skripsi analisis penentuan kapasitas pengaman … · 2021. 4. 9. · analisis penentuan kapasitas...
TRANSCRIPT
iii
SKRIPSI
ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN TERHADAP
ARUS DAN BEBAN LEBIH PADA JARINGAN INSTALASI LISTRIK
DI TAMAN HIDANGAN DAN DERMAGA
OLEH :
YAN DARMAWAN : 10582140014
HARFIL UTAMIMI : 10582130414
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iv
SKRIPSI
ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN TERHADAP
ARUS DAN BEBAN LEBIH PADA JARINGAN INSTALASI LISTRIK
DI TAMAN HIDANGAN DAN DERMAGA
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan oleh
YAN DARMAWAN : 10582140014
HARFIL UTAMIMI : 10582130414
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
v
vi
vii
ABSTRAK
Abstrak : Harfil Utamimi dan Yan Darmawan (2021) Analisis Penentuan
Kapasitas Pengaman Terhadap Arus Dan Beban Lebih Pada Jaringan Instalasi
Listrik Di Taman Hidangan Dan Dermaga dibimbing oleh DR. Eng. Ir H.
Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng, Rizal A Duyo, S.T,. M.T. Adapun tujuan
dari pada penelitian ini adalah Memberikan gambaran tentang Jaringan Instalasi
Listrik yang digunakan pada Taman Hidangan dan Dermaga sebagai bangunan
dan tempat rekreasi dan hiburan, Memberikan hasil mengenai kesesuaian di
antara peralatan sistem Jaringan Instalasi Listrik yang telah digunakan dengan
peraturan yang berlaku. Metode yang dipergunakan pada penelitiann ini adalah
mengadakan penelitian dan pengambilan data di Taman Hidangan dan
Dermaga Akkarena di Tanjung Makassar Hasill yang didapatkan pada
penelitian ini adalah. Besarnya kapasitas pengaman yang digunakan untuk
mengamankan rangkaian utama adalah Inom yang diperoleh sebesar 69,23
Ampere, maka peralatan pengaman yang digunakan untuk rangkaian panel
utama tersebut adalah MCCB 70 Ampere, Pengaman beban penerangan yang
digunakan adalah Mini Circuit Breaker, yang dipasang pada peralatan hubung
bagi cabang dan peralatan hubung bagi utama, dengan pengaman utama yaitu
MCCB 3 fasa. Berdasarkan perhitungan, diperoleh KHA sebesar 69,23, dengan
demikian, luas penampang penghantar dari sumber (PLN) ke panel utama pada
perencanaan dan perhitungan diperoleh luas penampang yang sama, yaitu 16
mm2 berurat 4 jenis NYY, dan ditanam pada suhu keliling 30° C dan Terhadap
penampang pentanahan pada panel utama dengan luas penampang fasanya 16
mrn2, maka berdasarkan label menggunakan penampang10 mm
2
Kata kunci ; Arus, Penampang dan Instalasi
viii
ABSTRACT
Abstract: Harfil Utamimi and Yan Darmawan (2021) Analysis of Determination of
Safety Capacity Against Overcurrent and Loads in Electrical Installation Networks
at Dish Park and Pier, guided by DR. Eng. Ir H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng,
Rizal A Duyo, S.T ,. M.T. The purpose of this study is to provide an overview of the
Electrical Installation Network used at Dish Park and Pier as buildings and places
for recreation and entertainment, Providing results regarding the suitability of the
Electrical Installation Network system equipment that has been used with
applicable regulations. The method used in this research is to conduct research and
data collection at Taman Dish and Dermaga Akkarena in Tanjung Makassar Hasill
which is obtained in this study. The amount of safety capacity used to secure the
main circuit is Inom which is 69.23 Ampere, then the safety equipment used for the
main panel circuit is MCCB 70 Ampere, the lighting load safety used is a Mini
Circuit Breaker, which is installed on the connecting equipment for branches and
connecting equipment for the main, with the main security that is 3 phase MCCB.
Based on the calculation, the CRC is 69.23, thus, the cross-sectional area from the
source (PLN) to the main panel in the planning and calculations has the same
cross-sectional area, which is 16 mm2 veined 4 types of NYY, and planted at a
temperature of 30 ° C. and With respect to the grounding section on the main panel
with a phase cross-sectional area of 16 mrn2, then based on the label using a cross
section of 10 mm2
Keywords ; Flow, Cross-section and Installation
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
Rahmat dan HidayahNyalah sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, dan
dapat kami selesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah pensyaratan akademik yang harus
ditempuhdalam rangka penyelesaian program studi pada Jurusan Elektro Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul tugas akhir adalah :
“Analisis Penentuan Kapasitas Pengaman Terhadap Arus Dan Beban Lebih Pada
Jaringan Instalasi Listrik Di Taman Hidangan Dan Dermaga”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini sdisebabkan penulis sebagai manusia
biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu ditinjau dari segi tehnis
penulis maupun dari perhitungan-perhitungan. Oleh karena itu penulis menerim
dengan ikhlas dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan
tulisan ini agar kelak dapat bermanfaat.
Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segalan ketulusan dan kerendahan hati,
kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, ST, MT.,IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
x
3. Ibu Adriani, ST., MT. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak. Prof. Dr. Ir H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng, Selaku
Pembimbing I dan Bapak Rizal A Duyo, S.T., M.T. selaku Pembimbing II,
yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing kami.
5. Bapak dan ibu dosen serta stap pegawai pada fakultas teknik atas segala
waktunya telah mendidik dan melayani penulis selama mengukiti proses
belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih saying, doa dan
pengorbanan terutam dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.
7. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa fakultas teknik terkhusus
angkatan 2014 dan angkatan 2015 yang dengan keakraban dan
persaudaraan banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda
di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhan ini dapat bernabfaat bagi penulis,
rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.
Makassar, Februari 2021
Penulis
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
D. Batasan Masalah.................................................................................. 2
E. Metode Penulisan ................................................................................ 3
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Peraturan Dan Undang Undang Kelistrikan ........................................ 5
B. Instalasi Penerangan ............................................................................ 7
1. Teknik Penerangan ....................................................................... 12
2. Sistem Penerangan dan Armatur ................................................... 8
3. Metode Perhitungan Penerangan.................................................. 12
4. Sumber-sumber Cahaya ............................................................... 16
xii
C. Penghantar Instalasi ........................................................................... 19
1. Kabel Lampu ................................................................................ 20
2. Kabel Instalasi Berselubung ......................................................... 20
3. Kabel Tanah Termoplastik Tanpa Perisai .................................... 22
4. Kabel Tanah Termoplastik Berperisai ......................................... 23
D. Pengaman instalasi ............................................................................. 25
1. Mini Circuit Breaker .................................................................... 25
2. Moulded Case Circuit Breaker ..................................................... 28
E. Panel ................................................................................................... 29
1. Pembagian Panel .......................................................................... 30
2. Penempatan Panel ........................................................................ 30
F. Pentanahan ......................................................................................... 31
1. Pemilihan Elektroda Pentanahan.................................................. 31
2. Bahan dan Ukuran Elektroda Pantanahan .................................... 32
3. Tahanan Elektroda Pentanahan .................................................... 34
G. Alat Ukur dan Indikator ..................................................................... 34
H. Kotak-Kontak ..................................................................................... 35
I. Saklar.................................................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 37
A. Wakti Dan Tempat ............................................................................ 37
a. Waktu ..................................................................................... 37
b. Tempat.................................................................................... 37
B. Tahapan Penelitian .......................................................................... 37
xiii
C. Gambar Ramgkaian Metode ............................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 42
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 42
1. Gambaran Fisik Bangunan ........................................................... 42
2. Ukuran Bangunan......................................................................... 42
3. Dinding Bangunan ....................................................................... 42
4. Lantai Bangunan .......................................................................... 43
5. Plafon Bangunan .......................................................................... 43
B. Uraian Teknis ..................................................................................... 44
1. Instalasi Penerangan ..................................................................... 44
C. Perhitungan Penerangan ..................................................................... 48
1. Perhitungan Penerangan Dalam Dengan Metode Lumen ............ 48
2. Perhitungan Penerangan Luar ...................................................... 50
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 53
A. Kesimpulan ........................................................................................ 53
B. Saran ................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54
LAMPIRAN ................................................................................................... 55
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lampu Pijar ............................................................................... 17
Gambar 2.2. Lampu SupraLux ....................................................................... 18
Gambar 2.3. Lampu Tabung Gas ................................................................... 18
Gambar 2.4. Konstruksi NYA dan NYM....................................................... 22
Gambar 2.5. Konstruksi NYY ........................................................................ 23
Gambar 2.6. Konstruksi NYRGbY dan NYFGbY ........................................ 24
Gambar 2.7. Konstruksi Mini Circuit Breaker ............................................... 28
Gambar 2.8. Konstruksi Moulded Case Circuit Breaker ............................... 29
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Resistansi Pembumian dan Resistansi Jenis Tanah ...................... 32
Tabel 2.2. Ukuran Minimum Elektroda Bumi ............................................... 33
Tabel 2.3. Tahanan Jenis Tanah ..................................................................... 34
Tabel 4.1. Ukuran Ruang Tiap Bangunan ...................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan jumlah kebutuhan energi listrik di berbagai bidang
pembangunan merupakan dampak langsung dari perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Pembangunan jangka panjang tahap demi-demi tahap, di masa sekarang ini
semakin ditingkatkan, termasuk salah satu di antaranya adalah bidang pariwisata
yang mana peran tenaga listrik sebagai salah satu faktor pendukung sangat
dibutuhkan.
