pendampingan kawasan rumah pangan...

49
KAWASA DI BALAI PENGKA BADAN PENEL LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN AN RUMAH PANGAN LES I PROVINSI BENGKULU SISWANI DWI DALIANI AJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LITIAN DAN PENGEMBANGAN PE 2015 No. Kode : STARI BENGKULU ERTANIAN

Upload: trantu

Post on 22-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGANKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

DI PROVINSI BENGKULU

SISWANI DWI DALIANI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2015

No. Kode :

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGANKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

DI PROVINSI BENGKULU

SISWANI DWI DALIANI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2015

No. Kode :

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGANKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

DI PROVINSI BENGKULU

SISWANI DWI DALIANI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2015

No. Kode :

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGANKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

DI PROVINSI BENGKULU

Siswani Dwi DalianiUmi Pudji Astuti

Wahyuni Amelia WulandariTaufik HidayatErpan Ramon

Robiyanto

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2015

ii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha

Esa, atas rahmat dan karunia-Nya Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pendampingan

Kawasan Rumah Pangan Lestari (P-KRPL) tahun 2015 dapat diselesaikan tepat

waktu. Kegiatan pendampingan bertujuan mewujudkan KRPL untuk memenuhi

kebutuhan, ketahanan, kemandirian pangan dan pendapatan keluarga dengan :

mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan untuk lestari; meningkatkan

kemampuan keluarga dalam pengelolaan pekarangan; mendampingi pengelolaan

KBD untuk kelestariannya, dan menumbuhkan kegiatan ekonomi produktif

keluarga dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan

lingkungan hijau bersih dan sehat secara mandiri.

Laporan akhir tahun ini berisi tentang progres pelaksanaan kegiatan

pendampingan kawasan rumah pangan lestari tahun 2015 di provinsi Bengkulu.

Pendampingan yang dilakukan adalah dalam bentuk pendampingan teknologi

melalui berbagai macam chanel diantaranya penyampaian media informasi dalam

bentuk leafleat, narasumber pelatihan, demonstrasi dan penguatan demplot.

Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran

melalui DIPA BPTP Bengkulu tahun 2015.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala BPTP Bengkulu atas

bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan kegiatan ini serta pihak-pihak yang

turut membantu mulai dari pelaksanaan hingga tersusunnya laporan ini dengan

baik. Semoga laporan tengah tahun ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, Desember 2015Penanggung Jawab Kegiatan

Ir.Siswani Dwi DalianiNIP. 19600730 198903 2 001

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. JudulRDHP : Pendampingan Kawasan Rumah PanganLestari di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian Km 6,5 Bengkulu 381194. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 20155. Status Penelitian (L/B) : (L) Lanjutan6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Ir. Siswani Dwi Dalianib. Pangkat / Golongan : Penata Tk. I/ IIIdc. Jabatan : Penyuluh Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu8. Agroekosistem : Lahan kering dataran rendahdan dataran

tinggi (pekarangan)9. Tahun Mulai : 201310. Tahun Selesai : 201511. Output Tahunan : 1. Meningkatnya produktivitas lahan dengan

pemanfaatn lahan pekarangan2. Meningkatnya kesejahteraan melalui

peningkatan pendapatan petani danmengurangi pengeluaran rumah tangga

3. Peningkatan gizi keluarga melaluipercepatan penganekaragaman konsumsipangan (pola pangan harapan)

12. Output Akhir : 1. Terdampinginya kawasan rumah panganlestari di provinsi Bengkulu melaluipenyebaran bahan informasi, penguatankebun bibit inti (KBI) untuk memproduksibenih unggul, penguatan kebun bibit desa(KBD), pelatihan dan menjadinarasumber.

2. Berkembangnya kawasan baru dalamupaya peningkatan produktifitas lahanpekarangan serta meningkatkankesejahteraan masyarakat dan terjadipeningkatan pola konsumsi pangankeluarga

iv

13. Biaya : Rp.155.050.000,-(Seratus lima puluh limajuta lima puluh ribu Rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Wahyu Wibawa, MP Ir. Siswani Dwi DalianiNIP.19690427 199803 1 001 NIP. 19600730 198903 2 001

Mengetahui:Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu

Dr. Ir. Abdul Basit, MS Dr.Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 19610929 198603 1 003 NIP.19590206 198603 1002

v

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR ................................................................................. iiLEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iiiDAFTAR ISI ........................................................................................... vDAFTAR TABEL....................................................................................... viDAFTAR GAMBAR ................................................................................... viiRINGKASAN ........................................................................................... viiiSUMMARY ............................................................................................. x

I. PENDAHULUAN ....................................................................... ........... 11.1. Latar Belakang ........................................................................... 31.2. Dasar Pertimbangan .................................................................. 31.3. Tujuan....................................................................................... 41.4. Keluaran yang Diharapkan .......................................................... 41.5. Perkiraan manfaat dan dampak.................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... ... 6

III. PROSEDUR ....................................................................... ............... 103.1. Pendekatan Konsep ................................................................... 103.2. Ruang Lingkup dan Tahapan Pendampingan ................................. 113.3. Sasaran Pendampingan ............................................................... 113.4. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan................................................. 113.5. Tahapan Pelaksanaan ................................................................. 113.6. Rancangan dan Metode Analisis ................................................... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 134.1. Koordinasi Internal dan antar institusi........................................... 134.2. Kebun Bibit Inti (KBI).................................................................. 144.3. Kebun Bibit Desa (KBD)............................................................... 154.4. Pendampingan Inovasi Teknologi ................................................. 174.5. Pendampingan kawasan yang dibangunpemerintah daerah

melalui APBN dan APBD.............................................................. 18

V. KESIMPULAN ..................................................................................... 26

KINERJA HASIL PENGKAJIAN................................................................... 27DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28ANALISIS RISIKO ................................................................................. 29JADWAL PELAKSANAAN .......................................................................... 30PEMBIAYAAN ....................................................................................... 31TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA ................................................... 33LAMPIRAN ............................................................................................ 34

vi

DAFTAR TABEL

Halaman1. Produksi benih unggul Kebun Bibit Inti (KBI) .............................................. 15

2. KBD yang ditumbuhkan sampai dengan tahun 2013 melalui kegiatan m-KRPL ......................................................................................................... 16

3. KBD yang masih eksis sampai dengan awal tahun 2015 dan perlu disuport ....................................................................................................... 16

4. Bahan informasi inovasi teknologi yang disebarkan dalam bentuk leaflet ...... 17

5. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2014 ........... 19

6. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2015 ........... 19

7. Karakteristik lokasi dan koopeartor KRPL di Provinsi Bengkulu ...................... 218. Data Base KRPL di Provinsi Bengkulu .......................................................... 229. Penghematan pengeluaran rumah tangga dan pendapatan tambahan

melalui KRPL komoditas sayuran di provinsi Bengkulu .................................. 23

10. Peningkatan pola pangan masyarakat di lokasi pendampingan KRPL ............ 25

11. Pola Pangan Harapan (PPH) yang ideal ....................................................... 26

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. K ondisi KBD yang masih eksis dan berlanjut .............................................. 342. Kondisi Pekarangan yang masih eksis dan berlanjut ............................. 353. Penyampaian inovasi teknologi melalui praktek dan menjadi

narasumber ................................................................................... 364. Kerjasama dengan KKP Bengkulu Selatan dalam pendampingan

KRP............................................................................................... 37

viii

RINGKASAN

1 Judul : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestaridi provinsi Bengkulu.

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu3 Lokasi : 10 Kabupaten dan Kota4 Agroekosistem : Lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi

(pekarangan)5 Status (L/B) : L (Lanjutan)6 Tujuan : 1. Meningkatkan produktivitas lahan dengan

pemanfaatan lahan pekarangan2. Meningkatkan kesejahteraan melalui

peningkatan pendapatan petani danmengurangi pengeluaran rumah tangga

3. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatanpenganekaragaman konsumsi pangan (polapangan harapan)

7 Keluaran : 4. Meningkatknya produktivitas lahan denganpemanfaatn lahan pekarangan

5. Meningkatnya kesejahteraan melaluipeningkatan pendapatan petani danmengurangi pengeluaran rumah tangga

6. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatanpenganekaragaman konsumsi pangan (polapangan harapan)

8 Prakiraan Manfaat : 1. Tumbuhnya tanaman yang subur di setiapkeluarga dan KBD.

2. Berkembangnya tanaman pekarangansebagai sumber pangan keluarga di setiapKabupaten dan Kota.

3. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga danpendapatan keluarga.

