pencemaran air laut sari

23
Ilmu Lingkungan 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakan sumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau produk-produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga peningkatan akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, kita selalu dihadapkan pada dilema antara peningkatan produksi dengan pelestarian sumberdaya alam lingkungan serta dampak yang ditimbulkan dari proses produksi tersebut. Hal ini berarti perkembangan industri baik pengolahan minyak bumi maupun industri yang menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah satu sumber pencemar lingkungan (Astri Nugroho, 2006).Industri minyak bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap pencemaran air, tanah dan udara baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan limbah pada kegiatan industri minyak pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan lingkungan dan kemungkinan penurunan kualitas lingkungan. Limbah padat dapat berupa lumpur minyak, lumpur aktif, drum-drum bekas bahan kimia, sampah dan lain-lain. Limbah minyak merupakan kotoran minyak yang terbentuk dari proses pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak. Limbah minyak mengandung minyak, zat padat, air, dan logam berat. Limbah minyak ini merupakan bahan pencemar yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan oleh sebab itu harus segera ditanggulangi. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dengan perbaikan pada sistim penambangan, pengolahan, penyaluran 1 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Upload: heru-nurcahyo

Post on 16-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Page 1: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakan sumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau produk-produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga peningkatan akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, kita selalu dihadapkan pada dilema antara peningkatan produksi dengan pelestarian sumberdaya alam lingkungan serta dampak yang ditimbulkan dari proses produksi tersebut. Hal ini berarti perkembangan industri baik pengolahan minyak bumi maupun industri yang menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah satu sumber pencemar lingkungan (Astri Nugroho, 2006).Industri minyak bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap pencemaran air, tanah dan udara baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan limbah pada kegiatan industri minyak pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan lingkungan dan kemungkinan penurunan kualitas lingkungan. Limbah padat dapat berupa lumpur minyak, lumpur aktif, drum-drum bekas bahan kimia, sampah dan lain-lain. Limbah minyak merupakan kotoran minyak yang terbentuk dari proses pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak. Limbah minyak mengandung minyak, zat padat, air, dan logam berat. Limbah minyak ini merupakan bahan pencemar yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan oleh sebab itu harus segera ditanggulangi. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dengan perbaikan pada sistim penambangan, pengolahan, penyaluran minyak dan pengolahn limbah. Upaya pencegahan tumpahan minyak di lingkungan dapat dilakukan dengan mengusahan sekecil mungkin tumpahan yang dapat terjadi (Dessy, Y., 2002).

Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Penanganan secara fisika biasanya dilakukan pada langkah awal yaitu dengan mengisolasi secara cepat sebelum tumpahan minyak menyebar kemana-mana. Metode fisika yang dapat digunakan ialah dengan mengambil kembali minyak bumi yang tumpah dengan oil skimmer. Penanganan secara kimia lebih mudah dilaksanakan yaitu tinggal mencari bahan kimia dan konsentrasi yang sesuai untuk mendegradasi kandungan minyak bumi. Misalnya surfaktan sintetis seperti alkil-benzene sulfonat (ABS) dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku diterjen dan mengatasi pencemaran minyak di daratan maupun dipermukaan laut. Namun. ini akan membawa efek sampingan terhadap kehidupan lingkungan disekitar yang terkena tumpahan minyak yaitu mencemari tanah dan air serta tidak dapat didegradasi secara biologis. Penanganan secara kimia dan fisika merupakan cara penanganan cemaran minyak bumi yang membutuhkan waktu yang relatif

1 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 2: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

singkat, tetapi metode ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Ini dapat dilakukan jika tumpahan minyak bumi belum menyebar kemana-mana. Jika minyak bumi telah mengendap dan menyebar sulit dilakukan dengan metode ini. Penanganan secara biologi merupakan salah satu alternatif dalam upaya mendegradasi kandungan minyak bumi di lingkungan. Surfaktan ramah lingkungan yang dapat dihasilkan oleh mikroorgansime disebut biosurfaktan. Aplikasi biosurfaktan dapat digunakan untuk recovery minyak bumi dan pembersihan tangki. Untuk itu, perlu dicari jenis mikroorganisme yang aktif mendegradasi minyak bumi (Prince et.al. 2003).

