revisi desain penelitian kuantitatif

63
I. DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIF Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sering disebut sebagai metode positivistik, karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai IPTEK baru. Metode ini disebut metode kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian Kuantitatif atau Quantitatif Research adalah suatu metode penelitian yang bersifat deduktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya di gunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian di teliti, di hasilkan data, kemudian di bahas dan di ambil kesimpulan. Contoh penelitian kuantitatif adalah penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para ilmuwan dalam bidang ilmu alam, ilmu sosial, jurnalisme, dll. Penelitian kuantitaif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan 1 | Metodologi penelitian: Penelitian Kuantitatif

Upload: silmi-al-khoirani

Post on 18-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Hal-hal yang berkaitan dengan Penelitian kuantitatif

TRANSCRIPT

I. DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIFMetode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sering disebut sebagai metode positivistik, karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai IPTEK baru. Metode ini disebut metode kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.Penelitian Kuantitatif atau Quantitatif Research adalah suatu metode penelitian yang bersifat deduktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya di gunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian di teliti, di hasilkan data, kemudian di bahas dan di ambil kesimpulan. Contoh penelitian kuantitatif adalah penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para ilmuwan dalam bidang ilmu alam, ilmu sosial, jurnalisme, dll.Penelitian kuantitaif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang di lakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis. Perkembangan metode penelitian kuantitatif kebanyakannya di landasi oleh filsafat positivisme yang berpedoman pada lima point penting yaitu: Hakikat realitas adalah tunggal. Macam-macam variabel dalam realitas kehidupan saling berhubungan antara satu dengan lainnya dalam suatu hubungan sebab akibat yang nyata dan bersifat mekanistik. Hubungan antara peneliti dengan yang diteliti terpisah. Ilmu pengetahuan adalah bebas nilai. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mendapatkan sebuah "penjelasan" atau "eksplanasi" tentang realitas, dan untuk menemukan hukum-hukum realitas.II. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUANTITATIFBerikut akan disebutkan karakteristik penelitian kuantitatif.1. Desaina. Spesifik, jelas, rincib. Ditentukan secara mantap sejak awalc. Menjadi pegangan langkah demi langkah2. Tujuana. Menunjukkan hubungan antar variabelb. Menguji teoric. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif3. Teknik Pengumpulan Dataa. Kuesionerb. Observasi dan wawancara terstruktur4. Instrumen Penelitiana. Test, angket, wawancara terstrukturb. Instrumen yang telah terstandar5. Dataa. Kuantitatifb. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan instrumen6. Sampela. Besarb. Representatifc. Sedapat mungkin randomd. Ditentukan sejak awal7. Analisisa. Setelah selesai pengumpulan datab. Deduktifc. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis8. Hubungan dengan Respondena. Dibuat berjarakb. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari pada respondenc. Jangka pendek sampai dipotesis dapat dibuktikan9. Usulan Desaina. Luas dan rincib. Literature yang berhubungandengan masalah, dan variabel yang ditelitic. Prosedur yang spesifik dan rinci data-datanyad. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelase. Hipotesis dirumuskan dengan jelasf. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan10. Kapan Penelitian Dianggap Selesai?Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan11. Kepercayaan Terhadap Hasil PenelitianPengujian validitas dan reliabilitas instrument.III. PENGGUNAAN METODE KUANTITATIFMetode kuantitatif digunakan apabila:1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari populasi.3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.IV. PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIANBerikut akan dijelaskan proses penelitian, masalah variabel, dan paradigma penelitian kuantitatifA. Proses Penelitian KuantitatifPenelitian selalu berangkat dari masalah, masalah yang dibawa peneliti kuantitatif harus sudah jelas. Setelah masalah diidentifikasi dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan peneliti menggunakan teori untuk menjawabnya, dinamakan hipotesis. Selanjutnya, hipotesis dibuktikan dengan pengumpulan data secara empiris pada populasi/sampel. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Jika ada lima rumusan masalah maka ada lima kesimpulan pula.Proses penelitian kuantitatif dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.Rumusan MasalahLandasan TeoriPerumusan MasalahPengumpulan DataAnalisis DataKesimpulan dan SaranPengembangan Instrumen

