pendampingan krpl di provinsi...

67
i LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KODE: /1801.019/011/A/RODHP/2012

Upload: vuongdien

Post on 10-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

i

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU

SISWANI DWI DALIANI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2013

KODE: /1801.019/011/A/RODHP/2012

Page 2: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

ii

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU

Siswani Dwi Daliani

Umi Pudjiastuti

Taufik Hidayat

Ina Hartati

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

Page 3: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah Nyalah

maka laporan akhir tahun kegiatan pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu ini

dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung-jawaban

kegiatan pada DIPA BPTP Bengkulu. Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan

kegiatan pelaksanaan pendampingan berupa sosialisasi, pelatihan dan gelar

teknologi/apresiasi.

Berdasarkan fakta dilapangan bahwa pembinaan petani harus terus

menerus dilakukan baik melalui BPTP ataupun melalui Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) desa setempat, karena dengan adanya kesinambungan

pembinaan dapat mengurangi terjadinya kekeliruan yang dilakukan petani

terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

bagi petani terhadap komponen teknologi yang digunakan akan merugikan

petani itu sendiri.

Kegiatan pendampingan bertujuan mewujudkan KRPL untuk memenuhi

kebutuhan, ketahanan, kemandirian pangan dan pendapatan keluarga dengan :

mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan untuk lestari; meningkatkan

kemampuan keluarga dalam pengelolaan pekarangan; mendampingi pengelolaan

KBD untuk kelestariannya, dan menumbuhkan kegiatan ekonomi produktif

keluarga dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan

lingkungan hijau bersih dan sehat secara mandiri.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini. Harapan kami semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi pengguna.

Bengkulu, Desember 2013

Penanggung Jawab Kegiatan

Ir. Siswani Dwi Daliani

NIP.196007301989032001

Page 4: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP/RDHP/RKTM : Pendampingan KRPL 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : Jalan Irian KM. 6,5 4. Sumber Dana : APBN 5. Status Penelitian (L/B) : Baru 6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Ir. Siswani Dwi Daliani b. Pangkat/Golongan : Penata/III c. Jabatan : Penyuluh Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : Dataran Tinggi dan Rendah 9. Tahun Mulai : 2013 10. Tahun Selesai : 2015 11. Output Tahunan : Tersebarnya teknologi pertanian pemanfaatan

pekarangan sesuai dengan konsep KRPL melalui sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi di 3 Kabupaten/kota di provinsi Bengkulu Diadopsinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL yang didiseminasikan di 3 Kabupaten/kota di provinsi Bengkulu

12. Output Akhir : Tersebarnya teknologi pertanian pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL melalui sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi di 10 Kabupaten/kota di provinsi Bengkulu Diadopsinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL yang didiseminasikan di 10 Kabupaten/kota di provinsi Bengkulu

13. Biaya : Rp. 75.000.000,- Koordinator Program, Penanggung Jawab RDHP, DR. Ir. Wahyu Wibawa, M.Sc Ir. Siswani Dwi Daliani NIP. 19690427 199803 1 001 NIP. 196007301989032001 Mengetahui : Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu, DR. Ir. Agung Hendriadi, M.eng DR. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 196108021989031002 NIP. 195902061986031002

Page 5: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. ii DAFTAR ISI .................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... v RINGKASAN DAN SUMMARY ........................................................ vi I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Tujuan .................................................................................. 2

1.3. Keluaran ............................................................................... 2

1.4. Perkiraan manfaat dan dampak ............................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4

III. METODE/PROSEDUR .............................................................. 8

3.1. Lokasi Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan .................................. 8

3.2. Parameter yang diukur ........................................................... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 14

4.1. Hasil ..................................................................................... 14

4.1.1. Pelatihan ............................................................................ 14

4.1.2. Sosialisasi ........................................................................... 14

4.1.3. Apresiasi ............................................................................ 15

4.2. Pembahasan .......................................................................... 16

4.2.1. Pelatihan bagi petugas pendamping P2KP di BPTP Bengkulu ... 16

4.2.2. Sosialisasi kegiatan Pendampingan KRPL di Kab. Lebong ........ 19

4.2.3. Pelatihan bagi petugas dan kelompok wanita tani KRPL .......... 24

4.2.4. Apresiasi ............................................................................ 26

V. KESIMPULAN .......................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 30 ANALISIS RISIKO ........................................................................... 31 JADWAL KERJA ............................................................................... 32 PEMBIAYAAN .................................................................................. 33 PERSONALIA ................................................................................... 35 LAMPIRAN ....................................................................................... 32

Page 6: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Spektrum Diseminasi Multi Chanel .................................................... 6

Page 7: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Data hasil analisis laboratorium kompos ............................................ 37

1. Foto Pelatihan di BPTP Bengkulu ...................................................... 38

2. Foto Sosialisasi ............................................................................... 44

3. Foto Pelatihan di Sulau ................................................................... 50

4. Foto Apresiasi ................................................................................. 54

Page 8: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

vi

RINGKASAN 1. Judul : Pendampingan KRPL 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Tujuan : Mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu

yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu

Menyebarkan/mendiseminasikan paket teknologi pertanian pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan sosialisasi, gelar teknologi, dan pelatihan-pelatihan di 10 kabupaten kota di provinsi Bengkulu

4. Keluaran/Output : Tersosialisasinya pemanfaatan Kawasan RPL, melalui kegiatan Gelar Teknologi, sosialisasi/apresiasi dan pelatihan di 10 Kabupaten dan Kota di provinsi Bengkulu

Tersebarluasnya paket teknologi pemanfaatan pekarangan berupa kawasan rumah pangan lestari dan diadopsinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep rumah pangan lestari di 10 kabupaten/kota diprovinsi Bengkulu

5. Prosedur : Pendampingan program KRPL dilaksanakan di 10

kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

Pendampingan dilakukan melalui petugas kepada

pelaku utama. Masing-masing kabupaten/kota

didampingi dan dikawal oleh seorang petugas

pendamping. Kegiatan pendampingan KRPL

meliputi: a) Koordinasi internal dan antar institusi

b) Sosialisasi, apresiasi teknologi pemanfaatan

pekarangan, pelatihan-pelatihan dan gelar

teknologi c). melaksanakan pengawalan pada

demplot KRPL di Kabupaten contoh d)

menyampaikan dan mendistribusi bahan informasi

teknologi pemanfaatan pekarangan berupa

petunjuk praktis budidaya tanaman pangan, buah,

sayuran dan tanaman obat keluarga (toga),

pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil

serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi

kompos

6. Capaian : Terdampinginya kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu dan tersebarnya inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan dalam bentuk KRPL

7. Manfaat : Diadopsinya model pemanfaatan pekarangan di kelompok rumah tangga dalam satu desa

Page 9: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

vii

Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap aspek-aspek teknis budidaya tanaman pekarangan seperti tomat, cabe, kol bunga, dan terung. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan pekarangan dengan menggunakan pupuk organik. Manfaat yang paling diharapkan adalah peningkatan produktivitas yang diikuti oleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi belanja keluarga.

8. Dampak : Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga pada akhirnya mampu menurun pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga masyarakat Peningkatan produktivitas usahatani dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. Hal ini akan meningkatkan stabilitas produksi bahan pangan secara regional dan nasional yang mendukung terwujudnya ketahanan pangan melalui kawasan rumah pangan lestari. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan

9. Jangka Waktu : 3 Tahun 10. Biaya : Rp. 75.000.000,-

Page 10: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

viii

SUMMARY

1 . Title : Mentoring KRPL

2 . Unit of Work : AIAT of Bengkulu

3 . Objective : Accompanying activities KRPL in Bengkulu

province conducted by the Food Security and P2KP

Bengkulu Province District Municipality in the

province of Bengkulu

Deploying / disseminate agricultural technology

package yard utilization through socialization ,

technology degree and training in 10 districts in

the province of Bengkulu city

4 . Output / Output : Utilization socialized RPL Zone , through the

activities of Technology degree , socialization /

appreciation and training in 10 districts and cities

in the province of Bengkulu

Wide spread yard utilization technology package in

the form of regional sustainable food home and

yard utilization of technology adoption package in

accordance with the concept of sustainable food in

10 districts / cities diprovinsi Bengkulu

5 . Procedure : Assistance KRPL program implemented in 10

districts / cities in the province of Bengkulu .

Mentoring is done by officers on key players . Each

district / city accompanied and escorted by an

escort officer . KRPL assistance activities include:

a ) the internal and inter- institutional coordination

b ) socialization , appreciation yard utilization of

technology , training and technology degrees c

)carry out escort on demonstration plots in the

district KRPL example d ) conveying and

distributing materials such as yard utilization of

information technology practical guide cultivation

of food crops , fruits , vegetables and medicinal

plants ( toga ) , cattle raising and fishing ,

processing and processing of household waste into

compost

6 . Achievement : Juxtaposed KRPL activities in Bengkulu province

and spread of technological innovation in the form

of yard utilization KRPL

Page 11: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

ix

7 . Benefits : Yard utilization adoption of the model in the group

of households in the village

Increasing people's understanding of the technical

aspects of the cultivation of garden plants like

tomatoes , peppers , cauliflower , and eggplant .

