penanggulangan kemiskinan

6
RINGKASAN Kemiskinan merupakan masalah sosial yang rentan terjadi di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, masalah kemiskinan adalah masalah yang paling sering dikaji dan dibutuhkan keseriusan dalam penyelesaiannya. Masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia dikarenakan masalah kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan multideimensional. Oleh karena itu, diperlukan upaya penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan terpadu agar terjadi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Begitu banyak strategi penanggulangan kemiskinan yang telah dicoba untuk dilakukan. Namun, program dan kebijakan penanggulangan yang telah dilakukan ini kurang membuahkan hasil yang optimal. Dalam kebijakan penanggulangan kemiskinan yang pernah ada, masyarakat lebih ditempatkan sebagai objek perencanaan dari pada subjek perencanaan. Model kebijakan yang bersifat top down justru membelenggu masyarakat untuk dapat menemukenali kondisi yang sebenarnya. Tak hanya itu,

Upload: sweetheartbronis

Post on 07-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Strategi penanggulangan kemiskinan

TRANSCRIPT

Page 1: Penanggulangan Kemiskinan

RINGKASAN

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang rentan terjadi di negara-negara

berkembang. Di Indonesia sendiri, masalah kemiskinan adalah masalah yang

paling sering dikaji dan dibutuhkan keseriusan dalam penyelesaiannya. Masih

tingginya angka kemiskinan di Indonesia dikarenakan masalah kemiskinan

merupakan masalah yang sangat kompleks dan multideimensional. Oleh karena

itu, diperlukan upaya penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan terpadu

agar terjadi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat miskin.

Begitu banyak strategi penanggulangan kemiskinan yang telah dicoba untuk

dilakukan. Namun, program dan kebijakan penanggulangan yang telah dilakukan

ini kurang membuahkan hasil yang optimal. Dalam kebijakan penanggulangan

kemiskinan yang pernah ada, masyarakat lebih ditempatkan sebagai objek

perencanaan dari pada subjek perencanaan. Model kebijakan yang bersifat top

down justru membelenggu masyarakat untuk dapat menemukenali kondisi yang

sebenarnya. Tak hanya itu, berbagai bantuan ekonomi seperti jaminan sosial,

raskin (beras miskin), BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan lain-lain ternyata

membuat masyarakat semakin pasif dan selalu dijadikan objek. Munculnya

ketergantungan masyarakat akan pemerintah justru semakin menghambat

masyarakat untuk menjadi masyarakat mandiri dan produktif.

Program penanggulangan kemiskinan yang sedang gencar dilakukan oleh

pemerintah Indonesia saat ini, yakni Program Penanggulangan Kemiskinan

Masyarakat (PNPM) Mandiri. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam

Page 2: Penanggulangan Kemiskinan

wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (bottom up).

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengenali kondisi kemiskinan di

Indonesia dari tahun 2004-2012 serta mengidentifikasi hal-hal yang menjadi

penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia serta mengenali konsep-

konsep penanggulangan kemiskinan yang pernah dilakukan dan mengadopsi

konsep yang dianggap cocok sesuai alternatif konsep yang dilakukan. Dengan

metode deskriptif kualitatif, dilakukan analisis bentuk partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan guna mendukung keberhasilan

alternatif konsep yang diberikan, yakni melalui konsep partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat. Meskipun konsep ini telah ada sebelumnya, namun

kurangnya sinkronisasi antara keduanya menyebabkan upaya penanggulangan

kemiskinan belum optimal dan perlu untuk dirumuskan alternatif cara yang dapat

dilakukan untuk lebih mensinkronkan antara keduanya.

Dari hasil pengumpulan data sekunder dengan menggunakan kajian literatur,

didapatkan hasil bahwa program PNPM Mandiri yang kini sedang dilakukan

memiliki permasalahan dalam pelaksanaannya dimana aspek pemberdayaan

masyarakat masih minim dilakukan dibandingkan aspek pembangunan fisik yang

terlihat gencar diberikan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri sendiri juga belum mampu meningkatkan kapabilitas masyarakat miskin

karena yang terlibat dalam pengelolaan adalah orang yang punya pengaruh dan

belum ada data terkategorisasi sehingga sasaran antar program belum jelas. Selain

itu, terdapat pula masalah tidak relevannya antara bantuan yang diberikan dan

kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan upaya dengan lebih

mensinkronkan dan menggiatkan lagi antara konsep partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat.

Page 3: Penanggulangan Kemiskinan

Partisipasi masyarakat adalah salah satu langkah untuk menghidupkan

keberfungsian sosial di masyarakat. Dengan pendekatan keberfungsian sosial ini,

dinamika dan karakteristik kemiskinan dapat teridentifikasi secara lebih

komprehensif yang menyangkut usaha masyarakat miskin untuk merespon

kemiskinannya dan juga kemampuan sosial keluarga miskin dapat dilihat dan

diukur dari partisipasi ini. Partisipasi masyarakat dapat diupayakan dengan

pertemuan-pertemuan, seperti musrembang, temu wicara, konsultasi; dan kegiatan

penyampaian pendapat, baik secara lisan maupun tulisan. Diperlukan intensitas

yang sering dan waktu yang cukup lama dalam proses partisipasi masyarakat guna

menghasilkan rumusan permasalahan dan solusi pemecahan masalah masyarakat

yang tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Jika proses partisipasi masyarakat telah berhasil dilakukan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pemberdayaan masyarakat. Dalam proses

pemberdayaan masyarakat, kata kunci yang harus dilakukan adalah melalui upaya

pemberian pelatihan dan keterampilan. Karena tujuan utama dari pemberdayaan

ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat dalam kehidupan

keseharian. Sehingga mereka dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya

penanggulangan kemiskinan tanpa harus bergantung dari pemerintah dan pihak

lainnya terutama dalam sisi perekonomian.

Kesimpulan dari konsep partisipasi dan pemberdayaan masyarakat yang diberikan

adalah pemerintah seharusnya mengganti model program dan kebijakan

penanggulangan yang bersifat top down menjadi model bottom up dimana

partisipasi aktif masyarakat miskin diperlukan dalam setiap prosesnya. Dalam hal

ini, masyarakat miskin berkedudukan sebagai subjek perencanaan yang mana

mereka diberikan kesempatan untuk turut serta secara aktif dalam tahap

perencanaan hingga pelaksanaan program. Masyakarat miskin sendiri yang akan

mengidentifikasi segala bentuk penyebab munculnya masalah kemiskinannya,

Page 4: Penanggulangan Kemiskinan

menggali potensi yang mereka miliki, baik potensi sumber daya manusia, alam,

maupun modal dan pada akhirnya juga mereka sendiri yang akan merumuskan

solusi penyelesaian kemiskinan berdasarkan kebutuhan dan prioritas.

Sedang rekomendasi yang diberikan untuk mendukung alternatif konsep adalah

pemerintah hendaknya berusaha selalu melibatkan seluruh masyarakat agar

dihasilkan rumusan permasalahan dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan

prioritas. Perlu pula untuk dilakukan peningkatan kualitas seluruh stakeholder

yang terkait dengan program dan kebijakan penanggulangan kemiskinan, baik

masyarakat sebagai subjek maupun fasilitator.