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

14 Pedoman Umum

d) Audit External

PMU berkewajiban menyiapkan dan membuatlaporan keuangan proyek yang sudahdikonsolidasikan. Auditor yang dipilih PMU harusdari lembaga audit yang resmi dan dapat diterimaoleh Bank Dunia. Laporan audit tahunan harusdisampaikan ke Bank Dunia paling lambat 6bulan setelah tutup buku masa Tahun AnggaranPemerintah yang lalu. Permintaan audit proyekP2KP kepada lembaga auditor oleh PMU harusdidasarkan atas Kerangka Acuan Audit yangtelah disepakati dalam Appraisal Bank Dunia.

Lembaga Auditor tersebut juga dapat melakukanaudit terhadap pencapaian tujuan proyek denganberpatokan pada indikator kinerja sebagaimanatelah disepakati bersama antara PemerintahIndonesia dan Bank Dunia.

BKM dan Komite PAKET (bersama denganpanitia kemitraan) berkewajiban menyiapkanlaporan keuangan/pembukuan dan memintakepada akuntan publik untuk melakukan auditterhadap laporan keuangan tersebut.

PMU akan menyusun kriteria auditor tersebut,selanjutnya KMW akan membantu BKM danKomite PAKET untuk memilih akuntanpubliknya.

Pembiayaan untuk audit laporan keuangan BKMberasal dari BKM sendiri, sedangkanpembiayaan audit Komite PAKET berasal darikontribusi pemerintah kota/kabupaten lokasisasaran PAKET P2KP.

Dollar Amerika (USD). RK adalah atas namaDitjen. Anggaran, Dept. Keuangan. Pencairandana dari RK mengikuti tata cara FinancialManagement Report (FMR).

Laporan Pengeluaran: Pencairan dana dilakukandengan mengikuti tata cara Statements ofExpenditures (SOEs) untuk seluruh dana BLM,dana PAKET dan konsultan perorangan untuksetara jumlah kurang dari US $50,000 dan kontrakkonsultan setara jumlah kurang dari US $100,000.Seluruh salinan dokumen pencairan (SPM) yangdikeluarkan oleh Kantor Perbendaharaan dan KasNegara akan disimpan oleh PMU, PJOK PAKET,PJOK BLM, KMW dan BKM/UPK sesuai dengantingkatan dan wilayah kerjanya. Seluruh salinandokumen pencairan tersebut harus tersediaapabila diminta oleh auditor ataupun Bank Duniasebagai lembaga donor.

c) Akuntansi dan Pelaporan

Sistem dan prosedur akuntansi di tingkat pusatyang dilakukan oleh PMU mengikuti sistemakuntansi Pemerintah Indonesia. Pada BKM,setiap pengeluaran dicatat dan dilaporkan denganmenggunakan sistem akuntansi sederhana.PMU, PJOK dan BKM harus memilikipembukuan aliran uang yang dibuat secaraterpisah.

PMU mengkonsolidasikan Financial ManagementReportFMR dari seluruh pencairan dana dari mulaitingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota,kecamatan dan kelurahan/desa. Laporan seluruhkelurahan/desa dirangkum terlebih dahulu olehKoordinator Kota (KMW) dan kemudianmenyampaikannya ke PMU melalui SIM P2KPsecara tepat waktu.

Financial Management Report (FMR) yang berisilaporan Keuangan, laporan Kemajuan Pekerjaandan Pengadaan, harus sudah diterima PMUpaling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah akhirkuartal yang lalu. PMU selanjutnyamengkompilasi dan mengkonsolidasikan seluruhlaporan tersebut dan khusus untuk LaporanKeuangan PMU harus meminta pengesahan dariDitjen. Anggaran, terlebih dahulu sebelummenyampaikan seluruh laporan tersebut ke BankDunia.

Page 49: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

15Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

BAGAN 5.2 ARUS PENDANAAN DAN MEKANISME PELAPORAN

DLN Direktorat Luar Negeri, DepkeuKPKN Kantor Perbendaharaan dan Kas NegaraBI Bank IndonesiaPMU Project Management UnitKMP Konsultan Manajemen PusatKMW Konsultan Manajemen WilayahPJOK Penanggung Jawab Operasional KegiatanBKM Badan Keswadayaan MasyarakatDJA Direktorat Jenderal Anggaran, Depkeu

SA Special AccountFMR Financial Management ReportWA Withdrawl ApplicationPMR Project Management ReportSPPB Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan

Page 50: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

16 Pedoman Umum

Penjelasan Bagan 5.2. Arus Pendanaan danMekanisme Pelaporan:

1. Sesuai kesepakatan Loan Agreement danmekanisme pengelolaan Hutang Luar Negeri(HLN), Pemerintah Indonesia akan membukaRekening Khusus/Special Account (SA) di BankIndonesia untuk menampung pencairan danaP2KP dari Bank Dunia.

2. Selanjutnya BI Pusat akan memberikan LaporanRekening Khusus kepada Departemen Keuangansecara mingguan, dimana laporan tersebut berisiseluruh transaksi yang terjadi pada rekeningkhusus, baik penarikan dana (pencairan dana BLMdan Konsultan) maupun pencairan dana dari BankDunia (pengisian kembali rekening khusus)selama periode minggu tersebut.

3a/3b. Atas dasar Laporan Rekening Khusus yangditerima dari Departemen Keuangan, selanjutnyaPMU/ KMP akan menyiapkan laporan pengelolaankeuangan P2KP, baik dalam bentuk FinancialManagement Report (FMR) maupun Laporan StatusPenyerapan Dana. FMR pada dasarnya merupakanLaporan Konsolidasi dari seluruh penggunaandana Rekening Khusus sampai periode tertentu.

4. Berdasarkan Laporan Keuangan proyek dari PMU/KMP, Departemen Keuangan akan menyiapkanlaporan keuangan proyek dan penggunaan danaP2KP dalam bentuk Project Management Report(PMR) ke Bank Dunia. Selain sebagai laporan ataskemajuan proyek dan penggunaan dana P2KP,PMR tersebut akan menjadi alat bagi pihak BankDunia untuk mengevaluasi kebutuhan dana padaperiode berikutnya.

5. Untuk pelaksanaan di lapangan, khususnya yangmenyangkut tata cara pencairan dana P2KP,Departemen Keuangan akan menerbitkan SuratEdaran Direktorat Jenderal Anggaran (SE-DJA) keseluruh KPKN yang akan ditunjuk menjadi kantorpembayar. Melalui penerbitan SE-DJA tersebutsekaligus menegaskan bahwa kegiatan proyekdari sisi pendanaan sudah siap untukdilaksanakan.

6. Untuk merealisasikan pencairan dana P2KP, BKMakan mengajukan permohonan pencairan dana

kepada PJOK sesuai dengan usulan atau proposalyang telah disetujui dengan melampirkan SPPB(Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan) danlampiran-lampiran lainnya, seperti PJM danRencana Tahunan Pronangkis yang telahdisepakati masyarakat.

7. Berdasarkan permohonan pencairan dana yangdiajukan oleh BKM, PJOK dan KMW akanmemeriksa dan melakukan verifikasi ataskelengkapan dokumen dan lampiran yangdipersyaratkan (seperti SPPB, PJM, RencanaTahunan Pronangkis, nama BKM, No. RekeningBKM, tanda tangan dan lain-lain). Setelah dilakukanverifikasi atas kebenaran dan kelengkapandokumen pendukung permohonan pencairan danatersebut, PJOK akan menerbitkan SuratPermintaan Pembayaran (SPP) kepada KPKNsetempat.

8. Setelah menerima SPP dan dokumen pendukunglainnya dari PJOK, KPKN akan melakukan verifikasiatas kebenaran dan kelengkapan dokumenpendukung tersebut. Setelah dilakukan verifikasiKPKN akan segera menerbitkan Surat PerintahMembayar (SPM) kepada Kantor Bank Indonesia(BI) Cabang setempat untuk membayar sejumlahdana (sesuai nilai SPM yang diterbitkan) kepadapihak penerima (beneficiary) sebagaimana yangditunjukkan dalam SPM.

9a/9b. Atas dasar SPM yang diterima dari KPKN,selanjutnya Kantor BI Cabang setempat akansegera melakukan transfer dana sebesar nilai SPMke rekening penerima di bank yang ditunjuk sesuaiSPM. Pada saat yang sama Kantor BI Cabangsetempat akan menerbitkan Nota Debet ke KantorBI Pusat sebagai pemberitahuan bahwa Kantor BIsetempat telah melakukan pendebetan atasrekening khusus P2KP.

10a/10b. Selanjutnya setelah menerbitkan SPP danmemastikan dana telah efektif di rekening BKM,maka PJOK bersama-sama KMW akanmemberikan laporan atas pertanggungjawabanpencairan dana P2KP kepada PMU/KMP melaluiKMW.

Page 51: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

17Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

BAGAN 5.3 DIAGRAM ALUR PENDANAAN BLM

DLN : Direktorat Luar Negeri, DepkeuPMU : Project Management UnitPJOK : Penanggung Jawab Operasional KegiatanBKM : Badan Keswadayaan MasyarakatPJM Pronangkis : Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (Community

Development Plan)BI : Bank IndonesiaKSM : Kelompok Swadaya Masyarakat

Page 52: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

18 Pedoman Umum

Penjelasan Bagan 5.3. Diagram Alur Pendanaan BLM:

1. Dit. DLN mengajukan pengisian dana awal (initialdeposit) kepada Bank Dunia selaku lembagadonor.

2. Bank Dunia mentransfer Dana untuk pembiayaanP2KP ke BI atau Bank Pemerintah yang ditunjukDepartemen Keuangan

3. Bank Indonesia mentransfer dana ke BI atau BankPemerintah kantor setempat.

4. BKM mengajukan permohonan pencairan danaBLM kepada PJOK, dengan ketentuan:

a. BKM menyerahkan Rencana ProgramPenanggulangan Kemiskinan (Pronangkis)yang telah diverifikasi KMW. Selanjutnya PJOKdan BKM menandatangani Surat PerjanjianPenyaluran Bantuan (SPPB) untuk pencairanBLM Tahap 1 (20%);

b. BKM menyerahkan hasil evaluasi KMWterhadap perkembangan dan pencapaiankinerja kegiatan serta dana tahap sebelumnya,untuk pencairan BLM tahap 2 (50%);

c. BKM menyerahkan hasil evaluasi kelayakanKMW terhadap kinerja potensi keberlanjutankegiatan, dana dan kelembagaan masyarakat,untuk pencairan BLM tahap 3 (30%).

5. PJOK mengajukan SPPB serta Surat PermintaanPembayaran (SPP) kepada KPKN. KPKN setempatmeneliti SPP tersebut menyangkut pagu dana yangdapat dicairkan, yang harus sesuai dengan yangtercantum pada lembar anggaran yang berlaku, danmencocokkan contoh tandatangan yangbersangkutan. Pengajuan SPP oleh PJOK ke KPKNdilampiri :

a. SPPB; (Format SPPB BLM-1 dan Lampirannya)

b. Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana(BAPPD); (Format SPPB BLM-4)

c. Berita Acara Penetapan Prioritas UsulanKegiatan (BAPPUK), baik usulan kegiatankolektif oleh BKM maupun usulan-usulankegiatan KSM; (format Prioritas-1)

d. Verifikasi KMW tentang Pencapaian Kinerjadana, kelembagaan serta kegiatansebelumnya, untuk pencairan BLM Tahap 2; danverifikasi KMW mengenai potensi keberlanjutankegiatan, dana serta kelembagaan, untukpencairan BLM tahap 3. Keduanya dilengkapidengan Format SPPB-BLM-3 dan Format SPPB

BLM-4. (Ketentuan dan Persyaratan lebih detailditetapkan melalui SE-DJA Departemen Keuangan)

6. KPKN menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)dan mengirimkannya ke kantor BI atau BankPemerintah setempat untuk melakukanpemindahbukuan dan mengirimkan tembusanSurat Perintah Membayar lembar ke-4 kepada Dit.DLN.

7. Kantor BI atau Bank Pemerintah setempatmemproses transfer dana ke bank yang dipilihBKM.

8. BKM menerima informasi transfer dana dari bankpilihan BKM. Rekening BKM harus atas namalembaga (BKM) dan ditandatangani sekurang-kurangnya oleh 3 (tiga) orang, yang ditetapkan olehRapat Anggota BKM. Perubahan spesimentandatangan tersebut juga diputuskan melaluiRapat Anggota BKM.

9. KSM menyusun usulan kegiatan berdasarkan hasilPronangkis dengan difasil itasi oleh kadermasyarakat dan fasil itator. Usulan kegiatandiajukan ke BKM yang diteruskan ke UPK untukdiberikan penilaian kelayakan teknis, lingkungandan finansial. Hasil penilaian kelayakan UPKdiajukan BKM ke KMW untuk mendapatrekomendasi dan verifikasi

10. KMW memberikan rekomendasi dan verikasi atashasil analisa kelayakan usulan kegiatan KSM yangditetapkan UPK dan mengadakan koordinasidengan BKM.

a. BKM melakukan Rapat Anggota untuk menyusunurutan prioritas terhadap usulan-usulan kegiatanyang sudah diverifikasi oleh KMW dan membuatlaporan dalam format Prioritas-1.

b. BKM mencairkan dana BLM ke KSM/masyarakatmelalui rekening Bank pil ihan KSM, yangsekurang-kurangnya ditandatangani oleh 3 (tiga)orang, yang ditetapkan melalui Rapat Anggota KSM.BKM menyampaikan BAPPUK ke lurah, RT/RW danDusun, KSM-KSM yang ada, KMW, PJOK danmengumumkannya secara terbuka kepadamasyarakat setempat.

11. Dit. DLN mengajukan pengisian kembali(replenishment) dana di rekening khusus kepadaBank Dunia selaku penyedia dana untukpelaksanaan P2KP berdasarkan informasi SPMlembar ke 4.

Page 53: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

19Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

BAGAN 5.4. DIAGRAM ALUR PENDANAAN PAKET

KMW : Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota)

PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat

KPKN : Kantor Perbendaharaan Kas Negara

BI : Bank Indonesia

Page 54: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

20 Pedoman Umum

Penjelasan Bagan 5.4. Diagram Alur PendanaanPAKET:

1. "Panitia Kemitraan" dibentuk oleh BKM dan dinasterkait yang telah sepakat untuk melaksanakankegiatan bersama atas dasar kesesuaian kegiatanPJM Pronangkis (program BKM) dengan programdinas terkait setempat. Pembentukan PanitiaKemitraan difasilitasi oleh KMW.

2. Selanjutnya Panitia Kemitraan menyusun proposalbersama. Dalam penyusunan proposal bersamadapat menggunakan tenaga ahli pendamping untukmembantu panitia kemitraan. Tenaga ahlipendamping dapat berasal dari dinas terkait yangberkompeten di bidang usulan yang akan diajukan,atau dapat juga berasal dari kelompok peduli(perguruan tinggi, LSM dll).

3a/3b. Proposal bersama yang diajukan oleh panitiakemitraan diverifikasi dan dinilai kelayakannya olehKMW. Aspek penilaian meliputi kelayakan teknis,lingkungan dan keuangan. Sedangkan aspekverifikasi menyangkut kesesuaian usulan denganPJM Pronangkis dan Program dinas terkait,kemitraan dalam kesetaraan, serta kesesuaiandengan prinsip dan nilai P2KP. Proposal yang telahdiverifikasi dan dinilai layak oleh KMW dapatdiajukan ke Komite PAKET. KMW menyampaikanhasil verifikasi dan penilaiannya kepada KomitePAKET.

4. Berdasarkan Hasil verifikasi dan penilaiankelayakan proposal dari KMW, Komite PAKETmengadakan Rapat Anggota untuk menetapkanprioritas usulan yang akan didukung oleh bantuandana PAKET. Dalam setiap tahunnya, Komite PAKETmenetapkan maksimal 20 (dua puluh) usulan perkota yang dapat dibantu oleh dana bantuan PAKET.

5. Proposal Panitia Kemitraan yang telah disetujuiprioritas pendanaannya oleh Komite PAKETdisampaikan kembali ke panitia kemitraan untukditindaklanjuti dengan proses administrasipencairan dana PAKET.

