pendidikan karakter dalam sistem boarding school di

50
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI MAN WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: UMI KHOLIDAH 07410004 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011

Upload: vankhuong

Post on 31-Dec-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL

DI MAN WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

UMI KHOLIDAH 07410004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI
Page 3: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI
Page 4: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Umi Kholidah

Nim : 07410004

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi karya orang lain kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Yogyakarta, 24 Februari 2011

Yang menyatakan,

Umi Kholidah NIM: 07410004

 

 

 

 

 

 

Page 5: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Umi Kholidah

Nim : 07410004

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Memberitahukan bahwa foto yang digunakan dalam syarat munaqosyah menggunakan jilbab. Jika dikemudian hari terdapat suatu permasalahan bukan menjadi tanggung jawab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Yogyakarta, 24 Februari 2011

Yang Menyatakan,

Umi Kholidah NIM: 07410004

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

iv

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/R0

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

Hal : Skripsi Sdri Umi Kholidah Lamp : 1 (satu) naskah skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku Pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudari:

Nama : Umi Kholidah

Nim : 07410004

Judul Skripsi : Pendidikan Karakter Dalam Sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul Yogyakarta.

Sudah dapat diajukan kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi Saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 24 Februari 2011

Pembimbing,

Dra. Sri Sumarni, M.Pd NIP. 19630705 199303 2 001

Page 7: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

v

Pengesahan

Page 8: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

vi

MOTTO

⎯ ä3 tFø9 uρ öΝ ä3Ψ ÏiΒ ×πΒé& tβθãã ô‰tƒ ’ n<Î) Î ö sƒ ø:$# tβρ ã ãΒù' tƒ uρ Å∃ρã ÷èpR ùQ $$Î/ tβöθyγ ÷Ζ tƒ uρ Ç⎯ tã Ì s3Ψ ßϑø9 $# 4

y7 Í× ¯≈ s9 'ρé& uρ ãΝ èδ šχθßsÎ=ø ßϑø9 $# ∩⊇⊃⊆∪

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,

merekalah orang-orang yang beruntung.1 {Al-‘Imran : 104}

نابى ع دراالد ىضااهللا ر هنول قال: قال عسلى اهللا راهللا ص هليع لمسو

نامء ميى شف انزيقل المتا نن مسلق حابوداود اجرجه{ الخ

}وصححه والترمذى

Dari Abu Darda R.A. ia berkata bahwasanya Rosulullah SAW telah bersabda : tak

ada sesuatu yang lebih berat timbanganya dari pada budi pekerti yang baik. 2

{HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dan Dishahihkannya} 

                                                            1 Al-Qur’an dan terjemahnya. Departemen Agama RI. Jakarta: 1971. 2 Al Hafizh bin Hajar Al-As Qalani, Muh Rifa’i A.Qusyairi Misbah, Tarjamah Bulughul

Maram. (Semarang : PN Wicaksana, 1989), hal. 911. 

Page 9: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Penulis Persembahkan Kepada:

Almamater Tercinta

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

viii

KATA PENGANTAR

حيم الر نحم الر اهللا بسم

رسول محمدا أن واشهد إالاهللا إله ال أن اشهد, العالمين رب هللا الحمد

وعلى محمد سيدنا والمرسلين األنبياء أشرف على والسالم والصالة اهللا

بعد أما, أجمعين وأصحابهآله

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, dan pertolonganya-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai figur teladan dalam dunia

pendidikan yang patut digugu dan ditiru.

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Pendidikan

Karakter Dalam Sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul

Yogyakarta”. Penulis menyadari bahwa sebenarnya Skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hamruni, M.Si. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ibu Sri Sumarni, M.Pd, Penasehat Akademik, selama menempuh Program

Strata Satu (SI) di Jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, sekaligus juga dosen Pembimbing Skripsi yang telah

Page 11: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

ix

mencurahkan ketekunan dan kesabarannya dalam meluangkan waktu, tenaga

dan fikiran disela-sela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan

arahan dalam penyusunan dan penyeleaian skripsi ini hingga selesai.

4. Seluruh Guru-guru ku yang telah mengajarkanku banyak ilmu dan wawasan

pengetahuan hingga mengantarkanku menuju dunia seperti sekarang ini.

5. Bapak Andar Prasetyo, MA selaku kepala MAN Wonosari, sekaligus

pembimbing khusus Boarding School. Serta Bapak Ngadiyan, MSI, selaku

koordinator Boarding School, begitu pula Seluruh Guru, Karyawan dan

seluruh siswa MAN Wonosari, spesial buat semua adek-adek Boarding School

yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

6. Salam ta’dzim ku kepada Bapak Ach.Sujito dan Ibu Sarah tercinta sebagai

kedua orang tua penulis, serta my little Angel Alfiina Zakiyati sumber

semangatku yang tak pernah lelah memberikan do’a tulus dan segala macam

dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Seseorang disana yang tidak pernah kenal lelah dan selalu bersabar menemani

dan memberi semangat pada penulis dalam melangkahkan kaki dibumi Gudeg,

terimakasih mas.

7. Teman-teman PAI angkatan 2007 khususnya D’First Islamic Education 07 di

Jogja, yang selalu memberi inspirasi tersendiri bagi penulis, terutama temen

kelompok PPL 1, dan spesial buat de’ Qori, de’ Dian, Si kecil Afi, Nurul,

3anto dan masih banyak lagi trimakasih atas dukunganya selama ini.

Temen-temen Gading 11, terutama ibu kos ibu Wahyu dan ibu Laely sumantri

sekeluarga yang telah membantu penulis untuk memberikan tempat berteduh

Page 12: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

x

dari panasnya matahari dan dinginnya udara malam, tetangga kamarku de’ Ria

Aceh, riska dan masih banyak lagi.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Kepada semuanya penulis memanjatkan doa kehadirat Allah SWT,

semoga jasa-jasa mereka diterima sebagai amal yang shaleh dan mendapat balasan

yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Yogyakarta, 24 Februari 2011

Penulis

UMI KHOLIDAH NIM: 07410004

Page 13: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN BERJILBAB ................................................... iii

HALAMAN SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 5

D. Kajian Pustaka ................................................................................ 6

E. Landasan Teori ............................................................................... 9

F. Metode Penelitian .......................................................................... 18

G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 25

Page 14: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

xii

BAB II GAMBARAN UMUM MAN WONOSARI .................................... 27

A. Mengenal MAN Wonosari Gunungkidul ...................................... 27

1. Letak Geografis MAN Wonosari ............................................. 27

2. Sejarah Berdiri dan Perkembangan MAN Wonosari

Gunungkidul ............................................................................. 29

