pemilihan terapi katekolamin untuk syok

18
Pemilihan Terapi Katekolamin untuk Syok Di susun oleh : Heron R.F Titarsole (2009-83-033) Pembimbing dr. Fahmi Maruapey, Sp. An DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ANESTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2015 BAGIAN ANESTESI JOURNAL READING FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2015 UNIVERSITAS PATTIMURA

Upload: heron-titarsole

Post on 16-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Pemilihan Terapi Katekolamin untuk Syok

Di susun oleh :Heron R.F Titarsole

(2009-83-033)

Pembimbing dr. Fahmi Maruapey, Sp. An

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ANESTESI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON

2015

BAGIAN ANESTESI JOURNAL READINGFAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2015UNIVERSITAS PATTIMURA

Page 2: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

ABSTRAKAgen adrenergic yang paling umum digunakan adalah agen vasopressor.

Agen alpha-adrenergik meningkatkan darah tekanan, juga dapat bervariasi merangsang beta-adrenergik dan reseptor dopaminergik.

Agen adrenergic memiliki berbagai profil hemodinamik serta profil metabolik yang berbeda.

Norepinefrin mungkin agen adrenergik pilihan pertama.

Page 3: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

PENDAHULUANMeskipun terapi

pemberian cairan adalah lini pertama, agen

vasopressor diberikan untuk menjaga tekanan

darah

Penambahan vasopressor agen

menginduksi vasokonstriksi arteri dan penurunan aliran darah

mikrovaskuler.

Norepinefrin atau dopamin sebagai agen lini pertama untuk syok septik , dan dopamin diikuti

oleh norepinefrin untuk syok kardiogenik , dengan epinefrin selalu dianggap menjadi agen

lini kedua.

Page 4: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Sifat farmakologisAgen adrenergik meningkatkan tekanan darah

dengan merangsang alpha reseptor adrenergik terletak di arteriol.

Stimulasi reseptor alfa-adrenergik meningkatan afterload ventrikel kiri, berpotensi penurunan curah jantung, dan juga dapat menurunkan aliran darah regional.

Stimulasi-beta adrenergik memberikan efek inotropik, chronotropic, dan efek luisotropic dari agen adrenergik. Namun, stimulasi adrenergik yang berlebihan dapat memicu aritmia.

Page 5: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

stimulasi beta-adrenergik juga terkait dengan peningkatan perfusi splanknikus dan perfusi mikrovaskuler.

Stimulasi Beta adrenergik menginduksi efek seluler penting: mempercepat glikolisis dan menstimulasi NaKATPase, baik berkontribusi dalam produksi aerobik laktat, peningkatan suhu darah karena efek langsung termogenik.

stimulasi beta-adrenergik juga dikaitkan dengan beberapa Efek imunosupresif

Page 6: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok
Page 7: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Reseptor dopaminergik (baik DA1 dan DA2) secara luas didistribusikan ke seluruh ginjal.

Reseptor DA1 ditemukan di pembuluh darah ginjal di mana hasil stimulasi berupa vasodilatasi, dan juga dalam tubulus mana hasil stimulasi peningkatan level cAMP , menyebabkan natriuresis dan diuresis.

Dopamin juga merangsang reseptor DA2 dalam lapisan intima dan adventisia lapisan pembuluh darah ginjal, dan reseptor dopamin terdapat dalam usus dan otak.

Stimulasi dopaminergik menekan pelepasan prolactine. Pelepasan hormon pertumbuhan juga terganggu.

Page 8: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin merangsang reseptor beta-adrenergik, sementara phenylephrine tidak merangasang pada B adrenergik .

Hanya dopamin merangsang dopaminergik reseptor

Page 9: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok
Page 10: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok
Page 11: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Epinefrin vs norepinefrin Meskipun norepinefrin dan epinefrin memperbaiki

tekanan darah dengan cara yang sama, dampaknya terhadap curah jantung berbeda.

kombinasi norepinefrin dan dobutamin dititrasi untuk mencapai tekanan arteri dan curah jantung yang sama, epinefrin dikaitkan dengan peningkatan sementara kadar laktat arteri dan PCO2 lambung, yang menunjukkan adanya gangguan perfusi lambung.

Epinephrine menginduksi takikardia sering diabaikan, tetapi meningkatkan kebutuhan oksigen miokard, yang dapat tidak menguntungkan pada pasien dengan penyakit jantung iskemik.

Dalam populasi pasien dengan kardiogenik shock, kejadian arrhythmic meningkat tajam dengan epinefrin.

Page 12: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Dopamin vs norepinefrin kontraktilitas miokard lebih besar ketika

pasien menerima dopamin dibandingkan dengan norepinefrin.

Dopamin menginduksi takikardia lebih dari norepinefrin . Stimulasi dopaminergik meningkatkan perfusi splanikus

aritmia meningkat pada pasien menerima dopamin dibandingkan dengan norepinefrin

Page 13: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Fenilefrin vs agen lain

Hanya ada data yang terbatas pada efek fenilefrin.

Beralih dari norepinefrin ke fenilefrin maka berhubungan dengan penurunan curah jantung, aliran darah splanknik , dan peningkatan PCO2 lambung.

fenilefrin meningkatkan level laktat di arteri , penurunan perfusi splanikus, dan penurunan Output urin dan kembali pada saat dialihkan kembali ke norepinefrin

Page 14: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Dampak dan hasil

Data yang tersedia hanya memungkinkan perbandingan dopamin, norepinefrin, dan epinefrin.

Page 15: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Epinefrin vs norepinefrin Dalam uji coba multi-center. Tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam angka kematian (40%) kematian terjadi pada kelompok epinephrine dan (34%) kematian di Kelompok norepinefrin.

Page 16: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Dopamin vs norepinefrin Angka kematian lebih tinggi pada pasien septik yang

menerima dopamin dibandingkan yang menerima norepinefrin 62% vs 41%,

Pasien shock yang acak untuk menerima baik dopamin (dosis maksimal: 20 mcg / kg.min) atau norepinefrin (maksimal dosis: 0,19 mcg.kg.min) Target Tekanan darah, dengan tekanan arteri rata-rata yang direkomendasikan 65 mmHg menurunka tinkat mortalitas sebanyak 15%

Perbedaan ini mungkin terkait diinduksi dopamin dengan takikardia dan arrhythmic.

Dopamin dikaitkan dengan aritmia dan dengan peningkatan kematian pada subkelompok pasien dengan syok kardiogenik, dibandingkan dengan norepinefrin.

Hasil ini menunjukkan bahwa norepinefrin harus lebih disukai daripada dopamin untuk pengobatan syok.

Page 17: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

Kesimpulan Meskipun studi observasional menunjukkan

bahwa perbedaan hasil dapat diamati antara agen yang berbeda, coufounding faktor juga mempengaruhi .

Randomize trials baru-baru ini masih menimbulkan Pertanyaan besar pada penggunaan dopamin, yang terkait dengan takikardia dan peningkatan aritmia, dan mungkin terkait dengan peningkatan risiko kematian, khususnya dalam subkelompok pasien dengan syok kardiogenik

Studi ini menunjukkan bahwa norepinefrin mungkin lini pertama Agen adrenergik.

Page 18: Pemilihan Terapi Katekolamin Untuk Syok

TERIMAKASIH