6. Untuk merealisasikan pencairan dana PAKETP2KP, Panitia Kemitraan mengajukan permohonanpencairan dana kepada PJOK PAKET sesuaidengan usulan atau proposal yang telah disetujuiKomite PAKET, dengan melampirkan SPPB (SuratPerjanjian Penyaluran Bantuan), proposal bersama

serta lampiran-lampiran lainnya.

7. Berdasarkan permohonan pencairan dana yangdiajukan oleh Panitia Kemitraan, PJOK PAKETmemeriksa dan melakukan verifikasi ataskelengkapan dokumen dan lampiran yangdipersyaratkan (seperti SPPB, Proposal bersama,nama Panitia Kemitraan, No. Rekening PanitiaKemitraan, tanda tangan dan lain-lain). Setelahdilakukan verifikasi atas kebenaran dankelengkapan dokumen pendukung permohonanpencairan dana tersebut, PJOK PAKET akanmenerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)kepada KPKN setempat.

8. Setelah menerima SPP dan dokumen pendukunglainnya dari PJOK PAKET, KPKN akan melakukanverifikasi atas kebenaran dan kelengkapandokumen pendukung tersebut. Setelah dilakukanverifikasi KPKN akan segera menerbitkan SuratPerintah Membayar (SPM) kepada Kantor BankIndonesia (BI) setempat untuk membayarsejumlah dana (sesuai nilai SPM yang diterbitkan)kepada pihak penerima (beneficiary) sebagaimanayang ditunjukkan dalam SPM.

9. Atas dasar SPM yang diterima dari KPKN,selanjutnya Kantor BI setempat akan segeramelakukan transfer dana sebesar nilai SPM kerekening penerima di bank yang ditunjuk sesuaiSPM (rekening kelompok bersama).

Page 55: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

21Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

yang selanjutnya akan disebut sebagai KonsultanEvaluasi (KE).Konsultan Evaluasi ini harus bebas daripengaruh manajemen proyek P2KP sehingga tidakterjadi benturan kepentingan (conflict interest) yangdapat merugikan kinerja proyek.

Konsultan Evaluasi (KE) P2KP akan melakukansurvai dasar (baseline survey) pada tahap awalproyek, evaluasi berkala (mid term review dan akhirproyek) dan penelitian mendalam (indepth research)terhadap perkara-perkara penting proyek.

Evaluasi dampak proyek secara menyeluruhdifokuskan pada pengukuran kinerja proyekberdasarkan indikator kinerja proyek seperti diuraikanpada Tabel 5.1. Hasil evaluasi sesuai denganpenugasan akan dilaporkan ke pihak pemberi tugas,Tim Pengarah Inter Departemen, PMU/Pimpro danBank Dunia.

Tabel 5.1. Indikator Kinerja Proyek P2KP

Mid Term ReviewKomponen Akhir

ProyekPhase I Phase IINo Sumber

Informasi

SOSIALISASI

Jumlah kelurahan yang berpartisipasi

Jumlah penduduk kelurahan yang turut berpartisipasi pada pertemuan-pertemuan sosialisasi P2KP

Jumlah penduduk miskin di kelurahan yang hadir, sekurang-kurangnyasatu kali, dalam pertemuan.

Jumlah pertemuan sosialisasi tiap kelurahan sasaran

Persentase penduduk kelurahan yang peduli dan paham terhadap P2KPserta tujuannya

ORGANISASI MASYARAKAT (BKM)

Jumlah Tim Koordinasi tingkat kota/kabupaten

Jumlah BKM terbentuk

Persentase jumlah wanita dalam anggota BKM

Persentase penduduk yang memilih anggota BKM dalam proses pemilihantingkat akhir (tingkat Kelurahan)

Persentase kelurahan sasaran dengan PJM Pronangkis yang telahdiselesaikan dan disetujui

Persentase penduduk yang hadir dalam serangkaian rembug warga atauFGD, sebagai salah satu bagian dari proses penyiapan PJM Pronangkis

Persentase penduduk kelurahan yang mengetahui, peduli dan paham PJMPronangkis.

Jumlah kader masyarakat tiap kelurahan

Jumlah Forum BKM yang terbentuk

Jumlah warga masyarakat (BKM, KSM, UPK, kader masyarakat) yangmengikuti pelatihan per kelurahan

Persentase BKM/UPK yang melaporkan audit independent

Persentase BKM/UPK dengan laporan audit unqualified

Persentase penyaluran BLM

1210

10%

25%

24

30%

53

1210

20%

2%

95%

5%

50%

3

53

20

80%

75%

80%

1017

10%

25%

24

15%

26

1017

20%

2%

95%

5%

50%

3

26

20

50%

75%

20%

2227

10%

25%

24

70%

79

2227

20%

2%

95%

5%

50%

3

79

20

80%

75%

100%

MIS

MIS

Survey

MIS

Survey

MIS

MIS

MIS

MIS

MIS

MIS

Survey

MIS

MIS

MIS

MIS

MIS

MIS

I

a

b

c*

d

e*

II

a

b

c

d

e*

f

g*

h

i

j

k*

l.

m.

5.3. MONITORING DAN EVALUASI

KMP bertanggungjawab penuh terhadap desain danpelaksanaan monitoring P2KP. Monitoring dilakukanuntuk menganalisis dan memperbaiki manajemenproyek. Hasil monitoring digunakan sebagai dasarpengambilan keputusan manajemen.

KMP juga bertanggungjawab untuk mengembangkandan mengelola Sistem Informasi Manajemen (SIM),sebagai salah satu alat strategis untuk memonitorperkembangan proyek dari tingkat masyarakatsampai dengan jajaran manajemen wilayah dan pusat.Hasil SIM ini setelah dilakukan penilaian dan verifikasisecara periodik bulanan dilaporkan ke PMU/Pimprodengan tembusan ke Tim Pengarah Inter Departemendan Bank Dunia.

Sedangkan untuk evaluasi dampak proyek akandilakukan oleh konsultan khusus,

Page 56: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

22 Panduan Umum

20

80%

75%

20%

40%

1: 3

5

70%

1: 6

30%

17

17

25%

25

20%

20%

1: 6

10

40%

75%

10%

30%

1: 3

5

50%

1: 6

30%

13

13

25%

10

10%

10%

1: 6

40

90%

90%

20%

50%

1: 3

10

90%

1: 6

30%

30

30

25%

40

30%

30%

1: 6

MIS

MIS

MIS

Survey

Survey

MIS

MIS

MIS

Survey

MIS

MIS

MIS

MIS

MIS

Survey

Survey

Survey

III

a

b

c

d

e*

f

g

h

i*

j

IV

a

b

c*

d

e

f

g*

PENYEDIAAN PELAYANAN BLM

Jumlah proposal kredit yang diajukan ke UPK/BKM per kelurahan

Jumlah dana yang tersedia (outstanding loans) dari persentasi BLMyang dialokasikan untuk kredit mikro

Tingkat pengembalian (repayment rate) kredit mikro

Persentase peningkatan kredit bagi usaha kecil/ rumah tangga padatingkat bunga pasar

Persentase Keluarga (KK) yang pendapatannya meningkat setelahmenerima pinjaman dari P2KP

Persentase keluarga miskin (Pra KS dan KS1) dalam KSM kredit mikro/persentase KK miskin kelurahan

Jumlah proposal pelayanan lain (non kredit mikro) yang diajukan keBKM per kelurahan

Persentase proposal pelayanan lainnya (non kredit mikro) yang disetujuidan telah selesai dilaksanakan

Persentase KK miskin di antara penerima manfaat langsung daripenyediaan pelayanan lainnya / persentase KK miskin dari pendudukkelurahan

Persentase wanita dalam KSM

PENYEDIAAN PELAYANAN PAKET

Jumlah Kota peserta PAKET P2KP terseleksi

Jumlah Komite PAKET terbentuk

Persentase Pemerintah kota/Kabupaten yang mengalokasikan danakemitraan/pendamping PAKET

Jumlah subproyek PAKET yang diselesaikan per kota/kabupatenpartisipan

Jumlah penduduk kelurahan yang mengetahui dan paham PAKET P2KPdi kota/kabupaten partisipan

Jumlah staf pemerintah daerah yang mengetahui dan paham PAKET dikota/kabupaten partisipan

Persentase penduduk miskin dari penerima manfaat langsungpelayanan yang disediakan PAKET / persentase KK miskin dalampenduduk kota

Lanjutan Tabel 5.1. Indikator Kinerja Proyek P2KP

Mid Term ReviewKomponen Akhir

ProyekPhase I Phase IINo Sumber

Informasi

* Indikator-indikator kunci yang dimonitor tiap tahunnya.

Page 57: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

1Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

6.1. TATA CARA PENYELENGGARAANTRANSPARANSI DANAKUNTABILITAS

6.1.1. Transparansi

Transparansi dalam pelaksanaan P2KP padadasarnya dapat diterapkan dengan memberikanakses kepada semua pihak yang berkepentinganuntuk mengetahui informasi-informasi mengenaikonsep P2KP, kebijakan serta pengambilankeputusan, perkembangan kegiatan dan keuangan,serta informasi-informasi lainnya dari para pelakuP2KP, baik ditingkat proyek, daerah dan masyarakat.

Dalam hal ini, semua informasi yang berkaitandengan kegiatan dan keuangan dana bantuan P2KPakan dipublikasikan dan disebarluaskan kepadamasyarakat luas serta pihak-pihak terkait lainnyasecara terbuka melalui papan-papan informasi,bulletin, dan berbagai media yang dimungkinkan.Pada tataran masyarakat, maka notulensipertemuan, kebijakan, kondisi dan laporan keuanganbulanan BKM, nama serta jumlah pinjaman, jeniskegiatan yang diusulkan, penunggak pinjaman, danlain-lain harus disebarluaskan ke masyarakat sertaharus ditempelkan di papan-papan pengumuman diseluruh pelosok kelurahan, khususnya di tempat-tempat strategis.

Bab 6. Transparansi dan Akuntabilitas

Pada sisi lain, P2KP juga berupaya mendorongmasyarakat luas untuk menuntut hak atas segalainformasi yang berkaitan dengan pengelolaankegiatan serta dana bantuan P2KP oleh pelaku-pelaku P2KP. Sebaliknya, pelaku-pelaku P2KP danmasyarakat penerima manfaat didorong pula untukmemberi kesempatan seluas-luasnya bagimasyarakat serta pihak terkait lainnya yang inginmengetahui informasi dana serta kegiatan P2KP.

Melalui penerapan transparansi secara konsistenoleh pelaku-pelaku P2KP tersebut diharapkan akandapat mencegah sedini mungkin terjadinyapenyimpangan-penyimpangan melalui tumbuhnyakesadaran masyarakat untuk melakukan kontrolsosial, menghindarkan miss komunikasi ataupunsalah persepsi, mendorong proses masyarakatbelajar dan "melembagakan" sikap bertanggungjawab serta tanggung gugat terhadap pilihankeputusan dan kegiatan yang dilaksanakannya,membangun kepercayaan semua pihak (trustbuilding) terhadap pelaksanaan P2KP secarakeseluruhan, serta agar pelaksanaan P2KP dapatdilaksanakan sesuai dengan ketentuan, prinsip dannilai P2KP.

Pelaksanaan transparansi oleh seluruh pihak yangberkepentingan tersebut dilakukan sesuai denganketentuan yang berlaku di proyek P2KP, misalnya

Page 58: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

2 Pedoman Umum

Pedoman-Pedoman P2KP, Surat Keputusan PMU/Proyek, Keppres, AD/ART, dan sebagainya

Transparansi dalam pelaksanaan P2KP ini harusdilakukan di semua tataran, antara lain sebagaiberikut:

a) Di tataran penyelenggara proyek

Untuk menjaga agar transparansi pengelolaan proyekini dapat selalu dijaga, maka di tataran penyelenggaraharus dilakukan hal-hal sebagai berikut:

• Secara periodik PMU wajib mendiseminasikanproyek P2KP secara luas, melalui berbagaimedia masa, seperti antara lain; radio, televisidan koran, mengenai apa saja yang disediakanproyek ke masyarakat dan pemerintah daerahserta sejauh mana pencapaian proyek;

• PMU wajib mengembangkan dan mengelola situsjaringan internet (Web-site) yang dapat denganmudah diakses oleh semua pihak yangberkepentingan terhadap proyek P2KP danmasyarakat untuk mendapatkan gambaranterkini dari perkembangan P2KP; dan

• PMU juga wajib menyelenggarakan audit proyekbaik dari segi finansial maupun manajemen yanghasilnya dilaporkan ke semua pihak terkait.

b) Di tataran daerah

Untuk menjaga agar transparansi pengelolaan proyek,khususnya penggunaan Dana PAKET, di daerahdapat selalu dijaga maka pemerintah daerah,terutama penanggung jawab Dana PAKET, harusmelakukan hal-hal sebagai berikut :

• Secara periodik wajib mendiseminasikan proyekP2KP ini secara luas melalui berbagai mediamasa seperti antara lain; radio, televisi daerahdan koran mengenai apa saja yang ditawarkanoleh proyek ke masyarakat dan sejauh manapencapaian proyek serta penggunaan DanaPAKET;

• Kepada penanggung jawab Dana PAKET harusdilakukan audit menjelang akhir tahun anggaranoleh indipenden auditor baik dari segi finansialmaupun manajemen yang hasilnya dilaporkan kesemua pihak terkait; dan

• Menjamin pelaksanaan pemeriksaan pengelolaankeuangan proyek - baik untuk BLM maupunPAKET - yang dilakukan oleh BPKP maupunauditor independen kepada pelaku-pelaku P2KPdi wilayahnya masing-masing.

c) Di tataran masyarakat

Untuk menjaga transparansi pengelolaan kegiatandan penggunaan dana P2KP oleh BKM sehinggadapat diketahui oleh semua warga, BKM diwajibkanuntuk menyebarluaskan keputusan-keputusan yangtelah ditetapkan, PJM dan Rencana tahunanPronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatanBKM, laporan posisi keuangan, KSM beserta anggotayang memperoleh pinjaman, Panitia kemitraanbeserta anggotanya, serta informasi-informasi lain,dengan cara:

• Penempelan melalui papan-papan informasi ditempat-tempat yang strategis, minimal di 5lokasi, dengan ukuran dan bentuk yang mudahdilihat dan dibaca oleh semua warga. Jenis papaninformasi yang diperlukan adalah papan informasikegiatan (proyek), papan informasi BKM danpapan informasi KSM,

• Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM-KSMdan masyarakat

• Pertemuan-pertemuan rutin dengan perangkatkelurahan dan lembaga kelurahan formal yangada

• Penyebarluasan melalui surat kepada KSM-KSMdan masyarakat

• Pembuatan dan penyebarluasan leaflet ataubuletin, dll

• Melakukan audit tahunan BKM dan hasilnyadisebar luaskan ke masyarakat melalui rapattahunan pertanggung jawaban BKM (lihatakuntabilitas)

• BKM, UPK serta pelaku P2KP di tingkatkelurahan harus bersifat terbuka memberikaninformasi dan data-data yang dibutuhkan dalampelaksanaan pemeriksaan oleh KMW, perangkatpemerintah, unsur masyarakat dan ataupemantau independen yang dapat dilakukansetiap saat serta audit independen yang

Page 59: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

3Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalamsetahun.

6.1.2. Akuntabilitas

Selain wajib menerapkan prinsip transparansi dalamproses pengambilan keputusan dan pengelolaankegiatan serta keuangan, juga wajib dilaksanakanberdasarkan prinsip akuntabilitas. Penerapan prinsipakuntabilitas harus ditaati secara konsisten olehsemua pelaku P2KP, tanpa terkecuali.

Akuntabilitas ini pada dasarnya dapat diterapkandengan memberikan akses kepada semua pihakyang berkepentingan untuk melakukan audit,bertanya dan atau menggugat pertang-gungjawabanpara pengambil keputusan, baik ditingkat proyek,daerah dan masyarakat . Oleh sebab itu semua unitpengambilan keputusan dalam semua tataran proyekharus melaksanakan proses pengambilan keputusanmasing-masing sesuai dengan ketentuan yangberlaku, misalnya Pedoman P2KP, Surat EdaranDirjen Anggaran, Keppres, AD/ART, dsb

Untuk tataran masyarakat antara lain dapat dilakukansebagai berikut :

a) Konsultasi Publik

Dalam hal BKM mengambil keputusan yang berkaitandengan kepentingan masyarakat banyak (misalnya;Peta Kemiskinan, Pronangkis, Calon anggota BKM,Pencairan dana BLM dan PAKET dll), makakeputusan yang ditetapkan oleh BKM harusdikonsultasikan ke masyarakat melaluipenyebarluasan dan penempelan keputusan tersebutdi tempat-tempat strategis.

