perbedaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.docx

24
PEMBAHASAN 2.1 Mewujudkan Konsep Good Governance di medan Terjadinya krisis ekonomi di medan antara lain disebabkan oleh tatacara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Masalah-masalah tersebut juga telah menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin meningkat, jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan telah menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan masih berlangsungnya praktek dan perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan yang baik, yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi. Konsep Good Governance sebenarnya telah lama dilaksanakan oleh semua pihak yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, namun demikian masih banyak yang rancu memahami konsep Governance. Secara sederhana, banyak pihak menerjemahkan governance sebagai Tata Pemerintahan. Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur dan manajemen lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (government) hanyalah salah satu dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance. Dua aktor lain adalah private sektor (sektor

Upload: mamad-nobutisis

Post on 23-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

PEMBAHASAN

2.1  Mewujudkan Konsep Good Governance di medan

Terjadinya krisis ekonomi di medan antara lain disebabkan oleh tatacara

penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya timbul

berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah

penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas

pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Masalah-masalah tersebut juga telah

menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin

meningkat, jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan

telah menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah yang dapat mengancam

persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan

masih berlangsungnya praktek dan perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata

pemerintahan yang baik, yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi.

Konsep Good Governance sebenarnya telah lama dilaksanakan oleh semua pihak

yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, namun demikian masih banyak yang rancu

memahami konsep Governance. Secara sederhana, banyak pihak menerjemahkan governance

sebagai Tata Pemerintahan. Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur

dan manajemen lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (government) hanyalah

salah satu dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance. Dua

aktor lain adalah private sektor (sektor swasta) dan civil society (masyarakat madani).

Karenanya memahami governance adalah memahami bagaimana integrasi peran antara

pemerintah (birokrasi), sektor swasta dan civil society dalam suatu aturan main yang

disepakati bersama. Lembaga pemerintah harus mampu menciptakan lingkungan ekonomi,

politik, sosial budaya, hukum dan keamanan yang kondusif. Sektor swasta berperan aktif

dalam menumbuhkan kegiatan perekonomian yang akan memperluas lapangan kerja dan

meningkatkan pendapatan, sedangkan civil society harus mampu berinteraksi secara aktif

dengan berbagai macam aktifitas perekonomian, sosial dan politik termasuk bagaimana

melakukan kontrol terhadap jalannya aktifitas-aktifitas tersebut.

Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan

yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam

pengelolaan sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal untuk

mencapai good governance adalah adanya transparansi, akuntabilitas, partisipasi,

pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan publik yang

Page 2: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan, efektif dan efisien, serta mampu menjawab

ketentuan dasar keadilan. Sebagai bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka harus

keterlibatan masyarakat di setiap jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja, 2009).

Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur

hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat yang

saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya sebuah negara serta

pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa

setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok, dan/atau

kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap

kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa yang

namanya “good governance” benturan kepentingan selalu lawan utama. Kepentingan

melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang membuat sulit tercapainya kata

“sepakat”. Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada

proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara

bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor

swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan

memberikan pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan

sistem pemerintahan yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Meruju pada 3 (tiga)

pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan

pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak pemerintah

(penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak ekonomi), dan

masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling berperan dan

mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan harmonisasi antar

pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun dengan keadaan Indonesia saat ini masih sulit

untuk bisa terjadi (Efendi, 2005).

Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas

keadaan Indonesia saat ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang berpengaruh

terhadap clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005):

1.    Integritas Pelaku Pemerintahan

Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku

pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk

melakukan penyimpangan misalnya korupsi.

2.    Kondisi Politik dalam Negeri

Page 3: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan oleh

politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis

yang berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan

perbaikan.

3.    Kondisi Ekonomi Masyarakat

Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan

mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.

4.    Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai

kebijakan pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang

merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat juga menjalankan fungsi

pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun jika

masyarakat yang belum berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial

di dalamnya seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good

governance bisa ditegakkan.

5.    Sistem Hukum

Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum

merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem hukum

akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Good

governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh karena

itu penguatan sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi

terwujudnya good governance.

