penentuan kadar asam lemak bebas dan bilangan …

31
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) LAPORAN TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF 152401098 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN

BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL

RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

MUHAMMAD YUSUF

152401098

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN

BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL

RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli

Madya

MUHAMMAD YUSUF

152401098

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan

Bilangan Penyabunan Pada Ester Dari

Sampel RBDPO Di PT. Pusat Penelitian

Kelapa Sawit

Kategori : Karya Ilmiah

Nama : Muhammad Yusuf

Nomor Induk Mahasiswa : 152401098

Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia

Fakultas : MIPA-Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Juni 2018

Ketua Program Studi D3 Kimia Pembimbing

FMIPA

Dr. Minto Supeno, MS Dr. Minto Supeno, MS

NIP. 196105091987O31002 NIP. 196105091987O31002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN

PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PT. PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2018

Muhammad Yusuf

NIM. 152401098

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN

PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar asam lemak bebas dan bilangan

penyabunan di PT. Pusat Penelitian Kelapa Sawit dengan Untuk mengetahui

kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil ester asam lemak

(MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO, dan Untuk mengetahui Apakah kadar

Asam Lemak Bebas (ALB) dan dan bilangan penyabunan yang diperoleh sesuai

dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Digunakan metode Alkalimetri

menggunakan indicator PP, dari hasil penelitian ini didapatkan kandungan asam

lemak bebas pada ester adalah 0,114% dan bilangan penyabunan nya adalah

244,5329 mg KOH/g, menurut SNI kandungan asam lemak bebas pada ester

adalah 2-10% dan SNI bilangan penyabunan adalah 180-256 mg KOH/g. dari

penelitian yang didapat kadar ALB dan Bilangan Penyabunan pada ester sudah

baik.

Kata Kunci : Asam Lemak Bebas, Bilangan Penyabunan, SNI, RBDPO

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

DETERMINATION OF FREE FATTY ACID

AND NUMBER OF SAPONIFICATION ON THE ESTER OF THE

SAMPLES RBDPO IN PALM OIL RESEARCH CENTER (PPKS)

ABSTRACT

Has been done determination of free fatty acid and saponification number

at PT. Oil Palm Research Center with To know the free fatty acid content and

saponification number of fatty acid methyl ester (MEAL) made from RBDPO

sample, and To know What is the content of Free Fatty Acids (ALB) and and

saponification number obtained in accordance with Indonesian National Standard

(SNI). Alkalimetric method using PP indicator, from the results of this study

found free fatty acid content in ester is 0.114% and its sapon number is 244.5329

mg KOH / g, according to SNI free fatty acid content in ester is 2-10% and SNI

number sapling is 180-256 mg KOH / g. of the studies obtained levels of ALB and

Sawing Numbers on esters is good.

Keywords: Free Fatty Acids, Saponification Numbers, SNI, RBDPO

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberian rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini, yang merupakan salah satu untuk

memperoleh syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma

III kimia.

Tujuan disusunnya tugas akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan studi pada program studi Diploma Kimia Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari

Laporan Tugas Akhir ini adalah “Penentuan Kadar Asam Bebas dan Bilangan

Penyabunan Pada Ester dari Sampel RBDPO di Pusat Penelitian Kelapa Sawit

(PPKS)”

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan,

dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini pemulis dengan hati tulus dan kerendahan hati mengucapkan banyak terima

kasih yang sebesar besarnya kepada

Terima kasih kepada : Bapak Dr. Kerista sebayang, MS selaku Dekan

FMIPA USU

Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA

USU

Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua Program D3 Kimia FMIPA

USU dan selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada penulis dalam penulisan laporan tugas akhir ini.

Bapak Dr. Tjahjono Herawan selaku Manager Kepala Laboratorium Oleo

Kimia di PT.Pusat Peneletian Kelapa Sawit yang telah memberikan fasilitas dan

ilmu yang berharga bagi penulis.

