160110130077 fitria rahmah komposit

32
KOMPOSIT MAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Teknik Material Kedokteran Gigi (ITMKG) Disusun oleh Fitria Rahmah 160110130077 \ FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: fitriarhmah

Post on 24-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ITMKG

TRANSCRIPT

Page 1: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

KOMPOSIT

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Teknik Material Kedokteran Gigi (ITMKG)

Disusun oleh

Fitria Rahmah

160110130077

\

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2014

Page 2: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya makalah yang berjudul “Komposit” ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah ITMKG.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih atas bantuan – bantuan yang telah diberikan, baik berupa bimbingan,

pengarahan maupun saran.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi

siapapun yang menjadikan makalah ini sebagai bahan referensi dalam pembuatan

makalah lainnya.

Penulis telah berusaha mewujudkan makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun

apabila terdapat kesalahan, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Bandung, 19 November 2014

Penulis

i

Page 3: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

2.1 Definisi .............................................................................................. 3

2.2 Komposisi ..........................................................................................3

2.3 Klasifikasi ......................................................................................... 5

2.4 Tahapan Polimerisasi .........................................................................5

2.5 Sifat Fisis .......................................................................................... 7

2.6 Sifat Mekanis .....................................................................................9

2.7 Sifat Klinis .........................................................................................10

2.8 Manipulasi Komposit......................................................................... 11

2.9 Macam-Macam LCU..........................................................................13

2.10 Finishing and Polishing.................................................................... 14

2.11 Bonding Agent..................................................................................14

2.12 Sifat-Sifat yang Penting....................................................................15

BAB III PENUTUP............................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan.........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 19

ii

Page 4: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Estetika dalam bidang kedokteran gigi sudah menjadi tuntutan pasien dandalam

survei didapatkan bahwa perilaku praktek dokter gigi menunjukkan

adanyapergeseran dari restorasi gigi oleh kerusakan karies kearah perawatan estetik

(Dept. Konservasi Gigi-FKG UNAIR, 2011)

Bahan restorasi resin komposit merupakan bahan tumpatan yang paling digemari

oleh pasien dan dokter gigi saat ini. Hal ini dikarenakan nilai estetik yang dihasilkan

bahan restorasi ini sangat memuaskan. Selain itu, restorasi resin komposit

menghasilkan ikatan yang baik terhadap permukaan enamel atau dentin. Bahan

restorasi resin komposit pertama kali ditemukan pada tahun 1951 oleh Knock dan

Glenn. Sejak saat itu, bahan restorasi resin komposit terus berkembang hingga

sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi komposit?

b. Bagaimana komposisi dalam komposit?

c. Bagaimana klasifikasi dari komposit

d. Bagaimana tahapan polimerisasi komposit?

e. Bagaimana sifat fisis dari komposit?

f. Bagaimana sifat mekanis dari komposit?

g. Bagaimana sifat klinis dari komposit?

h. Bagaimana cara manipulasi komposit?

1

Page 5: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

i. Apa saja macam-macam LCU?

j. Apa langkah yang dilakukan dalam tahap finishing dan polishing?

k. Bagaimana bonding agent dalam komposit?

l. Bagaimana sifat-sifat penting dalam komposit?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Teknik

Material Kedokteran Gigi (ITMKG) mengenai komposit.

2

Page 6: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Komposit adalah gabungan dari bahan-bahan/ material polimer yang diperkuat

dengan dispersi kaca, kristal, atau partikel pengisi resin. Gabungan dua atau lebih

bahan berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Pada tahun 1940-1950, resin sintetik hanya dapat memenuhi sebagian

persyaratan dari bahan restorasi. Akhir tahun 1950-1960 Bowen memulai percobaan

untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem

resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan berubah warna,

mendorong Bowen mengombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat. Percobaan ini

menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA yang memenuhi persyaratan matriks

resin suatu komposit gigi. Bowen menemukan bisfenol A-glisidil metakrilat (bis-

GMA), dan penggunaan silane yang dapat berikatan dengan berikatan kimia dengan

resin. Awal 1970-an komposit secara nyata menggantikan resin tanpa bahan pengisi

untuk restorasi gigi

2.2 Komposisi

Matriks Resin

Komposit pada umumnya menggunakan monomer yang bersifat aromatik atau

alifatik.Yang paling sering digunakan adalah BIS-GMA (Bisphenol A-glycidyl

Methacrylate), dan UEDMA (Urethane dimethacrylate) juga sering digunakan.

