metode penelitian kuantitatif

70
HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP PENJUALAN JAJANAN DI PINGGIR JALAN JATINANGOR Yoga Wiratama S 210 110 110 175 Humas B 2011 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PRODI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT JATINANGOR 2013

Upload: yoga-wiratama-sulistyawan

Post on 11-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas MPK 1

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP PENJUALAN JAJANAN DI PINGGIR JALAN JATINANGOR

Yoga Wiratama S210 110 110 175Humas B 2011

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS ILMU KOMUNIKASIPRODI ILMU HUBUNGAN MASYARAKATJATINANGOR2013

BAB IPENDAHULUAN1.1 LatarBelakangReportase Investigasi merupakan sebuah program yang membahas suatu topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Program Reportase Investigasi telah tayang sejak 31 Desember 2005 dan telah menyajikan tayangan dengan berbagai topik hasil penelusuran secara investigasi dan tetap tayang hingga kini pada tahun 2013.Kekuatan pada program acara Reportase Investigasi ini terdapat pada proses pengemasan sehingga mampu memperkuat isi dari program acara. Teknik narasi yang handal, dan cara pengambilan gambar yang jelas walaupun menggunakan kamera tersembunyi, serta penekanan terhadap hasil liputan dengan menggunakan berbagai efek merupakan cara yang digunakan pada program Reportase Investigasi untuk memperkuat isi dari topik yang mereka angkat.Media massa merupakan salah satu dari sekian banyak media komunikasi yang ada. Keunggulan dari media massa itu sendiri adalah penyebaran informasi yang sangat luas yang terjadi dalam waktu yang bersamaan, sehingga efek yang ditimbulkan dari media massa pun dapat tersebar secara luas dalam waktu bersamaan.Hampir setiap hari masyarakat tidak bisa lepas dari yang namanya media massa, melalui media massa masyarakat dapat mendapatkan informasi yang berguna bagi kepentingan mereka. Di era sekarang ini masyarakat cenderung lebih senang menggunakan televisi sebagai media massa dalam pencarian informasi.Jatinangor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Jatinangor merupakan suatu kawasan pedidikan dimana terdapat beberapa perguruan tinggi di dalamnya, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), dan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin). Dengan adanya beberapa perguruan tinggi ini menjadikan kawasan jatinangor penuh akan tempat penjualan makanan, dan juga penjual jajanan di pinggir jalan Jatinanangor.Terkadang masyarakat terlena akan kenikmatan dari apa yang mereka konsumsi tanpa memperhatikan kandungan apa yang ada didalam makanan yang mereka makan khususnya pada jajanan di pinggir jalan. Hadirnya program Reportase Investigasi ini memberikan pencerahan terhadap masyarakat luas akan hal hal negatif apa saja yang bisa yang mungkin bisa terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi sehari hari. Sehingga masyarakat dapat lebih berhati hati dalam memilih dan mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan.Sebagai salah satu program yang berpengaruh kuat, Reportase Investigasi memiliki kekuatan dalam meningkatkan terjadinya perubahan terhadap persepsi bagi orang yang menontonnya. Menurut teori dari Quail, Audience dari mass media bukan hanya formasi sosial saja namun kata mass juga mengacu pada konsumen dalam arti mass market dan mass media digunakan untuk keperluan mengontrol konsumen dan sikap politik (Quail, 2005, p. 59).Dari teori karya Quail ini dapat ditarik kesimpulan singkat bahwa media massa mampu mengarahkan masyarakat sesuai dengan agenda yang sudah ditentukan oleh pemilik media massa dan teori ini mengacu pada program Reportase Investigasi. Berdasarkan pada teori dari Quail.Menurut Sven Windahl, seorang penemu teori komunikasi massa lainnya, Audience sebagai pengguna media massa juga memiliki peran tersendiri dalam menentukan jenis acara yang ingin dikonsumsi oleh dirinya dan hal tersebut juga dipengaruhi oleh ekspektasi, persepsi media, serta tingkat keseringan mengakses media yang mengarahkan individu pada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi dari pesan yang disampaikan melalui mass media (Windahl, 1979).Sehari harinya penulis berada dikawasan Jatinangor, dan berhadapan langsung dengan fenomena ini. Dengan demikian penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor. Jatinangor yang nota bene kawasan pendidikan sangat rawan akan kecurangan kecurangan yang dilakukan oleh oknum oknum penjual.Masyarakat sekitar tidak bisa lepas dengan jajanan yang ada di pinggir jalan, terlebih lagi banyak sekali jenis dari jajanan dengan berbagai cita rasa yang sangat enak dan menarik untuk dikonsumsi oleh mereka. Dengan alasan modal murah, banyak penjual jajanan yang sengaja menggunakan bahan dasar dan tambahan yang berbahaya seperti boraks dan tawas dalam jajanan mereka, sehingga meskipun tidak laku jajanan mereka masih bisa awet hingga beberapa hari kedepan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat bingung untuk memilih penjual mana yang jujur terhadap jajanan yang dijualnya, sehingga banyak penurunan angka penjualan jajanan di pinggir jalan.Dalam pembahasan skripsi ini, penulis ingin mengungkapkan bahwa tayangan reportase investigasi memiliki dampak terhadap proses perubahan persepsi penonton, namun persepsi penonton menurut Sven Windahl juga dipengaruhi oleh persepsi, ekspektasi, serta sikap karakteristik dari audience sendiri dalam menentukan apakah akan menggunakan atau tidak menggunakan isi pesan yang disampaikan oleh tayangan tersebut. Dalam hal ini, isi pesan yang dimaksud adalah, apakah penonton menjadi lebih berhati hati dalam mengkonsumsi makanan di jalanan. Penulis juga ingin mengetahui mengenai dampak yang ditimbulkan dari tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor.Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan hasil penelitian kepada pihak Reportase Investigasi sebagai tolak ukur dan dampak apa yang ditimbulkan dari penayangan program sehingga dapat membuat program Reportasi Investigasi semakin baik.Dengan adanya penelitian ini dapat terlihat sejauh mana pengaruh tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:Seberapa besar pengaruh dari tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor ?

1.3 Identifikasi Masalah1. Sebera besar pengaruh intensitas penggunaan tayangan reportase investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor?2. Seberapa besar pengaruh isi pesan tayangan reportase investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor?1.4 Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui sebera besar pengaruh intensitas penggunaan tayangan reportase investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor?2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh isi pesan tayangan reportase investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor?1.5 Kegunaan Penelitian1.5.1Kegunaan TeoretisKegunaan teoritis dalam penelitian ini bagi ilmu komunikasi adalah untuk memberikan masukan tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan tayangan Reportase Investigasi dengan penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor. 1.5.2Kegunaan PraktisHasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran sosial, serta menambah wawasan dan ide yang bermanfaat untuk mahasiswa khususnya mahasiswa Fikom Unpad agar tidak sembarangan mengkonsumsi jajanan di pingir jalan.1.6 Lokasi dan Lama Penelitan1.6.1 LokasiPeneliti dalam melakuan penelitian ini berlokasi di kawasan pendidikan di Jawa Barat, yakni di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.1.6.2 Lama PenelitianPada penelitian ini peneliti melakuka penelitian selama kurang lebih 1 bulan, mulai tanggal 2 Oktober 2013 sampai 4 November 2013.

BAB IITINJAU PUSTAKA

2.1 Review Penelitian SejenisPenelitian penelitian dahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding, yait :1. Penelitian yang dilakukan oleh, Angga Mulyana (K1B 0580) tahun 20112. Penelitian yang dilakukan oleh, Ajeng Athia Kirana (KIB 0358) tahun 20093. Penelitian yang dilakukan oleh, Rebecca Olivia (KIB 0405) tahun 2009UraianNama Penelitian

Angga MulyanaAjeng AthiahRebecca OliviaPenelitian sendiri

Tahun dan judul penelitian(K1B 0580) tahun 2011 , Hubungan terpaan iklan Aqua versi new cap dengan sikap pemirsa televisi terhadap produk Aqua(KIB 0358) Tahun 2009, Hubungan layanan SMS interaktif Assalamualaikum Kang Syarif dengan sikap masyarakat terhadap pemerintah kota Tasikmalaya

(KIB 0405) tahun 2009, Hubungan tayangan bincang bincang bareng bu Menteri Kesehatan (B4M) di TVONE dengan citra departemen kesehatan

(210 110 110 175) tahun 2011, Pengaruh tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di jalan Jatinangor

Tujua penelitianUntuk mengetahui hubungan isi pesan, daya tarik dan intensitas pesan Aqua versi New Cap dalam membentuk sikap positif pemirsa televisi di kecamatan Sawangan Depok, terhadap produkUntuk mengetahui hubungan kredibilitas komunikator dan hubungan isi pesan layanan SMS INteraktif Assalamualaikum Kang Syarief dengan aspek kognisi, afeksi, dan konasi masyarakat terhadap pemerintah Kota TasikmalayaUntuk mengetahui hubungan panjang dan hubungan tonjolan tayangan B4M dengan pengetahuan, perasaan, penilaian, kepercayaan audiens Departemen KesehatanUntuk mengetahui Sebera besar intensitas penggunaan, isi pesan, pengaruh hubungan individu tayangan reportase investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor

TeoriCognitive Responsive Theory dari Aakers dan MyersTeori integerasi informasi dari Martin FishbelnTeori agenda settingTeori Kultivasi dari Goerge Gerbner

Metode penelitianDengan Metode korelasional bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lainDengan metode penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variable pada satu faktor berkaitan denan variable pada faktor lain.Dengan metode penelitian korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainDengan metode penelitian korasional, meneliti sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain

Hasil penelitianHasil penelitian membuktikan bahwa tayangan iklan AQUA versi New Cap dari intensitas pesan, isi maupun daya tarik pesan dapat memiliki hubungan dengan sikap positif Pemirsa Televisi terhadap produk AQUAHasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat koefisien yang signifikan antara Layanan SMS Interaktif Assalamualaikum Kang Syarief dengan sikap masyarakat terhadap Pemerintah Kota Tasikmalaya.Menunjukkan adanya hubungan antara tayangan B4M dengan citra Departemen Kesehatan. Semakin baik tayangan B4M di TvOne Semakin baik citra departemen kesehatanHasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan adanya hubungan antara tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajajan di pinggir jalan Jatinangor

2.2 Teori Kultivasi2.2.1 Pengertian Teori KultivasiTeori Kultivasi (Cultivation Theory) pertama kali dikenalkan oleh Professor George Gerbner. Menurut Teori Kultivasi ini, televisi bisa menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak seorang individu tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi (Nurudin, 2004 : 157). Ini artinya, melalui kontak penonton terhadap televisi, penonton belajar tentang dunia, orang orangnya, nilai nilainya, serta adat istiadatnya.Gerbner berpendapat bahwa media massa menamakan sikap dan nilai tertentu. Media pun kemudian memelihara dan menyebarkan sikap dan nila itu antar masyarakat kemudian mengikatnya bersama-sama pula. Dengan kata lain, media mempengaruhi penonton dan masing masing penonton itu meyakininya. Jadi, para pecandu penonton televisi memiliki kecenderungan sikap satu sama lain.Analisis Kultivasi adalah sebuah teori yang mempredisikan dan menjelaskan informasi dan pembentukan jangka panjang dan persepsi, pemahaman dan keyakinan mengenai dunia sebagai akibat dari konsumsi akan pesan pesan media. Sebagaimana diamati oleh Gerbner :Kebanyakan dari apa yang kit aketahui, atau kita pikir kita ketahui, sebenarnya tidak pernah kita alami secara pribadi. Kita mengetahui hal hal ini karena ada cerita yang kita lihat dan dengar dari media (Gerbner, 1999. IX dalam West dan Turner, 2008:82).Perkembangan analisis kultivasi mencerminkan transformasi pelan teori media dari ketergantungan pada perspektf transmisional menjadi pencerminan yang lebih luas akan perspektif ritual mengenai komunikasi massa. Carey mengemukakan :Perspektif transmisioal (Transmisioal perspective) melihat media sebagai pemgirim pesan pesan informasi yang lebih jelas ke seluruh penjuru ruang. Jika apa yang dilakukan media hanyalah enyebarkan potongan informasi, orang dapat memilih menggunakan atau tidak menggunakan informasi tersebut sebagaimana mereka kehendaki. Dalam perspektif ritual (ritual perspective), sebaliknya media dikonseptualisasikan sebagai suatu cara mentransmisikan pesan dalam ruang tetapi sebagai hal yang sentral bagi pemeliharaan masyarakat pada satu waktu (West dan Turner, 2008:83)2.2.2 Teori Kultivasi dan Kaitannya dengan Public RelationsPeran Teori Kultivasi telah berkembang tidak hanya mengenai tindakan kekerasan di televisi. Praktisi Public Relations harus memiliki oemahaman tentang teori ini dan menyadari bagaimana upaya mereka dapat menimbulkan efek pada masyarakat. Tayangan televisi dilihat sebagai suatu hiburan utama yang mudah untuk diakses dan pada umumnya mudah untuk dipahami. Para peneliti menitikberatkan bahwa televisi mencoba menunjukkan dan menekankan persamaan persamaan di masyarakat, dengan demikian mereka secara teratur menonton televisi cenderung melihat dunia sebagaimana yang digambarkan oleh televisi (Heath, 2005:229)Akan tetapi, tidak semua orang bisa terkultivasi oleh televisi. Para peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang menonton televisi dengan intensitas ringan tidak terpengaruh oleh tayangan tayangan tersebut. Jelasnya, Teori Kultivasi menganggap bahwa ada pengaruh lain dalam kehidupan khalayak televisi selain televisi itu sendiri. Demografi, aspek sosial, probadi, dan budaya juga merupakan faktor fakor yang berpengaruh dalam mempertimbangkan bagaimana audiens menafsirkan suatu program televisi. Hal hal yang terkait dengan ras, suku, jenis kelamin, usia dan lain sebagainya ditegaskan dalam kultivasi, dan televisi membantu menerjemahkanya ke dalam kehidupan kita (Heath, 2005:299)Keterkaitan Teori Kultivasi bagi para praktisi Public Relations adalah bahwa pesan pesan yang dulang-ulang secara terus menerus dapat diterima sebagai suatu kebenaran. Apabila apa yang disaksikan audiens di televisi dan berita berita tidaklah sesuai dengan kenyataan, tetap saja ada kemungkinan dimana sebagian audiens menerima informasi informasi tersebut sebagai sesuatu yang benar. 2.3 Public RelationsDefinisi yang sangat umum dari Public Relations dikemukakan oleh John E. Matson dalam Kansil (2000:6) :PR is planner persuasive communications designed to influence significant public.(bisa diartikan, Humas adalah kegiatan perencanaan komunikasi persuasif yang didesain untuk mempengaruhi khalayak.)Kasali (2000) mengungkapkan bahwa PR bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk menvapai tujuan tujuan sesaat. PR perlu direncnakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada target target publik tertentu. PR melakukan komunikasi dengan cara persuasi oleh karena itu sering disebut bahwa PR adalah profesi membujuk. (Kasali, 2000:6)Jefkins (1992) menuturkan bahwa PR adalah terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. (jefkins, 1992:8)2.4 Komuniaksi Massa2.4.1 Pengertian Komunikasi MassaKomunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication, artinya komunikasi yang menggunakan media massa. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan pesan komunikasi yang sama,Peran media massa sekarang ini sangatlah penting, melalui media massa, manusia dapat melakukan adaptasi terhadap lingkungannya, membantu mengembangkan kemampuan berpikir melalui pesan-pesannya yang mendidik, serta kegunaan lainnya. Bahkan manusia menggunakan media massa sebagai satu sarana untuk mengambil sebuah keputusan.2.4.2 Karakteristik Komunikasi Massaa. Komunikator TerlembagaCiri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Menurut Wright komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan. Apabila pesan itu disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut : komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab rubric. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah layak pesan dibuat settingnya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh layout man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk ke mesin cetak. Tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya.Apabila media komunikasi yang digunakan adalah media televisi, tentu akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager dan lain-lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar.b. Pesan Bersifat UmumKomunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.c. Komunikan Anonim dan HeterogenKomunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersonal. Komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya.Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Pesan SerempakKelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relativ banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.Keserampakan media massa itu ialah keserampakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah, contohnya acara televisi yang ditayangkan oleh station tv setiap harinya, ditonton oleh jutaan pemirsa. Mereka secara serempak pada waktu yang sama menonton acara-acara di televise.e. Mengutamakan Isi Ketimbang HubunganSetiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah isi.Pada komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Dalam komunukasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Bersifat Satu ArahSecara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.Apabila kita sedang menonton berita di televisi kemudian ada beberapa bagian yang tidak dapat kita pahami, kita tidak dapat meminta penyiar untuk mengulang membacakan bagian yang tidak kita pahami itu, pesan harus diterima dengan apa adanya.g. Stimulasi Alat Indera yang TerbatasDalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Sedangkan komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa.

h. Umpan Balik Tertunda (Delayed)Umpan balik atau feedback merupakan factor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.2.4 Landasan KonsepsiVariabel X, Tayangan Reportase Investigasi terdiri dari beberapa sub variabel, sebagai perantara antara masing masing sub variabel dari X dan Y, yaitu :1. Intensitas Tayangan2. Struktur isi pesanVariabel Y, Penjualan Jajanan di Pinggir Jalan Jatinangor.

2.5 Kerangka PemikiraneVariabel XTayangan Reportase InvestigasiSub Variabel X1Intensitas tayanganIndikator :- Frekuensi menonton tayangan Durasi Menonton tayangan

Sub Variabel X2Isi Pesan tayanganIndikator : - Struktur pesan Gaya Pesan Daya tarik pesanCultivation Theory Oleh George GerbnerSebuah teori yang memprediksi dan menjelaskan formasi dan pementukkan jangka panjang dan persepsi, pemahaman, dan keyakinan mengenai dunia sebagai akibat dari konsumsi akan pesan pesan mediaHUBUNGAN ANTARA TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP PENJUALAN JAJANAN DI PINGGIR JALAN JATINANGORVariabel YJajanan di Pinggir Jalan Jatinangor

2.6 HipotesisHipotesis berasal dari bahasa Yunani dimana kata hypo yang artinya di bawah, dan thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan mengenai definisi hipotesis secara bahasa adalah suatu pernyataan ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan masih perlu diuji kebenarannya. Pengertian hipotesis menurut beberapa ahli yaitu Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah dimana seringkali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.2.6.1 HipotesisBerawal dari permasalahan yang ada, maka hipotesis utama ialah ;H0 : Terdapat hubungan antara terpaan tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.H1 : Tidak terdapat hubungan antara terpaan tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.2.6.2 Sub Hipotesis1. H0 : Terdapat hubungan antara intensitas tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.H1 : Tidak terdapat hubungan antara intensitas terpaan tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.2. H0 : Terdapat hubungan antara isi pesan tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.H1 : Tidak terdapat hubungan antara isi pesan tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.

BAB IIIOBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN3.1 Objek Penelitian3.1.1 Reportase InvestigasiReportase Investigasi adalah program buletin dari Divisi News Trans TV, yang tayang tiap Sabtu dan Minggu sore, dari pukul 17.00 sampai pukul 17.30 WIB.Reportase Investigasi mengungkap suatu kasus penyimpangan, dari pelakunya langsung. Topik yang dipilih adalah yang menjadi kepentingan masyarakat. Misalnya, tentang bakso yang mengandung boraks, kosmetika yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan, dan sebagainya.3.1.2 Masyarkat JatinangorJatinangor sebuah kawasan yang belakangan terkenal berkat tindak-tanduk bar-bar yang dipertontonkan oleh para pelajar Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN, dulu STPDN) lewat layar kaca televisi-televisi nasional. Namun, lebih menarik bercerita tentang perubahan yang terjadi pada masyarakat Jatinangor, terutama semenjak tibanya para pendatang ke kawasan ini.Masyarakat yang dahulunya sebagian besar petani kini sebagian besar sudah beralih profesi menjadi tukang ojek, tukang cuci, penjaga rumah, dan sebagainya. Profesi-profesi yang sebenarnya sangat jauh berbeda dengan latar belakang sosial penduduk yang sudah ada secara turun-temurun kini banyak ditinggalkan.

Masyarakat Jatinangor seperti halnya masyarakat Sumedang ataupun Jawa Barat pada umumnya, memiliki akar yang kuat sebagai masyarakat agraris. Hal itu bisa dilihat dari sisi historis dari kawasan ini. Jatinangor sendiri merupakan nama dari sebuah blok perkebunan karet yang terbentang dari kampus IPDN hingga Gunung Manglayang.Bersamaan dengan dibangunnya kampus-kampus tersebut, Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik yang pesat, seperti nasib lahan-lahan pertanian di Pulau Jawa umumnya. Lahan pertanian Jatinangor juga beralih fungsi menjadi rumah-rumah kost, pertokoan, ataupun pusat perbelajaan. Akan tetapi, yang paling berpengaruh adalah arus modernisasi kaum urban yang dibawa para pendatang yang kebanyakan adalah mahasiswa. Inilah yang membawa dampak paling signifikan bagi perubahan sosio-kultural masyarakat asli Jatinangor.Kebanyakan masyarakat disini telah berubah. Berubah menjadi masyarakat yang lebih urban dibandingkan dengan sebelumnya. ini terlihat dari gaya dandanan anak-anak mudanya, hampir tidak ada bedanya dengan di Bandung. Perubahan ini juga di tambah dengan serbuan pusat perbelanjaan yang mulai bermunculan. Di satu sisi, hal tersebut memang berdampak positif bagi kemudahan pemenuhan kebutuhan masyarakat, tapi di sisi lain, membuat masyarakat yang belum siap jadi lebih konsumtif.3.2 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional pada umumnya digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian (Rakhmat, 2000:31). Metode ini digunakan peneliti untuk mencari hubungan tayangan Reportase Investigasi (variabel X) dengan variabel penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor (variabel Y). Penelitian dengan teknik korelasi ini memungkinkan pembuatan perkiraan bagaimana hubungan antara dua variabel atau lebih. Apabila dalam penelitian ini terbukti ada hubungan, maka nilai-nilai suatu kelompok dapat diasosiasikan dengan nilai-nilai pada kelompok lain, namun bukan berarti selalu variabel yang satu adalah penyebab variabel yang lain, sebab ada kemungkinan terdapat hal-hal diluar variabel yang mempengaruhi hubungan. Semakin erat hubungan yang terjadi antar variabel, maka perkiraan yang dibuat berdasarkan hubungan tersebutt semakin tepat.3.2.1 Jenis PenelitianPenelitian kuantitatif adalah penelitian yang : Pertama, melibatkan lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis (Wallace, 1973). Ledua, mengandalkan adanya populasi dan penarikan sampel. Ketiga, menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan datanya. Keempat, menggunakan variabel variabel penelitian dalam analisis daranya. Dan kelima, berupaya menghasilkan kesimpulan secara umum, baik yang berlaku untuk populasi dan atau sampel yang diteliti. (Bagon Suyanto: 2005)3.2.2 Variabel dan Operasionalisasi VariabelVariabel dalam penelitian ini terdiri dari dua varabel, yakni (X) Tayangan Reportase Investigasi

3.2.3 Daerah PenelitianPeneliti melakukan penelitian ini pada kawasan pendidikan yang ada di Kabupaten Sumedang, yakni di Kecamatan Jatinangor, Jawa Barat.3.2.4 Populasi dan Teknik SamplingPopulasi adalah keseluruhan dari unit analisis uang ciri cirinya diduga (Singarimbun & Effendi, 1989: 152). Populasi merupakan satu kumpulan menyeluruh dari suatu objek uang merupakan perhatian peneliti merupakan sumber data. Menurut Singarimbun & Effendi, dalam suatu survey tidaklah perlu untuk meneliti semua manusia dalam populasi, karena disamping memakan banyak biaya, dengan meneliti sebagian dari populasi diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan (Singarimbun & Effendi, 1999).Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Jatinangor. Populasi ini dipilih karena mereka berada dikawasan pendidikan Unpad yang disekitarnya banyak jajanan yang dijual di pinggir jalan.3.2.5 Instrumen Pengumpulan DataAngket, menyebarkan angket berupa pertanyaan keapda responden, yakni kepada warga sekitar Kecamatan Jatinangor.3.2.6 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan DataUntuk Memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data yang terbagi menjadi data primer dan data sekunder, yaitu1. Data PrimerMerupakan data yang berkaitan dengan variabel variabel penelitian, dalam hal ini adalah tayangan Reportase Investigasi dan penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor.Data primer dari angket yang disebarkan kepada masyarakat sekitar kecamatan Jatinangor sebagai responden untuk dimintai pendapat mengenai aspek aspek dalam variabel penelitian.2. Data SekunderData Sekunder adalah data yang berhubungan dengan variabel variabel dala dalam penelitian, yang diperoleh melalui pengamatan yang terjadi di lapangan.Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : AngketTeknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket. KepustakaanYaitu upaya mengumpulkan daata sekunder penelitian melaui buku buku maupun literatur lainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. ObservsiYakni melalui pengamatan langsung oleh peneliti.3.2.7 Teknik PenskalaanDalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert, Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia3.2.8 Pengolahan Data- Coding Book- Coding Sheet- Tabel Tunggal- Matriks3.2.9 Analisis DataAnalisis ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Teknik ini memaparkan data jawaban responden dari sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.Menurut Sugiyono (2003:169) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.3.2.10 Uji Validitas dan Reliabilitas3.2.10.1 ValiditasValiditas merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memilik vaiditas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Tinggi rendahnya validitas suatu instrument menunjukkan sejauhmaa data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang diteliti.Validitas menunjukka sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbum, 1989:124). Validitas dalam penelitian merupakan suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.Jika peneliti menggunakan angket di dalam pengumpulan data penelitian, maka item item yang harus disusun pada angket tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Validitas yang dilakukan adalah menguji sejauhmana pertanyaan-pertanyaan dalam angket penelitian mengenai Hubungan tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pingir jalan Jatinangor.Penentuan valid atau tidaknya item pernyataan atau pertanyaan menggunakan batas koefisien korelasi terkecil sebesar 0.300 sehinhha item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,300 dinyatakan gugur. (Sugiyono-2003).Rumus yang digunakan dengan koefisien korelasi rank spearman karena datanya berskala ordinal. AtauJika data yang diperoleh kembar

Dimana :

Keterangan : = Koefisien korelasi rank spearman = Selisi rangking variabel pertama dan kedua = Jumlah sampel(Siegel, 1997:253)Angka korelasi dianggap memiliki validitas konstruk apalbila r > 0.300Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada bayasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item uang mempunyai orelasi negativ atau koefisien yang mendekati nol (0,00)3.2.10.1 ReliabilitasSetelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas kuesioner. Tujuannya adalah mengukur sejauh mana pengukuran bersifat tetap, dapat dipercaa sebagai alat pengumpul data, serta terbebas dari error pengukuran.Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikanhasil ukur yang terpercaya. Tujuan dari pengujian validitas dan reliabilitas adalah menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket.Konsep reliabilitas ini erat kaitannya dengan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau tidak. Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan di sini adalah mengacu pada rumusan Alpha Cronbach dengan rumusan sebagai berikut: (Azwar, 2003b:184)

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut reliabilitas. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliable dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya 0,7 (Sugiyono, 2003;45).Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas kuesioner. Tujuannya adalah mengukur sejauh mana pengukuran bersifat tetap, dapat dipercaa sebagai alat pengumpul data, serta terbebas dari error pengukuran.Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikanhasil ukur yang terpercaya. Tujuan dari pengujian validitas dan reliabilitas adalah menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket.Konsep reliabilitas ini erat kaitannya dengan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau tidak. Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan di sini adalah mengacu pada rumusan Alpha Cronbach dengan rumusan sebagai berikut: (Azwar, 2003b:184)

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut reliabilitas. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliable dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya 0,7 (Sugiyono, 2003;45).

Hasil Uji Validitas dan ReabilitasNoVariabelKoef. ValiditasTitik KritisKeteranganKoef. ReliabilitasTitik KritisKeterangan

6X0,7120.300Valid0,8390,70Reliabel

70,5940.300Valid

80,7110.300Valid

90,7650.300Valid

100,4550.300Valid

110,5910.300Valid

120,8450.300Valid

130,5570.300Valid

140.7940.300Valid

150,4730.300Valid

160,7400.300Valid

170,4810.300Valid

180,4300.300Valid

190,7240.300Valid

20Y0,7310.300Valid0,8220,70Reliabel

210,7200.300Valid

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANDalam bab ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai hasil penelitian yang didapatkan melalui penyebaran angket keapda 40 responden. Dari data yang telah diperoleh tersebut dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaranan Tayangan Reportase Investigasi terhadap penjualan jajanan di pinggir Jalan Jatinangor.Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel yang pertama adalah Terpaan tayangan ReportaseInvestigasi (X). Variabel ini terdiri atas dua subvariabel, yakni intensitas tayangan reportase investigasi (X1) dan isi pesan Tayangan Reportase Investigasi (X2). Variabel yang kedua adalah penjualan jajanan dipinggir jalan Jatinangor (Y). Angket yang disebarka epada 40 responden berisikan 23 pertanyaan, yang terdiri dari 5 pertanyaan mengenai data responden, 2 pertanyaan mengenai Intensitas Tayangan Reportase investigasi, 13 pertanyaan mengenai isi pesan tayangan reportase investigasi, dan 2 pertanyaan mengenai penjualan jajanan di pinggir jalan Jatingangor.4.1 Analisis DeskriptifAnalisis karakteristik responden dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang dijadikan masukan untuk memperjelas data penelitian. Data karakteristik responden ini meliputi : usia responden, dan pendidikan formal responden. Berikut ini adalah gambaran mengenai karakteristik responden yang diteliti

4.1.1 Responden Berdasaran Jenis KelaminTabel 4.1Jenis KelaminJenis KelaminAngkaPersen

Laki Laki1640%

Perempuan2460%

Jumlah40100%

Hasil ini didapat dari penyebaran angket sejumlah 40 lembar, yang dibagikan kepada masyarakat sekitar Jatinangor yang dilakukan secara acak. Dari tabel 4.1 dapat dilihat jumlah responden berdasarkan jenis kelamin. Dari 40 responden, 40% responden merupakan responden laki - laki, dan 60% untuk responden perempuan.4.1.2 Responden Berdasarkan UsiaTabel 4.2UsiaUsiaAngkaPersen

< 23 Tahun2460%

23 30 Tahun615%

30 37 Tahun512,5%

> 37 Tahun512,5%

Jumlah40100%

Hasil ini didapat karena peneliti memilih responden dari usia yang sering melakukan aktifitas membeli jajanan di pinggir jalan Jatinangor. Dari tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan usia. Dari 40 responden, sebanyak 60% responden berusia kurang dari 23 tahun, yakni sebanyak 24 responden, disusul dengan usia 23 30 tahun sejumlah 15%, yakni sebanyak 6 responden, dan 5 orang responden di usia 30 37 tahun. Sedankan sisanya sebanyak 5 responden berusia diatas 37 tahun.4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan PekerjaanTabel 4.3PekerjaanAngkaPersen

Mahasiswa2050%

PNS615%

Pegawai Swasta410%

Wirausahawan25%

Lain Lain820%

Jumlah40100%

Berdasarkan hasil di atas, didapati setengah dari seluruh responden merupakan mahasiswa, yakni sejumlah 20 orang. Kemudian responden yang memiliki pekerjaan PNS sejumlah 6 orang, 4 orang berprofesi sebagai pegawai swasta, dan 2 orang sebagai wiraswasta, dan sisanya sebanyak 8 orang merukapan dari jenis pekerjaan lainnya.4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan FormalTabel 4.4AngkaPersen

SD37,5%

SMP25%

SMA/SMK2050%

D3717,5%

S1/S2/S3820%

Jumlah40100%

Berdasarkan hasil penyebaran angket yang telah dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa 20 responden berpendidikan terakhir di tingkat SMA, 8 responden berpendidikan terakhir S1/S2/S3, 7 responden berpendidikan terakhir D3, 2 responden berpendidikan terakhir SMP dan 3 responden berpendidikan terakhir SD.Pendidikan seseorang sering dikaitkan dengan pemahaman mereka untuk menilai suatu hal. Saat pendidikan seseorang semakin tinggi maka seharusnya makin banyak pula pertimbangan yang dilakukan sebelum memutuskan suatu hal. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang dapat mematikan efek kultivasi. Individu berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pemikiran lebih kritis, akibatnya mereka tidak akan mudah percaya atau terkena pengaruh dari media televisi. Mereka yang berpendidikan lebih tinggi biasanya akan mencari sumber informasi lain untuk dapat benar benar mempercayai suguhan yang diberikan oleh televisi, dan informasi lain itu dapat berupa hubungan atau interaksi dengan individu lainnya.4.1.5Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya menonton TelevisiTabel 4.5Durasi Menonton TelevisiAngkaPersen

< 2 Jam1025%

2 4 Jam2460%

> 4 Jam615%

Jumlah40100%

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari 40 responden meonton tayangan televisi selama 2 4 jam, yakni sebanyak 24 responden. Disusul dengan responden yang menonton televisi kurang dari 2 jam, yakni sebanyak 10 orang, sedangkan sisanya sebanyak 6 orang menonton televisi diatas 4 jam lamanya dalam sehari. 4.2 Analisis Deskriptif Data PenelitianAnalisis deskriptif dari data penelitian ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan presentase dari penilaian responden terhadap masing masing item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner penelitian.4.2.1 Deskripsi Terpaan Tayangan Reportase InvestigasiDeskripsi variabel terpaan tayangan Reportase Investigasi dilakukan untuk melihat kecenderungan responden menjawab pertanyaan setiap item mengenai terpaan tayangan Reportase Investigasi. Berikut ini akan ditampilkan kecenderungan responden dalam menjawab setiap item item pertanyaan dalam variabel terpaan tayangan reportase Investigasi.4.2.1.1 Intensitas Tayangan Reportase InvestigasiPada tabel dibawah ini, akan dipaparkan hasil jawaban responden mengenai pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan sub variabel intensitas tayangan Reportase Investigasi.1. Program tayangan reportase investigasi ditayangkan 2 kali dalam semingguTabel 4.6Frekuensi MenontonAngkaPersen

Sangat Setuju2050%

Setuju820%

Ragu Ragu1025%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, ternyata 50% responden menyatakan sangat setuju terhadap Program tayangan reportase investigasi ditayangkan 2 kali dalam seminggu yaitu sebanyak 20 responden, disusul oleh responden yang menyatakan ragu ragu sebanyak 10 responden, responden yang menyatakan setuju sebanyak 8 responden, sedangkan sisanya merupakan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden.Frekuensi adalah kekerapan acara televisi tersebut ditayangkan di televisi atau seberapa sering tayangan tersebut muncul di televisi.Dengan semakin sering acara tersebut ditayangkan di televisi maka menunjukan bahwa acara tersebut memang dibuat oleh pihak komunikator untuk memenuhi kegunaan tayangan dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian banyak pemirsa2. Menonton tayangan Reportase Investigasi dari awal hingga akhir tayanganTabel 4.7Menonton dari awal hingga akhir tayanganAngkaPersen

Sangat Setuju1947,5%

Setuju1025%

Ragu Ragu512,5%

Tidak Setuju410%

Sangat Tidak Setuju25%

Jumlah40100%

Sebanyak 19 responden dari 40 responden berpendapat sangat setuju bahwa dirinya menonton tayangan Reportase Investigasi dari awal hingga akhir tayangan, disusul dengan 10 responden yang menyatakan setuju, 5 responden ragu ragu, 4 responden tidak setuju, dan sisanya 2 responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa dirinya menonton tayangan Reportase Investigasi dari awal hingga akhir tayangan.Berdasarkan tabel ini dapat disimpulkan bahwa sebanyak 19 responden yang menyatakan sangat setuju memiliki tingkat ketertarikan dan keingintahuan yang tinggi pula mengenai informasi yang diberikan pada tayangan Reportase Investigasi.4.2.1.2 Isi Pesan Tayangan Reportase InvestigasiPada Tabel di bawah ini, akan dipaparkan hasil jawaban responden tentang pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan subvariabel isi pesan tayangan Reportase Investigasi.1. Cara pembuatan produk yang dicampurkan dengan zat berbahaya ditampilkan dengan jelas, sehingga dapat dengan mudah dimengertiTabel 4.8Cara Pembuatan ProdukAngkaPersen

Sangat Setuju512,5%

Setuju1640%

Ragu Ragu1640%

Tidak Setuju12,5%

Sangat Tidak Setuju22,5%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, ternyata sebanyak 16 responden menyatakan setuju terhadap Cara pembuatan produk yang dicampurkan dengan zat berbahaya ditampilkan dengan jelas, sehingga dapat dengan mudah dimengerti, 16 responden lainya menyatakan ragu ragu, 5 responden menyatakan setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sebanyak 2 responden menyatakan sangat tidak setuju.Dari tabel diatas menyatakan bahwa informasi yang didapat dalam tayangan Reportase Investigasi sudah dapat dimengerti. Kejelasan isi pesan dari tayangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju. Hal ini dikarenakan, cara pembuatan produk yang disampaikan narasumber difokuskan pada bagian yang dianggap penting. 2. Informasi mengenai produk makanan yang dicampur zat berbahaya disampaikan secara berurutan (mulai dari pembuatan hingga dampak yang ditimbulkan)Tabel 4.9AngkaPersen

Sangat Setuju1332.5%

Setuju1640

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui dari 40 responden yang diteliti, ternyata 16 responden menyatakan setuju terhadap 3.Informasi mengenai produk makanan yang dicampur zat berbahaya disampaikan secara berurutan (mulai dari pembuatan hingga dampak yang ditimbulkan) . sebanyak 32,5% responden menyatakan sangat setuju, yaitu sebanyak 13 responden, 8 responden menyatakan ragu ragu , 2 responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju.Informasi yang disampaikan dalam tayangan Reportase Investigasi dimulai dengan cara pembuatan produk yang dicampurkan dengan zat berbahaya. Selanjutnya cara membedakan mana produk yang asli dan aman dan mana produk yang telah dicampurkan dengan zat berbahaya. Lalu pada bagian akhir tayangan diinformasikan dampak yang akan diperoleh apabila kita terlalu banyak mengkonsumsi produk tersebut.Sehingga dapat disimpulkan bahwa isi pesan yang disampaikan oleh tayangan Reportase Investigasi telah sistematis dan berurutan sehingga dapat diterima dengan baik oleh responden.3. Informasi hasil laboratorium tentang zat berbahaya disampaika pada akhir tayangan Reportase InvestigasiTabel 4.10Informasi Hasil LaboratoriumAngkaPersen

Sangat Setuju512,5%

Setuju2050%

Ragu Ragu717,5%

Tidak Setuju615%

Sangat Tidak Setuju25%

Jumlah40100%

Dari tabel 4.10 diatas, didapati dari 40 responden yang diteliti, ternyata 20 responden menyatakan setuju terhadap Informasi hasil laboratorium tentang zat berbahaya disampaika pada akhir tayangan Reportase Investigasi. Disusul dengan 7 responden menyatakan ragu ragu, 5 responden menyatakan sangat setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sebanyak 2 responden menyatakan sangat tidak setuju.Tayangan Reportase Investigasi sudah cukup transparan memeberikan informasi tentang hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh tim Reportase Investigasi, terutama yang berkaitan dengan akibat dan penyakit yang digunakan oleh para pelaku kecurangan.4. Pendapat pakar dalam tayangan Reportase Investigasi diungkap secara menyeluruh dan apa adanyaTabel 4.11Pendapat pakarAngkaPersen

Sangat Setuju922,5%

Setuju1332,5%

Ragu Ragu922,5%

Tidak Setuju820%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat diketahui dari 40 responden yang dilteliti, ternyata 32,5% responden menyatakan setuju terhadap Pendapat pakar dalam tayangan Reportase Investigasi diungkap secara menyeluruh dan apa adanya yakni sejumlah 13 responden, di susul dengan 9 responden menyatakan sangat setuju, dan 9 responden ragu ragu, 8 responden tidak setuju, dan sisanya sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju.Pada tayangan Reportase Investigasi para pakar dinilai telah menyampaikan informasi secara menyeluruh dan apa adanya serta menyampaikan hasil uji laboratorium secara gamblang, zat zat yang ditambahkan dan dicampurkan kedalam produk oleh para pelaku kecurangan tidak dilebih lebihkan ataupun dikurangi.5. Kecurangan mencampurkan zat berbahaya pada makanan yang dilakukan narasumber dalam tayangan Reportase Invesigasi sesuai dengan kenyataan yang terjadiTabel 4. 12Kecurangan mencampurkan zat berbahayaAngkaPersen

Sangat Setuju37,5%

Setuju2152,5%

Ragu Ragu717,5%

Tidak Setuju922,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.17 diatas, sebanyak 21 responden setuju terhadap Kecurangan mencampurkan zat berbahaya pada makanan yang dilakukan narasumber dalam tayangan Reportase Invesigasi sesuai dengan kenyataan yang terjadi , disusul oleh 9 responden yang menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan diatas, 7 responden menyatakan ragu ragu, dan susanya 3 responden menyatakan sangat setuju.Informasi kecurangan yang dilakukan oleh para pedagang yang ditayangkan oleh narasumber pada program Reportase Investgasi sesuai dengan realitas ang terjadi di sekitar masyarakat.6. Solusi dalam membedakan produk yang aman dan tidak aman disampaikan dengan jelas dan dapat dipahami dengan baikTabel 4.13Solusi membedakan produkAngkaPersen

Sangat Setuju25%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju1025%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, ternyata 47,5% responden menyatakan setuju terhadap Solusi dalam membedakan produk yang aman dan tidak aman disampaikan dengan jelas dan dapat dipahami dengan baik yakni sebanyak 19 responden. 10 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden ragu ragu, 2 responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya 1 responden menyatakan sangat tidak setuju. Reportase Investigasi telah menyampaikan solusi bagaimana cara membedakan produk yang berbahaya dan aman untuk dikonsumsi dengan jelas sehingga dapat dipahami dengan baik oleh para responden. Cara membedakan produk atau bahan yang telah dicampur dengan zat berbahaya dijelaskan oleh komunikator dengan membawa sampel produk yang diduga berbahya ke laboratorium untuk kemudian diuji kandungan yang terdapat didalamnya. Dari hasil poengujian zat zat yang dapat membahayakan tubuh.7. Perbedaan produk yang telah dicampur zat berbahaya disampaikan dengan jelas sehingga dapat dipahami dengan baikTabel 4.14Perbedaan produkAngkaPersen

Sangat Setuju717,5%

Setuju2255%

Ragu Ragu1025%

Tidak Setuju12,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.14 diatas didapat kesimpulan, bahwa 22 responden menyatakan setuju terhadap Perbedaan produk yang telah dicampur zat berbahaya disampaikan dengan jelas sehingga dapat dipahami dengan baik . 10 responden menyatakan ragu ragu, 7 responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya meyatakan tidak setuju terhadap pernyataan diatas.Responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan diatas menganggap komunikator menyampaikan perbedaan produk yang dicampur zat berbahaya dan yang tidak dengan sangat jelas. Hal tersebut karena didukung dengan visualisasi gambar pada televisi, sehingga memudahkan komunikator menyampaikan kepada responden. Sehingga responden dapat memahami informasi dengan baik.8. Bahasa yang digunakan dalam tayangan Reportase Investigasi dapat dengan mudah dimengertiTabel 4.15Bahasa yang digunakanAngkaPersen

Sangat Setuju820%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu37,5%

Tidak Setuju922,5%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.15 daitas dapat diketahui bahwa 47,5 % dari 40 responden menyatakan setuju terhadap Bahasa yang digunakan dalam tayangan Reportase Investigasi dapat dengan mudah dimengerti yakni seabnyak 19 responden. 9 responden lain menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan sangat setuju, 93 responden menyatakan ragu ragu dan sisanya 1 responden menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan diatas.Dari hasil diatas responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju berpendapat bahwa bahasa yang digunakan dalam tayangan Reportase Investigasi mudah dimengerti oleh para responden, dilihat dari susunan kata kata dan kalimat yang disampaikan komunikator sudah sangat sederhana, ringkas, dan sudah tersusun secara sistematis dan terarah.Bahasa yang disampaikan komunikator alam tayangan Reportase Investigasi sudah disederhanakan,dan disajikan secara ringkas tanpa mengurangi arti kata sesungguhnya.9. Pesan mengenai kecurangan yang dilakukan oleh pedagang berdasarkan situasi yang terjadi di masyarakatTabel 4.16Pesan mengenai kecuranganAngkaPersen

Sangat Setuju1025%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu615%

Tidak Setuju512,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, ternnyata 47,5% responden menyatakan setuju terhadap Pesan mengenai kecurangan yang dilakukan oleh pedagang berdasarkan situasi yang terjadi di masyarakat yakni sejumlah 19 responden, disusul 10 responden yang menyatakan sangat setuju, 6 responden menyatakan ragu ragu dan sisanya seanyak 5 responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan diatas.Berdasarkan responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa penyampaian informasi pada tayangan Reportase Investigasi sudah sesuai dengan kenyataan yang ada, informasi tidak dibuat buat dan sesuai fakta.Dapat disimpulkan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam tayangan Reportase Investigasi sesuai dengan situasi yang terjadi di masyarkat. Hal ini terbukti dari banyaknya responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju.10. Program Reportase Investigasi memilih peristiwa yang sedang marak terjadi di lingkungan masyarakatTabel 4.17Peristiwa yang sedang marakAngkaPersen

Sangat Setuju1947,5%

Setuju1025%

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju12,5%

Sangat Tidak Setuju25%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, ternyata 47,5% responden sangat setuju terhadap Program Reportase Investigasi memilih peristiwa yang sedang marak terjadi di lingkungan masyarakat yakni sebanyak 19 responden. Disusul dengan 10 responden yang berpendapat setujum 8 responden menyatakan ragu ragu, 2 responden sangat tidak setuju, dan sisanya 1 responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan diatas.Dari banyaknya responden yang menyatakans etuju dan sangat setuju, hal ini menunjukan bahwa penyampaian informasi pada tayangan Reportase Investigasi sesuai dengan kenyataan yang ada, dan sedang marak terjadi di masyarakat. Unsur aktualisasi atau ketepatan waktu informasi atau berita merupakan salah satu unsur penilaian terhadap kualitas suatu informasi atau berita.11. Pada adegan penelusuran pelaku penipu gambar menggunakan efek hitam putih atau sephiaTabel 4.18Penelusuran pelakuAngkaPersen

Sangat Setuju1025%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu615%

Tidak Setuju512,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, terntata 47,5% responden menyatakan setuju terhadap Pada adegan penelusuran pelaku penipu gambar menggunakan efek hitam putih atau sephia yakni sebanyak 19 responden, disusul oleh responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10 responden, 6 responden menyatakan ragu ragu, dan sisanya 5 responden menyatakan tidak setuju.Dari tabel diatas responden menyatalan setuju dan sangat setuju dengan penggunaan efek hitam putih atau sephia pada adegan penelusuran menggunakan kamera tersembunyi kepada pelaku agar identitas pelaku dan lokasi kejadian tidak diketahui oleh publik.Pada tayangan Reportase Investifasi, tim nvestigasi melakukan penelusuran terhadap oknum pedagang yang diduga melakukan kecurangan . dalam adegan tersebut penelusuran terhadap oknum dilakkan dengan kamera tersembunti lengkap dengan efek hitam putih atau sephia dan suara yang disamarkan agar tidak terlihat jelas oknum yang melakukan kecurangan tersebut. Begitu juga dengan wsuara dan wajah uang disamarkan agar identitas pelaku tidak diketahui oleh publik.12. Pengambilan gambar pada saat pelaku melakukan kecurangan jelas ditayangkan dan dapat dimengertiTabel 4.19Pengambilan gambar kecuranganAngkaPersen

Sangat Setuju37,5%

Setuju2152,5%

Ragu Ragu717,5%

Tidak Setuju922,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

Berdasarkan tabel 4.19 diatas diketahui bahwa dari 40 responden yang dilteliti, ternyata 52,5% responden menyatakan setuju terhadap Pengambilan gambar pada saat pelaku melakukan kecurangan jelas ditayangkan dan dapat dimengerti yakni sebanyak 21 responden, disusul dengan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 9 responden, 7 responden berpendapat ragu ragu, dan sisanya 3 responden menyatakaan sangat setuju terhadap pernyataan diatas.Pada tabel diatas yang menyatakan setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden setuju terhadap visualisasi tayangan disertai dengan dialog yang dilakukan atau diperagakan sangat jelas dan dapat dimengerti, menggunakan bahasa keseharian serta kualitas tayangan sudah baik.4.2.2 Deskripsi Penjualan JajananDeskripsi variabel penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor dilakukan untuk melihat kecenderungan responden menjawab pertanyaan setiap item tentang penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor. Berikut ini aka ditampilkan kecenderungan responden dalam menjawab setiap item item pertanyaan dalam variabel Penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor.1. Setelah menyaksikan tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda enggan membeli jajanan di pinggir jalan jatinangorTabel 4.20AngkaPersen

Sangat Setuju1332.5%

Setuju1640%

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah1332.5%

Berdasarkan tabel 4.20 diatas didapati dari 40 responden yang diteliti, ternyata 40% responden menyatakan setuju terhadap Setelah menyaksikan tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda enggan membeli jajanan di pinggir jalan jatinangor yankni sebanyak 16 responden disusul dengan13 responden menyatakan sangat setuju,8 responden ragu ragu, 2 responden tidak setuju, dan sisanya 1 responden menyatakan sangat tidak setuju.Berdasarkan tabel diatas responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjadi khawatir untuk membeli jajanan di pinggir Jalan Jatinangor. Tayangan Reportase Investigasi cukup mempengaruhi pikiran responden untuk membeli jajanan di pinggir jalan.2. Setelah menyaksikan tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda memilih - milih jajanan yang dibeli di pinggir jalan JatinangorTabel 4.21AngkaPersen

Sangat Setuju1332.5%

Setuju1640%

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

Dari tabel 4.21 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden yag diteliti, ternyata 40% responden menyatakan setuju terhadap Setelah menyaksikan tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda memilih - milih jajanan yang dibeli di pinggir jalan Jatinangor yakni sebanyak 16 responden, disusul dengan 13 responden yang menyatakan sangat setju, 8 responden ragu ragu, 2 responden menyatkan tidak setuju, dan sisanya 1 responden menyatakan sangat tidak setuju.Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju, hal ini dapat disimpulkan bahwa tayangan Reportase Investigasi mampu mepengaruhi penontonya. Dalam hal ini menjadikan responden menjadi seorang yang memilih milih akan jajajan yang akan mereka beli, khususnya di pinggir jalan Jatinangor,

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanBerdasarkan data data yang telah terkumpul dan telah dianalisis peneliti pada bab sebelumnya serta pembahasan yang sidertai dengan teori teori. Maka peneliti akan mengambil kesimpulan secare menyeluruh. Dalam penelitian ini, penulis mengukur adakah hubungan terpaan tayangan Reportase Investigasi dengan penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor, dimana responden yang diteliti adalah masyarkaat sekitar Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Menurut hasil penelitian kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa hipotesis Ho ditolah dan Hi diterima. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara terpaan tayangan Reportase Investigasi dengan penjualan jajanan di pinggir jalan Jatinangor. Hal ini secara umum menunjukkan bahwa semakin jelas informasi yang diberikan mengenai kecurangan terhadap jajanan, maka semakin tinggi tingkat masyarkat yang enggan untuk membeli jajanan di pinggir jalan.5.2 SaranSaran yang dapat penulis sampaikan mengenai terpaan tayangan Reportase Investigasi dengan penjuala jajanan di pinggir Jalan Jatinangor sebagai berikut :1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang cukup berarti antara tayangan Reportase Investigasi dengan penjualan jajanan di pinggir jalan Jatonangor. Hal ini menunjukkan informasi yang disampaikan program Reportase Investigasi sudah cukup jelas, akurat, dan faktualAkan tetapi hal ini juga harus menjadi erhatian program Reportase Investigasi dalam menyampaikan suatu informasi. Penggunaan kata kata atau kalimat yang sedikit berlebihan artinya dapat mempengaruhi pengetahuan penonton. Selain itu cara pembuatan produk yang dicampurkan zat imia berbahaya tidak perlu dipraktekan secara spesifik cukup garis besarnya saja. Hal ini dapat dicontoh bagi pedagang lainnya yang ingin memperoleh keuntungan yang serupa dengan cara curang yang diperagakan oleh narasumber dalam program Reportase Investigasi.

DAFTAR PUSTAKAArdianto, Elvinaro & Erdinaya, Lukiati Komala.2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.mcQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Severin, Warner J., Tankard, James W .Jr. Teori Komunikasi : Sejarah, metode & Terpaan di Dalam Media Massa, (5th ed). Jakarta : Prenada Media Group.Signorielli, Nancy dan Michael Morgan. 1990. Cultivation Analysis : New Direction in Media Effects. California: Sage Publication.Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.Wahyudi, J.B. 1994. Dasar Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRANVariabelSub Variabel XIndikatorSkalaVariabel YIndikatorSkalaHipotesisUji Hipotesis

X : Tayangan Reportase InvestigasiTayangan diartikan sebagai sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan)(KBBI, 2005:1151)X1 : Intensitas Tayangan Reportase InvestigasiFrekuensiDurasiOrdinalY : Penjualan jajanan di pinggir jalan JatinangorKuantitas Penjualan OrdinalH0 X1 YH1 X1 = YGamma

X2 : Isi Pesan tayangan Reportase InvestigasiIsi pesan yang disampaikanOrdinalOrdinalH0 X2 YH1 X2 = YGamma

Pertanyaan Angket1. Jenis Kelamin ?a. Laki Lakib. Perempuan2. Usiaa. < 23 Tahunb. 23- 30 Tahunc. 30 37 Tahund. > 37 Tahun

3. Pekerjaana. Mahasiswab. PNSc. Pegawai Swastad. Wirausahawane. Lain Lain4. Pendidikan formala. SDb. SMPc. SMA/SMKd. D3e. S1/S2/S35. Lama responden menonton tayangan televisia. < 2 Jamb. 2 4 Jamc. > 4 JamIntensitasNo.PertanyaanSSSRRTSSTS

6Program tayangan reportase investigasi ditayangkan 2 kali dalam seminggu?

7Menonton tayangan Reportase Investigasi dari awal hingga akhir tayangan

Isi Pesan Tayangan Reportase InvestigasiNo.PertanyaanSSSRRTSSTS

8Cara pembuatan produk yang dicampurkan dengan zat berbahaya ditampilkan dengan jelas, sehingga dapat dengan mudah dimengerti

9Informasi mengenai produk makanan yang dicampur zat berbahaya disampaikan secara berurutan (mulai dari pembuatan hingga dampak yang ditimbulkan)

10Informasi hasil laboratorium tentang zatberbahaya disampaika pada akhir tayangan Reportase Investigasi

11Pendapat pakar dalam tayangan Reportase Investigasi diungkap secara menyeluruh dan apa adanya

12Kecurangan mencampurkan zat berbahaya pada makanan yang dilakukan narasumber dalam tayangan Reportase Invesigasi sesuai dengan kenyataan yang terjadi

13Solusi dalam membedakan produk yang aman dan tidak aman disampaikan dengan jelas dan dapat dipahami dengan baik

14Perbedaan produk yang telah dicampur zat berbahaya disampaikan dengan jelas sehingga dapat dipahami dengan baik

15Bahasa yang digunakan dalam tayangan Reportase Investigasi dapat dengan mudah dimengerti

16Pesan mengenai kecurangan yang dilakukan oleh pedagang berdasarkan situasi yang terjadi di masyarakat

17Program Reportase Investigasi memilih peristiwa yang sedang marak terjadi di lingkungan masyarakat

18Pada adegan penelusuran pelaku penipu gambar menggunakan efek hitam putih atau sephia

19Pengambilan gambar pada saat pelaku melakukan kecurangan jelas ditayangkan dan dapat dimengerti

Penjualan Jajanan di Pinggir Jalan JatinangorNoPertanyaanSSSRRTSSTS

20Setelah menyaksikan tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda enggan membeli jajanan di pinggir jalan jatinangor

21Setelah menyaksikan tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda memilih - milih jajanan yang dibeli di pinggir jalan Jatinangor

Coding Book

KolomNo.VariabelKeteranganNilai

1 2Nomor Responden

31Jenis KelaminLaki - Laki

Perempuan

42Usia< 23 Tahun

23 - 30 Tahun

30 - 37 Tahun

> 37 Tahun

53PekerjaanMahasiswa

PNS

Pegawai Swasta

Wirausaha

Lain - Lain

64Pendidikan formalSD

SMP

SMA/SMK

D3

S1/S2/S3

75Lama responden menonton tayangan televisi< 2 Jam

2 - 4 Jam

> 4 Jam

Sub Variabel X1

Intensitas Penggunaan Media

86Program tayangan Reportase InvestigasiSangat Setuju5

ditayangkan 2 kali dalam semingguSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

97Menonton tayangan Reportase Investigasi dari awalSangat Setuju5

hingga akhir tayanganSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

Sub Variabel X2

Isi Pesan Tayangan Reportase Investigasi

108Cara pembuatan produk yang dicampurkan zatSangat Setuju5

berbahaya yang ditampilkan jelas, sehingga dapatSetuju4

dengan mudah di mengertiRagu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

119Informasi mengenai produk makanan yang dicampurSangat Setuju5

zat berbahaya disampaikan secara berurutan (mulaiSetuju4

dari pembuatan hingga dampak yang ditimbulkan)Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1210Informasi hasil laboratorium tentang zatberbahayaSangat Setuju5

disampaika pada akhir tayangan Reportase InvestigasiSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1311Pendapat pakar dalam tayangan Reportase InvestigasiSangat Setuju5

diungkap secara menyeluruh dan apa adanyaSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1412Kecurangan mencampurkan zat berbahaya padaSangat Setuju5

makanan yang dilakukan narasumber dalam tayanganSetuju4

Reportase Invesigasi sesuai dengan kenyataan yangRagu - Ragu3

terjadiTidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1513Solusi dalam membedakan produk yang aman danSangat Setuju5

tidak aman disampaikan dengan jelas dan dapatSetuju4

dipahami dengan baikRagu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1614Perbedaan produk yang telah dicampur zat berbahayaSangat Setuju5

disampaikan dengan jelas sehingga dapat dipahamiSetuju4

dengan baikRagu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1715Bahasa yang digunakan dalam tayangan ReportaseSangat Setuju5

Investigasi dapat dengan mudah dimengertiSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1816Pesan mengenai kecurangan yang dilakukan olehSangat Setuju5

pedagang berdasarkan situasi yang terjadi diSetuju4

masyarakatRagu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

1917Program Reportase Investigasi memilih peristiwa yangSangat Setuju5

sedang marak terjadi di lingkungan masyarakatSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

2018Pada adegan penelusuran pelaku penipu gambarSangat Setuju5

menggunakan efek hitam putih atau sephiaSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

2119Pengambilan gambar pada saat pelaku melakukanSangat Setuju5

kecurangan jelas ditayangkan dan dapat dimengertiSetuju4

Ragu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

Variabel YKuantitas

2220Setelah menyaksikan tayangan Reportase InvestigasiSangat Setuju5

menjadikan anda enggan membeli jajanan di pinggirSetuju4

jalan jatinangorRagu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuju1

2321Setelah menyaksikan tayangan Reportase InvestigasiSangat Setuju5

menjadikan anda memilih - milih jajanan yang dibeliSetuju4

di pinggir jalan JatinangorRagu - Ragu3

Tidak Setuju2

Sangat Tidak Setuu1

P1Jenis KelaminAngkaPersen

Laki Laki1640%

Perempuan2460%

Jumlah40100%

P2UsiaAngkaPersen

< 23 Tahun2460%

23 30 Tahun615%

30 37 Tahun512,5%

> 37 Tahun512,5%

Jumlah40100%

P3AngkaPersen

Mahasiswa2050%

PNS615%

Pegawai Swasta410%

Wirausahawan25%

Lain Lain820%

Jumlah40100%

P4AngkaPersen

SD37,5%

SMP25%

SMA/SMK2050%

D3717,5%

S1/S2/S3820%

Jumlah40100%

P5AngkaPersen

< 2 Jam1025%

2 4 Jam2460%

> 4 Jam615%

Jumlah40100%

P6AngkaPersen

Sangat Setuju2050%

Setuju820%

Ragu Ragu1025%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

P7AngkaPersen

Sangat Setuju1947,5%

Setuju1025%

Ragu Ragu512,5%

Tidak Setuju410%

Sangat Tidak Setuju25%

Jumlah40100%

P8AngkaPersen

Sangat Setuju512,5%

Setuju1640%

Ragu Ragu1640%

Tidak Setuju12,5%

Sangat Tidak Setuju22,5%

Jumlah40100%

P9AngkaPersen

Sangat Setuju1332.5%

Setuju1640

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

P10AngkaPersen

Sangat Setuju5

Setuju7

Ragu Ragu20

Tidak Setuju6

Sangat Tidak Setuju2

Jumlah40100%

P11AngkaPersen

Sangat Setuju9

Setuju13

Ragu Ragu9

Tidak Setuju8

Sangat Tidak Setuju1

Jumlah40100%

P12AngkaPersen

Sangat Setuju37,5%

Setuju2152,5%

Ragu Ragu717,5%

Tidak Setuju922,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

P13AngkaPersen

Sangat Setuju25%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju1025%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

P14AngkaPersen

Sangat Setuju717,5%

Setuju2255%

Ragu Ragu1025%

Tidak Setuju12,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

P15AngkaPersen

Sangat Setuju820%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu37,5%

Tidak Setuju922,5%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

P16AngkaPersen

Sangat Setuju1025%

Setuju1947,5%

Ragu Ragu615%

Tidak Setuju512,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

P17AngkaPersen

Sangat Setuju1947,5%

Setuju1025%

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju12,5%

Sangat Tidak Setuju25%

Jumlah40100%

P18AngkaPersen

Sangat Setuju1025%

Setuju1922,5%

Ragu Ragu615%

Tidak Setuju512,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

P19AngkaPersen

Sangat Setuju37,5%

Setuju2152,5%

Ragu Ragu717,5%

Tidak Setuju922,5%

Sangat Tidak Setuju00%

Jumlah40100%

P20AngkaPersen

Sangat Setuju1332.5%

Setuju1640

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah1332.5%

P21AngkaPersen

Sangat Setuju1332.5%

Setuju1640

Ragu Ragu820%

Tidak Setuju25%

Sangat Tidak Setuju12,5%

Jumlah40100%

Coding Sheet1234567891011121314151617181920212223

01111311322132212122222

02111322321414321213341

03223523431424432122241

04245211132212222112322

05115213132442432113422

06243413221444443422241

07111311231132321124421

08223412331444434113441

09243431122222212112222

10211331131444421112141

11111324132433431112132

12111313433112212234323

13122524455222212113425

14245531122422212232122

15111313111444322221241

16222431222233311211332

17211311233452222214423

18145422112434322232242

19212531121423312222331

20235422133444322221243

21112421331434222212341

22215411212522422212422

23211323121242234451221

24111322132422222222222

25211321123333334322233

26122521231442434432221

27111323322432434452222

28211321154512222212224

29234521122122433432322

30211332131422222221221

31211323132432224341222

32122521223311122214413

33211323122223535332232

34234521121112221211221

35111322522422224311222

36235222233411121231213

37111321544313221213434

38211321222222224313222

39211323413323223214433

40235221213311224331213

Tabulasi Silang