model kawasan rumah pangan lestari (m-krpl) di kabupaten
TRANSCRIPT
1
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan
Ir. A h y a r, dkk
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini
ermasuk di Indonesia. Berdasar undang-undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan
disebutkan bahwa “ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Berdasar definisi tersebut,
terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai
sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karenanya pemantapan
ketahanan pangan dapat dilakukan melalui pemantapan ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga.
Kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama dilaksanakan di
Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan.
Kebijakan diversifikasi pangan. diawali dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14
tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR), dengan
menggalakkan produksi Telo , Kacang dan Jagung yang dikenal dengan Tekad,
sampai yang terakhir adanya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan berbagai
kalangan terkait, namun pada kenyataannya tingkat konsumsi masyarakat masih
bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu iindikasikan oleh skor Pola Pangan
Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya pemanfaatan
sumber bahan pangan lokal dalam mendukung penganekaragaman konsumsi
pangan (BKP, 2010).
2
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta
International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa
ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga
merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah
tangga.
Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan “Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari
(RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk
pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari keseluruhan
luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan
yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian
besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian,
khususnya komoditas pangan.
Berdasar latar belakang tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang
Pertanian mengembangkan suatu Model Kawasan Rumah Pangan Lestari ( Model
KRPL) untuk optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, utamanya melalui
pemanfaatan berbagai inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian
dan lembaga penelitian lainnya.
1.2. Tujuan
1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan
lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman
pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan
3
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga
menjadi kompos.
2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari
dalam suatu kawasan.
3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan
lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
1.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah berkembangnya
kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, di kabupaten
Pangkajene Kepulauan (Pangkep) khususnya dan Sulawesi Selatan umumnya, dalam
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan
masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
1.4. Keluaran
Ditemukannya satu model rumah pangan lestari di kabupaten Pangkajene Kepulauan
(Pangkep) khususnya dan Sulawesi Selatan umumnya yang melibatkan Keluarga dan
Kelompok Tani/kelompok masyarakat.
1.5. Manfaat
a. Menjamin kesinambungan persediaan pangan dan gizi keluarga dengan
pemeliharaan, peningkatan kualitas, nilai dan penganekaragaman
pemanfaatan pekarangan melalui pengelolaan sumberdaya lokal secara
bijaksana.
b. Keluarga dan Kelompok Tani/kelompok masyarakat yang mampu secara
eknomi dan sosial untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara
lestari menuju keluarga dan kelompok masyarakat yang mandiri dan
sejahtera
II. RUANG LINGKUP
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di
kabupaten Pangkep terdiri dari beberapa tahapan, yakni :
4
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
2.1. Persiapan meliputi : pengumpulan informasi mengenai potensi sumberdaya
wilayah dan kelompok sasaran, kordinasi dengan instansi terkait untuk
membuat kesepakan tentang calon kelompok sasaran dan lokasi, pembuatan
TOR dan Proposal kegiatan.
2.2. Pembentukan Kelompok sasaran : yakni kelompok rumah tangga dalam satu
Rukun Tetangga atau Rukun warga atau dalam satu dusun/kampung.
Kelompok sasaran perdesaan dilibatkan 25 rumah tangga.
2.3. Sosialisasi : dilakukan untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan
terhadap kelompok sasaran, pemuka masyarakat, serta instansi pelaksana
terkait.
2.4. Membuat rancang bangun pemanfaatan pekarangan dengan menanam
berbagai jenis tanaman pangan,sayuran, tanaman obat, ikan, ternak, dan
pengelolaan limbah rumah tangga.
2.5. Pelatihan : dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan. Kegiatan pelatihan
bersifat pembinaan sumber daya manusia terutama bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan setiap peserta dalam mengelolaan lahan
pekarangan. Sehingga pada akhirnya akan mempermudah pencapaian tujuan
MKRPL. Pelatihan meliputi :teknik budidaya, pengelolaan limbah, dan
penguatan kelembagaan kelompok.
2.6. Pelaksanaan dan pengawalan teknologi serta kelembagaan. Kegiatan dilakukan
oleh anggota kelompok sasaran dibawah bimbingan peneliti, penyuluh, dan
petani andalan. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pembuatan Kebun Bibit
Desa (KBD).