Improving the ability of farming communities in

designing an efficient both in the use of input and

resource use their yards using organic fertilizers .

The expected benefits are increased productivity ,

followed by an increase in income and welfare of

the community and reduce the family budget .

8 . Impact : Increased insight and knowledge society in the

yard of land use which in turn can decrease

household food consumption society Increased

farm productivity and incomes through the

development of innovative technologies in

accordance with the local socio-economic and

agro-ecosystems . This will increase the stability of

food production regionally and nationally that

support the realization of food security through

sustainable food home region . Introduced the

technology to be widely adopted by the

community in order to increase revenue and

achieve food security sustainable and

environmentally friendly

9 . Period : 3 Years

10 . Cost : Rp . 75.000.000 , -

Page 12: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut

percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor

pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut perlu dilakukannya pendampingan.

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan

program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik,

bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua

pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.

Munculnya KRPL yang terkait dengan Program P2KP ini dilatarbelakangi

beberapa permasalahan seperti belum optimalnya : Pemanfaatan pekarangan

untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, kemampuan keluarga dan

masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan, pengelolaan KBD sebagai sumber

bibit untuk peremajaan tanaman dan sumber pendapatan, upaya masyarakat

menuju kesejahteraan keluarga, menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat

serta terdapatnya desa rawan pangan di lokasi strategis.

Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua

dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang No 7 tahun 1996

tentang Pangan disebutkan bahwa “ketahanan pangan adalah kondisi

terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan

terjangkau”. Berdasar definisi tersebut, terpenuhinya pangan bagi setiap rumah

tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan pangan di

Indonesia. Oleh karenanya pemantapan ketahanan pangan dapat dilakukan

melalui pemantapan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga

Menindak lanjuti arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan

Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan

kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait dengan

hal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah

tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan

rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman

Page 13: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

2

kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus

berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan

sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya.

Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis

sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu

diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di

lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan

“Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL)” yang merupakan

himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip

pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis

sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta

peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Untuk menjaga keberlanjutannya, pemanfaatan pekarangan dalam

konsep KRPL dilengkapi dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa, unit pengolahan

serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang melimpah (Kementerian

Pertanian, 2011).

1.2. Tujuan

Kegiatan pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu bertujuan untuk : 1).

Mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP Kabupaten Kota di Provinsi

Bengkulu. 2). Menyebarkan/mendiseminasikan inovasi teknologi pertanian

pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan sosialisasi, gelar teknologi, dan

pelatihan-pelatihan di 3 kabupaten di provinsi Bengkulu

1.3. Keluaran yang diharapkan

Pendampingan ini diharapkan dapat mewujudkan KRPL untuk memenuhi

kebutuhan, ketahanan, kemandirian pangan dan pendapatan keluarga dengan :

mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan untuk lestari; meningkatkan

kemampuan keluarga dlm pengelolaan pekarangan; membangun dan

Page 14: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

3

mendampingi pengelolaan KBD untuk kelestariannya, dan menumbuhkan

kegiatan ekonomi produktif keluarga dalam upaya mewujudkan kesejahteraan

keluarga dan menciptakan lingkungan hijau bersih dan sehat secara mandiri.

1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak

1.4.1. Manfaat

Diadopsinya model pemanfaatan pekarangan di kelompok rumah tangga

dalam satu desa

Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap aspek-aspek teknis

budidaya tanaman pekarangan seperti tomat, cabe, kol bunga, dan

terung.

Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merancang usaha tani yang

efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya

lahan pekarangan dengan menggunakan pupuk organik.

Manfaat yang paling diharapkan adalah peningkatan produktivitas yang

diikuti oleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan

mengurangi belanja keluarga

1.4.2. Dampak

Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan

lahan pekarangan sehingga pada akhirnya mampu menurun pengeluaran

konsumsi pangan rumah tangga masyarakat

Peningkatan produktivitas usahatani dan pendapatan masyarakat melalui

pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan

sosial ekonomi setempat. Hal ini akan meningkatkan stabilitas produksi

bahan pangan secara regional dan nasional yang mendukung

terwujudnya ketahanan pangan melalui kawasan rumah pangan lestari.

Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh

masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan

ketahanan pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan

Page 15: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang

relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian,

sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan

tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil

maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara

lain dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat

pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Rumah Pangan Lestari merupakan rumah yang memanfaatkan

pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara

bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Penataan

pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya

melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai

dengan pemilihan komoditas.

Pengelompokan lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan

dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan

komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara

menata tanaman, ternak, dan ikan.

a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4,

yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m2; (2)

Perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 72 m2; (3) Perumahan Tipe 45, luas

lahan sekitar 90 m2; dan (4) Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar

120 m2.

b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 4,

yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit

(<120 m2), (3) pekarangan sedang (120-400 m2), dan (4) pekarangan luas

(>400 m2).

Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya

secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain:

Page 16: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

5

sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, jeruk kalamansi,

mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan

kolam ikan dan ternak. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL),

diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL

dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan

fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta

mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus

menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial,

dilengkapi dengan kebun bibit.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-

kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian

pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan

berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi

konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu

salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi

masyarakat harus diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun

yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan

pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Manfaat yang akan diperoleh dari

pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan

gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan

pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar

yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi

rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi

yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi

teknologi tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Page 17: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

6

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor

sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani

diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta

keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami

proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest),

evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983).

Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan

diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku

menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh

kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan

Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan

berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum

diseminasi beserta beragam channel yang dapat digunakan dalam proses

distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).

Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

Page 18: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

7

Masyarakat akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan

syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan

secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya

masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi masyarakat haruslah dilakukan

secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan

mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif

merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya

mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu

melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan

pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan

cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti

halnya seorang peneliti dan penyuluh.

Page 19: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

8

III. PROSEDUR

3.1. Lokasi kegiatan dan waktu pelaksanaan

Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2013 dilaksanakan di 3

Kabupaten/kota yang dilaksankanan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Bengkulu dan P2KP Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu. Kegiatan

dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2013.

a. Cakupan Kegiatan

Pendampingan dilakukan di 3 kabupaten/kota diprovinsi Bengkulu.

Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan

Desember 2015. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu

meliputi: 1) Sosialisasi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu. 2) Pelaksanaan

kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; identifikasi teknologi

existing; nara sumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan dan temu

lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan

sarana produksi untuk demplot; pelaksanaan demplot ); 3) Pelaporan

(bulanan, semester dan akhir kegiatan).

Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan

kepada peningkatan kapasitas SDM, khususnya penyuluh pertanian

lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten/kota

Kegiatan pendampingan KRPL oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam

3 cara yaitu pendampingan secara teori, Praktek lapangan dan perpaduan

antara teori dan praktek. Pendampingan secara teori adalah pendampingan

yang dilakukan kepada kelompok sasaran dengan menggunakan berbagai

metode yaitu pertemuan (presentasi dan diskusi) melalui kegiatan

sosialisasi, apresiasi, temu usaha dan pembagian bahan informasi teknologi.

Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan

berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Display dan demplot merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan

secara praktek lapangan. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori

dan praktek adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu

yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif

singkat. Pelatihan penyiapan media semai dan media tanam serta Temu

Page 20: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

9

lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan yang memadukan cara

teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM.

b. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Persiapan

Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP.

RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek

administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP

selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan

diseminasi.

Penentuan jumlah dan lokasi demplot pendampingan KRPL.

Lokasi pendampingan tahun 2013 akan dilaksanakan di 3

Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

Penunjukan petugas pendamping di masing-masing Kabupaten/Kota.

Petugas Pendamping ditunjuk untuk membantu pelaksanaan

pendampingan di lokasi sebagai penghubung dilapangan dengan

BPTP. Tugas dan tanggung jawab petugas pendamping cukup

banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika

kerja yang baik. Petugas Pendamping diambil dari petugas lapangan

di lokasi pendampingan masing-masing kabupaten/kota.