2.2  Prinsip- Prinsip Good GovernanceIndonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan

mendambakan terciptanya good governance. Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa

hal tersebut masih sangat jauh dari harapan. Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak

adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa

masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai. Untuk mencapai

good governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good

governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting pemerintahan. Dengan

melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya  yaitu pemerintah,

korporasi, dan masyarakat sipil hendaknya saling menjaga, saling support dan berpatisipasi

aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan

Page 4: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di

dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu

pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan

semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-

prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini:

1.      Partisipasi Masyarakat

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik

secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili

kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan

berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara

konstruktif.

2.      Tegaknya Supremasi Hukum

Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di

dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.

3.      Transparansi

Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses

pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang

berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan

dipantau.

4.      Peduli pada Stakeholder

Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua

pihak yang berkepentingan.

5.      Berorientasi pada Konsensus

Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda

demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-

kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan

prosedur-prosedur.

6.      Kesetaraan

Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau

mempertahankan kesejahteraan mereka.

7.      Efektifitas dan Efisiensi

Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai

kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada

seoptimal mungkin.

Page 5: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

8.      Akuntabilitas

Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi

masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga

yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya

tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.

9.      Visi Strategis

Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas

tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang

dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus

memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar

bagi perspektif tersebut.

2.3  Kaitan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pelayanan PublikMenerapkan praktik good governance dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan

kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar. Salah satu pilihan strategis

untuk menerapkan good governance di Indonesia adalah melalui penyelenggaraan pelayanan

publik. Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi strategis untuk

memulai menerapkan good governance.

Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh semua aktor

dari unsur good governance. Para pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan

dunia usaha sama-sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik.

Ada tiga alasan penting yang melatar-belakangi bahwa pembaharuan pelayanan publik dapat

mendorong praktik good governance di Indonesia. Pertama, perbaikan kinerja pelayanan

publik dinilai penting oleh stakeholders, yaitu pemerintah , warga, dan sektor usaha. Kedua,

pelayanan publik adalah ranah dari ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat

intensif. Ketiga, nilai-nilai yang selama ini mencirikan praktik good governance

diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata melalui pelayanan publik

Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan sarat dengan permasalahan,

misalnya prosedur pelayanan yang bertele-tele, ketidakpastian waktu dan harga yang

menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar oleh masyarakat. Hal ini

menyebabkan terjadi ketidakpercayaan kepada pemberi pelayanan dalam hal ini birokrasi

sehingga masyarakat mencari jalan alternatif untuk mendapatkan pelayanan melalui cara

tertentu yaitu dengan memberikan biaya tambahan. Dalam pemberian pelayanan publik,

disamping permasalahan diatas, juga tentang cara pelayanan yang diterima oleh masyarakat

Page 6: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

yang sering melecehkan martabatnya sebagai warga Negara. Masyarakat ditempatkan sebagai

klien yang membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, sehingga harus tunduk pada ketentuan

birokrasi dan kemauan dari para pejabatnya. Hal ini terjadi karna budaya yang berkembang

dalam birokrasi selama ini bukan budaya pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya

kekuasaan.

Upaya untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang baik dengan pelayanan publik

barangkali bukan merupakan hal yang baru. Namun keterkaitan antara konsep good-

governance (tata-pemerintahan yang baik) dengan konsep public service (pelayanan publik)

tentu sudah cukup jelas logikanya publik dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain yang

membuktikan betapa pentingnya pelayanan publik ialah keterkaitannya dengan tingkat

kesejahteraan rakyat. Inilah yang tampaknya harus dilihat secara jernih karena di negara-

negara berkembang kesadaran para birokrat untuk memberikan pelayanan yang terbaik

kepada masyarakat masih sangat rendah.

