pencemaran laut oleh minyak

34
PENCEMARAN LAUT DITINJAU DARI HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA A. Latar Belakang Masalah Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam tinggi. Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya. Laut memiliki arti penting dalam kehidupan manusia, laut memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Tidak hanya memiliki sumber daya alam yang banyak, laut juga digunakan manusia dalam kehidupan untuk berbagai manfaat seperti untuk transportasi, untuk mengontrol iklim dunia, objek riset penelitian dan lain sebagainya. Dewasa ini dengan semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran manusia akan pentingnya 1

Upload: iqbal

Post on 10-Apr-2016

95 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal mengenai pencemaran laut oleh aktivitas manusia terutama minyak

TRANSCRIPT

Page 1: pencemaran laut oleh minyak

PENCEMARAN LAUT DITINJAU DARI HUKUM LINGKUNGAN

INTERNASIONAL DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA

A. Latar Belakang Masalah

Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai

kadar garam tinggi. Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di

permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua

lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya. Laut memiliki arti penting dalam

kehidupan manusia, laut memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh

manusia. Tidak hanya memiliki sumber daya alam yang banyak, laut juga digunakan

manusia dalam kehidupan untuk berbagai manfaat seperti untuk transportasi, untuk

mengontrol iklim dunia, objek riset penelitian dan lain sebagainya.

Dewasa ini dengan semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

kesadaran manusia akan pentingnya lingkungan laut sepertinya semakin berkurang.

Kegiatan manusia yang berhubungan dengan laut semakin hari semakin merusak laut itu

sendiri, kegiatan-kegiatan manusia mulai tidak bersahabat dengan lingkungan laut dan

mulai menimbulkan pencemaran yang menimbulkan kerusak bagi air laut sehingga

berdampak buruk pada biota laut.

Dengan semakin meningkatnya pemanfaatan laut dalam kegiatan manusia oleh karena itu

sangat penting untuk melindungi lingkungan laut dari ancaman pencemaran yang

1

Page 2: pencemaran laut oleh minyak

bersumber dari operasi kapal tanker, kecelakaan kapal tanker, scrapping kapal

(pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua), serta kebocoran minyak dan gas

dilepas pantai.

Pencemaran laut merupakan masalah yang cukup rawan, akan tetapi seringkali terabaikan

ketika kepentingan ekonomi lebih mendesak untuk di kedepankan. Masalah pencemaran

laut di perairan nusantara pernah menghangat dengan terjadinya tabrakan antara tanker

Nagasaki Spirit dan kapal angkut Ocean Blessing di lepas pantai belawan, Sumatra Utara

(1993), yang mengakibatkan tumpahnya minyak dan mengotori perairan di sekitarnya.1

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri,

pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam

laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak

bahan kimia yang berbahaya  berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh

plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder

(menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam

rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin

besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari  partikel

kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian

besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun

melalui tumpahan.

1 Melda Kamil Ariadno, Hukum Internasional Hukum yang Hidup, Diadit Media, Jakarta, hlm. 23.

2

Page 3: pencemaran laut oleh minyak

Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk

hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah

tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan proses di kapal, buangan

industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari transportasi darat

melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari perairan. Namun sumber

utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal,

pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di

laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian dari

masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar

pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.

Dalam sejarah hukum laut internasional, perlindungan lingkungan laut lebih tua umurnya

dari pada Konvensi PBB 1982 tentang Hukum Laut. Pasal 24 Konvensi Jenewa mengenai

rezim laut lepas tahun 1958 menyatakan antara lain bahwa :

“every state shall draw up regulation to prevent pollution of the seas by the

discharge of oil from ship or pipelines or resulting from the exploitation and exploration

of the seabed and its subsoil, taking account to the existing treaty provisions on the

subject”

(“setiap Negara wajib mengadakan peraturan-peraturan untuk mencegah

pencemaran laut yang disebabkan oleh minyak yang berasal dari kapal atau pipa laut atau

yang disebabkan oleh eksplorasi dan eksploitasi dasar laut dan tanah di bawahnya, dengan

3

Page 4: pencemaran laut oleh minyak

memperhatikan ketentuan-ketentuan perjanjian internasional yang terdapat mengenai

masalah ini”)2.

