pengaruh bentuk penampang runner terhadap cacat
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH BENTUK PENAMPANG RUNNER
TERHADAP CACAT POROSITAS DAN NILAI KEKERASAN
PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Oleh :
JOKO SANTOSO
NIM. I 0408042
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Pengaruh Bentuk Penampang Runner terhadap Cacat Porositas dan Nilai
Kekerasan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir
Joko Santoso
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk penampang
saluran pengalir (runner) terhadap cacat porositas dan nilai kekerasn produk cor
paduan aluminium menggunakan cetakan pasir.
Pada penelitian ini bahan baku aluminium berasal dari limbah piston
bekas truk. Variasi bentuk penampang saluran pengalir (runner) yang digunakan
yaitu : lingkaran, persegi, dan segitiga. Pengujian porositas dilakukan dengan
membandingkan densitas nyata dengan densitas nampak. Pengujian densitas nyata
menggunakan standar ASTM E-252. Pengukuran nilai kekerasan menggunakan
alat uji keras Brinell dengan diameter indentor 10 mm dan pembebanan 500 kgf.
Hasil penelitian menunjukkan saluran pengalir (runner) dengan bentuk
penampang lingkaran menghasilkan nilai persentase porositas rata-rata yang lebih
rendah dan nilai kekerasan rata-rata yang lebih tinggi dibanding saluran pengalir
(runner) dengan bentuk penampang persegi dan segitiga.
Kata kunci : saluran pengalir, porositas, kekerasan, paduan aluminium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Influence of Cross-Sectional Shapes of Runner on Porosity Defect and
Hardness Number of Aluminium Casting Products by Using Sand Molds
Joko Santoso
Departement of Mechanical Engineering
Engineering Faculty of Sebelas Maret University
Surakarta, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstract
This study is aimed to determine the influence of cross-sectional shapes
of runner on porosity defect and hardness number of aluminium alloy castings
product by using sand molds.
The raw material of aluminium alloy in this experiment is derived from
waste of truck piston. Variations of cross-sectional shapes of runner are: circular,
rectangular, and triangular. The porosity testing is conducted by comparing the
true density to the apparent density. The true density testing uses ASTM E-252
standard. The hardness number testing is conducted by using Brinell hardness
testing machine with 10 mm of indenter’s diameter and 500 kgf of test force.
The result showed that runner with circular cross-sectional shape has the
lower average porosity percentage and higher hardness number than runner with
rectangular and triangular cross-sectional shapes.
Keywords : runner, porosity, hardness, aluminium alloy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
yang telah memberikan nikmat, rahmat, taufiq serta hidayah kepada Penulis. Atas
ridho-NYA, Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada manusia paling sempurna, rahmat bagi seluruh alam,
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pembuatan skripsi ini, Penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan,
dorongan, doa dan kerja sama dari semua pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati,
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Bambang Kusharjanta, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
atas kesabaran beliau dalam memberikan bimbingan, bantuan, masukan dan
saran bagi Penulis.
2. Bapak Wahyu Purwo Raharjo, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II
dan Koordinator TA Program Studi S1 Reguler Jurusan Teknik Mesin yang
dengan sabar membimbing, membantu, dan memberikan masukan serta saran
kepada Penulis.
3. Bapak Didik Djoko Susilo, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dan juga selaku Dosen Penguji.
4. Bapak Purwadi Joko Widodo, ST., M.Kom., selaku Dosen Penguji.
5. Bapak Heru Sukanto, ST., MT., Selaku Dosen Penguji.
6. Prof. Muhammad Nizam, ST., MT., PhD., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Para Dosen dari dalam maupun luar Jurusan Teknik Mesin FT UNS beserta para
Staffnya.
8. Ibunda Maslikhatun, ibu yang tak pernah gagal menunjukkan kasih sayangnya.
9. Ayahanda Udjang Rispandie, ayah terhebat sedunia.
10. Adik-adikku, Aditya Handayani dan Nurul Amalia Hidayati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
11. Alhabib Novel bin Muhammad Alaydrus, guru hidup yang penuh keajaiban.
12. Olivia Silmy Zumrudah beserta keluarga besar Abah Ahmad Syafruddin Abdul
Kadir dan Ummi Hasyimatul Akromah, yang telah banyak memberikan berbagai
bentuk bantuan dan dukungan.
13. Teman seperjuangan, I. Harmonic Krisnawan.
14. Tino Prasetyo ‘08, Addin Galih ‘08, Sulistyo Widiatmoko ‘08, Syaiful Huda ‘08,
Dewi Utami ‘10, Farid Rizkiyanda ’11, Lasikun ‘12, dan Agil Fitri Pamungkas
’12, yang telah berlelah-lelah membantu langsung di laboratorium, semoga
Allah membalas kebaikan Anda semua.
15. Teman-teman Cosinus ’08, berjuta rasanya berjuang bersama Anda semua
selama masa perkuliahan. Semoga kita semua sukses dunia dan akhirat.
16. Mas-mas dan Adik-adik di KMTM FT UNS, Teknik Mesin, Jaya!
17. Teman-teman di Kost dan Masjid Hidayatullah Ngasinan: Adi, Mas Trias, Mas
Udin, Erfan, Fendy, Agus, Cahyo, Muamar, Agung, Ihsan, Pak Jiman, Pak
Hodo, Pak Karno dan keluarga Ibu Maryono.
