pemikiran dan aktivitas dakwah rahmah el yunusiyah

137
PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) oleh Fennazhra NIM: 107051002537 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H / 2011M

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH

RAHMAH EL YUNUSIYAH

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

oleh

Fennazhra NIM: 107051002537

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432H / 2011M

Page 2: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 3: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 4: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh sarjana (strata 1/S1) di Universitas

Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti secara hukum bahwa karya ini bukan karya

asli saya atau merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Mei 2011

Fennazhra

Page 5: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

i

ABSTRAK

Fennazhra Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Rahmah El Yunusiyah

Rahmah El Yunusiyah adalah pendiri sekolah khusus puteri Perguruan Diniyah Puteri di Padang Panjang pada 1 November 1923. Beliau hadir ke tengah masyarakat melalui kegiatan dakwah dengan merespon kondisi masyarakat yang dihadapinya melalui sarana pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan pada masa itu. Melalui lembaga pendidikan berbasis agama sangat menarik perhatian, oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk menelitinya dalam skripsi ini.

Adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana pemikiran dan aktivitas dakwah Rahmah El Yunusiyah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif menggunakan metode historis dan teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan observasi. Tenik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif interpretatif.

Pemikiran dakwah menurut Rahmah El Yunusiyah ialah berdakwah bukan hanya sekedar dari mimbar ke mimbar tetapi dengan mendirikan sebuah sekolah guna mencetak kader-kader (wanita-wanita yang akan menjadi calon ibu) dan penerus generasi Islam (anak yang akan dilahirkannya). Maka dari itu Rahmah El Yunusiyah mendirikan sekolah khusus puteri berdasarkan Al-Qur`an dan Hadits yang dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, dan bangsanya. Metode dakwah yang dilakukan oleh Rahmah El Yunusiyah dengan Al-Hikmah, Al-Mauidzatul Hasanah, Al-Mujadalah Bi Al-Lati Hiya Ahsan. Media dakwahnya dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan khusus puteri yaitu Pondok Pesantren Modern Khusus Puteri Perguruan Diniyyah Puteri di Padang Panjang. Guna mencetak kader-kader yaitu wanita-wanita berjiwa Islam yang tangguh yang mempunyai modal pendidikan yang layak seperti yang dicita-citakan Rahmah El Yunusiyah. Tujuan dakwahnya membentuk puteri-puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap dan aktif, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Aktivitas dakwah Rahmah El Yunusiyah tidak hanya dengan bentuk tertentu, dakwah itu harus meresap dalam seluruh bentuk kegiatan tetap dalam motovasi yang sama ibtidaa il mardhatillah semua itu karena Allah. Seperti mendirikan sekolah khusus puteri Perguruan Diniyyah Puteri di Padang Panjang, mendirikan Sekolah Manyasa untuk para wanita yang sudah berumah tangga karena di waktu mudanya belum sempat bersekolah, mendirikan Khuttub Khannah (taman bacaan) untuk masyarakat. Mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi, ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indosesia).

Page 6: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skirpsi ini. Berkat pertolongan serta nikmat Allah,

penulis mampu melalui rintangan dan cobaan saat mengerjakan skripsi ini.

Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada yang tercinta

baginda, penyeru jalan kebenaran Rasulullah SAW, beserta keluarga dan

sahabatnya karena berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan indahnya

iman dan Islam sampai sekarang ini.

Waktu terus berjalan, seiring itu ada sebuah aktivitas yang penuh dan

semangat dalam diri, semoga hasil yang dicapai menjadi buah manfaat bagi yang

membaca skripsi ini.

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya

penulisan skripsi yang berjudul “Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Rahmah El

Yunusiyah”. Dalam skripsi ini penulis ingin menyampaikan bahwa ada seorang

tokoh wanita yang lebih dalam perjungannya dalam mencerdaskan anak bangsa

dan generasi penerus anak bangsa.

Proses penulisan skripsi ini tidaklah semudah yang dibayangkan penulis

sebelumnya, tetapi hal itu dapat diatasi berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada :

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

2. Bapak Drs. Mahmud Djalal,MA., selaku Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum sekaligus Pembimbing dalam penulisan skripsi ini,

Page 7: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

iii

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Jumroni MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

4. Ibu Umi Musyarofah MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

5. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, yang telah memberikan arahan pengembangan intelektualitas

penulis selama belajar di kelas, yang satu persatunya tidak sempat penulis

sebutkan namanya.

6. Seluruh staff di FDK dan pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Dakwah, terimakasih atas layanannya semoga pelayanannya

kepada mahasiswa menjadi amal ibadah dimata Allah.

7. Ayahanda H. Fuad El Hulum dan Ibunda Hj. Nurhasni atas seluruh

pengorbanan, dorongan semangat serta kepercayaannya, penulis ucapkan

rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, semoga Allah SWT senantiasa

memberikan rahmat dan keberkahan-Nya, dan hanya Allah SWT yang

mampu membalas jasa besar ayahanda dan ibunda.

8. Pimpinan, Guru, Staff, dan Kakak Senior Perguruan Diniyyah Puteri

Padang Panjang serta Pak Fauzan yang telah bersedia meluangkan

waktunya.

9. Tuoku (kakek) tercinta Drs.H. Muchtar Salhy atas doa dan penjagaannya.

Uda Nofal Syam.S.kom, Uni Nofita.SE, serta sepupu-sepupu semua yang

sudah bersedia mendengarkan segala keluh kesah penulis.

10. Kawan-kawan Melisa Rezi dan Ria Adrian dan yang lain di Padang

Panjang dan Mardhatillah di Jakarta yang telah bersedia menjadi sahabat,

tempat bertukar fikiran dan pengalaman serta berkeluh kesah. Susah

senang telah kita lalui bersama.

11. Teman-teman kelas KPI C angkatan 2007 yang selama lebih kurang empat

tahun bersama mengalami susah, senang, emosi dan marah bersama,

Melia, Leha, Suci, Iin, Farah, Hani, Zizi, Arin, Irna, Ayu, Fitri, Lini, Dara,

Page 8: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

iv

Eva, Enah, Hikmah, Hasan, Ucup, Bom-Bom, Ega, Ubay, Sofyan, Rif’at,

Oi, Reza, Angga, Arip, dan Ari.

12. Teman-teman di organisasi KMM Ciputat dan Fosma 165 UIN Jakarta.

13. Teman-teman KKS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 di

Kanagarian Sungai Batang, Maninjau, Sumatra Barat, Bang Ferli, Yana,

Ishag, Puput, Yudi, Nadra, Ahda, Helda, Bedul, Dewi, Wandi, Hamim,

Ridwan, dan Rizki.

Penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian

yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat

ganda dari Allah swt disertai limpahan rahmat, hidayah serta berkah-Nya amin ya

rabbal alamin.

Akhirnya penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat menambah referensi

atau khasanah keilmuan dan pengetahuan tentang salah satu tokoh da’iah di

Indonesia yang berasal dari Padang Panjang, Sumatera Barat.

Jakarta, 19 Jumadil Akhir 1432H

23 Mei 2011 M

Penulis

Page 9: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................5

E. Metodologi Penelitian ...............................................................6

F. Tinjauan Pustaka .......................................................................9

G. Sistematika Penulisan ..............................................................10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Dakwah ...................................................................................11

1. Pengertian Dakwah ...........................................................11

2. Unsur-Unsur Dakwah .......................................................15

3. Tujuan Dakwah ................................................................28

B. Pemikiran Dakwah ..................................................................30

1. Pengertian Pemikiran Dakwah .........................................30

2. Sumber Pemikiran Dakwah ..............................................32

C. Aktivitas Dakwah ....................................................................34

1. Pengertian Aktivitas Dakwah ...........................................34

2. Bentuk-Bentuk Aktifitas Dakwah ....................................35

BAB III PROFIL RAHMAH EL YUNUSIYAH

A. Riwayat Hidup Rahmah El Yunusiyah ...................................38

1. Masa kanak-kanak Rahmah El Yunusiyah .......................39

2. Kepribadian Rahmah El Yunusiyah ..................................40

3. Sifat Rahmah yang pengasih dan panyayang ....................41

B. Pendidikan Rahmah El Yunusiyah ..........................................45

Page 10: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

vi

C. Kiprah Rahmah El Yunusiyah di Bidang Pergerakan Sosial,

Keagamaan, dan Politik ..........................................................49

D. Cita-cita, Dasar, Tujuan dan Sistem Pendidikan Rahmah El

Yunusiyah dengan Diniyyah Puterinya ...................................52

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH

RAHMAH EL YUNUSIYAH

A. Identifikasi Informan ...............................................................59

B. Pemikiran Dakwah Rahmah El Yunusiyah .............................61

C. Aktivitas Dakwah Rahmah El Yunusiyah ..............................75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................86

B. Saran - Saran ............................................................................88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk

menyiarkan Islam pada seluruh manusia sebagai rahmatan lil a’alamin. Dakwah

merupakan aktivitas yang begitu lekat dengan kehidupan kaum muslimin. Begitu

dekatnya sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat terlibat didalamnya.

Dakwah juga merupakan kewajiban bagi seluruh manusia yaitu mengajak ke jalan

yang ma’ruf dan mencegah segala kemungkaran. Sebab hakikat dakwah adalah

membina umat manusia serta menyelamatkan mereka dari kesengsaraan Dunia

dan Akhirat. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

Artinya :“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S.Ali Imran:110)

Dari dakwah itu sendiri meskipun tidak ada yang baku didalamnya akan tetapi

ini tidak akan menghilangkan makna dan tujuan yang pokok dakwah yaitu

mengajak kepada sesuatu yang lebih baik. Artinya setiap muslimin bertugas dan

Page 12: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

2

berkewajiban menjadi pengajak, penyeru atau pemanggil kepada umat untuk

melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar. Mengajak kepada kebaikan dan

meningalkan kemungkaran.

Upaya untuk mensyiarkan dan mengembangkan agama Islam adalah

merupakan amanah dan tugas yang mulia. Sebab hal ini pada dasarnya sebagai

realisasi dari kandungan Al-Qur`an dan Hadits, dengan menyiarkan dan

mengembangkan dakwah tidak cukup hanya dengan kelengkapan konsep saja,

tetapi dengan menggunakan metode yang bisa diterima oleh mad’unya.

Banyak metode-metode dakwah yang digunakan para da’i untuk mengajak

umat manusia khususnya muslimin dan muslimat menuju jalan keridhoan Allah

SWT. Salah satu cara dalam dakwah adalah dengan mendirikan sebuah lembaga

pendidikan. Dimana dapat mencetak kader-kader yang sesuai dengan tujuan

didirikannya lembaga pendidikan itu sendiri.

Tujuan didirikannya lembaga pendidikan itu tak lepas dari pemikiran yang

dibawa oleh pendirinya. Pemikiran akan berkembang dalam masyarakat bila

didukung oleh beberapa faktor : Pertama, ketokohan orang yang membawa ide;

kedua, kekuatan ide yang dikembangkan bersifat rasional dan argumentative;

ketiga, momentum sejarah yang memberi peluang bagi berkembangnya ide

tersebut, atau dengan kata lain ide tersebut sesuai dengan kebutuhan zaman;

keempat, literatur yang memuat ide–ide yang dipasarkan secara meluas; kelima,

para pengikut atau murid si pembawa ide yang banyak berguru dengannya, yang

secara langsung atau tidak langsung turut mengembangkan ide tersebut; keenam,

ide yang dimunculkan bersifat baru dan aktual sehingga menarik untuk dijadikan

bahan kajian; ketujuh, berkembangnya sebuah ide tidak lepas dari forum-forum

Page 13: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

3

ilmiah seperti forum-forum seminar, kajian-kajian, dan studi ilmiah lainnya. Juga

yang paling berpengaruh pada abad informasi sekarang ini adanya media

publikasi dan media massa yang turut memperluas jaringan transformasi ide.1

Rahmah El Yunusiyah merupakan salah seorang pelopor dan pendiri sekolah

khusus puteri pertama di Indonesia yang didirikannya pada 1 November 1923.

Awal mulanya berdiri sekolah ini adalah untuk mengangkat harkat dan martabat

perempuan dalam memperoleh pendidikan yang layak dan tak kalah dengan laki-

laki pada zaman itu. 2

Dalam pandangan Rahmah El Yunusiyah, perempuan mempunyai peran

penting dalam kehidupan. Perempuan adalah pendidik anak yang akan

mengendalikan jalur kehidupan mereka selanjutnya. Atas dasar itu, untuk

meningkatkan kualitas dan memperbaiki kedudukan perempuan diperlukan

pendidikan khusus kaum perempuan yang diajarkan oleh kaum perempuan

sendiri. Dalam hal ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan kaum

perempuan, baik di bidang intelektual, kepribadian ataupun keterampilan.

Pembahasan tentang konsep Rahmah El Yunusiyah mengenai pembaharuan

pendidikan yang dirintisnya tidak lepas dari situasi pendidikan Islam di

Minangkabau pada masa itu yang masih tertutup dalam masalah perempuan, serta

pandangan umum masyarakat Minangkabau terhadap marginalisasi peran

perempuan. Dalam hal ini Rahmah El Yunusiyah melihat adanya ketidaksetaraan

perempuan dengan laki-laki yang disebabkan karena mereka tidak mendapatkan

kesempatan belajar yang sama.

1 Buya Masoed Abidin, “Madrasah, Pendidikan, Perempuan Minangkabau”, artikel dikses

pada 6 Desember 2010 dari http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sebagian-ulama-muslimah-indonesia.html

2ibid

Page 14: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

4

Tampaknya pikiran Rahmah El Yunusiyah setengah abad yang lalu sejalan

dengan pendapat kaum wanita dewasa ini yaitu: “membangun masyarakat tanpa

mengikutsertakan kaum wanita adalah sebagai seekor burung yang ingin terbang

dengan satu sayap saja. Mendidik seorang wanita berarti mendidik seluruh

manusia ”.

Pada masa penjajahan Jepang populer dengan nama “Sekolah Diniyah Puteri”,

sedang pada masa sekarang dikenal dengan “Perguruan Diniyah Putri ” Padang

Panjang. Nama ini juga sekaligus sebagai perlambang pembaharuan pendidikan

agama Islam untuk wanita, sehingga semua pihak dan golongan masyarakat yang

ingin maju pendidikan anak gadisnya di sekolahkan ke Perguruan ini.

Dalam perkembangan selanjutnya, sekolah ini menerapkan sistem pendidikan

modern yang mengintegrasikan pengajaran ilmu–ilmu agama dan ilmu–ilmu

umum secara klasikal, serta memberi pelajaran ketrampilan. Meskipun demikian,

ilmu–ilmu agama tetap menjadi pelajaran pokok dan merupakan kekhususan

sekolah ini.

Rahmah El Yunusiyah memadukan pendidikan yang diperoleh dari rumah

tangga, pendidikan yang diterima sekolah dan pendidikan yang diperoleh dari

masyarakat di dalam pendidikan asrama. Dengan sistem terpadu ini, teori ilmu

pengetahuan dan agama serta pengalaman yang dibawa oleh masing–masing

murid dipraktekkan dan disempurnakan dalam pendidikan asrama di bawah

asuhan guru–guru asrama.3

Dengan berbagai macam metode dakwah yang luas itu penulis tertarik untuk

mengkaji lebih dalam lagi jalan dakwah yang dipilih oleh Rahmah El Yunusiyah,

3 Panitia penerbitan buku Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri,Peringatan 55 tahun Diniyyah

Puteri Padang Panjang ,(Jakarta: CV Ghalia Indonesia,1978)h.102

Page 15: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

5

dari kehidupan kebangsaan kita sekaligus menjadi objek skripsi yang berjudul;

“PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH”.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penulisan skripsi ini pada bahasan pemikiran dakwah dan

aktivitas dakwah Rahmah El Yunusiyah yang banyak menghasilkan bentuk

perubahan dalam kehidupan masyarakat minang khususnya.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan tersebut penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana pemikiran dakwah Rahmah El Yunusiyah ?

b. Bagaimana aktivitas dakwah Rahmah El Yunusiyah ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui pemikiran dakwah Rahmah El Yunusiyah.

2. Mengetahui aktivitas dakwah Rahma El Yunusiyah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan akan membawa manfaat yang luas, baik secara

akademis maupun praktis.

Page 16: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

6

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pengetahuan tentang

dakwah Islamiyah khususnya bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi

pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para mubaligh

dalam mengembangkan dakwah Islam dan memotivasi para mubaligh

untuk lebih semangat dalam melakukan kegiatan dakwah di tengah

masyarakat.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode histories adalah studi tentang masa lalu dengan menggunakan

kerangka berbagai tahap generalisasi untuk memaparkan, menafsirkan dan

menjelaskan data. Metode histories bertujuan merekonstruksi masa lalu secara

sistematis dan objektif dengan menggumpulkan, menilai memverivikasi dan

menyintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat

dipertahankan.4 Dengan metode historis, penulis mencoba menjawab masalah-

masalah yang dihadapinya.

Penulis mengambil sumber data dari hasil penelitian kepustakaan dan

penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan adalah cara pengumpulan data dengan

berusaha mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan, dipakai, digunakan,

4 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),

h. 21-23

Page 17: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

7

dan diperhitungkan dalam penelitian. Sedangkan penelitian lapangan adalah

penelitian langsung ke lapangan yaitu dengan mendatangi secara langsung

sekolah yang didirikan oleh Rahmah El Yunusiyah.

Data diambil dari penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan

mengandalkan bacaan baik dari buku maupun tulisan yang mempunyai relevansi

dengan judul penelitian ini, dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

dan bukan dengan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap yang sudah diteliti. Dengan demikian,

laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran

penyajian laporan tersebut. Data-data mungkin dari naskah wawancara, catatan

lapangan, foto, vidio tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen

resmi lainnya. Peneliti menganalisis data tersebut dan sejauh mungkin dalam

bentuk aslinya.5

Dalam pelaksanannya penulis melakukan wawancara mendalam tentang

Rahmah El Yunusiyah kepada keluarga dan orang yang pernah beriteraksi

langsung dengan beliau.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah tokoh Rahmah El Yunusiyah, sedangkan

objek penelitiannya adalah pemikiran dan aktivitas dakwah Rahmah El

Yunusiyah.

5 Dr.Lexy J. Moeleong,M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2000)

Page 18: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

8

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Diniyyah Putri jalan Abdul

Hamid Hakim No 30 Padang Panjang Sumatra Barat. Penelitian ini dilaksanakan

pada Maret 2011.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,

catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama

data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara

detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat

pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah

atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-

lain.6

b. Wawancara

Interview atau wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.7

Pengumpulan data melalui wawancara secara mendalam dengan keluarga,

karib kerabat dan murid yang bertemu langsung dengan Rahmah El Yunusiyah.

Dan juga mengumpulkan berbagai informasi yang dapat menunjang data yang

diperlukan. Mereka adalah Prof. Dr. Fauzan.MA (Menantu Rahman El

Yunusiyah), Faridah Saleh (Keponakan Rahmah El Yunusiyah), Fauziah Fauzan

6 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group,2007), 7 S. Margono, Metodologi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Gajah Mada Universit y, 1993),

h. 159

Page 19: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

9

El M (Pimpinan Diniyyah Puteri dan cucu Rahmah El Yunusiah), Dahniar Ali

dan Nurjannah Ali (murid yang bertemu langsung dengan Rahmah El

Yunusiyah).

c. Observasi

Observasi adalah sebuah metode ilmiah berupa pencatatan secara

sistematik mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.8 Pengamatan

dilakukan secara langsung di lapangan untuk memperoleh data berkenaan

denga fokus penelitian. Penulis melakukan observasi di Pesantren Modern

Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang selama satu bulan penuh (Maret

2011).

5. Teknik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis. Metode yang penulis pakai

dalam menganalisis data adalah menggunakan metode analisis deskriptif

interpretatif, maksudnya adalah melaporkan data dengan cara menerangkan,

memberi gambaran dan mengklasifikasikan data yang terkumpul apa adanya dan

kemudian data tersebut disimpulkan.

6. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis berpedoman kepada

“Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Tinjauan Pustaka ( Penelitian Terdahulu )

Peneliti juga mengadakan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan di

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas

8 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h.83

Page 20: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

10

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Pondok Pesantren Modren

Dinyyah Puteri Padang Panjang serta Perpustakaan Utama IAIN Imam Bonjol

Padang. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah ada judul atau tema yang

sama dengan skripsi ini. Setelah dilakukan penelitian, tidak terdapat judul atau

tema yang sama dengan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Berdasarkan uraian di atas, dalam menulis penelitian ini penulis menyusunnya

secara sistematis. Agar penjabaran (deskripsi) penelitian ilmiah ini mudah

dipahami, penulis membaginya kedalam beberapa bab dan sub bab, diantaranya:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan

masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, terdiri dari konsep dakwah, pemikian dakwah, dan

aktivitas dakwah.

BAB III Profil Rahmah El Yunusiyah meliputi : riwayat hidup, latar belakang

pendidikan, kiprah Rahmah El Yunusiyah di Bidang Politik, Sosial dan

Keagamaan, dan Cita-cita, Dasar, Tujuan dan Sistem Pendidikan

Rahmah El Yunusiyah dengan Diniyyah Puterinya .

BAB IV Analisis Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Rahmah El Yunusiyah,

bagian ini terdiri dari, pemikiran dakwah menurut Rahmah El

Yunusiyah, aktivitas dakwah Rahmah El Yunusiyah.

BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan, saran serta diakhiri oleh daftar pustaka

dan lampiran-lampiran.

Page 21: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa “dakwah” berarti : panggilan, seruan atau ajakan.

Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar. Sadang bentuk kata

kerja atau fi’ilnya adalah yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak, دعى–

دعوة - و یدع . Sedangkan orang yang berdakwah biasa disebut dai’i ( داعى ).1 Dan

orang yang menerima dakwah disebut mad’u ( مدعو ).2

Menurut Sayyid Quthub yang dikutip oleh A. Ilyas Ismail, Kata dakwah

berasal dari bahasa arab da’wah, merupakan bentuk masdar dari kata kerja da’a

(madhi), yad’u (mudhari’), yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Kata

dakwah juga berarti doa (ad-du’a), yakni harapan, permohonan kepada Allah Swt

atau seruan ( al-nid‘a).3

Menurut Amirullah Ahmad juga mengatakan kata dakwah berasal dari

kata kerja da’a, yad’u, da’watan. Kata da’a mengandung makna mengajak,

menyeru, memanggil, maka da’watan berarti ajakan, seruan, pangggilan.4 Orang

yang melakukan kegiatan dakwah disebut da’i. Dakwah merupakan proses untuk

mendorong orang lain agar memahami dan mengamalkan keyakinan tertentu.

1 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 406

2 Ibid., h. 407 3 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, cet.ke-2, (Jakarta: Penamadani, 2008), h.144. 4 Amirullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu; Sebuah Kajian Epistimologi dan

Struktur Keilmuan Dakwah, (Medan: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, vol.I, No.1,199), h.5

Page 22: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

12

Dalam Al-Qur`an kata dakwah digunakan untuk merujuk pada berbagai

aktivitas, antara lain5:

a. Proses untuk mengajak manusia kepada Al-Khoir (Al-Islam)

Terdapat dalam surat Ali Imran ayat 104:

Artinya:“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S.Ali Imran:104)

b. Usaha untuk mengajak manusia kepada jalan Allah

Terdapat dalam surat An Nahl ayat 125:

Artinya:“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S An-Nahl:125)

c. Usaha untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan (sistem batil) kepada

cahaya (sistem Islam)

Terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 257

5 Tim Penyusun, Pengantar Dakwah Dan Tarbiyah,(Bogor : Yayasan Tadzjirah, 2002)

Page 23: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

13

Artinya: “Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Q.S. Al-Baqarah: 257)

d. Menyeru kepada manusia untuk masuk kedalam darul Islam di Dunia dan

darul salam (Surga) di Akhirat.

Terdapat dalam Surat Yunus ayat:25:

Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus”. (Q.S. Yunus:25)

Ditinjau dari segi istilah menurut Sayyid Quthub sebagaimana yang dikutip

A. Ilyas Ismail, mendevinsikan dakwah sebagai usaha orang beriman untuk

mewujudkan sistem ajaran Islam dalam realitas kehidupan atau usaha orang

beriman untuk mengkokohkan sistem Allah dalam kehidupan manusia, baik pada

tataran individu, keluarga, masyarakat, dan umat demi kebahagian Dunia dan

Akhirat.6

Sedangkan Quraish Shihab mengatakan dakwah adalah seruan ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik

6 Ailyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h. 147

Page 24: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

14

(dari awalnya berperilaku buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih baik) dan

sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat, dan dakwah seharusnya

berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai

aspek kehidupan.7

Prof. Toha Yahya Oemar MA., Dekan Fakultas Usuluddin IAIN dalam

bukunya Ilmu Dakwah mengemukakan pengertian tentang dakwah dari dua segi:

1. Pengertian dakwah secara umum:

Ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara tuntunan-tuntunan,

bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut,

menyetujui, melaksanakan suatu idiologi, pendapat, pekerjaan yang tertentu.

2. Pengertian dakwah menurut ajaran agama Islam

Ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka

di Dunia dan Akhirat.8

Dakwah adalah merupakan suatu proses penyelenggaraan suatu usaha atau

aktivitas yang dilakukan dengan sabar dan dengan sengaja, berdasarkan Al-

Qur`an dan As-Sunnah. Usah yang diselenggarakannya itu berupa:

a. Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau memeluk

agama Islam serta menjalankan segala perintahnya.

