askep cholilitiasis, chussing sindrom dan addison

52
ASUHAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PADA PASIEN CHOLILITIASIS, CHOLILITIASIS, CUSHING CUSHING SINDROM SINDROM DAN ADDISON DAN ADDISON 1) SITI ZULAIKHA 2) RUT APRILIA KARTINI

Upload: ciluth-grunge

Post on 23-Jun-2015

1.044 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ASUHAN ASUHAN KEPERAWATANKEPERAWATANPADA PASIENPADA PASIENCHOLILITIASIS, CHOLILITIASIS, CUSHING SINDROMCUSHING SINDROMDAN ADDISONDAN ADDISON

1) SITI ZULAIKHA2) RUT APRILIA KARTINI

Page 2: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

CHOLILITIASIS (BATU EMPEDU)CHOLILITIASIS (BATU EMPEDU)

Pengertian : a)Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal. empedu (Duktus Koledocus ).b)Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.c)Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu.d)Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.

Page 3: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

KLASIFIKASI

Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di golongkankan atas 3 (tiga) golongan :1.Batu kolesterol => Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70% kolesterol.2.Batu kalsium bilirubinan (pigmen coklat) => Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama.3.Batu pigmen hitam. => Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi.

Page 4: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ETIOLOGI

Batu-batu (kalkuli) dibuat oleh kolesterol, kalsium bilirubinat, atau campuran, disebabkan oleh perubahan pada komposisi empedu. Batu empedu dapat terjdi pada duktus koledukus, duktus hepatika, dan duktus pankreas. Kristal dapat juga terbentuk pada submukosa kandung empedu menyebabkan penyebaran inflamasi. Sering diderita pada usia di atas 40 tahun, banyak terjadi pada wanita. (Doenges, Marilynn, E. 1999)

Page 5: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

PATOFISIOLOGI

Ada dua tipe utama batu empedu : batu yang tersusun dari pigmen dan batu yang tersusun dari kolesterol.

1. Batu pigmen : kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkonjugasi dalam empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu-batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi.2. Batu kolesterol : kolesterol sebagai pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air, kelarutannya tergantung pada asam empedu dan lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Pasien penderita batu empedu akan terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati, keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu yang jenuh oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu dan menjadi iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu (Smeltzer, Suzanne C., 2000)

Page 6: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Gejala KlinisPenderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala

kronis dan akutGEJALA AKUT GEJALA KRONIS

TANDA : TANDA :

Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen

Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada kwadran kanan atas

Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas

Kandung empedu membesar dan nyeri

Ikterus ringan

GEJALA: GEJALA:

Rasa nyeri (kolik empedu) yang menetap Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat : abdomen bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula kanan

Mual dan muntah Nausea dan muntah

Febris (38,5 C) Intoleransi dengan makanan berlemak

Flatulensi

Eruktasi (bersendawa)

Page 7: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

PEMERIKSAAN PENUNJANG Radiologi Radiografi Sonogram => dapat mendeteksi batu dan menentukan apakah dinding

kandung empedu telah menebal. Pemeriksaan darah :-Kenaikan serum kolesterol-Kenaikan fosfolipid-Penurunan ester kolesterol-Kenaikan protrombin serum time-Kenaikan bilirubin total, transaminase-Penurunan urobilirubin-Peningkatan sel darah putih-Peningkatan serum amilase, bila pankreas terlibat atau bila ada batu di duktus

utama

Page 8: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan pendukung dan diet :•Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein•Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.•Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign•Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa

untuk mengatasi syok.•Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti

koagulopati)

Page 9: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

LANJUTAN...

2. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan :Pelarutan batu empedu =>dengan bahan pelarut (misal : monooktanoin atau metil tertier butil eter/MTBE) dengan melalui jalur : melalui selang atau kateter yang dipasang perkutan langsung kedalam kandung empedu; melalui selang atau drain yang dimasukkan melalui saluran T Tube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan pada saat pembedahan.

Page 10: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ASUHAN KEPERAWATAN:

Indentitas klien : Nama :Alamat : Status : Agama : Pendidikan : Pekerjaan : Suber informasi : Tanggal masuk RS : Diagnosa :

Page 11: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Keluhan utama :PX mengatakan nyeri pada perut kanan atas. Riwayat keperawatan :a. Riwayat keperawatan sekarangPX dengan keluhan perut nyeri pada kanan atas sejak 5 tahun yang

lalu, nyeri seperti ditusuk-tusuk menjalar sampai ke pinggang, nyeri dirasakan hilang timbul kadang nyeri hilang sendiri, kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter di USG dan di diagnosis batu empedu px menolak untuk operasi dan minta pulang, selama 5 tahun nyeri sering kumat-kumatan, tiap kumat pasien memeriksakan diri ke dokter dan diberi obat pengurang nyeri, dalam 1 tahun terakhir kumat 2 kali, terakhir kumat 3 bulan yang lalu. ± 3 hari yang lalu sebelum masuk RS pasien mendadak panas, panas hilang timbul di periksakan ke dokter pada 1 hari di RS di USG di diagnosis batu empedu, diberi obat penurun panas dan pengurang nyeri, tetapi sakit tidak berkurang lalu dibawa ke RSDM.

Page 12: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

b. Riwayat kesehatan dahuluPasien mengatakan belum pernah opname di RS, bila pasien sakit sering dibawa ke dokter dan setelah di diagnosis batu empedu pasien menolak untuk operasi.c. Riwayat keperawatan keluargaPasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita oleh pasien, keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan menular.

Page 13: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Baikb. Tingkat kesadaran : Composmentisc. Tanda-tanda vital : TD : 140/80 mmHg N : 95 x/menitS : 37°C Rr : 20 x/menitBB sebelum : 63 kgBB sekarang : 60 kg

Page 14: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

d. Kepala : Tidak ada massa, kulit kepala kotor, rambut pendek, beruban.e. Mata : Konjungtiva anemis, sklera an ikterik, fungsi penglihatan baik, simetris kanan kirif. Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan fungsig. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan fungsi pendengaranh. Mulut : Tidak ada stomatitis, bersih, tidak terpasang NGTi. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Page 15: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

j. DadaJantung : I : IC tidak tampakP : IC tidak kuat angkatP : Batas jantung tidak melebarA : BJ I = BJ IIParu : I : Pengembangan dada kanan = kiriP : Fremitus raba kanan = kiriP : SonorA : Vesikuler

Page 16: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

k. Abdomen : P : Nyeri bertambah jika beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaringQ : Ditusuk-tusuk,R : Perut kanan atasS : Skala nyeri sedang (5)T : Kadang hilang timbul, durasi ± 5 menit

Abdomen I : Tidak ada lesi, ada asitesP : Terdapat nyeri tekan pada perut kanan atasP : Pekak kanan atasA : Peristaltik usus 12 x/menit

Page 17: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

l. Ekstremitas Atas : Terpasang infus pada tangan kananEkstremitas Bawah : Tidak mengalami gangguan pada ekstremitas bawah, tidak oedem.

m. Genitourinaria : Bersih, tidak terpasang DCn. Kulit : Sawo matang

Page 18: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ANALISA DATA DS : - Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan atasP : Nyeri bertambah jika beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaringQ : Ditusuk-tusukR : Perut kanan atasS : Skala nyeri sedang (5)T : Kadang hilang timbul, durasi ± 5 menit

DO: - Pasien tampak meringis kesakitan- TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,1°C- Pem abdomen :I : Tidak ada lesi, tidak ada asitesA : Peristaltik usus 12 x/menitP : Terdapat nyeri tekan pada perut kanan atasP : Tympani

Page 19: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungand engan intake yang tidak adekuat.

3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.

Page 20: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

IntervensiDx. 1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

TUJUAN KRITERIA HASIL

Nyeri hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

Skala nyeri berkurang atau skala nyeri 0

Pasien tampak rileks

Intervensi :

Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

Observasi dan catat tingkat atau skala nyeri

Lakukan teknik managemen nyeri

Ajarkan teknik managemen nyeri

Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program (antrain 500 mg)

Page 21: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx.2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

TUJUAN KRITERIA HASIL

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.

Nafsu makan bertambah

BB stabil atau tidak turun

Mual-muntah hilang

Intervensi :

Observasi atau timbang BB tiap hari

Kaji pola makan pasien

Berikan makan selagi hangat

Anjurkan makan sedikit tapi sering

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet (diit nasi 1700 kalori, diet rendah lemak)

Page 22: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx. 3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.

TUJUAN KRITERIA HASIL

Pasien dapat beraktivitas secara mandiri setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.

Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.

Intervensi :

Kaji tingkat ketergantungan pasien.

Bantu pasien dalam beraktivitas

Anjurkan pasien untuk beraktivitas secara betahap

Libatkan keluarga dalam aktivitas pasien

Page 23: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

CUSHING SINDROM

Page 24: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

DEFINISI

Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088)

Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. (Price, 2005)

Page 25: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ETIOLOGI

a. Iatrogenik

Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik.

Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma, limpoma dan gangguan

kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen

antiinflamasi.

b. Spontan

Sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-

hipofisis-adrenal. Adenoma pituitary (70%kasus), tumor adrenokortikal

(20% kasus) dan tumor ekstrapituitari (10% kasus) seperti karsinoma sel

kecil-kecil paru.

Page 26: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

MANIFESTASI KLINIS

a. Wajah yang khas (moon face)b. Penipisan rambut kepala disertai jerawat dan hirsutisme (pertumbuhan

rambut berlebihan pada wajah dan tubuh seperti layaknya pria)c. Obesitas batang tubuh dengan fosa supraklavikula yang terisi penuh,

punuk kerbau (buffalo hump)d. Striae pada kulite. Kelemahan dan atropi ototf. Osteoporosisg. Kulit yang rapuh dan penyembuhan luka yang lamah. Ulkus peptikumi. Hipertensij. Kelabilan emosi

Page 27: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

PATOFISIOLOGI

Telah dibahas diatas bahwa penyebab sindrom cishing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Untuk lebih memahami manifestasi klinik sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat metabolik dari kelebihan glikokorikoid. Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:Glukokortikoid => Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenal manusia adalah kortisolMineralokortikoid => Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksi adalah aldosteron,

Page 28: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian :Pengumpalan riwayat dan pemeriksaan kesehatan difokuskan pada efek tubuh

dari hormone korteks adrenal yang konsentrasinya tinggi dan pada kemampuan korteks adrenal untuk berespons terhadap perubahan kadar kortisol dan aldosteron. Riwayat kesehatan mencakup informasi tentang tingkat aktivitas klien dan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin dan perawatan diri. Detailnya pengkajian keperawatan untuk klien dengan sindrom cushing mencakup:

a. Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet, memar dan edema.b. Amati adanya perubahan fisik dan dapatkan respon klien tentang

perubahan dini.c. Lakukan pengkajian fungsi mental klien, termasuk suasana hati, respon

terhadap pertanyaan, kewaspadaan terhadap lingkungan, dan tingkat depresi. Keluarga klien merupakan sumber terbaik untuk mendapatkan informasi tentang perubahan ini.

Page 29: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kelemahan dan perubahan metabolisme protein.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan

penampilan fisik.

Page 30: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx 1 : Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kelemahan dan perubahan metabolisme protein.

KRITERIA HASIL INTERVENSI

Klien bebas dari cedera jaringan lunak atau fraktur

Kaji tanda-tanda ringan infeksiRasional : Efek antiinflamasi kortikosteroid dapat

mengaburkan tanda-tanda umum inflamasi dan infeksi.

Klien bebas dari area ekimotik Ciptakan lingkungan yang protektif Rasional : Mencegah jatuh, fraktur dan cedera

lainnya pada tulang dan jaringan lunak.

Klien tidak mengalami kenaikan suhu tubuh, kemerahan, nyeri, atau tanda-tanda infeksi dan inflamasi lainnya

Bantu klien ambulasiRasional : Mencegah terjatuh atau terbentur

pada sudut furniture yang tajam.

Berikan diet tinggi protein, kalsium, dan vitamin D

Rasional : Meminimalkan penipisan massa otot dan osteoporosis.

Page 31: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx.2 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.KRITERIA HASIL INTERVENSI

Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit, menunjukkan perilaku/teknik untuk mencegah kerusakan/cedera kulit.

Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular.

Rasional : menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan infeksi.

Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa.

Rasional : mendeteksi adanya dehidrasi/hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler.

Inspeksi area tergantung edema.Rasional : jaringan edema lebih cenderung

rusak/robek.

Berikan perawatan kulit. Berikan salep atau krim.Rasional : lotion dan salep mungkin diinginkan untuk

menghilangkan kering, robekan kulit.

Page 32: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

LANJUTAN... Anjurkan menggunakan pakaian katun

longgar.Rasional : mencegah iritasi dermal langsung dan

meningkatkan evaporasi lembab pada kulit.

Kolaborasi dalam pemberian matras busa.Rasional : menurunkan tekanan lama pada

jaringan.

Page 33: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx.3 :Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

KRITERIA HASIL INTERVENSI

Klien mengungkapkan perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif tentang perubahan penampilan, fungsi seksualitas, dan tingkat aktivitas. Menyatakan penerimaan terhadap situasi diri.

Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan.Rasional : mengidentifikasi luas masalah dan perlunya intervensi.

Diskusikan arti perubahan pada pasien.Rasional : beberapa pasien memandang situasi sebagai tantangan, beberapa sulit menerima perubahan hidup/penampilan peran dan kehilangan kemampuan control tubuh sendiri.

Anjurkan orang terdekat memperlakukan pasien secara normal dan bukan sebagai orang cacat.Rasional : menyampaikan harapan bahwa pasien mampu untuk mangatur situasi dan membantu untuk mempertahankan perasaan harga diri dan tujuan hidup.

Rujuk ke perawatan kesehatan. Contoh: kelompok pendukung.Rasional : memberikan bantuan tambahan untuk manajemen jangka panjang dari perubahan pola hidup.

Page 34: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ADDISON SINDROM

Page 35: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

DEFENISI

Suatu penyakit yang disebabkan oleh kegagalan korteks adrenal untuk memproduksi hormon adrenokortikoid.

Page 36: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ETIOLOGIKebanyakan disebabkan oleh atropi korteks suprarenal yang dipengaruhi oleh :1.Kurang lebih 50% tidak diketahui.2.Kurang lebih 50 % karena penyakit tuberkulosa dan neoplasma.3.Latrogenik

-Operasi sindrom Cushing.-Pemberian terlalu lama dan banyak steroid sintetik.

Page 37: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

KLASIFIKASI INSUFISIENSI1. Insudisiensi Adrenal Primer. Destruksi anatomis dari kelenjar, atropi

idiopatik, eksterpasi, Infeksi ( TBC ) Hemoragi, Invasi Metabolik.

Kegagalan metabolic untuk memproduksi hormon : Sitotoxic agent, hiperplasia adrenal congenital, Enzim Inhibitor.

2. Insufisiensi Adrenal sekunder Penyakit Hipotalamus Hipofisis. Supresi dari Hipotalamus Hipofisis karena

pemberian steroid eksogen.

Page 38: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

PATOFISIOLOGI

Penyebab terjadinya Hipofungsi Adrenokortikal mencakup operasi pengangkatan kedua kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut. Tuberkulosis (TB) dan histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses autoimun telah menggantikan tuberculosis sebagai penyebab penyakit Addison, namun peningkatan insidens tuberculosis yang terjadi akhir-akhir ini harus mempertimbangkan pencantuman pemyakit infeksi ini kedalam daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.

Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap keadaan stres dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2-4 minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal. Oleh sebab itu kemungkinan Addison harus di anitsipasi pada pasien yang mendapat pengobatan kortikosteroid.

Page 39: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

GEJALA KLINIK

1. Tenaga berkurang.2. Lekas lelah.3. BB Menurun.4. Pigmentasi di kulit dan membran mukosa.5. Hipotensi 110 / 70 mmHg.6. Kontraksi jantung menurun.7. Anoreksia, Vomitus, Diare.8. Hipometabolisme.9. Berkurangnya Rambut.

Page 40: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

TANDA DAN GEJALA

Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB menurun, hipotensi, dan hipoglikemi.Astenia (gejala cardinal) : pasien kelemahan yang berlebihHiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari, biasanya pada kulit buku jari, lutut, siku.Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuanHipotensi arterial (TD : 80/50 mmHg/kurang)Abnormalitas fungsi gastrointestinal

Page 41: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Komplikasi

a. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)

b. Kolaps sirkulasic. Dehidrasid. Hiperkalemiae. Sepsisf. Ca. Parug. Diabetes melitus

Page 42: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratoriumb. Pemeriksaan radiografi abdominal

menunjukan adanya klasifikasi diadrenal c. CT Scand. Gambaran EKGe. Tes stimulating ACTHf. Tes Stimulating CRH

Page 43: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Penatalaksanaan

a. Medik : Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2

sampai 4 minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan salineb. Keperawatan : Pengukuran TTV Memberikan rasa nyaman Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan

gejala yang menunjukan adanya krisis Addison.

Page 44: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

ASUHAN KEPERAWATAN

1. IdentitasPenyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami krisis adrenal

2. Keluhan UtamaPada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah.

3. Riwayat Penyakit DahuluPerlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia maupun ca paru, payudara dan limpama

Page 45: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

4. Riwayat Penyakit SekarangPada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi

5. Riwayat Penyakit KeluargaPerlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang sama

Page 46: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas ( kelelahan ) berhubungan dengan ketidakseimbangan elektronik.

2. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui ginjal,kelenjar keringat. Saluran gastrointestional.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah, anoreksia.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan asam lambung.

5. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri kronis

Page 47: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx.1 : Intoleransi aktivitas ( kelelahan ) berhubungan dengan ketidakseimbangan elektronik.

TUJUAN INTERVENSI

Menyatakan mampu untuk beristirahat,peningkatan tenaga dan penurunan rasa.

Kaji / diskusikan tinggkat kelemahan klien dan identifikasi aktifitas yang dapat dilakukan klien.

Rasional :Pasien biasanya telah mengalami penurunan tenaga

kelelahan otot menjadi terus memburuk setiap hari karena proses penyakit dan munculnya ketidakseimbangan natrium dan kalsium.

Mampu menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan

Pantau tanda vital sebelum dan sesudah melakukan aktivitas,observasi adanya takikardi, hipotensi dan perifer yang dingin.

Rasional :Kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai akibat dari stes

aktifitas jika curah jantung berkurang.

Menunjukkan peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam aktifitas

Page 48: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

LANJUTAN... Diskusikan kebutuhan aktivitas dan rencanakan jadwal aktivitas bersama –

sama dengan pasien. Identifikasi aktivitas yang menyebabkan kelelahan.

Rasioanal :Aktivitas yang kurang selama menerima terapi hormon pengganti untuk

memperbaiki tonus dan kekuatan otot, menurunnya kelelahan. Selain itu hal tersebut memberikan harapan bahwa kemampuan untuk melakukan aktivitas yang baik akan kembali seperti semula.

Sarankan pasien untuk menentukan masa / periode antara dan melakukan aktivitas.

Rasional :Mengurangi kelelahan dan mencegah ketegangan pola jantung Berikan kesempatan kepada pasien untuk ikut berpartisipasi secara adekuat

untuk melakukan aktifitasnya sehari hari sebagian atau seluruhnya. Tingkatkan keterlibatkan pasien sesuai kemampuan.

Rasional :Menambahkan kenyakinan pasien dan harga dirinya secara baik sesuai dengan

tingkat aktivitas yang dapat ditoleransinya.

Page 49: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

Dx.2 : Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui ginjal,kelenjar keringat. Saluran gastrointestional.

TUJUAN INTERVENSI

Menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan dengan kriteria : pengeluaran urine yang adekuat (batas normal) , tanda-tanda vital stabil ,tekanan nadi periver jelas, turgor kulit baik , pengertian kapiler baik dan membran mukosa lembab / basah.

Dapatkan riwayat dari pasien atau keluarga yang berhubungan dengan lama dan intensitas dari gejala yang muncul seperti contoh ; muntah, pengeluaran urine yang berlebihan

Rasional:Membantu memperkirakan penurunan volume total cairan.

Pantau tanda vital, catat perubahan tekanan darah pada perubahan posisi, kekuatan dari nadi perifer

Rasional :Hipotensi postural merupakan bagian hipovolemia akibat kekurangan hormon

aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol ,nadi mungkin melemah yang dengan mudah dapat hilang.

Page 50: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

LANJUTAN... Ukur dan timbang berat badan setiap hari

Rasional :Memberikan perkiraan kebutuhan akan penggantian volume cairan dan

keefektifan pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid.

Kaji pasien mengenai adanya rasa haus, kelelahan, nadi cepat, pengisian kapiler memanjang, turgor kulit jelek, membran mukosa kering, catat warna kulit dan temperaturnya.

Rasional :Untuk mengindikasikan berlanjutnya hipovolemia dan mempengaruhi

kebutuhan volume pengganti.

Page 51: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison

LANJUTAN... Auskultasi bising usus (peristaltik usus ). Catat dan laporkan adanya mual,

muntah dan diare.

Rasional :Kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan kehilangan cairan dan

elektrolik dan mempengaruhi cara untuk pemberian cairan dan nutrisi. Anjurkan cairan oral diatas 3000 ml / hari segera mungkin sesuai dengan

kemampuan pasien.

Rasional :Adanya perbaikan pada saluran cerna dan kenbalinya fungsi saluran cerna tersebut

memungkinkan untuk memberikan cairan dan elektrolit melalui oral. Kolaborasi dalam memeberikan cairan 0,9% NaCI ( normal salin )

Rasional :Pasien mungkin memerlukan cairan pengganti 4-6 liter dengan pemberian cairan

NaCL 0,9 % Melalui IV Sebanyak 500 – 1000 ml/jam dapat mengatasi kekurangan natrium yang telah terjadi.

Page 52: Askep Cholilitiasis, Chussing Sindrom dan Addison