Walaupun dengan kenyataan bahwa pengaturan tentang perlindungan laut sudah ada sejak

lama, namun masih saja terjadi pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan laut.

Sebagai contoh pada 2009 terjadi pencemaran di laut Timor akibat meledaknya Kilang

Minyak Montara milik perusahaan Thailand di Australia, peristiwa yang kemudian dikenal

sebutan "Montara Timor Sea Oil Spill Disaster" ini disertai pula dengan zat timah hitam

bercampur bubuk kimia dispersant jenis Corexit 9500 dan 9572 yang sangat beracun

untuk menenggelamkan tumpahan minyak ke dasar Laut Timor. Kasus ini berdampak

besar terhadap kehidupan masyarakat di Nusa Tenggara Timur bahkan ada yang sampai

meninggal dunia yang diduga keras karena efek dari pencemaran tersebut. Masalah ini

tidak hanya menjadi perhatian khusus oleh Indonesia bahkan kasus pencemaran ini telah

menarik perhatian pemerintah internasional.

Perairan Asia Tenggara mencakup didalamnya laut Andanan, Selat Malaka dan Singapura,

Laut Cina Selatan, perairan kepulauan Indonesia dan Filipina termasuk laut arafuru dan

Laut Celebes. Seluruh perairan ini meliputi luas 8.94 juta km2 yang merupakan 2,5% dari

permukaan laut dan dunia.3 Dengan luas perairan yang dimiliki kawasan Asia Tengara

menyebabkan lebih 7% dari penduduk dikawasan ini hidup didaerah pantai.4 Hal ini

sangat menentukan dari kelestarian laut dan sebagian besarnya adalah penyebab dari

pencemaran laut.

2 Mochtar Kusuma Atmadja, Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut, Sinar Grafika, 1992, hlm. 17.3 Ibid., hlm. 3.4 Ibid., hlm. 7

4

Page 5: pencemaran laut oleh minyak

Wilayah laut Indonesia mengokupasi lebih dari dua pertiga keseluruhan wilayah republic

indonesia, laut memberikan berbagai sumber kekayaan alam, baik hayati maupun

nonhayati bagi Indonesia.5 Di perairan Nusantara pencemaran laut sudah mencapai titik

mendesak untuk diperhatikan dan ditangani secara khusus, terutama di perairan yang

menjadi jalur lintas pelayaran internasional. Di Indonesia pencemaran dan perusakan

lingkungan laut menjadi isu yang sangat penting untuk ditangani karena mengingat

ketergantungan rakyat Indonesia terhadap sumber daya lingkungan laut sangat besar demi

kelangsungan hidupnya. Tuntutan penduduk yang semakin meningkat telah

mengakibatkan pengekploitasian dan pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut yang

berlebihan. Disamping eksploitasi yang berlebihan, ancaman terhadap lingkungan laut

juga datang akibat pencemaran, baik dari darat maupun dari laut, serta teknik pemanfaatan

yang menyebabkan kerusakan. Saat ini pencemaran lingkungan laut mendapatkan

perhatian yang cukup besar karena dampak yang ditimbulkan terhadap kelestarian laut dan

manfaat dari sumber daya alam di laut menjadi terganggu, tidak hanya bagi negara pantai,

tetapi bagi umat manusia keseluruhan. Salah satu pencemaran yang terjadi di Indonesia

adalah pencemaran lingkungan laut yang berasal dari sumber daratan (land-based

sources). Limbah cair domestik dan industri (domestic and industrial sewage) merupakan

masalah pencemaran yang paling besar di banyak tempat di Indonesia. Hal ini umumnya

disebabkan karena tidak atau kurang memadainya fasilitas untuk menangani dan

mengelola limbah cair domestik dan industry.

5 Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 72.