Bapak/Ibu Dosen serta pegawai Program Studi D3 Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah

mendidik penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

Keluarga tercinta, Ayahanda Muhammad Yunus dan Ibunda Zuraidah,

yang telah mencurahkan kasih sayang, dukungan dan do’a kepada penulis, serta

dukungan, motivasi dari Abangda Zulham Effendi ST.,M.Sc.Eng, Kakanda

Supriati, Kakanda Renita ST.,Spd, Abangda Debi Hendra SH, Kakanda Nurbetty

S, Kakanda Rizky Ivo Deswita Amd, Abangda Fadil Abdullah serta Kakanda Ria

Agutis Maulida SE.

Seluruh Staff dan Pegawai Laboratorium Oleokimia di PT.Pusat Penelitian

Kelapa Sawit yang banyak membantu dan membimbing penulis

Kepada Inda Agustina yang telah banyak memberikan dukungan,semangat

dan doa kepada penulis saat penulisan laporan tugas akhir ini.

Teman-teman seperjuangan, yaitu, Era Wiranto, Bagus Indra, Muhammad

Syah Iman, Citra Novia, Marina, Halimahtusya’diah, dkk.

Seluruh rekan-rekan saya angkatan 2015 jurusan D3 kimia yang mungkin

Namanya tidak bisa saya ucapkan satu persatu yang telah memberikan bantuan

baik berupa moril maupun materil

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bersifat

membangun serta dari para pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini.

Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati

dan penulis ucapkan kasih. Harapan peulis, semoga Karya Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Juni 2018

Muhammad Yusuf

NIM:152401098

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ................................................................................................ i

PERNYATAAN ................................................................................................. ii

PENGHARGAAN ............................................................................................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................ 2

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3

2.1. Minyak Nabati ......................................................................... 3

2.2. Metil Ester ................................................................................ 3

2.3. Asam Lemak Bebas ................................................................. 5

2.4. Bilangan Penyabunan ............................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 10

3.1. Alat dan Bahan ...................................................................... 10

3.1.1. Alat-alat ....................................................................... 10

3.1.2. Bahan-bahan ............................................................... 10

3.2 Prosedur Kerja ...................................................................... 11

3.2.1. Pembuatan Metil Ester dari RBDPO .......................... 11

3.2.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas pada Ester ...... 11

3.2.3. Penentuan Bilangan Penyabunan pada Ester ............. 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…… ...................... ………………12

4.1. Data Percobaan .......................................................................... 12

4.2. Perhitungan ................................................................................ 12

4.3. Pembahasan ................................................................................ 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………….……………………... 14

5.1.Kesimpulan 14

5.2.Saran 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

LAMPIRAN .........................................................................................................

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1 Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Ester ` 12

4.2 Penentuan Bilangan Penyabunan Pada Ester 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. Standar Mutu ALB dan Bilangan Penyabunan 18

Pada Ester

2. Gambar hasil titrasi Asam Lemak Bebas (ALB) 18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

DAFTAR SINGKATAN

1. RBDPO = Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil

2. FFA = Free Fatty Acid

3. BP = Bilangan Penyabunan

4. SNI = Standar Nasional Indonesia

5. MEAL = Metil Ester

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian

satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksildengan suatu gugus organik

(biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam

yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat

menjadi ion H+.

Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses

esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Pembuatan metal ester ada

empat macam cara, yaitu pencampuran dan penggunaan langsung,

mikroemulsi, pirolisis (thermal cracking), dan transesterifikasi. Namun, yang

sering digunakan untuk pembuatan metal ester adalah transesterifikasi yang

merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan methanol

untuk menghasilkan metal ester dan gliserol.

Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam

minyak nabati, misalnya di jerman diperoleh dari minyak rapessed, di Eropa

diperoleh dari minyak biji bunga mataharprni dan minyak rapessed, di prancis

dari itali diperoleh dari minyak biji bunga matahari, di Amerika Serikat dan

Brazil diperoleh dari minyak kedelai, di Malaysia diperoleh dari minyak

kelapa sawit, dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak

jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai (2,3,4). Selain minyak-minyak

tersebut, minyak safflower, minyak linsedd, dan minyak zaitun juga dapat

digunakan dalam pembuatan senyawa metal ester (4,5). Pada pengolahan

minyak nabati di atas juga di hasilkan gliserol sebagai hasil sampingnya.