Melihat besarnya peluang untuk mengembangkan potensi pariwisata
khususnya di daerah pantai, maka perlu diperhatikan sarana dan prasarana yang
menunjang. Di antaranya adalah pembangunan taman hidangan dan dermaga, di
mana tempat tersebut terletak di tepi pantai Tanjung Merdeka yang juga
membutuhkan tenaga listrik untuk menunjang kegiatan di tempat tersebut
Sebagai salah satu tempat yang membutuhkan tenaga listrik yang disupply
dari Perusahaan Umum Listrik Negara, maka Taman Hidangan dan Dermaga
Akkarena di Tanjung Bunga perlu mendapat perhatian agar kebutuhan akan tenaga
listrik dapat terpenuhi secara memadai mengingat letaknya masih cukup jauh dari
pusat kota sehingga dapat menunjang kegiatan pada sektor kepariwisataan di
tempat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk menjadikannya
sebagai bahan tugas akhir dengan judul: " Analisis Penentuan Kapasitas
2
Pengaman Terhadap Arus Dan Beban Lebih Pada Jaringan Instalasi Listrik
Di Taman Hidangan Dan Dermaga”
B. Rumusan Masalah
Dalam upaya pelaksanaan penelitian yang lebih terarah, maka disusun beberapa
rumusan masalah berikut ini:
1. Pentingnya Jaringan Instalasi Listrik untuk peningkatan pelayanan di bidang
kepariwisataan khususnya wisata pantai
2. Untuk menghasilkan sistem Jaringan Instalasi Listrik yang digunakan pada
Taman Hidangan dan Dermaga dengan perencanaan yang berdasarkan
peraturan sistem kelistrikan yang berlaku demi tercapainya efisiensi,
keandalan, dan keamanan dalam pelayanan.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Memberikan gambaran tentang Jaringan Instalasi Listrik yang digunakan pada
Taman Hidangan dan Dermaga sebagai bangunan dan tempat rekreasi dan
hiburan
2. Memberikan hasil mengenai kesesuaian di antara peralatan sistem Jaringan
Instalasi Listrik yang telah digunakan dengan peraturan yang berlaku.
3
D. Batasan Masalah
Untuk mempermudah di dalam pembahasan dan pemahaman maka penulis
akan membahas sistem kelistrikan dengan batasan masalah meliputi :
1. Perencanaan instalasi, penentuan tingkat penerangan yang meliputi
penerangan dalam (penerangan di dalam tiang dan teras)
2. Dengan menggunakan metode lumen dan penerangan luar khususnya yang
berupa penerangan jalan yang dalam hal ini penerangan dermaga dengan
menggunakan metode titik serta Perhitungan jumlah titik beban.
E. Manfaat Peneitian
Adapun manfaat penulisan penelitian dalam tugas akhir ini adalah :
- Bagaimana gambaran tentang Jaringan Instalasi Listrik yang digunakan pada
Di Taman Hidangan Dan Dermaga dan penyebab kerusakannya. Bagaimana
sistim sinstalasi listrik Di Taman Hidangan Dan Dermaga Tanjung bunga
Makassar
- Bagaimana sistim proteksi terhadap arus dan beban lebih jeringan instalasi
listrik yang digunakan Di Taman Hidangan Dan Dermaga Tanjung bunga
Makassar
F. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Observasi
Penulis melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan Taman Hidangan dan
Dermaga Akkarena di Tanjung Bunga untuk mengambil data-data yang
digunakan sebagai bahan studi perencanaan instalasi.
4
2. Studi Literatur
Penulis mengambil bahan teoritis dari buku-buku yang menyangkut
perencanaan instalasi dan peraturan-peraturan instalasi.
3. Diskusi
Penulis melakukan tanya jawab dan diskusi dengan orang-orang yang
memahami dan mengetahui tentang permasalahan di atas.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan materi, maka penulis menyusun tugas
akhir ini dalam bentuk bab demi bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, alasan memilih judul, tujuan penulisan,
batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menyajikan uraian teoritis yang menyangkut
peraturan-peraturan umum instalasi listrik, dasar-dasar teknik penerangan,
sistem penerangan, sumber cahaya, penghantar, peralatan pengaman, panel,
pentanahan, kotak kontak, serta alat ukur dan indikator.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini menyajikan tentang waktu dan tempat penelitian, alur penelitia
Bab IV Hasil Dan Pembahasan
Pada bab ini diuraikan tentang gambar situasi, uraian teknis, gambar lokasi,
gambar instalasi, dan rekapitulasi kebutuhan beban panel, analisis yang
5
meguraikan tentang perhitungan dan perbandingan antara perencanaan
sistem kelistrikan yang digunakan dengan peraturan yang berlaku.
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peraturan Dan Undang Undang Kelistrikan
Sebelum memasang suatu instalasi listrik, terlebih dahulu harus
diperhatikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan instalasi listrik. Adapun
tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah:
1. Pengaman manusia terhadap harta benda
2. Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.
Selain peraturan umum instalasi listrik, juga diperhatikan
peraturan-peraturan lain yang ada kaitannya dengan instalasi listrik, antara lain :
1. Undang-undang dan peraturan mengenai keselamatan kerja yang ditetapkan
dalam UU no.18 1972.
2. Peraturan bangunan nasional,
3. Peraturan pemerintah RI no. 18 1972 Perusahaan Umum Listrik Negara.
4. Peraturan lain mengenai kelistrikan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan PUIL 2000.
Selain dari peraturan-peraturan di atas juga perlu diperhatikan
prinsip-prinsip dasar dalam merancang, memasang, dan mengoperasikan suatu
instalasi listrik. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah: - Keamanan (Safety)
Ditujukan untuk keselamatan manusia, ternak dan harta benda Pemeriksaan
dan inspeksi/pengawatan dari instalasi sebelum digunakan atau disambung. Dan
setiap perubahan yang penting perlu diberi tanda/ kode untuk pekerjaan - pekerjaan
selanjutnya
7
- Keandalan (Releability)
Keandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi kerusakan dalam
batas-batas normal, termasuk dari kesederhanaan suatu sistem misalnya, mudah
untuk di rnengerti dan dioperasikan dalam keadaan normal maupun darurat.
Untuk selanjutnya dapat digabungkan dengan peralalan-peralatan listrik.
- Kemudahan Tercapai (Accessibiality)
Semua peralatan termasuk pengawatan akan diatur menurut operasinya,
pemeriksaan? pengawasan, pemeliharaan, serta mudah dalam
menghubungkannya
- Ketersediaan (Availability)
Pemberian daya yang kontinyu untuk para konsumen adalah sangat
penting. Sumber daya cadangan sangat diperlukan untuk memberi seluruh daya
atau sebagian dari beban. Keseluruhan dari sistem listrik tersebut dapat
diadakan perubahan jika diperlukan, diperbaharui, dan perluasan
keperluan-keperluan lain di masa datang.
- Pengaruh Lingkungan (Impect on Environment)
Pengaruh dari lingkungan misalnya, polusi, dan kebisingan.
- Ekonomi (Economics)
Instalasi listrik sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemasangan,
sampai kepada pengoperasian harus diperhitungkan biayanya sesuai investasi.
8
B. Instalasi Penerangan
Instalasi penerangan adalah instalasi di mana beban yang dilayani adalah
berupa lampu penerangan, yang terlebih dahulu harus diketahui beberapa hal yang
erat kaitannya dengan instalasi penerangan.
1. Teknik Penerangan
Cahaya adalah suatu gejala fisis. Suatu sumber cahaya memancarkan
energi, di mana sebagian dari energi itu diubah menjadi cahaya yang tampak.
Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang elektromagnetik.
Adapun satuan-satuan yang penting dalam teknik penerangan adalah :
- Candela (cd), yaitu satuan intensitas cahaya
- Lumen (1m), yaitu satuan fluks cahaya
- Lux (lux), yaitu satuan intensitas penerangan,
- Stredian (sr), yaitu satuan ruangan.
Intensitas cahaya adalah jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai
cahaya ke suatu jurusan tertentu, yang dinyatakan dengan satuan candela (cd)
dengan rumus :
I =
. (candela)................. (2-1)
di mana : I = Intensitas cahaya (cd)
= Fluks cahaya (1m)
= Sudut ruangan (sr)
Fluks cahaya adalah jumlah seluruh cahaya yang dipancarkan dalam satu
detik, yang sebagian dalam bentuk gelombang cahaya terang yang dinyatakan
dengan satuan lumen dengan rumus :
9
= I (1m) .................... (2-2)
dimana: = Fluks cahaya (1m)
= Sudut ruangan (sr)
I = Intensitas cahaya (cd)
Intensitas penerangan adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1 m2 dari bidang
itu yang dinyatakan dengan satuan lux dengan rumus ;
Erata-rata =
(Lux) …………………………(2-3)
Dimana Erata-rata = Intensitas penerangan (lux)
= Fluks cahaya (1m)
A = Luas bidang (m2)
Luminansi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminansi yang
terlalu besar akan menyilaukan mala, Luminansi (L) suatu sumber cahaya atau
suatu permukaan yang memantulkan cahaya ialah intensitas cahaya dibagi dengan
semu permukaan.