5

Page 6: pencemaran laut oleh minyak

Secara umum, kegiatan atau aktivitas di daratan (land-based pollution) yang berpotensi

mencemari lingkungan pesisir dan laut antara lain : penebangan hutan (deforestation),

buangan limbah industri (disposal of industri waste), buangan limbah pertanian (disposal

of agricultural wastes), buangan limbah cair domestik (sewage disposal), buangan limbah

padat (solid wastes disposal), konversi lahan mangrove dan lamun (mangrove and swamp

conversion), dan reklamasi di kawasan pesisir (reclamation). Sedangkan kegiatan atau

aktivitas di laut (sea-based pollution) yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan

laut antara lain : perkapalan (shipping), dumping di laut (ocean dumping), pertambangan

(mining), eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and exploitation), budidaya

laut (mariculture), dan perikanan (fishing). Pencemaran laut mempunyai dampak yang

buruk terhadap biota laut dan manusia.

Di Indonesia dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 1999

disebutkan : Bagi kegiatan yang menimbulkan limbah cair dan/atau limbah padat dari

kegiatan rutin operasional di laut, penanggung jawabnya diwajibkan untuk mengelola dan

membuang limbahnya di sarana pengelolaan limbah cair dan/atau limbah padat sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi dalam keadaan darurat,

pembuangan benda ke laut yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan dilaut dapat

dilakukan tanpa izin apabila:

a. Pembuangan benda dimaksudkan untuk menjamin keselamatan kegiatan di laut;

b. Pembuangan benda dimaksud disebabkan oleh adanya kerusakan pada

peralatannya dengan syarat bahwa semua upaya pencegahan yang layak telah

6

Page 7: pencemaran laut oleh minyak

dilakukan atau pembuangan tersebut merupakan cara terbaik untuk mencegah

kerugian yang lebih besar.

Dengan masih banyaknya terjadi kegiatan yang menimbulkan pencemaran terhadap

lingkungan laut walaupun telah ada pengaturannya secara internasional dan nasional maka

penulis tertarik untuk menggangkat penelitian tentang pengaturan perlindungan

lingkungan laut dari pencemaran agar lebih memperjelas pengetahuan terhadap

pengaturan-pengaturan yang ada dan berhubungan dengan perlindungan lingkungan laut

sehingga diharapkan tidak akan ada lagi pencemaran laut yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaturan hukum internasional untuk melindungi laut dari

pencemaran?

2. Bagaimana pengaturan tentang perlindungan laut di indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaturan hukum internasional tentang perlindungan laut

dari pencemaran.

2. Untuk mengetahui pengaturan hukum internasional tentang perlindungan

lingkungan laut yang ada di Indonesia.

7

Page 8: pencemaran laut oleh minyak

D. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, aka nada beberapa manfaat yang penulis

dapatkan hendaknya, yaitu :

a. Secara Teoritis

1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang secara teoritis diperoleh di bangku

kuliah.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal lingkungan laut.

b. Secara Praktis

1. Sebagai tambahan informasi bagi yang berminat dalam masalah

perlindungan lingkungan laut.

E. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan umum tentang Hukum Lingkungan

a. Pengertian Hukum Lingkungan

Hukum lingkungan adalah keseluruhan peraturan yang mengatur tingkah laku

orang tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan terhadap

lingkungan yang pelaksanaan peraturan tersebut dapat dipaksakan dengan

suatu sanksi oleh pihak yang berwenang.6

Menurut Danusaputro (1980:35-36) dalam R.M. Gatot P. Soemartono Hukum

Lingkungan Indonesia, hukum lingkungan adalah hukum yang mendasari 6 R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hlm 46.

8

Page 9: pencemaran laut oleh minyak

penyelenggaraan perlindungan dan tata pengelolaan serta peningkatan

ketahanan lingkungan.

Menurut Drupsteen, hukum lingkungan adalah hukum yang berhubungan

dengan lingkungan alam dalam arti seluas-luasnya.

Pengertian hukum lingkungan yang termuat dalam ketentua Pasal 1 ayat (1)

UU Nomor 4 tahun 1982 tentang Kententuan Pokok-Pokok Lingkungan Hidup

yang telah diperbarui dengan UU Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan

lingkungan hidup menyatakan bahwa hukum lingkungan (lingkungan hidup)

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahkluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya.7

b. Sejarah Hukum Lingkungan

Hukum Lingkungan baru berkembang sangat pesat pada akhir tahun 1968 dan

permulaan tahun 1970, pada tahun 1972 diadakan konferensi internasional

pertama dan bersejarah di Stockholm, Swedia.8 Istilah “hukum lingkungan”

merupakan konsepsi yang relative masih baru dalam dunia keilmuan pada

umumnya dan dalam lingkungan ilmu hukum pada khususnya, yang tumbuh

dan sejalan bersamaan dengan tumbuhnya kesadaran akan lingkungan.9

Hukum lingkungan Indonesia telah mulai berkembang semenjak zaman

penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda, tetapi hukum lingkungan pada masa

itu bersifat atau berorientasikan pemakaian (use-oriented law), hukum 7 Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm 169.8 Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 14.9 Ibid., hlm. 24.

9

Page 10: pencemaran laut oleh minyak

lingkungan Indonesia berubah menjadi perlindungan (environment-oriented

law) setelah lahirnya hukum internasional yang ditandani dengan lahirnya

Deklarasi Stockholm 1972 (the Stockholm Declaration of 1972). 10 Hukum

Lingkungan yang bersifat use-oriented maksudnya adalah produk hukum yang

melulu memberikan hak kepada masyarakat internasional untuk

mengeksploitasi lingkungan dan sumberdaya alam tanpa membebani

kewajiban untuk menjaga, melindungi dan melestarikannya, sedangkan yang

bersifat environment-oriented adalah produk hukum yang tidak saja memberi

hak kepada manusia untuk memakai lingkungan tetapi juga membebani

manusia dengan suatu kewajiban untuk menjaga, melindungi dan

melestarikannya.

Dalam membahas hukum lingkungan Indonesia, kita tidak dapat melepaskan

diri dari sejarah pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia, namun

pada masa itu masih berorintasikan pemakaian atau use-oriented.

Peraturan produk Pemerintah Hindia Belanda yang ada dan sebagian di antaranya masih berlaku sampai hari ini adalah sebagai berikut11 :

a. Paralvisscheriz Sponsen Visserchrij Ordonantie, staasblad 1916 No. 157 ( Peraturan tentang Perikanan Mutiara dan Perikanan Bunga Karang)

b. Vissherij Ordonantie, tahun 1920 No. 396 ( Peraturan tentang Perikanan )

c. Hinder Ordonantie, Staatblad 1926 No. 226 yang dirumuskan dengan Staatblad 1927 No. 499 ( Undang-Undang Gangguan )

d. Dieren Bescharmings Ordonantie, Staatblad 1931 No. 134 ( Undang-Undang tentang Perlindungan Binatang Liar )

e. Jacht Ordonantie Java en Madoera, Staatblad 1939 No. 733 ( Undang-Undang Perburuan di Jawa dan Madura )

10 Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, 2008, hlm. 1.11 Sukanda Husin, op. cit., hal 1-2.

10

Page 11: pencemaran laut oleh minyak

f. Natuur bescharmings Ordonantie, Staatblad 1941 No. 167 ( Undang-Undang tentang Perlindungan Alam )

g. Monumenten Ordonantie, Staatblad 1931 No. 238 jo. Staatblad 1934 No. 511 ( Undang-Undang tentang Monumen )

c. Pembagian Hukum Lingkungan

Berdasarkan kepentingan-kepentingan lingkungan yang bermacam-macam

dapat dibedakan bagian-bagian hukum lingkungan, yaitu :

a. Hukum Bencana (Rampenrecht)

b. Hukum Kesehatan Lingkungan (Milieuhygienerecht)

c. Hukum tentang Sumber Daya Alam atau Hukum Konservasi (Natural

Resources Law / Recht betreffende natuurlije rijkdommen)

d. Hukum tentang Pembagian Pemakaian Ruang atau Hukum Tata Ruang

(Recht betreffende de verdeling van het ruimtegebruik)

e. Hukum Perlindungan Lingkungan (Milieubeschermingsrecht)

Dalam R.M. Gatot P. Soemartono Hukum Lingkungan Indonesia (1996:52), Koesnadi Hardjasoemantri berpendapat bahwa, hukum lingkungan di Indonesia dapat meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1) Hukum Tata Lingkungan2) Hukum Perlindungan Lingkungan3) Hukum Kesehatan Lingkungan4) Hukum Pencemaran Lingkungan ( dalam kaitannya dengan misalnya

pencemaran oleh industry, dan sebagainya )5) Hukum Lingkungan Transnasional / Internasional ( dalam kaitannya

dengan dengan hubungan antar Negara )6) Hukum Perselisihan Lingkungan ( dalam kaitannya dengan misalnya

penyelesaian masalah ganti kerugian, dan sebagainya )

2. Tinjauan khusus tentang Pencemaran Laut

a. Pengertian Pencemaran

11

Page 12: pencemaran laut oleh minyak

Dalam Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa pencemaran adalah masuk

atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke

dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku

mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Baku mutu lingkungan hidup

adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen

yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang

keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan

hidup.

b. Pengertian Pencemaran Laut

Pencemaran laut dapat diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya

mahkluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut

oleh kegiatan manusia, baik di darat maupun di laut sehingga kualitas air laut

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak

sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.12

Para ahli yang tergabung pada badan-badan di bawah Perserikatan Bangsa-

Bangsa mendefinisikan pencemaran laut sebagai :

“introduction by man, diretcly or indirectly, of substance or energy into the

marine environment ( including) resulting in such deleterious effects as harm to living

12 Ibid., hal 72.

12

Page 13: pencemaran laut oleh minyak

resources, hazardous human health, hindrance to marine activities including fishing,

impairment quality for use of sea water and reduction of amenities”.13

( Dimasukkannya oleh manusia, secara langsung atau tidak langsung, zat atau

energi ke dalam lingkungan laut yang berakibat meracuni atau merusak mahkluk hidup,

membahayakan kesehatan manusia, gangguan terhadap aktivitas laut termasuk

memancing, merusak kualitas air laut dan mengurangi kenyamanan )14

c. Pembagian Pencemaran Laut

Dalam hal pencemaran laut dapat dibedakan dalam enam kategori utama, sebagai berikut15 :

1) Marine pollution caused via the atmosphere by land based activities.Bukti ilmiah yang menunjukkan adanya tiga penyebab utama pencemaran laut golongan pertama ini, yaitu :

a) Penggunaan berbagai macam “synthethic chemicals” khususnya ‘chlorinated hydrocarbons” untuk pertanian

b) Pelepasan logam-logam berat (heavy metals) seperti merkuri akibat proses industry atau lainnya

c) Pengotoran atmosfir oleh hydrocarbons minyak yang dihasilkan oleh penggunaan minyak bumi untuk menghasilkan energy

2) The disposal of domestic and industrial wastesPencemaran yang yang disebabkan oleh pengaliran limbah domestic atau limbah industry dari pantai, baik melalui sungai, “sewage outlets” atau akibat “dumping”

3) Marine pollution caused by radioactivityPencemaran laut karena adanya kegiatan-kegiatan radioaktif alam ataupun dari kegiatan kegiatan manusia. Dua penyebab utamanya adalah percobaan senjata nuklir dan pembuangan limbah radioaktif, termasuk pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan laut untuk kepentingan militer atau pembuangan alat-alat militer di laut.

4) Ship-borne pollutans

13 Melda Kamil Ariadno, op.cit., hlm. 24.14 Terjemahan tersebut atas pemahaman dari peneliti sendiri. 15 Ibid., hal 24-25.

13

Page 14: pencemaran laut oleh minyak

Pencemaran jenis ini dapat terdiri dari berbagai macam bentuk kapal dan muatan. Akan tetapi penyebab utamanya adalah tumpahan minyak di laut, yang dapat dibedakan karena kegiatan kapal seperti pembuangan air ballast atau karena adanya kecelakaan kapal di laut, terutama apabila kecelakaan itu melibatkan kapal tanker.

5) Pollution from offshore mineral productionKegiatan penambangan di dasar laut, terutama apabila terjadi kebocoran pada instalasi penambangan dan pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

d. Penyebab Pencemaran Laut

Penyebab pencemaran di laut adalah sebagai berikut :

1) Pencemaran oleh tumpahan minyak

Antara tahun 1990-1999, rata-rata tumpahan minyak ke laut menunjukkan

persentase sebagai berikut:

1) Natural seeps: 47 %

2) Consumption activities (land-based run-off, non tanker operational

releases and spills): 33 %

3) Tanker spills: 8 %

4) Other (atmospheric deposition and jettisoned aircraft fuel): 5 %

5) Transportation (cargo washings, coastal facility and pipeline spills): 4 %

6) Extraction (platforms and produced water): 3 %

2) Pencemaran oleh logam berat

Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan  biasanya berasal dari

masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

3) Pencemaran oleh sampah

14

Page 15: pencemaran laut oleh minyak

Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan

terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,

sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia

II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik

ton.

4) Pencemaran oleh pestisida

Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka

sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol

hama tanaman atau organism-organisme lain yang tidak diinginkan. Perstisida

mempunyai efek negative yang dapat membunuh biota laut.

5) Pencemaran akibat proses eutrofikasi

Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi,  biasanya

senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Efek yang di

timbulkan adalah penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya

menganggu kestabilan populasi organisme lain.

6) Pencemaran akibat Tingkat Keasaman

Dewasa ini kegiatan-kegiatan manusia mengakibatkan karbon dioksida semakin

banyak masuk ke atmosfer. Dengan meningkatnya jumlah kandungan karbon

dioksida di atmosfer hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang

berakibat buruk bagi biota laut.

7) Pencemaran akibat Kebisingan

15

Page 16: pencemaran laut oleh minyak

Kegiatan-kegiatan yang di lakukan manusia di laut berpotensi menimbulkan

pencemaran akibat kebisingan ini, hal ini berpengaruh terhadap mahkluk hidup air

yang berkomunikasi dengan suara. Contoh kegiatan yang menimbulkan kebisingan

seperti : kegiatan militer, eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak, kegiatan

oceanografi dan perikanan , dan lain sebagainya.

e. Dampak yang ditimbulkan dari Pencemaran laut

Pencemaran yang terjadi di lingkungan laut menimbulkan dampak negatif baik

itu bagi biota laut maupun bagi manusia sendiri. Berikut beberapa dampak

yang di timbulkan dari pencemaran laut adalah :

1) Meracuni dan membunuh biota laut

Pencemaran yang terjadi akibat pembuangan minyak di laut atau

pembuangan logam berat di laut akan sangat membahayakan bagi biota laut

tersebut.

2) Meracuni dan membunuh manusia

Pencemaran air laut tidak hanya menimbulkan penyakit pada manusia

seperti penyakit kulit atau pencernaan, pencemaran air laut bahkan dapat

membunuh manusia. Hal ini pernah terjadi di Laut Timor yang

mengakibatkan meninggalnya orang yang di duga karena efek yang

ditimbulkan dari pencemaran air laut.

f. Kasus-Kasus Pencemaran Laut yang pernah Terjadi

Selama ini ada beberapa kasus-kasus pencemaran terhadap lingkungan laut yang

terjadi, sebagai contoh :

16

Page 17: pencemaran laut oleh minyak

1) Tumpahan minyak Exxon Valdez terjadi di Prince William Sound, Alaska, pada

tanggal 24 Maret 1989.16

2) Tanker Showa Maru, karam di Selat Malaka tahun 1975, menumpahkan 1 juta

ton minyak mentah.

3) Pencemaran Teluk Buyat oleh PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Teluk

Buyat terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi

pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang).

4) Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan

ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata

Jepang.

5) Pencemaran laut Timor pada 2009 akibat meledaknya Kilang Minyak Montara

milik perusahaan Thailand di Australia.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Masalah

Metode penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder.17 Penelitian hukum

normatif yang dilakukan dalam penulisan ini lebih diarahkan kepada inventarisasi

hukum, yakni mengumpulkan data dan menelaah berbagai aturan-aturan hukum

yang ada dalam pengaturan hukum internasional dan dalam hukum nasional

16 http://setyawanrizqa.wordpress.com/2013/04/22/tumpahan-minyak-kapal-tanker-exxon-valdez/17 Soerjono soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada , Jakarta, 2006, hlm. 13

17

Page 18: pencemaran laut oleh minyak

Indonesia sebagai upaya untuk mengetahui pengaturan hukum tersebut terhadap

perlindungan lingkungan laut terhadap pencemaran yang banyak terjadi.

2. Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini melengkapi data primer

dan data sekunder. Namun dalam penelitian ini data utama yang dijadikan bahan

acuan untuk penulisan ini adalah data sekunder yang mencakup beberapa hal,

yakni :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat.

Yang dilengkapi ketentuan-ketentuan hukum internasional dan ketentuan

hukum nasional Indonesia yang terkait dengan perlindungan lingkungan laut

dan pencemaran terhadap lingkungan laut, baik yang terdapat dalam

perjanjian-perjanjian internasional, undang-undang yang ada di Indonesia,

maupun aturan-aturan hukum lainnya.

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan lebih lanjut tentang

perlindungan lingkungan laut dari pencemaran. Seperti hasil-hasil penelitian

orang lain, dan hasil karya dari kalangan hukum.

c. Bahan hukum tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder, contohnya seperti kamus,

ensiklopedia, internet dan lain sebagainya.

Sedangkan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari berbagai pihak yang digunakan untuk validasi dan memberikan

18

Page 19: pencemaran laut oleh minyak

penjelasan lebih lengkap kepada penulis tentang apa yang terdapat dari data

sekunder.

3. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian hukum normatif dapat dilakukan beberapa teknik pengumpulan

data, diantaranya :

a. Mencari informasi untuk mendapatkan gambaran atau informasi tentang

penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

b. Kunjungan ke perpustakaan daerah maupun perpustakaan fakultas untuk

mendapatkan buku-buku, hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian, misalnya laporan penelitian, bulletin, brosur dan

lain sebagainya.

G. Sistematika Penulisan

Hasil dari penelitian ini terdiri dari 4 ( empat ) bab, dengan rincian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

19

Page 20: pencemaran laut oleh minyak

Pada bab ini diuraikan mengenai :

1. Tinjauan umum tentang Hukum Lingkungan yang meliputi :

a. Pengertian Hukum Lingkungan

b. Sejarah Hukum Lingkungan dan

c. Pembagian hukum lingkungan.

2. Tinjauan khusus tentang Pencemaran Laut

a. Pengertian Pencemaran

b. Pengertian Pencemaran Laut

c. Pembagian Pencemaran Laut

d. Penyebab Pencemaran laut

e. Dampak Pencemaran Laut

f. Contoh Kasus Pencemaran Laut

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan terhadap masalah yang

telah dikemukakan mengenai pengaturan pencemaran laut ditinjau dari

hukum lingkungan internasional dan hukum nasional Indonesia.

BAB IV : PENUTUP

20

Page 21: pencemaran laut oleh minyak

Bab ini berisi kesimpulan terhadap semua permasalahan yang telah dibahas

dan saran yang perlu untuk perbaikan mengenai permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

21

Page 22: pencemaran laut oleh minyak

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2005.

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2011.

Melda Kamil Ariadno, Hukum Internasional Hukum yang Hidup, Diadit Media, Jakarta.

Mochtar Kusuma Atmadja, Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut, Sinar

Grafika, Jakarta, 1992.

R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996.

Soerjono soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2006.

Sukanda Husin, Hukum Lingkungan Internasional, Pusbangdik, Pekanbaru, 2009.

, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.

Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

B. LAIN-LAIN

http://gamasugara.blogspot.com/ di akses pada19 juni 2014 pukul 12.04 WIB

http://news.liputan6.com/read/670636/kasus-pencemaran-laut-timor-agenda-apec-2013

https://www.academia.edu/5236964/PENCEMARAN_LAUT di akses pada 22 juli 2014pukul 20.12 WIB

http://massal2003.wordpress.com/2011/10/22/sumber-sumber-pencemaran-laut-sources-of-marine-pollution/ di akses pada 25 juni 2014 pukul 20.25 WIB

22

Page 23: pencemaran laut oleh minyak

http://setyawanrizqa.wordpress.com/2013/04/22/tumpahan-minyak-kapal-tanker-exxon-valdez/ di akses pada 22 juli 2014 pukul 20.24 WIB

http://gudang-ilmu-arianto.blogspot.com/2013/05/makalah-pencemaran-laut_7.html diakses pada 22 juli 2014 pukul 20.24 WIB

http://www.flobamora.net/berita/849/2014-02-18/kasus-pencemaran-laut-timor-pelanggaran-ham-berat.html

23