3. Visi dan Misi dan tujuan MAN Wonosari Gunungkidul .......... 30

4. Struktur organisasi .................................................................... 30

5. Keadaan guru dan karyawan .................................................... 32

6. Peserta didik di MAN Wonosari ............................................ 32

7. Sarana dan prasarana MAN Wonosari Gunungkidul ............... 32

B. Boarding School MAN Wonosari Gunungkidul Yogyakarta ...... 35

1. Latarbelakang diadakanya program Boarding School di

MAN Wonosari ........................................................................ 35

2. Tenaga pembimbing khusus Boarding School di MAN

Wonosari................................................................................... 37

3. Materi pelajaran tambahan khusus anak Boarding School ...... 39

4. Data peserta didik khusus Boarding School ............................ 40

5. Sarana dan prasarana khusus Boarding School ........................ 41

BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

SISTEM BOARDING SCHOOL DI MAN WONOSARI ............................ 44

A. Nilai-nilai Karakter yang dikembangkan dalam sistem Boarding

School di MAN Wonosari ............................................................... 44

B. Implementasi strategis dan implementasi praktis Pendidikan

Karakter dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari .......... 77

BAB IV PENUTUP........................................................................................ 82

A. Kesimpulan ..................................................................................... 82

B. Saran-saran ..................................................................................... 84

C. Penutup ........................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

Page 15: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Sarana dan prasarana umum peserta didik dan guru ..................... 33

Tabel 2 : Guru pembimbing khusus Boarding School materi keagamaan ... 37

Tabel 3 : Guru pembimbing khusus Boarding School materi umum ........... 38

Tabel 4 : Jadwal mata pelajaran tambahan materi keagamaan..................... 39

Tabel 5 : Sarana dan prasarana khusus Boarding School ............................ 41

Tabel 6 : Jadwal piket khusus Boarding School putri .................................. 71

Page 16: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Pintu gerbang depan MAN Wonosari Gunungkidul ................ 27

Gambar 2 : Lambang MAN Wonosari Gunungkidul .................................. 27

Gambar 3 : Gambar papan nama MAN Wonosari Gunungkidul ................ 36

Gambar 4 : Peserta didik putri sedang shalat berjamaah ............................. 51

Gambar 5 : Kepala sekolah dan pembimbing khusus Boarding School ..... 52

Gambar 6 : Peserta didik putra Boarding School saat mujahadah .............. 52

Gambar 7 : Peserta didik putri Boarding School saat mujahadah ............... 53

Gambar 8 : Peserta didik sebelum berangkat mengaji malam .................... 58

Gambar 9 : Direktur Boarding School memeberikan materi pelajaran ....... 58

Gambar 10 : Peserta didik putri ketika sarapan pagi ..................................... 65

Gambar 11 : Peserta didik putri sebelum berangkat kesekolah ..................... 65

Gambar 12 : Peserta didik putri ketika tadarus setelah sholat maghrib ........ 67

Gambar 13 : Peserta didik putri ketika belajar bersama ................................ 68

Gambar 14 : Peserta didik putri ketika olahraga pada sore hari .................... 74

Gambar 13 : Peserta didik putri ketika berhias sebelum sekolah .................. 76

Page 17: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 : Data Dari Sekolah Tempat Penelitian

Lampiran 3 : Bukti Seminar Proposal

Lampiran 4 : Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 : Sertifikat penulis

Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup Penulis

Page 18: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  

xvi

ABSTRAK

Umi Kholidah,  Pendidikan Karakter Dalam Sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 2011.

Penelitian ini berlatarbelakangkan bahwa dalam dunia pendidikan saat ini masih dianggap kurang berhasil dalam mengembangkan karakter peserta didik. Hal itu karena disekolah anak hanya sekitar tujuh sampai sepuluh jam saja, hal ini membuat mereka lebih banyak dilingkungan informal, baik dikeluarga maupun masyarakat, hal ini menggerakkan MAN Wonosari membuat gebrakan baru, yaitu dengan mengadakan program Boarding School yaitu sekolah yang bertujuan untuk membentuk karakter para peserta didiknya.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang dikembangkan dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul. (2) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi strategis dan implementasi praktis pendidikan karakter dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan Etnografi (Sosial Budaya), karena penelitian bermaksud untuk mendeskripsikan suatu model dari pendidikan yang dilakukan oleh subyek penelitian. Yang terdiri dari peserta didik, guru, kegiatan sekolah dan seluruh aktifitas Boarding School. Pengumpulan data dilakukan dengan metode Observasi, wawancara mendalam, penyelidikan sejarah hidup, pengamatan terlibat, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif analitis.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari ini meliputi (a)Cinta Tuhan dan kebenaran, (b)Tanggung jawab, (c)Kedisiplinan, (d)Kemandirian, (e)Jujur dan terpercaya/amanah, (f)Hormat dan santun/ tata krama, (g)Kasih sayang/ kekeluargaan, (h)Kepedulian dan kerjasama, (i)keadilan dan kepemimpinan, (j)Kebersihan, (k)kesehatan, (l)kerapian/ berhias. (2) Implementasi strategis pendidikan karakter dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari. Tujuan dilaksanakan program Boarding School berupa penanaman nilai karakter secara mendalam, menciptakan keadaan lingkungan nyaman dan menyenangkan. Sedangkan implementasi praktisnya berupa keadaan yang terjadi di Boarding School MAN Wonosari, diantaranya adalah dengan adanya sikap keteladanan yang dicontohkan oleh para pembimbing Boarding School kepada peserta didiknya dengan jalan melakukan shalat berjamaah, berdoa bersama, diajarkan tentang kejujuran di setiap kesempatan dan lainnya.

Page 19: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi

dan memperkaya.2 Pendidikan Formal terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.3 Selanjutnya pendidikan non

formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penembah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung

pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan Pendidikan informal adalah jalur

pendidikan keluarga dan lingkungan.4

                                                            1 Abdul Latif, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. (Bandung: Refika Aditama.

2007), hal. 7. 2 Lihat Undang-undang no 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) dan penjelasanya (Bandung : Citra Umbara, 2009), hal. 68. 3 Ibid., hal. 68. 4Ibid., hal. 72.

