peran badan usaha milik desa (bumdes) desa ...eprints.walisongo.ac.id/10858/1/1401046043.pdfx...
TRANSCRIPT
i
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA
KAJEN KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG
EKONOMI DAN LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebgian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Jurusan Penggembangan Masyarakat Islam
Oleh:
Ni’mah Baroroh
1401046043
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITASISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirohim
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan
penyayang yang senantiasa telah menganugerahkan rahmat serta
hudayah-Nya kepda penulis dalam rangka menyelesaikan karya
skripsi dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dalam
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi dan Lingkungan”,
karya skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana sosial (S.Sos) bidang jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo. Sholawat dan
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad S.A.W. nabi akhir
zaman yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Tidak akan berarti tanpa batuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang taka terhingga dan penghargaan yang setinggi tingginya
kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin., Rektor UIN Walisongo Semarang
2. Dr. H. Awwaludin Pimay, Lc., M. Ag., Dekan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
3. Suprihatiningsih, S. Ag., M. Si dan Agus Riyadi, S. Sos.I., M.S.I
Ketua Jurusan dan Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam yang telah memberikan izin penelitian.
vi
4. Abdul Ghoni, M. Ag dan Drs. Kasmuri, M. Ag sebagai
pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya memberikan arahan, bimbingan serta doa sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Dosen dan staf yang telah memberikan bimbingan dan wawasan
selama pendidikan di lingkungan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
6. Bapak Kepala Desa Kajen Zubaedi, beserta jajarannya yang
telah memberikan izin kepada peneliti.
7. Bapak Hasyim selaku Pengawas BUMDES desa Kajen, beserta
jajarannya yang telah memberikan izin kepada peneliti dan
meluangkan waktu kepada peneliti dalam rangka penggalian
data.
8. Kedua orang tua serta kakak-kakak saya ang senantiasa
memberikan penulis cinta, kasih saying, dorongan, dukungan,
semangat, nasehat, serta do’a yang selalu dipanjatkan setiap saat
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi strata I di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
9. Keluarga besar PMI 2014 yang telah memberikan sebuah
pengalaman baru, kawan baru, cerita baru, serta kenangan ang
tidak terlupakan.
10. Kenangan seperjuangan (Mufli, Uswatun, Ifah, Iftiatus, Mbak
Karim, Mbak Umi) dan masih banyak tidak dapat disebutkan
satu persatu yang selama ini senantiasa yang membantu penulis
vii
dalam proses penulisan dan penelitian hingga dapat berjalan
dengan lancar. Terima kasih untuk dukungan dan bantuannya
selama ini.
11. Rekan-rekan serta semua pihak terkait yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi
ini tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik.
Meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menghasilkan suatu karya yang baik, namun penulis menyadari
bahwa sepenuhnya masih banyak kekurangan bahkan jauh dari
sempurna baik dari segi bahasa, isi maupun analisis. Dan dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik serta sara guna
menyempurnakan penyusunan skripsi ini. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi semua.
Semarang, 26 Juni2019
Ni’mah Baroroh
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati karya sederhana ini kupersembahkan
kepada keluarga dan teman-teman yang mendukung, memotivasi, dan
mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini.
Keluarga saya
Bapak Abd. Basit
Ibu Sulastri
Kakak Saiful Hadi (Almr)
Kakak Ahmad Abror
Kakak Ajib Jawwad
Teman-teman saya yang telah mendukung, memotivasi, dan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
MOTTO
لا يغير ما بقىم حتى يغيروا ما بأ نفسهم إ ن الل
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga
mereka mengubah diri mereka sendiri ”
(QS. Ar-Ra’d [13] : 11)
x
ABSTRAK
Ni’mah Baroroh (1401046043) : Peran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
dalam Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi dan
Lingkungan.
Pemerintah Desa Kajen membentuk BUMDES desa Kajen
sebagai lembaga pemberdaya ekonomi lokal dengan potensi yang
dimiliki desa Kajen. Potensi yang dimiliki desa Kajen dengan jumlah
penduduk yang padat sehingga volume sampah menjadi masalah
sosial dan linkungan, maka sampah yang jadi masalah kini dijadikan
sebagai potensi yang dapat diberdayakan oleh BUMDES desa Kajen.
Karena di desa Kajen setiap ada hujan deras dilanda banjir
penyebabnya tersumbatnya aliran sungai dari sampah yang dibuang
sembarangan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui peran
BUMDES desa Kajen dalam memperdayakan masyarakat di bidang
ekonomi dan lingkungan melalui pengelolaan sampah. Serta untuk
megetahui tahapan-tahapan pemberdayaan maupun proses
pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi dan lingkungan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini: Bagaimana Peran
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Kajen Kecamtan
Margoyoso Kabupaten Pati dalam Pemberdayaan Masyarakat di
Bidang Ekonomi dan Lingkungan. Untuk mendapatkan jawaban di
atas, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, karena
penelitian ini mengambarkan kondisi, situasi, fonemena realita sosial
yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Dengan
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang dilakukan bahwa wujud peran
BUMDES desa Kajen dalam pengelolaan sampah adalah menambah
pendapatan masyarakat dengan ada kegiatan pengelolaan sampah dari
BUMDES desa Kajen masyarakat dapat diperdayakan dengan
bertambahnya penghasilan dan juga membuka lapangan pekerjaan
xi
bagi masyarakat walaupun tidak bisa dijadikan penghasilan utama.
Juga peran BUMDES desa Kajen dalam menyadarkan kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan. Dengan adanya program kegiatan
tersebut mampu mengubah pola pikir masyarakat dan menghilangkan
kebuadayaan negatif masyarakat yang membuang sampah
sembarangan dan membakar sampah menjadikan desa Kajen terjaga
kebersihanya.
Kata Kunci: Peran, BUMDES, Pemberdayaan Ekonomi dan
Lingkungan, Sampah
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................ i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................. v
PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
MOTTO .................................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR ................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan masalah .......................................................... 10
C. Tujuan ........................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ........................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................... 16
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................... 16
2. Definisi Konseptual .......................................... 17
3. Data dan Sumber Data ...................................... 25
4. Teknik Pengumpulan Data ............................... 26
xiii
5. Teknik Uji Keabsahan Data .............................. 28
6. Teknik Analisis Data ........................................ 29
F. Sistematika penulisan Skripsi ........................................ 31
BAB II PERAN DAN PEMBERDAYA MASYARAKAT
A. Peran
1. Pengertian Peran .................................................... 33
2. Peran Pemberdaya Masyarakat .............................. 36
a. Peran Sebagai Fasilitator .......................... 36
b. Peran Sebagai Pendidik ............................ 37
c. Peran Representasi ................................... 37
B. Pemberdayan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ............ 43
2. Aspek Pemberdayaan Masyarakat ................... 47
3. Unsur Pemberdaan Masyarakat ....................... 48
4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat .................. 48
5. Indikator Keberdayaan Masyarakat ................. 50
6. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ............... 53
7. Strategi Pemberdayaan Masyarkat ................... 53
C. Pemberdayaan Ekonomi
Pengertian Pemberdayaan Ekonomi ................ 56
D. Pemberdayaan Lingkungan
1. Pengertian Pemberdayaan Lingkungan ............ 64
2. Model Pemberdayaan Lingkungan .................. 68
E. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) .......................... 70
xiv
1. Pengertian Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) ...................................................... 70
2. Landasan Hukum Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) ...................................................... 71
3. Tujuan Pendirian Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) ...................................................... 72
4. Pendirian Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) ...................................................... 73
5. Pengurus dan Pengelola Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) ............................................. 75
6. Keuangan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) ...................................................... 77
7. Jenis Usaha Badan Milik Desa (BUMDES) ..... 81
BAB III PERAN BUMDES DESA KAJEN KECAMATAN
MARGOYOSO KABUPATEN PATI DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARKAT DALAM
BIDANG EKONOMI DAN LINGKUNGAN
A. Kondisi Desa Kajen
1. Kondisi Umum ..................................................... 84
2. Kondisi Geografis ................................................. 85
3. Kondisi Demografis ............................................. 86
4. Keadaan Sosial Ekonomi ..................................... 89
5. Keadaan Lingkungan Desa .................................. 93
xv
B. Profil BUMDES Desa Kajen
1. Sejarah BUMDES desa Kajen ............................. 55
2. Konsep BUMDES desa Kajen ............................. 100
3. Badan Pembentuk BUMDES desa Kajen ............ 102
4. Struktur Organisasi BUMDES desa Kajen .......... 103
5. Unit Usaha BUMDES desa Kajen ....................... 106
6. Operasional Peran BUMDES desa Kajen ............ 109
7. Proses Pemberdayaan BUMDES desa Kajen ....... 111
8. Sasaran Pemberdayaan BUMDES desa Kajen ..... 113
9. Peran BUMDES desa Kajen ................................. 114
10. Peran BUMDES desa Kajen dalam
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Ekonomi dan
Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah ........... 115
11. Hasil Peran Pemberdayaan Masyarakat
BUMDES Melalui Pengelolaan Sampah Di Desa
Kajen ................................................................... 136
12. Korelasi Peran Badan Usaha Milik Desa Dengan
Dakwah Islam ....................................................... 139
BAB IV ANALISIS PERAN BUMDES DESA KAJEN
KECAMATAN MARGOYOS KABUPATEN
PATI DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT BIDANG EKONOMI DAN
LINGKUNGAN
xvi
A. Analisis Peran BUMDES desa Kajen Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati dalam Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Ekonomi dan Lingkungan .......... 143
B. Analisis bentuk peran BUMDES desa Kajen
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dalam
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Ekonomi dan
lingkungan ................................................................. 154
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 160
B. Saran-Saran .............................................................. 162
C. Penutup ..................................................................... 144
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jarak Orbitasi Desa Kajen
Tabel 3.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tabel 3.3 Penduduk Menurut Usia
Tabel 3.4 Penduduk Menurut Pendidikan
Tabel 3.5 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 3.6 Rincian Pemangunan Dana Desa Tahun 2018
Tabel 3.7 Anggota Hadir Dalam Rapat Badan Musyawarah Desa
Kajen Pembentukan BUMDES desa Kajen
Tabel 3.8 Fungsi Struktur Organisasi BUMDES
Tabel 3.9 Sasaran Kelompok Pemberdayaan Masyarakat BUMDES
Desa Kajen
Tabel 3.10 Harga Sampah di Bank Sampah Resik Apik
Tabel 3.11 Contoh Pendapatan Nasabah Bank Sampah Resik Apik
BUMDES Desa Kajen
Tabel 3.12 Daftar Nasabah Yang Ikut Bank Sampah Resik Apik
BUMDES Desa Kajen
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Desa Kajen
Gambar 3.2 Srtuktur Kepengurusan BUMDES desa Kajen
Gambar 3.3 Devisi Bank Sampah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan dakwah merupakan suatu upaya untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat dalam seluruh aspek
kehidupan baik lahir maupun batin. Dakwah yang dilakukan
dalam berbagai pola dan bentuk yang bervariasi, semuanya
bermuara pada orientasi keselamatan dan kebahagian umat
manusia. Salah satu terminologi yang dikenal dalam kegiatan
dakwah adalah dakwah bil hal, dakwah dalam bentuk ini
berupa kegiatan aksi-aksi nyata keislaman yang mendukung
tegaknya dan terealisasinya nilai-nilai ajaran Islam. Dakwah
bil hal dalam implementasinya dapat dilaksanakan melalui
kegiatan pemberdayaan masyarakat, yaitu dakwah dengan
upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya uuntuk mengembangkannya dengan
dilandasi proses kemandirian. Dakwah bentuk ini kemudian
dikenal dengan tamkin, yaitu bentuk dakwah bil hal dengan
melakukan transformasi nilai-nilai keislaman melalui
2
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi
sumber daya manusia, ekonomi, dan lingkungan1.
Pembangunan pedesaan mempunyai peranan penting
dalam konteks pembangunan nasional karena mencakup
bagian terbesar wilayah nasional. Sekitar 70% penduduk
Indonesia bertempat tinggal daerah pedesaan. Oleh karena itu
pembangunan masyarakat pedesaan harus terus ditingkatkan
melalui pengembangan kemampuan sumberdaya manusia
yang ada di pedesaan sehingga kreativitas dan aktivitasnya
dapat semakin berkembang serta kesadaran lingkungan
semakin tinggi. Pembangunan daerah pedesaan diarahkan
dalam 3 hal yaitu: (1) untuk pembangunan desa yang
bersangkutan dengan memanfaatkan sumberdaya
pembangunan yang dimiliki (SDA dan SDM), (2) untuk
meningkatkan keterkaitan pembangunan antar sektor
(perdagangan, pertanian dan industri) antar desa, antar
pedesaan dan perkotaan, dan (3) untuk memperkuat
pembangunan nasional secara menyeluruh2.
1 Aliyudin, “Dakwah Biil Hal Melalui Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat”, dalam Jurnal Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah, Vol. 15, No. 2,
Desember, 2016.
2Rahardjo Adisasmita, Pembengunan Pedesaan (Pepndekatan
Partisipasi, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan),
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hal: 63
3
Paradigma pemberdayaan masyarakat yang mengemuka
sebagai isu sentral pembangunan merupakan reaksi atas
kenyataan munculnya kesenjangan yang belum tuntas
terpecahkan terutama antara masyarakat di pedesaan, kawasan
terpencil, dan terbelakang. Padahal pertumbuhan ekonomi
secara nasional terus mengalami peningkatan. Pemberdayaan
pada dasarnya menepatkan masyarakat sebagai pusat
perhatian dan sekaligus sebagai pelaku utama pembangunan
atau dikenal dengan konsep people-centered development3.
Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahtreaan masyarakat
dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat desa4.
Selain pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi,
masyarakat juga perlu adanya pemberdayaan masyarakat di
bidang lingkungan. Pemberdayaan lingkungan pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar
3Alfitri, Community Development Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011) hal: 29.
4 Sumyati. 2017. “Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa” dalam http://kedesa.id/id_ID/repository/undang-undang-nomor-6-
tahun-2014-desa/, diakses pada 7 Mei 2018.
4
mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi
seluruh warga masyarakat. Potensi masyarakat untuk
mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah
meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada
masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi
keswadayaan masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat
pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan
sosial, dan kepedulian masyarakat luas dalam memecahkan
masalah kemasyarakatan termasuk didalamnya masalah
lingkungan, seperti lingkungan tempat tinggal mereka, apakah
itu di kawasan hutan, bantaran sungai, kawasan konservasi,
dan lain sebagainya5.
Pemberdayaan masyarakat masih belum optimal, oleh
karena itu perlu ditingkatkan aktualisasinya. Pemberdayaan
masyarakat disalurkan melalui kelembagaan ekonomi dan
sosial yang telah dibentuk di dalam masyarakat. Kelompok-
kelompok dalam masyarakat meliputi kelompok petani,
pedagang, pengerajin, wanita, pemuda, gugru, ulama, aparat
desa, dan lainnya. Masing-masing kelompok memiliki
kepentingan sendiri-sendiri, mungkin saja antara satu yang
5
M. Muhammad Effendi, “Pemberdayaan Lingkungan (Studi
Tentang Peran Perempuan Dalam Daur Ulang Sampah di Kelurahan
Jambangan Kec. Jambangan Surabaya)”‟, dalam skripsi jurusan
Pengembangan Masyarakat islam IAIN Surabaya 2009.
5
satu berbeda dengan yang lainnya. Dengan melakukan
sosialisasi kepada kelompok-kelompok tersebut diharapkan
mereka memperoleh wawasan yang sama sehingga
kesenjangan ataupun perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara mereka dapat dikurangi, dengan demikian
pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat
dilakukan dengan lebih mudah6.
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 bahwa desa
disarankan untuk memiliki suatu badan usaha yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan
pokok dan tersedianya sumber daya desa yang belum
dimanfaatkan, dan tersedianya sumber daya manusia yang
mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak
perekonomian masyarakat. Dalam era otonomi juga perlu
diperlakukan kebijakan yang memberikan akses dan
memberikan kesempatan kepada desa untuk dapat menggali
potensi baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia
yang berada dalam wilayah desa tersebut yang nantinya
digunakan sebagai sumber pendapatan desa7. Walaupun desa
telah memiliki Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasal dari
6
Rahardjo Adisasmita, Op, Cit,. Pembengunan Pedesaan
(Pepndekatan Partisipasi, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat
Pertumbuhan), hal:12
7 Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic Economics, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009) hal: 115
6
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten, namun diperlukan juga suatu badan yang
mengurus kekayaan asli desa demi terjadinya keseimbangan
dana pembangunan. Untuk itu perlu suatu lembaga yang dapat
mengelola potensi desa dengan maksimal maka didirikan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang seluruh modalnya
berasal dari kekayaan desa seperti industri berbasis
masyarakat, pertanian, pertambangan, perkebunan,
perdagangan, pariwisata, dan lain-lain8.
Pendirian BUMDES adalah merupakan perwujudan dari
pengelolan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara
kooperatif, partisipatif, emansifatif, transparasi, akuntabel,
sustainbel. Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 bahwa
BUMDES dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan
potensi desa di tempat. Yang dimaksud dengan kebutuhan dan
potensi desa sebagai berikut:
1. Kebutuhan masyarakat terutama dalam memenuhi
kebutuhan pokok
2. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan
secara optimal.
8 Ibid.
7
3. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu
mengelola badan usaha sebagai aset penggerak
perekonomian masyarakat.
4. Adanya unit-unit yang merupakan kegiatan ekonomi
warga masyarakat9 .
Pemberdayaan BUMDES yaitu lembaga pemberdaya
masyarkat yang ada di desa penyelenggraan diatur oleh
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa ini
disarankan mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang
mendorong desa untuk melakukan pembangunan. Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) lembaga usaha desa yng
dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam
memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan
kebutuhan dan pontensi yang ada di desa untuk kesejahteraan
masyarakat dan menambah kas desa .
Untuk sementara Pemberdayaan yang dilakukan oleh
pondok pesantren memiliki peran yang dapat membantu
pemerintah dalam menyebarluaskan inovasi pembangunan
kepada masyarakat dan sebagai wadah pemberdaya
masyarakat. Seperti yang dilakukan pondok pesantren
9Yuli Widyastuti, “Peran Badan Usaha Milik Desa Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pujokerto Kecamatan Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Lampung: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, 2017, hml. 6-7
8
Maslakul Huda Kajen Pati dalam aksi pemberdayaan
masyarakat. Lewat aksi pemberdayaan masyarakat maka
pesantren telah menerjemahkan nilai-nilai agama dalam
rangka membantu memecahkan berbagai permasalahan hidup
dan kehidupan masyarakat.
Desa kajen merupakan desa yang terletak utara kota
Pati di kenal dengan sebutan kampung santri. Dengan
penduduk yang padat, selain penduduk yang tinggal di desa
tersebut ada juga ribuan pelajar dan santri dari pesantren yang
tersebar di seluruh sudut desa. Dengan ribuan orang yang
bermukim di desa tersebut, maka permasalahan yang dihadapi
oleh desa kajen yaitu permasalahan sampah.
Berawal dari keresahan karena setiap kali hujan deras desa
Kajen sering dilanda banjir penyebab banjir tersebut adalah
tersumbatnya aliran air atau sungai dari sampah yang dibaung
sembarangan oleh warga dikarenakan di desa kajen tidak ada
TPA. Kemudian keresahan yang dirasakan oleh pemuda
Karang Taruna dan mereka membentuk komunitas pemuda
pecinta lingkungan yang bernama Resik Apik. Dan membuat
program jasa angkut sampah yang awalnya kegiatan sosial
hanya membantu warga membuangkan sampah ke tempat
pembuangan sampah akhir daripada dibuang sembarangan.
Selang beberapa bulan kegiatan tersebut mulai dilihat oleh
9
pemerintah desa untuk diajak kerja sama bersama dengan
BUMDES.
Terbetuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) desa
Kajen pada tahun 2016 bulan juli melalui musyawarah desa
dan berkerja sama denga komunitas pemuda pecinta
lingkungan (Resik Apik). Badan Usaha Milik Desa Kajen
menjalankan beberapa jenis unit usaha untuk menambah kas
desa atau pendapatan usaha yaitu: Jasa Angkut Sampah,
Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle
(TPS3R), Bank Sampah. Kegiatan yang dilakukan oleh
BUMDes Desa Kajen adalah mensosialisasikan optimalisasi
pengelolaan sampah kepada ibu-ibu PKK Desa Kajen.
Menjalankan bank sampah setiap RT dan bank sampah di
lembaga-lembaga pendidikan di Desa dan sekitar Desa Kajen,
di pondok-pondok pesantren dan menjalankan jasa angkut
sampah juga. Hasil dari menabung sampah di bank sampah
BUMDes Desa Kajen di setiap RT dimasukan ke kas rt dan
iuran pembuatan BPJS kelompok yang diadakan oleh
BUMDES Desa Kajen.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Desa Kajen
dalam pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi dan
lingkungan, serta untuk megetahui tahapan-tahapan
pemberdayaan maupun proses pemberdayaan masyarakat
10
dalam bidang ekonomi dan lingkungan, serta permasalahan
yang dihadapi BUMDES dalam memperdayaakan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pemecahanya
adalah:
Bagaimana Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Desa Kajen Kecamtan Margoyoso Kabupaten Pati dalam
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi dan
Lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan peneltian yang ingin dicapai penelitian ini
adalah:
Untuk mengetahui Peran Badan Usaha Milik Des
(BUMDES) Desa Kajen Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati dalam Pemberdayaan Masyarakat di
Bidang Ekonomi dan Lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan teori pemberdayaan masyarakat, dan
memberikan wawasan pemikiran khususnya bagi
pengembangan ilmu pemberdayaan atau pengembangan
masyarakat tentang konsep Peran Badan Usaha Milik
11
Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi dan Lingkungan
desa Kajen.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini bisa dijadikan pelajaran
bagi pembaca melalui peran badan usaha milik desa
(BUMDES) dalam pemberdayaan masyarakat dalam
bidang ekonomi dan lingkungan, dapat memberikan
sumbangsih pemikiran bagi masyarakat dan pengurus
Badan Usaha Milik Desa dan masyarakat setempat
tentang peran BUMDES dalam pemberdayaan masyarakat
ekonomi dan lingkungan di desa Kajen Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tema penelitian, latar belakang dan rumusan
masalah di atas maka tinjauan pustaka yang diambil penulis
dari beberapa hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan
penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
Pertama, Skripsi yang disusun oleh Yuli Widyastuti
(2017) dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pujokerto
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Perspektif
Ekonomi Islam” metode penelitian yang digunakan kualitatif
deskriptif. Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa
12
BUMDES Sejahtera berdiri sejak tahun 2013 sebagian unit
usaha belum ada perubahan dalam membantu
mensejahterakan masyarakat Pujokerto. Peran BUMDES
Sejahtera di desa Pujokerto yang berdiri sejak tahun 2013
belum dapat memaksimalkan perannya dalam meningkatkan
kesejahteran masyarakat, seperti kesejahteraan yang belum
merata bagi sebagian masyarakat masih adanya ketimpangan
kesejahteraan antara masyarakat di desa Pujokerto, hal itu
dikarenakan masih banyaknya kendala dan kurang
maksimalnya kinerja serta manajemen BUMDES Sejahtera itu
sendiri10
.
Kedua, Jurnal yang disusun oleh Ade Eka Kurniawan
(2016), dengan judul “Peranan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa
Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun
2015)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam meningkatkan
pendapatan asli desa. Khususnya masyarakat Desa Lanjut
Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga. Metode
penelitian kualitatif yang berdasarkan proses pengambilan
10
Yuli Widyastuti, “Peran Badan Usaha Milik Desa Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pujokerto Kecamatan Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah Perspektif Ekonomi Islam”, dalam Skripsi jurusan
Ekonomi Syariah UIN Raden Intan Lampung 2017.
13
data bersifat sampling purpose.informan penelitiannya
berjumlah 10 orang. Dalam menganalisis data penelitian
menggunakan dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam
peningkatan pendapatan asli desa sebagai Fasilitator,
Mediator, Motivator, Dinamisator mengalami peningkatan.
Peranan BUMDES Desa Lanjut sudah melakukan tugas sesaui
dengan acuan BUMDES tersebut, tetapi tidak sesuai dengan
yang diinginkan hanya meningkat Rp 3.940.000 saja.11
Ketiga, Skripsi yang disusun oleh Singgih Tri Atmojo
(2015) dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi
Kasus Pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Desa
Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Bayuwangi)”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif.
Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive
sampling untuk informan pokok metode showball sampling
untuk informan tambahan. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, dengan menguji
11
Ade Eka Kurniawan, “Peranan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut
Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2015)”, dalam skripsi
jurusan Ilmu Pemerintahan, Universitas Raja Ali Haji Tanjungpinang 2016.
14
keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trigulasi
sumber data. Hasil penelitian, peranan-peranan pemberdayaan
ditunjukan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya
masyarakat menengah bawah yang memerlukan bantuan
modal usaha agar bisa memiliki usaha sendiri dengan begitu
mereka bisa meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
hidupnya. Peran pengurus BUMDES Al Madina memberikan
pemberdayaan kepada seluruh anggotanya mulia dengan
tahapan persiapan, tahapan assesment (penilaian), tahapan
perencanaan alternatif program/kegiatan, tahapan
pemformulasi program, tahapan pelaksanaan, tahapan
evaluasi dan tahapan terminasi12
.
Keempat, Skripsi disusun oleh Rismawati (2018) dengan
judul “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Perwitasari Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Minapolitan Desa Tambaksari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal”. Dalam Penelitian ini mengunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi, analisis data menggunakan trigulasi data. Hasil
penelitian menunjukan bahwa peranan BUMDES Perwitasari
12
Singgih Tri Atmojo, “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa”, dalam skripsi jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial Universitas Jember 2015.
15
dalam meningkatkan perekonomian sudah baik dalam
pelaksanaanya. Seiring perkembangan BUMDES Perwitasari
juga meningkat kesehatan lingkungan pada Masyarakat Desa
Tambaksari. Disamping itu, pelaksanaan BUMDES
Perwitasari belum dikelola secara maksimal karena ada yang
perlu diperbaiki pada aspek sumber daya manusia dan
finansial serta lemahnya sosialisasi dan maraknyapesaing
pada kegiatan yang sama13
.
Kelima, Skripsi disusun oleh Agung Septian Wijanarko
(2012) dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa
Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”.
Mengunakan metode kulitatif deskriptif teknik pengumulan
data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian Peran Bumdes dalam pemberdayaan Masyarakat
Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kebupaten Mojokerto
dapat disimpulkan:
1. pengurus dan anggota Bumdes telah berperan
mengumpulkan modal Bumdes agar tujuannya dalam
memberdayaan masyarakat bisa tercapai.
13
Rismawati, “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Perwitasari Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Minapolitan
Desa Tambaksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal”, dalam skripsi
jurusa Pengembangan Masyarakat Islam UIN Walisongo Semarang 2018.
16
2. Upaya Bumdes untuk menambah modal dari
simpanan sukarela belum bisa terpenuhi. Kurangnya
dukungan dari masyarakat yang menumpulkan modal
Bumdes untuk melakukan simpanan sukarela.
3. Upaya Bumdes memberikan pinjaman kepada
anggota telah membantu untuk meningkatkan
pereokonomian masyarakat, hal itu tujuan Bumdes
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat telah
tercapai.14
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskripti kualitatif bertujuan untuk
mengkritik kelemahan penelitian kuantitatif, serta
bertujuan untuk menggambarkan, meringkas, berbagai
kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realita
sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian, dan berupaya menarik realita itu ke permukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau
14
Agung Septian Wijanarko, “Peran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pandankrajan
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”, dalam skripsi jurusan Imu
Administrasi Negara Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Dan Perumahan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya 2012.
17
gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena
tertentu15
.
Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
lain16
.
Dalam kaitanya dengan penelitian ini adalah
mengambarkan tentang kondisi dan situasi tentang Peran
Badan Usaha Milik Desa/Desa Kajen kecamatan
Margoyoso kabupaten Pati dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat.
2. Definisi konseptual
a. Peran Badan Usaha Milik Desa
Peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia
menjalankan suatu peranan. 17
15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lain), (Jakarta: Prenada Media Grup, 2007)
hal: 111
16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012) hal: 12
17Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar, (Jakarta: Rajawali
Press, 2014) hal: 210-211
18
Peranan mencakup 3 (tiga) hal yaitu: 1) Peranan
meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang di dalam masyarakat. 2) Peranan
adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
individu di dalam masyarakat sebagai organisasi. 3)
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat18
.
Badan usaha milik desa (BUMDES) Pengertian
BUMDES menurut Pemendagri No. 39/2010 dan UU
No. 6/2014 juga melembagakan dan memperkuat
BUMDES. BUMDES adalah Badan Usaha Milik Desa
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat.
Permendagri juga mengandung substansi yang inovtif:
1) Pembentukan BUMDES bersifat kondisional,
yakni membutuhkan sejumlah prasyarat.
2) BUMDES merupakan usaha desa yang bercirikan
kepemilikan kolektif, bukan hanya dimiliki oleh
18
Ibid.
19
pemerintah desa, bukan hanya dimiliki
masyarakat, bukan juga hanya oleh individu,
melainkan menjadi milik pemerintahan desa dan
masyarakat. Berbeda dengan koperasi yang
dimiliki dan bermanfaat hanya untuk anggotanya.
BUMDES dimiliki dan dimanfaatkan baik oleh
pemerintah desa dan masyarakat secara
keseluruhan.
3) Mekanisme pembentukan BUMDES bersifat
inklusif, deliberatif dan partisipatori. Artinya
BUMDES tidak cukup dibentuk oleh pemerintah
desa, tetapi dibentuk melalui musyawarah desa
juga dilembagakan sebagai institusi tertinggi
dalam BUMDES, seperti halnya rapat anggota
dalam koperasi.
4) Pengelolaan BUMDES bersifat demokratis dan
teknokratis19
.
BUMDES adalah sebuah lembaga perekonomian
yang berperan dalam kegiatan ekonomi
masyarakat desa. Peran kelembagaan sangat
penting dalam mengantur sumberdaya dan
distribusi manfaat, untuk itu uunsur kelembagaan
19
Herry Kamaroesid, Tata Cara Pendirian Dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016) hal: 2-3
20
perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan
potensi desa guna menunjang pembangunan
desa20
.
a) Landasan Hukum BUMDES
Dasar Hukum Pembentukan BUMDES dalam pasal
213 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004yang
berbunyi:
1) Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
2) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
3) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat melakukan pinjaman sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
b) Tujuan Pendirian BUMDES
Pendirian BUMDES dimaksudkan sebagai upaya
menampung seluruh kegiatan dibidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa
dan/atau kerja sama antar desa. Didalam pasal 3
Permendesa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 BUMDES
didirikan dengan tujuan:
20
Muslimin Nasution, Pengembangan Kelembagaan Koperasi
Pedesaan Untuk Agroindustri, (Bogor: IPB Press, 2002) hal: 5
21
1) Meningkatkan perekonomian Desa
2) Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan Desa
3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam
pengelolaan potensi ekonomi Desa
4) Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar
desa dan/atau dengan pihak ketiga
5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum warga.
6) Membuka lapangan kerja
7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi Desa.
8) Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan
pendapatan Asli Desa21
.
b. Pemeberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan atau
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata „power’
(kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama
pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan
kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan
21
Herry Kamaroesid, Op, Cit,. Tata Cara Pendirian Dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, hal: 18
22
apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat
mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa
kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol22
.
c. Pemberdayaan dibidang ekonomi
Pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan usaha untuk
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan
berdaya saing tinggi dalam mekanisme yang benar.
Pemberdayaan ekonomi rakyat dilakukan dengan melalui
perubahan struktural, yaitu dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat,
dari ketergantungan menjadi kemandirian. Kebijakan yang
perlu dilakukan dalam pemberdayaan ekonomi diantaranya
adalah memberikan peluang kepada aset produksi.
Penguatan industri kecil, mendorong munculnya wirausaha
baru, dan memperkuat posisi transaksi kemitraan usaha
ekonomi rakyat23
.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada dasarnya
adalah mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi rakayat
berlangsung secara cepat. Selain berlangsung dengan cepat
maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga bertujuan agar
22
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2014) hal: 57-58
23Sumodiningrat. G, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan
Pengaman Sosial, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999) hal: 56.
23
menjadikan ekonomi semakin kuat dan modern. Strategi
berpusat pada pada upaya untuk mempercepat perubahan
struktural yang memperkuat kedudukan ekonomi rakyat
dalam perekonomian nasional. Perubahan struktural
tersebut yaitu proses perubahan dari :
1) Ekonomi tradisional ke ekonomi modern.
2) Ekonomi lemah menjadi ekonomi yang tangguh.
3) Ekonomi subsisten ke ekonomi pasar.
4) Ketergantungan ke mandirian24
.
d. Pemberdayaan dibidang lingkungan
Pemberdayaan lingkungan pada dasarnya bertujuan
untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh
warga masyarakat. Potensi masyarakat untuk
mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah
meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat.
Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi
keswadayaan masyarakat, terutama keterlibatan
masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat
meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian
24
Kholidah Attina Yopa, “Model Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melaui Desa Wisata Budaya Di Kebondalemkidul Prambanan
Klaten Jawa Tengah”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta, 2017, hal: 18.
24
masyarakat luas dalam memecahkan masalah
kemasyarakatan termasuk didalamnya masalah lingkungan,
seperti lingkungan tempat tinggal mereka, apakah itu di
kawasan hutan, bantaran sungai, kawasan konservasi, dan
lain sebagainya25
.
Pemberdayaan dalam perspektif lingkungan,
pemberdayaan dimaksudkan agar setiap individu memiliki
kesadaran, kemampuan, dan kepedulian untuk
mengamankan dan melestarikan sumberdaya-alam dan
pengelolaannya secara berkelanjutan. Hal ini sangat
diperlukan untuk menjaga kelestarian kehidupan maupun
keberlanjutan pembangunan yang bertujuan untuk terus-
menerus memperbaiki kehidupan26
.
Pemberdayaan diperlukan mengingat kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan bisa dikatakan masih
rendah. Lingkungan belum dianggap sebagai “persoalan”,
sementara krisis lingkungan terjadi dimana-mana yang
kemudian disusul bencana lingkungan yang sering
25
M. Muhammad Effendi, “Pemberdayaan Lingkungan (Studi
Tentang Peran Perempuan Dalam Daur Ulang Sampah di Kelurahan
Jambangan Kec. Jambangan Surabaya)”‟, dalam skripsi jurusan
Pengembangan Masyarakat islam IAIN Surabaya 2009.
26 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Op, Cit,.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, hal:34
25
merenggut banyak nyawa manusia. Lingkungan tidak
boleh lagi dieksploitasi demi kemakmuran ekonomi.
Melihat kompleksitas persoalan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial maka langkah-langkah
pemberdayaan berbasih partisipasi masyarakat perlu
dirumuskan. Esensi pemberdayaan, yaitu sumber daya,
kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan pada warga
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi
dalam dan memengaruhi kehidupan dari masyarakatnya.
3. Data dan Sumber Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat
setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen. Di rumah dengan berbagai responden, pada
suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila di lihat
dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber skunder.
1) Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data27
. Dalam
hal ini, data primer diperoleh peneliti dari sumber
27
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2012) hal:62
26
wawancara dengan pengurus BUMDES Desa Kajen
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dan.
2) Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung diberikan data kepada pengumpul data28
.
Data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,
artikel, dan internet yang mumpunyai relevansi dan
data-data BUMDES Desa Kajen Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati dan arsip data Desa Kajen
tahun 2017 sampai 2018.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian, penulis
mengunakan beberapa metode penelitian yaitu:
1) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman wawancara29
. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk
28
Ibid.
29Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lain), (Jakarta: Prenada Media Grup, 2007)
hal: 111
27
menemukan permasalahan yang harus diteliti30
. Cara
peneliti melakukan wawancara dengan dua macam
pendekatan yaitu wawancara secara langsung dan
tidak langsung, tetapi dalam praktiknya penulis
menyiapkan daftar pertanyaan untuk diajukan secara
langsung kepada pengurus dan pengelola BUMDES
Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.
2) Metode Observasi (Pengamatan)
Pengamatan/observasi adalah alat pengumpulan
data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat
secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.
Pengamatan akan menjadi alat pengumpulan data
yang baik apabila:
a. Mengabdi kepada tujuan penelitian.
b. Direncanakan secara sistematis.
c. Dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-
proposisi yaang umum.
d. Dapat dicek dan dikontrol validitas, relibilitas dan
ketelitian31
.
Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, yaitu dengan melihat peranan Badan Usaha
30
Sugiyono, Op, Cit,. Memahami Penelitian Kualitatif, hal: 72
31Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013) hal: 70
28
Milik Desa (BUMDES) secara langsung serta juga
melihat kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh
BUMDes di Desa Kajen.
3) Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini. Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-karya
monumental dari seseorang32
. Mengumpulkan data
melalui data yang tersedia yaitu biasanya berbentuk
surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak,
foto dan dapat juga berbentuk file di server, dan
flashdiks serta data yang tersimpan di website33
. Data
diperoleh dari kegiatan yang dilakukan bumdes Desa
Kajen, dan juga data dari pengelolaan BUMDES Desa
Kajen, dan pemerintah Desa Kajen.
5. Teknik Uji Keabsahan Data
Dalam kaitan dengan penelitian ini, untuk menguji
keabsahan data penelitian menggunakan teknik triagulasi.
Triagulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
32
Sugiyono, Op, Cit,. Memahami Penelitian Kualitatif, hal:82
33Juliyasyah Noor, Metode penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011) hal:
141
29
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan triagulasi
sumber dan triagulasi metode. Triagulasi sumber adalah
membandingkan data mengecek derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sedangkan
triagulasi metode adalah pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data. Adapun triagulasi metode pada penelitian ini
dilakukan pada metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi34
.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengumpulan data
yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas dan diakui dalam suatu
perspektif ilmiah sehingga data yang dihasilkan bisa
bernilai valid. Proses analisis data dalam penelitian ini
sesuai dengan model Miles dan Huberman sebagai
berikut:
34
Lexy. J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung,: PT.
Remaja Rosadakarya, 2010), hal: 330-331
30
a) Data Reduction (Data Reduksi)
Mereduksi data memiliki arti yaitu merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, fokus hal-hal yang
penting sesuai dengan tema dan polanya. Dengan
demikan data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
penelitian untuk pengumpulan data selanjutnya. Data
diperoleh ketika observasi, wawancara, dan telah
mendapatkan dokumen data pengeloaan BUMDES.
b) Data Display (Penyajian Data)
Setelah data reduksi maka selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, grafik dan sejenisnya. Dengan demikian
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi
dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang dipahami.
c) Conclusion (kesimpulan)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
31
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau
interaktif, hipotesis atau teori35
.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah dalam penulisan penelitian ini,
penulis menyusun penulisan sistematika penulisan (skripsi)
berdasarkan buku panduan skripsi Fakultas Dakwah dan
Kamunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan
metode penelitian, pada metode penelitian. Pada
bahasan metode penelitian pun akan dibahas
mengenai jenis penelitian, sumber dan jenis data,
teknik pengumpulan data serta analisis data.
BAB II : Kajian Teori
Meliputi kajian tentang peran bumdes
pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi
dan bidang lingkungan (pengertian BUMDES,
landasan hukum, tujuan pendirian, pengurus dan
pengeloaan bumdes, keuangan, jenis usaha yang
35
Sugiyono, Op, Cit,. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, hal:253
32
dilakukan, pengertian pemberdayaan, unsur
pemberdayaan, indikator keberdayaan masyarakat,
pemberdayaan dalam bidang ekonomi, strategi
pemberdayaan.
BAB III : Data Hasil Penelitian
Bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian,
kondisi masyarakat desa kajen baik secara ekonomi
sosial, lingkungan, ekonomi, maupun budaya, profil
Bumdes Desa Kajen meliputi: (sejarah BUMDES
Desa Kajen, maksud dan tujuan BUMDES,
kegiatan BUMDES, konsep BUMDES, landasan
hukum BUMDES, pengelolaan BUMDES desa
kajen, anggota BUMDES).
BAB IV : Analisis Data Penelitian
Analisis Peran BUMDES Desa Kajen Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati dalam Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Ekonomi dan Lingkungan.
Analisis upaya BUMDES Desa Kajen dalam
pemberdayaan mayarakat desa.
BAB V : Penutup
Meliputi kesimpulan hasil penelitian, saran-saran
peneliti dan kata penutup.
33
BAB II
PERAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Peran
Peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.
Peranan mencakup 3 (tiga) hal yaitu: 1) Peranan meliputi norma-
norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang di
dalam masyarakat. 2) Peranan adalah suatu konsep tentang apa
yang dapat dilakukan individu di dalam masyarakat sebagai
organisasi. 3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat36
.
Dalam kamus besar bahasa indonesai peran adalah
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat. Sedangkan makna peran yang
dijelaskan dalam status, Kedudukan dan Peran dalam masyarakat,
dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan
histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran semula
dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan
drama atau teater yang hidup subur pada zaman Yunani kuno
atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang
disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah
36
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar, (Jakarta: Rajawali
Press, 2014) hal: 210-211
34
pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut
ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika
menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan
fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut37
.
Grass Massan dan A.W Eachern sebagaimana dikutip oleh
David Berry mendefinisikan peranan sebagai seperangkat
harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menepati
kedudukan sosial tertentu38
. Harapan tersebut masih menurut
Berry, merupakan imbangan dari norma-norma sosial, oleh
karena itu dapat dikata peranan itu di temukan oleh norma-norma
di masyarakat. Artinya seorang diwajibkan untuk melakukan hal-
hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya dan
dalam pekerjan-pekerjan lainya39
.
Beberapa macam peranan yang melekat pada individu-
individu dalam masyarakat penting bagi hal-hal sebagai berikut:
1. Peranan tertentu harus dilakukan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya.
2. Peranan segogyanya dilekatkan pada individu-individu yang
oleh masyarakat dianggap mampu mekalsanakannya.
37 E.St. Harahap. dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
PT.B.Angin, 2007) hal: 854
38
N Grass W.S Massan dan A. W Mc Eachern, ExsplorationRole
Analisysis, dalam Davi Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) ket. Ke 3 hal: 99
39
Ibid
35
Mereka harus terlebih dulu dilatih dan mempunyai hasrat
untuk melaksanakannya.
3. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu
yang mampu melaksanakan perannya sebagaimana yang
diharapkan oleh masyarakat karena mungkin pelaksananya
memerlukan pengorbanan arti kepentingan-kepentingan
pribadi yang terlalu banyak.
4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan
perannya, belum tentu masyarakat memberikan peluang-
peluang yang seimbang. Bahkan sering kali terlihat
masyarakat terpaksa memberikan peluang-peluang
tersebut40
.
Dalam peranan terdapat dua macam harapan yaitu:
Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang harapan
dan harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang harapan
peranan terhadap masyarakat. Dari pendapat tersebut nyatalah
bahwa ada suatu harapan dari masyarakat terhadap individu akan
suatu peran agar dijalankan sebagaimana mestinya, sesuai dengan
kedudukan dalam masyarakat tersebut. Masyarakat yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan
perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan
40 Soerjono Soekanto, Op. Cit., Sosiologi Suatu Pengatar, hal: 213-
214.
36
sosial yang ada di dalam masyarakat norma-norma yang
berlaku41
.
Sebagai pengembang masyarakat atau fasilitator dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat dapat melihat beberapa
peran sebagai pedoman dalam pengembang masyarakat atau
fasilitator yaitu:
1. Peran Pemberdaya Masyarakat
Melakukan pemberdayaan masyarakat juga memerlukan
peran-peran pemberdaya masyarakat untuk mengarahkan,
menggerakkan dan mendampingi masyarakat pada
kemandirian demi terciptanya kemakmuran dalam kehidupan
masyarakat. Untuk mengarahkan, menggerakkan dan
mendampingi masyarakat maka pemberdaya masyarakat
melakukan beberapa peran-peran pemberdaya masyarakat
sebagai berikut:
a. Peran Sebagai Fasilitator
Menurut Ife dalam kutipan dari buku Isbandi
Rukminto, ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh
pengembang masyarakat atau fasilitator:
1) Animasi sosial
41 Barendra Reza Setya Pratama,”Peran Lembaga Rumah
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pendampingan Keluarga
Miskin (P2KM) Di Pamulang Permai I Tanggerang Selatan”, dalam skripsi
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta: UIN Sarif Hidayatullah,
2014, hml: 19-20
37
Menurut Ife, ketermapilan melakukan animasi
sosial menggambarkan kemampuan pelaku perubahan
atau pemberdaya masyarakat untuk membangkitkan
energi, inspirasi, antusiasme, masyarakat, termasuk
didalamnya mengaktifkan, menstimulasi, dan
mengembangkan motivasi warga untuk bertindak.
2) Mediasi dan negosiasi
Pelaku perubahan dalam upaya melakukan
intervensi sosial (perubahan sosial yang terencana)
kadangkala bertemu dengan situasi dimana terjadi
konflik minat dan nilai dalam kominitas. Terkait
dengan hal tersebut, seorang pemberdaya masyarakat
harus dapat menjalankan fungsi mediasi atau mediator
guna menhubungkan kelompok-kelompok yang
sedang konflik. Peran sebagai mediator tentu saja
berkaitan dengan peran sebagai negosiator karena
ditengan kelompok yang sedang konflik.
3) Pemberi dukungan
Salah satu dari pemberdaya masyarakat adalah
menyediakan dan mengembangkan dukungan
terhadap warga yang mau terlibat dalam struktur dan
aktivitas komunitas tersebut. Dukungan itu sendiri
38
tidak selalu bersifat material, tetapi juga bersifat
seperti pujian42
.
4) Fasilitasi kelompok
Ife melihat bahwa banyak waktu yang
digunakan oleh pelaku perubahan dihabiskan didalam
kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat. Oleh
karena itu, kefektifan kerja dari pelaku perubahan
sebagai pemberdaya masyarakat juga akan sangat
terkait dengan keterampilan untuk berintreaksi dengan
kelompok-kelompok kecil. Disinilah kemampuan
menfasilitasi kelompok dari agen pemberdaya
masyarakat ujian karena keanekaragaman masyarakat.
5) Pemanfaatan sumber daya dan keterampilan
Pelaku perubahan sebagai pemberdaya
masyarakat dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan
berbagai keterampilan dan sumber daya yang ada
didalam komunitas maupun kelompok.
6) Mengorganisasi
Mengorganisasi peran terakhir dari pelaku
perubahan sebagai pemberdaya masyarakat yang
terkait dengan peran-peran fasilitatif adalah sebagai
42
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), 2008. Hal: 91-92
39
organisator. Keterampilan mengorganisasi melibatkan
kemampuan pelaku perubahan untuk berpikir tentang
hal-hal apa saja yang perlu dilakukan.
b. Peran Sebagai Pendidik
Peran-peran fasilitatif melibatkan pemberdaya
masyarakat untuk menstimulus dan mendorong proses-
proses kemasyarakatan, maka peran-peran pendidikan
menuntut pemberdaya masyarakat untuk lebih aktif
penyusunan agenda. Pemberdaya masyarakat tidak hanya
membantu pelaksanan, tetapi juga berperan aktif dalam
memberikan masukan secara langsung, sebagai hasil dari
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman43
.
1) Peningkatan Kesadaran
Peningkatan kesadaran diawali dengan upaya
membangun hubungan antar hubungan personal dengan
kepentingan politisi, atau kepentingan individual
dengan kepentingan struktural. Hal ini bertujuan
membantu individu melihat permasalahan, impian,
aspirasi, penderitaan yang diamali dalam perspektif
sosial dan politik yang lebih luas.
43
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan,
(Bandung: Humaniora), 2008. Hal: 155
40
Hal ini dilakukan karena memisahkan
permasalahan yang sifat personal dengan struktur sosial
dan politik sering kali justru menjadi penyebab
terjadinya ketidak berdayaan. Dalam upaya agar
masyarakat mau dan mampu mengatasi ketidak
beruntungan struktural mereka, warga harus mau
menjalini hubungan antara satu dan lainya. Hal inilah
yang menjadi tujuan awal dari penyadaran
masyarakat44
.
2) Pemeberian informasi
Pelaku perubahan dalam upaya memberdayaan
masyarakat tidak jarang juga harus menyampaikan
informasi yang mungkin belum diketahui oleh
komunitas sasaran. Membantu memberikan informasi
informasikan yang revelan kepada masyarkat
merupakan satu di antara peran penting seorang pelaku
perubahan masyarakat45
.