18. Semua pihak yang belum disebut namanya, yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan maaf yang
sebesar-besarnya atas segalanya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda semua
dan selalu mencurahkan kasih sayang-NYA yang tiada akhir untuk Anda semua.
Penulis menyadari bahwa peyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan karya lain
yang akan datang. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Abstrak .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Gambar ................................................................................................... xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................ 2
1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 4
2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 4
2.2. Dasar Teori ................................................................................................. 5
2.2.1. Pengecoran .............................................................................................. 5
2.2.2. Pola ....................................................................................................... 5
2.2.3. Sistem Saluran ......................................................................................... 5
2.2.4. Gating Ratio ............................................................................................ 6
2.2.5. Pasir Cetak ............................................................................................... 6
2.2.6. Cetakan .................................................................................................... 7
2.2.7. Aluminium Paduan .................................................................................. 7
2.2.8. Cacat Porositas ........................................................................................ 8
2.2.9. Kekerasan Brinell .................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 11
3.1. Tempat Penelitian ....................................................................................... 11
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................... 11
3.3. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3.3.1. Persiapan Pola ......................................................................................... 14
3.3.2. Pembuatan Pasir Cetak ............................................................................ 16
3.3.3. Pembuatan Cetakan Pasir ........................................................................ 16
3.3.4. Tahap Peleburan ...................................................................................... 16
3.3.5. Tahap Penuangan ..................................................................................... 16
3.3.6. Tahap Pembongkaran Cetakan Pasir ....................................................... 16
3.3.7. Pengujian Cacat Porositas ....................................................................... 17
3.3.8. Pengujian Kekerasan Brinell ................................................................... 17
3.3.9. Tahap Analisis ......................................................................................... 18
3.4. Jumlah Spesimen Pengujian ....................................................................... 18
3.5. Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 18
3.6. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 19
BAB IV DATA DAN ANALISIS ..................................................................... 20
4.1. Hasil Pengujian Komposisi Kimia ............................................................. 20
4.2. Produk Hasil Pengecoran Pasir .................................................................. 21
4.3. Cacat Porositas ........................................................................................... 21
4.4. Nilai Kekerasan .......................................................................................... 25
4.5. Hubungan Cacat Porositas dengan Nilai Kekerasan .................................. 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 28
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 28
5.2. Saran ....................................................................................................... 28
Daftar Pustaka ................................................................................................... 29
Lampiran ............................................................................................................ xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sistem Saluran .............................................................................. 5
Gambar 2.2. Diagram Fasa Paduan Aluminium-Silikon ................................... 8
Gambar 2.3. Cacat Porositas pada Paduan AlSi ................................................ 9
Gambar 2.4. Cara Pengujian Kekerasan Brinell ................................................ 9
Gambar 3.1. Piston Truk Bekas ......................................................................... 11
Gambar 3.2. Tungku Peleburan ......................................................................... 12
Gambar 3.3. Termometer Inframerah ................................................................ 12
Gambar 3.4. Timbangan Digital ........................................................................ 13
Gambar 3.5. Bejana Ukur .................................................................................. 13
Gambar 3.6. Alat Uji Keras Brinell ................................................................... 14
Gambar 3.7. Pola ............................................................................................... 14
Gambar 3.8. Variasi Runner .............................................................................. 15
Gambar 3.9. Dimensi Runner ............................................................................ 15
Gambar 3.10. Benda Cor ................................................................................... 15
Gambar 3.11. Diagram Alir Penelitian .............................................................. 18
Gambar 4.1. Produk Hasil Pengecoran .............................................................. 21
Gambar 4.2. Grafik nilai Apparent Density rata-rata tiap variasi ...................... 23
Gambar 4.3. Grafik Persentase Porositas rata-rata tiap variasi ......................... 24
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Cacat Porositas dengan Nilai Kekerasan ......... 26
Gambar 4.5. Spesimen dengan Runner Berpenampang Lingkaran ................... 27
Gambar 4.6. Spesimen dengan Runner Berpenampang Bujur Sangkar ............ 27
Gambar 4.7. Spesimen dengan Runner Berpenampang Segitiga Sama Sisi ..... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Diameter bola baja dan beban kekerasan Brinell ............................. 10
Tabel 3.1. Jumlah spesimen pengujian .............................................................. 18
Tabel 3.2. Jadwal penelitian .............................................................................. 19
Tabel 4.1. Data Hasil Uji Komposisi Kimia ...................................................... 20
Tabel 4.2. Data Perhitungan Sesuai ASTM E-252 ............................................ 21
Table 4.3. Data Perhitungan Sesuai ASTM E-252 (lanjutan) ........................... 22
Tabel 4.4. Apparent Density .............................................................................. 22
Table 4.5. Apparent Density (lanjutan) ............................................................. 23
Tabel 4.6. Persentase Porositas ......................................................................... 24
Tabel 4.7. Nilai Kekerasan Brinell .................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengecoran merupakan bagian yang sangat penting pada kebanyakan
mesin, turbin, termasuk beberapa suku cadang dan alat-alat rumah tangga.
Produksi pengecoran pada kenyataannya cukup rumit karena proses
pengecoran berhubungan dengan beberapa cacat seperti adanya rongga udara
(cavity), porositas, retak, dan perubahan bentuk yang menyebabkan penolakan
(rejection) pada pengecoran yang menghendaki kualitas yang baik. (Gupta et
al., 2011).
Salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi
produk pengecoran yang berkualitas tinggi adalah perancangan saluran (gating
design). Upaya penelitian secara meluas telah banyak dilakukan dalam rangka
mempelajari pengaruh perancangan saluran pada pola aliran logam cair saat
memasuki cetakan. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa
perancangan sistem saluran yang optimal dapat mengurangi turbulensi pada
aliran logam cair, meminimalisasi udara yang terjebak, inklusi pasir,
terbentuknya lapisan oksida dan terak. (Shafiee et al., 2009)
Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke
dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai cawan tuang
dimana logam dituangkan dari ladle, sampai saluran masuk ke dalam rongga
cetakan. Nama-nama itu ialah cawan tuang (pouring cup), saluran turun
(sprue), pengalir (runner) dan saluran masuk (ingate). (Surdia dan Chijiwa,
2000)
Runner merupakan saluran yang mengalirkan logam cair dari saluran
turun (sprue) ke saluran masuk (ingate) yang selanjutnya akan masuk ke
rongga cetakan. Dengan mempertimbangkan bentuk penampang runner
diharapkan akan mengurangi resiko terjadinya cacat yang sering timbul pada
sand casting. Penelitian ini akan mendalami tentang pengaruh bentuk
penampang pengalir (runner) terhadap cacat porositas dan nilai kekerasan cor
aluminium menggunakan cetakan pasir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1.2. Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh variasi bentuk penampang runner terhadap terbentuknya
cacat porositas produk cor aluminium cetakan pasir.
2. Bagaimanakah nilai kekerasan produk cor aluminium cetakan pasir dengan
variasi bentuk penampang runner.
1.3. Batasan Masalah
1. Aluminium paduan yang digunakan berasal dari piston truk bekas.
2. Kecepatan penuangan logam cair dianggap seragam.
3. Cetakan yang digunakan yaitu cetakan pasir basah.
4. Penampang sprue berbentuk lingkaran dengan ketinggian = 100 mm dan
luas penampang masuk sprue = 130 mm2.
5. Saluran masuk (ingate) terletak di bawah dengan penampang saluran
masuk (ingate) berbentuk persegi panjang dengan panjang ingate 20 mm.
6. Komposisi pasir cetak yang dipakai yaitu 80 % pasir silika, 10 % bentonit,
dan 10 % air (% berat).
7. Sistem saluran menggunakan unpressurised system dengan rasio As : Ar :
Ag yaitu 1 : 2 : 2.
8. Suhu peleburan adalah 770-810 oC.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh bentuk penampang runner terhadap terjadinya cacat
porositas yang terjadi pada produk cor aluminium cetakan pasir.
2. Mengetahui pengaruh bentuk penampang runner terhadap nilai kekerasan
produk cor aluminium cetakan pasir.
3. Mengetahui hubungan persentase cacat porositas dengan nilai kekerasan
pada produk cor aluminium cetakan pasir.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan tentang teknologi pengecoran logam khususnya
aluminium paduan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Menambah pengetahuan tentang bentuk sistem saluran yang baik pada
proses pengecoran aluminium cetakan pasir
3. Menambah pengetahuan tentang bentuk penampang runner yang sesuai
untuk menghasilkan hasil coran aluminium yang baik pada pengecoran
pasir.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan teori, berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan
pengaruh bentuk penampang saluran pengalir (runner) terhadap
cacat porositas dan nilai kekerasan produk cor aluminium
cetakan pasir, dasar teori tentang pengecoran, pola, sistem
saluran, gating ratio, pasir cetak, cetakan, Aluminium paduan,
cacat porositas, dan kekerasan Brinell.
BAB III : Metodologi penelitian, menjelaskan tentang tempat penelitian,
alat dan bahan yang digunakan, prosedur penelitian, jumlah
spesimen pengujian, diagram alir penelitian, dan jadwal
penelitian.
BAB IV : Data dan analisis, berisi tentang data hasil penelitian dan analisis
dan perhitungan dari data penelitian.
BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Ahmad dan Hashim (2011) meneliti tentang pengaruh diameter vortex
runner sistem saluran pada kekuatan coran paduan Al-12Si. Hasil dari
eksperimen tersebut adalah bahwa nilai kekuatan mekanik dari coran paduan
Al-12Si berbanding lurus dengan diameter runner.
Shafiee et al. (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh desain
saluran runner pada kekuatan mekanik coran paduan Al-Si7-Mg yang dicor
menggunakan proses pengecoran pasir. Desain runner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bentuk belokan radius dan bentuk L. Pola aliran dari
proses pengisian diidentifikasikan menggunakan perangkat lunak simulasi
ADSTEFAN. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa coran yang
menggunakan saluran runner dengan bentuk belokan radius mempunyai
kehandalan sifat mekanik yang lebih baik dan cacat porositas yang lebih
sedikit dibandingkan bentuk belokan L.
Sun et al. (2008) merancang sistem saluran untuk pengecoran paduan
magnesium. Hasil simulasi menunjukkan bahwa desain sistem saluran
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pengecoran magnesium.
Empat parameter sistem saluran yang digunakan yaitu tinggi ingate, lebar
ingate, tinggi runner dan lebar runner yang dioptimalkan dengan
pertimbangan kriteria yang objektif termasuk kecepatan pengisian,
penyusutan porositas, dan product yield. Dari simulasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa runner yang pendek namun lebar efektif menurunkan
kecepatan di ingate.
Tjitro dan Gunawan (2003) dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa bentuk penampang riser berpengaruh terhadap cacat pengecoran
aluminium. Penelitian tersebut membandingkan pengaruh antara penampang
riser berbentuk segiempat dengan penampang berbentuk bulat terhadap
persentase cacat porositas pada coran. Dari penelitian tersebut didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
hasil bahwa persentase cacat porositas pada penampang riser berbentuk
segiempat lebih tinggi daripada penampang riser berbentuk bulat.
2.2. Dasar Teori
2.2.1. Pengecoran
Pengecoran adalah suatu proses produksi yang menggunakan logam
cair dan cetakan untuk menghasilkan komponen dengan bentuk yang
mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan
atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk
yang diinginkan.
2.2.2. Pola
Pola yang dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran dapat
digolongkan menjadi pola logam dan pola kayu (termasuk pola plastik).
Pola logam dirgunakan agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda coran,
terutama dalam masa produksi sehingga unsur pola bisa lebih lama dan
produktivitas lebih tinggi. Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat
dibuatnya dibandingkan dengan pola logam. Oleh karena itu, pola kayu
umumnya dipakai untuk cetakan pasir.
2.2.3. Sistem Saluran
Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang
dituangkan ke dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai
cawan tuang dimana logam cair dituangkan dari ladel sampai saluran masuk
ke dalam rongga cetakan. Nama-nama itu adalah cawan tuang, saluran
turun, pengalir, dan saluran masuk.
Gambar 2.1. Sistem Saluran (Surdia dan Chijiwa, 2000)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
a. Cawan tuang (pouring basin)
Cawan tuang merupakan penerima yang menerima cairan logam
langsung dari ladel. Cawan tuang biasanya berbentuk corong atau cawan
dengan saluran turun di bawahnya.
b. Saluran turun (sprue)
Saluran turun dibuat lurus dan tegak dengan irisan berupa lingkaran.
Kadang-kadang irisannya sama dari atas sampai bawah atau mengecil
dari atas ke bawah. Yang pertama dipakai kalau dibutuhkan pengisian
yang cepat dan lancar sedangkan yang kedua dipakai apabila diperlukan
penahanan kotoran sebanyak mungkin.
c. Pengalir (runner)
Pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah
lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan pisah.
Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk melambatkan pendinginan
logam cair. Tetapi kalau terlalu besar tidak ekonomis. Karena itu ukuran
yang cocok harus dipilih sesuai dengan panjangnya.
d. Saluran masuk (ingate)
Saluran masuk mengalirkan logam cair dari runner hingga masuk ke
dalam rongga cetakan.
2.2.4. Gating Ratio
Gating ratio digunakan untuk membandingkan luas penampang dari
komponen sistem saluran yaitu luas penampang sprue (As), runner (Ar) dan
gate (Ag). Secara garis besar gating ratio dibagi 2 yaitu pressurised system
dan unpressurised system. Pressurised system memiliki perbandingan
As>Ar>Ag, sedangkan unpresurised system As<Ar<Ag. Rasio yang biasa
digunakan untuk pressurised system antara lain 1:0,75:0,5 ; 1:2:1 ; 2:1:1
sedangkan rasio untuk unpressurised system yaitu 1:2:2 ; 1:3:3 , sistem ini
sering digunakan untuk pengecoran alumunium dan magnesium.
2.2.5. Pasir cetak
Surdia (2000) menyatakan pasir cetak memerlukan sifat-sifat yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
a. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan
dengan kekuatan yang cocok.
b. Permeabilitas yang cocok.
c. Distribusi besar butir yang cocok
d. Tahan terhadap temperatur logam yang dituang
e. Komposisi yang cocok
f. Mampu dipakai lagi
g. Pasir harus murah.
Pasir yang lazim digunakan untuk cetakan pasir antara lain pasir gunung, pasir
pantai, pasir sungai, dan pasir silika.
2.2.6. Cetakan
Cetakan adalah rongga tempat logam cair dituang dan akan membentuk
coran sesuai dengan pola yang dipakai.
Berdasarkan bahan yang digunakan, cetakan diklasifikasikan atas :
a. Cetakan pasir basah (green-sand molds)
b. Cetakan kulit kering (skin dried mold).
c. Cetakan pasir kering
d. Cetakan lempung (Loam mold)
e. Cetakan furan (Furan mold)
f. Cetakan CO2
g. Cetakan logam
2.2.7. Aluminium Paduan
Surdia (2000) menyatakan aluminium dipakai sebagai paduan daripada
sebagai logam murni, sebab tidak kehilangan sifat ringan dan sifat-sifat
mekanisnya dan mampu cornya diperbaiki dengan menambah unsur-unsur lain.
Unsur-unsur paduan itu adalah tembaga, silisium, magnesium, mangan, nikel
dan sebagainya, yang dapat mengubah sifat-sifat paduan aluminium. Paduan
utama aluminium antara lain :
a. Paduan Al-Cu dan Al-Cu-Mg d. Paduan Al-Mg-Si
b. Paduan Al-Mn e. Paduan Al-Si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Gambar 2.2. Diagram Fasa Paduan Aluminium-Silikon
(ASM Handbook Vol.15, Casting)
2.2.8. Cacat Porositas
Porositas adalah suatu cacat atau void pada produk cor yang dapat
menurunkan kualitas benda tuang. Salah satu penyebab terjadinya porositas
pada penuangan paduan aluminium adalah gas hidrogen. Porositas oleh gas
hidrogen dalam benda cetak paduan aluminium silikon akan memberikan
pengaruh yang buruk pada kekuatan serta kesempurnaan dari benda tuang
tersebut. Penyebab utama timbulnya cacat porositas pada proses pengecoran
adalah:
a. Temperatur penuangan yang tinggi
b. Gas yang terserap dalam logam cair selama proses penuangan.
c. Cetakan yang kurang kering
d. Reaksi antara logam induk dengan uap air dari cetakan.
e. Kelarutan hidrogen yang tinggi
f. Permeabilitas pasir yang kurang bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gambar 2.3. Cacat porositas pada paduan AlSi (Tjitro, 2003)
Untuk menentukan persentase porositas, terlebih dahulu menentukan
true density dan apparent density. Berdasarkan data true density dan apparent
density maka besarnya porositas secara kuantitatif dapat dihitung sebagai
berikut :
{
}
dimana:
%P : persentase porositas produk cor (%)
ρs : apparent density (gr/cm3)
ρ0 : true density (gr/cm3)
(Tjitro dan Gunawan, 2003)
2.2.9. Kekerasan Brinell
Kekerasan ini diukur dengan mempergunakan alat pengukur kekerasan
Brinell. Cara pengukuran ditunjukkan dalam gambar berikut:
Gambar 2.4. Cara pengujian kekerasan Brinell (Surdia, 2000)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Bola baja keras dengan diameter D mm ditekankan ke permukaan
bagian yang diukur dengan beban P kgf. Kekerasan Brinell adalah beban P
dibagi luas bidang (mm2) penekanan yang merupakan deformasi tetap sebagai
akibat penekanan. Tabel berikut menunjukkan harga standar untuk diameter
bola baja keras dan beban dengan daerah kekerasan yang diukur.
Tabel 2.1. Diameter bola baja dan beban untuk pengukuran kekerasan Brinell.
Diameter bola baja Beban (kgf)
D (mm) 30 D2 10 D2 5 D2 12,5 D2 D2
10 3000 1000 500 (125) (100)
5 750 (250) (125) - -
Daerah kekerasan
yang cocok untuk 160-450 53-200 26-100 7-25 5-26
Pengukuran
Bahan yang diukur Logam keras Paduan tembaga, Tembaga, Logam lunak,
baja, besi cor paduan aluminium paduan timah
Keras aluminium dan lainnya
Catatan: Harga di antara kurung untuk alat khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengecoran, Laboratorium
Material Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan Laboratorium Logam Politeknik Manufaktur Ceper.
3.2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Piston truk bekas.
Gambar 3.1. Piston Truk Bekas
2. Pasir cetak
Terdiri atas campuran pasir silika 80%, bentonit 10%, dan air 10% (persen
berat).
3. Kayu
Digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pola.
4. Serbuk karbon
Digunakan untuk melapisi permukaan pola agar pasir cetak tidak menempel
pada pola saat diangkat dari cetakan pasir.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Timbangan
Digunakan untuk menimbang pasir silika, bentonit, dan air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Cethok pasir
Digunakan untuk mencampur pasir cetak.
c. Penumbuk
Digunakan untuk memadatkan pasir cetak saat pembuatan cetakan pasir.
d. Tungku peleburan
Digunakan untuk tempat melebur paduan aluminium.
Gambar 3.2. Tungku peleburan
e. Arang, briket, dan solar.
Digunakan sebagai bahan bakar pada proses peleburan.
f. Blower
Digunakan sebagai penyuplai udara pada proses peleburan.
g. Kowi
Digunakan sebagai tempat logam paduan aluminium yang akan dilebur.
h. Ladle
Digunakan untuk mengambil dan menuang logam cair ke dalam cetakan.
i. Termometer Inframerah
Digunakan sebagai sensor suhu untuk mengetahui temperatur logam cair.
Gambar 3.3. Termometer inframerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
j. Timbangan digital
Digunakan untuk menimbang massa spesimen.
Gambar 3.4. Timbangan digital
k. Bejana ukur
Terbuar dari kotak kaca, digunakan untuk mengukur volume spesimen.
Gambar 3.5. Bejana ukur
l. Gergaji
Digunakan untuk memotong kayu untuk pembuatan pola serta gergaji besi
untuk memotong spesimen yang akan diuji.
m. Kikir
Digunakan untuk meratakan permukaan spesimen yang akan diukur
kekerasannya.
n. Ragum
Digunakan untuk mencekam spesimen pada saat digergaji atau dikikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
o. Alat Uji Keras Brinell
Digunakan untuk mengukur kekerasan spesimen.
