penentuan kapasitas antioksidan ii

Upload: arie-purri

Post on 30-Oct-2015

179 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

PENENTUAN KAPASITAS ANTIOKSIDAN PADA SAMPEL TEHHari/Tanggal Praktikum : Senin, 10 Juni 2013

I. Tujuan1.1 Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa dapat memahami cara penentuan kapasitas antioksidan dari sampel bahan makanan secara kuantitatif.1.2 Tujuan Instruksional Khusus 1.2.1 Untuk mengetahui cara penentuan kapasitas antioksidan dari sampel teh yang dianalisis. 1.2.2 Untuk mengetahui kapasitas antioksidan dari sampel teh yang dianalisis dan daya hambatnya terhadap radikal bebas. II. Metode Metode DPPH secara spektrofotometri III. PrinsipKemampuan antioksidan dalam mendonorkan elektron ke radikal bebas stabil DPPH 0,1 mM, dibuktikan dari perubahan warna ungu yang semakin memudar menjadi kuning hal ini menunjukkan semakin tinggi kapasitas antioksidan, diukur dengan spektrofotometer pada 517 nm. IV. Reaksi

V. Dasar Teori Antioksidanmerupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambatoksidasizat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawayang melindungiseldari efek berbahayaradikal bebasoksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal darimetabolismetubuh maupun faktor eksternal lainnya.Antioksidan memiliki peranan yang penting bagi kesehatan, yaitu dalam mengatasi implikasi reaksi oksidasi dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penuaan (Nelson et al., 2003). Antioksidan aman dalam penggunaan atau tidak toksik dan efektif pada konsentrasi rendah (0,01-0,02%), tersedia dengan harga cukup terjangkau, dan tahan terhadap proses pengolahan produk. Antioksidan penting dalam melawan radikal bebas, tetapi dalamkapasitasberlebih menyebabkan kerusakan sel. Radikal bebas merupakan suatu atom, molekul, atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Karena kehilangan pasangannya itu, sifatnya menjadi tidak stabil, reaktif dan radikal. Akibatnya, ia selalu berusaha mencari pasangan elektron, tetapi dengan cara yang radikal, yakni merebut elektron dari molekul lain. Radikal bebas yang terbentuk secara berlebihan di dalam tubuh kita dapat memicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya seperti kanker, aterosklerosis, penyakit neurologis, katarak, dan sebagainya. Serangan radikal bebas ini dapat dicegah apabila di dalam tubuh kita terdapat antioksidan yang berfungsi normal dan dalam jumlah yang cukup.Antioksidanmerupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang secara secara umum dapat menghambat oksidasi lemak. Dalam tubuh manusia terdapat radikal bebas, sebagai sampingan dari proses pembentukan energi. Pada jumlah tertentu, radikal bebas dibutuhkan agar dapat membantu sel darah putih atau lekosit untuk menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh.Namun jika kondisi radikal bebas dalam tubuh terlalu banyak maka radikal bebas akan bersifat merusak tubuh. Meningkatnya radikal bebas yang berlebih ini akan berakibat pada penuaan dini, karena dapat merusak senyawa lemak yang dapat menghilangkan elastisitas kekencangan kulit sehingga mengakibatkan keriput. Selain mencegah penuaan dini, antioksidan juga disinyalir mampu mencegah tumbuhnya sel kanker payudara pada wanita. Antioksidan seperti flavonoida, glikosida, dan polifenol juga mampu mencegah penyakit Alzheimer (penyakit pikun pada manula) dan kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah).Ada dua cara dalam mendapatkan antioksidan, yaitu :1. Dari luar tubuh (eksogen) dengan cara melalui makanan dan minuman yang mengandung vitamin C, E, atau betakaroten, dan2. Dari dalam tubuh (endogen), yakni dengan enzim superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), perxidasi, dan katalase yang diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang lebih baik dan manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan,kesehatandankosmetik.Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. Salah satu contohnya yaitu pada teh. Tehadalahminumanyang mengandungkafein, sebuahinfusiyang dibuat dengan cara menyeduhdaun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanamanCamellia sinensisdengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok:teh hitam,teh oolong,teh hijau, danteh putih. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Pengukuran kapasitas antioksidan dari sampel teh dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya metode DPPH, metode CUPRAC, dan metode FRAP.

