metode kuantitatif bisnis_new2

194
CATATAN KULIAH STIE NUSANTARA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN 1998

Upload: yudibralista

Post on 09-Nov-2015

149 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

EKONOMI MANAJERIAL

TRANSCRIPT

  • CATATAN KULIAH

    STIE NUSANTARA

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

    1998

  • STIE NUSANTARA

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

    TOPIK BAHASAN

    METODE KUANTITATIF UNTUK BISNIS

    Pertemuan

    Tanggal

    Topik Bahasan

    Bahan Bacaan

    1 1 Juli 1998 Linear Programming EGC, ch. 2, 3, 4

    ASW, ch. 2, 3

    MS, ch. 3

    2 8 Juli 1998 Analisa Sensitivitas Linear

    Programming

    EGC, ch. 5

    ASW, ch. 3

    MS, ch. 4

    3 15 Juli 1998 Aplikasi Linear Programming MS, ch. 3

    ASW, ch. 4

    4 22 Juli 1998 Integer Programming ASW, ch. 8

    EGC, ch. 8

    MS, ch. 8

    5 19 Agustus 1998 Analytic Hierarchy Process ASW, ch. 15

    6 5 Agustus 1998 Pembahasan Kasus : Red Brand

    Canners

    EGC hal. 83-86

    EGC hal. 205-206

    7 12 Agustus 1998 Ujian Sisipan

    8 29 Juli 1998 Goal Programming ASW, ch. 15

    EGC, ch. 11

    BT, ch. 9

    9 26 Agustus 1998 Optimasi Non Linear EGC, ch. 12

    T, ch. 4, 8

    10 2 September 1998 Analisa Network ASW, ch. 7 & 9

    EGC, ch. 9

    MS, ch. 9

    11 9 September 1998 Project Scheduling EGC, ch. 15

    MS, ch. 10

    12 16 September 1998 Teori Pengambilan Keputusan

    dan Decision Tree

    EGC, ch. 14

    13 23 September 1998 Game Theory BT, ch. 11

    14 30 September 1998 Pembahasan Kasus :

    - Johnsons Metal - To Drill or not to Drill

    EGC, ch. 14

    Hal. 659-660

    15 7 Oktober 1998 Ujian Akhir

  • STIE NUSANTARA

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

    SILABUS

    MATA KULIAH : METODE KUANTITATIF UNTUK BISNIS

    Tujuan Pengajaran

    Kuliah Metode Kuantitatif untuk Bisnis bertujuan untuk memberikan konsep berpikir

    kuantitatif dalam memecahkan persoalan bisnis. Focus kuliah adalah pada pembuatan

    model matematis dari persoalan yang dihadapi, yang kemudian dipecahkan dengan

    bantuan program komputer.

    Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa diharapkan dapat mempergunakan konsep

    kuantitatif untuk membuat model matematis, memecahkan model tersebut dengan

    software komputer dan menggunakan solusi komputer sebagai alat bantu dalam

    mengambil keputusan.

    Daftar Pustaka

    Selain Catatan Kuliah yang diberikan oleh dosen, buku yang menjadi referensi

    perkuliahan ini adalah :

    1. Anderson, Sweeney & Williams, Introductory Management Science, 8th Edition,

    1997 (ASW).

    2. Eppen, Gould, Schmidt, Introductory Management Science, 4th Edition, 1993

    (EGC).

    3. Taylor, Bernard W, Introduction to Management Science, 5th Edition, 1993 (BT).

    4. Mathur & Solow, Management Science, 1994 (MS).

    5. Tan, Applied Calculus, 3rd Edition, 1994 (T).

    Buku No. 1 dan 2 adalah buku wajib.

    Software

    Software yang digunakan dalam kuliah ini adalah LINDO, GINO, LINGO dan QSB.

    Software LINDO dan LINGO versi terbaru dengan kapasitas terbatas dapat

    didownload secara gratis dari Lindo System di http : //www.lindo.com/.

    Software yang lain akan diberikan oleh bagian administrasi pendidikan.

    Tata Cara Pengajaran

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal, mahasiswa diharapkan untuk selalu mengikuti

    perkuliahan, membaca bahan perkuliahan terutama Catatan Kuliah sebelum

    perkuliahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

  • Tugas-tugas dapat berupa kuis, pekerjaan rumah dan pembahasan kasus yang

    bertujuan untuk mematangkan pemahaman setiap topik bahasan baik dari segi konsep

    dan teori maupun aplikasi pada persoalan nyata.

    Sistem Penilaian

    Nilai ujian akan dihitung dengan bobot sebagai berikut :

    Ujian Sisipan : 30%

    Ujian Akhir : 40%

    Pekerjaan Rumah & Kasus : 20%

    Kehadiran : 10%

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    1. Linear Programming

    1. Pengantar LP-1

    2. Komponen Linear Programming LP-1

    2.1 Decision Variables LP-1

    2.1.1 Objective Function LP-2

    2.1.2 Constraint LP-2

    3. Pemecahan secara Grafis LP-2

    4. Kasus Khusus pada Liear Programming LP-4

    4.1 Infeasible Linear Programming LP-4

    4.2 Unbounded Linear Programming LP-4

    4.3 Redundant Constraint LP-5

    5. Pemecahan menggunakan Lindo LP-6

    6. Pekerjaan Rumah LP-7

    6.1 Dari ASW LP-7

    6.2 Dari EGC LP-7

    2. Analisa Sensitivitas Linear Programming

    1. Pengantar ASLP-1

    2. Pendekatan Grafis pada Analisa Sensitivitas ASLP-1

    2.1 Analisa Sensitivitas pada Objective Function ASLP-1

    2.2 Analisa Sensitivitas pada Right-Hand-side (RHS) ASLP-3

    3. Menggunakan Lindo ASLP-4

    4. Pekerjaan Rumah ASLP-7

    4.1 Dari EGC ASLP-7

    3. Aplikasi Linear Programming

    1. Pengantar ALP-1

    2. Aplikasi ALP-1

    2.1 Aplikasi Marketing ALP-1

    2.1.1 Biggs Departement Store ALP-1

    2.1.2 Market Survey, Inc ALP-3

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    2.2 Aplikasi Keuangan ALP-5

    2.2.1 Individual Investor ALP-5

    2.2.2 Longers Boats Yacht Company ALP-7

    2.3 Aplikasi Produksi ALP-8

    2.3.1 Astro dan Cosmo ALP-8

    2.3.2 Make or Buy Problem of MYV Steel

    Company ALP-9

    2.4 Aplikasi Personalia ALP-12

    2.4.1 Security Force Scheduling ALP-12

    2.4.2 Work Force Assignment ALP-14

    2.5 Diet Problem ALP-18

    2.6 Blending Problem ALP-20

    3. Pekerjaan Rumah ALP-22

    3.1 Dari ASW ALP-22

    3.2 Dari EGS ALP-22

    4. Integer Programming

    1. Pengantar IP-1

    2. Contoh Pemecahan Secara Grafis IP-1

    2.1 Analisa Sensitivitas pada Objective Function IP-1

    3. Pemecahan menggunakan Lindo IP-2

    4. Contoh Aplikasi IP-3

    4.1 Capital Budgeting IP-3

    4.2 RMC Problem IP-5

    4.3 Distribution System Design IP-6

    5. Variasi dari Binary Integer Constraint IP-9

    6. Analisa Sensitivitas IP-9

    7. Pekerjaan Rumah IP-10

    7.1 Dari Buku ASW IP-10

    7.2 Dari Buku EGC IP-10

    5. Analytic Hierarchy Process

    1. Pengantar AH-1

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    2. Pengambilan Keputusan dengan AHP AH-1

    2.1 Menentukan Criteria AH-1

    2.2 Membuat Hierarchy AH-1

    2.3 Membuat Pairwise Comparison Scale AH-1

    2.4 Membuat Pairwise Comparison Matrix AH-2

    2.4.1 Pairwise Comparison Matrix Price thd

    A,B,C AH-2

    2.4.2 Pairwise Comparison Matrix MPG thd

    A,B,C AH-3

    2.4.3 Pairwise Comparison Matrix Comfort thd

    A,B,C AH-3

    2.4.4 Pairwise Comparison Matrix Style thd

    A,B,C AH-3

    2.4.5 Pairwise Comparison Matrix Criteria

    thd Criteria AH-3

    2.5 Menghitung Relative Prioritas setiap Criteria AH-4

    2.5.1 Relative Priorities Price AH-4

    2.5.2 Relative Priorities MPG AH-4

    2.5.3 Relative Priorities Comfort AH-4

    2.5.4 Relative Priorities Style AH-5

    2.5.5 Relative Prioritas Criteria AH-5

    2.6 Menghitung Consistency Ratio (CR) AH-5

    2.6.1 Consistensy Ratio Price AH-5

    2.6.2 Consistensy Ratio MPG AH-6

    2.6.3 Consistensy Ratio Comfort AH-7

    2.6.4 Consistensy Ratio Style AH-7

    2.6.5 Consistensy Ratio Criteria AH-7

    2.7 Membuat Overall Priority Ranking AH-8

    2.8 Rekomendasi AH-8

    2.9 Pekerjaan Rumah AH-8

    6. Pembahasan Kasus : Red Brand Canners (EGC hal. 83-86)

    Dan hal. 205-206)

    7. Ujian Sisipan

    8. Goal Programming

    1. Pengantar GP-1

    2. Dasar Teori GP-1

    2.1 Deviation Variables (d+ dan d

    -) GP-1

    2.2 Objective Function, System Constraint

    Dan Goal Programming GP-3

    2.3 Absolute Priority dan Weighted Priority GP-5

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    3. Contoh GP-5

    3.1 Nicole Investment Advisor GP-5

    3.2 Swensons Media Selection Problem GP-8

    4. Pekerjaan Rumah GP-12

    4.1 Dari ASW GP-12

    4.2 Dari EGC GP-12

    4.3 PT. SIGMA GP-13

    4.4 Multiperiod Investment Problem GP-13

    9. Optimasi Non Linear

    1. Pengantar NL-1

    2. Dasar Teori NL-1

    2.1 Review Calculus NL-1

    2.1.1 Differentiation NL-1

    2.1.2 Menggambar Kurva Fungsi 1 Variabel NL-2

    2.1.2.1 Contoh :

    f(x) = 1/3x3 4x2 + 12x + 5 NL-3

    2.1.2.2 Contoh :

    F(x) = + 6x2 12x + 30 NL-4

    2.1.3 Maximum dan Minimum Fungsi 2

    Variabel tanpa Constraint NL-6

    2.2 Maximum dan Minimum Fungsi 2 Variabel

    dengan Equality Constraint (Lagrange

    Multiplier) NL-7

    2.2.1 Contoh :

    Max f(X1, X2) = 25 X12 X22; St 2x1 + X2 = 4 NL-8

    3. Aplikasi NL-9

    3.1 Fungsi 1 Variabel NL-9

    3.1.1 Pembelian Tanah Real Estate NL-9

    3.1.2 Pembangunan Jaringan Pipa NL-10

    3.2 Fungsi 2 Variabel Tanpa Constraint NL-11

    3.2.1 Importing Coconut Oil NL-11

    3.3 Lagrange Multiplier NL-12

    3.3.1 Robertson Control Company NL-12

    3.4 Multivariabel Programming NL-13

    3.4.1 Astro/Cosmo NL-13

    4. Pekerjaan Rumah NL-14

    4.1 Dari EGC NL-14

    4.2 Sollar Collection Panels NL-14

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    4.3 PT. Sri Rejeki NL-15