Pelaksanaan Identifikasi Lokasi

Dilakuakan untuk mengidentifikasi teknologi existing,

menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan

permasalahan dalam pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan

rumah pangan lestari di Provinsi Bengkulu. Pelaksanaan Identifikasi

Lokasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Persiapan

- Adapun yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan

identifikasi lokasi yakni quisiner yang berisi pertanyaan untuk

menggali gambaran umum lokasi serta teknologi existing

yang diterapkan di lokasi, sehingga dari hasil jawaban yang

Page 21: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

10

diberikan dalam quisioner dapat ditentukan akar

permasalahan dalam pemanfaatan pekarangan dan upaya

pemecahan masalah untuk menjadikan lokasi tersebut

sebagai kawasan rumah pangan lestari

- Tim identifikasi lokasi untuk setiap lokasi terdiri dari anggota

Pendampingan KRPL dan petugas lapangan di lokasi

pendampingan yang ditunjuk oleh penanggung jawab

kegiatan.

- Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor,

untuk menghindari kemungkinan tidak tersedia di lokasi.

b. Persiapan Lokasi

Identifikasi loaksi dilaksanakan di 3 Kabupaten yang telah

ditetapkan di wilayah pelaksanaan kegiatan pemanfaatan

pekarangan terpadu oleh BKP Provinsi Bengkulu.

c. Melakukan Tinjauan Lapang (Observasi)

d. Melakukan Diskusi Kelompok Terfokus

Diskusi kelompok terfokus dilakukan melalui Focus Groups

Discussion (FGD)

Penyusunan panitia pelaksana kegiatan sosialisasi dan gelar teknologi

BPTP Bengkulu.

Panitia disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di

BPTP Bengkulu sesuai dengan kebutuhan dilapangan saat sosialisasi

dan gelar teknologi. Tugas dari panitia ini diantaranya adalah untuk

mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan sosialisasi dan gelar

teknologi di kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pengambilan data efektifitas pendampingan dan jangkauan

perluasan diseminasi melalui diskusi dan pengisian quisioner saat

pelaksanaan sosialisasi dan gelar teknologi

Page 22: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

11

Pelaksanaan kegiatan

1. Koordinasi intern dan antar institusi.

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk

pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan

1- 2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas

kemajuan dan tindak lanjut kegiatan pendampingan di masing-

masing kabupaten.

Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di

provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat

regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk

pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders

(Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan).

Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit

lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi.

2. Pelaksanaan Identifikasi Lokasi

Identifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan

dan upaya pemecahan permasalahan dan peningkatan produktivitas

dalam pemanfaatan pekarangan di Provinsi Bengkulu dilakukan

dengan survey lapangan dan pengisian kuisioner. Pelaksanaan

Identifikasi lokasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Persiapan Tim dan bahan-bahan yang dibutuhkan

- Tim beranggotakan petugas pendamping (PPL) di lokasi

pendampingan petugas yang ditugaskan oleh penanggung

jawab kegiatan dari BPTP Bengkulu

- Penyiapan bahan pertanyaan berupa quisioner untuk

menggali permasalahan dan teknologi eksisting di lokasi

pendampingan.

- Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor,

untuk menghindari kemungkinan tidak tersedia di lokasi.

Page 23: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

12

b. Persiapan Lokasi

Identifikasi lokasi dilaksanakan di 3 Kabupaten pendampingan

KRPL yang telah ditetapkan.

c. Melakukan Tinjauan Lapang (Observasi)

d. Melakukan Diskusi Kelompok Terfokus dan pengisian quisioner

Diskusi kelompok terfokus dilakukan melalui Focus Groups

Discussion (FGD)

3. Pelaksanaan Demplot

Demplot yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran dan

contoh Rumah Pangan Lestari adalah rumah pengelola Kebun Bibit

Desa (KBD) yang dibangun dari kegiatan MKRPL BPTP Bengkulu.

Demplot dapat dijadikan sebagai lokasi kunjungan lapang dalam

proses pembelajaran dan peningkatan pengetahuan masyarakat

mengenai KRPL

4. Meningkatkan Kapasitas SDM Petugas

Peningkatan kapasitas SDM dilakukan melalui pelaksanaan

sosialisasi, gelar teknologi, pelatihan-pelatihan.

5. Mengevaluasi efektivitas pendampingan KRPL yang dilaksanakan

oleh stakeholders.

6. Penyusunan laporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan).

Prosedur Pelaksanaan sosialisasi

1. Melakukan koordinasi dengan stake holders di kabupaten Lebong.

2. Inventarisasi lokasi dan kelompok sasaran

3. Pelaksanaan Sosialisasi Kawasan Rumah Pangan Lestari

4. Analisis respon petani.

5. Pelaporan.

Prosedur Gelar Teknologi/Apresiasi

1. Melakukan koordinasi dengan stakeholders di kabupaten Bengkulu

Selatan

2. Inventarisasi lokasi dan kelompok sasaran

3. Pelaksanaan Gelar Teknologi/ apresiasi Kawasan Rumah Pangan

Lestari

Page 24: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

13

Prosedur yang digunakan pada kegiatan gelar teknologi/apresiasi

adalah dengan melakukan komunikasi tatap muka pengguna

dilapangan dan penjaringan umpan balik. Untuk lebih memudahkan

komunikasi dilaksanakan pertemuan dengan mengundang kelompok

tani/anggota kelompok tani disekitar lokasi dan petugas pendamping

kelompok. Penyampaian paket teknologi dilakukan secara oral oleh

petugas BPTP dan selanjutnya pemaparan pengalaman dalam

melakukan kegiatan budidayanya oleh ketua kelompok tani (petani)

pelaksana. Untuk menambah wawasan petani juga akan dilakukan

kunjungan kepada lahan/objek kegiatan pendampingan berupa

demplot di ruma pengelola KBD yang sudah dilakukan sebelumnya.

Umpan balik dari petani/ pengguna akan diperoleh dengan cara

pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif.

4. Pelaporan

3.2. PARAMETER YANG DIUKUR

1. Tingkat SDM di lokasi pendampingan

2. Komponen teknologi eksisting di lokasi pendampingan.

3. Komponen teknologi yang diadopsi oleh petani/pengguna.

4. Frekuensi pendampingan (Sosialisasi, Gelar Teknologi dan Pelatihan-

pelatihan).

5. Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan

penyuluhan.

Page 25: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

Pelaksanaan kegiatan pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu tahun

2013 yang dilaksanakan di 3 kabupaten yakni di kabupaten Rejang Lebong,

Kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Kegiatan pendampingan di

kabupaten Rejang Lebong yakni berupa penyebaran inovasi teknologi pertanian

yang berhubungan dengan pemanfaatan pekarangan berupa brosur, leaflet,

banner, spanduk, pada saat lounching kegiatan pemanfaatan pekarangan di desa

Tasikmalaya. Selain penyebaran informasi juga dilakukan pelatihan-pelatihan

tentang persemaian di KBD, pembibitan, pencampuran media semai,

pencampuran media tanam dan pemeliharaannya.

4.1.1. Pelatihan

Kegiatan pelatihan bagi petugas pendamping P2KP dan kelompok wanita

tani pelaksana kegiatan KRPL dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013

di BPTP Bengkulu dan pada hari Rabu 11 September 2013 di BP3K Sulau

kabupaten Bengkulu Selatan.

Materi pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013 di BPTP

Bengkulu antara lain adalah persiapan media semai dan media tanam dalam

polybag dan bedengan, pemeliharaan tanaman secara hayati dan pembutan

pestisida nabati. Setelah pelatihan peserta berkeliling melihat contoh pekarangan

yang ada di BPTP Bengkulu dari mulai kebun bibit inti, kandang ayam KUB,

kolam ikan dengan jarring apung dan irigasi tetes. Kegiatan pelatihan ini diikuti

oleh 60 orang peserta petugas pendamping P2KP dari 10 kabupaten kota di

Provinsi Bengkulu.

Sementara materi yang dilatihkan pada tanggal 11 September 2013 di

BP3K Sulau anatara lain adalah pengelolaan KBD, teknologi pembuatan kompos,

teknik penyemaian dan penanaman dan penetasan telur ayam dengan mesin

tetas.

4.1.2. Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Kabupaten Lebong mengingat

informasi mengenai kegiatan pemanfaatan pekarangan ini dalam bentuk KRPL ini

masih sangat awam bagi masyarakat maupun petugas pendampingnya.

Page 26: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

15

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi kegiatan pendampingan KRPL di kabupaten

Lebong dimulai Pukul 09.00 WIB dihadiri oleh Kepala BPTP Bengkulu yang

diwakili Dr. Umi Pudjiastuti, Kepala BKP Provinsi Bengkulu yang diwakili oleh

Sekretaris Badan Novian Indra, Kepala Dianas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kabupeten Lebong Ir. Rudi Pancawarman, dan Kepala BP4K Kabupaten Lebong

Syafiul Kalbi, SP Serta Sekretaris BP4K Kabupaten Lebong Harlis Darwin, SP,

M.Si.