Data departemen perindustrian (SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar

air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam

keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

1.2 Permasalahan

1. Berapakah kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil

ester asam lemak (MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO ?

2. Apakah kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan bilangan penyabunan yang

diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari

metil ester asam lemak (MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO

2. Untuk mengetahui Apakah kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan dan

bilangan penyabunan yang diperoleh sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia (SNI)

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang kadar asam lemak bebas dan bilangan

penyabunan yang diperoleh. Informasi ini nantinya dapat digunakan

sebagai tolak ukur meningkatkan pencapaian sasaran mutu yang terbaik.

2. Dapat memberikan informasi terhadap hal-hal yang mempengaruhi

perubahan kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil

ester asam lemak (MEAL)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Nabati

Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai

bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, bahan

penggorengan, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan

berbagai penggunaan industri .

Beberapa jenis minyak nabati yang umum digunakan ialah minyak kelapa

sawit, minyak jagung , minyak zaitun , minyak lobak, minyak kedelai,

dan minyak bunga matahari. Margarin adalah mentega buatan yang terbuat dari

minyak nabati.

2.2 Metil Ester

Metil ester termasuk bahan oleokimia dasar, turunan dari trigliserida

(minyak atau lemak) yang dapat dihasilkan melalui proses esterifikasi dan

transesterifikasi. Bahan baku pembuatan metil ester antara lain minyak sawit,

minyak kelapa, minyak jarak, minyak kedelai, dan lainnya. (Yeni Sulastri, 2013)

Proses esterifikasi dengan katils 1asam diperlukan jika minyak nabati

mengandung FFA diats 5%. Jika minyak berkadar Asam Lemak Bebas tinggi

(>5%) langsung ditransesterifikasi dengan katlis basa maka Asam Lemak Bebas

akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun. Terbentuknya sabun dalam

jumlah yang cukup besar dapat menghambat pemisahan gliserol dari metil ester

dan berakibat terbentuknya emulsi selama proses pencucian. Jadi esterifikasi

digunakan sebagai proses pendahuluan untuk mengkonversikan Asam Lemak

Bebas menjai metil ester sehingga mengurangi kadar Asam Lemak Bebas

dalamminyak nabati dan selanjutnya ditransesterifikasi dengan katalis basa untuk

mengkonversikan trigliserida menjadi metil ester. Proses Transesterifikasi adalah

proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani

dengan alcohol rantai pendek seperti methanol atau ethanol (pada saat ini

sebagian besar produksi biodiesel menggunakan methanol) menghasilkan metil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

ester asam lemak (Fatty acids Methyl Esters/FAME) atau biodiesel dan gliserol

(gliserin) sebagai produk samping. Katalis yang digunakan natrium hidrosida

(NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Esterifikasi adalah proses yang

menghasilkan metil ester asam lemak bebas (FFA) dengan alcohol rantai pendek

(methanol atau etanol) menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) dan air.

Katalis yang digunakan untuk reaksi esterifikasi adalah asam, biasanya asam

sulfat (H2SO4) atau asam fosfat (H3PO4). Berdasarkan kandungan Asam Lemak

Bebas dalam minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel secara komersial

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Transesterifikasi dengan katalis basa (sebagian besar menggunakan

kalium hidrooksida) untuk bahan baku refined oil atau inyak nabati dengan

kandungan Asam Lemak Bebas rendah.