    4.4 Perusahaan Kereta Api NL-15

    4.5 Leisure World Travel NL-15

    10. Analisa Network

    1. Pengantar AN-1

    2, Transportation dan Transhipment AN-1

    2.1 Variasi dari Transportationdan Transhipment AN-4

    2.1.1 Jika Muncul Demand Baru AN-4

    2.1.2 Jika Terjadi Kerusakan AN-4

    2.1.3 Jika Terdapat Inventory AN-5

    2.1.4 Maximum Profit jika diketahui Harga

    Jual dan Biaya Produksi AN-5

    2.1.5 Jika Demand Meningkat 2 kali lipat

    dan perlu dibangun Pabrik Baru AN-6

    3. Shortest Route AN-8

    4. Assignment Problem AN-10

    4.1 Jika karyawan bisa bertugas di 3 proyek AN-12

    4.2 Jika karyawan tidak boleh bertugas di

    Proyek tertentu AN-12

    4.3 Jika karyawan tertentu tidak boleh

    mendapat tugas bersama-sama AN-12

    4.4 Solusi Lindo Gabungan 4.1, 4.2 dan 4.3 AN-12

    5. Maximum Flow AN-14

    6. Minimal Spanning Tree AN-18

    7. Travelling-Salesman Problem AN-19

    8. Pekerjaan Rumah AN-21

    8.1 Dari Buku EGC AN-21

    8.2 Dari Buku ASW AN-21

    11. Project Scheduling

    1. Pengantar PS-1

    2. Pembuatan Project Network PS-1

    3. Critical path Method (CPM) PS-3

    3.1 Duration PS-3

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    3.2 Earliest Start Time (ES) dan Earliest

    Finish Time (EF) PS-3

    3.3 Latest Start Time (LS) dan Latest Finish

    Time (LF) PS-4

    3.4 Menentukan Critical Path PS-5

    3.5 Crashing Model PS-6

    3.5.1 Menggunakan Lindo PS-6

    3.5.1.1 Model Minimum Crashing

    Model PS-6

    3.5.1.2 Model Minimum Completion

    Time PS-9

    3.5.2 Menggunakan QSB PS-13

    3.6 Crashing Time Cost Trade Off PS-14

    3.7 General Relationship of time and Cost PS-14

    4. Project Evaluation Review Technique (PERT) PS-15

    5. Project Cost Management PS-19

    5.1 Budget berdasarkan Earliest Strart Time PS-19

    5.2 Budget berdasarkan Latest Start Time PS-19

    5.3 Cummulative Budget vs. Time PS-22

    6. Pekerjaan Rumah PS-22

    6.1 Dari ASW PS-22

    6.2 Dari EGC PS-22

    12. Teori Pengambilan Keputusan dan Decision Tree

    1. Pengantar TD-1

    2. Contoh Star Production TD-1

    2.1 Decision Making Without Probabilities TD-1

    2.1.1 Optimistic Approach TD-2

    2.1.2 Conservative Approach TD-2

    2.1.3 Minimax Regret Approach TD-2

    2.2 Decision Making dengan Probabilities TD-3

    2.2.1 Maximum Expected Profit TD-4

    2.2.2 Expected Value of Perfect Information

    (EVPI) TD-4

    3. Contoh PROTRAC TD-5

    3.1 Menghitung Maximum Ecpected Profit TD-5

  • DAFTAR ISI

    Pertemuan Topik Bahasan Halaman

    3.2 Sensitivity Analysis TD-6

    3.3 Conditional Probability TD-7

    3.3.1 Expected Value of Sample Information

    (EVSI) TD-7

    3.3.2 Test or No-Test TD-10

    4. Konsep Utility TD-13

    4.1 Risk-Averse TD-14

    4.2 Risk-Seeking TD-15

    4.3 Risk-Indifferent TD-15

    5. Pekerjaan Rumah TD-16

    5.1 Dari ASW TD-16

    5.2 Dari EGC TD-16

    13. Game Theory

    1. Pengantar GT-1

    2. Optimal Solusi dari Two-Person Zero-Sum Game GT-1

    2.1 Pure Strategy GT-1

    2.2 Mixed Strategy GT-2

    2.2.1 Cara Manual GT-3

    2.2.2 Cara Grafis GT-4

    2.2.3 Menggunakan Linear Programming GT-5

    3. Contoh Soal GT-7

    4. Pekerjaan Rumah GT-11

    5. Catatan GT-11

    14. Pembahasan Kasus : Johnsons Metal dan To Drill or not to Drill (EGC hal. 659-660)

    15. Ujian akhir

  • Pertemuan : 1

    Topik Bahasan : Linear Programming

    Bahan Bacaan : 1. Anderson, Sweeney & Williams, ch. 2,3 (ASW)

    2. Eppen, Gould, Schmidt, ch. 2,3,4 (EGC)

    3. Mathur & Solow, ch. 3 (MS)

    Software : LINDO

    1. Pengantar

    Model matematis menggunakan Linear Programming bertujuan untuk mencari

    optimal solusi yang memberikan maksimum atau minimum dari objective function.

    Maksimum terjadi pada fungsi tujuan seperti profit, revenue dan sebagainya.

    Minimum terjadi pada fungsi tujuan seperti cost, jarak, dan sebagainya.

    Linear Programming terdiri dari objective function dan constraint yang berbentuk

    fungsi linear.

    2. Komponen Linear Programming

    Contoh Production Planning di Case Chemicals

    Case Chemicals memproduksi 2 Solvents, CS01, dan CS02. Proses produksi melalui

    2 department yaitu Blending Department dan Purification Department. Data

    selengkapnya sebagai berikut :

    Jam Kerja Labor diperlukan

    (jam/1000 gallon)

    Jam Kerja

    Tersedia

    Per Minggu

    (jam)

    CS01

    CS02

    Blending

    Purification

    2

    1

    1

    2

    230

    250

    Kontribusi

    Profit per gallon

    0,3

    0,5

    Demand per minggu

    (1000 gallon)

    Tidak

    Terbatas

    Maksimal

    120

    Berapakah komposisi produksi CS01 dan CS02 sehingga diperoleh maksimum

    profit per minggu ?

    2.1 Decision Variables

    Langkah Pertama pembuatan model adalah menentukan decision variables,

    dimana jika decision variables sudah didapatkan nilainya, maka didapatkan

    juga solusi dari model.

    Karena nilai decision variables adalah yang akan dicari, maka setiap decision

    variable diberi simbol. Simbol tersebut sebaiknya mudah mengingatkan

    pada quantity yang diwakili.

  • Dalam contoh diatas, decision variables adalah :

    CS1 : Jumlah (dalam 1000 gallon) CS01 diproduksi per minggu.

    CS2 : Jumlah (dalam 1000 gallon) CS02 diproduksi per minggu.

    Perlu diperhatikan bahwa deskripsi dari decision variables lengkap dengan

    satuan jumlah dan satuan waktu.

    2.2 Objective Function

    Objective function dibuat biasanya dengan cara :

    1. Menyatakan objective secara verbal : maximum profit per minggu.

    2. Decompose objective menjadi penjumlahan/pengurangan dari masing-

    masing produk.

    Maximum profit = profit dari CS01 + profit dari CS02

    3. Menyatakan objective function dengan decision variables.

    Maximum 300 CS1 + 500 CS2

    2.2 Constraint

    Tujuan dalam contoh adalah maximize profit, sehingga semakin banyak

    jumlah yang diproduksi, semakin besar profit yang diperoleh. Tetapi

    terdapat batasan-batasan sehingga tidak dapat dilakukan produksi tanpa

    batas, hal ini yang dinamakan constraint.

    Constraint muncul karena terdapat :

    - Physical Limitation : Misal jam kerja tersedia per minggu di

    blending dan purification department.

    - Management Restiction : Misal sudah berjanji mengirimkan sejumlah

    tertentu produk kepada Customer.

    - External Restriction : Misal demand CS02 paling banyak adalah

    120,000 gallon per minggu, sehingga tidak

    perlu case chemical memproduksi lebih

    besar dari 120,000 gallon per minggu.

    - Relationship antar Variabel : Misal jika investasi pada deposito rupiah

    tidak boleh lebih besar dari separoh

    investasi pada deposito US$.

    - Logical Restiction dari : Misal tidak mungkin memproduksi CS01

    masing-masing Variables dan CS02 yang negatif. Sehingga CS-01 > 0

    dan CS02 > 0.

    Dalam contoh diatas terdapat constraint :

    - Labor constraint di blending department (jam per minggu)

    2CS1 + 1CS2 < 230

    - Labor constraint di purification department (jam per minggu)

    1CS1 + 2CS2 < 250

    - External restriction pada demand CS02

    CS2 < 120

    - Logical constraint

    CS1 > 0, CS2 > 0

  • Sehingga model lengkap persoalan Case Chemicals adalah :

    Max 300 CS1 + 500 CS2

    Subject to 2 CS1 + 1 CS2 < 230

    1 CS1 + 2 CS2 < 250

    CS2 < 120

    CS1, CS2 > 0

    3. Pemecahan Secara Grafis

    Pemecahan secara grafis dapat dilakukan pada model dengan 2 decision variables.

    Langkah pertama adalah menentukan feasible region akibat adanya constraint dan

    langkah kedua adalah memasukkan objective function.

    CS2 (1000 gallon)

    230 B

    200

    125 C

    120 F G H

    100 E

    A D CSI (1000 gallon)

    0 100 115 200 250 300

    Constraint :

    * 2 CS1 + 1 CS2 < 230

    Mula-mula gambarkan garis 2 CS1 + 1 CS2 = 230 (garis AB). Kemudian

    tentukan area yang memenuhi 2 CS1 + 1 CS2 < 230. Feasible region adalah

    0AB.

    * 1 CS1 + 2 CS2 < 250

    Mula-mula gambarkan garis 1 CS1 + 2 CS2 = 250 (garis CD). Kemudian

    tentukan area yang memenuhi 1 CS1 + 2 CS2 < 250. Feasible region adalah

    0CD.

  • * CS2 < 120

    Feasible region area yang terletak dibawah garis FGH.

    Dari 3 constraint diatas, feasible region yang memenuhi adalah 0FGEA.