Peserta Sosialisasi kegiatan pendampingan KRPL di Kabupaten Lebong

terdiri dari 20 pengurus kelompok wanita tani pelaksana kegiatan KRPL di

kabupaten Lebong baik dan Pengelola Kebun Bibit Desa (KBD), 15 Petugas

Pendamping dan Koordinator Penyuluh tingkat Kecamatan (korluh BPP)

Pengurus kelompok dan pengelola KBD berasal dari 5 desa/kelurahan di

kabupaten Lebong yakni 8 kelompok dan 1 pengelola wanita tani di kelurahan

tes yakni kelompok Maju Bersama, Wanita Mandiri, Wanita Karya, Wanita Suka

Maju, Wanita Angrek, Wanita Lestari, Wanita Makmur, Wanita Sejahtera, dan

KBD Kelurahan Tes. 1 kelompok di desa Sukabumi yakni kelompok Serumpun

dan KBD desa Sukabumi, 1 kelompok di desa Garut yakni kelompok Cahaya dan

KBD desa Garut, 1 kelompok di Kelurahan Kampung Jawa yakni kelompok

Harapan Maju dan KBD Kelurahan Kampung Jawa serta 1 kelompok di desa

Daneu yakni kelompok Dasawisma desa Daneu dan Pengelola KBD desa Daneu.

4.1.3. Apresiasi

Kegiatan apresiasi dampak pendampingan KRPL di Kabupaten

Bengkulu Selatan dimulai pukul 09.00 WIB di BP3K Sulau kecamatan Kedurang

Ilir Kabupaten Bengkulu Selatan. Acara dihadiri oleh kepala BPTP Bengkulu yang

diwakili oleh ibu Siswani Dwi Daliani, kepala BP4K Kabupaten Bengkulu Selatan

yang diwakili oleh kepala bidang programa dan evaluasi bapak Haroni, SP,

Kepala KKP Kabupaten Bengkulu Selatan Yang diwakili oleh bapak Pedi Sumantri,

Kepala Desa Air Sulau bapak Johar Subari, Korluh BP3K Kecamatan Kedurang Ilir

bapak Sunaryo, petugas pendamping P2kP, dan kelompok wanita tani pelaksana

kegiatan pemanfaatan pekarangan

Susunan acara pembukaan dibawakan oleh bapak Subandi, Acara dimulai

dengan sambutan dari kepala desa Sulau, Sambutan dari kepala BPTP Bengkulu,

Sambutan dari Kepala BP4K Kabupaten Bengkulu Selatan sekaligus membuka

Page 27: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

16

acara secara resmi. Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang disampaikan oleh

bapak Sumarno.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pelatihan Bagi Petugas Pendamping P2KP di BPTP Bengkulu

Acara pelatihan bagi petugas pendamping P2KP di BPTP Bengkulu dibuka

oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Wilda Mikasari, S.TP, M.Si mewakili Kepala

Balai. Dalam arahannya disampaikan agar para peserta pelatihan dapat

mengikuti kegiatan ini sebaik-baiknya dan diharapkan mampu meningkatkan

keterampilan petugas pendamping dalam mendampingi kelompok P2KP di daerah

masing-masing dan dapat menyebarkan informasi yang didapat dari pelatihan ini

untuk di terapkan dilapangan.

Dengan telah dilakukannya pelatihan ini, peugas pendamping P2KP

mampu membina petani/kelompok wanita tani agar dapat melaksanakan

programpemanfaatan pekarangan dengan konsep Rumah Pangan Lestari (RPL)

yang kemudian secara bertahap berkembang menjadi Kawasan Rumah Pangan

Lestari.

Peningkatan keterampilan petugas pendamping P2KP sangat penting

sehingga pelatihan ini agar dijadikan sebagai penambah pengetahuan dan

peningkatan keterampilan bagi peserta pelatihan yang terdiri dari petugas

pendamping P2KP.

a. Peranan BPTP Bengkulu dalam Pendampingan KRPL di Provinsi

Bengkulu

Peranan BPTP Bengkulu dalam pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu

disampaikan oleh Dr. Umi Pudjiastuti. Dalam materi yang disampaikan dijelakan

mengenai posisi dan peranan BTPP dalam pendampingan KRPL. Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) merupakan pengembangan dari Rumah Pangan Lestari

(RPL) yang terdiri dari beberapa unit dan membentuk suatu kawasan. Selain RPL

dan KRPL juga dikenal Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) dan

Model Kawasan Pangan Lestari (MKPL)

Dalam pendampingan KRPL, BPTP Bengkulu berperan dalam bentuk

memberikan paket inovasi teknologi serta penyebaran informasi dalam bentuk

diseminasi dan pelatihan-pelatihan.

Page 28: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

17

b. Praktek

Teknis Praktek pelatihan bagi petugas pendamping P2KP di Provinsi

Bengkulu dilakukan dengan membagi peserta kedlam 2 kelompok. Kelompok

pertama terdiri dari 20 peserta dengan materi persiapan media semai, teknis

penyemaian dan pembuatan mol di dekat KBI BPTP Bengkulu. Sementara

kelompok kedua melakukan praktek Penyiapan media tanam, teknis penanaman

dan pembuatan pestisida nabati serta aplikasinya. Kemudian masing-masing

kelompok dirotasi untuk mempraktekkan hal yang sama. Setelah selesai praktek

peserta melakukan kunjungan lapangan dengan mengunjungi Kebun Bibit Inti,

kandang ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) dan mengelilingi KRPL di BPTP

Bengkulu.

1. Penyiapan Media Semai dan Penyemaian

Praktek penyiapan media semai dan cara penyemaian benih sayuran

dilakukan di dekat KBI. Praktek ini dibimbing oleh Yahumri, SP dan Dedi. Dalam

praktek pencampuran media semai peserta langsung melakukan pencampuran

bahan sebagai media semai berupa tanah, kompos, dan sekam dengan

perbandingan 1:1:1. Setelah dilakukan pencampuran bahan dilakukan

pengadukan dan pengayakan. Media semai kemudian dimasukkan ke dalam

polybag semai dengan ukuran palastik 4x10 dengan ketebalan plastic 0,3 mm

dan disusun diatas tatakan dan rak KBI. Setelah selesai pengisian polybag semai

kemudian peserta melakukan penyemaian dengan memasukkan benih sayuran

seperti terung, tomat, cabe dll kedalam polybag semai dan kemudian disiram

serta ditutup dengan karung. Untuk pemeliharaan dipersemaian harus dijaga

kelembabannya dan biasanya 2 hari benih sudah mulai berkecambah. Jika ada

kecambah yang tidak muncul dalam polybag semai maka harus segera dilakukan

penyulaman.

2. Pembuatan Mol

Dalam pemanfataan lahan pekarangan, bahan utama yang sangat

dibutuhkan yaitu kompos sebagai bagian utama dari media semai dan media

tanam. Dalam pembuatan kompos ini kita membutuhkan pengurai. Melalui

pelatihan ini juga dilakukan praktek pembuatan induk dari pengurai dengan

berbahan baku lokal yang diberi nama MOL. Mol yang dibuat dalam pelatihan ini

berbahan baku tapai/peuyeum. Peserta melakukan praktek pembuatan mol

dengan melakukan pencampuran bahan dengan memasukkan tapai kurang lebih

Page 29: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

18

1 ons kedalam botol plastic ukuran 1500 ml. kemudian tambahkan air. Kemudian

ditambahkan gula pasir atau gula merah lebih kurang 5 sendok. Lalu dikocok

sampai gula melarut dan biarkan selama 4-5 hari dan jangan ditutup. Setelah 5

hari, jika sudah beraroma alcohol maka MOL tersebut telah siap dipakai.

Untuk memperbanyak atau beternak mol ini dapat dilakukan dengan

membagi indukan dalam botol tadi ke botol lain separuhnya dan kemudian

ditambahkan lagi air.

3. Penyiapan Media Tanam dan Penanaman

Praktek penyiapan media tanam dilakukan dengan cara yang sama

seperti penyiapan media semai tetapi komposisi dari media tanam berbeda

dengan media semai. Media tanam dibuat dengan campuran

tanah:kompos:sekam dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dilakukan

pengadukan secara merata. Setelah rata, media semai dimasukkanke dlaam

polybag tanam, pot, dll. Bagian atas dari polybag sedikit dilipat dan kemudian

diisi dengan media tanam ¾ bagian dan kemudian ditaburi pupuk NPK lebih

kurang 5 gr/polybag, kemudian dilakukan pemindahan bibit dari polybag semai

ke dalam polybag tanam. Lalu disiram.

Untuk perawatan tanaman harus disiram pagi dan sore sesuai kebutuhan

tanaman.