Page 20: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  2

Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi

yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti

pendidikan formal di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari

30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan

sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah

berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.5

Pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk perilaku yang baik,

jujur, dan berakhlak mulia. Kondisi Indonesia saat ini cukup memprihatinkan,

sering kali terjadi tindak kekerasan, korupsi, manipulasi, kebohongan, dan

konflik. Hal itu menjadi bukti bahwa institusi pendidikan belum mampu

mewujudkan tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 24 tentang tujuan pendidikan di Indonesia dan

Pasal 3 UU No.20/2003 tentang Sisdiknas yang menyebutkan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada masa sekarang ini banyak sekali sekolah yang mengadakan

program sekolah berasrama atau sering dikenal dengan sebutan Boarding

School, program ini bertujuan untuk pembinaan akhlak dan wadah untuk

membentuk kepribadian muslim yang berbudi lunur, saleh dan shalehah.

Dalam rangka membentuk kepribadian tersebut tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan saja, melainkan harus disertai dengan pembinaan-

                                                             5 http://pustakamawar.wordpress.com/2007/07/26/ dirilis 11 oktober 2010.

Page 21: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  3

pembinaan agar peserta didik dapat mengetahui secara jelas apa yang

diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Agama Islam, serta dapat

merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Boarding School adalah salah satu program unggulan yang dirintis

oleh MAN Wonosari, program ini sudah dimulai sejak tahun ajaran 2009/

2010, dalam pelaksanaanya program Boarding School dengan mengambil

peserta didik yang terbaik dari seluruh peserta didik baru yang masuk di

MAN Wonosari. Untuk penyaringan peserta didik baru tersebut dengan

melakukan seleksi pemeriksaan nilai terbaik, serta diadakan beberapa uji

kemampuan yang meliputi tiga mata pelajaran yaitu Agama, Bahasa Inggris,

Matematika, dan IPA. Tidak banyak peserta didik baru yang bisa masuk dan

diterima pada program Boarding School ini, dikarenakan tahap penyaringan

awal masuknya sangat ketat, serta program ini dikhususkan bagi peserta didik

dari keluarga yang kurang mampu. Bagi peserta didik yang dapat lolos masuk

dalam program Boarding School ini mendapatkan beasiswa pendidikan gratis

selama satu tahun ajaran.6

Boarding School di MAN Wonosari, merupakan salah satu sekolah

yang menyediakan asrama bagi peserta didiknya. Mereka yang tinggal di

asrama (dimana yang merupakan fokus dari penelitian ini) diberlakukan dua

peraturan, yaitu peraturan madrasah dan peraturan khusus Boarding School.

Untuk peraturan yang kedua ini hanya berlaku terhadap peserta didik yang

tinggal di Boarding School . Peraturan-peraturan inilah yang kemudian

                                                            6 Hasil wawancara dengan Bapak Andar Prasetyo MA (selaku Kepala MAN Wonosari)

pada tanggal 14 Desember 2010 jam 9.55.

Page 22: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  4

menjadi pengikat bagi peserta didik dalam membatasi dan membentengi

segala tindakan mereka.7

Dari hasil penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti selama ini

diperoleh hasil bahwa pada saat ini Boarding School di MAN Wonosari

belum bisa maksimal untuk mewujudkan tujuan sekolah dalam membentuk

karakter mulia para peserta didiknya, hal itu dikarenakan program tersebut

masih tergolong baru dan belum lama berjalan, sehingga masih ditemukan

banyak kendala dalam pelaksanaan programnya.

Realitanya para peserta didik Boarding School berasal dari

latarbelakang keluarga yang bermacam-macam sehingga karakter merekapun

juga tidak sama persis. Dilingkungan tersebut sering terjadi ketidakcocokan

dan konflik kecil diantara para peserta didik satu dengan yang lainya, baik

yang terjadi antar satu tingkatan kelas maupun dengan adik kelas dan hal

tersebut memicu terbentuknya gape (geng) kecil di lingkungan tersebut yang

disebabkan oleh kecemburuan ketika dalam melakukan piket harian maupun

pemilihan teman ketika belajar, kadangkala masih ada juga peserta didik yang

melanggar peraturan khusus Boarding School . Pada saat keluar dari asrama

ada saja peserta didik yang tidak ijin kepada ketua asrama. Dengan hal

tersebut kadangkala dapat mengganggu proses pembelajaran dan

keharmonisan dalam berteman dilingkungan asrama.

Hal yang menarik diteliti dalam pelaksanaan program Boarding

School MAN Wonosari ini adalah tentang bagaimana berjalanya sistem

                                                            7 Hasil wawancara dengan Bapak Andar Prasetyo MA (selaku Kepala MAN Wonosari)

pada tanggal 14 Desember 2010.

Page 23: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  5

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Sistem Boarding School, apakah

ada persamaan antara peserta didik yang berada di asrama dan peserta didik

yang tinggal dirumah, ataukah memiliki perbedaan yang signifikan sesuai

dengan lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian diatas, maka penulis

melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter Dalam Sistem

Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang dikembangkan dalam

sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul?

2. Bagaimana Implementasi Strategis dan Implementasi Praktis Pendidikan

Karakter dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang

dikembangkan di Boarding School di MAN Wonosari Gunungkidul.

b. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi strategis dan

implementasi praktis pendidikan karakter dalam sistem Boarding

School di MAN Wonosari Gunungkidul.

Page 24: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  6

2. Kegunaan penelitian

a. Secara teoritis

Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dalam dunia

pendidikan khususnya tentang implementasi nilai-nilai pendidikan

karakter dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari

Gunungkidul.

b. Secara praktis

1) Melalui penelitian ini diharapkan dapat Memberikan gambaran

tentang bagaimana sebuah sekolah menerapkan program Boarding

School kepada peserta didiknya serta mengamalkan nilai-nilai

pendidikan karakter, sehingga keadaan tersebut dapat dijadikan

contoh acuan bagi sekolah lain dam menerapkan nilai-nilai

pendidikan karakter.

2) Untuk menambah wawasan dan cakrawala pengetahuan tambahan

kepada para orang tua agar tidak sungkan untuk menyekolahkan

anak mereka ke sekolah berbasis asrama, dikarenakan dalamya

terdapat banyak kelebihan dibandingkan dengan sekolah biasa dan

untuk menepiskan anggapan bahwa sekolah berasrama identik

dengan kemahalan.

D. Kajian Pustaka

Penelitian dan tulisan-tulisan tentang implementasi pendidikan

karakter sebenarnya sudah banyak, tetapi belum ditemui yang ada kaitanya

Page 25: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  7

dengan Pendidikan karakter dalam sistem Boarding School di MAN

Wonosari. Setidaknya ada tiga skripsi yang sedikit mempunyai hubungan

dengan skripsi ini.