7 Qiraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan 1998), Cet. Ke-17, h. 194. 8 A. Hasanuddin, Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, (Surabaya :

Usaha Nasional, 1982), cet. Ke-1, h. 34

Page 25: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

15

b. Amar ma’ruf, mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Proses

penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu,

yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi-Nya.9

Dari sejumlah pengertian di atas, dapat dipahami bahwa dakwah artinya,

mengajak, mengimbau dan memerintahkan. Dengan demikian maka makna

dakwah secara syari’at adalah seruan atau himbauan untuk menjalankan perintah

Allah, baik ucapan maupun perbuatan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh

Allah, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

2. Unsur-Unsur Dakwah

Dakwah sebagai sebuah kajian dan gerakan, tentu saja terdiri dari

sejumlah unsur yang membentuk menjadi sebuah tatanan atau sistem. Unsur-

unsur dimaksud yaitu: da’i (subjek dakwah), mad’u (objek dakwah), materi

dakwah, metode dakwah, dan media dakwah. Sejalan dengan rumusan proses

komunikasi sederhana dimana ada komunikator, komunikan, pesan, dan media.

Unsur-unsur dakwah akan dijelaskan satu per satu.

a. Da’i

Secara etimologi da’i adalah orang yang menyeru, mengajak,

mengundang (berdakwah) mad’u (objek dakwah) ke dalam apa yang

disampaikan oleh da’i tersebut. Secara terminologi da’i adalah orang yang

telah melakukan kesaksian (syahadatain) dengan Allah dan nyatalah

stastusnya sebagai muslimin, dengan melakukan aktivitas dakwah untuk

mengajak manusia kepada Islam dan mengingkari thoghut.

9 Ibid, h. 34-35

Page 26: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

16

Da’i adalah orang yang melakukan dakwah baik secara lisan, tulisan,

maupun perbuatan yang dilakukan secara individu, kelompok atau

berbentuk lembaga atau organisasi.

Nasarudin Lathief mendevinisikan bahwa da’i adalah muslim dan

muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok. Ahli

dakwah adalah wa’ad, muballigh mustama’in (guru penerang) yang

menyeru, mengajak, memberi pengajaran dan pelajaran agama Islam.10

Da’i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah

SWT, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah

untuk memberikan solusi terhadap problem yang dihadapi manusia, juga

metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan

perilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.11 Sebagaimana

ditegasakan dalam Al-Qur`an surat Ali Imran ayat 110 :

Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S. Ali Imran:110)

10 Nasaridin Lathif, Teori dan Praktek dakwah Islamiah, (Jakarta: PT. Firma Dara, tt), h.11 11 Mustafa Malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardawi: Harmoni Antara Kelembutan

dan Ketegasan, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h.18

Page 27: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

17

Subjek dakwah adalah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang yang

berusaha merubah situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah

SWT, baik secara individu atau kelompok (organisasi) sekaligus sebagai

pemberi informasi dan pembawa misi.12

Da’i adalah seseorang yang harus paham benar tentang kondisi

masyarakat dari berbagai segi mulai dari psikologi, sosial, kultur, etnis,

ekonomi, politik, makhluk Tuhan ahsani taqwim.13 M. Ghozali juga

menegaskan dua syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang juru dakwah

yaitu pengetahuan, mendalam tentang Islam dan juru dakwah harus

memiliki jiwa kebenaran (ruh yang penuh dengan kebenaran, kegiatan,

kesadaran dan kemajuan). 14

b. Mad’u

Mad’u yaitu orang yang menjadi sasaran dakwah atau manusia yang

menjadi penerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok. Baik

manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia

secara keseluruhan. Mad’u juga diartikan sebagai orang yang menerima

pesan dari da’i. Ini biasanya kita kenal dengan sebutan objek dakwah

(mad’u) yang diajak. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur`an

surat Saba ayat 28:

12 M. Hafi Anshary, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1993),

Cet. Ke-1, h.179. 13 M.Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta : Wijaya, 1982), cet. Ke-1, h.106-

107. 14 A. Hasyim, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur`An. (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h.167

Page 28: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

18

Artinya:“Katakanlah: “Perlihatkanlah kepadaku sembah-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya, sekali-kali tidak mungkin! sebenarnya Dia-lah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S.Saba:28)

Secara umum Al-Qur`an menjelaskan ada tiga tipe mad’u yaitu mukmin,

kafir dan munafik. Dari ketiga klasifikasi tersebut ini, mad’u kemudian

dikelompokkan lagi dalam berbagai macam pengelompokkan, misalnya,

orang mukmin dibagi menjadi tiga yaitu: dzalim linafsih, muqstashid ( orang

yang sederhana) Dan sabiqun bilkhairat (berlomba dalam kebaikan). Kafir

bisa dibagi menjadi kafir zimmi dan kafir harbi. Mad’u atau mitra dakwah

terdiri dari bebagai macam golongan manusia. Oleh karena itu,

menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri

dari aspek profesi, ekonomi, dan seterusnya.15

Di dalam melaksanakan aktivitas dakwah baik amamah (berjamaah)

atau fardhiyah (individu) harus dapat memasuki tiap elemen kehidupan,

tidak terpaku pada suatu tempat atau masyarakat tertentu saja.

Menurut Muhammah Fathan Al-Haq, secara garis besar objek dakwah

terbagi menjadi tiga. Pertama, keluarga. Seruan pertama kali dan sudah

dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam menjalankan amanahnya yakni

berdakwah, dimana yang didahulukan adalah keluarga atau kaum kerabat

yang terdekat (aqrabin). Hal ini merupakan salah satu upaya untuk

membangun tatanan masyarakat Islam yang lebih kokoh dan mendasar.

Serta untuk memberikan suri teladan di masyarakat. Selain itu juga sebagai

langkah antisipasi terhadap penolakan yang terjadi. Dikarenakan sejahat-

jahatnya keluarga tidak akan mengancam hilangnya nyawa.

15 Mustafa Mulaikah, Manhaj Yusuf Al-Qardawi: Harmoni Antara Kelembutan Dan Ketegasan, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,1997),h.23

Page 29: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

19

Kedua, kawan atau teman. Teman merupakan cadangan dijadikan mad’u

yang potensial, dikarenakan hubungan pertemanan atau persahabatan

dibangun atas dasar rasa saling percaya dan saling membutuhkan bantuan.

Hingga hubungan pertemanan adalah hubungan yang sudah terikat secara

psikologis serta kebutuhan setiap manusia dalam berinteraksi dengan

masyarakat yang lebih luas.

Ketiga, masyarakat. Masyarakat merupakan objek dakwah yang paling

potensial karena merupakan komunitas terbesar dari kokohnya sebuah

sistem pemerintahan. Masyarakat juga merupakan objek dakwah yang

menantang, karena lebih beragam dan plural baik dari segi agama, suku

bangsa, hingga negara.

c. Materi Dakwah

Materi dakwah yang paling utama adalah bersumber pada Al-Qur’an

dan Hadits. Materi dakwah yang akan disampaikan tergantung pada tujuan

dakwah yang hendak dicapai. Materi yang diperlukan untuk satu kelompok

masyarakat belum tentu cocok untuk kelompok masyarakat yang berbeda.

Oleh sebab itu pemilihan materi haruslah tepat, apakah itu untuk pemuda,

mahasiswa, petani, pekerja kasar, pegawai tinggi, juga apakah pendengar itu

heterogen, artinya berbagai tingkat dan mutu pengetahuannya ataukah

sejenisnya.16

Pada dasarnya materi dakwah Islam dapat diklasifikasikan menurut

tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global materi dakwah

dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu:

16 M.Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah, Cet. Ke-1,(Jakarta: Widjya, 1982), h.99

Page 30: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

20

1. Masalah keimanan

2. Masalah keislaman (syari’ah)

3. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah)17

Sedangkan menurut M. Munir dan Wahyu Illahi dalam bukunya

menegenai dakwah membagi materi dakwah menjadi empat bagian yaitu, :

akidah, syariah, mu’amalah dan akhlak.18

1) Masalah akidah (keimanan)

Aspek akidah ini membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh karena itu,

yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah masalah

akidah atau keimanan. Akidah yang menjadi materi utama dakwah yang

mempunyai ciri-ciri yang membedakanya dengan kepercayaan agama lain,

yaitu:

a. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Seorang muslim harus

selalu jelas identitasnya.

b. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa

Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan kelompok atau

bangsa tertentu.

c. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal

perbuatan. Dalam ibadah pokok yang merupakan manifestasi dari

iman yang dipadukan dengan segi-segi pengembangan diri dan

kepribadian seseorang dengan kemaslahatan masyarakat yang menuju

pada kesejahteraan. Karena akidah memiliki keterlibatan soal-soal

kemasyarakatan.

17 Badan Pembina Rohani Pegawai DKI Jakarta, Akhlak,(Jakarta 1989), cet ke-3, h. 5-3 18 M. Munir dan Wahyu Illahi, Manageman Dakwah, (Jakarta,Prenada Media,2004), h. 24

Page 31: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

21

2) Masalah syari`ah

Materi dakwah yang bersifat syari’ah ini sangat luas dan mengikat

seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari

kehidupan umat Islam di berbagai penjuru Dunia, dan sekaligus

merupakan hal yang patut dibandingkan. Kelebihan dari materi syariah

umat Islam antara lain adalah ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain.

Syariah ini bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan

non-muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi

syariah ini, maka tatanan sistem Dunia akan teratur.

Syariah dan hukum bersifat konferhensif yang meliputi segenap

kehidupan manusia. Kelengkapan ini melahirkan konsepsi Islam tentang

kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang

membentuk kehendak Ilahi. Materi dakwah yang menyajikan unsur

syariah harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang

jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang bersifat wajib,

mubah (dibolehkan), mandup (dianjurkan), makruh (dianjurkan untuk

tidak dilakukan), dan haram (dilarang).

3) Masalah muamalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan muamalah lebih

besar porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memerhatikan

aspek kehidupan sosial daripada aspek ritual. Islam adalah agama yang

menjadikan seluruh bumi masjid, tempat pengabdian kepada Allah.

Page 32: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

22

4) Masalah akhlak

Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari

“khuluqun” yang berarti budi pekerti, peragai, pembahasan akhlak

berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur batin yang

memepengaruhi perilaku manusia. Akhlak bagi Alfarabi adalah jalan

keutamaan-keutamaan yang dapat mennyampaikan manusia kepada tujuan

hidupnya yang tertinggi, yaitu kabahagiaan. Mempelajari akhlak berarti

mengetahaui kajahatan atau kekurangan yang dapat merintangi usaha

mencapai tujuan tersebut.19

Dalam sumber lain disebutkan bahwa apabila kita melihat materi

dakwah akan mendapat susunan materi dakwah sebagai berikut :

1. Aqidah.

2. Akhlak.

3. Hukum.

4. Ukhuwah.

5. Pendidikan.

6. Sosial.

7. Kebudayaan.

8. Amar ma’ruf.

9. Nahi munkar.20

19 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta:PT. Ichtiar Baru Van

Hoove, 2002), h.190. 20 Barnawi Umari, Azas-Azas Dakwah, (Jakarta: Pendidikan Ramadani, 1996), h. 56.

Page 33: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

23

d. Metode Dakwah

Metode dakwah mencakup seluruh aktivitas kehidupan, karena kaum

muslimin dengan kemampuan yang ada pada dirinya bisa menjadikan setiap

amal yang diperbuat dan setiap aktivitas yang dilaksanakan sebagai jalan

untuk berdakwah menunjukkan manusia ke jalan yang lurus.21

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang

da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar

hikmah dan kasih sayang. Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yaitu:

1. Al-Hikmah yaitu merupakan kemampuan da’i dalam memilih dan

menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objek mad’u.

Dalam bahasa komunikasi hikmah menyangkut apa yang disebut

sebagai frame of reference dan field of experience, yaitu situasi total

yang mempengaruhi sikap terhadap pihak komnnikan (objek

dakwah).22

Beberapa ilmuan Islam memberi makna bi al hikmah sebagai

berikut:

a. Al-Maraghi memberi makna bi al hikamah dengan lebih luas,

yakni dengan wahyu Allah yang telah diberikan kepada manusia.23

b. M. Abduh berpendapat bahwa hikmah adalah mengetahui rahasia

dan faedah di dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga dalam arti ucapan

yang sedikit lafadzh akan tetapi banyak makna. Ataupun diartikan

meletakkan sesuatu pada tempatnya.

21 Sayid Muhammad Nuh, diterjemhakan oleh: Ashfa Afkarina, Dakwah Fardiyah:

Pendekatan Persolan Dalam Dakwah, (Solo: Era Intermedia, 2000), h. 26 22 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah(Jakarta: Gaya Media Pratama,1987), h.37 23 Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, juz 5, h.161

Page 34: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

24

c. Al- Zamakhsari memberikan makna bi al hikmah sebagai

perkataan yang pasti benar, yakin dalil yang menjelaskan

kebenaran dan menghilangkan keraguan atau kesamaran.

Kemudian ia juga mengartikan dengan Al-Qur`an yakni “serulah

mereka mengikuti kitab yang memuat al hikmah.”24

d. Wahbah Al Juhali memberikan makna bi al hikmah sebagai

perkataan yang jelas dengan dalil yang terang, yang dapat

mengantarkan pada kebenaran dan menyingkapi keraguan.25

Dakwah bi al hikmah yang berarti dakwah bijak, mempunyai

makna selalu memperhatikan suasana, situasi dan kondisi mad’u

(muqtadha al-hal). Hal ini berarti menggunakan metode yang relevan

dan realistis sebagaimana tantangan akan kebutuhan, dengan selalu

memperlihatkan kadar pemikiran dan intelektual, suasana psikologis

dan situasi sosial cultural mad’u.26

Perkataan Sayyid Quthub. Ia mengatakan bahwa untuk

mewujudkan metode dakwah bi al hikmah harus memperhatikan tiga

faktor:

a. Keadaan dan situsi orang yang didakwahi.

b. Kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka

tidak merasakan keberatan dengan baban materi pada saat itu.

24 Asep Muhidin, Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur`an: Studi Kritis atas Visi, Misi dan

Wawasan, (Bandung :CV. Pustaka Setia, 2002),h.163 25 Wahbah Al-Juhali, At-Tafsir Al Munir, Juz.13-14, h.267. 26 Asep Muhidin, Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur`An: Studi Kritis Atas Visi, Misi Dan

Wawasan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2002),h.163

Page 35: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

25

c. Metode panyampaian materi dakwah dengan membuat variasi

sedemikian rupa yang sesuai dengan kondisi pada saat itu.27

2. Al-Mauidzatul Hasanah yaitu ungkapan yang mengandung unsur

bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,

peringatan, pesan-pesan positif yang dapat dijadikan pedoman dalam

kehidupan agar mendapatkan keselamatan Dunia dan Akhirat.

Menurut Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa mauidhah al

hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik di

mana dapat bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya, atau

argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak audience dapat

membenarkan apa yang disampaikan oleh objek dakwah28

3. Al-Mujadalah Bi Al-Lati Hiya Ahsan yaitu bertukar pendapat yang

dilakukan oleh kedua belah pihak secara sinergis.29

Dalam kegiatan dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan

kondisi mad’u (penerima dakwah) baik dari segi pendidikan,

ekonomi, dan adat istiadat agar tercapai keberhasilan dakwah.

e. Media Dakwah

Dilihat dari asal kata, media berasal dari kata latin yaitu median yang

artinya alat perantara, sedangkan istilah media berarti segala sesuatu yang

dapat dijadikan alat perantara untuk mencapai sesuatu tujuan.30

27 Sayyid Quthub, Fi Dzila Qal-Qur`An Jilid VII, Beirut, Ihya’ At-Turas Al-Arabi, tt 28 Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Nabi (Jakarta : Pustaka Firdaus, 19970, h. 121. 29 Munzier Saputra dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.

11-20

Page 36: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

26

Dalam kamus istlah komunikasi, adalah sarana yang digunakan oleh

komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada

komunikan apabila komunikan jauh tempatnya dan banyaknya atau

keduanya.31 Media juga berarti alat objektif yang menjadi saluran yang

menghubungkan antara ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan

merupakan urat nadi dalam kegiatan dakwah. Jika dilihat dari segi sifatnya,

media dakwah dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

1. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang

secara tradisional dipetaskan didepan umum terutama untuk hiburan

yang memiliki sifat komunikasi seperti: drama, pewayangan, ketoprak

humor, dan lain-lain.

2. Media modern yaitu media yang dihasilkan dari teknologi yang antara

lain seperti; televisi, radio, majalah, surat kabar dan lain sebagainya.32

Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi

dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk menyampaikan ajaran islam

kepada umat, dakwah dapat digunakan bebagai wasilah. Hamzah Ya’kub

membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan,

lukisan, audiovisual, dan akhlak.

1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana uang menggunakan

lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato,

ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, diskusi, dsb.

30 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

163. 31 Ghazali Syahdar bc,TT, Kamus Istilah Komunikasi,(Bandung: Djembatan,1992).h. 227. 32 Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan Dakwah,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h.154.

Page 37: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

27

2. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalan, surat

kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk dsb.

3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, baik gambar lukis

kanvas, karikatur, komik, dsb.

4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indera

pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti televisi, film

slide, OHP, internet, dsb.

5. Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang

mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan

didengar oleh mad’u.

Menurut pakar dakwah media dakwah terbagi menjadi tiga bagian :

1. Dakwah bil lisan

Termasuk dalam kategori ini antara lain pidato khutbah, pengajian,

diskusi, ceramah, dialog. Rasulullah sudah melakukan dakwah bil lisan

secara tatap muka sejak awal.

2. Dakwah bil kitabah

Termasuk dalam kategori ini antara lain adalah melalui tulisan, buku-

buku, artikel, surat kabar cetak maupun audio visual.

3. Dakwah bil hal

Termasuk dakwah dalam kategori ini adalah berdakwah melalui

perbuatan. Mulai dari cara berpakaian, tutur kata, tingkah laku, sampai

pada bentuk kerja nyata. Seperti halnya mendirikan sekolah, rumah sakit,

tempat-tempat ibadah.33

33 Basrah Lubis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. Tursina, 1993), Cet.Ke-1 h. 46

Page 38: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

28

Menurut Anwar Mas’ari menyebutkan beberapa media dan sarana yang

diperukan oleh juru dakwah antara lain :

1. Mimbar dalam khitobah.

2. Qalam dan khitobah.

3. Masrah (pementasan) malhamah ( drama).

4. Seni suara dan seni bahasa.

5. Medan dakwah.

6. Alat bantu perlangkapan.34

3. Tujuan Dakwah

Adapun dakwah juga mempunyai tujuan, sebab tidak mungkin dakwah

dilakukan dengan berbagi cara baik itu dengan bil-lisan, bil-qolam maupun bil-

haal dengan tanpa tujuan yang jelas.

Bagi proses dakwah, tujuan merupakan salah satu faktor terpenting dan

sentral karena melandasi segenap tindakan dalam rangka usaha kerja sama

dakwah. Tujuan dakwah seolah-olah sebagai kompas pedoman yang tidak boleh

diabaikan dalam proses penyelenggaraan dakwah.Sebagaimana dalam Al-Qur`an

disebutkan pada surat Al-Fusilat ayat 33:

Artinya:“siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?".” (Q.S.Al-fushilat:33)

34 Anwar Mas’ari’i Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1981), h. 86

Page 39: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

29

Secara umum tujuan dari dakwah yakni mengubah perilaku sasaran dakwah

agar menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam tataran kehidupan sehari-

hari, baik dengan masalah pribadi, keluarga, maupun masalah sosial

kemasyarakatan agar terdapat kehidupan yang penuh dengan keberkahan.35

Tujuan dakwah juga dapat diartikan yaitu mengaktualisasikan nilai-nilai

ajaran Islam kedalam kehidupan sehai-hari secara pribadi, kekeluargaan,

masyarakat sehingga tercapai umat yang sejahtera lahir dan batin, bahagia dunia

akhirat.36 Tujuan dakwah menurut Ali Mahfudz :

a. Menyiarkan tuntunan Islam, membetulkan aqidah dan meluruskan amal

perbuatan manusia terutama budi pekerti.

b. Memindahkan hati dari keadaan yang buruk menjadi keadaan yan baik.

c. Membentuk tali persaudaraan dan menguarkan tali persatuan diantara

umat muslim.

d. Menolak subhat, bid’ah dan khurafat dengan mendalami ilmu usuluddin.37

Ditinjau dari aspek berlangsungnya suatu kegiatan dakwah, makna tujuan

dakwah itu terbagi menjadi dua bagian:

a. Tujuan Jangka Pendek

Dalam jangka pendek itu adalah untuk memberikan pemahaman dakwah

Islam kepada masyarakat sasaran dakwah itu. Dengan adanya pemahaman

masyarakat tentang Islam maka masyarakat terhindar dari sikap perbuatan

yang munkar dan jahat.

35 Didin Hafifuddin, Dakwah Aktual,(Jakarta: Gema Insani Press, 1998),cet ke-1, h.78 36 Mahmudin, Menejemen Dakwah Rasulullah, (Jakarta: Restu Ilahi, 2004), h.10 37 Hasanuddin, Hukum Dakwah, h.34

Page 40: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

30

b. Tujuan Jangka Panjang

Sedangkan tujuan jangka panjang itu adalah untuk mengadakan perubahan

sikap masyarakat dakwah itu. Sikap yang dimaksud adalah perilaku-

perilaku yang tidak terpuji bagi masyarakat yang tergolong kepada

kemaksiatan yang tentunya membawa kepada kemudharatan dan

menganggu masyakat di lingkungannya

Asmuni syukir berpendapat bahwa tujuan dakwah dapat dibagi menjasi empat

macam yaitu:

a. Mengajak orang yang sudah memeluk agama Islam untuk lebih

meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

b. Membina mental agama Islam bagi kaum muallaf.

c. Mengajak umat Islam yang kurang beriman kepada Allah untuk lebih

beriman kepada Allah.

d. Mendidik dan mengajarkan anak-anak agar tidak menyimpang dari

fitrahnya.38

B. Pemikiran Dakwah

1. Pengertian Pemikiran Dakwah

Pemikiran ditinjau dari segi etimologi, dalam Kamus Bahasa Indonesia, “

pemikiran” berasal dari kata “pikir” yang mempunyai arti, (1) akal budi, ingatan,

angan-angan; dan (2) kata dalam hati, pendapat (perimbangan). Sedangkan kata

“pemikiran” berarti abstraksi seseorang terhadap sesuatu atau lebih jauh

38 Asmuni syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 50

Page 41: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

31

pemikiran diartikan sebagai konsepsi, pandangan, nalar akal seseorang atas suatu

hal.39

Kata “pikir” berasal dari bahasa arab fikr. Dalam Al-Mu’jam Al-Wasith,

fikr barasal dari bentuk fi’il : fakara-yafkiru yang berarti menggunakan akal untuk

sesuatu yang diketahui, untuk mengungkapkan perkara yang tidak diketahui.40

Secara terminologi, terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan para

ahli. Muhammad Imarah mendefinisikan pemikiran sebagai pendayagunaan

pemikiran terhadap sesuatu dan sejumlah aktivitas otak berupa berpikir,

berkehendak, dan perasaan yang bentuk paling tingginya adalah kegiatan

menganalisis, menyusun dan mengkoordinasi.41

Sedangkan menurut Jalaludin Rahmat berpikir mempunyai makna

memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan masalah,

dan menghasilkan sesuatu yang baru. Atau dalam bahasa lain bepikir merupakan

proses penarikan kesimpulan.42

Para ahli psokologi kontemporer sepakat bahwa proses berpikir pada taraf

yang tinggi, pada umumnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Timbulnya masalah (kesulitan yang harus dipecahkan).

2. Mencari dan menggumpulkan fakta-fakta yang diangap ada sangkut

pautnya dengan pemecahan masalah.

3. Taraf pengolahan dan perencanaan, dalam tahap ini fakta diolah dan

dicernakan.

39 Wjs. Purwondarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1979), h. 57

40 Ibrahim Azaz, dkk., Al-Mu’jam Al-Wasith, (Kairo: Majma’ Al-Lughah Al-Arabiyah, 1976), h.12.

41 Muhammad Imarah, Karakteristik Metode Islam, (Jakarta: IIT dan Media Dakwah, 1994), h.34

42 Jalaluddin Rakhmat, Psokologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), Cet.Ke-21 h. 68.

Page 42: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

32

4. Taraf penemuan atau pemahaman, dalam tahapan ini ditemukan cara

pemecahan masalah.

5. Menilai, menyempurnakan dan mencocokan hasil pemecahan.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pemikiran seseorang

adalah :

1. Kemampuan seseorang dalam melihat dan memahami suatu permasalahan.

2. Situasi yang sedang dialami dan disituasi luar yang dihadapi.

3. Pengalaman-pengalaman.

4. Kecerdasan.43

Dengan demikian, kaitannya dengan dakwah yang sudah dijelaskan di

atas, pemikiran dakwah dapat dipahami sebagai kumpulan ide, konsep atau

abstraksi tentang berbagai unsur dakwah seperti hakikat tujuan, subjek, materi,

metode, media dan organisasi dakwah yang dihasilkan melalui persentuhannya

dengan realitas di sekelilingnya, dan berusaha mencari solusi atas berbagai

problem dakwah yang dihadapinya, sehingga dapat mengubah masyarakat

menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2. Sumber Pemikiran Dakwah

Adapun sumber pemikiran dakwah Islam, sebagaimana telah dijadikan

rujukan oleh para ulama, fuqaha, muballihgin adalah sebagai berikut :

a. Al-Qur`an

Al-Qur`An adalah kitab suci umat Islam yang menjadi sumber ajaran

yang bersifat sempurna. Karenanya pemikiran manusia harus sesuai dengan

43 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004) h.46.