L =
(cd/cm
2)................... (2-4)
di mana: L = Luminansi (cd/cm2)
I = Intensitas cahaya (cd)
As = Luas semu permukaan (cm2)
2. Sistem Penerangan dan Armatur
Penyebaran cahaya dari sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumber
cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan. Konstruksi armatur
ini ditentukan antara lain oleh :
- Cara pemasangan pada dinding atau langit-langit.
10
- Cara pemasangan fitting.
- Perlindungan sumber cahaya
- Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan.
- Penyebaran cahayanya.
Iluminasi sumber-sumber cahaya modern yang langsung biasanya
menyilaukan mata, karena itu bahan-bahan armatur harus dipilih sedemikian rupa
sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat
Armatur-armatur lampu dapat dibagi sebagai berikut:
a. Berdasarkan sifat penerangannya, yaitu armatur penerangan langsung, semi
langsung, difus, semi tak langsung, dan tak langsung.
b. Berdasarkan konstruksinya, yaitu arraatur biasa, kedap air, kedap letupan debu,
dan kedap letupan asap.
c. Berdasarkan penggimaannya, yaitu Armatur penerangan dalam, penerangan
luar, penerangan industri, dan penerangan dekorasi.
d. Berdasarkan bentuknya, yaitu Armatur balon, pinggang, rok, gelas, Armatur
pancaran lebar dan terbatas, serta armatur kandil dan palung.
e. Berdasarkan cara pemasangannya, yaitu Armatur langit-langit, dinding, berdiri,
miring, dan Armatur gantung memakai pipa atau kabel.
Berdasarkan pembagian fluks cahaya oleh sumber cahaya dan armatur yang
digunakan, maka sistem penerangan dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Sistem Penerangan Langsung
Efisiensi sistem penerangan sangat baik yaitu antara 90% - 100%.
Cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya seluruhnya langsung diarahkan ke
11
bidang kerja. Efek lain yang ditimbulkan sistem ini adalah timbulnya
bayang-bayang yang tajam. Efek ini dapat ditanggulangi dengan menggunakan
lampu TL. Selain itu diusahakan agar" cahaya tidak langsung mengenai mata
Sistem penerangan ini digunakan untuk ruangan-ruangan tinggi,
misalnya pabrik, bengkel dan untuk penerangan luar. Armatur yang digunakan
untuk sistem penerangan langsung disesuaikan dengan fungsi dan kondisinya
masing-masing. Untuk penerangan umum dalam bengkel digunakan armatur
pancaran lebar, sedangkan untuk penerangan setempat, misalnya di atas
mesin-mesin perkakas digunakan Armatur pancaran terbatas. Untuk
penerangan industri dengan menggunakan lampu tabling digunakan armatur
palung. Pada penerangan luar digunakan Armatur kedap air.
b. Sistem Penerangan Semi Langsung
Efisiensi sistem penerangan semi langsung juga cukup baik, yakni
60%-90%. Bayang-bayang dan kilannya agak kurang dibandingkan dengan
penerangan langsung. Sebagian kecil cahaya dipancarkan ke atas, sehingga
kesan ukuran ruangan lebih luas dan langit-langit lebih tinggi.
Sistem penerangan ini banyak dijumpai pada rumah-rumah umum3
gedung-gedung ibadah, terowongan dan juga untuk tangga dalam rumah. Jenis
Armatur yang digunakan untuk sistem penerangan ini adalah Armatur dinding
c. Sistem Penerangan Difus
Efisiensi sistem penerangan di&s iebih rendah lagi jika dibandingkan
dengan sistem penerangan langsung dan semi langsung. Efisiensi
12
penerangannya berkisar antara 40% - 60%. Se-bagian Cahaya diarahkan ke
dinding dan langit-langit, sehingga bayang-bayang dan kilauan berkurang.
Sistem penerangan difus banyak digunakan untuk ruang belajar, ruang
kantor, dan tempat kerja. Armatur yang digunakan ialah Armatur balon,
misalnya armatur gantung memakai pipa
d. Sistem Penerangan Semi Tak Langsung
Efisiensi sistem penerangan ini rendah, yakni antara 10% - 40%.
Bayang-bayang dan kilau yang timbul hanya sedikit. Sebagian besar cahaya
diarahkan ke dinding dan langit-langit, karena itu dinding dan langit-langit
harus berwarna terang dan rata supaya daya pantul lebih besar.
Sistem penerangan semi tak langsung banyak dijumpai pada rumah
sakit, ruang baca, dan kamar tamu. Pada sistem penerangan ini biasanya
digunakan armatur dinding dan Armatur gantung bentuk gelang.
e. Sistem Penerangan Tak Langsung
Pada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oleh
langit-langit dan dinding. Oleh karena itu, dinding dan langit-langit harus
terang supaya daya pantulnya besar. Bayang-bayang dan kilauan pada sistem
ini hampir tidak ada, namun efisiensi penerangan sangat rendah yaitu 0% -10%.
Sistem penerangan ini banyak digunakan untuk ruang membaca,
menulis, dan pekerjaan halus lainnya.
13
3. Metode Perhitungan Penerangan
Dewasa ini sudah terbukti bahwa penerangan yang baik akan memberikan
banyak keuntungan. Dalam industri, keuntungan tersebut antara lain :
a. Peningkatan produksi
b. Peningkatan kecermatan
c. Kesehatan yang lebih baik
d. Suasana kerja lebih aman
e. Keselamatan kerja
Untuk mendapatkan sistem penerangan yang baik, maka sistem tersebut
harus direncanakan sedemikian rupa, Dalam perhitungan penerangan listrik ada
dua metode yang digunakan, yakni:
- Metode perhitungan penerangan dalam.
- Metode perhitungan penerangan luar.
a. Metode Perhitungan Penerangan Dalam Dengan Metode Lumen
Yang dimaksud dengan penerangan dalani ialah sistem penerangan
buatan yang digunakan untuk menerangi bagian dalam suatu bangunan. Sistem
penerangan ini sangat dipengaruhi oleh warna permukaan plafon, dinding, dan
lantai ruangan.
Metode perhitungan penerangan dalam banyak digunakan untuk
menghitung penerangan pada bengkel, gedimg, perkantoran, dan sebagainya.
Perhitungan penerangan dalam pada Proyek Akhir ini digunakan metode
Lumen.
14
Metode Lumen ini umumnya dipakai untuk menghitung penerangan
dalam ruangan yang tidak terlalu tinggi, misalnya ruang kantor, gedung
sekolah, dan lainnya. Pada metode ini ada beberapa langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut:
- Menentukan jenis lampu dan armatur yang dipakai. Dalam hal ini
ditentukan besarnya daya lampu, fluks cahaya lampu, dan sistem
penerangan yang digunakan.
- Menentukan faktor refleksi. Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing
menyatakan pemantulan cahaya yang diterima dinding dan langit-langit,
kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi semu bidang kerja rnb
ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi dinding antara bidang kerja dan
lantai. Untuk r^ ini biasanya ditentukan oleh warnanya sebagai berikut :
Warna putih dan sangat muda : 0,7
Warna muda : 0,5
Warna sedang : 0,3
Warna gelap : 0?1
- Menentukan indeks ruang atau indeks bentuk. Indeks ruang menyatakan
perbandingan antara ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar.
Faktor indeks ruang (k) dapat dicari dengan rumus :
K =
.....................(2-5)
dimana: k = Indeks ruang
p = Panjang ruangan (m)
I = Lebar ruangan (m) . .
15
h = Jarak sumber cahaya dengan bi dang kerja (m)
Bidang kerja umumnya diambil 0,8 m di atas lantai. Jika nilai k yang
diperoleh tidak terdapat dalam tabel, maka efisiensi penerangan dapat
ditentukan dengan interpolasi.
- Menentukan efisiensi penerangan. Efisiensi penerangan ditentukan oleh
armatur, jenis lampu, sistem penerangan, serta kondisi ruangan tersebut.
Jika nilai k merupakan nilai yang terdapat dalam tabel, maka secara
mudah dapat ditentukan. Namun jika tidak sama digunakan interpolasi
sebagai berikut ;
o = 1 +
(1-2)……………........ (2-6)
di mana: k0 = Indeks ruang yang didapat
k1= Indeks ruang yang kecil
k2 = Indeks ruang yang besar
o = Efisiensi yang dicari
1 = Efisiensi yang kecil
2 = Efisiensi yang besar
- Menentukan faktor penyusutan (d). Faktor defresiasi atau d adalah :
d =
………………………………(2.7)
Intensitas penerangan (E) dalam keadaan terpakai ialah intensitas
penerangan rata-rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan armatur yang daya
gunanya telah berkurang karena kotor, sudah lama dipakai . atau sebab lain, Faktor
defresiasi ini dibagi dalam tiga kategori, yakni : pengotoran ringan, biasa, dan berat
16
Masing-masing golongan ini dibagi lagi atas tiga kelompok, tergantung pada
masa pemeliharaan, yaitu : 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun.
