pemerintah kabupaten · pdf filesumber pendapatan dan kekayaan desa dengan rahmat tuhan yang...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
NOMOR : 25 TAHUN 2008
TENTANG
SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAMPANG,
Menimbang : bahwa untuk kelancararan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 212 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005, dan Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor
72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu diatur Sumber Pendapatan dan
Kekayaan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sampang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
3. Undang-Undang…..
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4134);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
- 3 -
12. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
15. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun
2006;
16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis
dan Bentuk Produk Hukum Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Kekayaan Desa;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang
Pengawasan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG
dan
BUPATI SAMPANG
MEMUTUSKAN : .....
- 4 -
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG TENTANG
SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Perangkat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta Menteri.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
3. Daerah adalah Kabupaten Sampang.
4. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain
sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Sampang.
5. Kepala Daerah adalah Bupati Sampang.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang selanjutnya disebut DPRD adalah
Badan Legislatif Daerah Kabupaten Sampang.
7. Camat adalah Camat di Kabupaten Sampang.
8. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Daerah Kabupaten
Sampang.
9. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara
Republik Indonesia.
10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat .....
- 5 -
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintah Negara Republik Indonesia.
11. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai
unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
13. Sumber Pendapatan Desa adalah segala Pendapatan Asli Desa, pendapatan yang berasal
dari bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta lain-lain
pendapatan yang sah dan tidak mengikat.
14. Kekayaan Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari Kekayaan Asli Desa, dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya
yang sah.
15. Swadaya Masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan
kesadaran dan inisiatif untuk mengadakan usaha kearah pemenuhan kebutuhan jangka
pendek maupun jangka panjang yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
16. Pengelolaan Sumber Pendapatan Kekayaan Desa yang selanjutnya disebut pengelolaan,
adalah pengelolaan sumber pendapatan Desa yang meliputi perencanaan, pengaturan,
pemeliharaan dan peningkatan yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan Desa.
17. Pengawasan sumber pendapatan dan kekayaan Desa yang selanjutnya disebut pengawasan,
adalah suatu upaya yang dapat dilakukan oleh BPD atau Kepala Daerah sebagai upaya
pemanfaatan yang sebesar-besarnya terhadap Sumber Pendapatan Desa.
18. Peraturan Desa adalah kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang ditetapkan
Kepala Desa setelah mendapat persetujuan dari BPD.
BAB II .....
- 6 -
BAB II
SUMBER PENDAPATAN DESA
Pasal 2
(1) Sumber Pendapatan Desa terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Desa terdiri dari :
1) hasil usaha Desa termasuk usaha ekonomi Desa dan lumbung Desa;
2) hasil kekayaan Desa;
3) hasil swadaya dan partisipasi;
4) hasil gotong royong; dan
5) lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
b. Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten, meliputi :
1) paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk Desa; dan
2) dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi Desa;
c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) yang pembagiannya
untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten
dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;
e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
(2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut didalam
Peraturan Bupati.
Pasal 3
Kekayaan Desa sebagaimana dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 2) terdiri dari :
a. tanah kas Desa;
b. pasar Desa;
c. tambatan perahu;
d. bangunan .....
- 7 -
d. bangunan Desa;
e. pelelangan ikan yang dikelola oleh Desa;
f. lain-lain kekayaan milik Pemerintah Desa.
Pasal 4
Pendapatan Desa yang bersumber dari kekayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dapat berupa retribusi desa dan sewa.
Pasal 5
Dalam rangka upaya peningkatan pendayagunaan dan pemberdayaan potensi sumber
pendapatan Desa dapat dibentuk Badan Usaha Milik Desa dan melakukan usaha pinjaman
dengan persetujuan BPD.
Pasal 6
Dalam hal desa tidak memiliki Tanah Kas Desa, Pemerintah Daerah dapat mengusahakan
pengadaannya yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah.
Pasal 7
Pendapatan Desa yang diperoleh dari sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Pasal 8
(1) Sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari Desa baik berupa pajak maupun retribusi
yang sudah dipungut oleh Pemerintah Daerah tidak dibenarkan adanya pengutan
tambahan oleh Pemerintah Desa.
(2) Sumber .....
- 8 -
(2) Sumber Pendapatan Desa yang dikelola oleh Pemerintah Daerah harus dituangkan dalam
suatu perjanjian dan pembagian yang jelas secara proporsional.
Pasal 9
Sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikelola dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
BAB III
PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 10
(1) Sumber pendapatan dan kekayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan
pendapatan Desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa dan hasilnya harus dimanfaatkan
sepenuhnya untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa.
(2) Pemerintah Daerah wajib membantu pengembangan sumber Pendapatan Asli Desa sesuai
dengan kemampuan Pemerintah Daerah.
Pasal 11
(1) Tanah Kas Desa adalah merupakan sember pendapatan Desa, sedangkan proses
pengurusannya dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
(2) Desa yang sudah berubah status menjadi Kelurahan maka eks tanah kas Desanya menjadi
aset dan diurus Pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kelurahan
yang bersangkutan.
Pasal 12 .....
- 9 -
Pasal 12
Penggunaan hasil sumber-sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang bersangkutan dan
wajib dipertanggungjawabkan oleh Kepala Desa kepada BPD disampaikan selambat-lambatnya
3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran berjalan.
Pasal 13
(1) Tanah-tanah Desa yang berupa Tanah Kas Desa, bengkok, titisara pangonan, kuburan,
tanah negara, bangunan-bangunan Desa dan lain-lain yang sejenis yang dikuasai
Pemerintah Desa adalah merupakan kekayaan milik Pemerintah Desa dilarang untuk
dijual, dipindahtangankan atau dialihkan kepada pihak lain.
(2) Jika diperlukan pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana yang ditetapkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006, maka larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak berlaku dengan syarat ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(3) Pengesahan Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka
pelepasan hak kepemilikan tanah Desa dilakukan setelah mendapatkan/memperoleh :
a. ganti tanah/bangunan/termasuk kekayaan lain yang mempunyai nilai lebih dengan
yang dilepas dengan harga yang menguntungkan Desa dan memperhatikan harga pasar
dan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP);
b. pengganti ganti rugi berupa uang digunakan untuk membeli pengganti tanah lain yang
lebih baik dan berlokasi di Desa setempat/bangunan/barang lain yang mempunyai nilai
lebih;
c. ijin tertulis dari Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa
Timur.
(4) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diterbitkan setelah
mendapat persetujuan BPD dan mendapat ijin tertulis dari Bupati dan Gubernur Jawa
Timur.
- 10 -
Pasal 14
Prosedur dan tata cara proses/persyaratan yang berhubungan dengan Pasal 13 ayat (3) diatur
dengan Peraturan Bupati.
Pasal 15
Pemerintah Desa berkewajiban menggali potensi, memelihara dan mempertahankan kekayaan
Desa/aset Desa dari kepemilikan.
Pasal 16
Kepala Daerah dan BPD melakukan pengawasan terhadap pengelolaan sumber pendapatan
Desa dalam upaya pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan Desa.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Sumber Pendapatan Desa yang berupa Tanah Kas Desa yang selama ini merupakan Sumber
Penghasilan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, ditetapkan menjadi Sumber Pendapatan
Desa yang ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
BAB V .....
- 11 -
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur oleh Peraturan Bupati.
Pasal 19
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang mengatur mengenai
sumber-sumber pendapatan dan kekayaan Desa termasuk pengelolaan dan pengawasannya dan
ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 20
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sampang.
Ditetapkan di : Sampang
pada tanggal : 28 Nopember 2008
BUPATI SAMPANG,
NOER TJAHJA
Diundangkan di : .....
- 12 -
Diundangkan di : Sampang
pada tanggal : 2 M a r e t 2009
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG
drh. HERMANTO SUBAIDI, MSiPembina Utama Muda
NIP. 510 111 084
Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2009 Nomor : 25
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
NOMOR : 25 TAHUN 2008
TENTANG
SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA
I. PENJELASAN UMUM
Bahwa untuk lebih meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan dan perimbangan
Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Nasional, maka perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL :
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2 ayat (1) huruf a
Cukup jelas.
huruf b
Dari bagi hasil pajak daerah Kabupaten paling sedikit 10% (sepuluh
per seratus) diberikan langsung kepada Desa.
Dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi Desa yang
dialokasikan secara proporsional.
huruf c
Yang dimaksud dengan ”bagian dari dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah” adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan
sumberdaya alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurangi
belanja pegawai.
- 2 -
Dana dari Kabupaten diberikan langsung kepada Desa untuk dikelola
oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan 30% (tiga puluh per seratus)
digunakan untuk biaya operasional Pemerintah Desa dan BPD dan
70% (tujuh puluh per seratus) digunakan untuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
huruf d
Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan
Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Bantuan dari Provinsi dan Kabupaten digunakan untuk percepatan
atau akselerasi pembangunan Desa.
huruf e
Yang dimaksud dengan ”sumbangan dari pihak ketiga” dapat
berbentuk hadiah, donasi, wajaf, dan/atau lain-lain sumbangan serta
pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak
penyumbang.
Yang dimaksud dengan ”wakaf” dalam ketentuan ini adalah
perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Semua pendapatan Desa yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Pasal 5
Segala upaya peningkatan pendayagunaan dan pemberdayaan potensi sumber
pendapatan Desa yang dikelola oleh lembaga/badan yang dibentuk Pemerintah Desa
dengan persetujuan BPD.
Pasal 6
Pengadaan tanah kas Desa/barang lainnya pengadaannya oleh Pemerintah Daerah
sesuai dengan kemampuan.
Pasal 7 …..
- 3 -
Pasal 7
Cukup jelas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 8 ayat (1)
Semua sumber pendapatan Desa yang dipungut oleh Pemerintah Daerah,
Desa tidak boleh melaksanakan pungutan tambahan.
ayat (2)
Sumber pendapatan di Desa dikelola oleh Pemerintah Daerah dituangkan
dalam perjanjian dan pembangian yang jelas dan proporsional.
Pasal 9
Pendapatan Desa seluruhnya dikelola dan dituangkan dalam APBDes.
Pasal 10 ayat (1)
Segala pendapatan Pemerintah Desa sepenuhnya dimanfaatkan untuk
kepentingan pemerintahan dan pembangunan Desa.
ayat (2)
Pemerintah Daerah wajib membantu pengembangan sumber-sumber
pendapatan Desa.
Pasal 11 ayat (1)
Penghasilan dari tanah kas Desa proses pengurusannya melalui APBDes dan
pengelolanya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan hasil
penawaran tertinggi berdasarkan hasil musyawarah Desa.
ayat (2)
Semua kekayaan Desa diserahkan dan menjadi aset Pemerintah Daerah
setelah Desa menjadi Kelurahan, untuk eks tanah kas Desa pengelolaannya
melalui APBD untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan Kelurahan yang bersangkutan.
Pasal 12
Hasil sumber pendapatan yang ditetapkan melalui APBDes wajib dipertanggung-
jawabkan oleh Kepala Desa kepada BPD disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
Pasal 13 ayat (1)
Tanah kas Desa, bengkok, titisara, pangonan, kuburan, tanah Negara,
bangunan-bangunan Desa dan lain yang sejenis dikuasai oleh Pemerintah
Desa …..
- 4 -
Desa merupakan kekayaan Desa dilarang untuk dijual, dipindahtangankan
atau dialihkan kepada pihak lain.
ayat (2)
Jika diperlukan pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Presiden, maka larangan pada ayat (1) tidak
berlaku dengan syarat pelepasannya ditetapkan dengan Peraturan Desa.
ayat (3)
Keputusan Kepala Desa diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
setelah Desa memperoleh :
a. pengganti yang mempunyai nilai lebih;
b. sebelum memperoleh pengganti, uang disimpan dalam kas Desa/APBD.
c. cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Pemerintah Desa berkewajiban memelihara dan mempertahankan kepemilikannya
dan mensertifikatkan dan memasukkan ke buku kekayaan Desa.
Pasal 16
Pengawasan terhadap pengelolaan sumber pendapatan Desa oleh Kepala Daerah dan
BPD.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Pengelolaan maupun pelaksanaannya yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini
akan diatur dalam Surat, Keputusan maupun Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 19 sampai dengan Pasal 20
Cukup jelas.