Filler (Bahan Pengisi)

3

Page 7: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

Penambahan partikel-partikel filler ke matriks resin memberikan kelebihan

kepada komposit, yaitu meningkatkan sifat dari bahan matriks.

Fungsinya :

• menambah sifat mekanik, seperti strength, hardness, stiffness, dan ketahanan

terhadap keausan (abrasi)

• menurunkan ekspansi termal

• estetik (refleksi warna), karena memberikan sifat opaque

• mengurangi panas pada saat polimerisasi

• mengurangi shrinkage

• menambah kekuatan pelekatan pada email gigi

Terdiri dari :

• quartz

• colloidal silica

• glass atau ceramic yang mengandung logam

Coupling Agent

Coupling agent berperan sebagai pengikat antara Matriks resin dan filler. Fungsi

coupling agent :

• Meningkatkan sifat-sifat mekanis dan fisis dari resin.

• Mencegah air merembes masuk melalui bidang pemisah antara filler dengan

matriks resin.

Aktivator dan Inisiator

Aktivator à amino tertier

asam sulfonat

sinar UV

visible light (sinar tampak)

4

Page 8: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

Inisiator à benzoil peroksida

2.3 Klasifikasi

Berdasarkan proses curing:

– Self-curing

– Light-curing

– Dual-curing

Berdasarkan filler:

– Macrofiller composite

– Microfiller composite

– Hybrid filled composite resin

– Nano filled composite resin

2.4 Tahapan Polimerisasi

1. Induction

Dua proses mengontrol aktivasi induksi panggung dan mutasi.

2. Propagation

Tahap polimerisasi selama polimer rantai terus tumbuh supaya berat molekul tinggi.

5

Page 9: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

3. Chain Transfer

Dalam proses ini, radikal bebas yang aktif dari rantai yang bertambah ditransfer

ke molekul lain (misalnya, suatu monomer atau rantai polimer tidak aktif) dan

radikal bebas baru untuk pertumbuhan lebih lanjut dibuat.

4. Termination

Tahap polimerisasi selama polimer rantai berhenti tumbuh. Meskipun pemutusan

rantai didapat hasil dari pemindahan rantai, penambahan reaksi polimerisasi yang

paling sering diakhiri baik dengan kopling langsung dari kedua ujung rantai radikal

bebas atau dengan pertukaran atom hidrogen dari 1 rantai tumbuh yang lain.

6

Page 10: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

2.5 Sifat Fisis

Setting Time

Tergantung pada metode aktivasi:

– Two-paste chemically activated system (self-cured composite) à 3-6

menit mulai dari pengadukan

– One-paste light activated system (light-cured composite)

Bergantung pada : sumber sinar dan waktu eksposure

Light curing-times : 3-40 menit,

dengan intensitas sinar minimun : 400mW/cm²

Polymerization Shrinkage

Resin komposit mempunyai kelemahan yaitu adanya penyusutan pada saat

polimerisasi yang menyebabkan terbentuknya celah (gap) antara dinding kavitas dan

resin komposit yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran mikro.

Polymerization shrinkage pada komposit resin light activated dan chemically

activated tidak jauh berbeda. Disebabkan karena komposisi resin (polimer) lebih

banyak dari monomernya. Semakin tinggi persentase volume polimer, semakin tinggi

pula polymerization shrinkage. Polimerisasi pada komposit selalu diiringi dengan

7

Page 11: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

shrinkage sebesar 1% sampai 1,7%. Polymerization shrinkage dapat diminimalisir

dengan cara

• Memasukkan komposit resin dan mempolimerisasikannya lapis demi

lapis.

• Menakar dengan teliti, jangan sampai komposisi resin (polimer) lebih

banyak dari monomernya.

Thermal Properties

Perbedaan koefisien ekspansi thermal antara struktur gigi dan resin komposit

juga dapat mempengaruhi kerapatan tepi restorasi antara resin komposit dan dinding

kavitas. Koefisien ekspansi termal resin komposit 3 kali lebih besar dari struktur gigi

dan bervariasi tergantung dari persentase filler. Resin komposit dengan volume filler

menurun (microfil), maka memiliki koefisien ekspansi termal yang menurun juga..