9 Prakiraan Dampak : 1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dankonsumsi sehat bagi masyarakat.

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran

dan buah-buahan di perdesaan danperkotaan.

11 Metodologi : Pendampingan program KRPL dilaksanakan di10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

Ruang lingkup kegiatan meliputi :a. Pendampingan teknologi oleh petugas

BPTP di setiap Kabupaten/Kota(penguatan KBD, pemilihan benih yangsesuai).

b. Gelar teknologi di KBD M-KRPL.c. Sosialisasi, apresiasi dan petalihan petani.d. Nara sumber dalam pelatihan penyuluh

pendamping.e. Penerbitan media cetak dan elektronik.

ix

f. Membangun display di BPTP sebagaiwahana praktek belajar-mengajar bagipetani, penyuluh dan stakeholders sebagaimitra kerja BPTP.

g. Pemberdayaan KBI sebagai sumber benihKBD.

h. Pengumpulan data dari petani pelaksanamelalui pre test dan post tes, pengisianquestioner tentang minat dan persepsipetani terhadap teknologi yangdidiseminasikan serta metodepenyebarannya.

Analisis data dilakukan dengan pembobotan,skala linkert.

12 Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun (2013 s/d 2015)13 Biaya : Rp. 155.050.000,00 (Seratus lima puluh lima

juta lima puluh ribu rupiah)

x

SUMMARY

1 Title : KRPL ‘s Assistance in Bengkulu province2 Unit of Work : AIAT (BPTP)Bengkulu3 Location : Bengkulu Province4 Agroecosystems : Soil dry lowlands and highlands (the yard)5 Status (C/N) : C (Continouse)6 Purposes : 1. To increase the productivity of land with land

uses yard2. Improving the welfare through increased

incomes and reduce house hold spending3. Improved nutrition through accelerated

diversification of food consumption (foodpatterns expectations)

7 Output : 1. The increasing of the productivity of landwith land uses yard

2. Improving the welfare through increasedincomes and reduce house hold spending

3. Improved nutrition through accelerateddiversification of food consumption (foodpatterns expectations)

8 Benefitsforecast : 1. The growth of lush plantsineachfamilyandKBD.

2. The development of plants as family foodsources in every districts and city.

3. The increasing of family consumption qualityand family income

9 Impact forec : 1. The creation of a green, clean environmentand healthy for consumption society

2. The improvement of public welfare3. The creation of vegetables and fruits nursery

businesses in rural and urban

10 Methodology : 1. Assist KRPL program the implemented in 10districts/city in Bengkulu Province.

2. The scope of activities includes:a. Technology assistance by officials of BPTP

in each district /city (KBD reinforcement,the selection of appropriate seed).

b. Technology degree in M-KRPL’s KBDc. Socialization, appreciation and farmers’

training.d. Resource persons in extensionist traininge. Publishing printed and electronic mediaf. Build a display in BPTP as a vehicle for

teaching and learning practices offarmers, extensionist, and stakeholders asBPTP partners.

g. KBI empowerment as a source of KBDseed.

h. Collecting data from farmers hrough pre-

xi

test and post-test, about the interest andperception of farmers to technologiesthat are disseminated and the method ofdissemination.

3. Data was analyzed by weighting, linkert scale.

11 Period : 3 (three) years (2013 up to 2015)

12 Proposed Budget : IDR. 155.050.000

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian

yang tertuang dalam Empat Sukses Kementerian Pertanian, salah satu

diantaranya mengenai Peningkatan Diversifikasi Pangan, yang merupakan salah

satu kontrak kerja antara Menteri Pertanian dengan Presiden Republik Indonesia

pada tahun 2009-2015, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman

pangan sesuai dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak

lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut kini menjadi

acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan

cepat melalui basis kearifan lokal serta kerja sama terintegerasi antara

pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.Di tingkat provinsi,

kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti melalui surat edaran atau Peraturan

Gubernur (Pergub), dan di tingkat kabupaten/kota ditindaklanjuti dengan surat

edaran atau Peraturan Bupati/Walikota (Perbup/Perwalikota).Gerakan P2KP

sangat jelas di lapangan, terutama pada tingkat provinsidan kabupaten/kota,

baik itu melalui integrasi berbagai kegiatan dalam mewujudkan pengembangan

ekonomi daerah, maupun dari segi pelaksanaan dan pembiayaannya. Selain itu,

Gubernur dan bupati/walikota sebagai integrator utama memiliki peranan penting

dalammengoordinasikan gerakan P2KP, khususnya terhadap Satuan

KerjaPerangkat Daerah (SKPD) sebagai agen pembawa perubahan (agent of

change).

Arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan

pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan kemandirian pangan

nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait denganhal ini, pemanfaatan

lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah

satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan.Pemanfaatan lahan

pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah dilakukan

2

masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga sekarang namun belum

dirancang dengan baik dan sistematis pengembangannya terutama dalam

menjaga kelestarian sumberdaya. Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk

melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui

diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan

untuk masa depan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya

menanam di lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Pada tahun 2011, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian

meluncurkan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL). Di provinsi

Bengkulu kegiatan ini diawali dengan pembentukan m-KRPL di Kabupaten

Bengkulu Tengah yaitu di desa Harapan Makmur. Sementara di Kota Bengkulu

dilaksanakan di RT 9 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu. Pemerintah provinsi

Bengkulu melalui Badan Ketahan Pangan Provinsi dan kabupaten/kota

mengimplementasikan arahan presiden tersebut dengan mencanangkan program

Pemanfaatan Pekarangan Terpadu di 10 kabupaten/kota se-provinsi Bengkulu.

Kegiatan ini pertama kali diresmikan pada tahun 2012 di desa Bukit Peninjauan I

kecamatan Sukaraja oleh Gubernur Bengkulu yang didampingi oleh Bupati

Kabupaten Seluma. Dan secara maraton terus dilakukan sampai ke 10

kabupaten/kota sampai dengan tahun 2014 yang ditandai dengan lounching

pasar KRPL di Desa Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dalam upaya mendukung program pemerintah provinsi tersebut, Badan

Litbang Pertanian melalui BPTP Bengkulu di tahun 2012 melakukan

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (P-KRPL). Pendampingan

merupakan salah satu bentuk implementasi dalam upaya menjaga keberlanjutan

program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis

Sumber Daya Lokal. Kegiatan pendampingan ini pertama kali dilakukan di

kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.

Pada tahun 2013, Program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: (1)

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3)

Sosialisasi dan Promosi P2KP. Tahun 2013, kegiatan sudah meluas ke 10

kabupaten/kota dan ditandai dengan telah dilounchingkannya kegiatan

pemanfaatan pekarangan terpadu oleh Gubenrnur Bengkulu dan Bupati masing-

masing kabupaten/kota.

3

Mengingat laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut

percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor

pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut dipanddang perlu dilakukannya

pendampingan berkelanjutan. Pendampingan merupakan salah satu aspek

penting dalam mensukseskan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat

diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran

yang telah ditetapkan secara berkesinambungan

1.2. Dasar Pertimbangan

Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL, selain

bertujuan untuk peningkatan pengetahuan teknis budidaya tanaman pekarangan juga

diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan pola

konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), serta peningkatan

ketrampilan dalam pengolahan pangan rumah tangga.

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan

wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.

Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan

keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta budidaya ternak dan ikan sebagai

tambahan untuk ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi

keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. Dengan

demikian akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang

diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan. Pendekatan

pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan

(sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit dan

mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local

wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga

Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KP di Bengkulu tahun 2014

telah dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota. Perkembangan KRPL yang telah

dibangun sebagian besar hanya berjalan 1 musim tanam, pada musim tanam

berikutnya sebagian besar kawasan tidak terbentuk lagi yang tersisa adalah

rumah tangga (RPL) yang merasakan manfaat dan mau melanjutkan

kegiatannya.

Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak

berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya

4

telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi

dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya

pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan

dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang

dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang

teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk

memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut

setiap hari dikonsumsi (Cabe), laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan

(Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll)

Tingkat adopsi teknologi pemanfataatan pekarangan di Provinsi Bengkulu

relatif masih rendah yang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan

pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan

pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan

perlu ditingkatkan.Melalui Pendampingan KRPL dalam bentuk kegiatan sosialisasi,

apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan

informasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani

serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu.

1.3. Tujuan

Secara umum pendampingan KRPL bertujuan untuk mendampingi

kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Secara

khusus tujuan pendampingan KRPL di tahun 2015 adalah :

1. Meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfatan lahan pekarangan

2. Meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan

mengurangi pengeluaran rumah tangga

3. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

(pola pangan harapan)

1.4. Keluaran yang Diharapkan

Secara umum keluaran yang diharapkan adalah terdampinginya Kegiatan

KRPL di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten /kota di Provinsi Bengkulu. Keluaran

khusus yang diharapkan pada tahun 2015 adalah:

5

1. Meningkatnya produktivitas lahan dengan pemanfaatan lahan pekarangan

2. Meningkatnya kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan

mengurangi pengeluaran rumah tangga

3. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

(pola pangan harapan)

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Manfaat

1. Tersedianya sumber pangan yang sehat dengan memanfaatkan pekarangan.

2. Berkembangnya KBD dengan pengelolaan yang mandiri serta terjaganya

kontinyuitas ketersediaan bibit.

3. Terbentuknya industri rumah tangga yang bergerak dibidang pengolahan

hasil pekarangan

4. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga dan pendapatan keluarga

Dampak

1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dan konsumsi yang sehat bagi

masyarakat

2. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran dan buah-buahan di

perdesaan dan perkotaan

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa

menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman

rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas,

ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain

dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga

dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Rumah Pangan Lestari merupakan rumah yang memanfaatkan pekarangan

secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana,

yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Penataan pekarangan

ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui

pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan

pemilihan komoditas.

Pengelompokan lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan

dan perdesaan,masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan

komoditas yang akan ditanam,besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara

menata tanaman, ternak, dan ikan.

a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1)

Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m2; (2) Perumahan Tipe 36,

luas lahan sekitar 72 m2; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m2; dan (4)

Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m2.

b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaandikelompkkan menjadi 4, yaitu (1)

pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (<120 m2), (3)

pekarangan sedang (120-400 m2), dan (4) pekarangan luas (>400 m2).

Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara

komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman

rempah dan obat, serta buah (pepaya, jeruk kalamansi,mangga Bengkulu, sirsak). Pada

pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak. Model Kawasan

Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang

telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar

hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka

hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus

7

menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial, dilengkapi

dengan kebun bibit.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan,

sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai.Demikian pula berbagai jenis tanaman

rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita

ini.Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi.Oleh

karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat

harus diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di

lingkungannya.Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh

keluarga.Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi

kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar

yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah

tangga di pedesaan maupun di perkotaan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi

yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi

tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor

sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani

diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta

keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

8

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami

proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest),

evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983).

Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan

diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku

menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh

kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan

Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan

berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum

diseminasi beserta beragam channelyang dapat digunakan dalam proses

distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

Masyarakat akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat

teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat

dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat.

Proses pembelajaran bagi masyarakat haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap,

sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra.

Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat,

karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk

mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan

9

pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan cara ini

diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang

peneliti dan penyuluh.

10

III. PROSEDUR

3.1. Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL

Ketahanan pangan menjadi isu global dan telah ditindaklanjuti oleh

presiden RI pada pada konfrensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan oktober

2010 di Jakarta dengan ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional

harus dimulai dari rumah tangga dengan pemanfaatan pekarangan. Hal ini telah

ditindaklanjuti kementerian pertanian dengan kegiatan m-KRPL dan dikabupaten

kota di provinsi Bengkulu melalui Badan ketahanan Pangan dengan pemanfaatan

pekarangan terpadu. Program ini sangat lambat terealisasi dan untuk

mempercepat proses diseminasi dianggap perlunya ada pendampingan dalam

bentuk sosialisasi, apresiasi, gelar teknologi serta pelatihan-pelatihan agar tejadi

akselerasi program tersebut sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.

Dengan adanya pendampingan ini diharapkan akan terbentuk kawasan-kawasan

RPL yang mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Gambar 2. Diagram Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL

Balitsa

Balitbuah

Balitkabi

BBP2TP

BPTPP2KP Prov, Kab

dan Kota

Pembinaan danPelatihan, penerapanTeknologi/demplot,

gelar teknologi/temulapang

Output

1. Meningkatnya pengetahuan,ketrampilan, dan minat petanipelaksana P2KP dalam pelaksanaanteknologi penanaman tanaman dipekarangan

2. Terdiseminasinya paket teknologipemanfaatan pekarangan melaluimedia komunikasi langsung (sosialisasi,gelar teknologi, dan pelatihan-pelatihan), dan komunikasi tidaklangsung (tercetak, elektronik) di 10kabupaten kota di provinsi Bengkulu

3. Rumusan metode penyabaran mediainformasi teknologi yang efektif

11

3.2. Ruang Lingkup Pendampingan

Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Kegiatan

dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Lingkup Kegiatan

Pendampingan KRPL tahun 2015 akan diprioritaskan pada :

a. Penyampaian materi melalui media tercetak (leaflet, buku petunjuk teknis).

b. Pelatihan teknis dan kelembagaan KBD bagi petani dan penyuluh pendamping.

c. Apresiasi/temu lapang: penjaringan umpan balik khususnya dari petani,penyuluh

pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

d. Melakukan penguatan kembali demplot (lokasi m-KRPL 2012 dan 2013) di Kabupaten

terpilih.

e. Implementasi display di BPTP sebagai wahana kunjungan tamu dan pembelajaran

bagi siswa, petani, penyuluh dan stakeholder lainnya.

f. Penguatan KBI untuk memenuhi benih KBD.

3.3. Sasaran Pendampingan

Sasaran Pendampingan KRPL adalah Kelompok P2KP, dan penyuluh pendamping di

10 Kabupaten dan Kota.

3.4. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah bahan berupa

operasionalisisasi kegiatan dalam bentuk ATK, dan bahan diseminasi berupa Brosur,

leafleat, bibit unggul tananaman pekarangan dan bahan untuk display KBD dan KBI.

3.5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.5.1 Persiapan

Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP

lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan

kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan

dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.

Koordinasi dengan stakeholder/instansi terkait di lokasi pendampingan

Menggali informasi yang menjadi pokok permasalahan dalam

Pendampingan sebelumnya

Mencari solusi dalam upaya penyelesaian permasalahan yang ada.

Pelaksanaan sosialisasi/apresiasi di 5 Kabupaten/Kota.

12

Implementasi inovasi teknologi dalam bentuk display, KBD, KBI dan

penyiapan bahan diseminasi dalam bentuk juknis, leaflet, brosur yang

dibutuhkan

Pelatihan-pelatihan

3.5.2 Pelaksanaan kegiatan

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di

BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan.

Dalam pertemuan ini akan dibahas tetang persiapan dan pelaksanaan sosialisasi,

apresiasi, pelatihan-pelatihan, gelar teknologi/temu lapang dan pelaporan.

Koordinasi ekstern dilakukan dengan stakeholder dan kooperator dalam

pelaksanaan kegiatan dan kemajuan perkembangan kegiatan.

Setelah dilakukan koordinasi intern dan ekstern, selanjutnya dilakukan

identifikasi kebutuhan pendampingan program KRPL. Setelah diketahui

kebutuhan pendampingan maka selanjutnya dibuat petunjuk teknis (juknis) dan

petunjuk pelaksanaan (juklak) dan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan kegiatan

berupa sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi sesuai

dengan yang dibutuhkan, disamping itu dilakukan pula kegiatan penyiapan bahan

penyuluhan berupa juklak/juknis leaflet, display lapangan, KBD dan KBI .

3.6. Rancangan dan Metode Analisis Data

Dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan diantaranya adalah untuk

meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfaatan lahan pekarangan,

meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan

mengurangi pengeluaran rumah tangga dan peningkatan gizi keluarga melalui

percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

dilakukan pengambilan data melalui quisioner before-after dan wawancara. Hasil

dianalisis secara deskriptif menggunakan T-test, peningkatan pendapatan diukur

dengan menggunakan analisa usaha tani RC ratio.

13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan implementasi KRPL di setiap provinsi menunjukkan

peningkatan, baik secara kuantitas yang direflikasikan dengan peningkatan

jumlah KRPL termasuk RPL, maupun peningkatan kualitas konsumsi masyarakat

yang ditunjukkan dengan perubahan pola konsumsi pangan keluarga dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan penghematan

biaya belanja rumah tangga

Kegiatan pendampingan kawasan rumah pangan lestari tahun 2015 di

provinsi Bengkulu diarahkan pada pendampingan teknologi tepat guna spesifik

lokasi. Pendampingan teknologi yang diberikan antara lain adalah dalam bentuk

bahan informasi, penguatan kebun bibit inti (KBI) untuk memproduksi benih

unggul, penguatan kebun bibit desa (KBD) sebagai demplot yang telah dibangun

melalui kegiatan m-KRPL yang masih eksist, pelatihan dan menjadi narasumber.

Pendampingan juga dilakukan terhadap reflikasi KRPL di tahun 2015 oleh Badan

Ketahanan Pangan (BKP) dan pemangku kepentingan (stakeholders) atau mitra

lainnya.

Adapun peran pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu dalam

pengembangan KRPL di provinsi Bengkulu meliputi :

1. Pelatihan teknologi

Peran BPTP Bengkulu adalah sebagai narasumber, baik dalam pertemuan dikelas

(pemaparan konsep dan penerapan KRPL) maupun praktek di lapangan atau

kunjungan (field trip) ke lokasi m-KRPL yang telah berhasil dan lestari

2. Penyiapan bahan/materi penyuluhan

Materi penyuluhan dapat berupa barang cetakan (buku petunjuk pelaksanaan atau

petunjuk teknis, folder, dsb), maupun berupa bahan tayang (CD/DVD, dsb).

3. Tatap muka di ruang/lapang

Tatap muka dilakukan dalam upaya untuk menggali informasi dan kebutuhan serta

kendala yang dihadapi berupa konsultasi ataupun advokasi.

4. Akses informasi teknologi

Memberikan informasi tentang jenis teknologi tepat guna spesifik lokasi, cara

penggunaannya, bagaimana mendapatkan (mengakses)nya dan sebagainya.

14

4.1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi internal telah dilaksanakan secara rutin dalam bentuk

pertemuan tim dalam rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan KRPL di

provinsi Bengkulu tahun 2015. Pertemuan dilaksanakan setiap bulan. Dalam

pertemuan ini dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat

serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan pendampingan

KRPL.

Koordinasi antar institusi di tingkat regional (stakeholders di provinsi dan

Kabupaten), khususnya ditingkat kabupaten dilaksanakan dalam bentuk

kunjungan dan pemaparan kegiatan kepada stakeholders (Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Bengkulu, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota, Balai

Penyluhan Pertanian). Koordinasi dengan institusi di tingkat provinsi dan

kabupaten, khususnya dengan pihak BKP provinsi maupun BKP, KKP dan BKP3

kabupaten/kota dilakukan dalam rangka terlaksananya kegiatan pengawalan dan

pendampingan yang telah ditumbuhkan ditahun sebelumnya dan yang akan

ditumbuhkan di tahun 2015.

Koordinasi di tingkat nasional telah dilakukan melalui workshop sinergi

KRPL dengan taman agroinovasi dan agroinovasi mart di BPTP Jawa Timur pada

tanggal 18 Maret sampai dengan 21 Maret 2015.

4.2. Kebun Bibit Inti (KBI)

Penguatan kebun bibit/benih induk (KBI) dilakukan dalam upaya untuk

membangun sistem delivery benih, yaitu suatu proses mengalirnya benih yang

berasal dari suatu unit sumber benih sampai ke tangan anggota KRPL untuk

selanjutnya dibudidayakan. Konsep ini seharusnya berjalan secara simultan dan

kontinyu sehingga pihak anggota KRPL tidak mengalami hambatan atau

keterlambatan baik terhadap jenis tanaman, jumlah dan waktu yang dibutuhkan.

Adapun aspek yang perlu diperhatikan agar delivery benih tersebut

berjalan simultan dan kontinyu adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan dan rotasi tanam

2. Memetakan jenis, jumlah dan waktu

3. Aspek komersial KBD

4. Nilai ekonomi, tingkat preferensi konsumen dan kesulitan budidaya

5. Tenaga pelaksana

15

Di tahun 2015, selain membangun display pekarangan dan penyedian

bibit siap tanam, kebun bibit inti (KBI) telah memproduksi benih pepaya

kalifornia, kacang panjang, pare, tomat, cabe dan ayam KUB. Produksi benih ini

bertujuan untuk menyediakan benih unggul spesifik lokasi yang akan disebarkan

ke KBD-KBD di daerah. Jumlah produksi benih sampai dengan bulan Juni 2015

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi benih unggul Kebun Bibit Inti (KBI)

No Nama Benih Jumlah (gr)1. Pepaya Kalifornia 4002. Kacang panjang 4003. Pare 1004. Tomat 805. Cabe 1006. Ayam KUB

Ketersedian lahan dan sarana produksi benih dalam upaya

memperbanyak dan memproduksi benih menjadi kendala utama di kebun

bibit/benih induk (KBI) BPTP Bengkulu, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan

benih/bibit yang dibutuhkan oleh KBD dan anggota KRPL harus menghubungi

UPBS Balit Komoditas dan alternatif lain mencari benih dari pihak swasta.

4.3. Penguatan Kebun Bibit Desa (KBD)

Kebun Bibit Desa (KBD) dibangun bertujuan untuk melayani kebutuhan

benih/bibit secara tepat varietas, mutu, jumlah dan waktu kepada Rumah Pangan Lestari

(RPL) dalam mengelola pekarangan.

Upaya untuk menjaga keberlangsungan kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu,

eksistensi KBD sangat dibutuhkan dalam menyediakan bibit bagi anggota. Oleh karena

itu, KBD-KBD yang telah dibangun BPTP Bengkulu melalui kegiatan m-KRPL sampai

dengan tahun 2013 harus tetap di suport secara njutan. Bentuk suport yang dapat

diberikan adalah dalam bentuk bantuan saprodi dan benih serta UHL bagi pengelola KBD.

Penguatan kelembagaan KBD dilakukan dalam upaya untuk menjaga

ketersediaan benih/bibit agara kawasan rumah pangan lestari tetap hijau dan

berkesinambungan serta untuk menjaga eksistensi fingsi dari KBD itu sendiri yakni fungsi

produksi dan distribusi, fungsi keberagaman, fungsi estetika, fungsi lingkungan, fungsi

pelayanan dan fungsi keberlanjutan.

16

Bantuan diberikan kepada pengelola KBD yang masih eksis dalam mengelola KBD

dan pekarangan nya. Hasil survey di awal tahun 2015 didapat beberapa KBD yang telah

dibangun mati suri dan musnah. Hanya sebagian kecil saja yang masih tetap eksis.

Tabel 2. KBD yang ditumbuhkan sampai dengan tahun 2013 melalui kegiatan m-KRPL

No Kabupaten/Kota Desa/ Kelurahan1 Kota Semarang, Lempuing, Sumber Jaya2 Seluma Sido Luhur, Sukaraja, Suka Maju3 Bengkulu Selatan Air Sulau RT 6, Air Sulau RT 8, Desa Batu Kuning4 Kaur Padang Panjang, Bandar5 Mukomuko Pondok Kandang, Tirta Mulya6 Bengkulu Utara Tebing Kaning, Tanjung Raman, Padang Jaya, Talang

Rendah7 Bengkulu Tengah Harapan Makmur, Sri Katon, Arga Indah II, Jaya

karta, Lagan8 Kepahiang Tebat Monok, Air Sempiang9 Rejang Lebong Air Bang, Air Meles Bawah10 Lebong Karang Dapo, Daneu

Hasil identifikasi dan survey lokasi untuk kegiatan pendampingan KRPL

diawal tahun 2015 yang telah dilakukan, dari 28 KBD yang telah ditumbuhkan

melalui kegiatan m-KRPL, hanya 9 KBD saja yang masih tetap eksis sampai

dengan awal tahun 2015. KBD tersebut disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. KBD yang masih eksis sampai dengan awal tahun 2015

No Nama KBD Lokasi Nama Pengelola1. KBD Tebat Monok Ds. Tebat Monok Kab. Kepahiang Rohijah2. KBD Jayakarta Ds. Jayakarta Kab. Bengkulu Tengah Joko3. KBD Sukaraja Ds. Sukaraja Kab. Seluma Elly4. KBD Suka Maju Ds. Suka Maju, Sukaraja Kab. Seluma Dewi5. KBD Lubuk Gilang Ds. Lubuk Gilang, Air Priukan Kab.

Seluma6. KBD Air Sulau Ds. Air Sulau Kab. Bengkulu Selatan Supini7. KBD Tebing Kaning Ds. Tebing Kaning Kab. Bengkulu

UtaraTukini

8. KBD Padang Jaya Ds. Padang Jaya Kab. BengkuluUtara

Muryono

9. KBD Tirta Mulya Ds. Tirta Mulya Kab. Muko-muko Subar

Pendampingan terhadap pengelola KBD juga dilakukan dalam upaya agar

pengelola memahami prinsip pengelolaan KBD baik dari aspek sosial yakni,

dibangun dari, oleh, dan untuk kepentingan masyarakat dalam kawasan

tertentusesuai dengan kesepakatankomunitas/kelompok serta dikelola secara

terorganisir dalam semangat kekeluargaan dengan mengedepankan musyawarah

17

mufakat. Aspek teknis dengan menerapkan teknologi terbaru yang efektif dan

efisien dengan bimbingan petugas serta memaksimalkan bahan baku lokal,

memperhatikan kelestarian lingkungan dengan semaksimal mungkin

menggunakan bahan baku ramah lingkungan. Aspek ekonomi agar supaya

pengelola KBD harus berorientasi bisnis dan menjadi sumber penghasil.

4.4. Implementasi Pendampingan Inovasi Teknologi

Pendampingan inovasi teknologi dilakukan melalui penyebaran media

informasi dalam bentuk folder, brosur, pelatihan dan menjadi narasumber. Bahan

informasi yang telah disebarkan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Bahan informasi inovasi teknologi yang disebarkan dalam bentuk leaflet

No Judul Jumlah (eks) Penerima1. Brosur teknologi pembuatan kompos 50 BPPK dan KWT2. Brosur budidaya tomat di pekarangan 50 BPPK dan KWT3. Folder budidaya tomat 120 BPPK dan KWT4. Folder budidaya bayam 120 BPPK dan KWT5. Folder budidaya kol bunga 1200 BPPK dan KWT6. Folder budadaya kangkung darat 120 BPPK dan KWT7. Folder budidaya cabe 120 BPPK dan KWT8. Folder pemeliharaan ternak kambing 120 BPPK dan KWT

Selain dalam bentuk penyebaran media informasi, pendampingan juga

dilakukan melalui pelatihan dan menjadi narasumber. Pelatihan dan narasumber

yang telah dilakukan dalam pendampingan KRPL tahun 2015 adalah sebanyak

lima kali diantaranya adalah di desa Air Periukan kabupaten Seluma, BKP

kabupaten Kaur, BKP Provinsi, desa Tebing Kaning kabupaten Bengkulu Utara

dan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkulu Selatan. Materi inovasi

teknologi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut diantaranya adalah :

1. Pengelolaan KBD dan pemeliharaan pekarangan

2. Penyiapan media semai dan media tanam

3. Pemeliharaan ayam (Kampung Unggul Balitbangtan) KUB

4. Pengendalian hama secara hayati

5. Demo pengolahan pangan lokal

Beberapa kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan BKP baik di

provinsi kabupaten/kota dan permintaan sebagai narasumber pada kegiatan

pelatihan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mulyo Asri desa Lubuk Gilang

kecamatan Air Periukan kabupaten Seluma. Materi yang disampaikan antara lain

18

adalah; Pengelolaan KBD, pemanfaatan lahan pekarangan dan budiadaya ayam

KUB. Kegiatan dilaksanakan di rumah ketua KWT Mulyo Asri pada tanggal 2

Maret 2015.

Bentuk kerjasama dengan BKP Provinsi menjadi narasumber dan memberi

pelatihan pengolahan pangan lokal pada kegiatan Apresiasi Pendamping dan

Evaluasi Pelaksanaan P2KP tahun 2015. Materi yang disampaikan antara lain

adalah teknologi budidaya ikan dan ternak, praktek pembuatan dan budidaya

tanaman vertiminaponik, pengolahan pascapanen hasil tanaman pekarangan

dengan berbagai jajanan (kudapan) seperti cake casablangka, pudding jagung,

cendol ganyong, kroket sukun, mash up cassava, dll. Kegiatan dilaksanakan pada

tanggal 27-28 Mei 2015 di kantor BKP Provinsi Bengkulu jalan Basuki Rahmat.

BKP kabupaten Kaur juga telah bekerjasama dengan BPTP Bengkulu

dalam pelatihan bagi petugas pendamping P2KP dengan materi yang

disampaikan antara lain adalah teknis pemeliharaan tanaman pekarangan dan

pengendalian hama secara hayati yang dilaksanakan di kabupaten Kaur pada

tanggal 23 April 2015.

4.5. Pendampingan kawasan yang dibangun pemerintah daerah melaluidana APBN dan APBD

Sejak tahun 2012, pemerintah provinsi Bengkulu melalui Badan

Ketahanan Pangan Provinsi, kabupaten/kota telah menumbuhkan kawasan

rumah pangan lestari yang disebut dengan istilah pemanfaatan pekarangan

terpadu. Kegiatan pemanfataan pekarangan terpadu ini merupakan adopsi dan

reflikasi dari model kawasan rumah pangan lestari (m-KRPL) yang diluncurkan

Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian sejak tahun 2011.

Penumbuhan kelompok pemanfataan pekarangan ini sudah tersebar di 10

kabupaten/kota di provinsi Bengkulu. Penumbuhan kawasan pada tahun 2014

dilakukan di 3 kabupaten dengan jumlah kaasan sebanyak 16 kawasan dan

dalam tahun 2015 masih dilakukan pendampingan.

19

Tabel 5. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2014

No Kabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan Nama Kelompok Nama Ketua

1. BengkuluSelatan

Air NipisSeginimBunga MasMannaKota MannaPino

MarasDurian SeginimTanjung AurJeranglah TinggGelumbangPadang Tambak

KWT Mekar SariKWT BersamaKWT RaflesiaKWT Mj.BersamaKWT SerasanKWT Anggrek

Nina HayatiRuniahYuhainiDarmiwatiSarmawatiYahini

2. Kepahiang Ujan Mas

Tebat karaiMerigiKabawetan

Meranti JayaAir HitamBandung JayaTaba SalingPulogetoTangsi Duren

Sepakat TerpaduMakmur JayaMekar JayaGetting MerahidinBugenvillSeroja

Tunis AsriHendayantiMurniDuriyatul ainiDailis SuryanPariyem

3. KotaBengkulu

SelebarKmp. Melayu

Singaran Pati

Pekan SabtuSumber JayaPadang SeraiDusun Besar

Usaha BersamaSumber BerkahSerumpunPinang Belarik

LaidarSusiadetiMisiyemRosna Sri N

Mengingat telah dirasakan manfaat yang sangat besar dari m-KRPL di

beberapa lokasi yang telah dibangun, maka pemerintah provinsi Bengkulu masih

terus mereflikasikan program pemanfaatan pekarangan tersebut melalui Badan

Ketahan Pangan Provinsi dan kabupaten/kota. Reflikasi dimaksudkan untuk

memperluas kawasan dan pengembangan kawasan yang telah terbentuk. Di

tahun 2015 dibangun 63 kawasan rumah pangan lestari baru yang tersebar luas

di 10 kabupaten/kota diprovinsi Bengkulu sebagai contoh untuk masyarakat yang

lebih luas agar dapat menjadi motivasi dan pembelajaran dalam pengelolaan

lingkungan yang sehat, bermanfaat dan lestari.

Tabel 6. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2015

No Kabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan Nama Kelompok Nama Ketua1. Kepahiang Ujan mas

Kepahiang

Tebat KaraiKabawetan

Suro BaliPungguk MerantiKel. SijantungBogor BaruPenanjung PanjgSukasari

Teratai BiruDahliaMelatiBerayakAnggrekAnugrah

Sri FujawatiEva SusantiNurbaitiIin SartaniNirmala SariTitinSuprianti

2. Mukomuko Lubuk PinangAir DikitTerasTerunjamPenarikSelagan RySungaiRumbai

Renah Karya

Sumber SariSerba Budi

Bumi MulyaMekar SariSumber Makmur

Nusa Indah

Az ZahraKusumaningati

Mekar JayaPadi SerumpunPuspa Melati

Neli Karma

Siti HajarSuyanti

MusiniYuliyatiSumiyati

V Koto Resno Melati Putih Marjulina

20

XIV KotoPenarikTeramangJayaTerasTerunjam

Tanjung MulyaMekar MulyaNelan Indah

Tunggal Jaya

Megatra MulyaCut MutiaBersaudara

Seruni

MuryantiSiti NurjanahRosmiati

Judikia

3. RejangLebong

Curup TimurCurup Selatan

Curup TengahSelupuRejang

Air Meles BawahPungguk LalangTempel Rejo

Batu Galing

Air Duku

AnggrekMekar SariKWT MawarKWT SetiaKWT Melati

KWT Sido Rukun

SuryaniYusnitaSumiatiNilawatiRini Suryani

Fitria S

4. Seluma Air Periukan Lubuk GilangDermayuPadang PelasanAir PeriukanKeban AgungPadang Pelawi

LG MandiriWanita RukunMekar JayaKembang SepakatAnggrekAsoka

RumuniArniRatna JuitaYeti MaryaniMaimunahErni Suarti

5. Lebong Topos

Bingin KuningLebongSelatan

Talang Baru 1Talang Baru 2P. Talang LeakTalang KerinciTuran TigingTik Jeniak

Harapan MajuRizkiSukses BersamaPelangiMatahariBerkah

Sri YuniahSiti KhadijahChairaniSaripaZalmiwatiLena

6. BengkuluTengah

Pd. KubangPd. KelapoT PenanjungPagar Jati

Bang Haji

Dusun BaruHarapanSukaramiRenah KandisTumbukAir Napal

SrikandiAlbarogaMekar SariMawarMelatiSinar Pagi

KartikaHelliCahayatiElniInarsih

7. BengkuluSelatan

Pino RayaPino

Psr. MannaMannaBunga Mas

TungkalBeringin DatarKota BumiBatu LambangGunungKembangTumbuk Tebing

Mahkota DewaTerataiUsaha BersamaGelumpai IndahSehat BerimanSinar Beriman

SusilawatiKatma DewiLiatiErina OkrianiElmiRupasmi

8. KotaBengkulu

Sungai serutMuara BgkhKp. MelayuRatu Agung

Pasar BengkuluP. GubernurMuara DuaTanah Patah

Teguh HatiPungguk MentariRaflesiaKarya Bersama

Siti SuarniInsi MustikaErna SuryaniEfnita

Ditinjau dari sebaran reflikasi inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan

yang adopsi oleh masyarakat di provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 7.

21

Tabel 7. Karakteristik lokasi dan kooperator KRPL di Provinsi Bengkulu

Kabupaten/Kota KecamatanKarakteristik Sumberdaya

ImplementasiAlam Manusia

Kepahiang Ujan masKepahiangTebat KaraiKabawetan

DatarantinggiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

ModelPedesaan

Mukomuko Lubuk PinangAir DikitTeras TerunjamPenarikSelagan RayaSungai RumbaiV KotoXIV KotoTeramang Jaya

DataranrendahPesisir pantaiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

Modelperdesaan

Rejang Lebong Curup TimurCurup SelatanCurup TengahSelupu Rejang

DatarantinggiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMA

ModelPedesaan

Seluma SukarajaAir Periukan

DataranrendahPesisir pantaiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

Modelperdesaan

Lebong ToposBingin KuningLebong Selatan

DatarantinggiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

ModelpedesaandanPerkotaan

Bengkulu Tengah Pd. KubangPd. KelapoT PenanjungPagar JatiBang Haji

DataranrendahPesisir pantaiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

Modelperdesaandanperkotaan

Bengkulu Selatan Pino RayaPinoPsr. MannaMannaBunga Mas

DataranrendahPesisir pantaiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMA

Modelperdesaandanperkotaan

Bengkulu Utara ArgamamurArmajayaPadang Jaya

DatarantinggiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

ModelPedesaan

Kaur Bintuhan DataranrendahPesisir pantaiPekarangancukup luas

Rata-rataberpendidikanSMP

Modelperdesaan

Kota Bengkulu Sungai serutMuara BgkhKp. MelayuRatu Agung

DataranrendahPesisir pantaiPekarangansempit

Rata-rataberpendidikanSMA

Modelperkotaan

22

Jenis komoditas yang ditanam di pekarangan sangat beraneka ragam

mulai dari tanaman pangan seperti ubi jalar, ubi kayu, ganyong dan garut.

Tanaman hortikultura seperti buah naga di kabupaten kepahiang dan kabupaten

Bengkulu Selatan, pepaya merah delima di kabupaten Bengkulu Utara,

Mukomuko, Kepahiang dan Rejang Lebong, mangga dan rambutan di kabupaten

Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah. Komoditas sayuran seperti cabe, tomat,

terong, sawi, slada, kangkung darat dll. Dibeberapa lokasi kawasan yang

dibentuk juga sebagian ada yang mengandalkan bidang peikanan dan

peternakan seperti kolam lele dan ternak ayam KUB disamping tananaman

pekarangan yang lestari.

Diinisiasi pada tahun 2011 dengan membuat model Kawasan Rumah

Pangan Lestari yang hanya 2 kawasan dan sampai dengan tahun 2013 menjadi

28 kawasan model sebagai demplot percontohan serta tempat kunjungan/studi

banding. Sampai tahun 2015 telah direflikasi oleh pemerintah daerah melalui

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu mencapai lebih dari 164 kawasan.

Tabel 8. Data Base KRPL di Provinsi Bengkulu

Kab/KotaJumlah Unit (kawasan)

m-KRPL Reflikasi2011 2012 2013 2012 2013 2014 2015

Kota Bengkulu 1 - 2 - 6 4 4Bengkulu Utara - 1 2 8 6 - 6Bengkulu Tengah 1 3 2 6 6 - 6Bengkulu Selatan - - 3 - 6 6 6Kepahiang - - 2 - 6 6 6Rejang Lebong - - 2 - 6 - 6Lebong - - 2 - 6 - 6Mukomuko - 1 1 - 6 - 11Seluma - 1 2 8 6 - 6Kaur - 1 1 - 6 - 6

Total 2 7 19 22 63 16 63Data diolah dari berbagai sumber

Dengan semakin banyaknya reflikasi dan adopsi m-KRPL di provinsi

Bengkulu, indikator keberhasilan program tersebut mulai terlihat dengan

meningkatnya jumlah KRPL, meningkatnya jumlah rumah tangga yang

mengadopsi prinsip-prinsip rumah pangan lestari (RPL), meningkatnya jumlah

desa, kecamatan, yang mengadopsi prinsip-prinsip RPL maupun KRPL, tumbuh

dan berkembangnya kelembagaan KBD yang dapat melayani kebutuhan

23

benih/bibit bagi RPL-RPL, adanya local champion sebagai pengelola KRPL,

menurunnya belanja pengeluaran kebutuhan pangan harian rumah tangga,

meningkatnya pemanfaatan dan pemasaran produk oleh karena kelimpahan hasil

KRPL dan tumbuh dan berkembangnya dukungan stakeholder.

Dengan semakin banyaknya kawasan rumah pangan lestari ini maka

secara otomatis lahan pekarangan yang sebelumnya sama sekali tidak

termanfaatkan atau hanya ditanam tanaman hias seadanya telah berubah

menjadi sumber pangan seperti sayuran, umbi-umbian, kolam ikan, ternak ayam

dan bio farmaka.

Hasil survey yang dilakukan pada kelompok wanita tani penumbuhan

baru di beberapa kabupaten terhadap komoditas utama yang memberikan

dampak langsung terhadap penghematan belanja kebutuhan sehari-hari rumah

tangga tani. Salah satunya di di desa Lubuk Gilang kecamatan Air Priukan

kabupaten Seluma dari tanaman sayuran dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penghematan pengeluaran rumah tangga dan pendapatan tambahanmelalui KRPL komoditas sayuran di Provinsi Bengkulu tahun 2015

No Komoditas Harga satuan(RP/Kg)

Penghematan perbulan (Rp)

Pendapatan perbulan (Rp)

1 Cabe Keriting 40.000,- 100.000,- 166.000,-2 Tomat 12.000,- 40.000,- 150.000,-3 Terung 8.000,- 42.000,- 191.000,-4 Cabe Rawit 70.000,- 20.000,- 150.000,-5 Sawi 8.000,- 25.000,- 196.000,-6 Daun Bawang 25.000,- 15.000,- 8.500,-7 Kangkung 18.000,- 35.000,- 329.000,-8 Bayam 20.000,- 35.000,- 200.000,-9 Kol Bunga 24.000,- 25.000,- 75.000,-10 Kunyit 40.000,- 20.000,- 50.000,-

Total 357.000,- 1.515.500,-

Data menunjukkan terdapat 10 komoditas sayuran yang memberikan

kontribusi dalam penghematan biaya konsumsi sayuran rumah tangga.

Komoditas sayuran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penghematan

biaya belanja sayuran sehari-hari rumah tangga adalah tanaman cabe, terung

dan tomat. Hal ini dikarenakan komoditas tersebut selalu di gunakan dan

sebelum adanya kegiatan KRPL semua komoditas tersebut mereka beli. Dengan

memanfaatkan pekarangan maka pengeluaran sehari-hari yang mereka

24

keluarkan bisa berkurang dan atau dialihkan untuk keperluan lain seperti dalam

hal penganekaragaman konsumsi pangan lainnya seperti telur, daging, susu, dan

lain-lain.

Rata-rata penghematan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp. 357.000,-

Sementara hasil survey terhadap beberapa rumah tangga yang telah menjual

hasil pekarangan mereka memberikan penambahan pendapatan rata-rata

Rp.1.515.500,-/bulan sesuai dengan komoditas tanaman yang mereka tanam di

pekarangan. Komoditas tanaman yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

peningkatan pendapatan rumah tangga adalah kangkung, bayam dan terung. Hal

ini dikarenakan oleh permintaan pasar komoditas tersebut cukup tinggi dan

mudah dibudidayakan.

Selain komoditas tanaman sayuran, beberapa rumah tangga juga

membudidayakan ikan dengan membuat kolam terpal dan beternak ayam. Hal ini

secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga

berupa protein, vitamin, karbohidrat dll.

Meningkatnya keberagaman jenis dan jumlah tanaman pekarangan

sebagai pangan lokal, meningkatnya kualitas konsumsi pangan keluarga yang

ditunjukkan oleh meningkatnya skor PPH. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Provinsi Bengkulu Tahun 2010 73,2 sementara standar nasional 95 perlu

dinaikkan melalui konsumsi daging dan sayur-sayuran pada tingkat rumah

tangga. Tingkat komsumsi sebagian masyarakat Bengkulu masih dibawah

anjuran gizi, untuk itu perlu meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga

dengan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui sumberdaya lokal

dilingkungannya (BKP Provinsi Bengkulu 2011).

Hasil survey juga menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola konsumsi

masyarakat yang sebelumnya hanya mengkonsumsi komoditas yang hampir

sama setiap harinya, dengan pemanfaatan pekarangan menu rumah tangga lebih

bervariasi dan lebih komplit.

Tabel 10 menunjukkan bahwa dengan KRPL, telah terjadi perubahan pola

pangan masyarakat yang terus meningkat seiring dengan adanya sumber pangan

di pekarangan dan telah terjadi pergeseran pola konsumsi yang sebelumnya

dipergunakan untuk membeli sayuran beralih protein dan buah-buahan serta

susu. Skor PPH yang ideal menurut badan ketahanan pangan kementerian

pertanian disajikan pada Tabel 11.

25

Tabel 10. Peningkatan pola pangan masyarakat di lokasi pendampingan KRPL

No Pola Konsumsi Sebelum KRPL Rata-rata sebelum(hari/bulan)

Rata-rata setelah(hari/bulan)

1.2.3.4.5.6.7.

Umbi-umbianSayuranIkanDaging ayamDaging Sapi/kerbauBuah-buahanSusu

4-620-254-73-51-24-61-4

5-830-3112-148-102-49-128-10

Tabel 11. Pola Pangan Harapan (PPH) yang ideal

No Kelompok Pangan PPH IdealGram Energi % AKG Skor PPH

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

Padi-padianUmbi-umbianPangan HewaniMinyak dan LemakBuah/Biji BerminyakKacang-kacanganGulaSayur dan BuahLain-lain

257,0100,0150,020,010,035,030,0

250,0-

100012024020060

10010012060

50,06,0

12,010,03,05,05,06,03,0

25,02,5

24,05,01,0

10,02,5

30,0-

Total 2000 100,0Skor PPH 100,0

26

V. KESIMPULAN

1. Kegiatan pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan penyampaian

inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan dalam bentuk bahan informasi,

demontrasi, pelatihan, penguatan Kebun Bibit Inti (KBI) di BPTP Bengkulu dan

Penguatan Kebun Bibit Desa (KBD), menjadi narasumber dan lain-lain dalam upaya

meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfatan lahan pekarangan yang

diawali dengan pembangunan model dan sampai dengan ahhir tahun 2015 telah

direflikasi oleh pemerintah provinsi Bengkulu menjadi lebih dari 164 kawasan yang

tersebar di seluruh kabupaten/kota.

2. Perkembangan implementasi KRPL di provinsi Bengkulu menunjukkan peningkatan,

baik secara kuantitas yang direflikasikan dengan peningkatan jumlah KRPL termasuk

RPL peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan penghematan

biaya belanja rumah tangga dari perhitungan yang mencakup seluruh strata berkisar

antara Rp. 357.000,- dan dapat menambah pendapatan sampai dengan Rp.

1.515.500,-/bulan

3. Melalui pemanfaatan pekarangan dengan membudidayakan tananaman pangan,

hortikultura, sayuran, perikanan dan peternakan berdampak secara langsung

terhadap kecukupan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi

pangan (pola pangan harapan). Peningkatan kualitas konsumsi masyarakat yang

ditunjukkan dengan peningkatan rutinitas konsumsi yang lebih sering dalam

mengkonsumsi sayuran, daging, ikan, buah-buahan dan susu. Ini terjadi karena

cukupnya ketersediaan gizi yang dibutuhkan dari sekitar pekarangan serta mulai

dilakukannya diversifikasi hasil pekarangan yang dapat memenuhi kebutuhan

kelompok pangan (padi-padian, aneka umbi, pangan hewani, minyak dan lemak,

buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, dan lainnya) bagi

keluarga

4. Upaya menjaga keberlanjutan kegiatan maka dilakukan penguatan KBD melalui

pemberian bantuan benih, saprodi, informasi teknologi dan pelatihan-pelatihan baik

secara mandiri maupun yang dilaksanakan oleh BKP provinsi/kabupaten/kota.

27

KINERJA HASIL PENGKAJIAN

Kegiatan Pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan di

10 Kabupaten/kota di provinsi Bengkulu dimulai dengan koordinasi, Identifikasi

dan survey lokasi, penetapan lokasi pendampingan. Hasil identifikasi lokasi,

penguatan KBD dilakukan di 6 Kabupaten yakni kabupaten Bengkulu Selatan,

Seluma, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kepahiang dan Mukomuko. Selain itu

pendampingan KRPL juga dilakukan terhadap reflikasi yang dibangun oleh

pemerintah provinsi Bengkulu melalui Badan Ketahanan Pangan tahun 2014 dan

2015 di 10 Kabupaten/kota se provinsi Bengkulu. Pendampingan yang dilakukan

dalam bentuk penguatan kelembagaan KRPL dan KBD, peningkatan kualitas SDM

pengelola dan pendamping KRPL melalui pelatihan, apresiasi, penyebaran media

informasi dalam bentuk leaflet dan brosur. Pendampingan juga dilakukan dengan

menjadi narasumber di BKP Provinsi maupun kabupaten/kota serta demonstrasi

pengolahan hasil pekarangan guna diversifikasi pangan serta peningkatan nilai

tambah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sejak

diluncurkannya model KRPL tahun 2015 telah direflikasi lebih dari 164 kawasan

rumah pangan lestari di provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2015, dan telah

terjadi penghematan belanja rumah tangga dan penambahan pendapatan

keluarga yang diiringi dengan terjadi perubahan pola konsumsi pangan keluarga

dimana sebelum pelaksanaan kegiatan tahun 2010 skor PPH rumah tangga rata-

rata 73,2 meningkat dengan terjadinya peningkatan jumlah hari dalam

mengkonsumsi baik sayuran, daging, ikan buah dan susu.

.

28

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian,Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan PencapaianSwasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor.

BPTP Jawa Tengah.2008. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Pertanian padadaerah P4MI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.

Departemen Pertanian. 1996. Pedoman Penelitian Metode Penyuluhan Pertanian.Departeman Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian., Jakarta

Dinas Peternakan Propinsi Bengkulu.2009. Laporan Tahunan Dinas Peternakandan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu. Dinas Peternakan dan KesehatanHewan Propinsi Bengkulu.

Fauzia, S. 2002. Revitalisasi Fungsi Informasi dan Komunikasi serta diseminasiluaran BPTP. Makalah disampaikan pada ekspose dan seminar teknologipertanian spesifik lokasi, 14-15 Agustus 2002 di Jakarta. Pusat penelitiandan Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor.

Isbagio Paransih, 1998. Kebijaksanaan Komunikasi Penelitian Pertanian danPeranan AARDNET dalam Menopang Penelitian , Disampaikan padaPengolahan Teknis Jaringan Informasi Ciawi Bogor.

Marsyid, Usman dan Jakoni (2011), makalah Seminar : Karakterisasi PolaPendampingan Inovasi SL-PTT Padi Di Provinsi Riau, Balai PengkajianTeknologi Pertanian Riau

Suharno, Rusdin, Dan Arnold C Turang (2010), makalah Seminar : KeragaanDan Efektifitas Pendampingan Slptt Padi Di Sulawesi Tenggara, BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara

Tjiptopranoto,P.2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan InformasiPertanian.Balai Pusat Pengembangan Pengkajian Teknologi Pertanian .Bogor.

29

ANALISIS RISIKO

Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal risiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan risiko baik secara antisipatif maupun responsif

(Tabel 9 dan 10).

Tabel 9. Daftar risiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2015.

No. Resiko Penyebab Dampak

1. Koordinasi antarpelaksana KRPL didaerah kurang lancar

- Masing-masing SKPDmenjalankan tupoksinyasendiri dan belumterintegrasi

- Peningkatanproduksi danproduktivitas(kinerja bersama)tidak tercapai

Tabel 10. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPLtahun 2015.

NO. RISIKO PENYEBAB PENANGANAN

1. Koordinasi antarpelaksana KRPL didaerah kurang lancar

- Masing-masing SKPDmenjalankan tupoksinyasendiri dan belumterintegrasi

- Dilakukan sosialisasi- Meningkatkan

koordinasi

30

JADWAL KERJA

No Uraian Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan RDHP2 Penyusunan/pembahasan

perbaikan RODHP3 Koordinasi4 Pelaksanaan5 Laporan bulanan6 Laporan tengah tahun7 Laporan akhir tahun

31

PEMBIAYAAN

A. Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Volume Satuan(Rp)

Jumlah (Rp)

1 Belanja Bahan 54.250.000o Bahan saprodi dan pendukung lainnya

KBI1 Paket 10.000.000 10.000.000

o Bahan dan pendukung lainnya KBD 10 Unit 1.500.000 15.000.000o Konsumsi 100 OK 40.000 4.000.000o Bahan informasi, papan merk, CD,

penyiaran radio/TV, sinar tani1 Paket 8.000.000 8.000.000

o Bahan pendampingan (ATK, komputersuplies, penggandaan dan pendukunglainnya)

1 Paket 17.250.000 17.250.000

2 Honor Output Kegiatan 35.800.000o Honor petugas lapang KBD 144 OH 100.000 14.400.000

o Honor petugas lapang KBI 144 OH 100.000 14.400.000o UHL petani kooperator dan pengelola

KBD200 OH 35.000 7.000.000

3 Belanja Jasa Profesi 5.000.000o Narasumber, pengarah, evaluator 10 OJ 500.000 5.000.000

4 Belanja perjalanan biasa 50.000.000o Perjalanan dalam rangka pelaksanaan

kegiatan (berkisar antara Rp.365.000,- s/d Rp. 5.000.000)

10 OP 5.000.000 50.000.000

5 Belanja Perjalanan Dinas dalam Kota 5.000.000o Perjalanan dalam rangka pelaksanaan

kegiatan50 OH 100.000 5.000.000

6 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 5.000.000o Uang harian dan transport perjalanan

ke luar propinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan

1 OH 2.900.000 2.900.000

o Penginapan perjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan

3 OP 700.000 2.100.000

Jumlah 155.050.000

32

B. Realisasi Anggaran

No Uraian Rencana(Rp)

Realisasi(Rp)

Sisa (%)

1 Belanja Bahan 54.250.000 99,41% 0,49%o Bahan saprodi dan pendukung

lainnya KBI10.000.000 10.000.000 0

o Bahan dan pendukung lainnya KBD 15.000.000 14.807.000 193.000o Konsumsi 4.000.000 3.950.000 50.000

o Bahan informasi, papan merk, CD,penyiaran radio/TV, sinar tani

8.000.000 8.000.000 0

o Bahan pendampingan (ATK,komputer suplies, penggandaandan pendukung lainnya)

17.250.000 17.292.275 20.725

2 Honor Output Kegiatan 35.800.000 99,41% 0,59%

o Honor petugas lapang KBD 14.400.000 14.400.000 0o Honor petugas lapang KBI 14.400.000 14.400.000 0o UHL petani kooperator dan

pengelola KBD7.000.000 6.790.000 210.000

3 Belanja Jasa Profesi 5.000.000 88% 12%

o Narasumber, pengarah, evaluator 5.000.000 4.400.000 600.0004 Belanja perjalanan biasa 50.000.000 99,69% 0,31%

o Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan (berkisarantara Rp. 365.000,- s/d Rp.5.000.000)

50.000.000 49.845.950 154.050

5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 5.000.000 94% 6%o Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan5.000.000 4.700.000 300.000

6 Belanja Perjalanan Dinas PaketMeeting Luar Kota

5.000.000 99,78% 0,22%

o Uang harian dan transportperjalanan ke luar propinsi/pusatdalam rangka pelaksanaankegiatan

2.900.000 11000

o Penginapan perjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan

2.100.000

Jumlah 155.050.000 153.511.225 1.538.775

33

TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA

NO NAMA/NIP JABATANDALAM

KEGIATAN

URAIAN TUGAS ALOKASIWAKTU

(%)1 Ir. Siswani Dwi

DalianiPenanggung

JawabBertanggung Jawab dalampelaksanaan Pendampingan KRPL(penyusunan Juklak/juknis,pelaksanaan gelar teknologi, temulapang, sosialisasi, pelatihan,penerbitan media)kegiatan teknis,pelatihan, sosialisasi, GelarTeknologi, pengumpulan data,analisis dan pelaporan kegiatan

40

2 Dr. Umi PudjiAstuti, MP

Anggota Membantu dalam pelaksanaankegiatan teknis, pelatihan,sosialisasi, Gelar Teknologi,pengumpulan data, analisis )

20

3 Wahyuni AmeliaWulandari, S.Pt,MSi

Anggota Membantu melaksanakan kegiatanteknis, pelatihan, sosialisasi, GelarTeknologi, pengumpulan data,analisis dan pelaporan kegiatan

20

4 Taufik Hidayat,S.TP

Anggota Membantu melaksanakan kegiatanteknis, pelatihan, sosialisasi, GelarTeknologi, pengumpulan data,analisis dan pelaporan kegiatan

20

5. Erpan Ramon,S.Pt

Anggota Membantu melaksanakan kegiatanteknis, pelatihan, sosialisasi, GelarTeknologi, pengumpulan data,analisis dan pelaporan kegiatan

20

6. Robiyanto Anggota Membantu melaksanakan kegiatanteknis, pelatihan, sosialisasi, GelarTeknologi, pengumpulan data,analisis dan pelaporan kegiatan

20

34

Lampiran 1. Kondisi KBD yang masih eksis dan berlanjut

35

Lampiran 2. Kondisi Pekarangan yang masih eksis dan berlanjut

36

Lampiran 3. Penyampaian inovasi teknologi melalui praktek dan menjadinarasumber

37

Lampiran 4. Kerjasama dengan KKP Bengkulu Selatan dalam pendampinganKRPL