Maksimal dua minggu setelah pelaksanaankonsultasi publik, BKM mengadakan rapat evaluasikeputusan untuk ditetapkan sebagai keputusan yangmengikat atau disempurnakan terlebih dahulusebelum ditetapkan, berdasarkan masukanmasyarakat yang telah diterima.

b) Rapat Koordinasi Tribulan BKM denganKSM dan Masyarakat

Anggota BKM (11-17 orang yang dipilih langsung olehmasyarakat) wajib mengadakan pertemuan

koordinasi triwulanan atau sesuai ketentuan AD/ARTdengan mengundang seluruh gugus tugas (UPK dll),KSM, dan perwakilan masyarakat untukmenyampaikan perkembangan kegiatan, membahaspermasalahan serta merencanakan kegiatan triwulanberikutnya.

c) Rapat Bulanan Anggota BKM

Anggota BKM berkewajiban menyelenggarakanpertemuaan rutin anggota-angota BKM sekurang-kurangnya satu bulan sekali. Rapat bertujuan selainmembahas berbagai masalah dan perkembanganyang ada, juga membahas rencana BKM untuk bulanberikutnya. Hasil rapat bulanan tersebut disampaikanBKM kepada KSM, masyarakat dan pemerintahkelurahan.

d) Rapat Tahunan BKM

BKM wajib menyelenggarakan Rapat Tahunan BKMyang dilaksanakan minimal satu tahun sekali. Rapattahunan BKM tersebut disamping sebagaipertanggung jawaban kegiatan dan keuangan kepadamasyarakat (termasuk penyampaian hasil audit) jugasekaligus untuk penyegaran anggota BKM.Masyarakat, melalui utusan-utusan yang dipilihlangsung dari setiap dusun, dapat menerima ataumenolak pertanggungjawaban anggota BKM tersebutserta menetapkan untuk memperpanjang ataumengganti anggota BKM.

e) Audit dan Pemeriksaan

Dalam rangka pelaksanaan akuntabilitas ini, makaBKM wajib melakukan audit tahunan termasuk semuaunit-unitnya (UPK dan UP lainnya). Audit ini harusdilakukan oleh auditor indipenden dan hasilnyadisebarluaskan kesemua pihak terkait sesuaiketentuan.

Disamping itu, BKM dengan semua unitnya harusterbuka terhadap berbagai pemeriksaan, baik darimanajemen proyek, pemerintah maupun masyarakat.

Page 60: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

4 Pedoman Umum

6.2. MANAJEMEN KEUANGAN DANAUDIT

6.2.1. Umum

Sebagaimana telah dijelaskan di awal bahwa padadasarnya P2KP dalam penyediaan dana BLMmaupun PAKET menganut sikap menu bebas (openmenu), dimana masyarakat dapat bebas mengajukanusulan kegiatan apapun selama terkait langsungdengan upaya penanggulangan kemiskinan,disepakati semua pihak, serta harus merupakanpenjabaran dari PJM Pronangkis atau programtahunannya.

Meskipun demikian, pengambilan keputusanmasyarakat tentang pilihan kegiatan yang akandilakukannya untuk menanggulangi kemiskinan harussenantiasa disertai kesadaran akan konsekuensi darikeputusan tersebut, yakni melakukan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi dan proses persiapanyang harus dilakukan.

Apapun bentuk kegiatan, secara administrasi harustetap menganut prinsip transparansi dan akuntabilitasyang tata cara pelaksanaannya dijelaskan di atas.

6.2.2. Pengelolaan Pinjaman Bergulir

Apabila masyarakat memutuskan bahwa sebagiandana BLM digunakan untuk pinjaman bergulir, makapengelolaanya harus dilakukan dengan memenuhikaidah-kaidah pengelolaan pinjaman bergulir yangberorientasi pada masyarakat miskin, dengan tingkatpengembalian pinjaman (repayment rate) yangdiharapkan pada akhir masa proyek diharapkan dapatmencapai 80%. Pengelolaan pinjaman bergulir secaraoperasional ditangani oleh Unit Pengelola Keuangan(UPK), sebagai gugus tugas dari BKM. (Penjelasanlebih lengkap mengenai pengelolaan pinjaman bergulirdapat dilihat pada Buku Pedoman Khusus TentangPengelolaan Pinjaman Bergulir).

6.2.3. Penatabukuan

Dalam rangka mempersiapkan tertib administrasiBKM, khususnya dalam masalah administrasi

keuangan, maka KMW memberikan pelatihantentang penatabukuan kepada BKM dan UnitPengelola Keuangan (UPK). Pelatihan sejenisdiberikan kepada panitia-panitia kemitraan PAKETsebelum mereka melaksanakan kegiatan yang telahdisetujui Komite PAKET.

Pada saat pelaksanaan P2KP, maka KMW melaluiTim Fasilitator dan kader masyarakat akan membantupihak BKM dalam memproses penatabukuan BKM,sehingga sesudah akhir tahun buku pihak BKMsudah siap dalam menerima audit yang akandilakukan oleh akuntan independen. KMW melaluikoordinator kota dan stafnya juga akan membantupanitia-panitia kemitraan PAKET dalam memprosespenatabukuan sehingga siap diaudit.

Tiap kelompok (KSM) wajib menatabukukankegiatannya maupun keuangannya dengan cara yangcukup sederhana yang akan di siapkan oleh KMW.Penatabukuan ini akan dijadikan bahan pelaporankepada anggota BKM pada pertemuan bulanan,sekaligus menjadi alat pantau secara dini terhadapkedisiplinan pengembalian pinjaman anggota.

Disamping itu, laporan tersebut juga dapat dipakaisebagai salah satu bentuk pertanggungjawabankepada UPK/BKM yang telah memberikan pinjamankepada KSM. Tim Fasilitator beserta kadermasyarakat membantu proses penatabukuan inidalam kapasitas sebagai pendamping. Dengan katalain, fasilitator beserta kader masyarakat harusmembantu KSM yang didampinginya agar pengurusKSM tersebut pada masa berikutnya mampumengerjakannya secara mandiri.

6.2.4. Audit

Selain pantauan partisipatif yang dilakukan sendirioleh para pelaku di semua tingkatan, akan dilakukanpula audit oleh pihak-pihak yang tidak terlibat secaralangsung dalam proses pendampingan. Ada tiga jenisaudit dalam pelaksanaan P2KP.

a) Audit oleh Instansi Pemerintah untukSeluruh Pelaku

Sebagaimana semua proyek/program pemerintahlainnya, maka P2KP juga akan diaudit oleh BPKP

Page 61: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

5Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

(Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan).Artinya bahwa pemerintah (proyek P2KP)mempercayakan pelaksanaan audit kepada BPKP.Audit dilakukan sekali setiap tahun terhadap KSM,BKM/UPK, Panitia Kemitraan PAKET, PJOK, parakonsultan pelaksana, serta kantor-kantor bankpemerintah yang ditunjuk sebagai penyalur dana.Lembaga-lembaga pemeriksa akanmengkoordinasikan kegiatan ini untuk menghindariduplikasi antar mereka.

Bagi instansi pemerintah pelaksana P2KP, PanitiaKemitraan PAKET, konsultan pelaksana, dan bank,titik berat pemeriksaan adalah pada ada atau tidaknyapenyimpangan, sedangkan bagi KSM dan BKM/UPK,lebih pada pendidikan dan pembelajaran masyarakattentang penatabukuan yang sehat.

Laporan pemeriksaan BPKP harus selesai padasetiap akhir bulan Maret bagi pengeluaran yang terjadipada tahun fiskal sebelumnya. BKM/UPK, KSM,Panitia Kemitraan PAKET, para konsultan pelaksana,dan bank yang ditunjuk harus mendokumentasikancatatan-catatan kegiatannya selama tiga tahun danmenyerahkannya kepada auditor independen biladiminta.

b) Audit Independen untuk PelaksanaKegiatan P2KP

Masyarakat perlu menyadari pentingnya penilaianpihak luar untuk membuktikan telah dijalankannyaprinsip transparansi dan akuntabilitas. Untuk itu,setiap tahun semua lembaga yang langsung terkaitsebagai pelaksana lapangan P2KP, khususnyaKomite PAKET dan BKM, harus mengauditkan dirikepada auditor independen. Biaya audit wajibdialokasikan oleh BKM dan Komite PAKET sendirisebagai bagian dari biaya operasional pelaksanaan(BOP) masing-masing.

Ketentuan pokok mengenai audit independen adalahsebagai berikut:

1) Komite PAKET dan BKM melalui kesepakatananggotanya menyewa auditor independen untukmelakukan audit di organisasi masing-masing(Komite PAKET dan BKM) dan pihak mitra kerjamasing-masing, baik untuk aspek keuanganmaupun untuk aspek manajemen.

2) Auditor independen harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

• Akuntan Publik yang terdaftar di IkatanAkuntan Indonesia (IAI), atau Koperasi JasaAudit, atau perguruan tinggi yang memilikijurusan/program studi akuntansi (dengansyarat tambahan: tim audit harus dipimpinseorang sarjana akuntansi dan hasil auditditandatangani ketua tim audit).

• Bukan warga kelurahan di mana BKM yangakan diaudit berada; dan bukan anggotapanitia kemitraan PAKET

• Bersedia mengikuti briefing atau pengarahandari KMW tentang model kelembagaan"bkm" dan panitia kemitraan, sistempembukuan P2KP, dan cakupan audit (biayapengarahan ditanggung oleh auditor);

• Lulus pengujian yang dilakukan oleh KMW(pengujian hanya dilakukan atas: kesediaanmengikuti pengarahan dan melakukan auditsesuai isi pengarahan, calon auditor benar-benar bukan warga kelurahan di mana BKMyang akan diaudit berada, dan berijasahminimal S-1 akuntansi).

3) Audit independen harus dilakukan setiap tahunselambat-lambatnya satu bulan setelah tutuptahun buku.

4) Hasil audit diumumkan oleh BKM dan KomitePAKET kepada masyarakat baik dengan caraditempelkan di papan pengumuman,penyebarlausan salinan hasil audit kepadamasyarakat, disebarluaskan melalui mediamassa (untuk panitia kemitraan PAKET) dandimasukkan ke dalam laporan tahunan danlaporan pertanggungjawaban BKM serta laporanpertanggungjawaban Komite PAKET.

6.2.5. Monitoring Independen oleh Tim Khusus

Pemerintah atau perwakilan Bank Dunia dapatmembentuk tim khusus di luar yang telah ada untukmelakukan monitoring independen atas pelaksanaanP2KP, terutama untuk memeriksa apakah prosespelembagaan di masyarakat dan prosespendampingan yang dilakukan instansi pemerintahpelaksana P2KP dan para konsultan pelaksana telah

Page 62: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

6 Pedoman Umum

dilakukan sebagaimana mestinya. Tim khusus inidapat dibentuk sewaktu-waktu tanpa pemberitahuanterlebih dahulu baik keberadaan maupun jadwalpemeriksaannya kepada para pelaku.

6.2.6. Kelompok Pemantau Independen P2KP

Disamping audit resmi tersebut, harus dibangunmekanisme pengendalian sosial (social control).Untuk itu, masyarakat kelurahan yang peduli padaP2KP dan memiliki komitmen terhadappenanggulangan kemiskinan dapat membentukKelompok pemantau independen P2KP atausejenisnya.

Inisiatif masyarakat untuk mengawasi pelaksanaanP2KP harus diakomodasi oleh BKM dan KomitePAKET dengan memberikan kemudahan untukmemperoleh informasi yang dibutuhkan mereka.Meskipun demikian, Kelompok pemantau independentetap tidak memiliki kewenangan untuk menetapkansanksi ataupun kebijakan terhadap BKM dan KomitePAKET. Kelompok pemantau independen dapatmenyampaikan informasi temuannya kepadarembug-rembug warga kelurahan atau instansi yangberwenang menangani hal tersebut, atau kepada unitpengaduan masyarakat (UPM) yang ada.

Untuk menyiapkan BKM dan Komite PAKET(termasuk panitia kemitraan di wilayahnya) mengikutiberbagai macam audit tersebut, terutama auditmanajemen dan audit pendanaan, KMW perlu terlebihdahulu mengadakan verifikasi manajemen danpembukuan kepada semua BKM, Komite PAKETdan panitia kemitraan di wilayah kerja masing-masing.Verifikasi dilakukan oleh tenaga ahli KMW untukmengecek kesiapan BKM dan Komite PAKET dalammenerima audit independen.

6.3. MEKANISME PENERAPAN SANKSI

6.3.1. Sanksi

Sanksi adalah pemberlakuan hukuman terhadappelanggaran ketentuan dan/atau aturan yang telahditetapkan dalam Pedoman P2KP maupun aturanyang ditetapkan masyarakat, sebagaimanatercantum dalam AD/ART BKM atau aturan KomitePAKET.

6.3.2. Penetapan dan Penerapan Sanksi

Penerapan sanksi merupakan konsekuensi logis daripenegakan prinsip akuntabiltas yang bertujuan untukmenghukum yang salah dan menyebarkan kebajikandengan menumbuhkan rasa tanggungjawab dariberbagai pihak terkait dalam melaksanakan P2KP.Sehingga warga masyarakat miskin yang seharusnyamerasakan manfaat program tidak dirugikan danprogram dapat berjalan dengan baik sertaberkelanjutan.

a) Penetapan dan penerapan sanksi olehPemerintah

Pemerintah dapat menetapkan dan menerapkansanksi dalam bentuk :

• Sanksi hukum yang dapat dikenakan padaperangkat pemerintah, konsultan, pengurusBKM/UPK dan warga masyarakat, sesuaidengan peraturan perundangan yang berlaku,terhadap upaya dan/atau penyalahgunaan dana,tindak korupsi, penyalahgunaan wewenang untukkepentingan pribadi maupun kepentingankelompok tertentu;

• Sanksi pembatalan/pencabutan dana, yaitu suatubentuk sanksi dengan dibatalkan/tidakdialokasikannya dana P2KP (BLM ataupunPAKET) pada tahap atau tahun berikutnya.Ketentuan mengenai pembatalan dana dimaksuddapat dibaca pada ketentuan umum penggunaandana BLM ataupun ketentuan umum penggunaandana PAKET di Buku Pedoman ini.

b) Penerapan sanksi oleh masyarakat

Sanksi yang diterapkan masyarakat dapat bersifatformal, artinya merupakan keputusan/hasil rembugwarga atau bersifat non formal dalam bentuk sanksiyang dilakukan oleh warga orang per orang; seperticemoohan atau yang bersangkutan tidak dihargai lagi,dan sebagainya.

Mekanisme penetapan dan penerapan sanksi yanglazim dilakukan melalui :

• Rembug Warga Kelurahan

Rembug warga merupakan mekanisme yanglazim digunakan dalam menetapkan sanksi dan

Page 63: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

7Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

penerapannya. Dalam hal masyarakat melihatterjadi penyimpangan prinsip serta nilai P2KPoleh anggota BKM dan/atau terdapat keputusanBKM yang ditolak oleh sebagian besar warga,dan/atau BKM dianggap tidak lagi mencerminkankriteria sebagai pimpinan kolektif organisasimasyarakat warga, maka masyarakat kelurahanberhak untuk membubarkan sebagian ataukeseluruhan anggota BKM serta memilihpenggantinya melalui mekanisme RembugWarga Kelurahan. Mekanisme rembug wargakelurahan diawali dengan rembug warga tingkatRT/RW, rembug warga tingkat dusun danakhirnya rembug warga tingkat kelurahan.

Melalui rembug warga ini dapat ditetapkan sanksisosial dan atau sanksi hukum yaitu denganmenyerahkan oknum yang melakukanpenyimpangan ke pihak yang berwajib.

• Musyawarah kelompok

Selain mekanisme rembug warga, yang relatifmelibatkan banyak orang, sering kali jugadilakukan musyawarah kelompok untukmembahas persoalan di tingkat kelompok.Sanksi yang ditetapkan dan diterapkan padaumumnya adalah bersifat sanksi sosial misalnyapengucilan dari kelompok, dsb .

