desain penelitian kuantitatif

27
DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF Pendahuluan Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penlitian. Dalam rancangan pereperencaan dimulai dengan megadakan observasi dan evaluasi rerhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Secara umum desain atau metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat di uji melalui pengujian reliabilitas dan obyeksitas. Pada umumnya kalau data itu reliabel dan obyektif, maka terdapat kecendrungan data tersebut akan valid. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

Upload: khaidir-jhutekz

Post on 06-Aug-2015

589 views

Category:

Documents


83 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Pendahuluan

Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai

suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas

rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan

penlitian. Dalam rancangan pereperencaan dimulai dengan megadakan

observasi dan evaluasi rerhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan

diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian

yang perlu pembuktian lebih lanjut.

Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat

percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel,

prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data

yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.

Secara umum desain atau metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit

dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui

validitasnya, dapat di uji melalui pengujian reliabilitas dan obyeksitas. Pada

umumnya kalau data itu reliabel dan obyektif, maka terdapat kecendrungan

data tersebut akan valid. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang menggunakan angka-angka. Angka-angka tersebut

digunakan sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam

penelitian.

Data yang didapatkan selama penelitian disajikan dalam bentuk

angka, statistik dan sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan.

Page 2: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Jadi penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif, yakni dari

khusus ke umum atau bersifat menggenaralisasi data-data yang didapatkan

di lapangan kepada sebuah kesimpulan umum.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Disebut sebagai penelitian positivistik adalah karena penelitian ini

hanya mendasarkan kepada fakta-fakta positif yang didapatkan di lapangan

penelitian. Data yang berupa angka-angka yang telah dirumuskan dijadikan

sebagai informasi akurat dalam penelitian.

Kesimpulan yang dideduksi dari angka-angka yang didapatkan dari

penelitian adalah kesimpulan yang positif yang tentu saja dengan memenuhi

prosedur-prosedur pengambilan kesimpulan dalam penelitian kuantitatif.

Kesimpulan yang diambil dari metode dan rumus yang valid, meski ternyata

kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan sikap pada masyarakat, maka

kesimpulan tersebut tetap valid, karena ia diambil dari data yang positif.

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah dalam menentukan indikator,

instrumen atau sampel.

Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif

Terdapat beberapa ciri yang dapat dilihat dari desain penelitian

kuantitatif, seperti :

1.       Cara samplingnya berlandaskan pada asas random.

2.       Instrumen sudah dipersiapkan sebelumnya dan di lapangan tinggal pakai.

3.       Jenis data yang diperoleh dengan instrumen-instrumen sebagian besar

berupa angka atau yang diangkakan.

4.       Teknik pengumpulan datanya memungkinkan diperoleh data dalam jumlah

banyak dan dalam waktu yang relatif singkat.

5.       Teknik analisis yang dominan adalah teknik statistik.

Page 3: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

6.       Sifat dasar analisis penelitian deduktif dan sifat penyimpulan mengarah ke

generalisasi.

Langkah-langkah Penelitian Kuantitatif

Pada prinsipnya penelitian kuantitatif adalah untuk menjawab

masalah. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan

apa yang terjadi sesungguhnya. Dari hal tersebut maka kita dapat

melakukan beberapa langkah penelitian untuk menjawab masalah tersebut,

antara lain :

1.       Tahap Konseptual (Merumuskan dan membatasi masalah, meninjau

kepustakaan yang relevan,mendefinisikan kerangka teoritis, merumuskan

hipotesis).Tahap ini termasuk merenungkan, berpikir,  membaca, membuat

konsep, revisi konsep, teoritisasi,  bertukar pendapat, konsul dengan

pembimbing, dan penelusuran pustaka. Mengeksploitasi, perumusan, dan

penentuan masalah yang akan diteliti. Penelitian kuantitatif dimulai dengan

kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian

peneliti dan kemudian peneliti mendefinisikan serta menformulasikan

masalah penelitian tersebut dengan jelas sehingga mudah di mengerti.

