pendidikan agamaislam

24
BAB I PENDAHULUAN Islam (Arab : al-islām, لام س لا ا: "berserah diri kepada Tuhan ") adalah agama yang mengimani satu Tuhan , yaitu Allah . Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim . Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1] [2] , menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab : له ال, Allāh ).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5] [6] , atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman -Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah . Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem . Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah , dan sistem tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains. Ilmu dapat pula bermakna jauh berbeda dari pengertian Page 1

Upload: arizenalm

Post on 07-Jun-2015

338 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ILMU AGAMA ISLAM

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Agamaislam

BAB I

PENDAHULUAN

Islam (Arab: al-islām, اإلسالم : "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang

mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama

yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam

golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di

seluruh dunia [1] [2] , menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah

agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya

kepada Tuhan (Arab: ,الل��ه Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan

Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5] [6] , atau lebih lengkapnya

adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa

Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya,

dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan

rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi

yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh

pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini umumnya

berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam

pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains.

Ilmu dapat pula bermakna jauh berbeda dari pengertian sains. Di masyarakat kita,

biasa kita dengar istilah "ilmu hitam", yaitu ilmu yang berkonotasi buruk, misalnya bisa

bermakna ilmu yang muncul dari kekuatan gaib yang ditujukan untuk melakukan

perbuatan jahat.

Ilmu dapat digolongkan menurut cara berikut ini,

Humaniora

Ilmu sosial

Ilmu pasti (ilmu dalam arti yang lebih ketat)

Ilmu terapan (rekayasa)

Matematika

Ilmu alam

Ilmu kedokteran dan farmasi

Page 1

Page 2: Pendidikan Agamaislam

Haruslah dicatat bahwa pemisahan ini berdasarkan konsep filsafat Negara Barat. Teologi,

bagian lain dari pengetahuan manusia, tidak dianggap ilmiah sehingga dipisahkan.

Ilmu pasti mempelajari alam, matematika, dan teknologi, sedangkan ilmu sosial

mempelajari perilaku manusia dan masyarakat.

Teori "ilmiah" bersifat objektif – dapat dibuktikan secara empiris – dan "prediktif" –

menduga hasil empiris yang bisa diperiksa, dan tentu saja mungkin pula bertentangan.

Beberapa penemuan keilmuan bisa sangat counter-intuitive. Teori atom misalnya,

menunjukkan bahwa bongkahan granit yang tampak berat, keras, dan padat ternyata

merupakan kombinasi subatomik berbagai partikel yang satu pun tidak memiliki sifat-sifat

tersebut, yang bergerak sangat cepat dalam suatu ruangan yang hampir kosong.

Page 2

Page 3: Pendidikan Agamaislam

BAB II

PEMBAHASAN

a. Iptek dalam Islam

Firman Allah dalam QS. 3, Ali Imran : 110, artinya, “Kamu adalah umat yang

paling baik (khaira ummah, umat pilihan), yang dilahirkan untuk kepentingan manusia;

menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat salah, serta beriman kepada

Allah. Sekranya orang-orang keturunan Kitab itu beriman, sesungguhnya itu baik untuk

mereka. Sebahagian mereka beriman, tetapi kebanyakannya orang-orang yang jahat”.

Dijelaskan bahwa Umat Islam adalah umat pilihan, terbaik. Bila keturunan Kitab

sebelumnya mau menerima dinul Islam , mereka akan lebih baik dari umat ini. Tetapi

mereka kufur, dan sebahagian lagi jahat, menolak ajaran Allah SWT. Disinilah terdapat

tantangan disamping peluang terhadap umat pilihan (umat Islam) sepanjang masa dalam

meniti setiap perubahan zaman.

Khaira ummah yang menjadi identitas umat Islam itu selalu istiqamah (Konsisten)

dengan perangai utama. Tetap membawa, menyeru, mengajak umat kepada yang baik,

amar makruf. Melarang membuat salah, nahyun ‘anil munkar. Tetap beriman dengan

Allah.

Amar makruf, hanya bisa dilaksanakan dengan ilmu pengatahuan. Karena itulah

tatkala pertama kali manusia diciptakan kepadanya beberapa perangkat ilmu (QS.2:30-35).

Dalam mengemban misi mulia, khalifah di permukaan bumi. Nahyun ‘anil munkar,

melarang dari yang salah. Perlu ilmu pengetahuan tentang makruf dan munkar artinya

mengerti tentang suruhan berbuat baik dan larangan berbuat salah (QS.3:104,114;

QS.5:78-79; QS.9:71,112; QS.22:41; QS.31:17). Amar Makruf Nahi Munkar sangat sesuai

dengan martabat manusia.

Patokan makruf (baik, disuruh) dan munkar (salah, terlarang) dipagari oleh halal

(right, benar) dan haram (wrong, salah). Bukan like or dislike (suka atau tidak). Kerancuan

menerapkan benar dan salah dikehidupan sehari-hari disebab kurangnya ilmu pengetahuan

tentang right dan wrong. Selain dari kebiasaan meninggalkan ajaran agama, tidak teguh

(tidak istiqamah) menjalankan right dan wrong tersebut. Bila diteliti bahwa ayat pertama

Page 3

Page 4: Pendidikan Agamaislam

turun adalah (Iqra’, artinya baca) QS. 96, Al ‘Alaq 1-5.

Membaca dan menulis, adalah “jendela ilmu pengetahuan”. Dijelaskan, dengan

membaca dan menulis akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak

diketahui (‘allamal-insana maa lam ya’lam). Ilham dan ilmu belum berakhir.

Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan dorongan kepada manusia untuk

mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap perubahan zaman dan

pergantian masa.

Keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah,antara lain ;

Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-orang yang

dalam ilmunya (QS.2:7).

- Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18).

- Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu, (QS.12:76).

- Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7).

- Jangan engkau turut apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu (QS.17:36).

Sebenarnya umat pengamal wahyu Allah (Islam) pemilik identitas (ciri, sibghah)

yang jelas, yaitu menguasai ilmu pengetahuan. Mereka adalah innovator, memiliki daya

saing, imagination, kreatif, inisiatif, teguh dalam prinsip (istiqamah, consern), berfikir

objektif dan mempunyai akal budi.

Teknologi hanyalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan berkenaan

dengan teknik, serba mesin itu. Teknologi tidak berarti bila manusia dibelakang teknologi

itu tidak berfungsi, tidak berperan dan mati.

Sebelum teknologi dihidupkan, wajib lebih dahulu menghidupkan dhamir

manusia yang akan mempergunakan perangkat teknologi, agar hasil yang diperoleh

bermanfaat untuk kehidupan manusia. Jangan sebaliknya merusak kehidupan itu sendiri.

Pemilik ilmu pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu mencipta

dan menampilkan produk teknologi ditengah kehidupan dunia menyeluruh (global) tanpa

merusak harkat manusia melalui produk hasil ciptaan teknologi tersebut.

Page 4

Page 5: Pendidikan Agamaislam

Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam. Iptek

menjadi musuh kemanusian bila hasilnya menghancurkan harkat (derajat) manusia. Iptek

juga sangat penting teramat berguna dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu

perlu ada saringan pengguna iptek itu. Saringannya adalah agama, akal budi, dan di

Minangkabau adalah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Segera laksanakan

dan jangan sebatas semboyan.

b. integrasi Iman, Ilmu dan Alam

Menghadapi tantangan dunia ke depan, umat Islam mesti memantapkan iman dan

ilmu. Penguatan basis kelimuan dan keimanan itu mesti ditajamkan. Karena itu penting

adanya tajdid (pembaharuan) pemikiran dan wacara Islam moderat serta peran strategis

kaum Muslim di kawasan Asia Tenggara, khususnya di tanah Melayu. Wacana ini

mengemuka dalam lokakarya yang diadakan oleh Center for Moderate Muslim(CMM)

dan Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia (Yadim) dengan tema “Memantapkan Konsep

Pendidikan Islam” di Hotel Pusako, Bukittinggi, Sumatera Barat, awal Agustus 2006.

Hadir sebagai peserta dari kedua pihak antara lain Angkatan Belia Muslim Malaysia

(ABIM), Sekolah Terpadu Adni (Malaysia) selain utusan YADIM sendiri.

Sedangkan dari Indonesia adalah SMU Lazuardi, SMP Bina Insani Bogor, SMU Insan

Cendekia Serpong, SD Muhammadiyah Rawamangun, SMU PGII 1 Bandung, SMP Al-

Kautsar Sukabumi, SMP Darul Hikam Bandung, SD Al-Sukro Ciputat, SD Madania

Bogor, TK Al-Fath Ciputat, TK Al-Izhar Pondok Labu, TK Al-Azhar 1 Kebayoran Baru,

Play Grup Kutilang Ciputat, dan TK Azkia Padang. Kesemua lembaga pendidikan

tersebut adalah model sekolah terpadu dan unggulan.

Munculnya ide tajdid dalam bidang pemikiran dan pendidikan Islam ini sejalan

dengan sorotan tajam Barat terhadap dunia Islam terkait dengan banyaknya tragedi

kemanusiaan yang dilakukan oleh sekelompok kaum Muslim. Oleh sebab itu, menurut

KH. Dr. dr. Tarmizi Taher, ketua Dewan Direktur Center for Moderate Muslim, penting

bagi kita untuk menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya, yaitu Islam yang rahmatan lil

alamin, wajah Islam yang ramah, bukan yang marah. Kerja sama harus dilakukan dalam

berbagai bentuk untuk menggulirkan wacana keislaman yang moderat dan membangun

basis serta kader intelektual Muslim yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga

sains dan teknologi. Peran Muslim Asia Tenggara sangat besar sekali. Malaka dulu

Page 5

Page 6: Pendidikan Agamaislam

menjadi pusat perdagangan, itu setelah dipegang sultan-sultan Islam. Ilmuwan dan

agamawan asal melayu juga diperhitungkan. Abad ke-19, Syekh Nawawi Al-Banteni

sudah diakui di dunia internasional sebagai alim yang memiliki reputasi luas di dunia

Islam.

Melalui lokakarya antara praktisi pendidikan Islam Indonesia dan Malaysia ini,

Tarmizi berharap dapat menjembatani masalah-masalah kebuntuan metode dan

kurirkulum pendidikan antara dua negara. “Dinamika kehidupan itu terus berjalan. Dulu

Malaysia belajar pada Indonesia, kini mereka melesat melebihi kita. Bahkan, sekarang

kita belajar pada Malaysia,” tegasnya di hadapan puluhan peserta. Kalau kita sungguh-

sungguh, tambah Tarmizi, tidak mustahil akan kembali mengejar ketertinggalan itu.

Untuk itu, kita harus mempunyai SDM yang tangguh. Muslim di Asia beda dengan

Muslim-Muslim di negara lain diharapkan bisa menjembatani kebekuan hubungan antara

dunia Islam .

Senada dengan itu, dalam sambutan pembukaan, Sekda Sumatera Barat yang

mewakili Gubernur Sumbar, Yohannes Dahlan mengatakan, kegiatan lokakarya

pendidikan ini sangat penting, dan diharapkan dapat membuat terobosan-terobosan baru

yang dapat dijadikan model bagi peningkatan dan pengembangan pendidikan Islam.

Seluruh peserta yang berjumlah 50 orang itu sepakat, bahwa pendidikan Islam harus

terus dikembangkan ke arah yang lebih baik dan lebih mengedepankan pola managemen

dan mutu pendidikan yang berkualitas. Namun demikian, mereka mengakui bahwa untuk

mewujudkan hal tersebut, tantangan dan hambatan di depan mata tidaklah ringan. “Yang

paling menonjol adalah hambatan minimnya SDM yang berkualitas dan terbatasnya

dana,” ungkap Prof Dr Salman Harun. Pengajar pada fakultas Tarbiyah UIN Jakarta ini

menambahkan, meski banyak hambatan dan tantangan, hal itu harus menjadi pelecut atau

motivator bagi upaya keras peningkatan mutu pendidikan Islam.

Salah seorang pembicara asal Malaysia, Prof Dr Sidek Baba, yang juga pengajar di

Universitas Antar Bangsa Malaysia mengatakan, salah satu faktor ketertinggalan umat

Islam di bidang pendidikan adalah karena memisahkan antara ilmu umum dan ilmu

agama. “Keterpaduan atau sinergi kedua ilmu justru amat penting. Islam tak mengenal

pemisahan ilmu. Dulu, di abad pertengahan, dunia Islam maju karena para ilmuwan dan

umat Islam memadukan ilmu umum dan ilmu agama. Tapi kini keduanya dipisah,” jelas

Baba. Untuk itu, tambahnya, kalau umat Islam mau maju, kedua ilmu itu harus

Page 6

Page 7: Pendidikan Agamaislam

disinergikan kembali.

Lokakarya kali ini sengaja mengupas managemen pendidikan, khususnya pada tingkat

sekolah TK hingga menegah atas. Sementara, kata Datuk Nakhaie, untuk pendidikan

tinggi, hal serupa akan diselenggarakan di Malaysia dalam waktu tak lama.

Kemudian, menurut Dian Martiani, pengelola Play Group/TK Adzkia, Sumatera

Barat, yang kini sudah berusia 14 tahun, menyatakan, Adzkia senantiasa berupaya

melakukan pembenahan dan terus belajar mencari sistem terbaik untuk perkembangan

anak.  Karena, salah satu misi Adzkia adalah membentuk generasi Robbani yang

berakhlak mulia, cerdas, dan terampil.

Dalam makalahnya yang berjudul “Integrasi Pembelajaran sebagai Sarana

Pembentukan Generasi Robbani” Martiani mencatat 3 prinsip pembelajaran yang efektif

yaitu: (a) partisipasi siswa aktif, (b) masing-masing anak belajar dengan cara dan

kecepatan yang berbeda, (c) penciptaan suasana kelas yang kondusif (rasa aman,

penghargaan, tidak adanya ancaman, suasana yang penuh semangat). Sentra yang tersedia

terdiri dari sentra Persiapan (persiapan ke SD, dan kegiatan membaca, menulis, dan

berhitung), sentra Rancang Bangun (pengembangan kemampuan logis, matematika, dan

sains), sentra Seni Kreasi, dan sentra Eksplorasi (perkembangan motorik dan percobaan

sederhana). Semua pelaksanaan kurikulum diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.

Metode pengajaran Al-Quran dengan privat Iqra, dan pengenalan B. Inggris.  Diakhir

tema dilaksanakan juga program Metode Proyek sebagai sarana anak mempelajari

langsung pelajaran dikelas ke situasi alam yang sesungguhnya.

Sedangkan Afriki, Kepala Sekolah Madania Elementary School, Bogor, yang

membawa makalah “Pendekatan Metode Pengajaran Modern Dalam Pelajaran Agama

Islam” mempertanyakan efektivitas metode pendekatan pembelajaran agama Islam di

lembaga-lembaga pendidikan. “Apakah kurikulum yang ada perlu dirombak?” tegasnya.

Pertanyaan ini penting karena memang pada prakteknya kita masih melihat bahwa

pendekatan pengajaran agama lebih banyak difokuskan kepada doktrin dan transfer

pengetahuan semata, sehingga terkadang siswa kurang memahami esensi dari materi yang

mereka pelajari. Banyak sekali siswa yang mampu menghafal dan mengingat berbagai

informasi dan ayat-ayat, akan tetapi pada saat ditanya, tidak banyak dari mereka yang

dapat menjelaskan esensi dari materi dan ayat-ayat yang mereka hafal tersebut, apalagi

Page 7

Page 8: Pendidikan Agamaislam

untuk menerapkannya secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran agama Islam di sekolah bertujuan bukan hanya semata-mata mentransfer

pengetahuan agama kepada siswa, akan tetapi lebih mempersiapkan mereka untuk dapat

memahami nilai-nilai dan esensinya, dan secara konsisten mencoba menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan perubahan dalam

metode pendekatan pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Karena pendekatan yang

berlaku sejauh ini masih dalam tahap yang belum efektif, dimana masih sebatas

membekali siswa dengan pengetahuan dan ritual semata, tanpa dibarengi pemahaman

yang dalam terhadap esensi dan relevansi ilmu dalam kehidupan mereka sekarang, masa

yang akan datang, dan di yaumul akhir. Melalui penguatan iman dan integrasi ilmu inilah,

umat Islam akan dapat bangkit dan memainkan peran dalam percaturan dunia global.

(CMM)

c. Keutamaan Orang yang Berilmu

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah

dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan pelbagai gelaran mulia dan

terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi

Allah SWT dan makhluk-Nya.Mereka digelari sebagai "al-Raasikhun fil Ilm" (Al Imran :

7), "Ulul al-Ilmi" (Al Imran : 18), "Ulul al-Bab" (Al Imran : 190), "al-Basir" dan "as-Sami'

" (Hud : 24), "al-A'limun" (al-A'nkabut : 43), "al-Ulama" (Fatir : 28), "al-Ahya' " (Fatir :

35) dan berbagai nama baik dan gelaran mulia lain.Daya usaha untuk memperoleh ilmu

melalui pelbagai sumber dan pancaindera yang dikaruniakan Allah SWT membimbing

seseorang ke arah mengenal dan mengakui ketauhidan Rabbul Jalil. Ini memberi satu

isyarat dan petunjuk yang penting bahwa ilmu mempunyai keterkaitan yang amat erat

dengan dasar akidah tauhid. Orang yang memiliki ilmu sepatutnya mengenal dan

mengakui keesaan Allah SWT dan keagungan-Nya. Hasilnya, orang yang berilmu akan

tunduk, kerdil dan hina berhadapan dengan kekuasaan dan keagungan Allah SWT .

Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman:

"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),

Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga

menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),

Page 8

Page 9: Pendidikan Agamaislam

Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir membuat suatu rumusan yang menarik

bahwa apabila Allah SWT menyandingkan "diri-Nya" dengan para malaikat dan orang

yang berilmu tentang penyaksian "keesaan Allah SWT dan kemutlakan-Nya sebagai

Tuhan yang layak disembah", hal tersebut adalah suatu penghormatan agung secara

khusus kepada orang-orang yang berilmu yang sentiasa bergerak di atas rel kebenaran dan

menjunjung tinggi prinsip ini serta berpegang teguh dengannya dalam semua keadaan dan

suasana. Rekaman penghormatan ini kekal sebagaimana kekalnya kitab wahyu ini sebagai

peringatan kepada golongan berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT .

Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT.

Mereka memikul amanah Allah SWT karena mereka adalah pewaris para nabi.

Sifat ikhlas, berani, dan tegas serta sentiasa istiqamah akan selalu ada dalam diri

orang yang berilmu. Mereka tidak mengharapkan ganjaran, sanjungan, dan pujian dari

manusia. Keikhlasan mereka adalah hasil daripada ramuan kecintaan dan keyakinan

kepada prinsip kebenaran yang menjadi tonggak pegangan mereka.

Orang yang berilmu amat menjunjung tinggi prinsip kebenaran. Mereka tidak

menafikan kebenaran dari pihak lain dan tidak pula merasa kebenaran hanya mutlak ada

pada dirinya. Berlapang dada dan merendah diri adalah akhlak murni orang yang berilmu.

Mereka tidak melihat dari siapa atau dari golongan mana kebenaran tersebut berasal.

Kebenaran sejati yang menjadi pegangan mereka adalah apabila datangnya

daripada nash al-Quran al-Karim dan as-Sunnah an-Nabawiyyah. Sebagaimana

keikhlasan Imam Malik yang mendorongnya mencegah Khalifah al-Mahdi dan al-Rashid

yang akan menjadikan kitab karangannya al-Muwatta' sebagai undang-undang dasar

kerajaan. Sebagaimana juga kerendahan hati Imam al-Syafi'i yang pernah menyatakan

bahwa :"Barang siapa yang mendapati hadits Rasulullah saw (yang shahih) yang tidak

sesuai dengan pendapatku, maka menjadi kewajibannya untuk mengikuti nash hadis

shahih tersebut dan meninggalkan pendapatku".

Keberanian orang yang berilmu adalah hasil keyakinan teguh kepada kekuatan dan

kekuasaan Allah Rabbul Jalil. Firman Allah SWT:

Page 9

Page 10: Pendidikan Agamaislam

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah

ulama[Orang-orang yang berilmu]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun." (Fatir: 28)

d. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam

Sebagai muslim, kita tentu ingin menjadi muslim yang sejati. Untuk itu, seorang

muslim harus menjalankan ajaran Islam secara kaaffah, bukan hanya mementingkan satu

aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yg lainnya. Oleh karena itu, pemahaman

kita terhadap ajaran islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) menjadi satu

keharusan. Karena itu disinilah letak kita memahami karakteristikatau ciri2 khas ajaran

Islam dgn baik.

Dr. Qaradhawi dalam bukunya "khasaais al'ammah lil Islam" menyebutkan bahwa:

karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting. Ini pula yang menjadi sebab,

mengapa hanya Islam satu2nya agama yg tidak "takut" dengan kemajuan ilmu-

pengetahuan dan teknologi.

Ketujuh karakteristik ajaran Islam itu adalah:

1. Robbaniyyah

Allah Swt merupakan Robbul alamin (Tuhan semesta alam), juga dengan abbun nas

(Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah

Robbaniyyah, itu artinya bahwa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt,

bukan dari manusia,Karena itu, ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana

Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur'an, Allah berfirman yang artinya:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-

benar memeliharanya." (QS Al-Hijr 15:9)

Disamping itu, seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb

(Tuhan) dengan segala konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia

menjadi seorang yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang

datang dari AllahAllah berfirman yang artinya:

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah

dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi  menyembah-

penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu

Page 10

Page 11: Pendidikan Agamaislam

menjadi orang-orang Tuhanani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan

disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS:Al-'Imran 3:79)

Karakteristik selanjutnya dari ajaran Islam adalah :

2. Insaniyyah

Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam merupakan

satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya, tidak ada satupun

ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia. Seks misalnya, merupakan satu

kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan, karenanya Islam tidak melarang

manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak bertentangan dengan

ajaran Islam itu sendiri.

Prinsipnya, manusia itu kan punya kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta, wanita

dan segala hal yang bersifat duniawi, semua itu tidak dilarang di dalam Islam, namun

harus diantur keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi, sebagaimana dalam firman

Allah yg artinya:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qasas:28:77)

Kemudian karakteristik ajaran Islam selanjutnya adalah:

3. syumuliyah

Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu

mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam

dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat

sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.

Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah

diamalkan, tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami.

Karena itu, di dalam Islam kita dapati konsep tentang da'wah, jihad dan sebagainya.

Dengan demikian, segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam, sebagaimana firman

Allah yg artinya:

"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi

Page 11

Page 12: Pendidikan Agamaislam

atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammmad) menjadi

saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur'an)

untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang

berserah diri. (QS An-Nahl 16:89)

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia

musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya

supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS Fatir 35:6)

Karakteristik Islam selanjutnya adalah :

4. Al-Wasathiyah

Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan padapersoalan-persoalan tertentu, ada

yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula

yang lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah

Subhanahu wata'ala menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat

yang pertengahan), umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut

pemenuhan terhadapkebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.

Manusia memang membutuhkan konsep agama yangseimbang, hal ini karena tawazun

(kesimbangan) merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam,

gelap dan terang, hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi

keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang

menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-

simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yang menganggap tuhan sebagai sesuatu

yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka, bahkan

cenderung ada yang tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme.

Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakansesuatu yang ada, namun adanya tidak

bisa dilihat dengan mata kepala kita, keberadaannya bisa dibuktikan dengan adanya alam

semesta ini yang konkrit, maka ini merupakan konsep ketuhanan yang seimbang.

Karakteristik ajaran Islam lainnya adalah :

5. Al Waqi'iyyah

Al waqi'iyyah (realistis), ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat

diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-

hari.

Page 12

Page 13: Pendidikan Agamaislam

Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun merekaberbeda latar belakang, kaya,

miskin, pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi, berpendidikan

rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan sebagainya. Islam

sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi

satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari

kemajuan zaman.

Dua karakteristik Islam lainnya adalah: Al-wudhuh dan al Jam'u Baina Ats Tsabat wa al

Murunnah

6. Al-wudhuh

Al-wudhuh atau jelas dengan pengertian: Kejelasankonsep Islam membuat umatnya tidak

bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat

manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan tersebut

mengarah pada maksud merusak ajaran Islam itu sendiri. Dalam masalah aqidah, konsep

Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap, seorang muslim menjadi terikat

pada ketentuan- ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Konsep syari'ah atau hukumnya juga jelas sehinggaumat Islam dapat melaksanakan

peribadatan dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil,

begitulah karakteristik yg dapat dikemukakan selanjutnya adalah :

7. Al Jam'u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah

Di dalam Islam, tergabung juga ajaran yang permanendengan yang fleksibel (al jam'u

baina ats tsabat wa al muruunah).

Yang dimaksud dengan yang permanen adalah hal-halyang tidak bisa diganggu gugat, dia

mesti begitu, misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan, tapi dalam

melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang muslim sakit

dia bisa shalat dengan duduk atau berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama' dan

diqashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu, berwudhu bisa diganti

dengan tayamum.

Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa, Islam merupakan satu-satunya agama

yang sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang

setia.*

Para sufi menyatakan arti kalimat tauhid diatas berbeda dengan para teolog.

Page 13

Page 14: Pendidikan Agamaislam

Mereka lebih mengartikan kalimat diatas dengan “tiada realitas yang betul-betul sejati

kecuali Allahâ€. Maka sesungguhnya alam yang ada ini bukan realitas sesungguhnya.�

Yang ada pada alam semesta ini adalah tidak abadi. Yang abadi hanyalah Allah. Alam

dengan berbagai isinya merupakan medan kreatif Allah dalam menampakkan

kekuasannya. Mempelajari alam berarti juga berusaha untuk mempelajari dan mengenal

cara kerja Allah di alam semesta. Mempelajari alam mendorong kita meyakini

keberadaan Allah. Fenomena alam menjadi tanda yang dengannya kita diberi petunjuk

keberadaan, kasihsayang dan kebijakan serta kepintaran-Nya.

Realitas alam semesta sesungguhnya menuju kepada titik yang sama. Yang membedakan

hanyalah gradasinya yang berbeda karena esensinya. Karena kesamaan ini maka sama

pula secara ontologi, sehingga segala tingkat wujud menjadi sah dan valid untuk menjadi

obyek ilmu.

Salah satu dari tawaran beliau adalah integrasi klasifikasi ilmu (dua lainnya adalah

Integrasi Metodologi dan Integrasi Ontologi serta integrasi ilmu Agama dan rasional) Hal

inilah yang menarik bagi para pustakawan, khususnya pustakawan Muslim dengan

koleksi khazanahkeislaman.

Integrasi klasifikasi ilmu ini diperlukan, karena akan berpadanan dengan struktur

ontologis obyek ilmunya.Al Farabi, membagi klasifikasi ilmu menjadi tiga.

a. Metafisika

b. Matematika

c. dan Ilmu Alam, ketiganya mempunyai derivasi masing-masing.

Dalam klasifikasi ini, belum terlihat jelas integrasi antara ilmu agama dan rasional.

Baru pada klasifikasi ilmu oleh Ibn Khaldunlah (wafat 1406 M) integrasi ini terlihat jelas.

Ibn Khaldun membagi ilmu pada dua bagian besar. ilmu agama (naqli/transmitted) dan

kedua adalah rasional (aqli)

Ilmu naqli menurut Ibn Khaldun terdiri dari

a. tafsir quran dan hadis

b. fiqih

c. tafsir ayat mutasyabihat

d. kalam

e. tasawuf

f. tabir mimpi

Page 14

Page 15: Pendidikan Agamaislam

Ilmu pada klasifikasi naqli ini, bersifat praktis bukan teoritis, yaitu untuk menjamin

penerapan hukum-hukum.

Ilmu rasional/aqli terbagi menjadi empat bagian

logika

a. burhani (demonstrasi)

b. jadali (dialektika)

c. khitabah (retorika)

d. syir (puisi)

e. safsathah (sofistry)

f. ilmu fisika

g. matematika

h. metafisika

Integrasi ilmu dalam klasifikasi Ibn Khaldun ini, tidak dijelaskan lebih mendetail oleh

Prof. Mulyadi. Sehingga bisa jadi dengan klasifikasi diatas (tanpa penjelasan mendetail)

justru orang akan mengira bukan klasifikasi yang terintegrasi, melainkan justru dikotomi

ilmu (pen.)

Kesamaan yang didapat dari klasifikasi diatas hanyalah kesamaan ontologisnya.

Klasifikasi ilmu, merupakan aktifitas ideologis (Sardar, 1993). Itulah sebabnya,

klasifikasi ilmu dalam DDC, UDC dan LC tidak sesuai dengan pandangan-pandangan

selain pandangan barat. Khususnya pada klasifikasi khusus agama. Dalam klasifikasi

barat ini, agama atau Islam ditempatkan pada “sub judulâ€. Karena menurut mereka�

agama hanyalah bagian dari satu pola total. Namun pada tradisi timur, Islam khususnya

Agama (Islam) merupakan semua pola dalam semua aktifitas kehidupan manusia sehari-

hari. Para pustakawan dan ilmuan informasi Muslim harus membuat skema klasifikasi

sendiri untuk pola sejarah dan kultur yang khas.

Al Kindi (807-973M), (filosof Islam pertama yang menerjemahkan karya Aristoteles

ke bahasa Arab), seorang pustakawan di bayt Al Hikmah, adalah salah satu orang yang

menciptakan klasifikasi ilmu dalam Islam. Klasifikasi ilmu merupakan salah satu titik

tekan aktifitas berfikir pustakawan. Bagi mereka, epistemologi merupakan bagian/paruh

dari aktivitas pustakawan. Tatanan koleksi dirak, pengorganisasian informasi,

menunjukkan ideologi para pengelolanya.

Page 15

Page 16: Pendidikan Agamaislam

BAB III

KESIMPULAN

1. Ilmu dapat digolongkan menurut cara berikut ini,

Humaniora

Ilmu sosial

Ilmu pasti (ilmu dalam arti yang lebih ketat)

Ilmu terapan (rekayasa)

Matematika

Ilmu alam

Ilmu kedokteran dan farmasi

2. Prinsip pembelajaran yang efektif yaitu: (a) partisipasi siswa aktif, (b) masing-masing

anak belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda, (c) penciptaan suasana kelas yang

kondusif (rasa aman, penghargaan, tidak adanya ancaman, suasana yang penuh

semangat)

3. Karakteristik ajaran Islam

a) Robbaniyyah

b) Insaniyyah

c) syumuliyah

d) Al-Wasathiyah

e) Al Waqi'iyyah

f) Al-wudhuh

g) Al Jam'u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah

Page 16