4. Pemeliharan Tanaman Secara Hayati

Pemeliharaan tanaman pekarangan sangat dianjurkan dilakukan secara

hayati. Pengendalian hama secara kimia harus dihindari. Apalagi untuk tanaman

sayuran yang langsung dimakan/lalapan. Dalam praktek pemeliharaan tanaman

secara hayati, pengendalian hama menggunakan pestisida nabati. Pestisid nabati

dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku dari tanaman seperti sirsak,

nimba dan kunyit. Dalam pelatihan ini dilakukan pengendalian hama secara

hayati dengan menggunakan pestisida nabati yang berasal dari kunyit. Praktek

pembuatan pestisida nabati ini menggunakan kunyit sebanyak 4 kg ditumbuk

dan ditambahkan dengan 3-4 liter air urine sapid an diaduk sampai merata.

Campuran tersebut diencerkan dengan 15-20 liter air ditambah dengan 4 cc

emulsifier. Penggunaan pestisida nabati ini dapat langsung dipakai dengan

menyemprotkan ke tanaman pekarangan. Saat penyemprotan dapat dilakukan di

pagi atau sore hari.

Page 30: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

19

c. Kunjungan Lapangan ke KBI, Kandang Ayam Kub dan Pekarangan

Setelah peserta melakukan pelatihan, peserta diajak untuk berkeliling di

KRPL BPTP Bengkulu dengan mengunjungi KBI, kandang ayam KUB, kolam ikan

dan pekarangan di lingkungan BPTP Bengkulu. Para peserta sangat antusian

dalam mengikuti kegiatan kunjungan lapangan ini dengan mengambil foto-foto

yang mereka anggap sangat menarik.

Dalam kunjungan lapangan ini, peserta pelatihan dikenalkan dengan

beberapa inovasi teknologi yang diterapkan di BPTP Bengkulu dalam

pemanfaatan pekarangan dengan konsep kawasan rumah pangan lestari (KRPL)

seperti irigasi tetes, penyiraman dengan menggunakan timer, persemaian dalam

kebun bibit inti (KBI) serta inovasi teknologi pemeliharaan ayam kampong unggul

balitnak (KUB), longyam dengan kolam dll.

Dengan melihat secara langsung inovasi teknologi pemanfaatan

pekarangan dengan konsep kawasan rumah pangan lestari (KRPL) diharapkan

para petugas pendamping mampu menreplikasikan apa-apa yang dilatih dan

dilihat dalam kunjungan dilokasi pendampingan masing-masing.

4.2.2. Sosialisasi Kegiatan Pendampingan KRPL di Kabupaten Lebong

Pembukaan acara sosialisasi kegiatan pendampingan KRPL di kabupaten

Lebong dengan pembawa acara Eva Melisa staff BP4K Kabupaten Lebong. Acara

dimulai dengan sambutan Kepala BPTP Bengkulu yang disampaikan oleh DR. Umi

Pudjiastuti. Dalam sambutannya disampaikan tentang perkembangan kegiatan

KRPL di provinsi Bengkulu dan peranan BPTP dalam pendampingan KRPL yakni

dari segi inovasi teknologi dan informasi.

Setelah sambutan dari kepala BPTP Bengkulu dilanjutkkan dengan

Sambutan dari Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong

yang disampaikan langsung oleh Ir. Rudi Pancawarman. Dalam sambutannya

beliau menyambut baik kegiatn ini dan menghimbau agar peserta sosialisasi

dapat mengikuti kegiatan dnegan sebaik-baiknya dan mandapatkan manfaat

yang dapat diintroduksikan dilapangan sesuai dengan apa yang menjadi target

akhir dari program tersebut.

Kepala dinas juga menghimbau kepada coordinator penyuluh yang

juga sebagai KPK di masing-masing kecamatan agar dapat merespon program ini

dan menindaklanjuti dengan menugaskan penyuluh dilapngan untuk

mendampingi dan berkoordinasi dengan BPTP Bengkulu untuk mendapatkan

Page 31: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

20

informasi inovasi teknologinya. Diakhir sambutannya beliau mebuka acara

Sosialisasi kegiatan Pendampingan KRPL di Kabupaten Lebong ini secara resmi.

Dalam session penyampaian materi ini dilaksanakan secara panel dengan

4 narasumber. Dan bertindak sebagai moderator yakni Ir. Siswani Dwidaliani dari

BPTP Bengkulu.

Materi pertama dari BPTP Bengkulu yang disampaikan oleh DR. Umi

Pudjiastuti mengenai Program Pemerintah tentang Kawasan Rumah Pangan

Lestari serta peran BPTP Bengkulu dalam pendampingan KRPL.

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya

pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai

sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai

jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah,

serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber

karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi

kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan

dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang

diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan.

Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian

berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun

bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan

pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga.

Tingkat adopsi teknologi pemanfataatan pekarangan di Provinsi Bengkulu

relatif masih rendah yang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan

pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan

pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan

perlu ditingkatkan. Melalui Pendampingan KRPL dalam bentuk kegiatan

sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran

bahan informasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

petani serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu

Model Perdesaan Strata I (luas < 400 m2)

Tanaman vertikultur sayuran ( 4 tingkat, paralon tegak)

Tanaman sayuran dalam polybag : tomat, terung, daun bawang diletakkan

Page 32: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

21

Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan ukuran 1 - 2 m x 5 – 10m :

(kangkung, bayam, cabai, atau kacang panjang) tergantung; halaman

Ayam kampung (telur dan daging), Kolam ikan : (lele, Nila)

Model Perdesaan Strata II (luas >400 m2)

Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang diletakkan

di depan teras rumah menggunakan para-para

Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman cukup luas dengan

sinar penuh : kangkung, bayam, cabai, atau kacang panjang dalam

bedengan ukuran 1 - 2 m x 5 – 10m tergantung ketersediaan lahan ;

halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) : sawi, slada,sledri, kunyit,

kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas

Tanaman pisang, umbi-umbian (ganyong, garut, uwi) Ayam kampung

(telur dan daging), Kolam ikan : (lele, Nila), Kambing kacang

Materi ke dua dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu yang

disampaikan oleh sekretaris badan Ir. Novian Indra dengan judul program

pemanfaatan pekarangan terpadu.

Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati

produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan

air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan

atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,

bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,

pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. (UU Nomor 18

Tahun 2012 Tentang Pangan)

Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri

menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan

yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang

sesuai dengan potensi sumber daya lokal. (UU Nomor 18 Tahun 2012 Tentang

Pangan)

Ketahanan Pangan adalah Kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara

sampai ketingkat perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan

terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, dan budaya masyarakat,

Page 33: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

22

untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. (UU Nomor

18 Tahun 2012 Tentang Pangan)

Pemanfaatan pekarangan dilakukan secara terpadu dengan

melaksanakan budidaya berbagai jenis tanaman dan ternak dalam satu kawasan

desa seperti : ubi, sayur, buah, rempah- rempah, dan memelihara ternak

dan ikan untuk menunjang ketersediaan sumber karbohindrat, vitamin, mineral

dan protein keluarga.

Indikator keberhasilan program pemanfatan pekarangan terpadu ini dapat

diukur dan dilihat dari terjaminnya ketersediaan pangan di tingkat rumah

tangga, meningkatnya penganekaragaman komsumsi pangan, protein, vitamin

dan mineral masyarakat dalam sehari-hari yang diukur dengan skor pph, makin

bertambahnya jumlah usaha mikro kecil untuk memanfaatkan pangan lokal

dalam pengembangan bisnis pangan (0ff farm) dan menurunnya komsumsi

beras 1,5 %/tahun.

Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari suksenya program ini

diantaranya adalah penghematan belanja dapur, terpenuhinya komsumsi

keluarga yang bergizi, penambahan pendapatan keluarga, tata lingkungan

desa menjadi rapi, berkurangnya ketergantungan dengan pangan dari daerah

lain/pangan import, terpenuhinya kebutuhan pangan yang cukup.

Setelah istirahat sholat dan makan dan dilanjutkan narasumber ke tiga

yakni disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Lebong Ir. Rudi Pancawarman dengan materi dukungan Dinas

Pertanian dan Katahanan Pangan Kabupaten Lebong terhadap Program KRPL.

Penyampaian program Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kabupaten

Lebong tentang pemanfaatan pekarangan ini dengan dilaksanakannya kegitan ini

di 4 desa dan 1 desa ditunda karena pemotongan anggaran. Tahun 2013, desa

yang terpilih menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan pekarangan

melalui dana dekon adalah Desa Sukabumi, Desa Garut dan Kelurahan Kampung

Jawa. Disamping itu beliau menyampaiakan dukungan dan apresiasi setinggi-

tingginya kepada BPTP Bengkulu dan BKP Provinsi yang juga melaksanakan

kegiatan serupa di kabupaten Lebong sehingga program kawasan rumah pangan

lestari ini dapat menyebar dengan cepat dikabupaten Lebong.

Bentuk dukungan lain dari dinas pertanian dan ketahanan pangan

kabupaten lebong terhadap kegiatanm ini yakni bengan menyiapakan bibit jeruk

Page 34: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

23

RGL sebanyak 2700 batang (3 batang/rumah) untuk dikembangkan dilokasi desa

KRPL. Dan natinya kan juga disediakan bibit manggis unggul Lebong juga untuk

pekarangan.