6.4. PENANGANAN PENGADUAN DANPENYELESAIAN KONFLIK

Pengaduan pada dasarnya merupakan aspirasi,keluhan ataupun ketidakpuasan terhadapimplementasi P2KP. Pengaduan dapat disampaikandalam bentuk lisan maupun tertulis, baik ke pelakuP2KP, media massa dll.

Terlepas dari siapapun dan darimanapun yangmenyampaikan pengaduan, maka harus dipahamibahwa pada hakekatnya timbulnya pengaduandisebabkan oleh:

• pemahaman substansi informasi yang kurangutuh,

• proses kegiatan di lapangan yang kurang

sempurna,

• pendekatan yang keliru,

• tumbuhnya kepedulian dan kontrol sosial dariwarga masyarakat;

• mulai tumbuh berkembangnya prinsip dan nilaiP2KP

Oleh karena itu, pandangan tidak adanya pengaduanmenunjukkan indikator keberhasilan pendampingandi lapangan adalah sangat keliru. Demikian pulahalnya dengan pandangan bahwa banyaknyapengaduan merupakan indikator ketidakberhasilanFasilitator di lapangan. Indikator keberhasilan P2KPjuga dapat dilihat dari menurunnya jumlah pengaduansecara bertahap melalui ptoses penyempurnaanpelaksanaan P2KP di lapangan dan penangananpengaduan yang memberi kontribusi bagi kelancaranP2KP.

Pengaduan adalah bagaikan mutiara yang sangatberharga bagi keberhasilan pencapaian proyek P2KP.

6.4.1. Prinsip Penanganan Pengaduan

Sistem penanggulangan pengaduan yang diterapkandi P2KP pada dasarnya harus menganut beberapakaidah sebagai berikut :

a) Kemudahan. Masyarakat harus mendapatkankemudahan untuk menyampaikan pengaduannyabaik dari aspek fisik, pendanaan maupunadministrasi;

b) Cepat, Tepat dan Tanggap. Pengaduan yangmasuk harus ditangani dengan cepat dan tepat.Instansi yang berwenang menangani pengaduanharus tanggap terhadap setiap pengaduan yangmasuk, termasuk melalui surat kabar;

c) Terbuka. Proses penerimaan dan penangananpengaduan harus terbuka untuk pihak umumyang ingin mengetahuinya;

d) Satu Pintu. Penanganan pengaduan harus disatu pintu, yaitu di Unit Pengaduan MasyarakatP2KP di berbagai tataran; serta

e) Rahasia dan Aman. Penanganan pengaduanharus memberikan jaminan kerahasiaan dan rasaaman bagi pelapor.

Page 64: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

8 Pedoman Umum

6.4.2. Manajemen Pengaduan

a) Pembentukan Unit Pengaduan Masyarakat

KMP wajib membangun dan memfasilitasijaringan unit pengaduan masyarakat (UPM)disemua wilayah kerja; pusat, daerah danmasyarakat/komunitas, yang masing-masingbekerja secara independen dalam suatu jejaringpengaduan masyarakat. Untuk itu, KMP wajibbekerjasama dengan dengan semua pihak peduli(stakeholders), baik pemerintah maupun nonpemerintah, dalam rangka membangun simpul-simpul jaringan pengaduan masyarakat di tiapwilayah kerja proyek P2KP (pusat, daerah danmasyarakat). Simpul-simpul jaringan tersebutdiharapkan akan membentuk unit-unit pengaduanmasyarakat dan akan tetap berfungsi setelahmasa proyek P2KP selesai, sebagai bagian daripartisipasi masyarakat dalam mengawalpembangunan.

Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) yang telahada dapat difungsikan sebagai UPM P2KP,apabila UPM dimaksud telah memenuhi kriteriadan persyaratan yang ditetapkan melaluipedoman P2KP maupun ketentuan PMU/Pimpro, berdasarkan hasil penilaian dari KMWdan rekomendasi KMP.

b) Penyampaian dan Penerimaan Pengaduanserta Keluhan

Pengaduan dan keluhan dapat berasal dariperorangan atau kelompok masyarakat. Untukmemudahkan penyampaian pengaduan, makapengaduan dapat disampaikan ke unitpengaduan masyarakat (UPM) terdekat.Penyampaian dapat dilakukan dengan berbagaicara: surat/kotak pos, fax, telepon bebas pulsa,email dan sebagainya. Walaupun pada tiaptingkatan pelaku dikembangkan unit pengaduan,akan tetapi yang paling strategis adalah di tingkatmasyarakat atau BKM, hal ini untuk menjaminkesinambungan program setelah proyek selesai.

Pencatatan pengaduan dan keluhan pada tiapUPM (Unit Pengaduan Masyarakat) harusdilakukan pada saat penerimaan. Hal inidilakukan untuk memudahkan pelaporan dan

penanganan penyelesaian pengaduan. Untukmemudahkan penanganan perlu dikembangkanklasifikasi masalah yang bersifat standar danterkait dengan Sistem Informasi Manajemen(SIM). Sebagai contoh jenis pengaduan dapatdikelompokkan dalam katagori: penyalahgunaandana, intervensi politik, proses usulan kegiatan,dan proses pelaksanaan kegiatan.

c) Penyelesaian Pengaduan

Pada dasarnya adanya pengaduan darimasyarakat menandakan ketidakpuasan dansengketa antara masyarakat dengan pelakuproyek, baik itu sengketa horisontal maupunvertikal. Artinya penyelesaian pengaduan jugamengacu pada proses penyelesaian sengketa.

Sebetulnya yang paling baik adalahpenyelesaian sengketa dengan cara musyawarahdan mufakat. Namun kenyataannya upayapenyelesaian sengketa dengan cara ini tidakselalu terjadi dengan mudah, sehingga diperlukancampur tangan pihak ketiga. Untuk itu, berbagaicara lain yang juga dapat dipakai untukpenyelesaian pengaduan adalah melaluiarbitrase dan hukum.

Pada dasarnya penanganan pengaduandilakukan melalui proses investigasi, konfirmasi,rekomendasi dan informasi. Hasil investigasiyang dilakukan oleh UPM harus dikonfirmasikankepada pihak terkait yang tepat. Selanjutnya darihasil konfirmasi, UPM membuat rekomendasikepada pihak yang berwenang menanganimasalahnya. Untuk P2KP, maka BKM adalahlembaga yang paling banyak mendapatkanrekomendasi untuk menyelesaikan masalahnya.

Secara diagramatis mekanisme penangananpengaduan tersebut diatas dapat dilihat padaBagan 6.1.

d) Penyelesaian Secara Hukum

Proses penyelesaian secara hukum untukpengaduan tentang ketidakpuasan maupunsengketa antara masyarakat dengan pelakuproyek, baik itu sengketa horisontal maupunvertikal, dapat dilakukan dalam hal:

Page 65: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

9Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

• Sengketa tidak dapat didamaikan melaluimekanisme penanganan pengaduan yangdisiapkan di P2KP

• Terdapat indikasi kuat bahwa persoalan atauperistiwa tersebut berkaitan denganpelanggaran hukum (pidana maupun perdata)

6.4.3. Penanganan Konflik

Beberapa langkah yang perlu dilakukan untukmenyelesaikan konflik antara dua pihak atau lebih,dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

a) Identifikasi jenis konflik, apakah konflik laten,konflik terbuka ataukah konflik permukaan, yangmembutuhkan pendekatan berbeda dalampenanganannya. Konflik laten merupakan konfliktersembunyi yang perlu diidentifikasi sejak awal;

b) Identifikasi akar persoalan dari konflik yangterjadi; dan

c) Formulasikan rencana tindak penanganankonflik, yang dapat dikategorikan sebagai berikut:

• Cegah terjadinya konflik sejak dini agarterhindar dari munculnya konflik yang lebihluas dan keras;

• Selesaikan konflik melalui pengakhirankekerasan dan pertengkaran;

• Kelola konflik melalui pengurangan ataupenghindaran kekerasan maupun tindakanyang menjurus kekerasan, dengan caramengembangkan tindakan serta perilakupositif yang melibatkan semua pihak ataupelaku; serta

• Transformasikan konflik melalui investigasimendalam secara partisipatif untukmenyelesaikan akar konflik, dengan caramentransformasi kekuatan negatif menjadikekuatan-kekuatan positif.

Page 66: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

10 Pedoman Umum

BAGAN 6.1 MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN

Page 67: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

1Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Tujuan

Desain P2KP distrukturisasi sedemikian rupa untukmenjamin partisipasi dan keterlibatan berbagaikelompok masyarakat dalam pengambilan keputusantingkat lokal berdasarkan alokasi sumber daya yangtersedia. Meskipun demikian, diakui bahwa pendudukasli sebagai kelompok khusus patut dilakukanpendekatan berbeda dan didukung secara khusus.Oleh karena itu, kerangka atau pedoman perlakuankhusus bagi penduduk asli akan digunakan dalamP2KP.

Tujuan dari panduan perlakuan khusus bagi pendudukasli, adalah sebagai berikut:

• Menjamin bahwa penduduk asli memperolehmanfaat dari keberadaan proyek; dan

• Menghindarkan atau meminimalkan potensipengaruh atau dampak proyek P2KP yangmerugikan bagi penduduk asli.

Pengertian

Berkenaan dengan tujuan dan kepentingan P2KP,maka kelompok-kelompok penduduk asliditerjemahkan sebagai mereka atau orang-orang,yang saat ini dalam berbagai variasi tingkatannya,memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Komunitas yang berada di sekitar atauberhimpitan dengan lokasi wilayah adat/leluhurdan sumber daya alam yang dilindungi;

2. Mengidentifikasi dirinya atau diidentifikasi olehpihak lain sebagai anggota-anggota dari suatukomunitas budaya tertentu;

3. Komunitas yang berbahasa asli/khas danberbeda dari bahasa setempat secara umum(misalnya; Bahasa Jawa); dan

4. Mengutamalkan bergantung pada produksi yangmenjadi tulangpunggung dan tumpuan nafkahhidupnya.

Pedoman

Komunitas penduduk asli tidak terdapat secara umumatau merata di lokasi-lokasi proyek P2KP. Langkah-langkah berikut di bawah ini merupakan upaya untukmenjamin bahwa proyek —tempat komunitas aslitersebut berada— akan memenuhi kebutuhan khususmereka.

1. Selama pelatihan fasilitator, fasilitator akanmemperoleh pemahaman mengenai bagaimanamengidentifikasi penduduk-penduduk asli. MelaluiPemetaan Swadaya (Community Self Survey) danFGD Refleksi kemiskinan, fasilitatormengidentifikasi keberadaan dan jumlahpenduduk asli di masyarakat sasaran danmelaporkannya kepada KMW.

2. Di lokasi keberadaan penduduk asli yang telahteridentifikasi tersebut, KMW akanmengorganisasikan training atau lokakaryaorientasi bagi fasilitator terkait tentang bagaimanabekerja dengan komunitas asli tersebut dalamcara yang tepat dan bermanfaat untukmengidentifikasi mekanisme partisipasi yangefektif, serta ditujukan langsung mengatasitantangan khusus dalam bekerja dengankomunitas tersebut, misalnya, bagaimanaberhubungan dengan komunitas asli yangmungkin akan konflik dengan komunitasmasyarakat yang lebih besar.

3. Mengingat fasilitator sangat mungkin dikontrakhingga tingkat lokal, maka mereka diharapkanlebih memahami kelompok komunitas aslitersebut. Fasilitator juga dirotasi sesuaikebutuhan untuk menjamin bahwa mereka yang

Lampiran 1:

PEDOMAN PERLAKUAN PENDUDUK ASLI

Page 68: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

2 Pedoman Umum

telah dilatih bekerja dengan komunitas asli —atau setidaknya memiliki ketrampilan khususyang akan bermanfaat dalam bekerja dengankomunitas asli— adalah berada di tempat yangtepat. Manajeman fasilitator merupakantanggungjawab KMW.

4. Di lokasi keberadaan penduduk asli yang telahteridentifikasi sebelumnya, akan dilakukanupaya-upaya yang dapat menjamin bahwasetidaknya tersedia satu orang kader masya-rakat berasal dari komunitas asli tersebut,sehingga lebih memudahkan komunikasi dengankelompok komunitas asli setempat.

5. Di lokasi dimana komunitas asli berbicara denganbahasa yang berbeda dari bahasa Indonesia,maka dokumen dan brosur yang terkait akanditerjemahkan dalam bahasa setempat. Alokasidana telah disediakan dalam anggaran proyekuntuk penterjemahan tambahan bagi dokumen-dokumen proyek yang relevan.

Langkah-langkah ini dapat dilengkapi denganlangkah-langkah tambahan untuk memberi peluangdan menjamin komunitas penduduk asliberpartisipasi penuh dalam P2KP, sadar dan pahamhak serta kewajibannya, dan mampu menyuarakankebutuhan mereka selama proses pelaksanaanpemetaan swadaya dan penyusunan PJMPronangkis. Lebih jauh lagi, kelompok penduduk asliakan diperkuat dan didorong mengajukan usulankegiatan/subproyek yang bertujuan memenuhikebutuhan mereka.

Monitoring dan Prosedur Pengaduan

Kerangka acuan KMW dan KMP termasuktanggungjawab untuk memonitor perlakuan ataupenanganan komunitas penduduk asli dalam P2KP.Dalam hal teridentifikasi komunitas penduduk asli,maka KMW disyaratkan untuk melaporkan partisipasikomunitas tersebut dalam proyek. Kelengkapanmengenai hal tersebut akan dibuat dalam SIM P2KPuntuk memonitor keterlibatan komunitas pendudukasli. Ketentuan yang sama juga akan diikuti oleh KMP,seperti halnya dengan monitoring selama misipengawasan.

P2KP memiliki sistem pengaduan yangmemungkinkan masyarakat untuk mengangkat isyu-isyu atau pengaduan di semua tingkatan - tingkatkelurahan, tingkat KMW (termasuk tingkat kota/kabupaten atau tingkat propinsi), dan pada tingkatnasional. Disediakan desain staf KMW dan KMPyang bertanggungjawab untuk menindaklanjutipengaduan dan menjamin bahwa pengaduan tersebutditangani secara memadai dan tepat. Selain itu, bagikomunitas penduduk asli yang peduli, makaFasilitator/KMW akan menjamin bahwa mekanismepengaduan dibangun atas dasar cara budaya yangtepat dengan kerjasama atau kolaborasi yang eratdengan kelompok terkait.

Studi Evaluasi proyek yang akan dilakukan, termasukjuga memonitor dan mengevaluasi dampak proyekterhadap komunitas penduduk asli.

Page 69: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

3Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Pengantar

Sebagai proyek yang sangat terdesentralisasi, P2KPberinvestasi pada sejumlah besar subproyek di areamiskin di perkotaan. Melalui BLM, P2KP berharapdapat menyediakan kredit mikro untuk kegiatanpeningkatan pendapatan dan dapat membiayaipembangunan infrastruktur skala kecil serta layananumum lainnya (plafon untuk satu sub proyek adalahRp. 30 juta). Melalui PAKET, proyek berharap untukdapat membiayai infrastruktur skala kecil sertalayanan umum lainnya (plafon untuk satu sub proyekadalah Rp. 200 juta). Tidak diperkenankan untukmembuat suatu kegiatan yang skalanya besar dandampaknya tidak dapat dirasakan langsung olehmasyarakat. Namun dari semuanya, dampaklingkungan hidup umumnya terjadi dari manajemenpembangunan di lokasi miskin selama konstruksiberlangsung. Oleh karena itu proyek ini diberiklasifikasi lingkungan hidup kategori B oleh WorldBank.

Peruntukkan dana PAKET adalah terbuka, organisasidi tingkat kelurahan serta pemerintah daerah dapatmemilih jenis kegiatan yang akan mereka biayai.Meskipun kegiatannya tidak dibatasi, namunprosedur pelaksanaan yang menyangkut habitat sertabudaya harus diterapkan. Lampiran ini merupakankerangka prosedur penyaringan lingkungan danpanduan untuk memastikan bahwa prosedurpelaksanaan standar telah diikuti jika dampaklingkungan yang negatif dimungkinkan terjadi dalamsuatu proses kegiatan.

