kawasan rumah pangan lestari badokka

32
1 www.sulsel.litbang.deptan.go.id KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA I. PENDAHULUAN Latar Belakang Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari keseluruhan luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan. Berdasarkan hasil pengamatan Badan Litbang Pertanian, perhatian petani atau warga masyarakat terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pemanfaatan dan pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan, tanaman pangan, tanaman hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak sumber penghasilan rumah tangga, apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Badan Litbang Pertanian melalui UK/UPT siap mendukung upaya optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui dukungan inovasi teknologi dan bimbingan teknis. Presiden RI berturut-turut menyampaikan arahannya agar memanfaatkan pekarangan untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga, antara lain pada Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Oktober 2010, kemudian pada acara Gerakan Nasional Pencanangan Anomali Iklim di Sidoarjo, 14 Januari 2011, dan Pencanangan Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan di Pontianak. Pencanangan Gerakan Rumah Pangan Lestari secara nasional oleh Presiden dilaksanakan saat berkunjung ke Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) Kayen, kabupaten Pacitan. Arahan Presiden tersebut ditindaklanjuti oleh Kementan dan memberikan arahan kepada Badan Litbang Pertanian untuk membuat suatu percontohan pemanfaatan lahan pekarangan. Kemudian dirancang suatu model yang

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

1

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari

keseluruhan luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial

penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Lahan pekarangan tersebut sebagian besar masih belum dimanfaatkan sebagai

areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan.

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Litbang Pertanian, perhatian petani atau

warga masyarakat terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih

terbatas, sehingga pemanfaatan dan pengembangan berbagai inovasi yang terkait

dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang

diharapkan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan,

tanaman pangan, tanaman hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, selain dapat

memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak sumber

penghasilan rumah tangga, apabila dirancang dan direncanakan dengan baik.

Badan Litbang Pertanian melalui UK/UPT siap mendukung upaya optimalisasi

pemanfaatan lahan pekarangan melalui dukungan inovasi teknologi dan

bimbingan teknis.

Presiden RI berturut-turut menyampaikan arahannya agar memanfaatkan

pekarangan untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga, antara lain

pada Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Oktober 2010, kemudian pada acara

Gerakan Nasional Pencanangan Anomali Iklim di Sidoarjo, 14 Januari 2011, dan

Pencanangan Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan di Pontianak.

Pencanangan Gerakan Rumah Pangan Lestari secara nasional oleh Presiden

dilaksanakan saat berkunjung ke Model Kawasan Rumah Pangan Lestari

(MKRPL) Kayen, kabupaten Pacitan.

Arahan Presiden tersebut ditindaklanjuti oleh Kementan dan memberikan

arahan kepada Badan Litbang Pertanian untuk membuat suatu percontohan

pemanfaatan lahan pekarangan. Kemudian dirancang suatu model yang

Page 2: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

2

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

selanjutnya dikenal dengan “Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” (MKRPL).

Model ini kemudian menjadi program nasional yaitu KRPL, adalah kawasan

desa/kampung/RW/RT yang di dalamnya terdapat Rumah Pangan Lestari (RPL),

yaitu rumah yang menerapkan pemanfaatan pekarangan secara intensif dan

ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga,

sehingga menghemat pengeluaran, serta pada akhirnya akan meningkatkan

kesejahteraannya. Pemanfaatan pekarangan tersebut juga dirancang untuk

meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber pangan lokal dengan prinsip gizi

seimbang yang diharapkan berdampak menurunkan konsumsi beras. Melalui

penanaman dan pengelolaan sumber pangan lokal tersebut, maka petani dan

masyarakat telah melakukan pelestarian tanaman pangan yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan masa depan. Siklus penanaman, pemeliharaan,

panen dan konsumsi dalam rancangan pemanfaatan pekarangan harus

berlangsung tanpa putus, sehingga memerlukan dukungan kebun benih/bibit yang

mampu memenuhi kebutuhan. Dengan demikian, terciptalah Rumah Pangan

Lestari yang akan mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga, melakukan

upaya diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, sekaligus pelestarian

sumber daya genetik pangan untuk masa depan dan tercapai pula upaya

peningkatan kesejahteraan.

Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) bekerja sama dengan

Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam program Indonesia Sehat antara lain

mengadopsi RPL untuk aktivitas berbasis alam bagi para pengelola, warga pasca

rehab BNN, dan masyarakat sekitar BNN. Kegiatan menanam dengan konsep

RPL diharapkan dapat menjadi bagian dari terapi, seperti disampaikan oleh

Hidayati (2012), bertanam dapat menyehatkan/menenteramkan jiwa. Mengikuti

proses tumbuh kembang tanaman dapat memberikan hiburan dan sikap optimis.

