peneayamntuan kadar glikogen pada hepar ayam

Upload: eviriana-nurdiansyah

Post on 06-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    1/14

    PENENTUAN KADAR GLIKOGEN PADA HEPAR AYAM

    I. 

    TUJUAN PRAKTIKUMTujuan dalam praktikum ini adalah agar dapat menentukan kadar glikogen pada

    hepar ayam.

    II.  TINJAUAN PUSTAKA

    Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa kita makan ialah beras, jagung,

    sagu, dan kadang-kadang, juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari

    tumbuhan dan senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah

    karbohidrat, yang terdapat sebagai amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak hanya

    terdapat sebagai pati saja, tetapi terdaat pula sebagai gula, misalnya dalam buah-buahan,dalam madu lebah, dan lain-lainnya protein dan lemak relatif tidak begitu banyak

    terdapat dalam makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat (Poedjiadi, 2006).

    Karbohidrat yag berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau

    metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam

    darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan

    oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi, ada bermacam-macam

    senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh-contoh tersebut,

    kita mengetahui bahwa amilum atau pati sellosa, glikogen, gula atau sukrosa, dan

    glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupanmanusia (Peodjiadi, 2006).

    Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi

    matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbondioksida dan

    akuadesdengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa

    yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah

    atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbondioksida dan akuades disebut proses

    fotosintesis yang reaksiya dituliskan sebagai berikut :

    Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat didalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi C2O & H2O dimana proses ini juga

    akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang terjadi di dalamtubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi

    (Irawan, 2007)

    6CO2 + 6H2O Sinar MatahariKorofil

    C6H12O6 + 6O2 

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    2/14

     

    Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul

    yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai

     berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan

    lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida,golongan oligosakarida, dan golongan polisakarida. Pada umumnya polisakarida

    mempunyai molekul besardan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida.

    Molekul polisakarid terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri

    atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang

    mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa

    senyawa berwarna putih dan tidak membentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan

    tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa

    ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam akuades akan

    membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah

    amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 2006).

    Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam sistem kehidupan : sebagai bahan

     bangunan (architectural), bahan makanan (nutritional), dan sebagai zat spesifik.

    Polisakarida arsitektur misalnya selulosa, yang memberikan kekuatan pada pokok kayu

    dan dahan bagi tumbuhan, dan kitin (chitin), komponen struktur dari kerangka luar

    seranga. Polisakarida nutrisi yang lazim ialah pati (starch, yang terdapat dalam padi dan

    kentang) dan glikogen, karbohidrat yang siap dipakai dalam tubuh hewan. Glikogen

    adalah polisakarida yang digunakan sebagai tempat penyimpanan glukosa dalam sistem

    hewan (terutama dalam hati dan otot). Dari segi struktur, glikogen mirip amilopektin.

    Glikogen mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4’-α dengan percabangan-

     percabangan (1,6’-α). Beda antara glikogen dan amilopektin ialah bahwa glikogen lebih

     bercabang dari amilopektin (Fessenden dan Fessenden, 1982).

    Hati dapat menghasilkan cadangan energi melalui perombakan glikogen menjadi

    glukosa yang tersimpan di otot dan hati. Hati berfungsi glikogenik, yaitu dengan

    dirangsang oleh enzim tertentu maka sel hati dapat menghasilkan glikogen dari

    konsentrasi glukosa yang diambil dari makanan. Zat ini disimpan sementara di hati dan

    otot selanjutnya diubah kembali menjadi glukosa oleh kerja enzim bila diperlukan oleh

     jaringan tubuh, selain itu hati juga mengubah zat buangan dan bahan racun agar mudah

    untuk diekskresikan ke empedu dan urin (Hatta, dkk, 2009).

    Seperti amilum, glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis.

    Pada tubuh kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai tempat

     pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah,

    sebagian diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah normal kembali.

    Glikogen yang ada di dalam otot digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    3/14

    aktivitas sehari-hari. Dalam alam, glikogen terdapat pada kerang dan pada alga atau

    rumput laut. Glikogen yang terlarut dalam akuades dapat diendapkan dengan jalan

    menambahkan etanol. Endapan yang terbentuk apabila dikeringkan berbentuk serbuk

     putih. Glikogen dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan dan mempunyai rotasi

    spesifik [α]D20

     = 1960. Dengan iodium, glikogen menghasilkan warna merah. Struktur

    glikogen serupa dengan struktur amilopektin yaitu merupakan rantai glukosa yang

    mempunyai cabang (Poedjiadi, 2006).

    Glikogen tersedia paling banyak pada otot dan hati konsentrasi glikogen normal

     pada mamalia ialah sekitar 0,5-1% dari berat kering dan pada hati mamalia ialah 2-8%.