Pengotoran ringan terjadi di toko-toko dan gedung yang ada di daerah hampir
tidak berdebu. Pengotoran berat terjadi di daerah yang banyak debu seperti
tambang. Sedangkan pengotoran biasa terjadi pada perusahaan-perusahaan. Jika
pengotoran tidak diketahui, maka diambil faktor defresiasi 0,8.
- Menentukan intensitas penerangan. Intensitas penerangan ini ditentukan oleh
fungsi suatu ruangan.
- Menentukan fluks cahaya yang diperlukan. Besarnya fluks cahaya yang
dibutuhkan dalam suatu ruangan dapat dihitung dengan rumus :
=
(lumen) ................ (2-8)
di mana : = Fluks cahaya yang dibutuhkan (1m)
E = Intensitas penerangan (lux)
A = Luas ruangan (m2)
= Efisiensi penerangan
d = Faktor defresiasi
- Menentukan jumlah lampu atau armatur. Jumlah lampu atau armatur (n) dapat
ditentukan dengan rumus :
n =
(buah)............. (2-9)
dimana: n = Jumlah lampu atau armatur (buah)
ip = Fluks cahaya yang dihasilkan lampu (1m)
17
b. Metode Perhitungan Penerangan Luar
Penerangan luar adalah sistem penerangan buatan yang digunakan
untuk menerangi bagian luar suatu bangunan seperti taman, jalanan, dan
bangunan. Semakin tinggi sumber cahayanya, maka fluks cahaya dari sumber
semakin rendah, namun penyebaran cahaya semakin luas,
Untuk menghitung penerangan luar, digunakan metode titik. Pada
metode ini intensitas penerangan dapat dihitung pada titik-titik tertentu.
Untuk menghitung kebutuhan penerangan dengan menggunakan
metode titik digunakan langkah-langkah dasar sebagai berikut:
1. Menentukan besarnya fluks cahaya lampu yang digunakan.
2. Menentukan jarak antara titik bidang kerja dengan sumber cahaya,
3. Menghitung besarnya intensitas penerangan pada titik atau lokasi yang akan
dihitung besarnya kebutuhan penerangan dengan persamaan berikut:
E =
(lux).................... (2-10)
di mana: E = Intensitas penerangan (lux)
I = Intensitas cahaya (cd)
r = Jarak antara sumber cahaya dengan bidang kerja (m)
4. Sumber-sumber Cahaya
Sumber cahaya modem dapat dibagi atas dua kelompok utara berikut, yaitu:
a. Pemancar suhu, dimana sampai saat ini pemancar suhu listrik yang digunakan
ialah lampu pijar.
b. Lampu tabung gas.
18
a. Lampu Pijar
Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalani
suatu kawat halus, sehingga kawat ini akan memanas dan berpijar pada suhu
antara 2400° C -2800° C. Jika suhu dalam kawat lampu pijar dinaikkan
melampaui suhu kapasitas kawatnya, maka lampu pijar tersebut akan cepat
menguap dan umur lampu pijar tersebut akan menjadi pendek.
Cahaya yang dipancarkan lampu pijar memiliki spektrum warna yang
kontinu. Kuantitas cahaya masing-masing warna yang dipancarkan tergantung
pada suhu kawat pijar. Jika suhu kawat pijar rendah, maka warna kuning dan
merah lebih menonjol, sebaliknya jika suhu kawat pijarnya ditingkatkan maka
warna biru dan ungu lebih menonjol sehingga dengan demikian kawat pijarnya
menjadi lebih putih.
Gambar 2.1 Lampu Pijar
b. Lampu Supralux
Lampu pijar kemudian mengalami perkembangan, salah satu di
antaranya adalah lampu supralux dengan bagian dalam lampu yang diberi
lapisan serbuk putih, sehingga cahayanya lebih merata, mengurangi silau dan
bayang-bayang di atas bidang kerja. Bagian bawah lampu ini diburamkan.
19
Gambar 2.2. Lampu Supralux
c. Lampu Tabung Gas
Lampu-lampu tabung gas terdiri dari tabung berbagai bentuk yang diisi
dengan gas dengan uap logam. Kalau tabungnya dalam keadaan dingin;
logamnya berada dalam bentuk titik-titik logam atau dalam bentuk padat.
Pada masing-masing ujung tabung terdapat sebuah elektroda (lihat
gambar 2.3.). Bentuk elektroda ini tergantung pada jenis tabung.
Fungsi gas di dalam tabung antara lain untuk membantu menyalakan
lampunya. Gas yang digunakan ialah gas mulia misalnya neon dan argon.
Gas-gas mulia memiliki sifat tidak melakukan reaksi kimia dengan unsur-unsur
lain. Adapun logam-logam yang digunakan ialah natrium dan air raksa.
Gambar 2.3. Lampu Tabung gas
20
d. Lampu Tanda
Lampu tanda merupakan suatu peralatan listrik yang biasanya
digunakan sebagai indikator atau tanda dari sistem kontrol. Penggunaannya
biasanya terdapat pada panel instalasi penerangan atau instalasi daya, Jenis
lampu ini juga bermacam-macam tergantung dari kebutuhan yang kita
inginkan.
Biasanya lampu tanda ini terdiri dari berbagai warna sesuai dengan
penandaannya, yaitu:
- Lampu merah? menandakan bahaya atau sejenisnya.
- Lampu hijau, menandakan bahwa sistem sedang operasi atau siap
dioperasikan.
- Lampu kuning, menandakan hati-hati.
- Lampu putih, menandakan operasi normal.
C. Penghantar Instalasi
Penghantar yang digunakan instalasi penerangan adalah penghantar jenis
tembaga dan aluminium. Penggunaan warna untuk hantaran harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk hantaran pentanahan, hanya boleh digunakan warna majemuk hijau
kuning.
2. Untuk hantaran netral atau kawat tengah digunakan warna biru, tetapi boleh
digunakan untuk maksud lain, kecuali untuk menandai hantaran pentanahan.
3. Pada instalasi tiga fasa, warna-warna yang digunakan adalah :
21
fasa 1 (R ) : merah
fasa 2 ( S ) : kuning
fasa3(T) : hitam
4. Ketentuan di atas berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap maupun
sementara, dalam perlengkapan hubung bagi.
1. Kabel Lampu
Kabel lampu digunakan untuk instalasi dalam armatur-armatur lampu
penerangan dalani keadaan terlindung dan bebas dari pengaruh tekukan atau
puntiran. Juga untuk menghubungkan armatur penerangan dengan rangkaian
akhirnya.
Beberapa jenis kabel lampu berisolasi PVC ialah NYFA, NYFAF, NYFAZ,
dan NYFAD dengan luas penampang penghantarnya antara 0,5 mm2 sampai 0,75
mm . Keempat jenis penghantar di atas dapat digunakan hingga suhu penghantar
setinggi-tingginya 70° C.
2. Kabel Instalasi Berselubung
Kabel instalasi Berselubung sering digunakan karena mempunyai
keuntungan dibandingkan kabel instalasi dalani pipa, yaitu ;
a. Lebih mudah dibengkokkan;
b. Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam;
c. Sambungan dengan alat pemakai dapat ditutup lebih
NYM memiliki penghantar tembaga polos berisolasi PVC. Untuk luas
penampang 1,5 mm -10 mm penghantarnya berupa kawat tunggal, sedangkan untuk
16 mm2penghantarnyaadalahbeberapakawatyang dipilin jadi satu, yangjumlahnya
22
satu sampai lima Urat yang lebih dari satu disatukan dengan dibelit kemudian diberi
lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak supaya bentuknya bulat.
Lapisannya harus lunak dan rapuh agar mudah dikupas waktu memasang, lain
diberi selubung PVC putih.
Jari-jari pembengkokan NYM waktu dipasang diukur sehingga bagian
dalam lengkungannya harus enam kali diameter luar kabelnya. Penggunaan NYM
harus mengikuti ketentuan berikut (ayat 742 Bl):
1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau
ditanam langsung pada plesteran, juga di ruang lembab atau basah, di tempat
kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
2. NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan,
konstruksi, rangka, dan sebagainya asalkan pemasangannya tidak merusak
selubung luar kabelnya.
3. NYM tidak boleh dipasang di dalam tanah.
Untuk pemasangannya digunakan klem dengan jarak yang cukup rapat,
sehingga kabelnya terpasang rapi, lurus, dan tidak melendut Kalau dipasang di
ruang lembab harus digunakan kotak sambung yang kedap air dan kedap
lembab (ayat 742 B3).
23
Gambar 2.4. Konstruksi NYA dan NYM
3. Kabel Tanah Termolpastik Tanpa Perisai
Salah satu kabel tanah termoplastik tanpa perisai yaitu NYY. Konstruksi
NYY pada prinsipnya mempunyai susunan yang sama dengan susunan NYM hanya
tebal isolasi dan selubung luarnya, sertajenis kompon PVC yang digunakan
berbeda warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan rendah., tegangan
nominalnya 0,6kV-lkVdimana:
0,6 kV : tegangan nominal terhadap tanah
1 kV : tegangan antar penghantar
Jumlah uratnya antara satu sampai lima dengan luas penampangnya sampai
240 mm2 atau lebih.
24
Gambar2.5. Konsiniksi NYY
Penggunaan utama NYY sebagai kabel tenaga untuk instalasi industri di
dalam gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam lemari hubung
bagi, apabila dapat diperkirakan tidak ada gangguan mekanis. NYY dapat juga
ditanam dalam tanah asal diberi perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan
terjadinya kerusakan mekanis.
4. Kabel Tanah Termoplastik Berperisai
Kabel tanah termoplastik berperisai yang banyak digunakan di Indonesia
adalah NYRGbY dan NYFGbY. Konstruksi NYRGbY dapat dilihat pada gambar
di bawah. Uratnya terdiri dari penghantar tembaga tanpa lapisan timah putih,
dengan isolasi PVC. Jumlah uratnya antara dua sampai empat yang dibelit jadi satu,
25
lalu diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak atau perisai kawat
baja bulat berlapis seng. Perisai kawat baja ini diikal dengan spiral pita baja berlapis
seng. Untuk melindungi perisainya terhadap korosi, kabelnya diberi selubung luar
PVC warna hitam.
Gambar 2.6, Konstruksi NYRGbY dan NYFGbY
Konstruksi NYRGbY sama dengan NYFGbY, hanya untuk perisai
NYFGbY digunakan kawat baja pipih berlapis seng. NYRGbY lebih tahan
terhadap tarikan daripada NYFGbY, perisainya juga lebih baik. Kedua kabel ini
digunakan di mana NYY tidak dapat digunakan karena adanya kemungkinan
gangguan mekanis. Untuk ditanam dalam tanah umumnya digunakan kabel
berperisai.
NYRGbY dapat juga digunakan dalam air atau sungai, asal tidak ada
gangguan gaya tarik. Untuk kabel tegangan rendah, tegangan nominal 0,6 kV - 1
26
kV. Jari-jari pembengkokan pada waktu pemasangan diukur hingga bagian dalani
lengkungannya harus dua belas kali diameter luar kabelnya.
D. Pengaman Instalasi
Arus yang mengalir dalani suatu penghantar akan menimbulkan panas.
Supaya suhu penghantamya tidak menjadi terlalu tinggi, arusnya hams dibatasi.
Untuk mengamankan hantaran clan aparatur digunakan alat-alat pengaman.
Alat-alat pengaman ini umumnya digunakan untuk :
1. Mengamankan hantaran, aparatur, dan motor listrik terhadap beban lebih;
2. Pengamanan terhadap hubung singkat antara fasa atau antara fasa dan netral
dan terhadap hubung singkat dalam aparatur atau motor listrik;
3. Pengamanan terhadap hubung singkat dengan badan mesin atau aparat.
1. Mini Circuit Breaker
Mini Circuit Breaker adalah suatu peralatan pemutus beban yang dapat
memutuskan arus hubung singkat dan dapat mengamankan peralatan dari gangguan
beban lebih. Bila terjadi gangguan, maka peralatan pemutus ini terbuka oleh
peralatan elektromagnetik yang terdapat pada pemutus beban tersebut dan akan
menekan kontak yang menyebabkan proses tripping terjadi.
Keuntungan sebuah pengaman otomatis atau Mini Circuit Breaker adalah
dapat segera digunakan lagi setelah terjadi pemutusan.
Mini Circuit Breaker mempunyai dua komponen pemutus, yaitu pemutus
thermis/panas dan pemutus elektromagnetik.
27
Untuk pemutus thermis digunakan sebuah elemen dwilogam. Elemen ini
akan memutuskan arus jika arus yang melaluinya melebihi nilai yang telah
ditentukan. Sedangkan untuk pengamanan elektromagnetik digunakan sebuah
kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. Jika arus yang
melaluinya melebihi nilai yang telah ditentukan, arusnya akan segera diputuskan.
Umumnya pemutusan secara elektromagnetik ini berlangsung tanpa kelambatan.
Pemutus secara thermis berlangsung dengan kelambatan. Waktu
pemutusannya tergantung pada arusnya Berdasarkan waktu pemutusannya, Mini
Circuit Breaker dibagi atas :
a. Otomat-L
Pada jenis ini mempunyai dua komponen penggerak mekanis tipping
yaitu komponen penggerak dwilogam dan komponen elektromagnetik.
Pengaman thermisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran. Kalau
terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen
dwilogamnya akan memutuskan arusnya.
Kalau terjadi hubung singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman
elekfromagnetiknya Komponen ini akan bereaksi terhadap pengaliran arus
yang sangat besar (3,5In - 5In). Namun dalam pengoperasiannya tidak
diharapkan suatu peralatan pemutus bekerja pada saat pengasutan, maka hams
dipilih peralatan pemutus yang mempunyai karakteristik di atas karakteristik
arus pengasutan.
Mini Circuit Breaker otomat-L ini biasanya digunakan untuk
melindungi kabel-kabel instalasi penerangan.
28
b. Otomat-H
Secara thermis Mini Ciruit Breaker jenis ini sama dengan otomat-L,
tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 detik kalau
arusnya sama dengan 2?5In -3In. Jenis otomat ini digunakan untuk instalasi
rumah di mana arus gangguan rendah pun harus diputuskan dengan cepat
sehingga kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam
tidak akan lama bertegangan.
c. Otomat-G
Mini Circuit Breaker jenis ini digunakan untuk mengamankan
motor-motor listrik arus bolak-balik atau arus searah, alat-aiat listrik, dan juga
rangkaian akhir yang besar untuk penerangan, misalnya untuk penerangan
bangsal pabrik.
Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 7In - 12In untuk arus
bolak-balik atau pada 14In untuk arus searah. Jenis ini dapat memutuskan arus
hubung singkat yang besar,. yaitu hingga 15 00 A.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan Mini Circuit
Breaker adalah :
- Arus nominal beban
- Tegangan nominal beban
- Arus pengasutan beban
- Waktu pengasutan
- Arus hubung singkat
- Temperatur ruangan
29
Konstruksi dari Mini Circuit Breaker dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 2.7 Konstruksi Mini Circuit Breaker
Keterangan Gambar :
1 = Terminal dwilogam pelepas
2 = Pelepas sesaat elektromagnetik
3 = Pelepas busur api
4 = Pengeras fitting
5,10 = terminal
6 = grendel mekanis
7 = Tungkai pembuka kontak
8 = kontak hubung positif
9 = jalannya busur api
2. Moulded Case Circuit Breaker
Pada dasarnya Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) tidak jauh berbeda
dengan Mini Circuit Breaker bila ditinjau dari cara kerjanya, namun MCCB
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan MCB, yaitu :
a. Rating arus pemutusan thermal MCB berkisar dari 0,5A - 1GOA, sedangkan
MCCB ada yang mencapai 1600A.
30
b. MCCB tipe-tipe tertentu dilengkapi dengan setting thermal dan setting
elektomagnetik untuk pemutusan,
c. Sebagian dari tipe MCCB dilengkapi dengan peralatan interlock. Konstruksi
dari MCCB dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar 2.8. Konstruksi Moulded Case Circuit Breaker
E. Panel
Panel merupakan tempat pemasangan proteksi, peralatan kontrol dan
lain-lain. Panel dapat dibagi atas panel kontrol, panel penerangan, dan panel daya.
Apabila dalain panel tersebut berisi peralatan-peralatan kontrol, maka
disebut panel kontrol. Sedangkan apabila dalam panel tersebut tempat pelayanan
daya beban, maka disebut panel daya, dan apabila panel tersebut melayani
lampu-lampu penerangan, maka disebut panel penerangan.
31
1. Pembagian Panel
Pembagian panel dalam instalasi merupakan suatu hai yang harus
diperhatikan. Hal ini dilakukan untuk memisahkan jenis-jenis beban dan membagi
jumlah beban Apabila dalam suatu gedung terdiri dari dua jenis beban yaitu
instalasi daya dan instalasi penerangan, maka kedua jenis beban tersebut harus
diperhatikan. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi gangguan, kedua jenis instalasi
tersebut tidak paling mempengaruhi.
Pembagian jumlah beban dalam suatu panel diusahakan supaya seimbang,
agar setiap fasa melayani jumlah beban yang sama dengan fasa lainnya. selain itu
dengan beban yang seimbang memudahkan pemilihan material dan peralatan.
2. Penempatan Panel
Penempatan panel harus direncanakan dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Tempat dan penempatan peralatan yang jelas.
b. Kemungkinan untuk melakukan pengawatan dan penyambungan lebih mudah.
c. Tempat kosong yang memadai, harus disediakan untuk keperluan penambahan
yang terjadi.
Selain pertimbangan tersebut di atas, penempatan panel sedapat mungkin
ditempatkan pada pusat, agar hantaran yang digunakan lebih efisien dan ekonomis,.
serta rugi daya dan susut tegangan pada penghantar dapat diperkecil.
