penelitian kuantitatif gab.pdf

37
PENELITIAN KUANTITATIF A. Pengertian Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono). Penelitian kuantitatif menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis menggunakan metode berbasis matematis (dalam statistik tertentu). (Chreswel). Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah tentang mengumpulkan data numerik untuk menjelaskan fenomena tertentu, pertanyaan tertentu tampaknya segera cocok untuk dijawab menggunakan metode yang ada (Sukamolson) Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Karakteristik Penelitian Kuantitatif Dalam penelitian kuantitatif karakteristik utama adalah: Menggambarkan masalah penelitian melalui deskripsi tren atau kebutuhan untuk penjelasan tentang hubungan antar variabel Memberikan peran utama untuk literatur melalui menyarankan pertanyaan penelitian untuk diminta dan membenarkan masalah penelitian dan menciptakan kebutuhan untuk arah (Pernyataan tujuan dan pertanyaan atau hipotesis penelitian) penelitian Membuat pernyataan mengapa memilih masalah yang hendak diteliti, tujuan, pertanyaan penelitian, dan hipotesis yang spesifik, sempit, terukur, dan dapat diamati

Upload: anna-luph-black-part-i

Post on 02-Oct-2015

101 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PENELITIAN KUANTITATIF

    A. Pengertian

    Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

    pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

    tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random.

    Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat

    kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

    (Sugiyono).

    Penelitian kuantitatif menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan data

    numerik yang dianalisis menggunakan metode berbasis matematis (dalam statistik

    tertentu). (Chreswel).

    Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah tentang mengumpulkan data

    numerik untuk menjelaskan fenomena tertentu, pertanyaan tertentu tampaknya segera

    cocok untuk dijawab menggunakan metode yang ada (Sukamolson)

    Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat

    diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat

    sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu

    yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab

    rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.

    Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk

    mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul

    selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau

    inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan terbukti atau

    tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil

    secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada

    populasi dimana sampel tersebut diambil.

    Karakteristik Penelitian Kuantitatif

    Dalam penelitian kuantitatif karakteristik utama adalah:

    Menggambarkan masalah penelitian melalui deskripsi tren atau kebutuhan untuk penjelasan tentang hubungan antar variabel

    Memberikan peran utama untuk literatur melalui menyarankan pertanyaan penelitian

    untuk diminta dan membenarkan masalah penelitian dan menciptakan kebutuhan untuk arah

    (Pernyataan tujuan dan pertanyaan atau hipotesis penelitian) penelitian

    Membuat pernyataan mengapa memilih masalah yang hendak diteliti, tujuan, pertanyaan

    penelitian, dan hipotesis yang spesifik, sempit, terukur, dan dapat diamati

  • X Y

    Mengumpulkan data numerik dari objek penelitian menggunakan instrumen yang valid

    Menganalisis tren, membandingkan kelompok, atau terkait variabel menggunakan analisis

    statistik, dan menafsirkan hasil dengan membandingkannya dengan penelitian terdahulu

    Menulis laporan penelitian dengan menggunakan standar, struktur yang sesuai dan kriteria evaluasi, dan mengambil suatu kesimpulan

    B. Paradigma penelitian kuantitatif

    Dalam penelitian kuantitatif yang dilandasi suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat

    diklasifikasikan, da nada hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat

    melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja.

    Paradigma penelitian adalah pola piker yang menunjukkan hubungan antara variabel

    yang akan diteliti, yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang

    perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis

    dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

    Bentuk-bentuk paradigma penelitian kuantitatif antara lain:

    1. Paradigma Sederhana

    Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan satu dependen.

    r

    Misal: X = Kualitas Guru

    Y = Prestasi Belajar Murid

    Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan:

    a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua dan rumusan masalah asosiatif ada satu,

    yaitu:

    1) Rumusan masalah deskriptif

    a) Bagaimana X?

    b) Bagaimana Y?

    2) Rumusan masalah asosiatif

    Bagaimana pengaruh kualitas X dengan kualitas Y yang dihasilkan?

    b. Teori yang digunakan ada dua yaitu teori tentang media pendidikan dan teori tentang

    prestasi belajar.

    c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua, yaitu:

  • 1) Hipotesis deskriptif

    Hipotesis deskriptif ini jarang dirumuskan dalam penelitian

    a) Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah

    mencapai 70% baik.

    b) Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari

    yang diharapkan.

    2) Hipotesis asosiatif

    Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan

    dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media media

    pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada

    gradasi yang tinggi.

    Kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan

    ke populasi dimana sampel tersebut diambil.

    d. Teknik analisis data

    Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah

    ditentukan teknik statistik yang akan digunakan untuk analisis data dan menguji

    hipotesis.

    1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka

    pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.

    2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variabel berbentuk interval dan ratio,

    maka menggunakan teknik statistik korelasi produk momen.

    2. Paradigma Sederhana Berurutan

    Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih

    sederhana.

    Ket: X1 = kualitas input, X2 = kualitas proses

    X3 = kualitas output, Y = kualitas outcome

    Dari bagan diatas menunjukkan hubungan sederhana antara satu variabel independen

    dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel

    (X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X3 dengan Y) tersebut dapat digunakan teknik korelasi

    sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3

    X1 X2

    X3

    Y

  • dengan persamaan Y = a + bX3. Dari sini dapat dihitung jumlah rumusan masalah

    deskriptif dan asosiatif.

    3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen.

    Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.

    Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan

    masalah asosiatif.

    r1

    r3 R

    r2

    Misal: X1 = Kompetensi guru Y = Prestasi belajar murid

    X2 = Lingkungan sekolah

    Bagan diatas merupakan paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2,

    serta satu variabel dependen Y. untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y

    menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dan X2 secara

    bersama-sama terhadap Y menggunakan teknik korelasi ganda.

    4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

    Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel

    dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif untuk

    yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal ada 1.

    Perhatikan bagan berikut

    r1

    r4

    r6 R r2

    X1

    X2

    Y

    X1

    X2 X1

  • r5

    r3

    ket: r2 berimpit dengan R

    Misal: X1 = Kualitas mesin X2 = Pengalaman kerja

    X3 = Etos belajar Y = Produktivitas kerja

    Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1

    dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana

    Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3

    terhadap Y digunakan korelasi ganda. Selain korelasi sederhana, dapat juga menggunakan

    regresi sederhana, regresi ganda, serta korelasi parsial untuk analisis dalam paradigma ini.