Prosedur pengelolaan lingkungan yang resmidigunakan di Indonesia secara umum sama denganprosedur yang diterapkan oleh World Bank dalampendekatan P2KP. Karena proyek-proyek P2KP akankecil, maka diharapkan tidak ada dampak lingkunganyang signifikan. Namun, proyek ini akanmelembagakan mekanisme penyaringan, meninjau

Lampiran 2

PEDOMAN LINGKUNGAN HIDUP

serta menerapkan prosedur "bendera merah" untukmenjamin setiap masalah lingkungan yang terjadidapat diatasi dan ditandai.

Prinsip-Prinsip Dasar

Prinsip-prinsip dasar dalam penilaian kelayakanlingkungan adalah sebagai berikut:

1. Usulan yang diajukan sedapat mungkinmenghindari atau mengurangi dampak negatifterhadap lingkungan. Usulan tersebut harus telahmengkaji alternatif desain lainnya yang tepatuntuk memperkecil dampak negatifnya;

2. Usulan tersebut harus mengacu kepada RencanaUmum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana DetailTata Ruang (RDTR), serta menghindari kawasanlindung yang telah ditetapkan oleh MenteriNegara Lingkungan Hidup (lampiran Petunjuk E-3), kecuali jika usulan kegiatan tersebut untukmengembangkan kawasan lindung; dan

3. Usulan yang membawa dampak negatif terhadaplingkungan, harus dilengkapi dengan suatuperencanaan lingkungan untuk mengurangidampak negatifnya.

Kriteria Penyaringan Lingkungan1. Setiap subproyek akan diperiksa dengan kriteria

penyaringan Pemerintah Indonesia untukmemastikan tidak ada proyek yangmembutuhkan pemeriksaan lingkungan secarapenuh. Pada penyaringan awal, tipe proyek,skala, lokasi, sensitifitas dan dampak potensialterhadap alam dan lingkungan hidup akandiidentifikasi untuk menentukan proposal tersebutmasuk pada 4 kategori berikut:

• Usulan-usulan yang membutuhkan ANDAL(Analisis Dampak Lingkunga) dan RKL

Page 70: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

4 Pedoman Umum

(Rencana Pengelolaan Lingkungan). Karenaskala pendanaan subproyek yang relatif kecil,maka tidak ada subproyek menurut kategoriini yang dapat dilaksanakan;

• Proposal yang membutuhkan AnalisisDampak Lingkungan (ANDAL) secaraUsulan-usulan yang membutuhkan UKL(Upaya Pengelolaan Lingkungan) dan UPL(Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasar-kan kajian yang terbatas dan spesifikterhadap tapak subproyek. Menkimpraswiltelah menetapkan kriteria untuk menentukansubproyek yang membutuhkan UKL/UPL danMenneg LH telah menetapkan kriteria untukANDAL (Analisis Dampak Lingkungan);

• Usulan-usulan yang cukup ditangani denganprosedur operasi baku (standard operatingprocedures), yang didalamnya memuatpraktek kerja yang dinilai baik (good practice)dan bersifat generik. Ditjen Cipta Karya danDitjen Bina Marga telah menyusun proseduroperasi baku/pedoman tersebut untukberbagai jenis subproyek;

• Usulan-usulan yang tidak memerlukan studilingkungan, karena jenis kegiatan yangdiusulkan bukan merupakan kegiatankonstruksi, tidak menimbulkan gangguanatas tanah atau air, dan tidak melibatkanpembuangan limbah.

2. Penyaringan khusus akan diterapkan padakasus-kasus berikut ini:

a. Perikanan: Standar dari Dinas Perikanan akanditerapkan pada seluruh proposal subproyekperikanan

b. Pestisida, pengikisan ozon, tembakau atauproduknya: seluruh proyek yangmemasukkan unsur ini akan ditolak

c. Asbes: Proyek yang menggunakan ataumengandung asbes tidak akan didanai.Keringanan khusus penggunaan asbes(seperti pembangunan gedung sekolahdengan atap asbes) dapat dilakukan.

d. Subproyek yang memproduksi ataumengolah bahan-bahan cair atau gas yangdapat menyebabkan polusi atau emisi tidak

akan didanai, kecuali: (a) penggunaannyasangat kecil dan (b) Bapedalda melakukanpeninjauan dan menjamin bahwa proyektersebut tidak melebihi standar polusi air danudara.

e. Material berbahaya dan limbah: proyek yangmenggunakan, memproduksi, menyimpanatau mengirimkan bahan berbahaya (racun,bahan peledak dan korosif) atau tergolongdalam B3 (Bahan Baku Berbahaya) tidakakan didanai.

f. Penebangan: Subproyek yang melibatkanoperasi penebangan atau pembelian alat-alatpenebangan tidak akan didanai.

g. Pembangunan di area yang dilindungi: SuratKeputusan Menteri Negara Lingkungan HidupRepublik Indonesia No. KEP-17/MENLH/2001 berjudul: Jenis aktivitas pekerjaan yangdiharuskan melakukan ANDAL menjelaskanbahwa setiap pekerjaan atau aktivitas yangterletak di lokasi yang dilindungi atau dapatmenyebabkan perubahan peruntukan lokasiyang dilindungi harus melakukan ANDAL.Termasuk didalamnya adalah: hutan yangdilindungi, bantaran sungai, konservasi lautdan sungai, taman wisata alam, area padatpenduduk, daerah sekitar sumber air/reservoir, area hutan bakau (mangrove), areaserapan air, taman nasional, pinggiran pantai,taman hutan, area budaya yang dilindungi,daerah seputar mata air, area penelitianilmiah, daerah konservasi alam dan area yangdicurigai memiliki bahaya alam. Tidak bolehada permukiman baru atau perluasanpermukiman di wilayah yang dilindungi yangtermasuk dalam usulan proyek yang akandidanai. Kecuali jika permukiman sudah adadidaerah tersebut dan kebijakan pemerintahmengijinkannya, proposal untuk pendanaanmelalui P2KP dapat digunakan olehmasyarakat permukiman tersebut asalsesuai dengan prosedur P2KP dan sejalandengan peraturan setempat yang secarajelas tercantum dalam rencana manajemenkawasan yang dilindungi. Tidakdiperkenankan membuat proposal untukmembangun atau merehabilitasi jalan yangberada dalam kawasan yang dilindungi.

Page 71: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

5Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

(Sumber: KEP-17/MENLH/2001 untuk ANDAL (Jenis) dan KEPMEN PU-481/KPTS/1996 untuk UKL-UPL)

Tabel Lampiran Petunjuk E-3 Batasan Ukuran Kegiatan Subproyekyang Memerlukan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

Sektor/Proyek

Penyediaan Air Bersih

Pengambilan Air BakuTransmisi (kota besar)Distribusi (kota besar)

Jalan Kota

Pembangunan baru : a. kota besar b. kota sedang

Pelebaran (kota besar)

Jembatan di kota besarJembatan di kota kecil

Limbah Cair dan Sanitasi

IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah TerpaduSistem Perpipaan Air LimbahIPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Persampahan

Controlled and sanitary landfillTPA (Tempat Pembuangan Akhir) – didaerahpasang surutTransfer station

Drainase

a. kota besarb. kota sedangc. kota kecil (desa)

Pengembangan Kampung

Pengembangan BaruPeningkatan

Unit

Liter/ detikKmha

Km; atau haKm

Km; atau ha

mm

HaHaHa

m3/dm3/d

m3/d

Km; atau haKmKm

haha

ANDAL >

50051500

510

5

--

1050010

1000700

2000

51025

2005

UKL/UPL < - >

500 – 1005- 21500 – 250

5 – 1 atau 5 – 210 – 3

5 – 1 atau 5 – 2 (jikapembebasan tanah)> 20> 69

10 - 5500 – 10010 – 5

1000 – 200700 – 150

2000 – 500

5 – 1 atau 5 – 210 – 325 – 6

200 – 255 - 2

Page 72: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

6 Pedoman Umum

3. Spesifikasi desain termasuk manajemenlingkungan dalam hal air bersih, MCK, jalanperkotaan, TPS (Tempat Pemungutan Suara),pasar, jembatan dapat diterapkan dalam P2KPdalam bentuk Prosedur Standar Pelaksanaan(SOP). Namun karena jenis kegiatan-kegiatantersebut umumnya diusulkan melalui PAKET,maka SOP yang digunakan oleh pemerintahdaerah juga akan diterapkan.

Proses Penyaringan Lingkungan1. Dana BLM

Setiap kelompok swadaya masyarakat (KSM) harusmenyiapkan proposal subproyek dalam formatstandar yang disediakan oleh fasilitator kelurahan,ditandatangani oleh para anggota kelompok.Proposal-proposal tersebut mencakup deskripsitentang kegiatan yang diusulkan, harus sejalandengan panduan kepemilikan tanah / aset ataudampak lingkungan yang digunakan. Setiap proposalakan ditinjau oleh staf proyek untuk pencapaiannya,teknisnya dan sejalan dengan panduan, sebelumdapat diterapkan oleh PKM. Staf proyek akan secarakhusus menyaring proposal untuk dampak lingkunganberdasarkan pada panduan diatas yang akandisertakan dalam manual proyek. Hal ini termasukpenyaringan khusus untuk semua proyek yangmelibatkan perubahan tanah dan air (sepertireklamasi, irigasi). BKM dengan bantuan fasilitatorharus memastikan tindakan pengurangan dampaklingkungan dilakukan. Pemilihan proposal oleh BKMuntuk dana BLM akan dibuat dalam suatu pertemuanyang dihubungkan sebelumnya dan terbuka bagiumum.

2. Dana PAKET

Proposal untuk dana PAKET akan dievaluasi olehkomite pemilihan PAKET yang ditetapkan olehpemerintah daerah (dengan bantuan staff proyek)yang beranggotakan beberapa perwakilan daripemerintah daerah, forum BKM, LSM, universitas,atau perorangan yang peduli terhadap isupenanggulangan kemiskinan. Pemilihan komite dapatdibantu oleh tenaga ahli dari Konsultan ManajemenWilayah (KMW) dan dapat ditunjuk dari Dinas

Pemerintahan atau memperkerjakan tenaga ahli dariluar untuk menilai proposal-proposal itu jikadibutuhkan. Setiap proposal akan disaring untukdampak lingkungan negatif berdasarkan padapanduan diatas dan akan dicantumkan dalam manualproyek serta KMW akan bertugas untuk memastikankegiatan pengurangan dampak lingkungan dilakukan.Proses seleksi proposal oleh komite pemilihanPAKET dilakukan secara transparan dengan kriteriapemilihan yang jelas.

Pelaporan

Fasilitator dan KMW akan mengumpulkan danmeninjau laporan lingkungan hidup dan memberikanbendera yang sesuai dari laporan bulanan mereka.Manual proyek akan mencakup matriks dari dampaklingkungan yang diharapkan dan langkah-langkahuntuk mencapai hal tersebut.

Tiga tahap berikut (penyusunan usulan, perancangandan pelaksanaan) harus dilaksanakan denganketerlibatan dan atau konsultasi masyarakat.Prosedur untuk tiap tahap diringkas sebagai berikut:

Dalam penyaringan awal, type subproyek, skala,lokasi dan kepekaan (sensivitas) dan besarandampak potensialnya, akan diidentifikasikan untukmengklasifikasikan usulan dimaksud dalam salahsatu dari 4 kategori berikut:

Dalam tahap perancangan:

1. Kesesuaian dengan RUTR dan studi lingkungan,jika diperlukan, harus dibuktikan denganpersetujuan Bappeda dan Bapelda, sebelumdiajukan ke PJOK;

2. Pengelolaan lingkungan harus menjadi satukesatuan yang dengan rancangan subproyekdokumen lelang dan kontrak;

3. Pedoman pemeriksaan lapangan yang baku,pedoman pengoperasian, pengelolaan danpemantauan bagi aparatur Pemda terkait, harusjelas;

4. Pengaturan kelembagaan berkaitan denganpelaksanaan dan sumber pendanaan harusdiindikasikan dalam usulan.

Page 73: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

7Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Karakteristik Proyek

1. Sebagai sebuah proyek yang terdesentralisasi,P2KP akan mendukung sejumlah besar bantuanskala kecil (sub-proyek), terutama di wilayahperkotaan. Melalui komponen dana BantuanLangsung Masyarakat (BLM), P2KP akanmembiayai pinjaman bergulir untuk kegiatanpeningkatan pendapatan keluarga dan untukmembiayai pembangunan sarana dan prasaranaberskala kecil serta jasa-jasa lainnya (maksimumdana untuk setiap kegiatan berkisar Rp.30 juta).Melalui komponen Dana PAKET, P2KP akanmembiayai pembangunan sarana dan prasaranaserta jasa-jasa lainnya yang dilaksanakanbersama melalui kemitraan antara masyarakatdengan dinas/instansi pemerintah kota/kabupaten (maksimum dana untuk setiapkegiatan berkisar Rp.200 juta). Diperkirakan tidaksatu pun kegiatan masyarakat (sub-proyek) yangakan memiliki dampak penting dalam halpembebasan lahan dan/atau pemukimankembali.

2. P2KP juga merupakan sebuah proyek yangberbasis pada kebutuhan dan prakarsamasyarakat, karena itu jumlah orang-orang yangterkena dampak dari kegiatan masyarakat (Sub-proyek) tidak dapat diidentifikasi sebelumnya.Identifikasi terhadap jumlah orang yang terkenadampak kegiatan masyarakat hanya dapatdijelaskan manakala proposal-proposalnya sudahdiperiksa BKM untuk usulan Dana BLM, dandiperiksa Komite PAKET untuk usulan DanaPAKET.

3. Sejak perencanaan dilakukan secara partisipatifdan pengambilan keputusan dilakukan olehmasyarakat di dalam proyek ini, pendekatan

Lampiran 3

KERANGKA KEBIJAKAN UNTUK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI

tersebut mestinya menjamin bahwa orang-orangyang terlibat dalam kegiatan masyarakat betul-betul terlibat didalam proses-proses pengambilankeputusan.

4. Diharapkan setiap kegiatan masyarakat (sub-proyek) yang mengandung pembebasan lahanatau pemukiman kembali, kerangka kebijakanini memberikan prosedur-prosedur dan pedomanuntuk penyepakatan dalam hal kompensasikepada orang-orang yang terkena dampakkegiatan (sub-proyek) dengan maksud untukmemastikan bahwa mereka tidak diperlakukansecara tidak adil dengan memberikankompensasi rendah, atau keuntungan yang tidakwajar dengan memberikan kompensasi lahanyang tinggi per meter perseginya dibandingkanpemilik lain yang sama dekatnya (berdekatan)dan menjual lahannya ke pasar bebas.

Definisi-definisi

5. Definisi-definisi yang digunakan dalan kerangkakebijakan ini adalah:a) Orang yang terkena dampak proyek, dalam

hal ini adalah orang-orang yang dalamperhitungan dari pelaksanaan kegiatanmasyarakat (sub-proyek), terkena atau akanmengenai: (i) merugikan tingkatkesejahteraan mereka (ii) merugikan hak,kepemilikan atas bangunan rumah, tanah,(termasuk pertanian dan padang rumput) atauaset-aset fisik lain yang langsung dibebaskanatau dipindahkan secara permanen atausementara (iii) merugikan akses merekakepada aset produksi yang langsung terkenadampak secara permanen atau sementara

Page 74: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

8 Pedoman Umum

(iv) merugikan usaha ekonomi, pekerjaan,atau tempat bekerja bagi para penghuni yangterkena dampak.

b) Orang yang secara fisik dipindahkan, dalamhal ini adalah orang-orang yang dipaksa untukpindah dari lokasi mereka sebelumnyakarena: (i) semuanya atau sebagian besar(50% atau lebih) dari lahannya ataubangunannya terkena dampak oleh sub-proyek, atau (ii) kurang dari 50 % dari lahanatau bangunan mereka terkena dampak sub-proyek jika bagian yang tersisa secaraekonomi tidak layak atau tidak dapat dihuni.

c) Pembebasan lahan, yang dimaksud adalahkegiatan yang memerlukan perolehan lahan,bangunan atau aset-aset lain dari orang-orangyang terkena dampak proyek untukkepentingan dari kegiatan masuyarakat (sub-proyek).

d) Kompensasi. Yang dimaksud kompensasiadalah pengganti untuk lahan atau bangunan,secara keseluruhan atau sebagian, dansemua aset-aset tetap yang berada padalahan dan bangunan-bangunannya.

e) Pemukiman kembali, yang dimaksud dalamhal ini adalah suatu upaya atau kegiatanuntuk merelokasi orang yang terkenadampak proyek ke suatu permukiman baruyang baik, seperti dimaksud dalam sub-bab4.4 sehingga mereka dapat mengembang-kan kehidupan yang lebih baik.

f) Bantuan perbaikan, yang dimaksud adalahpemberian secara tunai atau berupa aset-aset atau dalam bentuk bantuan lain kepadaorang yang terkena dampak proyek denganatau tanpa hak hukum atas aset-aset yangdiambil oleh proyek sampai paling sedikitnyasama atau meningkatkan tingkat kehidupanmereka hingga pada tingkat utama menurutproyek.