Konduktivitas termal :

a) Composite fine particle : 25-30 x 10-4 ˚C/cm

b) Composite microfine particle : 12-15 x 10-4 ˚C/cm

Water Sorption

Kemampuan resin komposit dalam menyerap air tergantung pada matriks resin dan

komposisi filler. Sifat penyerapan air ini akan mempengaruhi sifat fisik dan sifat

mekanis resin komposit seperti hardness dan wear resistance. Polimerisasi yang kuat

menghasilkan stabilitas dan kualitas antara silane dan coupling agent dan

meminimalisasi lepasnya ikatan matriks dan filler sehingga menurunkan resiko

penyerapan air oleh resin komposit.

8

Page 12: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

Fine particle composite < Microfine particle composite

(0,3 – 0,6 mg/cm2) (1,2 – 2,2 mg/cm2)

Water sorption menunjukkan besar ekspansi yang dapat terjadi ketika komposit

terkena air.

Color and Color Stability

• Tujuan : estetika

• Komposit bersifat resisten terhadap perubahan warna yang diakibatkan

oksidasi, namun mudah sekali terkena noda (staining)

• Penyebab diskolorasi resin komposit terbagi atas dua faktor yaitu faktor

intrinsik dan faktor ekstrinsik.

• Faktor intrinsik: reaksi polimerisasi dan ukuran partikel filler

• Faktor ekstrinsik : minuman dan makanan, bahan kumur, rokok dan

tembakau dan proses oksidasi.

Solubility

Solubilitas komposit bervariasi dari 0,01 – 0,06 mg/cm2 . Polimerisasi yang inadekuat

akan meningkatkan solubilitas resin.

2.6 Sifat Mekanis

Strength and Modulus

• Flexural & Compressive moduli dari resin komposit jenis microfilled &

flowable 50% lebih rendah daripada resin komposit jenis hybrids&packable

9

Page 13: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

• Resin komposit memiliki Compressive modulus yang lebih kecil

dibandingkan amalgam (62 Gpa), dentin (19 Gpa) dan email (83 Gpa)

Knoop Hardness

Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin

komposit memiliki knoop hardness : 22-80 kg/mm2, lebih rendah dibandingkan

email (343 kg/mm2) dan amalgam (110 kg/mm2). Resin komposit dengan fine

particles memiliki knoop hrdness yang lebih besar dibandingkan resin komposit

dengan microfine particles.Bond strength dari resin komposit terhadap email yang

telah dietsa adalah 20-30 Mpa.

2.7 Sifat Klinis

Depth of Cure

Intensitas cahaya berkurang sewaktu sumber cahaya berpindah dari permukaan objek

dan ketika cahaya berjalan melalui media dispersi. Kedalaman penetrasi cahaya ke

dalam restorasi komposit tergantung pada panjang gelombang cahaya, radiasi, dan

hamburan yang terjadi di restorasi. Sejumlah faktor mempengaruhi derajat

polimerisasi kedalaman permukaan setelah light curing. Intensitas cahaya di

permukaan adalah faktor penting dalam completeness of cure di permukaan dan

dalam materi.

Radiopacity

Radiopacity tinggi. Lebih radiopak dibandingkan dentin dan lebih radiolusen

dibandingkan enamel

Water Rates

10

Page 14: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

Komposit terbaik yang dirancang untuk restorasi posterior masih lebih mudah aus

ketimbang email asli. Wear rates = 10-20 µm/tahun. Keausan komposit posterior >

0,1-0,2 mm dibanding email à 10 tahun. Kasus-kasus klinis yang akan ditambal

dengan komposit di posterior harus dilakukan dengan hati-hati. Secara klinis

hilangnya material disebabkan oleh keausan daerah kontak > abrasi oleh makanan.

Komposit: partikel kecil, konsentrasi tinggi, berikatan baik dengan matriks à paling

tahan terhadap keausan. Restorasi besar lebih aus daripada restorasi kecil. Juga

dengan restorasi yang terpapar tekanan yang lebih besar à lebih aus. Contoh: gigi

molar > gigi premolar.

Biocompatibility

Dapat membahayakan jika ada komponen yang dikeluarkan atau berdifusi dan

selanjutnya mencapai pulpa. Jika berpolimerisasi dengan tepat, dapat diterima oleh

jaringan. Dapat terjadi reaksi alergi à jarang sekali. Komposit yg tidak mengeras

pada dasar kavitas à penampung bahan yang tidak terlarutà peradangan pulpa

jangka panjang. Kebocoran tepi à pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme à

karies sekunder, reaksi pulpa atau keduanya.