    5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

    r1

    r2

    Misal: X = Tingkat pendidikan Y1 = Karir di tempat kerja

    Y2 = Disiplin kerja

    Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 menggunakan

    teknik korelasi sederhana. Demikian juga dengan Y1 dengan Y2. Selain menggunakan

    teknik korelasi sederhana dapat juga menggunakan analisis regresi dalam paradigma ini.

    6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

    Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan dua variabel dependen.

    Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan 6 rumusan masalah hubungan hubungan

    sederhana.

    r1

    r2

    r3 r6

    r3

    X3

    X1

    Y2

    Y1

    X1

    X2 Y2

    Y1

  • r4

    Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi

    sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 bersama-

    sama dengan X2 terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Selain teknik yang

    telah disebutkan, teknik analisis regresi sederhana dan teknik regresi ganda juga dapat

    digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam paradigma ini.

    7. Paradigma Jalur

    r1

    r2

    r3 r4

    r5

    r6

    Paradigma ini disebut paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai

    jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk

    mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara ini atau

    bisa langsung ke sasaran akhir. Teknik analisis statistik yang digunakan dalam paradigma

    ini dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan

    korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen

    terakhir harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Dalam paradigma

    jalur ini terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif.

    Misal : X1 = Status sosial ekonomi X2 = IQ

    X3 = Motivasi berprestasi Y = Prestasi belajar

    r1 = 0,33 r2 = 0,41 r3 = 0,30

    r4 = 0,50 r5 = 0,16 r6 = 0,57

    Dari bagan terlihat bahwa murid yang berasal dari status sosial ekonomi tertentu X1 tidak

    bisa langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (r1 = 0,33), tetapi harus melalui

    peningkatan motivasi berprestasinya X3 (r2 = 0,41) sehingga baru dapat mencapai

    prestasi Y (r4 = 0,50). Tetapi bila murid mempunyai IQ tinggi ( X2) maka mereka

    langsung dapat mencapai prestasi (Y) dengan r6 = 0,57. (contoh ini diberikan oleh

    Kerlinger dalam Sugiyono).

    X1

    X2

    X3 Y

  • C. Langkah-langkah penelitian

    a. Latar Belakang Masalah

    Latar belakang masalah adalah bagian awal dalam membuat laporan

    penelitian. Latar belakang permasalahan merupakan kunci dari sebuah proposal

    penelitian. Karena logika penelitian dilakukan berdasar adanya fenomena

    problematik. Biasanya diuraikan dalam bentuk deduksi, yaitu dimulai dari hal-hal

    umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Sehingga latar belakang harus

    menunjukkan sistematika yang menjurus ke arah pemilihan suatu masalah tertentu.

    Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah dalam bukunya yang berjudul

    Metode Penelitian Kuantitatif ada dua model yang dapat digunakan di dalam

    membuat latar belakang, yaitu:

    Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi

    normatif/ asumsi-asumsi tertentu;

    Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa

    membandingkannya dengan kondisi normatif. (Bambang Prasetyo dan Lina

    Miftahul Jannah,Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:PT RAJA GRAFINDO

    PERSADA,2005),h.57)

    Penggunaan model pertama, kondisi objektif dapat digambarkan melalui data

    sekunder yang ada, sedangkan kondisi normatif dapat berbentuk teori, nilai, atau

    norma yang berlaku umum. Untuk penggunaan model kedua, peneliti hanya

    menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci. Pada bagian ini, dapat

    memakai alat bantu 5W dan 1H untuk menentukan kondisi objektinya yaitu what (apa

    yang sering terjadi), who (siapa yang mengalaminya), when (kapan terjadinya

    masalah), where (di mana prmasalahan itu muncul secara spesifik), why (mengapa

    gejala tersebut dapat muncul) dan how (bagaimana hubungannya dengan gejala lain).

    b. Identifikasi, Pemilihan, Sumber dan Perumusan Masalah

    Identifikasi Masalah

    Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa

    yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan

    informasi atau teori dan sebagainya. Dalam hal ini, peneliti berkewajiban untuk

    mengidentifikasi masalah-masalah yang hendak diteliti sehingga memiliki acuan

  • yang jelas dalam melakukan pengujian atau analisis statistic terhadap hipotesis

    yang akan diajukan nantinya.

    Pemilihan Masalah

    Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa

    penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu

    menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi

    terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak

    menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical).

    Sumber Masalah

    Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu,

    dan lain-lain.

    Perumusan Masalah

    Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Karena sifat

    penelitian kuantitatif yang bersivat korelasional, maka pertanyaan yang diajukan

    dimaksudkan untuk mempertanyakan hubungan antara variabel-variabel bebas

    dengan variabel terikat, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama.

    c. Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai

    dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan

    mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat

    pernyataan.

    Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).

    d. Telaah Pustaka

    Telaah pustaka adalah kegiatan peneliti yakni mengumpulkan teori/data/informasi

    yang menjadi dasar identifikasi, penjelasan dan pembahasan masalah penelitian dari

    penelitian sebelumnya. Tidak hanya itu, peneliti dapat menambahkan komentar, kritik

  • (kelebihan atau kekurangan teori dalam pustaka), perbandingan dengan teori

    (pustaka) lain, dan kaitannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.

    Adapun manfaat telaah pustaka adalah:

    Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti

    Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran

    Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan

    hipotesa

    Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian

    e. Pembentukan Kerangka Teori

    Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian,

    pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk

    klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat

    berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang

    dibangun oleh peneliti sendiri.

    Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat

    dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya

    tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus

    untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan teori harus

    dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.

    f. Perumusan Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis

    dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa

    merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka.

    Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih

    harus dibuktikan, dites atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu dimana

    penelitian kita arah-pandangkan ke sana, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita.

    g. Memilih pendekatan

    yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah metode atau cara mengadakan

    penelitian seperti halnya: eksperimen atau non-eksperimen. Penentuan pendekatan ini

  • akan sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan dilakukan dan

    sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh

    data.

    h. Definisi Operasional Variabel Penelitian

    Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan

    perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.

    Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi menjadi dua:

    Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.

    Variabel Continues misal : variabel umur

    Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat aktivitas pokok yaitu:

    Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian sosial sering

    kali memiliki lebih dari satudimensi. Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang

    dapat diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan.

    Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu variabel dapat

    ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini

    biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.

    Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran. Apakah skala:

    nominal, ordinal, interval, atau ratio.

    Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai

    adalah alat ukur yang baru.

    i. Menentukan dan menyusun instrument

    Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan darimana data

    bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa

    data akan dikumpulkan.

    Menurut Arikunto (2000), instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang

    digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan tersebut agar menjadi mudah

    dan sistematis.

