pemriksaan mata

12
Jenis-jenis Pemeriksaan Pada Pengelihatan 1. Hirsberg Test Definisi : merupakan pemeriksaan reflek cahaya dari senter pada permukaan kornea. Tujuan : untuk mengetahui reflex cahaya pada kornea Prosedur : 1. Penderita melihat lurus ke depan 2. Letakkan sebuah senter pada jarak 1/3 m = 33 cm di depan setinggi kedua mata pederita 3. Perhatikan reflek cahaya dari permukaan kornea penderita. 2. Refraksi Definisi : Pemeriksaan refraksi ialah pemeriksaan mata akibat dari keadaan bayangan tegas yang tidak dibentuk oleh retina. Tujuan : Untuk mengetahui adanya kelainan refraksi, dan segera melakukan koreksi. Idealnya, pemeriksaan kelainan refraksi dilakukan saat akomodasi mata pasien istirahat.Pemeriksaan mata sebaiknya dimulai pada anak sebelum usia 5 tahun. Pada usia 20 – 50 tahun dan mata tidak memperlihatkan kelainan, maka pemeriksaan mata perlu dilakukan setiap 1 – 2 tahun. Setelah usia 50 tahun, pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun. Prosedur : Pemeriksaan refraksi terdiri dari 2 yaitu:

Upload: linda-pitria-pebriana

Post on 11-Aug-2015

54 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemriksaan Mata

Jenis-jenis Pemeriksaan Pada Pengelihatan

1. Hirsberg Test

Definisi : merupakan pemeriksaan reflek cahaya dari senter pada permukaan kornea.

Tujuan : untuk mengetahui reflex cahaya pada kornea

Prosedur :

1. Penderita melihat lurus ke depan

2. Letakkan sebuah senter pada jarak 1/3 m = 33 cm di depan setinggi kedua mata pederita

3. Perhatikan reflek cahaya dari permukaan kornea penderita.

2. Refraksi

Definisi :

Pemeriksaan refraksi ialah pemeriksaan mata akibat dari keadaan bayangan tegas yang tidak

dibentuk oleh retina.

Tujuan :

Untuk mengetahui adanya kelainan refraksi, dan segera melakukan koreksi. Idealnya,

pemeriksaan kelainan refraksi dilakukan saat akomodasi mata pasien istirahat.Pemeriksaan

mata sebaiknya dimulai pada anak sebelum usia 5 tahun. Pada usia 20 – 50 tahun dan mata

tidak memperlihatkan kelainan, maka pemeriksaan mata perlu dilakukan setiap 1 – 2 tahun.

Setelah usia 50 tahun, pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun.

Prosedur :

Pemeriksaan refraksi terdiri dari 2 yaitu:

1. Refraksi subyektif tergantung respon pasien untuk mendapatkan koreksi refraksi yang

memberikan tajam penglihatan terbaik.

2. Refraksi obyektif dilakukan dengan retinoskopi. Mayoritas retinoskopi menggunakan

sistem proyeksi streak yang dikembangkan oleh Copeland.

3. Snellen Chart

Definisi :

Snellen Chart adalah Prosedur yang digunakan untuk mengukur ketajaman penglihatan

individu.

Page 2: Pemriksaan Mata

Tujuan : Digunakan untuk menilai visus, tajam penglihatan.

Prosedur :

1. Pemeriksaan dilakukan di pekarangan rumah (tempat yang cukup terang), responden

tidak boleh menentang sinar matahari.

2. Gantungkan kartu Snellen atau kartu E yang sejajar mata responden dengan jarak 6 meter

(sesuai pedoman tali).

3. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.

4. Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas ke

bawah, dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.

5. Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas (terbesar) maka dilakukan uji hitung

jari dari jarak 6 meter

6. Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 6 meter, maka jarak dapat dikurangi

satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien 1 meter.

7. Jika pasien tetap tidak bisa melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1 meter.

8. Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian tangan, dilakukan uji dengan arah sinar.

9. Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, maka dikatakan

penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total.

Penilaian

1. Tajam penglihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh huruf dalam

kartu Snellen dengan benar.

2. Bila baris yang dapat dibaca seluruhnya bertanda 30 maka dikatakan tajam penglihatan

6/30. Berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf

tersebut dapat dilihat pada jarak 30 meter.