2.8 Manipulasi Komposit

Proteksi Pulpa

• Lakukan beveling (pinggiran kavitas dilandaikan).

• Lakukan cleaning (gigi dibersihkan dengan bahan abrasif yang lembut).

11

Page 15: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

• Jika lubang yang dalam terbentuk setelah preparasi (beveling dan cleaning)

maka pulpa harus diproteksi dengan menggunakan calcium hydroxide cavity

liner, atau glass ionomer, hybrid ionomer, atau compomer base.

Etsa

• Agar terjadi ikatan antara komposit dengan gigi, maka dilakukan etsa dan

bonding.

• Etsa à pemberian asam ke enamel dan dentin selama 20 detik. Kemudian

buang asam dengan air, lalu biarkan permukaan gigi mengering dengan

mengalirkan udara.

Bonding

• Bonding dilakukan setelah pengetsaan.

• Bonding agents akan berpenetrasi melalui enamel yang telah di etsa ke

dentin, dan memudahkan terjadinya micromechanical retention pada restorasi

dan gigi.

Placement

12

Pada chemically activatedProporsi pasta dasar dan katalis yang

tepat dicampur dengan spatula plastik selama 30 detik.

Masukkan komposit selagi plastis agar lebih mudah beradaptasi dengan dinding kavitas. Dapat dimasukkan dengan menggunakan injeksi atau alat yang terbuat dari plastik.

Masuknya udara ke dalam komposit yang sedang dimasukkan dapat dicegah dengan memasukkan komposit dari satu sisi.

Pada light activatedLight activated langsung tersedia dalam

pasta yang sudah tercampur sehingga tidak perlu mixing.

Dimasukkan ke dalam kavitas secara langsung, kemudian berikan sinar untuk memulai polimerisasi. Komposit dapat mengeras dengan cepat, namun dengan kedalaman yang terbatas.

Untuk memastikan komposit berpolimerisasi dengan sempurna, gunakanlah intensitas cahaya yang tinggi, sehingga pencahayaan tidak perlu lebih dari 60 detik.

Page 16: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

2.9 Macam-Macam LCU

1. Lampu LED

• Menggunakan semi konduktor, elektronik, sumber cahaya

• Memancarkan radiasi hanya di bagian biru dari spektrum yang terlihat antara

440 dan 480 nm

• Tidak memerlukan filter.Membutuhkan watt-rendah LED

• Dapat batterypowered

• Tidak menghasilkan panas

2. Lampu QTH

• Lampu QTII memiliki lampu kuarsa dengan filamen tungsten memancarkan

UV dan cahaya putih yang harus disaring untuk menghilangkan panas

• Memancarkan semua panjang gelombang kecuali yang berada di kisaran

ungu-biru (~ 400 - 500 nm)

3. Lampu PAC

• Lampu PAC xenon menggunakan gas terionisasi untuk menghasilkan plasma.

• Tinggi intensitas cahaya putih disaring untuk menghilangkan panas dan untuk

memungkinkan cahaya biru (~ 400 - 500 nm), yang akan dirilis.

4. Lampu Laser Argon

• Lampu laser Argon memiliki intensitas tertinggi dan memancarkan panjang

gelombang tunggal.

13

Page 17: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

• Lampu memancarkan saat panjang gelombang 490 nm.

2.10 Finishing and Polishing

Finishing

Proses mengadaptasi bahan restorasi dengan gigi (menghilangkan overhang dan

membentuk permukaan oklusal)

Polishing

Menghilangkan ketidakteraturan permukaan untuk mendapatkan permukaan yang

halus

2.11 Bonding Agent

Sebuah lapisan tipis resin antara dentin AC dan matriks resin komposit.

Sebelum teknik total-etch diadopsi untuk enamel dan dentin, agen ikatan enamel

digunakan. Karena resin komposit berbasis lebih kental daripada resin akrilik terisi,

agen ikatan enamel dikembangkan untuk meningkatkan pembasahan dan adaptasi

dari resin pada permukaan enamel AC. Umumnya, komposisi bahan-bahan berasal

dari orang-orang dari matriks resin, yang diencerkan dengan monomer lainnya untuk

menurunkan viskositas dan meningkatkan pembasahan. Agen ini tidak memiliki

potensi untuk adhesi, tetapi mereka meningkatkan ikatan mekanis dengan

pembentukan optimal tag resin dalam enamel.