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dirumuskan dan dibahas dalam makalah ini adalah :1. Permasalahan apa saja yang timbul akibat tumpahan minyak di laut?

2. Apa saja penyebab tumpahan minyak di laut?

C. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah :1. Mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi apabila tumpahnya minyak di laut.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran atas permasalahandampak tumpahan minyak terhadap ekosistem mangrove dan biota laut.dan penanggulangan yang tepat atas permasalahan yang terjadi.

1. Makalah ini dapat memberikan literatur mengenai permasalahan tumpahan minyak dan penanggulangan yang tepat bagi kalangan akademisi dan peneliti.

2. Makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi dalam penanggulangan atas permasalahan tumpahan minyak di laut.

2 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 3: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder(menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic.

Pencemaran laut (perairan pesisir) didefinisikan sebagai “dampak negatif” (pengaruh yang membahayakan) terhadap kehidupan biota, sumberdaya dan kenyamanan (amenities) ekosoistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna lainnya dari ekosistem laut yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh pembuangan bahan-bahan atau limbah (termasuk energi) ke dalam laut yang berasal dari kegiatan manusia (GESAMP,1986).

Menurut Soegiarto (1978), pencemaran laut adalah perubahan laut yang tidak menguntungkan (merugikan) yang diakibatkan oleh benda-benda asing sebagai akibat perbuatan manusia berupa sisa-sisa industri, sampah kota, minyak bumi, sisa-sisa biosida, air panas dan sebagainya. Terdapat banyak tipe pencemaran yang sangat penting sehubungan dengan lingkungan kelautan, beberapa diantaranya adalah:1. Perubahan kuala, teluk, telaga, pantai serta habitat-habitat pantai karena pencemaran darat, pengerukan, pengurugan, dan pembangunan.2. Penyebaran pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang tahan lama3. Pencemaran oleh minyak4. Penularan-penularan bahan-bahan radioaktif di seluruh dunia5. Pencemaran oleh panas

Minyak menjadi pencemar laut nomor satu di dunia. Sebagian diakibatkan aktivitas pengeboran minyak dan industri. Separuh lebih disebabkan pelayaran serta kecelakaan kapal tanker.Wilayah Indonesia sebagai jalur kapal internasional pun rawan pencemaran limbah minyak. Badan Dunia Group of Expert on Scientific Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton per tahun kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perairan laut dunia. Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar 4,63 juta ton, instalasi pengeboran lepas pantai 0,18 juta ton, dan sumber lain (industri dan pemukiman) sebesar 1,38 juta ton.Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem laut,

3 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 4: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota air, baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, seperti Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX)Senyawa tersebut berpengaruh besar terhadap pencemaran.

1. Pengaruh terhadap lingkungan laut.Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di lihat dengan jelas seperti pada pantai

menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan kerang-kerangan, atau meskipun beberapa dari organisme tersebut selamat akan tetapi menjadi berbahaya untuk dimakan. Efek periode panjang (sublethal) misalnya perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi komunitas laut, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap masyarakat pesisir yang lebih banyak menggantungkan hidupnya di sector perikanan dan budi daya, sehingga tumpahan minyak akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan kesejahteraan nelayan.

2. Pengaruh minyak pada komunitas laut.Tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut

dalam air danakan mengapung pada permukaan air dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung zpada permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, dan tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.

Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Namun pada daerah intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian dan berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat cepat. Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah ini seperti cacing policaeta, rotifer, Crustacea dan organisme lain.

4 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 5: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

3. Perilaku Minyak di LautSenyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene,

touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton dan bentukan gumpalan ter (Mukhstasor, 2007).

Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya mengalami pengurangan kurang dari 25%.

5 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 6: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penyebab Pencemaran Laut

1. Pencemaran oleh minyakSaat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan

kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampirtidak bias dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun.  Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :a) Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung matib) Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975c) Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

2. Pencemaran oleh logam beratLogam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih

untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan.Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd),

kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat :Kertas : Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, ZnPetro-chemical : Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

6 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 7: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

Pengelantang : Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, ZnPupuk : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, ZnKilang minyak : Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, ZnBaja : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, ZnLogam bukan besi : Cr, Cu, Hg, Pb, ZnKendaraan bermotor : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, ZnSemen, keramik : CrTekstil : CrIndustri kulit : CrPembangkit listrik tenaga uap : Cr, Zn

Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.

3. Pencemaran oleh sampahPlastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan

terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,  sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II.  Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.

Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.

Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala  sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah  yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.

Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat

7 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 8: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.

4. Pencemaran oleh pestisidaKerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja

ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organism-organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organism-organisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut.

Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism yang hidup didaerah tersebut.

Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia.

5. Pencemaran akibat proses EutrofikasiPeristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya

senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.

Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi.  Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.

The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini

8 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 9: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

6. Pencemaran akibat peningkatan keasamanDewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara, tanah

dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan . Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan keasaman ini .

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami

7. Pencemaran akibat polusi kebisinganKehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber

seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).Sumber suara di laut antara lain :d) Sumber alami

Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.e) Lalu lintas kapal

9 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 10: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut “white noise” yang memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil. Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.

B.Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak

Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang rendah.

Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.

C.Penelitian Oseanografi dan Perikanan

Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya.

Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat

10 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 11: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut itu sendiri.

D. Kegiatan militer

Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta gangguan di daerah perut dan dada.

Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini.

Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika yang menggunakan sonar.

E. DAMPAK PENCEMARAN LAUT

1. Logam beratWHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food

Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia : Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf.

11 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 12: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi

Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal

Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran

Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.

Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus)

2. Tumpahan minyakMinyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang

diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.

3. SampahBanyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang

plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini,  sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.

4. PestisidaPengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :

a. Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi system syaraf pusat.

b. Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan.

c. Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati), dll.

5. EutrofikasiEutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga

dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal,  serta terjadi kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada

12 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 13: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.

6. Peningkatan keasamanSelain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh

karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari peningkatan keasama laut tersebut.

7. Polusi kebisinganGangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat

berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

13 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 14: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

BAB IV

PENUTUP

1. KesimpulanPencemaran laut terjadi apabila dimasukkannya oleh manusia, baik secara langsung

maupun tidak langsung, sesuatu benda, zat atau energi ke dalam lingkungan laut, sehingga menimbulkan akibat sedemikian rupa kepada alam dan membahayakan kesehatan serta kehidupan manusia dan ekosistem serta merugikan lingkungan yang baik dan fungsi laut sebagaimana mestinya. Tumpahan minyak menjadi penyebab utama pencemaran laut. Minyak yang tumpah diakibatkan oleh operasi kapal tanker, docking (perbaikan/perawatan kapal), terminal bongkar muat tengah laut, tanki ballast dan tanki bahan bakar, scrapping kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua), kecelakaan tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan), sumber di darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri ), dan tempat pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery ).1. Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya adalah in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia dispersan. Setiap teknik ini memiliki laju penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu.

2. Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi,

14 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 15: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan.

2. SaranMasuknya minyak ke dalam perairan karena aktifitas manusia merupakan hal yang

fatal. Sehingga kita sebagai insan akademisi di harapkan terus memberi kontribusi dengan memikirkan masalah-masalah serius seperti ini.

15 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)

Page 16: Pencemaran Air Laut Sari

Ilmu Lingkungan 2015

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Rachmat Benny, 1999, Kebijaksanaan, Strategi, dan Program Pengendalian Pencemaran dalam Pengelolaan Pesisir dan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB.Charade, Titi Heri Subandri, 1983, Sekali Lagi Tentang Penanggulangannya : Pencemaran Air Akibat Industri Minyak, dalam Harian Pikiran Rakyat, edisi 15 Mei 1983. Eckenfelder Jr., W.Wesley, 1989, Industrial Water Pollution Control, 2ndedition, Singapore: McGraw Hill International Editions.Pramudianto, Bambang, 1999, Sosialisasi PP No.19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB.

16 SARI ANGELINA TRI UTAMI ( 1407113199)