2.7. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan
kegiatan, menilai kesesuai pelaksanaan dengan rencana kegiatan.
2.8. Pelaporan dilakukan pada akhir kegiatan yang dipertanggung jawabkan
memalui pemaparan pada seminar hasil.
5
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Harapan di
Desa Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. Kegiatan ini berlangsung pada
bulan Mei sampai Desember 2011. Pemilihan Lokasi MKRPL di Desa ini adalah
hasil penilaian dari beberapa lokasi yang pernah diterapkan pemanfaatan
pekarangan dengan sayur-sayuran dan tanaman obat. Selain dari pada itu jarak dari
ibu kota kecamatan hanya 5 km, dan dari ibu kota kabupaten tidak terlalu jauh, yaitu
18 km arah selatan. Pertimbangan lain yaitu kinerja KWT Tunas Harapan sangat
kompak sesama anggota dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Kantor Ketahanan Pangan Bone, serta antuasiasme
calon peserta KRPL yang tinggi diharapkan dapat menjadi indikator utama
keberhasilan pelaksanaan MKRPL di kabupaten Bone
.
3.2. Tahapan Pelaksanaan
3.2.1. Rencana pelaksanaan MKRPL di kabupaten Bone diawali audiensi dengan
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Kepala Badan Ketahanan Pangan, serta beberapa
koordinator penyuluh se kabupaten Bone.
3.2.2. Pertemuan koordinasi dengan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan (BP2KP) sebagai tindak lanjut hasil audiensi dengan
Bupati Bone.
3.2.3. Penentuan lokasi kegiatan adalah hasil koordinasi Kepala Badan Ketahanan
Pangan dan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan disepakati bahwa
sebagai langkah awal kegiatan akan dilaksanakan pada KWT Tunas Harapan
di Desa Kalibong Kecamatan Sibulue, yakni 25. rumah tangga. Hal ini
dilakukan karena Pemerintah Daerah Bone juga berupaya untuk
menganggarkan dana untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan.
3.2.4. Sosialisasi : dilakukan terhadap penyuluh dan calon paserta serta pihak
terkait untuk memberi gambaran dan penjelasan mengenai kegiatan MKRPL.
6
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
G
3.2.5. Observasi Lapang Disamping wawancara, juga dilakukan kunjungan
langsung ke masing-masing rumah tangga calon peserta untuk mendapat
gambaran kondisi masing-masing rumah dan pekarangan. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis sebagai pendukung penentuan Model KRPL
yang akan dibangun.
3.2.6. Pembuatan Kebun Bibit Desa (KBD),
Kebun bibit desa (KBD) dibangun di pekarangan Ketua Kelompok Wanita
Tani (KWT) yang ada di Desa.
3.2.7. Penataan pekarangan
Kegiatan KRPL yang dilaksanakan di Desa Kalibong Kecamatan Sibulue
Kabupaten Bone pada kelompok wanita tani Tunas Harapan. Penataan
penkarangannya ditempatkan rak dan bedengan. Model rak diperdesaan
spesifik lokasi karena dilokasi tersebut banyak terdapat bambu jadi bahan
yang dipergunakan adalah bambu.
3.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) dengan terrlebih
dahulu melakukan sosialisasi kegiatan, mempersiapkan lahan untuk Kebun Bibit
Desa (KBD) dan lahan pekarangan di rumah-rumah penduduk, melaksanakan
pelatihan-pelatihan, penanaman, PHT, monitoring serta panen.
Gbr. Kondisi awal pertanaman sayur dipekarangan rumah angota KWT Tunas Harapan
7
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tahapan Pelaksanaan MKRPL adalah sebagai berikut :
1. Persiapan yang meliputi :
- Koordinasi dengan dinas terkait tingkat kabupaten dan klarifikasi data calon
petani dan calon lahan.
- Pertemuan yang dihadiri oleh Badan Ketahanan Pangan dan Badan
Pelaksana Penyuluhan di Kab. Bone, perangkat desa, PPL, tokoh
masyarakat, KWT (Kelompok Wanita Tani) dari perdesaan dll.
2. Sosialisasi Kegiatan, dilaksanakan pada lokasi KWT Tunas Harapan di Desa
Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone yang dihadiri oleh Kepala Badan
Ketahanan Pangan, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan calon peserta
yang didampingi oleh para penyuluh di Kecamatan Sibulue.