Pengujian Instrumen

Populasi dan Sampel

B. MasalahPada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.Sumber MasalahMasalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan, dan antara rencana dengan pelaksanaan.C. Rumusan MasalahRumusan masalah merupakan suatu petanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Hubungan antara masalah dan rumusan masalah sangat erat, karena setiap rumusan masalah harus didsasarkan pada masalah.Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian1. Rumusan Masalah DeskriptifRumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).Contoh:Seberapa tinggi minat belajar matematika dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Jawa Timur?2. Rumusan Masalah KomparatifRumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.Contoh:Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dan tidak?3. Rumusan Masalah AsosiatifRumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menyatakan hubungan anatar dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu:a. Hubungan SimetrisHubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama.Contoh:Adakah hubungan antara jarak antara rumah dan sekolah dengan prestasi belajar murid?b. Hubungan KausalHubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di sini ada variabel independen (variabel yang memengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi).Contoh:Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pembelajaran, dan guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?c. Hubungan Interaktif/resiprocal/timbal balikHubungan interaktif adalah hubungan yang saling memengaruhi. Di sini tidak ada variabel independen dan variabel dependen.Contoh:Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan orang tua.D. Variabel PenelitianVariabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Macam-macam VariabelMenurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lai, maka macam-macam variabel penelitian dapat dibedakan menjadi:1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent, atau dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2. Variabel Dependen: variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen, atau dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel dependen (bebas).3. Variabel Moderator: adalah variabel yang memengaruhi (memperlemah atau memperkuat) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.4. Variabel Intervening: adalah variabel yang secara teoritis memengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung memengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.5. Variabel Kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.E. Paradigma PenelitianParadigma penelitian dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini, maka bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya penelitian survey adalah sebagai berikut:1. Paradigma SederhanaParadigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen.Misal,X= Kualitas MediaY= Prestasi Belajar MuridXYr

Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan:a. Jumlah rumusan masalah deskriptf ada dua dan asosiatif ada satu, yaitu:1) Rumusan masalah deskriptifa) Bagaimana X? (kualitas media)b) Bagaimana Y? (prestasi belajar murid)2) Rumusan masalah asosiatif/hubunganBagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas media dengan prestasi nelajar murid?b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi belajar.c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam, hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif (hipotesis deskriptif jarang dirumuskan).1) Dua hipotesis deskriptifa) Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70% baik.b) Prestasi belajar murid lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari yang diharapkan.2) Hipotesis asosiatifAda hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti kualitas media pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).d. Teknik analisis dataBerdasarkan rumusan masalah hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila data berbentuk interval dan rasio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Produt Moment.2. Paradigma Sederhana BerurutanParadigma penelitian ini terdiri atas lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana.

X1X2X3Y

X1= Kualitas InputX3= Kualitas Output

X2= Kualitas ProsesY= Kualitas Outcome

Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antar satu variabel independen dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel (X1 dengan X2; X2 dengan X3 dan X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana.3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel IndependenParadigma penelitian ini terdiri atas dua variabel independen dan satu variabel dependen. Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda).X1X2Yr3r1r2R

X1= Kualitas MediaY= Prestasi Belajar Murid

X2= Lingkungan Sekolah

Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel IndependenParadigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk yang sederhana ada 6 dan untuk yang ganda minimal 1.X2X1X3Yr3r2r1r4r5r6R

X1= Kualitas MediaX3= Semangat Belajar

X2= Gaya BelajarY= Prestasi Belajar Murid

Paradigma ganda dengan 3 variabel independen yaitu X1, X2, dan X3. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2, X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y menggunakan korelasi ganda.5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel DependenX1Y1Y2r2r1

X= Kualitas MediaY1= Motivasi Belajar Murid

Y2 = Prestasi Belajar Murid

Paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua variabel dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dengan Y1; X dengan Y2; dan Y1 dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana.6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel DependenParadigma ini terdapat dua variabel independen (X1 dan X2) dan dua variabel dependen (Y1 dan Y2). Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif/hubungan.korelasi dan regresi ganda dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.X1X2Y1Y2r1r2r3r4r5r6

