inventarisasi tanaman upakara pada pekarangan …

46
INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN MASYARAKAT HINDU DI DESA BENG KABUPATEN GIANYAR - BALI OLEH: PANDE KETUT SUTARA NIP : 1952082191984031001 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA

PADA PEKARANGAN MASYARAKAT HINDU

DI DESA BENG KABUPATEN GIANYAR - BALI

OLEH:

PANDE KETUT SUTARA

NIP : 1952082191984031001

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR – BALI

2016

Page 2: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KATA PENGANTAR

Om Swatyastu.

Puji syukur penulis haturkan kehadapan IDA SANG YANG WIDHI, Tuhan Yang

Maha Esa, karena berkat-Nya lah, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan .

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, banyak pihak telah memberikan bantuan kepada

penulis. Melalui kesempatan ini kami penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan banyak

terima kasih yang tak terhingga.

1. Kepada teman-teman yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

2. kepada semua pihak-pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, dapat balasan dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Om, Cantih, Cantih, Cantih Om.

Gianyar, Oktober 2016

Penulis

Page 3: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

INTISARI ........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian . ..................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II MATERI DAN METODE .............................................................. 9

2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 9

2.3. Metode Penelitian .................................................................... 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 10

3.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 10

3.2. Pembahasan .............................................................................. 10

BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN

MASYARAKAT HINDU DI DESA BENG, KABUPATEN GIANYAR- BALI

Pande Ketut Sutara

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali

ABSTRACT

A Strategy for keeping Bali sustainable in that when the communities carry out

ritual ceremony called ‘Yadnya’ continuously. Dewa Yadnya in one of the Panca Yadnya.

Dewa Yadnya could be runned in two way, namely Nitya Karma and Naitimika Karma.

Nitya Karma is a relligous ceremony that is offered daily, mean while Naimitika Karma is

carried out periodically, such as every full moon (Purnama) or eclip moon (Tilem),

Kahjeng Kliwon, Bugha kliwon, Tumpek, Galungan dan Kuningan.

Thes Yadnya (holy sacifaction), are actualized in offering. For Nitya Karma,

Balinase-Hindu offer ‘canang’ and saiban every day. For Namitika Karma, Balinase offer

sepecial offeringlike segehan, canang, daksina, ajuman, pesucian, sodan, suci, pengulapan

dan banten saraswasti. These kinds of offerings could use pasrts of plants such as roots,

stems, leaves, flowers and fruits.

As a result, to keep Bali sustaibnabele in each Balinase – Hindu’s houses, at least

should be planted the following plants ; banana (Musa sp), coconut (cocos nucifera L),

tartan (Codiaeum variegatum BI,), Frangipani (Plumeria acuminate Roxb.), global

amaranth (Gomphreana globosa L), palam lely (Cordyline fruticosa Backer), screw pine

(Pandamus amaryllifollus Roxb.), hibiscus (Hibiscus rosa-sinansis L), betel nut palm

(Areca cathecu L), betel (piper betle L).

Key words : Bali sustamed, plants for ceremony

Page 5: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

BAB 1. PENDAHULUAN.

Supaya tetap ajegnya tanah Bali,maka masyarakat Hindu di Bali harus tetap

melaksanakan swardamaning umat yaituYadnya. Sebab beryadnya itu merupakan

kewajiban bagi umat Hindu yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Yadnya

itu adalah korban suci yang tulus iklas atau kegiatan yang dilakukan dengan hati yang tulus

iklas tanpa pamerih. Menurut ajaran agama Hindu ada lima yadnya yang disebut dengan

Panca artinya ada lima korban suci yang tulus iklas. Bagian-bagian Panca Yadnya 1. Dewa

Yadnya, 2. Pitra Yadnya, 3. Manusia Yadnya, 4. Resi Yadnya, 5. Bhuta Yadnya.

Dewa Yadnya : adalah korban suci yang tulus iklas di persembahkan kepada Sang

Hyang Widhi veserta manifestasinya. Tujuan Dewa Yadnya adalah untuk menyampaikan

rasa bakti dan puji syukur atas rahmat yang diberikan kepada kita dan mohon petunjuk-

petunjuk serta bimbingannya. Dewa Yadnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara

Nitya Karma dan Namitika Karma. Nitya Karma adalah Yadnya yang dilakukan setiap hari

antara lain membuat sesajen setiap hari atau banten saiban (banten jotan yang dilakukan

sehabis memasak) disebut jiga yadnya sesa. Sedangkan Naimitika Karma adalah upacara

yang di lakukan berkala yaitu : pada saat Purnama, Tilem, Kajeng kliwon, Buda Wage,

Buda Kliwon, Tumpek, Galungan, Kuningan dls.(Arwati, 1992).