Tulisan Skripsi yang pertama ditulis oleh Hani Raihana mahasiswa

fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga tahun 2007 dengan judul

“Pendidikan Karakter Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

(Perspektif Pendidikan Agama Islam)”. Skripsi ini mempunyai tujuan untuk

menemukan macam-macam karakter yang di pelajari anak dalam novel laskar

pelangi dan menganalisis cara menanamkan pendidikan karakter pada novel

tersebut. Dalam penelitian ini memuat pendidikan karakter rendah hati dan

penerimaan diri, ingin tahu dan kreatif, percaya diri, optimis dan pantang

menyerah, kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin, empati, penghargaan

terhadap orang lain dan cinta sesama serta kerja sama dan kepemimpinan.8

Yang kedua yaitu tulisan skripsi yang di tulis oleh Chamid

Ngabdullah mahasiswa fakultas tarbiyah UIN Sunan Kalijaga tahun 2008

dengan judul “Metode Pembiasaan Dalam Upaya Pembentukan Karakter

Islami Anak Di TKIT Pelita Hati Muntilan Magelang”. Skripsi ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk dan pelaksanaan

Metode Pembiasaan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Islami Anak Di

TKIT Pelita Hati Muntilan Magelang serta dukungan maupun hambatan yang

dihadapi dan hasilnya diharapkan dapat dipergunakan untuk

                                                            8 Hani Raihana, “Pendidikan Karakter Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

(Perspektif Pendidikan Agama Islam)”, skripsi, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2007.

Page 26: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  8

menyempurnakan pelaksanaan pembiasaan dalam upaya pembentukan

karakter islami.9

Selain tulisan Skripsi yang ada diatas terdapat pula tulisan skripsi

yang ditulis oleh Siti Khusniati Sururiah mahasiswa fakultas tarbiyah UIN

Sunan Kalijaga tahun 2009 dengan judul “Implementasi Konsep Sekolah

Model Pembelajaran PAI Dalam Mewujudkan Wawasan Pendidikan Budi

Pekerti di SMAN 7 Purworejo”. Skripsi ini di uraikan tentang adanya

penambahan dalam silabus pembelajaranya, yaitu dengan integrasi nilai-nilai

pendidikan budi pekerti dan PAI di posisikan sebagai leadernya, akan tetapi

di sekolah tersebut masih tetap menjaga dan menghormati pemeluk agama

lain sebagai wujud dari bentuk tenggang rasa dan saling menghargai antar

sesama manusia.10

Berdasarkan skripsi diatas yang membedakan dari yang penulis tulis

adalah objek yang menjadi sasaran penulis adalah lebih difokuskan pada

pembahasan Implementasi pendidikan karakter dalam sistem Boarding

School di MAN Wonosari.

                                                            9 Chamid Ngabdullah, “Metode Pembiasaan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Islami

Anak Di TKIT Pelita Hati Muntilan Magelang”, skripsi, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2008.

10 Siti Khusniati Sururiah , “Implementasi Konsep Sekolah Model Pembelajaran PAI Dalam Mewujudkan Wawasan Pendidikan Budi Pekerti di SMAN 7 Purworejo”, skripsi, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2009.

Page 27: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  9

E. Landasan Teori

1. Pendidikan karakter

Pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan dengan penuh

kesadaran dan terstruktur untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik mampu secara aktif mengembangkan potensi

diri mereka untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

oleh mereka, masyarakat disekitarnya, bangsa, dan negara.

Sedangkan karakter sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia

yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,

perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,

tata krama, budaya, dan adat istiadat.11

Karakter menurut Ibn Miskawaih dalam buku Tahzib Al-Ahkhlaq yang

diterjemahkan oleh Helmi Hidayat dengan judul Menuju Kesempurnaan

Akhlaq dijelaskan bahwa karakter (khuluq) merupakan suatu keadaan jiwa,12

keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan

secara mendalam. Keadaan seperti ini ada dua jenis yaitu yang pertama,

alamiah dan bertolak dari watak. Misalnya pada orang yang gampang sekali

marah karena hal yang paling kecil, atau yang takut dengan menghadapi

insiden yang sangat sepele. Juga pada orang yang terkesiap berdebar-debar

                                                            11 http// Akhmad Sudrajat.com Tentang Pendidikan Karakter Posted on 20 Agustus

2010. Dirilis pada hari jumat 14 Oktober 2010. 12 Miskawaih Ibn, Tahdzib Al-Akhlaq (Beirut:Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1405H/1985

M) dan diterjemahkan oleh Hidayat Helmi, Menuju Kesempurnaan Akhlaq, (Bandung : MIZAN, 1994), hal. 56.

Page 28: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  10

disebabkan suara yang amat lemah yang menerpa gendang telinganya, atau

ketakutan lantaran mendengar suatu berita. Yang kedua, tercipta melalui

latihan dan kebiasaan. Pada mulanya keadaan ini terjadi karena

dipertimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian praktik secara terus-

menerus dan menjadi karakter.

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,

lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus

dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi

kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,

penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,

pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana

prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan

sekolah.13

Pendidikan karakter juga dapat dikatakan sebagai pendidikan untuk

“membentuk” kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang

hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang

baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan

sebagainya. Russels Williams menggambarkan bahwa karakter adalah ibarat

                                                            13 Ibid... http// Akhmad Sudrajat.com.

Page 29: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  11

“otot”, dimana “otot-otot” karakter akan menjadi lembek apabila tidak pernah

dilatih, dan akan kuat dan kokoh apabila sering dipakai. Seperti seorang

binaragawan yang terus menerus berlatih untuk membentuk ototnya, “otot-

otot” karakter akan terbentuk dengan praktik latihan yang ahirnya akan

menjadi sebuah kebiasaan.14

Menurut pendapat Muhammad Al-Ghazali,15 dalam bukunya yang

berjudul “Akhlak Seorang Muslim” disebutkan bahwa pendidikan budi

pekerti adalah suatu kekuatan yang sanggup menjaga manusia dari perbuatan-

perbuatan yang rendah dan nista, serta pendorong terhadap perbuatan yang

baik dan mulia. Dalam buku ini juga terdapat beberapa macam pendidikan

budi pekerti atau karakter yang perlu dikembangkan dan ditanamkan kepada

peserta didik, Pendidikan tersebut berupa penanaman nilai-nilai kejujuran,

keikhlasan, sopan santun, keteguhan Aqidah, kesabaran, kedermawanan,

kebersihan, persaudaraan, persatuan, pergaulan, kasih sayang, ilmu dan akal,

serta mengenai hal yang berhubungan dengan menejemen waktu. Hal ini

penting dikembangkan karena nilai-nilai karakter diatas tidak akan pernah

lenyap diterpa oleh kemajuan zaman, dan bahkan seseorang yang mempunyai

karakter tersebut akan semakin dicari oleh orang lain dijadikan sebagai

panutan.

                                                            14 Hambali, Adang dan Bambang Q-Anees, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran

(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2008), hal. 99. 15 Al-Ghazali, Muhammad, Khuluqul Muslim (Beirut : Darul Qur’anul Karim) dan di

terjemahkan oleh Abu Laila dan Muhammad Tohir, Akhlak Seorang Muslim, (Bandung : PT. Alma’arif, 1995), hal. 56.

Page 30: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  12

Berikut ini merupakan pendidikan karakter yang selayaknya diajarkan

kepada peserta didik dan tertuang dalam sembilan pilar yang dicetuskan oleh

Ratna Megawangi16 adalah :

a. Cinta tuhan dan kebenaran.

b. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian.

c. Amanah.

d. Hormat dan Santun.

e. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama.

f. Percayadiri, kreatif dan pantang menyerah.

g. Keadilan dan kepemimpinan.

h. Baik dan rendah hati.

i. Toleransi dan cinta damai.

Sedangkan pendidikan karakter yang diuraikan oleh Dr.Maksudin,

M.Ag dalam bukunya yang berjudul: “Pendidikan Nilai Komperhensif Teori

dan Praktik”17 yang dikutip dari bukunya James Rachels yang berjudul

“Filsafat Moral” disebutkan bahwasanya ada beberapa pendidikan karakter

yang dapat diajarkan dan ditamamkan kepada peserta didik sejak diusia dini

diantaranya adalah : Baik hati, terus terang, bernalar, ksatria, bersahabat,

percaya diri, belas kasih, murah hati, penguasaan diri, sadar, jujur, disiplin

diri, suka bekerja sama, terampil, mandiri, berani, adil, bijaksana, santun,

setia, berkepedulian, tunduk dan toleran. Pada dasarnya dari beberapa hal

                                                            16 Ratna Megawangi, “mampukah kita memperbaiki kondisi moral bangsa?”, Suara

Pembaharuan, 10 mei 2000. 17 Maksudin , Pendidikan Nilai Komperhensif Teori dan Praktik. (Yogyakarta: UNY

Press. 2009), hal. 18.

Page 31: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  13

yang diuraikan oleh beberapa tokoh diatas, mengenai pendidikan karakter

mempunyai dasar-dasar yang sama. Hanya saja ada yang disebutkan lebih

rinci dan adapula yang hanya disebutkan secara global saja, namun semuanya

mempunyai inti permasalahan yang sama.

Menurut sejarah diungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan

misi utama para nabi18. Nabi Muhammad Rasulullah sejak dari awal tugasnya

mempunyai sesuatu pernyataan yang unik, bahwa dirinya diutus untuk

menyempurnakan akhlak (karakter). Hal ini menunjukkan bahwa kedatangan

Muhammad ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter merupakan

kebutuhan utama bagi tumbuhnya cara beragama yang dapat menciptakan

peradaban. Pada sisi lain juga menunjukkan bahwa masing-masing manusia

telah memiliki karakter tertentu, namun masih perlu diadakan pembinaan.

Agama islam datang sebagai jalan untuk menyempurnakan akhlak, Al-Quran

adalah buku ajar yang menghadapi peserta didik masyarakat arab yang belum

sempurna akhlaknya, dimulai dari perintah membaca karakter islam dibentuk

dan dikembangkan.

Pendidikan karakter dalam dunia pendidikan diharapkan dapat

menjadi sebuah motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter,

sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa

dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan

norma-norma dimasyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan

                                                            18 Ibid... Hambali, Adang dan Bambang Q-Anees, Pendidikan Karakter Berbasis Al-

Quran... hal.100.

Page 32: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  14

karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga

mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai

anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.

Sehingga lebih tepatnya dikatakan bahwa pembinaan karakter harus

dilakukan pada semua jenjang tingkat pendidikan, baik pendidikan formal,

informal, dan bahkan pada lingkup nonformal mulai dari sekolah dasar

hingga Perguruan Tinggi (PT) karena PT harus mampu berperan sebagai

mesin informasi yang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas,

santun, sejahtera dan bermartabat serta mampu bersaing dengan bangsa

manapun.

2. Sistem Boarding School

a. Sekilas tentang Pesantren sebagai pusat Pendidikan Agama Islam

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan non-formal yang

menjadi pusat pendidikan agama islam. Pengertian pesantren berasal dari kata

santri dengan awalan pe-dan akhiran an yang berarti tempat tinggal santri.

Soegarda Poerbakawatja yang dikutip oleh Haidar Putra Daulay mengatakan

pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar agama Islam

sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang

berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren

adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional”

untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai

pedoman hidup keseharian.19

                                                            19Ibid... http://pustakamawar.wordpress.com.

Page 33: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  15

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pesantren diartikan sebagai

asrama tempat santri atau tempat murid belajar mengaji. Sedangkan secara

istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa

tinggal di pondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab

umum bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta

mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan

pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin mengatakan bahwasanya

ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologi yaitu20 :

1) Pesantren Salafi yaitu pesantren yang tetap mempertahankan pelajaran

dengan kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum.

model pengajarannyapun sebagaimana yang lazim diterapkan dalam

pesantren salaf yaitu dengan metode sorogan dan weton.

2) Pesantren Khalafi yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran

klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta

memberikan pendidikan keterampilan.

3) Pesantren Kilat yaitu pesantren yang berbentuk semacam training

dalam waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur

sekolah. Pesantren ini menitikberatkan pada keterampilan ibadah dan

kepemimpinan. Sedangkan santri terdiri dari peserta didik sekolah yang

dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan di pesantren kilat.

                                                            20 Ibid... http://pustakamawar... dirilis 19 oktober 2010.

Page 34: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  16

4) Pesantren Terintegrasi yaitu pesantren yang lebih menekankan pada

pendidikan kejuruan sebagaimana balai latihan kerja di Departemen

Tenaga Kerja dengan program yang terintegrasi. Sedangkan santrinya

mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau pencari kerja.

Dengan demikian pesantren merupakan lembaga yang bisa berdiri

sendiri tanpa adanya bantuan dari badan lain, akan tetapi juga ada pesantren

yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada bantuan dari badan lainya.

b. Sistem pendidikan Boarding School

Boarding School merupakan kata dalam bahasa inggris yang terdiri

dari dua kata yaitu Boarding dan School, Boarding berarti menumpang dan

School berarti sekolah, kemudian diserap kedalam bahasa indonesia menjadi

sekolah berasrama. Asrama adalah rumah pemondokan untuk para peserta

didik, pegawai dan sebagainya, sedangkan berasrama yaitu tinggal bersama-

sama di dalam suatu bangunan atau komplek.21

Didalam sistem lingkungan Boarding School pada saat masih pagi

hari, para peserta didik sudah bersiap-siap berangkat ke ruang belajar. Mereka

tidak perlu menunggu kendaraan jemputan atau bergegas mencari angkutan

umum, Hanya dengan berjalan kaki saja yang tak sampai ratusan meter, para

peserta didik tersebut sudah bisa sampai di tempat belajarnya. Dan ketika

jarum jam menunjuk ke angka tujuh, mereka sudah siap berada di ruang

kelas. Dengan wajah yang masih segar, para peserta didik itu bersiap untuk

menerima pelajaran dari para guru mereka.

                                                            21 Suharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Lux,

(Semarang : CV. Widya Karya, 2009) hal. 57.

Page 35: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  17

Begitulah diatas merupakan gambaran dari keseharian peserta didik

Boarding School. Mereka tinggal di asrama yang berada satu kompleks

dengan ruang tempat belajar, Sehingga proses belajarpun terasa lebih teratur

dan nyaman. Para guru setiap saat selalu membuka tangan mereka untuk

menerima para peserta didik untuk mengkonsultasikan pelajaran yang

dianggap masih belum bisa dipahami secara keseluruhan. Tak hanya

pelajaran, aspek lain dari proses pendidikan peserta didik juga mendapatkan

perhatian yang lebih dari para pembimbingnya.

Kurikulum pendidikan dan pembinaan peserta didik di Boarding

School dirancang supaya dapat membentuk peserta didik yang memiliki

karakter unggul. Keunggulan tersebut berupa kepribadian islami, menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki keterampilan, kemandirian,

dan kepemimpinan. Sistem pendidikan di Boarding School merupakan

perpaduan antara sistem pendidikan pesantren dengan pola sekolah. Prinsip

dasar dalamnya yaitu dengan jalan memadukan antara pendidikan ilmu

agama dengan pendidikan ilmu umum, dan diharapkan para peserta didiknya

dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran dan dalam berhubungan

sosial peserta didik. Selain juga dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik

yang berkarakter, berkepribadian islami, dan mengusai iptek, serta pembinaan

rohani yang menjadi ciri khas tersendiri. Semuanya terpadu dalam pola

pembinaan di sekolah dan asrama.

Boarding School memberikan pendidikan tambahan kepada peserta

didiknya yang berupa pengetahuan lebih dalam bidang mata pelajaran yang

Page 36: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  18

akan di UNAS kan dan mata pelajaran keagamaan diantaranya adalah fiqh,

tauhid, akhlak, nahwu-sharaf, seni baca Al-quran dan masih banyak lagi.

Peserta didik Boarding School di pantau selama 24 jam penuh oleh para

pembimbingnya. Di tempat ini juga ada peraturan-peraturan khusus dan

larangan-larangan yang dikhususkan bagi peserta didik Boarding School.

Pada program ini dalam segi keilmuan dan kualitas akademiknya

dilakukan secara total. Guru pembimbing tidak hanya sekadar mengajar saja,

akan tapi juga memotivasi peserta didiknya untuk selalu berprestasi dan

memiliki daya juang yang tinggi. Di asrama ada guru pembimbing yang

membina peserta didik, memonitor perkembangan dan kesulitan yang

dihadapi oleh peserta didiknya. Peserta didik yang tergolong lemah, diberi

pembinaan khusus oleh para guru pembimbing.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif22 yang memanfaatkan

paradigma penelitian interpreatif dengan tujuan membangun makna

berdasarkan data-data lapangan. Penelitian ini dikategorikan penelitian

lapangan (field reseach) yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskreptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati (di observasi). Peneliti memilih jenis penelitian ini karena

                                                            22 Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motifasi, tindakan dan lain-lain. (lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 6.)

Page 37: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  19

peneliti beranggapan bahwa suatu penelitian atau suatu keadaan akan terlihat

keaslianya ketika diamati dan dideskripsikan.

2. Pendekatan

Adapun pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan

Etnografi (Sosial Budaya), yaitu pendekatan yang memfokuskan diri kepada

budaya dari sekelompok orang.23 Etnografi jika ditinjau secara harfiah, berarti

tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang

antropolog atas hasil penelitian lapangan selama sekian bulan atau sekian

tahun. peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya

tehdadap orang-orang biasa dan situasi tertentu.24 Dalam penelitian ini

dideskripsikan penelitian dengan memperhatikan semua peristiwa yang

terjadi dan selalu berusaha mengungkap kesadaran dari subyek penelitian,

Dengan tujuan untuk melihat sejauhmana berkembangnya nilai-nilai

pendidikan karakter dan dampak yang dirasakan oleh peserta didik Boarding

School di MAN Wonosari serta bagaimana implementasi strategis dan

praktisnya.

3. Penentuan subjek

Penentuan Subjek adalah suatu cara untuk menentukan sumber

dimana penulis mendapatkan data. dalam penelitian ini penulis menggunakan

Purposive Sampling yaitu orang-orang terpilih yang akan dikenai pertanyaan

                                                            23 James. P. Spreadley. Metode Etnografi, diterjemahkan oleh Misbah Zulfa E,

(Yogyakarta : Tiara Wacana, 2006), hal. Vii. 24 H. Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, positifistik,

Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realism Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, (Yogyakarta: Rake Sarakin, 1998), hal. 9.

Page 38: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  20

dan pernyataanya menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki sampel itu.25 Dan

sampel tersebut dikendalikan oleh tujuan penelitian. Hal ini dilakukan karena

peneliti beranggapan bahwa sampel yang dipilih akan mewakili pola

kehidupan yang ada, karena kehidupan Boarding School merupakan

kehidupan yang seragam dan dibawah pengaruh madrasah. Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto bahwa subjek penelitian berarti subjek dimana

data diperoleh baik berupa orang, respon, benda, gerak dan proses sesuatu.26

Dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari yang akan

dijadikan sebagai sampel penelitian meliputi peserta didik Boarding School,

guru pembimbing, karyawan, kepala sekolah, dan kegiatan peserta didik di

Boarding School, serta segala kegiatan lainya yang berhubungan dengan

aktifitas Boarding School. Misalnya: didalam Boarding School diterapkan

sebuah peraturan yang memang hanya dikhususkan kepada peserta didik

Boarding School saja, dan tidak berlaku bagi peserta didik umum.

4. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini

meliputi Observasi, wawancara mendalam, penyelidikan sejarah hidup,

analisis dokumen atau analisis deskriptif.

Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

                                                            

25 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara), 1996, hal.8.

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : Rieneka Cipta, 1998), hal. 402.

Page 39: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  21

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk menghimpun bahan-bahan

keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sering

dijadikan sasaran pengamatan.27 Pengamatan tersebut bisa berkenaan dengan

cara pembimbing mengajar, peserta didik belajar, kepala sekolah sedang

memberikan pengarahan, dan lain sebaginya.28 Dalam penelitian ini, hal-hal

yang akan diobservasi adalah kegiatan sehari-hari, interaksi sosial peserta

didik Boarding School MAN Wonosari Gunungkidul. Observasi yang

dilakukan oleh peneliti disini adalah observasi secara mendalam yaitu peneliti

akan mengikuti pola kehidupan dan tinggal bersama mereka selama dua

minggu.

Observasi ini dilaksanakan dalam kurun waktu yang lama yaitu dari :

22 November 2010 s.d 22 Februari 2011 sedangkan observasi mendalamnya,

dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1 Desember 2010 sampai dengan tanggal

18 Desember 2010 dengan menginap di Boarding School MAN Wonosari

Gunungkidul.

b. Wawancara secara mendalam

Wawancara sering disebut juga dengan interview, yaitu dialog yang

dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Interview yang digunakan dalam metode ini adalah interview

                                                            27 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), hal. 76. 28 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), hal. 289.

Page 40: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  22

terpimpin dimana pewawancara terlebih dahulu mempersiapkan kuesioner

yang akan diajukan kepada informan (interview guide), tetapi penyampaian

pertanyaan bisa secara bebas.29 Metode ini digunakan sebagai alat untuk

mengumpulkan data mengenai pendidikan karakter dari informan utama dan

informan pendukung.

Dalam penelitian ini, hal-hal yang diwawancarakan meliputi:

kepemimpinan kepala madrasah di sekolah yang mengadakan program

Boarding School, penetapan guru pembimbing Boarding School, evaluasi

hasil belajar peserta didik Boarding School, dan pandangan peserta didik

Boarding School bersekolah di sekolah yang menyediakan Boarding School.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,

maupun elektronik.30 Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penulisan

skripsi ini antara lain: Dokumen sejarah madrasah, Dokumen peserta didik,

Dokumen prestasi akademik peserta didik, data peserta didik Boarding

School, Data tenaga pendidik dan kependidikan, data Guru Pembimbing

Khusus (GPK) Boarding School, dan data-data lain yang menguatkan hasil

penelitian ini.

5. Analisis data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan                                                             

29 Dudung Abdurrahman, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Galang Press, 2000), hal. 63.

30 Nana Syaodih, “Metode Penelitian”…, hal. 220.

Page 41: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  23

tema dan dapat diruumuskan hipotesis kerja seperti yang yang disarankan

oleh data.31 Prinsip dasar dari penelitian kualitatif adalah menemukan teori

dari data, namun banyak juga ilmuan yang memanfaatkan untuk menguji

verifikasi teori yang sedang berlaku. Penemuan teori baru atau verifikasi teori

baru akan tampak sewaktu analisis data dilakukan.

Untuk menganalisis data yang diperoleh, penyusun menggunakan

analisis deskriftif yang dikembangkan oleh Milles dan Hubberman32 dengan

tiga langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi Data merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan,

sehingga menjadi lebih fokus sesuai dengan obyek penelitian. Reduksi

data berlangsung selama proses penelitian sampai tersusunnya laporan

akhir penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian Data sekumpulan informasi yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data dalam skripsi ini merupakan penggambaran

seluruh informasi tentang bagaimana sistem Boarding School dapat

mengembangkan pendidikan karakter bagi peserta didik, serta

                                                            31 Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya,

1996). hal. 103. 32 Mattew B. Milles and A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1990), hal. 353.

Page 42: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  24

informasi tentang bagaimana implementasi pendidikan karakter di

Boarding School MAN Wonosari.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Setelah analisis dilakukan, maka penulis dapat

menyimpulkan masalah yang telah ditetapkan oleh penulis. Dari hasil

pengolahan dan penganalisisan data ini kemudian diberi interpretasi

terhadap masalah yang ahirnya digunakan oleh penulis sebagai dasar

untuk menarik kesimpulan.

6. Trianggulasi

Menurut Lexy J Moleong, triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.33 Teknik

trianggulasi bisa dilaksanakan dengan cara:

a. Check recheck, dalam hal ini dilakukan dengan pengulangan kembali

terhadap informasi yang diperoleh.

b. Cross checking, dalam hal ini dilakukan checking antara metode

pengumpulan data-data yang diperoleh misalnya dari data wawancara

dipadukan dengan observasi, kemudian dipadukan dengan dokumenter,

dan sebaliknya, sehingga ditemukan kenyataan yang sesungguhnya

(bukan pura-pura atau buatan).

                                                            33 Op.cit, hal. 178.

Page 43: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  25

Contohnya adalah yaitu pada saat peneliti bertanya tentang cara

menanamkan pendidikan kedisiplinan kepada salah satu pembimbing khusus

asrama, peneliti juga menanyakan hal yang dituturkan salah satu pembimbing

khusus asrama kepada peserta didiknya sama atau tidak, jika hal tersebut

sama berarti data yang dijadikan sebagai sumber data, apabila setelah

diadakan kroscek hal tersebut tidak sama maka data tersebut perlu diolah

kembali.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman dalam penyusunan

skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan sistematika pembahasan

sebagai berikut :

BAB I, Merupakan gambaran umum tentang isi skripsi ini secara

keseluruhan, yang meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian

dan sistematika pembahasan. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan

pembaca pada esensi dari penelitian ini.

BAB II, Peneliti menguraikan gambaran umum lokasi tempat

penelitian, diantaranya tentang letak geografis sekolah, sejarah berdiri dan

perkembangan, tujuan, visi dan misi, kondisi fisik sekolah, dan struktur

organisasi sekolah, serta gambaran khusus mengenai program Boarding

School di MAN Wonosari .

Page 44: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

  26

BAB III, Berisi penjelasan dari inti penelitian dan pembahasannya.

Bab ini akan membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang

dikembangkan dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari, Sejauh

mana implementasi strategis dan implementasi praktis pendidikan karakter

dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari dan masalah-masalah lain

yang diperlukan.