Page 43: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

33

pokok-pokok ajaran Islam yang utama yang tertuang dalam Al-Qur’an. Al-

Qur`an menjadi sumber bagi pemikiran dakwah. Menurut Sayyid Quthub,

Al-Qur`an adalah kitab dakwah yang diturunkan untuk membimbing

manusia ke jalan Allah dan menjadi sistem hidup bagi seluruh manusia.44

Dalam Al-Qur`an terkandung aspek pemikiran dakwah yang meliputi

filosofi, metodologi, dan pola-pola dakwah. Di samping itu, Al-Qur`an juga

menjadi sumber utama materi dakwah yang disampaikan seorang da’i.

Kekuatan Al-Qur`an sebagai sumber dakwah dapat dilihat dari empat aspek.

Pertama, Al-Qur`an merupakan kitab dakwah yang bersifat umum, yang

menjadi panduan sekaligus rujukan utama bagi para da’i. Kedua, Al-Qur`an

merupakan undang-undang yang bersifat konferhensif mencakup segala hal.

Ketiga, Al-Qur`an telah menempuh berbagai jalan dan pola dalam

menghadapi problematika kehidupan manusia. Artinya seorang da’i harus

merujuk kepada Al-Qur`an dalam menghadapi berbagai problem yang

dihadapi di tengah masyarakatnya. Keempat, Al-Qur`an harus dijadikan

pemimpin atau iman sepanjang sejarah untuk membimbing umat Islam dari

generasi ke generasi.

b. Hadits

Selain ayat-ayat Al-Qur`an, yang menjadi sumber pemikiran dakwah

ada pula yaitu hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang shahih dan

diriwayatkan oleh orang-orang yang shahih (orang-orang yang dipercaya

dalam menriwayatkan hadits). Dimana menjelaskan akan kewajiban umatnya

44 A.Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h.187

Page 44: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

34

untuk bebuat baik dan mencegah dari perbuatan dilarang. Sebagai mana

terdapat dalam hadits riwayat Imam Muslim.

سمعت رسول االله صلى :عن ابي سعید الخدري رضي االله عنھ قال

مْلَ نْاِفَ, هِدِیَبِ رُیِّغَیُلْفَ ارًكَنْمُ مْكُنْمِ رَاَى مَنْ :االله علیھ وسلم یقول

رواه .انمَیْالاِ فُعَضْاَ كَلِذَوَ, ھِبِلْقَبِفَ عْطِتَسْیَ مْ لَ نْاِفَ, ھِانِسَلِبِفَ عْطِتَسْیَ

مسلم

Artinya:“barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya (dengan kekuatan atau kekuasaan); jika ia tidak sanggup dengan demikian (sebab tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan); maka dengan lidahnya; dan jika (dengan lidahnya) tidak sanggup, maka cegahlah dengan hatinya, dan dengan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).45

Selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidak-tidaknya ia masih tetap

berkewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih

dianggap Allah sebagai orang yang masih memiliki iman, penolakan

kemungkaran dengan hati tempat bertahan manimal benteng penghabisan

tempat berdiri.46

C. Aktivitas Dakwah

1. Pengertian Akvivitas Dakwah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala

bentuk keaktifan dan kegiatan atau adalah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan

45 Al Imaam Yahya Bin Syafiddiin Annawawi, Kitab Matan Al Arba’iin An Nawawiyyah,

hadist no 34 (Surabaya : PT. Bungkul Indah), h.53 46 M. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Dewan Akwah Islamiah Indonesia, 1978), h.113

Page 45: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

35

dalam tiap bagian di dalam perusahaan atau lembaga.47 Dalam kamus lengkap

psikologi, aktivitas diartikan sebagai bentuk kesibukan, kegiatan dapat dikatakan

gerakan atau tingkah laku organisme.48

Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kata aktivitas berasal dari bahasa

Inggris activity, dan berasal dari bahasa Latin activitus yang berarti aktif atau

bertindak, yaitu bertindak pada diri setiap aksistensi atau makhluk yang membuat

atau menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa khusus dengan

Dunia.49

Maka aktivitas dakwah dapat dimaknai sebagai sesuatu kegiatan,

kesibukan, kerja, salah satu kegiatan kerja yang dilakukan ditiap bagian atau suatu

proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah

untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT dan

secara bertahap menuju perikehidupan Islami.

2. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah

Adapun bentuk-bentuk aktivitas dakwah adalah:

a. Dakwah Bi Al Lisan

Di dalam Al-Qur`an menyebutkan dakwah bi al-lisan dengan bentuk

ahsana qaula (perkataan yang baik). Terdapat dalam surat Fusilat ayat 33:

47 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar

Bahasa Indonesia,(jakarta: balai pustaka, 2002), h. 20 48 James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

2004), h. 9. 49 Save M. Dadun, Kamus Besar Ilmu Pengatahuan, , (Jakarta: Lembaga Pengkajian

Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1 h. 25.

Page 46: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

36

Artinya: “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?".” (Q.S.Fusilat:33)

Lisan memang menjadi alat yang sangat utama karena kekuatan ucapan /

perkataan manusia dapat membuat orang mengikuti suatu perbuatan.

Adapun dakwah yang dimaksud dengan dakwah bil al lisan adalah

memanggil, menyeru, ke jalan Tuhan untuk kebahagiaan hidup di Dunia dan

Akhirat, tentunya dengan menggunakan bahasa sesuai keadaan mad’u dalam

berdakwah.50

b. Dakwah Bi Al-Qalam

Dalam konteks ini Al-Qur`an mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai

alat komunikasi atau komunikasi ide yang produknya berupa ilmu

pengetahuan. Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya

berupa karya seni.51

c. Dakwah Bi Al-Hal

Dakwah Bil Al-Hal merupakan sebuah metode dakwah yakni metode

dakwah dengan mengunakan metode nyata. Islam memerintahkan manusia

mengambil teladan dari orang-orang yang berfikir. Ahli kebenaran dan

mereka yang berakidah lurus.52 Hal ini terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat

21:

50 Musthofa Mansur, Teladan di Media Dakwah, ( Solo: Era Intermedia, 2000), h.42 51 Suff Kasman , Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bi Al-Qalam

Dalam Al-qur`an, (Jakarta: Teraju, 2004) h. 219. 52 Ibid., h. 120

Page 47: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

37

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.Al-Ahzab:21)

Page 48: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

38

BAB III

PROFIL RAHMAH EL YUNUSIYAH

A. Riwayat Hidup Rahmah El Yunusiyah

Rahmah El Yunusiyah lahir di sebuah rumah gadang jalan Lubuk Mata

Kucing, Kanagarian Bukit Surungan, Padang Panjang, pada hari Jum’at tanggal

29 Desember 1900 M, bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1318 H. Ayahnya

bernama Syekh Muhammad Yunus dan ibunya Rafi’ah. Lahir sebagai anak

terakhir dari lima bersaudara yaitu Zainuddin Labay, Mariah, Muhammad Rasyad,

dan Rihanah. Selain itu Rahmah masih mempunyai saudara lain dari ibu, yaitu

Abdus Samad, Hamidah, Pakih Bandaro, Liah, Aminuddin, Safiah, Samihah dan

Kamsiah.1

Ayah Rahmah El Yunusiyah, Syekh Muhammad Yunus adalah seorang ulama

besar di zamannya. Syekh Muhammad Yunus menjabat sebagai seorang Qadli di

negeri Pandai Sikat dan Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah al-Khalidiyah. Selain

itu Syekh Muhammad Yunus juga ahli ilmu falak dan hisab. Ia pernah menuntut

ilmu di tanah suci Mekkah selama 4 tahun. Ulama yang masih ada darah

keturunan dengan pembaharu Islam yang juga seorang tokoh Paderi Tuanku Nan

Pulang di Rao.2

Adapun ibunda Rahmah El Yunusiyah yang biasa disebut Ummi Rafi’ah,

nenek moyangnya berasal dari negeri Langkat atau Ampek Angkek, Bukittinggi

Kabupaten Agam dan pindah ke bukit Surungan Padang Panjang pada abad XVIII

1 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.37

2 Ibid.h.35

Page 49: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

39

M yang lalu. Ummi Rafi’ah masih berdarah keturunan ulama, empat tingkat

diatasnya masih ada hubungan dengan mamak Haji Miskin, sang pembaharu

gerakan Paderi. Ummi Rafi’ah yang bersuku Sikumbang adalah anak keempat

dari lima bersaudara. Ia menikah dengan Syekh Muhammad Yunus saat berusia

16 tahun, sedangkan Syekh Muhammad Yunus berusia 42 tahun. 3

1. Masa Kanak-Kanak Rahmah El Yunusiyah

Dari silsilah keturunan Rahmah El Yunusiyah nampak bahwa ia berasal

dari keturunan ulama. Pada masa kecil Rahmah terkenal sebagai anak yang

keras hati, berkemauan kuat dan bercita-cita tinggi. Kehendaknya pantang

dihalangi. Dia sanggup menangis berjam-jam apabila keinginannya tidak

terpenuhi. Sejak kecil kepribadiannya yang kuat dan jiwa besarnya sudah

tampak menonjol.

Dari kecil Rahmah El Yunusiyah sudah menyayangi pekerjaan masak

memasak, berbagai macam kerajinan tangan dan menggunting serta menjahit

pakaiannya sendiri. Waktu kecilnya itu dia sering sakitan, yang menyebabkan

badannya kurus dengan kulit kering kahitam-hitaman, sehingga sampai umur

lima tahun masih suka menyusu kapada ibunya dan minta di gendong oleh

kakaknya mariah.

Kelahiran Rahmah El Yunusiyah dan lima saudaranya dibidani oleh kakak

ibu mereka yang bernama Kudi Kurai (Hajjah Khadijah) yang memang

mempunyai profesi sebagai dukun beranak. Konon kelahiran

pemimpin/perintis kemerdekaan mantan Perdana Mentri Republik Indonesia

alm. Bapak Sutan Syahrir yang lahir di Padang Panjang pada tahun 1909 dan

3 Ibid.h.36

Page 50: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

40

rumah orang tuanya berdekatan dengan rumah orang tua Rahmah, juga

dibidani oleh Ibu Hajjah Khadijah (Kudi Urai).4

2. Kepribadian Rahmah El Yunusiyah

Rahmah El Yunusiyah yang dari hari ke hari tumbuh menjadi gadis

remaja, mempunyai sifat sangat pemalu. Sifatnya inilah yang membawa

dirinya jarang bergaul sesama kawan-kawannya. Tapi rupanya sifat

pemalunya ini pulalah yang membawanya menjadi insan yang berwibawa di

kemudian hari dan dapat menguasai berbagai masalah yang ditanganinya,

sehingga ia berlapang hati dalam kerumitan dan kesukaran yang menimpa

dirinya.

Tempaan pengalaman hidup telah membentuk kepribadian Rahmah El

Yunusiyah menjadi seorang yang tabah, penuh toleransi dan teguh pendirian,

serta berkeimanan yang kuat, akidah yang tanguh dan ketakwaan yang kokoh.

Untuk mewujudkan cita-citanya dan bila menghadapi kesulitan, dia

mungkin ber-taqarrub dan mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan

salat tahajjud dan bermunajad di kesunyian malam.

Sifat penyayang yang dimiliki Rahmah El Yunusiyah tidak terbatas hanya

sesama manusia saja, akan tetapi juga kepada berbagai macam hewan.

Pekerjaan apapun yang dihadapinya, dilakukannya dengan rasa tanggung

jawab, tanpa mengenal mundur dan putus asa.

4 Ibid.h.37

Page 51: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

41

3. Sifat Rahmah El Yunusiyah yang Pengasih dan Penyayang

Ada pribahasa Inggris mengatakan : “what is in a name?” akan tetapi

“RAHMAH” yang berarti “kasih sayang” benar-benar merupakan cermin yang

menlantunkan sifat dan kepribadian beliau yang penuh dengan rasa kasih, hiba

dan sayang. Kepada apa sajakah tertumpah cinta dan rasa kasih sayang beliau?

a. Kasih Sayang Kepada Sesama Umat

1) Ketika rakyat kelaparan dan kekurangan bahan makanan pada masa

penjajahan Jepang (1942–1945), beliau bangun menggerakkan

pengumpulan beras gengaman yang dibebankan kapada setiap keluarga

agar memisahkan dan mengumpulkan segenggam beras tiap kali mereka

akan masak nasi, yang kemudian beras-beras yang terkumpul ini dibagi-

bagikan kepada fakir miskin yang menderita kelaparan.5

2) Untuk mengatasi dan meringankan penderitaan orang-orang yang tidak

punya pakaian lagi, dan tidak mampu membeli, ibu Rahmah El

Yunusiyah bertindak : kain-kain putih taplak meja makan asrama, kain-

kain rak buku yang berderet sepanjang asrama dan kain layar belacu

yang dipergunakan setiap Jum’at subuh pendinding kolam besar di

hadapan asrama waktu pelajar-pelajar Diniyyah mandi berenang:

semuanya disuruh gunting menjadi baju dan celana, dan kemudian

dibagi-bagikan kepada mereka yang sudah hampir separuh telanjang,

bahkan ada yang sudah membajukan kulit kayu tarok.6

3) Merasakan betapa perasaan anak-anak yang jauh dari orang tuanya, dan

pada liburan puasa tidak dapat pulang ke kampungnya, maka pada pagi

5 Ibid.h.91 6 Ibid.h.91

Page 52: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

42

Idul Fitri 1 Syawal yang penuh berkah itu, pemuda-pemuda pelajar

S.Thawalib dan Diniyyah School bahkan dari madrasah-madrasah yang

lain juga, adalah merupakan tamu-tamu yang pertama yang dipersilahkan

menikmati hidangan ‘Idul Fitri’ di rumah beliau.7

b. Kasih Sayang Kepada Binatang

1) Seseorang yang pernah berkunjung ke Diniyyah Puteri sekitar tahun 30-

an barangkali tidak akan lupa bahwa di rumah Rahmah El Yunusiyah

pada masa itu terdapat bermacam piaraan, mainan dan kesayangan

beliau. Tiga ekor Burung Nuri merah dan hijau, seekor Beo dan Kakak

Tua, sudah pandai berbicara dan sering menegur orang yang liwat, ada

Kera Siamang dan Simpai, tiga bangsa Monyet dengan tiga macam

warna bukunya. Itik dan Angsa serta Ayam Kalkun pun beliau pelihara.8

2) Lima ekor Kucing yang siang malam tidur bersama-sama di tempat tidur,

setelah Rahmah El Yunusiyah meninggal dunia, beberapa hari lamanya

berbuat seolah mencari sesuatu yang hilang, sebentar masuk, lalu keluar,

kemudian masuk dan keluar lagi sambil mengeong terus seolah

menanyakan : . . . . . “kemana . . . . . kemana beliau ibu yang selalu

memanjakan kami itu . . . ?” dan seekor dari kucing-kucing itu beberapa

hari lamanya dilihat oleh orang-orang yang di atas makam ibu Rahmah.

Meloncat ke sana, meloncat ke mari, seolah-olah dia bermain dan

melompat-lompat di atas tempat tidur almarhumah dimana beliau sedang

berbaring.

7 Ibid.h 92 8 Ibid.h.92

Page 53: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

43

Hewan yang tak berakalpun dianugerahi Tuhan naluri untuk

mengingat jasa orang yang pernah berbuat baik kepadanya.9

c. Rahmah El Yunusiyah adalah seorang guru dan pendidik, di samping itu

beliau juga seorang “bidan”. Banyak sudah ibu-ibu yang mendapat

pertolongan beliau ketika melahirkan anaknya. Ketika ada seekor sapi akan

melahirkan “bayi”nya, karena posisi anak yang kurang baik, maka akan

terjadi kelahiran sungsang yang amat menyulitkan sang induk.

Melihat keadaan yang cukup gawat bagi induk sapi itu, Rahmah El

Yunusiyah tidak dapat menahan rasa hiba dan kekasihnya, naluri

kebidanannya bergerak cepat dalam jiwanya, maka tanpa ragu-ragu dan

dengan hati-hati sekali beliau tampil membidani sapi yang sudah kesakitan

dan keletihan itu, sebagai “bidan hewan”. Dan alhamdulillah akhirnya

lahirlah “bayi” sapi itu dengan selamat dan induknyapun selamat. 10

d. Cinta Kasihnya Kepada Alam Semesta

Alam semesta dengan segala isinya adalah rahmat Allah untuk hamba-

Nya, oleh karena itu seyogyanya umat manusia itu memikirkan dan

memperhatikan alam ciptaan Tuhan itu, serta memelihara dan menjaga

kelestarian alam itu. Dengan demikian manusia dapat mengenal dan

mencintai Tuhan. Untuk menanamkan pendidikan mencintai alam ini

Rahmah El Yunusiyah sering mengajak murid-muridnya bertamasya ke luar

kota, mendaki bukit, menyeruak semak dan belukar, berdarmawisata ke tepi

Danau Maninjau dan Singkarak, Panorama dan Ngarai Sianok yang terkenal,

serta ke tempat-tempat bersejarah di daerah Sumatra Barat.

9 Ibid.h.92 10 Ibid.h.92

Page 54: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

44

Bila sesekali beliau mengajak murid-miridnya mendaki Gunung

Singgalang atau Bukit Tui, beliau mengatakan kepada murid-muridnya:

“Bertapapun tingginya gunung, akan dapat kita capai puncaknya yang tertinggi asal kita mau mendakinya dengan tekun dan tabah, dan akhirnya puncak gunung itu akan berada di bawah telapak kaki kita. Demikian pula cita-cita yang tinggi, akan dapat dicapai dengan kamauan keras dan usaha yang sungguh-sungguh”.11

Rahmah El Yunusiyah berasal dari keluarga taat dalam masalah keagamaan.

Kondisi inilah yang mempengaruhi pada pembentukan pribadi Rahmah El

Yunusiyah. Ia menjadi orang yang cinta mendalami ajaran-ajaran agama serta

memiliki perhatian sangat besar terhadap kondisi masyarakat pada masanya

khususnya kalangan kaum wanita. Karena itu pendidikan yang diperoleh Rahmah

El Yunusiyah pada prinsipnya banyak dari keluarganya sendiri yang memang

sangat menaruh perhatian pada masalah-masalah keagamaan.

Dalam usia enam belas tahun ia menikah dengan seorang alim dan mubaligh

bernama Haji Bahauddin Lathif dari Sumpur Padang Panjang. Perkawinan ini

tidak berlangsung lama, hanya enam tahun, pada tahun 1922 keduanya bercerai

atas kehendak kedua belah pihak dan selanjutnya menganggap sebagai dua orang

bersaudara. 12

Dari perkawinan ini Rahmah El Yunusiyah tidak mempunyai anak. Sejak

perceraian tersebut, ia tidak bersuami lagi. Rupanya hal ini memberi faedah

kepadanya sendiri, sehingga ia dapat menempatkan seluruh hidupnya kepada

perguruan yang didirikannya.

11 Ibid.h.93 12 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.39

Page 55: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

45

B. Pendidikan Rahmah El Yunusiyah

Ayah Rahmah El Yunusiyah, Syekh Haji Muhammad Yunus meninggal dunia

pada tahun 1906M, ketika itu Rahmah El Yunusiyah masih kanak–kanak sehingga

ia tidak banyak mendapatkan pendidikan dari ayahnya. Ia dibesarkan oleh ibu dan

diasuh oleh kakaknya yang telah berumah tangga. Sejak kecil, Rahmah El

Yunusiyah tidak pernah bersekolah di Sekolah Dasar (Sekolah Desa, Sekolah

Gubernemen) yang memang telah ada juga di Minangkabau pada masa kanak-

kanaknya dulu. Meskipun begitu, ia banyak belajar dari lingkungannya. Pada usia

enam tahun beliau mulai belajar membaca Al-Qur’an kepada Engku Uzair gelar

Malim Batuah, salah seorang dari murid Syekh Haji Muhammad Yunus.13

Rahmah El Yunusiyah dituntun tulis–baca huruf latin oleh kakaknya

Zainuddin Labay dan Muhammad Rasyad yang pernah belajar di Sekolah Desa.

Umi Rafi’ah, ibunya juga ikut mengajari Rahmah El Yunusiyah berhitung dengan

angka–angka Arab (angka Melayu). Kepandaian membaca dan menulis ini,

kemudian hari sangat menolongnya dalam menambah ilmu pengetahuannya,

karena ia termasuk salah seorang anak yang senang membaca.

Sejak 10 tahun Rahmah El Yunusiyah aktif mengunjungi pengajian–pengajian

yang sangat banyak diadakan di lingkungan masyarakat sekitarnya. Pada saat itu

telah ada di lingkungan masyarakat Minangkabau sekitar delapan surau yang

melakukan kegiatan pengajian secara bergiliran dari satu surau ke surau yang lain.

Dengan cara demikian ia banyak memperoleh pengetahuan agama dan memilih

guru-guru yang dapat memuaskan hatinya. Walaupun usianya masih sangat muda

untuk mengikuti pengajian tersebut, namun bagi Rahmah El Yunusiyah

13 Panitia penerbitan buku Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri,Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri Padang Panjang ,(Jakarta: CV Ghalia Indonesia,1978)h.177

Page 56: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

46

mengunjungi pengajian ini nampaknya merupakan kesenangan tersendiri pula

bagi dirinya.14

Setelah Diniyah School yang didirikan kakaknya pada tanggal 10 Oktober

1915 berdiri, ia ikut belajar di Perguruan ini. Ia banyak memperoleh pengetahuan

praktis yang berkenaan dengan pergaulan, terutama pergaulan antara murid-murid

perempuan dan laki-laki serta watak manusia yang berbagai ragam. Dahulunya ia

jarang atau tidak diperkenankan bergaul dengan anak laki-laki, tapi setelah ia

bersekolah di Perguruan ini, ia dapat bergaul dengan murid laki-laki. Ia dapat

bertukar fikiran dengan mereka baik mengenai hukum Islam, sosial, budaya dan

pergaulan (muamalah). Dari pengenalan berbagai macam watak manusia ini ia

mulai menyadari dirinya dan keadaan masyarakat lingkungannya, terutama

masyarakat wanita, yaitu mereka yang tidak memperoleh kesempatan menuntut

ilmu sebagaimana yang dialaminya.15

Selama ia menjadi siswa Diniyah School, ia dapat menuntut ilmu dengan baik

dan dengan kecerdasannya Rahmah El Yunusiyah mendorong dirinya untuk

bersikap kritis, tidak puas dengan sistem koedukasi pada Diniyah School yang

kurang memberikan penjelasan terbuka kepada siswa puteri mengenai persoalan

khusus perempuan. Rasa ketidak-puasannya ini dibicarakan dengan tiga temannya

sesama wanita, yaitu Rasuna Said dari Maninjau, yang kemudian hari namanya

diabadikan sebagai Pahlawan Nasional, Nanisah dari Bulaan Gadang Banuhampu,

dan Jawana Basyir (Upik Japang) dari Lubuk Alung. Mereka berempat bersepakat

untuk membentuk kelompok belajar. Rahmah El Yunusiyah mengajak ketiga

14 Ibid.h.177 15 Ibid.h.177

Page 57: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

47

temannya ini untuk menambah ilmu agama secara mendalam di luar perguruan di

antaranya di Surau Jembatan Besi.

Bagi Rahmah El Yunusiyah pengajian dan pelajaran yang diterimanya di

surau ini pun, juga belum memuaskan hatinya, karena banyak masalah-masalah

yang berkaitan dengan wanita yang ditanyakannya tidak memperoleh jawaban

yang memuaskan sebagaimana yang dialaminya di Diniyah School. Karena itu

Rahmah El Yunusiyah akhirnya meminta kepada Syekh Abdul Karim Amrullah

untuk berkenan memberikan pengajian secara privat di rumahnya di Gatangan. Di

sini ia memperdalam pengajian mengenai masalah agama dan wanita, di samping

itu juga ia mempelajari bahasa Arab, fiqih dan ushul fiqih. Ia baru merasakan

adanya kepuasan dan telah menemukan apa yang dicarinya selama ini. 16

Semangat Rahmah El Yunusiyah dalam mempelajari ilmu selain agama dan

bahasa Arab, terus berkobar. Sekitar tahun 1931-1935, ia mengikuti kursus ilmu

kebidanan di RSU Kayu Tanam dan mendapat izin praktek/ijazah bidan dari

dokter. Dalam bidang kebidanan ini ia juga mendapat bimbingan yang mula-mula

diberikan dari kakak ibunya Kudi Urai, seorang bidan yang menolong kelahiran

dirinya dan Sutan Syahrir (Mantan Perdana Menteri RI). Selain itu, ia belajar ilmu

kesehatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dari enam orang

dokter yang juga gurunya dalam kebidanan: dokter Sofyan Rasyad dan dokter

Tazar di Rumah Sakit Umum Kayu Tanam (mendapat izin praktek dan ijazah

dengan kedua dokter ini), dokter A. Saleh di RSU Bukittinggi, dokter Arifin dari

Payakumbuh, dan dokter Rasjidin dan dokter A. Sani di Padang Panjang. Untuk

16 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.38

Page 58: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

48

mendalami praktek kebidanan dan ilmu kesehatan ini ia belajar sambil praktek di

RSU Kayu Tanam.17

Rahmah El Yunusiyah juga belajar gymnastik (olahraga dan senam) dari

seorang guru pada Meisjes Normal School (sebuah pendidikan guru) di Guguk

Malintang yaitu Mej. Oliver (nona Olvier). Kemudian ia juga mempelajari cara

bertenun tradisional, yakni: bertenun dengan menggunakan alat tenun bukan

mesin yang pada masa itu banyak dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Ia

mendatangi beberapa pusat pertenunan rakyat seperti Pandai Sikat, Bukittinggi

dan Silungkang. Ilmu bertenun ini ia lengkapi dengan belajar jahit-menjahit.