Enamel agen ikatan dibuat dengan menggabungkan dimethacrylates berbeda

seperti bis GMA dan TEGDMA untuk mengontrol viskositas karena email dapat

disimpan cukup kering, resin ini agak hidrofobik bekerja dengan baik selama mereka

dibatasi untuk enamel.

14

Page 18: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

2.12 Sifat-Sifat yang Lain

Bond Strength

• Bonding agents pada umumnya menghasilkan bond strength pada enamel dan

dentin superfisial manusia 15-35 Mpa.

• Bond strenghts menunjukkan untuk dentin dalam lebih rendah dari dentin

superfisial.

• Bermacam-macam masalah klinis dapat mengurangi bond strength

Fatique Strength

• Permukan bonded akan mengalami siklus kelelahan yang luas . Kombinasi

dari mekanik dan siklus stress thermal akan memproduksi sebanyak 1 juta

siklus pembebanan pada antarmuka per tahun .

• Sistem lelah gagal saat perekatan antarmuka dan menampilkan pengurangan

sebanyak 50% kekuatan ikatan

Biological Properties

Pelarut dan monomer di agen bonding biasanya mengiritasi kulit. Bonding agen

mungkin menghasilkan reaksi lokal dan sistemik di dokter gigi dan asisten gigi.

Sangat penting bahwa praktisi kedokteran gigi melindungi diri dari pemaparan yang

berulang.

15

Page 19: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

Perlindungan teknik meliputi :

- Mengenakan sarung tangan

- Segera menggantikan sarung tangan yang telah terkontaminasi

- Menjaga semua botol tertutup rapat

- Pembuangan bahan sedemikian rupa sehingga tidak bisa menguap ke udara

tempat kerja.

Clinical Properties

Keberhasilan agen lekat dievaluasi secara tidak langsung dengan memeriksa

kinerja dari pengembalian untuk:

(1) sensitivitas pasca operasi

(2) menodai antarmuka

(3) sekunder karies

(4) retensi atau fraktur dari penyisipan sampai 18 bulan.

16

Page 20: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Komposit adalah gabungan dari bahan-bahan/ material polimer yang

diperkuat dengan dispersi kaca, kristal, atau partikel pengisi resin. Gabungan

dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari

bahan itu sendiri.

2. Komposisi komposisit terdiri dari Resin matrix (binder), Insiator dan

akselelator, Pigmen, Coupling agent, Filler (bahan pengisi), dan lain-lain.

3. Klasifikasi Komposit ada yang berdasarkan proses curing (Self-curing, Light-

curing, Dual-curing) dan berdasarkan filler (Macrofiller composite dan

Microfiller composite, dan Nano filled composite resin).

4. Terdapat 4 tahapan polimerisasi, yaitu aktivasi, inisiasi, propagasi, dan

terminasi).

5. Sifat fisis komposit ada working dan setting time, polymerization shrinkage,

thermal properties, water sorption, solubility, dan color and color stability.

6. Sifat mekanis komposit ada Strength, Modulus, Hardness.

7. Sifat klinis komposit ada Depth of Cure, Radiopacity, Wear Rates,

Biocompatibility.

8. Manipulasi komposit ada 3 tahap, yaitu Pulpa Protection, Etching & Bonding,

Placement.

17

Page 21: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

9. Terdapat 4 macam LUC, yaitu lampu LED, lampu QTH, lampu PAC, dan

lampu laser argon.

10. Finishing adalah proses mengadaptasi bahan restorasi dengan gigi

(menghilangkan overhang dan membentuk permukaan oklusal), sedangkan

Polishing adalah menghilangkan ketidakteraturan permukaan untuk

mendapatkan permukaan yang halus

11. Bonding agent adalah Sebuah lapisan tipis resin antara dentin AC dan matriks

resin komposit.

12. Sifat-sifat dari bonding agent adalah Bond dan Fatique Strength.

18

Page 22: 160110130077 Fitria Rahmah Komposit

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2013. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10.

Jakarta : EGC.

Combe, E.C & Grant, A.A. 1992. Notes on Dental Materials, 6th ed. Edinburg :

Churchill Livingstone.

Craig, RG., er al.2004. Dental Materials Properties and Manipulation, 6 th ed. St

Louis : Mosby Company.

Craig, G.C & Powers, J.M. 2002. Restorative Dental Materials, 11th ed. St. Louis :

Mosby.

Ferracane, J.L. 2001. Materials in Dentistry Principles and Application. 2nd ed.

Philladelphia : Lippincot William and Wilkins.

19