X1= Kualitas SekolahY1= Jumlah Pendaftar

X2= Pelayanan SekolahY2= Kepuasan Pelayanan

Hubungan antar r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda.7. Paradigma JalurX1X2X3Yr2r1r3r4r5r6

X1= Status Sosial EkonomiY1= Motivasi Berprestasi

X2= IQY2= Prestasi Bealajar

Teknik analisis Statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Dalam paradigma tersebut terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif/hubungan.Paradigma penelitian ini disebut paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antar (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran terakhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran terakhir.V. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESISTeori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan mengendalikan (control) suatu gejala.Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti.Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus jelas, karena teori di sini berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu, landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.Deskripsi TeoriDeskripsi teori merupakan uraian sistematis tentan teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.Kerangka BerfikirKerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang kan diteliti. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.HipotesisPerumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus mengemukakan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tudak perlu merumuskan hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang masih berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan harus diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini, perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.a. Hipotesis penelitian adalah pernyataan sementara yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang didasarkan pada teori dan hasil penelitian terdahulu.b. Hipotesis statistik adalah pernyataan yang berkaitan dengan parameter populasiAwalnya, hipotesis dibuat dengan harapan akan ditolak atau dibuat nol, sehingga digunakan istilah hipotesis nol (H0). Akan tetapi sekarang, bentuk ini dapat diaplikasikan pada sebarang hipotesis yang akan diuji, diharapkan terjadi oleh peneliti dan dinotasikan dengan H0.Sebarang hipotesis yang berbeda/bekebalikan dengan hipotesis yang diberikan (H0) disebut hipotesis alternatif yang dinotasikan Ha atau H1. Penolakan dari H0 membawa pada penerimaan H1.Hipotesis nol selalu dinyatakan dalam nilai parameter eksak, sementara hipotesis alternatif bisa dengan bermacam nilai. Pada H0 digunakan notasi = (sama dengan); H1 digunakan notasi > (lebih besar dari), ).Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel):Hipotesis nol: daya tahan belajar siswa X paling lama 10 jam/hariH0: = 10 jam/hariHipotesis alternatif: daya tahan belajar siswa X lebih besar dari 10 jam/hariHa: > 10 jam/hariH0: = 10 jam/hariHa: > 10 jam/hariContoh hipotesis komparatif (dua sampel):Hipotesis nol: daya tahan belajar siswa X paling lama sama dengan siswa YH0: 1 = 2Hipotesis alternatif: daya tahan belajar siswa X lebih lama dari siswa YHa: 1 > 2H0: 1 = 2Ha: 1 > 2Contoh hipotesis asosiatif:Hipotesis nol: hubungan antara X dengan Y paling kecil 0,65Hipotesis alternatif: hubungan antara X dengan Y lebih kecil dari 0,65H0: Ha: Uji pihak kanan dapat digambarkan seperti berikut.Daerah penolakan H0/penerimaan HaDaerah Penerimaan H0

c. Uji Pihak KiriUji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (H0) berbunyi lebih besar atau sama dengan () atau paling sedikit/paling kecil dan hipotesis alternatifnya berbunyi lebih kecil ( 2H0: 1 = 2Ha: 1 < 2Contoh hipotesis asosiatif:Hipotesis nol: hubungan antara X dengan Y paling kecil 0,65Hipotesis alternatif: hubungan antara X dengan Y lebih kecil dari 0,65H0: Ha:

Uji pihak kiri dapat digambarkan seperti berikut.Daerah penolakan H0/penerimaan HaDaerah Penerimaan H0

DAFTAR PUSTAKA

Brannen, Julia. 1996. Memandu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar OffestPurwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka PelajarSantoso, Gempur. 2012. Metode Penelitian. Surabaya: Bina PustakaSugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AlfabetaSukardi. 2009. Metodologi Penenlitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

42 | Metodologi penelitian: Penelitian Kuantitatif