Kedua ilmu ini yakni: bertenun dan jahit-menjahit dimasukkannya kedalam

kurikulum perguruannya. Mengenai ilmu–ilmu umum seperti ilmu hayat, ilmu

alam, ilmu bumi dan lainnya, ia pelajari sendiri dari buku. Kemudian semua ilmu

yang ia peroleh dengan kursus atau belajar sendiri ini ia ajarkan kepada murid–

muridnya, kelak setelah ia mendirikan sekolah Diniyah Puteri tahun 1923.18

Tempaan pengalaman kehidupan telah membentuk kepribadian Rahmah El

Yunusiyah menjadi seorang yang tabah, penuh toleransi dan teguh pendirian, serta

berkeimanan yang kuat, akidah yang tangguh dan ketakwaan yang kokoh. Untuk

mewujudkan cita–citanya dan bila menghadapi kesulitan, dia semakin ber-

taqarrub dan meningkatkan diri kepada Allah dengan melakukan Sholat Tahajjud

dan bermunajat di kesunyian malam.

Demikianlah dilihat dari usaha Rahmah El Yunusiyah menuntut ilmu, nampak

bahwa hal tersebut merupakan menifestasi dari ketidakpuasannya terhadap

pengetahuan yang diperolehnya dalam masalah kewanitaan. Ia juga merasa

17 Ibid.h.39 18 Ibid.h.39

Page 59: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

49

kecewa melihat kaumnya tidak bisa memperoleh pendidikan yang memadai

sebagaimana yang dialaminya. Padahal Rahmah El Yunusiyah meyakini

pentingnya peranan pendidikan sebagai salah satu jalan untuk mengangkat derajat

kaum perempuan.

Hampir seluruh hidupnya ia berikan untuk mengembangkan dan membesarkan

perguruan ini. Pada tanggal 26 februari 1969, Rahmah El Yunusiyah menemui

Gubernur Sumatra Barat Harun Zain untuk membicarakan usaha memajukan

perguruannya khususnya dan Sumatra Barat umumnya. Hari itu gubernur

mengantarkannya hingga halaman kantornya, melepas Rahmah El Yunusiyah

menaiki mobil yang akan membawanya kembali ke Padang Panjang.

Keesokan harinya, Harun Zain menerima kabar bahwa Syeikhah Rahmah El

Yunusiyah meninggal dunia. Rahmah El Yunusiyah meninggal pada hari Rabu

tanggal 9 Zulhijjah 1388H atau tanggal 26 Februari 1969M pada pukul 19.30 di

rumahnya sendiri di Padang Panjang, dalam usia 68 tahun lewat 2 bulan. 19

Jenazahnya dikuburkan di perkuburan keluarga disamping rumahnya yang

juga di samping Perguruan yang ia dirikan. Setiap orang yang melewati rumah

dan perguruannya akan dapat melihat nisan kuburannya di pinggir jalan Lubuk

Mata Kucing.

C. Kiprah Rahmah El Yunusiyah di Bidang Pergerakan Sosial, Keagamaan,

dan Politik

Selain mengasuh Diniyyah Puteri, Rahmah El Yunusiyah juga aktif di bidang

pergerakan sosial, keagamaan, dan politik yang ada pada tahun 1930-an di Padang

Panjang. Rahmah El Yunusiyah ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan

19 Ibid.h.429

Page 60: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

50

Muslimin Indosesia) yang berdiri pada tahun 1930-an. Ia juga dekat dengan

kalangan Muhammadiyyah, serta bekerjasama dengan tokoh wanita Rasuna Said

yang juga mengajar di Perguruannya.20

Rahmah El Yunusiyah juga aktif dalam pergerakan menentang praktik-praktik

penindasan ataupun pergerakan oleh penjajah Belanda. Hal itu Etek lakukan

antara lain dengan mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di

Bukittinggi, menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat, dan ketua

Penolakan Organisasi Sekolah Liar. Pada tahun 1933 Rahmah El Yunusiyah

memimpin rapat umum kaum ibu di Padang Panjang, hal ini menyababkan dia

didenda pemerintah Belanda 100 gulden karena dituduh membicarakan politik.21

Rahmah El Yunusiyah juga pernah menjadi anggota pergurus Serikat Kaum

Ibu Sumatra (GKIS) Padang Panjang, organisasi yang itu berjuang menegakkan

harkat kaum wanita dengan menerbitkan majalah bulanan. Aktivitasnya yang lain

adalah mendirikan Khuttub Khannah ( taman bacaan) untuk masyarakat.

Pada tahun 1935 Rahmah El Yunusiyah mewakili kaum ibu Sumatra Tengah

ke kongres perempuan di Jakarta. Dalam kongres ini Rahmah El Yunusiyah

bersama Ratna Sari memperjuangkan kaum wanita Indonesia memakai selendang.

Sehabis kongres ia agak lama tinggal di Jakarta untuk mendirikan pendidikan

untuk kaum putri di Gang Nangka, Kwitang, Kebon Kacang, Tanah Abang,

Jatinegara, dan jalan Johar di Rawasari.22

20 Hasil wawancara dengan Faridah Saleh Keponakan Rahmah El Yunusiyah. Sabtu 12

Maret 2011. 21 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.59.

22 Hasril Chaniago.101 Orang Minang di Pentas Sejarah,(Padang:Citra Budaya Indonesia, 2010) h.427.

Page 61: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

51

Pada zaman Jepang, selain menjalankan sekolahnya yang sudah maju, Bunda

juga aktif dalam berbagai organisasi dan gerakan sosial maupun politik. Salah

satunya melalui organisasi Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bertujuan menetang

Jepang menggunakan wanita-wanita Indonesia, khusunya Sumatra Tengah,

sebagai penghibur untuk melayani tentara Jepang. ADI juga menuntut pemerintah

militer Jepang menutup semua rumah kuning (rumah bordil) karena bertentangan

dengan kebudayaan Indonesia dan agama yang dipeluk penduduknya. Gerakan

ADI boleh dikatakan berhasil, sehingga Jepang terpaksa mendatangkan wanita-

wanita penghibur dari Korea dan Singapura.23

Waktu itu Bunda Rahmah juga pernah menjadi ketua Haha Nokai (Organisasi

Kaum Ibu) di Padang Panjang dan menjadi pengurus organisasi yang sama untuk

tingkat Sumatra Tengah. Menjelang akhir pendudukan Jepang, Bunda Rahmah

juga menjadi anggota peninjau yang dipimpin Mohammad Sjafei. Di samping itu

Etek juga menjadi anggota Mahkamah Syari’at Bukittinggi dan anggota Majelis

Islam Tinggi Sumatra Tengah.24

Karena Bunda orangnya aktif, nama Bunda Rahmah cepat dikenal secara luas

dikalangan pergerakan di Jawa. Sampai-sampai setelah proklamasi kemerdekaan

17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memasukkan nama Bunda sebagai Anggota

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Namun Bunda Rahmah batal pergi ke

Jakarta karena tak bisa meninggalkan ibunya yang sedang sakit di Padang

Panjang.25

23 Hasil wawancara dengan Faridah Saleh Keponakan Rahmah El Yunusiyah. Sabtu 12

Maret 2011. 24 Ibid 25 ibid

Page 62: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

52

Bunda Rahmah juga tercatat sebagai salah seorang pendiri partai Masyumi di

Minangkabau. Bunda juga akif mengembangkan Masyumi. Sampai-sampai

pemilu tahun 1955, Bunda Rahmah dicalonkan partainya dan terpilih menjadi

anggota Parlemen (DPR) mewakili Sumatra Tengah (1955-1958).26

Walaupun aktivitas politik Bunda menonjol juga, tetapi nama Bunda Rahmah

lebih diidentikkan dengan Perguruan Diniyyah Puteri. Kaharuman namanya

sebagai tokoh pendidikan malampaui batas negaranya. Pada tahun 1955, Diniyyah

Puteri mendapat kunjungan Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, yang amat

mengagumi sistem pendidikan yang dikembangkan Bunda Rahmah. Bahkan

kemudian menginspirasi Universitas Al-Azhar membuka pula fakultas khusus

untuk wanita yang diberi nama Kuliyyatul Banat.27

Pada tahun 1956 Universitas Al-Azhar mengundang Bunda Rahmah

berkunjung ke Kairo. Dalam kunjungannya itu, oleh rapat Senat Guru Besar

Universitas Al-Azhar, Bunda dianugrahi gelar Syeikhah. Menurut Buya Hamka,

gelar yang diberikan kepada Bunda Rahmah ini adalah gelar tertinggi yang

sebelumnya belum pernah diberikan kepada seorang wanita”.28

D. Cita-Cita, Dasar, Tujuan dan Sistem Pendidikan Rahmah El Yunusiyah

dengan Diniyyah Puterinya

1. Cita-Cita Rahmah dengan Didirikan Diniyyah Puteri

Rahmah adalah orang yang sangat idealist, cita-citanya tinggi, cakrawala

pandangannya jauh ke depan. Beliau menginginkan kedudukan kaum wanita

dalam masyarakat tidak hanya sebagai istri yang akan melahirkan anak-anak

26 ibid 27 Ibid 28 Ibid

Page 63: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

53

dan keturunan semata, akan tetapi lebih dari itu dia menginginkan

terangkatnya derajat kaum wanita ke tempat yang lebih wajar dan pantas.

Merekapun harus mengerti hak dan kewajibannya sebagai istri, sebagai ibu

dan sebagai anggota masyarakat. Kaum wanita harus dapat menjalankan

perananya sebagaimana yang telah digariskan oleh agama Islam.

Semua yang harus diketahui oleh kaum wanita itu tidak bisa terjadi secara

serta-merta. Semuanya harus melalui pendidikan dan pengajaran, dituntut dan

dipelajari, serta harus dipahamkan dan dirasa-rasakan kepada kaum wanita itu.

Selama mereka berselimutkan kebodohan dan kejahilan, maka nasib kaum

wanita itu tidak akan berubah. Oleh karena itu Rahmah berpendapat bahwan

wanita itu harus bersekolah, sebagaimana kaum pria bersekolah. Hak untuk

mempunyai ilmu pengetahuan dan pendidikan antara pria dan wanita adalah

sama.

Bertahun-tahun perasaan seperti ini terpendam di dalam jiwa Rahmah,

sejak ia mulai menjadi murid dari Diniyyah School yang didirikan abangnya

Zainuddin Labay El Yunusy. Meskipun sekolah itu menerima pelajar puteri,

namun Rahmah El Yunusiyah tidak puas dengan belajar secara ko-edukasi itu,

sebab menurutnya banyak masalah-masalah kewanitaan yang tidak dapat

dipecahkan dalam belajar secara bersama itu.

Di dalam lubuk hatinya terpendam cita-cita ingin mendirikan sekolah

sendiri khusus untuk anak-anak puteri, meskipun belum terpikirkan olehnya

apakah sudah tepat waktu pada masa itu (1923). Sudah bersediakah mayarakat

menerima himbauan agar mau menyekolahkan anaknya yang perempuan.

Page 64: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

54

Sudah maukah para orang tua melepaskan kungkungan anak-anak gadisnya

dari pingitan untuk segera dikawinkan dalam usia yang muda ?.

Apapun yang terjadi, hambatan apapun yang akan dihadapinya tampaknya

tidak dapat menggeser dan tidak bisa menghambat munculnya cita-cita itu

kepermukaan. Maka pada suatu hari beliau sampaikanlah niat dan cita-cita ini

kepada abangnya Zainuddin Labay El Yunusy, yang ternyata mendapat

tanggapan positif dan dorongan dari beliau, dan mendapat sambutan dan

sokongan moril pula dari teman-teman puteri sesama pengurus dan anggota

PMDS (Persatuan Murid-Murid Dinyiyyah School), suatu organisasi pelajar

yang didirikan pada tanggal 22 Februari 1922, dan beliau sendiri adalah ketua

bagian puterinya.

Dengan langkah pasti dan motivasi yang kuat seraya membaca Bismillahir

Rahmanir Rahhim pada tanggal 1 November 1923 diremikanlah berdirinya

sekolah puteri yang diidam-idamkan Rahmah dengan diberi nama : “Al

madrasatut diniyyah”.

Rahmah tidak menginginkan puteri-puteri Indonesia itu hanya

mendapatkan pendidikan sekolah rendah saja, akan tetapi dia mengharapkan

agar kaum wanita juga diberi kesempatan melanjutkan studinya ke tingkat

yang lebih tinggi, semua dengan jenjang pendidikan yang ada. Oleh karena

itulah dari tahun ke tahun Rahmah selalu memikirkan peningkatan dan

penyempurnaan mutu Perguruannya.

Bermula dari mendirikan pendidikan Al-qur’an, sekolah Diniyyah untuk

anak-anak puteri, sekolah menyesal untuk ibu-ibu rumah tangga yang belum

sempat mengenyam pendidikan sekolah, Freubel School (taman kanak-

Page 65: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

55

kanak), Junior Institut (setingkat HIS), Diniyyah Puteri yang masa belajarnya

selama 7 tahun (Ibtidaiyyah 4 tahun, Tsanawiyyah 3 tahun) kemudian

berkembang dengan didirikannya tingkat pendidikan guru yang diberi nama

Kuliyyatul Mu’alimat Al-Islamiyyah dengan masa belajar 3 tahun (1937).

Pada tahun 1964 Rahmah mulai merintis terwujudnya cita-cita mendirikan

Univesitas Islam Wanita, maka pada tahun 1967 diresmikanlah berdirinya

Fakultas Tarbiyyah dan Dakwah dari Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri oleh

Bapak Harun Zein, Gubernur Sumtera Barat pada waktu itu. Dengan penuh

keyakinan akan janji Allah yang berbunyi :

“in tanshurullah yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum.”

Rahmah melangkah terus tanpa akan pernah mengeluhkan : “maksud hati

memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai”.

Senjata perjuangannya menuju cita-cita adalah kekerasan hati, kekuatan

iman, bahwa Allah akan menolong siapa yang menolong-Nya (menegakkan

agama Islam).

Semuanya sudah dibuktikannya sampai ke akhir hanyatnya.29

2. Landasan Ideal dari Cita-Cita Rahmah

Landasan ideal dari pelaksanaa cita-cita Rahmah itu adalah Al-Qur`an dan

As-sunnah.

Untuk menjadikan seorang berimankan Islam, berakidahkan akidah Islam

dan berbudi pekerti akhlak Islam, haruslah mendidik dan mengajarkan semua

29 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.99-100

Page 66: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

56

itu kepadanya melalui pendidikan kitab suci Al-Qu`anul Karim dan Sunnah

Nabi Muhammad SAW.

Untuk mencapai cita-citanya itu Rahmah berjuang melalui pendidikan dan

dakwah. Pendidikan diberikan melalui lembaga Pendidikan Diniyyah Puteri

yang beliau dirikan dan pimpin sejak 1 November 1923. Disamping itu,

dakwah pelajar-pelajar yang telah mengikuti latihan-latihan pidato dan

dakwah di Perguruan tersebut.30

3. Tujuan Pendidikan Diniyyah Puteri

Memperhatikan landasan ideal dari cita-cita almarhumah dapatlah kita

simpulkan, bahwa tujuan pendidikan Diniyyah Puteri adalah sebagai berikut :

“membentuk puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap dan aktif

serta betanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas

dasar pengabdian Allah subhanahu wata’ala”.

Membentuk puteri menjadi pribadi yang berjiwa Islam, ini dilaksanakan

dalam masa pendidikan 3 tahun pertama.

Setelah jiwa mereka ditempa untuk menjadikan seorang muslimah yang

berkahlak mulia, berkepribadian Islam, pada 3 tahun berikutnya kepada

mereka lalu diberikan pendidikan untuk membentuk mereka menjadi ibu

pendidik yang mencakup tiga pengertian, yaitu :

a. Pengertian primer, adalah ibu pendidik dalam rumah tangga (sesuai

dengan fitrah wanita itu menjadi ibu rumah tangga).

b. Pengertian sekunder, ialah ibu pendidik bagi murid-muridnya di sekolah

(bagi mereka yang berbakat menjadi guru)

30 Ibid.h101

Page 67: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

57

c. Pengertian tersier, ialah ibu pendidik dalam masyarakat, yaitu menjadi

pemimpin wanita (dalam organisasi atau lembaga-lembaga sosial) dan

menjadi mubalighat atau da’iyyat.

Sebagai melengkapi ketiga macam pengetian tujuan pendidikan

Diniyyah Puteri ini, kepada murid-murid juga diberikan pendidikan

keterampilan dan ilmu keasyarakatan serta ilmu-ilmu pengetahuan yang

dapat menunjang keikutsertaan mereka bertanggung jawab terhadap tanah

airnya selaku warga negara yang baik.

Semua harus dengan motivasi yang didasarkan kepada pengabdiannya

kepada Allah SWT, bukan karena mengharapkan apa-apa dari sesama

manusia, melainkan karena Allah semata.

Puteri-puteri yang berkepribadian demikianlah yang dicita-citakan oleh

almarhumah Rahmah El Yunusiyah.31

4. Sistem Pendidikan Diniyyah Puteri

Adapun sistem pendidikan ini adalah sistem tri tunggal, yaitu kerjasama

yang erat antara lingkungan sekolah, asrama dan rumah tangga atau

masyarakat.32

Terjadinya kerjasama yang erat antara ketiga unsur dari sistem pendidikan

pada perguruan ini akan sangat membantu membentuk anak didik yang sesuai

dengan tujuan pendidikan yang ada di Perguruan ini.

Ini berarti bahwa pendidikan formal yang diberikan di Perguruan pada

pagi hari, secara informal dipraktekkan di asrama di bawah asuhan dan

31 Ibid.h.102 32 Ibid.h.102

Page 68: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

58

bimbingan ibu asrama dan guru-guru pengasuh yang seluruhnya adalah

wanita.

Apabila pelajar-pelajar pulang kerumah orang tua atau kampung

halamannya, maka semua materi pendidikan yang diterima oleh pelajar selama

mereka berada di Perguruan ini, akan dipraktekkan di lingkungan keluarga

masing-masing, sehingga dapat dilihat apakah cita-cita pendidikan di

Perguruan ini dapat direalisasi dan dipraktekkan oleh para pelajar dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebelum meninggalkan anak-anak mereka di Asrama Diniyyah Puteri

kepada para wali murid tersebut telah diberikan pengarahan mengenai

pentingnya kerja sama Perguruan dengan orang tua murid dalam memberikan

pendidikan kepada anak-anak, supaya sistem yang ditargetkan untuk

memenuhi keinginan tidak hanya sekedar tertulis di atas kertas saja.

Page 69: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

59

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH

RAHMAH EL YUNUSIYAH

A. Identifikasi Informan

1. Prof.Dr. Fauzan.MA., dilahirkan di Pitalah Kabupaten Tanah Datar

Sumatra Barat pada tanggal 6 Juli tahun 1939. Ia adalah menantu dari

Rahmah El Yunusiyah. Setelah menamatkan pendidikan di Thawalib Putra

Padang Panjang lalu beliau melanjutkan S1, S2 di Cairo, Mesir dan S3 di

UIN Jakarta. Beliau pernah bertugas sebagai staf ahli Menag, Kakanwil

Depag Sumatra Barat. Dan sekarang beliau bertugas menjadi Guru Besar

Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Jakarta dan Dosen di STIT Diniyah

Puteri Padang Panjang.

2. Hj. Farida Saleh, lahir pada tanggal 10 Desember 1935, ia adalah

keponakan dari Rahmah El Yunusiyah. Setelah menamatkan pendidikannya

di TK Diniyah Puteri Padang Panjang, SD Diniyah Puteri Padang Panjang,

DMP Diniyah Puteri Padang Panjang tamat tahun 1952, KMI Diniyah

Puteri Padang Panjang tamat tahun 1955 lalu kuliah di Muhammadiyah. Ia

bertugas sebagai guru di Diniyah Puteri selama 11 tahun, tugas terakhirnya

yang beliau emban adalah guru Diniyah Puteri Padang Panjang sampai

tahun 1968.

3. Fauziah Fauzan El M, SE.Akt., M.Si, dilahirkan di Padang 5 Januari 1971.

Ia adalah cucu dari Rahmah El Yunusiyah. Setelah menamatkan

pendidikannya di DMP Diniyah Puteri Padang Panjang, SMA 2 Padang, S1

Universitas Padjadjaran Bandung/Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, S2

Page 70: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

60

Magister Akuntansi dan Sistem Informasi (MAKSI) Universitas Indonesia

Konsentrasi Auditing, S2 Magister Akuntansi dan Sistem Informasi

(MAKSI) Universitas Indonesia Konsentrasi Sistem Informasi. Sekarang

beliau bertugas sebagai Pimpinan Perguruan Diniyah Puteri Padang

Panjang, Ketua STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyah, Direktur

Diniyyah Training Centre, Direktur Diniyyah Research Centre.

4. Hj. Dahniar Ali, dilahirkan di Sungai Talang Padang Panjang sekitar tahun

1935, beliau adalah murid Rahmah El Yunusiyah. Setelah menamatkan

pendidiknnya di DMP Diniyyah Puteri Padang Panjang tahun 1952, dan

melanjutkan ke KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang tamat tahun 1955,

beliau kuliah di Muhammadiyah tamat tahun 1959. Setelah itu beliau

mengabdikan dirinya sebagai guru di KMI dan dosen di PGTK dan PGSD

di Diniyah Puteri Padang Panjang dari tahun 1959 sampai tahun 2008.

5. Hj. Nurjannah Ali, dilahirkan di Sungai Talang Padang Panjang pada

tanggal 10 Mei 1938, beliau adalah murid Rahmah El Yunusiyah. Setelah

menamatkan pendidiknnya di DMP Diniyyah Puteri Padang Panjang tahun

1957, lalu melanjutkannya di KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang tamat

tahun 1960, PGAP Negri tamat tahun 1960, PGAA Negri tamat tahun 1960

dan kuliah di IAIN tamat tahun 1986, setelah itu beliau mengabdikan

dirinya sebagai pengajar/guru di Diniyah Puteri Padang Panjang dari tahun

1962 sampai tahun 2008.

Page 71: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

61

B. Pemikiran Dakwah Rahmah El Yunusiyah

1. Pengertian Dakwah Dalam Pemikiran Rahmah El Yunusiyah

Pemikiran dakwah adalah suatu keaktifan pribadi manusia untuk

menemukan pemahaman atau pengertian tentang unsur-unsur dakwah

meliputi subjek dakwah, objek dakwah, materi dakwah, , metode dakwah,

media dakwah, dan tujuan dakwah. Berdasarkan fenomena yang terjadi serta

berusaha untuk dapat memberikan solusi dari problematika dakwah secara

bijaksana dan nyata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Prof.Dr. Fauzan M.A sekaligus

menantu Rahmah El Yunusiyah, pemikiran dakwah Rahmah El Yunisiyah

adalah :

“Ibu Rahmah itu sebenarnya kalau menurut dalam pandangan saya, dia itu multidimensi kegiatan dan dia itu kegiatan dia itu semuanya dalam rangka dakwah, jadi pengertian dakwah dalam Rahmah El Yunusiyah itu bukan hanya ceramah, tetapi seluruh kegiatan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan amalan Islam itu sudah termasuk dakwah. Dia berpegang kepada hadist yang mana mengatakan ballughu ‘anni walau aayah, bukan hanya berpidato saja tetapi Rahmah mengatakan apa saja yang bisa kamu lakukan dalam rangka menampakkan ajaran Islam itu dakwah. Baik dakwah terhadap arti aktiv ataupun dalam arti pasif (kita tidak berbuat apa-apa tetapi perbuatan kita menjadi suri teladan bagi yang lain), jadi apa saja yang kita lakukan, dalam melaksanakan tuntutan agama itu dakwah. Yang dilakukan Rahmah adalah mencakup itu semua. Meningkatkan kualitas wanita, mendidik wanita adalah dakwah”.1

Hal ini juga senada dengan yang diutarakan oleh Pimpinan Perguruan

Diniyah Puteri Padang Panjang. Bahwa pemikiran dakwah Rahmah El

Yunusiyah adalah:

“Bunda Rahmah berdakwah bukan hanya sekedar dari mimbar ke mimbar tetapi dengan mendirikan sebuah sekolah guna mencetak kader-

1 Hasil wawancara dengan Prof.Dr. Fauzan M.A selaku menantu Rahmah El Yunusiyah.

Rabu, 11 Mei 2011.

Page 72: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

62

kader (wanita-wanita yang akan manjadi calon ibu) dan penerus generasi Islam (anak yang akan dilahirkannya). Maka dari itu Bunda Rahmah mendirikan sekolah khusus puteri berdasarkan Al-Qur`an dan Hadits yang dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, dan bangsanya”.2

Pemikiran dakwah Rahmah El Yunusiah bisa dilihat juga dari arti lambang

sekolah yang beliau buat sendiri, yang berdiri pada tahun 1923 sebagai jalan

dakwah yang beliau pilih. Arti dari lambang Diniyyah Putri :

a. Bulan Sabit

Melambangkan perkembangan Perguruan Diniyah Putri yang wajar

dan memberikan sinar yang lembut di dalam kehidupan, serta

mendapatkan dukungan dari masyarakat Islam.

b. Tiga Garis

Melambangkan tiga masa yang telah dilalui oleh usia Perguruan

Diniyah Puteri:

1) Masa penjajahan Belanda

2) Masa penjajahan Jepang

3) Masa Indonesia merdeka

2 Hasil wawancara dengan Fauzian Fauzan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sekaligus cucu Rahmah El Yunusiyah. Rabu, 23 Maret 2011.