2.       Fase Perancangan dan Perencanaan (memilih rancangan penelitian,

mengidentifikasi populasi yang diteliti, mengkhususkan metode untuk

mengukur variabel penelitian, merancang rencana sampling, mengakhiri dan

meninjau rencana penelitian, melaksanakan pilot penelitian dan membuat

revisi). Mendesain model penelitian dan paramater penelitian. Setelah

masalah penelitian diformulasikan maka peneliti mendesain rancangan

penelitian, baik desain model maupun penentuan parameter penelitian, yang

akan menuntun pelaksanaan penelitian mulai awal sampai akhir penelitian.

3.       Mendesain instrumen pengumulan data penelitian. Agar dapat melakukan

pengumpulan data penelitian yag sesuai dengan tujuan penelitian, maka

desain instrumen pengumpulan data menjadi alat perekam data yang sangat

penting di lapangan.

Page 4: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

4.       Fase Empirik (pengumpulan data, penyiapan data untuk analisis).

Mengumpulkan data penelitian dari lapangan.

5.       Fase Analitik (analisis data, penafsiran hasil). Mengolah dan menganalisis

data hasil penelitian. Data yang dikumpulkan dari lapangan diolah dan

dianalisis untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, yang diantaranya

kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis penelitian.

6.       Fase Diseminasi, mendesain laporan hasil penelitian. Pada tahap akhir,

agar hasil penelitian dapat dibaca, dimengerti dan diketahui oleh

masyarakat luas, maka hasil penelitian tersebut disusun dalam bentuk

laporan hasil penelitian.

Secara sederhana penelitian kuantitatif dapat digambarkan pada skema

berikut :

http://4.bp.blogspot.com/-8oY0CsOj68U/TZxQWiVW8sI/AAAAAAAAACY/DtCLRwmHmVA/s1600/langkah+penelitian+kuantitatif.png

Penggunaan Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat digunakan apabila :

1.       Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.

2.       Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.

3.       Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang

lain.

4.       Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.

Page 5: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

5.       Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena

yang empiris dan dapat diukur.

6.       Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas

pengetahuan, teori dan produk tertentu.

Penelitian Kuantitatif Eksperimen

Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas.

Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi

besar, yaitu eksperimental dan noneksperimental.

Dalam pengertian ilmiah, penelitian eksperimental berarti penelitian

yang dilakukan dengan membandingkan dua kelompok sasaran penelitian

dengan memberikan kondisi yang ketat untuk mendapatkan selisih antara

dua kelompok tersebut.

Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis

dan logis untuk menjawab pertanyaan: “jika sesuatu dilakukan pada kondisi-

kondisi yang dikontrol dengan teliliti, maka apakah yang akan terjadi?”.

Dalam hal ini, peneliti merekayasa stimulus, perlakuan dan kemudian

mengobservasi pengaruh yang timbul.

Penelitian eksperimental menggunakan suatu percobaan yang

dirancang secara khusus guna membangkitan data yang diperlukan untuk

menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian yang menggunakan rancangan

percobaan dianggap sebagai jenis penelitian yang paling diinginkan oleh

seorang peneliti. Yang dimaksud dengan percobaan ialah bagian penelitian

yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian. Satu kelompok

diberi perlakuan khusus tertentu dan satu kelompol lagi dikendalikan pada

suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Karena itu

kelompok kedua ini disebut sebagai kelompok pengendali, kelompok kontrol

atau kelompok pembanding. Selisih antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol menjadi ukuran pengaruh perlakuan yang diberikan

kepada kelompok perlakuan itu.

Page 6: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu : Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.

1.      Pre-Experimental Design

Desain ini belum merupakan desain yang sesungguhnya, karena masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

dependen. Jadi hasil eksperimen tidak semata-mata dipengaruhi oleh

variabel independen. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya variabel

kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

2.      True Experimental Design

Dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari desain ini yaitu sampel

yang digunakan untuk kelompok kontrol diambil secara random dari populasi

tertentu.

3.      Factorial Experimental Design

Desain faktorial merupakan modifikasi dari True Experimental Design, yaitu

dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan terhadap hasil.

4.      Quasi Experimental Design

Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Sampelnya tidak diambil secara random,

melainkan ditentukan oleh peneliti.