VI. Alat dan Bahan 6.1 Alat 1. Neraca analitik 2. Beaker glass3. Spatel4. Corong5. Batang pengaduk 6. Labu semprot7. Labu ukur8. Centrifuge9. Mikropipet 10. Tabung centrifuge11. Tabung reaksi 12. Pipet ukur 5 ml13. Rak tabung reaksi 14. Spektrofotometer dan kuvet6.2 Bahan 1. Sampel teh Teh celup Sosro Teh celup Sariwangi Teh celup Kepala Djenggot Teh gelas2. Asam galat 3. Aquadest 4. Methanol 100%5. Reagen DPPH 0,1 mM6. Kertas saring dan labelVII. Cara Kerja7.1Pembuatan Standar Asam Galat 100 mg/L dan Pembuatan Kurva Standar Asam Galat1. Ditimbang 0.01 gram asam galat dengan neraca analitik.2. Diencerkan dengan 100 ml aquadest.3. Larutan standar asam galat 100 mg/L siap digunakan. 4. Dibuat seri pengenceran standar asam galat 100 mg/L menjadi beberapa seri konsentrasi dengan cara : Larutan standar 0 mg/L 0,5 ml aquadest Larutan standar 2 mg/L dipipet 10 l larutan standar asam galat 100 mg/L, ditambahkan 490 l aquadest, dihomogenkan. Larutan standar 4 mg/L dipipet 20 l larutan standar asam galat 100 mg/L, ditambahkan 480 l aquadest, dihomogenkan. Larutan standar 8 mg/L dipipet 40 l larutan standar asam galat 100 mg/L, ditambahkan 460 l aquadest, dihomogenkan. Larutan standar 12 mg/L dipipet 60 l larutan standar asam galat 100 mg/L, ditambahkan 440 l aquadest, dihomogenkan. Larutan standar 16 mg/L dipipet 80 l larutan standar asam galat 100 mg/L, ditambahkan 420 l aquadest, dihomogenkan. Larutan standar 20 mg/L dipipet 100 l larutan standar asam galat 100 mg/L, ditambahkan 400 l aquadest, dihomogenkan. 5. Masing-masing seri pengenceran larutan standar ditambahkan dengan 3,5 ml DPPH 0,1 mM.6. Dihomogenkan lalu diinkubasi selama 30 menit.7. Diukur nilai absorbansi larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm.

7.2 Preparasi Sampel Teh1. Ditimbang 0,1 gram sampel teh menggunakan neraca analitik.2. Diekstrak dengan 10 ml methanol 100%.3. Dihomogenkan lalu disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit. 4. Supernatant yang diperoleh kemudian disaring.5. Filtrat yang diperoleh siap digunakan untuk analisis sampel. Untuk sampel teh gelas, setelah ditimbang sebanyak 0,1 gram (0,1 ml), sampel langsung disaring menggunakan kertas saring. Sampel ini siap dianalisis tanpa memerlukan preparasi lebih lanjut.

7.3 Analisis Kapasitas Antioksidan Teh1. Dipipet 0,1 ml filtrat sampel. 2. Ditambahkan dengan 0,4 ml aquadest3. Ditambahkan 3,5 ml pereaksi DPPH 0,1 mM.4. Dihomogenkan lalu diinkubasi selama 30 menit.5. Diukur nilai absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm.

VIII. Hasil Pengamatan a. Seri Pengenceran Larutan Standar

0201242

b. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan StandarKonsentrasi (mg/L)Absorbansi

00,693

20,664

40,628

120,400

200,242

c. Hasil Pengukuran Berat (w) Sampel SampelBerat (mg)

Sosro100,9

Sariwangi100,4

Teh Gelas104,4

Kepala Djenggot100,3

d. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel

SampelAbsorbansi

III

Sosro 0,5550,574

Sariwangi 0,5660,576

Teh Gelas 0,1130,120

Kepala Djenggot 0,1170,119

IX.Perhitungan a. Perhitungan Persamaan Regresi Linier dari Konsentrasi dan Absorbansi Larutan Standar

Setelah dilakukan pengolahan data dari konsentrasi dan absorbansi larutan standar, diperoleh :a. Persamaan Regresi Linier (y)y = -0,0235x + 0,705 digunakan untuk menghitung x (konsentrasi dalam mg/L) yang akan digunakan dalam perhitungan %KA (GAEAC)b. Koefisien Korelasi (R)R = 0,99745 menunjukkan hubungan konsentrasi dan absorbansi larutan standar adalah linierb.Perhitungan nilai x (konsentrasi) sampel yang akan digunakan dalam perhitungan %KA Sosro

mg/L

mg/L

mg/L

Sariwangi

mg/L

mg/L

mg/L

Teh Gelas

mg/L

mg/L

mg/L

Teh Kepala Djenggot

mg/L

mg/L

mg/L

c.Perhitungan %KA SampelRumus :