32
F. Pentanahan
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam persoalan pentanahan adalah :
1. Tahanan jenis.
2. Tegangan maksimum yang boleh terjadi.
3. Pemilihan besar tahanan tanah
4. Pemilihan elektroda pentanahan.
5. Cam pemasangan elektroda pentanahan.
1. Pemilihan Elektroda Pertanahan
Adapun jenis - jenis elektroda pentanahan yang lazim digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Elektroda Pita (Strip)
Elektroda pita dibuat dari hantaran berbentuk pita atau batang bulat,
atau dari hantaran yang dipilih. Elektroda pentanahan ini berbentuk radial,
lingkaran, atau suatu kombinasi dari bentuk - bentuk tersebut
b. Elektroda Batang
Elektroda batang terbuat dari pita atau besi baja profil yang
dipancarkan dan harus digunakan, disesuaikan dengan tahanan pentanahan
yang diperlukan seperti pada tabel 2.1
33
Tabel 2.1 Resistansi Pembumian Pada Resistansi Jenis Q1 = 100 m
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis
Elektrode
Pita atau pengahntar
pilin
Barang atau pipa Pelat Vertikal sisi
atas 1 m dibawah
permukaan tanah
Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m2)
10 25 50 100 1 2 3 4 0,5x1 1x1
Resistans
pembumian
()
20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
c. Elektroda Plat
Elektroda plat dibuat dari plat logam . Plat ini ditanam tegak lurus
didalam tanah dengan tepi atasnya sekurang - kurangnya satu meter dibawah
permukaan tanah
Untuk menentukan jenis elektroda pentanahan yang digunakan, maka
perlu diketahui harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas
tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
1. Jenis tanah : tanah liat berpasir, berbatu, dan lain-lain.
2. lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan atau seragam.
3. Kelembaban tanah.
4. Temperatur.
2. Bahan dan Ukuran Elektroda Pentanahan
Bahan yang digunakan untuk elektroda pentanahan adalah tembaga, baja
berlapis seng atau baja berlapis tembaga. Untuk keadaan khusus, misalnya untuk
pabrik-pabrik kimia, kadang-kadang diperlukan bahan lain yang lebih korosi.
34
Tahanan pentanahan dari elektroda pita dan batang terutama ditentukan
oleh panjangnya. Pengaruh luas penampang hanya kecil sekali. Untuk memperoleh
hasil yang baik, elektroda yang dipasang dibuatkan kontak yang baik dengan tanah.
Batu dan kerikil yang langsung mengenai elektroda akan memperbesar tahanan
pentanahan elektroda ini.
Studi Perencanaan Sistem Kelistrikan Pada Toman Htaanzan dan Dermaza
Akkarena
Tabel 2.2 Ukuran Minimum Elektroda Bumi
1 2 3
No Bahan
Jenis Elektrode
Baja digalvanisasi
dengan proses
pemanasan
Baja berlapis
tembaga
Tembaga
1 Elektrode pita - Pita baja 100
mm2 setebal
minimum 3
mm
SO mm2 Pita tembaga 50
mm2 tebal
minimum 2 mm
- Penghantar
pilin 95 mm2
(bukan kawat
halus)
Penghantar 35
mm (bukan kawat
halus)
2
Elektrode batang
- Pipa baja 25
mm
- Baja profil
(mm) L 65 x 65
x 7 U6,5
T6x50x3
- Batang profil
lain yang
setaraf
Baja berdiameter
15 mm dilapisi
tembaga setebal
2,5 mm
3
Elektrode plat
Platbesi tebal 3
mm; luas 0,5 m
sampai 1mm2
Plat tembaga
tebal 2 mm; luas
0,5 mrn sampai 1
mm2
35
3. Tahanan Elektroda Pertanahan
Tanahan pertanahan dari elektroda pertahanan tergantung pada jenis dan
keadaan tanah serta pada ukuran dan cara pengaturan dari elektroda. Besarnya
tahanan pertahanan diusahakan sekecil mungkin dan nilai tahanan pertanahan tidak
boleh lebih dari 5 Q . Untuk daerah yang tahanan jenis tanahnya tinggi, tahanan
pembumian boleh mencapai 10 Q.
Adapun tahanan jenis tanah yang telah distandarkan dalain PUIL 1987,
pasal 320 Cl adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tahanan Jenis Tanah
1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah
Tanah
rawa
Tanah Hat
dan tanah
ladang
Pasir
Basah
Kerikil
basah
Pasir dan
kerikil
kering
Tanah
berbatu
Resistans
jenis (m)
30 100
200
500
1000
3000
G. Alat Ukur Dan Indikator
Pemasangan alat ukur dan indikator digunakan untuk menunjukkan adanya
aliran listrik dalam suatu rangkaian listrik. Ketentuan untuk pemasangan alat ukur
dan indikator menurut PUIL 1987, pasal 630. C. 1 adalah sebagai berikut: Alat ukur
seperti volmeter dipasang untuk menunjukkan tegangan yang masuk ke panel,
nominal atau tidak. Begitu pula untuk lampu indikator untuk menunjukkan apakah
setiap fasa hantaran mengalir arus atau tidak.
H. Kotak Kontak
Kotak kontak atau lazim dikatakan stop kontak digunakan sebagai tempat
pengambilan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk mensupplay beban. Untuk
36
menghubungkannya, dibutuhkan tusuk kontak sebagai pasangan dari kotak kontak
tersebut Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pemasangan kotak
kontak sesuai dengan PUIL 2000 yaitu ;
1. Kotak kontak fasa tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga harus dipasang
sedemikian rupa sehingga kutub netralnya berada di sebelah kanan atau di
sebelah bawah kutub tegangan (Pasal 204.3.4 ).
2. Kotak kontak harus dipasang pada tempat yang tidak mudah terkena siraman air
(pasal 840. C4).
3. Kotak kontak dipasang kurang dari 1,25 meter tingginya dari lantai harus
dilengkapi dengan tutup (pasal 840. C5).
4. Kemampuan kotak kontak sekurang-kurangnya sesuai dengan alat yang
dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh lebih kecil dari 5A (pasal 840. C6).
I. Saklar
Saklar adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk memutuskan
atau menghubungkan rangkaian listrik. Saklar sering juga disebut saklar beban
karena dapat memutuskan rangkaian dalam keadaan berbeban dan saklar memiliki
pemutusan sesuai. Kecepatan pemutusannya tergantung oleh pegas di maria pada
saat saklarnya membuka, sebuah pegas akan diregangkan kemudian
menggerakkan. saklar sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu singkat
Karena cepatnya pemutusan, dapat memperkecil timbulnya bunga api antar
kontak-kontak pemutusan.
Saklar harus memenuhi persyaratan, antara lain :
37
1. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu;
2. Jumlahnya harus sedemikian hingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan,
dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan aman;
3. Dalam keadaan terbuka, bagian-bagian saklar atau pemisah yang bergerak
harus tidak bertegangan
4. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya
berat
5. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang
dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5A
Beberapa jenis saklar yang sering digunakan dalam instalasi penerangan
dan daya antara lain saklar seri, saklar sen, saklar tukar, maupun saklar golongan.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
a. Waktu
Pembuatan tugas akhir ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari
bulan Agustus 2020 sampai dengan Desember 2020 sesuai dengan perencanaan
waktu yang terdapat pada jadwal penelitian.
b. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Taman Hidangan dan Dermaga Akkarena di
Tanjung Bunga Makassar.
B. Metode Penelitian
Alur Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Blok
39
- Studi Literatur
Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, juga dengan melakukan studi dari
buku-buku dan perpustakaan yang berkaitan dengan permasalahan serta
gambar dart dokumen lainnya
- Pengumpulan data
Pengumpulan data yaitu dengan metode wawancara dan pengambilan data pada
Metro Tanjung Bungan Makassar yang berkaitan dengan penyusunan judul
tugas akhir ini.
- Diskusi
Penulis melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang memahami permasalahan
ini.
- Penyusunan
Dalam pembuatan tugas akhir atau karya tulis diperlukan suatu cara untuk
menyusun pormulasi untiuk mendapatkan hasil dari tugas akhir ini.
C. Gambar Rangkaian Metode
Flowuchart 3.1 Blok diagram
Perhitungan
penerangan luar
Perhitungan luas
penampang
Organisasi
pemeliharaan
Perhitungan kumparan
hambatan arus
Penentuan penampang
pentanahan
pemeliharaan
Selesai
40
a. Penghantar
- Jenis kabel yang digunakan antara perlengkapan hubung bagi utama ke
cabang.
- Kabel untuk penerangan dan kotak kontak yang digunakan .
- Kabel yang digunakan apakah sudah mendapat sertifikasi.
- Sistem pemasangan kabel yang terpasang pada bagian bangunan.
- Keberadaan peyambungan dan lilitan kabel.
- Tiap kelompok group penerangan yang diperkenankan terhadap beban.
b. Saklar dan Kotak-Kontak
- Dalam pemasangan instalasi ini saklar yang digunakan terbuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar dan tidak menjalarkan api.
- Pemasangan saklar, ketinggian dari lantai dan jarak dari pintu.
- Pemasangan saklar dan kotak kontak dipasang pada tempat-tempat yang
mudah terjangkau dan berada pada ruang bebas.
- Kapasitas saklar.
- Kotak kontak ditanam dalam plesteran dengan ketinggian dari lantai.
- Saklar dan kotak kontak yang digunakan
c. Tata Letak Lampu/Armatur
- Teras
Pada tempat ini jenis lampu yang digunakan serta tempat penempatannya
- Kantor, Bilas Ganti, Dapur, dan Food Court
41
Ruang-ruang ini semuanya menggunakan jenis lampua apa dan tempat
penempatannya. Pada ruang-ruang tertentu digunakan armatur tertentu
sehingga tingkat kesilauannya dapat dikurangi.
Lampu/armatur dipasang kuat pada bangunan, tetapi harus mudah dibuka
untuk pemeliharaan. Dalam pemasangannya harus rapi dan lurus sesuai
dengan bagian bangunan.
- Taman dari Dermaga
Pada tempat pemasangan digunakan jenis lampu dengan sistem penerangan
yang menyebar (diffuse) di mana lampunya dipasang di dalam tabling
lampu taman. Penempatan lampu diatur sedemikian rupa sehingga selain
sebagai penerangan taman Jalan, dan dermaga, juga menambah keindahan.
d. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)
- Kualitas lampu-lampu yang digunakan
- Pemasangan lampu TL, ballast, stater, dan kondensor yang sekualitas.
- Fitting lampu atau yang sekualitas
e. Pemilihan Peralatan
Pemilihan peralatan instalasi, yang sesuai dengan beban yang akan
dilayani, akan menjamin keamanan instalasi. Faktor bentuk peralatan juga
mempengaruhi penempatan meja kerja dalam ruangan. Dalam hal ini
penempatan peralatan instalasi harus tidak mengganggu penempatan meja
kerja, artinya peralatan-peralatan instalasi berada pada ruang bebas.
42
f. Pentanahan
Pada lokasi ini merupakan daerah pantai dengan jenis tanahnya yang
berpasir sehingga digunakan sistem pentanahan dengan elektroda batang di
mana elektroda pentanahannya adalah besi baja profil yang dipancang.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Fisik Bangunan
Taman hidangan dan dermaga yang dibangun terletak di tepi Pantai
Tanjung Merdeka di kawasan Tanjung Bunga, pembangunan tersebut memiliki
empat buah gedung, dengan dilengkapi taman dan dermaga dengan distribusi
jaringan listriknya menggunakan beberapa buah sub panel yang terletak di dalam
ruang panel. Sub-sub panel ini dihubungkan dengan panel utama yang terletak di
ruang panel. Sedangkan panel utama disupplai oleh PLN.
2. Ukuran Bangunan
Bangunan-bangunan taman hidangan dan dermaga ini mempunyai berbagai
ukuran dan fungsi tiang yang berbeda-beda Ukuran dari masing-masing ruang
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Ukuran ini perlu diketahui dimaksudkan untuk memudahkan dalam
perhitungan jumlah unit lampu yang diperlukan, karena akan diperoleh beberapa
faktor indeks ruang.
3. Dinding Bangunan
Dinding bangunan ini terbuat dari batu merah, yang kemudian diplester
dengan lapisan luar yang dicat. Warna dari dinding sangat penting dalam
menentukan tingkat pencahayaan suatu ruang, sehingga ruang akan menampakkan
suatu kesan artistik terhadap kondisi kerja yang ada di dalamnya
44
4. Lantai Bangunan
Tingkat pemantulan cahaya juga ditentukan oleh faktor refleksi lantai.
Lantai yang terpasang pada bangunan ini terdiri dari pecahan-pecahan keramik
yang mempunyai permukaan dengan faktor pemantulan yang sangat berpengaruh.
5. Plafon Bangunan
Untuk plafon yang digunakan pada bangunan ini adalah eternit warna putih
untuk mendapatkan faktor pemantulan yang besar.
Tabel 4.1 Ukuran Ruang Tiap Bangunan
NAMA
RUANG
UK U R AN Jumlah
Ruang Panjang
(m)
Lebar
(m)
Tinggi
(m)
R. Tunggu 6 6 3,25 1
Office 1 8 6 3,25 1
Office 2 6 6 3,25 1
R. Sholat 4 4 3,25 1
R. Panel 4 4 3,25 1
Teras l 8 2 2,5 1
Teras 2 6 3 2,5 1
Dapur 3 3 2,5 8
R. Panel 3 3 2,5 1
+ R. Kasir
Toilet Man 4,05 3 3,25 1
Toilet Woman 4,05 3 3,25 1
R.Rias 5 4 2,5 1
Gudang 3 1,9 3,25 2
Teras Depan 42,95 2 2,5 2
Teras Belakang 42,95 2 2,5 2
Toilet 2,67 1,33 3,25 2
R. Bilas 5,33 1,33 3,25 2
R. Ganti 2,67 2,67 3,25 2
Teras 5,34 3 3,25 1
Restoran 20 12 4 1
45
B. Uraian Teknis
1. Instalasi Penerangan
Pada sub bab ini akan kami uraikan syarat teknis mengenai pemasangan
peralatan dan perlengkapan instalasi penerangan dalam dan penerangan luar sesuai
dengan kondisi bangunan.
g. Perlengkapan Hubung Bagi
Penggunaan perlengkapan hubung bagi dalam mensupplai kebutuhan
daya listrik pada beban, hams aman terhadap gangguan alam dan mekanis.
Perlengkapan hubung bagi yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Perlengkapan hubung bagi yang digunakan terbuat dari plat besi dengan
ketebalan 1,5 mm dengan ukuran panjang dan lebar yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
- Perlengkapan hubung bagi dipasang tertanam dengan kedalaman kurang
lebih 5 cm atau setengah tertanam pada tembok dan ditempatkan dalam
ruangan yang mudah terjangkau.
- Perlengkapan hubung bagi cabang mendapat supplai dari perlengkapan
hubung bagi utama, yang terletak di ruang panel melalui saluran di dalam
tanah dengan menggunakan kabel NYY.
- Untuk hubungan antara perlengkapan hubung bagi cabang dengan
perlengkapan hubung bagi utama, diberi suatu pengaman dalam hal ini
MCCB, sedang dari perlengkapan hubung bagi cabang ke beban diberi
pengaman MCB.
46
- Perlengkapan hubung bagi utama, perlengkapan hubung bagi cabang,
diberikan lampu tanda untuk mendeteksi adanya tegangan pada semua fasa
h. Penghantar
- Jenis kabel yang digunakan antara perlengkapan hubung bagi utama ke
cabang menggunakan kabel NYY.
- Kabel untuk penerangan dan kotak kontak biasa menggunakan kabel NYM
2,5 mm2+.
- Kabel yang digunakan adalah produk dalam negeri yang sudah mendapat
sertifikat PLN (LMK).
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus, dan kuat terpasang pada bagian
bangunan.
- Tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box matel ex LICO
atau sekualitas dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan
lasdop.
- Tiap kelompok group penerangan yang diperkenankan adalah 15 titik
beban.
- Semua instalasi penerangan di dalam ruang, merupakan pemasangan tanairi
(inbow).
i. Saklar dan Kotak-Kontak
- Dalam pemasangan instalasi ini saklar yang digunakan terbuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar dan tidak menjalarkan api.
- Saklar dipasang tertanam dalam plesteran dengan ketinggian 150 cm dari
lantai dan 30 cm dari pintu.
47
- Saklar dan kotak kontak dipasang pada tempat-tempat yang mudah
terjangkau dan berada pada ruang bebas.
- Kapasitas saklar adalah 10 A.
- Kotak kontak ditanam dalam plesteran dengan ketinggian 30 cm dari lantai.
- Saklar dan kotak kontak yang digunakan adalah merk LEGRANG, LMK,
atau yang sekualitas.
j. Tata Letak Lampu/Armatur
- Teras
Pada tempat ini jenis lampu adalah pijar yang mana fitting langsung
menempel pada plafon sehingga sistem penerangan di tempat ini adalah
langsung.
- Kantor, Bilas Ganti, Dapur, dan Food Court
Ruang-ruang ini semuanya menggunakan lampu TL dan pijar atau
sejenisnya dengan armatur yang menempel pada plafon Sistem yang
digunakan pada ruang-ruang tersebut adalah langsung. Pada ruang-ruang
tertentu digunakan armatur tertentu sehingga tingkat kesilauannya dapat
dikurangi.
Lampu/armatur dipasang kuat pada bangunan, tetapi harus mudah dibuka
untuk pemeliharaan. Dalam pemasangannya harus rapi dan lurus sesuai
dengan bagian bangunan.
- Taman dari Dermaga
Pada tempat ini digunakan lampu pijar dengan sistem penerangan yang
menyebar (diffuse) di mana lampunya dipasang di dalam tabling lampu
48
taman. Penempatan lampu diatur sedemikian rupa sehingga selain sebagai
penerangan taman Jalan, dan dermaga, juga menambah keindahan.
k. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)
- Lampu-lampu yang digunakan adalah merk Philips atau yang sekualitas.
- Untuk lampu TL, ballast, stater, dan kondensor merk Philips atau yang
sekualitas.
- Fitting lampu merk Philips atau yang sekualitas
l. Pemilihan Peralatan
Pemilihan peralatan instalasi, yang sesuai dengan beban yang akan
dilayani, akan menjamin keamanan instalasi. Faktor bentuk peralatan juga
mempengaruhi penempatan meja kerja dalam ruangan. Dalam hal ini
penempatan peralatan instalasi harus tidak mengganggu penempatan meja
kerja, artinya peralatan-peralatan instalasi berada pada ruang bebas.
m. Pentanahan
Pada lokasi ini merupakan daerah pantai dengan jenis tanahnya yang
berpasir sehingga digunakan sistem pentanahan dengan elektroda batang di
mana elektroda pentanahannya adalah besi baja profil yang dipancang.
49
C. Perhitungan Penerangan
1. Perhitungan Penerangan Dalam Dengan Metode Lumen
Untuk menghitung jumlah unit lampu yang digunakan pada penerangan
dalam, digunakan metode lumen. Sebelum menghitung jumlah lampu yang
dibutuhkan setiap ruang, perlu diketahui faktor-faktor sebagai berikut:
a. Jumlah iluminasi yang dibutuhkan.
b. Jenis lampu dan sistem penerangan yang digunakan
c. Panjang ruang dan lebar ruang.
d. Tinggi plafon ke bidang kerja.
e. Faktor refleksi plafon (ρc).
f. Faktor refleksi dinding (ρw).
g. Faktor depresiasi.
Untuk perhitungan jumlah unit lampu, maka berikut ini digunakan Ruang
Tunggu pada bangunan utama sebagai contoh perhitungan penerangan dalam.
Ruang tunggu ini merupakan salah satu bagian ruang dari bangunan utama
yang digunakan sebagai ruang tunggu yang juga dapat difungsikan sebagai ruang
untuk pertemuan, atau kegiatan yang sejenisnya Karena ruang ini tidak digunakan
secara terus-menerus, maka tingkat iluminasi yang dibutuhkan pada ruang ini
adalah 150 lux. Sistem penerangan yang digunakan adalah sistem penerangan
langsung di mana armatur lampu dipasang langsung menempel pada plafon,
dengan menggunakan :
Lampu pijar 100 w dengan Ip = 1280 lumen
Faktor refleksi plafon (ρc) = 70 %
50
Faktor refleksi dinding (ρw) = 50 %
Faktor depresiasi = 0,8 karena pada lokasi ini terjadi tingkat pengotoran
ringan dengan masa pemeliharaan 2 tahun.
di mana diketahui :
p = 6 meter
I = 6 meter
h = (3,25 - 0,8) meter
= 2,45 meter
hasil perhitungan :
- Ko =
=
=
= 1,22
K1 = 1,2 ; 1 = 0,52
K2 = 1,5 ; 2 = 0,56
- o = 1 +
(2-1)= 0,52 +
(0,56-0,52)
= 0,52
- tot =
=
=
= 12980,77
- n =
=
= 10,14
= 10 buah
Dengan metode perhitungan penerangan dalam yang sama seperti di atas
maka kebutuhan jumlah unit lampu untuk setiap bangunan dapat dilihat pada tabel
4.1 (terlampir).
51
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang diperlihatkan pada tabel 4.1,
terdapat perbedaan antara perencanaan dan analisis. Di mana pada beberapa ruang,
jumlah titik cahaya yang digunakan tidak sesuai dengan hasil perhitungan.
Kemungkinan besar perbedaan ini karena pada perencanaan kurang
memperhatikan faktor refleksi atau kondisi bangunan, dalam hal ini warna dinding
dan plafon untuk setiap ruang.
Dari basil analisis, maka untuk memperoleh tingkat penerangan yang
maksimal sesuai dengan fungsi ruang, jumlah titik lampu yang digunakan pada
perencanaan harus disesuaikan dengan jumlah titik lampu dari hasil perhitungan.
Seperti miisalnya ruang tunggu pada bangunan utama di mana pada perencanaan
digunakan 4 titik lampu, sedangkan pada perhitungan diperoleh 10 titik lampu
Dengan demikian, jumlah titik lampu yang harus digunakan adalah sesuai
dengan jumlah yang diperoleh pada hasil perhitungan. Begitu pula dengan
ruang-ruang yang lainnya
2. Perhitungan Penerangan Luar
Untuk perhitungan penerangan luar, maka digunakan metode titik.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perhitungan luar ini adalah :
- Menentukan fluks cahaya lampu ( ), yaitu 1280 Lumen karena lampu yang
digunakan adalah lampu Pijar 100 W.
- Menentukan jarak antara sumber cahaya, yaitu 5 meter,
- Menentukan besarnya intensitas penerangan, yaitu :
Eh =
cos dan Ev =
52
dimana: I = 1,28 x 170
= 217,6 Candela
Diagram polar yang digunakan adalah diagram polar yang umumnya
dipakai untuk lampu yang memberikan 1000 lumen (gambar diagram polar
terlampir). Karena pada perhitungan ini lampu yang digunakan adalah lampu yang
memberikan 1280 lumen, maka nilai-nilai yang diberikan dalam diagram polar
tersebut masih harus dikalikan dengan jumlah ribuan lumen lampu tersebut, yaitu
1,28.
Sehingga
Eh =
cos dan Ev =
= 17,41 x 0,71 = 17,41 lux
= 12,36 lux
Jadi intensitas penerangan yang dibutuhkan untuk arah atau bidang
horizontal sebesar 12,36 lux dan untuk bidang vertikal adalah 17,41 lux dengan
tinggi sumber cahaya 2,5 m dan jarak antar sumber cahaya 5 m.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem penerangan pada Taman Hidangan dan Dermaga Akkarena
menggunakan sistem penerangan langsung dengan metode lumen untuk
penerangan dalam, dengan sumber cahaya atau lampu yang menempel pada
plafon. Sedangkan untuk penerangan luar menggunakan sistem penerangan
diffuse dengan metode titik.
2. Pengaman beban penerangan yang digunakan adalah Mini Circuit Breaker,
yang dipasang pada peralatan hubung bagi cabang dan peralatan hubung
bagi utama, dengan pengaman utama yaitu MCCB 3 fasa.
3. Bila dilihat dari pemakaian daya dan pengaman yang digunakan oleh
kelompok beban penerangan pada masing-masing group, termasuk kurang
efektif dan ekonomis karena beban yang dilayani relatif kecil dari kapasitas
pengaman yang dipasang terlalu besar.
B. Saran
1. di harapkan kepada pemerintah setempat agar lebih memperhatikan
penentuan kapasitas pengaman terhadap arus dan beban lebih pada
jaringa instalasi listrik di taman hidangan dan dermaga dan lebih
meningkatkan Sistem penerangan pada Taman Hidangan dan Dermaga
Akkarena menggunakan sistem penerangan langsung dengan metode lumen
untuk penerangan dalam, dengan sumber cahaya atau lampu yang
menempel pada plafon.
54
2. di harapkan agar dapat lebih memperhatikan tentang Pengaman beban
penerangan yang digunakan adalah Mini Circuit Breaker, yang dipasang
pada peralatan hubung bagi cabang dan peralatan hubung bagi utama,
dengan pengaman utama yaitu MCCB 3 fasa.
3. Di harapakan Pihak terkait dapat memgatasi masalah yang terjadi seperti
hasil penelitian yang di temukan di lapangan secara langsung dari
pemakaian daya dan pengaman yang digunakan oleh kelompok beban
penerangan pada masing-masing group, termasuk kurang efektif dan
ekonomis karena beban yang dilayani relatif kecil dari kapasitas pengaman
yang dipasang terlalu besar.
55
DAFTAR PUSTAKA
Jhon Parson And H.G. Barnet, Electrical Translation And Distribution Reference
Book, Westinghouse Electrical Corparation, Eats Pittsburg, Fourth
Edition, 2015.
Kadir Wahid ,2018 "/Transmisi Tegangan Listrik", Jakarta, Ul-Press.
Michael Neidle, Teknologi Instalasi Listrik., Erlangga, Edisi Ketiga, 2019
Peraturan Umum Instalasi Listrik 2018, Penerbit Panitia Revisi Puel Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Philips, Compact Lighting Catalogue, 2018
Pln Wilayah Viii, Basil Rapat Dinas Tahunan Pln Wlayah Viii, Makassar,
10mei2018.
Setiawan , Instalasi Listrik Arus Kuat 1, Binacipta, Cetakan Kedua, Desember
2018.
Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat 2, Binacipta, Cetakan Kedua, Desember
2018.
Soemarto Sudirman Ir., Pola Pengaman Sistem Distribusi, Topik, Perusahaan
Umum Listrik Negara, Jakarta, 2018.
Tahir Harahap Ir., Studi Distribusi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, Perusahaan
Listrik Negara, Makassar, 18 April 2018.
.
56
L
A
M
P
I
R
A
N
57
DOKUMENTASI