Penutup

Sebuah penelitian tentunya harus dirancang dan direncanakan terlebih dahulu. Dalam penelitian kuantitatif, pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Selain hal-hal tersebut, peneliti juga harus memikirkan teknik, instrumen, dan kelengkapan penelitian lainnya yang diperlukan dalam penelitian kuantitatif.

Page 7: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

DAFTAR PUSTAKA

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung : Alfabeta.

Syaodih, Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda Karya.

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode Penelitian Kuantitatif

A. Pengantar

Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode

penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan

noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek

tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional,

survey, ex post facto, histories dsb.

Makalah ini membatasi pembahasan metode penelitian kuantitatif pada tiga aspek.

Ketiga aspek tersebut adalah bagian dari noneksperimental, yaitu deskriptif, historis,

dan ex post facto.

Ada beberapa istilah yang sering dirancukan di dalam penelitian. Istilah tersebut adalah

pendekatan, ancangan, rencana, desain, metode, dan teknik. Di dalam makalah ini

disinggung mengenai perbedaan istilah tersebut untuk didiskusikan dan dicarikan

simpulan bersama-sama.

Page 8: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

B. Pembahasan

1. Berbagai istilah di dalam penelitian

Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dibedakan

menjadi dua, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini lazim juga disebut sebagai

pendekatan, ancangan, rencana atau desain.

Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu

proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian

meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penlitian. Dalam rancangan

pereperencaan dimulai dengan megadakan observasi dan evaluasi rerhadap penelitian

yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan

hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut.

Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi prose membuat prcobaan ataupun

pengamatan serta memilih pengukuran variable, prosedur dan teknik sampling,

instrument, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil

penelitian.

Metode penelitian lebih dekat dengan teknik. Misalnya, penelitian dengan pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif

tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif.

2. Penelitian Deskriptif

2.1 Pengertian

Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang.

Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku

Page 9: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena

tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan

klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu

standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan

nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan

(status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor

yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar

sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti

masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat

perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum

sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu

sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan

responden.

2.2 Tujuan

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antara fenomena yang diselidiki.

2.3 Ciri-ciri Metode Deskriptif

Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini

berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.(secara harafiah)

Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental.

Secara umum dinamakan metode survei.

Page 10: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena,

tetapi :

o menerangkan hubungan,

o menguji hipotesis-hipotesis

o membuat prediksi, mendapatkan makna, dan

o implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan

o Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan menggunakan

schedule qestionair/interview guide.

2.4 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam

meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:

Metode survei,

Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive),

Penelitian studi kasus

Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,

Penelitian tindakan (action research),

Peneltian perpustakaan dan dokumenter.

2.5 Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas kriteria

umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut:

1. kriteria umum

Page 11: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

o Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu

luas.

o Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum

o Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan

merupakan opini.

o Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai

validitas.

o Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian

dilakukan.

o Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam

mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta serta study

kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya

dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untukitu

telah dikembangkan.

2. Kriteria Khusus

o Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai

(value).

o Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai

masalah status

o Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol terhadap

variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi

terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

2.6 Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Page 12: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang sering

diikuti adalah sebagai berikut:

1.1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada

kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang

ada.

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari

penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.

3. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan

masalah yang ingin dipecahkan.

4. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit

maupun implisit.

5. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik

pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

6. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang

telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-

batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.

7. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi

sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi

khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

8. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-

hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk

kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

9. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Page 13: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu

dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam

bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah

berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model

matematika.

3. Penelitian Historis (Historical Researc)

3.1 Pengertian dan Tujuan

Tujuan penelitian histories adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau

secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,

mengevaluasi, memferivikasi, serta mensistensiskan bukti-bukti untukmenegakkan

fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian itu

berkaitan dengan hipotesis-hipotesis tertentu.