BAB IV, Merupakan bab terahir yaitu penutup. Dalam bab ini akan

berisi kesimpulan dari penelitian, saran-saran yang diperlukan dan kata

penutup. Setelah penutup maka penulis akan menyajikan daftar pustaka

sebagai kejelasan dan pertanggungjawaban referensi skripsi. Lampiran-

lampiran tersebut yang dimaksudkan berupa : riwayat hidup, bukti seminar

proposal, sertifikat PPL I dan PPL II, serta semua hal yang berhubungan

dengan proses penelitian.

Page 45: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

 

82

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian mengenai

pendidikan karakter dalam sistem Boarding School di MAN Wonosari

yang telah dirumuskan dalam bab I, maka kesimpulan yang dapat ditarik

dari proses penelitian tersebut adalah :

1. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam sistem

Boarding School di MAN Wonosari.

Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam sistem

ini berupa penanaman nilai-nilai karakter akhlak mulia yang berhubungan

dengan karakter terhadap Tuhan yang berupa penanaman Agama Islam

secatra kaffah, selain itu juga dikembangkan karakter mulia yang

berhubungan dengan sesama manusia, yang merupakan suatu kewajiban

agar seseorang mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya

sehingga ketika para peserta didik tersebut kembali kemasyarakat mereka

dapat diterima dan diperhitungkan keberadaanya karena memiliki karakter

yang mulia, yang telah mereka kembangkan ketika masih didalam asrama

MAN Wonosari.

2. Implementasi strategis pendidikan karakter dalam sistem Boarding School

di MAN Wonosari.

Implementasi strategis pendidikan karakter dalam sistem Boarding

School di MAN Wonosari merupakan salah satu tujuan dari sekolah,

82 

Page 46: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

 

83

misalnya pada penanaman nilai karakter secara mendalam kepada peserta

didik, menciptakan keadaan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.

Serta adanya pembimbing yang mendampingi peserta didik selama 24 jam

penuh. Sedangkan Implementasi strategis yang berupa peraturan-peraturan

misalnya berupa tata tertib khusus Boarding School, surat pernyataan,

surat perjanjian dan lainya yang berhubungan dengan peserta didik.

3. Implementasi praktis pendidikan karakter dalam sistem Boarding School di

MAN Wonosari.

Implementasi praktis pendidikan karakter dalam sistem Boarding

School di MAN Wonosari, merupakan suatu keadaan yang disana dan

penerapan keteladanan dari kepala sekolah, direktur Boarding School dan

para guru umum dan pembimbing khusus Boarding School. Keteladanan

ini berhubungan dengan nilai pola pikir dan dakwah fi sabilillah serta

diikuti oleh semangat dan cita-cita madrasah untuk melahirkan generasi

yang berkualitas. Mereka juga memiliki komitmen bahwa kebiasaan

sehari-hari yang dilakukan itu merupakan contoh keteladanan bagi para

peserta didiknya.

Page 47: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

 

84

B. Saran

1. Bagi fakultas Tarbiyah khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam

sebagai institusi yang menciptakan kader-kader guru Pendidikan Agama

Islam yang profesional, sebaiknya memberikan pelayanan akademik yang

memuaskan bagi seluruh civitas akademik. Dengan demikian proses

pendidikan yang berhubungan dengan akademik akan segera cepat

diselesaikan tepat waktu.

2. Bagi pihak MAN Wonosari, sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan

terhadap semua peserta didiknya dan lebih dikhususkan lagi terhadap

peserta didik khusus Boarding School, terutama tentang sarana yang ada

dan prasarananya. Peserta didik Boarding School memerlukan

pembimbing yang mendampingi mereka selama 24 jam sebagai panutan

mereka, sehingga mereka lebih terkontrol dan mudah diarahkan ke jalan

yang lebih baik, dikarenakan Boarding School merupakan sebuah program

unggulan yang selalu diharapkan dan diingingkan oleh setiap peserta didik

untuk dapat menjadi bagian darinya.

3. Bagi keseluruhan adek-adek di Boarding School, tetaplah kalian menjadi

yang lebih baik, jangan sampai terjadi perselisihan diantara kalian, jaga

selalu kekompakan, jangan suka menuntut lebih dari yang menjadi hak

kalian dalam hal apapun. Tunjukkan pada dunia bahwa kalian mampu dan

pantas untuk meraih yang lebih baik dan tidak menjadi yang terbaik.

Page 48: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

 

85

C. Penutup

Akhir dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

banyak kekurangan untuk mencapai kesempurnaan terutama mengenai

penggunaan metode dan perumusan isi. Oleh karena itu penulis sangat

berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pemerhati

sebagai masukan.

Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikanya skripsi ini

baik yang secara langsung maupun tidak, penulis haturkan banyak terimakasih

dan semoga semua kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Page 49: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

 

86

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Muhammad, Khuluqul Muslim (Beirut : Darul Qur’anul Karim) dan

di terjemahkan oleh Abu Laila dan Muhammad Tohir, Akhlak Seorang Muslim, Bandung : PT. Alma’arif, 1995.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rieneka Cipta, 1998.

Dudung Abdurrahman. Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Galang Press, 2000.

Hambali, Adang dan Bambang Q-Anees, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2008

http// Akhmad Sudrajat.com “Tentang Pendidikan Karakter” Posted on 20 Agustus 2010. Dirilis pada hari jumat 14 Oktober 2010.

http://pustakamawar.wordpress.com/2007/07/26/ dirilis 11 oktober 2010.

James. P. Spreadley. Metode Etnografi, diterjemahkan oleh Misbah Zulfa E, Yogyakarta : Tiara Wacana, 2006.

Latif, Abdul. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, Bandung: Refika

Aditama, 2007.

Maksudin , Pendidikan Nilai Komperhensif Teori dan Praktik, Yogyakarta: UNY Press. 2009.

Mattew B. Milles and A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif, Jakarta : Rineka Cipta, 1990.

Miskawaih Ibn, Tahdzib Al-Akhlaq (Beirut : Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1405H / 1985 M) dan di terjemahkan oleh Hidayat Helmi, Menuju Kesempurnaan Akhlaq, Bandung : MIZAN, 1994.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007.

_________, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994.

Ngabdullah, Chamid. “Metode Pembiasaan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Islami Anak Di TKIT Pelita Hati Muntilan Magelang”, skripsi, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2008.

86 

Page 50: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM BOARDING SCHOOL DI

 

87

Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, positifistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realism Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, Yogyakarta: Rake Sarakin, 1998.

Raihana, Hani. “Pendidikan Karakter Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata (Perspektif Pendidikan Agama Islam)”, skipsi, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2007.

S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Suharsono dan Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Lux, Semarang : CV. Widya Karya, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2006.

Undang-undang No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasanya, Bandung : Citra Umbara, 2009.