3) Pelatihan
Pelatihan merupakan peran pendidikan yang
paling spesifik karena secara mendasar dapat
44
Isbandi Rukminto Adi, Op. Cit., Intervensi Komunitas
Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat,
Hal: 98.
45
Ibid. Hal: 103
41
mefokuskan pada upaya mengajarkan komunitas
sasaran bagaiman cara melakukan suatu hal yang
berguna bagi mereka secara khusus dan lebih luas lagi
bagi komunitasnya46
.
c. Peran Representasi
Istilah peran-peran repretsentasi digunakan untuk
menunjukan berbagai peran seorang pemberdaya
masyarakat dalam berinteraksi dengan pihak luar demi
kepentingan atau agar bermanfaat bagi masyarakat.
Banyak aktivitas pemberdaya masyarakat berkonsentrasi di
dalam masyarakat, penting juga bagi seorang pemberdaya
masyarakat untuk berhubungan dengan sistem lebih lebar.
Berbagai peran representasi ini antara lain:
1) Memperoleh Berbagai Sumber Daya
Para pemberdaya masyarakat membantu
masyarakat atau kelompok masyarakat untuk
memperoleh berbagai sumber informasi, keterampilan
dan keahlian yang dibutuhkan agar mampu mendirikan
berbagai struktur sendiri dan menemukan berbagai
tujuan sendiri. Dengan mendapatkan sumber-sumber
dari luar tetapi dengan berbagai pertimbangan yang
46 Abu Huraerah, Op. Cit,. Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan, Hal:
149.
42
matang, seperti bantuan modal usaha, pelatihan
pengembangan potensi dan produkvitas dari berbagai
donator47
.
2) Peran Advokasi
Pemberdaya masyarakat akan sering melakukan
peran advokasi atas nama kepentingan sebuah
masyarakat, kepentingan kelompok atau individu dalam
masyarakat tersebut. Disini pemberdaya masyarakat
mewakili berbagai kepentingan seseorang, kelompok
atau masyarakat dan menangani kasus mereka dengan
baik. Melakukan advokasi untuk membela kepentingan-
kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok,
dan masyarakat seperti mendukung upaya implementasi
program dan berupaya merealisasikan program
tersebut48
.
3) Meggunakan Media
Para pemberdaya masyarakat dalam banyak
kejadian perlu secara efektif memanfaatkan sebuah
media. Hal ini bisa saja demi memperjelaskan isu
khusus dan membantu untuk menepatkan mereka pada
47 Jim Ife dan Frank Tesoriero, community development (alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era globalisasi), terj. Sastrawan Manulung,
Nurul Yakin, M. Nursyahid, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hal:591-595
48 Ibid, hal: 595-597
43
agenda publik. Memanfaatkan media massa untuk
memperkenalkan hasil produksi. Bertujuan menerima
dukungan dari pihak lain yang lebih luas49
.
4) Humas dan presentai publik
Peran ini kemampuan untuk membuat berbagai
presentasi publik. Seorang pemberdaya masyarakat
pada saat tertentu harus membuat berbagai presentasi
publik, salah satunya saat berada di dalam sebuah
pertemua masyarakat atau acara lainnya50
.
B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata „power’ (kekuasaan atau
keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan
dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali
dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain
melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan
minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa
kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.
49 Ibid, hal: 597-598
50
Ibid, hal: 598-600
44
Beberapa ahli di bawah ini mengemukakan definisi
pemberdayan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara
pemberdayaan (Suharto, 1997:210-224):
a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan
orang-orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995)
b. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai
pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupanya. pemberdayaan menekankan bahwa orang
memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupanya dan kehidupan
orang lain yang menjadi perhatiannya (Person, et.al., 1994).
c. Pemberdayaan menunjukan pada usaha pengalokasian
kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift
dan Levin, 1987).
d. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat,
organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai
(atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984)51
.
51
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2014) hal: 57-58
45
Wilson (1996) menggambarkan konsep pemberdayaan
dalam tiga tahapan; yaitu tahapan politik, organisasi dan individu.
Pada tingkatan politik dan nasional, pemberdayaan secara
perlahan melekat dalam bahasa sehari-hari sebagai mecanism of
self-helpfor people (mekanisme bantuan diri bagi orang lain). Hal
ini didasarkan pada asumsi bahwa keinginan untuk mengubah
keadaan muncul dari dalam diri orang tersebut. Pada tingkat
organisasi, pemberdayaan mempunyai daya tarik. Selalu ada
pencarian akan gagasan-gagasan dan konsep pemberdayaan lebih
baru. Konsep pemberdayaan sangat cocok dengan konsep modern
yang mendorong organisasi seperti total quality, habitual
improvement, performance management, self-directed team work,
internal customers, competence management.
Kata pemberdayaan diadopsi dari bahasa inggris;
empowerment. The Webster dan Oxford English Dictionary
memberikan dua arti yang berbeda. Dari to empower sebagai (a)
to give power or authority to, dan (b) to give ability to or enable.
Pengertian (a) diartikan sebagai memberi kekuasaan,
mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak
lain, sedangkan, pengertian (b) diartikan sebagai upaya untuk
memberikan kemampuan atau keberdayaan. Dari kedua
terminologi dasar empower itu, makna pemberdayaan kepada
pihak lain untuk berdiri sendiri sesuai kemampuan. Memberikan
kemampuan dan kekuasaan kepada masyarakat, sehingga
46
masyarakat itu lebih percaya diri dalam mengelola kewenangan
dan kekuasaan sesuai batasan kapasitas, kapabilitas, dan
kreativitas yang ada52
.
Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa
pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan
sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak
berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena
politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu,
pemberdayaan sifatnya individual sekaligus kolektif.
Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut
hubungan-hubungan kekuasaan atau kekuatan yang berubah
antara individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya
peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk
berpartisipasi, bernegosiasi, memengaruhi, dan mengendalikan
kelembagaan masyarakat secara bertanggung-gugat demi
perbaikan kehidupanya. Pemberdayaan dapat juga diartikan
sebagai upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau
kekuatan (strength) kepada masyarakat. Keberdayaan masyarakat
adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu
52
I Nyoman Sumaryadi, Sosiologi Pemeritahan Dari Perspektif
Pelayanan. Pemberdayaan, Interaksi, dan Sistem Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) hal: 57-58
47
bertahan (survive) dan (dalam pengertian yang dinamis) mampu
mengembangkan diri untuk mencapai tujuan-tujuanya. Karena itu
memperdayakan masyarakat merupakan upaya untuk (terus-
menerus) meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
“bawah” yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain,
memberdayakan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan
dan meningkatkan kemandirian masyarakat.
Kesimpulan pemberdayaan masyarakat yaitu sebagai upaya
memandirikan masyarakat supaya masyarakat yang tidak berdaya
menjadi berdaya. Masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam
proses kegiatan pemberdayaan dan mampu mengembangkan diri
untuk mencapai tujuan-tujuannya dan meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka sendiri.
1. Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Ditinjau dari lingkup dan objek pemberdayaan
mencakup beberapa aspek, yaitu:
a. Peningkatan kepemilikan aset (sumber daya fisik dan
finansial) sertakemampuan (secara individual dan
kelompok) untuk memanfaatkan aset tersebut demi
perbaikan kehidupan mereka.
b. Hubungan antarindividu dan kelompoknya, kaitanya
dengan pemilik aset dan kemampuan memanfaatkannya.
c. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.
48
d. Pengembangan jejaring dan kemitraan kerja, baik di
tingkat lokal, regional, maupun global.
2. Unsur-unsur pemberdayaan masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memerhatikan
sedikitnya empat unsur pokok, yaitu:
a. Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan
kekuasaan baru kaitanya dengan : peluang, layanan,
penegakan hukum, efektivitas negosiasi dan akuntabilitas.
b. Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang
dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam
keseluruhan proses pembangunan.
c. Akuntabiitas, kaitannya dengan pertanggung jawaban
publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengaan
mengatasnamakan rakyat.
d. Kapasitas organisasi lokal, kaitanya dengan kemampuan
bekerja sama, mengorganisasi warga masyarakat, serta
memobilitas sumber daya untuk memecahkan masalah-
masalah yang mereka hadapi.
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat
terdapat tiga jalur kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat untuk dikembangkan. Titik tolaknya
adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan
49
masyarakatnya memiliki potensi (daya) yang dapat
dikembangkan.
b. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu,
dengan mendorong, memberikan motivasi, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya.
c. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering).
Dalam rangka ini, diperlukan langkah-langah lebih positif
dan nyata, penyedian berbagai masukan (input), serta
pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan
membuat masyarakat menjadi makin berdaya
memanfaatkan peluang. Memberdayaakan mengandung
pula arti melindungi, sehingga dalam proses pemberdayaan
harus dicegah yang lemah agar tidak bertambah lemah53
.
4. Indikator Keberdayaan Masyarakat
Hashemi dan Riley mengembangkan beberapa indikator
pemberdayaan, yang mereka sebut sebagaian
empowerment index atau indeks pemeberdayaan:
a. Kebebasan mobilitas
b. Kemampuan membeli komoditas “kecil”
c. Kemempuan membeli komoditas “besar”
53 Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014) hal: 152-155
50
d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan
rumah tangga
e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga
f. Kesadaran hukum dan politik
g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes
h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap
keluarga.54
Terkaitan dengan pemberdayaan masyarakat,
keberhasilannya dapat dilihat dari keberdayaan mereka
yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan
mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan
kultural dan politis jenis Suharto (2004) 55
.
5. Tahapan Pemberdayaan
Lippit (1961) dalam tulisannya perubahan yang terencana,
(planned change) merincikan tahapan kegiatan
pemberdayaan masyarakat ke dalam 7 (tujuh) kegiatan
pokok yaitu:
a. Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk menyadarkan masyarakat tentang
54 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2017)
hal: 289-292
55
Ibid.
51
“keberdayaannya”, baik keberadannya sebagai
individu dan anggota masyarakat, maupun kondisi
lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisik
atau teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan politik.
Proses penyadaran seperti itulah yang dimaksudkan
oleh Freire (1976) sebagai tugas utama dari setiap
kegiatan pendidikan, termasuk di dalamnya
penyuluhan.
b. Menunjukan adanya masalah, yaitu kondisi yang
tidak diinginkan yang kaitannya dengan keadaan
sumberdaya (alam, manusia, sarana, prasarana,
kelembagaan, budaya, dan aksesbilitas), lingkungan
fisik atau teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan
politik. Termasuk dalam upaya menunjukkan
masalah tersebut, adalah faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah, terutama yang menyangkut
kelemahan internal dan ancaman eksternal.
c. Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar
masalah, analisis alternatif pemecahan masalah,
serta pilihan alternatif pemecahan terbaik yang
dapat dilakukan sesuai dengan kondisi internal
(kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eksternal
(peluang dan ancaman) yang dihadapi.
52
d. Menunjukan pentingnya perubahan, yang sedang
dan akan terjadi di lingkungannya, baik lingkungan
organisasi dan masyarakat (lokal, nasional,
regional, global). Karena kondisi lingkungan
(internal dan eksternal) terus mengalami perubahan
yang semakin cepat, maka masyarakat juga harus
disiapkan untuk mengantisipsi perubahan-
perubahan tersebut melalui kegiatan “perubahan
yang terencana”.
e. Melakukan pengujian dan demostrasi, sebagai
bagian dan implementasi perubahan terencana yang
berhasil dirumuskan. Kegiatan uji coba dan
demostrasi ini sangat diperlukan, karena tidak
semua inovasi selalu cocok (secara: teknik,
ekonomis, sosial-budaya, dan politik atau
kebijakan) dengan kondisi masyarakatnya. Di
samping itu, uji coba juga diperlukan untuk
memperoleh gambaran tentang beragam alternatif
yang paling “bermanfaat” dengan resiko atau
korban yang terkecil.
f. Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang
berasal dari “luar” (penelitian,
kebijakan,produsen/pelaku bisnis, dll) maupun yang
berasal dari dalam (pengalaman, indigenous
53
teknologi, maupun kearifan tradisional dan nilai-
nilai adat yang lain). Sesuai dengan perkembangan
teknologi, produk dan media publikasi yang
digunakan perlu disesuaikan dengan karakteristik
(calon) penerima manfaat penyuluhan.
g. Melaksanakan pemberdayaan penguatan kapasitas,
yaitu pemberian kesempatan kepada kelompok
lapisan bawah (grassroots) untuk bersuara dan
menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and
choice) kaitannya dengan aksesibilitas informasi,
keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan serta
partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan,
bertanggung gugat (akuntabiltas publik), dan
penguatan kapasitas lokal56
.
6. Strategi Pemberdayaan
Strategi pemberdayaan masyarakat ada 5 (lima) aspek
penting yang dapat dilakukan dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat, khususnya melalui pelatihan
dan advokasi terhadap masyarakat miskin, yaitu:
a. Motivasi
Dalam hubungan ini, setiap keluarga harus dapat
memahami nilai kebersamaan, interaksi sosial dan
56 Ibid, hal:123-125
54
kekuasaan melalui pemahaman akan haknya sebagai
warga negara dan anggota masyarakat. Karena itu,
setiap rumah tangga perlu didorong untuk membentuk
kelompok yang merupakan mekanisme kelembagaan
penting untuk mengorganisir dan melaksanakan
kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau
kelurahannya. Kelompok ini kemudian dimotivasi
untuk terlibat dalam kegiatan peningkatan pendapatan
dengan menggunakan sumber-sumber dan
kemampuan-kemampuan mereka sendiri.
b. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan Kemampuan.
Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai
melalui pendidikan dasar, perbaikan kesehatan,
imuniasi dan sanitasi. Sedangkan keterampilan-
keterampilan vokasional bisa dikembangkan melaui
cara-cara partisipasi pengentahuan lokal yang
biasanya diperdiperoleh melalui pengalaman dapat
dikombinasikan dengan pengetahuan dari luar.
Pelatihan semacam ini dapat membantu masyarakat
miskin untuk menciptakan mata pencaharian sendiri
atau membantu meningkatkan keahlian mereka untuk
mencari pekerjaan di luar wilayah.
55
d. Manajemen Diri
Setiap kelompok-kelompok masyarakat harus mampu
memilih pemimpin mereka sendiri dan mengatur
kegiatan mereka sendiri, seperti melaksanakan
pertemuan-pertemuan, melakukan pencatatan dan
pelaporan, mengoperasikan tabungan dan kredit,
resolusi konflik dan manajemen kepemilikan
masyarakat. Pada tahap awal, pendamping dari luar
dapat membantu mereka dalam mengembangkan
sebuah sistem. Kelompok kemudian dapat diberi
wewenang penuh untuk melaksanakan dan mengatur
sistem tersebut.
e. Mobilisasi Sumber daya
Untuk memobilasis sumberdaya masyarakat,
diperlukan pengembangan metode untu menghimpun
sumber-sumber individual melalui tabungan reguler
dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan
modal sosial. Ini didasari pandangan bahwa setiap
orang memiliki sumbernya sendiri yang jika
dihimpun, dapat meningkatkan kehidupan sosial
ekonomi secara substansial. Pengembangan sistem
penghimpunan, pengelolaan dan penggunaan sumber
perlu dilakukan secara cermat sehingga semua
anggota memiliki kesempatan yang sama. Hal ini
56
dapat menjamin kepemilikan pengelolaan secara
berkelanjutan.
f. Pembangunan dan Pengembangan Jejaring
Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya
masyarakat perlu disertai dengan peningkatan
kemampuan para anggotanya membangun dan
mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem
sosial di sekitarnya. Jaringa ini sangat penting dalam
menyediakan dan mengembangkan berbagai akses
terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan
keberdayaan masyarakat miskin57
.
C. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi dimaksud sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan yang diperintahkan sebagai konsumen
untuk berfungsi sebagai penangung dampak negatif
pertumbuhan, pembayaran risiko salah urus, pemikul beban
pembangunan, kambing hitam kegagalan program, dan
penderitaan kerusakan lingkungan. Karena itu tujuan akhir dari
pemberdayaan birokrasi pemerintahan secra ekonomikal adalah
memampukan subkultur sosial/sks atau yang diperintah untuk
meggunakan produk barang dan jasa yang diproduksi birokrasi
57
Ibid, hal: 170-171
57
pemerintahan sehingga yang diperintah dapat memetik nilai
manfaat sebesar-besarnya.
Pemberdayaan merupakan upaya pemberian kesempatan
dan atau menfasilitasi kelompok miskin agar mereka memiliki
aksesibilitas terhadap sumberdaya, yang berupa: modal,
teknologi, informasi, jaminan pemasaran, dll, agar mereka
mampu memajukan dan mengembangkan usahanya, sehingga
memperoleh perbaikan pendapatan serta perluasan kesempatan
kerja demi perbaikan dan kesejahteraan58
.
Pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan usaha untuk
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya
saing tinggi dalam mekanisme yang benar. Pemberdayaan
ekonomi rakyat dilakukan dengan melalui perubahan struktural,
yaitu dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi
lemah ke ekonomi kuat, dari ketergantungan menjadi
kemandirian. Kebijakan yang perlu dilakukan dalam
pemberdayaan ekonomi diantaranya adalah memberikan peluang
kepada aset produksi. Penguatan industri kecil, mendorong
munculnya wirausaha baru, dan memperkuat posisi transaksi
kemitraan usaha ekonomi rakyat59
.
58
Ibid, hal: 33-34
59Sumodiningrat. G, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan
Pengaman Sosial, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999) hal: 56.
58
Menurut Rituh dan Miar dalam mengembangkan konsep
pemberdayaan ekonomi rakyat kita dapat mengikuti dua strategi,
yaitu: strategi pertama adalah memberikan peluang kepada sektor
maupun masyarakat agar tetap dapat maju. Karena kemajuan
dibutuhkan untuk pembangunan bangsa secara keseluruhan.
Strategi kedua adalah memberdayakan sektor ekonomi dan
lapisan masyarakat yang masih tertinggal dan di pinggir jalur
kehidupan modern. Memberdayaan merupakan memandirikan
masyarakat, yang dapat dilakukan melalui:
a. Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi lapisan
masyarakat dapat dikembangkan, dengan memotivasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki
masyarakat agar dikembangkan.
b. Memperkuat daya atau potensi yang mereka miliki, misalnya
dengan membuka akses dalam pendidikan, pelayanan
kesehatan, modal, informasi, teknologi baru, dan lapangan
pekerjaan60
.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada dasarnya adalah
mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi rakayat berlangsung
secara cepat. Selain berlangsung dengan cepat maka
pemberdayaan ekonomi rakyat juga bertujuan agar menjadikan
ekonomi semakin kuat dan modern. Strategi berpusat pada pada
60
Rituh. C, dan Miar, Kelembagaan Ekonomi Rakyat, (Yogyakarta:
Pustep UGM, 2003) hal: 94
59
upaya untuk mempercepat perubahan struktural yang
memperkuat kedudukan ekonomi rakyat dalam perekonomian
nasional. Perubahan struktural tersebut yaitu proses perubahan
dari :
1. Ekonomi tradisional ke ekonomi modern.
2. Ekonomi lemah menjadi ekonomi yang tangguh.
3. Ekonomi subsisten ke ekonomi pasar.
4. Ketergantungan ke mandirian61
.
Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi
masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai
tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Upaya
peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah paling
tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal, yaitu akses
terhadap sumber daya, akses terhadap teknologi, akses terhadap
pasar dan akses terhadap permintaan. Lebih lanjut Michael
Sheraden (2006) mengatakan bahwa pemberdayaan ekonomi
setidaknya mencakup tiga aspek pemberdayaan diantaranya:
a. Asset manusia (Human Asset). Human asset erat kaitanya
dengan pemberdayaan kualitas sumber daya manusianya.
Humman capital ini termasuk pada golongan asset tidak
61
Kholidah Attina Yopa, “Model Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melaui Desa Wisata Budaya Di Kebondalemkidul Prambanan
Klaten Jawa Tengah”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta, 2017, hal: 18.
60
nyata. Humman asset secara umum dapat meliputi
intelensia, latar belakang pendidikan, pengalaman,
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Usaha-usaha
untuk menigkatkan human asset ini biasanya dilakukan
dengan berbagai program yang bersifat kualitatif seperti
program pelatihan dan keterampilan dalam bentuk kursus-
kursus, penyuluhan yang kesemuannya bertujuan untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang pada akhirnya menghasilkan output pada
peningkatan kualitas SDM.
b. Pemberdayaan asset modal keuangaan (fiancial asset),
meliputi modal produksi yang terdiri dari tanah, bangunan,
mesin produksi dan komponen produksi lainnya.
c. Pemberdayaan asset sosial (sosial asset). Asset sosial
meliputi keluarga, teman, koneksi atau jaringan sosial dalam
bentuk dukungan emosional, informasi dan akses yang lebih
mudah pada pekerjaan, kredit dan tipe asset lainnya62
.
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Model pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dilakukan
melalui membangu kesadaran ekonomi masyarakat, dengan
memberikan pencerahan kepada target yang akan diberdayakan.
62
Ilyas Supena, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui
Pengelolaan Limbah Industri Tekstil Di Desa Brumbung Mranggen Demak,
(Semarang: LP2M, 2017), hml: 43-44
61
Misalnya memberikan penyadaran kepada kelompok ekonomi
rendah di masyarakat tentang pemahaman bahwa mereka dapat
menjadi berbeda dan dapat dilakukan jika mereka memilki
kapasitas untuk keluar dari kemiskinannya. Masyarakat sebagai
partisipasi dalam proses pembangunan ekonomi. Melalui
penyadara terhadap masyarakat dapat mencerahkan mereka untuk
mampu mendorong dari dalam membangun ekonomi masyarakat.
Selanjutnya penguatan kapasitas, yaitu memberi daya atau
kuasa, masyarakat harus mampu terlebih dahulu. Penguatan
kapasitas dapat diberikan secara individu atau kelompok
organisasi. Peningkatan kapasitas dapat diberikan melalui
pelatihan, workshop, konsultasi secara individual. Setelah
masyarakat memiliki kapasitas terutama sumber daya manusia
maka dapat menentukkan langkah selanjutnya untuk
mengembangkan ekonomi masyarakat. Proses selanjutnya adalah
pendayaan yaitu pemberian daya dan kekuatan kepada target
yang disesuaikan dengan kualitas kecakapan yang dimiliki
masyarakat. Masyarakat diberikan daya dengan memberikan
kesempatan sesuai dengan potensinya masing-masing63
.
Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam usaha
pemberdayaan dibutuhkan faktor pendorong yang dapat
63
Wrihatnolo, R.R, Manajemen Pemberdayaan, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2007) hal: 2
62
mendorong terjadinya pemberdayaan. Adapun faktor pendorong
terjadinya pemberdayaan ekonomi sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia merupakan
salah satu komponen penting dalam setiap program
pemberdayaan ekonomi. Untuk itu, pengembangan
sumberdaya manusia dalam rangka pemberdayaan ekonomi
harus mendapatkan penanganan yang serius. Sebab
sumberdaya manusia adalah unsur paling fundamental dalam
penguatan ekonomi.
b. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan salah satu sumber daya
pembangunan yang cukup penting dalam proses
pemberdayaan ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk
masyarakat. Sumber daya alam ini telah dimanfaatkan sejak
jaman dahulu dari masa kehidupan nomaden sampai jaman
industrialisasi.
c. Permodalan
Permodalan merupakan salah satu aspek
permasalahan yang dihadapi masyarakat pada umumnya.
Namun, ada hal yang perlu dicermati dalam aspek
permodalan yaitu, bagaimana pemberian modal tidak
menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat serta dapat
mendorong usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha
63
menengah supaya berkembang ke arah yang maju. Cara
yang cukup baik dalam menfasilitasi pemecahan masalah
permodalan untuk usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah dalah dengan menjamin kredit di lembaga
keuangan yang ada, dan atau memberi subsidi bunga atas
pinjaman di lembaga keuangan. Cara tersebut selain
mendidik untuk bertanggung jawab terhadap pengembalian
kredit, juga dapat wahana untuk terbiasa membuktikan
kepada lembaga keuangan bahwa tidak ada alasan untuk
diskriminasi adalam pemberian pinjaman.
d. Prasarana Produksi dan Pemasaran
Pendorong produksifitas dan tumbuhnya usaha
diperlukan prasarana produksi dan pemasaran. Jika hasil
produksi tidak dipasarkan maka usaha akan sia-sia. Untuk
itu, komponen penting lainnya dalam pemberdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi adalah ketersedianya
prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana
pemasaran seperti alat transportasi dari lokasi produksi ke
pasar akan mengurangi rantai pemasaran dan akhirnya dapat
meningkatkan penerimaan masyarakat dan pengusaha mikro,
pengusaha kecil, maupun pengusaha menengah. Artinya,
dari sisi pemberdayaan ekonomi, tersedianya prasarana
64
produksi dan pemasaran penting untuk membangun usaha ke
arah yang lebih maju64
.
