penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) bagi...

25
PENELITIAN MANDIRI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI PENGUJUNG DI TAMAN SEGARA MADU W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001 PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Upload: others

Post on 24-May-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

PENELITIAN MANDIRI

PENERAPAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI

PENGUJUNG DI TAMAN SEGARA MADU

W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin padatnya rutinitas kerja yang dilakukan seseorang

sehingga terkadang menimbulkan kejenuhan dan lelah. Hasrat dan keinginan

manusia untuk dapat merelaksasikan diri seringkali terpenuhi dengan

melakukan rekreasi . Rekreasi merupakan salah satu pilihan terbaik untuk

melepaskan kepenatan selama bekerja dan sekaligus merupakan wadah

berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga.

Bali merupakan salah satu destinasi terbaik yang dipilih oleh wisatawan

baik domestik maupun mancanegara untuk berlibur atau rekreasi. Selain

terkenal karena budaya dan keindahan alamnya, di Bali banyak terdapat

fasilitas penunjang pariwisata yang semakin menambah nilai plus di mata

wisatawan salah satunya adalah fasilitas bermain yang dibangun Khususnya

untuk di daerah perkotaan seperti: Kebun Binatang, Waterpark, Waterbom,

Shopping Center maupun Arena bermain seperti Time zone di suatu Mall-mall

besar.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat

seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu

keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu

Page 3: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga

tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja merasa

aman dan nyaman maka diharapkan produktivitas kerja akan dapat

ditingkatkan.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek

perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan

kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya

kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan

kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan

keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan

keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental,

emosional dan psikologi.

Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah

diatur sedemikian rupa, tetapi di dalam praktiknya di lapangan banyak

pekerja yang tidak memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Begitu

banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan

kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak

perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja.

Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Kelalaian

sering kali menjadi alasan dalam hal ini, oleh karena itu berhati-hati menjadi

hal yang sangat penting karena jaminannya adalah nyawa sendiri.

Page 4: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

Walaupun disebut sebagai arena hiburan namun faktor kesehatan dan

keselamatan kerja didalamnya sangat dibutuhkan. Apalagi arena bermain

sering dihubungkan dengan anak-anak yang masih belum mengerti dan perlu

dijaga keselamatannya. Budaya bekerja yang baik dan benar pun harus selalu

diperhatikan seperti peralatan keamanan, pengurangan bercanda di tempat

kerja, dan pembiasaan istirahat saat kondisi tubuh sangat lelah. Manfaat

kesehatan dan keselamatan kerja tidak hanya untuk pekerja namun

pengunjung yang datang ke suatu arena hiburan tersebut. Karena arena

hiburan juga identik dengan hal-hal yang membahayakan terutama bagi anak-

anak. Oleh karena itu perlu adanya penerapan kesehatan dan keselamatan

kerja. Oleh karena itu, peneliti perlu mengangkat arena hiburan yaitu Taman

Segara Madu yang baru berdiri dan baru mulai beroperasi untuk ditinjau lebih

dalam mengenai penerapan kesehatan dan keselamatan kerjanya.

1.2 Rumusan Masalah

Maka rumusan masalah yang coba diangkat penulis adalah bagaimanakah

Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Taman Segara Madu bagi

pengunjung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja

(K3) oleh Taman Segara Madu untuk pengunjung

Page 5: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

1.4 Manfaat Penelitian

Maka manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah dapat

memberikan gambaran tentang penerapan kesehatan dan keselamatan kerja

(K3) oleh Taman Segara Madu untuk pengunjung

Page 6: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah segala daya upaya dan

pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan

mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkah

identifikasi, analisa dan pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem

pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja. (Depnaker RI, 2005). Kesehatan

Keselamatan Kerja seperti dikemukakan oleh DiBerardinis (1999) dalam

buku Handbook of Occupational Safety and Health, yaitu mencegah

kecelakaan dengan menggunakan pendekatan antisipasi, rekognisi, evaluasi

dan pengendalian. Lebih jauh lagi hal tersebut dapat disamakan dengan

melakukan identifikasi bahaya, menilai dan mengevaluasi resiko dari bahaya

yang ada dan melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. K3 ataupun

Occupational Health and Safety memiliki 5 inti, yaitu kepemimpinan

manajemen dan partisipasi pekerja, penilaian bahaya, pencegahan dan

pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi program. (DiBerardinis, 1999).

Apabila ditarik kesimpulan dari hal-hal yang telah disebutkan diatas

sebenarnya K3 merupakan ilmu untuk mencegah kecelakaan yang dilakukan

dengan melakukan identifikasi bahaya, menganalisa bahaya dengan penilaian

Page 7: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

resiko dan mengendalikannya. Sedangkan yang mempengaruhi baik atau

tidaknya K3 di suatu tempat merupakan tanggung jawab dari manajemen dan

juga partisipasi seluruh pekerja.

2.2 Kecelakaan

Kecelakaan didefinisikan sebagai tiap kejadian yang tidak

direncanakan dan tidak terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia,

situasi, faktor lingkungan ataupun kombinasi dari hal-hal tersebut yang

mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cidera ataupun tidak,

kesakitan, kematian, kerusakan property ataupun kejadian yang tidak

diinginkan lainnya. (Colling, 1990). Definisi lain kecelakaan ialah sebuah

kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan ataupun dapat

berdampak cidera pada manusia, kerusakan property, terhentinya proses

produksi, penurunan kesehatan ataupun kerusakan lingkungan. (Diberardinis,

1999). Dari definisi di atas kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu

kejadian yang tidak diinginkan ataupun direncanakan yang dapat disebabkan

oleh manusia, situasi, kondisi lingkungan ataupun kombinasi dari hal tersebut

yang dapat berdampak pada cidera manusia, kerusakan property, terhentinya

proses produksi, penurunan kesehatan maupun kerusakan lingkungan.

Terdapat beberapa teori mengenai kecelakaan dimana sebagian besar

menyatakan bahwa manusia merupakan salah satu faktor yang berhubungan

dengan kecelakaan. Diantara banyaknya teori mengenai kecelakaan, terdapat

beberapa teori yang dapat merepresentasikan teori-teori kecelakaan tersebut,

Page 8: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

seperti The Human Factors Theory, Teori Ramsey dan juga teori yang

berhubungan dengan pencegahan kecelakaan yang dipopulerkan oleh Geller.

The Human Factors Theory menjelaskan kecelakaan sebagai rantai kejadian

yang disebabkan oleh human error (kesalahan manusia). Dalam teori ini

terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan kesalahan manusia, yaitu

overload, inappropriate responses dan inappropriate activities. Overload

yang dimaksud dalam teori ini mengacu pada ketidakseimbangan antara

kapasitas dan beban yang diemban oleh seseorang. Hal ini mungkin

disebabkan oleh faktor lingkungan (kebisingan dan gangguan lainnya yang

berasal dari luar), faktor internal (masalah personal dan stres) serta faktor

situasi (instruksi yang tidak jelas). Inappropriate responses yang dimaksud

dalam hal ini adalah bagaimana seseorang merespon suatu situasi yang

mungkin dapat menyebabkan atau pun mencegah kecelakaan. Yang termasuk

dalam Inappropriate responses seperti mendeteksi bahaya tetapi tidak

memperbaikinya dan mengabaikan aspek keselamatan.

Page 9: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Taman Segara Madu yang beralamat di

Jalan Pantai Batu Bolong Kabupaten Badung Bali Indonesia dengan nomor

telepon 0361-877 0577/ 9221223, Fax : 0361-8445558, Email :

[email protected]. Dimana waktu operational untuk Swimming

Pool buka dari hari senin hingga hari jumat mulai pukul 07.00 s/d 18.30

sedangkan hari sabtu sampai dengan minggu buka dari pukul 07.00 s/d 19.30

sedangkan Restaurant buka setiap hari dari pukul 07.00 s/d 22.00.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :

- Data Kualitatif

Menurut Lungan (2006:9) data kualitatif adalah data yang disajikan

bukan dalam bentuk bilangan-bilangan (non-numerik). Dalam

penelitian ini data ini hanya berisi sejarah singkat PT. Taman

Segara Madu serta hasil penelitian

3.2.2 Sumber Data

a. Data Primer

Page 10: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari lapangan dengan

menggunakan metode wawancara mendalam atau in-depth

interview dengan narasumber yaitu pengelola Taman Segara Madu.

b. Data Sekunder

Data sekunder menurut sugiyono (2005:62), adalah data yang tidak

langsung memberikan data kepada peneliti, peneliti memperoleh

data dari pihak lain maupun melalui dokumen.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini yang

dianggap oleh peneliti paling sesuai untuk diterapkan dalam penelitian yang

dilakukan di daya tarik wisata Taman Segara Madu

3.3.1 Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti harus datang secara langsung ke lokasi penelitian.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengunjungi

Taman Segara Madu secara langsung untuk mengetahui kondisi

akses menuju Taman Segara Madu serta fasilitas dan atraksi wisata

yang dimiliki.

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada informan

Page 11: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

yang telah ditentukan.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah wawancara secara langsung kepada pengelola Taman

Segara Madu serta pengunjung dan beberapa informan yang

dianggap mampu memberikan informasi mengenai penangan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Taman Segara Madu.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti mengambil bebrapa gambar yang menunjukkan ciri khas

lokasi penelitian serta proses-proses selama penelitian.

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara

mengambil gambar di beberapa tempat yang menunjukkan ciri

khas Taman Segara Madu seperti Patung panca pandawa dan

beberapa gambar saat peneliti melakukan penelitian di Taman

Segara Madu.

3.3.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dengan menggunakan data yang diperoleh dari beberapa literatur dan

buku yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan

berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait

dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi

social yang diteliti (Sugiyono, 2014 : 291).

Page 12: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif

kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu teknik analisa yang menguraikan,

menggambarkan, dan menjelaskan data secara sistematis yang telah diperoleh

dari lokasi penelitian guna mendapatkan gambaran yang jelas, dan objektif.

Pada jenis analisis ini lebih merinci hasil informasi dengan menggambarkan

fakta yang didapat.

Page 13: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

13

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Taman Segara Madu

Taman Segara Madu adalah areal di kawasan pedesaan yang dikembangkan oleh

PT. Taman Segara Madu menjadi taman rekreasi yang memadukan antara kolam

prestasi, kolam rekreasi, shop, dan restoran. Pengunjung dapat menikmati suasana

romantis yang tercipta dari perpaduan alam persawahan dengan kolam rekreasi, ada

stage restaurant terbuka yang membuat suasana menjadi sangat nyaman,

menyenangkan, dan eksotik, yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan bagi

pengunjung wisata semua.

Di areal taman rekreasi ini tersedia kolam renang standar nasional dan restoran

berbintang dengan kapasitas set untuk 250 orang sangat cocok untuk mendukung

berbagai perhelatan seperti event Porda, pengembangan atlet renang, wedding, dinner

party, group dinner, product launching, ulang tahun, bazzar, special event, dan lain

lain. Taman rekreasi ini berorientasi pada service exellence dalam rangka memuaskan

para pengunjung, Taman Segara Madu akan memanjakan para customer dengan

kualitas pelayanan prima dengan konsep “smilling & smart service” yaitu melayani

dengan senyum dan keramahan yang didasarkan pada hati tulus; cerdas, cekatan dan

memuaskan.

Sebagai sebuah perusahaan, PT. Taman Segara Madu tidak bisa dilepaskan dari

sosok seorang I Made Sudiana, SH., M.Si, pendiri dan owner PT Raditya Dewata

Perkasa, perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang-barang furniture dan

Page 14: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

14

elektronik secara kredit maupun kas, yang kini telah merambah seluruh kabupaten di

Bali.

Komitmen owner untuk mengembangkan bisnis yang dilandasi oleh panggilan

dharma untuk berpartisipasi dan menjadi mitra Pemerintah dalam upaya-upaya

peningkatan kesejahteraan dan kualitas masyarakat menjadi roh yang senantiasa hidup

dan menjadi motor penggerak setiap komponen yang terlibat dalam bisnis yang

dikembangkan. Komitmen demikian berimplikasi pada praksis perusahaan yang

dibangun, yang tidak semata berorientasi pada profit namun juga dalam rangka

corporate social responsibility (CSR) yang lebih luas, bahkan menciptakan lapangan

kerja bagi masyarakat terutama masyarakat sekitar.

PT. Taman Segara Madu didirikan pada tanggal 24 Maret 2008 dengan Akte

Notaris Nomor 37, Notaris I Ketut Senjaya, SH di Denpasar. Berdasarkan akte tersebut

PT. Taman Segara Madu mengelola bidang usaha yang bergerak di bidang pariwisata

dan melaksanakan kegiatan usaha restoran, kolam renang untuk anak-anak, dewasa dan

kolam renang untuk atlit, jasa rekreasi lainya seperti seluncuran untuk pengunjung

dewasa dan anak-anak (lampiran 1.1). Semua fasilitas terkait bidang usaha tersebut

dibangun di atas areal seluas lebih kurang 4.500 m2, berlokasi di Jl. Raya Batu Bolong

No. 39, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung – Bali.

3.2 Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Taman Segara Madu

Penerapan K3 yang diterapkan oleh PT. Taman Segara Madu diperuntukkan

kepada karyawan maupun pengunjung, misalnya: jaminan kesehatan yang diberikan oleh

pihak managmen kepada para karyawan selain itu penerapan Kesehatan dan keselamatan

kerja untuk pengunjung juga sudah cukup baik, bisa dilihat dari segala macam atribut

Page 15: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

15

penanganan kecelakaan yang disediakan disana seperti life rings emergency, pelampung

biasa, tribun yang disewakan untuk pengunjung selama berada disana, jika dilihat

kembali Kesehatan Keselamatan Kerja seperti dikemukakan oleh DiBerardinis (1999)

dalam buku Handbook of Occupational Safety and Health, yaitu “mencegah kecelakaan

dengan menggunakan pendekatan antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian.

Lebih jauh lagi hal tersebut dapat disamakan dengan melakukan identifikasi

bahaya, menilai dan mengevaluasi resiko dari bahaya yang ada dan melakukan

pengendalian terhadap bahaya”, pengaplikasian teori yang dikemukakan di atas pada

arena Hiburan Taman Segara Madu dapat terlihat dari pemberitahuan (notice) atau

peringatan sebagai bentuk antisipasi bahaya bagi pengguna seluncur misalnya:

1. peringatan atau larangan meluncur secara beriringan,

2. wanita hamil tidak disarankan menggunakan fasilitas seluncur,

3. dilarang menggunakan perhiasan yang tajam yang dapat melukai diri sendiri

dan orang lain,

4. dilarang meluncur dengan kepala di bawah, dan

5. dilarang meluncur dengan posisi tidur,

6. dilarang meluncur dengan alas tubuh lain,

7. dilarang menggendong anak kecil saat meluncur,

8. tidak diperkenankan menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan jins

informasi tentang kedalaman masing-masing kolam renang yang bertujuan untuk

mengurangi kecelakaan yang sering terjadi di arena hiburan tersebut, Adapun jenis

kecelakaaan yang sering terjadi di arena hiburan Taman Wisata Segara Madu adalah

tenggelam, keram otot dan luka lecet pada kulit pengunjung yang disebabkan oleh

perhiasan tajam, kramik kolam renang, kurangnya volume air dari seluncuran sehingga

Page 16: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

16

menyebabkan rasa gesekan yang menyebabkan pengunjung kurang nyaman atau

merasakan sedikit rasa sakit dibagian kulit. selain dari faktor tersebut diatas penyebab

terjadnya kecelakaan adalah dari kelalaian pengunjung itu sendiri, misalnya membiarkan

anaknya menggunakan seluncur untuk orang dewasa, padahal sudah diberikan

peringatan oleh pihak manajemen, membiarkan anak kecil bermain dikawasan kolam

renang untuk orang dewasa.

Penanganan yang diberikan dari lifeguardnya sendiri pun sudah sangat

cekatan. karena seluruh karyawan yang bekerja di Taman Segara Madu sudah diberikan

pelatihan terkait cara-cara memberikan pertolongan pertama pada pengunjung yang

membutuhkan, contohnya seperti Pertolongan pertama pada korban yang tenggelam

adalah sebagai berikut:

a) membaringkan tubuh korban dalam posisi terlentang serta kepala

menghadap ke belakang.

b) memberikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut

korban.

c) Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jarijari tangan,

d) Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher.

e) memeriksa mata korban.

f) melakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada

bagian bawah berulang kali.

g) Apabila napas korban sudah normal, mengubah posisi terlentang menjadi

telungkup kepala dimiringkan.

selanjutnya pertolongan pertama juga dilakukan bagi pengunjung yang terkena

luka lecet ataupun keram dan apabila kecelakaan pengunjung tidak bisa ditangani oleh

Page 17: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

17

Lifeguard maka pihak manajemen akan membawa kerumah sakit serta menanggung

biaya pengobatan tersebut.

Keseimbangan antara daya tampung kolam dengan jumlah pengunjung juga

harus diperhatikan, karena apabila pengunjung sudah melebihi kapasitas maka akan

timbul rasa kurang nyaman, air kolam yang kotor, berebutan menggunakan fasilitas dari

arena hiburan, selain menambahkan lifeguard Taman Segara Madu juga memberikan

informasi kepada para pengunjung di pintu masuk (entrance door) bahwa arena hiburan

sudah penuh atau padat demi mengedepankan kenyamanan pengunjung.