    CS2 (1000 gallon)

    230 B

    200 L

    180

    125 C

    120 F G

    100 E

    A D K CSI (1000 gallon)

    0 100 115 200 250 300

    Objective Function adalah max 300 CS1 + 500 CS2. Dari feasible region dicari titik

    yang terletak dalam objective function dan memberikan nilai maksimum. Sehingga

    bisa dibuat garis :

    300 CS1 + 500 CS2 = konstanta.

    Misal : 300 CS1 + 500 CS2 = 90.000, maka garis tersebut adalah garis KL. Garis

    yang memenuhi Objective Function adalah seluruh garis yang sejajar dengan garis

    KL.

    Jika Objective Function adalah maksimum, maka titik solusi didapat dengan

    menggeser sejajar garis Objective Functionmenjadi (0,0) sampai bertemu pada titik

    yang terjadi pada feasible region.

    Dengan demikian dalam contoh diatas, titik solusi adalah titik E, yaitu titik (70,90).

    Sehingga didapat :

    Jumlah CS1 diproduksi per minggu = 70,000 gallon.

    Jumlah CS2 diproduksi per minggu = 90,000 gallon.

    Profit per minggu = 70,000 (0.3) + 90,000 (0.5) = $ 66,000.

    4. Kasus Khusus pada Linear Programming

    4.1 Infeasible Linear Programming

  • Max 300 CS1 + 500 CS2

    Subject to 2 CS1 + CS2 < 230

    CS1 + CS2X2 < 250

    CS2 < 120

    CS1 > 150

    CS2 (1000 gallon)

    Q

    230

    200

    125 C

    120 F G

    100

    E

    A P D CSI (1000 gallon)

    0 100 115 150 200 250 300

    Constraint CS1 > 150 diwakili dengan area disebelah kanan garis PQ. Sehingga tidak

    terdapat feasible region yang memenuhi persyaratan semua constraint.

    4.2 Unbounded Linear Programming

    Max 300 CS1 + 500 CS2

    Subject to 2 CS1 + CS2 > 230

    CS1 + 2 CS2 > 250

    CS2 < 120

  • CS2 (1000 gallon)

    230

    200 L

    180

    125 R

    120

    100 E

    S K CSI (1000 gallon)

    0 100 115 200 250 300

    Contraint diwakili oleh bidang RES tanpa batas ke kanan. Sementara garis objective

    function KL untuk mendapatkan titik maksimum digeser menjauhi titik (0,0).

    Sehingga yang terjadi adalah unbounded solution.

    4.3 Redundant Constraint

    CS2 (1000 gallon)

    300

    Q

    230

    200

    125

    120 G

    E

    100 F

    A P CS1 (1000

    Gallon)

    0 100 115 150 200 250 300

  • Max 300 CS1 + 500 CS2

    Subject to 2 CS1 + CS2 < 230

    CS1 + 2 CS2 < 250

    CS2 < 120

    CS1 + CS2 < 300

    Constraint terakhir CS1 + CS2 < 300 dimana feasible areanya adalah

    disebelah kiri garis PQ disebut redumdant karena keberadaan constraint

    tersebut tidak mempengaruhi feasible region OFGEA.

    4.4 Active / Inactive Constraint

    300

    230

    200

    180

    125

    120

    E

    100

    0 100 115 150 200 250 300

    Max 300 CS1 + 500 CS2

    Subject to 2 CS1 + CS2 < 230 Bending Department

    CS1 + 2 CS2 < 250 Purification Department

    CS2 < 120 Demand CS02

    Pada gambar solusi adalah di titik E (70,90). Titik E adalah terletak pada

    perpotongan antara Blending Constraint dengan Purification Constraint.

    Constraint yang demikian dinamakan Active Constraint. Demand Constraint

    dinamakan Inactive Constraint. Titik E tidak terletak pada Demand

    Constraint. Setiap Inactive Constraint akan mempunyai slack atau surplus

    tergantung tandanya < atau >.

    Pada Demand Constraint :

    90 + slack < 120

    Sehingga nilai slack = 30

  • 5. Pemecahan Menggunakan Lindo :

    Max 300 CS1 + 500 CS2

    ST

    2 CS1 + CS2

  • Pertemuan : 2

    Topik Bahasan : Analisa Sensitivitas Linear Programming

    Bahan Bacaan : 1. Anderson, Sweeney & Williams, ch. 3 (ASW)

    2. Eppen, Gould, Schmidt, ch. 5 (EGC)

    3. Mathur & Solow, ch. 4 (MS)

    Software : LINDO

    1. Pengantar

    Pada dunia nyata, data pada model Linear Programming setiap saat bisa berubah

    karena dinamika persoalan yang dihadapi. Apa yang terjadi pada optimal solution

    jika market price turun ? jika raw material cost naik ? jika tambahan pekerjaan

    diperlukan ?. Pada situasi ini kita ingin mengetahui seberapa sensitif optimal solution

    terhadap perubahan tersebut.

    2. Pendekatan Grafis pada Analisa Sensitivitas

    2.1 Analisa sensitivitas pada Objective Function

    Contoh pada Case Chemical dengan model :

    Max 3X1 + 5X2

    Subject to 2X1 + X2 < 230 (Blending department)

    X1 + 2X2 < 250 (Purification department)

    X2 < 120 (Demand X2)

    X1, X2 > 0

    X2

    300

    230

    200

    132 L

    125

    120

    100 E D C

    Objective Function

    3X1 + 5X2 = 660

    B K F

    A 100 115 220 250 300 X1

  • Extreme X1 X2 Objective

    Point Function

    A 0 0 0

    B 115 0 345

    C 70 90 660

    D 10 120 630

    E 0 120 600

    * Range perubahan koefisien Objective Function supaya Optimal Solution tetap pada

    titik C

    Garis KL adalah garis objective function dengan persamaan 3X1 + 5X2 = 660.

    Perubahan koefisien pada objective function mengakibatkan slope garis KL berubah.

    Sepanjang perubahan slope masih didalam CBF maka optimal solution tetap dititik

    C.

    Selama kontribusi profit tidak berubah, maka koefisien pada objective function tidak

    berubah atau dengan kata lain slope garis KL tetap.

    Pada saat KL berimpit dengan CF, maka optimal solution adalah seluruh titik yang

    terletak pada DC.

    Pada saat KL bergeser melewati CF akibat perubahan slope KL, maka optimal

    solution berubah dari titik C ke titik D. Perubahan slope dari KL sebagai akibat

    terjadinya perubahan kontribusi profit.

    Semua perpindahan titik-titik optimal solution adalah sebagai akibat perubahan-

    perubahan yang dilakukan terhadap kontribusi profit.

    Pada saat KL berimpit dengan CB, maka optimal solution adalah seluruh titik yang

    terletak pada CB.

    Pada saat KL bergeser melewati CB, maka optimal solution berubah dari titik C ke

    titik B.

    Objective Function : bX1 + 5X2

    Slope = -b

    5

    * Garis CF : X1 + 2X2 = 250

    Slope = -

    Objective Function berimpit dengan CF :

    -b = - b = 2

    5

    * Garis CB : 2X1 + X2 = 230

    Slope = -2

    1

  • Objective function berimpit dengan CB :

    -b = -2 b = 10

    5 1

    Sehingga jika b berubah dalam range 2 < b < 10, maka titik optimal tetap

    pada titik C.

    Cara yang sama jika :

    Objective Function : 3X1 + aX2

    Slope = -3

    a

    Berimpit dengan CF : -3 = - a = 6

    a

    Berimpit dengan CB : -3 = -2 a = 1

    a 1

    Sehingga jika a berubah dalam range 1 < a < 6, maka titik optimal

    tetap pada titik C.

    Jadi :

    a. Jika koefisien X1 naik menjadi 9, maka maksimum profit = 70 (9) +

    90 (5) = 1,080.

    b. Jika koefisien X2 naik menjadi 2, maka maksimum profit = 70 (3) +

    90 (2) =390.

    c. Jika koefisien X1 naik menjadi 11, maka optimal solution berubah

    dari titik C ke titik B. Sehingga maksimum profit = 115 (11) + 0 (5)

    = 1,265.

    d. Jika koefisien X2 naik menjadi 8, maka optimal solution berubah

    dari titik C ke titik D. Sehingga maksimum profit = 10 (3) + 120 (8)

    = 990.

    2.2 Analisa Sensitivitas pada Right-Hand-Side (RHS)

    X2

    300

    230 G

    200

    132 L

    125

    120

    100 E D C

    B K F

    X1

    A 100 115 220 250 300

  • Max 3X1 + 5X2

    Subject to 2X1 + X2 < 230

    X1 + 2X2 < 250

    X2 < 120

    Pada Constraint 2X1 + X2 < 230 :

    * Jika RHS dinaikkan maka garis BCG bergeser sejajar kearah kanan.

    Jika pergeseran tidak melewati titik F, maka titik optimal tetap

    terletak pada perpotongan antara garis BG dengan FD.

    * Jika RHS diturunkan maka garis BCG bergeser sejajar kearah kiri.

    Jika pergeseran tidak melewati titik D, maka titik optimal tetap

    terletak pada perpotongan antara garis BG dengan FD.

    2X1 + X2 = b

    Bergeser di titik F (250,0) : 2 (250) + 0 = b b = 500

    Bergeser di titik D (10,120) : 2 (10) + 120 = b b = 140

    Jadi jika 140 < b < 500, titik solusi tetap terletak pada perpotongan

    antara garis BG dengan FD.

    2X1 + X2 = b 140 < b < 500

    b = 140 X1 = 10; X2 = 120 Z = 630

    b = 500 X1 = 250; X2 = 0 Z = 750

    Slope = 750 630 = 0,333 dual prices 500 140

    Setiap penambahan 1 jam kerja tersedia di Blending Dept menambah

    profit 0,333.

    Contoh :

    2X1 + X2 < 230 2X1 + X2 < 231

    Max 3X1 + 5X2

    ST 2X1 + X2 < 231

    X1 + 2X2 < 250

    X2 < 120

    2X1 + X2 < 231

    X1 + 2X2 < 250

    __________________

    231 1 2

    X1 = 250 2 = 462 250 = 212 = 70 3 = 70,6667 2 1 4 1 3 1 2

  • 2 231

    X2 = 1 250 = 500 231 = 269 = 89,6667 3 3 3

    Objektif function :

    3X1 + X2 = 3 (70,6667) + 5 (89,6667) = 660,333

    Keuntungan naik sebesar 660,333 660 = 0,333

    Right Hand Side

    Optimal Solution Objective Function

    140

    X1 = 10 X2 = 120 630

    500 X1 = 250 X2 = 0

    750

    Slope = 750 630 = 0,333 500 140

    Berarti :

    * Selama 140 < b < 500, setiap penambahan 1 jam kerja tersedia, di

    blending department akan menambah profit sebesar 0.333 dan setiap

    pengurangan 1 jam kerja tersedia di blending department akan

    mengurangi profit sebesar 0.333.