  • insturmen penelitian adalah alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk

    mempermudah dalam mengumpulkan dan mendapatan informasi kuantitatif secara

    objektif dan sistematis. Untuk melakukan pengukuran, maka instrumen penelitian

    yang digunakan harus mempunyai skala.

    Ada beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen

    penelitian menurut Teguh (2001), langkah-langkah tersebut adalah:

    Analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel menjadi sub penelitian

    sehingga indikatornya dapat diukur dan menghasilkan data yang akurat. Membuat

    indikator variabel, peneliti dapat menggunakan teori ataupun konsep pengetahuan

    ilmiah yang relevan dengan variabel tersebut, atau dengan menggunakan fakta

    berdasarkan pengamatan secara langsung.

    Penetapan penggunaan jenis instrumen dalam mengukur variabel, subvariabel,

    ataupun indikatornya. Setiap variabel dapat diukur dengan satu atau lebih jenis

    instrumen.

    Menyusun kisi-kisi instrumen, dimana kisi-kisi tersebut berisi materi, jenis, dan

    banyaknya pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan

    menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta abilitas yang diukur atau

    kemampuan yang diharapkan dari subjek penelitian.

    Menyusun item pertanyaan. Untuk menyusun item pertanyaan tersebut harus

    sesuai dengan jenis dan jumlah instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

    Selain itu, peneliti dapat membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan,

    atau pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban

    atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut harus dibuat oleh

    peneliti.

    Revisi instrumen. Instrumen yang telah dibuat sebaiknya dilakukan uji coba

    guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak

    sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.

    D. Validitas dan reliabilitas instrumen

    Instrumen untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya harus dilakukan uji

    validitas dan reliabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut tidak valid maupun reliabel, maka

  • tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

    digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

    digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah

    instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan

    menghasilkan data yang sama.

    Dengan menggunakan data yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka

    diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang valid dan reliabel

    merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini

    tidak berarti bahwa hasil penelitian yang menggunakan instrumen yang telah teruji validitas

    dan reliabilitasnya secara otomatis akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini dipengaruhi oleh

    kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk

    mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang

    diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen unttuk mengukur

    variabel yang diteliti.

  • CONTENT VALIDITY Disusun

    berdasarkan rancangan/progr

    am yang telah ada

    Uji validitasnya dengan

    konsultasi ahli

    CONSTRUCT VALIDITY Disusun berdasarkan

    teori yang relevan

    Uji Validitasnya

    dengan

    membandingkan

    program yang ada

    dan konsultasi

    ahli

    Uji Validitasnya

    dibandingkan dengan

    standar yang telah ada

    dilanjutkan dengan

    analisis faktor

    Disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti

    Valid Mengukur apa yang hendak diukur

    (ketepatan)

    RELIABEL Digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama (konsisten)

    Stability Test-Retest Kelompok

    sama tetapi waktu

    berbeda

    Test beda tetapi

    equivalen, dicobakan

    dalam waktu yang

    sama

    Dianalisa dengan korelasi setelah

    diuji coba

    Equivalent

    External

    Gabungan diatas

    Internal Consistency

    Diuji dengan:

    Split half

    KR 20, KR 21

    Anova Hoytr

    Instru

    men

    yang

    baik

    Validitas eksternal/

    empiris

    Validitas Internal/ rasional

  • Pada bagan ditunjukkan bahwa instrumen yang baik harus valid dan reliabel.

    Instrumen yang valid harus harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang

    mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instrumen secara

    rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam

    instrumen tersebut. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam

    instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada.

    Validitas instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity dan content

    validity. Sedangkan untuk instrumen yang non test, cukup hanya memenuhi construct

    validity. Sebuah instrumen dikatakan mempunyai validitas konstruksi jika instrumen tersebut

    dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Instrumen yang

    harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan

    untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan

    program.

    Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.

    Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan

    keduanya. Secara internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi

    butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.

    E. Pembuatan rancangan penelitian

    Sebelum melakukan penelitian peneliti perlu membuat suatu rancangan penelitian.

    Rancangan penelitian berguna sebagai pedoman peneliti dalam kegiatan penelitian.

    Rancangan penelitian meliputi latar belakang, masalah, tujuan, kajian pustaka, hipotesis,

    definisi operasional, metode penelitian, jadwal pelaksanaan, organisasi/tenaga pelaksana dan

    rencana anggaran.

  • F. Metode penelitian

    METODE-METODE PENELITIAN KUANTITATIF

    EKSPERIMENTAL NON EKSPERIMENTAL

    1. Eksperimental murni 1. Deskriptif

    2. Eksperimental kuasi 2. Komparatif

    3. Eksperimental lemah 3. Korelasional

    4. Survei

    5. Tindakan

    1. Penelitian Deskiptif (Descriptive Research)

    a. Tujuan penelitian ini untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan

    akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau bidang garapan tertentu.

    b. Karakteristik penelitian ini; (a) membuat pencandraan mengenai suatu situasi

    atau kejadian, sehingga penelitian ini sering disebut sebagai penelitian survei,

    (b) tujuan khusus penelitian ini adalah mencari informasi faktual secara detail,

    mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk justifikasi keadaan, membuat

    komparasi dan evaluasi, dan hasilnya dipakai untuk bahan pengambilan

    keputusan di masa depan.

    c. Langkah-langkah; (a) merumuskan masalah, (b) menentukan informasi yang

    diperlukan, (c) menentukan prosedur pengumpulan data, (d) menentukan

    prosedur pengolahan data, dan (e) menarik kesimpulan.

  • 2. Penelitian Kausal Komparatif (Causal-Comparative Research)

    a. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki kemungkinan

    hubungan sebab akibat dengan cara mencari kembali

    faktor-faktor yang menjadi penyebab berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya.

    b. Ciri pokok penelitian ini adalah bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan

    setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.

    c. Langkah-langkah penelitian; (a) merumuskan masalah, (b) menelaah

    kepustakaan, (c) merumuskan hipotesis, (d) merumuskan asumsi-asumsi yang

    mendasari hipotesis, (e) merancang pendekatan penelitian, (f) validasi teknik

    pengumpulan dan interpretasi hasil, (g) analisis data, dan (h) menyusun

    laporannya.

    3. Penelitian Korelasional (Corelational Research)

    a. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi

    pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau

    lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

    b. Ciri-cirinya; (a) cocok dipakai jika variabel yang diteliti rumitdan/atau tak dapat

    diteliti dengan metode eksperimen atau tak

    dapat dimanipulasikan, (b) memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan

    saling hubungan secara serentak dalam keadaan realistik, dan (c) apa yang

    diperoleh tak sekedar mengetahui ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut,

    akan tetapi melihat seberapa kualitas hubungan tersebut.

    c. Langkah-langkah penelitian; (a) merumuskan masalah, (b) menelaah

    kepustakaan, (c) merancang pendekatan penelitian, (d) mengumpulkan data,

    (e) analisis data, dan (f) menyusun laporan.

    4. Penelitian Survei

    a. Tujuan penelitian ini untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari

    sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.

    b. Ciri-cirinya; (a) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang tentang

    sesuatu opini, (b) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan dari

    suatu

    populasi, dan (c) informasi diperoleh dari populasi dan bukan dari sampel.

  • c. Langkah-langkah penelitian; (a) merumuskan masalah, (b) menelaah

    kepustakaan, (c) merancang pendekatan penelitian, (d) mengumpulkan data, (d)

    analisis data, dan (e) menulis laporan.

    5. Penelitian Tindakan (Action Research)

    a. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan ketrampilan baru atau pendekatan

    baru dalam rangka memecahkan masalah praktis di lapangan atau dunia kerja.

    b. Ciri-ciri pokok; (a) praktis dan relevan dengan situasi aktual dalam dunia kerja,

    (b) menyiapkan kerangka kerja yang baik untuk pemecahan masalah dan

    perkembangan baru, (c) fleksibel dan adaptif, dan (d) berkesan kurang ilmiah.

    c. Langkah-langkah penelitian; (a) merumuskan masalah penelitian, (b) menelaah

    kepustakaan, (c) merumuskan hipotesis tindakan, (d) mengatur setting penelitian

    (e) menentukan kriteria evaluasi, (f) analisis data, dan (g) membuat laporan.

    6. Penelitian Eksperimen Murni (True Experimental Research)

    a. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki kemungkkinan-kemungkinan saling

    hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok

    eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya

    dengan satu atau lebih kelompok control yang tak dikenai perlakuan.

    b. Ciri-ciri penelitian ini: (a) menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-

    kondisi eksperimental secara ketat, baik dengan control maupun manipulasi

    langsung maupun dengan randomisasi, (b) menggunakan kelompok control untuk

    dibandingkan dengan kelompok eksperimental, (c) pengontrolan varians, (d)

    internal validity, (e) eksternal validity, (f) manipulasi tidak hanya terhadap satu

    variabel bebas, (g) seringkali dikatakan sebagai jenis penelitian yang paling

    akurat, akan tetatpi juga berpeluang besar untuk dibuat-buat.

    c. Langkah-langkah penelitiannya: (a) menelaah kepustakaan, (b) merumuskan

    masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d) mendefinisikan pengertian dasar dan

    variabel utama, (e) menyusun rancangan penelitian, (f) melakukan eksperimen

    (g) mengatur data kasar untuk mempermudah analisis selanjutnya, (h)

    menentukan batas penerimaan atau penolakan hasil, dan (i) menginterpretasikan

    hasil.

    7. Penelitian Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Research)

  • a. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan

    bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam

    keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan

    semua variabel yang relevan.

    b. Ciri-ciri pokok penelitian ini: (a) mengkaji tentang keadaan praktis,

    (b) subyeknya manusia, (c) seringkali menyerupai penelitian tindakan.

    c. Langkah-langkah penelitiannya sama dengan penelitian eksperimen

    yang sebenarnya, dengan pengakuan secara teliti terhadap masing-masing

    keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternal.

    8. Penelitian Eksperimen Lemah (Weak_Experimental Research)

    a. Tujuan penelitian ini untuk kepentingan latihan dalam melaksanakan penelitian

    eksperimen.

    b. Desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan

    variabel.

    c. Langkah-langkah penelitiannya sama dengan penelitian eksperimen yang

    sebenarnya, dengan pengakuan secara teliti terhadap masing-masing

    keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternal.

    Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup,

    dan waktu yang sudah ditentukan. Sugiyono (2002:55) mengemukakan, populasi adalah

    wilayah generalisasi yang terdir atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Jika populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka peneliti sebaiknya

    melakukan penelitian terhadap keseluruhan anggota pada populasi. Hal ini dilakukan

    untuk memperoleh keakuratan data penelitian. Akan tetapi, jika jumlah populasi terlalu

    besar, maka peneliti dapat meneliti beberapa anggota populasi yang tentunya

    merepresentasikan anggota yang terdapat dalam populasi tersebut.

    b. Sampel

  • Menurut sugiyono (2002:56), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dianggap sebagai sumber data yang penting

    untuk mendukung penelitian.

    Perhitungan banyaknya sampel didasarkan pada perhitungan presentase dari jumlah

    populasi terjangkau. Merujuk pada suharismi arikunto (2006:131) mengemukakan,

    apabila subjek populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10% sampai

    15%.

    G. Metode pengumpulan data

    Pengumpulan data

    Dalam melakukan penelitian, salah satu langkah yang harus dilakukan peneliti adalah

    mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif adalah:

    a. Interview

    Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki

    adanya komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek atau rresponden. Menurut

    donald ari dkk. Menyatakan bahwa ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara

    berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Dalam awancara berstruktur pertanyaan

    dan alternatif jawaban yang diberikan kepada subjek telah ditetapkan terlebih dahulu

    oleh pewawancara. Wawancara tak berstruktur lebih bersifat informal. Pertanyaan-

    pertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan subjek atau tentang keterangan

    lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.

    b. Angket

    Angket adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar pertanyaan yang

    disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis.

    1. Angket langsung dan tidak langsung

    Suatu koesioner disebut langsung apabila angket tersebut dikirim langsung kepada

    orang yang dimintai pendapat. Jika angket dikirim kepada seseorang yang

    dimintai pendapat tentang keadaan orang lain, angket atau koesioner disebut

    angket tidak langsung.

    2. Angket terbuka dan tertutup

    Angket tertutup merupakan angket yang mengendaki jawaban pendek, atau

    jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Angket terbuka atau

    isian merupakan angket yang berupa item-item pertanyaanyang tidak disertai

    alternatif jawabannya, melainkan mengharapkanresponden untuk mengisi dan

    memberi komentar atau pendapat.

    c. Observasi

    Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan

    terhadap objek penelitian. Observasi dapat silaksanakan secara langsung dan tidak

    langsung.

  • Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat)

    terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik di dalam situasi sebenarnya

    maupun di dalam situasi buatan. Sedangkan observasi tak langsung adalah

    mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dengan

    perantara sebuah alat. Pelaksanaannya dapat berlangsung dalam situasi buatan

    maupun dalam situasi sebenarnya.

    Beberapa jenis observasi dapat dikemukakan sebagai berikut:

    a). Observasi partisipan

    adalah observasi dimana orang yang melakukan pengamatan berperan serta

    ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi.

    b). Observasi nonpartisipan

    observasi dikatakan nonpertisipan apabila observer tidak berperan serta ikut

    ambil bagian kehidupan observee.

    c). Observasi sistematik (stuctured observetion)

    observasi sitematik apabila pengamatan menggunakan pedoman sebagai

    instrumen pengamatan.

    d). Obervasi non sistematik

    observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan

    instrumen pengamatan.

    e). Observasi ekperimental

    pengamatan dilakukan dengan cara observee di-masukkan delam kondisi

    tertentu. Kondisi itu diciptakan oleh peneliti sehingga gejala yang akan dicari muncul.

    d. Tes

    Tes adalah latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetauan, sikap,

    intelegensikemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Beberapa

    jenis tes yang biasa digunakan dalam penilaian pendidikan yaitu: tes kepribadian, tes

    bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi, tes sikap (performance test)

    e. Dokumentasi

    Metode dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan mencatat

    data-data yang sudah ada..

  • ANALISIS DATA

    Syarat sebelum dilakukan uji Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple

    Correlations dan lainnya yang sejenis)

    1. Uji Normalitas

    Lielifors

    Kolmogorof Smirnof (untuk N kecil)

    Chi kuadrat (untuk N banyak)

    P-P Plot

    2. Uji linearitas (terutama untuk syarat uji Regresi)

    Kurve-Fit

    Syarat sebelum dilakukan uji beda (t-test, Anova dan yg lainnya yang sejenis)

    1. Uji Normalitas

    Lielifors

    Kolmogorof Smirnof (untuk N kecil)

    Chi kuadrat (untuk N banyak)

    P-P Plot

    2. Uji Homogenitas

    Uji F, Barlets dan Levenes test

    1. Chi-Kuadrat ( )

    Metode chi-kuadrat digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor

    atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan

    frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan

    yang signifikan atau tidak.

    Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:

    ( )

    ;

  • = nilai chi-kuadrat

    = frekuensi yan gdiobservasi (frekuensi empiris)

    = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

    Rumus mencari frekuensi teoritis (fe)

    ( )

    = frekuensi yang diharpakan (frekuensi teoritis)

    = jumlah frekuensi pada kolom

    = jumlah frekuensi pada baris

    = jumlah keseluruhan baris atau kolom

    2. Korelasi Spearman Rank

    Metode korelasi spearman rank (rho) bisa juga disebut korelasi berjenjang, atau

    korelasi berpangkat dan ditulis dengan notasi ( ). Rumus korelasi spearman rank

    yang digunakan yaitu:

    ( )

    = nilai korelasi spearman rank

    = selisih setiap pasangan rank

    = jumlah pasangan rank untuk spearman (5

  • Rumus yang digunakan korelasi PPM.

    ( ) ( ) ( )

    * ( ) + * ( ) +

    korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r

    +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada

    korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan

    dikonsultasikan denga Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,80-1,000

    0,60-0,799

    0,40-0,599

    0,20-0,399

    0,00-0,199

    Sangat kuat

    Kuat

    Cukup kuat

    Rendah

    Sangat rendah

    Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y

    dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.

    KP = r2 x 100% ;

    KP = nilai koefisien determinan

    r = nilai koefisien korelasi

    pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari

    makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji

    dengan uji signifikansi dengan rumus :

    = nilai t

    r = nilai koefisien korelasi

    n = jumlah sampel

  • 4. Korelasi ganda

    Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan

    kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih

    dengan satu variabel depanden.

    Rumus :

    Dimana: =korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan

    variabel Y

    = korelasi product moment antara X1 dengan Y

    = korelasi product moment antara X2 dengan Y

    = korelasi product moment antara X1 dengan X2

    5. Korelasi parsial

    Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui

    pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen,

    dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi, korelasi

    parsial menyatakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua

    variabel atau lebih setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan

    variabel tersebut tetap/dikendalikan.

    Rumus:

    Dapat dibaca korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2 dikendalikan/tetap.

    Analisis regresi

    Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua

    variabel atau lebih, sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan

    seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen

    dimanipulasi.

    Sebelum analisis regresi digunakan maka diperlukan uji linearitas dan keberartian.

    1. Regresi linear sederhana

  • Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel

    independen dengan satu variabel dependen.

    Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:

    Dimana

    = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

    = harga Y ketika harga X=0 (harga konstan)

    = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

    ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel

    independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis turun.

    = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

    Harga b =

    Harga a = Y-bX

    Dimana

    r = koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y.

    Sy = simpangan baku variabel Y

    Sx = simoangan baku variabel x

    Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut

    ( )(

    ) ( )( )

    ( )

    ( )( )

    ( )

    Uji linearitas regresi

    Rumus-rumus yang digunakan dalam uji linearitas

    JK(T) =

    ( ) ( )

    ( | ) { ( )( )

    } =

    , ( )( )-

    , ( ) -

  • ( ) ( ) ( ) ( | )

    ( ) { ( )

    }

    ( ) ( ) ( )

    Dimana:

    JK(T) = Jumlah kuadrat total

    JK(a) = jumlah kuadrat koefisien a

    JK(ba) = jumlah kuadrat regresi (ba)

    JK(S) = jumlah kuadrat sisa

    JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok

    JK(G) = jumlah kuadrat galat

    Uji keberartian

    Ho : koefisien arah regesi tidak berarti (b=0)

    Ha : koefisien itu berarti (b0)

    Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik

    (F hitung) dibandingkan

    dengan F tabel dengan dk pembilang =1 dan dk penyebut = n-2. Unutk menguji

    hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis nol apabila koefisien F hitung

    lebih besar dari harga F tabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk

    yang bersesuaian.

    1. Uji t (t-test)

    Uji t pada dasarnya adalah untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean dari dua

    sampel atau dua variabel. Masing-masing variabel tersebut berskala internal/rasio dan

    adanya linearitas dan normalitas. Berikut beberapa rumus Uji t dan penggunannya.

    a. Uji t untuk sampel yang berkorelasi

    ( )

    ( )

  • t = koefisien t

    = Mean sampel 1

    = mean sampel 2

    = beda antara skor Mean 1 dan 2

    = beda pangkat 2

    b. Uji t untuk sampel yang terpisah dan variannya homogen

    |

    | | |

    t = koefisien t

    = jumlah deviasi pangkat dua

    = mean masing-masing sampel

    = jumlah kasus pada tiap sampel

    c. Uji t untuk sampel terpisah dan varian heterogen

    = mean sampel 1

    = mean sampel 2

    = varian sampel 1

    = varian sampel 2

    = jumlah kasus masing-masing sampel

    d. Uji homogenitas dengan F tes

  • = Koefisien F tes

    = varian kelompok 1 (yang besar)

    = varian kelompok 2 (yang kecil)

    e. Uji Z

    Uji Z digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean dari dua

    sampel/variabel. Masing-masing variabel berskala interval. Jumlah N biasanya

    lebih besar dari 30 (diatas 30). Jadi jumlah sampel yang lebih dari 30 dapat

    menggunakan uji Z.

    Rumusnya sebagai berikut:

    Z = koefisien Z

    = mean sampel 1

    = mean sampel 2

    = varian sampel 1

    = varian sampel 2

    = jumlah kasus sampel 1

    = jumlah kasus sampel 2

    2. Analisis Varian (Anova atau Anava)

    Analisis varian digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean yang

    lebih dari dua sampel. Masing-masing datanya berskala interval atau rasio. Dalam

    anava, dituntut adanya normalitas, linearitas dan homogenitas.

    a. Analisis varian untuk sampel yang sama

  • Keterangan:

    F = Koefisien F

    VAS = Variasi antar sampel

    VDS = Variasi dalam sampel

    b. Analisis varian untuk sampel yang tidak sama (unequal sample)

    ( )

    Keterangan:

    F = Koefisien F

    ( ) = suatu ukuran variansi antar sampel yang disebut Treatment Mean

    Square

    yang diperoleh dengan jalan membagi (SS/Tr) dengan derajat

    kebebasan

    (df) - (K-1)

    MSE = Ukuran variansi di dalam sampel, dan merupakan pooled variance

    yang disebut error mean square, ini dapat diperoleh dengan jalan

    membagi SSE dengan derajat kebebasannya k(n-1)

    c. Ananlisis varian untuk dua arah (anava dua arah)

    Anava dua arah digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan pengaruh

    dari dua variabel yang berbeda terhadap sesuatu variabel. Datanya masing-

    masing berskala rasio atau interval.

    Untuk ROW

    Untuk Column

    Untuk Interaction

    Keterangan:

    = Mean Sum Squares between ROW

    = Mean Sum Squares Within Cells

  • = Mean Sum Squares between Column

    = Column

    d. Analisis Kovarians (ANACOVA)

    Analisis kovarians digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang pengaruh antara

    variabel satu dengan variabel lain, dimana dilakukan pengendalian atau control

    yang lebih teliti dari analisis varians. Masing-masing variabelnya berskala

    interval. Kovarian merupakan perpaduan antara analisis varian dan analisis

    regresi.

    KEUNTUNGAN PENELITIAN KUANTITATIF

    1. Menyediakan perkiraan populasi yang besar.

    2. Menunjukkan luasnya kordinasi sikap yang dimiliki oleh orang-orang.

    3. Menyediakan hasil yang dapat dihubungkan dengan statistik.

    4. Memungkinkan untuk perbandingan statistik antara berbagai kelompok.

    5. cermat, berdasarkan definisi dan standar.

    6. memiliki tingkatan kejadian, tindakan, tren, dll

    7. Dapat menjawab pertanyaan seperti "Berapa banyak?" dan "Seberapa sering?"

    Pendapat Chreswell:

    Keuntungan Penelitian Kuantitatif

    Penelitian kuantitatif memungkinkan peneliti untuk mengukur dan menganalisis data.

    Hubungan antara variabel independen dan dependen dipelajari secara rinci. Hal ini

    menguntungkan karena peneliti lebih objektif tentang temuan penelitian. Penelitian

    kuantitatif dapat digunakan untuk menguji hipotesis dalam eksperimen karena

    kemampuannya untuk mengukur data menggunakan statistik.

    Kekurangan Penelitian Kuantitatif

    Kerugian utama dari penelitian kuantitatif adalah konteks penelitian atau percobaan

    diabaikan. Penelitian kuantitatif tidak mempelajari hal-hal di alam atau mendiskusikan hal

    yang terjadi pada orang yang berbeda seperti yang dilakukan oleh penelitian kualitatif.

    Kerugian lain adalah besarnya sampel yang harus dipelajari; semakin besar sampel dari

    populasi yang diteliti, semakin akurat statistic yang diperoleh.

  • PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DENGAN PENELITIAN KUALITATIF

    Kedua pendekatan penelitian ini memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan-

    perbedaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Perspektif Teori

    Penelitian kuantitatif adalah penganut aliran positivisme yang perhatiaannya ditujukan

    pada fakta-fakta. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penganut aliran

    fenomenologis, yang menitikberatkan kegiatan penelitian ilmiahnya dengan jalan

    penguraian (describing) dan pemahaman (understanding) terhadap gejala-gejala

    social yang diamatinya. Pemahaman bukan hanya dari sudut pandang peneliti tetapi

    lebih penting lagi adalah pemahaman terhadap gejala dan fakta yang diamati

    berdasarkan sudut pandang subyek yang diteliti atau inner understanding.

    2. Pendekatan

    Kegiatan peneliti pada pendekatan penelitian kuantitatif adalah:

    Mengidentifikasi variabel-variabel masukan dan keluaran yang menjadi pusat

    perhatiaannya

    Mengeliminir atau mengontrol variabel-variabel (jika pengontrolan variabel

    tidak dapat dilakukan meskipun di laboratorium maka pengontrolan dapat

    dilakukan dengan menggunakan manipulasi statistik)

    Memilih subyek secara random

    Melakukan treatment

    Membandingkan pengaruh treatment dengan menggunakan batas kesesatan

    tertentu.

    Sedangkan kegiatan peneliti pada pendekatan kualitatif adalah dengan memulai

    kerjanya dengan memahami gejala-gejala/variabel yang menjadi pusat perhatiaannya.

    Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menceburkan diri (melakukan participation

    observation) ke dalam medan dengan pikiran seterbuka mungkin, serta membiarkan

    berbagai inpresi timbul. Selanjutnya peneliti mengadakan check dan recheck dari satu

    sumber dibandingkan dengan sumber lain sampai peneliti merasa puas dan yakin

    bahwa informasi yang dikumpulkan itu benar.

  • 3. Tujuan

    Penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada variabel-variabel serta hubungan

    antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Tujuannya adalah untuk

    mengadakan verivikasi yaitu mengetes teori-teori dengan perantara hipotesis dengan

    menggunakan teknik statistik.

    Penelitian kualitatif bertujuan menemukan ciri-ciri sifat dari fenomena-fenomena

    yang menjadi variabel dalam satu kategori; selanjutnya peneliti mencari hubungan

    antara fenomena dengan jalan membandingkan perbedaan/persamaan sifat dari

    berbagai gejala yang ditemukan. Kemudian peneliti menggolong-golongkan gejala

    yang mempunyai sifat-sifat yang sama dan membuat generalisasi (jagan diartikan

    generalisasi dalam kuantitatif) sampai membuat sebuah teori. Penemuan teori seperti

    itu dalam kualitatif disebut grounded theory.

    4. Sikap

    Peneliti kuantitatif adalah reductionist; sebenarnya reduksi dilakukan sebelum

    pengumpulan data lapangan dilakukan melalui proses pembatasan terhadap variabel-

    variabel yang menjadi focus penelitian. Oleh sebab itu, peneliti kuantitatif memasuki

    lapangan dengan sejumlah hipotesis dan sejumlah research questions. Sehingga

    dengan demikian peneliti kuantitatif hanya mencari atau mengumpulkan

    informasi/data yang diperlukan untuk menjawab research questions dan membuktikan

    hipotesis-hipotesis yang telah diformulasikan sebelumnya.

    Sedangkan peneliti kuantitatif adalah penganut ekspansionisme dan mengumpulkan

    data/informasi selengkap-lengkapnya sehingga memungkinkan bagi peneliti kualitatif

    bersifat kompleks serta memahami fenomena-fenomena tersebut secara utuh.

    5. Desain

    Desain untuk penelitian kuantitatif adalah preordained atau ditentukan terlebih

    dahulu dan tidak dapat diadakan perubhan pada saat penelitian lapangan berlangsung.

    Jika perubahan desain dilakukan selama penelitian berjalan maka akan berakibat

    sangat fatal. Sebab hal ini akan berarti mengacaukan hubungan antara variabel-

    variabel yang telah dirumuskan sebelumnya. Lebih-lebih jika hubungan-hubungan

    antara variabel tersebut telah dirumuskan menjadi hipotesis-hipotesis dan apalagi jika

    alat ukur serta instrument pengumpulan data telah dikembangkan dan disusun searah

  • dengan rumusan hipotesis yang akan dibuktikan. Dengan demikian, disamping

    preordained maka desain penelitian kuantitatif juga bersifat fixed.

    Sebaliknya, desain penelitian kualitatif bersifat lentur atau electric, sehingga tidak

    perlu terlalu lengkap, karena sifatnya yang electric maka pada saat penelitian

    lapangan sedang berjalan dapat berubah sejalan dengan diketemukannya fenomena-

    fenomena baru di lapangan. Bahkan desain penelitian kualitatif dapat berkembang

    disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi, disamping electic, desain penelitian kuatatif

    juga bersifat emergent.

    6. Hakikat Realitas

    Sesuai paradigma positivism maka peneliti kuantitatif memandang bahwa realita itu

    bersifat tunggal dan fragmental sehingga dapat dipisah-pisah menjadi variabel-

    variabel (indpenden dan dependen) serta dapat diteliti secara terpisah-pisah. Dasar ini

    pula yang digunakan oleh peneliti kuantitatif sebagai alasan mengapa variabel-

    variabel yang tidak diperlukan dapat dipisahkan atau dikontrol.

    Sebaliknya, sebagai penganut paradigm fenomenologisme, peneliti kualtatif

    beranggapan bahwa realita itu selalu berubah-ubah dipengaruhi oleh waktu, tempat

    dan situasi. Disamping itu peneliti kualitatif percaya bahwa realita itu bersifat ganda,

    sehingga hanya dapat diteliti secara keseluruhan (holistic) dan tidak dapat dipisah-

    pisah secara parsial.

    7. Gaya

    Peneliti kuantitatif menerapkan gaya intervensi dengan jalan mengatur/memanipulasi

    situasi dan kondisi sesuai dengan desain/rancangan peneliti yang telah ditetapkan.

    Dengan kata lain, peneliti memanipulasi kondisi variabel-variabel bebas dan

    tergantung yang diingini untuk observasi.

    Sedangkan gaya dasar peneliti kualitatif adalah seleksi. Peneliti kualitatif tidak pernah

    mengatur situasi dan kondisi, tetapi, menggunakan situasi dan kondisi yang ada

    dengan sebaik-baiknya. Peneliti tidak memanipulasi variabel, tetapi berusaha

    mengamati seluruh gejala di lapangan dengan alami, dan selanjutnya memilih

    (menyeleksi) fenomena-fenomena penting yang dianggap ada kaitannya dengan

    tujuan penelitian yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, peneliti kualitatif akan

    menemukan semua fenomena yang diperlukan sehingga sehingga dapat memahami

  • gejala dengan pengertian yang bulat. Hal inilah yang membuat penelitai kualitatif

    memerlukan waktu yang relatif lama.

    8. Kontrol Kondisi

    Peneliti kuantitatif terutama dalam melakukan penelitian lapangan, selalu berusaha

    untuk dapat mengontrol kondisi lapangan seperti laboratorium, sedangkan peneliti

    kualitatif tidak menghendaki control terhadap kondisi lapangan sehingga dapat

    diketahui gejala-gejala muncul secara wajar di dalam dunia yang sebenarnya.

    9. Ruang Lingkup

    Peneliti kuantitatif hanya memusatkan kajiannya pada sejumlah variabel yang terbatas

    asal memenuhi model yang telah dirancang sebelumnya (moleculer). Sedangkan

    peneliti kualitatif lebih cenderung mengakomodasi semua fenomena social yang

    tampak yang dianggap relevan. Dengan proses seleksi, penelitian kualitatif akan

    menyisihkan fenomena-fenomena yang tidak relevan, dengan kata lain, peneliti

    kualitatif hanya menggunakan sebagian kecil fenomena sosial disesuaikan dengan

    tuntutan desain. Peneliti kualitatif tidak membatasi terlebih dahulu fenomena-

    fenomena social yang diamati (moler).

    10. Treatment/Perlakuan

    Treatment merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian eksperimen. Setiap

    treatment dalam setiap eksperimen harus stabil, tidak berubah-ubah. Jika tidak

    demikian maka tidak mungkin penelitian kuantitaif dapat menentukan pengaruh dari

    variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Untuk penelitian kualitatif, konsep treatment tidak berlaku. Sehingga peneliti

    kualitatif tidak berharap adanya stabilitas, hal ini deisebabkan karena peneliti

    kualitatif menyadari bahwa perubahan yang terus-menerus merupakan esensi dari

    situasi kehidupasn secara alami.

    11. Hubungan antara peneliti dan yang diteliti

    Peneliti kuantitatif beranggapan bahwa antara peneliti dan responden merupakan

    dualism dan indenpenden antara satu denga yang lainnya. Sedangkan peneliti

    kualitatif beranggapan bahwa antara peneliti dengan informan yang diteliti adalah

    berinteraksi dan saling interpendensi.

  • 12. Metode

    Peneliti kuantitatif mengejar objektifitas metode pengumpulan datanya dengan

    menggunakan inter-obyective-agreement artinya untuk mengetahui obyektivitas

    dengan cara meminta persetujuan antara dua pengamat atau lebih yang sama-sama

    berkualitas. Sedangkan peneliti kualitatif, karena lebih mengutamakan menggunakan

    human instrument maka untuk mencapai obyektivitas lebih menekankan pada

    confirmability, yaitu kesesuaian antara beberapa sumber informasi.

    13. Variabel

    Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang diteliti dideskripsikan secara kuantitatif,

    dihubungkan dan dibandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya (independe

    dan dependen). Sifat variabelnya cenderung ke variabel berskala interval dan rasio.

    Sedangkan dalam penelitian kualitatif, tidak dihubungkan dan dibandinhkan secara

    kuantitatif antara variabel satu dengan yang lain (tidak ada dependent dan

    independent). Sifat variabelnya cenderung bersifat ordinal dan kategorial.

    14. Analisis Data

    Analisis data untuk penelitian kuantitatif dilakukan dnegan statistika deskriptif

    kuantitatif (tendensi sentral dan lainnya) dan statistika inferensial baik parametrik

    maupun non prametrik. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, analisis datanya

    dengan non statistic, yakni analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan reduksi

    data, display data dan verifikasi simpulan (Milles dan Huberman, 1984).

    Tabel Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif

    Aspek Pembeda Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

    1. Perspektif Teori Positivism Fenomenologisme

    2. Pendekatan Eksperimental/Survey Naturalistik/Ethnografi

    3. Tujuan Verifikasi Penemuan

    4. Sikap Reduksionis Ekspansionis

    5. Desain Preordained/Fixed Electric/emergen

    6. Realitas Tunggal Berganda

  • 7. Gaya Intervensi Seleksi

    8. Kondisi Terkontrol Bebas

    9. Ruang Lingkup Molecular Molar

    10. Treatment Stabil Berubah

    11. Hubungan

    Peneliti/diteliti

    Dualisme/Independen Berinteraksi, mempengaruhi

    12. Metode Inter-subyect-agreement Comfirmability

    13. Variabel Dideskripsikan secara

    kuantitatif, dihubungkan dan

    dibandingkan antara variabel

    satu dengan variabel yang

    lain (Independent &

    dependent). Variabelnya

    cenderung berskala interval

    dan rasio.

    Dideskripsikan secara

    kualitatif dan tidak dan tidak

    dihubungkan dan

    dibandingkan secara

    kuantitatif antara variabel

    satu dengan yang lainnya

    (tidak ada dependent dan

    independent). Variabelnya

    cenderung bersifat ordinal

    dan kategorial dan

    menekankan pada makna.

    14. Analisis Data Statistic deskriptif kuantitatif

    (tendensi sentral dan lainnya)

    dan statistic inferensial baik

    parametric maupun non

    parametric.

    Non statistic, yakni analisis

    deskriptif kualitatif dengan

    menggunakan reduksi data,

    display data dan verifikasi

    dan simpulan.

    Tabel Tambahan Rincian Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif

    KUALITATIF KUANTITATIF

    1. Fenomenologis

    2. Menekankan pada proses

    3. Pendekatan kualitatif

    4. Observasi alamiah tak terkontrol

    5. Subyektif

    6. Dekat dengan data

    1. Positivis

    2. Menekankan pada produk

    3. Pendekatan kuantitatif

    4. Pengukuran menonjol/terkontrol

    5. Obyektif

    6. Jauh dari adata

  • 7. Menyatu dengan subyek penelitian

    8. Orientasi pada penemuan

    (invention,discovery)

    9. Eksploratif

    10. Ekspansionitis

    11. Deskriptif

    12. Induktif

    13. Data: valid, nyata, kaya, mendalam, tak

    dapat diulang

    14. Hasil: tak dapat digeneralisasikan (studi

    kasus)

    15. Berasumsikan realitas yang dinamis

    16. Holistic (moler)

    17. Natural setting

    18. Human as instrument

    19. Purposive sampling

    20. Informan

    21. Struktur sebagai ritual constraint

    22. Desain/proposal lentur, berubah

    23. Bentuk laporan model studi kasus, hidup

    dan tak bersifat teknis

    24. Interpretasi idiografik

    25. Kriteria bagi kebenara data:

    a. Kredibilitas

    b. Transferabilitas

    c. Dependabilitas

    d. Confirmabilitas

    26. Dalam pengumpulan data

    memperhatikan time sampling dan snow-

    ball sampling

    7. Tak menyatu dengan subyek penelitian

    8. Orientasi pada penemuan

    (pembuktian)

    9. Konfermatif (penegasan, pemerkuatan)

    10. Reduksionitis (penyeleksian)

    11. Inferensial

    12. Hipotetik-induktif, deduktif

    13. Data: andal, mantap dan dapat diulang

    lagi

    14. Hasil: dapat digeneralisasikan

    15. Berasumsikan realitas yang statis

    16. Particularistic (moleculer)

    17. Non-natural setting

    18. Non-human as instrument

    19. Probablistik statistic

    20. Responden

    21. Tidak perlu struktur baru

    22. Desain pasti (preordinat)

    23. Bentuk laporan bersifat teknis, kering,

    menjemukkan

    24. Nanometis (menurut hukum-hukum

    generalisasi)

    25. Kriteria yang digunakan:

    a. Validitas

    b. Reliabilitas

    c. Objektivitas

    26. Dalam pengumpulan data menggunakan

    random sampling