Arena Hiburan ini juga biasanya digunakan untuk sarana latihan bagi atlet-

atlet renang mulai dari tingkat pemula, sampai tingkat taruna. Untuk kolam renang

Olympic, ukurannya yaitu dengan panjang 50 m, lebar 25 m, kedalaman 195 m, dan

dengan 8 lintasan. Maintenance air menggunakan sistem aquatic untuk selalu menjamin

kejernihan dan kesehatan air sehingga betul-betul aman bagi pengguna. contohnya

chlorine merupakan salah satu zat penjernih dan pembunuh bakteri dalam air kolam

renang, Chlorine adalah zat yang terkandung dalam kaporit, yang biasa kita pakai

Kaporit 60% Djiwi Kimia, TCCA Granular 90% dan Tablet. kandungan air untuk kolam

renang 1.0, 1.5 sampai dengan 3.0 diatas angka tersebut dinyatakan chlorine tinggi dan

dibawah angka 1.0 dinyatakan rendah, Apabila kandungan chlorine dalam air berkurang

maka bisa mengakibatkan pertumbuhan lumut, pertumbuhan binatang dalam air seperti

jentik nyamuk dan cenderung air kolam renang akan hijau dan cepat berubah warna cara

menggulangi bisa menambahkan zat chlorine dengan takaran yang sesuai dan tidak

berlebihan atau kekurangan.

Untuk melihat sebuah kandungan chlorine dalam air Taman Segara Madu

menggunakanlah alat tester dengan nama Test Kit. Pengaruh chlorine tinggi

Page 18: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

18

menyebabkan air cenderung bau, Pedih dimata, iritasi kulit seperti gatal dan cara

menaggulangi bisa memakai tawas secukupnya atau dengan larutan Sodium Bisulfate

(HCL) tentunya dengan takaran yang dianjurkan.

Page 19: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

19

BAB IV

SIMPULAN & SARAN

4.1 Simpulan

1. Penerapan k3 Ditaman Segara Madu diberikan kepada karyawan melalui

jaminan kesehatan yang diberiakan oleh pihak manajemen selain itu

penerapan k3 juga diberikan kepada para pengunjung.

2. Penerapan K3 yang diterapkan oleh PT. Taman Segara Madu bagi para

pengunjung dapat dilihat dari beberapa atribut serta penanganan kecelakaan

seperti:

a. life rings emergency

b. pelampung biasa

c. tribun

d. peringatan (notice) atau pemberitahuan yang bertujuan untuk

mengantisipasi kecelakan bagi para pengunjung.

e. lifeguard yang sudah memiliki pengalaman tentang pertolongan

pertama pada kecelakaan.

3. Upaya penerapan K3 juga dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam

renang serta menjaga keseimbangan antara jumlah pengunjung dan kapasitas

daya tampung kolam renang di Taman Segara Madu.

3.2 Saran

Penerapan dan Sarana k3 pada Arena rekreasi Taman Segara Madu sudah

cukup baik, akan tetapi dari hasil observasi kelompak yang kami lakukan terdapat

Page 20: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

20

kurangnya pengawasan pada Waterslide untuk pengunjung dewasa dimana anak-anak

dengan bebas mengunakan fasilitas tersebut, selain itu volume air untuk waterslide

masih kurang sehingga menyebabkan terasa gesekan antara kulit pengunjung dengan

waterslide tersebut yang menimbulkan rasa sakit, untuk itu perlu diperhatikan volume

airnya serta pengawasan dan keamanan di area waterslide khusus pengunjung dewasa

baik itu dari pihak pengelola maupun orang tua.

Page 21: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

21

DAFTAR PUSTAKA

Ramli Soehatman, 2001. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

James J Spillane.1991.Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta:Kanisius, h.46

Anom, Putu,dkk. 2010. Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global. Denpasar:

Udayana University Press.

Direktorat Jenderal Pariwisata.1990.Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.2005.Rencana Strategik 2005-2009. Jakarta.

Koentjaraningrat.2000. Bunga Rampai Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia

Pendit, Nyoman S.2003.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya

Paramitha.

Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G.2005.Sosiologi Pariwisata.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sumadi,Ketut.2009.Kepariwisataan Indonesia Sebuah Pengantar. Denpasar: Sari

Kahyangan.

Spillane, James J.1991.Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta:Kanisius.

Wyasa Putra, Ida Bagus dkk.2003. Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung:Refika Aditama.

Widiatedja, IGN Parikesit .2010. Liberalisasi Jasa dan Masa Depan Pariwisata Kita.

Denpasar: Udayana University Press.

Page 22: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

22

Page 23: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

23

LAMPIRAN

Lampiran 1.1 (Fasilitas di arena Hiburan Taman Segara Madu)

Page 24: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

24

Lampiran 1.2 (tata tertib untuk pengguna

seluncur)

Page 25: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5755/1/13b0c6f9a8d27fa20a342b... · 2020. 7. 21. · pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi

25