pemerintah kabupaten · pdf filesumber pendapatan dan kekayaan desa dengan rahmat tuhan yang...

16
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 25 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : bahwa untuk kelancararan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 212 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005, dan Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu diatur Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sampang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang-Undang…..

Upload: doliem

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG

NOMOR : 25 TAHUN 2008

TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMPANG,

Menimbang : bahwa untuk kelancararan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan untuk

melaksanakan ketentuan Pasal 212 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2005, dan Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu diatur Sumber Pendapatan dan

Kekayaan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Sampang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

3. Undang-Undang…..

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4134);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

- 3 -

12. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

15. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun

2006;

16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis

dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang

Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Kekayaan Desa;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang

Pengawasan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG

dan

BUPATI SAMPANG

MEMUTUSKAN : .....

- 4 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Perangkat Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta Menteri.

2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

3. Daerah adalah Kabupaten Sampang.

4. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain

sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Sampang.

5. Kepala Daerah adalah Bupati Sampang.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang selanjutnya disebut DPRD adalah

Badan Legislatif Daerah Kabupaten Sampang.

7. Camat adalah Camat di Kabupaten Sampang.

8. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Daerah Kabupaten

Sampang.

9. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara

Republik Indonesia.

10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan

Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat .....

- 5 -

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem Pemerintah Negara Republik Indonesia.

11. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai

unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

13. Sumber Pendapatan Desa adalah segala Pendapatan Asli Desa, pendapatan yang berasal

dari bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta lain-lain

pendapatan yang sah dan tidak mengikat.

14. Kekayaan Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari Kekayaan Asli Desa, dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya

yang sah.

15. Swadaya Masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan

kesadaran dan inisiatif untuk mengadakan usaha kearah pemenuhan kebutuhan jangka

pendek maupun jangka panjang yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa.

16. Pengelolaan Sumber Pendapatan Kekayaan Desa yang selanjutnya disebut pengelolaan,

adalah pengelolaan sumber pendapatan Desa yang meliputi perencanaan, pengaturan,

pemeliharaan dan peningkatan yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan Desa.

17. Pengawasan sumber pendapatan dan kekayaan Desa yang selanjutnya disebut pengawasan,

adalah suatu upaya yang dapat dilakukan oleh BPD atau Kepala Daerah sebagai upaya

pemanfaatan yang sebesar-besarnya terhadap Sumber Pendapatan Desa.

18. Peraturan Desa adalah kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang ditetapkan

Kepala Desa setelah mendapat persetujuan dari BPD.

BAB II .....

- 6 -

BAB II

SUMBER PENDAPATAN DESA

Pasal 2

(1) Sumber Pendapatan Desa terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Desa terdiri dari :

1) hasil usaha Desa termasuk usaha ekonomi Desa dan lumbung Desa;

2) hasil kekayaan Desa;

3) hasil swadaya dan partisipasi;

4) hasil gotong royong; dan

5) lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

b. Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten, meliputi :

1) paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk Desa; dan

2) dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi Desa;

c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Kabupaten untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) yang pembagiannya

untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten

dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;

e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

(2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut didalam

Peraturan Bupati.

Pasal 3

Kekayaan Desa sebagaimana dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 2) terdiri dari :

a. tanah kas Desa;

b. pasar Desa;

c. tambatan perahu;

d. bangunan .....

- 7 -

d. bangunan Desa;

e. pelelangan ikan yang dikelola oleh Desa;

f. lain-lain kekayaan milik Pemerintah Desa.

Pasal 4

Pendapatan Desa yang bersumber dari kekayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

dapat berupa retribusi desa dan sewa.

Pasal 5

Dalam rangka upaya peningkatan pendayagunaan dan pemberdayaan potensi sumber

pendapatan Desa dapat dibentuk Badan Usaha Milik Desa dan melakukan usaha pinjaman

dengan persetujuan BPD.

Pasal 6

Dalam hal desa tidak memiliki Tanah Kas Desa, Pemerintah Daerah dapat mengusahakan

pengadaannya yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah.

Pasal 7

Pendapatan Desa yang diperoleh dari sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Pasal 8

(1) Sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari Desa baik berupa pajak maupun retribusi

yang sudah dipungut oleh Pemerintah Daerah tidak dibenarkan adanya pengutan

tambahan oleh Pemerintah Desa.