Prinsip-prinsip Dasar

6. Prinsip-prinsip berikut menjadi dasar kerangkapembebasan lahan dan pemukiman kembali:a. Usulan (proposal) kegiatan masyarakat (sub-

proyek) harus meminimalkan pembebasanlahan dan aset-asetnya dan pemukimankembali tanpa kerelaan (paksa). Kelompok-kelompok yang mengusulkan harus telahmemperhitungkan alternatif rancangan yangmemungkinkan minimalisasi penggusuran.

b. Kelompok-kelompok yang mengusulkanakan melakukan proses-proses secara trans-paran dan partisipatif untuk meyakinkanbahwa semua orang yang terkena dampakproyek menyetujui pada setiap usulankegiatan masyarakat (sub-proyek) yangmengandung pembebasan lahan ataupemukiman kembali.

c. Kelompok-kelompok yang mengusulkankegiatan (sub-proyek) akan menyetujui danmematuhinya termasuk biaya pembebasanlahan dan/atau setiap pemukiman kembalisecara terpaksa didalam usulan kegiatanmereka (proposal) sebagai bagian dari biayasub-proyeknya. Biaya kompensasi akandipenuhi melalui dana swadaya masyarakatsendiri atau dana pemerintah (dana BLMyang berasal dari bank tidak boleh digunakanuntuk membayar kompensasi).

d. Sejalan dengan kebiasaan tradisional(tradisi), anggota masyarakat boleh memilihsecara sukarela menyumbang lahan atauasset-asset dan/atau relokasi secarasementara atau permanen dari lahan merekatanpa kompensasi. Meskipun demikian,diperhatikan setiap penyumbang yangterkena dampak proyek boleh mendapatkompensasi.

e. Dampak-dampak dari pembebasan lahandan/atau pemukiman kembali tidak bolehmengakibatkan kondisi tingkat kesejah-teraan dari orang-orang yang terkena dampakmenjadi buruk.

Kerangka kerja7. Dalam hal sebuah usulan kegiatan masyarakat

(sub-proyek) memerlukan pembebasan lahandan/atau pemukiman kembali, maka usulan sub-proyek tersebut harus sudah mengidentifikasikebutuhan lahan yang perlu dibebaskan, jumlah

Page 75: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

9Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

dan nama-nama orang yang terkena dampakproyek, dan perkiraan anggaran (biaya) yangdiperlukan untuk kompensasinya.

8. Usulan/proposal yang akan mengakibatkandampak pada 200 orang atau lebih, biasanyaakan memerlukan waktu lama (jangka panjang),dan diperkirakan melampaui cakupan jangkawaktu proyek. Dalam hal kejadian yang sangattidak diharapkan bahwa lebih dari 200 orang yangakan terkena dampak dan memerlukankompensasi, maka KMW akan memeriksa untukmeyakinkan bahwa semua usulan tersebutdilengkapi dengan Rencana Tindak PembebasanLahan dan Pemukiman Kembali (LandAcquisition and Resttlement Action Plan =LARAP). LARAP tersebut akan mencakup (i)survei identifikasi karakteristik sosial danekonomi dari orang yang terkena dampak, (ii)rencana menyeluruh untuk pembebasan lahandan pemukiman kembali, dan (iii) paket-paketkompensasi yang sesuai dengan pedoman-pedoman kompensasi seperti tertera dalambagian V dan telah disetujui oleh orang yangterkena dampak dan kelompok-kelompok yangmengusulkan sub-proyek (dibawah komponenPAKET, yaitu BKM dan sebuah dinas/instansipemerintah kota/kabupaten). Usulan sub-proyek(proposal) perlu menjelaskan pula sumber danauntuk kompensasi yang diperlukan (danaPAKET/BLM tidak boleh digunakan untukmembiayai kompensasi). KMP/KMW perlumendapatkan persetujuan bank (Bank Dunia)terhadap LARAP dan Pembiayaannya, danmelakukan perubahan-perubahan apabila bankmenganggap perlu. Penjelasan lebih rincimengenai LARAP terlampir dibagian lain lampiranini.

9. Untuk setiap usulan kegiatan masyarakat (sub-proyek) yang memerlukan pemukiman kembalikurang dari 200 orang, BKM bersama staff KMWakan membantu pembuatan usulan untukmeyakinkan bahwa langkah-langkah berikutdiikuti:a. Orang yang terkena dampak setuju pada

usulan kegiatan masyarakat (sub-proyek),dan telah menyepakati hasil negosiasi

terhadap kompensasinya dan bersediasecara sukarela atau berkontribusi dengankelompok yang mengusulkan kegiatan.

b. Persetujuan dibuat melalui sebuah prosesyang transparan dan partisipatif

c. Orang yang terkena dampak dibuat pedulidan mengerti bahwa mereka memilik hakuntuk mendapat kompensasi dan/ataubantuan lain sesuai pedoman kompensasiyang terdapat pada bagian V.

d. Dalam hal terdapat sumbangan sukarela ataslahan atau aset-aset yang ada, hal ini secarajelas disetujui oleh semua orang yangterkena dampak proyek; nama-namapenyumbangnya, dan rincian sumbanganyang diberikan termasuk dalam persetujuan;dan semua ini diperiksa oleh KMW.

e. Sebuah format persetujuan sederhana untukhal tersebut, juga disertakan dalam usulankegiatan. Surat persetujuan ini harus secarajelas menggambarkan setiap persil lahan darimasing-masing pemilik yang dibutuhkanuntuk dibebaskan atau pemukiman kembali,jumlah dan nama-nama orang yang terkenadampak, skema kompensasi dan ataupemukiman kembali, serta perkiraan biayauntuk kompensasi pembebasan lahan dan/atau pemukiman kembali.

f. Surat persetujuan atau kesepakatan, harusmenjelaskan bahwa setiap kompensasi akanberasal dari masyarakat atau kontribusipemerintah. Dalan hal ini dimungkinkanmenggunakan dana BLM/PAKET untukmembuat pekerjaan-pekerjaan kecil danmembuka kesempatan kerja bagi anggotakelompok yang akan dipindahkan(dimukimkan kembali). Hal ini perlu mendapatpersetujuan dari kelompok yangmengusulkan sub-proyek danmenempatkannya pula dalam suratpersetujuan (lihat pedoman bantuan di bagianV).

g. Rincian dari persetujuan akan diperiksa olehKMW/fasilitator yang bertugas dimasyarakatyang terkena dampak sebagai pertimbanganpendanaan bagi BKM atau komite PAKET.Apabila terjadi tidak adanya kesepakatanyang bisa dicapai dalam bentuk jumlahkompensasi, maka usulan kegiatan (sub-

Page 76: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

10 Pedoman Umum

proyek) tidak perlu diper-timbangkan untukdidanai.

h. Tidak boleh ada peguasaan lahan atau aset-aset dari orang yang terkena dampaksebelum mereka menerima kompensasiseperti yang disepakati dan dijelaskan padausulan kegiatan (proposal sub-proyek).

i. Sebuah system monitoring dan evaluasiterhadap kompensasi akan dilakukan untukmeyakinkan bahwa orang yang terkenadampak telah menerima kompensasi merekaseperti yang telah disepakati. Monitoringakan dilakukan oleh KMW melalui surveypenuh atau sample bergantung pada jumlahkeluarga yang terkena dampak. Sebuahlaporan hasilnya dan rekomendasi-rekomendasinya akan diumumkan dandipublikasikan oleh KMW kepadamasyarakat dan KMP.

Pedoman untuk Kompensasi, PemukimanKembali dan Bantuan Lainnya

10. Berdasarkan pada persetujuan yang dicapaidalam negosiasi, orang yang terkena dampakdapat memilih untuk menerima kompensasi tunai,pemukiman kembali atau pilihan-pilihan lain.Pilihan lainnya termasuk penyiapan lahan,pertukaran lahan, rumah murah, rumah susun,perumahan yang dibangun pengembang denganfasilitas kredit, atau skema lainnya. Diantarapilihan-pilihan tersebut, orang yang terkenadampak akan disediakan kesempatan untukmendapatkan sebidang lahan dimana merekatidak perlu membayar lebih dari pengeluaran rutinmereka.

a. Kompensasi

11. Orang yang terkena dampak memiliki hak untukmenerima biaya penggantian sebenarnya. Biayapenggantian sebenarnya, yang dimaksud adalah:• Untuk lahan di wilayah perkotaan, nilai pasar

dari lahan di lokasi sebelum dipindahkandengan ukuran dan penggunaan yang sama,

dengan yang sejenis atau dengan pelayanansarana-prasarana umum yang lebih baik,serta berlokasi tidak terlalu jauh dari lahanyang terkena proyek, ditambah biaya-biayauntuk pendaftaran, dan bea ganti nama.

• Untuk lahan pertanian, sebelum kegiatanatau sebelum pemindahan, meskipun lebihtinggi, nilai pasar dari lahan yang samaproduktifnya atau potensi penggunaannya,berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan yanglama, termasuk biaya-biaya untuk penyiapanlahan sehingga menyerupai lahansebelumnya, ditambah biaya-biaya untukpendaftaran, dan bea ganti nama.

• Untuk rumah-rumah dan bangunan lainnya,nilai pasar dari material untuk membangunsebuah bangunan pengganti, atau untukmemperbaiki sebagian bangunan yangterkena, ditambah biaya pengangkutanmaterial bangunan ke lokasi pembangunan,ditambah biaya buruh dan jasa kontraktor,ditambah biaya-biaya untuk pendaftaran, danbea ganti nama. Dalam hal perhitungan biayapenggantian dari sebuah aset yang terkenadampak, perlu dijelaskan bahwa depresiasidari aset dan nilai dari sejumlah material tidakdimasukkan ke dalam perhitungan, dan jugatidak diperhitungkan keuntungan-keuntunganyang diperoleh dari kegiatan sub-proyek yangdikerjakan. Kompensasi dari tanaman,pohon-pohon, dan aset lainnya akandidasarkan pada nilai penggantian denganmenggunakan harga yang ada per pohonyang disiapkan oleh lembaga / dinas terkait,diambil dari perhitungan harga pasarsetempat (lokal).

12. Penambahan dari kompensasi akan bergantungpada status kepemilikan dari orang yang terkenadampak proyek seperti ditetapkan pada bagianVI.

13. Orang yang terkena dampak yang ; (i) sisa lahandan bangunannya tidak bisa digunakan untukhunian atau tempat bekerja; atau (ii) sisalahannya kurang dari 60 m2; (iii) sisa lahanpertaniannya kurang dari 50% dari ukuran tertentuyang secara ekonomi bisa diperoleh; atau (iv)

Page 77: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

11Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

sisa bangunan kurang dari 21 m2; memiliki pilihandimasukkan sebagai orang-orang yang secarafisik dipindahkan dan mendapat kompensasiuntuk aset yang terkena dampak. Orang yangterkena dampak yang sisa lahannya kurang dari60 m2 dan bangunannya kurang dari 21 m2, akanmemperoleh pilihan untuk pindah ke sebuahlokasi baru pada persil seluas 60 m2 danbangunan seluas 21 m2.

b. Tapak Pemukiman Kembali

14. Tapak atau lahan pemukiman kembali disediakanuntuk orang-orang yang terkena dampak akantermasuk juga sarana dan prasarana umumsehingga baik untuk tinggal dan memungkinkanpengembangan sebuah kehidupan sosial danekonomi yang lebih baik, termasuk (a) jalan danjalan setapak yang diperlukan; (b) sistimdrainase; (c) penyediaan air bersih (jika distribusiair melalui pipa tidak memungkinkan, maka harusada sumur dangkal yang memenuhi standarkesehatan); (d) listrik; (e) fasilitas kesehatan,pendidikan, tempat kerja, fasilitas keagamaan,dan fasilitas olahraga, sesuai dengan ukuranjumlah komunitas yang baru; dan (f) fasilitastransportasi umum untuk mencapai kehidupanyang baik.

15. Orang yang terkena dampak akan pindah kelokasi baru setelah sarana dan prasarana di lokasipemukiman kembali selesai dan layak untukdihuni seperti yang nyatakan oleh KMW danBKM. Orang yang terkena dampak akandiinformasikan tentang penyelesaian dari lahanpemukiman kembali sekurangnya satu bulansebelum pemindahan, dan mereka akandiundang untuk meninjau lokasi baru tersebut.Tapak pemukiman kembali akan diutamakanpengadaannya dalam kegiatan awal daripekerjaan melalui komponen proyek yangrelevan.

16. Lokasi yang disediakan (dicadangkan) untukpemukiman kembali secara luas akandipublikasikan sehingga masyarakat secara luasakan mendapat informasi.

c. Bantuan Lainnya

17. Orang yang terkena dampak yang pekerjaan,pendapatan, atau kehidupannya terganggu olehproyek atau secara fisik dipindahkan akanmenerima bantuan untuk memulihkan ini. Bentuk-bentuk bantuannya akan ditentukan oleh BKMdan pemerintah daerah (dalam hal programPAKET) dan disepakati oleh KMW.

18. Pelatihan dan bantuan yang dapat disediakantermasuk; pengembangan motivasi, pelatihanketerampilan dan penguasaan tertentu, bimbiganuntuk memulai dan mengembangkan usahakecil, kedit usaha kecil, pengembanganpemasaran, bantuan selama periode transisi, danpenguatan dari KSM dan jasa-jasa lainnya.

19. Dalam pelaksanaan bantuan melaluipendampingan, perlu diperhatikan untukmembangun harmonisasi komunitas baru denganmasyarakat setempat di wilayah pemukimankembali melalui upaya-upaya pendampingan danupaya integrasi sosial.

20. Pendampingan dapat dikaitkan dengan program-program dan sumberdaya yang ada.

Pengelompokan dari Orang-orang yangterkena dampak

21. Orang yang terkena dampak dapat dikelom-pokkan ke dalam golongan orang-orang yang ;(i) memiliki sertifikat lahan (akte hak milik), girik,atau hak adat; (ii) menguasai lahan di daerahpermukiman, komersial, atau daerah industri didalam areal proyek, tetapi tidak memiliki sertifikatatau bukti hak (legal); (iii) menguasai lahan diarealprasarana atau sarana umum seperti sungai,jalan, taman, atau fasilitas umum lain di dalamareal proyek, dan; (iv) para penyewa. Kompensasiakan berbeda sesuai dengan pengelompokan ini.

a. Orang-orang memiliki sertifikat tanah, girik atauhak adat.• Orang yang terkena dampak yang memiliki

sertifikat tanah, girik atau hak adat akanmenerima kompensasi untuk tanah,bangunan, dan aset-aset tetap.

Page 78: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

12 Pedoman Umum

• Orang yang terkena dampak yang dipin-dahkan oleh proyek dapat memilih untukmenerima kompensasi tunai atau pilihan lainseperti dijelaskan di paragraf 18.

• Persil-persil di lahan pemukiman kembaliakan memiliki status hak tanah dengantingkat yang sama atau lebih tinggi dari yangdimiliki sebelumnya, dan sertifikat akandikeluarkan dalam waktu satu tahun setelahpemindahan dari orang-orang yang terkenadampak.

• Orang yang terkena dampak akan menerimabiaya transportasi untuk memindahkanbarang-barang miliknya.

• Orang yang terkena dampak juga akanmendapat bantuan pendampingan dan pela-tihan seperti tercantum dalam paragraf 18.

b. Orang-orang yang menguasai lahan dipermukiman, daerah komersial atau industri didalam areal proyek, tetapi tidak memiliki buktisertifikat tanah atau bukti legal lainnya.• Orang yang terkena dampak yang mengu-

asai lahan di permukiman, daerah komersialatau industri di dalam areal proyek tetapi tidakmemiliki bukti sertifikat tanah atau bukti legallainnya, akan menerima kompensasi darilahan, bangunan, dan aset-aset tetapmenurut lamanya mereka menempati dannilai penggantian dari asset mereka.