Page 73: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

63

c. Bola Dunia

Melambangkan tekad dari Perguruan Diniyah Putri untuk

menyempurnakan seruan Ilahi guna kesejahteraan masyarakat dan

tanah air, bahkan kesejahteraan seluruh ummat di mayapada ini. Juga

melambangkan bahwa ajaran dan pendidikan Islam itu bersifat

universal.

d. Tangan Memegang Lilin

Melambangkan kepemimpinan kepengurusan yang penuh disiplin dan

tangung jawab untuk terlaksananya pendidikan dan pengajaran pada

Diniyah Putri.

e. Lembaran Al-Qur`an

Melambangkan Perguruan Diniyah Putri mendasarkan pendidikannya

kepada ajaran Al-Qur`an dan Sunnah.

f. Ka`batullah

Melambangkan pendidikan Perguruan Diniyah Putri ditujukan untuk

memperoleh hidup dan kehidupan tentram, penuh keridhaan Ilahi di

dalam Negara Republik Indonesia yang berpancasila.

g. Puncak Menara Masjid

Melambangkan medan da’wah dan tabligh, menyampaikan yang hak

dan mengahapus yang batil. Amar ma’ruf dan nahi munkar.

h. Puncak Bangunan Asrama

Page 74: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

64

Melambangkan cita-cita Perguruan Diniyah Putri yang menjulang

tinggi dan selalu memanggil untuk berbuat amal kebajikan di dalam

masyarakat.3

Menurut murid Rahmah El Yunusiyah, dakwah dalam pandangan Rahmah

El Yunusiyah adalah mencontohkan ibda` bi nafsik (memberi suri teladan yang

baik) dan mengamalkan ajaran Islam yang diperolehnya, baik pada dirinya juga

pada keluarganya dan masyarakat sekitar.4

Adapun yang melatarbelakangi Rahmah El Yunusiyah untuk berdakwah

adalah :

“Beliau adalah keturunan ulama besar Syekh Yunus, Syekh Yunus itu muridnya bertebaran di seluruh Indonesia. beliau anak seorang ulama dan darah ulama itulah yang mengalir dalam dirinya. Kemudian dilihat lagi dia keturunan berdarah biru kemanakan dari Penghulu dan Datuk Bagindo Maha Rajo suku Sikumbang makanya dulu orang menamakan Rahmah El Yunusiyah itu dengan Orangkayo Rahmah El Yunusiyah. Karena dia mendapat turunan seorang ulama makanya itu dia juga mempunyai rasa tanggung jawab. Selain itu melihat keterpurukan wanita di waktu dia masih muda betapa sulitnya bagi seorang wanita untuk mencari ilmu sehingga untuk mengajar Rahmah El Yunusiyah kakaknya terpaksa mendatangkan guru dari luar seperti Dr. Abdul Karim Amrullah, Dr. Amrullah Ahmad, Abdul Hamid Hakim, Syekh Rauf Rasidi begitu berganti terus itu dengan cara mencari waktu-waktu yang senggang dengan beliau-beliau yang sibuk untuk bisa mengajar adiknya itu juga tidak dipersoalkan malam, siang dan pagi, bahkan dimana waktu Rahmah tersedia dimana ada waktu senggang bagi para ulama besar itu, jadi dia memikirkan bagaimana sulitnya mencari ilmu dan di waktu itu. Belum ada lembaga pendidikan khusus untuk wanita, karena belum ada lembaga pendidikan khusus untuk wanita maka setelah dia dianggap mampu dengan ilmu yang di ambilnya baik dengan kakak sendiri, baik dengan ulama-ulama besar maupun juga dengan mendatangkan guru-guru yang mengajarkan keterampilan. Dia tahun 1923 melapor kepada kakanya Zainuddin Labay El Yunusy ingin mendirikan sekolah maka disetujui oleh kakaknya maka berdirilah Diniyyah Puteri Padang Panjang untuk muda-muda”.5

3 Panitia penerbitan buku Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri,Peringatan 55 tahun

Diniyyah Puteri Padang Panjang ,(Jakarta: CV Ghalia Indonesia,1978)h.33. 4 Hasil wawancara dengan Nurjannah Ali murid Rahmah El Yunusiyah. Senin, 8 Maret

2011. 5 Hasil wawancara dengan Prof.Dr. Fauzan M.A selaku menantu Rahmah El Yunusiyah.

Rabu, 11 Mei 2011.

Page 75: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

65

Motivasi Rahmah El Yunusiyah dalam Berdakwah menurut Bu Fauziah

Fauzan adalah “wanita adalah tiang negara”, bagaimana negara mau berubah dan

maju jika wanitanya masih dalam keterpurukan, karena wanita itu akan

melahirkan generasi-generasi pejuang Islam. Maka dari itu sangat diperlukannya

suatu lembaga pendidikan khusus kaum wanita untuk mempersiapkan wanita-

wanita tangguh yang dapat menghadapi tuntutan dan tantangan zaman, dan juga

wanita-wanita tersebut akan melahikan generasi penerus tangguh, maka

diperlukan calon-calon ibu yang tangguh pula. Hal inilah yang menjadi motivasi

Beliau dalam berdakwah melalui sekolah khusus puteri yang didirikannya

berdasarkan Al-Qur`an dan sunnah.6

2. Tujuan Dakwah Menurut Rahmah El Yunusiyah

Adapun tujuan dakwah Rahmah El Yunusiyah dapat terlihat dari tujuan

berdirinya Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sebagai berikut :

Tujuan Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang.

Didirikannya Perguruan Diniyyah Putri ini adalah untuk kepentingan hidup

manusia itu sendiri, di antaranya adalah wanita. Dalam ajaran Islam dikatakan

bahwa surga berada ditelapak kaki kaum wanita. Maka untuk tercapai dan

terwujudnya surga yang dijanjikan Tuhan itu, wanita ini harus baik dalam

masyarakat, baik dalam rumah tangga dan baik di mana saja ia berada. Untuk

terwujudnya kesemuanya itu ia harus dididik. Atas dasar inilah didirikan

Perguruan ini, yaitu: “membentuk putri yang jiwa Islam”. Dengan rumusan ini

diartikan membentuk putri yang berpandangan luas dalam kehidupan, yang

dalam hidupnya dapat bersikap sesuai dengan yang diajarkan oleh agama Islam,

6 Hasil wawancara dengan Fauzian Fauzan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sekaligus cucu Rahmah El Yunusiyah. Rabu, 23 Maret 2011.

Page 76: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

66

ia harus dapat mengusahakan kebaikan dan kesejahteraan lahir dan batin, baik

bagi dirinya sendiri, maupun bagi masyarakat yang lebih luas dengan jalan

mentaati perintah Tuhan atas kesadaran diri untuk mengabdi kepadaNya.

Dengan kalimat yang sederhana maka tujuan pendidikan Perguruan ini

adalah “membentuk putri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap dan

aktif serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air

atas pengabdian kepada Allah Subhanahu Wata’alaa”, artinya “membentuk putri

yang berjiwa Islam” ialah perguruan ini berusaha membentuk pribadi gadis

remaja untuk memiliki jiwa Islam, dengan pengertian bahwa semua tingkah

laku, cara berpikir, amal ibadat dan pergaulannya harus sesuai dengan yang

dikehendaki dan diajarkan oleh Islam.

Selama anak didik berada dalam Perguruan ini ia diarahkan untuk dapat

menjadi “ibu pendidik”. Ibu pendidik dalam tujuan pendidikan Perguruan ini

mempunyai tiga pengertian yaitu:

a. Ibu pendidik yang baik dalam rumah tangga. Menurut fitrahnya wanita

adalah menjadi ibu rumah tangga dan pendidik utama bagi anak-anaknya.

Rumah tangga akan tercermin dalam tingkah laku sehari-hari dari anggota

keluarga.

b. Ibu pendidik yang baik di sekolah. Perguruan berkeyakinan bahwa setiap

wanita mempunyai bakat untuk menjadi pendidik atau pengajar. Sifat lemah

lembut adalah sifat utama bagi pendidik yang baik, dan ini dimilliki terutama

oleh wanita.

c. Ibu pendidik yang baik dalam masyarakat, yaitu jadi pemimpin wanita dan

sebagai pengajar dalam masyarakat atau mubalihgat.

Page 77: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

67

Kepada calon ibu pendidik yang baik ini diberikan bekal ilmu pengetahuan,

kecakapan, didorong aktif mengembangkan ilmu pengetahuan yang dilimikinya.

Di samping itu, kepada mereka diberikan bekal yang sangat penting ialah ilmu

cara mendidik, supaya mereka mempunyai rasa tanggung jawab terlaksananya

kesejahteraan di dalam masyarakat dan bertanggung jawab terhadap tanah airnya

sebagai warga negara yang baik. Semua rasa tanggung jawab dan amal ini harus

didasarkan kepada pengabdian kepada Allah subhanahu wata’ala. Kepada anak

didik Perguruan ini ditanamkan agar jangan beramal atau berbuat sesuatu

kebajikan karna mengharapkan balasan dari sesama manusia. Hanya kepada

Allahlah kita menyerahkan segala amal perbuatan kita. Inilah pribadi yang hendak

dibentuk oleh Perguruan ini selama mereka berada di bawah tangung jawab

perguruan dan menjadi cita-cita dari pendirinya semula yaitu Rahmah El

Yunusiyah.7

Menurut Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Bu Fauziah Fauzan tujuan

perguruan diniyyah puteri adalah:

“Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas pengajaran Islam dengan tujuan Membentuk puteri-puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap dan aktif, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian kepada Allah subhanahu wata’ala. Artinya setiap alumni Diniyyah Puteri ini disamping bisa mensejahterakan dirinya, harus bisa mensejahterakan orang lain ini adalah mental seorang Entrepreneur bukan menciptakan seorang mental pegawai, artinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan, karena kemiskinan dapat menjerumuskan kamu kapada kekufuran. Dan tanah air artinya kamu akan mengendalikan bangsa ini ketika posisi jabatan ditanganmu yang kamu utamakan adalah kesejahteraan masyarakat, setelah sejahtera masyarakat, baru gampang mengatur masyarakat. Dan kamu harus ikhlas apapun resikonya karena semua itu semata-mata atas pengabdian kepada Allah. Cakap dan aktif, cakap berarti kompeten sesuai dengan kompetensinya, diakui kemampunannya lalu aktif bergerak aktif tidak menunggu, proaktif. Berjiwa

7 Panitia penerbitan buku Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri, Peringatan 55 tahun

Diniyyah Puteri Padang Panjang ,(Jakarta: CV Ghalia Indonesia,1978)h.37.

Page 78: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

68

Islam, ibu pendidik, ibu pendidik beda artinya dengan mengajar, kalau mengajar hanya memindahkan dari buku ke papan tulis dan dari papan tulis ke pada anak murid, tapi mendidik adalah bagaimana orang dapat mengalami perubahan sikap dan perilaku, maka orang yang berpendidikan akan terllihat beda dengan orang yang tak berpendidikan dari segi perilakunya, karena perilakunya mencerminkan pendidikannya”. 8

Berdasarkan hal di atas, menurut penulis pemikiran dakwah Rahmah El

Yunusiyah merupakan suatu ide atau gagasan dalam berdakwah yang bercermin

kepada kepribadian Rasulullah saw, dengan selalu berlandaskan kepada Al-

Qur`an dan Al- Hadist yang ditujukan kepada kalangan wanita Sebagaimana kata

mutiara menyebutkan Al ummu madrasatil uula yang artinya ibu adalah sekolah

yang pertama, maksudnya anak mendapatkan pendidikan pertama dari ibunya

terlebih dahulu ibulah yang mengajarkan anaknya baik buruk anaknya tergantung

bagaimana seoang ibu mengajarkan anaknya.

3. Subjek dakwah Rahmah Menurut El Yunusiyah

Da’i adalah orang yang melakukan dakwah baik secara lisan, tulisan,

maupun perbuatan yang dilakukan secara individu, kelompok atau berbentuk

lembaga atau organisasi. Menurut Rahmah El Yunusiyah sifat-sifat yang

menjadi penting bagi seorang Pemimpin dalam masyarakat:

a. Berpengetahuan luas dan berpengalaman banyak.

b. Ber-akhlak tinggi dan mulia.

c. Bermatabat tinggi, terutama sebagai seorang suggestor yang ulung yang

bisa berhasil.

d. Bermental kuat, tak mudah gugup/panik dalam kegoncangan fisik yang

menimpa masyarakat pimpinannya.

8 Hasil wawancara dengan Fauzian Fauzan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sekaligus cucu Rahmah El Yunusiyah. Rabu, 23 Maret 2011.

Page 79: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

69

e. Berkemauan kuat dan tak mudah bosan serta putus asa.

f. Tegas, tidak ragu-ragu dalam keputusan dan tindakan-tindakannya,

tetapi juga harus mempunyai sifat-sifat yang demokratis.

g. Sabar, tabah, rendah hati (bukan rendah diri), cinta dan tanggung jawab

terhadap rakyat pimpinannya. 9

Menurut Rahmah El Yunusiyah seorang Muballigh Islam karena lingkungan

bergeraknya adalah lain dan lebih luas maka syarat-syarat bagi seorang

Mubaligh Islam di tambah lagi dengan :

a. Mangetahui dan menguasai pengetahuan yang akan diajarkan.

b. Bersifat tenang, sabar, simpatik dalam tingkah dan kata. Tidak gegabah

dan tidak terburu-buru.

c. Mengerti akan asas-asas politik yang dilaksanakannya dan yakin akan

benarnya asas-asas yang diturut itu.

d. Mempunyai akhlak yang luhur mulia, serta semuanya itu hendaknya dapat

diperlihatkannya dalam tindak sikapnya sehari-hari.

e. Mempunyai rasa tanggung jawab dan cinta yang merata.

f. Mempunyai pengetahuan umum yang luas, baik mengenai pengetahuan

alam, atau ilmu politik, sosiologi dan sebagainya.

g. Mengerti tentang berbagai macam ilmu jiwa, seperti : ilmu jiwa sosial,

ilmu jiwa etik, ilmu jiwa kriminil dan sebagainya.10

Mubaligh Islam adalah “kader Islam” yang memperjuangkan kejayaan

Islam, maka sifat-sifat dan syarat-syarat bagi seorang kader haruslah juga

diliriknya.

9 Ibid.h.403. 10 Ibid.h.404

Page 80: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

70

Subjek dakwah adalah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang yang

berusaha merubah situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT,

baik secara individu atau kelompok (organisasi) sekaligus sebagai pemberi

informasi dan pembawa misi.11 Adapun Landasan Rahmah El Yunusiah dalam

berdakwah adalah :

a. Al-Qur’an dan As-Sunnah.

b. Memperjuangkan terciptanya suatu masyarakat Islam yang berakhlak mulia

dengan mengangkat derajat kaum wanita ketempat yang sewajarnya sesuai

dengan ajaran Islam.

c. Cara beliau berjuang untuk mencapai cita-cita ialah dengan melalui

pendidikan dan dakwah.

d. Untuk pedoman dalam melaksanakan pendidikan, beliau telah mengariskan

tujuan pendidikan pada Diniyyah Puteri , sebagai berikut :

Tujuan pendidikan Perguruan “membentuk puteri-puteri yang berjiwa

Islam dan ibu pendidik yang cakap dan aktif, serta bertanggung jawab

tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian

kapada Allah subhanahu wata’ala”. 12

4. Objek Dakwah Menurut Rahmah El Yunusiyah

Objek dakwah yang menjadi sasaran Rahmah El Yunusiyah adalah seluruh

mayarakat, terutama para wanita-wanita yang nantinya akan melahirkan

11 M. Hafi Anshary, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1993),

Cet. Ke-1, h.179. 12 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.73.

Page 81: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

71

generasi-generasi pembaharu Islam maka dari itu haruslah mempunyai modal

pendidikan yang cukup dan layak guna terwujudnya kader-kader tangguh yang

berjiwa Islam.

5. Metode Dakwah Rahmah El Yunusiyah

Metode dakwah Rahmah El Yunusiyah adalah Al-Hikmah hal ini terlihat dari

macam-macam mata pelajaran yang dipilih oleh Rahmah El Yunusiyah untuk

murid-muridnya agar siap dan mempunyai modal untuk menghadapi kehidupan

yang sebenarnya selepas mengenyam pendidikan di Diniyyah Puteri Padang

Panjang. Al-Mauidzatul Hasanah terlihat dari bagaimana standar guru pendidik

yang diberikan Rahmah El Yunusiyah untuk mengajarkan mata pelajaran kepada

santriwatinya. Al-Mujadalah Bi Al-Lati Hiya Ahsan pada saat proses belajar dan

mengajar banyak sekali pertukaran pemikiriran antara guru dengan murid yang

dapat membangun jiwa kritis terhadap pelajaran serta pengembangan intelektual

santriwatinya.

6. Materi Dakwah Rahmah El Yunusiyah

Dalam pemberian materi dapat terlihat dari macam pelajaran dan hikmah dari

pelajaran tersebut mengapa di ajarkan atau kurikulum Diniyyah Putri yang dipakai

di lingkungan sendiri yang seperti :

a. Pelajaran Tenun

1) Menanamkan rasa cinta kepada hasil karya sendiri.

2) Melatih sikap teliti, lapang dada dan sabar dalam menyelesaikan suatu

persoalan betapapun rumitnya, serumit menyelesaikan benang kusut.

3) “kusut benang cari pangkalnya, keruh air periksa ka hilirnya” demikian

bunyi peribahasa.

Page 82: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

72

Memutuskan suatu pemasalahan tidak boleh terburu-buru. Periksa dulu

asal mula dan pokok pangkalnya.

4) Pandai menyambung benang putus, memberikan pendidikan agar

seseorang itu harus selalu berusaha dan sanggup menguhubungkan

kembali silahturrahmi yang telah putus dengan kebijaksanaan dan

kecekatannya.

5) “kusut menyelesai, keruh memperjenih, putus menyambung”, itulah

pendidikan yang ditanamkan dengan pelajaran tenun kapada pelajar

Diniyyah Puteri.

b. Pelajaran Anyam – Menganyam

1) Menanamkan rasa cinta kapada hasil karya sendiri.

2) Dijadikan kaca pembanding dan ibarat, bahwa seorang yang telah cukup

berilmu dan berpengetahuan, haruslah mengamalkannya terutama untuk

diri sendiri, kemudian mengajarkan dan menyampaikannya kepada orang

lain, tidak dipendam saja, bahkan janganlah sampai ilmu itu diduduki

“seperti menganyam tikar, mana yang sudah selesai di duduki sendiri”.

c. Pejaran Masak – Memasak

Daya tarik seorang wanita bukan hanya terletak pada pandainya bersolek

mempercantik diri, akan tetapi terutama pada kepandaiannya memasak,

mengolah berbagai macam bahan makanan menjadi bahan hidangan yang

lezat yang bisa mengikat hati suami untuk betah tinggal di rumah, tidak suka

jajan di luar, makan di restoran. Tentu saja penyuguhannya harus disertai

dengan tutur kata yang menyenangkan dan air muka yang jernih.

Page 83: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

73

d. Pelajaran Jahit – Menjahit

1) Menimbulkan jiwa kreasi dan kemauan menciptakan keindahan dalam

menata warna, bentuk dan susunan.

2) Menimbulkan gairah menggunting dan menjahit pakaian sendiri, serta

menisik, manambal, dan mereparasi pakaian yang robek dan usang, jangan

membiasakan membuang atau tidak mau memakai pakaian yang sudah

robek atau lusuh.

e. Pelajaran PPPK / Ilmu Perawatan / Kebidanan

Untuk menanamkan jiwa sosial, tabah, berani dan sopan santun. Suka

menolong sesama manusia di masa kesusahan/kesulitan, tanpa membedakan

bangsa dan agama, terutama dalam menghadapi suatu peristiwa mendadak

atau kecelakaan.

f. Pelajaran Kesenian

Diberikan untuk membentuk jiwa dan pribadi supaya berbudi, lembut dan

menyenangkan. Seni adalah indah. Mempelajari seni berarti mempelajari dan

mengenali keindahan. Dan dengan menghayati hal-hal yang indah, orang

dapat terhindar dari sifat-sifat dan kerja kasar, keras dan buruk.

g. Pelajaran – pelajaran kereampilan yang diberikan sebagai mata pelajaran

ektra kurikuler, kelak dikemudian hari akan sangat berguna sebagai alat

penunjang yang tidak kecil artinya bagi para alumni Perguruan Diniyyah

Puteri dalam menghadapi tantangan hidup dunia ini.13

13 Ibid.h.160

Page 84: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

74

Itu semua pelajaran tambahan keterampilan yang diperlukan bagi seorang

wanita yang berguna dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti yang dikatakan oleh

Pak Fauzan,

“Memberikan kepada mereka keterampilan, bukan saja di bidang agama, misalnya jahit menjahit, bordir dan segalanya juga menjadi program di Diniyah, itu juga sudah termasuk dakwah. Melatih anak-anak untuk mampu melakukan bantuan pertolongan (P3K) kepada masyarakat melalui palang merah asal itu semua di lakukan atas dasar karena Allah itu juga dakwah. Jadi kegiatan dakwah juga termasuk membela negara, sebenarnya dia itu juga pejuang itu dakwah, jadi dakwah itu bagi Rahmah bukan hanya duduk di kursi dengan menceramahi orang, lakukanlah kegiatan apa saja dan sampaikan ke orang itu bisa berbentuk suri teladan yang sukses, bisa dengan melakukan perbuatan yang baik itu sudah dakwah juga. Membikin lembaga-lembaga pendidikan, membikin usaha, membikin keterampilan semua itu dakwah, jadi kalau dikatakan dakwah yang dilakukan Diniyah dan Rahmah, itu mencakup seluruh aspek kehidupan yang bisa dilakukannya yang semua didasarkan karena Allah itu sudah termasuk dakwah bagi Rahmah. Menjaga diri dari perbuatan tercela, berbuat baik sesuai agama itu dakwah. Gambaran Rahmah terhadap dakwah itu sangat besar. Dakwah yang dilakukan Rahmah itu tujuannya bagaimana Islam itu benar-benar rahmatan lil’alamin itu benar-benar dinikmati orang itu adalah dakwah Islam yang sebenarnya. Menjadikan Islam rahmatan lil’alamin itu bisa dengan perbuatan bisa dengan sikap. Bisa juga dengan kita berbicara, bisa juga dengan kita tidak berbicara tetapi berbuat sesuatu yang bisa menenangkan hati orang”.14

Nampaklah dengan jelas bahwa materi dakwah Rahmah El Yunusiyah

mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dimana semua itu dilakukan

berdasarkan karena Allah semata.

7. Media Dakwah Menurut Rahmah El Yunusiyah

Menurut Pak Fauzan, “Dakwahnya tidak terbatas, dia menjadikan seluruh

anak didiknya menjadi da’iyah yang bukan hanya di atas mimbar, dai’yah itu

bisa di pasar, bisa di rumah tangga, bisa juga di tempat kerja untuk bisa menjadi

14 Hasil wawancara dengan Prof.Dr. Fauzan M.A selaku menantu Rahmah El Yunusiyah.

Rabu, 11 Mei 2011.

Page 85: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

75

yang demikian dapat terwujud melalui jalur pendidikan, tanpa dididik tidak akan

bisa”. 15

Jadi media dakwah yang digunakan Rahmah El Yunusiyah nampak jelas dan

nyata dengan berdirinya sebuah lembaga pendidikan khusus puteri yaitu Pondok

Pesantren Modern Khusus Puteri Perguruan Diniyyah Puteri di Padang Panjang.

Guna mencetak kader-kader yaitu wanita-wanita berjiwa Islam yang tangguh

yang mempunyai modal pendidikan yang layak seperti yang dicita-citakan

Rahmah El Yunusiyah.

Landasan ideal dari pelaksanaa cita-cita Rahmah El Yunusiyah itu adalah

Al-Qur`an dan As-sunnah. Untuk menjadikan seorang berimankan Islam,

berakidahkan akidah Islam dan berbudi pekerti akhlak Islam, haruslah mendidik

dan mengajarkan semua itu kepadanya melalui pendidikan kitab suci Al-Qu`anul

Karim dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Untuk mencapai cita-citanya itu Rahmah El Yunusiah berjuang melalui

pendidikan dan dakwah. Pendidikan diberikan melalui lembaga Pendidikan

Diniyyah Piteri yang beliau dirikan dan pimpin sejak 1 November 1923.

Disamping itu, dakwah pelajar-pelajar yang telah mengikuti latihan-latihan

pidato dan dakwah di Perguruan tersebut.16

C. Aktivitas Dakwah Rahmah El Yunusiyah

Segala sesuatu yang berhubungan dengan segala kegiatan manusia disebut

aktivitas, aktivitas juga tidak terlepas dari organ-organ tubuh secara keseluruhan.

15ibid 16Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.101.

Page 86: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

76

Aktivitas dakwah merupakan suatu kegiatan juru dakwah dalam mengemban

misi dakwahnya untuk mengubah mad’unya ke jalan Allah swt secara bertahap

menuju kehidupan yang Islami.

Bentuk–bentuk aktivitas dakwah yang dilakukan Rahmah El Yunusiyah

seperti apa yang dikatakan oleh Pak Fauzan, “Tidak hanya dengan bentuk

tertentu, dakwah itu harus meresap dengan dalam seluruh bentuk kegiatan tetap

dalam motovasi yang sama ibtidaa il mardhatillah semua itu karena Allah”.17

Setelah berdirinya Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang pada tanggal

1 Nobember 1923, ada beberapa ibu-ibu yang sudah berumahtanga datang

kepada Rahmah El Yunusiyah supaya mereka bisa belajar juga seperti yang di

ajarkan pada murud-muruinya di Diniyah Puteri, karena mereka belum

mendapatkan kesempatan bersekolah waktu mudanya, lalu Rahmah El

Yunusiyah mendirikan Sekolah Manyasa untuk mereka dengan kurikulum yang

sama dan dengan guru yang sama dengan sekolah Diniyyah Puteri cuman

waktunya saja yang berbeda, Diniyyah Puteri sekolah di pagi hari sedangkan

Sekolah Manyasa di sore hari. Sebagaimana wawancara dengan Pak Fauzan,

“Maka untuk yang sudah menikah dan yang sudah janda mereka datang kepada bu Rahmah, “kak kalau mereka yang muda-muda sudah mendapatkan sekolah lalu bagaimana dengan kami yang ingin bersekolah juga belajar?”, lalu bu Rahmah mendirikan sore hari sekolah yang bernama sekolah Manyasa (sama dengan sekolah paket A,B,C sekarang) tetapi kurikulumnya sama dengan pagi, gurunya juga sama tetapi hanya waktunya saja yang sore. Jadi kalau sekarang kita mengenal paket A,B,C Rahmah telah mendahuluinya pada tahun 1923. Pagi formal, sore sekolah Manyasa. Dinamakan sekolah Manyasa karena orang itu belum sempat sekolah sebelumnya makanya dikejarkan”.18

17 Ibid. 18 Hasil wawancara dengan Fauzian Fauzan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang

Panjang sekaligus cucu Rahmah El Yunusiyah. Rabu, 23 Maret 2011

Page 87: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

77

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri

Padang Panjang sekaligus cucu Rahmah El Yunusiyah, aktivitas dakwah Rahmah

El Yunisiyah dapat dilihat dengan berdirinya Pondok Pesantren Modern Khusus

Puteri Perguruan Diniyyah Puteri di Padang Panjang, Rahmah El Yunusiyah

berdakwah bukan hanya sekedar dari mimbar ke mimbar tetapi dengan

mendirikan sebuah sekolah guna mencetak kader-kader (wanita-wanita yang akan

manjadi calon ibu) dan penerus generasi Islam (anak yang akan dilahirkannya).

Maka dari itu Rahmah El Yunusiyah mendirikan sekolah khusus puteri

berdasarkan Al-Qur`an dan hadist yang dapat berguna bagi dirinya, masyarakat,

dan bangsanya.19

Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang adalah lembaga pendidikan agama

yang berdasarkan Islam yang berepedoman kepada Al-Qur`an dan Sunnah Nabi

Muhammad saw. Hal ini berarati bahwa segala kegiatan pendidikan yang dalam

lingkungan pergurun ini seluruhnya didasarkan atas hikmah ajaran Islam yang

pokok-pokoknya telah termaktub dalam Al-Qur`an dan Sunnah.

Kehidupan ini penuh dengan pendidikan, baik dalam arti sempit ampun dalam

arti luas. Manusia sejak dilahirkan telah mengalami pendidikan, bahkan lebih

awal daripada itu yaitu sejak dari dalam perut ibunya, dengan pendidikan ibunya

sendiri.

Demikian juga halnya dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan kepada umat

yang menyakini kebenarannya, bahwa ia dijadikan oleh Allah adalah untuk

menyembah dan mengabdi kepdaNya. Manusia diciptakan Allah dimuka bumi ini

dengan tujuan tertentu. Kehadiran manusia dimuka bumi ini adalah sebagai

19ibid

Page 88: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

78

khalifah Allah yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dijadikan

Allah. Manusia turun ke bumi ini adalah unttuk menunaikan amanah Allah, yaitu

berbuat kebajikan di dunia ini, mencari kesejahteraan lahir dan batin atas

ridhaNya dan saling memberikan nasihat kepada sesamanya agar dapat kembali

dengan selamat kepada Allah yang menciptakannya.

Pada masa penjajahan jepang, selain lebih menekuni kesempurnaan

pendidikan di sekolahnya, Rahmah El Yunusiyah sangat memperhatikan

keadaan sosial dan kehidupan masyarakat yang dari hari ke hari semakin

menderita akibat dari peperangan dan tekanan penjajahan. Dalam suasana kritis

seperti ini Rahmah El Yunusiyah tidak mau berdiam diri. Dari dapur keluarga

dan dapur asrama setiap memasak nasi harus dipisahkan beras genggaman yang

seminggu sekali di kumpulkan. Begitu pula kepada masyarakat di daerah-daerah

dianjurakan agar menggalakkan pengumpulan beras jumputan untuk membantu

fakir miskin yang setiap hari berdatangan ke rumah kediaman Rahmah El

Yunusiyah di kompleks Diniyyah Puteri.20

Untuk membantu rakyat yang banyak tidak mempunyai pakaian lagi, bahkan

sudah memakai baju goni dan kulit tarok, tanpa berpikir panjang Rahmah El

Yunusiyah lalu mengunting celana dan baju dari kain taplak meja makan

asrama, kain-kain tutup rak buku dan dari layar belacu pelingkari kolam di

hadapan sekolah yang digunakan murid-murid sekali seminggu untuk berenang

pagi hari. Murid-murid disuruh memotong baju mereka sepanjang sejengkal,

20 Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL

YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,(Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991)h.60.

Page 89: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

79

kemudian disambung-sambungkan dan digunting untuk dijadikan baju dan

celana yang akan disumbangkan kepada fakir miskin yang membutuhkannya.21

Rahmah El Yunusiyah juga seorang bidan. Dan beliau tidak jarang

membantu proses persalinan secara cuma-cuma seperti yang terjadi pada seorang

laki-laki keturunan Cina datang kepada Rahmah El Yunusiyah meminta tolong

dipinjami uang karena istrinya sedang sakit akan melahirkan, sedangkan biaya

persalinan dirumah sakit belum ada. Rahmah El Yunusiyah menawarkan jasa

baiknya untuk menolong persalinan istrinya itu, dan soal biaya tidak usah

difikirkan. Orang itu mulanya kurang percaya kalau Rahmah Rahmah El

Yunusiyah bisa menolong wanita yang akan melahirkan anak, tapi setelah

diyakinkan oleh Rahmah El Yunusiyah diapun pulang ke rumahnya.

Setelah laki-laki itu pergi, Rahmah El Yunusiyahpun segera menyiapkan

alat-alat yang diperlukan guna menolong kelahiran bayi, lalu berangkatlah ke

rumah keluarga tersebut. Pukul 11.00 siang itu lahirlah bayi dari perempuan

Cina itu dengan selamat, yaitu seorang anak laki-laki. Sejak masa kanak-kanak

dia sudah mengetahui bahwa kelahirannya ke dunia ini ditolong oleh seorang ibu

berjiwa sosial, guru dan pemimpin dari sekolah Diniyah Puteri yang terkenal itu.

Setelah dewasa dengan keinsyafan dan kesadarannya sendiri, dia tinggalkan

agama nenek moyangnya dan memilih Islam sebagai agamanya yang langsung

dipelajarinya secara sungguh-sungguh, sehingga akhirnya di samping

pekerjaannya menjual obat-obatan untuk penghidupannya, dia selalu berdakwah

dan bertabligh ke mana saja dia pergi di berbagai daerah di Sumatra Barat.

21 Ibid

Page 90: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

80

Dalam dakwah itu selalu dia ceritakan, bahwa dia adalah seorang keturunan

Cina dari Padang Panjang yang ketika lahirnya ke dunia telah disambut oleh

kedua tangan Ibu Rahmah El Yunusiyah, guru dan pemimpin agama Islam itu,

sebagai bidannya. Terkesan oleh keadaan dan peristiwa kelahirannya itu, Allah

SWT telah memberi hidayah dan membukakan hatinya untuk menerima Islam

sebagai agamanya yang dia anut bukan dengan paksaan siapapun.22

Selain mengasuh Diniyyah Puteri, Rahmah juga aktif di bidang pergerakan

sosial, keagamaan, dan politik yang pada tahun 1930-an tumbuh subur di

Padang Panjang. Ia ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin

Indosesia) yang berdiri pada tahun 1930-an. Ia juga dekat dengan kalangan

Muhammadiyyah, serta bekerjasama dengan tokoh wanita Rasuna Said yang

juga mengajar di Perguruannya.

Rahmah juga aktif dalam pergerakan menentang praktik-praktik

penindasan ataupun pergerakan oleh penjajah Belanda. Hal itu ia lakukan

antara lain dengan mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di

Bukittinggi, menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat, dan ketua

Penolakan Organisasi Sekolah Liar. Pada tahun 1933 Rahmah memimpin

rapat umum kaum ibu di Padang Panjang, hal ini menyababkan dia didenda

pemerintah Belanda 100 gulden karena dituduh membicarakan politik.23

Dia juga menjadi anggota pergurus Serikat Kaum Ibu Sumatra (GKIS)

Padang Panjang, organisasi yang berjuang menegakkan harkat kaum wanita

22 Panitia penerbitan buku Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri,Peringatan 55 tahun

Diniyyah Puteri Padang Panjang ,(Jakarta: CV Ghalia Indonesia,1978)h.249 23Hasril Chaniago.101 Orang Minang di Pentas Sejarah,(Padang:Citra Budaya

Indonesia,2010) h.426.

Page 91: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

81

dengan menerbitkan majalah bulanan. Aktivitasnya yang lain adalah

mendirikan Khuttub Khannah (taman bacaan) untuk masyarakat.

Pada tahun 1935 Rahmah mewakili kaum ibu Sumatra Tengah ke kongres

perempuan di Jakarta. Dalam kongres ini ia bersama Ratna Sari

memperjuangkan kaum wanita Indonesia memakai selendang. Sehabis

kongres ia agak lama tinggal di Jakarta untuk mendirikan pendidikan untuk

kaum putri di Gang Nangka, Kwitang, Kebon Kacang, Tanah Abang,

Jatinegara, dan jalan Johar di Rawasari.24

Pada zaman Jepang, selain menjalankan sekolahnya yang sudah maju, ia

juga aktif dalam berbagai organisasi dan gerakan sosial maupun politik. Salah

satunya melalui organisasi Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bertujuan

menetang Jepang menggunakan wanita-wanita Indonesia, khusunya Sumatra

Tengah, sebagai penghibur untuk melayani tentara Jepang. ADI juga menuntut

pemerintah militer Jepang menutup semua rumah kuning (rumah bordil)

karena bertentangan dengan kebudayaan Indonesia dan agama yang dipeluk

penduduknya. Gerakan ADI boleh dikatakan berhasil, sehingga Jepang

terpaksa mendatangkan wanita-wanita penghibur dari Korea dan Singapura.25

Pada masa itu Rahmah El Yunusiyah juga menjadi ketua Haha Nokai

(Organisasi Kaum Ibu) di Padang Panjang dan menjadi pengurus organisasi

yang sama untuk tingkat Sumatra Tengah. Menjelang akhir pendudukan

Jepang, Rahmah juga menjadi anggota peninjau yang dipimpin Mohammad

24 ibid.h.247. 25 Ibid.h.427.

Page 92: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

82

Sjafei. Di samping itu ia juga menjadi anggota Mahkamah Syari’at

Bukittinggi dan anggota Majelis Islam Tinggi Sumatra Tengah.26

Aktivitasnya yang beragam ini membuat nama Rahmah El Yunusiyah

dikenal secara luas dikalangan pergerakan di Jawa. Sehingga setelah

proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memasukkan

namanya sebagai Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Namun

Rahmah El Yunusiyah batal pergi ke Jakarta karena tak bisa meninggalkan

ibunya yang sedang sakit di Padang Panjang.27

Gagal menjadi anggota KNIP, Rahmah El Yunusiyah duduk sebagai

anggota KNI daerah Sumatra Tengah dan memprakarsai pembentukan KNI

kota Padang Panjang. Ia juga menjadi salah seorang pelopor pembentukan

BKR (Badan Keamanan Rakyat) di Padang Panjang, tanggal 2 Oktober 1945.

Dalam hal ini, sekolah Diniyyah Puteri yang dipimpin Rahmah El Yunusiyah

mempunyai andil besar. Sebelum TKR mempunyai markas tetap, kesekolah

inilah para tentara Republik datang bergiliran untuk makan tiga kali sehari

karena di sini Rahmah El Yunusiyah beserta para guru dan murid-muridnya

menyelenggrakan dapur umum.28

Rahmah El Yunusiyah adalah orang pertama mengibarkan bendera merah

putih di Kota Padang Panjang beberapa saat setelah kemerdekaan Indonesia

diproklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 agustus 1945.29

Selama perang kemerdekaan, Rahmah El Yunusiyah juga ikut berjuang

dalam arti fisik walau tidak memanggul senjata. Setelah kota Padang kembali

26 Ibid.h.427. 27 Ibid.h.428. 28 Ibid.h.428. 29Koran Singgalang 28 April 2009 (3 Jumadil Awal 1430 H). Dimbil dari Kumpulan

Kliping Rahmah El Yunusiah Disusun Oleh Humas Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Page 93: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

83

diduduki Belanda, bayak para pemuda mengungsi ke Padang Panjang.

Rahmah El Yunusiyah mengumpulkan mereka dan mambentuk pasukan yang

tujuannya melakukan penyusupan ke kota Padang sambil melakukan

pengacauan dan mencari senjata.

Setelah kota Padang Panjang, diduduki Belanda pada agresi II (Desember

1948), Rahmah El Yunusiyah memindahkan basis gerakannya ke lereng

Gunung Singgalang. Tapi sebelum itu ia mengubah sekolah Diniyyah menjadi

Rumah Sakit. Tindakan itu selain bertujuan sosial juga bertujuan politik. Yaitu

agar komplek perguruan ini tidak diduduki tentara Belanda untuk dijadikan

benteng ataupun tangsi militer.30

Pada tanggal 7 Januari 1949 Rahmah El Yunusiyah ditangkap tentara

Belanda di persembunyiannya di lereng Gunung Singgalang. Ia dibawa ke

Padang Panjang selanjutnya ditahan di Padang di rumah seorang penjabat

polisi Belanda dengan penjagaan ketat dan dilarang menerima tamu. Selama

ditahan ia tidak pernah diintrogasi atau dibuat proses verbalnya. Tujuan

penahanan Rahmah El Yunusiyah hanya untuk memisahkan dia dari kaum

pejuang karena diangap besar pengaruhnya.31

Rahmah El Yunusiyah baru dibebaskan sembilan bulan kemudian, yakni

bulan September 1949 dan diberikan izin mengikuti Konferensi Pendidikan di

Yogyakarta. Setelah konferensi, ia tinggal di Jakarta karena akan menggikuti

pula Kongres Kaum Muslimin Indonesia. Ia baru kembali ke Padang Panjang

setelah penyerahan kedaulatan akhir tahun 1949.32

30 Hasril Chaniago.101 Orang Minang di Pentas Sejarah,(Padang:Citra Budaya

Indonesia,2010) .h.428. 31 Ibid.h.428. 32 Ibid.h.429.

Page 94: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

84

Rahmah El Yunusiyah juga tercatat sebagai salah seorang pendiri partai

Masyumi di Minangkabau. Makanya, pulang dari Jakarta, di samping

membenahi kembali perguruannya, ia juga akif mengembangkan Masyumi.

Pada pemilu 1955, Rahmah dicalonkan partainya dan terpilih menjadi anggota

Parlemen (DPR) mewakili Sumatra Tengah (1955-1958).33

Meskipun aktivitas politiknya juga menonjol, tetapi nama Rahmah El

Yunusiyah lebih diidentikkan dengan Perguruan Diniyyah Puteri. Kaharuman

namanya sebagai tokoh pendidikan malampaui batas negaranya. Pada tahun

1955, Diniyyah Puteri mendapat kunjungan Rektor Universitas Al-Azhar

Kairo, Mesir, yang amat mengagumi sistem pendidikan yang dikembangkan

Rahmah El Yunusiyah. Bahkan kemudian menginspirasi Universitas Al-Azhar

membuka pula fakultas khusus untuk wanita yang diberi nama Kuliyyatul

Banat.34

Pada tahun 1956 Universitas Al-Azhar mengundang Rahmah El

Yunusiyah berkunjung ke Kairo. Dalam kunjungannya itu, oleh rapat Senat

Guru Besar Universitas Al-Azhar, ia dianugrahi gelar Syeikhah. Menurut

Buya Hamka, (majalah Aneka Minang No.18 tahun 1/1972), gelar yang

diberikan kepada Rahmah El Yunusiyah ini adalah gelar tertinggi yang

sebelumnya belum pernah diberikan kepada seorang wanita.35 Penghargaan itu

adalah buah bakti Rahmah El Yunusiyah bagi pendidikan. Dalam wawancara

dengan Pak Fauzan beliau menambahakan bahwa,

“Keistimewaan Ibu Rahmah ini pertama, dia menggagas, merencanakan, melaksanakan dan membina anak didiknya, dan dia merasa bahagia karena dia berhasil mendidik anak didiknya seperti dia. Dia melihat anak didiknya

33 Ibid.h.429. 34 Ibid.h.429. 35 Ibid.h.429.

Page 95: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

85

menjadi mentri, dia menjadikan anak didiknya menjadi patnernya di DPR, MPR di waktu itu majelis konstituante. Anak-anak yang menjadi tokoh sebelumnya dididik sekarang menjadi patnernya, sehingga dulu waktu dia menjadi anggota DPR konstituante, anak didiknya juga terpilih diwaktu itu Syamsidar Yahya, Ratna Sari menjadi anggota konstituante sama-sama dengan dia. Jadi apa yang dia lakukan, dia tanam, dapat dia lihat, dan dia tuai akhirnya semasa hidupnya. Kalau kita lihat RA. Kartini, dengan buku Habis Gelap Terbitlah Terang, tetapi waktu kemerdekaan beliau sudah tidak ada lagi. Kalau Rahmah, berjuang dengan tiga masa, zaman Belanda, Jepang, Rahmah juga ikut berjuang di masa agresi malah beliau juga sempat masuk penjara karena membagi-bagikan senjata kepada tentara untuk melawan Belanda terutama batalion merapi (batalion pertama di Sumatra) beliau ikut mempersenjatainya, dan setelah kemerdekaan beliau pula yang pertama menegakkan bendera merah putih di Panjang Panjang, sebelum orang berani beliau telah lebih hadulu menegakkan bendera, ini keistimewaan Rahmah, jadi dia dapat menikmati hasil jerih payahnya melihat anak didiknya menjadi orang”. 36

Berdasarkan hal di atas, aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Rahmah El

Yunusiyah menggunakan metode dakwah Bil Al-Hal. Bil Al-Hal merupakan

metode dakwah dengan mengunakan metode nyata. Menurut penulis aktivitas

dakwah Rahmah El Yunusiah, telah memberikan kontribusi yang cukup luar biasa

bagi agama, negara, dan bangsa.

36 Hasil wawancara dengan Prof.Dr. Fauzan M.A selaku menantu Rahmah El Yunusiyah.

Rabu, 12 Mei 2011.

Page 96: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap pemikiran dan aktivitas dakwah

Rahmah El Yunusiyah, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pemikiran dakwah Rahmah El Yunsiyah adalah, Rahmah El Yunusiyah

berdakwah bukan hanya sekedar dari mimbar ke mimbar tetapi dengan

mendirikan sebuah sekolah guna mencetak kader-kader (wanita-wanita yang

akan manjadi calon ibu) dan penerus generasi Islam (anak yang akan

dilahirkannya). Maka dari itu Rahmah El Yunusiyah mendirikan sekolah

khusus puteri berdasarkan Al-Qur`an dan Hadist yang dapat berguna bagi

dirinya, masyarakat, dan bangsanya. Seseorang yang dilandaskan Al-Qur`an

dan Al-Hadits serta bercermin kepada kepribadian Rasulullah saw, untuk

mengajak dan merubah manusia ke jalan Allah tanpa adanya paksaan.

Meliputi subjek dakwahnya adalah Rahmah El Yunusiyah. Objek dakwah

seluruh para wanita-wanita yang nantinya akan melahirkan generasi-generasi

pembaharu Islam maka dari itu haruslah mempunyai modal pendidikan yang

cukup dan layak guna terwujudnya kader-kader tangguh yang berjiwa Islam.

Materi dakwahnya segala sesuatu yang meliputi modal yang diperlukan

untuk mencetak kader-kader wanita tangguh yang berjiwa Islam. Metode

dakwahnya Al-Hikmah, Al-Mauidzatul Hasanah, Al-Mujadalah Bi Al-Lati

Hiya Ahsan. Media dakwahnya dengan mendirikan sebuah lembaga

Page 97: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

87

pendidikan khusus puteri yaitu Pondok Pesantren Modern Khusus Puteri

Perguruan Diniyyah Puteri di Padang Panjang. Guna mencetak kader-kader

yaitu wanita-wanita berjiwa Islam yang tangguh yang mempunyai modal

pendidikan yang layak seperti yang dicita-citakan Rahmah El Yunusiyah.

Tujuan dakwahnya membentuk puteri-puteri yang berjiwa Islam dan ibu

pendidik yang cakap dan aktif, serta bertanggung jawab tentang

kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian kapada Allah

Subhanahu Wata’ala.

2. Aktivitas dakwah Rahmah El Yunusiyah yang dilakukan oleh Rahmah El

Yunusiyah menggunakan metode dakwah Bil Al-Hal. Bil Al-Hal merupakan

metode dakwah dengan mengunakan metode nyata. Tidak hanya dengan

bentuk tertentu, dakwah itu harus meresap dengan dalam seluruh bentuk

kegiatan tetap dalam motovasi yang sama ibtidaa il mardhatillah semua itu

karena Allah. Rahmah El Yunusiyah mendirikan Perguruan Diniyyah Puteri

Padang Panjang pada tanggal 1 November 1923, mendirikan Sekolah

Manyasa untuk para wanita yang sudah berumah tangga karena di waktu

mudanya belum sempat bersekolah. Rahmah El Yunusiah aktiv diberbagai

organisasi kemayarakatan seperti menjadi Ketua Panitia Penolakan Kawin

Bercatat, ketua Penolakan Organisasi Sekolah Liar, anggota pergurus Serikat

Kaum Ibu Sumatra (GKIS) Padang Panjang dan lain-lain. Rahmah El

Yunusiyah ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indosesia),

mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi, menjadi

Page 98: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

88

ketua Haha Nokai (Organisasi Kaum Ibu), anggota KNI daerah Sumatra

Tengah dan lain-lain.

B. Saran

1. Kepada para pelaku dakwah, da’i, dai’yah dan juga tokoh agama

setidaknya menempuh jalan baru dalam hal berdakwah. Era sekarang

bukan lagi era ceramah. Akan tetapi tidak harus menghilangkan budaya

dakwah ceramah. Sebagaimana yanng telah dilakukan oleh Rahmah El

Yunusiyah melakukan dakwah dengan cara pendidikan pesantren,

memiliki perencanaan pembimbingan terhadap umat, dan melakukan

evaluasi terhadap dakwah yang telah dilakukan.

2. Kepada para akademisi, baik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun

di Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang semoga kajian penelitian ini

sebagaimana langkah awal untuk adanya penelitian lanjutan mengenai hal

yang serupa, sehingga para penyebar agama Islam termudahkan dalam

menjalani dakwah di era modern seperti ini.

Page 99: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

89

DAFTAR PUSTAKA

Deperteman Agama RI. Al-Qur’anul Karim. 2005. Depok: Al-Huda.

Ahmad, Amirullah. Dakwah Islam Sebagai Ilmu; Sebuah Kajian Epistimologi dan Struktur Keilmuan Dakwah. 1999. Medan: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, vol.I.

Anshary, M. Hafi. 1993. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas.

Azaz, Ibrahim dkk., 1976. Al-Mu’jam Al-Wasith. Kairo: Majma’ Al-Lughah Al-

Arabiyah. Badan Pembina Rohani Pegawai DKI Jakarta, 1989. Akhlak.Jakarta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif,Jakarta: Prenada Media Group.

Chaniago, Hasril. 2010. 101 Orang Minang di Pentas Sejarah. Padang: Citra Budaya Indonesia.

Chaplin,James P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Dadun,Save M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengatahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara.

Dahlan, Abdul Aziz. 2002. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT. ichtiar Baru Van Hoove.

Didin Hafifuddin, 1998. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press.

Habib, M.Syafaat. 1982. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Wijaya.

Hasanuddin, Hukum Dakwah

Hasanuddin, A. 1982. Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan. Surabaya : Usaha Nasional.

Hasyim, A. 1994. Dustur Dakwah Menurut Al-Qur`An. Jakarta: Bulan Bintang.

Imarah, Muhammad. 1994. Karakteristik Metode Islam. Jakarta: IIT dan Media Dakwah.

Ismail, A.Ilyas. 2008. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah. Jakarta: Penamadani.

Page 100: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

90

Al-Juhali, Wahbah. At-Tafsir Al Munir. Juz.13-14.

Lathif, Nasaridin. Teori dan Praktek dakwah Islamiah. Jakarta: PT. Firma Dara.

Lubis, Basrah. 1993 Ilmu Dakwah. Jakarta: CV. Tursina.

Mahmudin. 2004. Menejemen Dakwah Rasulullah. Jakarta: Restu Ilahi.

Malaikah, Mustafa. 1997. Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardawi: Harmoni Antara Kelembutan dan Ketegasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mansur, Musthofa. 2000. Teladan di Media Dakwah. Solo: Era Intermedia.