Sosro

Sariwangi

Teh Gelas

Teh Kepala Djenggot

Tabel %KA (GAEAC) Sampel Sampel%KA (GAEAC)

Sosro 2,370158 %

Sariwangi 2,271764 %

Teh Gelas 0,095948 %

Kepala Djenggot 9,961605 %

d.Perhitungan Konsentrasi (x) Sampel Sosrow = 0,1009 g Konsentrasi (x) awal = 0,1009 g /10 mLvolume ekstraksi = 10 mL= 0,01009 g/mL

Larutan konsentrasi 0,01009 g/mL dipipet 0,1 mL dan diencerkan menjadi 0,5 mL, maka konsentrasi akhir menjadi :V1 N1=V2 N20,1 mL 0,01009 g/mL=0,5 mL N2 0,001009 g/mL=0,5 N2 N2=0,002018 g/mL = 0,002018 mg/L

Sariwangiw = 0,1004 g Konsentrasi (x) awal = 0,1004 g/10 mLvolume ekstraksi = 10 mL = 0,01004 g/mL

Larutan konsentrasi 0,01004 g/mL dipipet 0,1 mL dan diencerkan menjadi 0,5 mL, maka konsentrasi akhir menjadi :V1 N1=V2 N20,1 mL 0,01004 g/mL=0,5 mL N2 0,001004 g/mL=0,5 N2 N2=0,002008 g/mL = 0,002008 mg/L

Teh Gelasw = 0,1044 g Konsentrasi (x) awal = 0,1044 g/0,1mL = 1,044 g/mL

Larutan konsentrasi 1,044 g/mL diencerkan menjadi 0,5 mL, maka konsentrasi akhir menjadi :V1 N1=V2 N21, 044 g/mL=0,5 mL N2 1, 044 g/mL=0,5 N2 N2=2,088 g/mL = 2,088 mg/L

1. Kepala Djenggotw = 0,1003 g Konsentrasi (x) awal = 0,1003 g /10 mLvolume ekstraksi = 10 mL= 0,01003 g/mL

Larutan konsentrasi 0,01003 g/mL dipipet 0,1 mL dan diencerkan menjadi 0,5 mL, maka konsentrasi akhir menjadi :V1 N1=V2 N20,1 mL 0,0103 g/mL=0,5 mL N2 0,001003 g/mL=0,5 N2 N2=0,002006 g/mL = 0,002006 mg/LTabel Konsentrasi SampelSampelKonsentrasi (mg/L)

Sosro0,002018

Sariwangi0,002008

Teh Gelas2,088

Kepala Djenggot0,002006

e.Perhitungan %IC Larutan StandarRumus :

Tabel Konsentrasi (x) dan %IC Larutan StandarKonsentrasi (x) %IC

0 0 %

2 4,184704 %

4 9,379509 %

12 41,26984 %

20 65,07937 %

Perhitungan Persamaan Regresi Linier dari Hubungan Konsentrasi Larutan Standar dengan %IC

Setelah dilakukan pengolahan data dari konsentrasi dan %IC larutan standar, diperoleh :c. Persamaan Regresi Linier (y)y = 3,3843x 1,7383 digunakan untuk menghitung x (ppm/ mg/L) asam galat yang dapat menghambat 50% radikal bebas (IC50).d. Koefisien Korelasi (R)R = 0,99745 menunjukkan hubungan konsentrasi dan absorbansi larutan standar linier.f. Perhitungan Konsentrasi Asam Galat dengan IC50

Artinya, asam galat dapat menghambar 50% radikal bebas pada konsentrasi 15,28774 ppm (mg/L).

g. Perhitungan %IC SampelRumus :

Sosro

Sariwangi

Teh Gelas

Kepala Djenggot

Tabel %IC Sampel Sampel%IC

Sosro18,54%

Sariwangi17,60%

Teh Gelas83,18%

Kepala Djenggot82,97%

h. Tabel Konsentrasi (x), %KA (GAEAC) dan %ICSampelKonsentrasi (x) dlm mg/L%KA (GAEAC)%IC

Sosro0,0020182,370158 %18,54%

Sariwangi0,0020082,271764 %17,60%

Teh Gelas2, 0880,095948 %83,18%

Kepala Djenggot0,0020069,961605 %82,97%

X. Pembahasan Secara umum, antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas. Yang termasuk ke dalam golongan antioksidan adalah zat ini antara lain vitamin, polifenol, karoten dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA.Teh mengandung berbagai macam komponen aktif yang mempunyai kemampuan antioksidan paling efektif yaitu kandungan polifenolnya. Polifenol merupakan komponen bioaktif pada teh yang merupakan kunci utama khasiat teh. Teh dilaporkan mengandung hampir 4000 senyawa bioaktif yang sepertiganya berupa polifenol. Polifenol dapat berupa flavonoid atau non-flavonoid, namun kebanyakan polifenol yang dikandung teh berupa flavonoid. Polifenol ini berperan sebagai penangkap radikal bebas (antioksidan), sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein, dan DNA dalam sel. Senyawa fenol biasanya terdapat dalam berbagai jenis sayuran, buah-buahan dan tanaman.Penentuan kapasitas antioksidan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah dan kemampuan antioksidan dari suatu bahan kompleks (teh) dalam melawan radikal bebas. Kapasitas antioksidan dari sampel teh ini dapat diukur dengan metode penangkapan radikal bebas stabil DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidracyl). DPPH adalah suatu radikal bebas stabil, berwarna ungu dalam larutan dan dapat bereaksi dengan radikal lain membentuk suatu senyawa stabil. DPPH juga dapat bereaksi dengan atom hidrogen (berasal dari suatu antioksidan) membentuk DPPH tereduksi (DPPH Hidrazin) yang stabil. Parameter pengukuran kapasitas antioksidan dinyatakan dengan persentase penghambatan (inhibisi) yang diperoleh dari nilai absorbansi blanko dikurangi absorbansi sampel (% IC). Metode DPPH adalah metode yang cepat, mudah, dan sensitif untuk mengukur kapasitas antioksidan dari suatu ekstrak tumbuhan. Untuk melakukan penentuan kapasitas antioksidan pada sampel teh celup, terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel dengan mengekstrak sampel teh celup berbagai merck ini menggunakan methanol 100%. Ekstraksi merupakan metode pemisahan suatu zat terlarut secara selektif dari suatu bahan dengan pelarut tertentu. Tujuan proses ekstraksi ini adalah untuk memisahkan zat terlaru/analit yang ingin dianalisis dalam hal ini adalah senyawa polifenol pada teh yang merupakan suatu antioksidan. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi ini adalah methanol. Hal ini karena pereaksi DPPH hanya dapat mengukur senyawa antioksidan yang terlarut dalam pelarut organik khususnya alkohol. Untuk mendapatkan filtrat sampel yang siap dianalisis, sampel yang telah diekstraksi kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk membantu proses pemisahan filtrat sampel. Supernatant sampel yang diperoleh kemudian disaring. Hasil saringan inilah yang dinamakan filtrat yang siap untuk dianalisis. Untuk analisis sampel, filtrat sampel ini ditambahkan dengan aquadest sebanyak 0,4 ml. kemudian ditambahkan pereaksi DPPH. DPPH ini merupakan salah satu senyawa radikal bebas, berupa senyawa organic berwarna ungu gelap yang mengandung nitrogen tidak stabil. Senyawa antioksidan akan menyumbangkan hidrogen (H+) kepada radikal DPPH, sehingga DPPH tereduksi sehingga menjadi DPPH non radikal (stabil). Sampel dan pereaksi DPPH ini dihomogenkan lalu diinkubasi selama 30 menit untuk mengoptimalkan reaksi yang terjadi antara antioksidan dengan DPPH sehingga intensitas warna yang terbentuk juga optimal. Intensitas warna ungu ini diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm. Pengukuran dilakukan pada 517 nm karena absorbansi maksimal dari radikal DPPH diperoleh pada panjang gelombang 517 nm. Pereaksi DPPH secara luas digunakan untuk mengukur dan membandingkan aktifitas antioksidan senyawa-senyawa fenolik, dan evaluasi aktifitas antioksidan melalui perubahan serapan (absorbansi) yang terjadi. Semakin tinggi kapasitas antioksidan dari senyawa fenolik maka semakin tinggi penurunan warna ungu DPPH yang terjadi dan warna akan menjadi semakin kuning. Untuk melakukan penentuan kadar kapasitas antioksidan dari sampel teh yang diuji, dilakukan melalui pembuatan kurva standar, dengan melakukan pengukuran absorbansi dari larutan standar DPPH dengan beberapa seri konsentrasi yaitu 0, 2, 4, 12, dan 20 mg/L. Dari nilai pengukuran absorbansi larutan standar DPPH yang dilakukan, diperoleh hubungan yang berbanding terbalik antara konsentrasi dengan nilai absorbansi. Semakin besar konsentrasi larutan standar yang diukur, nilai absorbansi yang diperoleh semakin kecil. Absorbansi terbesar diperoleh dari larutan blanko yaitu pereaksi DPPH kemudian terjadi penurunan nilai absorbansi dengan semakin besarnya konsentrasi dari larutan standar DPPH yang diuji. Dari kurva standar dapat diketahui hubungan antara absorbansi dan konsentrasi, dan nilai persamaan koefisien regresi y = -0,0235x + 0,705. Dari persamaan regresi linier ini kemudian ditentukan konsentrasi dari sampel teh yang diuji yang nantinya digunakan dalam perhitungan dalam mencari nilai kapasitas antioksidan sampel teh (%GAEAC). Dari empat sampel yang diiuji, nilai kapasitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh sampel teh kepala djenggot.Teh kepala djenggot ini memiliki nilai absorbansi yang terkecil dan memiliki kapasitas antioksidan yang terbesar. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa semakin kecil nilai absorbansi, nilai kapasitas antioksidan sampel semakin besar (hubungan yang berbanding terbalik). Kapasitas antioksidan menyatakan jumlah antioksidan yang terkandung dalam suatu sampel. Parameter dalam penentuan kapasitas antioksidan adalah dengan menentukan besar daya hambat antioksidan terhadap radikal bebas yang dinyatakan dalam %IC50. Nilai IC50 ini dijadikan acuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang diperlukan untuk dapat menangkap 50% radikal bebas. Dari perhitungan yang dilakukan, konsentrasi ekstrak yang diperlukan untuk dapat menangkap radikal bebas sebesar 50% adalah pada konsentrasi 15,28 mg/L. Dari keempat sampel yang diuji, nilai %IC yang mampu menangkal 50% radikal bebas dipenuhi oleh sampel teh gelas dan teh kepala djenggot. Dengan konsentrasi teh kepala djenggot 0.002 mg/L mampu menghambat radikal bebas sebesar 82.97%, sedangkan dengan konsentrasi yang sama, teh sosro dan teh sariwangi belum mampu menghambat radikal bebas sebesar 50%. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan konsentrasi agar dapat memenuhi nilai IC50 . Untuk sampel teh gelas mampu menghambat 83,18% radikal bebas pada konsentrasi 2,088 mg/L. Hal yang dapat mempengaruhi perbedaan nilai kapasitas antioksidan teh adalah dari proses pembuatan teh itu sendiri. Misalnya proses fermentasi pada saat pembuatan teh hitam. Proses ini menyebabkan hilangnya beberapa komponen antioksidan akibat reaksi oksidasi enzimatis katekin oleh polifenol oxidase. Saat katekin teoksidasi, hasil oksidasinya masih memiliki aktivitas antioksidan, namun nilai kapasitas antioksidannya menjadi lebih rendah daripada katekin. Selain itu dapat pula dikarenakan oleh perbedaan umur daun teh yang digunakan sebagai bahan baku teh. Semakin tua daun teh, semakin berkurang kadar katekin maupun senyawa lainnya.