• Orang yang terkena dampak proyek dapatmemilih untuk menerima kompensasi tunaiatau pilihan lainnya seperti dijelaskan diparagraf 18.

• Persil-persil pada lahan pemukiman kembaliakan memiliki hak pakai atau hak tanahlainnya yang lebih tinggi, dan sertifikat akandikeluarkan dalam waktu satu tahun setelahpemindahan dari orang-orang yang terkenadampak.

• Orang yang terkena dampak akan menerimabiaya transportasi untuk memindahkanbarang-barang miliknya.

• Orang yang terkena dampak juga akanmendapat bantuan pendampingan dan pela-tihan seperti tercantum dalam paragraf 18.

c. Orang-orang yang menguasai lahan di arealprasarana atau sarana umum.• Orang-orang yang menguasai lahan di areal

prasarana atau sarana umum akan mene-

rima kompensasi dari lahan, bangunan, danaset-aset tetap dan akan menerima bantuanrehabilitasi yang cukup untuk mencapaisasaran dari kerangka kebijakan ini, yaituuntuk meningkatkan atau sedikitnyamengembalikan tingkat kehidupan /kesejahteraan dari sejumlah orang yangterkena dampak.

• Mereka akan didampingi dan dibantu dalampemindahan dan menerima sewa selama 6(enam) bulan yang diperhitungkan dengandasar rata-rata tingkat sewa dari perumahansejenis di dalam areal yang sama.

• Mereka akan dibantu dalam memperolehrumah sewa atau lokasi rumah denganukuran yang sama yang hilang, yang dapatdisewa atau dibeli melalui cicilan yangterjangkau.

• Mereka akan menerima biaya transportasiuntuk memindahkan barang-barang miliknya.

• Mereka akan mendapat bantuan pendam-pingan dan pelatihan seperti tercantum dalamparagraf 18.

d. Orang-orang penyewa• Orang-orang yang terkena dampak dan

sebagai penyewa akan dibantu dengan biayasewa selama 6 (enam) bulan yangdiperhitungkan dengan dasar rata-rata tingkatsewa dari perumahan sejenis di dalam arealyang sama.

• Orang-orang yang terkena dampak dansebagai penyewa akan mendapat bantuanpendampingan dan pelatihan.

Konsultasi dan Penyampaian Keluhan

22. Kerangka umum ini akan dicantumkan di dalammanual proyek dan panduan-panduan, dan staffKMW maupun fasilitator dilatih untukmelaksanakannya. Pendekatan proyek secarakeseluruhan dalam mengembangkantransparansi dan konsultasi perlu membolehkanpemecahan-pemecahan masalah di tingkat lokalsecara lokal pula, cepat, dan efektif. Jika adaorang yang terkena dampak proyek, atau anggotamasyarakat lainnya memiliki keluhan berkaitandengan kerangka kerja ini atau praktek

Page 79: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

13Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

pelaksanaannya, proyek memiliki sebuah sistemyang baku untuk menangani keluhan padakelurahan/desa dan kota/kabupaten seperti jugapada tingkat propinsi maupun nasional, denganstaff yang berdedikasi dan ditugaskan untukmenangani dan menindaklanjuti keluhantersebut. Keluhan-keluhan yang tidak dapatdipecahkan melalui sistim keluhan di BKM akandirujuk ke KMW, dan jika perlu ke KMP atauPMU.

23. Kemajuan dari pelaksanaan setiap kebutuhanpembebasan lahan dan pemukiman kembali, danbantuan akan dilaporkan kepada bank duniasecara teratur oleh KMW/KMP. Jika diperlukansebuah pemantau independen dapatdiperbantukan untuk melakukan monitoring danevaluasi tentang pelaksanaan dari LARAP.Sejumlah perusahaan atau lembaga-lembagaharus memiliki kualifikasi dan staff tenaga ahlidengan pengalaman tertentu dan kerangka acuankerjanya (TOR) dapat diterima oleh bank dunia.

Tambahan Lampiran 1

Persyaratan untuk Rencana Tindak PembebasanLahan dan Pemukiman Kembali (Land Acquisitionand Resttlement Action Plan = LARAP) untuk Sub-proyek didalam Komponen PAKET yangmenimbulkan dampak pada lebih dari 200 orang

1. Jika kegiatan masyarakat yang diusulkan (sub-proyek proposal) mengindikasikan bahwa lebihdari 200 orang akan terkena dampak oleh sub-proyek, maka kelompok-kelompok yangmengusulkan sub-proyek (BKM dan Dinas dariPemerintah kota/kabupaten) akan dibantu dandidampingi oleh KMW, untuk melakukan surveysosial-ekonomi agar: (i) menjelaskan jumlahorang yang terkena dampak; (ii) mengumpulkandata tentang kondisi sosial dan ekonomi darimasyarakat, dan kondisi fisik dari areal proyek;dan (iii) menjelaskan potensi dampak dari sub-proyek.

2. Data terakhir dari survey ini merupakan patokanuntuk mencatat orang-orang di areal sub-proyekyang akan menerima kompensasi, pemukiman

kembali dan/atau pemindahan maupun bantuanrehabilitasi.

3. Rincian survey sosial-ekonomi akan mencakuphal-hal berikut:(i) Ukuran, kondisi, status legal dari tanah dan

bangunan-bangunan (didaftar dalamkelompok yang terkena dampak mulai 0-25%,25-50%, 75-100% terkena dampak);

(ii) Jumlah dari orang dan keluarga yang terkenadampak

(iii) Karakteristik sosial yang relevan dari orang-orang yang terkena dampak (umur, jeniskelamin, pendidikan, dan sebagainya)

(iv) Karakteristik ekonomi yang relevan dariorang-orang yang terkena dampak sepertikehidupannya (termasuk seperti halnya;tingkat produksi dan pendapatan yangdihasilkan secara formal dan kegiatan usahaekonomi secara informal); tingkat kehidupan(termasuk status kesehatan).

(v) Besaran dari kehilangan yang dapat diper-kirakan - total atau sebagian - dari aset-aset,dan pertambahan dari pemindahan, secaraekonomi atau fisik, dan;

(vi) Informasi pada kelompok-kelompok yangmenerima manfaat atau orang-orang yangsecara khusus boleh disediakan untukdilaksanakan.

4. Berdasarkan hasil survey sosial ekonomitersebut, KMW akan membantu kelompok-kelompok yang mengusulkan sub-proyek dalammenyiapkan sebuah rencana yang menyeluruhmengenai perolehan aset-aset untuk tujuan sub-proyek, dan penyediaan kompensasi, pemu-kiman kembali, serta bantuan rehabilitasi untukorang yang terkena dampak proyek sesuaidengan prinsip-prinsip dari kerangka kebijakanini. Hal ini akan dijelaskan dalam sebuah rencanatindak pembebasan lahan dan pemukimankembali (LARAP).

5. Lingkup dan tingkat kerincian dari LARAP akanbervariasi sesuai dengan bobot dan kompleksitasdari pemukiman kembali. Rencana akandidasarkan pada data dan informasi terkini yangada tentang: (a) pemukiman kembali yang

Page 80: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

14 Pedoman Umum

diusulkan dan dampak-dampaknya pada orangyang dipindahkan dan kelompok-kelompok lainyang dirugikan; dan (b) masalah hukum terkaitdi lokasi pemukiman kembali. Daftar berikutmenjelaskan hal-hal yang biasanya perludimasukkan di dalam LARAP dan harus diikutisebagai acuan seperti halnya di dalam panduanumum dalam penyiapan LARAP. Apabila adasesuatu yang di dalam daftar tidak sesuai(relevan) dengan proyek yang dimaksud, harusdicatat pula di dalam rencana pemukimankembali:

(i) Deskripsi (penjelasan) tentang dampak sub-proyek dan analisisnya

• Identifikasi dari (i) komponen sub-proyek ataukegiatan-kegiatan yang menyebabkan pemu-kiman kembali; (ii) daerah (zona) dari dampakdari beberapa komponen atau kegiatan-kegiatan;(iii) alternatif-alternatif yang dipertimbangkanuntuk menghindari dampak atau meminimalkanpemukiman kembali; dan (iv) mekanisme yangdibuat untuk meminimalkan pemukiman kembali,untuk perluasan yang memungkinkan, selamapelaksanaannya.

• Tujuan utama program pemukiman kembali• Temuan-temuan dari kajian sosial-ekonomi• Temuan-temuan dari analisis kerangka hukum• Temuan-temuan dari analisis kerangka

kelembagaan• Batasan tentang orang-orang yang dipindahkan

dan kriteria untuk menjelaskan kompensasi apasaja yang dapat mereka terima dan bantuan-bantuan lainnya untuk pemukiman kembali.

(ii) Metode dan prosedur-prosedur• Metode yang digunakan dalam menilai kerugian

untuk mendapatkan biaya penggantian; sebuahpenjelasan tentang usulan bentuk-bentuk dantingkat kompensasi menurut aturan setempatdan sejumlah besaran-besaran yangmenyertainya, sehingga dapat dicapai biayapenggantian yang sesungguhnya untuk asset-asset yang hilang.

• Sebuah deskripsi tentang strategi untukkonsultasi dan partisipasi dari orang-orang yangdipindahkan maupun penduduk asli setempat didalam rancangan dan pelaksanaan dari kegiatan-

kegiatan pemukiman kembali yang mencakup;o Sebuah ringkasan dari berbagai pandangan

yang dapat lebih menjelaskan; danbagaimana pandangan-pandangan inidimasukkan ke dalam perhitungan untukpenyiapan rencana pemukiman kembali.

o Sebuah tinjauan dari alternatif-alternatifditampilkan dan pilihan dibuat oleh orang-orang yang dipindahkan terhadap alternatif-alternatif yang tersedia bagi mereka,termasuk pilihan-pilihan terhadap bentuk-bentuk dari kompensasi dan bantuanpemukiman kembali, untuk memindahkanmasing-masing keluarga atau sebagai bagiandari masyarakat yang sudah ada sebelumnyaatau kelompok-kelompok pertalian keluarga,untuk melestarikan pola yang sudah ada atauorganisasi kelompok, dan untuk menjagahubungan pada kekayaan budaya.

o Melembagakan penyiapan bagi orang-orangyang dipindahkan sehingga mereka dapatmengkomunikasikan perhatian mereka padaotoritas proyek melalui perencanaan danpelaksanaannya; dan

o Membuat ukuran-ukuran untuk meyakinkanbahwa kelompok-kelompok sepertimasyarakat terisolasi, yang tidak memilikilahan, dan kaum perempuan cukup terwakili.

(iii) Paket Kompensasi• Penjelasan dari paket-paket kompensasi dan

besaran pemukiman kembali lainnya, yang akandibantu pada setiap kategori dari orang yangdipindahkan dan termasuk bolehmendapatkannya sehingga tercapai tujuan-tujuankerangka kebijakan ini. Kompensasi akan dihitungberdasarkan seperti uraian pada bagian Vlampiran ini.

(iv) Alternatif Relokasi• Kelembagaan dan penyiapan teknis untuk

identifikasi dan penyiapan lahan relokasi, baikperkotaan maupun perdesaan, dimana sebuahkombinasi dari potensi produksi, keuntunganlokasi, dan faktor-faktor lain sekurangnyasebanding dengan keuntungan-keuntungan darilahan sebelumnya.

• Diperkirakan juga waktu untuk mem-bebaskandan mengalihkan lahan dan sumberdaya yang

Page 81: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

15Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

lama.• Ukuran-ukuran yang diperlukan untuk mencegah

spekulasi lahan dan masuknya pengaruh dariorang-orang yang tidak diperbolehkan (tidakberhak) pada lokasi yang dipilih.

• Prosedur untuk pemindahan secara fisik di dalamsub-proyek, termasuk jadwal untuk penyiapanlahan dan pengalihannya.

• Penyiapan hukum untuk pengaturan kepemilikandan pengalihan hak kepada orang-orang yangdipindahkan;

• Rencana untuk pengadaan, atau membiayaiperumahan, prasarana dan fasilitas pelayanansosial bagi orang-orang yang dipindahkan(memastikan dengan pelayanan yang sebandingkepada penduduk setempat); maupunpengembangan-pengembangan tapak yang perlu,rekayasa (teknik), dan rancangan arsitektur untukfasilitas-fasilitas ini)

• Sebuiah deskripsi dari batas-batas dari lokasitapak; dan penilaian terhadap dampak lingkungandari usulan pemukiman kembali dan ukuran-ukuran untuk pencegahan dan mengeloladampak-dampaknya (terkoordinasi secara efektifdengan penilaian lingkungan dari pendanaanutama yang diperlukan untuk pemukimankembali).

• Ukuran-ukuran untuk mencegah dampakpemukiman kembali ini pada masyarakatsetempat yang ada.

(v) Pelaksanaan Pemukiman Kembali• Kerangka organisasi untuk pelaksanaan

pemukiman kembali, termasuk identifikasi darilembaga-lembaga yang bertanggung jawab untukmenyediakan ukuran-ukuran pemukiman kembalidan menyediakan pelayanan-pelayanan lainnya.

• Sebuah Jadwal pelaksanaan (implementasi) yangmencakup semua kegiatan pemukiman kembalimulai dari persiapan hingga pelaksanaan,termasuk target waktu yang mau dicapai denganperkiraan manfaat-manfaat bagi orang yangdipindahkan maupun masyarakat setempat danpenghentian dari sejumlah bentuk bantuan.

(vi) Biaya-biaya• Rincian biaya untuk paket-paket kompensasi

keseluruhan, biaya pemukiman kembali dansemua biaya-biaya yang terkait.

• Identifikasi sumber-sumber pembiayaan(bantuan Dana BLM/PAKET (dana bank) tidakboleh digunakan untuk membayar kompensasi)

vii) Pemantauan (Monitoring) dan ProsedurKeluhan

• Penyiapan untuk monitoring dari kegiatan-kegiatan pemukiman kembali oleh lembagapelaksananya, ditambahkan pula oleh parapengamat independen yang juga telahdipertimbangkan oleh bank.

• Penjelasan-penjelasan mengenai prosedurpenyampaian keluhan.

6. Akan ada konsultasi secara periodik (reguler)dengan orang-orang yang terkana dampak, dansemua pelaku kunci (stakeholders) termasukLSM/ornop melalui perancangan danpelaksanaan LARAP.

7. LARAP yang dijelaskan diatas akan dipersiap-kan bersama BKM-BKM dan dinas-dinas daripemerintah kota/kabupaten yang mengusulkansub-proyek, dengan bantuan KMW danselanjutnya diserahkan kepada bank duniamelalui KMW/KMP untuk persetujuan. Apabilapersetujuan bank diperoleh, maka hal ini akandikeluarkan sebagai surat keputusan (SK)walikota/bupati. Apabila SK walikota/bupatitentang hal ini telah dikeluarkan, maka akandisebarluaskan oleh KMW dan kantor-kantorpemerintahan yang berwenang kepada orang-orang yang terkena dampak.

8. Pengeluaran persetujuan untuk penanda-tanganan kontrak yang diperlukan sebuahLARAP akan diperhatikan oleh bank setelahditerimanya laporan kemajuan dari KMW/KMPyang menggambarkan pelaksanaanya secarasubstansial dari LARAP, termasuk pembebasanterhadap semua lahan di lokasi-lokasi kritis.

9. LARAP, menyertakan juga semua peta-petanyadan lampiran-lampiran, dan akan dipublikasikanpada KMP dan kantor-kantor KMW, kantorkelurahan/desa yang terkait, dan kantor-kantorBKM yang terkait.