Contoh penelitian histories adalah studi mengenai praktek “bawon” di daerah

pedesaaan di Jawa Tengah, yang dimaksud memahami dasar-dasarnya diwaktu yang

lampau serta relevansinya untuk waktu kini; studi ini dimaksudkan juga untuk mentest

hipotesis bahwa nilai-nilai social tertentu serta rasa solidaritas memainkan peranan

penting dalam berbagai kegiatan ekonomi pedesaan. Ciri yang menonjol dari penelitian

histories adalah;

1. Penelitian histories lebih bergatung pada data yang diobservasi orang lain dari

pada yang diobsevasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh

kerja yang cermat yag menganalisis keotentikan, ketepatan, dan peningnya

sumber-sumbernya.

2. Berlainan dengan anggapan yang popular, penelitian haruslah tertib ketat,

sistematis, dan tutas; seringakali penlitian yang dikatakan sebagai suatu

penelitiaan histories hanyalah koleksi informasi-informasi yang tak layak, tak

reliable, dan berat sebelah.

Page 14: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

3. Penelitian histories tergantung kapada dua macam data, yaitu primer dan

datasekunder. Data primer dipoleh dari sumberprimer, yaitu si peneliti (peneliti)

secara langsung meakukan observasi atau menyaksikan kejadian-kejadian yang

dituliskan. Dan data sekunder diperoleh dan sumber skunder, yaitu peneliti

melaporkan hasil obsevasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari

kejadian aslinya. Dianatara kedua sumber itu, sumber primer dipandang sebagai

memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama, dan diberi prioritas dalam

pengumpulan data.

4. Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik

eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan dokumen relic itu

otentik, sedang kritik internal menanyakan apabila data itu otentik, apabila data

otentik, apabila data tersebut akurat dan relevan. Kritik internal harus menguji

motif, keberat sebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mngkin melebih-

lebihkan atau mengabaikan sesuatu da memberikan informasi yang terpalsu.

Evaluasi kritis inilah yang menyebbkan penelitian histories itu sangat tertib-ketat,

yang dalam bayak hal lebih disbanding dari pada studi eksperimental.

5. Walaupun penelitian histories mirip dengan penelaahan kepustakaan yang

mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan

histories adalah tuntas, mencari informasi dan sumber yang lebih luas. Penelitian

histories jga menggaliinformasi-informasi yang lebih tua dari pada yang umum

dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-

bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar.

1.

1. Langkah Pokok Untuk Melaksanakan Penlitian Histories Atau

Rancangan Penelitian Historis

Definisi masalah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada diri sendiri:

1. Rumusan tujuan penelitian dan jika mungkin, rumuskan hipotesis yang akan

memberi arahdan focus bagi kegiatan penelitian itu.

Page 15: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

2. Kumpulan data, denganselalu mengingat perbedaan anatara sumber primer dan

sumber sekunder.

3. Suatu keterampilan yangsangat penting dalam penelitian histories adalah cara

pencatatan data: dengan system kartu atau dengan system lembaran, kedua-

duanya dapat dilakukan.

4. Evaluasi data yng diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan kritik internal.

4. Rancangan Ex Post Facto

4.1 Pengertian Ex Post Facto

Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya,

penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai

restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali

terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk

mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian

yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto

adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas

terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.

Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya

telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung,

sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti

ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya

sesuatu.

4.2 Perbandingan Antara Ex post Facto dengan Eksperimen

Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari

penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama

kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua

kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut.

Page 16: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap

sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke

belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.

Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen.

Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen,

yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua

kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk

mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data

penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen

dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto.

Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan

kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi

secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui

eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan

fungsional di antara variabel yang jauh lebih menyakinkan daripada yang dapat

diperoleh menggunakan studi ex post facto.

Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau

pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa

perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada

masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut. Furchan

(383:2001) menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk

melakukan manipulasi atau pengacakan.

Contoh perbedaan antara penelitian ex post facto dengan eksperimen adalah

sebagai berikut. Sebuah penelitian berjudul Pengaruh Kecemasan Siswa pada Waktu

Mengerjakan Ujian Terhadap Hasil Ujian Mereka dapat didekati dengan dua metode,

yaitu eksperimen dan eks post facto.

1) Pendekatan Eksperimen

Page 17: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Dalam judul di atas terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas dalam judul di atas adalah kecemasan siswa dan ujian nasional.

Variabel terikatnya adalah hasil ujian.

Ciri dari penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap variabel bebas. Dari

kondisi di atas, variabel bebas dapat dimanipulasi menjadi cemas dan tidak cemas.

Konkritnya, sebuah kelas terdiri dari kelas A dan B. Masing-masing kelas dimanipulasi

kondisinya menjadi kelas A menjadi kelas yang cemas, sementara kelas B menjadi

kelas yang netral (pengendali).

Pengkondisian kelas dapat dilakukan dengan memberikan sugesti kepada kelas A

bahwa ujian yang diberikan akan berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Artinya, siswa

yang memiliki nilai yang rendah bisa dimungkinkan tidak naik kelas. Sementara kelas B

dikondisikan netral. Dengan pengertian bahwa ujian di kelas B hanyalah untuk

mengukur kemampuan pemahaman terhadap suatu kompetensi tanpa adanya

pengaruh dari hasil dengan kenaikan kelas.

Setelah kelas sudah terkondisikan, maka diberikan soal dengan tingkat kuantitas

dan kualitas kesulitan yang sama. Pada waktu yang bersamaan, lembar jawaban

dikumpulkan bersama dan dilakukan pengoreksian terhadap hasil jawab dari kelas A

dan B. Apabila terjadi perbedaan nilai, semisal, nilai kelas A lebih tinggi daripada kelas

B, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kecemasan ternyata mampu

meningkatkan nilai ujian. Anggapan lain, bahwa dengan adanya kecemasan membuat

siswa semakin berpacu untuk mendapatkan yang terbaik.

2) Pendekatan Ex post Facto

Hal penting dalam pendekatan ex post facto adalah tidak adanya manipulasi terhadap

variabel. Dalam kasus di atas, dapat didekati dengan ex post facto dengan melihat

situasi kelas A dan B yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas

tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B menunjukkan

perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari hasil tersebut, dilakukan klasifikasi

antara siswa yang memiliki nilai tinggi dengan siswa yang memiliki nilai rendah.

Page 18: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

Kemudian dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya ditemukan

kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh siswa yang memiliki

kecemasan. Oleh karena itu, pengaruh kecemasan siswa memang berpengaruh

terhadap hasil ujian, yaitu menjadi lebih baik.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini tentu saja memiliki kekurangan. Dari

kasus di atas dapat terlihat satu celah kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga

selain kecemasan yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya

faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa dimungkinkan bahwa

kecemasan adalah situasi lain, sedangkan kecerdasan menjadi penunjang utama.

1.1. Kekurangan Pendekatan Ex Post Facto

Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

Oleh karena tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk

memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-

benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

1. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan

kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk

menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.

2. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda,

tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan

oleh lain sebab pada kejadian lain.

3. Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar

untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

4. Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti

memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.

Page 19: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

5. Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya

golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan

persoalan-persoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan

tak mantap.

6. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek

secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai

kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel

bebas adalah sangat sukar.

1.

1. Keunggulan Penelitian dengan Pendekatan Ex Post Facto

Metode ini baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu

metode eksperimental, tak dapat digunakan. Apabila tidak selalu mungkin untuk

memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki

hubungan sebab akibat secara langsung. Apabila pengontrolan terhadap semua

variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah

interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

Apabila control di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak

praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau dipertanyakan.

Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-

sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada

perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan

dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-

akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

C. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga metode penelitian kuantitatif

memiliki perbedaan jika ditilik dari tujuannya. Perbedaan tersebut tampak sebagai

berikut.

Page 20: DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

1.1.

i.

1. Penelitan deskriptif yang biasa juga disebut dengan

penelitian survay adalah penelitian yang mencoba Untuk

membuat pencandraan/gambaran secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu

obyek penelitian tertentu

2. Penelitian historis untuk membuat rekonstruksi masa lampau

secara sistematis dan obyektif,dengan cara mengumpulkan,

mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesakan bukti-

bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan

yang kuat

3. Penelitian ex post facto bertujuan untuk melacak kembali,

jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab

terjadinya sesuatu.