D. Pemberdayaan Lingkungan
Pemberdayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program
perawatan dan pelestarian lingkungan, supaya antara yang
diperintahkan dan lingkungannya terhadap hubungan saling
menguntungkan65
. Pemberdayaan dalam perspektif lingkungan,
pemberdayaan dimaksudkan agar setiap individu memiliki
kesadaran, kemampuan, dan kepedulian untuk mengamankan dan
melestarikan sumberdaya-alam dan pengelolaannya secara
berkelanjutan. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga
kelestarian kehidupan maupun keberlanjutan pembangunan yang
bertujuan untuk terus-menerus memperbaiki kehidupan66
.
Pemberdayaan diperlukan mengingat kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan bisa dikatakan masih rendah.
Lingkungan belum dianggap sebagai “persoalan”, sementara
64
Ilyas Supena, Op, Cit,. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Melalui Pengelolaan Limbah Industri Tekstil Di Desa Brumbung Mranggen
Demak, hal: 40.
65I Nyoman Sumaryadi, Op, Cit,. Sosiologi Pemeritahan Dari
Perspektif Pelayanan. Pemberdayaan, Interaksi, dan Sistem Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia, hal: 62-63.
66Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Op, Cit,.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, hal:34.
65
krisis lingkungan terjadi dimana-mana yang kemudian disusul
bencana lingkungan yang sering merenggut banyak nyawa
manusia. Lingkungan tidak boleh lagi dieksploitasi demi
kemakmuran ekonomi.
Melihat kompleksitas persoalan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial maka langkah-langkah
pemberdayaan berbasis partisipasi masyarakat perlu dirumuskan.
Esensi pemberdayaan, yaitu sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keterampilan pada warga untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri
dan berpartisipasi dalam dan memengaruhi kehidupan dari
masyarakatnya.
Kemudian, pemberdayaan sebagai sebuah proses harus
bersifat humanis pada subjek. Ia mampu menstimulasi,
mendorong atau memotivasi agar individu mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang
menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Sebagai tujuan
akhir pemberdayaan, yaitu munculnya berbagai praktik sosial
baru yang terus berulang dan merupakan runitas baru yang
menyebabkan terjadinya transformasi dan reproduksi institusi
sosialnya yang berbentuk perubahan pola dominasi, pola
legitimasi, pola signifikansi.
66
Dari pandangan-pandangan di atas kita dapat
menyimpulkan bahwa tujuan pemberdayaan sesungguhnya untuk
mengubah manusia agar memiliki lebih banyak kemampuan
dalam membangun masa depan yang lebih baik. Langkah-
langkah yang dilakukan dengan cara dialogis kearah pelepasan
struktur sosial yang menjerat kehidupan mereka.
Dengan demikian, variasi bentuk pemberdayaan
bergantung konteks dan objek sasaran yang diprdayakan itu. Cara
yang diinisiasi oleh para pemberdaya boleh beragam atau tidak
sama, tetapi haru mengacu pada sebuah tujuan, yaitu perubahan
sikap dan perilaku manusia agar membangun interaksi harmonis
dengan lingkungan67
.
Model-Model Pemberdayaan Lingkungan
a. Membangun kesadaran ekologis
Model pemberdayaan yang tepat dalam membangun
kesadaran lingkungan, yaitu pendidikan lingkungan dan
penegakan aturan main untuk menjerat perusak-perusak
sumber daya alam. Selain pendidikan lingkungan tidak harus
formal masuk pada kurikulum pendidikan, bisa pula
pendidikan informal dalam keluarga dan masyarakat.
Sosialisasi nilai-nilai ekologis dalam keluarga akan menjadi
67 Rachmad K. Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan dan Sumber Daya
Alam Perspektif Teori dan Isu-isu Mutakhir, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012) hal: 231-235
67
bekal yang baik dalam mengikutsertakan semua pihak dalam
program-program peduli lingkungan yang harus dimulai sejak
usia dini68
.
Membangun kesadaran ekoligis melalui pendidikan
lingkungan diharapkan ada upaya penyadaran bagi masyarakat
tentang pentingnya keberadaan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia sendiri. semua orang harus
membiasakan melestarikan dan menjaga lingkungan hidup
agar tetap terpelihara dan kelansungan hidup terus berjalan.
b. Membangun dan menguatkan lembaga lokal
Model pemberdayaan ini, yaitu dengan cara
menguatkan kelembagaan lokal yang sebelumnya telah ada
dan berkembang di masyarakat. Seperti organisasi-organisasi
komunitas yang telah dibentuk masyarakat untuk pengelolaan
sumber daya alam tertentu. Organisasi lokal sebagai ujung
tombak pemberdayaan mereka bentuk dan dipraktikan secara
turun temurun69
.
Membangun dan menguatkan lembaga lokal berperan
sebagai wadah yang mendorong dan menggerakan masyarakat
untuk bangkit dan memiliki kesadaran bahwa kalau bukan
68 Rachmad K. Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan dan Sumber Daya
Alam Perspektif Teori dan Isu-isu Mutakhir, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012) hal: 235-244
69
Ibid, hal: 235-244
68
mereka sendiri (masyarakat) siapa lagi. Lembaga lokal
sebagai tempat untuk mengoptimalkan seluruh tahapan proses
pembangunan secara mandiri.
c. Membangun kemitraan
Kemitraan bisa ditempuh sebagai bagian
pemberdayaan, sebab seringkali sumber daya alam tersedia,
tetapi ketika berurusan dengan sumber dana dan sistem
teknologi yang menompang itu tidak ketersediaan, kemudian
langkah yang diperlukan, yaitu menghadirkan sumber daya
baru itu yang biasanya berasal dari luar komunitas. Pada
konteks seperti ini, sesungguhnya kemitraan (partnership)
bisa menjadi salah satu alternatif yang ditempuh para
pemberdaya70
.
Membangun kemitraan pada hakikatnya membangun
komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber
daya atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan
diantara pihak yang bermitra. Membangun kemitraan juga
dapat menigkatkan partisipasi masyarakat, jaringan kemitraan
dapat membangun kesadaran masyarakat sebagai pelaku
utama dalam pemberdayaan.
70 Ibid.
69
d. Perlawanan sebagai Pemberdayaan
Edi Suharto berpendapat perubahan yang diharapkan
dari pemberdayaan, yaitu kelompok rentan dan lemah
memiliki kemampuan dan kekuatan dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya kemudian mememilki kebebasan,
menjangkau sumber-sumber produktif dan berpartisipasi
dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
memengaruhi mereka. Dalam konteks pemberdayaan di atas,
meyusun gerakan sosial merupakan langkah strategis. Korban
eksploitasi lingkungan tidak bisa bergerak sendiri, tetapi harus
menbangun strategi dengan kekuatan-kekuatan lain. Lewat
kesamaan isu tersebut mereka membangun sebuah gerakan
bersama-sama71
.
Perlawanan atau gerakan sosial itu terjadi oleh kondisi
yang memberiakan kesempatan bagi sekelompok masyarakat
berjuang untuk mengubah suatu kondisi. Gerakan sosial ini
muncul dari reaksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan
oleh masyarakat atau menginginkan perubahan kebijakan
yang dinilai masyarakat tidak adil.
71
Ibid.
70
E. BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
1. Pengertian Badan Usaha Milik Desa
Pengertian BUMDES menurut Pemendagri No.
39/2010 dan UU No. 6/2014 juga melembagakan dan
memperkuat BUMDES. BUMDES adalah Badan Usaha
Milik Desa adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat.
Permendagri juga mengandung substansi yang inovatif:
1) Pembentukan BUMDES bersifat kondisional, yakni
membutuhkan sejumlah prasyarat.
2) BUMDES merupakan usaha desa yang bercirikan
kepemilikan kolektif, bukan hanya dimiliki oleh
pemerintah desa, bukan hanya dimiliki masyarakat,
bukan juga hanya oleh individu, melainkan menjadi
milik pemerintahan desa dan masyarakat. Berbeda
dengan koperasi yang dimiliki dan bermanfaat hanya
untuk anggotanya. BUMDES dimiliki dan
dimanfaatkan baik oleh pemerintah desa dan
masyarakat secara keseluruhan.
71
3) Mekanisme pembentukan BUMDES bersifat inklusif,
deliberatif dan partisipatori. Artinya BUMDES tidak
cukup dibentuk oleh pemerintah desa, tetapi dibentuk
melalui musyawarah desa juga dilembagakan sebagai
institusi tertinggi dalam BUMDES, seperti halnya
rapat anggota dalam koperasi.
4) Pengelolaan BUMDES bersifat demokratis dan
teknokratis72
.
BUMDES dalah sebuah lembaga perekonomian
yang berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat desa.
Peran kelembagaan sangat penting dalam mengantur
sumberdaya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur
kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan
potensi desa guna menunjang pembangunan desa73
.
2. Landasan Hukum BUMDES
Dasar Hukum Pembentukan BUMDES dalam pasal 213
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004yang berbunyi:
1) Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa.
72 Herry Kamaroesid, Tata Cara Pendirian Dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016) hal 2-3
73
Muslimin Nasution, Pengembangan Kelembagaan Koperasi
Pedesaan Untuk Agroindustri, (Bogor: IPB Press, 2002) hal: 5
72
2) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
3) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat melakukan pinjaman sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa Pemerintah bahkan membuat satu bab
khusus mengenai BUM Desa yaitu pada BAB X BADAN
USAHA MILIK DESA dalam pasal 87 yang berbunyi:
1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
yang disebut BUMDES.
2) BUMDES dikelola dengan semangat kekeluargaan
dan kegotong royongan.
3) BUMDES dapat menjalankan uasaha di bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan74
.
3. Tujuan Pendirian BUMDES
Pendirian BUMDES dimaksudkan sebagai upaya
menampung seluruh kegiatan dibidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum yang dikelola oleh Desa dan/atau kerja
74 Herry Kamaroesid, Op, Cit., Tata Cara Pendirian Dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, hal: 13
73
sama antar desa. Didalam pasal 3 Permendesa PDTT
Nomor 4 Tahun 2015 BUMDES didirikan dengan tujuan:
1) Meningkatkan perekonomian Desa
2) Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan Desa
3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan
potensi ekonomi Desa
4) Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar
desa dan/atau dengan pihak ketiga
5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum warga
6) Membuka lapangan kerja
7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi Desa, dan
8) Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan
pendapatan Asli Desa.
4. Pendirian BUMDES
Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) adalah merupakan perwujudan dari
pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan
dengan semangat kekeluargaan dan kegotong royongan.
Untuk mencapai tujuan BUMDES tersebut, hendaknya
dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif
74
dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi
barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan
pemerintah desa. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan
tidak memberatkan masyarakat.
Dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 pada pasal 87 (ayat 3) bahwa BUMDES
dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undang, dan dalam pasal 5 ayat (2) butir a
permendesa PDTT Nomor 4 tahun 2015 yang
menyatakan “pendirian BUMDES sesuai dengan kondisi
ekonomi dan sosial budaya masyarakat” dengan
demikian BUMDES dapat menjalankan usaha bidang:
a. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan
kebutuhan pokok
b. Tersedia sumber daya desa yang belum
dimanfaatkan secara optimal terutama kekayaan
desa dan terdapat permintaan dipasar.
c. Tersedia sumber daya manusia yang mampu
mengelola badan usaha sebagai aset penggerak
perekonomian masyarakat.
75
d. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan
ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara
parsial dan kurang terakomodasi75
.
5. Pengurus dan Pengelola BUMDES
Organisasi pengelolaan BUMDES hendaklan dilakukan
terpisah dari organisasi pemerintah desa. Susunan
kepengurusan organisasi pengelolaan BUMDES terdiri
dari:
a. Penasihat
b. Pelaksanaan operasional, dan
c. Pengawas.
Susunan kepengurusan BUMDES dipilih oleh
masyarakat desa melalui musyawarah desa sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan Menteri tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan
Musawarah Desa.
Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDES penting
untuk dielaborasikan atau diuraikan agar dipahami dan
dipersepsikan dengan cara yang sama oleh pemerintah
desa, anggota (penyerta modal), BPD, Pemkab, dan
masyarakat. Dalam buku Panduan Pendirian dan
75 Ibid, hal: 18-19
76
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (2007:13)
terdapata 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDES
yaitu:
1. Kooperatif, semua komponen yang terlibat di
dalam BUMDES harus mampu melakukan kerja
sama yang baik demi pengembangan dan
kelansungan usahanya.
2. Partisipatif, semua komponen yang terlibat di
dalam BUMDES harus bersedia secara sukarela
atau diminta memberikan dukungan dan
konstribusi yang dapat mendorong kemajuan
usaha.
3. Emansipatif, semua komponen yang terlibat di
dalam BUMDES harus diperlakkukan sama tanpa
memandang golongan, suku, dan agama.
4. Transparan, aktivitas yang berpengaruh terhadap
kepentingan masyarakat umum harus dapat
diketahui oleh segenap lapisan masyarakat
dengan mudah dan terbuka.
5. Akuntabel, seluruh kegiatan usaha harus dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis maupun
administrasi.
77
6. Sustainabel, kegiatan usaha harus dapat
dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat
dalam wadah BUMDES.
6. Keuangan BUMDES
Masalah keuangan dalam BUMDES secara
umum diatur dalam Kemendagri Nomor 39 Tahun
2010 dan PP Nomor 72 Tahun 2005. Berikut ini
adalah sumber-sumber permodalan BUMDES yaitu
pemerintah Desa, tabungan masyarakat, bantuan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/kota, pinjaman, penyertaan modal pihak
lain atau kerja sama bagi hasil yang saling
menguntungkan.
Modal BUMDES yang berasal dari pemerintah
desa adalah merupakan kekayaan Desa yang
dipisahkan. Dana bantuan yang diberikan oleh
Pemerintah, Pemprov, Pemkab/Pemkot dapat berupa
dana untuk tugas pembantu. Kerja sama usaha dapat
dilakukan BUMDES dengan pihak swasta dan
masyarakat. BUMDES dapat melakukan pinjaman
keuangan kepada lembaga keuangan yang sah atau
kepada Pemerintah daerah. Peresentase pemodalan
BUMDES 51 % adalah berasal dari Desa, sementara
78
sisanya berasal dari penyertaan modal dari pihak
lain76
.
Dengan alasan pembentukan BUMDES maka tujuan
pengembangan BUMDES harus senantiasa diarahkan
pada:
1) Peningkatan kemampuan keuangan/kas desa
Bumdes diberi peluang untuk mengelola
kekayaan desa. Oleh karenanya keuntungan yang
diperoleh Bumdes haruslah didistribusikan ke
desa. Disamping itu, BUMDES dapat
memperoleh penyertaan modal dari pemerintah
desa. Tentunya jasa modal tersebut harus
diperhitungkan dalam pembagian keuntungan
usaha. Dengan demikian maka keberhasilan
BUMDES akan mampu meningkatkan keuangan
desa yang pada akhirnya desa mampu
meningkatkan kesejahteraan aparatnya.
2) Pengembangan usaha masyarakat untuk
pengentasan kemiskinan.
BUMDES sebagai badan usaha milik
masyarakat (village incoporated) merupakan
76 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), hal: 362
79
pusat kekuatan masyarakat untuk negosiasi
dengan pihak luar. Seringkali peluang usaha dari
interaksi dengan pihak luar. Oleh karenanya
peluang usaha tersebut didistribusikan pada
masyarakat. Masyarakat yang bermitra
difasilitasi untuk mengembangkan peluang usaha
tersebut. Tidak selalu setiap peluang usaha yang
diperoleh dilakukan seendiri oleh Bumdes.
3) Mendorong tumbuhnya usaha masyarakat
Dalam beberapa kasus, potensi usaha di
desa kurang terekploitasi karena kurang diminati
oleh masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan
investasi yang dibutukan cukup besar. Dalam
kasus demikian bila potensi tersebut memiliki
porspek ekonomi, BUMDES dapat memulai
sebagai pioneer. Oleh karenanya pengelolaan
BUMDES juga harus memiliki kemampuan
menganalisis peluang usaha. BUMDES dan
masyarakat dapat saja bekerja sama untuk
pemanfaatan potensi usaha tersebut. Dengan
demikian BUMDES dapat menjadi perintis bagi
usaha-usaha atau kegiatan ekonomi yang belum
diminati masyarakat.
80
4) Penyedia jaminan sosial
BUMDES dapat menyediakan sekian
persen dari SHU untuk didistribusikan secara
langsung, baik dalam bentuk bantuan finansial
atau lainnya (pendidikan, kesehatan, dan lain-
lain) kepada kaum atau kelompok marginal
seperti fakir miskin, janda tua, anak-anak
terlantar dan lain-lain. Disamping itu, BUMDES
juga dapat menyediakan lahan desa yang
dikelola BUMDES bersama dengan kaum
marginal dengan sistem bagi hasil. Seluruh biaya
produksi disediakan oleh BUMDES, kecuali
biaya tenaga kerja. Hasil produksi dapat dijual
atau ditampung BUMDES. BUMDES
menyisikan sebagia keuntungan sebagai
penyertaan modal kaum marjinal. Dengan
demikian maka kaum marjinal berhak atas SHU
yang diperoleh BUMDES, sesuai dengan besar
kecilnya penyertaan yang disediakan. Oleh
karena itu pembagian sisa hasil usaha, harus
meruapakan gambaran yang memberikan
manfaat bagi seluruh masyarakat termasuk kaum
yang termajinalkan, sehingga terwujudnya
81
pemerataan kesejahteraan (distribution of
wealth).
5) Penyedian pelayanan masyarakat desa
BUMDES diberikan kewenangan untuk
penyediaan pelayanan publik seperti pembayaran
listrik, telepon, air retribusi dan lain-lain..
7. Jenis usaha yang dilakukan
Salah satu kapital fisik yang penting dan
belum mendapat perhatian governance desa yaitu
kekayaan desa. Kekayaan tersebut adalah kapital
desa. Kapital meliputi kekayaan desa baik kapital
fisik, manusia, sosial dan ekonoi termasuk proyek
atau program yang dikucurkan ke desa, dari berbagai
dinas, instansi dan lembaga yang peduli terhadap
desa. Permasalahannya adalah bahwa kapital tersebut
tidak terakumulasi dan terdistribusikan dengan baik.
Untuk itulah maka BUMDES diperlukan sehingga
mekanisme akumulasi dan distribusi kapital desa
dirumuskan bersama antara pemerintah desa, BPD
dan pelaku ekonomi desa.
BUMDES diarahkan bersama untuk memilih
dan menetapkan jenis usaha yang mampu
memperkuat daya saing perekonomian desa dengan
pihak diluar desa khususnya dalam hal pemasaran,
82
standarisasi produk dan pengembangan jaringan.
Disamping itu BUMDES juga dapat difungsikan
untuk memperkuat posisi tawar masyarakat dalam
memasok kebutuhan sehari-hari. Hanya saja jenis
usaha BUMDES hendaknya menghindari kegiatan
usaha yang telah ada atau dilaksanakan oleh
masyarakat desa.
Adapun jenis usaha yang memungkinkan untuk
dilaksanakan melalui BUMDES antara lain :
1) Memperkuat permodalan usaha masyarakat
dengan sistem simpan pinjam.
2) Pemanfaatan lahan/tanah dan hutan desa
khususnya yang belum tergarap.
3) Pemasokan kebutuhan pokok masyarakat yang
disalurkan melalui usaha warung-warung yang
dikelola oleh anggota masyarakat.
4) Perdagangan hasil-hasil produksi usaha
masyarakat yang akan dijual ke luar desa.
5) Penyedian kebutuhan masyarakat misalnya air
bersih dan listrik.
83
6) Pengelolaan lapangan dan sarana lainya milik
umum/desa77
.
77 Saragi, Tumpal P., Mewujudkan Otonomi Masyarakat Desa:
Alternatif Pemberdayaan Desa , ( Jakarta: CV. Cipiruy, 2004) hal: 330-333
54
BAB III
PERAN BUMDES DESA KAJEN KECAMATAN
MARGOYOSO KABUPATEN PATI DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BIDANG
EKONOMI DAN LINGKUNGAN
A. Kondisi Umum Desa Kajen
Secara geografis daerah desa Kajen dibentuk oleh lereng
gunung Muria yang berbukit-bukit, lembah kakinya yang
subur, serta tepian pantai yang landai dengan perairan laut
yang tenang. Kajen terletak di Kecamatan Margoyoso, kira-
kira 18 km dari kota Pati ke arah utara, Luas Desa Kajen
sekitar 64 hektare.
Desa ini tidak memiliki lahan sawah dan perkebunan
walaupun demikian roda perekonomian warga desa ini tetap
berputar sangat kencang, sehingga di Desa Kajen terdapat
banyak bangunan gedung-gedung seperti bangunan sekolah,
pondok pesantren, dan rumah penduduk desa kajen. Mayoritas
penduduk bermata pencaharian sebagai wiraswasta sehingga
banyak ditemukan toko, warung, dan rental di desa ini.
Bahkan sepanjang jalan di desa berjajar toko-toko yang
menawarkan aneka produk.
85
Gambar 3.1
Peta Desa Kajen 78
1. Keadaan Geografis
Desa Kajen merupakan desa yang terletak di Kecamatan
Margoyoso di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dengan Nama
Desa Kajen, Nomor Kode wilayah: 33.18.16.012, Nomor
kode pos: 59154, Luas Desa/ Kelurahan: 64.660 Ha, Batas
Wilayah: a) Sebelah Utara: Waturoyo, b) Sebelah Selatan:
Ngemplak Kidul, c) Sebelah Barat: Waturoyo, d) Sebelah
Timur: Sekarjalak/Cebolek Kidul79
. Dilihat dari berbagai
aspek, maka Desa Kajen yang memiliki luas wilayah 64.660
Ha dengan jumlah penduduk: 5.003 jiwa serta didukung
sarana prasarana pendidikan yang mulai Taman Kanak-kanak
78
Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal 27
Desember 2018 Pukul 09.00 Wib 79
Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen http//kajen-
margoyoso.desa.id/kependudukan/ . Diakses Pada Tanggal 27 Desember
2018 Pukul 09.15 Wib
86
(TK), Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP/MTS). Sekolah Menengah Akhir (SMA/SMK/MA).
A. Jarak orbitasi desa Kajen
Tabel 3.1
Data Jarak Orbitasi Desa Kajen
NO. INDIKATOR SUB INDIKATOR
1. Jarak dari pusat
pemerintahan kecamatan
1 km
2. Jarak dari pusat
pemerintahan kota
18 km
3. Jarak dari pusat
pemerintahan kabupaten
18 km
4. Jarak dari pusat
pemerintahan provinsi
98 km
80
Jarak ke pusat kota pemerintahan kabupaten jauh sekitar 18
km. Karen Desa Kajen berada bagian utara kota Pati.
2. Keadaan Demografi
Dari data yang diperoleh, Desa Kajen memiliki Jumlah
penduduk pada tahun 2018 berjumlah 5.003 jiwa dari 1.294
kk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel sebagai berikut:
Jumlah penduduk desa Kajen berdasarkan jenis kelamin:
80 Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal 27
Desember 2018 Pukul 09.15 Wib
87
Tabel 3.2
Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamain
Desa Kajen
NO. JENIS KELAMIN JUMLAH
1. Laki-laki 2.532 jiwa
2. Perempuan 2.471 jiwa
Jumlah keseluruhan 5.003 jiwa 81
Pertumbuhan penduduk di esa Kajen cukup dinamis,
hal ini dilihat dari perubahan penduduk setiap tahunnya. Hal
ini pastinya dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel sebagai berikut:
Jumlah penduduk desa Kajen berdasarkan usia:
Tabel 3.3
Data Jumlah Penduduk Menurut Usia
Desa Kajen
NO. USIA JUMLAH
1. Usia 0-15 tahun 1.160 jiwa
2. Usia 15-25 tahun 854 Jiwa
3. Usia 25-35 tahun 878 Jiwa
4. Usia 35-45 tahun 816 Jiwa
5. Usia 45-55 tahun 601 Jiwa
6. Usia 55-65 tahun 383 Jiwa
3. Usia diatas 65 tahun 311 jiwa
82
81
Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal 27
Desember 2018 Pukul 09.25 Wib
82
Sumber:Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/ . Diakses Pada Tanggal 27
Desember 2018 Pukul 09.35 Wib
88
Berdasarkan jumlah penduduk Desa menurut usia masih
banyak penduduk di usia yang produktif.
Tabel 3.4
Data Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Desa Kajen
NO. PENDIDIKAN JUMLAH
1. Belum/Tidak Sekolah 788 Orang
2. Sekolah TK/SD 562 Orang
3. Tamat SD 1857 Orang
4. Tamat SLTP 1454 Orang
5. Tamat SLTA 117 Orang
6. Tamat PT (Perguruan
Tinggi)
7 Orang
7. Tidak Diketahui 218 Orang 83
Berdasarkan tabel diatas tingkat pendidikan warga desa Kajen
tergolong masih rendah. Jumlah penduduk terbesar
berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tamat SD/sederajat
dengan jumlah 1857 orang. Masyarakat belum sadar akan
pentingnya pendidikan. Pendidikan merupakan suatu
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana
tinggi rendahnya kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat.
Oleh sebab itu bisa dibilang bahwa semakin banyak seseorang
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, maka semakin pula
tingkat kepandaian yang dimiliki begitu sebaliknya.
83Sumber:Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal 27
Desember 2018 Pukul 09.45 Wib
89
3. Keadaan Sosial Ekonomi
1. Pekerjaan Masyarakat Desa
Desa ini tidak memiliki lahan sawah dan perkebunan
walaupun demikian roda perekonomian warga desa ini
tetap berputar sangat kencang, sehingga di desa Kajen
terdapat banyak bangunan gedung-gedung seperti
bangunan sekolah, pondok pesantren, dan rumah
penduduk desa kajen. Mayoritas penduduk bermata
pencaharian sebagai wiraswasta sehingga banyak
ditemukan toko, warung, dan rental di desa ini. Bahkan
sepanjang jalan di desa berjajar toko-toko yang
menawarkan aneka produk. Untuk lebih rincinya dapat
dilihat di tabel sebagai berikut:
Mata pencaharian warga:
Tabel 3.5
Data Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Kajen
NO. JENIS PEKERJAAN JUMLAH
1. Guru Swasta 110 Orang
2. Mengurus Rumah
Tangga
321 Orang
3. Pelajar dan Mahasiswa 1220 Orang
4. Wiraswasta 1878 Orang
5. Lain-Lain 395 Orang
6. Belum Bekerja 1079 Orang
90
84
Dari tabel diatas dapat dilihat sebagian besar penduduk
bekerja di sektor wiraswasta menjadi sektor utama dalam
menopang penghasilan warga Desa sebanyak 1878 orang. Dan
masih banyak yang belum bekerja sebanyak 1079 orang dan
yang menjadi pelajar dan mahasiswa sebanyak 1220 orang. Di
sektor wiraswasta sebagian penduduk membuka toko atau
warung untuk memenuhi kebutuhan.
2. Pendapatan
Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Kajen
sebagai guru swasta dan wiraswasta. Untuk mata
pencaharian penduduk Desa Kajen sebagai wiraswasta
mereka bekerja paling banyak sebagai pedagang. sektor
Perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat adalah
berdagang makanan, kebutuhan pokok, buku-buku dan
kitab agama Islam, kerudung dan baju muslim, songkok,
kaligrafi dan tas. Jadi masyarakat yang berdagang
mendapatkan pendapatan yang berbeda-beda. Pendapatan
mereka akan tambah tinggi ketika ada acara khaul seorang
wali yang diperingati 1 tahun sekali. Tetapi yang paling
terkenal di kalangan masyarakat luas toko-toko yang ada di
84
Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen-margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal 27
Desember 2018 Pukul 10.00 Wib
91
desa Kajen umumnya berjualan kitab dan buku-buku agama
Islam karena lingkungan kebanyakan adalah pondok
pesantren dan sekolah madrasah. Untuk masyarakat yang
bermata pencaharian selain berdagang seperti pegawai
pabrik pendapatannya standar mulai UMR Kabupaten Pati
sebesar 1.742.000.
Untuk pendapatan desa Kajen Kecamatan Margoyoso
Kabupten Pati (APBDes 2018). Untuk Dana Desa (DD)
1.013.577.000,-, Pendapatan Asli Desa (PAD) 21.540.736,-,
Alokasi Dana Desa (ADD) 295.997.000,-, Bantuan
Keuangan Provinsi 255.000.000,-, Bantuan Keuangan
Kabupaten/Kota 50.000.000,- total pendapatan Desa Kajen
sebesar 1.636.114.736,-. Untuk rincian dana pembelanjaan
Desa Kajen sebagai berikut: Pelaksanaan Pembangunan
Desa 1.038.042.594,-, Penyelenggaraan Pemerintah Desa
281.736.400,-, Pembedayaan Masyarakat 300.000.000,-,
Pembinaan Kemasyarakatan 122.524.00,-, total
Pembelanjaan Desa Kajen 1.832.031.394,-. Rincian
Pembangunan Dana Desa Tahun 2018 sebagai berikut:
92
Tabel 3.6
Rincian Pemangunan Dana Desa Tahun 2018
NO. URAIAN JUMLAH
1. Pengaspalan Jalan Poros
Timur
223.648.000,-
2. Pembangunan gedung
Serbaguna
73.203.000,-
3. Pembangunan U Dicth 260.711.000,-
4. Pembangunan Rehap
Drainase (PKT)
84.285.500,-
5. Normalisasi sungai
Buudana (PKT)
9.224.600,-
6. Pengaspalan Jalan Poros
Barat
50.000.000,-
7. Pengaspalan Jalan 200.000.000,-
8. Pembangunan Plafon
Kantor Desa
22.924.858,-
9. Pembangunan/Rehap
Sarpras Kantor
21.540.736,-
10. Pembangunan/Rehap
Rumah Gakin (Keluarga
Miskin)
30.000.000,-
11. Pembangunan Jaringan 62.504.000,-
93
Internet Desa
85.
4. Keadaan Lingkungan Desa
Desa kajen merupakan desa yang dihuni selain warga
desa dan ribuan santri dan pelajar dari berbagai daerah.
Sampah adalah permasalahan yang sangat serius di daerah
padat seperti desa Kajen. Dengan luas Desa Sekitar 60 ha
yang dihuni sekitar 5003 jiwa ditambah 40 Pesantren dan 10
sekolah yang ada di desa yang memiliki siswa sekitar 10
ribu jiwa, mereka semua menghasilkan sampah.
Sampah yang dari pesantren, sekolah, rumah tangga dan
pedagang makanan yang datang serta orang yang
berkunjung telah membuat masalah sampah di desa ini
sebelumnya. Sampah menjadi masalah serius di Desa Kajen
hal ini dikarenakan lembaga-lembaga pendidikan dan
pesanter-pesantren belum mempunyai sistem pembuangan
sampah yang baik. Dahulu, kebanyakan lembaga
pendidikan dan pesantren di Desa Kajen membuang sampah
dengan cara tradisional yaitu dengan membuang ke sungai
atau dibakar.
85 Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/ Diakses Pada
Tanggal 27 Desember 2018 Pukul 11.15 Wib
94
Akibatnya beberapa sungai yang melintasi Desa Kajen
sering tersumbat oleh sampah-sampah tersebut dan berbau.
Sekarang dengan adanya program yang dikelola oleh
BUMDes Desa Kajen yaitu kegiatan mengelola sampah
kondisi lingkungan Desa Kajen menjadi lebih bersih, ramah
lingkungan, sehat dan nyaman. Terutama kondisi aliran
sungai yang ada di sekitar Desa yang dahulu tersumbat oleh
sampah setiap kali hujan deras mengakibatkan banjir,
sekarang kondisi sungai bebas dari sampah. Karena dahulu
sampah yang dari warga, lembaga-lembaga sekolah, dan
pondok pesantren dibuang sembarang dialiran sungai
sekarang sudah dikelola dengan baik melalui program dari
BUMDes Desa Kajen.
B. Profi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Kajen
1. Sejarah BUMDes Desa Kajen
Sejarah terbentuknya Bumdes desa Kajen, sekitar
tahun 2015 pemuda karang taruna berinisiatif membentuk
komunitas pemuda pecinta lingkungan dengan nama
Resik Apik yaitu sebuah komunitas yang bergerak di
bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Komunitas ini
menargetkan sampah. Komunitas tersebut terbentuk dari
keresahan, karena setiap kali hujan deras desa Kajen
sering dilanda banjir penyebab banjir tersebut yaitu
95
tersumbatnya aliran air/sungai dari sampah yang dibaung
sembarangan oleh warga dikarenakan di desa kajen tidak
ada TPA. Berdasarkan wawancara dengan pengurus
Bumdes desa sebagai adiminstras mas Abdul Karim
sebagai berikut:
“pada waktu itu sekitar tahun 2015, pada waktu itu di
desa kajen sering banjir apalagi di daerah kajen
sebelah utara dekat dengan sungai, setiap hujan
deras wilayah terebut dilanda banjir sampai dengan
lutut. Ada inisiatif dari komunitas pemuda pencinta
lingkungan (Resik Apik) bergerak mencari penyebab
dari banjir, akhirnya setelah di telusuri dari aliran
sungai yang tersumbat oleh sampah. Karena setiap
warga dan lembaga pendidikan di desa ini masih
membuang sembarangan.”86 kegaiatan pertama yang dilakukan oleh komunitas
Resik Apik jasa angkut sampah warga desa kajen.
Program/kegiatan Jasa Angkut Sampah awalnya hanya
kegiatan sosial dari komunitas pemuda pecinta
lingkungan. Program tersebut program sosial yang
mengambil sampah dari warga. Sudah berjalan satu bulan
mereka tidak memungut biaya, tetapi setelah berjalan dua
bulan mereka juga butuh biaya operasional, jadi tiga
bulan berjalan mereka dibantu masyarakta dengan biaya
sukarela untuk biaya operasional. Tiga sampai empat
86 Sumber: Wawancara Dengan Pengurus BUMDES Desa Kajen
Pada Tanggal 8 Desember 2018 Pukul 11.03 wib.
96
bulan selanjutnya mereka sudah mulia memberikan tarif
pengambilan sampah dari warga dan juga memanajemen
dalam pengelolaan kegiatan tersebut, Wawancara Dengan
Pengurus BUMDES Desa Kajen Pada Tanggal 8 Desember
2018 Pukul 11.03 wib. wawancara dari pengurus Bumdes
desa mas Abdul Karim sebagai berikut:
“Dari komunitas pemuda pecinta lingkungan
membuat semacam program atau yang namanya jasa
angkut sampah. Jasa angkut sampah ini adlah
program pertama berbasis sosial dengan mengambil
sampah-sampah yang ada di rumah warga desa pada
awal bulan pertama tidak dipungut biaya”87. Hal tersebut senada dengan yang dinyatakan oleh
pengawas Bumdes desa kajen Bapak Hasim bahwa
sebagai berikut:
“Bumdes di Desa kajen berdiri mulai tahun 2016
melalui musyawarah Perdes bula April, keronoginya
saya sebagai ketua dengan pemuda rt berinisiatif
membentuk komunitas Pemuda Pecinta lingkungan
dinamai dengan Resik Apik. Awal mulai dengan
membuat program sosial, ekonomi dan lingkungan
dengan membidik sampah, kegiatan pertama
dilakukan yaitu jasa angkut sampah warga”88. Setelah berjalan 5 sampai 6 bulan berjalan komunitas
pemuda pecinta lingkungan mulai dilihat oleh pemerintah
desa untuk diajak kerja sama melalui BUMDES desa
87 Ibid.
88
Sumber: Wawancara Dengan pengawas BUMDES Desa Kajen
Pada Tanggal 6 Desember 2018 Pukul 16.00 wib.
97
Kajen, dengan modal awal 30 juta untuk membeli truk
untuk mengambil sampah warga dan juga untuk
menambah nasabah. Seiring berjalannya waktu mereka
mendapat kendala dalam pengelolan sampah dan kendala
biaya operasional dikarenakan pada saat itu sampah yang
dikumpulkan dibuang di pembuang terakhir di kecamatan
lain yang setiap bulannya bayar. Ada kesempatan bertemu
dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati untuk
berkonsultasi dengan DHL dan diberikan solusi tentang
membuat program Bank Sampah.
Berikut ini adalah laporan dari hasil penelitian pada
BUMDES di Desa Kajen Kec. Margoyoso yang dilakukan
oleh penulis dengan mewawancara 4 orang narasumber
terdiri dari aparat desa 1 dan pengurus BUMDES Desa
Kajen Pengawas, pengurus administrasi, dan anggota
BUMDES untuk mengetahui perkembangan BUMDES
yang berada di Desa Kajen.
Di samping itu BUMDES Desa Kajen tercatat dalam
Peraturan Desa Kajen Nomor 04 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Kepengurusan dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. BUMDES desa Kajen didirikan guna
meningkatkan pendapatan masyarakat desa, pemerintahan
desa dapat membentuk BUMDES sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa.
98
Sementara itu, keberdayaan BUMDES Desa Kajen
ditinjau dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Trasmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Surat Gubenur
Jawa Tengah Tanggal 2 Juni 2010 Nomor 411/11702.
Perihal Pembentukan BUMDes. Peraturan Daerah
Kabupaten Pati Nomor 4 Tahun 2013 Tanggal 20 Mei
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Surat Keputusan
Kapala Desa Nomor: 141.32/K/08/VII/2016 Taggal 30
Juli 2016 tentang Pengangkaatan dan Penetapan Pengurus
BUMDES Desa Kajen89
.
Badan Usaha Milik Desa atau yang sering disebut
dengan BUMDES Desa Kajen terletak di Desa Kajen
Kec. Margoyoso Kab. Pati. Badan Usaha Milik Desa atau
BUMDES berdiri pada tanggal 30 Juli 2016 dengan SK
89 Sumber: Arsip Data (Peraturan Desa Kajen Nomor 04 Tahun
2016 tentang Pembentukan, Kepengurusan dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa. Bumdes Desa Kajen).
99
Kepala Desa Nomor: 141.32/K/08/VII/2016 Tentang
Pengangkatan dan Penetapan Pengurus BUMDES Desa
Kajen. Setelah pemerintah desa Kajen membetuk Badan
Usaha Milik Desa melalui musyawarah desa pada bulan
april tahun 2016, dan diresmikan pada tanggal 30 Juli
tahun 2016. Dengan adanya dibentuk dan diresmikan
BUMDES desa Kajen, melakukan kerja sama dengan
komunitas Resik Apik dengan cara bagi hasil.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengawas Bumdes
Desa Kajen Bapak Hasim:
“Bumdes di Desa kajen berdiri mulai tahun 2016
melalui musyawarah Perdes bula April, keronoginya
saya sebagai ketua dengan pemuda rt berinisiatif
membentuk komunitas Pemuda Pecinta lingkungan
dinamai dengan Resik Apik. Awal mulai dengan
membuat program sosial, ekonomi dan lingkungan
dengan membidik sampah, kegiatan pertama
dilakukan yaitu jasa angkut sampah warga itu
sebelum bumdesa masuk. Setelah bumdes desa kajen
dibentuk pada 30 juli tahun 2016 bumdes bekerja
sama dengan komunitas Resik Apik dengan cara
bagi hasil”90. Pendirian BUMDes Desa Kajen dimaksudkan memenuhi
visi, misi sesuai dengan keberadaan masyarakat Desa
Kajen adapun sebagai berikut:
90 Sumber: Wawancara Dengan pengawas BUMDES Desa Kajen
Pada Tanggal 6 Desember 2018 Pukul 16.00 wib.
100
1. Meperkuat perekonomian desa dan dibentuk
berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ada di
Desa Kajen.
2. Mampu membantu masyarakat dalam segala
aspek
3. Menjadikan peluang usaha atau lapangan
pekerjaan bagi masyarakat
4. Memberikan wawasan luas bagi masyarakat
2. Konsep Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa
Kajen
BUMDES desa Kajen merupakan program kegiatan
badan usaha milik desa yang dikelola masyarakat dan
untuk masyarakat. Sehingga, pelaksanaan bisnis
BUMDES desa Kajen berbasis pada sosial masyarakat,
ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Pengurus BUMDES desa Kajen Bapak Syahid
mengatakan bahwa:
“Pada waktu itu sekitar tahun 2015 pemuda rt
membuat sebuah komunitas pemuda pecinta
lingkungan yang bernama “Resik Apik” yang
bergerak dibidang sosial ekonomi dan lingkungan.
Target kegiatan tentang sampah dalam mengelola
sampah. Program atau kegiatang pertama yang
101
dilakukan oleh Resik Apik yaitu jasa angkut sampah
warga” 91
..
Tujuan dalam pembentukan BUMDES desa Kajen
adalah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.
BUMDES desa Kajen melakukan pemberdayaan
masyarakat dengan memberikan sosialisasi tentang
bagaimana mengelola sampah kemudian bagaimana
memilah sampah organik maupun anonganik (plastik,
kertas, logam, besi). Pemberdayan yang dilakukan oleh
BUMDES desa Kajen yaitu sebagai pembelajaran bagi
masyarakat tentang kesadaran lingkungan supaya tidak
membuang sampah sembarangan Dan sebagai pembelajar
bagi warga tentang pengelolaan sampah karena sampah
itu juga mempunyai nilai ekonomi kalau dikelola dengan
baik. Supaya warga melek lingkungan terutama sampah
tidak dibuang sembarangan, walaupun dari pengelolaan
sampah keuntungan tidak besar tetapi manfaat bagi
karyawan yang bekerja di BUMDES desa Kajen, bagi
warga, dan lingkungan. Sesuai hasil wawancara dengan
Bapak Hasyim:
“tujuan awal kita dibentuknya Bumdes pemberdayan,
terutama pemberdayan dalam bidang pengelolaan
sampah. Dan pemberdayaan bagi orang-orang yang
tidak mempunyai pekerjaan. Dan sebagai
91 Sumber: Wawancara Dengan Pengurus BUMDES Dea Kajen
Pada Tanggal 12 Desember 2018 Pukul 12.15 wib
102
pembelajaran bagi masyarakat dan melek tentang
pengelolaan sampah, sampah itu juga mempunyai nilai
ekonomi. walau dalam pengelolaan sampah
keuntungannya tidak banyak”92
.
3. Badan Pembentuk BUMDes Desa Kajen
Pembentukan BUMDes desa Kajen melalui rapat
Badan Musyawarah Desa Kajen Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati. Pada hari selasa tanggal 19 bulan Juli
tahun 2016 bertempat di Balai desa Kajen Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati telah diadakan Rapat Badan
Permusyawarahan Desa Kajen dalam rangka membahas
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Rapat dihadiri oleh Ketua, Wakil ketua, dan Anggota
Badan Permusyawarahan Desa.
Jumlah BPD : 11 orang
Yang hadir : 11 orang
Yang tidak hadir : 0 orang
92 Sumber: wawancara dengan pengawas BUMDES pada tanggal 6
Desember pukul 16.00 wib
103
Nama anggota yang hadir sebagai berikut:
Tabel 3.7
data Anggota Yang Hadir Rapat Badan Musyawarah
Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
NO. NAMA JABATAN
1. Yudo Wusodo Ketua
2. H.Zaenal Arifin, S. Hi Wakil Ketua
3. Ali Imron, S.Pd Sekertaris
4. M.Afif Avianto Anggota
5. Muslim Anggota
6. Ali Imron Anggota
7. Tasnawi Anggota
8. Syahid Nurbaya Anggota
9. Misbakul Khoir Anngota
10. Purnomo Anggota
11. Isa Ansori Anggota
93
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan yang
memilki hubungan antar setiap bagian atau posisi yang
dalam satu organisasi yang mempunyai fungsi untuk
93 Sumber: Arsip Peraturan Desa Kajen Nomor 04 Tahun 2016
Tentang Pembentukan, Kepengurusan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa. BUMDES Desa Kajen
104
menjalankan kegiatan operasional hingga mencapai suatu
tujuan tertentu. Fungsi dari struktur organisasi itu sendiri
dapat menjadi gambaran dengan jelas adanya pemisahan
kegiatan atau kerja antara satu bagian dengan lainnya.
Pembagian kewenangna secara jelas dapat menjadikan
acuan koordinasi dengan baik. Sehingga tidak akan ada
tumpang tindih bagian pekerjaan. Berikut ini adalah
struktur organisasi yang ada di BUMDES Desa Kajen.
Gambar 3.2
105
Fungsi dari Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa
Tabel 3.8
Fungsi Struktur Organisasi BUMDES
No. Jabatan Fungsi
1. Penasehat Bertanggung jawab sebagai kontrol
dan pembimbing dalam anggota
Pengurus
2. Pengawas Membantu seluruh anggota
kepengurusan dalam menyelesaikan
tanggung jawabnya secara efektif
dengan melaksanakan analisa,
penilaian, rekomendasi dan
penyampaian laporan mengenai
laporan kegiatan yang diperiksa.
3. Ketua Bertanggung jawab atas jalanya
kegiatan baik di dalam maupun di
luar, memimpin dan mengkoordinasi
dan membina anggota Pengurus
4. Sekertaris Bertanggung jawab atas mekanisme
administrasi kesekretariatan dan
mencatat, merekap kegiatan
pengurus.
106
5. Bendahara Bertanggung jawab atas mekanisme
sirkulasi keuangan.
Gambar 3.3
DEVISI BANK SAMPAH
94
5. Jenis Unit Usaha BUMDES Desa Kajen
Di Desa Kajen terdapat banyak bangunan gedung-
gedung seperti bangunan sekolah, pondok pesantren, dan
rumah penduduk desa kajen. Mayoritas penduduk
bermatapencaharian sebagai wiraswasta sehingga banyak
ditemukan toko, warung, dan rental di desa ini. Bahkan
94
Sumber data: Arsip Data Milik BUMDES Desa Kajen
107
sepanjang jalan di desa berjajar toko-toko yang
menawarkan aneka produk. Desa kajen mempunyai
jumlah penduduk 5.003 jiwa dengan memiliki luas tanah
desa 64.660 Ha terdapat banyak bangunan gedung-gedung
seperti bangunan sekolah, pondok pesantren dengan
ribuan santri dan pelajar yang bermukim di desa Kajen
maka permasalahan yang dihadapi di desa Kajen
permasalahan sampah. Tetapi bagi bumdes desa Kajen
permasalah sampah tersebut dijadikan sebagai potensi
desa yang dapat memberikan penghasilan bagi warga
yang ikut bergabung dan juga menambah kas desa.
Badan Usaha Milik Desa Kajen menjalankan beberapa
jenis unit usaha untuk menambah kas desa atau
pendapatan usaha:
1. Jasa Angkut Sampah
2. Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse,
Recycle (TPS3R)
3. Bank Sampah
4. BRILink
5. Jasa Ekspedisi
Ada unit usaha baru di BUMDes desa Kajen adalah
unit usaha industri pengilingan plastik untuk dijadikan biji
plastik untuk menambah harga jual plastik bekas. Dengan
adanya penambahan unit usaha baru ini mampu membuka
108
lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa Kajen dan juga
mampu untuk menambah PAD (Pendapatan Asli Desa).
Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Hasyim sebagai
berikut:
“ya itu mbak usaha yang sedang dijalankan
BUMDES Desa Kajen ada jasa angkut sampah,
TPS3R, bank sampah, sedangkan yang BRILink itu
mebayaran online seperti pembayaran bpsj dan
pembayaran listrik, dan jasa ekspedisi hanya untuk
menambah pemasukan bumdes, yang sering
disosialisasikan ke warga-warga dan ke lembaga-
lembaga yaitu jasa angkut sampah, TPS3R, dan bank
sampah. Dan untuk unit usaha industri pengilingan
plastik sekitar pertengahan tahun 2018 mulai
perencanaan membuka usaha tersebut.”95 Ketiga program tersebut saling berkaitan dan menjadi
kesatuan. Semua berkaitan dengan pengelolaan sampah.
Untuk jasa angkut sampah ketika sudah keliling ke rumah
warga dan instasi seperti lembaga pendidikan di desa
Kajen dan sekitar desa dan juga pondok-pondok pesantren
untuk mengambil sampah dari warga tidak langsung
dibuang ke tempat pembungan akhir (TPA), melainkan
disetorkan dulu ketempat pengelolaan sampah (TPS),
setelah di TPS sampah dipilah sampah yang organik dan
nonorganik setelah sampah dipilah kemudian dijual ke
95 Sumber: wawancara dengan pengawas BUMDES pada tanggal 6
Desember pukul 16.00 wib
109
pengepul dengan harga yang tertinggi atau dibuat
kerajinan.
Bank sampah, lembaga ini mengelola sampah baik
dari warga maupun dari lembaga-lembaga pendidikan dan
pondok pesantren yang ada sekitar desa Kajen. Untuk
mengelola sampah dari warga maupun lembaga-lembaga
pendidikan dan pondok pesantren dikelola dengan cara-
cara seperti bank konvensial. Para nasabah juga diberikan
rekening untuk tabungan sampah-sampahnya yang
disetorkan, yang nominalnya bisa diambil setiap bulan
maksimal 1 tahun.
6. Operasional Peran BUMDes Desa Kajen
BUMDES desa Kajen lembaga yang mengelola dan
menjual sampah dari warga maupun dari lembaga-
lembaga pendidikan dan pondok-pondok pesantren yang
ada desa Kajen maupun sekitarnya.
Dalam menjalankan operasional BUMDES desa Kajen
ada tiga program kegiatan untuk diterapkan kepada
masyarakat yaitu jasa angkut sampah, TPS3R, bank
sampah. Ketiga program tersebut saling berkaitan dan
menjadi kesatuan. Semua berkaitan dengan pengelolaan
sampah.
1) Untuk jasa angkut sampah karyawan dari BUMDES
desa Kajen ada yang bekeliling untuk mengambil
110
sampah yang berasal dari rumah-rumah warga dan
lembaga-lembaga pendidikan, pemerintahan dan
pondok-pondok pesantren yang menjadi nasabah
jasa angkut sampah.
2) Setelah berkeliling untuk mengambil sampah-
sampah tersebut langsung dibawa ke TPS untuk
disortir atau dipilah menurut jenis sampah dan
dikumpulan untuk dijual dengan pengepul yang
memberikan harga yang tinggi.
3) Untuk bank sampah Resik Apik menganut cara-cara
seperti bank konvensional. Para nasabah juga
diberikan buku rekening untuk tabungan sampah-
sampahnya yang disetorkan, yang nominalnya bisa
diambil setiap bulan maksimal 1 tahun.
Untuk Saat ini BUMDES desa Kajen mempunyai 17
karyawan yang bergabung dengan BUMDES 15 orang
sebagai karyawan tetap dan 2 orang tidak karyawan
tetap. Jam kerja kerja mulai jam 08.00 wib hingga jam
16.00 wib dan hari libur pada hari Minggu. Untuk
pemasaran sampah BUMDES masih mengandalkan
sistem penjualan barang mentah kepada pengepul yang
memberikan harga tertinggi.
111
7. Proses Pemberdayaan BUMDES Desa Kajen
Desa Kajen merupakan desa yang memiliki jumlah
penduduk yang banyak dan ditambah jumlah pelajar dan
santri yang banyak juga. Desa kajen memiliki
permasalahan yang serius yaitu sampah yang dihasilkan
warga yang berdomisili di desa Kajen. Dengan
mengandalkan potensi yang dimiliki desa Kajen yaitu
jumlah sampah dan jumlah penduduk yang padat, maka
sampah yang awalnya menjadi permasalahan kini
menjadi sumber ekonomi. Dengan melakukan
pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah
yang berbasis masyarakat. Dengan pemberdayaan
masyarakat BUMDES Kajen mengeluarkan program
pengelolaan sampah. Bentuk pemberdayaan ini yaitu
dengan menggerakan ibu-ibu PKK serta pemuda Karang
Taruna. Kegiatan mengelola sampah dengan memilah
sampah organik dan anorganik yang memiliki nilai
ekonomi dapat dijual kembali ke pengepul. Salah satu
upaya dalam mengurangi sampah yang dihasilkan oleh
warga, BUMDES Kajen dengan mengajak masyarakat
sekitar desa untuk tidak membuang sampah sembarangan
apalagi ke sungai. Tetapi dengan mengelola atau
memilah sampah dan dapat diikutkan program kegiatan
112
BUMDES Kajen seperti bank sampah atau jasa angkut
sampah.
BUMDES dan pemerintah desa mengadakan
sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat Desa
Kajen dengan tujuan agar masyarakat paham mengenai
sampah yang memiliki nilai ekonomi. Dalam sosialisasi
ke depannya bagi masyarakat yang ikut menabung
sampah di bank sampah bukan hanya mendapatkan
manfaat dari nilai ekonomi sampah namun juga dapat
fasilitas kesehatan berupa BPJS. Sehingga kesejahteraan
masyarakat terjamin.
Proses pengelolaan sampah yang terokait konsep
pemberdayaan yang melibatkan beberapa komponen,
yaitu:
a. Pemberdayaan personal, bahwa dalam proses
pengelolaan sampah di desa Kajen ini yaitu
dengan memberikan pemahan dan pendakatan
kepada setiap personal anggota masyarakat
bahwa sampah bermanfaat dengan tujuan
memberikan pemahaman dan pengetahuan baru.
b. Pemberdayaan kelompok kecil, bahwa
pemberdayaan ditujukan kepada ibu-ibu PKK,
pemuda karang taruna, pelajar, serta para santri
ataupun juga pemerintah setempat.
113
c. Pengorganisasian masyarakat, bahwa masyarakat
berperan penting dalam pelaksanana pengelolaan
sampah ini dengan ikut berpartisipasi.
d. Kemitraan, bahwa kemitraan ini dilakukan
dengan mencari jaringan seperti mencari
pengepul yang memberikan harga tinggi untuk
sampah tersebut.
e. Aksi sosial, bahwa dengan menjalankan proses
pengelolaan sampah dimulai dari perencanaan,
implementasi, hingga evaluasi secara bersama
dengan mengandalkan sumber daya manusia
setempat di Desa Kajen.
8. Sasaran Pemberdayaan BUMDes Desa Kajen
Sasaran program pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan BUMDES adalah warga masyarakat yang
masih minim pengetahuan tentang kebersihan terutama
dalam membuang sampah dan menjaga kebersihan
lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian kelompok
sasaran dari pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh BUMDES Desa Kajen meliputi semua warga desa
yang rumah tangga maupun yang mempunyai
toko/waruh kecil atau toko besar, anak-anak sekolah,
santri pondok pesantren, lembaga-lembaga pemerintahan
maupun nonpemerintahan.
114
Kelompok sasaran pemberdayaan masyarakat BUMDES
Desa Kajen
Tabel 3.9
Data Sasaran Kelompok Pemberdayaan Masyarkat
BUMDES Desa Kajen
NO. Kelompok Sasaran
1. Ibu/bapak Rumah Tangga
2. Ibu PKK
3. Pemilik Toko/Warung besar
4. pemilik Toko/warung kecil
5. Pelajara Sekolah
6. Santri Pondok Pesantren
7. Lembaga pendidikan
8. Lembaga Pemerintahan
96
9. Peran BUMDES Desa Kajen
Peranan merupakan rangkaian perilaku teratur
yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu dan
atau adannya suatu kantor yang mudah dikenal.
Kepribadian seseorang sangat berpengaruh bagi
peranan yang dijalankan. Peranan timbul karena
seseorang memahami bahwa tidak dapat bekerja
96 Sumber: wawancara dengan pengawas bumdes dan pegawai
bumdes pada tanggal 6 Desember pukul 16.00 wib dan pukul 11.00 wib
115
sendirian97
. Pendirian BUMDES desa Kajen
lembaga usaha desa yang tujuan utamanya untuk
memperkuat perekonomian desa dan dibentuk
berdasarkan kebutuhan dan pontensi yang ada di
desa tersebut. BUMDES Desa Kajen ini diharapkan
mampu membantu masyarakat segala hal.
10. Peranan BUMDES Desa Kajen dalam
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Ekonomi dan
Lingkungan melalui Pengelolaan sampah
Pada hakikatnya dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat yakni terberdayaan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup
secara mandiri dan peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat. Sejalan yang dilakukan oleh BUMDES
desa Kajen untuk berusaha memenuhi kebutuhan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu
melalui pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan
sosial yang dapat memberikan manfaat dan peluang
bagi masyarakat, yaitu dengan menjadikan sampah
menjadi hal positif. Dan dari pengelolaan sampah ini
kita memberikan pemahaman kepada masyarakat
97
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan
Implikasinya, (Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada, 2012) hal: 10
116
bahwa sampah itu tidak hanya menjadi sumber
negative tetapi juga menjadi sumber positif.
Sehingga sampah yang menjadi sumber negatif
kalau dikelola dengan baik maka akan memberikan
sumber positif yang dapat menghasilkan nilai
ekonomi bagi masyarakat sekitar. Seperti yang
diungkapkan bapak Hasim selaku pengawas
BUMDES Desa Kajen:
Sebenarnya kegiatan ini bersifat sosial untuk
membantu warga membuang sampah. Kami
berharap berjalan baik kedepannya dan dapat
menambah kegiatan mengelola sampah untuk
membantu masyarakat. Serta mengajak
masyarkat ikut berpartisipasi dalam
mengelola sampah dari rumah dan peduli
akan lingkungan sekitar mereka98. Penjelasan dari mas Abdul karim sebagai pengurus
BUMDES desa Kajen sebagai berikut:
Gini mbak kalau sampah itu dikelola dengan
baik dan benar akan berdampak positif, tidak
hanya berdapak pada linggkungan yang bersih
tetapi juga dapat menambah nilia ekonomi
atau menamabah pendapatan warga juga.
Alhamdulillah kegiatan yang kita lakukan
mendapatkan respon positif dari warga
masyarakat. Dari kegiatan jasa angkut yang
dulunya tidak ditarif bayar seikhlas oleh
warga, tapi warga tidak keberatan kalau
98 Sumber: wawancara dengan pengawas BUMDES pada tanggal 6
Desember pukul 16.00 wib
117
sampah mereka dibuangkan. Dengan ada
program berdirinya bank sampah Resik Apik
sangat membantu karena kegiatan
pengelolaan sampah ini dapat mengurangi
dan mengatasi masalaha sampah lingkungan
yang ada di desa ini. Dan masyrakat sangat
berpartisipasi dalam kegiatan kami, mulai ikut
menabung sampah dan ikut serta memilah
sampah dari rumah mereka sendiri. Dengan
adanya kegiatan pengelolaan sampah ini
masyarakat lebih bisa peduli akan pentingnya
menjaga kebersihan99. Dari wawancara di atas telah disampaikan
bahwa BUMDES desa Kajen membuat program
pengelolaan sampah untuk membantu masyarakat
Desa Kajen dan sekitarnya dalam menangani
masalah sampah. Karena dengan adanya program
pengelolaan sampah ini banyak memiliki manfaat
bagi masyarakat desa Kajen dan sekitarnya. Oleh
karena itu BUMDES desa Kajen bekerja semaksimal
mungkin untuk tetap menjalankan kegiatan
pengelolaan sampah. Agar kegiatan tersebut selalu
mendapatkan dukungan dan apresiasi dari
masyarakat desa Kajen dan sekitarnya. Maka
BUMDES berusahan untuk memberikan inovasi
dalam pengelolaan sampah. Wawancara dengan
99 Sumber: wawancara dengan Pengurus BUMDES Desa Kajen
Pada Tanggal 08 Desember 2018 Pukul 11.03 wib
118
salah satu warga desa Kajen di rt 04 rw 02 mbak
Imaroh sebagai berikut:
Menurut saya peran BUMDES ini dalam
pelaksanaan pengelolaan sampah sangat
membantu warga sini membantu mengurangi
sampah mbak. Yang dulunya daerah sini
sering dilanda banjir saat hujan deras. Kalau
sekarang sudah agak mendingan mbak100. Wawancara dengan salah satu nasabah bank
sampah Resik Apik BUMDES desa Kajen mbak
Ana sebagai berikut:
“Kegiatan BUMDES Kajen ini selain
membersihkan sampah yang ada di desa, juga
memeberikan tambahan penghasilan bagi
warga yang ikut nabung di bank sampah
BUMDES dari hasil mengumpulkan sampah,
lumayan mbak untuk tambahan penghasilan
daripada dibuang sembarang atau
dibakar.101” Dalam proses pemberdayaan tentunya perlu
untuk menanamkan pada diri seseorang yang akan
diberdayakan. Kegiatan yang dilakukan oleh
BUMDES tidak hanya membersihkan lingkungan
tetapi juga pemberdayaan bidang ekonomi.
Pemberdayaan ekonomi tidak hanya membutuhkan
100 Sumber: Wawancara dengan Warga Desa Kajen Pada Tanggal
10 Desember 2018 Pukul 10.00 wib 101 Sumber: Wawancara dengan Warga Desa Kajen dan Sebagai
nasabah Bank Sampah BUMDES Desa Kajen Pada Tanggal 10 Desember
2018 Pukul 12.00 wib
119
modal, tetapi juga sumber daya manusia dan juga
sumber daya yang dapat dimanfaatkan seperti
sampah yang dapat dimanfaatkan. BUMDES desa
Kajen dapat melakukan pemberdayaan masyarakat
bidang ekonomi, untuk mencapai suatu keberhasilan
dalam usaha pemberdayaan dibutuhkan faktor
pendukung yang dapat mendorong terjadinya
pemberdayaan. Adapun faktor pendorong terjadinya
pemberdayaan ekonomi sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia
Pemberdayaan ekonomi sumber daya manusia
menjadi komponen penting dalam setiap
pemberdayaan. BUMDES desa kajen
mengoptimalkan sumber daya manusia yaitu
warga masyarakat desa Kajen untuk ikut
berpartsipasi dalam program pengelolaan
sampah melalui sosialisasi kepada setiap warga
desa.
b. Sumber daya alam
Sumber daya alam merupakan salah satu
sumber daya pembangunan yang cukup penting
dalam proses pemberdayaan ekonomi yang
dapat dimanfaatkan untuk masyarakat.
BUMDES desa Kajen tidak memanfaatkan
120
sumber daya alam tetapi sumber daya berupa
sampah yang dihasilkan oleh setiap warga.
Dahulu sampah diianggap tidak ada manfaatnya
menjadi sumber penyakit sekarang
dioptimalkan oleh BUMDES desa Kajen
sebagai sumber ekonomi yang dapat
dioptimalka manfaatnya.
c. Permodalan
Permodalan merupakan salah satu aspek
permasalahan yang dihadapi masyarakat pada
umumnya. Awal kegiatan yang dilakukan oleh
BUMDES desa Kajen bersifat sukarela. Tetapi
setelah berjalannya waktu mereka juga butuh
biaya untuk operasionalnya. Modal awal yang
didapat dari bantuan pemeritah desa Kajen
sebesar 30 juta dan mencari dana pinjaman
untuk membeli armada pengangkut sampah
supaya dapat memperbanyak nasabah yang ikut
kegiatan jasa angkut sampah. Setelah itu
bantuan berlanjut dari pemerintah desa Kajen
untuk menambah alat pengelola sampah.
d. Pemasaran
komponen penting lainnya dalam
pemberdayaan masyarakat dalam bidang
121
ekonomi adalah ketersedianya prasarana
pemasaran. BUMDES desa Kajen dalam
memasarkan sistem penjualan barang mentah
sampah ke suplayer yang memberikan harga
yang tertinggi.
Daftar harga sampah di Bank Sampah Resik
Apik BUMDES desa Kajen sebagai berikut:
Tabel 3.10
Harga Sampah Di Bank Sampah Resik Apik
NO. JENIS
SAMPAH
KODE SATUAN HARGA
1. Koran KR Kg
2. Kertas Semen KS Kg 2000
3. Kardus K Kg 1,200
4. Kertas Putih K1 Kg 1,700
5. Kertas Buram K2 Kg 1,200
6. Buku K3 Kg 1,300
7. Duplek/Marga K4 Kg 300
8. Aqua Kotor A Kg 3,000
9. Aqua Slop A1 Kg 3,500
10. Aqua Kerok A2 Kg 4,000
11. Aqua Potong A3 Kg 4,500
12. Aqua Gelas
Warna
A4 Kg 2,000
13. Atom
Campuran
ALS Kg 1,800
14. Atom Ember AE Kg 2,000
15. Atom Ember AE1 Kg 1,200
122
Hitam
16. Atom Keras AE2 Kg 300
17. Atom Lemes AE3 Kg 3,500
18. Botol Plastik
Kotor
BP Kg 1,500
19. Botol Plastik
Bersih
BP1 Kg 2,000
20. Botol Plastik
Bersih
BP2 Bijian 250
21. Botol Oli
Besar
BP3 Bijian
22. Botol Oli
Kecil
BP4 Bijian
23. Botol Kaca
Kiloan
KC Kg 200
24. Botol Sirup KC1 Bijian 300
25. Botol Bir KC2 Bijian 800
26. Besi Seng B1 Kg 500
27. Besi Kaleng B2 Kg 1,000
28. Besi B BK Kg 2,500
29. Besi A BS Kg 3,500
30. Alumunium
Kaleng
AL Kg 10,000
31. Alumnium
Wajan
AL1 Kg 10,000
32. Alumunium A AL2 Kg 13,000
33. Kunigan Kng Kg 35,000
34. Tembaga Tbg Kg 50,000
35. Elektronik EL Kg
123
Kiloan
36. Elektronik
Bijian
EL1 Bijian
37. Minyak
Goreng
M Kg 1,500
38. Plastik Putih PL Kg 700
39. Plastik warna PL1 Kg 300
40. Plastik Hitam PL2 Kg 200
41. Sandal Sepatu SS Kg 500
42. Sak SS1 Kg 500
Harga sampah ini setiap saat dapat berubah
Tabel 3.11
Contoh Pendapatan Nasabah Bank Sampah
Resik Apik BUMDES desa Kajen
NO
.
Tangg
al
Nama/Nom
or
Rekening
Jenis
Sampah
Jumlah
Per
Kilo
Jumla
h
Uang
Keterang
an
1. 2/08/1
8
Istiqomah Kertas
buram
77 Kg 92.400
2. 2/08/1
8
Wakben Kertas
putih
17,6 Kg 20.422
3. 2/08/1
8
312005 PP Bening
+Kertas
putih
4 Kg+
18,95
Kg
27.540
4. 2/08/1
8
Sulasih - - 85.000 Pengambil
an
5. 24/08/
18
Kes Kertas
putih+Kert
as buram
10
Kg+34
Kg
186.00
0
6. 24/08/
18
R084 PP Bening
+PP
setengan
11Kg+
1Kg
34.000
124
bening
7. 24/08/
18
Mauladah - - 40.000 Pengambil
an
8. 2/08/1
8
312048 - - 900.00
0
Pengambil
an
9. 2/08/1
8
SMP
Margoyoso
PP
bening+PP
setengah
bening+PP
kotor
11
Kg+27
Kg+18
Kg
78.000
0
10. 2/0818 R087 Kertas
putih+Kert
a buram
11,5
Kg+32
Kg
44.000
11. 2/08/1
8
R084 - - 180.00
0
Pengambil
an 102
Tabel tersebut sebagai contoh pendapatan dari
sebagaian nasabah di bank sampah Resik Apik
BUMDES desa Kajen. Walaupun ada yang
mendapatkan jumlah uang lebih banyak dari hasil
menabung sampah, dan ada juga mendapatkan jumlah
uang sedikit dari menabung sampah mereka. Besar kecil
jumlah uang yang didapatkan tergantung jumlah berat
sampah ang setorkan di bank sampah. Dan tabel contoh
pendapatan nasabah bank sampah dari BUMDES desa
Kajen jumlah uang berbeda dengan tabel harga sampah
karena harga sampah dibulan Desember 2018
diperbaharui.
102
Sumber: Arsip Data BUMDES Desa Kajen
125
Tabel 3.12
Daftar Nasabah yang ikut Bank Sampah Resik Apik
BUMDES desa Kajen
NO. NAMA/LEMBAGA ALAMAT NO.
REKENING
1. Mauladah Kajen Rt/Rw 6/2 3120101
2. Pak Aziz Kajen Rt/Rw 3/1 312048
3. Pak Pi’i Kajen Rt/Rw 6/2 312005
4. Ibu PKK Kajen Rt/Rw 3/1 312051
5. Kang Fuad Nur Kajen Rt/Rw 5/2 312017
6. Sekolah Istiqomah Purworejo 312039
7. AL-Hikmah Putri Kajen Rt/Rw 6/2 R084
8. Pon.Pes Al-Kausar
Putri
Kajen Rt/Rw 5/2 R087
9. SMP Margoyoso Tujungrejo -
10. Ibu Sulasih Kajen Rt/Rt 6/2 312086
11. Wak ben Kopi Kajen Rt/Rw 5/2 R146
12. Ma’had Ipmafa Purworejo
Margoyoso
R145
103
Tabel tersebut sebagian nasabah yang ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan sampah di
bank sampah Resik Apik BUMDES desa Kajen
karena yang ikut lebih dari seratus nasabah dari warga
maupun dari lembaga pendidikan dan pondok
pesantren. Nasabah terbanyak adalah perempuan dari
bank sampah tersebut.
103 Sumber: Arsip Data BUMDES Desa Kajen
126
Perilaku masyarakat sebelum adanya program bank
sampah dari BUMDES desa Kajen sebagai berikut:
a) Masyarakat tidak ada rasa kepedulian
terhadap lingkungan apakah tercemar atau
tidak akibat dari ulah mereka yang
membuang sampah sembarangan dan
membakar sampah.
b) Masyarakat tidak terlalu memperdulikan
mengenai pengelolaan sampah
dilingkungannya dan memilih di buang
sembarangan dan dibakar.
c) Sebelum adanya program pengelolaan
sampah dari BUMDES desa Kajen masyarkat
menilai bahwa sampah yang hasilkan tidak
memiliki nilai ekonomis.
Perubahan yang dapat diamati yaitu: perubahan
perilaku masyarakat setelah adanya program
pengelolaan sampah dari BUMDES desa Kajen:
a) Masyarakat mampu memilih dan memisahkan
sampahberdasarkan jenisnya (organik,
anorganik). Secara umum, sampah yang
disetor dan dihargai oleh bank sampah ada tiga
yaitu: kertas, plastik, dan botol/kaleng. Ketiga
jenis sampah ini dipilah-pilah lagi menurut
127
kategori yang sudah ditetapkan dan
disosialisasikan oleh bank sampah BUMDES
desa Kajen. Ketika masyarakat membawa ke
bank sampah, sampah-sampah ini sudah
terpisah sedemikian rupa sesuai jenis-jenis
yang sudah diklasifikasikan oleh bank sampah.
Dengan demikian BUMDES desa Kajen
berhasil mendidik masyarakat untuk dapat
melakukan pemilihan sampah sesuai jenisnya.
b) Masyakat terbiasa dengan perilaku 3R, yaitu
Reduce, Reuse, dan Recycling.
c) Meningkatkan minat anak-anak muda untuk
menabung terutama anak sekolah.
d) Menerapkan prinsip-prinsip kebersihan dan
pengelolaan sampah ramah lingkungan yang
diterapkan usia dini di lembaga pendidikan.
e) Dan membantu lembaga pendidikan dan pondok
pesantren untuk mengelola sampah mereka.
Dilihat dari aspek pemberdayaan masyarakat
melalui pengelolaan sampah di Desa Kajen
meliputi:
1. Aspek Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diketahui bahwa adanya
128
program kegiatan pengelolaan sampah
yang dilakukan oleh BUMDES desa
Kajen telah memberikan pengaruh di
bidang ekonomi. BUMDES desa Kajen
ini memberikan lapangan pekerjaan
warga yang ikut bergabung dengan
BUMDES khususnya dipengelolaan
sampah. Saat ini BUMDES desa Kajen
mempunyai 17 karyawan yang
bergabung dengan BUMDes 15 orang
sebagai karyawan tetap dan 2 orang
tidak karyawan tetap. BUMDES
menggaji karyawannya dengan gaji
sesuai UMR Kabupaten Pati dan mereka
mendapatkan jaminan BPJS Karyawan.
Nasabah yang menabung di bank
sampah Resik Apik mendapatkan hasil
dari menabung sampah. Nasabah yang
mendapatkan hasil tabungan sampahnya
paling rendah sekitar 50 ribu dan paling
banyak hasil tabungan sampah sekitar
300 ribu sampai 700 ribu lebih
tergantung banyaknya sampah yang
129
dapat dikumpulkan dan pengambilan
tidak pasti setiap bulan.
Dengan indikator pemberdayaan
masyarakat sebagai berikut:
a) Kemampuan membeli
komoditas kecil, kemampuan
membeli individu umntuk
membeli barang-barang
kebutuhan keluarga sehari-hari.
b) Kemampuan membeli
komoditas besar, kemampuan
individu untuk membeli barang-
barang sekunder atau tersier.
c) Jaminan ekonomi dan kontribusi
terhadap keluarga, memiliki
rumah, tanah, asset produktif
tabungan.
Dapat dikatakan bahwa individu
sudah mampu berdaya secara ekonomi
jika terpenuhi indikator tersebut. Jadi
dengan adanya program pengelolaan
sampah dari BUMDES desa Kajen
memeliki dampak tehadap masyarakat
walaupun tidak dapat dijadikan sebagai
130
penghasilan utama masyarakat karena
penghasil dari menabung sampah di
bank sampah BUMDES desa Kajen
untuk memenuhi kebutuhan yang
sebagai indikator pemberdayaan
masyarakat, tetapi untuk sebagai
pendapatan tambahan masyarakat yang
ikut mengelolaanya.
Perubahan dari aspek ekonomi
masyarakat dengan adanya program
bank sampah dari BUMDES desa Kajen
sebagai berikut:
a) Bagi masing-masing salah satu
anggota keluarga yang ikut
menabung di bank sampah,
maka aka nada penerimaan
tambahan bagi rumah tangga.
b) Memberikan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat.
c) Kas RT dapat pemasukan
tambahan dari sampah apabila
RT tersebut ikut dalam
menabung sampah di bank
sampah.
131
Secara ekonomi, dengan adanya
kegiatan pengelolaan sampah dari
BUMDES desa Kajen tidak dapat
dijadikan sebagai sumber utama
penghasilan warga. Mmelainkan sebagai
tambahan penghasilan masyarakat yang
mengelolanya.
2. Aspek Lingkungan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
bahwa dengan adanya kegiatan
BUMDES desa Kajen dalam
pengelolaan sampah lingkungan desa
Kajen menjadi lebih bersih. Sebab
dahulu sampah yang dibuang sembarang
atau dibakar kini dapat disetorkan atau
ditabung di bank sampah milik
BUMDES. Dampak tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat yang ikut
menjadi nasabah di BUMDES desa
Kajen. Tetapi masih ada masyarakat
belum dapat merasakan dampak
tersebut, karena mereka belum sadar
akan mengelola sampah dan kebersihan
lingkungan.
132
Penyebab utama bagaimana perilaku
membuang sampah sembarangan ini bisa
terbentuk yaitu sebagai berikut:
a) Kurangnya fisilitas atau tempat
pembuangan sampah.
b) Tempat pembuangan sampah akhir
yang jauh dari tempat tinggal atau
tidak ada sama sekali.
c) Kurangnya pengetahuan
masyarakat. Kurangnya
pengetahuan masyarakat akan
dampak dari membuang sampah di
sembarang tempat menjadi salah
satu faktor utama mengapa
masyarakat memilih membuang
sampah di selokan daripada di TPS.
d) Kurang kesadaran masyarakat
tentang kebersihan lingkungan
sekitar.
e) Tidak adanya penyuluhan dari
aparat yang berwenang
(Lingkungan Hidup) tentang
pentingnya kebersihan lingkungan
kepada masyarakat.
133
Sebelum adanya program pengelolaan
sampah dari BUMDES desa Kajen
sebagai berikut:
a) Masyarakat tidak peduli
lingkungan sekitar yang
tercemar. Akibat Dampak dari
membakar sampah dan
membuang sampah mereka.
b) Aliran sungai tersumbat oleh
sampah yang dibuang
masyarakat dan sering
mengakibatkan banjir setiap
hujan deras.
c) Dan sering masyarakat tejangkit
penyakit yang disebabkan
sampah yang dibuang
sembarangan dan lingkungan
kotor.
Dengan adanya perubahan perilaku
masyarakat dengan adanya program
pengelolaan sampah dari BUMDES desa
Kajen aspek lingkungan yaitu:
a) Keberadaan bank sampah di
BUMDES desa Kajen
134
mengurangi pencemaran
lingkungan, karena sampah
tidak lagi dibakar dan ditimbun,
tetapi dibuang di bank sampah
milik BUMDES desa Kajen.
b) Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk tidak
membuang sampah
sembarangan membuat
lingkungan menjadi bersih dan
rapi serta sangat terawat.
c) Dan dapat mencegah
terjangkitnya penyakit yang
disebabkan dari lingkungan
kurang bersih.
d) Aliran sungai tidak lagi
tersumbat oleh sampah yang
dibuang oleh warga
sembarangan dan berdampak
juga ketika hujan deras tidak
lagi banjir.
135
5. Aspek Sosial
Berdasarkan penelitian bahwa dengan
adanya program BUMDES desa Kajen
yang mengelola sampah setidaknya ada
sedikit penyadaran kepada masyarakat
tentang mengelola sampah. selain itu,
secara tidak langsung memberikan
edukasi kepada masyarakat tetang
pentingnya mengelola sampah dengan
baik dan benar. Dengan adanya kegiatan
ini BUMDES sering memberikan
sosialisasi kepada masyarakat, jadi
masyarakat sering bertemu dan tukar
pikiran tentang mengelola sampah.
Merupakan penjelasan dari BUMDES
desa Kajen dalam mengaplikasikan pengelolaan
sampah dengan adanya kegiatan jasa angkut
sampah dan bank sampah. Sistem pengelolaan
sampah dengan tabungan sampah di bank
sampah dan jasa angkut sampah ini melibatkan
peran serta masyarakat untuk bersama-sama
mengelola sampah. Dalam kegiatan
pengelolaan sampah di BUMDES desa Kajen
terkandung upaya memberdayaankan
136
masyarakat untuk mengurangi sampah yang
dihasilkan dengan memanfaatkan sampah dan
didaur ulang sampah. Dengan pemberdayaan
yang dilakukan oleh BUMDES desa Kajen
melalui bank sampah dan jasa angkut sampah
dapat menciptakan lingkungan bersih, sehat,
bebas dari sampah, serta dapat mengurangi
resiko gangguan kesehatan. Selain itu, kegiatan
pemberdayaan ini dapat menambah pendapatan
warga masyarakat yang ikut menabung dan
dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga.
11. Hasil Peran Pemberdayaan Masyarakat
BUMDES Melalui Pengelolaan sampah di Desa
Kajen
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
merupakan lembaga pemberdayaan ekonomi lokal
desa dengan berbagai jenis potensi yang
dimilikinya. Dalam pemberdayaan masyarakat
dalam bidang ekonomi dan lingkungan. BUMDES
desa Kajen merupakan lembaga pemberdayaan
masyarakat yang berbasis partisipasi dari
masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam
semua kegiatan. Pemberdayaan masyarakat di
bidang ekonomi lingkungan yang dilakukan
137
BUMDES desa Kajen melalui kegiatan atau
program pengelolaan sampah.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan pengelolaan sampah ini bertujuan untuk
mengoptimalkan manfaat dari sampah dan
memperdayakan masyarakat. Menjadikan sampah-
sampah tersebut memiliki nilai ekonomi dapat
dijual untuk diolah kembali. Kelompok yang
menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah semua
elemen masyarakat baik ibu-ibu PKK, bapak-
bapak, dan anak-anak muda serta lembaga-
lembaga pendidikan yang ada di desa maupun di
sekitar desa Kajen.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
bahwa adanya usaha BUMDES Kajen dalam
pengelolaan sampah memberikan dampak
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat umum
maupun karyawan yang bergabung dengan
BUMDES desa Kajen.
Melalui program pengelolaan sampah di
BUMDES desa Kajen membuka lapangan
pekerjaan bagi warga, sekarang BUMDes sudah
memiliki 17 karyawan 15 karyawan sebagai
pegawai tetap 2 karyawan lagi tidak tetap. Dari
138
hasil usaha jasa angkut sampah dengan laba kotor
sekitar 8-9 juta dan untuk usaha bank sampah laba
kotor sekitar 20-23 juta tergantung volume sampah
yang masuk. Dari laba kotor kedua usaha tersebut
BUMDes dapat menggaji karyawannya sesuai
UMR Kabupaten Pati dan karyawan juga
mendapat jaminan kesehatan BPJS
ketenagakerjaan. Dan untuk pembiayaan
operasional kegiatan jasa angkut sampah.
Dampak ekonomi yang dirasakan oleh
masyarakat dari adanya kegiatan pengelolaan
sampah yaitu warga mendapatkan penghasilan
tambahan dari bank sampah. Keuntungan yang
didapat dari mengumpulkan sampah kalau rumah
tangga biasa dapat mengumpulkan sampah yang
setorkan ke bank sampah dan mendapatkan saldo
sekitar 40 ribu, 50 ribu sampai 70 ribu perbulannya
kalau rumah tangga yang mempunyai toko dapat
mengumpulkan sampah yang setorkan ke bank
sampah dan mendapatkan saldo sekitar 400 ribu
sampai 500 ribu kalau mempunyai toko besar
maka akan mendapatkan hingga 700 ribu
perbulanya tergantung banyak sampah yang
dikumpulkan oleh nasabah. Selain mendapatkan
139
tambahan penghasilan masyarakat juga
mendapatka jaminan BPJS kelompok untuk
nasabah bank sampah yang dikelola per Rt.
12. Korelasi Peran BUMDES Dengan Dakwah Bil
Hal
Dakwah bil hal dalam implementasinya dapat
dilaksanakan melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat, yaitu dakwah dengan upaya untuk
membangun daya, dengan cara mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya untuk
mengembangkannya dengan dilandasi proses
kemandirian. Dakwah bentuk ini kemudian dikenal
dengan tamkin, yaitu bentuk dakwah bil hal dengan
melakukan transformasi nilai-nilai keislaman
melalui pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat yang meliputi sumber daya manusia,
ekonomi, dan lingkungan104
.
Metode dakwah bil hal merupakan metode
yang sangat relevan dalam permasalahan
masyarakat. Metode dan pendekatan dakwah bisa
104
Aliyudin, “Dakwah Biil Hal Melalui Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat”, dalam Jurnal Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah, Vol. 15, No. 2,
Desember, 2016.
140
diimplementasikan sesuai dengan ruang waktu atau
kondisi masyarakat. Pendekatan-pendekatan
dakwah dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara agar lebih efektif dalam mencapai tujuan
dakwah. Model dakwah pemberdayaan masyarakat
saat ini merupakan suatu pendekatan yang sesuai
untuk keadaan masyarakat yang membutuhkan.
Contohnya di bidang kesehatan dan sosial
melakukan kegiatan peduli lingkungan105
.
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat,
da’i yang dimaksud adalah da’i sebagai pelantara
(broker) yakni da’i yang menghubungan individu
atau kelompok dalam masyarakat yang
membutuhkan bantuan atau layanan. Atau da’i
sebagai perencana sosial, yaitu da’i mengumpulkan
data mengenai masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, menganilisisnya dan menyajikan
alternatif tindakan yang rasional untuk penanganan
masalah tersebut. Da’i merupakan subjek dakwah
yang memiliki peranan sebagai fasilitator,
evaluator, inisiator, dan motivator. Dalam
105 Arisman, “ Implementasi Dakwah Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Sedekah Sampah (Studi Kasus Di Masjid Al-Muharram Brajan
Tamantirto Kasihan Bantul Tahun2015-2016)” , Skripsi, Yogyakarta,
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016, hal: 2
141
melaksanakan dakwah tidak hanya sampai pada
tataran teoritis yaitu memberikan pengetahuan
keagaman, akan tetapi dakwah sampai pada tataran
praksis, yaitu mampu memberikan pemecahan
masalah sosial, karena da’i memiliki fungsi sebagai
agent of change106.
BUMDES merupakan lembaga pemberdaya
ekonomi lokal yang ada di desa yang berperan
dalam kegiatan ekonomi masyarakat desa. Peran
lembaga sangat penting dalam mengatur
sumberdaya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur
kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya
peningkatan potensi desa guna menunjang
pembangunan desa. Peran BUMDES juga memiliki
kesamaan dengan peran da’i dalam berdakwah.
Yaitu BUMDES memiliki peran sebagai fasilitator
pendamping masyarakat untuk mengatasi masalah
yang dihadapi masyarakat. BUMDES juga
berperan menyebarkan ide-ide baru kepada
masyarakat dengan melibatkan partisipasi dari
masyarakat tersebut melalui penambahan
pengetahuan, keterampilan baru, dan juga
106 Yusuf, MY, Dai dan Perubahan Sosial Masyarakat dalam (Jurnal
Al-Ijtimaiyyah / Vol. I No. I, Januari-Juni 2015) hal: 61
142
perubahan perilaku masyarakat yang didapat
dengan tujuan kesadaran masyarakat untuk merubah
kondisi kehidupan yang lebih baik. BUMDES
selain berperan sebagai lembaga pemberdaya
masyarakat juga memiliki peran berdakwah, karena
BUMDES menyampaikan, mengajak masyarakat
dalam kebaikan yaitu menjaga lingkungan yang
bersih, dapat membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakat dan juga berperan
sebagai fasilitator dan motivator.
143
BAB IV
ANALISI PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
DESA KAJEN KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN
PATI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
BIDANG EKONOMI DAN LINGKUNGAN
A. Analisi Peran BUMDES Desa Kajen Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati dalam Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Ekonomi dan lingkungan
Pembedayaan adalah sebuah proses dan tujuan, sebagai
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan menunjukan
kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya106
.
Masyarakat adalah satuan kehidupan yang terdiri dari
individu-individu. Sekelompok individu yang melakukan
interaksi yang continue melahirkan pola kehidupan bersama. Pola
106 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2005) hal:59
144
tersebut antara lain berwujud dalam proses kehidupan tentang
bagaimana antar individu berhubungan secara timbal balik,
bagaimana terjadi hubungan yang menggambarkan adanya
pertukaran dan hubungan saling bekejasama satu dengan
lainnya107
. Pogram pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh BUMDES desa Kajen adalah program pengelolaan sampah
dengan ada kegiatan bank sampah, jasa angkut smpah, pilah
sampah yang didalamnya terdapat kegiatan menabung sampah
dan memilah sampah. Program ini dibuat dengan tujuan
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di Desa Kajen.
Supaya sampah yang awalnya dianggap negatif dan menjadi
sumber penyakit, melainkan sampah sekarang dijadikan sumber
daya ekonomis. Serta untuk membangun kepedulian masyarakat
dapat mengambil manfaat dari sampah untuk mendapatkan nilai
ekonomi dari sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.
Banyak kebijakan pemerintah yang berorientasi kepada
masyarakat kecil yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan. Namun, kebijakan-kebijakan yang sudah ada
dirasa belum optimal dampaknya kepada masyarakat kecil. Oleh
karena itu pemerintahan membuat kebijakan berbentuk lembaga
ekonomi di tingkat pedesaan. Organisasi ekonomi ditingkat
107 Soetomo, Keswadayaan Masyarakat Manifestasi Kapasitas
Masyarakat Untuk Berkembang Secara Mandiri, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012) hal: 21
145
pedesaan menjadi bagian yang sangat penting dalam rangka
mendukung pemberdayaan dan penguatan ekonomi kerakyataan.
Karena sebagian besar di desa terdapat anggota masyarakat yang
tercatat sebagai pengusaha mikro dan kecil yang merupakan
tulang punggung perekonomial regional dan nasional. Sejalan
dengan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah, desa diberikan
wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat desa
setempat, hal ini dimaksudkan untuk mendukung dan menunjang
peningkatan pendapatan masyarakat desa tersebut, maka
Peraturan Perundang-undang memberikan peluang kepada
pemerintah desa untuk meningkatkan perekonomian melalui
lembaga keuangan di desa dalam bentuk pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES).
BUMDES merupakan lembaga pemberdayaan ekonomi
lokal dengan berbagai jenis potensi yang dimilikinya.
Pembentukan BUMDES dimaksudkan untuk dapat mengelola
perokonomian masyrakat desa, dapat mengelola potensi yang ada
di desa tersebut dengan maksimal. BUMDES sebagai lembaga
berbentuk badan hukum yang menangani berbagai unit usaha
Desa, meliputi sektor moneter (keuangan) dan sektor riil.
Disahkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2014 Tentang desa adalah suatu perubahan yang lebih baik di
dalam masyarakat Desa itu sendiri. Salah satu tujuan peraturan
146
Desa melalui Undang-Undang yang tercantum dalam pasal 4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa adalah mendorong prakarsa, gerakan, dan
partisipasi masyarakat desa untuk mengembangkan potensi dan
aset desa guna kesejahteraan masyarakat desa.
Pada penelitian ini peneliti akan melihat dan membahas
peran dari lembaga ekonomi di desa yaitu Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) dalam pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi dan lingkungan. BUMDES desa Kajen merupakan
lembaga pemberdayaan masyarakat yang berbasis partisipasi dari
masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam semua
kegiatan.
Ada beberapa peran dalam pemberdayaan masyarakat yaitu
peran-peran fasilitatif dan peran-peran pendidikan. menurut Ife
dalam kutipan dari buku Isbandi Rukminto, ada beberapa peran-
peran fasilitatif yang dapat dilakukan petugas sebagai
pemberdaya masyarakat yang sesuai teori di dalam bab II.
a. Peran Fasilitatif
1. Peran Animasi Sosial
Menurut Ife, keterampilan melakukan animasi
sosial menggambarkan kemampuan pelaku perubahan
atau pemberdaya masyarakat untuk membangkitkan
energi, inspirasi, antusiasme, masyarakat, termasuk
147
didalamnya mengaktifkan, menstimulasi, dan
mengembangkan motivasi warga untuk bertindak108
.
BUMDES sebagai lembaga ekonomi desa
juga lembaga pemberdayaan yang memberikan
dorongan dan memotivasi masyarakat supaya tidak
membuang sampah sembarangan karena sampah
memiliki nilai ekonomi dengan mejalankan pogram
pilah sampah dari rumah yang kemudian ditabungkan
ke bank sampah yang dikelola oleh BUMDES desa
Kajen.
2. Pemberi Dukungan
Salah satu dari pemberdaya masyarakat
adalah menyediakan dan mengembangkan dukungan
terhadap warga yang mau terlibat dalam struktur dan
aktivitas komunitas tersebut. Dukungan itu sendiri
tidak selalu bersifat material, tetapi juga bersifat
seperti pujian, penghargaan dalam bentuk kata-kata,
atau sikap dan perilaku yang menunjukan dukungan
dari pelaku perubahan tehadap apa yang dilakukan
warga, seperti menyediakan waktu bagi masyarakat
untuk berbicara tentang permasalahan yang dihadapi
108
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), 2008. Hal: 91-92
148
oleh masyarakat109
. Masyarakat seharusnya sebagai
aktor utama dalam mengelola sampah, maka
masyarakat perlu diberdayakan agar mampu
melakukan berbagai upaya penanganan sampah
dilingkungannya sendiri.
BUMDES sebagai lembaga pemberdaya
masyarakat yang menyediakan dan mengembangkan
dukungan terhadap masyarakat yang mau berubah
dengan kondisi lingkungan mereka. Melalui program
usaha BUMDES desa Kajen yang peduli dengan
kondisi lingkungan. Dengan cara mengajak
masyarakat bekerja sama untuk mengelola sampah
baik dan benar karena sampah juga dapat
mendatangkan manfaat bagi masyarkat.
3. Fasilitas Kelompok
Ife melihat bahwa banyak waktu yang
digunakan oleh pelaku perubahan dihabiskan didalam
kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat. Oleh
karena itu, kefektifan kerja dari pelaku perubahan
sebagai pemberdaya masyarakat juga akan sangat
terkait dengan keterampilan untuk berintreaksi dengan
109
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), 2008. Hal: 91-92
149
kelompok-kelompok kecil. Disinilah kemampuan
menfasilitasi kelompok dari agen pemberdaya
masyarakat ujian karena keanekaragaman
masyarakat110
. Dalam hal ini BUMDES desa kajen
sebagai Community Development Worker yang akan
menggerakan masyarakat dalam melakukan proses
pemberdayaan. Community Development worker
dapat juga berperan untuk memungkinkan masyarakat
agar berkembang dan sadar akan pentingnya
melakukan upaya-upaya pemecahan masalah dengan
menggunakan potensi-potensi di sekitar mereka. Dan
juga dapat berkontribusi dalam memberikan saran
atau ide, nilai, saran dan fasilitas yang tidak dimiliki
oleh masyarakat.
4. Pemanfaatan sumber daya dan keterampilan
Pelaku perubahan sebagai pemberdaya
masyarakat dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan
berbagai keterampilan dan sumber daya yang ada
didalam komunitas maupun kelompok111
. Desa kajen
110 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan,
(Bandung: Humaniora), 2008. Hal: 155
111
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan,
(Bandung: Humaniora), 2008. Hal: 155
150
ini tidak memiliki lahan sawah dan perkebunan
walaupun demikian roda perekonomian warga desa
ini tetap berputar sangat kencang, sehingga di desa
Kajen terdapat banyak bangunan gedung-gedung
seperti bangunan sekolah, pondok pesantren, dan
rumah penduduk desa kajen. Mayoritas penduduk
bermata pencaharian sebagai wiraswasta sehingga
banyak ditemukan toko, warung, dan rental di desa
ini. Bahkan sepanjang jalan di desa berjajar toko-toko
yang menawarkan aneka produk. Dilihat dari kondisi
desa Kajen tersebut yang padat selain dari warga desa
ada juga ribuan santri serta pelajar, maka
permasalahan sosial yang dihadapi oleh desa yaitu
permasalahan sampah. Bagi BUMDES masalah
sampah tersebut tidak dilihat sebagai pemasalahan
tapi sebagai potensi dan sumber daya desa Kajen yang
dapat dimanfaatkan dan juga dapat diberdayakan.
5. Mengorganisasi
Mengorganisasi peran terakhir dari pelaku
perubahan sebagai pemberdaya masyarakat yang
terkait dengan peran-peran fasilitatif adalah sebagai
organisator. Keterampilan mengorganisasi melibatkan
kemampuan pelaku perubahan untuk berpikir tentang
151
hal-hal apa saja yang perlu dilakukan112
. BUMDES
desa Kajen mengajak masyarakat dan anak muda
(anak sekolah yang ada di desa Kajen maupun di
sekitar desa) dan bekerjasama dengan komunitas
Pemuda Pecinta Lingkungan (Resik Apik) dan
BUMDES untuk ikut serta dalam mengelola sampah
yang baik dan benar di desa Kajen.
b. Peran Pendidikan
Jika peran-peran fasilitatif melibatkan petugas
perubahan masyarakat dalam menstimulus dan
mendorong proses-proses kemasyarakatan, maka
peran-peran pendidikan menuntut petugas
pengembangan masyarakat untuk lebih aktif
penyusunan agenda. Petugas pengembangan
masyarakat tidak hanya membantu pelaksanan, tetapi
juga berperan aktif dalam memberikan masukan secara
langsung, sebagai hasil dari pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman113
.
112 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan,
(Bandung: Humaniora), 2008. Hal: 155
113
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan,
(Bandung: Humaniora), 2008. Hal: 155
152
1. Peningkatan kesadaran
Peningkatan kesadaran diawali dengan
upaya membangun hubungan antar hubungan
personal dengan kepentingan politisi, atau
kepentingan individual dengan kepentingan
struktural. Hal ini bertujaun membantu individu
melihat permasalahan, impian, aspirasi,
penderitaan yang diamali dalam perspektif
sosial dan politik yang lebih luas. Hal ini
dilakukan karena memisahkan permasalahan
yang sifat personal dengan struktur sosial dan
politik seringkali justru menjadi penyebab
terjadinya ketidakberdayaan. Dalam upaya agar
masyarakat mau dan mampu mengatasi ketidak
beruntungan struktural mereka, warga harus
mau menjalini hubungan antara satu dan lainya.
Hal inilah yang menjadi tujuan awal dari
penyadaran masyarakat114
. BUMDES desa
Kajen menggencarkan sosialisasi kepada
masyarakat yaitu ibu-ibu PKK, anak-anak
sekolah yang ada di desa maupun di sekitar
114
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), 2008. Hal: 98
153
desa Kajen dalam mengoptimalisasi
pengelolaan sampah supaya masyarakat melek
sampah yang mendapatkan manfaat dari
keuntungan mengelola sampah. Menyadarkan
bagi warga dan ibu-ibu PKK supaya
mewujudkan lingkungan desa Kajen yang
bersih dan sehat.
2. Pemberian informasi
Pelaku perubahan dalam upaya
memberdayaan masyarakat tidak jarang juga
harus menyampaikan informasi yang mungkin
belum diketahui oleh komunitas sasaran.
Membantu memberikan informasi informasikan
yang relevan kepada masyarkat merupakan satu
di antara peran penting seorang pelaku
perubahan masyarakat115
. BUMDES desa Kajen
memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa sampah awalnya yang menjadi sumber
penyakit sekarang sumber ekonomi dan
kesehatan kalau sampah dikelola dengan baik
dan benar maka membawa keuntungan bagi
115
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), 2008. Hal: 103
154
masyarakat. BUMDES menyampaikan
informasi bagaimana cara memilah sampah
yang dapat diolah kembali antara sampah
organik dan non organik.
3. Pelatihan
Pelatihan merupakan peran pendidikan
yang paling spesifik karena secara mendasar
dapat mefokuskan pada upaya mengajarkan
komunitas sasaran bagaiman cara melakukan
suatu hal yang berguna bagi mereka secara
khusus dan lebih luas lagi bagi
komunitasnya116
. BUMDES desa Kajen
memberikan pelatihan kepada masyarakat
tentang cara mengelola sampah baik dan benar,
dan cara membuat pupuk dari sampah organik
yang mempunyai nilai ekonomi.
B. Analisis Bentuk BUMDES desa Kajen Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati dalam Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Ekonomi dan lingkungan
Bentuk peran BUMDES desa Kajen dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah di
116
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat:
Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan, (Bandung:
Humaniora), 2008. Hal: 149
155
desa Kajen, yaitu dengan 2 peran meliputi: peran BUMDES
desa Kajen dalam meningkatkan perekonomi masyarakat
dan peran BUMDES desa Kajen dalam meningkatkan
masyarakat kesadaran lingkungan
1. Peran BUMDES Desa Kajen Dalam Menambah
Pendapatan Masyarakat
Dengan adanya program pengelolaan sampah di
BUMDES desa Kajen telah memberdayakan
masyarakat melalui program-program yang diadakan.
Semua program yang tersebut membantu merubah pola
pemikiran dalam masyarakat bahwa sampah dapat
bernilai ekonomi bagi mereka yang memanfaatkan
potensi yang ada disampah tersebut. Dengan adanya
program pengelolaan sampah di BUMDES, masyarakat
mulai sadar bahwa sampah yang selama ini disepelekan
keberadanya, sebenarnya dapat membawa sebuah
kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat nilai rupiah
yang didapat dari sampah tersebut disimpan dan
ditabung oleh masyarakat yang ikut di bank sampah
yang dikelola BUMDES.
Pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah
BUMDES desa Kajen telah menimbulkan rasa
kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah
yang dapat menghasilakan rupiah bagi masyarakat.
156
Alasan inilah yang membuat masyarakat banyak yang
tertarik ikut bergabung dalam kegiatan pengelolaan
sampah di BUMDES desa Kajen yaitu mengumpulkan
dan menyortir sampah. Dari program-program di
BUMDES desa Kajen telah memberikan dampak
ekonomi bagi masyarakat yang ikut terlibat didalamnya
yaitu menambah pendapatan. Walaupun tidak secara
signifikan nilainya, tetapi BUMDES sudah mampu
memberikan tambahan pendapatan masyarakat. Sampah
yang dahulu hanya bisa dibuang menjadi sumber
penyakit, sekarang sudah bisa diolah oleh masyarakat
untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Selain
menambah penghasilan bagi masyarakat, BUMDES
desa Kajen telah membuka peluang lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar.
2. Peran BUMDES Desa Kajen Dalam Kesadaran
Masyarakat terhadap Lingkungan
Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah
pemukiman merupakan pondasi awal dalam mengelola
sampah yang dapt memberikan dampak yang cukup
bagi lingkungan dan masyarakat. Program yang dibuat
oleh BUMDES desa Kajen dengan mendirikan bank
sampah dan jasa angkut sampah merupakan kegiatan
untuk menciptakan dan melindungi lingkungan dari
157
kerusakan lingkungan yaitu dengan menjaga lingkungan
agar tetap bersih dan mengelola sampah untuk bisa
didaur ulang.
Dengan adanya program kerja yang dilakukan oleh
BUMDES, telah mampu menambahkan kesadaran
masyarakat desa Kajen untuk dapat menjaga lingkungan
yang bersih dan bebas dari sampah. Hal tersebut secara
tidak langsung telah mampu mengubah pola pikir warga
masyarakat desa Kajen akan pentingnya kegiatan
pengelolaan sampah dengan baik dan benar.
Pemberdayaan masyarakat desa Kajen dalam
mengelola sampah melalui kegiataan menabung dan
mengelola sampah di BUMDES desa Kajen merupakan
suatu proses yang panjang dan berkelanjutan. Untuk itu
pendampingan dan pemandirian masyarakat harus terus
menerus dilakukan oleh pengurus dan Pengelola
BUMDES desa Kajen. Bentuk pemandirian atau
pendampingan yang dilakukan pengurus BUMDES
desa Kajen kepada masyarakat dan nasabah berupa
pendampingan mengelola sampah serta pemilahan
sampah yang bisa di daur ulang serta membuat kompos
dari sampah organik dengan komposter. Serta selalu
mengajak masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan
agar tetap bersih. Pokok dalam kegiatan mengelola
158
sampah adalah adanya perubahan perilaku masyarakat
dalam menangani sampah yang mereka hasilkan.
Tujuan dari pembedayaan masyarakat melalui
pengelola sampah selain masyarakat mendapatkan
manfaat ekonomi dari penjualan sampah, masyarakat
juga dapat mengelola sampah dan manfaat kesehatan
karena lingkungan yang bersih.
Proses atau langkah-langkah yang dilakukan
BUMDes desa Kajen untuk menyelesaikan
permasalahan sampah:
a) Membuat perencanaan kegiatan untuk mencari
alternatif pengelolaan sampah dan belajar kemana
pengelolaan terakhir sampah serta dibiayai dari
mana untuk kegiatan tersebut.
b) Melakukan studi banding tentang cara
pengelolaan sampah hingga beberapa kali
mengikuti pelatihan-pelatihan ke luar kota.
c) Mengadakan sosialisasi kepada warga tentang
cara mengelola sampah, mulai dengan penyotiran
sampah organik dan anorganik dan pembuatan
pupuk kopos dari sampah organik.
d) Menawarkan kerjasama kepada warga dan
instansi pendidikan
159
e) Memulai mengerjakan program yang dimulai dari
jasa angkut sampah yang berkembang hingga
punya bank sampah.
Setelah melalui tahapan tersebut maka menghasilkan
pencapaian sebagai berikut:
a) Produk layanan jasa angkut sampah dan bank
sampah
b) Membuat kompos padat dan cair dari sampah
organik
c) Mengatasi pencemaran lingkungan yang
ditimbulkan oleh sampah
d) Menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga
sekitar
e) Membantu warga/instansi pendidikan dalam
menangani masalah sampah
f) Sekarang warga desa memiliki tabungan
tambahan dan kondisi lingkungan relatif bersih
dari sampah kemasan plastik dan botol.
160
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di
lapangan, dapat disimpulkan bahwa BUMDES desa Kajen
mempunyai peran dalam memperdayakan perekonomian
bagi masyarakat di desa Kajen Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati. Wujud peran BUMDES desa Kajen
termanifestasikan dalam pengelolaan sampah dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat desa dan menjaga
lingkungan dari sampah. Disamping itu, BUMDES desa
Kajen memiliki peranan lain, yaitu peran dalam fasilitatif
dan edukatif. Peran fasilitatif diwujudkan dalam Peran
Animasi Sosial, Pemberi Dukungan, Fasilitas kelompok,
Pemanfaatan Sumber daya dan Keterampilan dan
Mengorganisasikan masyarakat. Sedangkan peran edukatif
termanifestasikan dalam Peningkatan Kesadaran, Pemberian
Informasi dan Pelatihan.
Bentuk peran BUMDES desa Kajen dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah di
desa Kajen, yaitu dengan 2 peran meliputi: peran BUMDES
desa Kajen dalam meningkatkan perekonomi masyarakat
161
dan peran BUMDES desa Kajen dalam meningkatkan
masyarakat kesadaran lingkungan.
1. Peran BUMDES desa Kajen dalam menambah
pendapatan masyarakat. dengan ada kegiatan
pengelolaan sampah dari BUMDES desa Kajen
masyarakat dapat diperdayakan. Sampah yang dahulu
dianggap menjadi masalah dan penyebab bencana
sekarang masyarakat dapat memanfaatkan sampah
untuk menambah penghasilan dan membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat yang ikut bergabung dengan
BUMDES desa Kajen.
2. Peran BUMDES desa Kajen dalam kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan. Dengan adanya
program kegiatan yang dilakukan oleh BUMDES desa
Kajen untuk dapat menjaga lingkungan yang bersih dan
bebas dari sampah. Hal tersebut secara tidak langsung
telah mampu mengubah pola pikir masyarakat desa
Kajen akan pentingnya kegiatan pengelolaan sampah
yang baik dan benar. Juga menghilangkan kebudayaan
negatif pada masyarakat seperti membuang sampah
sembarangan dan beperan dalam bidang kesehatan
lingkungan.
162
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
dilakukan peneliti tentang Peran BUMDES desa Kajen dalam
pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi dan lingkungan
melalui mengelola sampah. Ada beberapa saran yang
diharapkan dapat meningkatkan perkembangan program
pengelolaan sampah di BUMDES desa Kajen agar lebih baik,
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Desa Kajen
a) Melakukan kerja sama baik dengan perusahaan dan
pengembang. Sebagai desa yang ditengah-tengah kota
yang masih berkembang, desa harus bisa
memanfaatkan hal ini untuk bisa melakukan
kerjasama dengan para pengembang untuk bantuan
dana CRS maupun kerjasama yang lain. CRS bisa
dilakukan dalam bentuk tunia maupun barang. Yang
tentunya hal ini akan membantu pelaksanaan program
pemberdayaan BUMDES desa Kajen dan perlu
diadakan pelatihan bagi masyarakat sebagai sumber
daya manusia dan bagi para pelaksana BUMDES desa
Kajen agar lebih mengenal teknologi dengan lebih
baik. Dan tentu membantu pelaksanaan program
BUMDES desa Kajen.
163
b) Dalam perencanaan program Pemerintahan Desa
Kajen sangat baik, alangkah lebih baiknya bila
didukung dengan adanya hukum bagi masyarakat atau
peraturan pada masyarakat berkenaan pola hidup
bersih dan sehat.
2. Bagi pengelola BUMDES desa Kajen
a) Pengelolaan BUMDES perlu melakukan sosialisas
lebih intensif lagi agar masyarakat desa bisa
mengetahui dan bergerak ikut dalam kegitan
BUMDES yang dilaksanakan oleh BUMDES desa
Kajen.
b) Dan memperbanyak inovasi-inovasi dalam mengelola
sampah agar dapat memberikan nilai tambah dan
dapat mengelola sampah lebih maksimal.
3. Bagi masyarakat desa Kajen
a) Masyarakat diharapkan memiliki keterbukaan
terhadap adanya program kegiatan BUMDES desa
Kajen.
b) Masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan BUMDES desa Kajen
selama tidak bertentangan dengan etika dan norma
yang berlaku.
164
c) Masyarakat diharapkan ikut serta menjaga kebersihan
lingkungan yang ada di sekitar masyarakat desa
Kajen.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan nikmat, rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan. Harapan peneliti mudah-mudahan skripsi ini
memberikan kemanfaatan bagi pembaca. Peneliti juga
menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, maka kritik
dan saran yang membangun sangat peneliti butuhkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terimaksih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi, semoga Allah senantiasa memberi
rahmat dan hidaya-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal
‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, 2013, Pembengunan Pedesaan (Pepndekatan
Partisipasi, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat
Pertumbuhan), Yogyakarta, Graha Ilmu.
Adisasmito, Wiku, 2014, Sistem Kesehatan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Adi, Isbandi Rukminto, 2008, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Alfitri, 2011,Community Development Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aliyudin, “Dakwah Biil Hal Melalui Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat”, dalam Jurnal Aktualisasi Nuansa
Ilmu Dakwah, Vol. 15, No. 2, Desember, 2016.
Arisman, “ Implementasi Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Sedekah Sampah (Studi Kasus Di Masjid Al-Muharram
Brajan Tamantirto Kasihan Bantul Tahun2015-2016)” ,
Skripsi, Yogyakarta, Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2016.
Attina Yopa,Kholidah, “Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Melaui Desa Wisata Budaya Di Kebondalemkidul
Prambanan Klaten Jawa Tengah”, Skripsi, Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen http//kajen-
margoyoso.desa.id/kependudukan/
Arsip Data Desa Kajen (Peraturan Desa Kajen Nomor 04 Tahun
2016 tentang Pembentukan, Kepengurusan dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa. Bumdes Desa Kajen)
Bungin, Burhan, 2007,Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lain), Jakarta: Prenada
Media Grup.
C, Rituh, Miar,2003, Kelembagaan Ekonomi Rakyat,Yogyakarta:
Pustep UGM.
Dwi Susilo, Rachmad K, 2012, Sosiologi Lingkungan dan Sumber
Daya Alam Perspektif Teori dan Isu-isu Mutakhir,
Jogjakarta, Ar-Ruzz Media.
Eka Kurniawan, Ade,“Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut
Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun
2015)”, dalam skripsi jurusan Ilmu Pemerintahan,
Universitas Raja Ali Haji Tanjungpinang 2016.
Effendi, M. Muhammad, “Pemberdayaan Lingkungan (Studi Tentang
Peran Perempuan
Dalam Daur Ulang Sampah di Kelurahan Jambangan Kec.
Jambangan Surabaya)”’, dalam skripsi jurusan
Pengembangan Masyarakat islam IAIN Surabaya 2009.
G, Sumodiningrat, 1999, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan
Pengaman Sosial,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Huraerah, Abu, 2008, Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis
Kerakyatan, Bandung: Humaniora.
Ife, Jim dan Frank Tesoriero, 2008, Community Development
(Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era globalisasi),
terj. Sastrawan Manulung, Nurul Yakin, M. Nursyahid,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Kamaroesid, Herry, 2016, Tata Cara Pendirian Dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Mardikanto,Totok, Poerwoko Soebiato, 2017, Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung:
Alfabeta.
Meleong, Lexy. J, 2010, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung,: PT.
Remaja Rosadakarya.
Narbuko, Cholid, Abu Achmadi, 2013, Metode Penelitian, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Nasution, Muslimin, 2002, Pengembangan Kelembagaan Koperasi
Pedesaan Untuk Agroindustri, Bogor: IPB Press.
Noor, Juliyasyah, 2011, Metode penelitian, Jakarta: Kencana
Reza Setya Pratama, Barendra, ”Peran Lembaga Rumah
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Pendampingan Keluarga Miskin (P2KM) Di Pamulang
Permai I Tanggerang Selatan”, dalam skripsi jurusan
pengembangan masyarakat islam, Jakarta: UIN Sarif
Hidayatullah, 2014.
R.R, Wrihatnolo, 2007, Manajemen Pemberdayaan, Jakarta: PT.
Gramedia.
Rismawati, “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Perwitasari Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Minapolitan Desa Tambaksari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal”, dalam skripsi jurusa
Pengembangan Masyarakat Islam UIN Walisongo Semarang
2018.
Rukminto Adi, Isbandi, 2008, Intervensi Komunitas Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat,
Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Septian Wijanarko, Agung,“Peran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa
Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”,
dalam skripsi jurusan Imu Administrasi Negara Yayasan
Kesejahteraan Pendidikan Dan Perumahan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
2012.
Setya Pratama, Reza, Barendra, ”Peran Lembaga Rumah
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Pendampingan Keluarga Miskin (P2KM) Di Pamulang
Permai I Tanggerang Selatan”, dalam skripsi jurusan
pengembangan masyarakat islam, Jakarta: UIN Sarif
Hidayatullah, 2014.
Soetomo, 2012, Keswadayaan Masyarakat Manifestasi Kapasitas
Masyarakat Untuk Berkembang Secara Mandiri,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono, 2014, Sosiologi Suatu Pengatar, Jakarta:
Rajawali Press
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif,Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi, 2014, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
Pekerjaan Sosial,Bandung: PT Refika Aditama.
Sumaryadi, I Nyoman, 2013, Sosiologi Pemeritahan Dari Perspektif
Pelayanan. Pemberdayaan, Interaksi, dan Sistem
Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sumyati. 2017. “Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa” dalam http://kedesa.id/id_ID/repository/undang-
undang-nomor-6-tahun-2014-desa/, diakses pada 7 Mei
2018.
Supena, Ilyas,2017, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui
Pengelolaan Limbah Industri Tekstil Di Desa Brumbung
Mranggen Demak, Semarang: LP2M.
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Bandung:. Alfabeta.
Sumber data: Arsip data milik BUMDES Desa Kajen.
Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses
Pada Tanggal 27 Desember 2018 Pukul 09.00 Wib
Sumber: Wawancara Dengan Pengurus BUMDES Desa Kajen Pada
Tanggal 8 Desember 2018 Pukul 11.03 wib
Sumber: Wawancara Dengan pengawas BUMDES Desa Kajen Pada
Tanggal 6 Desember 2018 Pukul 16.00 wib.
Sumber: Wawancara Dengan Pengurus BUMDES Dea Kajen Pada
Tanggal 12 Desember 2018 Pukul 12.15 wib
Sumber: Arsip Peraturan Desa Kajen Nomor 04 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan, Kepengurusan dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. BUMDES Desa Kajen
Sumber: Wawancara dengan Warga Desa Kajen Pada Tanggal 10
Desember 2018 Pukul 10.00 wib
Sumber: Wawancara dengan Warga Desa Kajen dan Sebagai
nasabah Bank Sampah BUMDES Desa Kajen Pada Tanggal
10 Desember 2018 Pukul 12.00 wib
Susilo, Rachmad K. Dwi, 2012, Sosiologi Lingkungan dan Sumber
Daya Alam Perspektif Teori dan Isu-isu Mutakhir,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tri Atmojo, Singgih,“Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa”, dalam skripsi
jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Jember 2015.
Thoha, Miftah, 2012, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan
Implikasinya, Jakarta, PT. Raga Grafindo Persada.
Tumpal P., Saragi, 2004, Mewujudkan Otonomi Masyarakat Desa:
Alternatif Pemberdayaan Desa, Jakarta: CV. Cipiruy.
Veithzal Rivai, Andi Buchari, 2009, Islamic Economics, Jakarta:
Bumi Aksara.
Yusuf, MY, Dai dan Perubahan Sosial Masyarakat dalam (Jurnal Al-
Ijtimaiyyah / Vol. I No. I, Januari-Juni 2015)
Widyastuti, Yuli,“Peran Badan Usaha Milik Desa Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pujokerto Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah Perspektif Ekonomi Islam”,
dalam Skripsi jurusan Ekonomi Syariah UIN Raden Intan
Lampung, 2017.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.
Wawancara dengan Pengelola atu Pengurus BUMDES desa Kajen
1. Bagaimana sejarah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di desa Kajen
didirikan?
2. Apa Visi dan misi BUMDES desa Kejen ?
3. Dalam mencapai tujuan BUMDES apa saja yang dapat dilakukan?
4. Maksud dan tujuan awal terbentuknya BUMDES desa Kajen?
5. Bagaimana kepengurusan organisasi BUMDES desa Kajen?
6. Bagaimana pengelolaan BUMDES desa Kajen?
7. Potensi apa saja yang di miliki desa Kajen yang dapat di kembangkan atau
dikelola?
8. Unit usaha atau kegiatan apa yang di lakukan oleh BUMDES desa Kajen?
9. Bagaimana sistem mengelola usaha yang dilakukan oleh BUMDES desa
Kajen?
10. Modal awal yang diperoleh BUMDES desa Kajen?
11. Penghasil bersih atau kotor dari setiap bulan?
12. Berapa gaji karyawan atau yang ikut mengelola BUMDES desa Kajen dalam
melakukan kegiatan tersebut dan berapa jumlah pegawai sekarang dan dulu
yang sudah gabung?
13. Menurut pengelola atau pengurus BUMDES apa yang akan di dapatkan oleh
masyarakat di desa Kajen dan sekitarnya dari usaha yang dilakukan oleh
BUMDES desa Kajen?
14. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang kegiatan yang dilakukan oleh
BUMDES desa Kajen (sesudah atau sebelum kegiatan tersebut dilakukan)?
15. Berapa orang yang mau mengikuti atau bergabung dalam kegiatan di
BUMDES desa Kajen dari jasa angkut sampah, pengelolaan sampah dan bank
sampah?
16. Permasalahan yang dihadapi oleh pengurus atau pengelola BUMDES sejak
berdiri hingga sekarang?
17. Kendala apa saja dalam melakukan sosialisasi atau kegiatan dari BUMDES?
18. Upaya apa yang dilakukan oleh BUMDES dalam pemberdayaan masyarakat di
bidang ekonomi dan lingkungan?
a. Tahapan apa saja sebelum mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan
lingkungan dan ekonomi?
b. Bagaimana cara untuk membujuk masyarakat agar ikut serta berpartisipasi
dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh BUMDES desa Kajen?
Wawancara dengan karyawan yang bergabung dengan BUMDES desa Kajen
1. Sejak kapan bergabung dengan bumdes?
2. Bagaimana keadaan sebelum dan sesudah bergabung dengan BUMDES?
3. Dan apa yang sekarang anda rasakan setelah bergabung dengan BUMDES
desa Kajen misalnya dibidang ekonomi apa ada pemasukan tambahan setelah
ikut dalam partisipasi kegiatan?
Wawancara dengan warga desa Kajen
1. Bagaimana partisipasi anda dalam kegiatan yang dilakukan oelh BUMDES
desa Kajen?
2. Bagaimana manfaat yang anda rasakan setelah ikut kegiatan yang diadakan
oleh BUMDES desa Kajen?
3. Bagaimana dukungan dari masyarakat terhadap kegiatang yang dilakukan
oleh BUMDES desa Kajen?
4. Bagaimana tanggapan anda terhadap kegiatan yang dilakukan oleh BUMDES
desa Kajen?
5. Bagaimana hasil yang anda dapat dari ikut kegiatan ang diadakan oleh
BUMDES desa Kajen?
Lampiran 2.
TPS 3R BUMDES desa Kajen Data Milik Peneliti
Sepanduk Bank Sampah Resik Apik BUMDES desa Kajen Data Milik
Peneliti
Tong untuk membuat kompos dari sampah organik Data Milik Peneliti
Hasil Dari Pembuatan Pupuk Kompos Dari Sampah Organik Data
Milik Peneliti
Pengemasan Pupuk Kompos Cair Dari Sampah Organik Data Milik
Peneliti
Pengemasan kompos dari sampah organik Data Milik Peneliti
Buku tabungan bank sampah Resik Apik Data Milik Peneliti
Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal
10 Januari 2019 Pukul 10.00 Wib
Proses sosialisasi yang dilakukan oleh BUMDES desa Kajen
Sumber: Arsip Data Desa Kajen Tahun 2018 di web Desa Kajen
http//kajen- margoyoso.desa.id/kependudukan/. Diakses Pada Tanggal
10 Januari 2019 Pukul 10.00 Wib
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : NI’MAH BAROROH
NIM : 1401046043
TTL : Pati, 25 November 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Cebolek Kidul Rt 01 Rw 04 Kec.
Margoyoso Kab. Pati
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD N Cebolek Kidul 01 Margoyoso Lulus 2008
2. MTS Al-Hikmah Kajen Margoyoso Pati Lulus 2011
3. MA Al-Hikmah Kajen Margoyoso Pati Lulus 2014
4. UIN Walisongo Semarang
Semarang, 2 Agustus 2019
Penulis
Ni’mah Baroroh
1401046043