Selanjutnya, memelihara tanaman juga dapat mengurangi stres dan memberikan

kesehatan karena menghirup oksigen yang dihasilkan tanaman.

Dalam upaya mendiseminasikan KRPL, Badan Litbang Pertanian memberikan

pelatihanbagi pengelola dan warga pasca rehab serta masyarakat sekitar Unit

Rehabilitasi dan Terapi BNN tentang kawasan rumah pangan lestari, sekaligus

menampilkan demplot rumah pangan lestaridan mengembangkan satu MKRPL di

Badokka, Makassar.

Page 3: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

3

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Tujuan

1. Melaksanakan Model-KRPL di Badokka, kelurahan Pai, kecamatan

Biringkanaya, Makassar, untuk meningkatkan keterampilan keluarga dan

masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman

pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga) serta

pemeliharaan ternak dan ikan.

2. Memberikan pelatihan kepada pengelola dan warga pasca rehab serta

pembelajaran melalui display RPL di Unit Rehabilitasi BNN, Badokka,

Makassar.

3. Menyebarluaskan perspektif baru tentang potensi lahan

pekarangan/halaman dan ruang terbuka sekitar rumah sebagai alternative

sumber pangan keluarga sebagai antisipasi terhadap ancaman krisis pangan

dan perubahan iklim.

Luaran

1. Model KRPL Badokka terwujud dengan partisipan 50 KK dusun Badokka,

kelurahan Pai, kecamatan Biringkanaya, Makassar.

2. Display RPL di Unit Rehabilitasi BNN Badokka sebagai peragaan saat

peresmian dan tempat belajar bagi pengelola dan warga binaan/pasca rehab

3. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan pekarangan

sebagai alternatif sumber gizi keluarga.

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terselenggaranya

pembelajaran dan pengembangan Model KRPL dalam rangka peningkatan

kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam

memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan

masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Page 4: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

4

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Berkembangnya berbagai inovasi hasil Badan Litbang Pertanian dalam upaya

peningkatan produktivitas dan kontribusinya terhadap peningkatan ketahanan

pangan, melalui percontohan KRPL di Badokka, Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Berkembangnya apresiasi terhadap pemanfaatan pekarangan sebagai

alternatif terapi yang mampu memberikan sikap positif bagi warga pasca

rehab sekaligus pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan

berkelanjutan.

Page 5: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

5

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

II. PROSEDUR

1. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Badokka

Kegiatan ini dilaksanakan di Badokka, kelurahan Pai, kecamatan

Biringkanaya,kota Makassar, Sulawesi Selatan melibatkan 50 keluarga/rumah

tangga. Waktu kegiatan dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juli 2012,

dan jadwal terperinci dapat dilihat pada Bab III.

Tahapan kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Persiapan, meliputi pengumpulan informasi awal tentang potensi sumber

daya dan kelompok sasaran;

b. Koordinasidengan BPTP Sulawesi Selatan, dalam perencanaan kegiatan dan

pelaksanaan MKRPL;

c. Sosialisasi, dilakukan terhadap target sasaran di Baddoka, beserta Dinas dan

pemda setempat, untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan

membuat kesepakatan jadwal kegiatan.

d. Pelaksanaan kegiatan, yaitu pembentukan MKRPL di Badokka, kelurahan

Pai, kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kelompok sasaran dan

pendampingan teknologi oleh Peneliti/teknisi, Penyuluh dan Dinas terkait.

e. Monitoring dan Evaluasi, dilaksanakan secara partisipatif untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan kegiatan yang sedang dilakukan, dan menilai

apakah kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut sudah sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun.

f. Pelaporan, adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap kegiatan

yang telah dilaksanakan dan penggunaan anggaran kegiatan.

Page 6: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

6

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

2. Display RPL di Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Badokka dan pelatihan

bagi Pengelola dan Warga Pasca Rehab

Display Rumah Pangan Lestari (RPL) ditampilkan di halaman Unit Terapi dan

Rehabilitasi BNN Badokka, Makassar, Sulawesi Selatan, lokasi Acara Hari Anti

Narkoba Internasionalpada 26 Juni 2012.

Pada saat acara Hari Anti Narkoba Internasionaltersebut, berlangsung

kegiatan peresmian Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Baddoka, Makassar dan

teleconference dengan Unitra Lido. Display mengetengahkan halaman yang ditata

dilengkapi dengan pemanfaatan halamannya untuk sumber pangan keluarga

(tanaman dalam bedengan, vertikultur, pot, tanaman gantung, dan lainnya).

Pelatihan diberikan kepada pengelola kantor Unitra BNN dan warga pasca rehab

saat pembentukan RPL.

Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan, meliputi perencanaan jenis tanaman dan plotting di lokasi.

Penyiapan vertikultur dan tanaman lainnya;

b. Pelaksanaan: Penanaman dan penataandilaksanakan sejak 2 bulan sebelum

acara berlangsung, sekaligus dilakukan pelatihan;

c. Peninjauan: saat acara Hari Anti Narkoba Internasional, 26 Juni 2012.

d. Evaluasi: dilaksanakan setelah selesai kegiatan, apakah sesuai dengan

perencanaan dan luaran dapat terpenuhi.

e. Pelaporan: dibuat setelah selesai kegiatan.

Page 7: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

7

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Baddoka kelurahan Pai,

sebagai Percontohan Pertanian Perkotaan

Percontohan pertanian perkotaan telah dilaksanakan dengan penerapan

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) yang terletak di Jalan Batara

Bira, RT 05/RW06, kelurahan Pai, Kecamatan Biringkanaya, kotamadya

Makassar. Percontohan tersebut diberinama Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari Baddoka (MKRPL Baddoka). Kegiatan tersebut merupakan pemberdayaan

masyarakat yang sejakawal perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan

keberlanjutannya sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat.

MKRPL adalah percontohan suatu kawasan pemukiman dengan pemanfaatan

pekarangan yang intensif, ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan

kemandirian pangan, melakukan diversifikasi berbasis sumber daya lokal,

konservasi sumber daya genetic pangan (tanaman, ternak, ikan) mempertahankan

kelestarian melalui kebun bibit desa, menuju peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat.

Penerapan MKRPL di perkotaan bertujuan : (1) Memenuhi kebutuhan pangan

dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan

secara lestari; (2). Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam

pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan untuk budidaya tanaman pangan,

buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan,

pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos; (3)

Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan

pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan local untuk masa depan.

(4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu

meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang

bersih dan sehat secara mandiri.

Untuk mewujudkan MKRPL Baddoka, telah dilaksanakan beberapa kegiatan

secara partisipatif, koordinasi dengan pemerintah setempat dan berbagai pihak

yang dapat memberikan dukungan, pelaksanaan kegiatan, pelatihan-pelatihan

teknis, dan pengawalan untuk keberlanjutan program.

Page 8: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

8

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

1. Kondisi awal lokasi calon MKRPL Baddoka

Kondisi lingkungan perumahan penduduk di RT 05/RW06 Baddoka,

Kelurahan Pai adalah rumah permanen, terdapat tiga kelompok yaitu rumah tanpa

halaman atau hanya memiliki teras/pekarangan sempit, rumah dengan

pekarangan sedang, dan beberapa rumah memiliki halaman dan pekarangan

yang luas. Halaman atau pekarangan umumnya belum dimanfaatkan dengan baik,

sebagian masyarakat mengisi pekarangannya dengan tanaman hias baik dalam

pot maupun tanam langsung dipekarangan. Selain tanaman hias, beberapa rumah

juga dijumpai menanam tanaman obat dan rempah seperti sereh dapur, jahe,

kunyit dan lengkuas, demikian pula tanaman cabai rawit. Pada rumah yang

memiliki pekarangan luas, terdapat beberapa pohon buah-buahan seperti

mangga, jambu air, srikaya dan sirsak. Sedangkan ternak ayam masih dibiarkan

berkeliaran dan bertengger dipohon pada malam hari. Masyarakat lebih

memperhatikan tanaman hias disbanding tanaman lainnya seperti terekam dalam

foto pada Gambar 1. Lingkungan di sekitar perumahan penduduk di RT 05/RW 06

ini belum tertata rapi. Mata pencarian warga sebagian besar adalah pegawai

negeri.Kawasan perumahan RT 05/RW 06 Baddoka, kelurahan Pai terletak

berseberangan dengan kantor BNN Baddoka.

Page 9: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

9

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 1. Kondisi rumahdan halaman/pekarangan warga RT 05/RW 06 Kelurahan Pai pada

awal April 2012

Page 10: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

10

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

2. Sosialisasi dan Koordinasi

Berawal dari permintaan Deputi BNN melalui Ir. Andi Sololipu sebagai

konsultan agar halaman BNN dan kawasan perumahan di sekitar kantor BNN

ditata dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari, maka Kementerian

Pertanian melalui BPTP Sulsel sebagai Unit Kerja Badan Litbang Pertanian yang

ada di daerah ditunjuk untuk melakukan sosialisasi MKRPL kepada masyarakat

yaitu minggu kedua bulan Maret. Lokasi tersebut mendapat kunjungan ibu-ibu

SIKIB pada tanggal 4 April 2012. BPTP melakukan survei lokasi dan sosialisasi

MKRPL di RT 05/RW 06 yang difasilitasi oleh ketua RW 06 kelurahan Pai.

Sebagai tindak lanjutnya dibentuk Kebun Bibit Desa (KBD), yang selanjutnya

dipertahankan sebagai sumber bibit bagi 50 KK masyarakat anggota KRPL

Baddoka.

Untuk memantapkan persiapan rencana kunjungan Bapak Presiden dan ibu

Negara dalam rangka Peresmian di Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Badokka,

Makassar pada acara Hari Anti Narkoba Internasional tepatnya tanggal 26 Juni

2012, sekali lagi dilakukan sosialisasi program dan perencanaan partisipatif

bertempat di salah satu ruangan BNN yang dihadiri oleh masyarakat RW 06

kelurahan Pai,pihak Kelurahan dan Ibu-IbuPKK kecamatan Biringkanaya dan

Camat dan Ketua Penggerak PKK kecamatan Biringkanaya, dan staf/pengelola

BNN Unitra Baddoka pada tanggal 30 Mei 2012 (Gambar 2).

Page 11: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

11

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 2. Sosialisasi dan perencanaan partisipatif pertama berlangsung pada

bulan Maret 2012, bertempat di rumah Bp. Iwan Ketua RW 06 dan sosialisasi kedua berlangsung 30 Mei 2012 di Kantor BNN Unitra Baddoka.

Page 12: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

12

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Kegiatan sosialisasi pertama dihadiri sekitar 40 orang terutama kaum ibu

calon peserta KRPL RT05/RW06 kelurahan Pai dan Tim BPTP Sulsel.

Selanjutnya sosialisasi kedua dihadiri sekitar 60 orang terdiri dari Tim BPTP

Sulsel, Camat Biringkanaya, Lurah Pai dan limaLurah sekecamatan Biringkanaya,

penyuluh, petugas dinas setempat, dan para dokter/perawat staf BNN serta

masyarakat RW 06 kelurahan Pai (Gambar 2).Masyarakat antusias dan

menyambut baik rencana program tersebut.

Sebagai tindak lanjut setelah sosialisasi, masyarakat peserta MKRPL

dipandu oleh Tim dari BPTP Sulsel, para Lurah, Camat dan Ketua Penggerak

PKK berkumpul mengisi polybag untuk ditanami berbagai jenis sayuran untuk

ditata dihalaman/pekarangan rumah masing-masing (Gambar 3). Beberapa jenis

sayuran, terutama yang berumur panjang (> 3 bulan) seperti cabai besar, cabai

rawit, tomat, dan terong diberikan kepada masyarakat dalam bentuk bibit siap

tanam yang sebelumnya disemai/dibibitkan di halaman kantor BPTP Sulsel,

sedangkan jenis sayuran daun seperti Caisim, kangkung, bayam, kacang panjang,

paria, dan timun yang tidak perlu melalui pesemaian dibagikan kepada

masyarakat dalam bentuk benih.

Selanjutnya, kegiatan fisik penyiapan media tanam dan penataan

pekarangan dimulai pada 1 Juni 2012, sedangkan pembuatan rak vertikultur telah

dilakukan lebih awal, demikian pula penataan ulang/pembuatan KBD dimulai pada

17 Mei 2012, rekaman foto pada Gambar 4.

Gambar 3. Para staf kelurahan sekecamatan Pai membantu memandu

masyarakat mengisi polybag dengan media tanam.

Page 13: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

13

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 4. Penyiapan rak vertikultur, rumah bibit, dan bibit sayuran siap tanam

Page 14: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

14

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

3. MKRPL BaddokasebagaiPercontohanPertanianPerkotaan

3.a. Penerapan di rumah warga

Dalam menerapkan RPL, rumah para peserta dikelompokkan menjadi dua, yaitu

RPL tanpa halaman sampai pekarangan sempit dan RPL pekarangan sedang. Untuk RPL

pekarangan sempit dengan koordinator ibu Hartati, sesuai dengan Pedoman Umum

MKRPL telah menerapkan vertikultur (Rak wadah dari talang PVC) berisi tanaman

sayuran (caisim, kangkung, bayam, bawang daun), tanaman sayuran dalam polybag dan

wadah bekas (cabai rawit, cabai besar, terong, tomat, paria, kemangi, dll.), pot/polybag

berisi TOGA (jahe, binahong). RPL pekarangan sedang (120-400 m2) selain dengan

wadah pot/polybag, dan vertikultur, juga menanam dalam bedengan (sayuran mentimun,

kacang panjang, terong, paria, bayam, kangkung, dan TOGA).

Untuk menerapkan MKRPL, secara partisipatif warga diajak mengenali

potensi pertanian setempat, sementara para fasilitator mengidentifikasi kondisi

biofisik dan sosial budaya masyarakat. Dalam rancangan MKRPL, komoditas yang

dipilih adalah yang memiliki manfaat bagi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.

Warga partisipan selain mendapat bimbingan dan pelatihan, juga mendapat benih,

bibit, pupuk, wadah vertikultur, polibag dan bahan pembantu lainnya untuk

penerapan RPL.

Jenis sayuran yang paling diminati peserta adalah sayuran daun seperti

bayam, kangkung dan caisim karena jenis sayuran ini mudah dibudidayakan dan

umur petik cepat hanya 3-4 minggu setelah tanam. Selain itu, cabai rawit juga

sangat diminati karena fungsi jenis sayuran satu ini sebagai penambah selera

makan, sehingga dikonsumsi setiap hari dan harga di pasar relatif tinggi. Namun

masyarakat yang memiliki pekarangan sedang, juga tetap menanam jenis sayuran

lain seperti terong, tomat, paria dan mentimun. Rekaman foto pada Gambar 5a,

5b, 5c.

Page 15: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

15

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 5a. Penempatan rak vertikultur dan tanaman pot/polybag pada halaman

sempit/tanpa pekarangan.

Page 16: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

16

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 5b. Penempatan rak vertikultur dan tanaman pot/polybag pada

halaman sempit/tanpa pekarangan.

Page 17: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

17

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 5c. Penempatan rak vertikultur dan tanaman pot/polybag serta penataan

tanaman dibedengan pada halaman dengan luas sedang.

Page 18: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

18

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Warga partisipan sudah mulai merasakan manfaat MKRPL karena sayuran

dihalaman mereka sudah mulai berproduksi.Saat ini warga sudah mulai

mencari/membeli sendiri bibit tanaman.

3.b. KebunBibitDesa (KBD) sebagaiJantung MKRPL

KBD Baddoka berada di bagian belakang pekarangan Bpk. Bunging seluas

50 m2, memiliki pembibitan berbagai jenis sayuran, percontohan kolam ikan, dan

kebun kelompok. Kebun kelompok berisi percontohan budidaya sayuran dalam

bedengan, pot, polybag dan tanaman obat keluarga (jahe, tagetes, binahong,

kunyit, dll.). Kebun kelompok berfungsi sebagai tempat belajar anggota kelompok

dan masyarakat yang berkunjung. Pelatihan tentang pembibitan dan budidaya

sayuran berlangsung di KBD. Disamping itu, juga terdapat kolam ikan sebagai

percontohan pemeliharaan/budidaya ikan Nila, diharapkan bagi masyarakat yang

memiliki lahan dengan luasan sedang/luas dapat mencontoh pembuatan kolam

tersebut (Gambar 6 dan 7).

Page 19: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

19

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 6. Suasana pelatihan budidaya sayuran dan TOGA. Peserta langsung

melakukan persemaian berbagai jenis (caisim, pakcoy, cabai rawit, tomat, terong) dan menanam kangkung, bayam, cabai besar, cabai rawit, kacang panjang, dan tomat.

Page 20: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

20

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 7. Kondisi KBD yang sudah dipenuhi berbagai jenis sayuran bedengan,

TOGA, maupun pot/polybag.

Page 21: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

21

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Salah satu hambatan yang dihadapi warga dalam pengelolaan KBD adalah

sumber air untuk penyiraman sangat terbatas, terutama saat memasuki musim

kemarau. Hal ini harus diatasi dengan mencari sumber air yang bisa memenuhi

kebutuhan tanaman.

3.c. Display RPL di BNN Baddoka

Display RPL di Unit Rehabilitasi BNNBaddoka, Makassarberfungsi sebagai

tempat pelatihan/pembelajaranbagi pengelola dan warga pasca rehab. Pelatihan

budidaya tanaman sayuran, tanaman pangan, dan TOGA dilakukan dengan

praktik langsung mulai dari pesemaian, penanaman, sampai kepada pemeliharaan

(penyiraman, pengendalian hama lalat buah dengan pembungkusan, penyulaman

tanaman yang mati, dll).

Penataan halaman kantor BNN dengan konsep RPL telah diwujudkan

seperti terekam pada gambar 8, 9, 10 dan 11. Halaman tersebut telah lengkap

dengan percontohan veltikultur aneka sayuran dan TOGA, sayuran dalam pot,

sayuran dalam bedengan dan kolam lele.

Gambar 8. Pembibitan yang dilakukan dihalaman kantor BPTP Sulsel (kiri) dan seorang staf BNN belajar melakukan pembibitan berbagai jenis sayuran (kanan).

Page 22: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

22

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 9. Pembentukan bedengan bertingkat yang akan ditanami berbagai jenis sayuran daun (kiri) dan penanaman sayuran kangkung, bayam dan caisim (kanan)

Gambar 10. Tampilan tanaman vertikultur (kiri) dan Tanaman dalam pot (kanan)

Gambar 11. Tampilan display kolam ikan lele (kiri) dan tanaman sayuran dalam bedengan (kanan)

Page 23: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

23

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Warga pasca rehab nampak menikmati suasana hijau di sekitar tanaman,

bahkan ada yang mau menanam dan ikut memelihara tanaman seperti yang

terekam pada Gambar 12. Berarti kegiatan ini sesuai dengan apa yang

diharapkan yakni kegiatan menanam dengan konsep RPL dapat menjadi bagian

dari terapi, seperti disebut dalam QS 2:22 dan QS 80:24-32. Menurut Hidayati

(2012), bertanam menyehatkan/menenteramkan jiwa, mengikuti proses tumbuh

kembang tanaman dapat memberikan hiburan dan sikap optimis. Demikian pula

para pengelola (dokter dan perawat) yang bertugas, sangat antusias membantu

memelihara tanaman (Gambar 13).

Gambar 12. Seorang residen belajar menanam cabai (kiri) dan sedang memelihara tanaman caisim (kanan)

Gambar 13. Salah seorang dokter BNN sedang menanam tomat (kiri) dan seorang perawat sedang melakukan penyiraman tanaman sayuran

Page 24: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

24

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Para pengunjung terutama dari kalangan ABRI yang bertugas dalam

pengamanan acara,sangat respon terhadap model percontohan budidaya

tanaman sayuran yang dilakukan di BNN ini. Bapak Panglima Kodam saat

mengevaluasi persiapan pengamanan Acara yang akan berlangsung pada

tanggal 26 Juni 2012 menginstruksikan agar pemeliharaan ikan lele dumbo

dikolam disosialisasikan secara luas. Beliau mengetengahkan nilai gizi yang

terkandung dalam ikan lele sehingga baik untuk dikonsumsi secara rutin,

terutama bagi orang yang berusia di atas 40 tahun.

Gambar 14. Peninjauan display tanaman sayuran dan kolam ikan yang akan dikunjungi bpk Wakil Presiden beserta rombongan oleh Kepala BNN dan Deputi Rehabilitasi BNN.

Page 25: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

25

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Saat Acara Puncak peresmian BNN Unit Terapi dan Rehabilitasi Baddoka,

Makassar yang berlangsung pada Hari Anti NarkobaInternasional, tgl 26 Juni

2012, bapak Wakil Presiden dan ibu Herawati Boediono, Menteri Pertanian dan

Ibu Meike Suswono, beserta 7 Ketua Organisasi Perempuan, serta Gubernur

Sulawesi Selatan mengunjungi area display RPL BNN.Ketika memasuki area

display RPL, Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono mendapat penjelasan

dari Kepala BPTP Sulsel Dr. Ir. Fadry Djufry, M.Si. tentang MKRPL terutama

tujuan display RPL di BNN Baddoka (Gambar 15).

Dalam kunjungan ke display RPL tersebut, Ibu Herawati Boediono

melakukan kegiatan panen sayuran yaitu Caisim, kangkung dan bayam (Gambar

16).

Gambar 15. Kepala BPTP SulSel Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si. memberi penjelasan mengenai manfaat MKRPL di hadapan Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono, Mentan, Gubernur SulSel, dan Kepala BNN.

Page 26: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

26

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Gambar 16. Ibu Herawati Boediono didampingi ibu Meike Suswono dan ibu Ratna Djoko Suyanto panen sayuran kangkung pada display KRPL BNN Baddoka.

3.d. Keberlanjutan MKRPL Badokka dan Pengelolaan Display RPL di BNN

Badokka, Makassar

Keberlanjutan merupakan bagian penting dari MKRPL. Persiapan agar

kawasan yang terdiri dari sekitar 50 RPL tersebut tetap mampu memprtahankan

diri telah dilakukan melalui unit KBD dan pendampingan oleh BPTP Sulsel.

Pendampingan tersebut antara lain melalui pelatihan tambahan dalam mengelola

tanaman di pekarangan, perbenihan sayuran, dan pengolahan/pemanfaatan hasil.

BPTP Sulsel telah merencanakan pendampingan untuk MKRPL Badokka dan

display RPL di BNN Badokka Makassar, sebagai berikut:

Pendampingan MKRPL Badokka

KBD merupakan hal penting bagi keberlanjutan MKRPL, karena dari KBD

akan mensuplai benih bagi warga masyarakat peserta RPL maupun masyarakat

umum di sekitarnya yang ingin menerapkan RPL. Untuk itu, langkah awal yang

dilakukan BPTP Sulsel adalah membenahi KBD, antara lain jaminan suplai air

untuk penyiraman. KBD diputuskan dipindahkan ke pekarangan di belakang

rumah Ketua RT yang memiliki sumber air dan dapat digunakan oleh warga.

Page 27: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

27

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Sementara waktu KBD belum menghasilkan benih, dan terus dalam

pendampingan menghasilkan benih sendiri, maka untuk keperluan penggantian

tanaman di RPL, suplai benih berasal dari BPTP Sulsel. Kondisi saat ini sedang

melakukan penataan di KBD baru, sementara RPL di rumah warga mengalami

kekurangan air. Untuk warga yang masih memiliki air untuk menyiram saja yang

bisa mempertahankan tanamannya.

Direncanakan setelah KBD baru terwujud dan memproduksi benih tanaman

sayuran, bersamaan dengan berakhirnya musim kemarau yang sangat kering,

RPL di rumah warga dapat diaktifkan kembali. Beberapa rencana tindak lanjut

adalah: a). Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani, b). Pelatihan pembuatan

kompos dari limbah organik rumah tangga, c). Sosialisasi pemanfaatan kembali

kelor sebagai sayuran nutrisi tinggi, dan sosialisasi manfaat konsumsi sayuran

dan buah untuk menjaga kesehatan, d). Sosialisasi diversifikasi pangan, e).

Pendampingan kelembagaan KRPL.

Pendampingan display RPL di BNN Badokka

Display RPL di halaman kantor BNN bertujuan untuk pembelajaran dan

bagian dari terapi bagi para residen dan warga pasca rehab. Juga diharapkan

hasil panen dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan

sayuran bagi staf BNN, para staf keamanan dan lainnya. Sampai saat ini,

konsumsi bagi residen dan para tenaga medis sudah ditangani katering, sehingga

tidak ada pemenfaatan hasil panen RPL. Untuk itu pada saat acara Hari Anti

Narkotika Internasional hasil RPL di kantor BNN dimanfaatkan oleh staf yang

tinggal di luar kompleks dan warga sekitarnya.

Pendampingan yang dilakukan saat ini sampai bulan Oktober 2012 adalah

menanam kembali sayuran di lokasi peragaan RPL secara bersama oleh pihak

BNN dan bimbingan dua teknisi dari BPTP Sulsel yang datang seminggu sekali.

Pendampingan ini dilaksanakan sampai para petugas di BNN menguasai

budidaya tanaman dan perbenihannya. Suplai benih juga masih dilakukan oleh

BPTP. Selanjutnya BPTP Sulsel berperan sebagai nara sumber sesuai

kebutuhan.

Page 28: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

28

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

IV. PENUTUP

Kegiatan Pertanian Perkotaan mendukung Indonesia Sehat tahun 2012

telah dilaksananakan di Baddoka Kelurahan Pai, kecamatan Biringkanaya, Kodya

Makassar. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi (1) Percontohan Pertanian

Perkotaan melalui Penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari diikuti oleh

50 KK warga RT 05/RW 06; dan (2) Display RPL untuk pembelajaran bagi

pengelola dan warga pasca rehab di Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Baddoka.

Percontohan Pertanian Perkotaan melalui Penerapan Model Kawasan

Rumah Pangan Lestari Baddoka Kelurahan Pai (MKRPL Baddoka) merupakan

kegiatan pemberdayaan masyarakat RT 05/RW 06, untuk mengenali potensi

pekarangan dan wilayahnya serta mengembangkannya menjadi suatu kawasan

dengan rumah tangga yang mampu memenuhi sebagian kebutuhan pangandan

gizi keluarga dan meningkatkan pendapatannya melalui pengelolaan pekarangan

yang intensif dan terencana.

Meskipun pada awalnya sebagian masyarakat kurang menunjukkan

partisipasi terhadap MKRPL ini, namun setelah mereka memetik hasil sayuran di

pekarangan mereka sendiri, mereka merespon positif program MKRPL. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya kemauan mereka terus menanam dengan meminta

benih/bibit sayuran dari BPTP, bahkan sudah ada yang mulai mencari sendiri

bahan tanaman.

Displai RPL di BNN Baddoka selain menjadi sarana pembelajaran dan

bagian terapi bagi warga pasca rehab, juga menjadi model percontohan pertanian

perkotaan dengan penataan dan pemanfaatan halaman untuk sumber pangan

keluarga (tanaman dalam bedengan, vertikultur, pot, tanaman gantung, dan

lainnya), dan sumber protein keluarga (kolam ikan). Display dikunjungi oleh Wakil

Presiden dan Ibu Herawati Boediono beserta rombongan 7 organisasi perempuan,

Menteri Pertanian dan seluruh undangan acara peresmian Gedung BNN Unitra

Baddoka pada Hari Anti Narkoba Internasional, tanggal 26 Juni 2012. Ibu

Herawati Boediono dan para pengunjung sangat antusias melihat tampilan display

rumah pekarangan pangan. Beberapa respon pengunjung langsung konsultasi

dan ingin mengadakan pelatihan untuk lingkungannya, baik pada saat acara

puncak maupun pengunjung pada hari-hari sebelumnya.

Page 29: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

29

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan MKRPL Baddoka dan Display RPL

di BNN, maka BPTP melakukan pendampingan pada KBD dan pelatihan –

pelatihan mendukung pemanfaatan pekarangan

Page 30: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

30

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

DAFTAR BACAAN

Anonymous. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011.

Page 31: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

31

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

LAMPIRAN: 1 Daftar Nama Keluarga dalam MKRPL Badokka Nama-nama anggota Kelompok Wanita Tani Bunga Baddoka

No. No. Nama Peserta Skala pekarangan Keterangan

1. 7 Nuraeni/ Rani Sempit Ada kebun ditanami

2. 10 Hasdiniati Sempit

3. 8 Sumarni Sempit

4. 11 Hasni/Saeni Sedang

5. 17 Hasnah/Samsul Sempit

6. 14 Hasni/Taking Sedang

7. 28 Dg. Saido Sempit

8. 38 Hasniar/Mansyur Sempit Ada kebun

9. 13 Ny. Rauf Sempit

10. 39 Juma Sempit

11. 48 Ny. Arifin Sempit

12. 9 Kasmawati Sempit

13. 18 Nurmala Sempit

14. 26 Sitti Sedang

15. 31 Hapsani/Muddin Sedang

16. 27 Ny. Samaila Sedang

17. 36 Dg.Sunni Sempit

18. 29 Safia Sempit

19. 25 Ny. Hendra Sedang

20. 45 Suriati Sempit Ada kebun

21. 52 Andi Murdianti Sedang

22. 53 Darmina/Muhiddin Sempit

23. 5 Ny. Bunging Sedang

24. 51 Ny. Nawir Sedang

25. 41 Ny. Saminto Sedang

26. 4 Ny. Salam Sedang

27. 3 Hj. Dewi Sedang

28. 2. HJ. Syamsuddin Sedang

29. 33 Nurhayati Sedang

30. 20 Salma/Hamsa Sempit

31. 44 Ny. Rudi Sempit

32. 24 Andi Farida Sedang

33. 37 Dg. Salija Sedang

34. 15 Hasna S. Sedang

35. 55 Ny. Asis Sempit

36. 49 Ria Sempit

37. 34 Jusnawati Sempit

38. 1 Hj. Mardiani M. Sedang

39. 16 Darmina Sempit

40. 22 Bondeng Sempit

41. 21 Attaya Sedang

42. 54 Nursia Sempit Ada tanah kosong bisa ditanami

No. No. Nama Paeserta Skala Pekarangan Keterangan

43. 50 Salma Sempit

44. 35 Syamsia Sempit

Page 32: KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA

32

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

45. 32 Rosdiana Sempit

46. 43 Ny. Daud Sedang

47. 23 A. A.Ida Sempit

48. 19 Cica Sempit

49. 56 Sumiati Sempit

50. 40 Ny. Gatot Sempit

51. 6 Fatima Sedang

52. 30 Ny. Razak Sempit

53. 12 Ny. Baga Sempit

54. 46 Rifa Santi Sempit

55. 47 Jumaria Sedang