XI. Kesimpulan 9.1 Pengukuran kapasitas antioksidan pada sampel dengan metode DPPH dilakukan dengan mengukur kemampuan antioksidan dalam mendonorkan elektron ke radikal bebas stabil DPPH 0,1 mM yang dibuktikan dari perubahan warna ungu yang semakin memudar menjadi kuning hal ini menunjukkan semakin tinggi kapasitas antioksidan. Absorbansi ekstrak sampel ini diukur dengan spektrofotometer pada 517 nm. 9.2Nilai kapasitas antioksidan (% KA (GAEAC)) dan daya hambat terhadap radikal bebas (%IC) dari sampel yang diuji yaitu berturut-turut : SampelKonsentrasi (x) dlm mg/L%KA (GAEAC)%IC

Sosro0,0020182,370158 %18,54%

Sariwangi0,0020082,271764 %17,60%

Teh Gelas2, 0880,095948 %83,18%

Kepala Djenggot0,0020069,961605 %82,97%

Simpulan : teh kepala djenggot memiliki kapasitas antioksidan (%KA) tertinggi yaitu 9,961605% dan dengan konsentrasi kecil (0,002006 mg/L) mampu memberikan daya hambat terbesar terhadap radikal bebas (%IC) yaitu 82,97%.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. The Hitam dan The Hijau. Diakses di :http://kesehatan. kompasiana.com/alternatif/2011/12/26/teh-hitam-atau-teh-hijau-4252 97.html. diakses 18 Juni 2013Fadhli, Haiyul. 2011. Antioksidan. Diakses di : http://journal. stifar.ac.id/ ojs/index.phpjs/article/viewFile/6/7. diakses 18 Juni 2013.Wikipedia. 2013. Radikal Bebas. Diakses di : http//.wikipedia.org_radikal-bebas. diakses 18 Juni 2013.