Secara garis besar, permasalahan penerapan Good Governance meliputi :

1.        Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat; 2.        Tingginya kompleksitas permasalahan dalam mencari solusi perbaikan; 3.        Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktek KKN, dan masih

lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur; 4.        Makin meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik; 5.        Meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik antara lain

transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta taat pada hukum; 6.        Meningkatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung jawab, kewenangan dan pengambilan

keputusan dalam era desentralisasi;7.        Rendahnya kinerja sumberdaya manusia dan kelembagaan aparatur; sistem kelembagaan

(organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan daerah yang belum memadai; Untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam buku van walt yang berjudul changing

public services values mengatakan bahwa para birokrat bekerja dalam sebuah bermuatan nilai

dan lingkungan yang yang didorong oleh sejumlah nilai. nilai-nilai ini yang menjadi pijakan

dalam segala aktivitas birokrasi saat memberi pelayanan publik.

Terkait dengan pernyataan tersebut ada beberapa nilai yang harus dipegang teguh para

formulator saat mendesain suatu naklumat pelayanan. beberapa nilai yang dimaksud yakni

1.        Kesetaraan2.        Keadilan 3.        Keterbukaan 4.        Kontinyuitas dan regualitas 5.        Partisipasi 6.        Inovasi dan perbaikan 7.        Efesiensi8.               E fektifitas

Page 7: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

Dengan metode tersebut  penerapan prinsip good governance dalam pelayanan publik

akan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang telah diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik,

pada dasarnya menuntut keterlibatan seluruh komponen pemangku kepentingan, baik di

lingkungan birokrasi maupun di lingkungan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan yang

baik, adalah pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan pelayanan

harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Esensi kepemerintahan yang baik (good

governance) dicirikan dengan terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan

dengan esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan untuk memberikan

keleluasaan kepada daerah mengatur dan mengurus masyarakat setempat, dan meningkatkan

pelayanan publik.

Beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik (khususnya dibidang perizinan

dan non perizinan) menjadi strategis, dan menjadi prioritas sebagai kunci masuk untuk

melaksanakan kepemerintahan yang baik di Indonesia. Salah satu pertimbangan mengapa

pelayanan publik menjadi strategis dan prioritas untuk ditangani adalah, karena dewasa ini

penyelenggaraan pelayanan publik sangat buruk dan signifikan dengan buruknya

penyelenggaraan good governance. Dampak pelayanan publik yang buruk sangat dirasakan

oleh warga dan masyarakat luas, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan

terhadap kinerja pelayanan pemerintah. Buruknya pelayanan publik, mengindikasikan kinerja

manajemen pemerintahan yang kurang baik.

Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang dilakukan

oleh pemerintah atau pemerintah daerah, selama ini didasarkan pada paradigma rule

government (pendekatan legalitas). Dalam merumuskan, menyusun dan menetapkan

kebijakan senantiasa didasarkan pada pendekatan prosedur dan keluaran (out put), serta

dalam prosesnya menyandarkan atau berlindung pada peraturan perundang-undangan atau

mendasarkan pada pendekatan legalitas. Penggunan paradigma rule government atau

pendekatan legalitas, dewasa ini cenderung mengedepankan prosedur, hak dan kewenangan

atas urusan yang dimiliki (kepentingan pemerintah daerah), dan kurang memperhatikan

prosesnya. Pengertiannya, dalam proses merumuskan, menyusun dan menetapkan kebijakan,

kurang optimal melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan di lingkungan birokrasi,

maupun masyarakat).

Pendidikan, Kesehatan dan Hukum (administrasi) adalah tiga komponen dasar

pelayanan publik yang harus diberikan oleh penyelenggaran negara (pemerintah) kepada

rakyat. Hingga saat ini, pelayanan tersebut tampak belum maksimal. Kondisi iklim investasi,

Page 8: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

kesehatan, dan pendidikan saat ini sangat tidak memuaskan, sebagai akibat tidak jelasnya dan

rendahnya kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh institusi-institusi pemerintahan. Bahkan

muncul berbagai permasalahan; masih terjadinya diskriminasi pelayanan, tidak adanya

kepastian pelayanan, birokrasi yang terkesan berbelit-belit serta rendahnya tingkat kepuasan

masyarakat. Faktor-faktor penyebab buruknya pelayanan publik selama ini antara lain:

a. Kebijakan dan keputusan yang cenderung menguntungkan para elit politik dan sama

sekali tidak pro rakyat.

b. Kelembagaan yang dibangun selalu menekankan sekedar teknis-mekanis saja dan

bukan pedekatan pe-martabat-an kemanusiaan.

c. Kecenderungan masyarakat yang mempertahankan sikap nrima (pasrah) apa adanya

yang telah diberikan oleh pemerintah sehingga berdampak pada sikap kritis

masyarakat yang tumpul.

d. Adanya sikap-sikap pemerintah yang berkecenderungan mengedepankan informality

birokrasi dan mengalahkan proses formalnya dengan asas mendapatkan keuntungan

pribadi.

