penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik...
TRANSCRIPT
79
Lampiran C - HASIL EKSTRAKSI ATRIBUT SEISMIK L.C.1. Sistem Trak (tahap) Pre-rift
Gambar L.C.1. Penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik dengan acuan Top Basement.
80
L.C.2. Sistem Trak (tahap) Rift-initiation
Gambar L.C.2. Penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik dengan acuan Top Formasi Lower Red Beds.
81
L.C.3. Sistem Trak (tahap) Rift-Climax
Gambar L.C.3.1 Penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik dengan acuan Top Formasi Brownshale. Amplitudo dan frekuensi tinggi berasosiasi dengan warna biru gelap.
82
Gambar L.C.3.2. Penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik dengan acuan Top 4930’ Sand.
83
L.C.4. Sistem Trak (tahap) Post-Rift
Gambar L.C.4.1. Penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik dengan acuan Top Pematang. Warna putih bernilai paling rendah, warna biru gelap bernilai paling tinggi.
84
Gambar L.C.4.2. Penampang horisontal hasil ekstraksi atribut seismik dengan acuan Top Formasi Menggala. Warna putih bernilai paling rendah, warna biru gelap bernilai paling tinggi.
85
Lampiran D - SINTESIS PALEOGEOGRAFI
Salah satu teknik penting dalam analisis cekungan adalah teknik mensintesiskan
sejumlah peta yang berbeda tipenya untuk menjelaskan satu data atau informasi
tertentu tentang daerah tersebut. Satu peta dapat digunakan untuk menjelaskan
atau melengkapi informasi yang disampaikan melalui peta yang lain.
Salah satu cara untuk menyampaikan hasil dari suatu sintesis adalah melalui
diagram. Diagram sintesis seringkali dianggap sebagai cara yang cukup efektif
dalam memberikan gambaran tentang kondisi geologi suatu daerah. Beberapa
diagram sintesis dapat digunakan untuk mengilustrasikan suatu model cekungan.
Peta-peta hasil interpretasi, juga penampang silang (cross sections) dan diagram
blok yang menyajikan informasi mengenai hubungan struktur, stratigrafi atau
paleogeografi suatu daerah merupakan salah satu media yang banyak digunakan
dalam analisis basin, seperti misalnya informasi mengenai tahap-tahap
(sequential) evolusi cekungan yang melalui even-even tektonik tertentu ataupun
perubahan tinggi muka air laut. Peta paleogeografi secara umum terbagi menjadi 3
macam (Miall, 1984), yaitu:
1. Peta yang menyajikan informasi mengenai fasies dasar, tipe litofasies
ataupun stratigrafi. Biasanya berupa peta-peta isopach yang dapat
menggambarkan distribusi fasies itu sendiri. Banyak digunakan untuk
menjelaskan sekuen karbonat, terutama untuk membagi tipe-tipe fasies.
2. Kombinasi peta fasies seperti peta pembagian fasies, rasio klastik atau peta
kontur batupasir isolith, trend besar butir dan informasi mengenai
paleogeografi. Banyak digunakan pada sekuen klastik.
3. Peta-peta interpretasi yang merupakan peta umum untuk menjelaskan
informasi-informasi geologi suatu daerah.
Diagram blok merupakan media yang cukup berguna untuk merangkum dan
menyajikan informasi-informasi penting mengenai interpretasi paleogeografi
(Miall, 1984). Diagram blok paleogeografi ini misalnya digunakan untuk
menggambarkan skema lingkungan pengendapan suatu cekungan.