Al-Maraghi, Ahmad Mushtafa. Tafsir Al-Maraghi. juz 5.

Margono S. 1993. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Mas’ari, Anwar. 1981. Studi Tentang Ilmu Dakwah. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Muhidin, Asep. 2002. Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur`an: Studi Kritis atas Visi, Misi dan Wawasan. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Munawir, Ahmad Warson. 1997. Kamus Al Munawir, Surabaya: Pustaka

Progresif. Munir, M. dan Wahyu Illahi. 2004 Manageman Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Natsir, M. 1978. Fiqhud Dakwah. Jakarta: Dewan Akwah Islamiah Indonesia.

Nuh, Sayid Muhammad diterjemhakan oleh: Ashfa Afkarina, 2000 Dakwah Fardiyah: Pendekatan Persolan Dalam Dakwah. Solo: Era Intermedia.

Panitia penerbitan buku Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri. 1978. Peringatan 55 tahun Diniyyah Puteri Padang Panjang . Jakarta: CV Ghalia Indonesia.

Purwanto, M. Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwondarminta, Wjs. 1979, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Quthub, Sayyid. Fi Dzila Qal-Qur`An. Jilid VII, Beirut : Ihya’ At-Turas Al-Arabi.

Page 101: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

91

Rahmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rasyad, Aminuddin.dkk. 1991. H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN

ZAINUDDIN LABAY EL YUNUSY Dua tokoh bersaudara yokoh pembaharu sistem pendidikan di indonesia Riwayat hidup, cita2, dan perjuangannya. Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta.

Saputra, Munzier dan Harjani Hefni, 2003. Metode Dakwah. Jakarta: Prenada

Media. Sasono, Adi. 1998. Solusi Islam Atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan

Dakwah. Jakarta: Gema Insani Press.

Shihab ,Qiraish. 1998. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.

Suff, Kasman. 2004. Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bi Al-Qalam Dalam Al-qur`an. Jakarta: Teraju.

Syahdar, Ghazali. 1992. Kamus Istilah Komunikasi, Bandung: Djembatan.

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Tasmara, Toto. 1987. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Tim Penyusun, 2002. Pengantar Dakwah Dan Tarbiyah,Bogor:Yayasan Tadzjirah.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Umari, Barnawi. 1996. Azas-Azas Dakwah. Jakarta: Pendidikan Ramadani.

Yahya, Al Imaam Bin Syafiddiin Annawawi. Kitab Matan Al Arba’iin An Nawawiyyah, hadist no 34,Surabaya: PT. Bungkul Indah.

Yaqub, Ali Mustafa. 1970. Sejarah dan Metode Nabi. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Page 102: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 103: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 104: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 105: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Hasil Wawancara

Nama : Prof.Dr. Fauzan M.A

Hari/ Tanggal : Rabu dan Kamis, 11 dan 12 May 2011

Waktu : 13.00 - selesai WIB

Tempat : Fakultas Dirasat dan Fakultas Usuluddin UIN Syarief

Hidayatullah Jakarta

1. Menurut Bapak, dalam pandangan Rahmah El Yunisiyah dakwah itu seperti

apa?

“Ibu Rahmah itu sebenarnya kalau menurut dalam pandangan saya, dia itu

multidimensi kegiatan dan dia itu kegiatan dia itu semuanya dalam rangka

dakwah, jadi pengertian dakwah dalam Rahmah El Yunusiyah itu bukan

hanya ceramah, tetapi seluruh kegiatan yang dilakukan dalam rangka

melaksanakan amalan Islam itu sudah termasuk dakwah. Dia berpegang

kepada hadist yang mana mengatakan ballughu ‘anni walau aayah, bukan

hanya berpidato saja tetapi Rahmah mengatakan apa saja yang bisa kamu

lakukan dalam rangka menampakkan ajaran Islam itu dakwah. Baik

dakwah terhadap arti aktiv ataupun dalam arti pasif (kita tidak berbuat apa-

apa tetapi perbuatan kita menjadi suri teladan bagi yang lain), jadi apa saja

yang kita lakukan, dalam melaksanakan tuntutan agama itu dakwah. Yang

dilakukan Rahmah adalah mencakup itu semua. Meningkatkan kualitas

wanita, mendidik wanita adalah dakwah. Memberikan kepada mereka

keterampilan, bukan saja di bidang agama, misalnya jahit menjahit, bordir

dan segalanya juga menjadi program di Diniyah, itu juga sudah termasuk

dakwah. Melatih anak-anak untuk mampu melakukan bantuan pertolongan

(P3K) kepada masyarakat melalui palang merah asal itu semua di lakukan

atas dasar karena Allah itu juga dakwah. Jadi kegiatan dakwah juga

termasuk membela negara, sebenarnya dia itu juga pejuang itu dakwah,

jadi dakwah itu bagi Rahmah bukan hanya duduk di kursi dengan

menceramahi orang, lakukanlah kegiatan apa saja dan sampaikan ke orang

itu bisa berbentuk suri teladan yang sukses, bisa dengan melakukan

perbuatan yang baik itu sudah dakwah juga. Membikin lembaga-lembaga

Page 106: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

pendidikan, membikin usaha, membikin keterampilan semua itu dakwah,

jadi kalau dikatakan dakwah yang dilakukan Diniyah dan Rahmah, itu

mencakup seluruh aspek kehidupan yang bisa dilakukannya yang semua

didasarka karena Allah itu sudah termasuk dakwah bagi Rahmah. Menjaga

diri dari perbuatan tercela, berbuat baik sesuai agama itu dakwah.

Gambaran Rahmah terhadap dakwah itu sangat besar. Dakwah yang

dilakukan Rahmah itu tujuannya bagaimana Islam itu benar-benar

rahmatan lil’alamin itu benar-benar dinikmati orang itu adalah dakwah

Islam yang sebenarnya. Menjadikan Islam rahmatan lil’alamin itu bisa

dengan perbuatan bisa dengan sikap. Bisa juga dengan kita berbicara, bisa

juga dengan kita tidak berbicara tetapi berbuat sesuatu yang bisa

menenangkan hati orang.

Sangat banyak yang dilakukan oleh Rahmah, bagaimana cara

Rahmah itu berdakwah, Rahmah akan berdakwah yang akan berpegang

kepada prinsip ibda’ bi nafsik mulai dari diri sendiri. Seperti

memperlihatkan contoh, bukan hanya sekedar perkataan tapi

memperlihatkan contoh. Memperlihatkan contoh itu bisa dengan perbuatan

bisa dengan sikap, itu yang dilakukan oleh Rahmah. Sikap yang tidak bisa

ditawar dalam bu Rahmah adalah sikap tegas, istiqamah dalam pendirian.

Jika dikatakan hitam dia hitam, jika di katakan putih dia putih. Tidak bisa

sekarang hitam terus besok putih itu tidak ditemukan dalam bunda

Rahmah. Dalam segala kegiatannya bagaimana dia berusaha benar-benar

yang diharapkannya Islam itu menjadi rahmatan lil’alamin dan dia juga

berharap anak didiknya juga harus begitu. Sehinga Rahmah ingin

bagaimana orang tahu itu anak didik Rahmah bukan hanya karena dia

mengaku, tetapi terlihat/tercermin dari perbuatannya, bisa juga dari

bagaimana cara berpakaiannya yang menandakan dia anak Diniyyah, dari

segi dia berfikir waktu dia berpidato, berpidato yang menyejukkan,

perbuatan yang menyenangkan, sikap yang tegas seperti istilah orang

minang, “kapai tampek batanyo ka pulang tampek ba barito” itulah yang

diinginkan oleh Rahmah terhadap wanita-wanita di Sumatra Barat. Dan

Page 107: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

dalam bertindak tanpa pamrih, karena tujuan utama karena untuk

mendapatkan redha Allah bukan karena manusia”.

2. Bentuk dakwah yang dilakukan Rahmah El Yunusiyah dengan cara?

“Tidak hanya dengan bentuk tertentu, dakwah itu harus meresap dengan

dalam seluruh bentuk kegiatan tetap dalam motovasi yang sama ibtidaa il

mardhatillah semua itu karena Allah. Kalau dia melihat orang itu salah

maka dia sampaikan itu salah, itu juga bukan karena mengharapkan pujian

dari manusia. Kalau dipuji karena perbuatannya itu benar karena

keredhaan kepada Allah, kalau dia dicela itu karena perbuatannya yang

salah. Tetapi dalam mengatakan yang benar dan salah itu disini dia

mempunyai cara, mencari waktu yang tepat dan tempat yang tepat dan

juga dalam mempergunakan bahasa”.

3. Latar belakang Rahmah El Yunusiyah dalam melakukan dakwah?

“Beliau adalah keturunan ulama besar Syekh Yunus, Syekh Yunus itu

muridnya bertebaran di seluruh Indonesia. beliau anak seorang ulama dan

darah ulama itulah yang mengalir dalam dirinya. Kemudian dilihat lagi dia

keturunan berdarah biru kemanakan dari Penghulu dan Datuk Bagindo Maha

Rajo suku Sikumbang makanya dulu orang menamakan Rahmah El

Yunusiyah itu dengan Orangkayo Rahmah El Yunusiyah. Karena dia

mendapat turunan seorang ulama makanya itu dia juga mempunyai rasa

tanggung jawab. Selain itu melihat keterpurukan wanita di waktu dia masih

muda betapa sulitnya bagi seorang wanita untuk mencari ilmu sehingga

untuk mengajar Rahmah El Yunusiyah kakaknya terpaksa mendatangkan

guru dari luar seperti Dr. Abdul Karim Amrullah, Dr. Amrullah Ahmad,

Abdul Hamid Hakim, Syekh Rauf Rasidi begitu berganti terus itu dengan

cara mencari waktu-waktu yang segangang dengan beliau-beliau yang sibuk

untuk bisa mengajar adiknya itu juga tidak dipersoalkan malam, siang dan

pagi, bahkan dimana waktu Rahmah tersedia dimana ada waktu segang bagi

Page 108: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

para ulama besar itu, jadi dia memikirkan bagaimana sulitnya mencari ilmu

dan di waktu itu. Belum ada lembaga pendidikan khusus untuk wanita,

karena belum ada lembaga pendidikan khusus untuk wanita maka setelah dia

dianggap mampu dengan ilmu yang di ambilnya baik dengan kakak sendiri,

baik dengan ulama-ulama besar maupun juga dengan mendatangkan guru-

guru yang mengajarkan keterampilan. Dia tahun 1923 melapor kepada

kakanya Zainuddin Labay El Yunusy ingin mendirikan sekolah maka

disetujui oleh kakaknya maka berdirilah Diniyyah Puteri Padang Panjang

untuk muda-muda. Maka untuk yang sudah menikah dan yang sudah janda

mereka datang kepada bu Rahmah, “kak kalau mereka yang muda-muda

sudah mendapatkan sekolah lalu bagaimana dengan kami yang ingin

bersekolah juga belajar?”, lalu bu Rahmah mendirikan sore hari sekkolah

yang bernama sekolah Manyasa (sama dengan sekolah paket A,B,C

sekarang) tetapi kurikulumnya sama dengan pagi, gurunya juga sama tetapi

hanya waktunya saja yang sore. Jadi kalau sekarang kita mengenal paket

A,B,C Rahmah telah mendahuluinya pada tahun 1923. Pagi formal, sore

sekolah Manyasa. Dinamakan sekolah Manyasa karena orang itu belum

sempat sekolah sebelumnya makanya dikejarkan. Dalam melakukan hal itu

Rahmah melihat bagaimana wanita-wanita itu dalam melakukan berperan

karena anak didiknya ini supaya dikatakan orang ini anak didikan Rahmah.

Contohnya kalau kita pergi ke rumah orang ada melihat sulaman atau jahitan

yang dipajang di dinding tanpa orang itu bertanya dia sudah menebak bahwa

ini rumah anak yang pernah sekolah di diniyyah puteri . “tahun berapa tamat

diniyah? Ho ini bukan saya tetapi punya ibu saya”, tidak bercerita tetapi

orang itu tahu dengan sendirinya ini tamatan Diniyyah. Itu juga berdakwah.

Beliau berdakwah perbuatan anak didiknya menunjukkan ini tamatan

Diniyyah. Keterampilan dalam masyarakat menjadi contoh, karena itu

banyak orang yang mengirim anaknya ke Diniyyah, karena kalau anaknya

sekolah ke Diniyyah maka pointnya bertambah. Jadi dengan masuk ke

Diniyah, anak didiknya mendapatkan keterampilan, pidato, mengatur

organisasi, pintar masak memasak, lincah dirumah tangga, pintar merawat

anak dan suami itu adalah dakwah. Itulah dakwah yang dilakukan oleh

Page 109: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Rahmah. Untuk mengajarkan bagaimana anak yang baru lahir itu

diperlakukan bagaiman sesuai dengan tuntutaan agama maka dia belajar

bidan, dengan belajar bidan bagaimana menjawek anak, mengajarkan

bagaimana mengazankan dan mengiqomatkan anak juga dilatih itulah yang

dilakukan Rahmah. Bagaimana waktu dalam penjajahan kita ingin terbebas

dari penjajah apa yang harus dilakukan, tentu menyampaikan hati nurani

rakyat menggalang persatuan, maka anak-anak didiknya diajar menjadi

orator mampu pidato dan segala. Dan dalam peperangan dibutuhkan

merawat orang sakit maka diadakan latihan palang merah (P3K), Rahmah

juga belajar ilmu kedokteran itu semua dilakukannya dalam rangka

mensukseskan. Dia menginginkan seluruh muridnya menjadi dai’yah yang

sukses dalam segala tingkah perbuatan, tingkah laku dan sikapnya dirumah

tangga di masyarakat dan dalam melaksanakan tugas tersebut itulah yang

dilakukannya. Dakwahnya tidak terbatas, dia menjadikan seluruh anak

didiknya menjadi da’iyah yang bukan hanya di atas mimbar, dai’yah itu bisa

di pasar, bisa di rumah tangga, bisa juga di tempat kerja untuk bisa menjadi

yang demikian dapat terwujud melalui jalur pendidikan, tanpa dididik tidak

akan bisa”.

“Keistimewaan Ibu Rahmah ini pertama, dia menggagas, merencanakan,

melaksanakan dan membina anak didiknya, dan dia merasa bahagia karena

dia berhasil mendidik anak didiknya seperti dia. Dia melihat anak didiknya

menjadi mentri, dia menjadikan anak didiknya menjadi patnernya di DPR,

MPR di waktu itu majelis konstituante. Anak-anak yang menjadi tokoh

sebelumnya dididik sekarang menjadi patnernya, sehingga dulu waktu dia

menjadi anggota DPR konstituante, anak didiknya juga terpilih diwaktu itu

Syamsidar Yahya, Ratna Sari menjadi anggota konstituante sama-sama

dengan dia. Jadi apa yang dia lakukan, dia tanam, dapat dia lihat, dan dia

tuai akhirnya semasa hidupnya. Kalau kita lihat RA. Kartini, dengan buku

Habis Gelap Terbitlah Terang, tetapi waktu kemerdekaan beliau sudah tidak

ada lagi. Kalau Rahmah, berjuang dengan tiga masa, zaman Belanda, Jepang,

Rahmah juga ikut berjuang di masa agresi malah beliau juga sempat masuk

Page 110: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Hasil Wawancara

Page 111: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Nama : Fauziah Fauzan SE,Akt, Msi

Hari/ Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

Waktu : 18.00 - selesai WIB

Tempat : Kantor Perguruan Diniyyah Puteri Jln. Abdul Hamid Hakim No:

30 Padang Panjang

1. Dalam pandangan Bunda Rahmah dakwah itu seperti apa?

“Bunda Rahmah berdakwah bukan hanya sekedar dari mimbar ke mimbar

tetapi dengan mendirikan sebuah sekolah guna mencetak kader-kader ( wanita-

wanita yang akan manjadi calon ibu) dan penerus generasi Islam ( anak yang

akan dilahirkannya ). Maka dari itu Bunda Rahmah mendirikan sekolah khusus

puteri berdasarkan Al-Qur`an dan hadist yang dapat berguna bagi dirinya,

masyarakat, dan bangsanya. Di sekolah yang didirikan Bunda Rahmah, Beliau

menyiapkan barbagai keahlian yang harus dimiliki oleh setiap murid-murid

beliau yang menempuh pendidikan di Diniyyah Puteri Padang Panjang,

keahlan tersebut adalah bekal utama bagi lulusan Diniyyah Puteri dalam

berdakwah, yaitu:

a. Pimpinan dan Kader

Kita mengenal pengertian-pengertian pemimpin partai ( golongan

masyarakat yang menganut idiologi tertentu dan memperjuangkannya),

pemimpin-pemimpin (orang-orang besar) masyarakat, pemimpin comunity (

daerah masyarakat), pemimpin besar, pemimpin golongan tengah dan

seterusnya.

Sifat-sifat yang menjadi penting bagi seorang pemimpin suatu masyarakat

ialah :

1) Berpengetahuan luas dan berpengalaman banyak.

2) Ber-akhlak tinggi dan mulia.

3) Bermatabat tinggi, terutama sebagai seorang suggestor yang ulung

yang bisa berhasil.

4) Bermental kuat, tak mudah gugup/panik dalam kegoncangan fisik yang

menimpa masyarakat pimpinannya.

5) Berkemauan kuat dan tak mudah bosan serta putus asa.

Page 112: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

6) Tegas, tidak ragu-ragu dalam keputusan dan tindakan-tindakannya,

tetapi juga harus mempunyai sifat-sifat yang demokratis.

7) Sabar, tabah, rendah hati ( bukan rendah diri ), cinta dan tanggung

jawab terhadap rakyat mimpinannya.

Modal utama seorang kader adalah:

1) Yakin bahwa idiologi yang dianut dan yang diperjuangkannya itu,

adalah kuat.

2) Berpengetahuan dasar yang cukup kuat pula.

3) Bercita-cita, bertangung jawab dan tabah.

4) Sabar dan simpatik dalam mempengaruhi anggota masyarakat.

5) Patuh kepada atasan dan bersemangat dalam melakukan tugas.

Seorang kader harus mempersiapkan dirinya guna menjadi pemimpin

kelak di kemudian hari. Oleh karena itu seorang kader harus selalu

menambahi ilmunya dari literatur-literatur yang pantas baginya, dan

pengalaman-pengalamannya sendiri dalam masyarakat itu.

b. Pengajar, Pendidik dan Guru

Syarat-syarat utama bagi seorang pengajar, ialah :

1) Mangetahui dan menguasai pengetahuan yang akan diajarkan.

2) Berpengetahuan tentang cara-cara mengajar ( metodik dan alam ilmu

pendidikan ).

3) Berpengetahuan tentang sifat-sifat mental dan kesanggupan dari

murid-murid yang akan diajar ( ilmu jiwa pendidikan, ilmu jiwa

individu dan kelompok).

4) Bersifat tenang, sabar, simpatik dalam tingkah dan kata. Tidak

gegabah dan tidak terburu-buru.

Untuk menjadi pendidik, maka syarat-syarat di atas tadi harus ditambahi

lagi dengan :

5) Mengerti akan asas-asas politik yang dilaksanakannya dan yakin akan

benarnya asas-asas yang diturut itu.

Page 113: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

6) Mengerti tentang cara-cara untuk mencapai tujuan yang dikehendaki

oleh politik pendidikan yang dilaksanakannya itu.

7) Betul-betul sanggup menempatkan dirinya sebagai pemimpin dari

murid-mirinya, dan sadar bahwa diriya adalah wakil mutlak,

pengembangan amanah dari orang-orang tua murid tersebut.

8) Mempunyai akhlak yang luhur mulia, serta semuanya itu hendaknya

dapat diperlihatkannya dalam tindak sikapnya sehari-hari dihadapan

murid-muridnya.

9) Mempunyai rasa tanggung jawab dan cinta yang merata terhadap

murid-muridnya.

10) Menjadi pengawas dari kesejahteraan mental dan fisik dari murid-

muridnya, dan karena ia adalah pengemban amanat dari orang-orang

tua murid-murid, maka ia harus pula dapat mengetehui latar belakang

dari pendidikan mereka sebelumnya, yaitu selebum mereka jadi murid-

muridnya.

Dalam pengertian sehari-hari yang lazim kita pergunakan sekarang,

maka istilah guru itu, dapat diartikan sebagai seorang pengaja dan

pendidik.

c. Muballigh Islam

Karena lingkungan bergeraknya adalah lain dan bebih luas daripada

lingkungan bergerak para pengajar/pendidik (guru) yang biasa, maka syarat-

syarat bagi seorang mubaligh Islam, selain dari syarat-syarar bagi seorang

pengajar/pendidikan di atas, harus ditambah lagi dengan :

1) Mempunyai pengetahuan umum yang luas, baik mengenai pengetahuan

alam, atau ilmu politik, sosiologi dan sebagainya.

2) Mengerti tentang berbagai macam ilmu jiwa, seperti : ilmu jiwa sosial,

ilmu jiwa etik, ilmu jiwa kriminil dan sebagainya.

Mubaligh islam adalah “kader Islam” yang memperjuangkan kejayaan

Islam, maka sifat-sifat dan syarat-syarat bagi seorang kader haruslah juga

diliriknya.

Page 114: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Indikator-indikator ini di tulis langsung oleh Bunda Rahmah sebagai

pedoman dalam lingkungan Diniyyah Puteri”.

2. Apa yang motovasi baliau dalam berdakwah? Dan apa tujuan dari dakwah

beliau?

“Yang menjadi landasan dan sekaligus motivasi Beliau dalam berdakwah

adalah “wanita adalah tiang negara”, bagaimana negara mau berubah dan maju

jika wanitanya masih dalam keterpurukan, karena wanita itu akan melahirkan

generasi-generasi pejuang Islam. Maka dari itu sangat diperlukannya suatu

lembaga pendidikan khusus kaum wanita untuk mempersiapkan wanita-wanita

tangguh yang dapat menghadapi tuntutan dan tantangan zaman, dan juga

wanita-wanita tersebut akan melahikan generasi penerus tangguh, maka

diperlukan calon-calon ibu yang tangguh pula. Hal inilah yang menjadi

motivasi Beliau dalam berdakwah melalui sekolah khusus puteri yang

didirikannya berdasarkan Al-Qur`an dan sunnah”.

3. Apa tujuan Perguruan Diniyyah Puteri?

“Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas pengajaran Islam

dengan tujuan Membentuk puteri-puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik

yang cakap dan aktif, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan

masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian kepada Allah subhanahu

wata’ala. Artinya setiap alumni Diniyyah Puteri ini disamping bisa

mensejahterakan dirinya, harus bisa mensejahterakan orang lain ini adalah

mental seorang Entrepreneur bukan menciptakan seorang mental pegawai,

artinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan, karena kemiskinan dapat

menjerumuskan kamu kapada kekufuran. Dan tanah air artinya kamu akan

mengendalikan bangsa ini ketika posisi jabatan ditanganmu yang kamu

utamakan adalah kesejahteraan masyarakat, setelah sejahtera masyarakat, baru

gampang mengatur masyarakat. Dan kamu harus ikhlas apapun resikonya

karena semua itu semata-mata atas pengabdian kepada Allah.

Page 115: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 116: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Hasil Wawancara

Nama : Farida Saleh

Hari/ Tanggal : Sabtu, 12 Maret 2011

Waktu : 14.30 - selesai WIB

Tempat : Jln. Abdul Hamid Hakim No: 38 Padang Panjang

4. Bisakah ummi sebutkan latar belakang keluarga Rahmah?

“Rahmah el-Yunusiyah lahir di rumah gadang jalan Lubuk Mata Kucing,

Kanagarian Bukit Surungan, Padang Panjang pada hari Jum’at tanggal 29

Desember 1900 M, bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1318 H, yang biasa

kami memparingatinya dengan 1 Rajab. Ayahnya bernama Syekh

Muhammad Yunus dan Ibunya Rafi’ah. Lahir sebagai anak terakhir dari lima

bersaudara yaitu Zainuddin Labay, Mariah, Muhammad Rasyad, dan

Rihanah. Tapi Rahmah masih punya saudara lain ibu, yaitu Abdus Samad,

Hamidah, Pakih Bandaro, Liah, Aminuddin, Safiah, Samihah dan Kamsiah.

Ayah Rahmah el-Yunusiyah, Syekh Muhammad Yunus adalah seorang

ulama besar di zamannya. Syekh Muhammad Yunus menjabat sebagai

seorang Qadli di Negeri Pandai Sikat dan Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah

al-Khalidiyah. Selain itu Syekh Muhammad Yunus juga ahli ilmu falak dan

hisab. Ia pernah menuntut ilmu di tanah suci Mekkah selama 4 tahun. Ulama

yang masih ada darah keturunan dengan pembaharu Islam yang juga seorang

tokoh Paderi Tuanku Nan Pulang di Rao. Kakeknya yang bernama Imaduddin

juga seorang ulama pemimpin tarekat Naqsabandiyah di Minangkabau.

Kakeknya telah berhasil memberantas khufarat dan tempat-tempat maksiat.

Etek Rahmah bersuku Sikumbang. Ibunda Etek Rahmah el-Yunusiyah biasa

kami Panggil dengan Ummi Rafi’ah yang berasal dari negeri Langkat,

Bukittinggi Kabupaten Agam dan pindah ke bukit Surungan Padang Panjang.

Ummi Rafi’ah masih berdarah keturunan ulama, dan masih ada hubungan

dengan mamak Haji Miskin, sang pembaharu gerakan Paderi. Ummi Rafi’ah

yang bersuku Sikumbang adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ia

Page 117: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

menikah dengan Syekh Muhammad Yunus saat berusia 16 tahun,

sedangkan Syekh Muhammad Yunus berusia 42 tahun. Dari silsilah

keturunan Rahmah el-Yunusiyah nampak bahwa ia berasal dari keturunan

ulama”.