3. Bila dalam uji hitung jari pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang

diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. Jari terpisah

dapat dilihat orang normal pada jarak 60 meter.

4. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila

mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan

adalah 1/300.

Page 3: Pemriksaan Mata

5. Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan maka

dikatakan sebagai 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak

berhingga.

4. Opthalmoscopy

Definisi :

Suatu teknik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat adanya kelainan pada fundus okuli.

Pada pemeriksaan ini cahaya yang berasal dari alat oftalmoskop akan memberikan reflex

pada fundus dan akan tampak gambaran yang ada.

Tujuan : Untuk mengetahui refleks pada fundus.

Prosedur :

1. Gelapkan ruangan, nyalakan lampu oftalmoskop dan putar piringan lensanya sampai

pemeriksa melihat pancaran cahaya putih dan lebar. Arahkan cahaya tersebut pada

punggung tangan pemeriksa untuk mengecek tipe cahayanya, intensitas cahaya yang

diinginkan dan kekuatan batere pada oftalmokop

2. Putarlah piringan lensa hingga dioptri 0 (dioptri merupakan satuan untuk mengukur

kekuatan lensa dan mengkonvergensikan atau mengdivergensikan cahaya). Pada dioptri

ini lensa tidak mengkonvergensikan atau mengdivergensikan cahaya. Letakkan jari

telunjuk pemeriksa pada pinggir piringan lensa agar anda dapat memutar piringan

tersebut untuk mengfokuskan lensa ketika pemeriksamemeriksa fundus okuli

3. Ingat. Pegang alat oftalmoskop dengan tangan kanan pemeriksa untuk memeriksa mata

kanan pasien, begitu juga pada sisi sebaliknya. Tindakan ini akan menjaga tangan

pemeriksa agar tidak membentur hidung pasien dan memberi pemeriksa mobilitas yang

lebih besar serta jarak pemeriksa yang lebih dekat untuk melihat fundus dengan jelas.

Awalnya mungkin anda akan mengalami kesulitan dalam menggunakan mata yang tidak

dominan, tetapi kesulitan ini akan semakin berkurang dengan latihan

4. Pegang oftalmoskop kuat-kuat hingga menempel permukaan medial orbita anda dengan

bagian tangkainya sedikit dimiringkan kea rah lateral pada sudut sekitar 20˚ dari bidang

vertical. Pastikan agar anda dapat melihat dengan jelas lewat aperture. Minta pasien

Page 4: Pemriksaan Mata

untuk memandang sedikit ke atas dan diatas bahu anda langsung pada sebuah titik

terdapat tembok.

5. Tempatkan diri anda pada jarak sekitar 15 inci (sekitar38 cm) dari tubuh pasien dan

dengan sudut 15˚ disebelah lateral dari garis pandang pasien. Arahkan pancaran cahaya

oftalmoskop pada pupil pasien dan cari kilauan cahaya orange pada pupiltersebut- yang

merupakan pantulan (refleksi cahaya merah) perhatikan setiap kekeeruhan yang

menganggu pantulan cahaya merah ini.

6. Kini tepatkan ibu jari tangan pemeriksa yang lain pada alis mata pasien (teknik akan

membuat pemerisaan anda lebih mantap tetapi tidak selalu harus dilakukan). Dengan

menjaga agar pancaran cahaya terus terfokus pada pantulan cahaya merah, gerakkan

oftalmoskop kedalam dengan sudut 15˚ kea rah pupil sampai anda sangat dekat dengan

pupil dan hamper menyentuh bulu mata pasien.

7. Coba untuk mempertahankan kedua mata anda agar tetap terbuka dan rileks seperti jika

anda menatap tempat jauh karena tindakan ini akan mengurangi kekaburan yang

berfluktuasi pada saat kedua mata anda mencoba berakomodasi

Anda mungkin perlu mengurangi intensitas pancaran cahayanya untuk membuat pemeriksaan

anda tersa lebih nyaman bagi pasien, menghindari hippus (spasme pupil) dan memperbaiki

hasil pengamatan anda.

5. Kampimetri/Perimetri-> GoldMan Automatid Perimeter

Definisi:

Perimetri adalah penggunaan alat untuk memeriksa lapangan pandang dengan mata terfiksasi

sentrai.

Tujuan : menilai akan lapang pandang dan koreksi kebutaan.

Prosedur :

1. Penglihatan pasien harus di koreksi refraksi dengan benar sebelum pengujian, dan fiksasi

pasien harus dimonitor secara terus-menerus selama pengujian. Berikan progam

demonsrasi terlebih datrulu pada pasien yang baru menggunakan automated perirnetry,

dan pasien diajarkan tentang apa yang diharapkan dan ciikerjakan.

2. Jumlah poin yang akan diuji menentukan lamanya pengujian. Karena outomated static

perimetry membuat pasien lelatr, anda harus membatasi jumlah poin yang di uji'

Page 5: Pemriksaan Mata

pengujian yang biasa dilalcukan memakai 50 s/d 120 poin. Kisi-kisi tipe poin yang paling

khas adala6 susunan dengan 76 poin yang berjarak 60 dan menutupi 300 bagian tengah.

3. Bagi kebanyakan pasien glukoma atau dengan kondisi neuro-ophthalmologic, lapangan

pada 300 atau240 cukup. Pengujian sentral 30-2 adalah contoh program yang

mengevaluasi sentral 300 dengan 76 poin. Ini biasa digunakan untuk memonitor pasien

glukoma serta untuk mendeteksi kerusakan lapangan pandang neurologic. Pengujian 24-2

memberikan lapangan 240 dengan perluasan. lapangan nasal sampai 300 dengan memakai

kisi-kisi 60. Angka 2 menunjukan pengujian 24-2 mengindikasikan statu grid straddles

puncak horizontal dan vertikal. Test 24-2 umumnya lebih disukai untuk menguji sebagian

besar pasien.

4. Test dirnulai dengan menguji titik buta dan kemudian memunculkan suatu titik pada

masing-masing kuadran. Tingkat kecerahan titik berikuhya ditentukan oleh level

threshold pada titik-titik yang berdekatan. Titik-titik yang luput dapat diuji kembali

dengan menggunakan threshold yang berbeda.

6. Tonometri

Definisi :

Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tekanan bola mata.

Tujuan :

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui tekanan bola mata (tekanan intraocular)

meningkat atau rendah. Alat ini diberi beban dan diletakkan pada permukaan korne dan akan

menekan bola mata ke dalam. Adanya tekanan tonometri akan mendapatkan perlawanan

tekanan yang ada dalam bola mata. Pemeriksaan ini dilakukan pada pederita yang dicurigai

menderita glaucoma, klien pra dan pasca bedah mata. Pemeriksaan ini tidak dilakukan ada

klien yang mengalami luka pada kornea.

Prosedur :

a) Bersihkan mata klien dengan kapas bersih

b) Teteskan pantocaine 2-3 tetes, tunggu 5menit (sampai klien tidak merasakan pedas di

mata)

c) Atur kalibrasi tonometri

Page 6: Pemriksaan Mata

d) Minta klien melihat satu  titik diatas (lngit-langit ruangan) ata u minta klien meletakkan

ibu jari di atas mata (letakkan jarak ibu jari sejauhnya dari mata)

e) Letakkan tonometri diatas permukaaan kornea, jangan ditekan lalu perhatikan skala yang

tertera pada alat (0-5)

f) Konfersikan hasil nilai dari skala dengan table untuk mengetahui TIO (tekanan

intraocular), bila hasil lebih tinggi dari 20 mmHg, klien dicurigai menderita glaucoma dan

bila lebih dari 25 mmHg, klien sudah menderita gloukoma.

7. Uji Anel

Definisi :

Suatu uji untuk melakukan pemeriksaan fungsi pengeluaran air mata ke dalam rongga

hidung.

Tujuan : Tes untuk menentukan fungsi ekskresi system lakrimal.

Prosedur :

1. Pasien duduk atau tidur.

2. Mata di tetes anastetik local

3. Ditunggu sampai rasa pedas hilang

4. Pungtum diperbesar dengan dilatators

5. Jarum anel yang berada dalam semprit dimasukkan horizontal melalui kanalikuli

lakrimal sampai masuk sakus lakrimal.

6. Garam fisiologik dimasukkan kedalam sakus.

7. Pasien ditannya apakah merasa sesuatu (pahit/asin)

8. Pada tenggorokan dan apakah terlihat reaksi menelan setelah semprotan garam

fisiologik.

Nilai:

1. Bila terlihat adanya reaksi menelan berarti garam fisiologik masuk tenggorokan

menunjukkan fungsi system ekskresi Lakrimal Normal.

2. Bila tidak ada refleks menelan dan terlihat garam fisiologik  keluar melalui pungtum

lakrimal atas berarti fungsi apparatus lakrimal tidak ada atau duktus nasolakrimal

tertutup.

Page 7: Pemriksaan Mata

8. Uji Hertel

Definisi :

Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui kemajuan bola mata. Alat yang digunakan

ialah seperti mistar dengan 2 bagian segitiga di ujungnya.

Tujuan : untuk menilai kemajuan bola mata.

Prosedur :

a. Menentukan ukuran baseline yang terlihat pada angka penggaris dengan menempelkan

ujung segitiga pada tepi kelopak mata kanan dan kiri.

b. Letakkan alat tes hertal sejajar di depan mata. Lihat didalam segitiga (dengan senter)

terdapat cermin yang memantulkan kornea, lalu catat angkanya.

c. Lihat angka yang paling ujung dari pantulan kornea. Catat baseline dan hasil kedua mata.

9. Uji Fluoresens

Definisi :

Uji flouresens merupakan uji untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea mata. 

Tujuan :

Uji flouresens merupakan uji untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea mata. Uji ini

menggunakan strep flouresens yang ditempelkan pada permukaan mata/kornea. Zat yang ada

pada strep ini berubah warna jika dalam keadaan alkali. Kornea yang mengalami kerusakan

akan berubah warna menjadi hijau kekuningan karena kornea bersifat basa.uji ini biasanya

dilakukan pada penderita yang mengalami trauma mata akibat zat kimia dan ulkus kornea.

Prosedur :

1. Bersihkan mata penderita dengan kapas basah.

2. Eltakkan handuk di pundak sebagai pengalas.

3. Teteskan anestesi pantocaine. Efek dari flouresens ini adalh nyeri, tunggu 3-5 menit.

4. Basahi strep flouresens dengan aquades/ cairan garam fisiologis.

5. Buka kelopak mata inferior, tempelkan pad pada forniks inferior, dan minta pasien untuk

memejamkan mata selama 5-20 detik.

6. Ambil flouresens strep dan bilas dengan aquades/garam fisiologis dengan menggunakan

spuit secara perlahan-lahan hingga bersih (tidak ada patokan berapa cc cairan yang

Page 8: Pemriksaan Mata

digunakan unutk irigasi, lakukan irigasi sampai bersih dan tidak terdapat bekas warna

flouresens yang tampak pada kornea).

7. Periksa kornea dengan lampu senter.

8. Bila terdapat erosi, akan terlihat warna hijau kekuningan. Zat warna ini akan menghilang

sendiri dalam waktu 30 menit.

Evaluasi:

- Jika tidak ada cacat epitel kornea, maka lapisan zat warna akan tersebar rata melapisi

kornea.

- Bila permukaan kornea cacat, daerah tersebut menyerap lebih banyak fluoresein sehingga

berwarna hijau tua.

- Di dalam status perlu dicatat dan dibuat sketsanya sehingga bisa dipakai sebagai

pembanding di kemudian hari untuk melihat kemajuan penyembuhannya.

10. Gonioskopi

Definisi :

Merupakan cara untuk melihat langsung sudut bilik mata depan dengan memakai lensa dn

cermin khusus. 

Tujuan :

Pemeriksaan ini dikerjakan pada semua kasus dugaan gloukoma, untuk mengetahui tahapan

tumor yang menyerang iris dan untuk memeriksa benda asing disudut bilik mata depan.

Prosedur :

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Tetesi mata pasien dengan larutan anasthesi tropical

3. Posisikan pasien duduk di depan lampu celah

4. Pasang gonio lensa pada mata

5. Dengan cermin khusus dan dengan pembesaran, sudut bilik mata depan dan iris dapat

dipantau

6. Putar cermin sehingga bagian-bagian sudut dan sekelilingnya dapat diperiksa

Hasil pemeriksaan :

Pada umumnya (juga pada kasus glaucoma menahun) struktur bilik mata depan bisa dilihat

jelas pada sudut yang sangat sempit, tetapi tekanan intarokularnya normal, penderita

Page 9: Pemriksaan Mata

mempunyai resiko tinggi terjadinya glaucoma sudut tertutup bila pupil melebar baik spontan

maupun karena obat-obatan.