3. Persiapan lahan Kebun Bibit Desa (KBD) serta lahan-lahan pekarangan
dirumah tangga peserta dengan memperlihatkan contoh-contoh rak yang
akan dipergunakan untuk pertanaman.
4. Pelatihan-pelatihan berupa, bagaimana cara membudidayakan tanaman
sayuran, tanaman toga, pengendalian hama dan penyakit tanaman, beternak,
dan pemeliharaan ikan di kolam.
5. Penanaman di KBD serta dipekarangan rumah tangga peserta dengan
mengambil bibit yang telah disemaikan terlebih dahulu di KBD.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit pada tanaman yang dibudidayakan
7. Melaksanakan monitoring kegiatan yang telah dilaksanakan
8. Melaksanakan panen dari tanaman-tanaman yang dibudidayakan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kabupaten Bone,
Keadaan Umum Wilayah
Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan,dengan
luas wilayahnya 4.555.9 km2 atau 7,3 % dari luas Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak
pada posisi 140 13” sampai 50 06” lintang selatan dan antara 1190 42” sampai 1200
3” bujur timur, dengan batas wilayah sebagai berikut:
8
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan wajo
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa.
Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone,
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru..
Topografi wilayahnya sangat bervariasi, mulai dari landai (umumnya bagian timur,
utara) kemudian kearah barat dan selatan ,bergelombang, sampai curam.
Kemiringan wilayah ini dibedakan atas :kemiringan 0-2% sekitar36% kemiringan 2-
15% adalah 20%, kemiringan 15 sampai 40% sebanyak 25%, dan > dari
kemiringan 40% seluas 19% lebih.
Beriklim Tropis, dengan suhu udara berkisar 260 sampai 430 Celsius. Pada peroide
April – September bertiup angin timur yang membawa hujan, yang lazim disebut
Pola Curah Hujan Sektor Timur. Sebaliknya pada bulan Oktober samapai Maret
bertiup angin barat, (Pola Curah Hujan Sektor Barat),dimana wilayah ini menjadi
zone bayangan hujan,dan mengalami musim kemarau. Pada periode ini petani pada
umumnya menanam palawija pada sawah tadah hujan dan padi gadu pada wilayah
yang beririgasi. Sebagaian kecil wilayah Kabupaten Bone yang tergololong wialayah
peralihan dan mendapat dua pola curah hujan, barat dan timur yakni wilayah
Kecamatan Bontocani dan Libureng. Rata-rata curah hujan dan hari hujan 5 tahun
terakhir Kebupaten Bone adalah 2500 mm dengan 200 hari hujan.
Luas lahan Kabupaten Bone adalah 455.900 ha, (2007) terdiri dari sawah 88.449
ha, tegalan/kebun 81.035 ha, padang rumput/pengembalaan 49.322 ha, hutan
rakyat 7.323 ha, hutan negara 125.316 ha, tambak 9.809 ha, kolam/waduk 125 ha
dan pemukiman 16.579,serta penggunaan lainnya Data demografi tercatat bahwa
penduduk wilayah Kabupaten Bone adalah 685.950 jiwa, terdiri dari laki-laki 324.488
jiwa dan perempuan 361,102 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,25%.
Jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian tercatat 177..672 orang atau
25,91%. Berdasarkan oganisasi pemerintahan, Kabupaten Bone terdiri dari 27
Kecamatan, 333 desa dan 27 kelurahan (360 desa/kelurahan)., Pengelompokan
wialayah berdasarkan letak dan karakter fasilitas, infrastruktur, terutama fasilitas
transfortasi/jalan adalah :
9
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
a. Wilayah bagian barat, (7 kecamatan), meliputi : 1.Lamuru, 2.Lappariaja,
3.Bengo, 4.Libureng, 5.Tellu LimpoE, 6..Ulaweng, dan 7.Amali.
b. .Wilayah bagian tengah (7 kecamatan), terdiri dari :1.Tanete Riattang,
2.Tanente Riattang Timur, 3.Tanente Riattang Barat, 4.Palakka, 5.Barebbo,
6.SibuluE, dan 7.Kecamatan Cina.
c. Wilayah bagian utara meliputi (5 kecamatan),1.TellusiattingE, 2.Dua BoccoE, 3.