2. Esterifikasi dengan katalis asam (umumnya menggunakan asam sulfat)

untuk minyak nabati dengan kandungan Asam Lemak Bebas tinggi dilanjutkan

dengan transestreifikasi dengan katalis basa. Reaksi tranesterifikasi dengan

metanol (gambar 1):

Proses transesterifikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor tergantung

kondisi reaksinya (Meher et al. 2004). Faktor tersebut diantaranya adalah

kandungan asam lemak bebas dan kadar air minyak, jenis katalis dan

konsentrasinya, perbandingan molar antara alkohol dengan minyak dan jenis

alkoholnya, suhu dan lamanya reaksi, dan intensitas pencampuran. Tahapan

konversi minyak atau lemak menjadi metil ester bergantung pada mutu awal

minyak. Proses konversi dipengaruhi oleh kandungan asam lemak bebas dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

kandungan air. Minyak yang mengandung asam lemak bebas rendah, dapat

langsung dikonversi menjadi metil ester melalui transesterifikasi. Minyak yang

mengandung asam lemak bebas tinggi serta mengandung air lebih dari 0,3% dapat

menurunkan rendemen transesterifikasi minyak (Freedman et al. 1984). Minyak

dengan asam lemak bebas tinggi akan lebih efisien jika melalui dua tahap reaksi.

Asam lemak bebas dalam minyak diesterifikasi dahulu dengan melibatkan katalis

asam. Reaksi esterifikasi asam lemak dan alkohol mengkonversi asam lemak

menjadi metil ester. Reaksi esterifikasi sebagai berikut (gambar 2):

2.3 Asam Lemak Bebas

Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam

lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan

tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam

lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh

Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk

garam.

Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut

dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan

digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada

umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak

tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt

atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui

proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan

gliserol.

Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat

paling banyak dalam minyak tertentu. Lipida terdiri dari asam-asam lemak dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

alkohol. FFA sesuai dengan namanya adalah "free fatty acids" atau "asam lemak

bebas" yaitu nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang ada di dalam

lemak atau jumlah yang menunjukkan berapa banyak asam lemak bebas yang

terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut dihidrolisa. Tujuan analisa angka

asam atau bilangan saponifikasi adalah sebagai indikasi untuk mengetahui

seberapa besar Mr lemak yang dianalisa. FFA adalah bagian dari angka asam

untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak, semakin tinggi FFA, semakin tinggi

tingkat kerusakan minyak. Sebagai faktor koreksi pada titrasi, sehingga dapat

mengetahui volume titran yang benar-benar bereaksi dengan titran yang

diinginkan. Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida,

sebagai akibat dari kerusakan minyak (Armstrong, 1995).

Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari

gugus nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut

nonpolar dan relatif tidak larut dalam air. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan

metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan

secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan

menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida

dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut

dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak

nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi

menggunakan pelarut yang sesuai.

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,

sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi

sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan

membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah

membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary

evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran

organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat

diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.( Rivai, H. 1995)

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut-pelarut

organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut

heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

senyawa trepenoid dan lipid-lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil

asetat untuk memisahkan senyawa-senyawa yang lebih polar. Walaupun

demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari

senyawa-senyawa yang diekstraksi.

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah

trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi

dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam

lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam

stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran

trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan

natrium hidroksida membebaskan gliserol.( Estiasih, T., dan Ahmadi, K. 2009.)

Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi

manusia, yaitu menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak

menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal, lemak mempunyai fungsi selular dan

komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan

protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke

dalam sel, menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti

pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu, menjadi suspensi

bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis, berfungsi sebagai

penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu

luar yang kurang bersahabat (Gilvery and Goldstein, 1996).

Satu molekul gliserol dapat bersenyawa dengan 1-3 molekul asam lemak

memebentuk monogliserida dengan 1 asam lemak, digliserida dengan 2 asam

lemak, trigliserida dengan 3 asam lemak. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang

terdiri dari asam-asam lemak. Dalam proses pembentukannya,

trigliseridamerupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga

molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga

molekul air.

Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu pada temperatur

kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair, gliserida pada

hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak

(minyak nabati). Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki asam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

lemak tak jenuh lebih banyak sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak

jenuh yang lebih banyak.