Page 82: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

16 Pedoman Umum

Lampiran 4STRATEGI MENCEGAH PENYALAHGUNAAN, PENYIMPANGAN DAN KORUPSI DALAMPELAKSANAAN P2KP

Proyek penanggulangan kemiskinan di perkotaan(P2KP) sebagai proyek pembangunan berbasiskebutuhan masyarakat yang berbasis nilai-nilaikemanusiaan dan kemasyarakatan, berketetapanmenempatkan masyarakat sebagai pelaku utamaatau subyek. Hal ini berarti bahwa masyarakat diberikepercayaan serta tanggungjawab mengelola danaserta kegiatan P2KP. Oleh karena itu, perludikembangkan berbagai strategi yang dapatmendorong masyarakat untuk mampu mencegahterjadinya penyalahgunaan, penyimpangan ataukorupsi, agar P2KP dapat dikelola secara efektif,efesien dan bersih. Strategi-strategi yang dapatdikembangkan, antara lain adalah:

1. Kemudahan

Dana bantuan P2KP akan disalurkan langsungke masyarakat, melalui BKM untuk dana BLMserta rekening bersama dinas/BKM untuk danabantuan PAKET. Pada saat penerima manfaattelah memenuhi beberapa kondisi yangdipersyaratkan dan telah diverifikasi oleh KMW,PJOK harus langsung menindaklanjutinyadengan permintaan pencairan dana bantuan dandalam waktu singkat (beberapa hari) danabantuan P2KP tersebut akan langsungdikirimkan dari rekening khusus.

Dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawabmasing-masing pada proses pencairan danabantuan P2KP, maka diharapkan tidak adaupaya-upaya yang berkaitan dengan uang jasa,uang suap/sogok, uang pelicin, uang meja dansemacam itu. Dana bantuan P2KP, termasukbiaya operasional BKM, harus disalurkan secarautuh kepada masyarakat. Baik BKM, KMW,PJOK, KPKN dan pihak-pihak lainnya harusbertanggung jawab penuh terhadap keutuhandana bantuan yang diterima masyarakat.

BKM - atas nama masyarakat - akan menyiapkandan memutuskan penggunaan dana bantuanmelalui pendampingan KMW dan masyarakatakan mengontrolnya. Untuk lebih menjaminbahwa BKM mampu mencapai kinerja sertaperforma yang berfungsi efektif, maka format-format keuangan dibuat secara sederhanasehingga BKM dapat menyiapkan danmelaksanakannya secara mudah, serta yangpaling penting lagi adalah untuk menjaminmasyarakat dapat secara mudah memahaminyadan mengontrolnya.

Prosedur, jumlah dan kriteria kegiatan yang dapatdibantu, pemenuhan persyaratan bagi penerimamanfaat, dan kondisi-kondisi untuk pencairandana bantuan dibuat secara sederhana sertadipublikasikan secara terbuka sehingga diyakinibahwa semua stakeholders dapatmemahaminya secara mudah. Untuk danabantuan BLM, kondisi atau persyaratan untukpencairan dana bantuan kepada BKM lebihbanyak berkaitan dengan kinerja yang dicapaidaripada input. Pencairan dana BLM tahap Iditentukan oleh pemenuhan CDP oleh BKMsecara memuaskan, tahap II ditentukan olehindikator pemanfaatan dan serta pengelolaankeuangan yang memuaskan dan tahap IIIberlandaskan pada indikator keberlanjutan BKM.

2. Transparansi

Semua informasi yang berkaitan dengankeuangan dana bantuan P2KP akandipublikasikan dan disebarluaskan kepadamasyarakat kelurahan serta pihak-pihak terkaitlainnya secara terbuka melalui papan-papaninformasi, bulletin, dan berbagai media yangdimungkinkan. Notulensi pertemuan, kebijakan,kondisi dan laporan keuangan bulanan BKM,

Page 83: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

17Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

nama serta jumlah pinjaman, jenis kegiatan yangdiusulkan, penunggak pinjaman, dan lain-lainharus disebarluaskan ke masyarakat serta harusditempelkan di papan-papan pengumuman diseluruh pelosok kelurahan, khususnya di tempat-tempat strategis.

Masyarakat didorong untuk menuntut hak atassegala informasi yang berkaitan denganpengelolaan dana dan bantuan P2KP oleh UPK/BKM. Sebaliknya, UPK/BKM dan KSM sertapenerima manfaat didorong pula untuk memberikesempatan seluas-luasnya bagi masyarakatserta pihak terkait lainnya yang ingin mengetahuiinformasi dana serta kegiatan P2KP.

Dominasi otoritas, kekuasaan dan kemungkinanpenyimpangan dicoba dibatasi denganmenetapkan aturan bahwa semua transaksikeuangan disyaratkan harus sekurang-kurangnyaditandatangani oleh tiga orang yang dipilih olehRapat anggota BKM. Untuk setiap pembelian diatas nilai tertentu (misalnya Rp 15 juta), P2KPmenetapkan persyaratan bagi BKM untukmengadakan lelang terbatas dimanapengumuman lelang harus disampaikan secaraterbuka dan dapat dibaca oleh masyarakatumum. Sedangkan untuk pembelian yang lebihrendah, pembelanjaan dilakukan di toko/pasar/supplier terdekat setidaknya oleh dua orang.

3. Sosialisasi

Sosialisasi akan dilakukan melalui pertemuan-pertemuan warga, lokakarya, FGD di masyarakatkelurahan. Termasuk didalamnya kampanyesosial atau pemasyarakatan P2KP melalui iklankoran serta program radio. Keberadaan fasilitatordi lokasi sasaran secara penuh adalah titik kritisdalam proses sosialisasi. Oleh karena itu,fasilitator dan kader harus senantiasa siap sertabersedia untuk melayani masyarakat. Strategisosialisasi berorientasi pada pencapaianpembangunan pemahaman, kesadaran dankepedulian masyarakat terhadap tujuan proyekserta aturan dan ketentuan yang berlaku diP2KP. Utamanya internalisasi dan pelembagaannilai-nilai kemanusiaan serta nilai-nilaikemasyarakatan yang menjadi landasansekaligus paradigma P2KP. Kesemuanya

bertujuan untuk lebih menjamin bahwa semuapelaku P2KP tahu dan paham apa yang menjadikewenangan serta perannya, pahamtanggungjawab serta kewajibannya, dan terutamamenjaga konsistensi akuntabilitas dari segalatindakan yang dilakukannya.

Akuntabilitas BKM kepada masyarakat hanyaakan efektif apabila masyarakat memilikikepedulian dan ingin senantiasa mendorongakuntabilitas BKM ketika terjadi sesuatu halyang dinilai keliru atau tidak sesuai dengansubstansi P2KP. Akuntabilitas bagi pemerintahhanya akan berjalan apabila kedua belah pihak(pemerintah dan masyarakat) menyadari aturanmain dan aktif mengambil inisiatif maupunmembangun kemitraan dalam setiap tindakanmereka.

Bagian terpenting dari proses sosialisasi P2KPadalah terletak pada prinsip dasar untukmembiarkan dan mendorong masyarakat untukmengadu atau mencari informasi apapun dankemanapun, khususnya tatkala mereka tidakpuas dengan hasil proyek. Masyarakat jugadibiarkan dan didorong untuk membangunmekanisme sosialisasi lokal, misalnya bulletinwarga, radio warga dan lain-lain, dalam rangkatumbuhnya kepedulian serta kontrol sosial darimasyarakat terhadap pelaku maupunpelaksanaan P2KP.

4. Akuntabilitas

Melalui P2KP, BKM akan melakukan pertemuanrutin untuk mengambil keputusan secara kolektifdalam isyu-isyu strategis dan untukmengevaluasi keuangan dan rekening UPKdalam kaitannya dengan penggunaan dana BLM.BKM juga akan mengadakan pertemuan tahunandengan utusan warga dan seluruh warga melaluirembug warga kelurahan untuk menyampaikanpertanggungjawaban dana serta kegiatan P2KP.Anggota-anggota BKM harus dipilih ulang setiaptahun, dan diperkenankan dipilih kembali apabilamasih dipercaya oleh masyarakat.

Keuangan BKM akan diaudit setiap tahun olehakuntan lokal yang independen. Hasil auditindependent harus dilaporkan kepada

Page 84: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

18 Pedoman Umum

masyarakat dalam pertemuan tahunan.

Dalam rangka memperkuat pengawasan sertasupervisi konsultan dalam pelaksanaan P2KP,fasilitator disyaratkan untuk mengecek buku-bukuUPK dan BKM secara rutin. Fasilitator juga akanmenandatangani dan menyimpan ‘Pernyataanrepresentasi” secara rutin yang berisikanpernyataan bahwa mereka telah mengecek buku-buku yang ada dan menyimpulkan hasilnyaadalah “memuaskan”. KMW akan memeriksasecara random pernyataan yang dibuat fasilitatortersebut serta membuat dan menyimpan“pernyataan representasi” serupa. Mekanismepengecekan dan penerapan sanksi akandibangun untuk ‘pernyataan representasi” yangtidak benar (bentuk sanksi misalnya penghentianpekerjaan untuk sementara waktu).

5. Monitoring dan Sanksi

Proyek akan melakukan monitoring lapangansecara extensif. Untuk itu, KMP menyusunsuatu program monitoring proyek secara rutindan setiap BKM akan dikunjungi sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.

Alamat surat untuk pengaduan akan diumumkandi papan informasi di setiap kelurahan sasaranP2KP, termasuk juga disebarluaskan pada buku-buku pedoman P2KP, leaflet, poster, bulletin danlain-lainnya. Unit atau staf khusus akanditugaskan untuk menangani pengaduan, baikdi tingkat KMP maupun KMW. Databasepengaduan serta kemajuan tindak lanjutnya akandiupayakan serta dikembangkan oleh KMW danKMP. Unit atau staf yang menangani pengaduanakan menginvestigasi serta memfasilitasiresolusi atau penyelesaian pengaduan danmasalah. Database pengaduan, tindak lanjutyang diambil atau ditetapkan, serta penerapansanksi akan diumumkan untuk meningkatkanketerlibatan partisipan dan untuk meningkatkanrasa kepedulian maupun pemenuhankeingintahuan pihak yang mengajukanpengaduan/protes, sehingga menumbuhkanbiaya sosial untuk mengeliminir penyalahgunaandana.

Pencairan dana bantuan P2KP ke BKM akanditunda dan/atau dibatalkan dalam hal terjadikondisi yang diduga telah terjadi penyalahgunaandana. Pada tingkat yang lebih luas, seluruh kotadimungkinkan untuk dikeluarkan dari daftar kotasasaran P2KP atau penerima dana P2KP dalamhal kondisi diduga adanya penyalahgunaan danaP2KP yang terjadi secara meluas atau disebagian besar wilayah kota bersangkutan.

Page 85: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

19Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Lampiran 5PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM PELAKSANAAN P2KP

Dalam rangka pelaksanaan proyek P2KP padadasarnya terdapat dua tataran pengadaan barang danjasa sebagai berikut:

1. Pengadaan barang dan jasa yang dilakukanoleh pemerintah

Ketentuan pengadaan barang dan jasa yangdilakukan oleh pemerintah dalam kaitan denganpelaksanaan P2KP mengikuti pedoman yangtelah ditetapkan oleh Keppres No. 18 Tahun 2000dan Pedoman-Pedoman dari Bank Dunia.

2. Pengadaan barang dan jasa yang dilakukanoleh masyarakat

Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan olehmasyarakat mengacu pada prinsip yangmelandasinya bahwa pekerjaan tersebutmerupakan kontrak antara pemerintah (dalam halini diwakili PJOK & KMW) dengan masyarakat(BKM). Dengan demikian, pengadaan barang danjasa dalam kaitan dengan pekerjaan yangdilakukan oleh masyarakat harusdipertanggungjawabkan, baik kepada seluruhmasyarakat kelurahan maupun kepadapemerintah melalui PJOK dan KMW yang akanmelakukan pemeriksaan secara acak.

Dalam hal pelaksanaan pekerjaan, termasukpengadaan barang dan jasa, sebaiknya dilakukansendiri oleh masyarakat. Meskipun demikian, biladibutuhkan dan disepakati oleh masyarakat,dapat saja dicantumkan secara terinci dan jelaskomponen-komponen pembiayaan yang akandikerjakan sendiri oleh masyarakat atau akandibantu oleh pihak lain.

Ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasayang dilakukan masyarakat, adalah sebagaiberikut:

a. Pengadaan Tenaga TerampilApabila dibutuhkan tenaga terampil yangperlu dibayar untuk melaksanakan suatupekerjaan khusus, yang tidak dimaksudkanuntuk diajak bergabung sebagai anggota,maka KSM, panitia atau kelompok kemitraandiperkenankan menunjuk langsung tenagaterampil yang ada di wilayah setempat yangkualifikasinya telah disetujui Fasilitator danBKM.

b. Pengadaan Barang dan Material

Pengadaan barang harus dilakukan denganmemilih harga terendah yang bisadidapatkan dengan membandingkanbeberapa penawaran dari pemasok lokal,dengan mutu yang sesuai dengan kebutuhan.Proses pembelian harus dilaporkan kepadaanggota secara terbuka.

Penanggung jawab pengadaan barangadalah tim atau orang yang ditunjuk olehrapat KSM/panitia/kelompok kemitraan.Pemilihan tim penanggung jawab pembelianádalah proses yang plaing penting dan harusdilakukan secara terbuka dan transparan.

Untuk pembelian diatas Rp 15 juta, pihak-pihak penanggung jawab pengadaan barangsebagaimana disebutkan di atas, akanmeminta penawaran tertulis dari setidaknyatiga pemasok lokal yang bereputasi baik.Undangan penawaran memuat secaraspesifik: jumlah barang, spesifikasi teknis,waktu, tempat pengiriman dan mekanismepembayaran.

Untuk pembelian antara Rp 1 juta dan Rp15 juta, maka pengadaan barang-barang danmaterial konstruksi dapat dibeli dari pemasokatau toko setempat melalui survey

Page 86: PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI … · dari pelaksanaan prinsip-prinsip dan nilai-nilai P2KP, konsistensi pelaksanaan pendekatan TRIDAYA, serta terbangunnya kerjasama

20 Pedoman Umum

perbandingan harga, dengan setidaknyamengunjungi tiga pemasok/toko di wilayahsetempat. Perbandingan harga kurang daritiga pemasok/toko diperkenankan apabilaterdapat sedikit alternatif pemasok/toko yangmenyediakan barang/material yangdibutuhkan tersebut. Survey harga dilakukanoleh tiga orang anggota masyarakat memilikiintegritas, independen dan dipercaya yangdipilih secara terbuka oleh KSMbersangkutan.

Untuk barang atau material yang nilainyakurang dari satu juta dapat dilakukanpembelian secara langsung di lokasisetempat yang dianggap paling murah.

Seluruh pembelian harus dilampiri dengankwintasi resmi dari pemasok bersangkutandan disimpan untuk kemungkinanpemeriksaan.

c. Pengadaan Jasa Pelaksanaan BagianPekerjaan Tertentu

Pelaksanaan suatu pekerjaan dalam rangkakegiatan P2KP oleh masyarakat sebaiknyadilakukan dengan pola padat karya, yangmenekankan mekanisme gotong royongserta kontribusi keswadayaan masyarakatdalam pendanaan, barang, tanah, tenagaserta kontribusi keswadayaan lainnya.

Dalam hal masyarakat tidak memilikikapasitas untuk mengerjakan sendiri bagiandari pekerjaan tertentu (misalnya bagiankonstruksi suatu bangunan tertentu yangrumit, bagian pekerjaan yang membutuhkankeahlian tertentu, dll), masyarakat dapatmelakukan pengadaan jasa pelaksanaanbagian pekerjaan tersebut kepada pihakketiga yang lebih berkompeten.

Dalam hal bagian pekerjaan tersebutdilakukan melalui mekanisme pekerjaankepada pihak ketiga, maka sebaiknyadilakukan dengan cara KSO (kerja samaoperasi). Meskipun demikian, bila masyarakatmenghendaki (sesuai keputusan warga),bagian dari pekerjaan tersebut dapat puladilakukan melalui mekanisme pengadaan

jasa pelaksanaan bagian dari pekerjaantersebut sepenuhnya kepada pihak ketiga.

Mekanisme pengadaan jasa pelaksanaanuntuk bagian pekerjaan tertentu tersebutdilakukan dengan cara memilih penawaranterendah dari sekurang-kurangnya tigapenawar lokal sesuai ketentuan P2KPdengan mutu/kualitas yang sesuai dengankebutuhan. Pembukaan penawarandilakukan secara terbuka untuk masyarakat.

Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaanbarang adalah tim atau orang yang ditunjukoleh rapat KSM, panitia atau kelompokkemitraan.

Pemerintah (PJOK dan KMW) akanmelakukan pemeriksaan secara acakterhadap pelaksanaan dari mekanismepengadaan jasa pelaksanaan bagianpekerjaan tertentu tersebut melalui meritsystem (sistem penilaian kepatutan biaya,teknis, dan lain-lain).