Karena urusan pangan ini telah dijelaskan merupakan urusan wajib, maka

program ini juga harus menjadi prioritas, bahkan harus didahulukan. Dan

pertanian merupakan urusan pilihan. Beliau juga menghimbau agar para

penyuluh dan pendamping dapat bekerja semaksimal mungkin dan memberikan

contoh serta mengajak warga di desa binaannya untuk segera mempersiapkan

dan mulai merealisasikan program ini.

Sementara dalam kesempatan ini juga beliau menegaskan kepada

kelompok wanita tani yang telah terpilih dan menjadi pioner dalam pelaksanaan

kegiatan ini untuk bersungguh-sungguh dan menyukseskan program ini

dikabupaten Lebong, sehingga lestari yang disampaikan tersebut dapat tercipta

dan berkesinambungan karena akan bermuara pada kesejahteraan rakyat. Bila

belum dapat menambah penghasilan paling tidak dapat mengurangi pengeluaran

seperti yang telah disampaikan mampu menghemat pengeluaran sampai dengan

Rp. 30.000,- per hari.

Jika memang natinya dalam pelaksanaan program ini masih

membutuhkan bantuan, Dinas pertanian siap membantu. Untuk itu agar dapat

diajukan permohonannya kepada pihak dinas agar dapat ditindaklanjuti dalam

pengusulan anggaran tahun 2014.

Materi keempat yang disampaikan oleh Kepala Badan Pelaksanan

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan kabupaten Lebong yang

disampaikan oleh Bapak Syafiul Kalbi, SP dengan judul dukungan BP4K

Kabupaten Lebong dalam program KRPL. Beliau menyampaikan bahwa program

ini merupakan program nasional untuk mengantisipasi kerawana pangan. Karenal

lahan semakin pertanian semakin sempit dan pertumbuhan jumlah penduduk

semakin meningkat sehingga potensi kerawanan pangan ini cukup tinggi.

Sebagai intitusi yang bergerak dibidang penyuluhan maka beliau

berpesan kepada aparat penyuluhan dikabupaten Lebong agar dapat memaknai

program ini setelah mengikuti kegiatan sosialisaisi agar dapat mendiseminasikan

dan menyebarkan informasi yang disampaikan untuk mengerakkan warga didesa

bianaan mereka masing-masing.

Page 35: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

24

Penyuluhan dengan sistem LAKU (latihan dan kunjungan). Bagi penyuluh

dan petugas pendamping yang bertugas diwilayah/desa yang menjadi pioner

pelaksanaan program ini wajib mendampingi dan memberikan inovasi teknologi

pertanian dan dapat menyukseskan rencana lounching pemanfaatan pekarangan

terpadu di kabupaten Lebong.

4.2.3. Pelatihan Bagi Petugas dan Kelompok Wanita KRPL

a. Identitas Responden/Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga

sengan persentase 58,82% dan tani sebanyak 26,47%. Rata-rata peserta

pelatihan tertinggi berusia antara 20-30 tahun (41,17%), disusul usia antara 31-

40 tahun sebanyak (29,41%) dan usia 41-50 tahun sebanyak 26,47% serta 2,94

% berusia diatas 51 tahun dengan jumlah anggota keluarga tertinggi sebanyak 4

orang dengan jumlah persentase 44,11% dan dengan anggota keluarga 3 orang

sebanyak 20,58%.

Hampir seluruh peserta pelatihan telah memagari pekarangan mereka.

Dari hasil evaluasi dengan kuesioner yang dijukan 97,06% menyatakan

pekarangan mereka sudah dipagar dan hanya 2,94% yang pekarangannya belum

dipagar

Untuk mencukupi kebutuhan protein keluarga, 38,23%, peserta yang

baru memiliki kolam ikan sementara 61,76%. Untuk ternak ungas (ayam)

hampir 82% mempunyai ternak ayam smentara ternak besar seperti kambiing

dan sapi hanya sekitar 38 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian

besar masyarakat di desa sulau kabupaten Bnegkulu Selatan sudah

memanfaatkan pekarangan mereka untuk memenuhi kecukupan gizi keluarga.

b. Pengetahuan Petani Terhadap Pemanfaatan Pekarangan (KRPL)

Hasil uji tingkat pengetahuan peserta latihan terhadap pemanfaatan

pekarangan di desa Sulau kabupaten Bnegkulu Selatan berdasarkan 10

pertanyaan angket yang diajukan dapat dijelaskan bahwa peserta baru kurang

lebih 6 bulan yang lalu mengetahui adanya program pemanfaatan pekarangan

secara terpadu (KRPL) melalui petugas/penyuluh pendamping kegiatan tersebut.

Lebih dari 90% peserta menyatakan bahwa mereka mengetahui program

tersebut dari petugas kurang lebih sekitar 6 bulan yang lalu.

Page 36: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

25

Walaupun telah mengetahui program KRPL sekitar 6 bulan yang lalu

tetapi mereka belum bisa membedakan antara Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (m-KRPL), Rumah Pangan Lestari (RPL), Kawasan Pangan Lestari (KPL),

maupun Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dari pertanyaan yang diajukan

yakni Rumah yang pekarangan nya dimanfaatkan secara intensif ramah

lingkungan dan berkelanjutan, seluruh peserta (100%) salah menjawab.

Jawaban yang seharusnya RLP mereka jawab m-KRPL.

Rata-rata peserta pelatihan sudah mengetahui apa yang dimaksud

dengan KBD dan sebagian besar dari mereka (70%) memanfaatkan KBD sebagai

sumber bibit untuk ditanam di pekarangan mereka dan yang terpenting mereka

sudah mengetahui dan membangun KBD di desa mereka (100%)

Untuk ketersedian bibit mereka menyatakan bahwa bibit selalu tersedia di

KBD disaat mereka membutuhkan (70,58%) dan 29,41 % menyatakan kadang-

kadang. Sementara inovasi teknologi yang dapat diterapkan di pekarangan 64%

menjawab dengan benar dan mereka sudah mengoptimalkan lahan pekarangan

mereka 94,12%.

c. Teknik Budidaya Pekarangan yang Diterapkan

Teknik budidaya yang telah diterapkan oleh petani peserta pelatihan

mulai dari penyemaian benih sampai dengan pemelihraan tanaman sudah cukup

baik. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka menyemai dengan menggunakan

campuran media tanah, kompos dan sekam dengan perbandingan 1;1;1 dengan

masing-masing polibag semai satu benih yang ditanam. Peserta yang

menggunakan media semai sesuai anjuran dengan benar mencapai 76,47% dan

yang menerapkan perbandingan antara tanah, kompos dan sekam 1;1;1 baru

38%, 38% lagi ada yang menggunakan perbandingan 1;2;1. Hal ini mereka

gunakan dengan alasan tanah di tempat mereka lempung berpasir sehingga

porositasnya sudah cukup tinggi. Dan untuk benih yang ditanam per polobag

semai mereka 100% menjawab 1 biji per polibag semai. Begitupun halnya

dengan teknik penanaman yang mereka lakukan hampir 100% sesuai dengan

yang dianjurkan.

Fungsi sekam dalam media tanam sebagian besar peserta belum

memahami dengan baik. Hanya 32,35% yang menyatakan fungsi sekam untuk

menjaga porositas. Sama hal nya dengan fungsi gula dalam pembuatan kompos,

Page 37: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

26

peserta yang menyatakan sebagai bahan sumber makanan bagi mikroba hanya

23,53% dan untuk cara pemupukan rata-rata peserta 64,71% telah memahami.

d. Motivasi Petani dalam Memanfaatkan Pekarangan

Rata-rata peserta menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap semua

penyataan yang di ajukan mengenai motivasi mereka dalam memanfaatkan

pekarangan. 50% menyatakan sangat setuju dan 47,05% setuju dengan

pernyataan motivasi mereka mengoptimalkan pekarangan karena hobby.

Begitupun dengan pernyataan bahwa mengoptimalkan pekarangan untuk

kebutuhan keluarga 55,88% sangat setuju dan 44,11% setuju.

Sementara alasan mereka menanam dipekarangan karena tidak punya

kebun sebagian besar 38,23% tidak setuju dan 20,58% netral. Peserta juga lebih

setuju untuk menanam sumber pangan di pekarangan seperti ubi-ubian, kacang-

kacangan, jagung dll dengan 61,76% menyatakan sejuju dan 17% sangat

setuju. Peserta juga sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan dalam

menggunakan inovasi teknologi dengan peserta yang menyatakan sangat setuju

terhadap pernyataan tersebut sebanyak 61,765 dan setuju 38,23%. Begitupun

dengan pernyataan metode diseminasi pelatihan secara praktek lebih mudah

dimengerti 58,82% setuju dan 35,29% sangat setuju.

Dalam hal pembuatan kompos dan penetasan telur ayam sebagian besar

peserta menyatakan netral dan tidak setuju dengan penyataan apakah mereka

sudah pernah dan bisa membuat kompos serta mendapatkan pelatihan dalam hal

pembutan kompos. Ini berarti bahwa pelatihan yang dilakukan sangat tepat dan

sangat dibutuhkan oleh peserta. Begitupun halnya dengan inovasi teknologi

dalam penetasan telur ayam.

4.2.4. Apresiasi Dampak Pendampingan KRPL di Kabupaten Bengkulu

Selatan

a. Identitas Peserta Apresiasi

Peserta Apresiasi sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga

dengan persentase 58,82% dan tani sebanyak 26,47%. Rata-rata peserta

pelatihan tertinggi berusia antara 31-40 tahun (53,12%), disusul usia antara 21-

30 tahun sebanyak (40,62%) dan sisanya berusia diatas 40 tahun dengan jumlah

anggota keluarga tertinggi sebanyak 4 orang dengan jumlah persentase 46,88%

dan dengan anggota keluarga 5 orang sebanyak 25%. Rata-rata peserta

Page 38: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

27

apresiasi berpendidikan SLTA dan SD. Peserta yang tamatan SLTA sebanyak

37,5% dan SD sebanyak 34,37%, sedangkan yang tamatan SLTP sebanyak 25%.

Hampir seluruh peserta apresiasi telah memagari pekarangan mereka.

Dari hasil evaluasi dengan kuesioner yang diajukan 98% menyatakan

pekarangan mereka sudah dipagar dan hanya 2% yang pekarangannya belum

dipagar

Untuk mencukupi kebutuhan protein keluarga, 40% peserta yang baru

memiliki kolam ikan sementara 60% lainnya belum memeiliki kolam ikan di

pekarangan rumah mereka. Untuk ternak ungas (ayam) hampir 80%

mempunyai ternak ayam sementara ternak besar seperti kambing dan sapi hanya

sekitar 38%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar

masyarakat di desa sulau kabupaten Bengkulu Selatan sudah memanfaatkan

pekarangan mereka untuk memenuhi kecukupan gizi keluarga.

b. Persepsi Terhadap Pemanfaatan Pekarangan (KRPL)

Hasil uji persepsi peserta apresiasi terhadap kegiatan pendampingan

KRPL di desa Sulau kabupaten Bengkulu Selatanmenunjukkan bahwa peserta

menyatakan bahwa KRPL merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan keluarga

yang menguntungkan, begitupun dengan keberadaan kebun bibit desa (KBD)

sehingga untuk memperoleh bibit bibit yang berkualitas menjadi sangar mudah

sehingga dalam melaksanakan program KRPL menjadi lebih mudah.

c. Motivasi dalam Memanfaatkan Pekarangan

Sebagian besar dari peserta beralasan dalam mengikuti program KRPL

yakni dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan produktivitas,

sehingga mereka beranggapan bahwa itulah tujuan mereka dalam

me;laksanakan program tersebut. Sumber motivasi mereka dalam menjalankan

program KRPL berdasarkan kesadaran sendiri.

d. Pengetahuan tentang KRPL

Sebagian besar peserta telah mengetahui fungsi, manfaat dan kegunaan

KRPL dan KBD serta bibit yang tersedia di KBD. Dalam melakukan penyemaian

dan penanaman mereka sudah melaksanakan sesuai dengan anjuran begitupun

dnegan penggunaan pestisida dan pengendalian hama. Dalam pemeliharan

tanaman di pekarangan mereka sudah seminimal mungkin menggunakan

pestisida, bahkan jika masih diambang batas mereka tidak menggunakan. Untuk

Page 39: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

28

pengendalian hama dilakukan secara hayati dengan menggunakan musuh alami

dan dengan fisik dan mekanik. Secara fisik menggunakan tangan. Selain itu

dapat juga dilakukan dengan pergiliran tanam dan penetapan jarak tanam.

e. Sikap dalam mengikuti program KRPL

Sikap warga dengan adanya program KRPL sangat setuju. Begitupun

dengan adanya KBD didesa mereka. Untuk pemagaran pekarangan mereka juga

sangat setuju bahkan semua sudah memagari pekarangan mereka. Sikap

terhadap pengendalian hama secara hayati dengan menggunakan pestisida

seminimal mungkin serta melakukan pergiliran tanam dan pengaturan jarak

tanam. Sementara untuk pengendalian hama dengan membiarkan predator

sebagian besar krang setuju.

e. Keterampilan dalam melaksanakan KRPL

Keterampilan peserta dalam melaksanakan program KRPL sudah cukup

tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka telah mendapatkan sosialisasi dan

pelatihan-pelatihan dalam pelaksanaan program tersebut.

Page 40: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

29

V. KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan lunching pemanfaatan pekarangan secara terpadu,

pelatihan bagi petugas pendamping P2KP, dan sosialisasi serta apresiasi kegiatan

pendampingan KRPL, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat adopsi

kelompok terhadap inovasi teknologi yang di deseminasikan cukup tinggi. Hal ini

dapat dilihat dari respon petani saat melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan

apresiasi.

Peserta dalam mengikuti pelatihan sangat antusias dan melaksanakan

pelatihan dengan semangat serta sangat ingin menerapkan hasil yang didapat

dan dilihat di lokasi masing-masing. Para peserta masih sangat awam dengan

program KRPL tersebut.

Pendampingan juga dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sosialisasi.

Dalam acara sosialisasi KRPL ini, instansi terkait seperti dinas pertanian dan

ketahanan pangan dan BP4K serta petugas dan pengurus kelompok yang

diundang sangat respons terhadap kegiatan KRPL tersebut. Bentuk dukungan

kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten Lebong akan

menyebarkan bibit jeruk RGL dan Manggis untuk masing-masing rumah tangga 3

batang agar dapat ditanam di pekarangan. Sementara BP4K akan mengerahkan

petugasnya untuk mendampingi secara proaktif kegitan KRPL ini.

Motivasi dalam hal pelaksanaan kegiatan juga terrcermin saat

pelaksanaan apresiasi dengan tingginya semangat untuk mengembangkan

kegiattan tersebut serta kemampuan peserta dalam menyampaikan pengalaman

dan manfaat yang mereka rasakan sehingga dapat menambah motivasi bagi

peserta yang lain.

Page 41: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1996. Pedoman Penelitian Metode Penyuluhan Pertanian.

Departeman Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian., Jakarta

Anonim, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan

Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan Pencapaian

Swasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor.

BPTP Jawa Tengah.2008. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Pertanian pada

daerah P4MI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.

Dinas Peternakan Propinsi Bengkulu.2009. Laporan Tahunan Dinas Peternakan

dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu. Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu.

Fauzia, S. 2002. Revitalisasi Fungsi Informasi dan Komunikasi serta diseminasi

luaran BPTP. Makalah disampaikan pada ekspose dan seminar

teknologi pertanian spesifik lokasi, 14-15 Agustus 2002 di Jakarta.

Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor.

Isbagio Paransih, 1998. Kebijaksanaan Komunikasi Penelitian Pertanian dan

Peranan AARDNET dalam Menopang Penelititan , Disampaikan pada

Pengolahan TeknisJaringan Informasi Ciawi Bogor.

Tjiptopranoto,P.2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi

Pertanian.Balai Pusat Pengembangan Pengkajian Teknologi Pertanian .

Bogor.

Page 42: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

31

ANALISIS RISIKO

Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal risiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan risiko baik secara antisipatif maupun responsif

(Tabel 1 dan 2).

Tabel 1. Daftar risiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2013.

NO. RISIKO PENYEBAB DAMPAK

1. Koordinasi antar

pelaksana KRPL di

daerah kurang lancar

- Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi

- Peningkatan produksi dan produktivitas (kinerja bersama) tidak tercapai

Tabel 2. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan pendampingan

KRPL tahun 2013.

NO. RISIKO PENYEBAB PENANGANAN

1. Koordinasi antar

pelaksana KRPL di

daerah kurang lancar

- Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi

- Dilakukan sosialisasi

- Meningkatkan koordinasi

Page 43: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

32

JADWAL KERJA

No Uraian kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan RODHP

2 Seminar/pembahasan perbaikan RODHP

3 Koordinasi

4 Identifikasi Teknologi Existing

5 Pelaksanaan

6 Laporan bulanan

7 Laporan tengah tahun

8 Analisis Hasil

9 Seminar Hasil

10 Laporan akhir tahun

Page 44: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

33

PEMBIAYAAN A. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp.)

Jumlah (Rp.)

1. Belanja Bahan o Sarana Produksi dan Bahan

Pendukung Lain o ATK,Komputer supplies, o Percetakan bahan informasi o Penggandaan, Laminasi,

Dokumentasi, foto, Foto copy o Konsumsi, dalam rangka gelar

teknologi, temu lapang, sosialisasi, apresiasi, pelatihan

1 Paket 1 Paket 1 Paket

1 Paket 200 OH

4.000.000,- 1.800.000,- 2.000.000,- 500.000,- 50.000,-

4.000.000,- 1.800.000,- 2.000.000,- 500.000,- 10.000.000,-

Jumlah 18.300.000,-

2. Belanja Barang non operasional lainnya o Akomodasi dalam rangka gelar

teknologi, temi lapang, sosialisasi, pelatihan

4 Kali

5.000.000,-

20.000.000,-

Jumlah 20.000.000,-

3. Honor yang terkait output kegiatan o UHL Petani Pendukung Lain o UHL Petugas Lapangan

30 OH 11 OH

35.000,-

1.050.000,- 1.100.000,-

Jumlah 2.150.000,-

4. Belanja Sewa o Sewa Tenda o Sewa Kendaraan Roda 4

1 Kegiatan -

1.000.000,- -

1.000.000,- -

Jumlah 1.000.000,-

5. Belanja Jasa Profesi o Narasumber, Pengarah,

Fasilitator, Evaluator

6 OJ

500.000,-

3.000.000,-

Jumlah 3.000.000,-

6. Belanja Perjalanan Lainnya Perjalanan dalam rangka persiapan, konsinyasi, sosialisasi,advokasi, seminar, evaluasi kerja, dan koordinasi diwilayah Indonesia o Lumpsum + transport o Perjalanan pendek + transport

1 OP 70 OH

5.000.000,- 365.000,-

5.000.000,- 25.550.000,-

Jumlah 30.550.000,-

Total 75.000.000,-

Page 45: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

34

B. Realisasi Anggaran

No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran

(Rp.)

Persentase Keuangan

(%)

Persentase Fisik (%)

1. Belanja Bahan o Sarana Produksi dan Bahan

Pendukung Lain o ATK,Komputer supplies, o Percetakan bahan informasi o Penggandaan, Laminasi,

Dokumentasi, foto, Foto copy o Konsumsi, dalam rangka gelar

teknologi, temu lapang, sosialisasi, apresiasi, pelatihan

4.000.000,- 1.800.000,- 700.000,-

450.000,-

9.100.000,-

100 100 45 90 91

Jumlah 37,70

2. Belanja Barang non operasional lainnya o Akomodasi dalam rangka gelar

teknologi, temu lapang, sosialisasi, pelatihan

14.920.000,-

74,60

Jumlah 25,00

3. Honor yang terkait output kegiatan o UHL Petani Pendukung Lain o UHL Petugas Lapangan

1.050.000,- 1.100.000,-

100 100

Jumlah 100

4. Belanja Sewa o Sewa Tenda o Sewa Kendaraan Roda 4

1.000.000,-

100

Jumlah 100

5. Belanja Jasa Profesi o Narasumber, Pengarah,

Fasilitator, Evaluator

3.000.000,-

100

Jumlah 100

6. Belanja Perjalanan Lainnya Perjalanan dalam rangka persiapan, konsinyasi, sosialisasi,advokasi,seminar, evaluasi kerja, dan koordinasi diwilayah Indonesia o Lumpsum + transport o Perjalanan pendek + transport

5.000.000,-

100 100

Jumlah 100

Total 75.000.000,-

Page 46: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

35

PERSONALIA

No Nama/NIP

JABATAN FUNGSIONAL/

BIDANG KEAHLIAN

JABATAN DALAM

KEGIATAN URAIAN TUGAS

ALOKASI WAKTU

(Jam/Minggu)

1. Siswani Dwi Daliani

Penyuluh Muda

Penanggung Jawab

Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan sampai pelaporan

40

2. DR. Umi Pudjiastuti

Penyuluh Madya

Anggota - Bertanggung jawab terhadap kegiatan sosialisasi dan gelar teknologi di 5 kabupaten/kota

- Membantu persiapan dan pelaksanaan sosialisasi dan gelar teknologi

20

3. Taufik Hidayat, S.TP

Calon Peneliti Anggota - Membantu tugas penanggung jawab

- Membantu persiapan dan pelaksanaan sosialisasi dan gelar teknologi

- Membantu 35nálisis data dan pelaporan

20

4. Ina Hartati Keuangan Anggota - Membantu tugas penanggung jawab

- Membantu persiapan

20

Page 47: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

36

dan pelaksanaan sosialisasi dan gelar teknologi

- Membantu 36analisis data dan pelaporan

Page 48: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

37

Lampiran . Foto-foto pelaksanaan pelatihan

Acara pembukaan pelatihan bagi petugas pendamping P2KP di BPTP Bengkulu

Page 49: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

38

Praktek penyiapan media tanam dari bahan baku tanah, kompos, dan sekam dengan

perbandingan 2:1:1

Page 50: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

39

Praktek penanaman tanaman pekarangan dalam media polibag

Page 51: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

40

Praktek penyiapan media semai dan penyemaian benih tanaman sayuran

Page 52: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

41

Kunjungan Lapangan peserta pelatihan ke KRPL di lIngkungan BPTP Bengkulu

Page 53: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

42

Acara penutupan kegiatan pelatihan bagi petugas pendamping P2KP di BPTP Bengkulu

Page 54: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

43

Lampiran . Foto Foto Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Penyambutan Rombongan Narasumber oleh Sekretaris BP4K Kabupaten Lebong

Page 55: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

44

Acara pembukaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan KRPL di Kabupaten Lebong Atas : Pembukaan Sosialisasi

Tengah : Sambutan Kepala BPTP Benngkulu Bawah : Sambutan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lebong

Page 56: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

45

Pelaksanaan Acara Pembukaan Atas : Pembawa acara yang disampaikan oleh Sdr. Eva Melisa Tengah : Pembacaan do’a Oleh Sdr. Marvokasa Ismuha, SP

Bawah : Peserta sosialisasi

Page 57: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

46

Sesion Pertama Penyampaian materi Moderator memimpin acara

Penyampaian Materi dari BPTP Bengkulu Penyampaian materi dari BKP Provinsi

Page 58: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

47

Penyampaian materi oleh kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kabupaten Lebong Oleh Ir. Rudi Pancawarman

Materi yang disampaikan oleh K Kepala BP4K Kab. Lebong Bpk. Syafiul Kalbi, SP

Page 59: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

48

Sesion Diskusi dan penutupan acara oleh Kepala BP4K Kabupaten Lebong

Page 60: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

49

Foto Acara Pembukaan Pelatihan.

Pembawa Acara :

Yahumri, SP

Dihadiri :

Kepala BP4K Kab. B/S

Kepala KKP Kab. B/S

Page 61: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

50

Sambuatn dari Kepala BP4K didampingi oleh

Kepala KKP Kabupaten Bnegkulu Selatan

Sekaligus membuka acara secara resmi

Penyampaian materi Oleh DR. Umi Pudjiastuti

dan dilanjutlkan dengan materi oleh

Ir. Siswani Dwidaliani

Page 62: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

51

Perserta pelatihan dengan hikmat mengikuti materi yang disampaikan

Peserta yang sangat antusias dalam mengikuti pelatihan

Page 63: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

52

Penjelasan mengenai proses pembuatan kompos, media semai, media

tanam dan pemeliharaan tanaman di pekarangan

Page 64: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

53

Foto Acara Pembukaan Pelatihan.

Pembawa Acara :

Subandi, SPkp

Dihadiri :

Kepala BP4K Kab. B/S

Kepala KKP Kab. B/S

Sambutan Kepala BPTP Bengkulu

Yang diwakili oleh Ibu Siswani DD

Page 65: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

54

Sambutan dari Kepala BP4K

didampingi oleh Kepala KKP

Kabupaten Bengkulu Selatan

sekaligus membuka acara

secara resmi

Do’a yang di pimpin oleh

Bapak Sumarno

Peserta dalam mengikuti

acara pembukaan

Page 66: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

55

Penyampaian materi panel pertama

Modeartor dari BPTP Bengkulu :

Ir. Siswani Dwi Daliani

Narasumber dari BP4K Kab. B/S:

Haroni, SP

Narasumber dari KKP Kab. B/S :

Pedi Sumantri, SP

Perserta pelatihan dengan hikmat mengikuti materi yang disampaikan

Page 67: PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · terhadap penerapan komponen teknologi yang digunakan. Kesalahan pengertian

56

Penyampaian materi panel kedua

Modeartor dari BPTP Bengkulu :

Ir. Siswani Dwi Daliani

Narasumber dari Petani kompos :

Wahyuno

Narasumber dari Pokja KRPL:

Sukini

Peserta sedang diskusi