penegakkan diagnosis referat addison
TRANSCRIPT
A. Penegakkan Diagnosis
Diagnosis penyakit Addison dapat ditegakkan bila pada pasien tersebut telah
ditemukan adanya :
1. Gejala dan tanda sebagai berikut
Tabel 1. Gejala dan tanda penyakit addison
Gejala dan Tanda Presentasi pasien
Weakness 99
Pigmentasi kulit 98
Berat badan turun 97
Anoreksia, nausea, vomitting 90
Hipotensi ( <110/70 ) 87
Pigmentasi membran mukus 82
Nyeri perut 34
Salt craving 22
Diare 20
Konstipasi 19
Syncope 16
Vitiligo 9
(Harrison, 2008)
Kemudian, dapat muncul beberapa gejala tanda lain seperti :
a. Asthenia : merupakan gejala cardinal yang dapat muncul secara
sporadik. Biasanay sebagai manifestasi dari stress karena adrenal
fungsi yang menjadi semakin terganggu. Dalam saat seperti ini,
pasien sangat membutuhkan bed rest.
b. Hiperpigmentation : dapat muncul atau bahkan tidak nampak.
Biasanya muncul sebagai warna kecoklatan yang menyebar atau
perunggu gelap seperti pada warna normal daerah disekitar siku atau
areola mammae.
c. Arterial Hipotensi yang terjadi dalam frekuensi yang sering, dan
tekanan darah dapat menyentuh hingga 80/50 mmHg atau bahkan
kurang ( Harrison, 2008).
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Lab Darah
1) Dapat ditemukannya anemia normokronik, limfositosis,
dan eosinofilia.
2) Leukositosis
3) Analisis gas darah : asidosic metabolic
4) Hipoglikemia dan hiponatrium
5) Hiperkalemia
6) Penurunan kadar kortisol serum
7) ADH meningkat (Alfin, Said, Rina N, Megawati, Nadia
A, Devi S, Teuku F, et al . 2011).
b. Tes ACTH
Jika ACTH >300pg/dL maka menandakan ada gangguan
adrenal. Jika ACTH <10pg/dL maka menandakan ada
ganggguan pada hipofisis. Bila berada pada kadar 10 – 300
pg/dL maka dianjurkan untuk melaksanakan tes stimulating
ACTH untuk pengukuran kadar kortisol (Alfin S, Rina N,
Megawati, Nadia A, Devi S, Teuku F, et al . 2011 ).
c. Tes Stimulating ACTH untuk pengukuran kadar kortisol
Cortisol darah dan urin diukur sebelum dan sesudah bentuk
sintetik dari ACTH 250mg diberikan secara IV atau IM. Tes ini
disebut short synacthen test. Pengukuran kortisol dalam darah
diulang 30 sampai 60 menit . Bila tingkat kortisol melebihi 18
mcg/dl maka negatif insufisiency adrenal. Bila kadar serum
kortisol <13 mcg/dl menunjukkan sufisiensi adrenal. Bila dapat
menyentuh <3 mcg/dl merupaka diagnostik penyakit addison
(Alfin S, Rina N, Megawati, Nadia A, Devi S, Teuku F, et al .
2011).
d. Tes toleransi insulin
Merupakan tes yang sensitif untuk insufisiensi adrenal. Tes
ini melibatkan stress hipoglikemik untuk menginduksi kortisol.
Tes ini kontraindikasi dengn pasien riwayat kejang atau oenyakit
kardiovaskular. Respon serum kortisol diukur dipuncak setelah
pemberian insulin 0,1 – 0,15 U / kg. Tingkat kortisol kurang dari
18 mcg/dl dan tingkat glukosa serum kurang dari 40 mg/dl
menunjukkan insufisiensi adrenal (Alfin S, Rina N, Megawati,
Nadia A, Devi S, Teuku F, et al . 2011).
e. Tes Metyrapone
Tes melibatkan gangguan jalur produksi kortisol dengan
menghambat II hidroklase B, enzim yang mengkonversi II-
deoxycortisol untuk kortisol. Metyrapone ( 30 mg. Kg)
disuntikkan IV pada tengah malam . Bila tingkat II’s kurang dari
7 mg/dl adalah diagnostik insufisiensi adrenal (Alfin S, Rina N,
Megawati, Nadia A, Devi S, Teuku F, et al . 2011).
f. Tes CRH
Bila tes CRH menunjukkan serum CRH >100pg / ml
merupakan diagnostik dari insufisiensi adrenal primer (Alfin S,
Rina N, Megawati, Nadia A, Devi S, Teuku F, et al . 2011 ).
g. Pemerikasaan CT dan MRI
Menunjukkan adanya pengurangan glandula adrenal pada
pasien dengan kerusakan autoimun dan pembersaran glandula
adrenal bagi pasien akibat infeksi. CT memadai menunjukkan
kalsifikasi yang terjadi pada kegagalan adrenal akibat tuberkulosis.
Kalsifikasi dapat terlihat dalam fase akut infeksi , tetapi biasanya
didapati dalam fase kronis infeksi. CT dan MRI mengungkapkan
perdarahan adrenal. MRI lebih unggul dari pada CT dalam
membedakan massa adrenal tetapi mri tidak dapt membedakan
tumor dari proses inflamasi (Alfin S, Rina N, Megawati, Nadia A,
Devi S, Teuku F, et al . 2011).
Addison disease in a 51-year-old man. Contrast-enhanced CT scan shows both adrenal glands, which appear small and with dense calcification. The cause of the calcification was not known but may have been due to remote hemorrhage or tuberculosis.
( Radiographics.rsna.org)
3. Diagnosa Terkini
Tes Saliva kortisol
Tes Saliva kortisol terbukti memiliki fungsi yang sama dengan
pengukuran serum kortisol dalam tes stimulasi ACTH, walaupun
masih kalah unggul dalam keakuratan hasil. Hasil tes saliva
kortisol dan serum kortisol yang tersedia dalam jumlah banyak
akan memberikan dampak yang lebih baik pada penderita
insufisiensi adrenal korteks untuk abnormalnya CBG (
corticosteroid Binding Globulin (Neary, Nieman. 2011 ).
Referensi :
Alfin S, Rina N, Megawati, Nadia A, Devi S, Teuku F, et al
. 2011. Penyakit Addison. Faculty of Medicine University of Syah
Kuala
Anthony SF. 2008. Harrison’s Internal Medicine, 17th Edition, USA, McGraw – Hill, page 1586 – 1593.
Neary N, Nieman L. 2011. Adrenal Insufficiency-etiology,
diagnosis and treatment. National Center for Biotechnology
Information. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2928659/