(2) Sumber .....

- 8 -

(2) Sumber Pendapatan Desa yang dikelola oleh Pemerintah Daerah harus dituangkan dalam

suatu perjanjian dan pembagian yang jelas secara proporsional.

Pasal 9

Sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikelola dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa.

BAB III

PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 10

(1) Sumber pendapatan dan kekayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan

pendapatan Desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa dan hasilnya harus dimanfaatkan

sepenuhnya untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa.

(2) Pemerintah Daerah wajib membantu pengembangan sumber Pendapatan Asli Desa sesuai

dengan kemampuan Pemerintah Daerah.

Pasal 11

(1) Tanah Kas Desa adalah merupakan sember pendapatan Desa, sedangkan proses

pengurusannya dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

(2) Desa yang sudah berubah status menjadi Kelurahan maka eks tanah kas Desanya menjadi

aset dan diurus Pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kelurahan

yang bersangkutan.

Pasal 12 .....

- 9 -

Pasal 12

Penggunaan hasil sumber-sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang bersangkutan dan

wajib dipertanggungjawabkan oleh Kepala Desa kepada BPD disampaikan selambat-lambatnya

3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran berjalan.

Pasal 13

(1) Tanah-tanah Desa yang berupa Tanah Kas Desa, bengkok, titisara pangonan, kuburan,

tanah negara, bangunan-bangunan Desa dan lain-lain yang sejenis yang dikuasai

Pemerintah Desa adalah merupakan kekayaan milik Pemerintah Desa dilarang untuk

dijual, dipindahtangankan atau dialihkan kepada pihak lain.

(2) Jika diperlukan pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana yang ditetapkan

dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006, maka larangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak berlaku dengan syarat ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(3) Pengesahan Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka

pelepasan hak kepemilikan tanah Desa dilakukan setelah mendapatkan/memperoleh :

a. ganti tanah/bangunan/termasuk kekayaan lain yang mempunyai nilai lebih dengan

yang dilepas dengan harga yang menguntungkan Desa dan memperhatikan harga pasar

dan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP);

b. pengganti ganti rugi berupa uang digunakan untuk membeli pengganti tanah lain yang

lebih baik dan berlokasi di Desa setempat/bangunan/barang lain yang mempunyai nilai

lebih;

c. ijin tertulis dari Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa

Timur.

(4) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diterbitkan setelah

mendapat persetujuan BPD dan mendapat ijin tertulis dari Bupati dan Gubernur Jawa

Timur.

- 10 -

Pasal 14

Prosedur dan tata cara proses/persyaratan yang berhubungan dengan Pasal 13 ayat (3) diatur

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 15

Pemerintah Desa berkewajiban menggali potensi, memelihara dan mempertahankan kekayaan

Desa/aset Desa dari kepemilikan.

Pasal 16

Kepala Daerah dan BPD melakukan pengawasan terhadap pengelolaan sumber pendapatan

Desa dalam upaya pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan Desa.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

Sumber Pendapatan Desa yang berupa Tanah Kas Desa yang selama ini merupakan Sumber

Penghasilan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, ditetapkan menjadi Sumber Pendapatan

Desa yang ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

BAB V .....

- 11 -

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya

akan diatur oleh Peraturan Bupati.

Pasal 19

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang mengatur mengenai

sumber-sumber pendapatan dan kekayaan Desa termasuk pengelolaan dan pengawasannya dan

ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sampang.

Ditetapkan di : Sampang

pada tanggal : 28 Nopember 2008

BUPATI SAMPANG,

NOER TJAHJA

Diundangkan di : .....

- 12 -

Diundangkan di : Sampang

pada tanggal : 2 M a r e t 2009

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG

drh. HERMANTO SUBAIDI, MSiPembina Utama Muda

NIP. 510 111 084

Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2009 Nomor : 25

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG

NOMOR : 25 TAHUN 2008

TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa untuk lebih meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa

secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan dan perimbangan

Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Nasional, maka perlu menetapkan Peraturan

Daerah tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL :

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2 ayat (1) huruf a

Cukup jelas.

huruf b

Dari bagi hasil pajak daerah Kabupaten paling sedikit 10% (sepuluh

per seratus) diberikan langsung kepada Desa.

Dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi Desa yang

dialokasikan secara proporsional.

huruf c

Yang dimaksud dengan ”bagian dari dana perimbangan keuangan

pusat dan daerah” adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan

sumberdaya alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurangi

belanja pegawai.

- 2 -

Dana dari Kabupaten diberikan langsung kepada Desa untuk dikelola

oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan 30% (tiga puluh per seratus)

digunakan untuk biaya operasional Pemerintah Desa dan BPD dan

70% (tujuh puluh per seratus) digunakan untuk kegiatan

pemberdayaan masyarakat.

huruf d

Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan

Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Bantuan dari Provinsi dan Kabupaten digunakan untuk percepatan

atau akselerasi pembangunan Desa.

huruf e

Yang dimaksud dengan ”sumbangan dari pihak ketiga” dapat

berbentuk hadiah, donasi, wajaf, dan/atau lain-lain sumbangan serta

pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak

penyumbang.

Yang dimaksud dengan ”wakaf” dalam ketentuan ini adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Semua pendapatan Desa yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Pasal 5

Segala upaya peningkatan pendayagunaan dan pemberdayaan potensi sumber

pendapatan Desa yang dikelola oleh lembaga/badan yang dibentuk Pemerintah Desa

dengan persetujuan BPD.

Pasal 6

Pengadaan tanah kas Desa/barang lainnya pengadaannya oleh Pemerintah Daerah

sesuai dengan kemampuan.

Pasal 7 …..

- 3 -

Pasal 7

Cukup jelas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 8 ayat (1)

Semua sumber pendapatan Desa yang dipungut oleh Pemerintah Daerah,

Desa tidak boleh melaksanakan pungutan tambahan.

ayat (2)

Sumber pendapatan di Desa dikelola oleh Pemerintah Daerah dituangkan

dalam perjanjian dan pembangian yang jelas dan proporsional.

Pasal 9

Pendapatan Desa seluruhnya dikelola dan dituangkan dalam APBDes.

Pasal 10 ayat (1)

Segala pendapatan Pemerintah Desa sepenuhnya dimanfaatkan untuk

kepentingan pemerintahan dan pembangunan Desa.

ayat (2)

Pemerintah Daerah wajib membantu pengembangan sumber-sumber

pendapatan Desa.

Pasal 11 ayat (1)

Penghasilan dari tanah kas Desa proses pengurusannya melalui APBDes dan

pengelolanya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan hasil

penawaran tertinggi berdasarkan hasil musyawarah Desa.

ayat (2)

Semua kekayaan Desa diserahkan dan menjadi aset Pemerintah Daerah

setelah Desa menjadi Kelurahan, untuk eks tanah kas Desa pengelolaannya

melalui APBD untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan Kelurahan yang bersangkutan.

Pasal 12

Hasil sumber pendapatan yang ditetapkan melalui APBDes wajib dipertanggung-

jawabkan oleh Kepala Desa kepada BPD disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga)

bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

Pasal 13 ayat (1)

Tanah kas Desa, bengkok, titisara, pangonan, kuburan, tanah Negara,

bangunan-bangunan Desa dan lain yang sejenis dikuasai oleh Pemerintah

Desa …..

- 4 -

Desa merupakan kekayaan Desa dilarang untuk dijual, dipindahtangankan

atau dialihkan kepada pihak lain.

ayat (2)

Jika diperlukan pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Presiden, maka larangan pada ayat (1) tidak

berlaku dengan syarat pelepasannya ditetapkan dengan Peraturan Desa.

ayat (3)

Keputusan Kepala Desa diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

setelah Desa memperoleh :

a. pengganti yang mempunyai nilai lebih;

b. sebelum memperoleh pengganti, uang disimpan dalam kas Desa/APBD.

c. cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Pemerintah Desa berkewajiban memelihara dan mempertahankan kepemilikannya

dan mensertifikatkan dan memasukkan ke buku kekayaan Desa.

Pasal 16

Pengawasan terhadap pengelolaan sumber pendapatan Desa oleh Kepala Daerah dan

BPD.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Pengelolaan maupun pelaksanaannya yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini

akan diatur dalam Surat, Keputusan maupun Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 19 sampai dengan Pasal 20

Cukup jelas.