Gambar 3.6. Alat Uji Keras Brinell
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pesiapan pola
1) Membuat pola sesuai dengan desain, dengan As:Ar:Ag = 130 mm2 : 260
mm2 : 260 mm
2.
Gambar 3.7. Pola
Runner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3.3.2. Pembuatan pasir cetak
1) Menyiapkan pasir silika, bentonit, dan air
2) Menimbang pasir silika, bentonit, dan air dengan komposisi berat 80%,
10%, 10%
3) Mencampur semua bahan sampai tercampur rata
3.3.3. Pembuatan cetakan pasir
1) Menyiapkan pola serta sistem salurannya.
2) Mengoleskan serbuk karbon pada pola
3) Meletakkan pola pada papan cetakan kemudian mengisi pasir cetak pada
drag (cetakan bawah).
4) Memadatkan pasir secara manual menggunakan penumbuk sampai
permukaan cetakan rata.
5) Mengangkat pola dengan hati-hati.
6) Mengulangi langkah 2 - 5 untuk membuat cetakan atas (cope).
7) Menggabungkan cope diatas drag.
8) Mengulangi langkah 1-7 untuk variasi bentuk penampang runner yang
lain.
3.3.4. Tahap peleburan
1) Mempersiapkan dapur kowi, tungku peleburan dan bahan bakar.
2) Memasukkan piston bekas ke dalam kowi..
3) Menyalakan tungku peleburan hinga suhu 770-810 oC.
3.3.5. Tahap penuangan
1) Membuka penutup tungku peleburan.
2) Mengambil logam cair dengan menggunakan ladle.
3) Menuangkan logam cair ke dalam cetakan pasir.
3.3.6. Tahap pembongkaran cetakan pasir
Setelah coran membeku kemudian membongkar cetakan pasir dan
membersihkan coran dari pasir sampai bersih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3.3.7. Pengujian cacat porositas
1) Mempersiapkan sampel pengujian.
2) Menguji komposisi kimia produk cor.
3) Menghitung nilai true density berdasarkan ASTM E-252.
4) Mengukur massa produk cor dengan menggunakan timbangan digital.
5) Mengukur volume produk cor dengan menggunakan bejana ukur.
6) Menghitung nilai apparent density dengan menggunakan rumus :
dimana,
ρs : apparent density (gr/cm3)
m : massa produk cor (gr)
v : volume produk cor (cm3)
7) Menghitung persentase porositas dengan menggunakan rumus :
( )
dimana :
% P : persentase porositas produk cor (%)
ρo : true density (gr/cm3)
ρs : apparent density (gr/cm3)
3.3.8. Pengujian kekerasan Brinell
1) Mempersiapkan spesimen yang akan diuji.
2) Menyalakan alat uji keras Brinell dengan menekan tombol ON.
3) Mengatur diameter indentor dan besarnya pembebanan.
4) Meletakkan spesimen uji di atas dudukan.
5) Mengatur dudukan spesimen hingga spesimen menyentuh indentor.
6) Menjalankan pengujian dengan menekan tombol Start.
7) Mengambil spesimen dari alat uji setelah proses pengujian selesai.
8) Mengukur diameter hasil pembebanan menggunakan mikroskop makro.
9) Menghitung nilai kekerasan menggunakan rumus yang telah ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3.3.9. Tahap analisis
1) Menganalisis hubungan antara bentuk penampang (runner) dengan cacat
porsitas produk cor.
2) Menganalisis hubungan antara bentuk penampang (runner) dengan nilai
kekerasan produk cor.
3) Membuat kesimpulan.
3.4. Jumlah Spesimen Pengujian
Tabel 3.1. Jumlah spesimen pengujian
Pengujian
Bentuk penampang saluran turun Jumlah
Lingkaran Bujur
sangkar
Segitiga
sama sisi
Uji porositas dan
uji keras Brinell 3 3 3 9
3.5. Diagram Alir Penelitian
MULAI
PEMBUATAN POLA
PEMBUATAN CETAKAN PASIR
PENGECORAN
PEMOTONGAN
SISTEM SALURAN
UJI KOMPOSISI KIMIA
UJI KERAS BRINELL
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
SELESAI
UJI POROSITAS
A
A
Gambar 3.11. Diagram Alir Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3.6. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2. Jadwal penelitian
JENIS
KEGIATAN
BULAN
I II III IV V VI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi pustaka
Pembuatan
proposal
Persiapan alat
Pelaksanaan
penelitian &
pengambilan
data
Analisis data
Hasil &
Kesimpulan
Pembuatan
laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1. Hasil Pengujian Komposisi Kimia
Setelah proses pengecoran selesai dilakukan, didapatkan hasil coran yang
masih lengkap dengan sistem salurannya. Sebelum dilakukan pengujian untuk
mengetahui persentase porositas, maka diperlukan data komposisi kimia dari
produk coran yang telah dibuat, dimana data komposisi kimia dalam bentuk
persentase berat ini akan digunakan untuk menghitung besarnya densitas nyata.
Pengujian komposisi kimia dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan Logam
POLMAN Ceper, Klaten.
Tabel 4.1. Data Hasil Uji Komposisi Kimia
Unsur Komposisi
( % wt)
Al 84,43
Si 12,3
Fe 0,726
Cu 1,24
Mn 0,0327
Mg <0,0500
Cr <0,0150
Ni 0,0504
Zn 0,0503
Sn <0,0500
Ti <0,0100
Pb 0,155
Be 0,0001
Ca 0,0058
Sr <0,0005
V <0,0100
Zr 0,947
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4.2. Produk Hasil Pengecoran Pasir
(a) (b) (c)
Gambar 4.1. Produk hasil pengecoran
( a. Penampang runner bentuk lingkaran; b. Penampang runner bentuk bujur
sangkar c. Penampang runner bentuk segitiga sama sisi sama sisi)
4.3. Cacat Porositas
Untuk mencari besarnya persentase porositas terlebih dahulu menentukan
true density dan apparent density. Besarnya true density didapatkan sesuai
perhitungan yang mengacu pada ASTM E-252 sebagai berikut:
Tabel 4.2. Data perhitungan sesuai ASTM E-252
Unsur 1/densitas Persentase
berat
1/densitasX
(m3/Mg) persentase berat
Cu 0.1116 1.2400 0.1384
Fe 0.1271 0.7260 0.0923
Si 0.4292 12.3000 5.2792
Mn 0.1346 0.0327 0.0044
Mg 0.5522 0.0500 0.0276
Zn 0.1401 0.0503 0.0070
Ni 0.1123 0.0504 0.0057
Cr 0.1391 0.0150 0.0021
Ti 0.2219 0.0100 0.0022
Pb 0.0882 0.1550 0.0137
V 0.1639 0.0100 0.0016
B 0.4274 0.0000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Tabel 4.3. Data perhitungan sesuai ASTM E-252 (lanjutan)
Unsur 1/densitas Persentase
berat
1/densitasX
(m3/Mg) persentase berat
Be 0.5411 0.0001 0.0001
Zr 0.1541 0.9470 0.1459
Ga 0.1693 0.0000
Bi 0.1020 0.0000
Sn 0.1371 0.0500 0.0069
Cd 0.1156 0.0000
Co 0.1130 0.0000
Li 1.8727 0.0000
JUMLAH 15.6365 5.7270
Al 0.3705 84.4300 31.2813
JUMLAH 37.0083
Besarnya nilai true density yaitu
Mg/m
3=2,702 x x
g/cm
3
=2,702 g/cm3.
Sedangkan nilai apparent density didapat dengan mencari massa dan
volume dari setiap spesimen. Nilai apparent density dari setiap spesimen dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Apparent Density
Variasi Spesimen Massa Volume Apparent Density
(gram) (cm3) (
) gram/cm
3
Lingkaran
1 126.19 47.5 2.66
2 125.09 47.5 2.63
3 126.87 47.5 2.67
Bujur
Sangkar
1 124.51 47.5 2.62
2 124.67 47.5 2.62
3 125.03 47.5 2.63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel 4.5. Apparent Density (lanjutan)
Variasi Spesimen Massa Volume Apparent Density
(gram) (cm3) (
) gram/cm
3
Segitiga
Sama Sisi
1 123.22 47.5 2.59
2 127.47 50.0 2.55
3 126.98 50.0 2.54
Gambar 4.2. Grafik nilai Apparent Density rata-rata tiap variasi
Setelah nilai true density dan apparent density telah diketahui, maka
dengan menggunakan persamaan:
[
]
dimana :
% P : persentase porositas produk cor (%)
ρo : true density (gram/cm3)
ρs : apparent density (gram/cm3)
didapatkan persentase porositas dari tiap spesimen sebagai berikut:
2.65
2.63
2.56
2.50
2.52
2.54
2.56
2.58
2.60
2.62
2.64
2.66
2.68
Ap
par
en
t D
en
sity
(gr
am/c
m3 )
Lingkaran Bujur Sangkar Segitiga Sama Sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 4.6. Persentase Porositas
Variasi Spesimen Porositas Rata-rata
Deviasi % Deviasi (%) Porositas
Lingkaran
1 1.68
1.79
0.11 6.15
2 2.54 0.75 41.90
3 1.15 0.64 35.75
Bujur Sangkar
1 2.99
2.81
0.18 6.41
2 2.86 0.05 1.78
3 2.58 0.23 8.19
Segitiga Sama Sisi
1 3.99
5.22
1.22 23.37
2 5.65 0.43 8.24
3 6.01 0.79 15.13
Gambar 4.3. Grafik Persentase Porositas Rata-Rata Tiap Variasi
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase
porositas tertinggi terdapat pada spesimen dengan penampang runner berbentuk
segitiga sama sisi yaitu sebesar 5,22 %, dan rata-rata persentase porositas terendah
terdapat pada spesimen dengan penampang runner berbentuk lingkaran yaitu
sebesar 1,79 %. Sedangkan rata-rata persentase porositas pada spesimen dengan
1.79
2.81
5.22
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
Pe
rse
nta
se P
oro
sita
s (%
)
Lingkaran Bujur Sangkar Segitiga Sama Sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
bentuk penampang runner bujur sangkar berada di antara lingkaran dan segtiga
sama sisi, yaitu sebesar 2,81 %.