Banten merupakan sarana upacara bukan hiasan belaka tetapi sarat dengan makna

simbolis. Banten Lontar Yajna Prakrti (Wiana, 2001) mempunyai tiga wujud lambang

yaitu Pinaka Raganta Tuwi artinya lambang dirimu atau lambang diri kita. Pinaka Warna

Rupaning Ida Battara, artinya lambang kemahakuasaan Tuhan, sedangkan Pinaka Anda

Bhuana artinya lambang alam semesta (Bhuana Agung). Banten merupakan media untuk

menvisualisasikan ajaran-ajaran Hindu. Sebagai media untuk menyampaikan Sraddha dan

Page 6: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Bhakti pada ke Mahakuasaan Hyang Widhi Wasa Banten merupakan bentuk budaya sacral

keagamaan Hindu yang berwujud lokal, namun didalamnya terdapat nilai universal global.

Menurut Suryani (2002), bebantenan merupakan pelajaran atau alat kosentrasi

pikiran untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, dan menunjukan pula adanya unsure

kebudayaan antara lain susunan dalam bentuk daya seni dan keindahan.

Banten dipergunakan sebagai sarana untuk menyampaikan rasa cinta, bhakti dan

kasih. Banten juga diaartikan sebagai wali. Kata wali berarti wakil. Banten itu dalam suatu

upacara sebagai wakil untuk berhubungan dengan yang dipuja atau dimuliyakan (Arwati,

2002).

Page 7: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

BAB II. PEMBAHASAN

Banten yang dipakai setiap hari (Nitya Karma) adalah banten saiban dan banten

canang. Banten saiban alasannya biasanya dipakai adalah daun pisang berbentuk segi

empat, apabila tidak ada daun pisang kadang-kadang dipakai daun kamboja atau daun yang

lainnya. Sedangkan isinya adalah nasi, lauk pauk yang kita masak saat itu dan garam

dapur.

Canang merupakan salah satu banten yang digunakan sehari-hari. Menurut

Angreni (2002). Banyak terdapat jenis-jenis canang diantaranya adalah : Canang tangkih

alasannya dari janur, slepan atau daun pisang isinya terdiri dari pisang sekibis, bunga

warna kembang rampai. Canang sari : alasannya ceper dari janur, isinya daun kayu,

kekiping sekebis, pisang, tebu seiris, geti-geti, tubungan mekamen, lengis minyak satu

celengik, boreh minyak satu celengik, nasi kuning satu celengik, sampaian uras bunder,

bunga tiga macam, bunga rampai.

Kewangen merupakan sarana untuk mempersembahyangkan. Menurut Arwati

(1992), bahwa kewangen juga dipakai sebagai pelengkap untuk upacara Panca yadnya

seperti :

Upacara Dewa Yadnya, kewangen banyak dipakai pelengkap dalam banten tebasan,

prascita dan berbagai jenis sesayut.

Upacara Resi Yadnya, kewangen dipakai sebagai pelengkap banten tebasan.

Upacara Pitra Yadnya, kewangen dipakai dalam upacara menghidupkan mayat secara

simbolis, setiap persendian Manusia diupakarakan.

Upacara Manusia Yadnya, kewangen dipergunakan pada setiap upacara ngotonin,

potong gigi, perkawinan dan lain sejenisnya sebagai perlengkapan banten.

Page 8: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Upacara Buta Yadnya, kewangen dipergunakan dalam upacara memakuh, mecaruan

lain sejenisnya.

Penggunaaan kewangen dalam upacara Panca Yadnya ini sebagian besar

berfungsi sebagai sarana untuk menghidupkan secara simbolis.

Didalam pembuatan sebuah kewangen diperlukan beberapa sarana antara lain :

Kojong, dibuat dari selembar daun pisang berbentuk segi tiga kuncup.

Palwa, diambil daun-daun kayu yang sudah terpotong-potong seperti daun andong,

pandang wengi, puring dan lain sejenisnya.

Porosan, dibuat dari dua lembar atau potongan daun siri, kapur dan pinang.

Kembang payas, yang berbentuk cillidibuat dari serangkaian jejaitan janur yang sudah

diringgit atau dibentuk.

Beberapa jenis bunga, bunga yang masih segar dan berbau harum atau wangi, mnisalnya

bunga kamboja, bunga ratna, dan lainnya.

Uang kepeng sebanyak dua buah.

Menurut Wiana (2001) kewangen merupakan lambang Omkara yang memiliki

tiga unsure yaitu Ardha Candra, Windhu dan Nada yang merupakan lambang ke

Mahakuasaaan Hyang Widhi. Dimana kojong yang terbuat dari daun pisang merupakan

lambang Ardha. Uang kepeng yang bulat penuh itu lambang Windhu sedangkan cilli yang

dibuat dari janur lambang Nadha.

Page 9: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Daksina.

Daksina adalah nama sebuah banten dengan isinya sangat lengkap dan

mempunyai arti filosofi yang luas. Menurut Arwati (2002). Daksina memounyai fungsi

sebagai tapakan, pelinggih, stana dari Hyang Widhi Wasa/manifestasi-nya yang akan

dihadirkan dan didekati untuk dimohon keselamatan dalam rencana pelaksanaan upacara

yang akan diselenggarakan, Daksine juga berfungsi sebagai sarana persembahan untuk

menyampaikan rasa terima kasih kepada pemimpin/pelaksana upacara.

Sarana banten Daksina terdiri dari empat unsure yaitu : daun, bunga, buah dan air.

Unsur-unsuar tersebut adalah :

1. Unsure Pattram yaitu daun-daunan yan terdiri dari janur, selepan, sirih, pelawa, peselan.

2. Unsur Puspam yaitu bunga terdiri dari berbagai jenis bunga yang dipergunakan pada

canang. Diharapkan memakai bunga yang segar dan harum.

3. Unsur Phalam yaitu buah-buahan terdiri dari kelapa, pisang, kemiri, pangi, pinang,

bijarantus.

4. Unsur Toyam yaitu air yang terdapat pada didalam kelapa yang dipakai untuk bahan

daksina.

Banten ajuman

Marupakan nama salah satu banten yang sering dipergunakan untuk

persembahyangan ke merajan, ke pura Kahyanagn Tiga, Dang Kayangan dan Pura-pura

besar lainnya. Fungsi dari banten ajuman ini menurut Arwati (2002) adalah sebagai

suguhan berupa nasi/persembahan terhadap Hyang Widhi atau manifestasi-nya.

Perlengkapan dari banten ajuman ini adalah :

Taledan, caper, tamas bahan ketiga ini dari janur atau selepan.

Page 10: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Sampian kepet-kepetan, pelaus, wadah lengis semua bahannya dari janur.

Porosan, bahannnya dari sirih, pinang, kapur,

Plawe bisa dipergunakan, daun kayu puring, hanjuang atau daun ratna.

Bunga, daun , buah merupakan unsur yang sangat penting didalam pembuatan

banten untuk melengkapi upakara yadnya. Menurut Wiana (2001) hal ini disebabkan

bahwa dalam Bhagavadgita IX Sloka 26 menyebutkan bahwa : Pattram (daun), Puspam

(Bunga), Phalam (Buah), Toyam (Air Suci), asalkan persembahan itu didasarkan atas cinta

kasih dan dengan hati yang suci, maka aku terima. Sedangkan dalam lontar Yadnya

Prakerti disebutkan arti bunga adalah sebagai lambang ketulusan dan kesucian pikiran

untuk beryadnya.

Page 11: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Table 1. Tanaman upakara/bebantenan pada masyarakat Hindu di Bali

Nama

Banten

Nama

Derah

Nama Indonesia Nama Ilmiah Suku Bagian yang

digunakan

keterangan

Saiban/Jotan

1 Biu Pisang Muisa sp Musaceae daun Sebagai alasnya

2 Padi Padi Oryza sativa L. Poaceae biji Isinya

Canang

1 Nyuh Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae Daun Ceper

2 Biu Pisang Musa sp Musaceae Daun,buah Alas,isi canang

3 Tebu Tebu Saccharum officinarum L Poaceae Batang Isi canang

4 Jepun Kamboja Plumeria acuminate W.T.

Ait.

Apocynaceae Bunga Isi canang

5 Jempaka Cempaka Michelia champaca Linn. Magnoliaceae Bunga Isi canang

6 Sandat Kenang Cananga odorata (Lam.) Hook.

F.&Thomas

Annonaceae Bunga Isi canang

7 Pucuk Kembang sepatu Hibiscus rosa sinensis L. Malvaceae Bunga Isi canang

8 Pandan

arum

Pandang

Wangi

Pandanus tectorius

Soland. Ex. Balf.f.

Pandanaceae Daun Isi canang

9 Base Sirih Piper betle L. Piparaceae Daun Base temple

10 Buah Pinang Areca catechu Linn. Arecaceae Buah Base temple

11 Puring Puring Codiaeum variegatum BL. Euphorbiaceae Daun Daun kayu

12 Ratne Ratna Gomphrena globosa Linn. Amaranthaceae Daun, bunga Daun kayu, isi

kewangen

1 Biu Pisang Musa sp Musaceae Daun,buah Alas, isi canang,

2 Puring Puring Codiaeum variegatum BL. Euphorbiaceae Daun Daun kayu

3 Nyuh Kelapa Coco nucifare L. Arecaceae Daun,buah Cili

4 Jepun Kamboja Plumeria acuminate Apocynaceae Bunga Bunga

Page 12: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Roxb.

5 Jempaka Cempaka Michelia champaca L magnoliaceae Bunga Bunga

6 Sandat Kenang Cananga odorata (Lam.)

Hook.F.&Thomas.

Annonaceae Bunga Bunga

7 Pucuk Kembang sepatu Hibiscus rosa sinensis L. malvaceae Bunga Bunga

8 Ratne Ratna Gomphrena globosa L Amaranthaceae Bunga Bunga

9 Andong Hanjungan Cordyline fruticosa

Backer

agavaceae daun Daun kayu

Daksina

1 Nyuh Kelapa Coco nucifare L. Arecaceae Daun,buah Wakul,canang

Isi daksine

2 Padi Padi Oryza sativa L. poaceae Biji Jumputan

3 Tingkih Kemiri Aleurites moluccana (L.)

Wiild

Euphorbiaceae Biji Hidung

4 Pangi Pangi Pangium edule Reinw. Flacourtiaceae Biji Dagu

5 Biu Pisang Musa sp Musaceae Buah Jeriji

6 Kapas Kapas Gossypium sp Malvaceae Rambut biji Perut

7 Godem Otek Panicum viride Linn. Poaceae Biji Bije ratus

8 jagung Jagung Zea mays Linn poaceae biji Bije ratus

9 Jail-jali Jail Coix lacryma jobi L. Poceae Biji Bijr ratus

10 Bawang Bawang merah Alliumcepa linn Liliaceae Unbi lapis Gagantusan

11 Kunyit Kunir Curcuma domestica

Valeton

Zingiberaceae Akar rimpang Gagantusan

12 Tabya Cabai Capsicum frutescens

Linn

Solanaceae Buah Gagantusan

13 Jae Jahe Zingiber offcinale Rosc Zingiberaceae Akar rimpang Gagantusan

14 Cekuh Kencur Kaemferia galangga L. Zingiberaceae Akar rimpang Gagantusan

Page 13: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

15 Duren Durian Durio Zibethinus Bombaceae Daun Palawe peselan

16 Manggis Manggis Garcinia mangostana L. Colusiaceae Daun Palawe peselan

17 Ceroring Duku Lasium domesticum var.

Langsep

Maliaceae Daun Palawe peselan

18 Poh Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Daun Palawe peselan

19 Salak Salak Salacca edulis Reinw. Palmae Daun Palawe peselan

20 Base Sirih Piper betie L. Piparaceae Daun Base tampel

21 Buah Pinang Areca cathecu L. Arecaceae Daun Base tampel

22 Jepun Kemboja Pulumeria acuminate

Roxb

Apocynaceae Bunga Canamng wangi

23 Pandan

narum

Pandang wangi Pandanus tectorius

Soland. Ex. Balf. f.

Pandanaceae Daun Canamng wangi

24 Sandat Kenanga Cananga odorate (Lam.)

Hook. F.&Thomas

Annonaceae Bunga Canamng wangi

25 Cempaka Cempaka Michelia champaca L. Magnoliaceae Bunga Canamng wangi

26 Ratne Ratna Gomphrena globosa L. Amaranthaceae Bunga Canamng wangi

27 Puring Puring Codiaeum variegatum BL. Euphorbiaceae Daun Daun kayu

28 Andong Hanjuang Cordyline fruticosa

Backer

Liliaceae Daun Daun kayu

Banten Ajuman

1 Nyuh Kelapa Cocos nucifera Linn. Aracaceae Daun Ceper, tamas

Sampian, kepet-

kepet

Plaus, wadah

lengis

2 Base Sirih Piper betle L. Piperaceae Daun Porosan

3 Buah Pinang Areca cathecu L. Aracaceae Buah Porosan

4 Puring Puring codiaeum Euphorbiaceae Daun Daun kayu

Page 14: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Varirgatum BL.

5 Ratne Ratna Gomphrena globosa L Amaranthaceae Daun, buah Daun kayu,

Bunga

6 Biu Pisang Musa sp musaceae Daun, buah Alas, isi ajuman

7 Andong Hanjuang Cordyline fruticosa

Backer

Agavaceae Daun Daun kayu

8 Poh Mangga Mangifera indica L Anacardiaceae Daun Palawe peselan

9 Salak Salak Salacca edulis Rienw Palmae Daun Palawe peselan

10 Jepun Kamboja Plumeria acuminate

Roxb

Apocynaceae bunga Canang wangi

11 Pandan

arum

Pandang wangi Pandanus tectorius

Soland. Ex. Balf.f.

Pandanaceae daun Canang wangi

12 Sandat Kenanga Cananga odorata Baill Annonaceae Bunga Canang wangi

13 cempaka cempaka Michelia champaca L. Magnoliaceae Bunga Canang wangi

Page 15: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

PISANG

Page 16: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

PADI

Page 17: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KELAPA

Page 18: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

TEBU

Page 19: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Kamboja

Page 20: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Kenanga

Page 21: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Kembang Sepatu

Page 22: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

Pandan

Page 23: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

SIRIH

Page 24: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

PINANG

Page 25: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

PURING

Page 26: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

BUNGA RATNA

Page 27: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

CEMPAKA

Page 28: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

HANJUANG

Page 29: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KEMIRI

Page 30: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

PANGI

Page 31: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KAPAS

Page 32: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

OTEK

Page 33: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

JAGUNG

Page 34: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

JALI-JALI

Page 35: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

BAWANG MERAH

Page 36: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KUNYIT

Page 37: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

CABAI

Page 38: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

JAHE

Page 39: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KENCUR

Page 40: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

DURIAN

Page 41: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

MANGGIS

Page 42: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

DUKU

Page 43: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

MANGGA

Page 44: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan tersebut diatas dan melihat tabel 1 maka tumbuhan yang paling

banyak dipergunakan untuk banten, baik sebagai banten sehari-hari maupun banten pada

saat tertentu adalah sebagai berikut: pisang (Musa sp), kelapa (Cocos nucifera L.), puring

(Codiaeum variegatum BI.), kambija (Plumeria acuminate Roxb.), ratna (Gomprena

globosa L.), Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), pinang (Areca cathecu L), sirih

(Piper betle L).

Supaya Bali tetap ajeg salah satu faktor yang tetap harus ditaati adalah

melaksanakan upacara keagamaan Hindu yaitu mebanten. Dengan demikian disarankan

masyarakat Hindu di Bali pada masing-masing pekarangan rumahnya minimal menanam

tumbuhan upakara seperti tersebut diatas. Segingga kekawatiran sebagian besar masyarakat

akan semakin mahalnya material tanaman upakara tidak terjadi, walaupun permintaan

terhadap material tanaman upacara semakin meningkat.

Page 45: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Anggreani, I.G.A,O.A. 2002. Canang. Upada Sastra. Denpasar

Arwati, S.N.M. 1992. Upacara Upakara. Upada Sastra. Denpasar.

Arwati, S.N.M. 2002. Banten Pejati. Upada Sastra. Denpasar

Fred and M. Eiseman, 1988, Flowers of Bali. Periplus Editions. Berkeley-Singapura.

Krempin, J. 1990. Know Your Indoor & House Plants. Hoewitz Grahame Pty Ltd. 506 Miller

Street, Cammeray, Aydnney, Australia 2062.

Suryani, I.A.P. 2002. Melangkah Ke Arah Persiapan Upakara- Upacara Yadjna. Seri I. Upakara

Yajna. Paramita Surabaya

Sudharta, T.R. 1997. Manusia Hindu. Dari Kandungan Sampai Perkawinan. P.T. B.P. Denpasar

Wiana, I.K, 2003. Makna Upacara Yadjna Dalam Agama Hindu. Paramita Surabaya.

Widana, I.G.K. 2002. Lima Cara Beryadjna. Bolehkah Menonton TV Saat Nyepi. P.T.B.P.

Denpasar.

Page 46: INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …

LAMPIRAN 1

KATA-KATA SUKAR

Ceper : Tempat atau alas canang yang dibuat dari janur atau selepan.

Daun kayu : Daun dari pohon tertentu yang dipotong-potong tipis

Geti-geti : Ketan yang dinyanyah yang diberi gula dan dibungkus dengan daun

pisang yang sudah kiring.

Kembang Rampai : Daun Pandan wangi diiris tipis

Kewangen : Salah satu banten yang digunakan dalam upacara Panca Yadnya di

dalam pemakainnya lebih banyak dijumpai pada saat

persembahyangan.

Kojong : Dibuat dari selembar daun pisang yang berbentuk segitiga lancip

Merajan : Tempat persembahyangan untuk keluarga. Terdapat pada masing-

masing perkarangan masyarakat Hindu di Bali pada umumnya.

Slepan : Daun kelapa yang sudah dewasa berwarna hijau.