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah

organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu Pemerintah Daerah, unsur kedua, adalah

penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang

berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh

penerima layanan (pelanggan).

1.        Unsur pertama menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki posisi kuat sebagai (regulator) dan sebagai pemegang monopoli layanan, dan menjadikan Pemda bersikap statis dalam memberikan layanan, karena layanannya memang dibutuhkan atau diperlukan oleh orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan. Posisi ganda inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab buruknya pelayanan publik yang dilakukan pemerintah daerah, karena akan sulit untuk memilah antara kepentingan menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi meningkatkan pelayanan.

2.        Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau memerlukan layanan (penerima layanan), pada dasarnya tidak memiliki daya tawar atau tidak dalam posisi yang setara untuk menerima layanan, sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Posisi inilah yang mendorong terjadinya komunikasi dua arah untuk melakukan KKN dan memperburuk citra pelayanan dengan mewabahnya Pungli, dan ironisnya dianggap saling menguntungkan.

3.        Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsur kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (Pemerintah), untuk menetapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berorienntasi untuk memuaskan pelanggan, dan dilakukan melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen pemerintahan daerah.

Page 9: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif

Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

B. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif[1]. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini[2]:

Page 10: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.\

Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.

Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.

Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif

Page 11: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukanemik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

Keunggulan Negara

"10 KEUNGGULAN BANGSA INDONESIA"

1. Indonesia merupakan Negara dengan sukubangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat

Page 12: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

lebih dari 750 suku bangsa/etnis, dimana di Papuasaja terdapat 270 suku.

2. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak,yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa indukyang digunakan berbagai suku bangsa diIndonesia. Bahasa nasional adalah bahasaIndonesia walaupun bahasa daerah denganjumlah pemakai terbanyak diIndonesia adalah bahasa Jawa.

3. Indonesia adalah negara muslim terbesar didunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesiasekitar 216 juta jiwa atau 88% dari pendudukIndonesia. Juga memiliki jumlahmasjid terbanyak dan Negara asal jamaah hajiterbesar di dunia.

4. Monumen Budha (candi) terbesar di duniaadalah Candi Borobudur di Jawa Tengahdengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjangrelief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama40 tahun oleh DinastiSyailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno(750-850). Dan ini adalah salah satu dari 7keajaiban dunia!

5. Masyarakat Jawa (Jatim, Jateng, Jogjakarta)adalah penduduk terpadat di dunia dimanasekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar130 juta jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya7% dari seluruh wilayah RI.

6. Republik Indonesia adalah Negara pertama yanglahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II padatahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua didunia.

7. Tim bulutangkis Indonesia adalah yangterbanyak merebut lambang supremasibulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002) danjuara all England terbanyak.

8. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG)terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia)juga produsen timah terbesarkedua.

9. Indonesia adalah Negara maritim terbesar didunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 danpanjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir25% panjang pantai di dunia.

10. Punya Lautan Luas. Negara ini punya Lautanterluas di dunia. Di kelilingi dua samudra yaituPasifik dan Hindia hingga tidak heran memilikijutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain.Saking kayanya laut negara ini sampai-sampai

Page 13: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

negara lain pun ikut memanen ikan di lautannegara ini.

Keunggulan desa :

POTENSI KEUNGGULAN DESA

Desa Gongseng merupakan salah satu desa di Kecamatan Megaluh yang memiliki letak yang strategis secara geografis sebelah barat Desa Gongseng merupakan saluran pengairan Turi Lama Sungai Brantas yang mana sungai tersebut bermanfaat bagi masyarakat dan sangat potensial untuk kegiatan pertanian. Demikian juga dengan kondisi tanah yang sebagian relatif datar dan subur dapat menunjang produktivitas pertanian.

Desa Gongseng sendiri merupakan Desa yang potensi unggulannya di bidang pertanian. Adapun tanaman unggulannya adalah semangka dan garbis dismaping tanaman pokok padi. Selain itu di Desa Gongseng juga berkembang beberapa industri kecil dan menengah seperti industri pembuatan tas atau dompet, pembuatan gypsum dan perusahaan konveksi,percetakan dan sablon.

PENGERTIAN METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN

PENGERTIAN METODE

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara umum atau luas  metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.

Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.

PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN

Page 14: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupak an suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.  Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia  yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang belum pernah diketahui.

2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.

3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

4. Beberapa Hal Tentang Pengertian Metode5.

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara umum atau luas  metode atau metodik berarti ilmu tentang jalanyang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuanbelajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.  Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.

metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.

Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah :Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnyaproses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan

6.

Page 15: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

7.

8. Pengertian Metodologi9.

Banyak orang yang menyamakan istilah antara metode dan metodologi yang padahal memiliki pengertian yang berbeda di antara keduanya.

Tentang perbedaan keduanya, Noeng Muhadjir menyebutkan bahwametodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, baik kelebihan dan kekurangannya dalam kajian ilmiah, yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang terbaik untuk digunakan. Sedangkan metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitiannya.Selain itu dengan redaksi yang lebih ringkas, kita bisa mendefenisikan metodologi sebagai pengetahuan tentang metode-metode yang dipergunakan dalam penelitian. Sedangkan metode adalah prosedur ataucara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini, yakni tekhnik yaitucara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.

Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan "logos". Kata "metodos" terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatujalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. "Logos" artinya ilmu.Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.

Metode di lakukan :

Pengelasan bawah air adalah suatu proses dimana logam meleleh bersama-sama di bawah air baik memperbaiki struktur atau membuat struktur baru. Digunakan pada sumur minyak, kapal, dan struktur bawah air lainnya, pengelasan bawah air dilakukan dengan salah satu dari dua metode.

Yang pertama adalah pengelasan hiperbarik, dimana struktur yang dibuat sekitar lasan dan lingkungan bertekanan dibuat. Yang kedua adalah pengelasan busur, dimana elektroda pengelasan mengandung lapisan fluks yang melepaskan gas untuk menjaga integritas las.

Karena bahaya shock, ledakan dan keracunan, pengelasan bawah air hanya dilakukan oleh para profesional dengan baik menyelam dan bersertifikasi pengelasan.

Metodelogi di lakukan :

Page 16: PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.docx

Pengaruh eksternal dalam memformulasikan strategi

Dalam fase pertama formulasi strategi, variabel dan pengaruh eksternal adalah sebagai berikut:

Varibel Lingkungan: Ekspektasi badan-badan pemerintahan dan badan-badan regulasi, komunitas lokal dan global dimana organisasi beroperasi, kecenderungan (trends) yang bersifat ekonomis dan teknologis, ancaman dan peluang, serta kecenderungan dalam masyarakat secara luas.

Para pemegang saham dan perusahaan induk: Hubungan timbal balik antara perusahaan dengan mereka yang menyumbang pada kemampuan finansial organisasi dan pada keuntungan dari hasil-hasil finansial.

Para pelanggan dan pasar: Hubungan timbal balik antara mereka yang mempunyai kebutuhan yang kemungkinan besar dipenuhi oleh organisasi dan produk serta jasa yang kemungkinan besar memenuhi kebutuhan tersebut.

Para pemasok dan pemilik sumber daya: Sumber-sumber bahan baku dan komponen-komponen di luar organisasi, maupun teknologi, manusia, modal dan bahkan seluruh kemampuan yang di-outsource.

Para kompetitor: Lain-lain yang terlibat dalam menciptakan nilai yang sama. Persaingan terjadi baik di hulu (baik para pemasok/ sumber daya) maupun di hilir (bagi para pelanggan/pasar).