www vol. vii no.6, juni 2012new.litbang.pertanian.go.id/download/129/file/juni-upload.pdfprogram...

8
www.litbang.deptan.go.id Info LITBANG Bulan ini : Vol. VII No.6, Juni 2012 www.litbang.deptan.go.id Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang telah digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian sejak beberapa waktu yang lalu kembali memperoleh pengakuan dari masyarakat bahwa program tersebut dapat membantu mengurangi pengeluaran sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Seperti di Desa Seboto, Kabupaten Boyolali dimana warganya kini tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, tetapi juga sudah dapat memasarkan hasil KRPL sehingga meningkatkan kesejahteraan warga. Potensi lahan pekarangan yang cukup besar di Indonesia (+/- 10 juta Ha) memungkinkan program ini akan berkembang dengan baik, dan diharapkan dapat segera direplikasi oleh Pemerintah Daerah atau masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendampingan untuk Daerah Perbatasan dan Sub-optimal...............................................1 M-KRPL di Pameran Pekan Lingkungan Indonesia 2012 ................................................2 RPL di Jambore Penyuluh Pertanian...............3 RPL di BNN......................................................3 Menggali Potensi Jeruk di Maluku Utara .........4 Testimoni KRPL : Belanja Dapur Berkurang........................................................5 Bubuk Kulit Buah Manggis...............................6 Berburu Jeruk Exotic “Nipis Borneo” di Tepian Sungai Mahakam..............................6 Pembangunan Gizi Bangsa Melalui Percepatan Produksi Susu Nasional................7 Budidaya Stroberi (Fragaria x ananassa)........8 Misi Bhakti Krida untuk Semangat S u m b e r : Sekretariat AMBI - Profesor Riset Badan Litbang Pertanian yang tergabung dalam Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) melakukan kunjungan kerja ke tiga daerah perbatasan yakni Nusa JTenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat serta ke tiga daerah lahan sub optimal yang meliputi lahan pasang surut, lahan rawa lebak, dan lahan kering. Kunjungan tersebut merupakan ajang untuk mencari terobosan baru guna mengembangkan daerah tersebut dari sisi pembangunan pertanian. Tim yang dipimpin oleh Prof. (Riset) Dr. Kusumo Diwyanto, mengunjungi lahan pasang surut pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dulu, kabupaten ini merupakan lumbung padi dari Provinsi Jambi. Kini, luas lahan sawah yang masih dikelola secara tradisional semakin kalah bersaing dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit. Prof. Kusumo menuturkan bahwa tim ini mempunyai misi antara lain menghambat lajunya perkembangan lahan sawit yang telah menggeser lahan sawah, meningkatkan produktivitas lahan, mendorong SDM agar bersedia menanam dua kali dalam setahun dan membangun suatu laboratorium kawasan masing-masing 100 ha di tiga lokasi. Mustafa Kamal, Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur menjelaskan bahwa telah ada program Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Satu Tahun (GERTAK TANPA DUSTA) untuk meningkatkan produktivitas di lahan pertanian yang sebagian besar di wilayah lahan pasang surut. Gerakan ini memberikan bantuan atau sumbangan pupuk, benih, sarana produksi tetapi belum ada sentuhan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dengan baik. Pertemuan antara Profesor Riset dan Bappeda Tanjung Jabung Timur diharapkan dapat menjadi kerjasama yang baik, bahkan Pemerintah Tanjung Jabung Timur bersedia membangun infrastruktur yang dibutuhkan, dan Badan Litbang Pertanian akan mengawal serta melakukan pendampingan sampai dengan laboratorium kawasan pasang surut tersebut dapat dijadikan Show Window.