5. Siapakah yang banyak berperan dalam pembentukan karakter Bunda Rahmah?

“Yang banyak berperan dalam pembentukan karakter Etek Rahmah adalah

kakaknya sendiri Zainuddin Labay El Yunusy”.

6. Bagaimana Latar belakang pendidikan Bunda Rahmah ?

“Etek Rahmah berasal dari keluarga taat dalam masalah keagamaan. Keadaan

inilah yang berpengaruh pada pembentukan pribadi Etek Rahmah. Etek

menjadi orang yang cinta mendalami ajaran-ajaran agama sudah punya

perhatian yang sangat besar terhadap kondisi masyarakat pada masanya

khususnya kalangan kaum wanita. Karena itu pendidikan yang didapatkan

oleh Etek Rahmah pada dasarnya banyak dari keluarganya sendiri yang

memang sangat menaruh perhatian pada masalah-masalah keagamaan.

Syekh Haji Muhammad Yunus, ayah Etek Rahmah meninggal pada tahun

1906 M., waktu itu Etek Rahmah masih kecil jadi Etek tidak banyak dapat

pendidikan dari ayahnya. Etek dibesarkan oleh ibu dan diasuh oleh kakaknya

yang sudah menikah. Dari kecil, Etek Rahmah tidak pernah bersekolah di

Sekolah Dasar (Sekolah Desa, Sekolah Gubernemen) yang memang sudah

ada di Minangkabau pada waktu etek kanak-kanak dulu. Walaupun begitu,

Etek banyak belajar dari lingkungannya. Pada umur enam tahun Etek

Rahmah mulai belajar membaca Qur’an kepada Engku Uzair gelar Malim

Batuah, salah seorang dari murid Syekh Haji Muhammad Yunus. Pada

usianya delapan tahun, Etek Rahmah ajarkan tulis–baca huruf latin oleh

kakaknya Zainuddin Labay dan Muhammad Rasyad yang pernah belajar di

Sekolah Desa. Umi Rafi’ah, ibunya juga ikut mengajari Etek Rahmah

berhitung dengan angka–angka Arab (angka Melayu). Kepandaian membaca

dan menulis ini, sangat menolong Etek Rahmah dalam menambah ilmu

pengetahuan, karena Etek termasuk salah seorang yang senang membaca.

Page 118: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Dari kecil Etek Rahmah rajin datang ke pengajian–pengajian yang sangat

banyak diadakan di lingkungan masyarakat sekitarnya. Waktu itu sudah ada di

lingkungan masyarakat Minangkabau sekitar delapan surau yang melakukan

kegiatan pengajian secara bergiliran dari satu surau ke surau yang lain.

Dengan cara demikian Etek banyak memperoleh pengetahuan agama dan

memilih guru-guru yang dapat memuaskan hatinya. Walaupun umur Etek

masih kecil untuk ikut pengajian itu, tapi bagi Etek datang ke pengajian itu

nampaknya punya kesenangan tersendiri pula bagi Etek itu.

Sesudah Diniyah School yang didirikan oleh kakak Etek pada tanggal 10

Oktober 1915 berdiri, Etek ikut belajar di Perguruan itu. Etek banyak

mendapatkan pengetahuan praktis yang berkenaan dengan pergaulan, terutama

pergaulan antara murid-murid perempuan dan laki-laki serta watak manusia

yang berbagai ragam. Dahulunya Etek jarang atau tidak diperkenankan

bergaul dengan anak laki-laki, tapi setelah Etek bersekolah di Perguruan

itu, Etek dapat bergaul dengan murid laki-laki. Etek dapat bertukar fikiran

dengan mereka baik tentang hukum Islam, sosial, budaya dan pergaulan

(muamalah). Dari pengenalan berbagai macam watak orang ini Etek mulai

sadar dengan keadaan masyarakat lingkungannya, terutama masyarakat

wanita, yaitu mereka yang tidak memperoleh kesempatan menuntut ilmu

sebagaimana yang dialami Etek.

Selama Etek menjadi siswa Diniyah School, Etek dapat menuntut ilmu

dengan baik dan dengan kecerdasan Etek Rahmah mendorong dirinya untuk

bersikap kritis, tidak puas dengan sistem koedukasi pada Diniyah School

yang kurang memberikan penjelasan terbuka kepada siswa puteri mengenai

persoalan khusus perempuan. Rasa ketidak-puasannya ini dibicarakan

dengan tiga temannya sesama wanita, yaitu Rasuna Said dari Maninjau,

yang kemudian hari namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional, Nanisah

dari Bulaan Gadang Banuhampu, dan Jawana Basyir (Upik Japang) dari

Lubuk Agung. Mereka berempat bersepakat untuk membentuk kelompok

belajar. Etek Rahmah mengajak ketiga temannya ini untuk menambah ilmu

Page 119: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

agama secara mendalam di luar perguruan di antaranya di Surau Jembatan

Besi.

Bagi Etek Rahmah pengajian dan pelajaran yang diterimanya di surau ini

pun, juga belum memuaskan hati Etek, karena banyak masalah-masalah yang

berkaitan dengan wanita yang ditanyakannya tidak mendapat jawaban yang

memuaskan seperti di Diniyah School. Karena itu tek Rahmah akhirnya

meminta kepada Syekh Abdul Karim Amrullah untuk berkenan

memberikan pengajian secara privat di rumahnya di Gatangan. Di sini Etek

memperdalam pengajian mengenai masalah agama dan wanita, di samping

itu juga Etek mempelajari bahasa Arab, fiqih dan ushul fiqih. setelah itu

Etek baru rasakan adanya kepuasan dan telah menemukan apa yang dicarinya

selama ini.

Semangat Etek Rahmah dalam mempelajari ilmu selain agama dan bahasa

Arab, terus berkobar. Sekitar tahun 1931-1935an, Etek mengikuti kursus ilmu

kebidanan di RSU Kayu Tanam dan mendapat izin praktek / ijazah bidan

dari dokter. Dalam bidang kebidanan ini Etek juga dapat bimbingan yang

mula-mula diberikan dari kakak ibunya Kudi Urai, seorang bidan yang

menolong kelahiran dirinya dan Sutan Syahrir (Mantan Perdana Menteri

RI). Selain itu, Etek belajar ilmu kesehatan dan pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) dari enam orang dokter yang juga gurunya dalam

kebidanan: dokter Sofyan Rasyad dan dokter Tazar di rumah sakit umum

Kayu Tanam (mendapat izin praktek dan ijazah dengan kedua dokter ini),

dokter A. Saleh di RSU Bukittinggi, dokter Arifin dari Payakumbuh, dan

dokter Rasjidin dan dokter A. Sani di Padang Panjang. Untuk mendalami

praktek kebidanan dan ilmu kesehatan ini Etek belajar sambil praktek di

RSU Kayu Tanam.

Etek Rahmah juga belajar tentang gimnastik (olahraga dan senam) dari

salah seorang guru pada Meisjes Normal School (sebuah pendidikan guru)

di Guguk Malintang yaitu Mej. Oliver (nona Olvier). Terus Etek juga

mempelajari cara bertenun tradisional, yakni: bertenun dengan memakai alat

Page 120: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

tenun bukan pakai mesin. Etek datang ke beberapa pusat pertenunan rakyat

namanya dulu seperti Pandai Sikat, Bukittinggi dan Silungkang. Ilmu bertenun

ini Etek lengkapi juga dengan belajar jahit-menjahit. Kedua ilmu ini yakni:

bertenun dan jahit-menjahit dimasukkannya kedalam kurikulum

perguruannya. Tentang ilmu–ilmu umum seperti ilmu hayat, ilmu alam, ilmu

bumi dan lainnya, Etek pelajari sendiri dari buku-buku. Kemudian semua

ilmu yang Etek peroleh dengan kursus atau belajar sendiri ini Etek

ajarkan kepada murid–muridnya, kelak setelah Etek mendirikan sekolah

Diniyah Puteri tahun 1923”.

7. Dalam pandangan Bunda Rahmah dakwah itu seperti apa?

“Dalam pandangan Etek Rahmah dakwah itu adalah bagaimana beliau dapat

menyelamatkan/mengangkat derajat terutama kaum wanita dalam memperoleh

pendidikan agama Islam dan umum yang layak, sama seperti laki-laki. Karena

wanita akan menjadi ibu bagi anak-anaknya atau penerus generasi selanjutnya,

generasi yang benar, akan benar jika dididik dengan benar pula, maka dari itu

Etek Rahmah merasa diperlukannya sekali pendidikan agama Islam yang

layak dan cukup untuk bekal bagi calon ibu-ibu yang akan melahirkan

generasi-generasi selanjutnya dengan akhlak yang sesuai ajaran Islam.”.

8. Apa yang motovasi baliau dalam berdakwah? Dan apa tujuan dari dakwah

beliau?

“Yang memotivasi beliau dalam berdakwah adalah supaya kaum perempuan

mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk maju dan dapat menimba ilmu

penngetahuan agama Islam yang lebih banyak secara mendalam dan lebih

intensif. Dan diharapkan dapat diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,

dan dapat berguna selain bagi dirinya dan juga masyarakat sekitarnya. Dan

tujuannnya adalah mencerdaskan kaum wanita (calon ibu-ibu kelak) yang

dapat pula melairhan generasi-generasi yang cerdas dan berguna terutama bagi

agamanya. Karena pendidikan sang anak tergantunag bagaimana orang tua

(ibu) mendidik anaknya. Baik-buruk anaknya tertelak pada bagaimana orang

tuanya mendidik anaknya. Dan karena permasalah ini jugalah Rahmah ingin

Page 121: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

mendirikan sekolah khusu puteri. Dan juga karena alasan inilah Rahmah

remotivasi untuk dakwah melalui jalur pendidikan, karena aspek yang

tercakup didalam pendidikan sangatlah luas dan mendalam dibandingkan

dengan hanya berceramah dari satu mimbar kemimbar yang lain”.

9. Bagaimana keadaan sosial keagamaan masyarakat pada masa itu ( pada saat

Bunda Rahmah berdakwah ) ?

“Keadaan pada waktu itu belum banyak masyarakat yang memperoleh

pendidikan secara formal dengan layak, kebanyakan mereka belajar agama

dari surau-surau dan langgar yang ada di sekirat rumah mereka saja”.

10. Apa tujuan Perguruan Diniyyah Puteri?

“Membentuk puteri-puteri yang berjiwa islam dan ibu pendidik yang cakap

dan aktif, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan

tanah air atas dasar pengabdian kepada Allah subhanahu wata’ala”.

11. Tanah awal berdirinya sekolah Diniyyah Puteri itu dari mana?

“Tanah awal berdirinya sekolah ini berasal dari tanah Etek sendiri lalu

perkembangannya dengan membeli”

12. Mengapa awal didirikan Diniyyah Puteri secara independent?

“ Karena Rahmah menginginkan tidak ada kepentingan-kepentingan lain di

dalam Perguruannya, dalam mencetak kader-kader penerus generasi Islam.

Rahmah hanya ingin perguruannya berjalan sesuai dengan cita-cita dan tujuan

berdirinya Perguruan Diniyyah Puteri. Tetapi rahmah juga tidak menolak jika

ada bantuan yang datang”.

13. Bagaimana sistem pembelajaran di Diniyyah Puteri?

“Adapun sistem pendidikan ini adalah sistem tri tunggal, yaitu kerjasama yang

erat antara lingkungan sekolah, asrama dan rumah tangga atau masyarakat.

Terjadinya kerjasama yang erat antara ketiga unsur dari sistem pendidikan

Page 122: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

pada perguruan ini akan sangat membantu membentuk anak didik yang sesuai

dengan tujuan pendidikan yang ada di Perguruan ini.

Pendidikan formal yang diberikan dia padi hari, secara informal dipraktekkan

di asrama di bawah asuhan dan bimbingan ibu asrama dan guru-guru

pengasuh yang seluruhnya adalah wanita.

Apabila pelajar-pelajar pulang ke rumah orang tua atau kampung halamannya,

maka semua materi pendidikan yang diterima oleh pelajar selama mereka

berada di Perguruan ini, akan dipraktekkan di lingkungan keluarga masing-

masing, sehingga dapat dilihat apakah cita-cita pendidikan di Perguruan ini

dapat direalisasi dan dipraktekkan oleh para pelajar dalam kehidupan sehari-

hari.

Sebelum meninggalkan anak-anak mereka di Asrama Diniyyah Puteri kepada

para wali murid tersebut telah diberikan pengarahan mengenai pentingnya

kerja sama perguruan dengan orang tua murid dalam memberikan pandidikan

kepada anak-anak, supaya sistem yang ditargetkan untuk memenuhi keinginan

tidak hanya sekedar tertulis di atas kertas saja”.

14. Selain mendirikan pesantren apa lagi kegiatan Rahmah selain itu?

“Selain mengasuh Diniyyah Puteri, Etek Rahmah juga aktif di bidang

pergerakan sosial, keagamaan, dan politik yang ada pada tahun 1930-an di

Padang Panjang. Etek Rahmah ikut dalam pergerakan Permi ( Persatuan

Muslimin Indosesia ) yang berdiri pada tahun 1930-an. Ia juga dekat dengan

kalangan Muhammadiyyah, serta bekerjasama dengan tokoh wanita Rasuna

Said yang juga mengajar di Perguruannya.

Etek Rahmah juga aktif dalam pergerakan menentang praktik-praktik

penindasan ataupun pergerakan oleh penjajah Belanda. Hal itu Etek lakukan

antara lain dengan mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di

Bukittinggi, menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat, dan ketua

Penolakan Organisasi Sekolah Liar. Pada tahun 1933 Etek Rahmah memimpin

rapat umum kaum ibu di Padang Panjang, hal ini menyababkan dia didenda

pemerintah Belanda 100 gulden karena dituduh membicarakan politik.

Page 123: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Etek juga pernah menjadi anggota pergurus Serikat Kaum Ibu Sumatra

(GKIS) Padang Panjang, organisasi yang itu berjuang menegakkan harkat

kaum wanita dengan menerbitkan majalah bulanan. Aktivitasnya yang lain

adalah mendirikan Khuttub Khannah ( taman bacaan) untuk masyarakat.

Pada tahun 1935 Etek Rahmah mewakili kaum ibu Sumatra Tengah ke

kongres perempuan di Jakarta. Dalam kongres ini Etek bersama Ratna Sari

memperjuangkan kaum wanita Indonesia memakai selendang. Sehabis

kongres ia agak lama tinggal di Jakarta untuk mendirikan pendidikan untuk

kaum putri di Gang Nangka, Kwitang, Kebon Kacang, Tanah Abang,

Jatinegara, dan jalan Johar di Rawasari.

Pada zaman Jepang, selain menjalankan sekolahnya yang sudah maju, Etek

juga aktif dalam berbagai organisasi dan gerakan sosial maupun politik. Salah

satunya melalui organisasi Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bertujuan

menetang Jepang menggunakan wanita-wanita Indonesia, khusunya Sumatra

Tengah, sebagai penghibur untuk melayani tentara Jepang. ADI juga menuntut

pemerintah militer Jepang menutup semua rumah kuning (rumah bordil)

karena bertentangan dengan kebudayaan Indonesia dan agama yang dipeluk

penduduknya. Gerakan ADI boleh dikatakan berhasil, sehingga Jepang

terpaksa mendatangkan wanita-wanita penghibur dari Korea dan Singapura.

Waktu itu Etek Rahmah juga pernah menjadi ketua Haha Nokai (Organisasi

Kaum Ibu) di Padang Panjang dan menjadi pengurus organisasi yang sama

untuk tingkat Sumatra Tengah. Menjelang akhir pendudukan Jepang, Etek

Rahmah juga menjadi anggota peninjau yang dipimpin Mohammad Sjafei. Di

samping itu Etek juga menjadi anggota Mahkamah Syari’at Bukittinggi dan

anggota Majelis Islam Tinggi Sumatra Tengah.

Karena Etek orangnya aktif, nama Etek Rahmah cepat dikenal secara luas

dikalangan pergerakan di Jawa. Sampai-sampai setelah proklamasi kemerdekaan

17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memasukkan nama Etek sebagai Anggota

Page 124: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Namun Etek

Page 125: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Hasil Wawancara

Nama : Dahniar Ali

Hari/ Tanggal : Senin, 8 Maret 2011

Waktu : 13.30 - selesai WIB

Tempat : Kediaman Beliau, Sungai Talang, Padang Panjang

15. Apa yang motovasi beliau dalam berdakwah? Dan apa tujuan dari dakwah

beliau?

“Yang memotivasi beliau dalam berdakwah adalah karena kasihan melihat

pendidikan wanita pada saat itu kurang layak, sehingga Bunda merasa perlu

mendirikan sebuah sekolah yang dimana nanti akan diajarkan berbagai macam

ilmu, seperi agama Islam, pengetahuan umum, dan keterampilan wanita, yang

dapat berguna bagi wanita dan juga memberikan bekal untuk berumah tangga

kelak, supaya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah dan warrahmah.

Maka dari itu Bunda memilih berdakwah melalui mendirikan sebuah

perguruan khusus puteri guna para putri tersebut kelak dapat melahirkan

generasi yang islami”.

16. Apa tujuan Perguruan Diniyyah Puteri?

“Membentuk puteri-puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap

dan aktif, sehingga dapat memlahirkan generasi yang pondasikan ajaran

agama Islam dan dapat membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah

dan warrahmah”.

17. Tanah awal berdirinya sekolah Diniyyah Puteri itu dari mana?

“Tanah awal berdirinya sekolah ini berasal dari tanah bunda itu sendiri dan

lalu perkembengannya dengan membeli”.

18. Bagaimana sistem pembelajaran di Diniyyah Puteri?

“Adanya kerjasama yang antara lingkungan sekolah, asrama dan rumah tangga

atau masyarakat. Gunanya agar dapat membantu membentuk anak didik yang

Page 126: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada di Perguruan ini. Pendidikan formal

Page 127: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Hasil Wawancara

Nama : Nurjannah Ali

Hari/ Tanggal : Senin, 8 Maret 2011

Waktu : 9.30 – selesai WIB

Tempat : Kediaman beliau, Sungai Talang, Padang Panjang

19. Bisakah Ibu sebutkan latar belakang keluarga Rahmah?

“Bunda Rahmah lahir di jalan Lubuk Mata Kucing, Bukit Surungan, Padang

Panjang hari Jum’at tanggal 29 Desember 1900 M, bertepatan dengan

tanggal 1 Rajab 1318 H, yang biasa kami muridnya memparingatinya dengan

1 Rajab. Ayahnya bernama Syekh Muhammad Yunus dan Ibunya Rafi’ah.

Anak terakhir dari lima bersaudara yaitu Zainuddin Labay, Mariah,

Muhammad Rasyad, dan Rihanah.

Ayah dari Bunda Rahmah, Syekh Muhammad Yunus adalah seorang ulama

yang masyhur di zamannya. Syekh Muhammad Yunus adalah seorang Qadli

di Negeri Pandai Sikat dan Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah al-Khalidiyah,

dan juga ahli ilmu falak dan hisab. Ayah Bunda Rahmah itu pernah menuntut

ilmu di tanah suci Mekkah 4 tahun lamanya. Kakeknya yang bernama

Imaduddin juga seorang ulama pemimpin tarekat Naqsabandiyah di

Minangkabau. Kakeknya sudah berhasil memberantas khufarat dan tempat-

tempat maksiat.

Bunda Rahmah sukunya Sikumbang. Ibunda dari Bunda Rahmah biasa kami

Panggil dengan Ummi Rafi’ah yang asalnya dari negeri Langkat, Bukittinggi

lalu pindah ke bukit Surungan Padang Panjang. Ummi Rafi’ah masih berdarah

keturunan ulama, dan masih ada hubungan dengan mamak Haji Miskin, sang

pembaharu gerakan Paderi. Ummi Rafi’ah yang bersuku Sikumbang adalah

anak keempat dari lima bersaudara. Ummi menikah dengan Syekh

Muhammad Yunus saat berusia 16 tahun, dan Syekh Muhammad Yunus

berusia 42 tahun. Dari silsilah keturunan Bunda Rahmah nampak kalau dari

keturunan ulama”.

Page 128: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

20. Siapakah yang banyak berperan dalam pembentukan karakter Bunda Rahmah?

“kakaknya sendiri Zainuddin Labay El Yunusy.”

21. Bagaimana Latar belakang pendidikan Bunda Rahmah ?

“Bunda Rahmah berada di keluarga yang taat dalam masalah keagamaan.

Keadaan keluarganya itulah yang berpengaruh dalam membentuk

pribadi Bunda Rahmah. Bunda menjadi orang yang cinta mendalami ajaran-

ajaran agama, dan punya perhatian yang sangat besar kepada kondisi

masyarakat di masanya khususnya kalangan kaum wanita. Karena itu

pendidikan yang didapatkan oleh Bunda Rahmah banyak dari keluarganya

sendiri

Syekh Haji Muhammad Yunus, ayah Bunda Rahmah meninggal pada tahun

1906 M., waktu itu Bunda Rahmah masih kecil, jadi Bunda tidak begitu

banyak dapat pendidikan dari ayahnya. Bunda dibesarkan oleh ibu dan diasuh

oleh kakaknya yang sudah menikah. Dari kecil, Bunda Rahmah tidak pernah

bersekolah di Sekolah formal sudah ada di Minangkabau pada waktu itu.

Walaupun begitu, Bunda banyak belajar dari lingkungannya. Pada umur

enam tahun Bunda Rahmah mulai belajar membaca Al-Qur’an kepada Engku

Uzair gelar Malim Batuah, salah seorang dari murid Syekh Haji

Muhammad Yunus. Pada umur delapan tahun, Bunda Rahmah diajarkan

tulis–baca huruf latin oleh kakaknya Zainuddin Labay dan Muhammad

Rasyad yang pernah belajar di Sekolah Desa. Ummi Rafi’ah, ibunya juga ikut

mengajari Bunda Rahmah berhitung dengan angka–angka Arab (angka

Melayu). Bunda termasuk salah seorang yang senang membaca.

Dari kecil Bunda Rahmah rajin datang ke pengajian–pengajian yang

diadakan di surau-surau. Dengan cara itulah Bunda banyak dapat pengetahuan

agama dan memilih guru-guru yang dapat memuaskan hatinya.

Lalu bunda masuk ke Diniyah School yang didirikan oleh kakaknya pada

tanggal 10 Oktober 1915. Bunda banyak mendapatkan pengetahuan tentang

pergaualan, psikologi manusia, ilmu jiwa dan yang lainnya. Dan bunda juga

Page 129: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

sering bertukar fikiran dengan teman laki-lakinya tentang berbagai

pengetahuan yang didapatinya di sekolah.

Sewaktu Bunda menjadi siswa Diniyah School, Bunda tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang cerdas dan berfikir kritis. Tidak puas dengan

sistem yang berlaku di sekolahnya terutama jika sedang membahas tentang

masalah perempuan, lalu bunda dan teman-temanya mengikuti pengajian-

pengajian yang diadakan di surau Jembatan Besi guna menambah

pengetahuan selain yang didapatinya disekolah.

Setelah mengikuti pengajian itupun Bunda belum juga merasakan puas atas

jawaba-jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya. Maka dari itu Bunda

akhirnya meminta kepada Syekh Abdul Karim Amrullah untuk

memberikan pengajian secara privat di rumahnya di Gatangan. Di sini

Bunda memperdalam pengajian mengenai masalah agama dan wanita, di

samping itu juga Bunda mempelajari bahasa Arab, fiqih dan ushul fiqih.

setelah itu Bunda baru rasakan adanya kepuasan dan telah menemukan apa

yang dicarinya selama ini.

Bunda juga pernah belajar tentang ilmu kebidanan, ilmu kesehatan dan

pertolongan pertama pada keselakaan (P3K), olahraga dan senam, serta

menenun dan menjahit serta menyulam”.

22. Bagaimana karakter Bunda Rahmah menurut Ibu?

“Bunda Rahmah itu orang yang mempunyai karakter sangat kuat, beliau orangnya

keras hati bila ada kemauan, dan terus berusaha dan berdoa dalam mewujudkan

cita-citanya. Kerena beliau mempunyai keyakinan yang penuh akan janji Allah

yang berbunyi : “in tanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum”. Dan

juga mempunyai ilmu jiwa yang kuat sehingga apabila ada salah seorang

muridnya yang salah beliau dapat mengetahuinya hanya dengan melihat dari mata

dan raut wajahnya saja. Bunda juga seorang pendidik yang sangat bijaksana dalam

mengambil kebijakan dan memberikan suri teladan yang sangat baik kepada anak

didiknya dan sifat ini yang

Page 130: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH
Page 131: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

DOKUMENTASI

RAHMAH EL YUNUSIYAH

RAHMAH EL YUNUSIYAH

Page 132: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Bapak Prof.Dr.Fauzan.MA. Menantu Rahmah El Yunusiyah

Foto Faridah Saleh Keponakan Rahmah El Yunusiyah dan Penulis

Page 133: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Foto Ibu Fauziah Fauzan SE,Akt, Msi Cucu Rahmah El Yunusiyah dan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri sekarang

Ibu Hj. Dahniah Ali murid Rahmah El Yunusiyah

Page 134: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Ibu Hj. Nurjannah Ali murid Rahmah El Yunusiyah

Lambang Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Page 135: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Gedung Asrama Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Kantor Utama Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Page 136: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Gedung sekolah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Gedung sekolah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Page 137: PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH RAHMAH EL YUNUSIYAH

Gedung sekolah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang