model kawasan rumah pangan lestari (m-krpl) di kabupaten

19
1 www.sulsel.litbang.deptan.go.id Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Ir. A h y a r, dkk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini ermasuk di Indonesia. Berdasar undang-undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan disebutkan bahwa “ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Berdasar definisi tersebut, terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karenanya pemantapan ketahanan pangan dapat dilakukan melalui pemantapan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama dilaksanakan di Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan. Kebijakan diversifikasi pangan. diawali dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR), dengan menggalakkan produksi Telo , Kacang dan Jagung yang dikenal dengan Tekad, sampai yang terakhir adanya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan berbagai kalangan terkait, namun pada kenyataannya tingkat konsumsi masyarakat masih bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu iindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya pemanfaatan sumber bahan pangan lokal dalam mendukung penganekaragaman konsumsi pangan (BKP, 2010).

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

1

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

Ir. A h y a r, dkk

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini

ermasuk di Indonesia. Berdasar undang-undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan

disebutkan bahwa “ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi

setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik

jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Berdasar definisi tersebut,

terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai

sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karenanya pemantapan

ketahanan pangan dapat dilakukan melalui pemantapan ketahanan pangan di

tingkat rumah tangga.

Kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama dilaksanakan di

Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan.

Kebijakan diversifikasi pangan. diawali dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14

tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR), dengan

menggalakkan produksi Telo , Kacang dan Jagung yang dikenal dengan Tekad,

sampai yang terakhir adanya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan berbagai

kalangan terkait, namun pada kenyataannya tingkat konsumsi masyarakat masih

bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu iindikasikan oleh skor Pola Pangan

Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya pemanfaatan

sumber bahan pangan lokal dalam mendukung penganekaragaman konsumsi

pangan (BKP, 2010).

Page 2: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

2

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta

International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa

ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga

merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah

tangga.

Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan “Model

Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari

(RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan

yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari keseluruhan

luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan

yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian

besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian,

khususnya komoditas pangan.

Berdasar latar belakang tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang

Pertanian mengembangkan suatu Model Kawasan Rumah Pangan Lestari ( Model

KRPL) untuk optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, utamanya melalui

pemanfaatan berbagai inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian

dan lembaga penelitian lainnya.

1.2. Tujuan

1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan

lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman

pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan

Page 3: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

3

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga

menjadi kompos.

2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari

dalam suatu kawasan.

3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan

lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

1.3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah berkembangnya

kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, di kabupaten

Pangkajene Kepulauan (Pangkep) khususnya dan Sulawesi Selatan umumnya, dalam

memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan

masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

1.4. Keluaran

Ditemukannya satu model rumah pangan lestari di kabupaten Pangkajene Kepulauan

(Pangkep) khususnya dan Sulawesi Selatan umumnya yang melibatkan Keluarga dan

Kelompok Tani/kelompok masyarakat.

1.5. Manfaat

a. Menjamin kesinambungan persediaan pangan dan gizi keluarga dengan

pemeliharaan, peningkatan kualitas, nilai dan penganekaragaman

pemanfaatan pekarangan melalui pengelolaan sumberdaya lokal secara

bijaksana.

b. Keluarga dan Kelompok Tani/kelompok masyarakat yang mampu secara

eknomi dan sosial untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara

lestari menuju keluarga dan kelompok masyarakat yang mandiri dan

sejahtera

II. RUANG LINGKUP

Pelaksanaan kegiatan pembangunan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di

kabupaten Pangkep terdiri dari beberapa tahapan, yakni :

Page 4: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

4

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

2.1. Persiapan meliputi : pengumpulan informasi mengenai potensi sumberdaya

wilayah dan kelompok sasaran, kordinasi dengan instansi terkait untuk

membuat kesepakan tentang calon kelompok sasaran dan lokasi, pembuatan

TOR dan Proposal kegiatan.

2.2. Pembentukan Kelompok sasaran : yakni kelompok rumah tangga dalam satu

Rukun Tetangga atau Rukun warga atau dalam satu dusun/kampung.

Kelompok sasaran perdesaan dilibatkan 25 rumah tangga.

2.3. Sosialisasi : dilakukan untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan

terhadap kelompok sasaran, pemuka masyarakat, serta instansi pelaksana

terkait.

2.4. Membuat rancang bangun pemanfaatan pekarangan dengan menanam

berbagai jenis tanaman pangan,sayuran, tanaman obat, ikan, ternak, dan

pengelolaan limbah rumah tangga.

2.5. Pelatihan : dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan. Kegiatan pelatihan

bersifat pembinaan sumber daya manusia terutama bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan setiap peserta dalam mengelolaan lahan

pekarangan. Sehingga pada akhirnya akan mempermudah pencapaian tujuan

MKRPL. Pelatihan meliputi :teknik budidaya, pengelolaan limbah, dan

penguatan kelembagaan kelompok.

2.6. Pelaksanaan dan pengawalan teknologi serta kelembagaan. Kegiatan dilakukan

oleh anggota kelompok sasaran dibawah bimbingan peneliti, penyuluh, dan

petani andalan. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pembuatan Kebun Bibit

Desa (KBD).

2.7. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan

kegiatan, menilai kesesuai pelaksanaan dengan rencana kegiatan.

2.8. Pelaporan dilakukan pada akhir kegiatan yang dipertanggung jawabkan

memalui pemaparan pada seminar hasil.

Page 5: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

5

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

III. METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Harapan di

Desa Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. Kegiatan ini berlangsung pada

bulan Mei sampai Desember 2011. Pemilihan Lokasi MKRPL di Desa ini adalah

hasil penilaian dari beberapa lokasi yang pernah diterapkan pemanfaatan

pekarangan dengan sayur-sayuran dan tanaman obat. Selain dari pada itu jarak dari

ibu kota kecamatan hanya 5 km, dan dari ibu kota kabupaten tidak terlalu jauh, yaitu

18 km arah selatan. Pertimbangan lain yaitu kinerja KWT Tunas Harapan sangat

kompak sesama anggota dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Badan

Pelaksana Penyuluhan dan Kantor Ketahanan Pangan Bone, serta antuasiasme

calon peserta KRPL yang tinggi diharapkan dapat menjadi indikator utama

keberhasilan pelaksanaan MKRPL di kabupaten Bone

.

3.2. Tahapan Pelaksanaan

3.2.1. Rencana pelaksanaan MKRPL di kabupaten Bone diawali audiensi dengan

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala Badan Pelaksana

Penyuluhan dan Kepala Badan Ketahanan Pangan, serta beberapa

koordinator penyuluh se kabupaten Bone.

3.2.2. Pertemuan koordinasi dengan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan (BP2KP) sebagai tindak lanjut hasil audiensi dengan

Bupati Bone.

3.2.3. Penentuan lokasi kegiatan adalah hasil koordinasi Kepala Badan Ketahanan

Pangan dan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan disepakati bahwa

sebagai langkah awal kegiatan akan dilaksanakan pada KWT Tunas Harapan

di Desa Kalibong Kecamatan Sibulue, yakni 25. rumah tangga. Hal ini

dilakukan karena Pemerintah Daerah Bone juga berupaya untuk

menganggarkan dana untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan.

3.2.4. Sosialisasi : dilakukan terhadap penyuluh dan calon paserta serta pihak

terkait untuk memberi gambaran dan penjelasan mengenai kegiatan MKRPL.

Page 6: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

6

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

G

3.2.5. Observasi Lapang Disamping wawancara, juga dilakukan kunjungan

langsung ke masing-masing rumah tangga calon peserta untuk mendapat

gambaran kondisi masing-masing rumah dan pekarangan. Data yang

diperoleh kemudian dianalisis sebagai pendukung penentuan Model KRPL

yang akan dibangun.

3.2.6. Pembuatan Kebun Bibit Desa (KBD),

Kebun bibit desa (KBD) dibangun di pekarangan Ketua Kelompok Wanita

Tani (KWT) yang ada di Desa.

3.2.7. Penataan pekarangan

Kegiatan KRPL yang dilaksanakan di Desa Kalibong Kecamatan Sibulue

Kabupaten Bone pada kelompok wanita tani Tunas Harapan. Penataan

penkarangannya ditempatkan rak dan bedengan. Model rak diperdesaan

spesifik lokasi karena dilokasi tersebut banyak terdapat bambu jadi bahan

yang dipergunakan adalah bambu.

3.3 Metode Pelaksanaan

Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) dengan terrlebih

dahulu melakukan sosialisasi kegiatan, mempersiapkan lahan untuk Kebun Bibit

Desa (KBD) dan lahan pekarangan di rumah-rumah penduduk, melaksanakan

pelatihan-pelatihan, penanaman, PHT, monitoring serta panen.