Upload: tranliem

Post on 07-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

www.litbang.deptan.go.id

Info LITBANG Bulan ini :

Vol. VII No.6, Juni 2012

www.litbang.deptan.go.id

Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang telah digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian sejak beberapa waktu yang lalu kembali memperoleh pengakuan dari masyarakat bahwa program tersebut dapat membantu mengurangi pengeluaran sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.Seperti di Desa Seboto, Kabupaten Boyolali dimana warganya kini tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, tetapi juga sudah dapat memasarkan hasil K R P L s e h i n g g a m e n i n g k a t k a n kesejahteraan warga.Potensi lahan pekarangan yang cukup besar di Indonesia (+/- 10 juta Ha) memungk inkan program in i akan berkembang dengan baik, dan diharapkan dapat segera direplikasi oleh Pemerintah Daerah atau masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendampingan untuk Daerah Perbatasandan Sub-optimal...............................................1

M-KRPL di Pameran Pekan Lingkungan Indonesia 2012 ................................................2

RPL di Jambore Penyuluh Pertanian...............3

RPL di BNN......................................................3

Menggali Potensi Jeruk di Maluku Utara .........4

Testimoni KRPL : Belanja Dapur Berkurang........................................................5

Bubuk Kulit Buah Manggis...............................6

Berburu Jeruk Exotic “Nipis Borneo” di Tepian Sungai Mahakam..............................6

Pembangunan Gizi Bangsa Melalui Percepatan Produksi Susu Nasional................7

Budidaya Stroberi (Fragaria x ananassa)........8

Misi Bhakti Krida untuk Semangat

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

AMBI - Profesor Riset Badan Litbang Pertanian yang tergabung dalam Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) melakukan kunjungan kerja ke tiga daerah perbatasan yakni Nusa JTenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat serta ke tiga daerah lahan sub optimal

yang meliputi lahan pasang surut, lahan rawa lebak, dan lahan kering.

Kunjungan tersebut merupakan ajang untuk mencari terobosan baru guna mengembangkan daerah tersebut dari sisi pembangunan pertanian. Tim yang dipimpin oleh Prof. (Riset) Dr. Kusumo Diwyanto, mengunjungi lahan pasang surut pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dulu, kabupaten ini merupakan lumbung padi dari Provinsi Jambi. Kini, luas lahan sawah yang masih dikelola secara tradisional semakin kalah bersaing dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit.

Prof. Kusumo menuturkan bahwa tim ini mempunyai misi antara lain menghambat lajunya perkembangan lahan sawit yang telah menggeser lahan sawah, meningkatkan produktivitas lahan, mendorong SDM agar bersedia menanam dua kali dalam setahun dan membangun suatu laboratorium kawasan masing-masing 100 ha di tiga lokasi.

Mustafa Kamal, Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur menjelaskan bahwa telah ada program Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Satu Tahun (GERTAK TANPA DUSTA) untuk meningkatkan produktivitas di lahan pertanian yang sebagian besar di wilayah lahan pasang surut. Gerakan ini memberikan bantuan atau sumbangan pupuk, benih, sarana produksi tetapi belum ada sentuhan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dengan baik.

Pertemuan antara Profesor Riset dan Bappeda Tanjung Jabung Timur diharapkan dapat menjadi kerjasama yang baik, bahkan Pemerintah Tanjung Jabung Timur bersedia membangun infrastruktur yang dibutuhkan, dan Badan Litbang Pertanian akan mengawal serta melakukan pendampingan sampai dengan laboratorium kawasan pasang surut tersebut dapat dijadikan Show Window.

AKARTA - Pameran Pekan Lingkungan Indonesia 2012 dengan tema "Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan" diselenggarkan pada tanggal 14-17 Juni di Hall Cendrawasih Balai Sidang. Pameran yang dibuka oleh Wakil Presiden JBoediono, didampingi Menteri Lingkungan Hidup serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini merupakan rangkaian peringatan

Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang puncaknya telah diselenggarakan di Istana Negara pada tanggal 5 Juni 2012.

Dalam sambutannya, Wapres sangat mengapresiasi pameran lingkungan ini, apalagi dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyelamatan lingkungan hidup. Wapres juga sangat tertarik dengan berbagai program untuk mengurangi sampah dengan cara mendaur ulang kemasan-kemasan plastik

Dalam mendukung tujuan Pekan Lingkungan Indonesia yaitu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, Badan Litbang Pertanian menghadirkan beberapa produk dan program unggulan diantaranya pepaya merah delima, perangkat uji tanah, alat pengukur curah hujan, varietas padi tahan rendaman (INPARA-4) dan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL). M-KRPL pada Pekan Lingkungan Indonesia kali ini cukup menarik perhatian para pengunjung, khususnya para ibu rumah tangga yang ingin memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk ditanami tanaman sayur maupun tanaman obat.S u m b e r : H u m a s - S e k r e t a r i a t

LAMPUNG - Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan mengatakan bahwa pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan memerlukan inovasi teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia yang kompeten dan profesional sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dari komoditas pertanian.

"Saya berharap Badan Litbang Pertanian terus berupaya melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi tepat guna dari hulu sampai ke hilir sebagai upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani di tingkat lapangan," ujarnya pada acara Jambore Penyuluh Pertanian 2012, Rabu (27/6/2012) yang diikuti lebih 4000 penyuluh serta unit pelaksana teknis penyuluh dari seluruh Indonesia.

Wamentan pun menilai kegiatan ini sangat penting dan merupakan forum bagi penyuluh pertanian untuk meningkatkan wawasan, kreativitas, motivasi, profesionalisme, kinerja, serta koordinasi dengan petani, peneliti, dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian agar terus meningkatkan kompetensi para penyuluh pertanian, tenaga Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih Tanaman, dan tenaga fungsional lainnya sebagai pendamping petani dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

Mengingat kelembagaan penyuluhan mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung terwujudnya target utama pembangunan pertanian, Wamentan menghimbau kepada Gubernur, Bupati dan Walikota untuk secepatnya membentuk kelembagaan penyuluhan baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun kecamatan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006.

Pada kesempatan ini, Wamentan menyempatkan diri meninjau Rumah Pangan Lestari dan beramah-tamah dengan penyuluh dari Badan Litbang Pertanian sambil mencicipi tempe goreng yang terbuat dari kedelai hasil penelitian Badan Litbang Pertanian.

Sumber : Humas - Sekretariat

RPL di Jambore Penyuluh Pertanian

RPL di BNNMAKASSAR - Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ikut mengisi acara Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di Badokka, Selasa (26/6/2012), melalui kerja sama antara Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Dalam program pasca rehabilitasi yang mulai operasional tahun 2011, SIKIB memberikan dukungan melalui Rumah Pangan Lestari (RPL) bersama Kementerian Pertanian. Warga yang mengikuti program pasca rehabilitasi beserta staf Balai Rehabilitasi BNN akan mengelola KRPL yang berada di Kompleks Balai Rehabilitasi BNN.

Melalui kegiatan berbasis alam ini diharapkan terjadi interaksi positif antara warga pasca rehabilitasi dengan tanaman yang terus tumbuh sehingga mendapatkan kepuasan hati dan rasa syukur, tumbuh harapan dan rasa optimis, serta mencapai klimaks saat memetik hasilnya.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono, Menteri Pertanian, Ibu-Ibu SIKIB, Kepala BNN dan seluruh Deputi BNN yang hadir dalam acara itu mengunjungi sudut halaman kantor Balai Rehabilitasi BNN yang telah menjadi RPL. Kangkung Sutera, Caisim LV 145 adalah beberapa tanaman yang tumbuh bagus dan subur sehingga menarik perhatian bahkan mendapat pujian.

Sumber: Puslitbang Hortikultura

rovinsi Maluku Utara memiliki beberapa jenis tanaman jeruk yang menarik untuk dieksplorasi. Di beberapa Pdaerah terdapat berbagai jenis varietas jeruk yang masih

belum banyak diketahui.

Tanaman jeruk di Maluku Utara ada sejak jaman penjajahan Portugis dan Belanda, artinya bahwa tanaman jeruk bukan merupakan tanaman asli. Pohon jeruk ditanam pada ketinggian 10 - 375 m di atas permukaan laut yang menghadap ke pantai, sebagai tanaman pekarangan yang tidak pernah dirawat, dan ditumpang sari dengan cengkeh, pala dan pisang.

Di kelurahan Topo, Kepulauan Tidore diperoleh dua asesi jeruk keprok/mandarin yang disebut Joji Sabalaka Kotu dan Joji Sabalaka Bulo sebagai jeruk Topo Hitam dan Topo Putih. Di kelurahan Kepulauan Hiri diperoleh jeruk keprok/mandarin yang dikenal dengan Lemo Cina dan Lemo Cina Lamo serta jeruk bumbu / obat Lemo Swanggi.

Disebut jeruk Topo Hitam, buahnya pada saat berukuran besar tetapi masih hijau tampak berwarna hijau mengkilat dan rasanya sudah manis, kulit buah agak tebal dan terkadang terserang cendawan jelaga yang warnanya hitam. Sebaliknya, jeruk Topo Putih pada saat berukuran besar tetapi masih hijau tampak berwarna hijau mengkilat dan rasanya masam, kulit buah tipis.

Pertanaman jeruk di provinsi Maluku Utara kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan pengetahuan petani untuk mengelola tanaman jeruk masih minim, sehingga populasi tanaman menjadi jeruk semakin berkurang. Populasi jeruk Topo di kepulauan Tidore hanya tinggal ± 36 pohon dan Lemo Cina di kepulauan Hiri tinggal ± 200 pohon.

Hasil dari eskplorasi beberapa jenis tanaman jeruk tersebut kemudian diamati di Balitjestro dengan diokulasi dengan batang bawah yang ada untuk d i l ihat per tumbuhan dan perkembangannya. Pada nantinya apabila hasil dari pengamatan menunjukkan adanya potensi yang bagus dari jeruk ini akan dilakukan pengembangan jeruk ini untuk selanjutnya.

S u m b e r : B A L I T J E S T R O

OYOLALI - Ibu Sri, warga petani Desa Seboto Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, sukses mengembangkan KRPL di desanya. Ia pun mampu membantu ekonomi rumah tangga dengan mengurangi belanja dapur sekitar Rp. 600.000 per bulan. Seperti halnya Ibu Sri, Ibu Tati Bjuga merasakan manfaat KRPL. Berbagai macam sayuran ditanam di lokasi pekarangannya seperti terong, timun, sawi, bayam dan adas.

Tidak ketinggalan, kolam terpal untuk budidaya ikan lele.

"Dulu para pedagang sayur ke desa Seboto untuk menjual sayur kepada kami, tetapi sekarang malah sebaliknya para pedagang sayur ke sini untuk kulakan sayur dari kami," ujarnya di sela pengambilan gambar acara Catatan Harian Pak Menteri dengan Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono sebagai narasumber, Minggu (10/6/2012).

KRPL Boyolali ini mendapat sambutan yang luar biasa dari Pemkab setempat. Pemkab Boyolali menyebut KRPL ini dengan nama lain yaitu 'Kawasan Rumah Pangan Tersenyum', sedangkan masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah 'Karomahpari' yang maksudnya adalah pemanfaatan setiap jengkal lahan dan pekarangan agar tertata dan bermanfaat.

Sejumlah program dan kegiatan pun diintegrasikan seperti Desa Mandiri Pangan, Program P2KP, Pengembangan Kambing PE dan budidaya ikan lele (Dinas Pertanian dan Perikanan), pelatihan pengolahan aneka produk pertanian (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) dan bantuan permodalan dan kelembagaan (Dinas Koperasi). Tujuan utama dari integrasi KRPL ini adalah agar ke depan KRPL ini dapat berkembang secara swadaya.

KRPL di kabupaten Boyolali ini mulai dilaksanakan pada November 2011 dan saat ini sudah direplikasi di 103 kepala keluarga. Selain itu, mempunyai satu Kebun Bibit Desa (KBD) dan satu Kebun Bibit Rumah Tamgga (KRT). Keberadaan KBD di desa Seboto didukung oleh rumah pupuk yang dikelola oleh warga kelompok tani "Mandiri Pangan". Bahan baku pupuk ini disuplai dari kotoran kambing yang juga dikelola oleh Kelompok Tani tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi multilayer effect dari kegiatan KRPL ini. Hasil dari aneka tanaman sayuran ini juga dimanfaatkan oleh KWT Krida Wanita desa Seboto dengan pengolahan sederhana seperti kripik bayam, kripik sirih dan aneka olahan lain.

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

S u m b e r : B a l i t j e s t r o

ulit buah manggis mengandung beberapa senyawa yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Di luar negeri kulit buah manggis sudah dibuat kapsul yang digunakan untuk suplemen diet, Kantioksidan, dan antikanker. Manggis, selain rasa buahnya yang enak, kulitnya pun dapat

dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada pembuatan minuman instan, food supplement, obat-obatan herbal, kosmetik atau pengawet maupun pewarna makanan.

Bubuk (powder) kulit buah manggis (KBM) instan dibuat dengan menggunakan teknik pengeringan semprot (spray drying) dari bahan baku kulit manggis kering yang ditepungkan.

Tahapan proses pembuatannya mulai pembuatan tepung kulit manggis, ekstrak kulit manggis kering, pelarutan dengan air atau alkohol, pengeringan dengan teknik semprot, hingga menghasilkan KBM instan.

KBM memiliki sifat mudah larut dalam air, bertekstur halus, dan mengandung antioksidan berupa antosianin minimal 1,13 mg/g, total fenol 8,49 mg/g, kapasitas antioksidan 428,72 mg/g AEAC (Aerobic acid Equivalent Antioxidant Capacity, dan xanthone (alpha mangostin) 0,59 mg/g. KBM ini sangat potensial untuk dikembangkan oleh industri minuman herbal dan kosmetik herbal.

S u m b e r : B B - P a s c a p a n e n

eruk nipis (citrus aurantifolia) yang ada di Kutai Barat bukan merupakan tanaman asli daerah. Menurut sejarah, tanaman jeruk nipis yang ada di JIndonesia berasal dari Birma Utara, Cina Selatan, India sebelah utara, tepatnya

di Himalaya serta Malaysia yang dibawa oleh orang Belanda.

Daerah sentra penanaman jeruk nipis di Indonesia antara lain: Kabupaten Jombang dan Tulung Agung (Jatim), Salatiga (Jateng) dan Kabupaten Kutai Barat (Kaltim). Tanaman jeruk nipis di Kabupaten Kutai Barat sudah ada sejak sekitar tahun 1960, tepatnya berada di kecamatan Melak dan Long Iram, dibudidayakan di lahan tepi sungai Mahakam dan lahan agak masuk ke dalam hutan. dengan pengelolaan kebun kurang intensif .

Pemerintah provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Timur mengembangkan komoditas buah lokal, khususnya jeruk Kaltim. Bekerjasama dengan Balitjestro, dilakukan eksploarasi dan identifikasi calon pohon induk jeruk yang bernilai ekonomis untuk dikembangkan dan sekaligus menyiapkan calon pohon induk jeruk bebas dari tujuh macam penyakit sistemik di Blok Fondasi.

Balitjestro mempunyai 210 varietas jeruk, diantaranya tiga varietas jeruk nipis yaitu varietas lokal dari Wajak Kabupaten Malang, varietas Mexican dan Bearss asal introduksi. Eksplorasi ke Kutai Barat bertujuan untuk mendapatkan jeruk nipis varietas baru yang akan menambah kekayaan plasmanutfah perjerukan di Indonesia yaitu sebagai tanaman koleksi serta berfungsi sebagai bahan rakitan varietas bagi pemulia tanaman jeruk.

S u m b e r : H u m a s - S e k r e t a r i a t

AKARTA - Kebutuhan susu segar dalam negeri diperkirakan akan meningkat karena pertambahan penduduk, kesadaran akan gizi yang Jsemakin membaik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, produksi saat ini yang sebesar 925,8 juta ton baru memenuhi sekitar 20-30% kebutuhan nasional sehingga sisanya masih diimpor.

Rendahnya produksi susu secara nasional antara lain disebabkan terbatasnya populasi dan sentra juga relatif rendahnya produktivitas sapi perah, oleh karena itu, harus ada pedekatan yang komprehensif mulai dari hulu sampai hilir, menyangkut kebijakan budidaya, perdagangan maupun pengolahan.

Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung kecukupan susu produksi dalam negeri dan upaya peningkatan konsumsi susu di masyarakat untuk mendukung swasembada susu nasional 2019 melalui berbagai program revitalisasi persusuan nasional 2012-2014.

Hal inilah yang dibahas dalam 'Semiloka : Pembangunan Gizi Bangsa Melalui Gerakan Percepatan Produksi Susu Nasional' yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Pertanian pada Rabu (27/6/2012) di Auditorium Gedung D, Kementerian Pertanian. Semiloka ini menghadirkan pembicara utama dari India yaitu Prof. Dr. Nainar Balaraman.

Menteri Pertanian Dr. Suswono mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian telah membuat beberapa strategi pengembangan usaha sapi perah, yaitu menentukan kawasan (clustering) sapi perah, mendukung pengembangan usaha sapi perah, promosi dan kampanye susu segar, advokasi BOS dengan program PMTAS (Program Makanan Tambahan Anak Sekolah) serta program pengembangan agroindustri susu terpadu berbasis cluster. “Program swasembada susu merupakan program yang perlu kita sukseskan bersama dalam upaya peningkatan gizi dan mencerdaskan anak bangsa serta meningkatkan kesejahteraan peternak,” ujarnya.

Sementara, Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono selaku ketua panitia kegiatan tersebut menyatakan bahwa semiloka ini dilaksanakan sebagai ajang untuk menyampaikan pengalaman tentang berbagai aspek persusuan Indonesia, dari pengalaman para pelaku di bidang budidaya dan pengolahan susu sapi, susu kerbau maupun susu kambing.

Salah satu hal yang melatarbelakangi pelaksanaan semiloka kali ini, tambah Kepala Badan, karena terinspirasi dari pengalaman India sebagai salah satu negara yang sukses sebagai penghasil susu. “Kehadiran Prof. Dr. Nainar Balaraman kiranya dapat mengilhami kita semua, tentang langkah operasional yang dapat kita petik dari pengalaman India tersebut,” ujarnya.

8 -

PENANGGUNG JAWAB : Mappaona REDAKTUR : Endro GunawanM. Sabran;

EDITOR : Hermanto; Iwa Mara T; Ifan Mutaqien; Linda Yunia; Ashari; Ida Noviatri; Widhya Adhy; Sri Wahyuni Adi

A. Subaidi; Bambang Ngaji ; Misgiyarta DESAIN LAYOUT : Sanuki P; Gagad R; Irawan R; Yanuar Budi; Gatot Gito

SEKRETARIAT : Widi Hastini; Agus Setiadi; Lely Sulistiani; Sri Ratnawati; Teguh Wahyudi; Kristina Nova

ALAMAT REDAKSI : Badan Litbang Per

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

S u m b e r : B a l i t j e s t r o

troberi merupakan tanaman buah berupa herba yang bermanfaat sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk Smakanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup,

jam, ataupun stup (compote) stroberi.Varietas stroberi introduksi yang berkembang di Indonesia adalah Osogrande di Purbalingga, Selva di Karanganyar, Earlibrite (Holibert) di Garut dan Ciwidey Bandung, Rosa Linda, Sweet Charlie, Aerut, dan Camarosa di Bedugul Bali, Dorit, Lokal Brastagi dan California di Brastagi, Chandler di Bondowoso PTPN XII, Lokal Batu di Batu. Stroberi dapat tumbuh di curah hujan 600-700 mm/tahun, dengan penyinaran cahaya matahari 8-10 jam, temperatur 17-20 OC, kelembaban udara antara 80-90%. Media tanam yaitu tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik, (pH tanah) untuk budidaya dilapang antara 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.5-7,0. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 m dpl.

ertepatan dengan peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-40, dilakukan penyerahan secara simbolik materi inovasi oleh Menteri Pertanian Dr. Suswono kepada perwakilan BForum Komunikasi Profesor Riset yang akan menjalankan misi bhakti krida pertanian

dan pendampingan teknis. Materi diterima langsung oleh ketua Forum Komunikasi Profesor Riset Prof. Husein Sawit.Berkaitan dengan Hari Krida Pertanian, Mentan menyerahkan penghargaan Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun, 20 Tahun dan 10 Tahun kepada pegawai lingkup Kementerian Pertanian. Dari Badan Litbang Pertanian sebanyak 44 orang menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya terdiri dari 9 orang menerima Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun, 19 orang menerima Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun, dan 16 orang. Selain itu dilakukan penyerahan secara simbolik benih dan bibit unggul kepada 10 perwakilan penangkar dan kelompok tani serta beasiswa untuk siswa/siswi putra/putri pegawai lingkup Kementerian Pertanian mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi.Piala Bergilir Menteri Pertanian untuk Juara Umum Peringatan Hari Krida Pertanian juga diserahkan kepada Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono selaku Ketua Panitia Peringatan Hari Krida Pertanian.