Cenrana, 4.Ajangale, dan 5.Awangpone.
d. Wilayah bagian selatan (8 Kecamatan), meliputi : 1 Mare, 2.Tonra 3.Salo-
meko, 4Kajuara, 5.Kahu, 6.Bonto Cani 7.Patimpeng, dan 8.Ponre.
Dengan Potensi SDA dan SDM, Kabupaten Bone berusaha mencapai Visi
Kabupaten, yakni terwujudnya Kabupaten Bone menjadi wilayah pertanian modern,
tangguh, dan efisien, berbudaya industri, berbasis dipedesaan, dan memberdayakan
petani maju, menuju masyarakat tani yang modern,sejahtera, sebagai pusat
pengembangunan dan pelayanan di kawasan timur Sulawesi Selatan, serta sebagai
pintu gerbang yang efektif menghubungkan Sulawesi Selatan dengan Sulawesi
Tenggara serta kawasan timur Indonesia.
Posisi Kabupaten Bone adalah penyangga utama produksi pangan (padi, palawija)
dan hortikultura Sulawesi Selatan, Demikian pula halnya pengem-bangan
perkebuanan, peternakan dan komoditas pertanian pada umumnya. Serta P2SDS,
dan lainnya.
4.2. Keragaan Kegiatan dalam gambar,
I. Lokasi
Nama Kelompok Wanita Tani : Tunas Harapan Desa : Kalibong Kecamatan : Sibulue
Kabupaten : Bone Koodinat Lokasi (GPS) :
II. Jumlah KK yang terlibat awal (berdasarkan Strata luasan lahan pekarangan) : 25 KK
III. Perkembangan jumlah KK (per akhir Sept. 2012) : 30 KK
10
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
IV. Jenis Komoditas dominan yang dikembangkan :Cabai,Terong,Kacang panjang
Kondisi awal terlihat dalam gambar komoditas yang ditanam wanita tani dipekarangan rumahnya adalah
;cabai, terong dan kacang panjang (tidak Nampak dalam gambar karena sudah selesai penen tinggal kayu
penopangnya.
Terlihat Prof. Djafar (sebagai anggota Tim) Baco bersama dengan penyuluh kecamatan dan Desa serta para
anggota Wanita Tani Tunas Harapan, pada saat penetapan lokasi kegiatan di desa Kalibong Kec. Sibulue Kab. Bone
Terlihat dalam gambar suasana sosialisasi kegiatan M-KRPL yang dihadiri oleh
Sekretaris Badan Ketahanan Pangan mewakili Kepala Badan bersama dengan 4
orang staf Kab. Bone dan Kepala Bidang SDM Bapaluh Kab. Bone bersama 4 orang
Penyuluh Pertanian juga didampingi Kepala BPP Kecamatan Sibulue beserta 3 orang
Penyuluh
Terlihat Prof. Djafar Baco (sebagai anggota Tim) bersama dengan penyuluh kecamatan dan Desa serta para anggota
Wanita Tani Tunas Harapan, pada saat penetapan lokasi kegiatan di desa Kalibong Kec. Sibulue Kab. Bone
11
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Dalam gambar terlihat Ibu Kepala Desa Kalibong beserta anggota KWT Tunas
Harapan pada kegiatan pelatihan M-RPL yang dilaksanakan pada akhir bulan Maret
2012 di bawah kolong rumah Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Desa
Kalibong Kecamatan Sibulue Kab. Bone
Dalam gambar terlihat salah satu anggota pendampning (Andi Satna, SP) M-KRPL
Kabupaten Bone menyerahkan beberapa jenis sayuran kepada Ketua KWR Tunas
Harapan (Dra. Hj. Mashita) untuk ditanam di pekarangan rumah anggota KWT.
Terlihat dalam gambar Kebun Bibit Desa ( KBD ) berukuran 4m x 6m berlokasi di pekarangan rumah
Ketua KWT Tunas Harapa, dan selalu tersedia benih berbagai macam sayuran yang disemaiakn untuk
menjadi bibit siap tanam
12
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Dalam gambar terlihat tanaman sayuran dalam berbagai bentuk/model media
tumbuh yang berada pada pekarangan rumah masing-masing anggota KWT Tunas
Harapan
13
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Kegiatan M-KRPL di Desa Kalibong Kec. Sibulue Kab. Bone yang dilaksanakan KWT Tunas Harapan, bukan hanya di pekarangan
rumah d para anggota, juga membikin kebun model yang senantiasa dapat dikunjungi yang diletakkan pada halaman mesjid Desa
di depan rumah Kepala desa yang berdekatan dengan Kantor Desa Kalibong.
14
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
4.2. Sinergi dengan Pemerintah Daerah, Lembaga Legislatif, dan Swasta
Pelaksanaan M-KRPL di kabupaten Bone mendapat tanggapan positif baik dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Bone, Lembaga Legislatif maupun pihak swasta.
Pemerintah Daerah melalui Badan Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Pangan
akan mengembangkan pemanfatan pekarangan dengan sayuran dan tanaman obat
yang telah diprogramkam pada Tahun Anggaran 2013 dengan pendampingan Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari ( MKRPL ) yang telah dicontohkan oleh BPTP di
Desa Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
Gambar Suasana Temu Lapang yang dilaksanakan pada hari Sabtu 15 saptember 2012 di rumah Kepala Desa Kalibong Kecamatan
Sibulue Kabupaten Bone. Yang hadir pada saat temu lapang M-KRPL adalah Kepala Kantor Kecamatan Sibulue, Kepala Badan
Ketahanan Pangan Kabupaten Bone, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone (diwakili) dan Kepala
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kab. Bone (diwakili). Peserta yang hadir dan diundang adalah anggota KWT Tunas Harapan Desa Kalibong, Ketua KWT Annisa Ghony Kelurahan Macanang Kec. Tanete Riattang Barat Ka. Bone dan
Ketua Kelompok Tani Wanuae Desa Samaelo Kecamatan Barebbo Kab. Bone. Selain itu juga hadir 2 orang Mitra usaha dari kota
watampone. Dari BPTP Sulawesi Selatan adalah Tim Pendamping M-KRPL dan Pembina BPTP Salawesi Selatan Prof. Dr. Djapar Baco
15
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
V, Perhitungan Skor PPH
No Kelompok
Pangan
Energi Aktual
(Kkal/kap/
hr)
% Aktual
% AKE
3/
2000
Bobot Skor Aktual
4/6
Skor AKE
5/6
Skor Maks
Skor PPH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Padi-padian 1150 52,6 57,5 0,5 26,3 28,8 25 25
2 Umbi-umbian 75 3,4 3,8 0,5 1,7 1,9 2.5 1,9
3 Pangan Hewani 100 4,6 5,0 2,0 9,2 10,0 24 10
4 Minyak dan
Lemak
600 27,5 30,0 0,5 13,7 15,0 5,0 5,0
5 Buah/Biji
berminyak
50 2,3 2,5 0,5 1,1 1,3 1,0 1,0
6 Kacang-
kacangan
65 3,0 3,3 2,0 6,0 6,5 10,0 6,5
7 Gula 50 2,3 2,5 0,5 1,1 1,3 2,5 1,3
8 Sayur dan Buah 200 8,7 10 5,0 19,4 25 30,0 25
9 Lain-lain 10 0,9 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 2300 104,8 115 73,2 132,7 100 75,7
Keterangan : TKE : 2185/2000 x 100 = 109,3 % Angka 2000 : angka kecukupan energy rata-rata nasional (hasil Widyakarya
Nasional pangan dan Gizi, yang dilaksanakan 5 tahun sekali) Kolom 4 kontribusi konsumsi energi aktual (kolom (3)/total pada kolom 3)
Kolom 5 % terhadap total energi anjuran (kolom (3)/2000)
Kolom 7 % aktual dikalikan bobot (kolom (4)/kolom (6)) Kolom 8 % AKE dikalikan bobot (kolom (5)/kolom (6))
Skor PPH (hasil perhitungan) : 71,9
16
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
V. Masalah
1. Pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan dimulainya pertanaman padi musim
hujan. Curahan tenaga kerja lebih banyak difokuskan pada budidaya padi
terutama di lokasi KRPL perdesaan, akibatnya kegiatan KRPL sedikit
terkendala dalam pemeliraan.
2. Pada pemeliharaan sayuran agak terkendala, karena pada saat itu para
peserta menghadapi masa panen padi sampai bulan September 2012
mempengaruhi kinerja peserta KRPL dan juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman sayuran, terutama yang ditanam di bedengan.
3. Untuk penanaman sayur selanjutnya, peserta KWT terkendala ketersediaan
benih yang berkualitas yang hibrida.
VI. Upaya Pemecahan Masalah
1. Kegiatan yang tidak berhubungan dengan belanja bahan kegiatan seperti :
koordinasi, sosialisasi, dan pelatihan tetap dilakukan dengan menggunakan
dana talangan, sedangkan belanja bahan hanya dapat dilakukan setelah
pencairan dana kegiatan.
2. Untuk efektif dan efisiennya curahan tenaga kerja yang terbatas, dilakukan
kerja gotong royong pada sore hari dan hari minggu.
3. Menggiatkan kerja kelompok secara gotong royong yang melibatkan ibu-ibu
dan bapak-bapak petani.
4. Memberikan informasi tempat-tempat ( took-toko) penjual bibit sayur.
VII. Kesimpulan
Kenyataan di lapangan yang dilakukan oleh para anggota Kelompok Wanita
Tani (KWT) Tunas Harapan di Desa Kalibong Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone,
dapat disimpulkan sebabagi berikut :
1. Setelah diberi pemahaman dan pelatihan secara teknis tentang budidaya
sayur-sayuran kepada para anggota KWT, telah memberikan hasil yang dapat
dinikmati oleh petani.
17
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
2. Pada umumnya para anggota telah menjual sayur hasil pekerangan dalam
jumlah kecil dan lebih banyak dikonsumsi dalam rumah tangga.
3. Dapat menekan pengeluaran pembelian sayur untuk rumah tangga setiap
hari, rata-rata sebesar Rp. 5.000,- s/d Rp.10.000,-
4. Anggota KWT Tunasa Harapan telah memberdayakan lahan pekarangan
dengan menanam berbagai sayuran.
5. Sayur dari hasil pekarangan sudah menjadi buah tangan bagi keluarga yang
berkunjung ke rumah anggota KWT Tunas Harapan.
VII. Organisasi Pelaksana
Model KRPL dilaksanakan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan
instansi terkait pusat dan daerah, yang masing-masing bertanggungjawab terhadap
sasaran atau keberhasilan kegiatan. Secara rinci, peran setiap elemen tersebut
adalah sebagai berikut:
Daftar Pelaksana Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) Kabupaten Bone, 2012
No Pelaksana Instansi/Disiplin Ilmu Tugas/peran dalam
kegiatan
1. Ir. Ahyar Sosek Pertanian Penangggung jawab
2. Prof. Dr. Djapar Baco Budidaya Pertanian Anggota
3. Dr. Ir. Abd. Gaffar, MSi Sosek Pertanian Anggota
4. Andi Satna, SP Budidaya Pertanian Anggota
5. Andi Faisal, SP Budidaya Pertanian Anggota
18
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
VIII. Jadwal Palang Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan M-KRPL akan disesuaikan dengan pencanangan
Program RPL dan kesiapan pendanaan yang dianggarkan melalui DIPA BPTP
Sulsel.
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan M-KRPL di Kabupaten Bone, 2012
No Uraian Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan
2. Sosialisasi
3. Pelaksanaan Lapang
4. Pelatihan
5. Monev
6. Pelaporan
7 Seminar Hasil
IX. PEMBIAYAAN
Uraian Kegiatan/Jenis Pengeluaran
Vol Satuan Biaya Satuan
Jumlah Biaya
Belanja Bahan
- ATK dan Komputer Suplies paket satu 1.000.000 1.000.000
- Penggadaan, jilid paket satu 500.000 500.000
- Bahan Paket satu 28.200.000 28.200.000
Honor 2.475.000 2.475.000
- Upah tenaga kerja
Belanja Non Operasional
- Pembuatan disain pekerangan 1.000.000 1.000.000
- Biaya Pelatihan 2.000.000 2.000.000
- Sosialisasi, Kordinasi,Apresiasi 2.000.000 2.000.000
- Temu Lapang 2.000.000 2.000.000
- Perjalanan 32.000.000 32.000.000
Total Dana 70.175.000
19
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
X. DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan
Lestari, Jakarta, 52 hal.