    Meskipun presentasenya sedikit, glikogen tetap penting karena disimpan dalam otot

    yang menyusun tubuh sekitar 80%. Dalam saluran pencernaan, karbohidrat sebagai jenis

    monosakarida, diserap oleh usus dan diangkut ke jantung mengikuti aliran darah, dan

    kemudian itu adalah disintesis menjadi glikogen. Jika diperlukan, glikogen dapat

    dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi. Glukosa dialirkan melalui sirkulasi

    darah ke jaringan otot, dan jika energi yang berlebihan, maka akan disimpan sebagai

    glikogen otot. Jika sistem sirkulasi tidak dapat mendukung otot oksigen dan kebutuhan

    glukosa, energi untuk kontraksi otot berasal dari pemecahan glikogen otot. Karena

    kurangnya oksigen, reaksi ini tidak termasuk dari siklus TCA, akan tetapi dalam jalur

    anaerob. Kemudian, reaksi ini menghasilkan asam laktat yang lebih besar daripada jalur

    TCA. Berikut ditunjukkan gambar glikogenesis yang berlangsunng dalam empat

    langkah (Suharyanto, 2009).

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    4/14

    Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpandi dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dala otot, glikogen

    merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari totalmassa otot Glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk

    keperluan energi di dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran

    darah dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yangmembutuhkannya.Berbeda dengan glikogen hati dapat dikeluarkan apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Glikogen yang terdapat di dalam hati dapat

    dikonversi melalui proses glycogenolysis menjadi glukosa dan kemudian dapat dibawaoleh aliran darah menuju bagian tubuh yang membutuhkanseperti otak, sistem saraf,

     jantung, otot dan organ tubuh lainnya (Irawan, 2007).

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    5/14

    III.  ALAT DAN BAHAN

    A.  Alat

    Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :

    -  Cawan porselin

    -  Tabung sentrifugasi

    -  Sentrifugasi

    -  Timbangan

    -  Gelas ukur

    -  Pipet tetes

    -  Tabung reaksi

    -  Spektrofotometer

    Bahan

    Adapun bahan-bahan digunakan dalam praktikum ini antara lain :

    -  Hepar ayam

    -  Etanol

    -  H2SO

    4 pekat

    -  Akuades

    -  DNS

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    6/14

    IV.  CARA KERJA

    Hepar ayam

    -  Dilumatkan dengan akuades dalam

    cawan porselin

    -  Dimasukkan ke dalam tabung

    sentrifugasi 2 buah

    -  Ditimbang hingga berat keduanya

    seimbang

    -  Dipisahkan endapan dan filtratnya

    dengan menggunakan alat sentrifugasi

    selama 5 menit

    Diambil filtratnya

    Filtrat

    -  Dipipet sebanyak 20 ml

    -  Ditambahkan etanol 10 ml

    -  Dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 2

     buah

    -  Ditimbang hingga berat keduanya seimbang

    Dipisahkan suspensinya denganmenggunakan alat sentrifugasi selama 5

    menit

    -  Diambil residunya

    Residu

    -  Ditambahkan 5 ml akuades

    -  Ditambahkan H2SO4 pekat 3ml

    Dipanaskan selama ±7 menit-  Ditambahkan pereaksi DNS sebanyak

    1ml

    -  Dipanaskan

    -  Didinginkan

    -  Diukur absorbansinya dengan

    menggunakan alat spektrofotometer

    Hasil Pengamatan....?

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    7/14

    V.  HASIL PRAKTIKUM

    1)  Tabel Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan yang diperoleh disajikan dalam tabel berikut :

     No Perlakuan Hasil Pengamatan

    1.

    2.

    3.

    Pengambilan dan Penyiapan Hepar Ayam

    - Dilumatkan dengan akuades dalam cawan

     porselin

    - Diencerkan dengan akuades hingga 50 ml

    Ekstraksi Glikogen

    - Homogen dimasukkan ke dalam tabung

    sentrifugasi 2 buah- Ditimbang hingga berat keduanya seimbang

    - Dimasukkan dalam sentrifugasi selama 5 menit

    - Dipipet filtrat sebanyak 20 ml

    - Ditambahkan etanol 10 ml

    - Dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 2

     buah

    - Ditimbang hingga berat keduanya seimbang

    - Dipisahkan suspensinyadengan sentrifugasi

    selama 5 menit

    Penetapan Kadar Glikogen dengan Reagen DNS

    - Diambil 1ml residunya dan ditambahkan 5ml

    akuades

    - Ditambahkan H2SO4 pekat 3 ml

    - Dipanaskan selama ±7 menit

    Ditambahkan pereaksi DNS sebanyak 1ml

    - Dipanaskan

    - Didinginkan

    - Dimasukkan dalam kuvet

    Diukur absorbansinya dengan menggunakan

    spektrofotometer pada panjang gelombang

    520nm

    Homogen

    Filtrat dan residu hepar

    ayam

    Berwarna cokelat

    Berwarna kuning pada

     blanko dan warna

    cokelat pada sampel

    Absorbansi sampel :

    1,150 A

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    8/14

     

    2)  Tabel Kurva Standar Glukosa

    Glukosa (mg/mL) Absorbansi

    0 0

    2 0,078

    4 0,134

    6 0,285

    8 0,294

    10 0,390

    3)  Grafik Hasil Pengamatan

    Berdasarkan persamaan garis lurus yang diperoleh dari grafik di atas, dapat

    diketahui kadar glikogen pada hepar ayam dengan mensubtitusikan nilai absorbansi

    sampel yang diperoleh sebagai berikut :

    =0,039+0,000 

    Diketahui absorbansi sampel = 1,150 A, maka :

    1,150=0,039 +0,000 

    0,039 =1,150 

    y = 0.039x + 0.000

    R² = 0.969

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    0.4

    0.45

    0 2 4 6 8 10 12

       A   b  s  o  r   b  a  n  s   i

    Kadar gukosa (mg/mL)

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    9/14

      =1,150

    0,039=29,487

    Jadi, kadar glikogen pada hepar ayam yang diamati adalah 29,487 mg/mL.

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    10/14

    VI.  PEMBAHASAN

    Karbohidrat merupaka suatu senyawa yang terdiri dari atom karbon, oksigen, dan

    hidrogen. Karbohidrat sangat penting sebagai kebutuhan tubuh untuk menjalankan

     proses kehiduan seperti bernafas, bergerak, berpikir, dan lain-lain, karena kegitan-

    kegiatan tersebut membutuhkan energi yang juga diperoleh dari karbohidrat.

    Karbohidrat dapat diperoleh dari bahan makanan, seperti nasi, jagung, umbi-umbian,

    serta buah-buahan. Dalam tubuh, karbohidratlah yang merupakan senyawa pertama,

    dibanding lipid dan protein yang seluruhnya termetabolisme menghasilkan energi.

    Meskipun diketahui bahwa terdapat pula yang disimpan, seperti glikogen yang

    tersimpan dalam hati dan otot, akan tetapi senyawa tersebut pada akhirnya akan

    digunakan pula sebagai bahan atau penghasil energi.

    Karbohidrat terbagi atas beebrapa golongan, seperti monosakarida (gula

    sederhana) contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa; disakarida (molekul yang terdiri

    dari dua monosakarida) contohnya maltosa, laktosa, dan sukrosa; trisakarida (suatu

    molekul yang tersusun dari tiga molekul monosakarida yang saling berikatan , yaitu

    galaktosa-glukosa-fruktosa), contohnya rafinosa; tetrasakarida (suatu molekul yang

    terdiri dari empat molekul monosakarida yang saling berikatan), contohnya stakiosa;

    serta polisakarida (molekul yang terdiri dari beberapa monosakarida), contohnya

    amium, glikogen, dekstrin, dan selulosa.

    Salah satu contoh yang termasuk dalam golongan polisakarida, yaitu glikogen

    akan menjadi pokok pembahasan. Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan

    energi. Dalam tubuh manusia dan hewan, glikogen tersimpan dalam hati (hepar) dan

    otot. Kapasitas penyimpanannya dalam tubuh juga terbatas kapastas penyimpanan

    tersebut dapat meningkat dengan banyak mengkonsumsi karbohidrat tetapi mengurangi

    konsumsi makanan mengandung lemak.

    Glikogen disintesis setelah karbohidrat yang dimakan diserap oleh usus dan

    dialirkan ke jantung melalui sistem regulasi. Pada saat tertentu, di mana kadar glukosa

    dalam darah berkurang dan tubuh kekurangan energi, maka glikogen yang tersimpan

    dalam hepar dan otot akan dirombak atau dipecah menjadi molekul glukosa sebagai

    sumber energi. Jika kadar glukosa tersebut terlalu tinggi atau berlebihan, maka glukosa

    tersebut akan diubah kembali menjadi glikogen.

    Seperti yan telah diuraikan sebelumnya, bahwa glikogen terdapat diotot dan di

    hepar (hati). Glikogen tidak terdapat di otak, akan tetapi diotak terdapat senyawa

     protein. Hal tersebut dikarenakan seseorang harus berpikir dengan cepat sedangkan

    glikogen memerlukan waktu terlebh dahulu untuk diubah ke dalam bentuk glukosa

    kemudian dapat digunakan sebagai sumber energi. Oleh sebab itu, di otak tidak terdapat

    glikogen.

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    11/14

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    12/14

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    13/14

    VII.  KESIMPULAN

    Berdasarkan percobaan yag dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar

    glikogen pada hepar ayam yang diamati adalah 29,487 mg/mL.

  • 8/18/2019 Peneayamntuan Kadar Glikogen Pada Hepar Ayam

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden, 1982, Kimia Organik , Edisi Ketiga, Jilid 2,

    Erlangga, jakart, Hal. 352, 355.

    Hatta, Umiani, dkk, 2009, Penggunaan Tepung Duckweed (Lamnaceae spp) Dalam Ransum

    Terhadap Berat Relatif Hati dan Pancreas Ayam Pedaging, Jurnal Agroland, Vol.

    1, No. 16, Hal 85, 88.

    Irawan, Muh. Anwari, 2007, Karbohidrat, Jurnal Sports Science Brief , Vol. 1, No.3, Hal. 1,

    3.

    Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2006, Dasar-Dasar Biokimia, Edisi Kedua,Jakarta, UI Press, Hal. 81-83, 109-118.

    Suharyanto, 2009, Metabolic Responses on Transport Stress and the Effect on Meat

    Characteristics (A Review), Jurnal Sain Peternakan Indonesia , Vol. 2, No. 1, Hal35, 38.