Gbr. Kondisi awal pertanaman sayur dipekarangan rumah angota KWT Tunas Harapan

Page 7: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

7

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Tahapan Pelaksanaan MKRPL adalah sebagai berikut :

1. Persiapan yang meliputi :

- Koordinasi dengan dinas terkait tingkat kabupaten dan klarifikasi data calon

petani dan calon lahan.

- Pertemuan yang dihadiri oleh Badan Ketahanan Pangan dan Badan

Pelaksana Penyuluhan di Kab. Bone, perangkat desa, PPL, tokoh

masyarakat, KWT (Kelompok Wanita Tani) dari perdesaan dll.

2. Sosialisasi Kegiatan, dilaksanakan pada lokasi KWT Tunas Harapan di Desa

Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone yang dihadiri oleh Kepala Badan

Ketahanan Pangan, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan calon peserta

yang didampingi oleh para penyuluh di Kecamatan Sibulue.

3. Persiapan lahan Kebun Bibit Desa (KBD) serta lahan-lahan pekarangan

dirumah tangga peserta dengan memperlihatkan contoh-contoh rak yang

akan dipergunakan untuk pertanaman.

4. Pelatihan-pelatihan berupa, bagaimana cara membudidayakan tanaman

sayuran, tanaman toga, pengendalian hama dan penyakit tanaman, beternak,

dan pemeliharaan ikan di kolam.

5. Penanaman di KBD serta dipekarangan rumah tangga peserta dengan

mengambil bibit yang telah disemaikan terlebih dahulu di KBD.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit pada tanaman yang dibudidayakan

7. Melaksanakan monitoring kegiatan yang telah dilaksanakan

8. Melaksanakan panen dari tanaman-tanaman yang dibudidayakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kabupaten Bone,

Keadaan Umum Wilayah

Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan,dengan

luas wilayahnya 4.555.9 km2 atau 7,3 % dari luas Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak

pada posisi 140 13” sampai 50 06” lintang selatan dan antara 1190 42” sampai 1200

3” bujur timur, dengan batas wilayah sebagai berikut:

Page 8: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

8

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan wajo

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa.

Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone,

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru..

Topografi wilayahnya sangat bervariasi, mulai dari landai (umumnya bagian timur,

utara) kemudian kearah barat dan selatan ,bergelombang, sampai curam.

Kemiringan wilayah ini dibedakan atas :kemiringan 0-2% sekitar36% kemiringan 2-

15% adalah 20%, kemiringan 15 sampai 40% sebanyak 25%, dan > dari

kemiringan 40% seluas 19% lebih.

Beriklim Tropis, dengan suhu udara berkisar 260 sampai 430 Celsius. Pada peroide

April – September bertiup angin timur yang membawa hujan, yang lazim disebut

Pola Curah Hujan Sektor Timur. Sebaliknya pada bulan Oktober samapai Maret

bertiup angin barat, (Pola Curah Hujan Sektor Barat),dimana wilayah ini menjadi

zone bayangan hujan,dan mengalami musim kemarau. Pada periode ini petani pada

umumnya menanam palawija pada sawah tadah hujan dan padi gadu pada wilayah

yang beririgasi. Sebagaian kecil wilayah Kabupaten Bone yang tergololong wialayah

peralihan dan mendapat dua pola curah hujan, barat dan timur yakni wilayah

Kecamatan Bontocani dan Libureng. Rata-rata curah hujan dan hari hujan 5 tahun

terakhir Kebupaten Bone adalah 2500 mm dengan 200 hari hujan.

Luas lahan Kabupaten Bone adalah 455.900 ha, (2007) terdiri dari sawah 88.449

ha, tegalan/kebun 81.035 ha, padang rumput/pengembalaan 49.322 ha, hutan

rakyat 7.323 ha, hutan negara 125.316 ha, tambak 9.809 ha, kolam/waduk 125 ha

dan pemukiman 16.579,serta penggunaan lainnya Data demografi tercatat bahwa

penduduk wilayah Kabupaten Bone adalah 685.950 jiwa, terdiri dari laki-laki 324.488

jiwa dan perempuan 361,102 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,25%.

Jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian tercatat 177..672 orang atau

25,91%. Berdasarkan oganisasi pemerintahan, Kabupaten Bone terdiri dari 27

Kecamatan, 333 desa dan 27 kelurahan (360 desa/kelurahan)., Pengelompokan

wialayah berdasarkan letak dan karakter fasilitas, infrastruktur, terutama fasilitas

transfortasi/jalan adalah :

Page 9: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

9

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

a. Wilayah bagian barat, (7 kecamatan), meliputi : 1.Lamuru, 2.Lappariaja,

3.Bengo, 4.Libureng, 5.Tellu LimpoE, 6..Ulaweng, dan 7.Amali.

b. .Wilayah bagian tengah (7 kecamatan), terdiri dari :1.Tanete Riattang,

2.Tanente Riattang Timur, 3.Tanente Riattang Barat, 4.Palakka, 5.Barebbo,

6.SibuluE, dan 7.Kecamatan Cina.

c. Wilayah bagian utara meliputi (5 kecamatan),1.TellusiattingE, 2.Dua BoccoE, 3.

Cenrana, 4.Ajangale, dan 5.Awangpone.

d. Wilayah bagian selatan (8 Kecamatan), meliputi : 1 Mare, 2.Tonra 3.Salo-

meko, 4Kajuara, 5.Kahu, 6.Bonto Cani 7.Patimpeng, dan 8.Ponre.

Dengan Potensi SDA dan SDM, Kabupaten Bone berusaha mencapai Visi

Kabupaten, yakni terwujudnya Kabupaten Bone menjadi wilayah pertanian modern,

tangguh, dan efisien, berbudaya industri, berbasis dipedesaan, dan memberdayakan

petani maju, menuju masyarakat tani yang modern,sejahtera, sebagai pusat

pengembangunan dan pelayanan di kawasan timur Sulawesi Selatan, serta sebagai

pintu gerbang yang efektif menghubungkan Sulawesi Selatan dengan Sulawesi

Tenggara serta kawasan timur Indonesia.

Posisi Kabupaten Bone adalah penyangga utama produksi pangan (padi, palawija)

dan hortikultura Sulawesi Selatan, Demikian pula halnya pengem-bangan

perkebuanan, peternakan dan komoditas pertanian pada umumnya. Serta P2SDS,

dan lainnya.

4.2. Keragaan Kegiatan dalam gambar,

I. Lokasi

Nama Kelompok Wanita Tani : Tunas Harapan Desa : Kalibong Kecamatan : Sibulue

Kabupaten : Bone Koodinat Lokasi (GPS) :

II. Jumlah KK yang terlibat awal (berdasarkan Strata luasan lahan pekarangan) : 25 KK

III. Perkembangan jumlah KK (per akhir Sept. 2012) : 30 KK

Page 10: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

10

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

IV. Jenis Komoditas dominan yang dikembangkan :Cabai,Terong,Kacang panjang

Kondisi awal terlihat dalam gambar komoditas yang ditanam wanita tani dipekarangan rumahnya adalah

;cabai, terong dan kacang panjang (tidak Nampak dalam gambar karena sudah selesai penen tinggal kayu

penopangnya.

Terlihat Prof. Djafar (sebagai anggota Tim) Baco bersama dengan penyuluh kecamatan dan Desa serta para

anggota Wanita Tani Tunas Harapan, pada saat penetapan lokasi kegiatan di desa Kalibong Kec. Sibulue Kab. Bone

Terlihat dalam gambar suasana sosialisasi kegiatan M-KRPL yang dihadiri oleh

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan mewakili Kepala Badan bersama dengan 4

orang staf Kab. Bone dan Kepala Bidang SDM Bapaluh Kab. Bone bersama 4 orang

Penyuluh Pertanian juga didampingi Kepala BPP Kecamatan Sibulue beserta 3 orang

Penyuluh

Terlihat Prof. Djafar Baco (sebagai anggota Tim) bersama dengan penyuluh kecamatan dan Desa serta para anggota

Wanita Tani Tunas Harapan, pada saat penetapan lokasi kegiatan di desa Kalibong Kec. Sibulue Kab. Bone

Page 11: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

11

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Dalam gambar terlihat Ibu Kepala Desa Kalibong beserta anggota KWT Tunas

Harapan pada kegiatan pelatihan M-RPL yang dilaksanakan pada akhir bulan Maret

2012 di bawah kolong rumah Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Desa

Kalibong Kecamatan Sibulue Kab. Bone

Dalam gambar terlihat salah satu anggota pendampning (Andi Satna, SP) M-KRPL

Kabupaten Bone menyerahkan beberapa jenis sayuran kepada Ketua KWR Tunas

Harapan (Dra. Hj. Mashita) untuk ditanam di pekarangan rumah anggota KWT.

Terlihat dalam gambar Kebun Bibit Desa ( KBD ) berukuran 4m x 6m berlokasi di pekarangan rumah

Ketua KWT Tunas Harapa, dan selalu tersedia benih berbagai macam sayuran yang disemaiakn untuk

menjadi bibit siap tanam

Page 12: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

12

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Dalam gambar terlihat tanaman sayuran dalam berbagai bentuk/model media

tumbuh yang berada pada pekarangan rumah masing-masing anggota KWT Tunas

Harapan

Page 13: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

13

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Kegiatan M-KRPL di Desa Kalibong Kec. Sibulue Kab. Bone yang dilaksanakan KWT Tunas Harapan, bukan hanya di pekarangan

rumah d para anggota, juga membikin kebun model yang senantiasa dapat dikunjungi yang diletakkan pada halaman mesjid Desa

di depan rumah Kepala desa yang berdekatan dengan Kantor Desa Kalibong.

Page 14: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

14

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

4.2. Sinergi dengan Pemerintah Daerah, Lembaga Legislatif, dan Swasta

Pelaksanaan M-KRPL di kabupaten Bone mendapat tanggapan positif baik dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Bone, Lembaga Legislatif maupun pihak swasta.

Pemerintah Daerah melalui Badan Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Pangan

akan mengembangkan pemanfatan pekarangan dengan sayuran dan tanaman obat

yang telah diprogramkam pada Tahun Anggaran 2013 dengan pendampingan Model

Kawasan Rumah Pangan Lestari ( MKRPL ) yang telah dicontohkan oleh BPTP di

Desa Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.

Gambar Suasana Temu Lapang yang dilaksanakan pada hari Sabtu 15 saptember 2012 di rumah Kepala Desa Kalibong Kecamatan

Sibulue Kabupaten Bone. Yang hadir pada saat temu lapang M-KRPL adalah Kepala Kantor Kecamatan Sibulue, Kepala Badan

Ketahanan Pangan Kabupaten Bone, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone (diwakili) dan Kepala

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kab. Bone (diwakili). Peserta yang hadir dan diundang adalah anggota KWT Tunas Harapan Desa Kalibong, Ketua KWT Annisa Ghony Kelurahan Macanang Kec. Tanete Riattang Barat Ka. Bone dan

Ketua Kelompok Tani Wanuae Desa Samaelo Kecamatan Barebbo Kab. Bone. Selain itu juga hadir 2 orang Mitra usaha dari kota

watampone. Dari BPTP Sulawesi Selatan adalah Tim Pendamping M-KRPL dan Pembina BPTP Salawesi Selatan Prof. Dr. Djapar Baco

Page 15: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

15

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

V, Perhitungan Skor PPH

No Kelompok

Pangan

Energi Aktual

(Kkal/kap/

hr)

% Aktual

% AKE

3/

2000

Bobot Skor Aktual

4/6

Skor AKE

5/6

Skor Maks

Skor PPH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Padi-padian 1150 52,6 57,5 0,5 26,3 28,8 25 25

2 Umbi-umbian 75 3,4 3,8 0,5 1,7 1,9 2.5 1,9

3 Pangan Hewani 100 4,6 5,0 2,0 9,2 10,0 24 10

4 Minyak dan

Lemak

600 27,5 30,0 0,5 13,7 15,0 5,0 5,0

5 Buah/Biji

berminyak

50 2,3 2,5 0,5 1,1 1,3 1,0 1,0

6 Kacang-

kacangan

65 3,0 3,3 2,0 6,0 6,5 10,0 6,5

7 Gula 50 2,3 2,5 0,5 1,1 1,3 2,5 1,3

8 Sayur dan Buah 200 8,7 10 5,0 19,4 25 30,0 25

9 Lain-lain 10 0,9 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Total 2300 104,8 115 73,2 132,7 100 75,7

Keterangan : TKE : 2185/2000 x 100 = 109,3 % Angka 2000 : angka kecukupan energy rata-rata nasional (hasil Widyakarya

Nasional pangan dan Gizi, yang dilaksanakan 5 tahun sekali) Kolom 4 kontribusi konsumsi energi aktual (kolom (3)/total pada kolom 3)

Kolom 5 % terhadap total energi anjuran (kolom (3)/2000)

Kolom 7 % aktual dikalikan bobot (kolom (4)/kolom (6)) Kolom 8 % AKE dikalikan bobot (kolom (5)/kolom (6))

Skor PPH (hasil perhitungan) : 71,9

Page 16: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

16

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

V. Masalah

1. Pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan dimulainya pertanaman padi musim

hujan. Curahan tenaga kerja lebih banyak difokuskan pada budidaya padi

terutama di lokasi KRPL perdesaan, akibatnya kegiatan KRPL sedikit

terkendala dalam pemeliraan.

2. Pada pemeliharaan sayuran agak terkendala, karena pada saat itu para

peserta menghadapi masa panen padi sampai bulan September 2012

mempengaruhi kinerja peserta KRPL dan juga mempengaruhi pertumbuhan

tanaman sayuran, terutama yang ditanam di bedengan.

3. Untuk penanaman sayur selanjutnya, peserta KWT terkendala ketersediaan

benih yang berkualitas yang hibrida.

VI. Upaya Pemecahan Masalah

1. Kegiatan yang tidak berhubungan dengan belanja bahan kegiatan seperti :

koordinasi, sosialisasi, dan pelatihan tetap dilakukan dengan menggunakan

dana talangan, sedangkan belanja bahan hanya dapat dilakukan setelah

pencairan dana kegiatan.

2. Untuk efektif dan efisiennya curahan tenaga kerja yang terbatas, dilakukan

kerja gotong royong pada sore hari dan hari minggu.

3. Menggiatkan kerja kelompok secara gotong royong yang melibatkan ibu-ibu

dan bapak-bapak petani.

4. Memberikan informasi tempat-tempat ( took-toko) penjual bibit sayur.

VII. Kesimpulan

Kenyataan di lapangan yang dilakukan oleh para anggota Kelompok Wanita

Tani (KWT) Tunas Harapan di Desa Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone,

dapat disimpulkan sebabagi berikut :

1. Setelah diberi pemahaman dan pelatihan secara teknis tentang budidaya

sayur-sayuran kepada para anggota KWT, telah memberikan hasil yang dapat

dinikmati oleh petani.

Page 17: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

17

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

2. Pada umumnya para anggota telah menjual sayur hasil pekerangan dalam

jumlah kecil dan lebih banyak dikonsumsi dalam rumah tangga.

3. Dapat menekan pengeluaran pembelian sayur untuk rumah tangga setiap

hari, rata-rata sebesar Rp. 5.000,- s/d Rp.10.000,-

4. Anggota KWT Tunasa Harapan telah memberdayakan lahan pekarangan

dengan menanam berbagai sayuran.

5. Sayur dari hasil pekarangan sudah menjadi buah tangan bagi keluarga yang

berkunjung ke rumah anggota KWT Tunas Harapan.

VII. Organisasi Pelaksana

Model KRPL dilaksanakan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan

instansi terkait pusat dan daerah, yang masing-masing bertanggungjawab terhadap

sasaran atau keberhasilan kegiatan. Secara rinci, peran setiap elemen tersebut

adalah sebagai berikut:

Daftar Pelaksana Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) Kabupaten Bone, 2012

No Pelaksana Instansi/Disiplin Ilmu Tugas/peran dalam

kegiatan

1. Ir. Ahyar Sosek Pertanian Penangggung jawab

2. Prof. Dr. Djapar Baco Budidaya Pertanian Anggota

3. Dr. Ir. Abd. Gaffar, MSi Sosek Pertanian Anggota

4. Andi Satna, SP Budidaya Pertanian Anggota

5. Andi Faisal, SP Budidaya Pertanian Anggota

Page 18: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

18

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

VIII. Jadwal Palang Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan M-KRPL akan disesuaikan dengan pencanangan

Program RPL dan kesiapan pendanaan yang dianggarkan melalui DIPA BPTP

Sulsel.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan M-KRPL di Kabupaten Bone, 2012

No Uraian Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan

2. Sosialisasi

3. Pelaksanaan Lapang

4. Pelatihan

5. Monev

6. Pelaporan

7 Seminar Hasil

IX. PEMBIAYAAN

Uraian Kegiatan/Jenis Pengeluaran

Vol Satuan Biaya Satuan

Jumlah Biaya

Belanja Bahan

- ATK dan Komputer Suplies paket satu 1.000.000 1.000.000

- Penggadaan, jilid paket satu 500.000 500.000

- Bahan Paket satu 28.200.000 28.200.000

Honor 2.475.000 2.475.000

- Upah tenaga kerja

Belanja Non Operasional

- Pembuatan disain pekerangan 1.000.000 1.000.000

- Biaya Pelatihan 2.000.000 2.000.000

- Sosialisasi, Kordinasi,Apresiasi 2.000.000 2.000.000

- Temu Lapang 2.000.000 2.000.000

- Perjalanan 32.000.000 32.000.000

Total Dana 70.175.000

Page 19: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten

19

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

X. DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari, Jakarta, 52 hal.