    * Jika constraint jam kerja yang tersedia pada blending department

    ditambah dari 230 jam menjadi 250 jam, maka profit menjadi = 660 +

    0.333 (20) = 666.67.

    * Angka 0.333 dinamakan duel prices.

    * Jika range b diluar batasan diatas, kenaikkan RHS tidak linier dengan

    kenaikkan profit sehingga harus dibuat model baru.

    3. Menggunakan Lindo :

    MODEL AWAL

    MAX 3X1 + 5X2

    ST

    2X1 + X2

  • VARIABLE VALUE REDUCED COST

    X1 70.000000 0.000000

    X2 90.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.333333

    3) 0.000000 2.333333

    4) 30.000000 0.000000

    NO. ITERATIONS = 0

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFISIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    X1 3.000000 7.000000 0.500000

    X2 5.000000 1.000000 3.500000

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 230.000000 270.000000 90.000000

    3 250.000000 45.000000 135.000000

    2 120.000000 INFINITY 30.000000

    KOEFISIEN X1 MENJADI 9 :

    MAX 9X1 + 5X2

    ST

    2 X1 + X2

  • KOEFISIEN X1 MENJADI 2 :

    MAX 3X1 + 2X2

    ST

    2 X1 + X2

  • 1) 990.0000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    X1 10.000000 0.000000

    X2 120.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 90.000000 0.000000

    3) 0.000000 3.000000

    4) 0.000000 2.000000

    RHS BLENDING DEPARTMENT MENJADI 231 :

    MAX 3X1 + 5X2

    ST

    2X1 + X2

  • RHS BLENDING DEPARTMENT MENJADI 600 :

    MAX 3X1 + 5X2

    ST

    2X1 + X2

  • Pertemuan : 3

    Topik Bahasan : Aplikasi Linear Programming

    Bahan Bacaan : 1. Anderson, Sweeney & Williams, ch. 4 (ASW)

    2. Mathur & Solow, ch. 3 (MS)

    3. Taylor, Bernard W, ch. 4 (BT)

    Software : LINDO

    1. Pengantar

    Aplikasi Linear Programming secara luas diterapkan dalam produksi, marketing,

    keuangan, HRD dan sebagainya. Topik bahasan ini menekankan pada variasi

    pembuatan berbagai model, menyelesaikan dengan Lindo dan menganalisa

    hasil output Lindo. Langkah pembuatan model adalah :

    Mendefinisikan Decision Variables

    Menentukan Objective Function

    Menyusun Constraint

    Aplikasi model khusus seperti project scheduling, analisa network dibahas pada

    topik bahasan khusus.

    2. Aplikasi

    2.1 Aplikasi Marketing

    2.1.1 Biggs Department Store (BT 102)

    BDS menyewa konsultan advertising untuk menentukan tipe dari

    jumlah advertising untuk outletnya. 3 tipe advertising yang dapat

    dilakukan adal;ah di radio, televisi dan surat kabar. Manajemen

    BDS ingin mengetahui jumlah advertising yang dilakukan dimasing-

    masing media tersebut supaya dicapai maximum exposure.

    Data berikut menunjukan exposure dan biaya dari setiap tipe

    advertising :

    Media Exposure Cost

    (0rang / advertising) ($)

    Televisi 20,000 15,000

    Radio 12,000 6,000

    Surat Kabar 9,000 4,000

  • Constraint yang dihadapi Manajemen BDS adalah :

    1. Budget total advertising adalah $ 100,000

    2. Jumlah maksimum advertising di televisi adalah 4 kali, radio

    10 kali dan surat kabar 7 kali.

    3. Staff konsultan advertising hanya mampu memproduksi

    maksimum 15 kali dari seluruh media advertising.

    Model Linear Programming :

    - Decision Variables :

    T = jumlah advertising di televisi

    R = jumlah advertising di radio

    S = jumlah advertising di surat kabar

    - Objective Function :

    Max 20,000 T + 12,000 R + 9,000 S

    - Constraint :

    * Budget Constraint :

    15,000 T + 6,000 R + 4,000 S < 100,000

    * Jumlah maksimum advertising dimasing-masing media

    T < 4

    R < 10

    S < 7

    * Jumlah maksimum seluruh advertising

    T + R + S < 15

    Pemecahan menggunakan Lindo :

    MAX 20000 T + 12000 R + 9000 S

    ST

    15000 T + 6000 R + 4000 S

  • 3) 2.181818 0.000000

    4) 0.000000 1000.000000

    5) 3.818182 0.000000

    6) 0.000000 5000.000000

    NO. ITERATION = 1

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    T 20000.000000 5500.000000 11000.000000

    R 12000.000000 INFINITY 1000.000000

    S 9000.000000 1222.222290 3666.666748

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 100000.000000 24000.001953 20000.001953

    3 4.000000 INFINITY 2.181818

    4 10.000000 3.888889 4.666667

    5 7.000000 INFINITY 3.818182

    6 15.000000 2.800000 2.333333

    2.1.2 Market Survey, Inc (ASW 136)

    MSI mempunyai spesialisasi pada evaluasi reaksi konsumen akibat

    adanya produk baru dan advertising campaign. Salah satu klien

    MSI meminta untuk diadakan riset tentang salah satu produk

    peralatan rumah tangga yang baru dipasarkan. Untuk itu harus

    diadakan interview kepada para ibu rumah tangga yang dilakukan

    pada siangdan sore hari. Klien meminta MSI untuk melakukan 1000

    interview dengan kondisi sebagai berikut :

    1. Interview dilakukan minimal pada 400 ibu rumah tangga yang

    punya anak.

    2. Interview dilakukan minimal pada 400 ibu rumah tangga yang

    tidak punya anak.

    3. Jumlah interview yang dilakukan sore hari minimal sama

    dengan jumlah interview yang dilakukan siang hari.

    4. Minimal 40% interview yang dilakukan kepada ibu rumah

    tangga yang punya anak dilaksanakan pada sore hari.

    5. Minimal 60% interview yang dilakukan kepada ibu rumah

    tangga yang tidak punya anak dilaksanakan pada sore hari.

    Berdasarkan pengalaman MSI masa lalu, biaya interview yang

    dilakukan pada siang hari berbeda dengan sore hari. Dan biaya per

    interview pada ibu rumah tangga yang punya anak berbeda

    dengan tidak punya anak. Data tersebut adalah sebagai berikut :

  • Ibu Rumah Tangga

    Biaya per Interview

    ($)

    Siang

    Sore

    Punya Anak 20 25

    Tidak Punya Anak 18 20

    MSI ingin mengetahui bagaimana Komposisi Interview yang

    memenuhi persyaratan klien dan memberikan biaya minimum ?

    Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    PASI = Jumlah Interview pada siang hari kepada

    ibu rumah tangga yang punya anak.

    PASO = Jumlah Interview pada sore hari kepada

    ibu rumah tangga yang punya anak

    TPASI = Jumlah Interview pada siang hari kepada

    ibu rumah tangga yang tidak punya anak

    TPASO = Jumlah Interview pada sore hari kepada

    ibu rumah tangga yang tidak punya anak

    * Objective Function :

    Min 20 PASI + 25 PASO + 18 TPASI + 20 TPASO

    * Constraint :

    - Jumlah total interview = 1000

    PASI + PASO + TPASI + TPASO = 1000

    - Jumlah interview pada ibu rumah tangga punya anak

    minimal 400

    PASI + PASO > 400

    - Jumlah interview pada ibu rumah tangga tidak

    punya anak minimal 400

    TPASI + TPASO > 400

    - Jumlah interview sore hari minimal sama dengan

    jumlah interview siang hari

    PASO + TPASO > PASI + TPASI

    - Minimal 40% interview pada ibu rumah tangga yang

    punya anak dilaksanakan sore hari.

    PASO > (PASI + PASO) 0.4

    - Minimal 60% interview pada ibu rumah tangga

    tidak punya anak dilaksanakan sore hari.

    TPASO > (TPASI + TPASO) 0.6

    * Pemecahan menggunakan Lindo :

  • MIN 20 PASI + 25 PASO + 18 TPASI + 20 TPASO

    ST

    PASI + PASO + TPASI + TPASO = 1000

    PASI + PASO >= 400

    TPASI + TPASO >= 400

    PASO + TPASO PASI TPASI >= 0 0.6 PASO 0.4 PASI >= 0 0.4 TPASO 0.6 TPASI >=0 END

    1) 20320.00

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    PASI 240.000000 0.000000

    PASO 160.000000 0.000000

    TPASI 240.000000 0.000000

    TPASO 360.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 -19.200001

    3) 0.000000 -2.800000

    4) 20 0.000000 0.000000

    5) 40.000000 0.000000

    6) 0.000000 -5.000000

    7) 0.000000 -2.000000

    NO ITERATIONS = 2

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    PASI 20.000000 5.000000 4.666667

    PASO 25.000000 INFINITY 5.000000

    TPASI 18.000000 2.000000 INFINITY

    TPASO 20.000000 4.666667 2.000000

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 1000.000000 INFINITY 200.000000

    3 400.000000 100.000000 399.999969

    4 400.000000 200.000000 INFINITY

    5 0.000000 40.000000 INFINITY

    6 0.000000 240.000000 20.000000

    7 0.000000 240.000000 20.000000

    2.2 Aplikasi Keuangan

  • 2.2.1 Individual Investor

    Investor mempunyai uang Rp. 5,000,000,000,- Alternatif

    investasi dan return pertahun adalah pada :

    - Membeli saham blue chip dengan estimasi return 15%.

    - Dibelikan valuta asing dengan estimasi return 20%.

    - Didepositokan dalam rupiah dengan estimasi return 50%.

    - Ditanamkan pada usaha ekspor kayu dengan estimasi

    return 60%.

    Kondisi moneter menyebabkan investor membuat batasan

    sebagai sebagai berikut :

    - Karena kondisi bursa saham yang tidak menentu, investasi

    pada saham bluechip maximal 20% dari total investasi.

    - Karena nilai rupiah yang kemungkinan terus memburuk,

    investasi pada valuta asing minimal 40% dari total

    investasi.

    - Iklim perbankan belum sepenuhnya sehat, deposito

    dalam rupiah dibatasi paling banyak Rp. 1,000,000,000,-.

    - Usaha ekspor kayu mempunyai prospek yang sangat

    cerah, investasi yang ditanamkan minimal Rp. 1,500,000,-

    - Investasi pada ekspor kayu minimal 2 kali lipat investasi

    di saham.

    - Jumlah investasi pada deposito rupiah harus lebih besar

    dari investasi di saham.

    Bagaimana portofolio investasi untuk mendapatkan

    maksimum return ?

    Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    S = Jumlah (juta Rp) investasi pada Saham.