Lipid atau lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah

satu golongan senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid

sering disamakan dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid

yaitu merupakan golongan trigliserida. Lipid biasanya diklasifikasikan

berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga

diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid

yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Salah satu jenis lipid adalah

lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah salah satu bahan

baku untuk semua lipid pada makhluk hidup.( Kisman, S., dan Ibrahim, S.1998)

Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak

dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga

merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini

menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi

reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak

merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan

lipid (Sudarmadji, 1989).

2.3 Bilangan penyabunan

Besar kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau

pendeknya rantai karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa besarnya

bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil

berat molekul lemak ,makin besar bilangan penyabunan(Ketaren, 1986).

Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari

reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”.

Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian

Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak

dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini,

yaitu Sabun dan Gliserin.

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak,

sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat

minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak

yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau

minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat

molekul minyak dan lemak secara kasar. (Rondang, T. 2006)

Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih

dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul

KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang

tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan

asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang

dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol

dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu

mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang

timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan

karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat,

kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning

ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit

ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka

perlu dibandingkan dengan titrasi blanko ( Rohman. 2007)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

Beaker Glass

Gelas Ukur

Alat Refluks

Labu Alas Leher Dua

Corong Pisah

Erlenmeyer

Buret

Statif dan Klem

Neraca Analitik

Oven

Penjepit tabung

Desikator

Tissue

Pipet Volumetrik

Batang Pengaduk Kaca

Spatula

3.1.2. Bahan

Metil Ester dari Sampel RBDPO

Akohol Netral

Koh

Indicator PP

Aquadest

Hcl

Methanol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

3.2. Prosedur

3.2.1. Pembuatan Metil Ester dari RBDPO

Dilarutkan KOH dengan Methanol

Setelah larut masukkan kedalam sampel yang telah dicairkan

Direfluks pada suhu 60°C selama 2 jam

Tuang kedalam corong pisah sampai terbentuk dua lapisan

Pisahkan lapisan bawah (Gliserol)

Cuci lapisan atas dengan air hangat (cucian 1 hanya dialirkan,

cucian selanjutnya boleh dikocok

Pisahkan produk dari air

Dioven pada suhu 105°C selama 2 jam

Ditimbang

Dicatat hasilnya

3.2.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Ester

1. Pembuatan alkohol netral

Diukur alkohol secukupnya

Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

Ditambahkan 3 tetes indicator PP

Dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai terbentuk warna sedikit pink

2. Penentuan kadar ALB

Ditimbang 5,32 gram Metil ester

Ditambahkan 30 ml Alkohol netral

Dipanaskan sampai larut

Dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai terbentuk warna sedikit pink

3.2.3. Penentuan Bilangan Penyabunan Pada Ester

Ditimbang 5 gram metil ester dan masukkan kedalam Erlenmeyer

Ditambahkan 50 ml KOH etanolik 0,5 N dengan pipet volumetric

Pasang pendingin balik dan panaskan 60 menit sambil digoyang-

goyang sampai rata

Ditambahkan indikator PP

Dititrasi dengan Hcl 0,5 N sampai warna merah mudah hilang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data

Tabel. 4.1.1 Data Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Ester

Nama

sampel

Berat

sampel

(gr)

N KOH V KOH FFA (%) SNI FFA

(%)

METIL

ESTER

5 gram

0,1651

0,5

0,114%

2-10%

Tabel. 4.1.2 Data Penentuan Bilangan Penyabunan Pada Ester

Nama

sampel

Berat

sampel

(gr)

N HCl V HCl V

Blanko

BP (mg

KOH/gram)

SNI BP

(mg

KOH/gram)

METIL

ESTER

5 gram

0,6206

11,2

46,425

244,5329

180-256

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

4.2.Perhitungan

1. Kadar ALB

Dik : BM Asam Lemak = 256

Gr Sampel = 5 gram

N KOH = 0,1651

Dit : %ALB ?

%ALB = (V.N KOH) x BM as.lemak x 100%

Gr sampel

%ALB = (0,05 . 0,1651) x 256 x 100%

5 gram

%ALB = 0,114%

2. Kadar Penyabunan

Dik : N HCl = 0,6206

Gr sampel = 5 gram

V HCl = 11,2 ml

V Blanko = 46,425 ml

Berat ekuivalen = 56,1 gram

Dit : Bilangan Penyabunan ?

BP = (B-S) x N x BE

W

BP = (46,425 – 11,2) x 0,6206 x 56,1

5 gram

BP = 244,5329 mg KOH/gram

4.3. Pembahasan

Dari data analisa (tabel 4.1.1 dan tabel 4.1.2.) dapat dilihat bahwa kadar

Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan pada ester dari sampel RBDPO

sangat baik , pada ALB kadar nya rendah menunjukkan kualitas minyak sudah

baik dan pada bilangan penyabunan sudah sesuai SNI juga menunjukkan kualitas

yang baik juga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari data hasil penelitian kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar ALB dan Bilangan penyabunan pada ester dari sampel RBDPO

adalah

ALB = 0,114%

BP = 244.5329 mg KOH/gram

Menunjukan bahwa pada sampel tersebu kandungan ALB nya sudah baik

dan bilangan penyabunan nya sudah termasuk kedalam standart mutu

2. Kadar ALB dan Bilangan Penyabunan pada ester adalah

ALB = 2-10%

BP = 180-256

Sehingga hasil analisa yang dilakukan sudah mendekati dan sama dengan

Standart mutu Indonesia

5.2. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar Asam Lemak

Bebas dan Bilangan Penyabunan dengan parameter berbeda.

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar Asam Lemak

Bebas dan Bilangan Penyabunan lebih teliti dalam prosedur percobaan.

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar ALB dalam

CNO dan CFAD

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Yeni Sulastri, 2013. Ilmu Pangan. UI – Press : Jakarta

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan

Makanan. Jakarta

Meher et al. 2004. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan RI:

Jakarta

Estiasih, T., dan Ahmadi, K. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. PT. Bumi

Aksara : Jakarta

Ketaren. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia : Jakarta

Kisman, S., dan Ibrahim, S.1998. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University

Press : Yogyakarta

Armstrong, 1995. Nutritive Value of Fiber Free Coconut Protein Extract Obtained

by an Enzyme – Chemical Method. Journal of Food Science : New York

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press : Jakarta

Gilvery and Goldstein, 1996. The Lipid Hand Book. Chapman and Hall, Ltd :

New York

Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty :

Yogyakarta

Buckle, K.A, Edwards, R.A, Wotton, M. 1987. Ilmu Pangan. UI

Gunawan, E. 2004. Pengantar Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Medan :

gggggggLembaga Pendidikan Perkebunan

Hadi, M .2004.Teknik Berkebun Kelapa Sawit .Edisi Pertama Cetakan

gggggggPertama.Yogyakarta. Adicita Karya Nusa.

Ismail, B. 1982. Kimia Organik Untuk Universitas. Bandung: Penerbit Amico.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

Kartasapoetra, AG.1988 .Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik.

gggggggJakarta . Bina Aksara

Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. UGM Press.

gggggggYogjakarta

Monday, O.A. 2000. Quality Attributes and storage stability of locally and

gggggggmechanically extracted crude palm oils in selected communities in rivers

gggggggand beyelsea states Nigeria. J. Plants Food for Human Nutrition Vol.

gggggg55(2): 119-126. DOI: 10898481

Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rondang, T. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Departemen Teknik Kimia

gggggggFakultas Teknik Uuniversitas Sumatera Utara Press. Medan

Tambun, R. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia.Medan : USU Press.

http://culumuscloud.wordpress.com/category/chemistry/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

Lampiran.1. Standar mutu ALB pada ester menurut SNI

No Karakteristik Syarat Mutu

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kadar air (%)

Kadar kotoran (%)

Bilangan Jod (mg jod/100 g contoh)

Bilangan peroksida (mg oksigen/g contoh)

Bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh)

Asam lemak bebas

Warna, bau, aroma

Maks. 0,5

Maks. 0,05

8 – 10

Maks.5

180-256

2-10

Normal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN …

Lampiran 2. Gambar hasil titrasi Asam Lemak Bebas (ALB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA