pendekatan psikologis pada wanita yang mengalami kekerasan rumahtangga di negara berkembang

26
Pendekatan Psikologis pada Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang Referat Diajukan oleh : Tini Sri Padmoningsih BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UGM/ RS DR SARDJITO YOGYAKARTA 0

Upload: tini-sri-padmoningsih

Post on 02-Feb-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana pendekatan psikologis pada penatalaksanaan kekerasan rumah tangga pada wanita yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya di Indonesia.

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

Pendekatan Psikologis pada Wanita yang MengalamiKekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

Referat

Diajukan oleh :Tini Sri Padmoningsih

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UGM/ RS DR SARDJITO

YOGYAKARTA

0

Page 2: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekerasan rumah tangga atau dikenal istilah KDRT sekarang ini menjadi

perhatian diseluruh dunia dan termasuk satu dari sepuluh indikator kesehatan menurut

Healthy People 2010 ( Fisher J.W. & Shelton A.J., 2006). Prevalensi, morbiditas dan

mortalitas serta pembiayaan kasus tersebut makin meningkat berdasarkan beberapa

penelitian yang dilakukan baik di negara berkembang maupun negara maju, dan

korbannya yang terbanyak adalah perempuan .1,2,3,4 Hal ini disebabkan oleh karena

latar belakang budaya, sosial , agama yang menganut sistem subordinasi sehingga

perempuan dalam keadaan tidak berdaya, ketergantungan emosi dan finansiil serta

hambatan dalam mengekspresikan diri serta aktualisasi diri. 5,6 Kekerasan rumah

tangga merupakan trauma berkepanjangan yang akan menyebabkan suatu penderitaan

dan disabilitas yang mempengaruhi kualitas hidup manusia.7,8,9,10, Permasalahan

kekerasan rumah tangga merupakan masalah kesehatan dan masalah sosial , dampak

terhadap kesehatan dan pengelolannya dalam komunitas akan menjadi berbeda,

apabila dikaitkan dengan karakter sosiodemografi dan budaya pada masing-masing

negara.11,12,13,14

Dampak kesehatan berupa fisik maupun psikologis dari berbagai jenis

kekerasan rumah tangga , baik terhadap pelaku atau keluarga yang melihatnya

terutama nank-anaknya menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan, erat

hubungannya dengan lamanya kekerasan, riwayat masa kanak-kanak, kekerasan

masyarakat, dan berbagai macam kesulitan lain sehingga keadaan tersebut menjadi

kronis.2,3,15,16Oleh karena itu diperlukan suatu model penatalaksanaan untuk

menangani korban kekerasanan. 6,14,17 Berdasar jurnal penelitian yang ada, tenaga

medis sangat berperan dalam mengidentifikasi dan pengelolaan kekerasan rumah

tangga. 1,18,19.22

Dari jurnal penelitian negara maju maupun berkembang kekerasan rumah

tangga sering diawali oleh kekerasan psikologis yang menimbulkan dampak

1

Page 3: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

psikologis berupa rasa harga diri yang rendah, tidak berdaya , ketakutan,

terintimidasi, dan kemarahan. Keadaan ini dapat berlanjut menjadi suatu gangguan

jiwa apabila dibiarkan begitu saja. Berdasarkan beberapa jurnal , keadaan ini

berkembang menjadi PTSD sekitar 20%-30%, depresi, penyalahgunaan zat dan

alkohol serta bunuh diri.20 Namun dampak psikologis ini masih sering terabaikan,

masalah fisik merupakan fokus yang lebih diutamakan. Hal ini terlihat dari kasus fisik

yang lebih banyak tertangani. Pendekatan psikologis efektif untuk gangguan yang

didasari pada ketakutan yang menetap, dan reaksi malu, dapat meningkatkan

kepercayaan diri dan emosi yang lebih terkendali. Jenis yang pernah dilakukan dan

cukup efektif diantaranya yaitu model perilaku, kognitif dan interpersonal yang

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Berdasarkan hal tersebut, penulis

merasa perlu untuk mengangkat topik mengenai pendekatan psikologis pada

pengelolaan kekerasan rumah tangga dinegara berkembang dalam referat ini .

Metode yang dipakai pada penulisan ini adalah dengan cara pencarian jurnal

melalui internet pada beberapa data baase dengan menggunakan suatu kata kunci

yang berkaitan dengan topik mengenai pendekatan psikologis pada wanita yang

mengalami kekerasan rumahtangga di negara berkembang. Diperoleh suatu cara

pendekatan psikologis yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia dan negara

berkembang melalui sumber jurnal-jurnal kedokteran terbaru pada kurun waktu

antara bulan September 1994 sampai dengan bulan Oktober 2006 yang memiliki

kedekatan atau kemiripan karakteristik sosial budaya dengan keadaan dinegara

Indonesia.

B. Perumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas, maka diperkirakan adanya dampak kekerasan

rumah tangga terhadap menurunnya keadaan jiwa wanita, sehingga diperlukan suatu

pendekatan psikologis yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya di Indonesia

yang nantinya dapat meningkatkan kondisi kesehatan mentalnya. Secara tidak

langsung, hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Maka timbul

pertanyaan: Bagaimanakah pendekatan psikologi yang efektif pada penatalaksanaan

2

Page 4: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

kekerasan rumah tangga pada wanita yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya

di Indonesia?

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana pendekatan psikologis pada penatalaksanaan

kekerasan rumah tangga pada wanita yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya

di Indonesia.

D. Manfaat

Manfaat penulisan referat ini adalah diharapkan dapat menambah wawasan

tentang bagaimana pendekatan psikologis pada penatalaksanaan kekerasan rumah

tangga wanita yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya di Indonesia.

3

Page 5: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Dampak Kekerasan Rumah Tangga terhadap Kesehatan Jiwa Wanita

Berdasarkan pencarian tinjauan kepustakaan secara sistematis di beberapa

database internet ( AJP, BMJ, Ebschost, Proquest , Pubmed, Advances in Psychiatric

Treatment) diidentifikasikan beberapa abstrak dan makalah lengkap penelitian yang

membahas peranan faktor-faktor yang memiliki bobot pengaruh terhadap prevalensi

kejadian kekerasan rumah tangga atau kekerasan oleh pasangan intim di negara

berkembang. Pencarian tersebut dilakukan dengan memakai kata kunci yang sesuai

tetapi ternyata tidak ditemukan jurnal yang sesuai. Setelah itu penulis mempersempit

dengan mengganti negara Asia dan ditemukan 11 abstrak. Kemudian penulis

memperluas lagi tanpa menyertakan negara dan menemukan 22 abstrak dan 6

makalah lengkap . Selain itu, penulis mengganti kata kunci dengan pendekatan

psikologis pada wanita yang mengalami kekerasan rumah tangga di Asia dan

ditemukan topik intervensi psikologis sebanyak 15 abstrak dan 9 makalah lengkap.

Dari jurnal yang sudah didapat, penulis menemukan jenis gangguan jiwa yang banyak

ditemukan, disamping mencoba mencari pendekatan psikologis yang sesuai dengan

kata kunci terapi kognitif behaviour pada kekerasan rumah tangga dan menemukan 6

makalah lingkap.

Dalam upaya penelusuran tersebut, penulis melakukan ekstraksi data

penelitian yang terbatas hanya kepada karakteristik sosiodemografi subyek, ukuran

dan sumber sampel, serta jenis kekerasan yang dialami korban. Penulis

mengidentifikasikan bahwa dari beberapa penelitian yang dilakukan pada institusi

pelayanan kesehatan baik di pusat kesehatan primer, tempat perlindungan bagi

perempuan korban kekerasan, terdapat karakteristik sosiodemografi seperti grup

etnis, jenis kelamin, budaya, keadaan sosial masyarakat, lokasi tempat tinggal korban

tersebut berada serta proses akulturasi yang dialami pasien berpengaruh terhadap

prevalensi terjadinya kekerasan rumah tangga pada wanita pada beberapa populasi di

4

Page 6: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

Asia, negara berkembang dan negara maju. 1,4 Melalui kajian abstrak jurnal ilmiah

dan tinjauan yang diperoleh prevalensi yang makin meningkat dan menimbulkan

permasalahan kesehatan( fisik, mental, reproduktif) maupun sosial sehingga

dikatakan kekerasan rumah tangga merupakan masalah kesehatan masyarakat. 1

Menurut jurnal tentang gender, antara laki-laki dan perempuan ada yang

menyebutkan prevalensinya sama besar, namun jurnal penelitian yang lain

menunjukkan terdapat perbedaan dimana wanita lebih besar untuk mengalami

kekerasan rumah tangga. Mungkin hal ini disebabkan terdapat perbedaan pada

sampel, jenis kekerasan dan negara tempat penelitian dilakukan. Penelitian lain

menunjukkan bahwa wanita dalam separoh hidupnya mengalami kekerasan berkisar

50% - 90 % dan sekitar 20%-30%-nya menjadi suatu gangguan kejiwaan. Prevalensi

KDRT secara signifikan menunjukkan angka peningkatan dari tahun ketahun baik di

negara maju maupun negara berkembang. Status sosial ekonomi hanya mampu

mencegah kekerasan seksual. Jenis kekerasan yang dialami lebih dari satu tipe

kekerasan (45,1%). Besarnya dampak tergantung dari lama, beratnya dan jenis

kekerasan yang diterima.14,15 Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan di

negara-negara berkembang maupun negara maju, menyebutkan bahwa kekerasan

rumahtangga merupakan peristiwa trauma yang berkepanjanagan sehingga

menimbulkan pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap menurunnya

derajat kesehatan mental dan derajat kesehatan pada umumnya sehingga peran tenaga

medis profesional khususnya dari kesehatan mental sangat diperlukan.1,2,3 Dampak

terhadap menurunnya kesehatan mental dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan

dan pekerjaan, status pernikahan, umur, jenis kekerasan, lama dan beratnya

kekerasan, serta riwayat trauma masa kecil. Faktor etnis ternyata mempunyai hasil

yang kontradiktif KDRT. Disebutkan pula jenis gangguan jiwa pada perempuan yang

mengalami KDRT mengarah kepada gangguan PTSD yang berkomorbid dengan

depresi yang kecenderungan bunuh diri lebih banyak.29 Penelitian lain menunjukkan

bahwa pada wanita yang mengalami kekerasan: 2x lebih besar untuk mengalami

depresi daripada yang tidak mengalami kekerasan, 26% wanita yang mencoba suicide

5

Page 7: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

( bunuh diri) dan menjadi alkoholik sebanyak 30 %. Jenis kekerasan fisik, seksual dan

keduanya mencapai 43% dan 51% dilakukan oleh pasangan atau mantan

pasangan67% di kasus intensif mengalami kekerasan fisik dan seksual49 Sedangkan

dari jurnal yang lainnya menyebutkan bahwa gangguan kesehatan mental yang ada,

seperti PTSD atau depresi jarang berdiri sendiri pada kasus KDRT, lebih banyak

komorbid antara PTSD dan depresi26,27 dengan kecenderungan bunuh diri juga lebih

besar28,29

Penulis juga mengevaluasi dari jurnal-jurnal yang ditemukan dalam masalah

kekerasan rumahtangga yang terabaikanterutama negara berkembang adalah

kekerasan psikologis.62 Dampak dari kekerasan psikologis ini ternyata menunjukkan

kejadian paling banyak dan proses terjadinya berlangsung lama dan secara signifikan

menurunkan derajat kesehatan mental dan perasaan tidak sehat fisik, bahkan

kecenderungan untuk melakukan bunuh diri7 Dengan demikian dikatakan bahwa

kekerasan psikologis merupakan indikator kesehatan yang menurun7,11,15,16,63

disamping PTSD, depresi dan kekerasan fisik25 Oleh karena itu penatalaksaan untuk

kekerasan psikologis oleh tenaga profesional yang berkompeten harus segera

dilakukan.2,

Dari jurnal-jurnal yang diperoleh disebutkan pula bahwa dampak kekerasan

dalam rumahtangga dapat dicegah dengan identifikasi dan intervensi secepatnya serta

melibatkan dukungan sosial baik dari teman, keluarga, tenaga profesional.1,2,3

Meskipun ada juga jurnal yang menyatakan bahwa dukungan sosial tidak secara

bermakna menurunkan kesehatan fisik.6

6

Page 8: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

B. Pendekatan Psikologis pada Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Penatalaksanaan untk kasus kekerasan dalam rumah tangga pada perempan

melibatkan berbagai disiplin ilmu yang terpadau oleh karena merupakan masalah

kesehatan masyarakat, sosial dan hukum. Dari jurnal yang didapatkan pelayanan yang

mudah dijangkau, setiap saat dapat melayani, aman, dan penerimaan yang baik sangat

diharapkan oleh karena pelaku biasanya orang yang dekat atau sangat dikenal korban

dan biasanya mempunyai kepribadian antisosial atau ambang dan alkoholik.38,52

Trauma dari suatu kekerasan rumahtangga yang lambat untuk diketahui menimbulkan

dampak negatif terhadap afektifnya yang berupa rasa ketakutan, tidak berharga dan

rendah diri. Hal tersebut secara tidak langsung menurunkan kualitas hidupnya oleh

karena terdapat hambatan dari diri sendiri untuk melakukan suatu aktifitas.25,59

Pendekatan psikologis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

penatalaksanaan holistik wanita dengan kekerasan rumahtangga demi memperbaiki

dampak tersebut selain dipengaruhi juga oleh faktor internal maupun ekternal.53,55,56

Dengan ditemukannya cara pendekatan psiologis pada kekerasan rumahtangga

yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya dapat diperoleh suatu upaya efektif

yang dapat diaplikasikan di negara Indonesia untuk mengurangi penderitaan dan

disabilitas pada pasien yang tujuan kedepannya dapat memperbaiki kualitas hidup

sehingga kemudian dapat kembali kepada kehidupannya yang sehat.

Perempuan dengan kekerasan rumah tangga diarahkan dalam sesi terapi

bantuan diri sendiri (self help) dengan cara memperbaiki koping 47,49 agar dapt sehat

secara psikososial meliputi perasaan baik tentang dirinya, nyaman akan orang lain ya

ng berada disekelilingnya, dapt mengontrol ketegangan dan kecemasan, memelihara

suatu pandangan positif serta dapat merasa berguna dan dihargai. Pertemuan berkala

antara terapis, pasien dan keluarga dapat dilakukan untuk membicarakan rencana dan

perkembangan proses terapi serta konsekuensi negatif dari pengobatan lebih lanjut.

Selain itu diperlukan juga suatu terapi kelompok yang sangat membantu perempuan

untuk tidak mengurung diri. Bentuk tersebut merupakan proses dalam managemen

7

Page 9: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

stres yang meliputi psikoedukasi, mengetahui gejala-gejala psikologis yang terjadi,

tehnik kognitif.68

Dari beberapa jurnal yang sudah dilakukan dengan bentuk modifikasi yaitu

terapi forgiveness, terapi meditasi, mengekspresikan dengan tulisan dan dianalisa

dengan linguistic inquiry and word count (LIWC), terapi keluarga dengan mengambil

proses narasi, model transtheoretical, grup terapi kognitif dengan program insight,

grup terapi kognitif trauma, grup terapi kognitif behaviour yang berfokus pada

trauma, grup terapi psikoedukasional.

Pada kasus kekerasan rumahtangga pada perempuan, dari beberapa jurnal

menunjukkan bahwa perempuan sering tidak menyadari bahaya yang dihadapi,

sehingga telah dilakukan suau penelitian dengan meditasi supaya klien dapat

berkonsentrasi dan diharapkan membantu klien menegtahui permasalahan utama

yang harus dihadapi dengan tenang.46

Selain itu dalam kasus kekerasan dalam rumahtangga perempuan sering

mengalami kesulitan untuk menceritakan apa yang dialami oleh karena pelaku adalah

orang yang sangat dekat dengan klien, serta pandangan bahwa hal tersebut

merupakan masalah aib keluarga. Berdasarkan hal tersebut diatas telah dilakukan

penelitian tentang proses bercerita yang merupakan bagian dari terapi keluarga. Disini

dipelajari tentang bagaimana menceritakan suatu permaslahan yang sulit seperti

kekerasan rumhtangga, bagaimana klien dapat membedakan bercerita merupakan

suatu terapi, bagaimana klien menggunakan kekerasan dalam keluarga sebagai suatu

topik pembicaraan dan bagaimana pelaku bereaksi untuk menanggapi reaksi dan

permasalahan. Digambarkan disini mengenai perkembangan reaksi dari orang

perorang. Proses yang membuat kebimbangan berbicara tentang hal tersebut menjadi

perasaan nyaman dan akhirnya berani bercerita tentang permasalaahn yang ada.68,69

Terapi forgiveness, merupakan terapi yang bertujuan mengakhiri dampak

psikologis yang buruk dengan cara memaafkan pelaku. Dari penelitian yang sudah

dilakukan menunjukkan bahwa grup dengan terapi ini signifikan menurunkan cemas

dan depresi oleh karena lebih mampu memperbaiki harga diri.44,45

8

Page 10: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

Penulisan yang ekspresif merupakan sutu metode perbaikan koping yang

bertujuan meningkatkan insight kognitif dengan menggunakan kata-kata yang positif.

Hasil penelitiannya secara signiofikan menurunkan penggunaan kata-kata yang buruk

dan efektif untuk mekanisme koping. Hal ini disarankan oleh karena KDRT masih

mempunyai stigma sosial sehingga dengan memperbaiki koping positif, korban dapat

mampu melakukan aktifitas sosial.65,66

Mengakhiri kekerasan pada hubungan intim merupakan proses yang sulit dan

membutuhkan waktu yang lama. Pada grup model transtheoritical, yang merupakan

slah satu modifikasi terapi kognitif behaviour digunakan cara dengan memberikan

pengetahuan dan mkonseling berdasarkan pengalaman kekerasan yang mereka alami

dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi. Sehingga diharapkan klien dapat

mengetahui situasi aman atau tidak, mampu mengenali situasi, melakukan langkah

demi langkah yang terencana dan menggunakan pengaruh faktor eksternal maupun

internal. Pada tahap awal proses yang terjadi merupakan poses kognitif, tahap

selanjutnya merupakan proses behaviour. Hal ini menimbulkan kesadaran dan

munculnya keinginan kebebasan sosial, menolong hubungan yang terjadi

disingkirkan. Keputusan yang seimbang dan keberhasilan diri

dipertimbangkan.39,40,41,42

Jenis terapi kognitif behaviour lain yang dinamakan therapy grup interaktif

psikoedukasional diuji cobakan dalam terapi PTSD dengan topik pada keterbatasan

tradisional yang mempengaruhi harga diri dan hubungan interpersonal, dan melihat

gejala-gejala utama gangguan tersebut. Awalnya dibuat assessment dasar, diberikan

terapi selama satu bulan dan diakhiri, setelah itu 6 bulan dinilai dengan wawancara

terstruktur untuk pengukuran PTSD dan gejala psikiatri. Hasilnya menunjukkan

penurunan yang signifikan pada ketiga tahapan dari PTSD yang terjadi.42

Pada jenis terapi kognitif, bertujuan untuk menimbulkan pertolongan terhadap

diri sendiri. Pada korban dengan PTSD, telah diteliti penggunaan kognitif therapy

dengan program mengeksplorasi riwayat trauma, penambahan pengetahuan dengan

menambah pengetahuan, managemen stres, menegnali pelaku, memonitoring

9

Page 11: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

pembicaraan negatif tentang diri sendiri, kognitif terapi tentang perasaan bersalah,

model perlindungan diri, assertuveness, dan bagaimana mengidentifikasi pelaku.

Didapatkan hasil bahwa terapi ini sebagian besar menurunkan gejala depresi dan

meningkatkan harga diri.42,48 Namun dalam penelitian lain yang lebih spesifik

penggunaan kognitif terapi secara signifikan mempunyai efektifitas pada pengobatan

murni PTSD atau komorbid dengan depresi mayor yang berhubungan dengan trauma

yang menyebabkan rasa bersalah.43

10

Page 12: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kekerasan dalam rumahtangga merupakan bagian dari suatu permasalahan

kesehatan jiwa di masyarakat.

2. Kekerasan psikologi pada wanita merupakan jenis kekerasan rumahtangga yang

paling banyak terjadi dan mempunyai dampak yang besar terhadap permaslahan

kesahatan jiwa di masyarakat

3. Pendekatan psikologis pada perempuan yang mengalami kekerasan dalam

rumahtangga secara bermakna dapat mencegahmaupun mengobati dampak KDRT

yang terjadi.

4. Pendekatan psikologis terhadap kasus KDRT disesuaikan dengan karakteristik

sosiodemografi dan budaya setempat yang tehniknya dilakukan secara bertahap

melalui suatu program penatalaksanaan. Untuk negara berkembang dan

Indopnesia yang lebih toleran terhadap kekerasan, memperkuat diri sendiri( self

help) dengan memperbaiki koping secara berkelompok secara bermakna dapat

meningkatkan kepercayaan diri.

5. Pengelolaan KDRT membutuhkan penatalaksanaan yang terpadu dimana

keterlibatan psikiatri konsultasi penghubung ( Consultation-liason Psychiatry)

B. Saran

1. Dalam penulisan referat ini penulis mendapatkan data bahwa permaslahan KDRT

diperlukan suatu penata laksanaan terpadu dan Tim kesehatan mental masyrakat

sangat dibutuhkan sebagai perencana pencegahan maupun penatalaksanaan oleh

karena gangguan yang terjadi diawali dari permasalahan psikologis yang

berkembang menjadi permaslahan sosial. Oleh karena itu penulisan tentang

penatalaksanaan yang terpadu dari tim kesehatan mental masyarakat sangat

diperlukan.

11

Page 13: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

2. Selain itu permaslahan yang didapatkan adlah identifikasi segera permaslahan

KDRT sangat diperlukan. Oleh karena itu mungkin bisa dilakukan suatu

penulisan berdasar penelitian yang ada cara-cara identifikasi dan permasalahan di

lapangan untuk dapat merencanakan identifikasi yang tepat.

3. Kognitif behaviour therapi merupakan pendekatan psikologis yang bermakna untuk

KDRT. Oleh karena itu mungkin secara spesifik dapat dilakukan mengenai

pengembangannya untuk kasus ini lebih rinci.

C. Rekomendasi

1. Sebaiknya dilakukan sutu penelitian mengenai identifikasi korban kekerasan dalam

rumahtangga pada perempuan di Yogjakarta yang setingnya berada pada pelayanan

kesehatan primer.

2. Adanya upaya dari bagian Psikiatri melalui Psikiatri Konsultasi-Penghubung untuk

mensosialisasikan pengenalan deteksi dini kasus KDRT dan penatalaksanaan

psikologis sedini mungkin.

3. Dibentuknya suatu tempat terpadu secara khusus bagi perempuan atau anak yang

menjadi korban kekerasan rumahtangga berupa program penjaringan, pemberian

pengetahuan tentang KDRT dan penatalaksanaannya.

12

Page 14: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

DAFTAR PUSTAKA

1. Feder G.S., Hutson M., Ramsay J , Taket A.R., 2006, Women exposed to

intimate partner violence : expectations and experiences when they encounter

health care professionals: a meta-analysis of qualitative studies, Archieves of

Internal Medicine, 166(1): 22.

2. Fishback R.L. & Herbert B., 1997 , Domestic Violence and Mental Health :

Correlates & Conundrums within and across cultures, Social Science

Medicine, 45 (8): 1161 – 76

3. Romito P, Molzan Turan J.,De Marchi M., 2005 , The impact of current and

psot interpersonal violence on women’s mental health, Social Science

Medicine, 60(8): 1717-27

4. Thompson R.S., Bonomi A.E., Anderson M., Reid R.J., Dimer J.A., Carrell

D., Rivara F.P., 2006 , Intimate partner violence: prevalence, types, and

chronicity in adult women, Am J Prev Med, 30(6):447-57

5. Niaz U & Hassan S, 2006, Cultural and mental health of women in south east

asia, World Psychiatry. 2006 June; 5(2): 118–120.

6. ...,1997, Patterns and responses to violence against in India , Gend Action: 1

(4) : 5

7. Alsaker K , Moen B.E.,Nortvedt M.W., Baste V., 2006, Low Health-related

quality of life among abused women, Qual Life Res.15(6): 959-65

13

Page 15: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

8. Bonomi AE, Thompson R.S.,Anderson M., Reid R.J., Carrell D., Dimer J.A.,

Rivara F.P., 2006 , Intimate partner violence and women’s physical, mental,

and social functioning, Am J Prev Med. 30(6) : 458-466

9. Bensley, Van Eenwyk J, Wynkoop Simmons K,2003 , Childhood family

violence history and women’s risk for intimate partner violence and poor

health, Am J Prev Med , 25(1) : 38-44

10. Cooker AL , Smith P.H., Fadden M.K., 2005, Intimate partner violence and

disabilities among women attending family practice clinics, J. womens

Health : 14(9): 829-38

11. Raj A & Silverman JG, 2002 , Intimate partner violence against south asian

women in greater boston, J Am Womens Assoc, 57(2):111-4

12. Brinda S.K. & David L.C., 2005 , A resident’s Experience in Cross

Cultural/Community Psychiatry, Community Mental Health Journal, 41(5):

600-11

13. Lawoko S,2006 , Factors associated with attitudes toward intimate partner

violence : a study of women in Zambia, violence and victims 21(5) : 645-655

14. Kapur A,1998 , I am witness to : a profile of sakshi violence intervention

centre in new delhi India, Gend Dev, 6(3) :42-7

15. Ruiz –Perez I & Plazaola Castano J., 2005 , Intimate partner violence and

mental health consequences in women attending family practice in spain,

Psychosom Med.67(5): 791-7

16. Pico-Alfonso M.A., 2005 , Psychological intimate artner violence : the mayor

predictior of posttraumatic stress disorder in abused women, Neurosci

Biobehav Rev,29(1): 181-93

17. Cooker A.L., Smith P.H., Thompson M.P., McKeown R.E.,Bethea L., Dais

K.e., 2002 , Social support protect against negative effect intimate partner

violence in mental health, J Womens Health Gender Based Med, 11(5): 465-

76

14

Page 16: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

18. Joslyn W.F., Andrea S.,2006 , Survivors of domestic violence :

Demographics and disparities in visitors to an interdisciplinary specialty

clinic, Fam community health ,29(2) :118-130

19. Keh-Ming Lin & Freda Cheung, 1999, Mental health issues for asian

americans, Psychiatric services, 50(6): 774-779

20. Coker AL , Smith P.H.,Bethea L.,King M.R., Mckeown R.W., 2000 ; Physical

health consequences of physical and psychological intimate partner violence,

Arch Fam Med, 9(5): 451-7

21. Koepsell J K et al, 2006

22. Nagae M., Kitabayashi H., Aoyama A., 2004, Domestic violence as a

women’s health issue-activies of health professionals in Thailand, Nippon

Koshu Eisei, 5194): 287-96

23. ….., 1998, Shattering the silence of violence against women, UN Chron,(1):

15-7

24. Michael A.K.,Rob S., Saifuddin A., Shireen J.J., Jacquelyn C.,2006,

Individual and Contextual Determinants of Domestic Violence in North India,

American Journal of Public Health, 96(1) : 132-38

25. Genc B., Inver R, Rachel J., Susanne J., Vesna B., Ulrich L., 2006 , Factors

associated with spousal physical violence in Albania : cross sectional study,

BMJ 331 :197-201

26. Carol E.J. & Robert W., 1994, Guidelines for Handling Domestic Violence

Cases in Community Mental Health Centers, Hospital and Community

Psychiatry, 45(2) : 147-151

27. Shuba K, Lakshmanan J, Saradha S & Ramesh C.A., 2005, Domestic violence

and its mental health correlates in Indian women, British Journal of

Psychiatry, 187 : 62-67

15

Page 17: Pendekatan Psikologis pada  Wanita yang Mengalami Kekerasan Rumahtangga di Negara Berkembang

16