Di antara tiga bentuk penampang runner (lingkaran, bujur sangkar, dan
segitiga sama sisi), segitiga sama sisi merupakan bentuk penampang yang paling
tidak efektif. Sumber porositas yang utama pada pengecoran aluminium adalah
hidrogen, yang mempunyai daya larut yang tinggi dalam aluminium cair (Puga et
al., 2009). Pada penelitian ini, cetakan yang digunakan adalah cetakan pasir basah.
Sehingga pada saat aluminium cair dituang ke dalam cetakan, air yang terdapat
pada cetakan akan menguap dan bereaksi dengan aluminium cair.
2Al + 3H2O Al2O3 + 3H2 (gas hidrogen)
Runner berbentuk penampang segitiga sama sisi menyebabkan aluminium
cair yang mengalir di dalamnya bebas bergolak (Dai et al., 2002). Aluminium cair
yang bergolak tersebut menyebabkan gas hidrogen terperangkap di dalam produk
coran, sehingga menimbulkan cacat porositas.
4.4. Nilai Kekerasan
Setelah melakukan pengujian kekerasan menggunakan alat uji keras
Brinell, didapatkan nilai kekerasan tiap spesimen sebagai berikut:
Tabel 4.7. Nilai Kekerasan Brinell
Variasi Spesime
n rerata d HBW rerata HBW Deviasi
%
Deviasi
Lingkaran
1 2.58 94.19
93.95
0.24 0.26
2 2.58 93.82 0.13 0.14
3 2.58 93.82 0.13 0.14
Bujur Sangkar
1 2.66 88.62
88.17
0.45 0.51
2 2.67 87.95 0.22 0.25
3 2.67 87.95 0.22 0.25
Segitiga Sama
Sisi
1 2.81 78.94
78.03
0.91 1.17
2 2.83 77.81 0.22 0.28
3 2.84 77.34 0.69 0.88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai kekerasan rata-rata tertinggi
dimiliki oleh spesimen dengan penampang runner berbentuk lingkaran yaitu
sebesar 93,95 BHN, dan nilai kekerasan rata-rata terendah dimiliki oleh spesimen
dengan penampang runner berbentuk segitiga sama sisi yaitu sebesar 78,08 BHN.
Sedangkan spesimen dengan penampang runner berbentuk bujur sangkar
mempunyai nilai kekerasan di antara lingkaran dan segitiga sama sisi, yaitu
sebesar 88,17 BHN. Hal tersebut terjadi karena cacat porositas menyebabkan nilai
kekerasan logam berkurang. Spesimen dengan bentuk penampang runner
lingkaran mempunyai nilai kekerasan tertinggi karena persentase porositasnya
paling rendah.
4.5. Hubungan Cacat Porositas dengan Nilai Kekerasan
Berdasarkan data persentase porositas dan nilai kekerasan tiap spesimen
yang telah diperoleh, dapat dibuat sebuah grafik hubungan cacat porositas dengan
nilai kekerasan tiap spesimen sebagai berikut:
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Cacat Porositas dengan Nilai Kekerasan Brinell
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi persentase cacat
porositas, maka semakin rendah nilai kekerasannya. Sebaliknya, semakin rendah
persentase cacat porositas, maka semakin tinggi nilai kekerasannya. Hal ini
dinyatakan dengan rata-rata persentase cacat porositas dan nilai kekerasan Brinell
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
BH
N
Porositas (%)
Lingkaran
Bujur Sangkar
Segitiga Sama Sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pada spesimen dengan penampang runner lingkaran sebesar 1,79 % dan 93,95
BHN, sedangkan rata-rata persentase cacat porositas dan nilai kekerasan Brinell
pada spesimen dengan bentuk penampang runner segitiga sama sisi sebesar 5,22
% dan 78,03 BHN.
Berikut ini adalah foto mikro untuk tiap variasi dengan perbesaran 100 X:
Gambar 4.5. Spesimen dengan Runner Berpenampang Lingkaran
Gambar 4.7. Spesimen dengan Runner Berpenampang Bujur Sangkar
Gambar 4.8. Spesimen dengan Runner Berpenampang Segitiga Sama Sisi
Porositas
Porositas
Porositas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk penampang runner berpengaruh terhadap terjadinya cacat porositas
produk cor aluminium cetakan pasir, dimana lingkaran merupakan bentuk
penampang runner dengan persentase porositas terendah dan segitiga sama
sisi merupakan bentuk penampang runner dengan persentase porositas
tertinggi.
2. Bentuk penampang runner berpengaruh terhadap nilai kekerasan produk cor
aluminium cetakan pasir, dimana lingkaran merupakan bentuk penampang
runner dengan nilai kekerasan tertinggi dan segitiga sama sisi merupakan
bentuk penampang runner dengan nilai kekerasan terendah.
3. Semakin tinggi nilai persentase cacat porositas pada produk cor aluminium
cetakan pasir, maka semakin rendah nilai kekerasannya.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan:
1. Melakukan penelitian terhadap variasi panjang runner.
2. Melakukan penelitian terhadap variasi bentuk penampang ingate.