    V = Jumlah (juta Rp) investasi pada Valuta asing

    D = Jumlah (juta Rp) investasi pada Deposito

    Rupiah

    E = Jumlah (juta Rp) investasi pada Ekspor kayu.

    * Objective Function :

    Max 0.15 S + 0.2 V + 0.5 D + 0.6 E

    * Constraint :

    - Total investasi = Rp. 5,000,000,000,-

    S + V + D + E = 4,000

    - Investasi saham maximal 20% dari total investasi

    S < 0.2 (S + V + D + E)

    - Investasi pada valuta asing minimal 40% dari total

    investasi

    V < 0.4 (S + V + D + E)

  • - Deposito rupiah dibatasi paling banyak Rp.

    1,000,000,000,-.

    D < 1,000

    - Investasi ekspor kayu minimal Rp. 1,500,000,000,-

    E > 1,500

    - Investasi ekspor kayu minimal 2 kali lipat investasi

    di saham

    E > 2 S

    - Investasi pada deposito rupiah harus lebih besar

    dari investasi di saham

    D > S

    * Pemecahan menggunakan Lindo :

    MAX 0.15 SI + 0.2 V + 0.5 D + 0.6 E

    ST

    S + V + D + E = 4000

    0.8 S 0.2 V 0.2 D 0.2 E = 0 D = 1500

    E-2S >= 0

    D-S >= 0

    END

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 1760.000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    S 0.000000 0.550000

    V 1600.000000 0.000000

    D 0.000000 0.000000

    E 2400.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.440000

    3) 800.000000 0.000000

    4) 0.000000 -0.400000

    5) 1000.000000 0.000000

    6) 900.000000 0.000000

    7) 2400.000000 0.000000

    8) 0.000000 -0.100000

    NO ITERATIONS = 4

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

  • OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    S 0.150000 0.550000 INFINITY

    V 0.200000 0.400000 NFINITY

    D 0.500000 0.100000 INFINITY

    E 0.600000 INFINITY 0.100000

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 4000.000000 INFINITY 1500.000000

    3 0.000000 INFINITY 800.000000

    4 0.000000 900.000000 1600.000000

    5 1000.000000 INFINITY 1000.000000

    6 1500.000000 900.000000 INFINITY

    7 0.000000 2400.000000 INFINITY

    8 0.000000 900.000000 0.000000

    2.2.2 Longer Boats Yacht Company (EG 55)

    LBYC memproduksi 3 macam produk high-performance

    racing sloops, yang diberi nama Sting, Ray dan Breaker. Data

    adalah sebagai berikut :

    Sloop Selling Price Variable Cost Fixed Cost

    Per unit ($) per unit ($) ($)

    Sting 10,000 5,000 5,000,000

    Ray 7,500 3,600 3,000,000

    Breaker 15,000 8,000 10,000,000

    Jika terdapat kondisi bahwa Sting harus diproduksi minimal

    700 buah, Ray minimal diproduksi 400 buah dan Breaker

    maksimak 300 buah, berapakah produksi masing-masing

    produk tersebut supaya Break Even tercapai dengan

    Minimum variable Cost.

    Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    S = Jumlah Sting diproduksi

    R = Jumlah Ray diproduksi

    B = Jumlah Breaker diproduksi

    * Objective Function :

    Min 5,000 S + 3,600 R + 8,000 B

  • * Constraint :

    - Demand

    S > 700

    R > 400

    B > 300

    - Break Even

    Total Cost = Total Revenue

    10,000 S + 7,500 R + 15,000 B = 5,000 S +

    3,600 R + 8,000 B + 18,000,000 atau

    5,000 S + 3,900 R + 7,000 B = 18,000,000

    * Pemecahan menggunakan Lindo :

    MIN 5000 S + 3600 R + 8000 B

    ST

    S >= 700

    R >= 400

    B

  • RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 700.000000 2588.000000 700.000000

    3 400.000000 3317.948730 INFINITY

    4 300.000000 INFINITY 300.000000

    5 18000000.000000 INFINITY 12940001.000000

    2.3 Aplikasi Produksi

    2.3.1. Astro dan Cosmo (EGC 48)

    Produsen TV memproduksi 2 macam TV, Astro dan Cosmo.

    Terdapat 2 line produksi masing-masing untuk Astro dan

    Cosmo. Kapasitas line produksi Astro adalah 70 set perhari

    dan Cosmo 50 set perhari. Picture tube diproduksi di

    departemen A dimana Astro memerlukan 1 jam labor perset

    dan Cosmo 2 jam labor perset. Jumlah jam labor yang

    tersedia di departemen A adalah 120 jam perhari. Chasis

    diproduksi di departemen B dimana Astro memerlukan 1 jam

    labor dan Cosmo memerlukan 1 jam labor. Jumlah jam labor

    tersedia di departemen B adalah 90 jam perhari. Profit perset

    Astro adalah $ 20 dan Cosmo $ 10.

    Jika perusahaan bisa menjual Astro dan Cosmo sebanyak-

    banyaknya, bagaimana production plan yang memberikan

    profit maksimum ?

    Kapasitas Jam Labor per set

    Line Produksi Dept. Dept. Profit per set

    Per hari A B ($)

    Astro

    70

    1

    1

    20

    Cosmo

    50 2 1 10

    Total

    tersedia

    120

    90

    Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    A = Jumlah set produksi Astro perhari

    C = Jumlah set produksi Cosmo perhari

    * Objective Function :

    Max 20A + 10C

  • * Constraint :

    - Kapasitas line produksi perhari

    A < 70

    C < 50

    - Jumlah jam labor tersedia di departemen A dan B

    A + 2C < 120

    A + C < 90

    Penyelesaian menggunakan Lindo :

    MAX 20 A + 10 C

    ST

    A

  • 2.3.2 Make or Buy Problem of MTV Steel Company (MS 62)

    MTV Steel Company memproduksi 3 macam produk : A, B

    dan C dengan harga jual masing-masing $ 10, $ 12 dan $ 9

    per meter. Untuk fabrikasi per meter A membutuhkan 0.5

    menit proses di shaping machine, per meter B membutuhkan

    0.45 menit dan permeter C membutuhkan 0.6 menit. Setelah

    fabrikasi, produk A, B dan C masing-masing membutuhkan 1

    Kg welding material. Total biaya produksi untuk A, B dan C

    adalah $ 3, $ 4 per meter.

    MTV menerima order sangat besar untuk dipenuhi minggu

    depan, yaitu 2000 meter A, 4000 meter B dan 5000 meter

    C. Karena hanya tersedia 40 jam machine time per minggu

    dan 5500 Kg welding material per minggu, departemen

    produksi tidak mampu memenuhi order ini karena akan

    memerlukan 97 jam machine time dan 11,000 Kg welding

    material.

    Order besar ini bersifat tidak kontinyu, sehingga daripada

    memperbesar kapasitas produksi, Manajemen MTV Steel

    memutuskan membeli kekurangan dengan jalan mengimpor

    dari Supplier Jepang. Harga impor dari Jepang untuk A, B

    dan C adalah $ 6, $ 6 dan $ 7 per meter. Summary data

    terlihat di tabel. Berapa meter A,B dan C diproduksi sendiri

    dan diimpor supaya didapat maksimum profit ?

    Produk Hrg Jual Demand Machine Welding Production Import

    ($/m) (m) Time Material Cost Cost

    (menit) (Kg) ($/m) ($/m)

    A 10 2000 0.5 1 3 6

    B 12 4000 0.45 1 4 6

    C 9 5000 0.6 1 4 7

    Jumlah Tersedia 40 5500

    Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    AP = Jumlah (meter) A diproduksi sendiri

    BP = Jumlah (meter) B diproduksi sendiri

    CP = Jumlah (meter) C diproduksi sendiri

    AJ = Jumlah (meter) A impor dari Jepang

    BJ = Jumlah (meter) B impor dari Jepang

    CJ = Jumlah (meter) C impor dari Jepang

    * Objective Function :

    Total Profit = Profit dari produksi sendiri + profit

    impor dari Jepang

  • Profit dari produksi

    Sendiri = Profit A + Profit B + Profit C

    = 7 AP + 8 BP + 5 CP

    Profit impor dari

    Jepang = 4 AJ + 6 BJ + 2 CJ

    Objective Function Max 7 AP + 8 BP + 5 CP + 4 AJ +

    6 BJ + 2 CJ

    * Constraint :

    - Demand

    A : AP + AJ = 2000

    B : BP + BJ = 4000

    C : CP + CJ = 5000

    - Resource :

    0.5 AP + 0.45 BP + 0.6 CP < 2400 (machine

    time)

    AP + BP + CP < 5500 (welding

    material)

    Penyelesaian menggunakan Lindo :

    MAX 7 AP + 80 BP + 5 CP + 4 AJ + 6 BJ + 2 CJ

    ST

    AP + AJ = 2000

    BP + BJ = 4000

    CP + CJ = 5000

    0.5 AP + 0.45 BP + 0.6 CP

  • 4) 0.000000 2.000000

    5) 0.000000 5.000000

    6) 1166.666626 0.000000

    NO ITERATIONS = 3

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    AP 7.000000 INFINITY 0.500000

    BP 8.000000 0.250000 INFINITY

    CP 5.000000 0.000000 0.333333

    AJ 4.000000 0.500000 INFINITY

    BJ 6.000000 INFINITY 0.250000

    CJ 2.000000 0.333333 0.600000

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 2000.000000 2800.000000 2000.000000

    3 4000.000000 INFINITY 4000.000000

    4 5000.000000 INFINITY 2666.666748

    5 2400.000000 700.000000 1400.000000

    6 5500.000000 INFINITY 1166.666626

    2.4 Aplikasi Personalia

    2.4.1 Security Force Scheduling (EGC 50)

    Personel Manager harus membuat skedul untuk Security Force

    dengan staffing requirement seperti tabel :

    Waktu Jml. Minimum

    Diperlukan

    (0rang)

    2400

    0400

    5

    0400

    0800 7

    0800

    1200 15

    1200

    1600 7

    1600

    2000 12

    2000

    2400 9

  • Shift Starting Time Ending Time

    1 2400

    0800

    2 0400

    1200

    3 0800

    1600

    4 1200

    2000

    5 1600

    2400

    6 2000

    0400

    Security Force dibagi dalam 6 shift yang masing-masing shift

    adalah 8 jam. Personel Manager ingin menentukan berapa

    jumlah security yang bekerja tiap shift dengan jumlah total

    tenaga security minimum.

    Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    X1 = Jumlah security bekerja pada shift 1

    X2 = Jumlah security bekerja pada shift 2

    X3 = Jumlah security bekerja pada shift 3

    X4 = Jumlah security bekerja pada shift 4

    X5 = Jumlah security bekerja pada shift 5

    X6 = Jumlah security bekerja pada shift 6

    * Objective Function :

    Min X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6

    * Constraint :

    Shift Time Internal

    24000400 04000800 08001200 12001600 16002000 20002400

    1 X1 X1

    2 X2 X2

    3 X3 X3

    4 X4 X4

    5 X5 X5

    6 X6

    Require

    ment

    5 7 15 7 12 9

    2400 0400 : X1 + X6 > 5

    0400 0800 : X1 + X2 > 7

    0800 1200 : X2 + X3 > 15

    1200 1600 : X3 + X4 > 7

    16

    00 2000 : X4 + X5 > 12

    2000 2400 : X5 + X6 > 9

  • Penyelesaian menggunakan Lindo :

    Min X1 + X2 + X3 + X3 + X5 + X6

    ST

    X1 + X6 >= 5

    X1 + X2 >= 7

    X2 + X3 >= 15

    X3 + X4 >= 7

    X4 + X5 >= 12

    X5 + X6 >= 9

    END

    LP OPTIMUM FOUND AT STEP 3

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 32.00000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    X1 0.000000 0.000000

    X2 7.000000 0.000000

    X3 8.000000 0.000000

    X4 0.000000 0.000000

    X5 12.000000 0.000000

    X6 5.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 -1.000000

    3) 0.000000 0.000000

    4) 0.000000 -1.000000

    5) 1.000000 0.000000

    6) 0.000000 -1.000000

    7) 8.000000 0.000000

    NO ITERATIONS = 3

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    X1 1.000000 INFINITY 0.000000

    X2 1.000000 0.000000 0.000000

    X3 1.000000 0.000000 0.000000

    X4 1.000000 INFINITY 0.000000

    X5 1.000000 0.000000 1.000000

    X6 1.000000 0.000000 1.000000

  • RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 5.000000 INFINITY 5.000000

    3 7.000000 1.000000 7.000000

    4 15.000000 INFINITY 1.000000

    5 7.000000 1.000000 INFINITY

    6 12.000000 INFINITY 8.000000

    7 9.000000 8.000000 INFINITY

    2.4.2 Work Force Assignment (ASW 157)

    MC Cormick Manufacturing Company memproduksi 2

    produk P1 dan P2 dengan profit per unit masing-masing $ 10

    dan $ 9.

    Labor requirement per unit produk dan jam kerja total yang

    tersedia dari 4 departemen yang terkait tersebut adalah :

    Jam Labor per unit Jam Kerja

    Departemen Produk 1

    (jam)

    Produk 2

    (jam)

    Total Tersedia

    (jam)

    1 0.65 0.95 6500

    2 0.45 0.85 7500

    3 1.00 0.70 7000

    4 0.15 0.30 1400

    Pada pengaturan kerja labor dimungkinkan cross-training

    program yang memungkinkan beberapa pekerja ditransfer

    antar departemen, dengan data sebagai berikut :

    Dari

    Departemen

    Cross-Training Transfer yg

    diijinkan antar

    Departemen

    Maximum

    Hours

    Transferable

    1 2 3 4 (jam)

    1 - Ya Ya - 400

    2 - - Ya Ya 800

    3 - - - Ya 100

    4 Ya Ya - - 200

  • Artinya dari departemen 1 terdapat labor yang mempunyai

    skill sehingga dapat ditransfer ke departemen 2 dan 3 dengan

    maksimum jam kerja = 400 jam.

    Manajemen MC Cormick menginginkan jawaban pertanyaan

    berikut :

    a. Tanpa cross-training program, berapa maksimum profit

    yang bisa diperoleh.

    b. Dengan cross-training program, berapa maksimum profit

    yang bisa diperoleh.

    Model Linear Programming tanpa Cross-Training

    Program:

    * Decision Variables :

    P1 = Jumlah unit Produk 1

    P2 = Jumlah unit Produk 2

    * Objective Function :

    Max 10 P1 + 9 P2

    * Constraint :

    Departemen 1 : 0.65 P1 + 0.95 P2 < 6500

    Departemen 2 : 0.45 P1 + 0.85 P2 < 6000

    Departemen 3 : 1.00 P1 + 0.70 P2 < 7000

    Departemen 4 : 0.15 P1 + 0.30 P2 < 1400

    Penyelesaian menggunakan Lindo tanpa Cross-Training

    Program :

    Max 10 P1 + 9 P2

    ST

    0.65 P1 + 0.95 P2

  • ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 1061.538452 0.000000

    3) 1889.743530 0.000000

    4) 0.000000 8.461538

    5) 0.000000 10.256411

    NO ITERATIONS = 1

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    P1 10.000000 2.857143 5.500000

    P2 9.000000 11.000000 2.000000

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 6500.000000 INFINITY 1061.538452

    3 6000.000000 INFINITY 1889.743530

    4 7000.000000 2333.333252 3733.333252

    5 1400.000000 418.181824 350.000000

    Model Linear Programming tanpa Cross-Training

    Program:

    * Decision Variables :

    P1 = Jumlah unit Produk 1

    P2 = Jumlah unit Produk 2

    b1 = Labor-hours (jam) dialokasikan ke

    departemen 1

    b2 = Labor-hours (jam) dialokasikan ke

    departemen 2

    b3 = Labor-hours (jam) dialokasikan ke

    departemen 3

    b4 = Labor-hours(jam) dialokasikan ke

    departemen 4

    t12 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 1 ke 2

    t13 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 1 ke 3

    t23 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 2 ke 3

    t24 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 2 ke 4

    t34 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 3 ke 4

    t41 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 4 ke 1

    t42 = Labor-hours (jam) ditransfer dari

    departemen 4 ke 2

  • * Objective Function :

    Max 10 P1 + 9 P2

    * Constraint :

    - Jam kerja total tersedia di departemen :

    Departemen 1 : 0.65 P1 + 0.95 P2 < b1

    Departemen 2 : 0.45 P1 + 0.85 P2 < b2

    Departemen 3 : 1.00 P1 + 0.70 P2 < b3

    Departemen 4 : 0.15 P1 + 0.30 P2 < b4

    - Jam kerja tersedia dengan kemungkinan transfer :

    Departemen 1 : b1 = 6500 + t41 t12 t13 Departemen 2 : b2 = 6000 + t42 + t12 t23 t24 Departemen 3 : b3 = 7000 + t13 + t23 t34 Departemen 4 : b4 = 1400 + t24 + t34 t41 t42

    - Maksimum jam transfer tiap departemen :

    Departemen 1 : t12 + t13 < 400

    Departemen 2 : t23 + t24 < 800

    Departemen 3 : t34 < 100

    Departemen 4 : t41 + t42 < 200

    Penyelesaian dengan Lindo dengan Cross-Training

    Program :

    Max 10 P1 + 9 P2

    ST

    0.65 P1 + 0.95 P2 B1

  • B1 6100.000000 0.000000

    B2 5200.000000 0.000000

    B3 8050.847656 0.000000

    B4 1549.152588 0.000000

    T41 0.000000 7.457627

    T12 0.000000 8.248588

    T13 400.000000 0.000000

    T42 0.000000 8.248588

    T23 650.847473 0.000000

    T24 149.152542 0.000000

    T34 0.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.790960

    3) 640.112976 0.000000

    4) 0.000000 8.248588

    5) 0.000000 8.248588

    6) 0.000000 0.790960

    7) 0.000000 0.000000

    8) 0.000000 8.248588

    9) 0.000000 8.2485885

    10) 0.000000 7.457627

    11) 0.000000 8.248588

    12) 100.000000 0.000000

    13) 200.000000 0.000000

    NO ITERATIONS = 0

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    P1 10.000000 0.350000 1.692308

    P2 9.000000 1.833333 0.304348

    B1 0.000000 7.457627 INFINITY

    B2 0.000000 8.248588 INFINITY

    B3 0.000000 1.794872 4.782609

    B4 0.000000 7.373737 1.794872

    T41 0.000000 7.457627 INFINITY

    T12 0.000000 8.248588 INFINITY

    T13 0.000000 INFINITY 7.457627

    T42 0.000000 8.248588 INFINITY

    T23 0.000000 0.000000 4.782609

    T24 0.000000 4.782609 INFINITY

    T34 0.000000 0.000000 INFINITY

  • RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 0.000000 536.966797 338.461548

    3 0.000000 INFINITY 640.112976

    4 0.000000 1192.307739 2266.000000

    5 0.000000 133.333328 581.818176

    6 6500.000000 536.966797 338.461548

    7 6000.000000 INFINITY 640.112976

    8 7000.000000 1192.307739 2266.000000

    9 1400.000000 133.333328 581.818176

    10 400.000000 266.666656 400.000000

    11 800.000000 892.125977 581.818176

    12 100.000000 INFINITY 100.000000

    13 200.000000 INFINITY 200.000000

    2.5 Diet Problem (MS 66)

    Nutrition Department dari Mountain View General Hospital

    menyiapkan menu makanan. Makanan terdiri dari kombinasi

    Spaghetti, Turkey, Potatoes, Spinach dan Apple Strudel. Direktur dari

    Nutrition Department menentukan bahwa dalam makanan tersebut

    harus terpenuhi 63,000 milligram protein, 10 mg iron, 15 mg niacin, 1

    mg thiamin dan 50 m vitamin C. Setiap 100 gram makanan

    mempunyai kandungan nutrient sebagai berikut :

    Nutrient )mg/100 gram)

    Protein

    Iron Niacin Thiamin Vitamin C Fat

    Spaghetti 5,000 1.1 1.4 0.18 0 5,000

    Turkey 29,300 1.8 5.4 0.06 0 5,000

    Potatoes 5,300 0.5 0.9 0.06 10 7,900

    Spinach 3,000 2.2 0.5 0.07 28 300

    Apple

    Strudel

    4,000 1.2 0.6 0.15 3 14,300

    Kombinasi makanan tersebut maksimal terdiri dari 300 gram spaghetti,

    300 gram turkey, 200 gram potatoes, 100 gram spinach dan 100 gram

    apple strudel. Bagaimana kombinasi makanan supaya didapat

    minimum jumlah fat ?

  • Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    SPAG = Jumlah (dalam 100 gram) Spaghetti dalam

    makanan

    TURK = Jumlah (dalam 100 gram) Turkey dalam

    makanan

    POTA = Jumlah (dalam 100 gram) Potatoes dalam

    makanan

    SPIN = Jumlah (dalam 100 gram) Spinach dalam

    makanan

    APPL = Jumlah (dalam 100 gram) Apple Strudle dalam

    makanan

    * Objective Function :

    Min 5,000 SPAG + 5,000 TURK + 7,900 POTA + 300

    SPIN + 14,300 APPL

    * Constraint :

    - Nutient :

    Protein : 5,000 SPAG + 29,300 TURK + 5,300 POTA +

    3,000 SPIN + 4,000 APPL > 63,000

    Iron : 1.1 SPAG + 1.8 TURK + 0.5 POTA + 2.2 SPIN +

    1.2 APPL > 10

    Niacin : 1.4 SPAG + 5.4 TURK + 0.9 POTA + 0.5 SPIN

    + 0.6 APPL > 15

    Thiamin : 0.18 SPAG + 0.06 TURK + 0.06 POTA + 0.07

    SPIN + 0.15 APPL > 1

    Vit. C : 10 POTA + 28 SPIN + 3 APPL > 50

    - Maksimum Jumlah dalam Makanan :

    SPAG < 3

    TURK < 3

    POTA < 2

    SPIN < 1

    APPL < 1

    Penyelesaian menggunakan Lindo :

    Min 5,000 SPAG + 5,000 TURK + 7,900 POTA + 300 SPIN

    + 14,300 APPL

    ST

    5,000SPAG+29,300TURK+5,300POTA+3,000SPIN+4,000

    APPL >= 63,000

  • 1.1SPAG+1.8TURK+0.5POTA+2.2SPIN+1.2APPL >= 10

    1.4SPAG+5.4TURK+0.9POTA+0.5SPIN+0.6APPL >= 15

    0.18SPAG+0.06TURK+0.06POTA+0.07SPIN+0.15APPL >= 1

    10POTA+28SPIN+3APPL >= 50

    SPAG

  • RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 63000.000000 51283.332031 INFINITY

    3 10.000000 2.400000 INFINITY

    4 15.000000 7.200000 INFINITY

    5 1.000000 0.010000 0.080000

    6 50.000000 1.000000 0.200000

    7 3.000000 0.486486 0.055556

    8 3.000000 INFINITY 0.166667

    9 2.000000 0.022727 0.100000

    10 1.000000 INFINTY 0.333333

    11 1.000000 0.007519 0.035714

    2.6 Blending Problem (MS 75)

    Hexxon Oil Company memperoleh 3 tipe Crude Oil dari sumur

    minyak di Mississippi, New Mwxico dan Texas. Untuk mendapatkan

    produk akhir Gasoline yang didapat dari Crude Oil ini dicampur

    menjadi satu dan ditambah 2 macam Additives. Setiap gallon Crude

    Oil dari Mississippi setelah dimurnikan hanya bisa didapatkan 0.35

    gallon dengan kadar sulfur 0.07%. Sedangkan New Mexico setelah

    dimurnikan menjadi 0.4 gallon dengan kadar sulfur 0.08%. Data

    selengkapnya pada tabel berikut :

    Crude Oil Additives

    Mississippi New

    Mexico

    Texas 1 2

    Sulfur (%) 0.07 0.08 0.1 - -

    Lead (gm/gal) - - - 7 6

    Phosporus (gm/gal) - - - 0.025 0.02

    Cost ($/gal) 0.55 0.47 0.33 0.08 0.12

    Siap blending tiap

    Gallon setelah

    Pemurnian

    0.35 0.40 0.30

    Manajemen menentukan spesifikasi berikut :

    1. Setiap gallon produk akhir terdapat maksimum 0.07% sulfur.

    2. Setiap gallon produk akhir mempunyai kandungan lead antara 1.25

    s/d 2.5 gram

    3. Setiap gallon produk akhir mempunyai kandungan phosporus

    antara 0.0025 s/d 0.0045 gram

    4. Jumlah total additives tidak boleh melebihi 19% dari produk akhir.

    Bagaimana komposisi campuran yang sesuai dengan spesifikasi dan

    minimum cost ?

  • Model Linear Programming :

    * Decision Variables :

    XM = Jumlah gallon Crude Oil Mississippi digunakan

    dalam 1 gallon gasoline

    XN = Jumlah gallon Crude Oil New Mexico

    digunakan dalam 1 gallon gasoline

    XT = Jumlah gallon Crude Oil Texas digunakan

    dalam 1 gallon gasoline

    A1 = Jumlah gallon Additives 1 digunakan dalam 1

    gallon gasoline

    A2 = Jumlah gallon Additives 2 digunakan dalam 1

    gallon gasoline

    * Objective Function :

    Min 0.55 XM+ 0.47 XN+0.33XT+ 0.08A1+0.12A2

    * Constraint :

    - Produksi 1 gallon :

    0.35 XM + 0.4 XN + 0.3 XT + A1 + A2 = 1

    - Sulfur :

    0.07 (0.35XM) + 0.08 (0.4XN) + 0.1 (0.3XT) < 0.07

    100 100 100 100

    - Lead :

    Upper limit : 7 A1 + 6 A2 < 2.5

    Lower limit : 7 A1 + 6 A2 < 1.25

    - Phosporus :

    Upper limit : 0.025 A1 + 0.02 A2 < 0.0045

    Lower limit : 0.025 A1 + 0.02 A2 < 0.0025

    - Additives :

    A1 + A2 < 0.19

    Penyelesaian menggunakan Lindo :

    Min 0.55 XM+ 0.47 XN+0.33XT+ 0.08A1+0.12A2

    ST

    0.35 XM+ 0.4 XN+0.3XT+ A1 + A2 = 1

    0.000245 XM + 0.00032 XN + 0.0003 XT

  • OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 0.9494500

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    XM 0.000000 0.125625

    XN 1.375000 0.000000

    XT 0.866666 0.000000

    A1 0.140000 0.000000

    A2 0.050000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 -1.475000

    3) 0.000000 374.999878

    4) 1.220000 0.000000

    5) 0.030000 0.000000

    6) 0.000000 8.000000

    7) 0.002000 0.000000

    8) 0.000000 1.195000

    NO. ITERATIONS = 7

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED :

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    XM 0.550000 INFINITY 0.125625

    XN 0.470000 0.095714 0.030000

    XT 0.330000 0.022500 0.215357

    A1 0.080000 0.040000 0.298750

    A2 0.120000 0.239000 0.040000

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 1.000000 0.065000 0.110000

    3 0.000700 0.000110 0.000052

    4 2.500000 INFINITY 1.220000

    5 1.250000 0.030000 INFINITY

    6 0.004500 0.000250 0.000150

    7 0.002500 0.002000 INFINITY

    8 0.190000 0.035000 0.010000

    3. Pekerjaan Rumah

    3.1 Dari ASW :

  • Halaman 174 No.3 : Credit Union of State University

    Halaman 176 No.7 : Hoxworth Corporation

    Halaman 178 No.11 : Edward Manufacturing Company

    Halaman 180 No.17 : Frandec Company

    3.2 Dari EGS :

    Halaman 75 No. 2-20 : Vineyard

    Halaman 80 No. 2-32 : Waitress Scheduling

  • Pertemuan : 4

    Topik Bahasan : Interger Programming

    Bahan Bacaan : 1. Anderson, Sweeney & Williams, ch. 8 (ASW)

    2. Eppen, Gould, Schmidt, ch. (EGC)

    3. Mathur & Solow, ch. 8 (MS)

    Software : LINDO

    1. Pengantar

    Integer Programming pada prinsipnya sama dengan Linear Programming,

    kecuali bahwa Integer Programming terdiri dari 2 macam :

    - Solusi optimal adalah bilangan general integer

    - Solusi optimal adalah bilangan binary integer 0 - 1

    2. Contoh Pemecahan Secara Grafis

    2.1 Analisa Sensitivitas pada Objective Function

    Buffalo Urban Development Department (BUUD) mendapatkan federal

    grant $ 5 juta untuk membangun low-income dan middle-income

    apartment building pada tanah seluas 180,000 square feet. Setiap tipe

    apartment building memerlukan tanah 20,000 square feet. Estimated Cost

    setiap low-income building adalah $ 300,000 dan estimated cost setiap

    middle-income building adalah $ 600,000. Setiap low-income building

    apartment terdiri dari 15 unit dan setiap middle-income building

    apartment terdiri dari 12 unit. Pemerintah mensyaratkan ratio dari

    middle-income terhadap low-income minimal 0.8.

    Berapa jumlah unit apartment maksimal bisa dibangun dengan budget

    dan kondisi diatas.

    * Decision Variables :

    L = Jumlah Low-income apartment building dibangun

    M = Jumlah middle-income apartment building dibangun

    * Objective Function :

    Max 15 L + 12 M

    * Constraint :

    - Budget Constraint :

    3 L + 6 M < 50

    - Land Constraint :

    20 L + 20 M < 180

    - Ratio middle- income terhadap low-income :

    12 M > 0.8

    15 L

  • atau

    12 M 12 L > 0 atau

    M L > 0

    M

    D

    10

    9

    B Ratio 8

    E

    7

    6

    5 F

    4

    3

    Budget

    2

    1 G H

    A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 L

    Feasible Region adalah AFEB dan Objective Function adalah garis

    GD. Optimal Solution tanpa persyaratan integer adalah titik F (4.5,

    4.5). Jika terdapat persyaratan integer maka GD digeser sampai

    menyinggung titik integer yang jauh dari (0,0), titik tersebut adalah

    (4,5).

    L M Objective

    Function Value

    4 4 108

    4 5 120 Optimal Solution

    3 6 117

    2 7 114

  • 3. Pemecahan Menggunakan LINDO :

    Tanpa Integer Solution

    Max 15 L + 12 M

    ST

    3 L + 6 M

  • M L >= 0 GIN L

    GIN M

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 120.0000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    L 4.000000 -15.000000

    M 5.000000 -12.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 8.000000 0.000000

    3) 0.000000 0.000000

    4) 1.000000 0.000000

    NO. ITERATIONS = 7

    BRANCHES = 1 DETERM. = 1.000 E 0

    4. Contoh Aplikasi :

    4.1 Capital Budgeting (ASW 342)

    Ice-Cold Refrigerator Company mempertimbangkan beberapa proyek.

    Manajemen harus memilih beberapa proyek yang paling menguntungkan

    dan memperhitungkan keterbatasan resources.

    Project

    Estimated Net

    Present Value

    ($)

    Capital Requirement ($)

    Tahun 1

    Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

    Plant

    Expansion

    70,000 15,000 20,000 20,000 15,000

    Warehouse

    Expansion

    40,000 10,000 15,000 20,000 5,000

    New

    Machinery

    10,000 10,000 0 0 4,000

    New

    Product

    Research

    37,000 15,000 10,000 10,000 10,000

    Available Capital Funds ($)

    50,000

    45,000

    50,000

    34,000

  • * Decision Variables :

    X1 = 1 Jika plant expansion project dilaksanakan, 0 jika tidak

    X2 = 1 Jika warehouse expansion project dilaksanakan, 0 jika

    tidak

    X3 = 1 Jika new machinery project dilaksanakan, 0 jika tidak

    X4 = 1 Jika new product research project dilaksanakan, 0 jika

    tidak

    * Objective Function :

    Max 70X1 + 40X2 +10X3 + 37X4

    * Constraint :

    Tahun 1 : 15X1 + 10X2 +10X3 + 15X4 < 50

    Tahun 2 : 20X1 + 15X2 +10X4 < 45

    Tahun 3 : 20X1 + 20X2 +10X4 < 50

    Tahun 4 : 15X1 + 5X2 +4X3 + 10X4 < 34

    Pemecahan dengan Lindo tanpa integer :

    Max 70X1 + 40X2 +10X3 + 37X4

    ST

    15X1 + 10X2 +10X3 + 15X4

  • Pemecahan dengan Lindo binary integer :

    Max 90X1 + 40X2 +10X3 + 37X4

    ST

    15X1 + 10X2 +10X3 + 15X4

  • * Decision Variables :

    X1 = Jumlah fuel additive diproduksi (ton)

    X2 = Jumlah solvent base diproduksi (ton)

    X3 = Jumlah carpet cleaning fluid diproduksi (ton)

    Y1 = 0 Jika fuel additive tidak diproduksi

    = 1 jika fuel additive diproduksi

    Y2 = 0 Jika solvent base tidak diproduksi

    = 1 jika solvent base diproduksi

    Y3 = 0 Jika carpet cleaning fluid tidak diproduksi

    = 1 jika carpet cleaning fluid diproduksi

    * Objective Function :

    Objective Function = Profit Setup Cost Max 40X1 + 30X2 +50X3 - 200Y1 - 50Y2 - 400Y3

    * Constraint :

    X1 < 35Y1 Maksimum X1 bisa diproduksi

    X2 < 25Y2 Maksimum X2 bisa diproduksi

    X3 < 33.33Y3 Maksimum X3 bisa diproduksi

    0.4X1 + 0.5X2 + 0.6X3 < 20 Material 1

    0.2X2 + 0.1X3 < 5 Material 2

    0.6X1 + 0.3X2 + 0.3X3 < 21 Material 3

    X1,X2,X3 > 0

    Y1,Y2,Y3 = 0,1

    Penyelesaian menggunakan Lindo :

    Max 40X1 + 30X2 +50X3 - 200Y1 - 50Y2 - 400Y3

    ST

    X1 - 35Y1

  • Y3 0.000000 394.445007

    X1 25.000000 0.000000

    X2 20.000000 0.000000

    X3 0.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 10.000000 0.000000

    3) 5.000000 0.000000

    4) 0.000000 16.666666

    5) 0.000000 33.333332

    6) 1.000000 0.000000

    7) 0.000000 44.444443

    4.3 Distribution System Design (ASW 346)

    Martin-Beck Company sedang merencanakan fasilitas produksi baru

    dan sistem distribusi yang lebih effisien. Saat ini MBC mempunyai 1

    pabrik di St. Louis dengan kapasitas produksi 30,000 unit dan

    mensupply regional distribution centers yang terletak di Boston,

    Atlanta dan Houston.

    Sehubungan dengan kenaikan demand, manajement

    mempertimbangkan membangun pabrik baru dengan alternatif lokasi

    di detroit, Toledo, Denver dan Kansas City. Data-data seperti pada

    tabel :

    Plant

    Distribution Cost

    ($ / unit)

    Capacity

    (1000 unit)

    Estimated

    Construction

    Cost

    (1000 $)

    Boston Atlanta Houston

    Detroit 5 2 3 10 175

    Toledo 4 3 4 20 300

    Denver 9 7 5 30 375

    Kansas City 10 4 2 40 500

    St. Louis 8 4 3 30 -

    Demand 30 20 20

    Plant mana yang dipilih untuk dibangun supaya diperoleh minimum

    cost ?

  • Plant

    10 1

    Detroit

    1 30

    Boston

    20 2

    Toledo

    30 3 2 20

    Denver Atlanta

    4

    40 Kansas

    City

    20

    3

    Houston

    30 5

    St. Louis

    * Decision Variables :

    X1j = Jumlah unit yang dikirim dari plant I ke distribution j

    Y1 = 1 jika plant Detroit dibangun, 0 jika tidak

    Y2 = 1 Jika plant Toledo dibangun, 0 jika tidak

    Y3 = 1 Jika plant Denvet dibangun, 0 jika tidak

    Y4 = 1 Jika plant Kansas City dibangun, 0 jika tidak

    * Objective Function :

    Min 5X11 + 2X12 + 3X13 + 4X21 + 3X22 + 4X23 + 9X31 + 7X32 + 5X33

    + 10X41 + 4X42 + 2X43 + 8X51 + 4X52 + 3X53 + 175Y1 + 300Y2

    375Y3 + 500Y4

    St

    X11 + X12 + X13 < 10Y1 Detroit Capacity

    X21 + X22 + X23 < 20Y1 Toledo Capacity

  • X31 + X32 + X33 < 30Y3 Denver Capacity

    X41 + X42 + X43 < 40Y4 Kansas City Capacity

    X51 + X52 + X53 < 30 St. Louis Capacity

    X11 + X21 + X31 + X41 + X51 = 30 Boston Demand

    X12 + X22 + X32 + X42 + X52 = 20 Atlanta Demand

    X13 + X23 + X33 + X43 + X53 = 20 Houston Demand

    Xij > 0

    Y1, Y2, Y3, Y4 = 0,1

    Pemecahan menggunakan Lindo :

    Min

    5X11 + 2X12 + 3X13 + 4X21 + 3X22 + 4X23 + 9X31 + 7X32 + 5X33 + 10X41 +

    4X42 + 2X43 + 8X51 + 4X52 + 3X53 + 175Y1 + 300Y2 + 375Y3 + 500Y4

    ST

    X11 + X12 + X13 - 10Y1

  • X41 0.000000 2.000000

    X42 20.000000 0.000000

    X43 20.000000 0.000000

    X51 30.000000 0.000000

    X52 0.000000 0.000000

    X53 0.000000 1.000000

    X21 0.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 3.000000

    3) 0.000000 8.000000

    4) 0.000000 4.000000

    5) 0.000000 0.000000

    6) 0.000000 0.000000

    7) 0.000000 -8.000000

    8) 0.000000 -4.000000

    9) 0.000000 -2.000000

    NO. ITERATIONS = 47

    BRANCHES = 2 DETERM = 1.000 E 0

    5. Variasi dari Binary Integer Costraint

    Pada contoh Martin-Beck Company

    * Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 1

    Harus membangun satu pabrik

    * Y1 + Y2 + Y3 + Y4 < 1

    Boleh tidak membangun pabrik, jika membangun hanya diperbolehkan

    maksimal satu pabrik

    * Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 3

    Harus membangun 3 pabrik

    * Y1 + Y2 + Y3 + Y4 < 3

    Boleh tidak membangun pabrik, jika membangun hanya diperbolehkan

    maksimal 3 pabrik

    * Y2 < Y1

    - Pabrik 2 hanya boleh dibangun jika pabrik 1 dibangun

    - Jika pabrik 1 dibangun, pabrik 2 tidak harus dibangun

    * Y2 = Y1

    Jika salah satu pabrik dibangun maka yang lainnya harus dibangun

  • 6. Model Sensitivitas

    Pada model :

    Max 40X1 + 60X2 + 70X3 + 160X4

    St

    16X1 + 35X2 + 45X3 + 85X4 < 100

    X1, X2, X3, X4 = 0,1

    Solusi menggunakan Lindo :

    Max 40X1 + 60X2 + 70X3 + 160X4

    St

    16X1 + 35X2 + 45X3 + 85X4

  • ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.000000

    NO. ITERATIONS = 3

    BRANCHES = 0 DETERM = 1.000 E 0

    Dari data diatas terlihat bahwa tambahan $ 1 di RHS akan menambah

    objective function value $ 30, sedangkan analisa sensitivitas dari Lindo

    tidak ada. Sehingga pada pembuatan model disarankan mencoba

    beberapa alternatif RHS.

    7. Pekerjaan Rumah

    7.1 Dari Buku ASW :

    Halaman 362 No. 11 : Hawkins Manufacturing Company

    Halaman 365 No. 18 : The Northsore Bank

    Halaman 366 No. 21 : Bayside Art Gallery

    7.2 Dari Buku EGC :

    Halaman 384 No. 8 9 : Airline Scheduling Halaman 384 No. 8 9 : A Starup Problem Halaman 384 No. 8 10 : Production Planning Halaman 384 No. 8 11 : Large Manufacturing Halaman 387 No. 8 21 : Capacity Expansion

  • Pertemuan : 5

    Topik Bahasan : Analytic Hierarchy Process

    Bahan Bacaan : Anderson, Sweeney & Williams, ch. 15 (ASW)

    1. Pengantar

    Analytic Hierarchy Process digunakan untuk memecahkan permasalahan

    dengan multiple criteria. Perbedaan dengan goal programming, pada AHP

    pengambil keputusan harus melakukan judgement untuk menentukan relative

    importance dari setiap kriteria dan membuat hierarchy dari step pengambilan

    keputusan.

    2. Pengambilan Keputusan dengan Analytic Hierarchy Process

    Proses Analytic Hierarchy Process adalah sebagai berikut :

    a) Menentukan criteria

    b) Membuat hierarchy dari criteria

    c) Membuat pairwise comparison scale

    d) Membuat pairwise comparison matrix

    e) Menghitung relative priorities

    f) Menghitung consistency ratio (CR), jika CR > 0.10 berarti terjadi

    incosistent judgement dan pairwise comparison matrix perlu direvisi

    g) Membuat overall priority ranking

    Contoh (ASW ch. 15) :

    Diane Payne merencanakan membeli mobil dengan informasi sesuai tabel

    berikut :

    Category Car A Car B Car C

    Price $ 13,100 $ 11,100 $ 9,500

    MPG 18 23 29

    Interior Deluxe Above average Standard

    Body 4-door midsize 2-door sport 2-door compact

    Radio AM/FM, tape AM/FM AM/FM

    Engine

    6-cylinder 4-cylinder 4-cylinder

  • 2.1 Menentukan Criteria

    Criteria yang digunakan untuk membandingkan adalah : Price, MPG,

    Comfort, Style.

    2.2 Membuat Hierarchy

    Hierarchy dibuat berdasarkan overall goal, criteria dan decision

    alternatives.

    Overall Goal :

    Select the best car

    Criteria : Price MPG Comfort Style

    A A A A

    Decision

    Alternatives : B B B B

    C C C C

    2.3 Membuat Pairwise Comparison Scale

    Verbal Judgement

    Of Preference

    Numerial

    Rating

    Extremelly preferred

    9

    Very strongly to extremely preferred 8

    Very strongly preferred 7

    Strongly to very strongly preferred 6

    Strongly preferred 5

    Moderately to strongly preferred 4

    Moderately preferred 3

    Equally to moderately preferred 2

    Equally preferred 1

    Pairwise comparison scale digunakan untuk membandingkan 2 item.

    Misal comfort antara A dan B, A dan C, B dan C.

  • 2.4 Membuat Pairwise Comparison Matrix

    Pairwise Comparison Matrix adalah membandingkan 2 item

    berdasarkan pairwise comparison scale.

    2.4.1 Pairwise Comparison Matrix Price terhadap A, B, C

    Price

    A B C

    A 1 1/3 AC merupakan